konsep perdamaian dalam islam sayyid quthb

83
KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag). Oleh: Alfred Hadi Winata 11140331000048 PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FALSAFAH ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 H./ 2021 M

Upload: others

Post on 25-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

KONSEP PERDAMAIAN

DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag).

Oleh:

Alfred Hadi Winata

11140331000048

PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FALSAFAH ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1442 H./ 2021 M

Page 2: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

i

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Alfred Hadi Winata

NIM : 11140331000048

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul KONSEP

PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB adalah benar merupakan karya

saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunannya. Adapun

kutipan yang ada dalam penyusunan karya ini telah saya cantumkan sumber

kutipan dalam skripsi. Saya bersedia melakukan proses yang semestinya sesuai

dengan peraturan perundangan yang berlaku jika ternyata skripsi ini sebagian atau

keseluruhan meruakan plagiat dari karya orang lain.

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.

Ciputat, 17 Juni 2021

Alfred Hadi Winata

Page 3: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul Konsep Perdamaian dalam Islam Sayyid Quṯhb

telah diujikan dalam sidang Munaqasyah Fakultas Ushuluddin UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta pada tanggal 16 Juli 2021. Skripsi ini telah diterima sebagai

salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Agama (S. Ag) pada program studi

Aqidah dan Filsafat Islam.

Jakarta, 16 Juli 2016

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merankap Anggota

Dra. Tien Rohmatin. MA Dra. Banun Binaningum, M.Pd

NIP. 19680803 199403 02 002 NIP. 19680618 199903 20 01

Penguji I Penguji II

Dr. Kholid Al Walid, M.Ag. Dr. Edwin Syarif, M.Ag.

NIP. 19700920 200501 10 04 NIP. 19670918 199703 1 001

Dosen Pembimbing

Drs. Agus Darmaji, M. Fils

NIP. 19610827 199303 1 002

Page 4: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUṮHB

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag.)

Oleh:

Alfred Hadi Winata

NIM. 11140331000048

Pembimbing

Drs. Agus Darmaji, M.Fils.

NIP. 19610827 199303 1 002

PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1442 H / 2021 M

Page 5: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

iv

PEDOMAN TRANSLITERASI

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

Tidak dilambangkan أ

B Be ب

T Te ت

Ts te dan es ث

J Je ج

H ha dengan garis bawah ح

Kh ka dan ha خ

D De د

Dz de dan zet ذ

R Er ر

Z Zet ز

S Es س

Sy es dan ye ش

S es dengan garis di bawah ص

Ḏ de dengan garis di bawah ض

Ṯ te dengan garis di bawah ط

Page 6: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

v

Z zet dengan garis di bawah ظ

koma terbalik di atas hadap ع

kanan

Gh ge dan ha غ

F Ef ف

Q Ki ق

K Ka ك

L El ل

M Em م

N En ن

W We و

H Ha ه

` ء

Apostrof

Y Ye ي

Vokal Panjang

ʻ

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

Ȃ a dengan topi di atas ــا

Ȋ i dengan topi di atas ــي

Ȗ u dengan topi di atas ــو

Page 7: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

vi

ABSTRAK

Penelitian ini membahasa tentang Konsep Perdamaian dalam Islam Sayyid

Quṯhb. Secara umum Perdamaian merupakan cita-cita setiap individu untuk

kelangsungan hidup yang lebih aman dan tentram tanpa tindakan intimidatif dari

orang lain. Istilah perdamaian juga berlaku untuk kelmpok yang lebih besar

dengan kelompok lainnya. Negara dengan Negara lainnya memiliki cita-cita yang

sama yakni perdamaian untuk sebuah kelangsungan hidup aman tanpa kekerasan.

Page 8: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

vii

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode studi

kepustakaan (Library research). Data yang terkumpul diolah menggunakan

metode deskriptif yaitu melakukan analisis terhadap karya-karya yang mengkaji

perdamaian lalu mendeskripsikan hasil analisis tersebut. Teknik penulisan skripsi

ini sesuai dengn buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan

Desertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan CeQDA (Center for

Quality Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2017.

Hasil tulisan ini berupa tulisan yang memaparkan bahwa bagaimana

konsep perdamaian Islam mampu menjawab stigma masyarakat tentang Islam

adalah agama kekerasan, dan mencapai konsep perdamaian Islam itu sendiri

ditengah polemik yang terjadi dan peranan Islam dalam menyuarakan perdamaian.

Kata Kunci: Sayyid Quṯhb, Perdamaian.

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada

baginda Nabi Muhammad SAW. Penulisan skripsi ini adalah salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag.) pada Fakultas Ushuluddin UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penulisan skripsi ini banyak pihak yang telah

memberikan bantuan baik materiil dan immateriil, oleh karena itu penulis ingin

menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

Page 9: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

viii

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, M.A. selaku Rektor

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Yusuf Rahman, M.A. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. Agus Darmaaji M. Fils selaku dosen pembimbing, yang telah bersedia

meluangkan waktunya, dengan sabar membimbing penulis, terimakasih atas

semua kritik dan saran yang membangun sehingga penulis mampu

menyelesaikan skripsi ini.

4. Dr. Edwin Sarip, M.Ag. selaku dosen pembimbing akademik, yang telah

bersedia meluangkan waktunya memberi masukan terhadap saya.

5. Prof. Dr. H. Masri Mansoer, MA, selaku Wakil Rektor Tiga Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan Senior IMM Ciputat

6. Dra. Tien Rohmatin, MA, selaku Ketua Program Studi Aqidah dan Filsafat

Islam dan Dr. Banun, MA, selaku sekertaris Program Studi Aqidah dan

Filsafat Islam, Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Dan ka Ria selaku Asisten Dosen yang telah banyak

membantu.

7. Segenap Bapak dan Ibu Dosen, khususnya Program Studi Aqidah dan

Filsafat Islam, Staff Perpustakaan Fakultas Ushuluddin, beserta Civitas

Akademik, yang telah setia melayani penulis dalam segala keperluan untuk

menyelesaikan penulisan skripsi ini

Ciputat, 16 Juni 2021

Page 10: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

ix

Alfred Hadi Winata

11140331000048

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ....................................................................

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................

PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................................

ABSTRAK ...............................................................................................

KATA PENGANTAR ............................................................................

DAFTAR ISI ............................................................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah .................................................... 7

Page 11: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

x

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian .................................... 7

D. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 8

E. Metode Penelitian ......................................................................... 10

F. Sistematika Penulisan .................................................................. 13

BAB II BIOGRAFI SAYYID QUṮHB

A. Riwayat Hidup Sayyid Quṯhb ....................................................... 15

B. Latar Belakang Pendidikan ........................................................... 20

C. Karya-karya Sayyid Quṯhb ............................................................ 22

BAB III PERDAMAIAN DAN ISLAM

A. Perdamaian Menurut Para Ahli ....................................................... 26

B. Perdamaian dalam Perspektif Islam ................................................ 30

C. Peran Islam dalam menyuarakan Perdamaian ................................. 36

BAB IV KATEGORI PERDAMAIAN

A. Watak Perdamaian .......................................................................... 44

B. Kedamaian Batin ............................................................................. 49

C. Keharmonian Rumah Tangga .......................................................... 60

D. Kedamaian Masyarakat ................................................................... 62

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN ................................................................................ 65

B. SARAN ............................................................................................ 65

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 67

Page 12: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

xi

Page 13: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perdamaian merupakan cita-cita setiap individu untuk kelangsungan

hidup yang lebih aman dan tentram tanpa tindakan intimidatif dari orang lain.

Istilah perdamaian juga berlaku untuk kelompok yang lebih besar dengan

kelompok lainnya. Negara dengan negara lainnya memiliki cita-cita yang

sama yakni perdamaian dunia untuk kelangsungan hidup aman tanpa

kekerasan.

Sedikit menengok sejarah pada perang dunia I yang merupakan perang

paling destruktif dalam sejarah modern. Hampir sepuluh juta prajurit tewas,

jumlah yang lebih besar dibanding jumlah korban militer yang tewas dari

seluruh peperangan pada seratus tahun sebelumnya . diperkirakan dua puluh

satu juta orang terluka dalam pertempuran.1

Setelahnya Negara-negara yang menjadi pemenang perang Dunia I

yakni blok sekutu atau blok entente, Inggris, Prancis, Serbia, Kekaisaran

Rusia, Italia, Yunani, Portugal, Rumania, dan Amerika. Mendirikan Lembaga

yang memiliki visi perdamaian dunia. Pada 1919 Liga Bangsa Bangsa

terbentuk dan disahkan pada konferensi perdamaian di Paris. Meskipun

prinsip lembaga tersebut menyerukan keamanan bersama, penyelesaian

1Ensiklopedi Holocausy. Perang Dunia I (Artikel Ringkas),

https://encyclopedia.ushmm.org, diakses pada Jumat 11 September pukul 09:39

Page 14: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

2

konflik internasional, diplomasi terbuka, serta pengurangan penggunaan

senjata. Tetap saja perang dunia II tak bisa dihindari lalu Liga Bangsa Bangsa

diganti dan berdirilah Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada 24 oktober

1945 di San Fransisco dengan dalih dan visi yang tak jauh beda dengan Liga

Bangsa Bangsa.

Terdapat beberapa tokoh terkenal yang memandang penting dan

menciptakan sebuah gagasan tentang perdamaian dunia. Salah satu dari tokoh

tersebut ialah Dante Alighieri. Meskipun Dante seorang penyair namun

gagasannya tentang politik mampu membawa pemikirannya masuk kedalam

pemikiran politik barat. Pemikir politik barat yang hidup bersama Dante

adalah Thomas Aquinas.

Dante Alighieri dan Thomas Aquinas sangat berbeda pendapat dalam

gagasan tentang Negara. Thomas Aquinas dalam buku De Regimme

berpendapat bahwa kedudukan Paus sama dengan raja dan Paus berhak

mengurusi negara. Teori Thomas tersebutlah yang kemudian melahirkan

sebuah adagium Tweez Waarden Theorie (ajaran dua belah pedang).

Kemudian Thomas menawarkan jalan tengah dengan menggabungkan

Summa Dei dan kehidupan gereja sehingga bisa sejalan. Meskipun demikan

Dante yang masih mempercayai dengan adanya Tuhan beranggapan negara

bertujuan mencapai perdamaian dunia. Dalam teori perdamaian dunianya,

Dante berpendapat bahwa di dunia ini sebaiknya hanya terdapat satu negara

yang berdaulat penuh dan kekuasaanya terletak penuh pada satu orang saja.

Karena jika di dunia ini terdapat banyak negara, maka ketentraman serta

Page 15: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

3

kedamaian tidak akan terwujud. Hal ini terjadi karena setiap negara

mempunyai tujuan yang berbeda-beda satu sama lainnya. Kondisi tersebut

akan memicu konflik yang dapat mengarah kepada peperangan sehingga

perdamaian pasti akan hilang.2

Dalam persolan tersebut Dante dan Thomas mendebatkan tentang siapa

yang pantas memimpin sebuah Negara yang pada akhirnya pemimpin Negara

mampu membawa perdamaian. Namun untuk memperoleh perdamaian yang

bersifat, apakah indikatornya hanya sebatas kepantasan seorang pemimpin?

Banyak aspek yang perlu diperhatikan untuk mencapai sebuah perdmaian.

Dan hal tersebut perlu diperhatikan secara detail jika memang perdamaian

ingin terwujud.

Perdamaian berkaitan dengan kesejahteraan sosial. Jika masyarakat

dalam sebuah Negara memiliki tingkat kesejahteraan yang tinggi maka di

dalam Negara tersebut perdamaian bukan hanya wacana. Di dalan al-Qurʻan,

masyarakat yang sejahtera dinamakan al-muflihun, yang secara harfiah berarti

orang-orang yang beruntung. Indikator masyarakat yang sejahtera (al-

muflihun), yaitu mereka yang beriman kepada (al-Qurʻan) yang diturunkan

kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum

engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat. Merekalah yang mendapat

2Ahmad Suhelmi, Pemikiran Politik Barat, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007),

h 79

Page 16: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

4

petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung,

(meraih kesejahteraan dunia dan akhirat) (Qs. al-Baqarah: 4-5)3

Mengimani al-Qurʻan bukan semata hanya mempercayai bentuk

kesahihan kitab Allah. Akan tetapi, lebih jauh dari pada itu, para muslim

harus berani mengimani al-Qurʻan dengan cara menjadikan al-Qurʻan sebagai

pandangan dan sikap hidup. al-Qurʻan sebagai pandangan dan sikap hidup

menuntun kaum muslim untuk menjadikan al-Qurʻan sebagai landasan

hukum beraktivitas sehari-hari. Dengan demikian keberuntungan yang

disebutkan dalah surah al-Baqarah merupakan satu hal yang harus diusahakan

agar masyarakat dapat hidup sejahtera di dunia dan akhirat.

Dalam penyebaran ajaran Islam, sejarah mecatat banyak pertumpahan

darah yang dilakoni para muslim untuk menyebarkan ajaran Islam dan

membangun paradigma masyarakat bahwa Islam merupakan agama

kekerasan yang membolehkan pertumpahan darah dengan dalih jihad. Jika

demikan, lantas bagaimana bisa agama yang berdiri dari pertumpahan darah

menyerukan konsep tentang perdamaian? Layaknya memesan secangkir kopi

di sebuah kafe, kita hanya mencicipi hasil yang sudah ada, tanpa mencari tahu

kombinasi apa saja yang dapat menciptakan secangkir kopi tersebut. Pada

akhirnya dengan kapsitas pengetahuan yang minim kita berani membuat

kritik dan mengklain kandungan kopi tersebut, entah itu terlalu banyak gula

atau biji kopi yang kurang berkulitas yang mempengaruhi cita rasa.

3Asep Usman Ismail, al-Qur’an dan Kesejahteraan Sosial, (Tangerang: Lentera Hati,

2002), h 3

Page 17: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

5

Sejarah merupakan pohon lebat yang memiliki banyak akar, dengan

kata lain pembentukan pengetahuan tentang sejarah tidak berasal dari sumber

tunggal. Banyak persepsi dari berbagai macam bentuk pemahaman orang-

orang yang terlibat dalam pembentukan sejarah yang pemikirannya

tersampaikan sampai ke periode sekarang. Sudut pandang seseorang tidak lah

sama, mereka memiliki pola pikir yang terpengaruhi oleh lingkungan sosial,

ekonomi, strata sosial, letak geografis, dan lain-lain yang membuat sudut

pandang berbeda dan menghasilkan pemahaman beragam tentang suatu hal.

Dengan demikian untuk mempelajari sejarah, sifat inklusif harus menyertai

pikiran untuk menerima pengetahuan-pengetahuan tentang sejarah yang

beragam sumbernya.

Untuk menjawab paradigma masyarakat tentang Islam yang dibangun

atas sejarah pertumpahan darah dan peperangan, lalu menyerukan

perdamaian, sekiranya tidak cukup hanya dengan menawarkan secarik kata

analogi. Kita perlu menyajikan data sejarah tentang islam yang berkaitan

dengan konsep perdamaian, karena memang sejarah memiliki sumber yang

beragam. Oleh karena itu penulis ingin menawarkan sejarah tentang Islam

yang mencita-citakan perdamaian dari akar yang berbeda.

Banyak tokoh-tokoh Islam dengan pola pikir yang mengagumkan

dalam menyusun konsep perdamaian denga sumber hukum al-Qurʻan dan as-

Sunnah. Namun penulis lebih tertarik kepada Sayyid Quṯhb yang merupakan

seorang jenius dengan gagasan-gagasan menarik dalam penentangan rezim

kepemimpinan yang otoriter di Turki. Dalam karyanya as-Salʻam al-ʻalami

Page 18: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

6

wal-Islam, Sayyid Quṯhb secara tidak langsung memberi gambaran tentang

perdamaian yang mana perdamaian memiliki kategori-ketegori sesuai

tingkatan dalam lingkupnya. Kategori perdamaian menurut Quṯhb yang

pertama perdamaian batin, yang kedua kedamaian rumah tangga atau yang

akan biasa disebut keharmonian dalam rumah tangga, dan yang terakhir

kedamaian masyarakat.

