konsep pendidikan akhlak dan relevansinya ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/cover-digabungkan...

88
KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER NASIONAL (STUDI PEMIKIRAN UMAR IBNU AHMAD BARAJA’ DALAM KITAB AL-AKHLAQ LI AL-BANIN JUZ 1) SKRIPSI Oleh: MA’RIFATUN NA’IMAH 210317404 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO 2021

Upload: others

Post on 08-Aug-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK

DAN RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER NASIONAL

(STUDI PEMIKIRAN UMAR IBNU AHMAD BARAJA’ DALAM KITAB

AL-AKHLAQ LI AL-BANIN JUZ 1)

SKRIPSI

Oleh:

MA’RIFATUN NA’IMAH

210317404

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

PONOROGO

2021

Page 2: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

ii

ABSTRAK

Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya dengan

Pendidikan Karakter (Studi Pemikiran Umar Ibnu Ahmad Baraja’ dalam

Kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1)”. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri

Ponorogo. Pembimbing: Wahid Hariyanto, M.Pd.

Kata Kunci: Pendidikan Akhlak, Pendidikan Karakter, Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1

Belakangan, marak kasus dekadensi moral berupa kriminalitas yang dilakukan

oleh anak didik terkait disiplin yang mengarah pada kekerasan yang dialami oleh

guru-guru di sekolah seperti perilaku tidak hormat, bullying, gesture dan ancaman

verbal, bahkan yang paling ekstrem adalah serangan fisik, kasus bullying, pergaulan

bebas, pornografi, anarkis, tawuran dan tindakan destruktif lainnya yang ingin

ditanggulangi dengan pendidikan karakter. Pendidikan karakter sudah menjadi

perhatian ulama terdahulu seperti Umar Ibnu Ahmad Baraja’ dengan kitabnya Al-

Akhlāq Li Al-Banin.

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini bertujuan untuk menggali konsep

pendidikan akhlak dalam kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1 karya Umar Ibnu Ahmad

Baraja’ dan mencari relevansi konsep pendidikan akhlak dalam kitab Al-Akhlāq Li Al-

Banin Juz 1 karya Umar Ibnu Ahmad Baraja’ dengan pendidikan karakter.

Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan

metode penelitian kepustakaan yang sumber utamanya berasal dari kitab Al-Akhlāq Li

Al-Banin Juz 1. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah teknik studi dokumenter yakni pengumpulan data dari peninggalan tertulis

berupa arsip-arsip dan buku-buku tentang teori, pendapat, maupun hukum-hukum.

Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah analisis isi (content analysis).

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Konsep pendidikan akhlak

yang terkandung dalam kitab Al-Akhlaq Li Al-Banin Juz 1 yaitu mencakup sifat-sifat

akhlak dan ruang lingkupnya. Adapun sifat akhlak dibagi menjadi dua, yakni akhlak

terpuji dan akhlak tercela. Sedangkan akhlak berdasarkan ruang lingkupnya dibagi

menjadi dua, yakni akhlak terhadap Allah dan akhlak terhadap makhluk yakni akhlak

terhadap sesama manusia yang meliputi akhlak terhadap diri sendiri, akhlak terhadap

orang lain (keluarga dan masyarakat), serta akhlak terhadap makhluk selain manusia

yakni akhlak terhadap lingkungan. (2) Pendidikan akhlak dalam kitab Al-Akhlaq Li

Al-Banin Juz 1 yang memiliki relevansi dengan pendidikan karakter meliputi nilai

karakter religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas.

Page 3: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi atas nama saudara:

Nama : Ma’rifatun Na’imah

Nim : 210317404

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul : “Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya dengan Pendidikan

Karakter Nasional (Studi Pemikiran Umar Ibnu Ahmad Baraja’ dalam

Kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1)”

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji dalam ujian munaqosah.

Ponorogo, 26 April 2021

Pembimbing

Mengetahui,

Ketua

Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Dr. Kharisul Wathoni, M.Pd.I,

NIP 197306252003121002

Page 4: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya
Page 5: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

SURAT PERSETUJUAN PUBLIKASI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ma’rifatun Na’imah

NIM : 210317404

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi : Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya dengan

Pendidikan Karakter Nasional (Studi Pemikiran Umar Ibnu

Ahmad Baraja’ dalam Kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1)

Menyatakan bahwa naskah skripsi telah diperiksa dan disahkan oleh dosen

pembimbing. Selanjutnya saya bersedia naskah tersebut dipublikasikan oleh

perpustakaan IAIN Ponorogo yang dapat diakses di etheses.iainponorogo.ac.id.

Adapun isi dari keseluruhan tulisan tersebut, sepenuhnya menjadi tanggung jawab

Penulis.

