konsep pengembangan kawasan kota

Upload: odjie26

Post on 04-Apr-2018

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 Konsep Pengembangan Kawasan Kota

    1/11

    142

    KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN KOTA

    Jones Hendra M. SiraitMahasiswa S2 PWD/PWK SPs USU

    Abstract: This article contains explanation about activity process configurations

    space in pemgembangan city area that consist of planning, utilization anddevelopment. in part furthermore explained that happen various paradigm change

    necessary anticipated and mengakomodasi by government in composed

    development strategy and city/regency area development aspiratif and kondusif, as

    conclusion mengantaranya confirmed important character existence

    configurations space in answer various rumors and real challenge in bational

    development development execution and region.

    Keywords: city development

    PENDAHULUAN

    1. Pengertian Wilayah/Kawasan dalam

    Tata RuangWilayah/Kawasan adalah ruang yang

    merupakan kesatuan geografis beserta

    segenap unsur terkait padanya batas dan

    sistemnya ditentukan berdasarkan aspek

    administratif dan atau aspek fungsional.

    Kawasan adalah wilayah dengan fungsi

    utama lindung atau budidaya, terdiri dari :

    a. Kawasan lindung adalah kawasan yang

    ditetapkan dengan fungsi utama

    melindungi kelestarian lingkungan hidup

    yang mencakup sumber daya alam dan

    sumber daya buatan.b. Kawasan budidaya adalah kawasan yang

    ditetapkan dengan fungsi utama untuk

    dibudidayakan atas dasar kondisi dan

    potensi sumber daya alam, sumber daya

    manusia, dan sumber daya buatan.

    Selain itu dikenal kawasan

    perdesaan, kawasan perkotaan, dan kawasan

    tertentu yang dijelaskan sebagai berikut:

    a. Kawasan perdesaan adalah kawasan yang

    mempunyai kegiatan utama pertanian

    termasuk pengelolaan sumber daya alam

    dengan susunan fungsi kawasan sebagai

    tempat permukiman perdesaaan,

    pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan

    sosial, dan kegiatan ekonomi.

    b. Kawasan perkotaan adalah kawasan yang

    mempunyai kegiatan utama bukan

    pertanian dengan susunan fungsi

    kawasan sebagai tempat permukiman

    perkotaan, pemusatan dan distribusi

    pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan

    sosial, dan kegiatan ekonomi.

    c. Kawasan tertentu adalah kawasan yang

    ditetapkan secara nasional mempunyai

    nilai strategis yang penataan ruangnyadiprioritaskan.

    Kawasan perkotaan adalah kawasan

    yang mempunyai kegiatan utama bukan

    pertanian dengan susunan fungsi kawasan

    sebagai tempat pemukiman perkotaan,

    pemusatan dan distribusi pelayanan jasa

    pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan

    ekonomi.

    Rencana tata Ruang Kawasan

    Perkotaan perlu dibedakan dalam 3 Jenis

    rencana dengan tingkat kedalaman yangberbeda:

    a. Rencana Struktur, adalah kebijakan yang

    menggambarkan arahan tata ruang untuk

    Kawasan Perkotaan Metropolitan dalam

    jangka waktu sesuai dengan rencana tata

    ruang ;

    b. Rencana Umum, adalah kebijakan yang

    menetapkan lokasi dari kawasan yang

    harus dilindungi dan dibudidayakan serta

    diprioritaskan pengembangannya dalam

    jangka waktu perencanaan ;

    c. Rencana Rinci, terdiri dari :

    - Rencana Detail, merupakan

    pengaturan yang memperlihatkan

    keterkaitan antara blok-blok

    penggunaan kawasan untuk menjaga

    keserasian pemanfaatan ruang

    dengan manajemen transportasi kota

    dan pelayanan utilitas kota.

    - Rencana Teknik, merupakan

    pengaturan geometris pemanfaatan

    ruang yang menggambarkan

    keterkaitan antara satu bangunan

  • 7/29/2019 Konsep Pengembangan Kawasan Kota

    2/11

    WAHANA HIJAU Jurnal Perencanaan & Pengembangan Wilayah, Vol.4, No.3, April 2009

    143

    dengan bangunan lainnya, serta

    keterkaitannya dengan utilitas

    bangunan dan utilitas kota/kawasan

    (saluran drainase, sanitasi dll)

    Sesuai dengan tingkatan kedalaman

    perencanaan tata ruang tersebut, makaproduk perencanaan tata ruang kawasan

    perkotaan meliputi:

    a. Rencana Struktur Tata Ruang Kawasan

    Perkotaan Metropolitan ;

    b. Rencana Umum Tata Ruang Kawasan

    Perkotaan/Rencana Tata Ruang Wilayah;

    c. Rencana Struktur Tata Ruang Kawasan

    Perkotaan Metropolitan ;

    d. Rencana Struktur Tata Ruang Kawasan

    Perkotaan Metropolitan ;

    2. Proses Penyusunan KonsepPembangunan Wilayah

    Perumusan konsep diawali dengan

    identifikasi potensi dan masalah

    pembangunan di daerah ini. Identifikasi

    potensi dan permasalahan pemanfaatan ruang

    tidak hanya mencakup perhatian pada masa

    saat ini. Namun juga potensi dan masalah

    yang akan mengemuka pada masa depan.

    Identifikasi dari potensi dan masalah tersebut

    membutuhkan terjalinnya komunikasi antara

    perencana dengan masyarakat yang akan

    terpengaruh oleh rencana. Langkah

    berikutnya adalah perumusan tujuan

    pemanfaatan ruang wilayah kecamatan.

    Untuk satu daerah tertentu, tujuan dan

    sasaran perencanaan tata ruang harus

    mencerminkan visi dari masyarakat

    setempat. Selanjutnya, dilakukan perumusan

    strategi dan kebijakan tata ruang kecamatan.

    Rumusan konsep yang dilengkapi peta-peta

    dengan tingkat ketelitian minimal 1:250.000.