Ketiga kategori perdamaian tersebut merupakan poin-poin yang saling

berhubungan, satu sama lain tidak dapat dipisahkan untuk tercapainya

perdamaian. Dan untuk memasuki lingkup perdamaian dalam tiga kategori

tersebut, perlunya mengetahui watak dari perdamaian itu sendiri. Yang mana

akan dijelaskan dalam bab IV.

Dalam buku as-Salʻam al-ʻalami wal-Islam, Quṯhb berpendapat bahwa:

“Belum pernah terjadi Islam mencetuskan peperangan dengan tujuan

memaksa orang supaya memeluknya. Peperangan semacam itu tidak

terdapat di dalam prinsip-prinsip ajaran Islam dan tidak pernah terjadi

dalam sejarah Islam. Kalau pun pernah terjadi insiden seperti itu, tidak

lebih dari suatu kekeliruan yang dilakukan oleh sebagian orang yang

tidak dapat memahami da’wah Islam”

Seperti halnya Ketika Islam mampu menaklukan kekuasaan Andalusia

yang saat ini Bernama Spanyol. Latar belakang datangnya tantara Islam di

sana karena atas undangan Coun4 Julian, salah seorang Gubernur Ceutah.

Tujuan undangan itu tidak lain hanyalah untuk menyingkirkan panglima

Roderik yang telah merampas kekuasan dari tangan raja Gothik Bernama

4 Count=Suatu gelar kebangsawanan di Eropa

Page 19: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

7

Witiza pada tahun710M5. Setelah berhasil menaklukan Andalusia, Islam tidak

memaksa penduduk setempat untuk memeluk ajarannya. Mereka tetap pada

keyakinannya masing-masing. Namun untuk sistem pemerintahan yang baru

menggunakan sistem kepemimpina dari Islam.

Dari pemikirannya tersebut, penulis sangat tertarik membahas konsep

Perdamaian dalam Islam yang di susun oleh Sayyid Quṯhb dalam buku as-

Salʻam al-‘alami wal-Islam. Beliau mampu menjawab kekeliruan masyarakat

terhadap sejarah Islam, yang megatakan bahwa Islam merupakan ajaran

kekerasan yang menghalalkan peperangan dengan dali Jihad.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini perlu dilakukan untuk

menghindari pembahasan yang terlalu luas. Peneliti memfokuskan persolan

Perdamaian dalam sudut pandang Tokoh Pembaharu Islam Sayyid Quṯhb.

Oleh karena itu dalam pembatasan masalah ini peneliti hanya memfokuskan

tentang Pandangan Sayyid Quṯhb terhadap Perdamaian dalam Islam dalam

buku as-Salʻam al-ʻalami wal-Islam.

Oleh karena itu pokok perumusan masalah yang dijadikan obyek

pembahasan dalam skripsi ini menimbulkan beberapa pertanyaan yakni:

bagaimana perspektif Islam terhadap Perdamaian dan bagaimana Konsep

Perdamaian dalam Islam Sayyid Quṯhb.

5 Zainal Abidin Ahmad, Sejarah Islam dan Umatnya Sampai Sekarang, (Jakarta: Bulan

Bintang 1978), hal. 96

Page 20: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang akan dicapai pada penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui secara umum tentang Perdamaian dari Para Ahli.

2. Mengetahui Perdamaian dalam perspektif Islam.

3. Menjelaskan Konsep Perdamaian dalam Islam Sayyid Quṯhb.

Sementara itu, manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memperkenalkan kepada khalayak umum tentang pandangan Islam dan

Sayyid Quṯhb terhadap Perdamaian.

2. Menambah khazanah kepustakaan di Indonesia khususnya dalam bidang

Pembaharu dala Islam tentang pemikiran Sayyid Quṯhb.

D. Tinjauan Pustaka

Dari hasil pengamatan penulis di perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, sudah ada beberapa penelitian sebelumnya yang menulis tentang

pemikiran Sayyid Quṯhb. Tetapi belum ada satu pun yang menulis tentang

Konsep Perdamaian dalam Islam menurut Sayyid Quṯhb. Hal inilah yang

akan membedakan penulis dari penelitian-penelitian sebelumnya, karena

penulis lebih fokus pada konsep Perdamaian dalam Islam yang dibangun

Sayyid Quṯhb dalam buku as-Salʻam al-ʻalami wal-Islam. Penelitian-

penelitian tersebut antara lain:

Skripsi Nuru Zibad tahun 2013 yang berjudul “Takdir dalam Pandangan

Sayyid Quṯhb”, program studi Ilmu al-Qurʻan dan Hadis, Fakultas

Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penelitian tersebut

Page 21: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

9

dijelaskan tentang penciptaan manusia. Bahwa manusia diciptakan dari

sesuatu yang tidak ada harganya sama sekali, dari bahan pokok yang tidak

bernilai. Atas kuasa Sang Pencipta, manusia tercipta dan diberinya ciptaan

tersebut nilai dan harga. Dan atas kuasaNya lah manusia menjadi makhluk

yang sempurna dan mulia. Serta mengangkatnya dari asal-usul yang hina dan

rendah ke tempat dan kedudukan tinggi yang untuknya bumi dengan segala

sesuatunya dicptakan. Menurut penafsiran Hamka.

“Dari nuṯhfah Dia telah menjadikannya. Nuṯhfah ialah segumpalan air

yang telah menjadi kental, gabungan yang keluar dari syulbi ayah,

dengan yang keluar dari taraib ibu. Dari itulah asal manusia dijadikan.

Dan dia mengaturnya”

Dari sanalah asal kejadian itu, yakni dipertemukan air bapak dengan air

ibu, bertemu di dalam rahim ibu, lalu berpadu jadi satu, menjadi nuṯhfah yang

berarti segumpalan air. Setelah empat puluh hari pula sesudah itu menjelma

menjadi segumpal daging.6

Kedua, tesis dari Amin Johari yang berjudul “Negara dalam Pandangan

ʻAli Abd al-Raziq dan Sayyid Quṯhb”. Sekolah Pascasarjana UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Dalam penelitian tersebut ʻAli Abd al-Raziq meyakini

bahwa Islam adalah agama moral, sebelum menjadi agama lainnya. Nabi

Muhammad diutus kepada bangsa Arab untuk memperbaiki moralitas

mereka. Tugas utama Nabi adalah menyampaikan risalah kenabian yang

mengandung ajaran-ajaran moral. Ketika Nabi membangun sebuah komunitas

di Madinah, dia tidak pernah menyatakan satu bentuk pemerintahan yang

6 Nurul Zibad, Takdir dalam Pandangan Sayyid Quthb, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2013)

Page 22: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

10

harus diterapkan, tidak juga memerintahkan penerusnya (khulafa `al-rasyidîn)

untuk membuat satu sistem politik tertentu sementara menurut Sayyid Quṯhb

agama harus menjadi dasar dalam terbentuknya suatu pemerintahan, Bagi

Sayyid Quṯhb untuk memperoleh predikat pemerintahan Islam sebuah

masyarakat atau Negara harus dijalankan atas peraturan, hukun, dan undang-

undang Tuhan.7

Terakhir, skripsi Siti Rochman yang berjudul “Sayyid Quṯhb dan

Ikhwanul Muslimin: Peran Sayyid Quṯhb dalam Gerakan Ikhwanul

Muslimin”. Program studi Sejarah Peradaban Islam, Fakultas Adab dan

Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penelitian tersebut

dijelaskan tentang peranan Sayyid Quṯhb dalam gerakan Ikhwanul Muslimin.

Quṯhb menolak sistem nilai yang dianut Barat dan makin memantapkan diri

berjuang untuk tegaknya Islam di tanah kelahirannya, Mesir. Ia memutuskan

keluar dari pekerjaannya sebagai pegawai negara dan bergabung dengan

Ikhwanul Muslimin (IM) di awal tahun 1950an. Pemikiran-pemikirannya

kian terasah sejak ia menjadi pemimpin redaksi majalah propoganda

mingguan IM, al-Ikhwan al-Muslimin. Apalagi ia kemudian ditunjuk sebagai

anggota komite kerja dalam dewan pembimbing, cabang tertinggi dalam

organisasi.8

7Amin Johari, Negara dalam Pandangan Ali ‘Abd Raziq dan Sayyid Quthb, (Jakarta:

Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008) 8 Siti Rochman, Sayyid Quthb dan Ikhwanul Muslimin: Peran Sayyid Quthb dalam

Gerakan Ikhwanul Muslimin, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2003)

Page 23: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

11

E. Metode Penelitian

1. Sumber Data Penelitian

Penelitian ini merupakan Library Research (Studi Kepustakaan) yang

menggunakan sumber data primer yaitu as-Salʻam al-ʻalami wal-Islam (Islam

dan Perdamaian Dunia) yang diterjemahkan oleh Tim Penerjemah Pustaka

Firdaus. Adapun data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

Sayyid Quṯhb Biografi dan Kejernihan Pemikirannya yang ditulis oleh Nuim

Hidayat, M.Si, Keadilan Sosial dalam Islam karya Sayyid Quṯhb yang

duterjemhkan oleh Tim Pustaka Bandung, Fi Ẕhilālil al-˗Qurʻān (Hidup

Damai dalam Islam: Tafsir Kontemporer) karya Sayyid Quṯhb yang

diterjemahkan oleh Abu Fahmi dan Ibnu Marjan, serta buku-buku lain yang

berkaitan dengan tema pembahasan pada penelitian ini.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat deskriptis-analitis yaitu dengan

mendeskripsikan secara terperinci terkait dengan masalah yang hendak diteliti

kemudian menganalisis setiap masalah untuk memeroleh pemahaman secara

komperhensif.

3. Teknik Pengumpulan Data

Karena penelitian ini termasuk penelitian library research (Studi

Kepustakaan), maka teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah

dengan mencari literatur atau referensi yang ada di perpustakaan, baik

perpustakaan Fakultas Ushuluddin, perpustakaan utama UIN Syarif

Page 24: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

12

Hidayatullah Jakarta, perpustakaan umum, maupun perpustakaan pribadi

yang menyediakan referensi yang berkaitan dengan tema yang diangkat

dalam penelitian ini. Semua buku yang berkaitan dengan pembahasan

penelitian ini dikumpulkan dan diklarifikasi berdasarkan relevansi terhadap

pembahasan penelitian ini. Selanjutnya dibaca dan diteliti, dan dimasukan

pada pembahasan penelitian yang diangkat.

4. Teknik Analisis Data

Setelah membaca dengan teliti semua buku yang berkaitan dengan tema

pembahasan, penulis memberikan tanda khusus pada bagian-bagiab yang

penting untuk memermudah dalam memahami data yang akan dipaparkan.

Kemudian penulis mulai menganalisa data yang telah terkumpul dengan

menggunakan analisis kualitatif, yaitu sebuah prosedur penilaian yang

menghasilkan data berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau

prilaku yang dapat diamati.

Karena penelitian ini merupakan studi kepustakaan maka metode yang

digunakan adalah metode analisis dan sintesis. Metode analisi yaitu jalan

yang dipakai untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dengan mengadakan

perincian terhadap obyek yang diteliti atau cara penanganan terhadap suatu

obyek tertentu dengan jalan memilah-milah antara pengertian satu dengan

pengertian-pengertian lainnya.9 Sedangkan metode sintesis merupakan

9 Sudarto, Metode Penelitian Filsafat, (Jakarta: PT Gramedia Persada, 1997), h 59

Page 25: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

13

metode yang dipakai untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dengan cara

mengumpulkan atau menggabungkan

5. Pedoman Penulisan

Penulisan skripsi ini pun mengacu pada buku Pedoman Penulisan

Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Desertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang duterbitkan CeQDA (Center for Quality Development and Assurance)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2017 serta buku Pedoman Penulisan

Skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Sementara untuk prnulisan transliterasi mengacu pada jurnal Ilmu

Ushuluddin yang diterbitkan oleh HIPUS (Himpunan Peminat Ilmu-ilmu

Ushuluddin)

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pemahaman terhadap pembahasan ini maka

penulis menguraikan skripsi ini dengan beberapa bab, agar memperoleh

gambaran yang jelas, terarah, dan sistematis, maka dalam pembahasan ini akan

digunakan sistematika sebagai berikut:

Bab pertama pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah,

batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan

pustaka, metodologi penulisan dan sistematika penulisan. Bab kedua,

membahas tentang Biografi Sayyid Quṯhb, Latas Belakang Pendidikan dan

Karir, dan Karya-Karya Sayyid Quṯhb. Bab ketiga, tentang Islam dan

Perdamaian, yang merupakan gambaran umum tentang perdamaian

Page 26: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

14

menurut para ahli dan pandangan islam tentang perdamaian. Bab ini

bertujuan sebagai informasi awal sebelum masuk pada pembahasan agar

dapat terarah dan spesifik.

Bab keempat, sudah mulai masuk pembahasan mengenai analisis

terhadap pemikiran Sayyid Quṯhb tentang perdamaian yang meliputi

pandangan Islam terhadap perdamaian, dan Kategori-kategori perdamaian.

Bab kelima yaitu bab penutup yang berisikan kesimpulan dan saran dari

uraian pembahasan pada bab-bab sebelumnya dan dilengkapi dengan daftar

pustaka dan lampiran.

Page 27: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

15

BAB II

BIOGRAFI SAYYID QUṮHB

A. Riwayat Hidup Sayyid Quṯhb

Sayyid Quṯb memiliki nama lengkap Sayyid Quṯhb Ibrahim Husain

Syadzili. Ia dilahirkan di sebuah desa yang subur bernama Mausyah, salah

satu desa di wilayah Provinsi Asyuth, di dataran tinggi Mesir pada tanggal 9

Oktober 1906. Dilihat dari silsilah jalur ayahnya, dalam dirinya mengalir

darah India karena kakek buyutnya yang keenam (jadduh al-sadis) yang

bernama al-faqir Abdullah memang berasal dari India yang menetap di

dataran Mesir saat setelah menunaikan ibadah haji.1

Ayahnya, al-hajj Quṯb Ibrahim dikenal sebagai pemuka desa dan

politisi yang bergabung dalam anggota Partai Nasionalis (al-Hizb al-Wathani)

yang dideklarasikan oleh Musthafa Kamil.2 Rumah sang ayah dijadikan

markas bagi kegiatan politik partainya. Di situlah rapat-rapat penting

diselenggarakan, baik yang dihadiri oleh semua orang, maupun yang sifatnya

rahasia dan hanya didatangi oleh orang-orang tertentu saja. Lebih dari itu,

rumah ayah Quthb juga menjadi pusat informasi yang selalu didatangi oleh

1 Shalah Abdul Fattah al-Khalidi, Sayyid Quthb al-Adib al-Naqid wa Da’iyah al-Mujahid

wa-al Mufakir al-Mufassir al-Raid, h 50 2 Syahrough Akhavi, Sayyid Quthb, dalam John L. Esposito (editor in chief), The Oxford

Encyclopedia of the Modern Islamic World, Vol.3., (New York: Oxford University Press, 1995), h

400

Page 28: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

16

orang-orang yang ingin mengikuti berita-berita nasional dan internasional

dengan diskusi-diskusi para aktivis partai yang sering berkumpul disana.3

Sayyid Quṯhb memiliki lima saudara dari enam putra ayah ibunya. Ia

sendiri anak ke lima. Saudara pertama bernama Nafisah, ia lebih tua tiga

tahun dari Quṯhb. Saudara kedua dan ketiga Quṯhb meninggal, yang pertama

meninggal ketika sebelum usia dua tahun dan kedua meninggal ketika masih

kecil, Saudara keempat bernama Aminah, seorang penulis dalam bidang

kesusastraan. Ia pernah menulis buku sastra yang diterbitkan yaitu: Fi Tayyar

al-Hayah (Dalam Arus Kehidupan), dan Fi Ṯhariq (Di jalan). Lalu putra

kelima ia sendiri, dan keenam adiknya yang bernama Muhammad (Quṯb);

seorang sarjana sastra Universitas Kairo yang juga penulis sajak, esai,

refleksi, dan cerpen hingga studi keislaman. Salah satu karyanya adalah

Jâhiliyyah al-Qarn al-ʻIsyrin yang edisi Indonesia telah diterbitkan dengan

judul Jâhiliyyah Masa Kini diterjemahkan oleh Afif Muhammad. Lalu

adiknya yang bungsu, Hamidah, seorang aktifis pergerakan dan juga pernah

menulis buku bersama saudara-saudaranya berjudul Al-Athyaf al-Arbaʻah4

Sayyid Quthb adalah salah seorang pemikir besar Islam kontemporer.