Demikian pernyataan saya untuk dapat dipergunakan semestinya.

Ponorogo, 31 Mei 2021

210317404

Page 6: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya
Page 7: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Al-Ghazali, pendidikan akhlak merupakan dasar dari

pendidikan, ia merumuskan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk

menanamkan akhlak yang baik dan menghilangkan akhlak yang buruk.1

Pendidikan sebagai tuntunan tidak hanya menjadikan siswa memiliki

pengetahuan yang lebih tinggi dan luas, tetapi juga menjauhkan dirinya dari

perbuatan jahat.2 Tujuan pendidikan tidak boleh hanya berpusat pada kognitif

siswa, akan tetapi pengembangan keseluruhan potensi yang dimiliki siswa,

yakni afektif, kognitif, maupun psikomotorik. Oleh karena itu, pendidikan

mengemban tanggungjawab besar dalam mewujudkan perilaku masyarakat

yang menjunjung tinggi nilai-nilai pendidikan akhlak.

Dalam kebijakan nasional, antara lain ditegaskan bahwa pembangunan

karakter bangsa merupakan kebutuhan asasi dalam berbangsa dan bernegara.

Pendidikan karakter mulai ditetapkan sebagai basis dalam pelaksanaan

pendidikan di Indonesia sejak diberlakukannya kurikulum 2013. Hal ini

dilatarbelakangi oleh maraknya perubahan perilaku masyarakat, di mana

anak-anak yang biasanya menjadi korban kejahatan justru menjadi pelaku

1 Nur Hamim, “Pendidikan Akhlak: Komparasi Konsep Pendidikan Ibnu Miskawaih Dan

Al-Ghazali”, Jurnal Studi Keislaman, Vol. 18 No. 1, 2014, 32-33. 2 Eka Yanuarti, “Pemikiran Pendidikan Ki Hajar Dewantara dan Relevansinya dengan

Kurikulum 13”, Jurnal Penelitian, Vol. 11, No. 2, 2017, 247

Page 8: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

2

kejahatan itu sendiri.3 Perubahan sikap ini juga terkait dengan disiplin yang

mengarah pada kekerasan yang dialami oleh guru-guru di sekolah seperti

perilaku tidak hormat, bullying, gesture dan ancaman verbal, bahkan yang

paling ekstrem adalah serangan fisik.4 Marak pula kasus bullying, pergaulan

bebas, pornografi, anarkis, tawuran, serta tindakan destruktif lainnya yang

mencoreng wajah pendidikan dalam perannya sebagai pembentuk karakter

masyarakat.

Pendidikan karakter dalam pembelajaran kemudian menjadi salah satu

topik yang hangat diperbincangkan sebagai solusi bagi realita dekadensi

moral generasi muda. Banyak sistem pendidikan moral, akhlak, atau etika

yang ditawarkan oleh negara barat, namun banyak juga kelemahan dan

kekurangan yang disebabkan oleh perbedaan ideologi yang menjadi landasan

dalam merumuskan pendidikan. Dalam Islam, pembangunan karakter

merupakan masalah fundamental untuk membentuk umat yang berkarakter.

Kemajuan umat dalam mengukir peradaban ditandai dengan unggulnya

kualitas sumber daya manusia (SDM) yang menjadi salah satu komponennya.

Kualitas SDM yang unggul tidak hanya dinilai dari tingkat kecerdasan

intelektual yang tinggi, akan tetapi juga kualitas karakter yang dimiliki dalam

mengaktualisasikan nilai kemanusian dan memaknai kehidupan secara

mendalam agar tidak hanya menjadikan materi duniawi sebagai tolok ukur

3 Cella Cinantia, dkk, “The Strategy of Religious-Based Character Education in Early

Childhood Education”. International Jurnal of Inovation, Creavity and Change. Vol. 5. No. 5,

2019, 176. 4 Lola Utama Sitompul, “Respek Siswa Terhadap Guru”. Jurnal Hermeneutika, Vol. 3. No.

2. 2017, 48.

Page 9: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

3

kesuksesan, akan tetapi juga mempertimbangkan perolehan kebahagiaan baik

di dunia maupun di akhirat.

Pembinaan karakter merupakan tanggung jawab setiap individu

terhadap dirinya dan keluarganya. Pendidikan karakter dalam keluarga

menjadi tanggung jawab seorang ayah sebagai pemimpin rumah tangga dan

juga tanggung jawab seorang ibu yang dinobatkan sebagai madrasah pertama

bagi anak. Internalisasi akhlak dan pembentukan karakter anak perlu

ditanamkan sejak dini. Orang tua harus mengontrol pendidikan anaknya sejak

anak mulai mengenal lingkungan, belajar bicara, bisa dididik dan diajarkan

ilmu pengetahuan, orang tua harus menyediakan segalanya dengan baik dan

memadai sehingga ketika anak mulai memasuki usia baligh ia siap

melaksanakan seluruh kewajiban agama yang dibebankan kepadanya.5

Sunguh memprihatinkan jika orang tua tidak mampu menanamkan akhlak

kepada anaknya sejak dini, karena pada masa inilah fitrah seorang anak yang

suci bisa merekam segala kejadian, ucapan dan tindakan yang dilihat dan

didengar. Oleh karena itu, anak merupakan sebuah amanah yang besar bagi

setiap orang tua untuk mendidiknya.