    Adapun muatan rencana Kota, yaitu :

    1. Arahan struktur dan pola pemanfaatanruang

    2. Arahan pengelolaan kawasan lindung

    dan kawasan budidaya ;

    3. Arahan pengelolaan dan pengembangan

    kawasan permukiman, perniagaan, jasa

    dan kawasan lainnya ;

    4. Arahan pengembangan Sistem prasarana

    wilayah yang meliputi prasarana

    transportasi, telekomunikasi, energi, dan

    pengelolaan lingkungan ;

    5. Arahan pengembangan kawasan yang

    diprioritaskan ;

    6. Arahan kebijakan tata guna lahan, tata

    guna air, tata guna udara, dan tata guna

    sumber daya alam lainnya.

    Kelembagaan dalam proses

    penyusunan tersusun dibawah ini:

    a. Lembaga Formal Pemerintahan: unityang diberikan tanggung jawab utama

    atas penataan ruang di daerah pada

    umumnya adalah lembaga yang ditunjuk

    oleh Walikota uktuk tingkat kota

    didampingi Camat, Bappeda, Dinas PU,

    atau Dinas Tata Ruang.

    b. Lembaga Formal Pemerintahan: unit

    yang diberikan tanggung jawab utama

    atas penataan ruang di daerah pada

    umumnya adalah lembaga yang ditunjuk

    oleh Walikota uktuk tingkat kotadidampingi Camat, Bappeda, Dinas PU,

    atau Dinas Tata Ruang.

    Adapun tahapan untuk persiapan

    penyusunan Konsep Kota itu sendiri, yaitu :

    1. Menyusun kerangka acuan kerja atau

    Terms of Reference (TOR) termasuk di

    dalamnya agenda pelaksanaan dan tenaga

    ahli yang diperlukan ;

    2. Membentuk tim pelaksana yang terdiri

    dari tim pengarah, tim teknis, dan tim

    supervisi ;

    3. Menyiapkan kelengkapan administrasi ;

    4. Menyiapkan pengadaan jasa konsultansi;

    5. Menyusun program kerja dan tim ahli

    apabila akan dilakukan secara swakelola;

    6. Persiapan teknis, antara lain meliputi

    perumusan substansi secara garis besar,

    penyiapan checklist data dan kuesioner,

    penyiapan metode pendekatan dan

    peralatan yang diperlukan ;

    7. Perkiraan biaya penyusunan RUDTR

    Kota.

    3. Cakupan Materi dalam Penyusunan

    RDTR Kota

    Berdasarkan Permendagri No.2

    Tahun 1987 tentang muatan/materi

    penyusunan RDTR dapat dijelaskan dalam

    uraian dibawah ini, yaitu :

    a. Kebijaksanaan pengembangan penduduk

    (distribusi dan kepadatan)

    b. Rencana pemanfaatan ruang (peruntukan

    dan besaran ruang)

  • 7/29/2019 Konsep Pengembangan Kawasan Kota

    3/11

    Jones Hendra M. Sirait: Konsep Pengembangan Kawasan Kota

    144

    c. Rencana struktur tingkat pelayanan (tata

    jenjang antara fungsi-fungsi pelayanan

    lingkungan)

    d. Rencana sistem jaringan jalan (lokasi dan

    besaran fungsi arteri sekunder, kolektor

    sekunder dan lokal sekunder, jalan KA,

    alur pelayaran)e. Rencana sistem jaringan utilitas (lokasi

    dan besaran/jaringan sekunder dan tersier

    untuk sistem jaringan air bersih, telepon,

    listrik, air limbah, gas)

    f. Rencana intensitas bangunan lingkungan

    (perbandingan keseluruhan luas lahan

    yang tertutup pada tiap blok peruntukan)

    g. Rencana ketinggian bangunan

    (ketinggian maksimum dan minimum

    untuk tiap blok peruntukan)

    h. Rencana GSB atau garis pengawasanjalan.

    i. Rencana indikasi unit pelayanan

    (perbelanjaan, kesehatan, pendidikan

    rekreasi, OR pada tiap blok peruntukan)

    j. Rencana tahapan pembangunan

    k. Pengelolaan penanganan lingkungan

    (perbaikan, pembaruan, pemugaran,

    peremajaan perlindungan lingkungan,

    manajemen lahan, pengoperasian aparat

    pelaksana dan pengendali pada tingkat

    kecamatan)

    Konsep akhir rencana tata ruang

    dipresentasikan oleh tim penyusun di

    hadapan DPRD Kota serta unsur Muspika

    setempat untuk dapat dibahas sebagai acuan

    rancangan perda, yang kemudian

    disempurnakan dan ditetapkan sebagai suatu

    perda melalui sidang paripurna DPRD daerah

    masing-masing. Dalam jenjang perencanaan,

    RDTR kabupaten/kota tidak hanya berbeda

    dalam hal tingkat ketelitian (skala) peta dan

    jangka waktu perencanaanya namun juga

    dalam hal substansi yang terkandung di

    dalamnya. Apabila RDTR kota adalah berupa

    rencana dan indikasi program pembangunan

    internal kabupaten/kota, maka RDTR

    kabupaten/kota pada jenjang di atasnya

    merupakan arahan kebijaksanaan yang

    terutama mengakomodasikan hubungan dan

    keterkaitan antar kawasan/kabupaten/kota di

    wilayah Kota itu sendiri.

    4. Indikasi Program

    Kriteria umum dalam menentukan

    indikasi program pembangunan secara

    keseluruhan adalah:

    - Mengintegrasikan usaha-usahapengembangan dan pembangunan:

    - Mempertimbangan aspirasi masyarakatserta potensi dan masalah yang ada didaerah agar tercapai segi efisiensi dari

    usaha-usaha pengembangan wilayah;

    - Konsisten dengan arahan tata ruang yangtelah ditetapkan.

    5. Konsep Pengembangan

    Analisis yang dilakukan adalah

    bertujuan untuk:

    a. Memahami karakteristik unsur-unsur

    pembentukan ruang;

    b. Memahami hubungan sebab akibatterbentuknya kondisi ruang wilayah;

    c. Mengetahui beberapa fenomena yang

    ada. Aspek-aspek analisis yang dimaksud

    meliputi: kebijaksanan pembangunan;

    Analisis regional; Ekonomi dan sektor

    unggulan; SDM; Sumberdaya buatan dan

    SDA; Sistem permukiman; Penggunaan

    lahan; Pembiayaan pembangunan;

    Kelembagaan.

