konsep pengembangan kawasan kota
TRANSCRIPT
-
7/29/2019 Konsep Pengembangan Kawasan Kota
1/11
142
KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN KOTA
Jones Hendra M. SiraitMahasiswa S2 PWD/PWK SPs USU
Abstract: This article contains explanation about activity process configurations
space in pemgembangan city area that consist of planning, utilization anddevelopment. in part furthermore explained that happen various paradigm change
necessary anticipated and mengakomodasi by government in composed
development strategy and city/regency area development aspiratif and kondusif, as
conclusion mengantaranya confirmed important character existence
configurations space in answer various rumors and real challenge in bational
development development execution and region.
Keywords: city development
PENDAHULUAN
1. Pengertian Wilayah/Kawasan dalam
Tata RuangWilayah/Kawasan adalah ruang yang
merupakan kesatuan geografis beserta
segenap unsur terkait padanya batas dan
sistemnya ditentukan berdasarkan aspek
administratif dan atau aspek fungsional.
Kawasan adalah wilayah dengan fungsi
utama lindung atau budidaya, terdiri dari :
a. Kawasan lindung adalah kawasan yang
ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup
yang mencakup sumber daya alam dan
sumber daya buatan.b. Kawasan budidaya adalah kawasan yang
ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan
potensi sumber daya alam, sumber daya
manusia, dan sumber daya buatan.
Selain itu dikenal kawasan
perdesaan, kawasan perkotaan, dan kawasan
tertentu yang dijelaskan sebagai berikut:
a. Kawasan perdesaan adalah kawasan yang
mempunyai kegiatan utama pertanian
termasuk pengelolaan sumber daya alam
dengan susunan fungsi kawasan sebagai
tempat permukiman perdesaaan,
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan
sosial, dan kegiatan ekonomi.
b. Kawasan perkotaan adalah kawasan yang
mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat permukiman
perkotaan, pemusatan dan distribusi
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan
sosial, dan kegiatan ekonomi.
c. Kawasan tertentu adalah kawasan yang
ditetapkan secara nasional mempunyai
nilai strategis yang penataan ruangnyadiprioritaskan.
Kawasan perkotaan adalah kawasan
yang mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian dengan susunan fungsi kawasan
sebagai tempat pemukiman perkotaan,
pemusatan dan distribusi pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan
ekonomi.
Rencana tata Ruang Kawasan
Perkotaan perlu dibedakan dalam 3 Jenis
rencana dengan tingkat kedalaman yangberbeda:
a. Rencana Struktur, adalah kebijakan yang
menggambarkan arahan tata ruang untuk
Kawasan Perkotaan Metropolitan dalam
jangka waktu sesuai dengan rencana tata
ruang ;
b. Rencana Umum, adalah kebijakan yang
menetapkan lokasi dari kawasan yang
harus dilindungi dan dibudidayakan serta
diprioritaskan pengembangannya dalam
jangka waktu perencanaan ;
c. Rencana Rinci, terdiri dari :
- Rencana Detail, merupakan
pengaturan yang memperlihatkan
keterkaitan antara blok-blok
penggunaan kawasan untuk menjaga
keserasian pemanfaatan ruang
dengan manajemen transportasi kota
dan pelayanan utilitas kota.
- Rencana Teknik, merupakan
pengaturan geometris pemanfaatan
ruang yang menggambarkan
keterkaitan antara satu bangunan
-
7/29/2019 Konsep Pengembangan Kawasan Kota
2/11
WAHANA HIJAU Jurnal Perencanaan & Pengembangan Wilayah, Vol.4, No.3, April 2009
143
dengan bangunan lainnya, serta
keterkaitannya dengan utilitas
bangunan dan utilitas kota/kawasan
(saluran drainase, sanitasi dll)
Sesuai dengan tingkatan kedalaman
perencanaan tata ruang tersebut, makaproduk perencanaan tata ruang kawasan
perkotaan meliputi:
a. Rencana Struktur Tata Ruang Kawasan
Perkotaan Metropolitan ;
b. Rencana Umum Tata Ruang Kawasan
Perkotaan/Rencana Tata Ruang Wilayah;
c. Rencana Struktur Tata Ruang Kawasan
Perkotaan Metropolitan ;
d. Rencana Struktur Tata Ruang Kawasan
Perkotaan Metropolitan ;
2. Proses Penyusunan KonsepPembangunan Wilayah
Perumusan konsep diawali dengan
identifikasi potensi dan masalah
pembangunan di daerah ini. Identifikasi
potensi dan permasalahan pemanfaatan ruang
tidak hanya mencakup perhatian pada masa
saat ini. Namun juga potensi dan masalah
yang akan mengemuka pada masa depan.
Identifikasi dari potensi dan masalah tersebut
membutuhkan terjalinnya komunikasi antara
perencana dengan masyarakat yang akan
terpengaruh oleh rencana. Langkah
berikutnya adalah perumusan tujuan
pemanfaatan ruang wilayah kecamatan.
Untuk satu daerah tertentu, tujuan dan
sasaran perencanaan tata ruang harus
mencerminkan visi dari masyarakat
setempat. Selanjutnya, dilakukan perumusan
strategi dan kebijakan tata ruang kecamatan.
Rumusan konsep yang dilengkapi peta-peta
dengan tingkat ketelitian minimal 1:250.000.
Adapun muatan rencana Kota, yaitu :
1. Arahan struktur dan pola pemanfaatanruang
2. Arahan pengelolaan kawasan lindung
dan kawasan budidaya ;
3. Arahan pengelolaan dan pengembangan
kawasan permukiman, perniagaan, jasa
dan kawasan lainnya ;
4. Arahan pengembangan Sistem prasarana
wilayah yang meliputi prasarana
transportasi, telekomunikasi, energi, dan
pengelolaan lingkungan ;
5. Arahan pengembangan kawasan yang
diprioritaskan ;
6. Arahan kebijakan tata guna lahan, tata
guna air, tata guna udara, dan tata guna
sumber daya alam lainnya.