Di pergerakan Ikhwanul Muslimin, ia disebut-sebut sebagai tokoh kedua

setelah Hasan al-Bana (1906-1949).5 Ia juga sering disejajarkan dengan Abul

3 Nuim Hidayat, Sayyid Quthb: Biografi dan Kejernihan Pemikirannya, (Jakarta: Gema

Insani Press, 2005) h 17 4 Nuim Hidayat, Sayyid Quthb: Biografi dan Kejernihan Pemikirannya, h 16

5 Ahmad S Moussalli, Islamic Fundamentalism Myths and Realities, (United Kingdom:

Ithaca Press, 1998, h 35

Page 29: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

17

Aʻla al-Maududi (1903-1997), tokoh gerakan Islam Jamaat Islami di Pakistan

dan Ali Syariati (1933-1977), seorang ideology revolusi Iran6.

Quṯhb bersekolah di daerahnya selama empat tahun dan ia mampu

menghafal al-Qurʻan ketika berusia 10 tahun. Pengetahuannya yang

mendalam dan luas tentang al-Qurʻan dalam konteks pendidikan agama,

tampaknya mempunyai pengaruh yang kuat pada hidupnya. Pada usia tiga

belas tahun, Quṯhb dikirimkan oleh pamannya ke Kairo untuk melanjutkan

pendidikannya. Ia lulus dari Darul Ulum memperoleh ijazah S1 dalam bidang

sastra dan diploma dalam bidang pendidikan. Ketika kuliah ia banyak

dipengaruhi oleh pemikiran Abbas Mahmud Al-Aqqad yang cenderung pada

pendekatan pembaratan. Ia sangat berminat pada sastra inggris dan

dilahapnya segala sesuatu yang diperolehnya dalam bentuk terjemahan.7

Di Darul Ulum, Quṯhb berkenalan dan menjadi akrab dengan

kepustakaan Barat dan sebagaimana intelektual muda lainnyta waktu Itu, ia

tumbuh sebagai pengagum Barat. Setelah lulus, Quṯhb bekerja sebagai

pejabat di Kementrian Instruktur Publik (Pendidikan). Ia juga peserta aktif

dalam debat-debat sastra dan sosial pada zamannya. Kemudia ia menjadi

penulis tangguh dan mulai menerbitkan puisi dan kritik-kritik sastranya.8

Sayyid Quṯhb mengalami perkembangan pemikiran dalam

kehidupannya. Dari seorang sastrawan ketika muda, kemudia ia menjadi

6 Nuim Hidayat, Sayyid Quthb: Biografi dan Kejernihan Pemikirannya, h 1 7 Afif Muhammad, dari Teologi ke teologi: Telaah atas Metode dan Pemikiran Teologi

Sayyid Quthb, (Bandung: Pena Merah, 2004) h 47 8 John L. Esposito, Ancaman Islam: Mitos atau Realitas, (Bandung: Mizan, 1996) h 140

Page 30: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

18

seorang yang ‘fanatik’ terhadap Islam setelah pulang dari Amerika. Tokoh

Islam India, Abu Hassan an-Nadwi membagi fase kehidupan Quṯhb dalam

lima tahapan sebagai berikut.

1. Tumbuh dalam tradisi-tradisi Islam di desa dan rumahnya

2. Beliau pindah ke Kairo, sehingga terputuslah hubungan antara dirinya dengan

pertumbuhan yang pertama, lalu wawasan keagamaan dan akidah Islamiahnya

menguap.

3. Quṯhb mengalami periode kebingbangan mengenai hakikat-hakikat

keagamaan sampai batas yang jauh

4. Quṯhb menelaah al-Qurʻan karena dorongan-dorongan yang bersifat sastra

5. Quṯhb memperoleh pengaruh dari al-Qurʻan dan dengan al-Qurʻan itu ia terus

meningkat secara gradual menuju iman

Menurut Dr. Shalah Abdul Fattah Al Khalidi, seorang pengamat Sayyid

Quṯhb terkemuka, kehidupan Islami Sayyid Quṯhb dapat dibagi dalam empat

fase berikut.

1. Fase Keislaman yang bernuansa seni. Fase ini bermula dari pertengahan

tahun empat puluhan, kira-kira saat Sayyid mengkaji al-Qurʻan dengan

maksud merenunginya dari aspek seni serta meresapi keindahannya. Quṯhb

berniat menulis beberapa buku dalam pustaka baru al-Qurʻan yang bernuansa

seni. Pada fase ini beliau menulis dua buah buku yaitu At-Tashwîr al-Fannî

Fi al-Qurʻān (Ilustrasi Artistik dalam al-Qurʻan) dan Masyāhid al-Qiyāmah

al-Qurʻān (Bukti-bukti Kiamat dalam al-Qurʻan).

2. Fase Kesilaman Umum. Fase ini dimulai pada seperempat dari tahun empat

puluhan, kurang lebih ketika Quṯhb mengkaji al-Qurʻan dengan tujuan studi-

studi pemikiran jeli serta pandangan reformasi yang mendalam. Disini Quṯhb

Page 31: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

19

hendak memahami dasar-dasar reformasi sosial dan prinsip-prinsip solidaritas

sosial dalam Islam. Buku yang mencerminkan fase ini dengan sebenarnya

adalah al-Adalâh Ijtimaʻiyah fil Islam (Keadilan Sosial dalam Islam).

3. Fase Amal islami yang terorganisir. Yaitu fase ketika Quṯhb berkenalan

dengan Jamaah Ikhwanul Muslimin dan bergabung ke dalam barisannya,

serta memahami Islam secara menyeluruh, baik pemikiran dan amalan,

akidah dan prilaku maupun wawasan dan jihad. Fase ini dimulai dari

sekembalinya Quṯhb dari Amerika sampai ia bersama-sama sahabat-

sahabatnya dimasukkan ke penjara pada penghujung tahun 1954. Buku-buku

yang paling menonjol pada fase ini: Ma’rakatûl Islam wal-Raʻsima`iyah, As

Salʻam al-ʻAlami wal-Islam dan Fi Ẕhilālil Qurʻān pada juz-juz pertama edisi

pertama

4. Fase Jihad dan Gerakan. Yaitu fase di mana ia tenggelam dalam konflik

pemikiran dan praktik nyata dengan kejahiliahan dan ia lalui di dalamnya

dengan praktik jihad yang nyata. Melalui hal ini, maka tersingkaplah metode

pergerakan (al-manhaj al-haraki), bagi agama ini dan realitasnya yang

signifikan dan bergerak melawan kejahiliahan, serta tersingkap pula rambu-

rambu yang jelas di jalan Allah. Fase ini bermula sejak Quṯhb dijebloskan ke

dalam penjara pada penghujung tahun 1954, dan terus mendarah daging-

ketika ia dipenjara hingga penghujung tahun 50-an, lalu menjadi matang dan

memberikan buahnya yang matang pada tahun 60-an. Buku pertama pada fase

Page 32: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

20

ini adalah Hadẕad Dîn, yang paling pokok adalah Fi Ẕhilālil Qurʻān edisi

revisi dan yang paling matang adalah Maʻalim fith-Ṯhariq.9

B. Latar Belakang Pendidikan

Sayyid Quṯhb merupakan salah satu seorang pemikir terkenal Islam

Kontemporer. Dalam masa pertumbuhan pemikirannya, beliau mulai

menempu pendidikikan Sekolah Dasar di Desa tempat tinggalnya dan mampu

menghapal al-Qurʻan diusia 10 tahun. Kegigihan menuntut ilmu sejak dini

membuat Quṯhb mengikuti sekolah agama (kuttab) diluar pendidikan sekolah

dasar, stelah itu beliau pindah ke sekolah pemerintah dan lulus pada tahun

1918. Pada tahun 1919 terjadi Revolusi Rakyat Mesir melawan pendudukan

Inggris, dan pada tahun yang sama Sayyid Quṯhb berangkat dari desanya

menuju Kairo untuk melanjutkan studinya di al-Hulwan.10

Pada tahun 1925, Sayyid Quṯhb mengikuti pendidikan keguruan, dan

lulus pada tahun 1928. Lalu ia mengikuti kuliah secara informal ditingkat

tsanawiyah (menengah) pada tahun 1928 hingga tahun 1929 di Tajhiziyyah

Dar al-Ulum. Pada tahun 1930, ia kuliah secara formal di Institut Darul

Ulum atau Kulliyat Dar al-Ulum (didirikan tahun 1872 sebagai Universitas

Mesir Modern Model Barat) dan lulus pada tahun 1933 dengan gelar sarjana

muda (Lc) dalam bidang sastra dan diploma dalam bidang pendidikan.

Sebagai pengakuan atas prestasinya, ia ditunjuk sebagai dosen di

amamaternya. Sejak 1933 ia bekerja di Departemen Pendidikan dengan tugas

9 Shalah Abdul Fatah al-Khalid, Pengantar Memahami Tafsir Fi Zhilail Qur’an, (Solo:

Era Intermedia, 2001), h 44 10 Nuim Hidayat, Sayyid Quthb: Biografi dan Kejernihan Pemikirannya, h 10

Page 33: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

21

sebagai tenaga pengajar di sekolah-sekolah milik Departemen Pendidikan

selama enam tahun; setahun di Suwaif, setahun di Dimyat, dua tahun di

Kairo, dua tahun di Madrasah Ibtidaiyyah Halwan. Setelah bekerja sebagai

tenaga pengajar, ia kemudian pindah kerja sebagai pegawai kantor di

Departemen Pendidikan sebagai penilik lembaga. Lalu pindah tugas di

Lembaga Pengawasan Pendidikan Umum selama 8 tahun, sampai akhirnya

kementerian mengirimnya ke Amerika untuk belajar di tahun 1948. Setelah

selesai studi dari Amerika, ia kembali ke Mesir pada tahun 1950. Di Amerika

Serikat, ia belajar tentang pendidikan di Wilson’s Teachers Collage (kini

bernama Universitas Columbia) di lingkungan Universitas Northern Colorado

dan Universitas Stanford dan meraih gelar MA pada tahun 1950. Dalam

perjalanan pulang ke Mesir di tahun 1951, ia mengunjungi Inggris, Swiss, dan

Italia. Perjalanan ke Amerika ini adalah saat yang menentukan baginya,

menandai perpindahan dari minat terhadap sastra dan pendidikan menjadi

komitmen yang kuat terhadap agama. Meskipun dia mengakui prestasi

ekonomi dan ilmu pengetahuan masyarakat Amerika, ia terperanjat melihat

rasisme, kebebasan seksual, dan pro zionisme.11

Sekembali dari studinya di Amerika, ia mengajukan surat pengunduran

diri dari pekerjaannya, menolak promosi menjadi penasehat Kementerian

Pendidikan dan kemudian mencurahkan seluruh waktunya untuk dakwah,

pergerakan, serta untuk studi dan mengarang. Ia juga mulai menulis artikel

untuk berbagai surat kabar dengan tema sosial dan politik

11 Nuim Hidayat, Sayyid Quthb: Biografi dan Kejernihan Pemikirannya, 41

Page 34: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

22

C. Karya-karya Sayyid Quṯhb

Membaca karya-karya Sayyid Quṯhb adalah menyimak pemikiran tokoh

besar. Meski ada yang mengkritiknya, pemikiran-pemikiran Quṯhb tetap

memberikan sinarnya sampai kini. Tokoh-tokoh Islam, dari Timur Tengah

sampai Eropa tidak habis-habisnya membahas dan mengambil hikmah

pemikiran dari pemikir terkemuka Ikhwanul Muslimin ini.12

Karya-karya Sayyid Quṯhb selain beredar di Negara-negara Islam, juga

beredar di kawasan Eropa, Afrika, Asia, dan Amerika. Di mana terdapat

pengikut Ikhwanul Muslimin, hampir dipastikan disana ada buku-buku

Quṯhb, karena ia adalah tokoh Ikhwanul Muslimin terkemuka.

Buku-buku hasil torehan tangan Sayyid Quṯhb adalah sebagai berikut.

1. Muhimmatus Syaʻir fil Hayah wa Syiʻr al Jail al-Hadhir, terbit tahun 1953.

2. as-Syathiʻ al-Majhul, kumpulan sajak Quthb satu-satunya, terbit Febuari 1935

3. Nadq Kitab “Mustaqbal ats-Tsaqafah di Mishr” li ad-Duktur Thaha Husain,

terbit tahun 1939.

4. at-Tashwîr al-Fannî Fil-Qurʻān, buku Islam Quṯhb yang pertama, terbit April

1945.

5. al-Athyaf al-Arbaʻah, ditulis bersama-sama saudara-saudaranya: Aminah,

Muhammad, dan Hamidah, terbit tahun 1945

6. Ṯhif min al-Qarayāh, berisi tentang gambaran tentang desanya serta catatan

masa kecilnya di desa, terbit tahun 1946

12 Nuim Hidayat, Sayyid Quthb: Biografi dan Kejernihan Pemikirannya, h Ix

Page 35: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

23

7. al-Madînah al-Manshûrah, sebuah kisah khayal semisal kisah Seribu Satu

Malam, terbit tahun 1946

8. Kutub wa Syakhshîyat, sebuah studi Quṯhb terhadap karya-karya pengarang

lain, terbit tahun 1946

9. Asywak, terbit tahun 1947

10. Masyāhîd al-Qiyâmah fil-Qurʻān, bagian kedua dari serial Pustaka Baru Al-

Qurʻan, terbit pada tbulan April 1947

11. Raudhâtut Ṯhifl, ditulis bersama Aminah as-Saʻid dan Yusuf Murad, terbit dua

episode.

12. al-Qashash ad-Dîniy, ditulis bersama Abdul Hamid Jaudah as-Sahhar

13. al-Jadîd fil al-Lughâh al-Arabiyâh, bersama penulis lain.

14. al-Jadîd fil al-Mahfuzhât, ditulis bersama penulis lain

15. al-Adalâh al-Ijtimaʻiyah fi al-Islam, buku pertama Quthb dalam hal pemikiran

Islam, terbit April 1949

16. Maʻrakâh al-Islam wa ar-Raʻsimaliyâh, terbit Febuari 1951

17. As Sal ʻam al-ʻAlami wa al-Islam, terbit Oktober 1951

18. Fi Ẕhilāil Qurʻān, cetakan pertama juz pertama terbit Oktober 1952.

19. Dîrasat Islamiyah, kumpulan berbagai macam artikel yang dihimpun oleh

Muhibbudin al-Khatib, terbit 1953.

20. al-Mustaqabâl li Hadza ad-Dîn, buku penyempurna dari buku Hadza ad-Din.

21. Khashaîsh at-Tashawwûr al-Islami wa Muqawwîmatûhu, buku dia yang

mendalam yang dikhususkan untuk membicarakan karakteristik akida dan

unsu-unsur dasarnya.

Page 36: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

24

22. Al-Islam wa Musykilat al-Hadharâh.

23. Maʻalim fith-Ṯharîq.13

Sedangkan studinya yang bersifat keislaman harakah yang matang,

yang menyebabkan ia dieksekusi (dihukum penjara)14 adalah sebagai berikut.