Umar Ibnu Ahmad Baraja’ dalam kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1

menganalogikan akhlak seperti sebuah pohon. Dalam pasal keempat beliau

berkisah tentang sebuah pohon besar yang indah namun memiliki dahan yang

bengkok karena sang pemiliki tidak memperhatikan lurusnya dahan pohon

sejak kecil, adapun meluruskan dahan yang bengkok dari pohon yang telah

5 Marzuki, Pendidikan Karakter Islam (Jakarta: Amzah, 2015), 6.

Page 10: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

4

besar adalah hal yang tidak mungkin, karena pohon itu telah besar sehingga

dahannya kuat. begitulah perumpamaan pembentukan akhlak yang harus

dilakukan sejak kecil, apabila akhlak tidak dibentuk sejak kecil maka

membentuk akhlak ketika sudah dewasa merupakan hal yang sulit.6

Diskursus mengenai pendidikan tingkah laku ini bukan hal yang baru

dalam sistem pendidikan Islam. Konsepnya telah menjadi sorotan

cendekiawan muslim sejak berabad-abad lalu ditandai dengan banyaknya

peninggalan kitab-kitab yang masih bisa dipelajari hingga saat ini. Banyak

kitab yang mengkaji terkait dengan konsep pendidikan akhlak, seperti kitab

Ta’lim Al-Muta’allim yang membahas akhlak seorang siswa, Washaya Al-

Aba’ Li Al-Abna’ yang berisi nasihat-nasihat orang tua kepada anak, Adab Al-

’Alim Wa Al-Muta’allim yang membahas tentang hakikat guru dan siswa, dan

di antaranya juga adalah kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin. Kitab Al-Akhlāq Li Al-

Banin adalah kitab yang disusun oleh Umar Ibnu Ahmad Baraja’ secara

khusus ditujukan kepada anak laki-laki dan memiliki 4 juz atau bagian, kitab

ini telah digunakan sebagai kurikulum di seluruh pondok pesantren di

Indonesia sejak tahun 1950. Konstruk kitab ini memiliki 33 bab, yang

menjelaskan akhlak yang lebih kompleks yakni akhlak terpuji, akhlak tercela,

akhlak dalam hubungannya terhadap Allah, Rasulullah, diri sendiri, orang tua,

guru, saudara, kerabat, pembantu, tetangga, teman sekolah, akhlak ketika di

rumah, akhlak ketika berjalan, menjaga peralatan sekolah, menjaga inventaris

dan lingkungan sekolah.

6 Umar Ibnu Ahmad Baraja’, Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1 (Surabaya: Pustaka Muhammad

Ibnu Ahmad Nubhan Wa Auladuhu), 5.

Page 11: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

5

Diskusi mengenai pendidikan akhlak dalam kitab Al-Akhlāq Li Al-

Banin sudah pernah beberapa kali dilakukan, misalnya penelitian yang

dilakukan oleh Muhammad Arif tahun 2018 yang dimuat dalam jurnal Tajdid

Vol. 2 No. 2 mengupas konsep pendidikan akhlak menurut Umar Ibnu

Ahmad Baraja’ dalam kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin.7 Akan tetapi belum ada

penelitian yang membahas relevansi konsep pendidikan akhlak dalam kitab

tersebut dengan pendidikan karakter, sehingga hal ini menarik untuk

dilakukan penelitian bagaimana konsep pendidikan akhlak dalam kitab Al-

Akhlāq Li Al-Banin Juz 1 dan relevansinya dengan pendidikan karakter

nasional.

Untuk menjabarkan konsep pendidikan akhlak dalam kitab Al-Akhlāq Li

Al-Banin Juz 1 dan bagaimana relevansinya terhadap pendidikan karakter

nasional, maka dirasa penting untuk menggali lebih jauh dalam

mengungkapkan pemikiran Umar Ibnu Ahmad Baraja’ melalui kitabnya Al-

Akhlāq Li Al-Banin Juz 1 yang membahas persoalan pendidikan akhlak. Oleh

karena itu, Peneliti tertarik untuk meneliti ”Konsep Pendidikan Akhlak dan

Relevansinya dengan Pendidikan Karakter Nasional Studi Pemikiran Syeikh

Ahmad Ibnu Umar Al-Baraja’ dalam Kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang dikemukakan maka pokok permasalahan yang

akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

7 Muhamad Arif, “Konsep Pendidikan Akhlak Dalam Kitab Kitab Ahlakul Lil Banin Karya

Umar Ibnu Ahmad Baraja”, Tajdid: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan, Vol. 2 No. 2,

Oktober 2018.