Kelembagaan dalam proses
penyusunan tersusun dibawah ini:
a. Lembaga Formal Pemerintahan: unityang diberikan tanggung jawab utama
atas penataan ruang di daerah pada
umumnya adalah lembaga yang ditunjuk
oleh Walikota uktuk tingkat kota
didampingi Camat, Bappeda, Dinas PU,
atau Dinas Tata Ruang.
b. Lembaga Formal Pemerintahan: unit
yang diberikan tanggung jawab utama
atas penataan ruang di daerah pada
umumnya adalah lembaga yang ditunjuk
oleh Walikota uktuk tingkat kotadidampingi Camat, Bappeda, Dinas PU,
atau Dinas Tata Ruang.
Adapun tahapan untuk persiapan
penyusunan Konsep Kota itu sendiri, yaitu :
1. Menyusun kerangka acuan kerja atau
Terms of Reference (TOR) termasuk di
dalamnya agenda pelaksanaan dan tenaga
ahli yang diperlukan ;
2. Membentuk tim pelaksana yang terdiri
dari tim pengarah, tim teknis, dan tim
supervisi ;
3. Menyiapkan kelengkapan administrasi ;
4. Menyiapkan pengadaan jasa konsultansi;
5. Menyusun program kerja dan tim ahli
apabila akan dilakukan secara swakelola;
6. Persiapan teknis, antara lain meliputi
perumusan substansi secara garis besar,
penyiapan checklist data dan kuesioner,
penyiapan metode pendekatan dan
peralatan yang diperlukan ;
7. Perkiraan biaya penyusunan RUDTR
Kota.
3. Cakupan Materi dalam Penyusunan
RDTR Kota
Berdasarkan Permendagri No.2
Tahun 1987 tentang muatan/materi
penyusunan RDTR dapat dijelaskan dalam
uraian dibawah ini, yaitu :
a. Kebijaksanaan pengembangan penduduk
(distribusi dan kepadatan)
b. Rencana pemanfaatan ruang (peruntukan
dan besaran ruang)
-
7/29/2019 Konsep Pengembangan Kawasan Kota
3/11
Jones Hendra M. Sirait: Konsep Pengembangan Kawasan Kota
144
c. Rencana struktur tingkat pelayanan (tata
jenjang antara fungsi-fungsi pelayanan
lingkungan)
d. Rencana sistem jaringan jalan (lokasi dan
besaran fungsi arteri sekunder, kolektor
sekunder dan lokal sekunder, jalan KA,
alur pelayaran)e. Rencana sistem jaringan utilitas (lokasi
dan besaran/jaringan sekunder dan tersier
untuk sistem jaringan air bersih, telepon,
listrik, air limbah, gas)
f. Rencana intensitas bangunan lingkungan
(perbandingan keseluruhan luas lahan
yang tertutup pada tiap blok peruntukan)
g. Rencana ketinggian bangunan
(ketinggian maksimum dan minimum
untuk tiap blok peruntukan)
h. Rencana GSB atau garis pengawasanjalan.
i. Rencana indikasi unit pelayanan
(perbelanjaan, kesehatan, pendidikan
rekreasi, OR pada tiap blok peruntukan)
j. Rencana tahapan pembangunan
k. Pengelolaan penanganan lingkungan
(perbaikan, pembaruan, pemugaran,
peremajaan perlindungan lingkungan,
manajemen lahan, pengoperasian aparat
pelaksana dan pengendali pada tingkat
kecamatan)
Konsep akhir rencana tata ruang
dipresentasikan oleh tim penyusun di
hadapan DPRD Kota serta unsur Muspika
setempat untuk dapat dibahas sebagai acuan
rancangan perda, yang kemudian
disempurnakan dan ditetapkan sebagai suatu
perda melalui sidang paripurna DPRD daerah
masing-masing. Dalam jenjang perencanaan,
RDTR kabupaten/kota tidak hanya berbeda
dalam hal tingkat ketelitian (skala) peta dan
jangka waktu perencanaanya namun juga
dalam hal substansi yang terkandung di
dalamnya. Apabila RDTR kota adalah berupa
rencana dan indikasi program pembangunan
internal kabupaten/kota, maka RDTR
kabupaten/kota pada jenjang di atasnya
merupakan arahan kebijaksanaan yang
terutama mengakomodasikan hubungan dan
keterkaitan antar kawasan/kabupaten/kota di
wilayah Kota itu sendiri.
4. Indikasi Program
Kriteria umum dalam menentukan
indikasi program pembangunan secara
keseluruhan adalah:
- Mengintegrasikan usaha-usahapengembangan dan pembangunan:
- Mempertimbangan aspirasi masyarakatserta potensi dan masalah yang ada didaerah agar tercapai segi efisiensi dari
usaha-usaha pengembangan wilayah;
- Konsisten dengan arahan tata ruang yangtelah ditetapkan.
5. Konsep Pengembangan
Analisis yang dilakukan adalah
bertujuan untuk:
a. Memahami karakteristik unsur-unsur
pembentukan ruang;
b. Memahami hubungan sebab akibatterbentuknya kondisi ruang wilayah;
c. Mengetahui beberapa fenomena yang
ada. Aspek-aspek analisis yang dimaksud
meliputi: kebijaksanan pembangunan;
Analisis regional; Ekonomi dan sektor
unggulan; SDM; Sumberdaya buatan dan
SDA; Sistem permukiman; Penggunaan
lahan; Pembiayaan pembangunan;
Kelembagaan.