1. Maʻalim Fith-l Ṯharîq

2. Fi Ẕhilālil as-Sirâh

3. Muqawwîmat at-Tashawwûr al-Islami

4. Fi Maukîb al-Iman

5. Nahwû Mujtamaʻ Islam

6. Hadẕa al-Qurʻān

7. Awwâliyat li Hadẕa ad-Dîn

8. Tashwibat fi al-Fikri al-Islami alMuʻAshîr.15

Buku pertama Sayyid Quṯhb yang berbicara tentang Islam adalah At-

Tashwwîr al-Fannî fi Qurʻān. Di dalam buku ini ia menuliskan tentang

karakteristik-karakteristik umum mengenai keindahan artistik dalam al-

Qurʻan. Quṯhb mendefenisikan ilustrasi artistik (at-Tashwwîr al-Fannî)

sebagai berikut:

“Ia adalah sebuah instrument terpilih dalam gaya al-Qurʻan yang

memberikan ungkapan dengan suatu gambaran yang dapat dirasakan

dan dikhayalkan mengenai konsep akal pikiran, kondisi kejiwaan,

peristiwa nyata, adegan yang dapat ditonton, tipe manusia dan juga

tabiat manusia. Kemudia ia meningkat dengan gambaran yang

dilukiskan itu untuk memberikan kehidupan yang menjelma atau

13 Shalah Abdul Fatah al-Khalidi, Pengantar Memahami Tafsir Fi Zhilail Qur’an, h 41-42 14 Nuim Hidayat, Sayyid Quthb: Biografi dan Kejernihan Pemikirannya, h 23 15 Shalah Abdul Fatah al-Khalidi, Pengantar Memahami Tafsir Fi Zhilail Qur’an, h 43

Page 37: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

25

aktivitas yang progresif. Dengan demikian, tiba-tiba konsepsi akal

pikiran itu muncul dalam sebuah format atau gerak. Kondisi kejiwaan

tiba-tiba menjadi sebuah pertunjukan. Model atau tipe manusia tiba-tiba

menjadi suatu yang menjelma dan hidup dan tabiat manusia seketika

menjadi dapat terbentuk dan terlihat nyata. Berbagai adegan, kisah,dan

perspektif ditampilkan dalam sebuah wujud yang mucul. Di dalamnya

terdapat kehidupan dan juga gerak. Jika ditambahkan lagi dengan

sebuah dialog, maka menjadi lengkaplah semua unsur-unsur imajinasi

itu”16

16 Shalah Abdul Fatah al-Khalidi, Pengantar Memahami Tafsir Fi Zhilail Qur’an, h 50

Page 38: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

26

BAB III

PERDAMAIAN DAN ISLAM

Bagian ini merupakan gambaran umum tentang pandangan Islam

terhadap Perdamaian. Sebelum memasuki pandangan Islam terhadap

Perdamaian. Perlunya mengetahui istilah Perdamain secara umum melalui

argumen-argumen para Ahli terkemuka. Agar dapat lebih mengatahui

perbedan perdamaian secara umum dan dari pandangan Islam

A. Perdamaian Menurut Para Ahli

Damai memiliki arti yang cukup banyak dan dapat berubah sesuai

dengan hubungan kalimat. Damai dapat diartikan sebagai persetujuan untuk

mengakhiri sebuah peperangan atau sengketa dan masih banyak lagi. Damai

juga dapat diartikan sebagai sebuah kondisi yang tenang. Dan juga damai

juga bisa diartikan sebagai kondisi emosi dalam diri. Konsep damai yang

tersusun dapat berbeda-beda sesuai dengan lingkungan serta budaya. Karena

memang setiap orang memiliki lingkungan dan budaya yang berbeda yang

mana akan mempengaruhi pola pikir dalam menyusun sebuah konsep

perdamaian.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) kata “damai” berarti

“tidak ada perang”, “tidak ada kerusuhan”, dan “aman”. Merujuk kata

“damai” jika ditambahkan awalan “per” maka arti dari kata “perdamaian”

Page 39: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

27

menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) “perhentian permusuhan

(perselisihan, perang, dan sebagainya).

Kata damai sering dimaknai sebagai situasi tanpa peang. Padahal,

menurut de Rivera1 dan Fell2, kata ini dapat ditinjau dari dua sisi. Pertama

adalah perdamaian negative (negative peace). Sudut pandang ini persis

dengan defenisi sebagai situasi tanpa perang (war), pemerkosaan (rape),

pembunuhan (homicide) atau kekerasan (violence). Sudut pandang kedua

adalah damai positif (positive peace), yakni tumbuhnya kesamaan hak,

harapan hidup yang panjang dan berbagai indikator keadilan. Sebagaimana

mengutip pendapat Galtung (1969), de Rivera juga menyebut bahwa perang

dan pembunuhan merupakan bentuk-bentuk kekerasan yang bersifat langsung

(direct violence) sedangkan yang kedua, seperti persamaan hak dan keadilan,

dapat menjadi kekerasaan tidak langsung (indirect violence) apabila tidak

diperjuangkan dan diwujudkan. Berpijak pada konsep ini, kemiskinan

misalnya, merupakan bentuk kekerasan tidak langsung. Dengan demikian,

konsep ‘damai’ perlu didefenisikan secara menyeluruh, mulai dari keadaan

tanpa perang hingga keberlangsungan keadilan di tengah masyarakat.

Perdamaian dapat ditemui dalam balance of power antar-negara,

ataupun dengan adanya suatu hegemoni. Sedangkan, bagi kaum kapitalis,

perdamaian bisa diwujudkan dengan cara kerjasama dan pengumpulan

1 De Rivera, J. “Assesing the Peacefulness of Culture” dalam de Rivera. J. (Ed.).

Handbook on Building Cultures of Peace. USA: Springer, 2009, h. 89 2 Fell, G. “Peace” dalam Hicks, D. Education for Peace: Issues. Principles and Practice

in the Classroom. London: Routledge, 1998, h. 72

Page 40: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

28

kekayaan (accumulation of wealth). Paham lingkungan (Green Thought)

menganggap bahwa dunia akan aman dan damai jika manusia tidak merusak

alam. Kemudian, liberalisme melihat bahwa perdamaian ada dalam

institusionalisasi norma liberal dari ekonomi politik internasional yang

berbasis pada kerjasama saling menguntungkan antara satu pihak dengan

pihak yang lain. Marxisme menghendaki tercapainya perdamaian dengan

penghilangan kelas yang menjadi dasar dari penindasan melalui sebuah

revolusi. Sementara itu, kelompok idealisme atau utopian memahami

perdamaian sebagai keadaan ketika negara dan individu berada dalam

kebebasan, kesejahteraan, dan tidak ada ancaman.3

Istilah perdamaian memiliki arti yang universal. Oleh karena itu ada

beberapa pengertian perdamaian dari beberapa tokoh terkenal seperti Paolo

Friere. Dalam diskusi tentang perdamaian, Friere berpendapat.

“Damai merupakan dimensi kemurahan hati yang memiliki tujuan

untuk mengkikis penyebab dari sebuah pertempuran”

Perkataan Friere merupakan harapan untuk kelangsungan hidup tanpa

peperangan di seluruh dunia. Meskipun kenyataannya peperangan tidak akan

pernah lenyap, Friere berharap perdamaian dapat mengkikis faktor

peperangan. Meskipun ia sadar bahwa akan selalu ada alasan untuk

berperang, entah itu peperangan fisik atau peperangan dalam maksud lain.

3 Jerry Indrawan Prakoso, “Memahami Studi Perdamaian sebagai Bagian dari Ilmu

Hubungan Internasional”, “Veteran”, Jakarta: Jurnal.edu.ac.id, h. 67

Page 41: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

29

Selain Paolo Friera, Martin Luther King yang merupakan seorang

pendeta Baptis dan aktivis Amerika Serikat dan juga pemimpin Gerakan Hak

Sipil tahun 1954 sampai 1968 (Wikipedia, Agustus 2020), menyuarakan

pendapat tentang diskusi perdamaian. Menurutnya sebuah perdamaian dapat

menjadi ketegangan sosial atas dasar terbentuknya sebuah keadilan.

Di Indonesia sendiri ada salah satu tokoh spiritual terkenal yang

merupakan keturunan India yang bernama Anand Krishna. Anand lahir di

Solo, Jawa Tengah pada tanggal 1 September 1956.4 Dalam diskusi tentang

perdamaian Anand berpendapat bahwa pengertian damai di dalam pendidikan

kedamaian adalah sebuah proses dimana seseorang bisa mengubah sikap serta

prilakunya mengenai konflik kekerasan, mendapatkan beberapa nilai,

pengetahuan serta mengembangkan keterampilan serta prilaku untuk hidup

secara harmoni bersama orang lain.

Perdamaian merupakan cita-cita setiap individu dalam kehidupan

bermasyarakat. Salah satu tokoh terkenal Dante Alighieri, lahir di kawasan

San Martino di Florence5 pada tahun 1265.6 Meskipun Dante seorang penyair

namun gagasannya tentang politik mampu membawa pemikirannya masuk

4 Anand Krishna, Islam Esoteris Kemulyaan dan Keindahannya, (Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 2000), h. 5 5 Florence atau di kalangan orang Italia lebih akrab didengar sebagai Firenza adalah kota

komersial yang terlupakan. Florence hanya akan diingat sebagai tempat Penyair Dante dan Pelukis

Michelangelo. Lihat Goenawan Mohammad, Catatan Pinggir: Utara-Selatan (Jakarta: Grafitipress,

2006), h. 32

6 Villa Nova University, Falvey Memorial Library, “Dante’s Biography”,

https://exhibits.library.villanova.edu/dante-illustrated/dante-s-biography,

Page 42: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

30

kedalam pemikiran politik barat. Pemikir politik barat yang hidup bersama

Dante adalah Thomas Aquinas.7

Dante Alighieri dan Thomas Aquinas sangat berbeda pendapat dalam

gagasan tentang Negara. Thomas Aquinas dalam buku De Regimme

berpendapat bahwa kedudukan Paus sama dengan raja dan Paus berhak

mengurusi negara. Teori Thomas tersebutlah yang kemudian melahirkan

sebuah adagium Tweez Waarden Theorie (ajaran dua belah pedang).

Kemudian Thomas menawarkan jalan tengah dengan menggabungkan

Summa Dei dan kehidupan gereja sehingga bisa sejalan. Meskipun demikan,

Dante yang masih mempercayai dengan adanya Tuhan beranggapan negara

bertujuan mencapai perdamaian dunia. Dalam teori perdamaian dunianya,

Dante berpendapat bahwa di dunia ini sebaiknya hanya terdapat satu negara

yang berdaulat penuh dan kekuasaanya terletak penuh pada satu orang saja.

Karena jika di dunia ini terdapat banyak negara, maka ketentraman serta

kedamaian tidak akan terwujud. Hal ini terjadi karena setiap negara

mempunyai tujuan yang berbeda-beda satu sama lainnya. Kondisi tersebut

akan memicu konflik yang dapat mengarah kepada peperangan sehingga

perdamaian pasti akan hilang.8

7 Syarif Fatul, “Pemikir Politik Barat Dante Alighieri”,

http://stsyarifatulmarah.blogspot.com/2016/12/normal-0-false-false-false-in-x-none-ar.html 8 Ahmad Suhelmi, Pemikiran Politik Barat, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

2007), h. 79

Page 43: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

31

B. Perdamaian dalam Perspektif Islam

Setiap individu pasti menginginkan perdamaian. Ketenangan dari

menjalankan aktivitas, kebebasan dalam memeluk ajaran ketuhanan, tegaknya

keadilan dan kesetaraan, terbebas dari peperangan dan lain sebagainya.

Merupakan cita-cita setiap individu. Begitu pula Sayyid Quṯhb menegaskan

Tujuan utama Islam adalah Perdamaian. Bahkan Islam sangat tetiliti dalam

melihat makna dari perdamaian.

Kita melihat banyak dari buku-buku sejarah atau dokumen-dokumen

yang mencatat peristiwa perbudakan yang mana Islam hadir sebagai konsep

yang universal tentang makna dari Perdamaian. Pembesan budak dari

kekejaman Raja Firʻaun, hinggan penyetaraan antara pria dan Wanita. Karena

memang sejarah mencatat Wanita tidak memiliki nilai pada masa itu dan

lebih kejamnya lagi dijadikan alat jual.

Belum pernah terjadi Islam mencetuskan peperangan dengan tujuan

memaksa orang supaya memeluknya.9 Seperti halnya Ketika Islam mampu

menaklukan kekuasaan Andalusia yang saat ini Bernama Spanyol. Latar

belakang datangnya tantara Islam di sana karena atas undangan Count10

Julian salah seorang Gubernur Ceutah. Tujuan undangan itu tidak lain

hanyalah untuk menyingkirkan panglima Roderik yang telah merampas

kekuasan dari tangan raja Gothik Bernama Witiza pada tahun710M11. setelah

9 Sayyid Quthb, Islam dan Perdamaian Dunia (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1987), h. 24 10 Count=Suatu gelar kebangsawanan di Eropa

11 Zainal Abidin Ahmad, Sejarah Islam dan Umatnya Sampai Sekarang, (Jakarta: Bulan

Bintang 1978), h. 96

Page 44: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

32

berhasil menaklukan Andalusia, Islam tidak memaksa penduduk setempat

untuk memeluk ajaran Islam. Mereka tetap pada keyakinannya masing-

masing. Namun untuk system pemerintahan yang baru menggunakan system

kepemimpina dari Islam.

Dalam surah al-Anfaal ayat 60 dan 61:

كم وأعدوا وعدو ة ومن رباط الخيل ترهبون به عدو الل لهم ما استطعتم من قو

يعلمهم وما تنفقوا من شيء في سبيل الل وآخرين من دونهم ل تعلمونهم الل

ل تظلمون يوف إليكم وأنتم

“Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi

mereka dengan kekuatan yang kamu miliki dan dari pasukan berkuda

yang menggentarkan pasukan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang

selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya. Apa saja yang kamu

infakkan di jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu

dan kamu tidak akan dizalimi (dirugikan).”

إنه هو السميع العليم لم فاجنح لها وتوكل على الل وإن جنحوا للس

“Tetapi jika mereka condong kepada perdamaian, maka terimalah dan

bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Dia Maha Mendengar, Maha

Mengetahui”

Dalam penafsiran Quraish Shibab tentang surah al-Anfaal ayat 60.

Beliau berpendapat:

“Dalam ayat tersebut kita dapat menangkap perintah yang jelas sekali

mengenai keharusan menyiapkan segala perlengkapan dalam

menghadapi musuh, sebagai suatu hal yang teramat penting karena

menyangkut hidup matinya suatu bangsa. Persiapan itu meliputi segala

aspek, baik kualitas dan kuantitas perlengkapan. Berperang tanpa

kesiapan berarti suatu kekalahan dan kehancuran. Pada masa-masa

damai seperti sekarang ini saja hampir semua negara seolah-olah

bersiap-siap untuk perang, sehingga kebijakan-kebijakan politik

strategis masing-masing negara diarahkan, meskipun secara tidak

langsung, untuk memenangkan pertempuran”

Page 45: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

33

Dan dalam penafsiran ayat 61. Quraish berpendapat:

“Apabila musuh-musuh kalian itu cenderung untuk berdamai dan ingin

mengakhiri perang, maka sambutlah kemauan mereka itu, wahai Rasul.