    Dalam jenjang perencanaan, konsep

    pengembangan kawasan ini tidak hanyaberbeda dalam hal tingkat ketelitian (skala)

    peta dan jangka waktu perencanaanya namun

    juga dalam hal substansi yang terkandung di

    dalamnya. Apabila RDTR kabupaten/kota

    adalah berupa rencana dan indikasi program

    pembangunan internal kabupaten/kota, maka

    RDTR tersebut pada jenjang di atasnya

    merupakan arahan kebijaksanaan yang

    terutama mengakomodasikan hubungan dan

    keterkaitan antar kawasan kabupaten/kota di

    lingkup Kota. Infrastruktur sangat pentinguntuk dibenahi dalam menyusun konsep

    yang baik. Salah satu contohnya yaitu

    prasarana transportasi dan pemanfaat SDA

    yanga ada. Prasarana transportasi ini

    mencakup darat, laut, dan udara. Data dan

    peta sistem prasarana transportasi darat yang

    dibutuhkan adalah sebagai berikut: Pola

    jaringan jalan dan rel kereta api; Kondisi

    jalan; Lokasi dan volume bongkar-muat di

    terminal. Data dan peta sistem prasarana

    transportasi air (sungai, danau, penyebe-

  • 7/29/2019 Konsep Pengembangan Kawasan Kota

    4/11

    WAHANA HIJAU Jurnal Perencanaan & Pengembangan Wilayah, Vol.4, No.3, April 2009

    145

    rangan, dan laut) yang dibutuhkan adalah

    sebagai berikut:

    Pola jaringan/alur pelayaran; Jenis-jenispelayaran; Asal dan tujuan pelayaran;a. Volume aliran barang dan

    penumpang;

    b. Lokasi dan volume bongkar muatpontoon/dermaga/pelabuhan.

    Data dan peta prasarana transportasiudara yang dibutuhkan adalah sebagai

    berikut :a. Pola jaringan penerbangan;

    b. Jenis-jenis penerbangan;c. Asal dan tujuan penerbangan;d. Volume aliran barang dan

    penumpang;e. Lokasi dan kapasitas Bandar udara.

    HASIL1. Lingkup PerkotaanDaerah perkotaan merupakan daerah

    yang memiliki fungsi daerah strategis dalamtinjauan kegiatan ekonomi. Oleh karenadaerah ini memiliki infrastruktur yang cukupmemadai maka perlu penataan beberapakomponen untuk pengembangan kawasan

    perkotaan sebagai daerah pusat kegiatanpemerintahan.

    Beberapa komponen-komponen yangmenjadi program prioritas dalam

    pengembangan kawasan ini, yaitu:a. Pengembangan pusat-pusat permukimanpotensial termasuk permukiman kumuhpada daerah pinggiran dengan programpenataan kembali wilayah adminitratifkecamatan.

    b. Peningkatan pelayanan prasaranatransportasi dan komunikasi untukmembuka keterisolasian daerah dengandaerah sekitarnya.

    c. Pengembangan pusat sentra produksi danpeningkatan modal usaha guna membukapemasaran produksi.

    d. Peningkatan pelayanan sosial dasarkhususnya pendidikan dan kesehatan,serta penyuluhan dalam rangkameningkatkan kesejahteraan dankesadaran masyarakat.

    e. Pengembangan partisipasi swasta dalampemanfaatan potensi wilayah khususnyabidang pendidikan.

    f. Penetapan pusat-pusat pertumbuhan danpengembangan pusat-pusat pemukimanpotensial yang tetap berorientasi padasystem atau pola pengembangan wilayah.

    g. Penanggulangan kemiskinan yang

    dicapai melalui pemenuhan kebutuhan

    mendesak dan melalui redistribusi

    manfaat yang diperoleh dari

    pertumbuhan ekonomi khususnya dari

    sektor-sektor produksi seperti industri

    rumah tangga.

    Pengembangan kawasan ini

    dilakukan dengan penyerasian pendekatan

    pembangunan (prosoperity approach) dan

    pendekatan keamanan (security approach)

    Dari segi aspek sosial ekonominya,

    daerah ini merupkan daerah yang cukup

    berkembang. Hal ini dapat dilihat dari segi

    kondisi kehidupan masyarakat sekitarnya,

    yang pada umumnya hidup cukup modern.

    Secara gamblang dapat kita perhatikan dari

    kondisi bangunan yang ada mulai dariperumahan sampai bangunan gedung

    bertingkat yang ada pada daerah ini sangat

    modern dari segi tampilan. Masyarakatnya

    hidup dengan taraf kehidupan yang cukup

    layak. Tetapi juga masih ada masyarakatnya

    yang hidup dibawah garis kemiskinan.

    Daerah yang masih terdapat masyarakat yang

    kurang mampu ini umumnya ada di daerah

    pinggiran, contoh yang ada pada daerah ini

    masyarakat membentuk lingkungan

    perumahan kumuh tepat pada pinggir anak

    sungai babura. Disepanjang sungai ini dapat

    dijumpai kelompok masyarakat miskin kota

    yang mendiami daerah ini cukup lama.

    Ada beberapa aspek sosial ekonomi

    yang menyebabkan masih adanya masyarakat

    yang hidup kumuh di dalam daerah

    kecamatan Medan hal ini disebabkan antara

    lain oleh:

    a. Aksesibilitas ke daerah kota yang

    rendah;

    b. Rendahnya tingkat pendidikan dan

    rendahya pengetahuan tentang kesehatanmasyarakatnya ;

    c. Rendahnya tingkat kesejahteraan sosial

    ekonomi masyarakatnya ;

    d. Langkanya informasi tentang pemerintah

    dan minimnya perhatian dari pemerintah

    yang diserikan pada kelompok

    masyarakat pingiran ini.