Dalam jenjang perencanaan, konsep
pengembangan kawasan ini tidak hanyaberbeda dalam hal tingkat ketelitian (skala)
peta dan jangka waktu perencanaanya namun
juga dalam hal substansi yang terkandung di
dalamnya. Apabila RDTR kabupaten/kota
adalah berupa rencana dan indikasi program
pembangunan internal kabupaten/kota, maka
RDTR tersebut pada jenjang di atasnya
merupakan arahan kebijaksanaan yang
terutama mengakomodasikan hubungan dan
keterkaitan antar kawasan kabupaten/kota di
lingkup Kota. Infrastruktur sangat pentinguntuk dibenahi dalam menyusun konsep
yang baik. Salah satu contohnya yaitu
prasarana transportasi dan pemanfaat SDA
yanga ada. Prasarana transportasi ini
mencakup darat, laut, dan udara. Data dan
peta sistem prasarana transportasi darat yang
dibutuhkan adalah sebagai berikut: Pola
jaringan jalan dan rel kereta api; Kondisi
jalan; Lokasi dan volume bongkar-muat di
terminal. Data dan peta sistem prasarana
transportasi air (sungai, danau, penyebe-
-
7/29/2019 Konsep Pengembangan Kawasan Kota
4/11
WAHANA HIJAU Jurnal Perencanaan & Pengembangan Wilayah, Vol.4, No.3, April 2009
145
rangan, dan laut) yang dibutuhkan adalah
sebagai berikut:
Pola jaringan/alur pelayaran; Jenis-jenispelayaran; Asal dan tujuan pelayaran;a. Volume aliran barang dan
penumpang;
b. Lokasi dan volume bongkar muatpontoon/dermaga/pelabuhan.
Data dan peta prasarana transportasiudara yang dibutuhkan adalah sebagai
berikut :a. Pola jaringan penerbangan;
b. Jenis-jenis penerbangan;c. Asal dan tujuan penerbangan;d. Volume aliran barang dan
penumpang;e. Lokasi dan kapasitas Bandar udara.
HASIL1. Lingkup PerkotaanDaerah perkotaan merupakan daerah
yang memiliki fungsi daerah strategis dalamtinjauan kegiatan ekonomi. Oleh karenadaerah ini memiliki infrastruktur yang cukupmemadai maka perlu penataan beberapakomponen untuk pengembangan kawasan
perkotaan sebagai daerah pusat kegiatanpemerintahan.
Beberapa komponen-komponen yangmenjadi program prioritas dalam
pengembangan kawasan ini, yaitu:a. Pengembangan pusat-pusat permukimanpotensial termasuk permukiman kumuhpada daerah pinggiran dengan programpenataan kembali wilayah adminitratifkecamatan.
b. Peningkatan pelayanan prasaranatransportasi dan komunikasi untukmembuka keterisolasian daerah dengandaerah sekitarnya.
c. Pengembangan pusat sentra produksi danpeningkatan modal usaha guna membukapemasaran produksi.
d. Peningkatan pelayanan sosial dasarkhususnya pendidikan dan kesehatan,serta penyuluhan dalam rangkameningkatkan kesejahteraan dankesadaran masyarakat.
e. Pengembangan partisipasi swasta dalampemanfaatan potensi wilayah khususnyabidang pendidikan.
f. Penetapan pusat-pusat pertumbuhan danpengembangan pusat-pusat pemukimanpotensial yang tetap berorientasi padasystem atau pola pengembangan wilayah.
g. Penanggulangan kemiskinan yang
dicapai melalui pemenuhan kebutuhan
mendesak dan melalui redistribusi
manfaat yang diperoleh dari
pertumbuhan ekonomi khususnya dari
sektor-sektor produksi seperti industri
rumah tangga.
Pengembangan kawasan ini
dilakukan dengan penyerasian pendekatan
pembangunan (prosoperity approach) dan
pendekatan keamanan (security approach)
Dari segi aspek sosial ekonominya,
daerah ini merupkan daerah yang cukup
berkembang. Hal ini dapat dilihat dari segi
kondisi kehidupan masyarakat sekitarnya,
yang pada umumnya hidup cukup modern.
Secara gamblang dapat kita perhatikan dari
kondisi bangunan yang ada mulai dariperumahan sampai bangunan gedung
bertingkat yang ada pada daerah ini sangat
modern dari segi tampilan. Masyarakatnya
hidup dengan taraf kehidupan yang cukup
layak. Tetapi juga masih ada masyarakatnya
yang hidup dibawah garis kemiskinan.
Daerah yang masih terdapat masyarakat yang
kurang mampu ini umumnya ada di daerah
pinggiran, contoh yang ada pada daerah ini
masyarakat membentuk lingkungan
perumahan kumuh tepat pada pinggir anak
sungai babura. Disepanjang sungai ini dapat
dijumpai kelompok masyarakat miskin kota
yang mendiami daerah ini cukup lama.
Ada beberapa aspek sosial ekonomi
yang menyebabkan masih adanya masyarakat
yang hidup kumuh di dalam daerah
kecamatan Medan hal ini disebabkan antara
lain oleh:
a. Aksesibilitas ke daerah kota yang
rendah;
b. Rendahnya tingkat pendidikan dan
rendahya pengetahuan tentang kesehatanmasyarakatnya ;
c. Rendahnya tingkat kesejahteraan sosial
ekonomi masyarakatnya ;
d. Langkanya informasi tentang pemerintah
dan minimnya perhatian dari pemerintah
yang diserikan pada kelompok
masyarakat pingiran ini.