Karena perang bukan semata-mata sebagai tujuan bagimu, tapi engkau

berperang sebagai alasan membela diri dari serangan musuh dan

mereka yang merintangi dakwah. Maka terimalah usul perdamaian dari

mereka dan bertawakallah kepada Allah, dan jangan engkau

mengkhawatirkan rencana jahat, tipu daya dan makar mereka. Allah

Maha Mendengar apa yang mereka rundingkan, Maha tahu apa yang

mereka rencanakan dan tidak ada sesuatu pun samar dalam pandangan

Tuhan”

Islam sangat menjaga persatuan dan kesatuan umat manusia. Meskipun

selalu ada pertikaian di kalangan umat manusia, Islam datang dan

menawarkan satu konsep tunggal tentang ajaran hidup bermasyarakat dan

hidup beragama. agama mempunyai dua peran besar: pertama, agama

mengajarkan bagaimana kita melaksanakan ritual. Dalam Islam, misalnya,

bagaimana seseorang melaksanakan shalat, puasa, berzakat, dan sebagainya,

berdoa, dll. Dan kedua, agama mengajarkan kedamaian dan toleransi. Peran

agama yang kedua inilah yang dapat berkontribusi dalam pencegahan perang

dan konflik.12

Islam memandang perdamaian sebagai suatu keharusan, di dalam al-

Qurʻan banyak terdapat ayat-ayat tentang perdamaian seperti halnya surah al-

Anfaal sebelumnya. Perdamaian merupakan kunci untuk melaksanakan

aktivitas dengan sempurna. Bahkan untuk melakukan ritual dalam Islam

seperti sholat, mengaji dan lainnya, harus dilandasi dengan hati yang damai

12 Prof. Azyumardi Azra, Teaching Tolerancethrough Education in Indonesia, Reflections

on the Keynote Address and Symposium Theme of International Symposium on Educating for a

Culture of Peace through Values, Virtues, and Spirituality of Diverse Cultures, Faiths, and

Civilizations, Multi-Faith Centre, Griffith University, 10-13August 2005

Page 46: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

34

dan tenang. Segala macam bentuk pertikaian yang menngikis nilai

perdamaian, sangat dihindari di dalam Islam. Dalam surah al-Baqarah ayat

181:

له بعدما سمعه سميع عليم فمن بد لونه إن الل فإنما إثمه على الذين يبد

“Akan tetapi) barangsiapa khawatir terhadap orang yang berwasiat itu,

berlaku berat sebelah atau berbuat dosa, lalu ia mendamaikan antara

mereka, maka tidaklah ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha

Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Ayat tersebut merupakan peristiwa tentang permasalahan yang

mengganggu keharmonisan rumah tangga dan masyarakat.dan perdamaian

atas persoalan tersebut merupakan jalan utama dalam Islam untuk menjaga

tali silaturahmi. Quraish shibab menafsirkan ayat tersebut sebagai berikut:

“Namun jika isi wasiat itu menyeleweng dari keadilan dan jalan lurus

yang telah Kami jelaskan, seperti apabila pemberi wasiat mendahulukan

si kaya dari si miskin yang sangat membutuhkan, atau mengabaikan

kerabat dekat demi para fakir yang bukan ahli waris yang tidak

memiliki hubungan kekerabatan, lalu ada seorang yang bermaksud baik

dan meluruskan persoalan dengan mengajak para penerima wasiat itu

kembali kepada kebenaran, maka ia tidak berdosa dan Allah tidak akan

menghukumnya atas tindakan mengubah wasiat jika demikian

bentuknya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha

Penyayang”

Dalam surah an-Nissa ayat 114, sangat jelas diterangkan bahwa

perdamaian merupakan kebaikan yang diharuskan oleh Islam untuk setiap

manusia. Dan atas hal tersebut dijanjikannya oleh Allah pahala yang besar.

ل خير في كثير من نجواهم إل من أمر بصدقة أو معروف أو إصلح بين

فسوف نؤتيه أجرا عظيماالناس ومن يفعل لك ابتغاء مرضات اللذ

Page 47: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

35

“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali

bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah,

atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia.

Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan

Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar”

Sementara dalam tafsir Jalalayn tentang ayat tersebut seperti berikut:

“(Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka) artinya

bisikan-bisikan manusia dan apa yang mereka percakapkan (kecuali)

bisikan (orang yang menyuruh mengeluarkan sedekah atau melakukan

perbuatan baik) atau kebaikan (atau mengadakan perdamaian di antara

manusia. Siapa yang melakukan demikian) yakni yang telah disebutkan

tadi (demi menuntut) mencari (keridaan Allah) dan bukan karena hal-

hal lainnya berupa urusan dunia (maka akan Kami beri dia) memakai

nun dan ya maksudnya Allah (pahala yang besar).”

Perdamaian merupakan watak atau karakter dari Islam itu sendiri, yang

mana Islam sangat menaruh perhatian lebih terhadap perdamaian di dalam

kitab sucinya. Beberapa ayat-ayat al-Qurʻan tentang perdamaian sudah

dipaparkan sebelumnya dan berikut beberap nama ayat-ayat al-Qurʻan yang

menyinggung tentang perdamaian:

Q.S. Al-Waaqiʻah [56]: 26; Q.S. Ash-Shafaat[37]: 109; Q.S. Ash-

Shafaat [37]:130; Q.S. Ash-Shafaat [37]: 181; Q.S. Al-Hijr [15]: 46; Q.S.

Ash-Shafaat [37]: 120; Q.S. Yaa Siin [36]: 58; Q.S. Adz-Dzariaat [51]: 25;

Q.S. Ash-Shafaat [37]: 79; Q.S. Al-Qadr [97]: 5; Q.S. Al-Waaqiʻah [56]: 91;

Q.S. Qaf [50]: 34; Q.S. Az-Zuhruf[43]: 89; Q.S. Al-Anbiyaa` [21]: 69; Q.S.

Ar-Raʻd: 24; Q.S. Huud: 69; Q.S. Maryam: 33; Q.S.Al-Hijr: 52; Q.S.

Maryam: 15; Q.S. Al-Anʻaam: 127; Q.S. Al-Ahzaab; 44; Q.S. Yuunuus: 25;

Q.S. Maryam: 47; Q.S. Al-Furqaan: 75; Q.S. Maryam: 62;Q.S. An-Naml:59;

Q.S. AaliImraan: 85; Q.S. Al-Furqaan: 63; Q.S. An-Naml: 32; Q.S.Yuunuus:

10; Q.S. Ash-Shaf: 7;Q.S. Al-Qashash: 55; Q.S. Al-Maaidah: 16; Q.S.Al-

Page 48: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

36

Hasyr: 23; Q.S. Huud: 48; Q.S. Taahaa: 47;Q.S. Al-Hujuraat: 17; Q.S.

Ibraahiim: 23; Q.S.Az-Zumar: 22; Q.S. Al-A'raaf: 46; Q.S. Az-Zumar; 73;

Q.S. Ali Imraan: 19; Q.S. Al-Anʻaam: 54; Q.S. Al-Anʻaam: 125; Q.S. An-

Nisaa: 94; Q.S. At-Taubah: 74;Q.S. Al-Maaidah: 3. Q.S Al-Baqarah:182;

Q.SAn-Nisaa`:62;Q.S An-Nisaa`: 90; Q.S An-Nisaa`: 91; Q.S An-Nisaa`: 92;

Q.S An-Nisaa`: 114; Q.S An-Nisaa`:128; Q.S Al-Anfaal: 61;Q.S Al-

Qashash:19; Q.SMuhammad:35; Q.S Al-Hujurat: 9; dan Q.S Al-Hujurat: 10.

Setelah dijumlah, total terdapat 59 Ayat. Jika ayat al-Qurʻan semuanya

berjumlah 6236 berarti 0.95% dari ayat al-Qurʻan. Data tersebut

menunjukkan bahwa hampir satu persen ayat al-Qurʻan memiliki relevansi

dengan topik perdamaian.13

C. Peran Islam dalam Menyuarakan Perdamaian

Munculnyaisu-isu mengenai kekerasan dalam Islam (radikalisme Islam)

merupakan tantangan baru bagi umat Islam untuk memberikan solusi dan

jawaban yang tepat. Isu ini sebenarnya sudah ada sejak lama, terutama di

tingkat Internasional. Radikalisme Islam (kekerasan dalam Islam) merupakan

masalah yang banyak dibicarakan dalam wacana politik dan peradaban global

akibat kekuatan media yang memiliki potensi besar dalam menciptakan

persepsi masyarakat nasional dan dunia. Kalangan luar, seperti Eropa Barat

dan Amerika Serikat menyebut gerakan Islam sebagai agama yang radikal,

kelompok garis keras, ekstrimis, militan, Islam kanan, fundamentalisme

13 Jurnal Studi al-Qur’an, “Ayat-ayat Damai dalam al-Qur’an”, Membangun Tradisi

Qur’ani, Vol. 5, No. 1, Tahun. 2009.

Page 49: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

37

sampai terrorisme. Bahkan di negara-negara barat pasca hancurnya ideologi

komunisme (perang dingin) memandang Islam sebagai sebuah gerakan yang

menakutkan. Tidak ada gerakan yang lebih ditakuti melebihi gerakan Islam

yang diberi label sebagai radikalisme Islam. Gerakan perlawanan rakyat

Palestina, Revolusi Islam Iran, Partai FIS Al-Jazair, perilaku anti-AS yang

dipertunjukkan Mu’ammar Ghadafi ataupun Saddam Hussein, gerakan Islam

di Mindanao Selatan, gerakan masyarakat Muslim Sudan yang anti-AS,

merebaknya solidaritas Muslim Indonesia terhadap saudara-saudara yang

tertindas dan sebagainya, adalah fenomena yang dijadikan media Barat dalam

mengkampanyekan label radikalisme Islam.14

Manusia yang telah dianugerahi akal dan nafsu dipercaya oleh Tuhan

untuk menjadi khalifah-Nya dengan misi menjaga bumi dari kerusakan.

Untuk menjadi keseimbanganantara ke dua kekuatan yang dimiliki manusia

tersebut, Agama adalah jawabannya.15 Oleh karennya Allah mengutus rasul-

rasul-Nya guna menyebarkan ajaran-ajaran yang dapat menjadi pelita

manusia dalam mengarungi bahtera kehidupan ini. Islam merupakan

penyempurna dari ajaran-ajaran sebelumnya. Dan ia adalah agama samawi

terakhir yang dibawa oleh Rasul terakhir dan untuk umat terakhir yang hidup

di zaman akhir. Dengan berpedoman pada al-Qurʻan dan as-Sunnah maka

Islam mampu menjawab tantangan zaman semenjak kemunculannya, zaman

ini hingga yang akan datang.

14 Nur Hidayat, “Nilai-nilai Islam tentang Perdamaian”, Aplikasia: Volume 17, No. 1,

2017. 15 Sayyid Qutub, Islam dan Perdamaian Dunia, (Pustaka Firdaus: Jakarta, 1987) h. 34

Page 50: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

38

Islam muncul untuk menjadi “penyelamat” dunia sebagai Rahmatan Lil

ʻAlamin oleh karenanya setiap ajaran Islam memiliki nilai kebenaran yang

tidak diragukan lagi. Ia berusaha menciptakan perdamaian di bumi sehingga

umat manusia dan seluruh makhluk Allah dapat hidup sejahtera.

Perdamaian merupakan hal yang pokok dalam kehidupan manusia,

karena dengan adanya kedamaian, akan tercipta kehidupan yang sehat,

nyaman dan harmonis dalam setiap interaksi antar sesama. Dalam suasana

aman dan damai, manusia akan hidup dengan penuh ketenangan dan

kegembiraan, dan juga bisa melaksanakan kewajiban dalam bingkai

perdamaian. Oleh karena itu, kedamaian merupakan hak mutlak setiap

individu.16 Bahkan kehadiran perdamai dalam kehidupan setiap mahluk

merupakan tuntutan, karena dibalik ungkapan perdamaian itu menyimpan

keramahan, kelembutan, persaudaraan dan keadilan. Dari paradigma ini,

Islam diturunkan oleh Allah SWT ke muka bumi dengan perantaraan seorang

Nabi yang diutus kepada seluruh manusia untuk menjadi rahmat bagi seluruh

alam, dan bukan hanya untuk pengikut Muhammad semata. Islam pada

intinya bertujuan menciptakan perdamaian dan keadilan bagi seluruh

manusia, sesuai dengan nama agama ini: yaitu al-Islām. Islam bukan nama

dari agama tertentu, melainkan nama dari persekutuan agama yang dibawa

oleh Nabi-Nabi dan dinisbatkan kepada seluruh pengikut mereka. Itulah misi

dan tujuan diturunkannya Islam kepada manusia. Karena itu, Islam

diturunkan tidak untuk memelihara permusuhan atau menyebarkan dendam di

16 Syarifuddin Jurdi, Islam dan Ilmu Sosial Indonesia, (LABSOSUIN Sunan Kalijaga:

Yogyakarta, 2011), h. 45

Page 51: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

39

antara umat manusia. Konsepsi dan fakta-fakta sejarah Islam menunjukan,

bagaimana sikap tasāmuh (toleran) dan kasih sayang kaum muslim terhadap

pemeluk agama lain, baik yang tergolong ke dalam ahl al-Kitab maupun

kaum mushrik, bahkan terhadap seluruh makhluk, Islam mendahulukan sikap

kasih sayang, keharmonisan dan kedamaian.17

Di dalam Islam gagasan tentang perdamaian merupakan pemikiran

yang sangat mendasar dan mendalam karena berkait erat dengan watak agama

islam, bahkan merupakan pemikiran universal islam mengenai alam,

kehidupan, dan manusia.18 Yang dimaksud universal disini adalah pemikiran

Islam yang sama tujuannya dengan ajaran-ajaran Nabi-Nabi terdahulu dalam

upaya menciptakan kemanusiaan dan keadilan di muka bumi.

Islam sebagaiagama yang membawa misi perdamaian dengan tegas

mengharamkan kepada umat manusia melakukan kedzaliman, kapan dan di

mana saja. Firman Allah QS. A-Furqaan:19 berikut ini:

“Dan barangsiapa di antara kamu yang berbuat zalim, niscaya Kami

rasakan kepadanya azab yang besar”

Disamping itu Rasulullah bersabdah:

“Wahai umatku sesungguhnya telah aku haramkan bagi diriku

perbuatan dzalim dan aku juga mengharamkannya diantara kalian maka

janganlah berbuat dzalim”

17 Nur Hidayat, “Nilai-nilai Islam tentang Perdamaian”, Aplikasia: Volume 17, No. 1,

2017. 18 Sayyid Qutub, Islam dan Perdamaian Dunia, h. 34

Page 52: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

40

Kedzaliman adalah sumber petaka yang dapat merusak stabilitas

perdamaian dunia. Maka selayaknya setiap insan sadar bahwa kedzaliman

adalah biang kemunduran. Dengan demikian jika menghendaki kehidupan

yang damai maka tindakan kedzaliman harus dijauhi.

Islam meyeru manusia untuk menjauhi dan menghindari perbuatan

dzalim atau perbuatan yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Merupakan

salah satu bentuk pengusahaan terciptanya kehidupan yang damai. Selain

perbuatan dzalim, kesetaraan atau persamaanderajat merupakan hal yang

perlu diperhatikan untuk menjaga ketentraman manusia dalam hidup

bermasyarakat.

Persamaanderajat di antara manusia merupakan salah satu hal yang

ditekankan dalam Islam. Tidak ada perbedaan antara satu golongan dengan

golongan lain, semua memiliki hak dan kewajiban yang sama. Kaya, miskin,

pejabat, pegawai, perbedaan kulit, etnis dan bahasa bukanlah alasan untuk

mengistimewakan kelompok atas kelompok lainnya. Allah berfirman dalam

surah al-Hujurat ayat 13:

يا أيها الناس إنا خلقناكم من ذكر وأنثى وجعلناكم شعوبا وقبائل لتعارفوا إن

أتقاكم عليم خبير أكرمكم عند الل إن الل

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang

laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-

bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.

Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah

orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha

Mengetahui lagi Maha Mengenal”

Page 53: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

41

Ayat tersebut memberikan gambaran kepada kita tentang persamaan

antara laki-laki dan perempuan baik dalam hal ibadah (dimensi spiritual)

maupun dalam aktivitas sosial (urusan karier profesional). Ayat tersebut juga

sekaligus mengikis tuntas pandangan yang menyatakan bahwa antara

keduanya terdapat perbedaan yang memarginalkan salah satu diantara

keduanya. persamaan tersebut meliputi berbagai hal misalnya dalam bidang

ibadah. Siapa yang rajin ibadah, maka akan mendapat pahala lebih banyak

tanpa melihat jenis kelaminnya. Perbedaan kemudian ada disebabkan kualitas

nilai pengabdian dan ketakwaannya kepada Allah swt. Ayat ini juga

mempertegas misi pokok al-Qurʻan diturunkan adalah untuk membebaskan

manusia dari berbagai bentuk diskriminasi dan penindasan, termasuk

diskriminasi seksual, warna kulit, etnis dan ikatan-ikatan primordial lainnya.