    2. Kependudukan

    Aspek-aspek kepedudukan terutama

    yang memiliki pengaruh timbal balik dengan

    pertumbuhan perkembangan wilayah sosial

  • 7/29/2019 Konsep Pengembangan Kawasan Kota

    5/11

    Jones Hendra M. Sirait: Konsep Pengembangan Kawasan Kota

    146

    dan ekonomi; untuk memahami faktor-faktor

    sosial kemasyarakatan yang mempengaruhi

    perkembangan wilayah serta hubungan

    kualitas diantara faktor-faktor tersebut. Dari

    hasil analisis ini dapat diketahui potensi

    sumberdaya manusia yang dapat

    dikembangkan.Data yang dibutuhkan adalah sebagai

    berikut: Jumlah penduduk; Kepadatan

    penduduk; Pertumbuhan penduduk;

    Penduduk menurut struktur agama;

    Penduduk menurut jenis kelamin; Penduduk

    menurut struktur pendapatan; Penduduk

    menurut struktur pindidikan/pekerjaan ;

    Jumlah kepala keluarga; Angka kelahiran

    dan angka kematian; Tingkat mobilitas

    penduduk; Tingkat harapan hidup; Tingkat

    buta huruf.

    Kebijaksanaan kependudukan inidiarahkan untuk menunjang usaha-usaha agar

    pembangunan ekonomi dan peningkatan

    kesejahteraan masyarakat dapat terlaksana

    dengan baik sehingga perlu ditingkatkan

    usaha-usaha pembinaan, pengembangan dan

    pemanfaatan potensi sumber daya manusia.

    Kebijaksanaan kependudukan meliputi:

    a. Pengendalian pertumbuhanpenduduk

    Pengendalian pertumbuhan pendu-

    duk dicapai melalui pembatasan

    kelahiran dan migrasi. Pembatasankelahiran dicapai melalui intensify-

    kasi program Keluarga Berencana.

    b. Pemerataan penyebaran pendudukSalah satu masalah kependudukan

    yang timbul di Kecamatan/Kota

    Medan adalah penyebaran penduduk

    yang tidak merata dimana masih

    terkonsentrasi pada pusat kota.

    Untuk menanggulangi keadaan ini

    kebijaksanaan yang dijalankan

    adalah menciptakan keseimbangandalam proses pembangunan kota

    dengan cara mendistribusikan

    penduduk secara merata (sesuai

    dengan jarak dan pusat kota) ke

    seluruh wilayah kota. Usaha yang

    ditempuh antara lain adalah dengan

    cara melakukan penyebaran fasilitas-

    fasilitas pelayanan ke seluruh daerah

    permukiman penduduk, baik pada

    daerah permukiman yang telah ada

    maupun yang akan direncanakan.

    Untuk maksud tersebut arahan

    kepadatan penduduk mengikuti

    kebijaksanaan:

    Kepadatan rendah: Max 50jiwa/Ha

    Kepadatan menengah/sedang: 50-150 jiwa/Ha

    Kepadatan tinggi: 150-300jiwa/Hai. Perluasan kesempatan kerja

    Memperluas kesempatan kerja untuk

    meningkatkan kesejahteraan

    masyarakat dan menampung

    angkatan kerja yang baru sehingga

    tercapai pemerataan pendapatan

    masyarakat bagi peningkatan taraf

    hidup, kesejahteraan dan kecerdasan

    menuju masyarakat adil dan

    makmur, kebijaksanaan utama untuk

    mendorong pengadaan kesempatankerja adalah dengan meningkatkan

    kegiatan perdagangan dan jasa secara

    internal dan kegiatan industri kecil di

    wilayah perencanaan serta

    pembangunan di segala bidang.

    3. Kebijaksanaan Pengembangan Ekonomi

    Untuk mengembangkan kegiatan

    ekonomi agar pendapatan masyarakat

    meningkat dan memperluas kesempatan kerja

    diperlukan beberapa kebijaksanaan yang

    diakomodasikan selanjutnya di dalam

    rencana spesial. Kebijaksanaan tersebut

    adalah:

    a. Pengembangan di sektor perdangandan jasa bertujuan untuk mening-

    katkan pelayanan yang dibutuhkan

    masyarakat dalam waktu yang tepat

    dan dengan harga layak, seperti

    peningkatan fasilitas perbelanjaan

    berupa pasar permanen dan kios dan

    pusat perbelanjaan.

    b. Pengembangan kegiatan tersierberupa jasa pelayanan dalam ber-bagai bentuk yang dapat menunjang

    sektor primer (perkebunan dan

    pertanian tanaman pangan) dan

    sektor sekunder (industri kecil,

    agrowisata dan sebagainya).

    c. Mengembangkan kegiatan primerdan sekunder dengan mapan dan

    spesifik.

    d. Menyediakan utilitas dan fasilitasuntuk mendukung kegiatan ekonomi

    yang dikembangkan.

  • 7/29/2019 Konsep Pengembangan Kawasan Kota

    6/11

    WAHANA HIJAU Jurnal Perencanaan & Pengembangan Wilayah, Vol.4, No.3, April 2009

    147

    e. Membentuk kawasan ekonomi yangterintegrasi dengan fasilitas pendu-

    kungnya dan sistem transportasi

    penunjang.

    f. Pengembangan kegiatan sekunderyang menguntungkan kedua sisi,

    yaitu sisi penyedia dengan mengam-bil keuntungan dari kegiatannya dan

    sisi pengguna melalui tersedianya

    kebutuhan.

    Pengembangan kegiatan sekunder

    mencakup aktivitas yang langsung mendis-

    tribusikan barang pada konsumen akhir,

    dalam hal ini penduduk itu sendiri. Wujud

    fisik aktivitas lain dalam bentuk pasar, toko,

    pertokoan, supermarket, warung dan kios.

    Perkembangan jenis ini sangat dipengaruhi

    oleh tingkat konsumsi dan demandpenduduk.

    Pengembangan aktivitas sekunder

    mengikuti pola pengembangan tata ruang

    secara makro di bidang ekonomi serta

    kecendrungan perkembangan fisik kawasan.