2. Kependudukan
Aspek-aspek kepedudukan terutama
yang memiliki pengaruh timbal balik dengan
pertumbuhan perkembangan wilayah sosial
-
7/29/2019 Konsep Pengembangan Kawasan Kota
5/11
Jones Hendra M. Sirait: Konsep Pengembangan Kawasan Kota
146
dan ekonomi; untuk memahami faktor-faktor
sosial kemasyarakatan yang mempengaruhi
perkembangan wilayah serta hubungan
kualitas diantara faktor-faktor tersebut. Dari
hasil analisis ini dapat diketahui potensi
sumberdaya manusia yang dapat
dikembangkan.Data yang dibutuhkan adalah sebagai
berikut: Jumlah penduduk; Kepadatan
penduduk; Pertumbuhan penduduk;
Penduduk menurut struktur agama;
Penduduk menurut jenis kelamin; Penduduk
menurut struktur pendapatan; Penduduk
menurut struktur pindidikan/pekerjaan ;
Jumlah kepala keluarga; Angka kelahiran
dan angka kematian; Tingkat mobilitas
penduduk; Tingkat harapan hidup; Tingkat
buta huruf.
Kebijaksanaan kependudukan inidiarahkan untuk menunjang usaha-usaha agar
pembangunan ekonomi dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat dapat terlaksana
dengan baik sehingga perlu ditingkatkan
usaha-usaha pembinaan, pengembangan dan
pemanfaatan potensi sumber daya manusia.
Kebijaksanaan kependudukan meliputi:
a. Pengendalian pertumbuhanpenduduk
Pengendalian pertumbuhan pendu-
duk dicapai melalui pembatasan
kelahiran dan migrasi. Pembatasankelahiran dicapai melalui intensify-
kasi program Keluarga Berencana.
b. Pemerataan penyebaran pendudukSalah satu masalah kependudukan
yang timbul di Kecamatan/Kota
Medan adalah penyebaran penduduk
yang tidak merata dimana masih
terkonsentrasi pada pusat kota.
Untuk menanggulangi keadaan ini
kebijaksanaan yang dijalankan
adalah menciptakan keseimbangandalam proses pembangunan kota
dengan cara mendistribusikan
penduduk secara merata (sesuai
dengan jarak dan pusat kota) ke
seluruh wilayah kota. Usaha yang
ditempuh antara lain adalah dengan
cara melakukan penyebaran fasilitas-
fasilitas pelayanan ke seluruh daerah
permukiman penduduk, baik pada
daerah permukiman yang telah ada
maupun yang akan direncanakan.
Untuk maksud tersebut arahan
kepadatan penduduk mengikuti
kebijaksanaan:
Kepadatan rendah: Max 50jiwa/Ha
Kepadatan menengah/sedang: 50-150 jiwa/Ha
Kepadatan tinggi: 150-300jiwa/Hai. Perluasan kesempatan kerja
Memperluas kesempatan kerja untuk
meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan menampung
angkatan kerja yang baru sehingga
tercapai pemerataan pendapatan
masyarakat bagi peningkatan taraf
hidup, kesejahteraan dan kecerdasan
menuju masyarakat adil dan
makmur, kebijaksanaan utama untuk
mendorong pengadaan kesempatankerja adalah dengan meningkatkan
kegiatan perdagangan dan jasa secara
internal dan kegiatan industri kecil di
wilayah perencanaan serta
pembangunan di segala bidang.
3. Kebijaksanaan Pengembangan Ekonomi
Untuk mengembangkan kegiatan
ekonomi agar pendapatan masyarakat
meningkat dan memperluas kesempatan kerja
diperlukan beberapa kebijaksanaan yang
diakomodasikan selanjutnya di dalam
rencana spesial. Kebijaksanaan tersebut
adalah:
a. Pengembangan di sektor perdangandan jasa bertujuan untuk mening-
katkan pelayanan yang dibutuhkan
masyarakat dalam waktu yang tepat
dan dengan harga layak, seperti
peningkatan fasilitas perbelanjaan
berupa pasar permanen dan kios dan
pusat perbelanjaan.
b. Pengembangan kegiatan tersierberupa jasa pelayanan dalam ber-bagai bentuk yang dapat menunjang
sektor primer (perkebunan dan
pertanian tanaman pangan) dan
sektor sekunder (industri kecil,
agrowisata dan sebagainya).
c. Mengembangkan kegiatan primerdan sekunder dengan mapan dan
spesifik.
d. Menyediakan utilitas dan fasilitasuntuk mendukung kegiatan ekonomi
yang dikembangkan.
-
7/29/2019 Konsep Pengembangan Kawasan Kota
6/11
WAHANA HIJAU Jurnal Perencanaan & Pengembangan Wilayah, Vol.4, No.3, April 2009
147
e. Membentuk kawasan ekonomi yangterintegrasi dengan fasilitas pendu-
kungnya dan sistem transportasi
penunjang.
f. Pengembangan kegiatan sekunderyang menguntungkan kedua sisi,
yaitu sisi penyedia dengan mengam-bil keuntungan dari kegiatannya dan
sisi pengguna melalui tersedianya
kebutuhan.
Pengembangan kegiatan sekunder
mencakup aktivitas yang langsung mendis-
tribusikan barang pada konsumen akhir,
dalam hal ini penduduk itu sendiri. Wujud
fisik aktivitas lain dalam bentuk pasar, toko,
pertokoan, supermarket, warung dan kios.
Perkembangan jenis ini sangat dipengaruhi
oleh tingkat konsumsi dan demandpenduduk.
Pengembangan aktivitas sekunder
mengikuti pola pengembangan tata ruang
secara makro di bidang ekonomi serta
kecendrungan perkembangan fisik kawasan.
Pengembangannya juga mempertimbangkan
distribusi penduduk sebagai demand market,
pola konsumsi serta prospek ekonomi
kegiatan ( ditinjau dari potensi daya dukung
berkembangnya kegiatan ).