Namun demikian sekalipun secara teoritis al-Qurʻan mengandung prinsip

kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, namun ternyata dalam tatanan

implementasi seringkali prinsip-prinsip tersebut terabaikan.19

Kesetaraan dalam hubungan bermasyarakat merupakan salah satu

bentuk keperdulian Islam terhadap manusia untuk hidup damai. Kehidupan

yang damai harus mampu memberi kebebasan, menjunjung tinggi keadilan,

dan saling tolong menolong dalam kehidupan. Allah swt berfirman dalam

surah al-Maidah ayat 8:

19 Sarif Suhra, “Kesetaraan Gender dalam Perspektif Qur’an dan Implementasinya

terhadap Hukum Islam”, Jurnal al-Ulum: Volume. 13, Nomor. 2, Desember 2013.

Page 54: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

42

ش امين لل هداء بالقسط ول يجرمنكم شنآن قوم يا أيها الذين آمنوا كونوا قو

خبير بما تعملون إن الل على أل تعدلوا اعدلوا هو أقرب للتقوى واتقوا الل

“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang

selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan

adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum,

mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil

itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah,

sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan

takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran (Qs:

al-Maidah ayat 2). Islam menyeru untuk melakukan hal-hal baik dalam

kehidupan bermasyarakat, menjauhi tindak kejahatan, dan menjaga

ketentraman masyarakat. Jika nilai-nilai yang terkandung di dalam al-Qurʻan

dapat diterapkan oleh setiap umat muslim, maka Islam sangat berperan dalam

pembentukan perdamaian.

Page 55: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

43

BAB IV

KATEGORI PERDAMAIAN

Kategori perdamaian dalam bagian ini merupakan tingkatan perdamaian

yang disusun oleh Sayyid Quṯhb. Beliau secara halus dalam bukunya As

Salʻam al-‘Alami wal Islam memberitahu bahwa dalam pembentukan

perdamaian, perlunya pengkelompokan perdamaian atau yang saya sebut

sebagai istilah “kategori”. Kategori perdamaian dalam pandangan Quṯhb

meliputi tiga kategori, yakni: Perdamaian Batin, Keharmonian Rumah

Tangga, dan Kedamaian Masyarakat. Dalam tiga kategori tersebut, Quthb

menjelaskan tentang Watak Perdamaian. Watak perdmaian ini merupakan

bagian pengantar untuk menuntun pembaca memahami karakter dari

perdamaian, dan setelah itu baru disajikan tiga kategori tersebut. Namun

sebelum memasuki pembahasan tentang Watak perdamaian, perlunya untuk

memahami tentang Aqidah dan Kehidupan1. Dan kategori tersebutlah yang

akan membentuk konsep terciptanya Perdamaian dalam Islam.

1 Lihat Sayyid Quthb, Islam dan Perdamaian Dunia, h 1 -7. Tentang Aqidah dan

Kehidupan= Nilai akidah bukan sekedar untuk mengajukan pemecahan sementara bagi kesukaran-

kesukaran yang bersifat temporer. Nilai akidah yang kami serukan itu disamping pemecahan

masalah secara kongkrit, ia juga mengajukan konsepsi kekuatan yang dapat menjamin pelaksanaan

dan pengamanannya; yaitu kekuatan dorongan fitrah yang amat mendalam pada akidah agama.

Dorongan fitrah jauh mendalam di lubuk jiwa manusia. Kelaparan yang dirasakan fitrah tidak

mungkin dapat diatasi dengan apapun selain dengan Iman. Kelaparan yang dirasakan fitrah sama

dengan kelaparan jasmani yang membutuhkan makanan, minuman, dan keperluan-keperluan

lainnya.

Page 56: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

44

A. Watak Perdamaian Dunia

Watak merupakan karakter atau sifat batin yang melekat. Dalam

pandangan Quṯhb, watak perdamaian sangat melekat dalam konsep ajaran

Islam yakni di dalam al-Qurʻan dan as-Sunnah. Quṯhb menjadikan Islam

sebagai pondasi untuk menyusun konsep Perdamaian.

Perdamaian merupakan visi global yang belum mampu tercapai.

Konflik berskala nasional maupun internasional masih kerap terjadi. Sebagai

negara multikultural, Indonesia juga merupakan daerah yang rawan konflik.

Gesekan sosial sering terjadi atas dasar pertentangan antar agama, ras, etnis,

maupun suku budaya.2

Konflik akibat multikulturalitas tersebut dapat berdampak pada

instabilitas keamanan, sosial, politik dan ekonomi. Hal tersebut sedikitnya

tampak dari konflik-konflik besar yang terjadi di Indonesia sepanjang akhir

abad ke-20. Gerakan separatisme terjadi di Aceh sejak tahun 1975-2005.

Pasca reformasi 1998, terjadi pula konflik serius yang dipicu oleh persetruan

antar etnis dan agama di Ambon, Ternante, Poso, Sambas dan Sampit.3

Sayyid Quṯhb menyatakan bahwa kemunculan konflik dipicu oleh

sempitnya pemikiran manusia dalam memaknai perbedaan.4 Hal ini sejalan

dengan pemikiran Mohammad Abu Nimer yang menyatakan bahwa pelbagai

2 Toha Andiko, Melacak Akar Konflik Dalam Islam Dan Solusi Bagi kerukunan Umat

Beragama di Indonesia, MADANIA, XVII, no. 1 (2013), 39 3 Inayatul Ulya, Pendidikan Islam Multikultural Sebagai Resolusi Konflik Agama di

Indonesia, Fikrah: Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan,4, no. 1 (2016), 23 4 Sayyid Qutub, Islam dan Perdamaian Dunia, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1987), h. 1

Page 57: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

45

upaya untuk mengembangkan strategi peace bulding di Timur Tengah dan

dunia muslim lainnya terhambat oleh stereotip yang memandang bahwa Islam

merupakan agama yang tidak toleran dan agresif. Stereotip tersebut

mengukuhkan citra agama Islam dan budaya Arab yang secara inheren

dianggap memuja kekerasan.5

Klaim kekerasan oleh masyarakat terhadap Islam dan budaya Arab

menjadi tantangan tersendiri bagi para pemeluknya untuk membuktikan

bahwa karakter Perdamaian merupakan Islam itu sendiri.

Secara umum setiap agama menyerukan kepada hal-hal yang positif

kepada setiap pemeluknya, tidak menuntun kepada tindakan yang dapat

menimbulkan kekerasan dan kekacauan. Tujuannya agar tercipta ketertiban,

ketenangan, dan kedamaian di dalam kehidupan bermasyarakat. Begitupun

agama Islam yang menjadikan al-Qurʻan dan as-Sunnah sebagai pondasi

konsep Perdamaian.

Al-Qurʻan hadir sebagai jawaban atas berbagai tantangan dalam

kehidupan. Universalitas al-Qurʻan menunjukkan manusia pada fitrahnya

yang cinta kedamaian.6 Kenyataannya yang terjadi sekarang ini tidak banyak

manusia yang sadar telah melupakan al-Qurʻan untuk mengatasi persoalan-

persoalan kehidupan. Al-Qurʻan merupakan kitab suci yang senantiasa

memberi petunjuk dan mengantarkan manusia kepada keselamatan di dunia

5 Irfan Abubakar et al., eds., Masjid dan Pembangunan Perdamaian: Studi Kasus Poso,

Ambon, Ternate, dan Jayapura, 17-18 6 Mohammed Abu Nimer, Nir Kekerasan Dan Bina Damai Dalam Islam Teori dan

Praktek (Jakarta: Democracy Project, 2010), h. 46

Page 58: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

46

dan akhirat. Al-Qurʻan juga mampu bertahan dalam perkembangan teknologi

dan zaman.

Islam sangat menghindari perpecahan secara universal. Inilah yang

dimaksud watak atau karakter dari Perdamaian. Faktor utama dalam

perpecahan adalah benturan pemikiran tentang suatu hal. Oleh karenanya

Islam datang dan menyeru kepada satu pemikiran yakni Allah swt ialah satu-

satunya Tuhan yang patut disembah. Dan menjadikan al-Qurʻan dan as-

Sunnah sebagai jaminan jalan menuju keselamatan di dunia dan akhirat.

“Katakanlah: Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan

kepada-Nya bergantung segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tiada

pula diperanakan, dan tiada apapun yang setara dengan-Nya” (Al-

Ikhlas, 1-4)”

Dengan ketegasan firman Allah tersebut, maka lenyaplah sebab-sebab

yang menimbulkan perpecahan dan perselisihan mengenai sumber pertama

alam semesta, sehingga fakto-faktor yang menimbulkan benturan pemikiran

yang berkenaan dengan sumber hukum alam ditiadakan. Keesaan Tuhan

Yang Maha Pencipta meniadakan pemikiran adanya sumber hukum alam

yang lain, meniadakan pemikiran perencanaan serta tatanan berganda.7

Sejalan dengan itu maka tidak ada lagi sebab-sebab munculnya pertentangan

dan benturan. Sebagaimana yang sudah ditegaskan Allah swt dalam al-

Qurʻan:

“Seumpama di langit dan di bumi terdapat tuhan-tuhan selain Allah

pasti rusaklah kedua-duanya” (al-Anbiya, 2)

7 Sayyid Qutub, Islam dan Perdamaian Dunia, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1987), hal 8

Page 59: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

47

Dalam pandangannya, Quṯhb sangat menghindari perpecahan atas dasar

benturan pemikiran, dapat dilihat dalam karyanya “Islam dan Perdamaian

Dunia”.8 Sejarah mencatat peperangan-peperangan yang terjadi disebabkan

oleh benturan pemikiran yang berlawanan. Dari perbedaan keyakinan yang

dapat menimbulkan perang dan perbedaan sistem pemerintahan yang menjadi

konflik kekacauan. Penyatuan pemikiran dibawah pondasi Islam merupakan

watak perdamaian yang merupakan landasan utama agar terciptanya sebuah

Perdamaian yang bersifat Universal. Meskipun Islam sangat toleran terhadap

kepercayaan yang berbeda. Namun Quṯhb menyadari bahwa sumber hukum

Islam mampu membawa dan menciptakan Perdamaian.

“Dan berpegang teguhlah kalian pada tali (agama) Allah seraya

berjama’ah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat

Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu

Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu

menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang

neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah

menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk”

(ali-Imran, 105)

Namun terkadang perbedaan kepentingan dan golongan selalu di

kedepankan dan menjadi penyebab perpecahan umat. Sebagaimana yang

disampaikan Syah Waliullah, bahwa perpecahan yang terjadi di kalangan

8 Lihat Sayyid Quthb, Islam dan Perdamaian Dunia, hal 8-13, Quthb berusaha untuk

menyatukan pemikiran dan berusaha menyakinkan bahwa Allah swt dan Kitab Suci al-Qur’an dan

as-Sunnah menuntun kepada jalan keselamatan dan mengajak untuk meninggalkan pemikiran-

pemikiran yang berlawanan dari al-Qur’an dan as-Sunnah. Dan Quthb juga menjelaskan bukti-

bukti penciptaan awal alam smesta dibawah kekuasaan Allah Yang Maha Esa dan melepas segala

kemungkinan proses penciptaan. Karena dengan kekuasan Allah swt yang tak terbatas, apapun

bisa terjadi “Sesungguhnya apabila Allah menghendaki sesuatu cukuplah berfirman ‘jadilah’

maka terjadilah sesuatu itu” (Ya Sin, 82)

Page 60: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

48

umat Islam merupakan sebab lain dari lemahnya umat Islam yang

ditimbulkan aliran-aliran dan madzhab-madzhab yang terdapat dalam Islam.9

Islam yang merupakan agama yang menjunjung tinggi persatuan dan

persaudaraan tidak lepas dari benturan pemikiran yang terkadang

menimbulkan perpecahan pada umatnya. Agama yang dimaksud untuk

mengantarkan perdamaian dan kesentosaan pada dunia yang penuh godaan,

suatu ketika akan mengalami dekadensi yang penyebab utama itu merupakan

kelalaian dari mengabaikan nilai-nilai dasar yang telah disyariatkan agama.

Ditambah sekarang ini masalah yang di hadapi umat Islam adalah

rendahnya rasa kesatuan dan persatuan, sehingga kekuatan mereka menjadi

lemah meskipun jumlahnya banyak. Salah satu sebab rendahnya rasa

persatuan dan kesatuan di kalangan umat Islam adalah karena rendahnya

penghayatan terhadap nilai-nilai Islam.10

Perpecahan di dalam umat muslim menjadi persoalan serius dan

berdampak pada tercapainya atau tidaknya cita-cita tentang Perdamaian.

Muslim merupakan batu pertama pembentukan masyarakat yang bertugas

mengaktualisasikan nilai-nilai Islam ke dalam masyarakat. Jika kerukunan

tidak ditemukan di dalam umat muslim itu sendiri maka cita-cita Perdamaian

hanya akan menjadi wacana semata.

9 Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam; sejarah pemikiran dan gerakan (Jakarta:

Bulan Bintang, 1992), h. 21 10https://lampung.kemenag.go.id/artikel/15012/kerukunan-antar-umat-beragama-menurut-

pandangan-islam?lang=id Senin15 Oktober 2012, diakses pada Kamis 10 Juni 2021, pukul 23:13

Page 61: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

49

B. Kedamaian Batin

Salah satu pencarian terbesar dalam hidup manusia adalah pencarian

kedamaian dan ketentraman batin. Banyak psikolog berpendapat bahwa

dorongan manusia terbesar adalah pencarian perdamaian. Apapun yang

dilakukan manusia, mereka melakukannya untuk mencari kedamaian dan

ketenangan.11 Kedamaian batin merupak langkah awal menuju Langkah-

langkah selanjutnya yang mana akan mengantarkan pada cita-cita

perdamaian.

Kedamaian batin merupakan persoalan metafisik yang mana untuk

memperolehnya harus menempuh jalan metafisik juga. Persoalan metafisik

berkaitan dengan keyakinan, yang mana setiap aliran kepercayaan memiliki

konsep ajaran sendiri mengenai kedamain batin. Keyakinan mendalam

terhadap agama akan membawa sebuah kedamaian di dalam batin dan akan

memberikan dampak positif dalam beraktivitas di masyarakat.

Islam yang dijadikan oleh Sayyid Quthb sebagai pondasi utama untuk

menempuh perdamaian, menjanjikan kedamaian batin dengan konsep

hubungan pencipta dengan hambanya di dalam kegiatan peribadatan.

Langkah-langkah tersebut sudah tercatat di dalam sumber utama hukum Islam

yakni al-Qur’an dan as-Sunnah.

لم كافة ول تتبعوا خطوات الشيطان إنه لكم يا أيها الذين آمنوا ادخلوا في الس

دو مبين ع

11 https://www.islampos.com/5-hal-yang-membawa-kedamaian-dan-ketenangan-batin-

178561/ Juni 2020, diakses pada Jum’at 11 Juni 2021, pukul 23:45

Page 62: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

50

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam

keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.

Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (al-Baqarah,

208)

Ayat ini menuntut setiap yang beriman agar melaksanakan seluruh

ajaran Islam. Jangan hanya percaya dan mengamalkan Sebagian ajarannya

dan menolak stau mengabaikan Sebagian yang lain. Ia dapat juga bermakna

masuklah kamu semua kaffah tanpa kecuali. Jangan seorangpun di antara

kamu yang tidak masuk ke dalam kedamaian Islam12. Allah memerintahkan

kepada hamba-hambaNya yang beriman kepadaNya dan membenarkan

RasulNya, agar berpegang kepada seluruh tali Islam dan syariatnya,

mengerjakan perintahnya, serta menjauhi semua laranganNya sekuat tenaga.13

Seruan Allah diatas dimaksudkan agar orang-orang beriman

menerimanya dengan ikhlas dan menyesuaikan kata hati serta arah

kesadarannya dengan kehendak Allah, sejalan dengan bimbingan Nabi tanpa

keraguan sedikitpun.