    Pengembangannya juga mempertimbangkan

    distribusi penduduk sebagai demand market,

    pola konsumsi serta prospek ekonomi

    kegiatan ( ditinjau dari potensi daya dukung

    berkembangnya kegiatan ).

    Kegiatan sekunder diarahkan sesuai

    kebutuhan pada unit pelayanan yang ada.

    Aktivitas sekunder dikembangkan menurut

    jenis dan skala pelayanan fasilitas. Dengan

    dasar tersebut, maka pengembangan jenis

    aktivitas sekunder diarahkan menurut

    penduduk pendukung dan jenis aktivitasnya.

    Pasar dikembangkan melayani satu unit

    lingkungan/kelurahan, toko/warung

    dikembangkan tiap blok, sedangkan pusat

    perdagangan memiliki skala pelayanan satu

    Kecamatan/Kota.

    Pola dan pengembangan kegiatansekunder tersebut mengindikasikan

    pengembangan aktivitas sekunder

    dipengaruhi faktor aksebility (jalan, lokasi),

    distribusi demand (penduduk, lalu lintas),

    berkembangnya kegiatan ekonomi yang telah

    ada dan ketersediaan lahan. Oleh karena itu

    penataan ruang aktivitas sekunder di wilayah

    perencanaan dilakukan dengan

    mengefisienkan pelayanan dan optimalkan

    pemanfaatan ruang. Pada lokasi strategis

    dilakukan pengembangan intensif dan untuk

    aktivitas pelayanan unit lingkungan

    disesuaikan dengan daya dukung penduduk

    dan kemungkinan pengembangan.

    4. Kebijaksanaan Pengembangan Ruang

    Mengingat perkembangan kegiatan

    aktivitas yang menggunakan ruang masih

    rendah intensitasnya, maka Kawasan Kotadibentuk 1 (satu) pusat inti kota yaitu Kota

    Medan, dimana kemudian dibagi menjadi 4

    (empat) BWK dengan sub-pusat dan pusat

    utama. Didalam alokasi ruang, sejumlah

    pusat pelayanan lingkungan tertentu pada

    wilayah perencanaan dalam kenyataannya

    bisa juga memperoleh aksebilitas terhadap

    pelayanan yang lebih tinggi yang diberikan

    oleh sejumlah fasilitas tertentu dari hirarki

    atasannya. Namun demikian pada tiap unit

    lingkungan akan diusahakan untuk

    memperoleh fasilitas yang sesuai denganskala lingkungannya masing-masing guna

    mendistribusikan kegiatan sesuai dengan

    pusat-pusat pelayanan yang direncanakan.

    Intensitas pemanfaatan ruang akan

    diarahkan sesuai dengan jenis kegiatan, daya

    dukung fisik serta daya tampung ruang.

    Secara umum kota Medan memiliki

    cadangan lahan yang cukup luas bila

    diperhitungkan di dalamnya kawasan

    perkebunan yang akan segera berakhir HGU-

    nya. Selain itu jumlah penduduk dan tingkat

    kegiatan yang akan ditampung masih dalam

    skala menengah/rendah. Berdasarkan hal

    tersebut, maka pola pemanfaatan ruang lebih

    diarahkan kepada kawasan yang belum

    terbangun dan membatasi pengembangan

    pada bagian Timur dan Utara kota Medan.

    PEMBAHASAN

    1. Analisis Regional

    Analisis regional dilakukan untuk

    memahami kedudukan dan keterkaitan

    kabupaten dan Provinsi dalam sistemregional yang lebih luas dalam aspek sosial,

    ekonomi, lingkungan, dan budaya. Sistem

    regional tersebut dapar berupa pulau atau pun

    nasional, di mana Provinsi dapat berperan

    dalam perkembangan regional dan nasional.

    Kebutuhan Data/Peta : Data satuan wilayah

    sungai (SWS) dan daerah pengaliran sungai

    (DPS); Ekosistem wilayah; Sistem jaringan

    transportasi; Sistem pergerakan barang dan

    modal; Pola migrasi penduduk; Karakteristik

    budaya (suku, adat, agama, dan ras).

  • 7/29/2019 Konsep Pengembangan Kawasan Kota

    7/11

    Jones Hendra M. Sirait: Konsep Pengembangan Kawasan Kota

    148

    2. Analisis Ekonomi dan Sektor Unggulan

    Analisis ekonomi dilakukan untuk

    mewujudkan ekonomi wilayah yang

    sustainable melalui kerkaitan ekonomi lokal

    dalam sistem ekonomi wilayah yang lebih

    luas. Dalam pengertian tersebut, analisis

    ekonomi diarahkan untuk menciptakanketerkaitan ekonomi antar kawasan di dalam

    wilayah kabupaten/provinsi dan keterkaitan

    ekonomi antar wilayah kabupaten. Dari

    analisis ini, diharapkan diperoleh

    pengetahuan mengenal karakteristek

    perekonomi wilayah dan ciri-ciri ekonomi

    kawasan dengan mengindetifikasi basis

    ekonomi, sektor-sektor unggulan, besaran

    kesempatan kerja, pertumbuhan dan

    disparitas pertumbuhan ekonomi.

    Data dan/atau peta perekonomian

    yang dibutuhkan adalah sebagai berikutProduk Domestik Regional Bruto; Income

    per kapita; APBD; Jumlah dan besar

    investasi pemerintah dan swasta; Jumlah

    tenaga kerja di sektor formal dan informal;

    Jumlah pengguran; Jumlah wisatawan

    nusantara dan mancanegara.

    3. Analisis Sumberdaya Manusia

    Analisis sumberdaya manusia

    dilakukan: untuk memahami aspek-aspek

    kepedudukan terutama yang memiliki

    pengaruh timbal balik dengan pertumbuhanperkembangan wilayah sosial dan ekonomi;

    untuk memahami faktor-faktor sosial

    kemasyarakatan yang mempengaruhi

    perkembangan wilayah serta hubungan

    kualitas diantara faktor-faktor tersebut. Dari

    hasil analisis ini dapat diketahui potensi

    sumberdaya manusia yang dapat

    dikembangkan.