Kegiatan sekunder diarahkan sesuai
kebutuhan pada unit pelayanan yang ada.
Aktivitas sekunder dikembangkan menurut
jenis dan skala pelayanan fasilitas. Dengan
dasar tersebut, maka pengembangan jenis
aktivitas sekunder diarahkan menurut
penduduk pendukung dan jenis aktivitasnya.
Pasar dikembangkan melayani satu unit
lingkungan/kelurahan, toko/warung
dikembangkan tiap blok, sedangkan pusat
perdagangan memiliki skala pelayanan satu
Kecamatan/Kota.
Pola dan pengembangan kegiatansekunder tersebut mengindikasikan
pengembangan aktivitas sekunder
dipengaruhi faktor aksebility (jalan, lokasi),
distribusi demand (penduduk, lalu lintas),
berkembangnya kegiatan ekonomi yang telah
ada dan ketersediaan lahan. Oleh karena itu
penataan ruang aktivitas sekunder di wilayah
perencanaan dilakukan dengan
mengefisienkan pelayanan dan optimalkan
pemanfaatan ruang. Pada lokasi strategis
dilakukan pengembangan intensif dan untuk
aktivitas pelayanan unit lingkungan
disesuaikan dengan daya dukung penduduk
dan kemungkinan pengembangan.
4. Kebijaksanaan Pengembangan Ruang
Mengingat perkembangan kegiatan
aktivitas yang menggunakan ruang masih
rendah intensitasnya, maka Kawasan Kotadibentuk 1 (satu) pusat inti kota yaitu Kota
Medan, dimana kemudian dibagi menjadi 4
(empat) BWK dengan sub-pusat dan pusat
utama. Didalam alokasi ruang, sejumlah
pusat pelayanan lingkungan tertentu pada
wilayah perencanaan dalam kenyataannya
bisa juga memperoleh aksebilitas terhadap
pelayanan yang lebih tinggi yang diberikan
oleh sejumlah fasilitas tertentu dari hirarki
atasannya. Namun demikian pada tiap unit
lingkungan akan diusahakan untuk
memperoleh fasilitas yang sesuai denganskala lingkungannya masing-masing guna
mendistribusikan kegiatan sesuai dengan
pusat-pusat pelayanan yang direncanakan.
Intensitas pemanfaatan ruang akan
diarahkan sesuai dengan jenis kegiatan, daya
dukung fisik serta daya tampung ruang.
Secara umum kota Medan memiliki
cadangan lahan yang cukup luas bila
diperhitungkan di dalamnya kawasan
perkebunan yang akan segera berakhir HGU-
nya. Selain itu jumlah penduduk dan tingkat
kegiatan yang akan ditampung masih dalam
skala menengah/rendah. Berdasarkan hal
tersebut, maka pola pemanfaatan ruang lebih
diarahkan kepada kawasan yang belum
terbangun dan membatasi pengembangan
pada bagian Timur dan Utara kota Medan.
PEMBAHASAN
1. Analisis Regional
Analisis regional dilakukan untuk
memahami kedudukan dan keterkaitan
kabupaten dan Provinsi dalam sistemregional yang lebih luas dalam aspek sosial,
ekonomi, lingkungan, dan budaya. Sistem
regional tersebut dapar berupa pulau atau pun
nasional, di mana Provinsi dapat berperan
dalam perkembangan regional dan nasional.
Kebutuhan Data/Peta : Data satuan wilayah
sungai (SWS) dan daerah pengaliran sungai
(DPS); Ekosistem wilayah; Sistem jaringan
transportasi; Sistem pergerakan barang dan
modal; Pola migrasi penduduk; Karakteristik
budaya (suku, adat, agama, dan ras).
-
7/29/2019 Konsep Pengembangan Kawasan Kota
7/11
Jones Hendra M. Sirait: Konsep Pengembangan Kawasan Kota
148
2. Analisis Ekonomi dan Sektor Unggulan
Analisis ekonomi dilakukan untuk
mewujudkan ekonomi wilayah yang
sustainable melalui kerkaitan ekonomi lokal
dalam sistem ekonomi wilayah yang lebih
luas. Dalam pengertian tersebut, analisis
ekonomi diarahkan untuk menciptakanketerkaitan ekonomi antar kawasan di dalam
wilayah kabupaten/provinsi dan keterkaitan
ekonomi antar wilayah kabupaten. Dari
analisis ini, diharapkan diperoleh
pengetahuan mengenal karakteristek
perekonomi wilayah dan ciri-ciri ekonomi
kawasan dengan mengindetifikasi basis
ekonomi, sektor-sektor unggulan, besaran
kesempatan kerja, pertumbuhan dan
disparitas pertumbuhan ekonomi.
Data dan/atau peta perekonomian
yang dibutuhkan adalah sebagai berikutProduk Domestik Regional Bruto; Income
per kapita; APBD; Jumlah dan besar
investasi pemerintah dan swasta; Jumlah
tenaga kerja di sektor formal dan informal;
Jumlah pengguran; Jumlah wisatawan
nusantara dan mancanegara.
3. Analisis Sumberdaya Manusia
Analisis sumberdaya manusia
dilakukan: untuk memahami aspek-aspek
kepedudukan terutama yang memiliki
pengaruh timbal balik dengan pertumbuhanperkembangan wilayah sosial dan ekonomi;
untuk memahami faktor-faktor sosial
kemasyarakatan yang mempengaruhi
perkembangan wilayah serta hubungan
kualitas diantara faktor-faktor tersebut. Dari
hasil analisis ini dapat diketahui potensi
sumberdaya manusia yang dapat
dikembangkan.