Manakala seorang muslim menyambut seruan itu dalam bentuknya

yang demikian, ini artinya mereka telah memasuki “alam” yang seluruhnya

damai dan penuh penyerahan diri, suatu alam yang berisikan keyakinan dan

12 M. Quraish Shihab. Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an, Jilid

1, (Tangerang: Lentera Hati, 2002), hal. 419-420 13 Abul Fida Ismail Ismail Ibnu Kasir ad-Dimasyqi, Tafsir Ibnu Kasir: Juz 2, (Bandung:

Sinar Baru Algensindo), h. 361

Page 63: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

51

kepercayaan diri yang rapuh, tulus, dan pasrah, tidak ragu dan bimbang serta

tidak ada penyimpangan maupun kesesatan.14

Umat muslim harus bersatu dalam ikatan Islam, mengimani al-Qur’an

dan mengamalkannya secara menyeluruh dan tidak setengah-setengah. Dalam

pengantar tafsirnya, Quthb mengatakan bahwa hidup dalam naungan al-

Qur’an itu suatu kenikmatan. Sebuah kenikmatan yang tidak diketahui

kecuali oleh orang-orang yang telah merasakannya. Suatu kenikmatan yang

mengangkat umur (hidup), memberkatinya dan menyucikannya. Quthb

merasa telah mengalami kenikmatan hidup di bawah naungan al-Qur’an itu,

sesuatu yang belum dirasakan sebelumnya.15

Kenikmatan yang dirasakan kaum muslim merupakan sebuah

kedamaian batin yang mengantarkannya kepada penyerahan diri total kepada

Sang Pencipta. Mengimani, menjalankan perintahNya dan menjauhi

laranganNya secara menyeluruh ini lah yang merupakan benih terwujudnya

sebuah perdamaian universal. Tentu saja Perdamaian tidak akan tercipta

selama masih ada individu yang batinnya tidak mengeyam nikmat

perdamaian. Demikian itulah pandangan Islam, siapa yang hendak

menegakan perdamaian dunia di atas landasan yang kokoh dan Sentosa, ia

harus mulai memantapkannya di dalam batin setiap orang. Landasan yang

kokoh merupakan sumber hukum Islam yakni al-Qur’an dan as-Sunnah.

14 Sayyid Quthb, Hidup Damai dalam Islam; Tafsir Kontemporer, h. 10 15 Nuim Hidayat, Sayyid Quthb; Biografi dan Kejernihan Pemikirannya, (Jakarta: Gema

Insani, 2005), h. 27

Page 64: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

52

Dalam tatanan Islam, individu mempunyai nilai yang fundamental,

karena ia merupakan batu pertama dalam pembentukan masyarakat. Di dalam

batin individulah tumbuh benih kepercayaan yang pertama. Kepercayaan

yang tersimpan di dalam batin itu kemudia berubah menjadi kenyataan lahir

dalam perangai dan prilakunya, bahkan batin itu sendiri merupakan

pengejawantahan yang hidup bagi akidah.16

Islam menanamkan benih perdamaian di dalam batin individu,

perdamaian positif yang meningkatkan kehidupan dan memajukannya, bukan

perdamaian negative yang merelakan segala-galanya, dan dikorbankan demi

keselamatan. Perdamaian yang ditanam oleh Islam dalam batin individu

tersebut ialah perdamaian yang memancar dari keteraturan dan keserasian,

yang tersusun dari kebebasan dan ketertiban; perdamaian yang tumbuh dari

hempasan tenaga dan kejiwaan yang terdidik, bukan dari jiwa yang lemah,

terbius, dan loyo; perdamaia yang membuat setiap individu mengenal

eksistensinya, menyadari Hasrat dan kaingin-keinginannya; dan bersamaan

dengan itu ia pun mengenal kemaslahatan masyarakat dan tujuannya,

mengenal kebutuhan manusia dan harapan-harapannya; mengenal agama,

manusia, dan idealismenya. Semua dalam keserasian dan keteraturannya.17

Dalam pandangan Sayyid Quthb, kedamaian batin di bawah naungan

Islam banyak memberi dampak positif dalam kehidupan beragama maupun

bermasyarakat. Di fase pertama kedamaian batin menyelaraskan logika dan

16 Sayyid Quthb, Islam dan Perdamaian Dunia, h. 27 17 Sayyid Qutub, Islam dan Perdamaian Dunia, h. 27

Page 65: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

53

akidah yang mana dua hal tersebut merupakan sesuatu yang saling bertolak

belakang. Setelah logika dan aqidah selaras selanjutnya Islam mampu

menyelaraskan kebutuhan rohan dan jasmani yang mana untuk memperoleh

kebutuhan rohani tidak harus mengorbankan kebutuhan jasmani dan

sebaliknya. Lebih jauh, Islam memberi kemudahan dalam beribadah dan

memaklumi perbuatan dosa dengan cara bertobat. Dan terakhir islam

memberi ketentraman dan jaminan sosial.

Allah swt menciptakan manusia di muka bumi tidak dibiarkan begitu

saja. Dia memberi petunjuk berupa kitab-kitab samawi melalui paraNabi dan

RasulNya untuk dijadikan sebagai pegangan hidupnya. Allah swt

menganugrahkan akal pikiran kepada manusia sebagai kunci memperoleh

petunjuk terhadap segala hal.18 Di dalam al-Qur’an terdapat banyak ayat yang

telah menganjurkan dan mendorong umat manusia agar mempergunakan akal

pikirannya untuk menemukan rahasia-rahasia Allah yang ada di alam fana

ini.19

“Dan mereka (orang-orang mukmin) memikirkan tentang penciptaan

langit dan bumi” (Qs: ali-Imran, 191)

Ayat tersebut menganjurkan manusia untuk menggunakan akal sambal

mengingat Allah atas apa yang sudah di ciptakanNya yakni langit dan bumi.

Stigma yang ada di masyarakat awam tentang Islam yang menampung

pristiwa-pristiwa mistis menimbulkan permusuhan antar logika dan akidah.

18 Muhammad Tholhah Hasan, Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia, (Jakarta:

Lantabora Press, 2005), hal. 76 19 Mohammad Nor Ichwan, Tafsir ‘Ilmiy: Memahami Al-Qur’an melalui Pendekatan

Sains Modern, (Jogyakarta: Menara Kudus Jogja, 2004), hlm. 235

Page 66: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

54

Padahal hal tersebut tidak pasti kebenarannya. Akan tetapi bangunan Islam itu

sendiri tetap sehat dan pokok-pokok ajarannya tetap terpelihara

kemurniannya. Watak agama Islam tetap terang dan jelas, sekalipun di

sekitarnya banyak bertebaran berbagai macam cerita khayalan yang serba

misterius, namun semuanya itu tidak masuk kedalam bangunan Islam.20

Islam tak hanya menyelamatkan fikiran manusia dari cerita khayalan

dan takhayul saja, bahkan juga menyelamatkan fikiran manusia dari

kepercayaan terhadap keanehan-keanehan kebendaan yang terjadi

menyimpang dari hukum alam yang kita kenal. Islam sama sekali tidak mau

memaksakan fikiran manusia supaya mempercayai terjadinya keanehan-

keanehan kebendaan yang menyimpang dari ketentuan hukum alam. Cara

yang ditempuh Islam untuk menampakan akidahnya hanyalah melalui

pengertian manusia tentang kejelasan, kesederhanaan dan kebenaran prinsip-

prinsip ajarannya.21

Keselarasan logika dan akidah mengantarkan manusia kepada

terpenuhinya kebutuhan rohani dan jasmani. Kedua-duanya dapat terpenuhi

sekaligus tanpa mengorbankan salah satu dari kebetuhan tersebut untuk

memperloeh kebutuhan yang lain.

Islam datang Ketika latar sosial masyarakat Arab dipenuhi kegelapan.

Budaya mereka jahiliyah, adat kebiasaannya dipenuhi angkara murka, dan

mereka suka poligami tanpa batas, mengubur hidup-hidup anak perempuan,

20 Sayyid Qutub, Islam dan Perdamaian Dunia, h. 28 21 Sayyid Qutub, Islam dan Perdamaian Dunia, h. 29

Page 67: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

55

melegalkan perbudakan, melakukan ihdad berlebihan bagi istri yang ditinggal

mati suaminya, tidak memberi harta warisan kepada kaum perempuan, dan

masih banyak lagi yang lain. Inti agama yang tertuang dalam lembar teks

wahyu tidak lain bertujuan membebaskan dari keterjeratan budaya jahiliyah

tersebut.22

Dalam pandangan Islam tidak semua kebutuhan hidup alamiah harus

dianggap kotor. Hasrat naluri yang menginginkan perkembangbiakan

bukanlah suatu kemerosotan martabat yang harus dihindari oleh orang yang

hendak mensucikan diri. Hasrat perkembangbiakan adalah selaras dengan

kehendak Allah dalam kehidupan, namun Allah tidak hanya menghendaki

perkembangbiakan semata-mata, tetapi juga menghendaki peningkatan dan

kemajuan. Perkembangbiakan merupakan salah satu sarana kemajuan, sama

sekali tidak bertentangan dengan pemikiran tentang kemajuan. Karena itulah

Islam mengatur sebaik-baiknya kebutuhan-kebutuhan vital yang diperlukan

oleh jasmani manusia tanpa mengabaikan kebutuhan rohaninya yang telah

menjadi salah satu fitrahnya. Islam memandang kedua-duanya itu sebagai

suatu kesatuan, tidak melebih-lebihkan dan tidak pula meremehkan, dan di

dalam kesatua itu tidak terdapat pertentangan atau benturan.23

Terpenuhinya kebutuhan rohani dan jasmani yang tidak bertentangan

sama seperti keselarasan logika dan aqidah. Islam sangat memperhatikan

keselamatan dunia dan akhirat bagi para penganutnya. Seperti halnya

22 Muhammadin, Kebutuhan Manusia Terhadap Agama, JIA/Juni 2013/Th.XIV/Nomor

1/99-114, Page. 5 23 Sayyid Qutub, Islam dan Perdamaian Dunia, h. 31

Page 68: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

56

kemudahan dalam bertobat atas dasar kesalahan atau dosa yang disengaja

maupun tidak disengaja.

Dosa sebagaimana digambarkan oleh Rasulullah ibarat noda hitam di

dunia dan di akhirat dalam hati. Kian banyak noda hitam dalam hati, maka

hati bisa menjadi hitam legam dan kelam. Sinarnya, bukan hanya redup tapi

gelap. Cahayanya tertutup oleh titik-titik noda yang menjadikannya tak

mampu lagi memandang dan menimbang kebenaran. Bila seseorang

melepaskan diri dari dosa, memohon ampun dan bertobat, hatinya akan

cemerlang seperti semula. Tapi bila ia mengulangi perbuatan dosa, maka

noda hitam itu akan bertambah hingga meliputi hatinya.24

Dalam Islam Tobat menyangkut penataan Kembali kehidupan manusia

yang sudah berantakan dan perbaikan Kembali mental seseorang yang sudah

rusak akibat dosa yang diperbuat.25 Islam mengakui pada individu terdapat

factor-faktor yang mendorong kearah kekeliruan dan dosa. Kekeliruan, alpa

dan perbuatan karena paksaan dimaafkan, tidak dikenakan hukuman.

Rasulullah menegaskan: “Dosa tidak dikenakan atas umatku karena

kekeliruan, alpa dan perbuatan yang dipaksakan kepadanya”. Di dalam Islam

pintu taubat selalu terbuka bagi dosa dan kekeliruan. Melalui pintu itu siapa

saja dapat memohon ampunan Ilahi dan membersihkan diri. Tak ada sesuatu

24 M Sadik, ,Tobat dalam Perspektif al-Qur’an, STAIN Datokarama Palu, h. 110

25 Erba Rozalina Yulianti, “Tobat Sebagai Sebuah Terapi; Kajian Psikoterapi Islam” Syifa Al-

Qulub 1,2

Page 69: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

57

yang menjauhkan seseorang dari rahmat Tuhan, atau menutup pintu taubat

dan tidak ada perantara yang menghubungkan seseorang dengan Tuhannya.26

Pintu taubat selalu terbuka bagi mereka yang tergelincir ke dalam dosa

atas kekeliruan dan paksaan. Mereka selalu mendapati pintu menuju ampunan

Allah swt. Mereka tidak terkucilkan atau terasingkan hanya karena

melakukan perbuatan dosa, selalu ada uluran tangan kasih sayang dari Allah

swt kepad hambanya yang menyesal atas perbuatannya dan melakukan taubat

dengan sungguh-sungguh.

Melakukan taubat dengan sungguh-sungguh memberi kedamaian dalam

batin dan semngat dalam menjalani aktivitas. Islam sangat memperhatika

kesanggupan dan ketidak sanggupan penganutnya. Tidak membebani

kewajiban seseorang diluar kesanggupannya, baik dalam hal penetapan

hukum syariatnya maupun peribadatannya. Sebab kewajibab yang

dibebankan di luar kesanggupan seseorang, baik mengenai perintah ataupun

larangan pasti menimbulkan tiga hal sebagai berikut:

1. Penindasan, penderitaan dan tekanan batin, merusak fitrah manusia,

merintangi pertumbuhan dan kemajuan hidup yang lurus dan wajar.

2. Membuat orang lari dan liar, tidak menghiraukan perintah dan larangan,

dan membangkitkan perlawanan sehingga membuatnya nekat melakukan

segala hal yang terlarang sebagai reaksi terhadap tekanan-tekanan batin

dan penindasan.

26 Sayyid Qutub, Islam dan Perdamaian Dunia, h. 33

Page 70: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

58

3. Membangkitkan keresahan jiwa secara terus-menerus karena merasa selalu

dikejar-kejar oleh dosa, sekalipun orang sebenarnya tidak berbuat dosa.

Perasaan demikian itu adalah siksaan amat berat yang terus-menerus

diderita.27

Ajaran Islam dibangun berlandasan kemudahan dan keringanan, maka

dari itulah Allah memberikan keringanan bagi orang-orang yang mempunyai

udzur di dalam peribadatan sesuai dengan udzurnya, sehingga mereka dapat

beribadah kepada-Nya tanpa kesulitan. Kesanggupan dalam menjalankan

kewajiban Allah sudah tercatat di dalam al-Qurʻan surah al-Baqarah ayat 286

“Allah tidak membebani seseorang selain yang sesuai dengan

kesanggupannya”. Jika tidak mampu berdiri dibolehkan duduk, jika tidak

sanggup duduk dibolehkan berbaring, jika mulut tidak bisa lagi mengucap

boleh dilapalkan dalam hati. Keringan dan kesanggupan dalam beribadah di

dalam Islam memberi kedamaian batin di setiap hati umat muslim bagi

mereka yang ikhlas menjalankannya.

Demikian Islam tidak memaksakan suatu kewajiban apa pun yang

berada di dunia dan di akhirat luar kesanggupan manusia. Karena itu taka da

alasan untuk menolak kewajiban yang dibebankan oleh Islam, tidak ada

alasan untuk merasa keberatan atau merasa gelisah dan bingung terombang-

ambing antara kewajibab yang harus dilakukan dan kesanggupan yang

dimilikinya. Bahkan, orang akan merasa nikmat melaksanakan kewajiban

27 Murtiningsi. Nedra Wati Zaly, “Gambaran Praktek Sholat Pasien di Rumah Sakit X”,

STIKes Jayakarta: Journal of Islamic Nursing 5.

Page 71: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

59

agama Islam, akan merasa tenang dengan mentaati semua ketentuannya,

merasa gembira dan tentram.28

Islam berdasarkan pandangannya yang universal mengenai kehidupan,

termasuk segala faktor penggerak dan penyebabnya, segala keperluan

materialnya dan segala kebutuhan spiritualnya; tidak melemahkan akidah

yang bersemayam di dunia dan di akhirat dalam batin seorang bahkan

membantunya dalam upaya mewujudkan semua keperluan dan kebutuhan

tersebut dalam kenyataan. Menurut Islam alam kenyataan bukan lain adalah

pencerminan kongkret dari alam batin atau alam perasaan.

Islam memberikan jaminan sosial, ketenangan dalam lingkungan

masyarakat karena perasaannya selalu berada dalam suasana aman dan

tentram. Kedamaian batin yang diperoleh melalui kegiatan peribadatan dapat

menimbulkan suasan aman disetiap individu. Karena mereka merasakan suatu

kekuatan yang Agung telah menjamin keselamatannya.