    Data yang dibutuhkan adalah sebagai

    berikut: Jumlah penduduk; Kepadatan

    penduduk; Pertumbuhan penduduk;Penduduk menurut struktur agama;

    Penduduk menurut jenis kelamin; Penduduk

    menurut struktur pendapatan; Jumlah kepala

    keluarga; Angka kelahiran dan angka

    kematian; Tingkat mobilitas penduduk;

    Tingkat harapan hidup; Tingkat buta huruf.

    4. Analisis Sumberdaya Buatan

    Analisis sumberdaya buatan

    dilakukan untuk memahami: Kondisi dan

    pelayanan sarana dan prasarana wilayah; dan

    potensi dan kemungkinan kendala yang

    dihadapi dalam peningkatan pelayanan

    sarana dan prasarana wilayah.

    Analisis sistem prasarana transportasi yang

    meliputi transportasi darat, air, dan udara

    dilakukan untuk gambaran mengenal:

    - Keterkaitan fungsional dan ekonomiantar kota, antar kawasan baik dalamwilayah kabupaten, dengan melihat

    pengumpul hasil produksi, pusat kegiatan

    transportasi, dan pusat distribusi barang

    dan jasa.

    - Kecenderungan perkembangan prasaranatransportasi yang ada;

    - Aksesibilitas lokasi-lokasi kegiatan diwilayah kecamatan.

    5. Analisis Sistem Prasarana Pengairan

    Analisis ini dilakukan untuk

    memperoleh gambaran mengenai :- Keterkaitan fungsional antara sumber-

    sumber air baku dengan lokasi atau

    kawasan industri, pertanian,

    permukiman, dan sebagainya;

    - Kecenderungan perkembangan pelayananprasarana pengairan yang ada;

    - Kondisi sumber aur yamg dikaitkandengan upaya pelestarian;

    - Standar kebutuhan air baku pada masing-masing kegiatan.

    Data yang dibutuhkan adalah sebagaiberikut:

    a. Kebutuhan air pola jaringan pengairan/

    irigasi;

    b. Kapasitas dan volume pelayanan

    pengairan;

    c. Luas area yang terlayani dan volume

    pemakaian;

    d. Lokasi, fungsi, dan kapasitas instalasi/

    bangunan pengairan;

    Lokasi dan kapasitas sumber-sumber air.

    6. Sistem Prasarana Wilayah Lainnya

    Termasuk di dalam sistem prasarana

    wilyah adalah prasarana energi/listrik,

    telekomunikasi, pengelolaan lingkingan

    (seperti sampah, air limbah dan air bersih),

    prasarana kota, dan sebaginya. Identifikasi

    dimaksudkan untuk menemui dan mengenali

    fungsi, kondisi, dan tingkat pelayanan

    prasarana wilayah tersebut. Kebutuhan data

    yang harus dipenuhi adalah pola jaringan,

    kapasitas volume, pelayanan, serta lokasi,

    fungsi dan kapasitas instalasi.

  • 7/29/2019 Konsep Pengembangan Kawasan Kota

    8/11

    WAHANA HIJAU Jurnal Perencanaan & Pengembangan Wilayah, Vol.4, No.3, April 2009

    149

    7. Analisis Sumberdaya Alam

    Analisis terhadap sumberdaya alam

    dimaksudkan untuk memahami kondisi, daya

    dukung lingkungan, dan untuk memahami

    tingkat perkembangan pemanfaatan

    sumberdaya lahan/tanah, sumberdaya air,

    sumberdaya udara, sumberdaya hutan, dansumberdaya alam lainya serta potensi yang

    dapat dikembangkan lebih lanjut dalam

    penunjang perkembangan lintas

    kawasan/kabupaten/kota di dalam wilayah

    Provinsi.

    Analisis sumberdaya tanah dilakukan

    untuk mengidentifikasi potensi

    pengembangan berdasarkan kesesuaian tanah

    merekomendasikan tentang peruntukan bagi

    kegiatan budidaya (kawasan permukiman,

    pertanian, perkebunan, parawisata,

    pertambangan, indusri, dan lain-lain) dankawasan lindung. Data dan peta yang

    dibutuhkan: Ketersediaan lahan; Kemiringan

    lahan; Jenis tanah; Geologi tata lingkungan;

    Morfologi; Iklim.

    Analisis terhadap sumberdaya air

    dilakukan untuk memahami bentuk-bentuk

    penguasaan, penggunan, kesesuaian

    pemanfaatan sumber daya air. Untuk skala

    Provinsi terdapat sungai yang dapat mengalir

    melalui beberapa kecamatan sehingga

    kebijaksanaan uang mengatur sungai tersebut

    harus memperhatikan kepentingan sistem

    wilayah yang lebih luas (lintas kabupaten

    atau kota dan nasional). Data yang

    diperlukan: Peruntukan dan debit air; Curah

    hujan tahunan;

    Distribusi hujan; Hidrogi (pola aliran

    sungai); Hidrogeologi (air tanah dan

    permukaan); Sebaran sumber air; Daerah

    resapan air; Rawa dan daerah banjir.

    Analisis terhadap sumber daya udara

    dilakukan untuk mengetahui bentuk-bentuk

    penguasaan, penggunaan, dan kesesuaianpemanfaatan sumberdaya udara dalam

    rangka pengembangan kawasan yang

    menjaga kualitas udara. Data/peta yang

    dibutuhkan: Jalur-jalur penerbangan;

    Kegiatan produksi yang menimbulkan

    pencemaran udara.

    Analisis terhadap sumberdaya hutan

    dilakukan untuk mengetahui daya

    dukung/kemampuan kawasan dalam

    menunjang fungsi hutan baik untuk

    perlindungan maupun kegiatan produksi.

    Selain itu, analisis ini dimaksudkan untuk

    menilai kesesuaian lahan bagi penggunaan

    hutan produksi tetap dan terbatas, hujan yang

    dapat di konversi, hutan lindung, dan

    sebagainya. Data dan peta yang di konversi;

    Sebaran dan luas hutan lindung; Densitas dan

    produksi hasil hutan.