Data yang dibutuhkan adalah sebagai
berikut: Jumlah penduduk; Kepadatan
penduduk; Pertumbuhan penduduk;Penduduk menurut struktur agama;
Penduduk menurut jenis kelamin; Penduduk
menurut struktur pendapatan; Jumlah kepala
keluarga; Angka kelahiran dan angka
kematian; Tingkat mobilitas penduduk;
Tingkat harapan hidup; Tingkat buta huruf.
4. Analisis Sumberdaya Buatan
Analisis sumberdaya buatan
dilakukan untuk memahami: Kondisi dan
pelayanan sarana dan prasarana wilayah; dan
potensi dan kemungkinan kendala yang
dihadapi dalam peningkatan pelayanan
sarana dan prasarana wilayah.
Analisis sistem prasarana transportasi yang
meliputi transportasi darat, air, dan udara
dilakukan untuk gambaran mengenal:
- Keterkaitan fungsional dan ekonomiantar kota, antar kawasan baik dalamwilayah kabupaten, dengan melihat
pengumpul hasil produksi, pusat kegiatan
transportasi, dan pusat distribusi barang
dan jasa.
- Kecenderungan perkembangan prasaranatransportasi yang ada;
- Aksesibilitas lokasi-lokasi kegiatan diwilayah kecamatan.
5. Analisis Sistem Prasarana Pengairan
Analisis ini dilakukan untuk
memperoleh gambaran mengenai :- Keterkaitan fungsional antara sumber-
sumber air baku dengan lokasi atau
kawasan industri, pertanian,
permukiman, dan sebagainya;
- Kecenderungan perkembangan pelayananprasarana pengairan yang ada;
- Kondisi sumber aur yamg dikaitkandengan upaya pelestarian;
- Standar kebutuhan air baku pada masing-masing kegiatan.
Data yang dibutuhkan adalah sebagaiberikut:
a. Kebutuhan air pola jaringan pengairan/
irigasi;
b. Kapasitas dan volume pelayanan
pengairan;
c. Luas area yang terlayani dan volume
pemakaian;
d. Lokasi, fungsi, dan kapasitas instalasi/
bangunan pengairan;
Lokasi dan kapasitas sumber-sumber air.
6. Sistem Prasarana Wilayah Lainnya
Termasuk di dalam sistem prasarana
wilyah adalah prasarana energi/listrik,
telekomunikasi, pengelolaan lingkingan
(seperti sampah, air limbah dan air bersih),
prasarana kota, dan sebaginya. Identifikasi
dimaksudkan untuk menemui dan mengenali
fungsi, kondisi, dan tingkat pelayanan
prasarana wilayah tersebut. Kebutuhan data
yang harus dipenuhi adalah pola jaringan,
kapasitas volume, pelayanan, serta lokasi,
fungsi dan kapasitas instalasi.
-
7/29/2019 Konsep Pengembangan Kawasan Kota
8/11
WAHANA HIJAU Jurnal Perencanaan & Pengembangan Wilayah, Vol.4, No.3, April 2009
149
7. Analisis Sumberdaya Alam
Analisis terhadap sumberdaya alam
dimaksudkan untuk memahami kondisi, daya
dukung lingkungan, dan untuk memahami
tingkat perkembangan pemanfaatan
sumberdaya lahan/tanah, sumberdaya air,
sumberdaya udara, sumberdaya hutan, dansumberdaya alam lainya serta potensi yang
dapat dikembangkan lebih lanjut dalam
penunjang perkembangan lintas
kawasan/kabupaten/kota di dalam wilayah
Provinsi.
Analisis sumberdaya tanah dilakukan
untuk mengidentifikasi potensi
pengembangan berdasarkan kesesuaian tanah
merekomendasikan tentang peruntukan bagi
kegiatan budidaya (kawasan permukiman,
pertanian, perkebunan, parawisata,
pertambangan, indusri, dan lain-lain) dankawasan lindung. Data dan peta yang
dibutuhkan: Ketersediaan lahan; Kemiringan
lahan; Jenis tanah; Geologi tata lingkungan;
Morfologi; Iklim.
Analisis terhadap sumberdaya air
dilakukan untuk memahami bentuk-bentuk
penguasaan, penggunan, kesesuaian
pemanfaatan sumber daya air. Untuk skala
Provinsi terdapat sungai yang dapat mengalir
melalui beberapa kecamatan sehingga
kebijaksanaan uang mengatur sungai tersebut
harus memperhatikan kepentingan sistem
wilayah yang lebih luas (lintas kabupaten
atau kota dan nasional). Data yang
diperlukan: Peruntukan dan debit air; Curah
hujan tahunan;
Distribusi hujan; Hidrogi (pola aliran
sungai); Hidrogeologi (air tanah dan
permukaan); Sebaran sumber air; Daerah
resapan air; Rawa dan daerah banjir.
Analisis terhadap sumber daya udara
dilakukan untuk mengetahui bentuk-bentuk
penguasaan, penggunaan, dan kesesuaianpemanfaatan sumberdaya udara dalam
rangka pengembangan kawasan yang
menjaga kualitas udara. Data/peta yang
dibutuhkan: Jalur-jalur penerbangan;
Kegiatan produksi yang menimbulkan
pencemaran udara.
Analisis terhadap sumberdaya hutan
dilakukan untuk mengetahui daya
dukung/kemampuan kawasan dalam
menunjang fungsi hutan baik untuk
perlindungan maupun kegiatan produksi.
Selain itu, analisis ini dimaksudkan untuk
menilai kesesuaian lahan bagi penggunaan
hutan produksi tetap dan terbatas, hujan yang
dapat di konversi, hutan lindung, dan
sebagainya. Data dan peta yang di konversi;
Sebaran dan luas hutan lindung; Densitas dan
produksi hasil hutan.