Islam juga menjamin setiap individu memperoleh rizki dari kekayaan

masyarakat: yang mampu bekerja dijamin mendapatkan pekerjaan dengan

upah yang seadil-adilnya. Jaminan sosial diberikan kepada orang selama ia

belum memperoleh pekerjaan, Islam menjamin pemeliharaan anak-anak sejak

masih menyusu dan selama pertumbuhannya hingga dapat bekerja. Islam

berkeyakinan bahwa semua faktor perdamaian terletak di dalam batin.29

28 Sayyid Qutub, Islam dan Perdamaian Dunia, h. 40 29 Sayyid Qutub, Islam dan Perdamaian Dunia, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1987), h. 48

Page 72: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

60

C. Keharmonian Rumah Tangga

Keluarga atau rumah tangga muslim adalah Lembaga terpenting dalam

kehidupan kaum muslimin umumnya dan manhaj amal Islam khususnya. Ini

semua disebabkan karena peran besar yang dimainkan oleh keluarga, yaitu

mencetak dan menumbuhkan generasi masa depan, pilar penyangga bangunan

umat dan perisai penyelamat bagi negara.30

Keluarga merupakan pondasi awal dari bangunan masyarakat dan

bangsa. Oleh karenanya, keselamatan dan kemurnian rumah tangga adalah

faktor penentu bagi keselamatan dan kemurnian masyarakat, serta sebagai

penentu kekuatan, kekokohan, dan keselamatan dari bangunan negara.31

Dengan kata lain model sebuah negara bergantung pada generasi yang

tumbuh dalam keluarga.

Keharmonian di dalam rumah tangga merupakan tolak ukur masa depan

perdamaian. Berangkat dari krukunan rumah tangga akan menghasilkan

generasi-generasi yang mengenyam nilai-nilai perdamaian dan menuntun

masa depan negara kearah yang positif. Islam mengarah kepada penanaman

benih perdamaian di dalam batin individu, kemudian menjurus ke arah

masyarakat, dan lebih luas lagi ke mata rantai yang tak terpisahkan, satu sama

lain saling berhubungan dan saling berkaitan.32

30 Mustafa Masyhur, Qudwah di Jalan Dakwah, terjemahan oleh Ali Hasan, (Jakarta:

Citra Islam Press, 19990, h. 71 31 Maimunah Hasan, Rumah Tangga Muslim, (Yogyakarta: Bintang Cemerlang, 2001), h.

7 32 Sayyid Qutub, Islam dan Perdamaian Dunia, hal. 49

Page 73: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

61

Penggambaran rumah tangga oleh Islam seperti hubungan cinta kasih

yang penuh kasih sayang dan lemah lembut. Tempat berteduh dari derasnya

aktivitas-aktivitas yang melelahkan. Dan di dalamnya terdapat seorang istri

yang siap menerima keluhan-keluhan sang suami dan beberapa anak-anak

yang wajahnya mampu membangkitkan semangat dan merupakan harapan

dan cita-cita.

ن أنفسكم أزواجا لتسكنوا إليها وجعل بينكم مودة ومن آياته أن خلق لكم م

لك ليات لقوم يتفكرون ورحمة إن في ذ

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan

untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan

merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih

dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat

tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (ar-Rum, 21)

هن لباس لكم وأنتم لباس لهن

“Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi

mereka”. (al-Baqarah, 187)

Dari ayat-ayat tersebut dapat dikatakan dalam rumah tangga terdapat

keramahan dan kelembutan. Ayat-ayat tersebut merupakan ungkapan yang

lengkap dan sempurna mengenai hakikat hubungan yang diwajibkan oleh

Islam, yaitu hubungan Insani yang penuh kasih sayang dan sentosa. Dalam

hubungan tersebut tampak adanya tujuan melestarikan kehidupan dengan

kelahiran anak-anak. Islam membolehkan tujuan seperti itu dengan ketentuan

harus terjamin kebersihan dan kesuciannya dari noda. Mengenai hubungan

Page 74: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

62

suami istri Islam mengakui kesucian dan keseriusannya, bahkan mengatur

arah tujuan dan tentunya keperluannya.33

“Istri-istri kalian adalah (ibarat) tanah tempat kalian bvercocok tanam”

(al-Baqarah, 223)

Islam menaruh perhatian besar sekali kepada inti masyarakat tersebut,

yaitu “tempat asuhan anak-anak” atau tempat berkumpul satuan keluarga,

atau lebih, tegasnya lagi ialah kehidupan rumah tangga. Islam bahkan

memberikan jaminan penuh atas keselamatan dan kesuciannya sesuai dengan

ciri pandangannya yang universal. Terjaganya rumah tangga dibawah syariat

Islam merupakan landasan yang kokoh bagi terwujudnya perdamaian dan

keselamatan lingkungan keluarga.34

D. Kedamaian Masyarakat

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang terjalin erat karena

sistem tertentu, tradisi tertentu, konvensi dan hukum tertentu yang sama, serta

mengarah pada kehidupan kolektif.35 Di dalam masyarakat tentu banyak

ragam kepentingan saling terjalin, saling berkait serta faktor-faktor

pendorongnya pun saling berdesak, tolak-menolak dan Tarik-menarik, saling

menerima dan saling memberi. Di dalam masyarakat, individu yang satu

dengan yang lainnya saling tukar menukar berbagai soal, antara kelompok

33 Sayyid Qutub, Islam dan Perdamaian Dunia, hal. 50 34 Sayyid Qutub, Islam dan Perdamaian Dunia, hal. 75 35 Murthada Muthahhari, Masyarakat dan Sejarah, (Yogyakarta: Rausyanfikr Institute,

2012), hal. 6

Page 75: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

63

saling bermuamalat, kekuatan yang satu dan kekuatan yang lain saling

bersaing. Individu, rumah tangga, dan keluarga semuanya berbaur di dalam

masyarakat, berhimpun di sekitar tembok besar yang menampung seluruh

kegiatannya, yang mencerminkan semua sikap dan pandangan hidupnya,

yang mempengaruhi dan terpengaruhi olehnya dalam berbagai hal.36

Dalam membina masyarakat dimulai dari Nurani individu,

menanamkan benih kecintaan di dalam lubuk hati dan jiwa yang sedalam-

dalamnya dan meniupkan rasa kasih sayang yaitu kecintaan manusiawi yang

murni tulus. Islam mendorong manusia supaya selalu ingat akan asal muasal

kejadiannya yang dari satu jiwa yakni, Adam; menggugah hati Nurani dan

perasaannya tentang kaitan asal keturunan (nasab) dan tali kekerabatan; dan

mengingat akan hubungan persaudaraan di bawah naungan satu Tuhan,

mengingat asal kejadiannya dan tempat ia Kembali. Apabila segala perasaan

yang lembut itu telah membuat perangai manusia menjadi halus, tentu akan

lebih mengarah kepada temggang rasa dan perdamaian. Karenanya berbagai

macam sebab yang menimbulkan perselisihan dan pertikaian akan melemah,

sehingga memungkinkan suksesnya pelaksanaan tatanan hukum yang telah

ditetapkan untuk menjamin perdamaian. Hati Nurani dan perasaan demikian

itu memang merupakan jaminan yang paling kuat bagi berhasilnya

pelaksanaan hukum peraturan sehingga roda kehidupan dapat berputar

dengan lancar.37

36 Sayyid Qutub, Islam dan Perdamaian Dunia, hal. 77 37 Sayyid Qutub, Islam dan Perdamaian Dunia, h. 79

Page 76: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

64

Kesatuan asal yang merupakan pemicu terbentuknya persatuan

universal melalui kesadaran masyarakat akan menompang perdamaian.

Namun untuk memperoleh kesadaran masyarakat diperlukan tahapan-tahan

yang tidak mudah. Ketenangan batin dan keharmonian rumah tangga menjadi

faktor utama terbentuknya kesadaran masyarakat untuk mengemban kesatuan

universal menuju perdamaian.

Page 77: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

65

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada pembahasan sebelumnya maka dapat

disimpulkan bahwa Islam sangat menjaga persatuan. Dan konsep perdamaian

yang disusun oleh Sayyid Quṯhb merupakan pembagian kategori perdamaian

dari lingkup yang kecil (Kedamaian Batin dan Keharmonian Rumah Tangga)

hingga lingkup yang besar (Kedamaian Masyarakat).

Watak dari perdamaian merupkan ajaran Islam yang sangat menentang

peperangan dan pertikaian, meskipun pembentukan sejarah panjang Islam

tidak lepas dari peperangan. Namun peperangan yang terjadi merupakan

bentuk pembelaan diri dan bukan untuk menguasia teritorial atau sumberdaya

alam suatu daerah yang diperangi.

B. Saran

Konsep perdamaian dalam Islam Sayyid Quṯhb merupakn hasil

pikiran yang mantang. Beliau mampu menyelaraskan pikiran dengan hati

agar rancangan perdamaian yang disusun dapat dipahami dengan mudah.

Meskipun demikian, Sayyid Quṯhb terlalu memaksakan perdamaian yang

bersifat Universal dibawah pondasi al-Qurʻan dan as-Sunnah. Jika konsep

tersebut dibawa keranah Islam, rancangan tersebut akan sangat kuat untuk

menata dan menegakan perdamaian dalam Islam. Namun jika rancangan

Page 78: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

66

tersebut mengarah kepada hal yang universal (perdamaian dunia), maka

akan sangat kurang, karen hal-hal yang bertolak dalam perdamaian masih

terjadi di dalam Islam itu sendiri.

Page 79: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

67

DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, Irfan. Masjid dan Pembangunan Perdamaian: Studi Kasus Poso,

Ambon, Ternate, dan Jayapura

Ad-Dimasyqi, al-Imam Abul Fida Ismail Ibnu Kasir. Tafsir Ibnu Kasir: Juz 2.

Bandung: Sinar Baru Algensindo

Ahmad, Zainal Abidin. Sejarah Islam dan Umatnya Sampai Sekarang. Jakarta:

Bulan Bintang. 1978

Akhavi, Syahrough. Sayyid Qutb. John L. Esposito (editor in chief): The Oxford

Encyclopedia of the Modern Islamic World, Vo.3. New York: Oxford

University Press, 1995.

Al-Khalid, Shalah Abdul Fattah. Pengantar Memahami Tafsir Fi Zhilalil Qur’an.

Solo: Era Intermedia. 2001

---------------------- Sayyid Qutb al-Adib al-Naqid wa Da’iyah al-Mujahid wa al-

Mufakkir al-Mufassir al-Raid

Andiko, Toha. Melacak Akar Konflik Dalam Islam Dan Solusi Bagi kerukunan

Umat Beragama di Indonesia. MADANIA. XVII. (2013) no. 1. 39

De Rivera. Assesing the Peacefulness of Culture. Dalam: de Rivera. J. (Ed.).

Handbook on Building Cultures of Peace. USA: Springer. 2009

Esposito, John L. Ancaman Islam: Mitos atau Realitas. Bandung: Mizan. 1996

Page 80: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

68

Fell, G. Peace. dalam: Hicks, D. Education for Peace: Issues. Principles and

Practice in the Classroom. London: Routledge. 1998

Hasan, Maimunah. Rumah Tangga Muslim. Yogyakarta: Bintang Cemerlang.

2001

Hasan, Muhammad Tholhah. Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia. Jakarta:

Lantabora Press. 2005

Hidayat, Nuim. Syyid Quthb: Biografi dan Kejernihan Pemikirannya, Jakarta:

Gema Insan Press. 1987

Hidayat, Nur “Nilai-nilai Islam tentang Perdamaian”, Aplikasia: Volume 17, No.

1, 2017, h. 15

Ichwan, Mohammad Nor. Tafsir ‘Ilmiy: Memahami Al-Qur’an melalui

Pendekatan Sains Modern. Jogyakarta: Menara Kudus Jogja. 2004

Indrawan, Jerry Prakoso. Memahami Studi Perdamaian Sebagai Bagian dari Ilmu

Hubungan Internasional. UPN. Veteran. Jakarta: Jurnal.edu.ac.id. 67

Ismail, Asep Usman. Al-Qur’an dan Kesejahteraan Sosial. Tangerang: Lentera

Hati. 2002

Johari, Amin. Negara dalam Pandangan Ali ‘Abd al-Raziq dan Sayyid Quthb.

Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2008

Jurdi, Syarifuddin. Islam dan Ilmu Sosial Indonesia. LABSOSUIN Sunan

Kalijaga: Yogyakarta, 2011

Page 81: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

69

Krishna, Anand. Islam Esoteris Kemulyaan dan Keindahannya. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama. 2000

Masyhur, Mustafa. Qudwah di Jalan Dakwah. terjemahan oleh Ali Hasan.

Jakarta: Citra Islam Press. 1999

Moussalli cd, Ahmad S. Islamic Fundamentalism Myths and Realities. United

Kingdom: Ithaca Press. 1998

Muhammadin. Kebutuhan Manusia Terhadap Agama. JIA/Juni

2013/Th.XIV/Nomor 1/99-114

Muthahhari, Murthada. Masyarakat dan Sejarah. Yogyakarta: Rausyanfikr

Institute. 2012

Murtiningsi, Nedra Wati Zaly. Gambaran Praktek Sholat Pasien di Rumah Sakit

X, STIKes Jayakarta: Journal of Islamic Nursing

Nasution, Harun. Pembaharuan Dalam Islam; sejarah pemikiran dan gerakan.

Jakarta: Bulan Bintang. 1992

Nimer, Mohammed, Abu. Nir Kekerasan Dan Bina Damai Dalam Islam Teori

dan Praktek Jakarta: Democracy Project. 2010

Quthb, Sayyid. Hidup Damai dalam Islam, Jakarta: Gema Insani Press. 1992

-----------------. Islam dan Perdamaian Dunia, Jakarta: Pustaka Firdaus. 1987

Page 82: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

70

-----------------. Thifl min al-Qaryat”. Afif Muhammad: Dari Teologi ke Ideologi:

Telaah Atas Metode dan Pemikiran Teologi Sayyid Quthb. Bandung: Pena

Merah. 2004

Rochman, Siti. Sayyid Quthb dan Ikhwanul Muslimin Peranan Sayyid Quthb

dalam Gerakan Ikhwanul Muslimin, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. 2003

Sadik, M. “Tobat dalam Perspektif al-Qur’an” STAIN Datokarama Palu

Shihab, M, Quraish. Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an.

Jilid 1. Tangerang: Lentera Hati. 2002

Sudarto. Metodelogi Penelitian Filsafat, Jakarta: PT Grafindo Persada. 1997

Suhelmi, Ahmad. Pemikiran Politik Barat, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

2007

Suhra, Sarif, “Kesetaraan Gender dalam Perspektif Qur’an dan Implementasinya

terhadap Hukum Islam”, Jurnal al-Ulum: Volume. 13, Nomor. 2,

Desember 2013, h. 59

T. Jacob. Semangat Kecendikiaan Menggalang Perdamaian Dunia. University Of

Muchigan: Pustaka Sinar Harapan. 2008

Ulya, Inayatul. Pendidikan Islam Multikultural Sebagai Resolusi Konflik Agama

di Indonesia. Fikrah: Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan. (2016). 4.

no. 1. 23

Page 83: KONSEP PERDAMAIAN DALAM ISLAM SAYYID QUTHB

71

Yulianti, Erba Rozalina. Tobat Sebagai Sebuah Terapi; Kajian Psikoterapi Islam.

Syifa Al-Qulub

Zibad, Nurul. Takdir dalam Pandangan Sayyid Quthb, Jakarta: UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. 2008

Sumber lain:

Fatul, Syarif. .Pemikir Politik Barat Dante Alighieri,

http://stsyarifatulmarah.blogspot.com/2016/12/normal-0-false-false-false-

in-x-none-ar.html

Holocausy, Ensiklopedi. Perang Dunia I (Artikel Ringkasan). Diakses dari:

https://encyclopedia.ushmm.org.

https://lampung.kemenag.go.id/artikel/15012/kerukunan-antar-umat-beragama-

menurut-pandangan-islam?lang=id

https://www.islampos.com/5-hal-yang-membawa-kedamaian-dan-ketenangan-

batin-178561/

Jurnal Studi al-Qur’an, “Ayat-ayat Damai dalam al-Qur’an”, Membangun Tradisi

Qur’ani, Vol. 5, No. 1, Tahun. 2009, h. 32

Villa Nova University. Falvey Memorial Library. Dante’s Biography. htt

ps://exhibits.library.villanova.edu/dante-illustrated/dante-s-biography