    Analisis sumberdaya alam lainnya dapatmencakup sumberdaya hayati dan non hayati

    yang dimksudkan untuk mengetahui bentuk-

    bentuk penguasaan, dan kesesuaian

    pemanfaatan sumberdaya tersebut.

    8. Analisis Sistem Permukiman dan

    Analisis Penggunaan Lahan

    Analisis sistem permukiman

    dilakukan untuk memahami kondisi, jumlah,

    jenis, ukuran, letak, dan keterkaitan anta

    pusat-pusat permukiman di wilayah

    kabupaten/Provinsi yang di gambarkandengan sistem hirarki dan fungsi kawasan

    permukiman. Data/peta sistem permukiman

    yang dibutuhkan adalah :Kondisi

    permukiman; Jumlah permukiman; Jenis

    permukiman; Letak dan sebaran konsentrasi

    kegiatan permukiman perkotaan dan

    pedesan; Luasan permukiman.

    Analisis penggunaan lahan di

    lakukan untuk mengetahui bentuk-bentuk

    penguasaan, penggunaan, dan kesesuaian

    pemanfaatan lahan untuk kegiatan budidaya

    dan lindung. Selain itu, dengan analisis ini

    dapat di ketahui besarnya fluktuasi intensitas

    kegiatan di suatu kawasan, perubahan,

    perluasan fungsi kawasan, okupasi kegiatan

    tertentu terhadap kawasan, benturan

    kepentingan sektoral dalam pemandataan

    ruang, kecenderungan pola perkembangan

    kawasan budidaya dan pengaruhnya terhadap

    perkembangan kegiatan sosial ekonomi serta

    kelestarian lingkungan. Data/peta yang di

    butuhkan: Jenis dan intensitas penggunaan

    lahan; Luas lahan; Harga tanah; Status lahan;Perubahan fungsi lahan; Ketersediaan lahan.

    9. Analisis Pembiayaan Pembangunan

    Analisis pembiayaan pembangunan

    dilakukan untuk mengidentifikasi sumber-

    sumber penbiayaan pembangunan dan

    besarnya biaya pembangunan baik dari

    Pendapatan Hasil Daerah (PAD), Dana

    Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi

    Khusus (DAK), bantuan dan pinjaman luar

    negeri, perkiraaan sumber-sumber

    pembiayaan masyarakat, dan sumber-sumber

  • 7/29/2019 Konsep Pengembangan Kawasan Kota

    9/11

    Jones Hendra M. Sirait: Konsep Pengembangan Kawasan Kota

    150

    pembiayaan lainya. Data yang di butuhkan:

    Besaran PAD; APBD Kabupaten; Besaran

    DAK; Besaran investasi swasta dan

    masyarakat; Besaran bantuan dan pinjaman

    luar negeri; Besaran sumber pembiayan

    lainya.

    10. Analisis Kelembagaan

    Dilakukan untuk memahami

    kapasitas pemerintah kabupaten dalam

    menyelenggarakan pembangunan yang

    mencakup struktur organisasi dan tata

    laksana pemerintahan, organisasi non

    pemerintah dan perguruan tinggi. Data yang

    dibutuhkan adalah: Struktur organisasi;

    Kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia;

    Kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana

    kerja; Produk-produk peraturan; Bentuk-

    bentuk keterlibatan organisasi nonpemerintah dan perguruan tinggi.

    11. Substansi Rencana

    a. Arahan (untuk Provinsi)/Rencana

    (untuk Kabupaten/Kota) Struktur dan

    Pola Pengembangan Kawasan/Wilayah

    Baik arahan maupun rencana struktur

    pemanfaatan ruang menggambarkan susunan

    unsur-unsur pembentukan rona lingkungan

    alam, lingkungan sosial, dan lingkungan

    buatan yang di gambarakan secara hirarkis

    dan hubungan satu negara dengan yanglainya membentuk sruktur ruang kabupaten.

    Isi rencana struktur pemanfaatan ruang

    diantaranya meliputi hirarki pusat pelayaan

    wilayah seperti sistem pusat-pusat perkotaan

    dan pedesaan, pusat-pusat permukiman

    perkotaan (PKN, PKW, dan PKL ) dan

    pedesaan, hirarki sarana dan prasarana,

    sistem jaringan transportasi seperti sistem

    jalan arteri, jalan kolektor, dan jalan lokal

    dan kelas terminal. Arahan dan rencana pola

    pemanfaatan ruang menggambarkan letak,ukuran, fungsi dari kegiatan-kegiatan sosial,

    ekonomi, budaya dan kawasan-kawasan

    lainnya di dalam kawasan budidaya dan

    delineasi kawasan lindung.

    b. Arahan dan Rencana Pengelolaan

    Kawasan Lindung dan Budidaya

    Rencana pengelolahan kawasan

    lindung dan budidaya adalah bentuk-bentuk

    upaya pengolahan untuk mewujudkan

    rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang.

    Arahan pengelolahan kawasan

    lindung dan budidaya mencakup strategi dan

    ketentuan pengembangan kawasan budidaya

    yang telah didelineasikan. Pengelolahan

    kawasan lindung bertujuan untuk mencegah

    kerusakan fungsi lingkungan. Sedangkan

    pengelolahan kawasan budidaya bertujuanuntuk meningkatkan daya guna dan hasil

    guna pemanfaatan ruang, menjaga

    kelestarian lingkungan serta menghindari

    konflik pemanfaatan ruang.

    c. Arahan dan Rencana Pengelolahan

    Kawasan Fungsional (Pedesaan,

    Perkotaan, dan Daerah Tertentu)

    Rencana pengelolahan kawasan

    dirumuskan untuk mencapai keserasian

    hubungan fungsional antara kawasan-

    kawasan tersebut.

    d. Arahan Pengolahan Kawasan Pedesaan,

    perkotaan, dan tertentu mencakup strategi

    yang di tempuh untuk lebih meningkatkan

    hubungan/keterkaitan fungsi antar kawasan

    serta keterkaitanya dengan sistem jaringan

    prasarana transportasi dan sistem prasarana

    lainya.