Analisis sumberdaya alam lainnya dapatmencakup sumberdaya hayati dan non hayati
yang dimksudkan untuk mengetahui bentuk-
bentuk penguasaan, dan kesesuaian
pemanfaatan sumberdaya tersebut.
8. Analisis Sistem Permukiman dan
Analisis Penggunaan Lahan
Analisis sistem permukiman
dilakukan untuk memahami kondisi, jumlah,
jenis, ukuran, letak, dan keterkaitan anta
pusat-pusat permukiman di wilayah
kabupaten/Provinsi yang di gambarkandengan sistem hirarki dan fungsi kawasan
permukiman. Data/peta sistem permukiman
yang dibutuhkan adalah :Kondisi
permukiman; Jumlah permukiman; Jenis
permukiman; Letak dan sebaran konsentrasi
kegiatan permukiman perkotaan dan
pedesan; Luasan permukiman.
Analisis penggunaan lahan di
lakukan untuk mengetahui bentuk-bentuk
penguasaan, penggunaan, dan kesesuaian
pemanfaatan lahan untuk kegiatan budidaya
dan lindung. Selain itu, dengan analisis ini
dapat di ketahui besarnya fluktuasi intensitas
kegiatan di suatu kawasan, perubahan,
perluasan fungsi kawasan, okupasi kegiatan
tertentu terhadap kawasan, benturan
kepentingan sektoral dalam pemandataan
ruang, kecenderungan pola perkembangan
kawasan budidaya dan pengaruhnya terhadap
perkembangan kegiatan sosial ekonomi serta
kelestarian lingkungan. Data/peta yang di
butuhkan: Jenis dan intensitas penggunaan
lahan; Luas lahan; Harga tanah; Status lahan;Perubahan fungsi lahan; Ketersediaan lahan.
9. Analisis Pembiayaan Pembangunan
Analisis pembiayaan pembangunan
dilakukan untuk mengidentifikasi sumber-
sumber penbiayaan pembangunan dan
besarnya biaya pembangunan baik dari
Pendapatan Hasil Daerah (PAD), Dana
Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi
Khusus (DAK), bantuan dan pinjaman luar
negeri, perkiraaan sumber-sumber
pembiayaan masyarakat, dan sumber-sumber
-
7/29/2019 Konsep Pengembangan Kawasan Kota
9/11
Jones Hendra M. Sirait: Konsep Pengembangan Kawasan Kota
150
pembiayaan lainya. Data yang di butuhkan:
Besaran PAD; APBD Kabupaten; Besaran
DAK; Besaran investasi swasta dan
masyarakat; Besaran bantuan dan pinjaman
luar negeri; Besaran sumber pembiayan
lainya.
10. Analisis Kelembagaan
Dilakukan untuk memahami
kapasitas pemerintah kabupaten dalam
menyelenggarakan pembangunan yang
mencakup struktur organisasi dan tata
laksana pemerintahan, organisasi non
pemerintah dan perguruan tinggi. Data yang
dibutuhkan adalah: Struktur organisasi;
Kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia;
Kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana
kerja; Produk-produk peraturan; Bentuk-
bentuk keterlibatan organisasi nonpemerintah dan perguruan tinggi.
11. Substansi Rencana
a. Arahan (untuk Provinsi)/Rencana
(untuk Kabupaten/Kota) Struktur dan
Pola Pengembangan Kawasan/Wilayah
Baik arahan maupun rencana struktur
pemanfaatan ruang menggambarkan susunan
unsur-unsur pembentukan rona lingkungan
alam, lingkungan sosial, dan lingkungan
buatan yang di gambarakan secara hirarkis
dan hubungan satu negara dengan yanglainya membentuk sruktur ruang kabupaten.
Isi rencana struktur pemanfaatan ruang
diantaranya meliputi hirarki pusat pelayaan
wilayah seperti sistem pusat-pusat perkotaan
dan pedesaan, pusat-pusat permukiman
perkotaan (PKN, PKW, dan PKL ) dan
pedesaan, hirarki sarana dan prasarana,
sistem jaringan transportasi seperti sistem
jalan arteri, jalan kolektor, dan jalan lokal
dan kelas terminal. Arahan dan rencana pola
pemanfaatan ruang menggambarkan letak,ukuran, fungsi dari kegiatan-kegiatan sosial,
ekonomi, budaya dan kawasan-kawasan
lainnya di dalam kawasan budidaya dan
delineasi kawasan lindung.
b. Arahan dan Rencana Pengelolaan
Kawasan Lindung dan Budidaya
Rencana pengelolahan kawasan
lindung dan budidaya adalah bentuk-bentuk
upaya pengolahan untuk mewujudkan
rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang.
Arahan pengelolahan kawasan
lindung dan budidaya mencakup strategi dan
ketentuan pengembangan kawasan budidaya
yang telah didelineasikan. Pengelolahan
kawasan lindung bertujuan untuk mencegah
kerusakan fungsi lingkungan. Sedangkan
pengelolahan kawasan budidaya bertujuanuntuk meningkatkan daya guna dan hasil
guna pemanfaatan ruang, menjaga
kelestarian lingkungan serta menghindari
konflik pemanfaatan ruang.
c. Arahan dan Rencana Pengelolahan
Kawasan Fungsional (Pedesaan,
Perkotaan, dan Daerah Tertentu)
Rencana pengelolahan kawasan
dirumuskan untuk mencapai keserasian
hubungan fungsional antara kawasan-
kawasan tersebut.
d. Arahan Pengolahan Kawasan Pedesaan,
perkotaan, dan tertentu mencakup strategi
yang di tempuh untuk lebih meningkatkan
hubungan/keterkaitan fungsi antar kawasan
serta keterkaitanya dengan sistem jaringan
prasarana transportasi dan sistem prasarana
lainya.
Dalam hal ini perlu ditentukan
bagaimana kota dikembangkan agar dapat
memicu pertumbuhan dan pemeratan,
bagaimana desa dikembangkan sesuaidengan strategi pengembangan kawasan
produksi, serta bagaimana kawasan tertentu
dikembangkan sesuai dengan strategi
pengembangan sector produksi.
e. Arahan Pengembangan Kawasan
Permukiman, Kehutanan, Pertanian,
Pertambangan, Perindustrian, Pariwisata
dan Kawasan lainnya (Hanya untuk
RDTR Provinsi )
Arahan ini menjabarkan strategipengembangan kawasan pemukiman,
kehutanan, pertanian, pertambangan,
perindustrian, parawisata dan kawasan lainya
dengan prinsip optimasi dalam upaya
meningkatkan kemampuan produksi.
f. Arahan pengembangan Sistem Pusat
Permukiman Perdesaan dan
Perkotaan
Arahan ini mencakup penentuan
pusat-pusat permikiman perdesaan,
permukiman perkotaan dan keterkaitan di
-
7/29/2019 Konsep Pengembangan Kawasan Kota
10/11
WAHANA HIJAU Jurnal Perencanaan & Pengembangan Wilayah, Vol.4, No.3, April 2009
151
antara pusat-pusat permukiman perdesaan
dan perkotaan, serta kebijakan
pengembangannya dengan melihat struktur
kota-kota di wilayah Provinsi.
g. Arahan Pengembangan dan Rencana
Sistem Prasarana Wilayah RencanaSistem Prasarana Transportasi
Rencana sistem prasarana
transportasi dirumuskan dalam rangka
pengembangan sistem prasarana transportasi
untuk meningkatkan pelayanan jaringan
transportasi wilayah.
h. Arahan Pengembangan Sistem
Prasarana Transportasi
Arahan pengembangan sistem
prasarana transportasi mencukup kebijakan
pengembangan sistem prasarana transportasidarat, laut dan udara yang memiliki dua
peranan yaitu:
- Untuk menciptakan dan mendukungketerkaitan antar kawasan/
kabupaten/kota di dalam wilayah
(inter-regional linkage); dan
- Untuk menciptakan dan mendukungketerkaitan antar wilayah (inter-
regional linkage ).
i. Arahan Pengembangan Sistem
Prasarana Pengairan
Arahan pengembangan sistem
prasarana pengairan mencakup kebijakan
pengembangan sistem prasarana pengairan
untuk meningkatkan ketersediaan dan
keterjangkauan pelayanan air baku bagi
kegiatan permukiman dan kegiatan produksi
dengan memperhatikan Daerah Aliran
Sungai (DAS) dan atau Satuan Wilayah
Sungai (SWS).
j. Arahan Pengembangan SistemPrasarana Energi
Arahan pengembangan sistem energi
mencakup kebijakan pengembangan sistem
prasarana energi/listrik untuk menumgkatkan
ketersediaan energi/listrik bagi kegiatan
produksi.
k. Arahan Pengembangan Sistem
Prasarana TelekomunikasiArahan pengembangan sistem
prasarana telekomunikasi mencakup
kebijakan pengembangan sistem prasarana
telekomunikasi untuk meningkatkanketersediaan dan penyediaan informasi bagikegiatan sosial, ekonomi, budaya, pertahanandan keamanan.
l. Arahan Pengembangan Sistem
Prasarana Wilayah LainnyaArahan pengembangan sistem
prasarana wilayah lainnya mencakupkebijakan pengembangan sistem prasaranawilayah lainnya untuk meningkatkanketersediaan dan penyediaan sumber daya
bagi kegiatan permukiman, produksi jasa,dan sosial ekonomi.
KESIMPULAN1. Perencanaan pengembangan Kawasan
Kota, secara sederhana dapat diartikansebagai kegiatan merencanakan
pemanfaatan potensi dan ruangKabupaten dan Kota serta
pengembangan infrastruktur pendukungyang dibutuhkan untukmengakomodasikan kegiatan sosialekonomi yang diinginkan.
2. Penanganan penataan ruang masing-masing Kawasan Kabupaten dan Kotatersebut perlu dibedakan antara satudengan lainnya. Ada 3 klasifikasiKawasan Perkotaan yang akan kitauraikan alam Pedoman Penyusunan
Rencana Detail Tata Ruang KawasanPerkotaan, yaitu:
Kawasan Perkotaan Metropolitan; Kawasan Perkotaan yang berstatus
daerah;
Kawasan Perkotaan yang merupakanbagian dari Daerah Kabupaten.
SARANBerhasilnya pembangunan nasional
tergantung dari partisipasi seluruh rakyatserta pada sikap mental, tekad dan semangat
ketaatan dan disiplin seluruh rakyatIndonesia serta para penyelenggara negara.Dimana hasil pembangunan harus dapatdinikmati oleh seluruh rakyat Indonesiasebagai peningkatan kesejahteraan lahir dan
batin.
DAFTAR RUJUKANBalai Pendidikan dan Pelatihan, 2007,
Perencanaan Tata Ruang Wilayahdan Kota, Yayasan Badan PenerbitPekerjaan Umum, Jakarta.
-
7/29/2019 Konsep Pengembangan Kawasan Kota
11/11
Jones Hendra M. Sirait: Konsep Pengembangan Kawasan Kota
152
Balai Pendidikan dan Pelatihan, 2008,
Perencanaan Tata Ruang Wilayah
dan Kota, Yayasan Badan Penerbit
Pekerjaan Umum, Jakarta.
Eko Budihardjo, Ir, 1983, Arsitektur dan
Kota Di Indonesia, Yayasan Badan
Penerbit Alumni, Bandung