    Dalam hal ini perlu ditentukan

    bagaimana kota dikembangkan agar dapat

    memicu pertumbuhan dan pemeratan,

    bagaimana desa dikembangkan sesuaidengan strategi pengembangan kawasan

    produksi, serta bagaimana kawasan tertentu

    dikembangkan sesuai dengan strategi

    pengembangan sector produksi.

    e. Arahan Pengembangan Kawasan

    Permukiman, Kehutanan, Pertanian,

    Pertambangan, Perindustrian, Pariwisata

    dan Kawasan lainnya (Hanya untuk

    RDTR Provinsi )

    Arahan ini menjabarkan strategipengembangan kawasan pemukiman,

    kehutanan, pertanian, pertambangan,

    perindustrian, parawisata dan kawasan lainya

    dengan prinsip optimasi dalam upaya

    meningkatkan kemampuan produksi.

    f. Arahan pengembangan Sistem Pusat

    Permukiman Perdesaan dan

    Perkotaan

    Arahan ini mencakup penentuan

    pusat-pusat permikiman perdesaan,

    permukiman perkotaan dan keterkaitan di

  • 7/29/2019 Konsep Pengembangan Kawasan Kota

    10/11

    WAHANA HIJAU Jurnal Perencanaan & Pengembangan Wilayah, Vol.4, No.3, April 2009

    151

    antara pusat-pusat permukiman perdesaan

    dan perkotaan, serta kebijakan

    pengembangannya dengan melihat struktur

    kota-kota di wilayah Provinsi.

    g. Arahan Pengembangan dan Rencana

    Sistem Prasarana Wilayah RencanaSistem Prasarana Transportasi

    Rencana sistem prasarana

    transportasi dirumuskan dalam rangka

    pengembangan sistem prasarana transportasi

    untuk meningkatkan pelayanan jaringan

    transportasi wilayah.

    h. Arahan Pengembangan Sistem

    Prasarana Transportasi

    Arahan pengembangan sistem

    prasarana transportasi mencukup kebijakan

    pengembangan sistem prasarana transportasidarat, laut dan udara yang memiliki dua

    peranan yaitu:

    - Untuk menciptakan dan mendukungketerkaitan antar kawasan/

    kabupaten/kota di dalam wilayah

    (inter-regional linkage); dan

    - Untuk menciptakan dan mendukungketerkaitan antar wilayah (inter-

    regional linkage ).

    i. Arahan Pengembangan Sistem

    Prasarana Pengairan

    Arahan pengembangan sistem

    prasarana pengairan mencakup kebijakan

    pengembangan sistem prasarana pengairan

    untuk meningkatkan ketersediaan dan

    keterjangkauan pelayanan air baku bagi

    kegiatan permukiman dan kegiatan produksi

    dengan memperhatikan Daerah Aliran

    Sungai (DAS) dan atau Satuan Wilayah

    Sungai (SWS).

    j. Arahan Pengembangan SistemPrasarana Energi

    Arahan pengembangan sistem energi

    mencakup kebijakan pengembangan sistem

    prasarana energi/listrik untuk menumgkatkan

    ketersediaan energi/listrik bagi kegiatan

    produksi.

    k. Arahan Pengembangan Sistem

    Prasarana TelekomunikasiArahan pengembangan sistem

    prasarana telekomunikasi mencakup

    kebijakan pengembangan sistem prasarana

    telekomunikasi untuk meningkatkanketersediaan dan penyediaan informasi bagikegiatan sosial, ekonomi, budaya, pertahanandan keamanan.

    l. Arahan Pengembangan Sistem

    Prasarana Wilayah LainnyaArahan pengembangan sistem

    prasarana wilayah lainnya mencakupkebijakan pengembangan sistem prasaranawilayah lainnya untuk meningkatkanketersediaan dan penyediaan sumber daya

    bagi kegiatan permukiman, produksi jasa,dan sosial ekonomi.

    KESIMPULAN1. Perencanaan pengembangan Kawasan

    Kota, secara sederhana dapat diartikansebagai kegiatan merencanakan

    pemanfaatan potensi dan ruangKabupaten dan Kota serta

    pengembangan infrastruktur pendukungyang dibutuhkan untukmengakomodasikan kegiatan sosialekonomi yang diinginkan.

    2. Penanganan penataan ruang masing-masing Kawasan Kabupaten dan Kotatersebut perlu dibedakan antara satudengan lainnya. Ada 3 klasifikasiKawasan Perkotaan yang akan kitauraikan alam Pedoman Penyusunan

    Rencana Detail Tata Ruang KawasanPerkotaan, yaitu:

    Kawasan Perkotaan Metropolitan; Kawasan Perkotaan yang berstatus

    daerah;

    Kawasan Perkotaan yang merupakanbagian dari Daerah Kabupaten.

    SARANBerhasilnya pembangunan nasional

    tergantung dari partisipasi seluruh rakyatserta pada sikap mental, tekad dan semangat

    ketaatan dan disiplin seluruh rakyatIndonesia serta para penyelenggara negara.Dimana hasil pembangunan harus dapatdinikmati oleh seluruh rakyat Indonesiasebagai peningkatan kesejahteraan lahir dan

    batin.

    DAFTAR RUJUKANBalai Pendidikan dan Pelatihan, 2007,

    Perencanaan Tata Ruang Wilayahdan Kota, Yayasan Badan PenerbitPekerjaan Umum, Jakarta.

  • 7/29/2019 Konsep Pengembangan Kawasan Kota

    11/11

    Jones Hendra M. Sirait: Konsep Pengembangan Kawasan Kota

    152

    Balai Pendidikan dan Pelatihan, 2008,

    Perencanaan Tata Ruang Wilayah

    dan Kota, Yayasan Badan Penerbit

    Pekerjaan Umum, Jakarta.

    Eko Budihardjo, Ir, 1983, Arsitektur dan

    Kota Di Indonesia, Yayasan Badan

    Penerbit Alumni, Bandung