Page 12: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

6

1. Bagaimana konsep pendidikan akhlak menurut Umar Ibnu Ahmad Baraja’

dalam kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1?

2. Bagaimana relevansi konsep pendidikan akhlak menurut Umar Ibnu

Ahmad Baraja’ dalam kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1 dengan

pendidikan karakter nasional?

C. Tujuan Penelitian

Dari pokok permasalahan yang dibahas maka tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan konsep pendidikan menurut Umar Ibnu Ahmad

Baraja’ dalam kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1.

2. Untuk mendeskripsikan relevansi konsep pendidikan akhlak menurut

Umar Ibnu Ahmad Baraja’ dalam kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1

dengan pendidikan karakter nasional.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat hasil kajian ini yaitu ditinjau secara teoretis dan

praktis. Dengan demikian, kajian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

berikut ini:

1. Manfaat Teoretis

a. Kajian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi khazanah

keilmuan khususnya terkait dengan konsep pendidikan akhlak yang ada

Page 13: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

7

pada kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1 dan memberikan teladan bagi

siswa agar sesuai dengan ajaran agama Islam.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan penelitian

selanjutnya, khususnya tentang pendidikan akhlak dari kitab Al-Akhlāq

Li Al-Banin Juz 1.

2. Manfaat Praktis

a. Praktisi pendidikan, sebagai bahan pertimbangan untuk membuat

sebuah kebijakan dalam membudayakan pendidikan karakter dan

bahan acuan untuk mendidik akhlak di lingkungan pendidikan yang

berbasis pada kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1 .

b. Orang tua, sebagai bahan acuan untuk mendidik akhlak di keluarga.

c. Siswa, sebagai suatu nilai yang harus dicapai dalam kehidupan, sesuai

yang telah ditulis oleh Umar Ibnu Ahmad Baraja’ dalam Kitab Al-

Akhlāq Li Al-Banin Juz 1.

E. Telaah Hasil Penelitian Terdahulu

Hasil penelusuran dan telaah hasil penelitian terdahulu yang ada

relevansinya dengan rumusan masalah penelitian antara lain:

1. Hermawati Rosidi dalam skripsinya tahun 2019 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dengan judul ”Pendidikan Akhlak Dalam Kitab Al-

Akhlāq Li Al-Banin Jilid I”:

a. Penelitian ini membahas latar belakang Umar Ibnu Ahmad Baraja’

dalam menulis kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Jilid I dan pendidikan

Page 14: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

8

akhlak yang terdapat di dalamnya. Hasil dari penelitian ini adalah

konsep pendidikan akhlak dalam kitab Al-Akhlak Lil Banin Jilid I

diantaranya sumber pendidikan Akhlak adalah Al-Quran dan Al-Hadits

sebagai pedoman dalam mendidik anak, tujuan pendidikan Akhlak

adalah membina anak menjadi insan kamil guna meningkatkan iman

dan takwa kepada Allah SWT.

b. Persamaan, penelitian tersebut membahas berkaitan dengan sumber

pijakan pendidikan akhlak dan kajian konsep pendidikan akhlak dalam

kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin karya Umar Ibnu Ahmad Baraja’. Adapun

perbedaannya adalah skripsi tersebut berkaitan dengan sumber yang

digunakan dalam pendidikan akhlak dan tujuan pendidikan akhlak

sedangkan penelitian ini lebih membahas tentang konsep pendidikan

akhlak dalam kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1 dan relevansinya

dengan pendidikan karakter.

2. Nurul Izzah dalam skripsinya tahun 2013 di UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta dengan judul “Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam kitab

Al-Akhlāq Li Al-Banin Jilid 1 Karya Umar Bin Ahmad Baraja’

Relevansinya Bagi Siswa MI”:

a. Penelitian ini membahas nilai pendidikan karakter yang terkandung

dalam kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Jilid 1 karya Umar Ibnu Ahmad

Baraja’. Hasil dari penelitian ini adalah nilai-nilai pendidikan karakter

yang terkandung dalam kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Jilid 1 adalah nilai

religius (Akhlak kepada Allah, akhlak kepada Rasullulah, Amanah),

Page 15: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

9

disiplin, menepati janji, peduli lingkungan, cinta kebersihan, peduli

sosial, dan toleransi. Nilai-nilai pendidikan karakter dalam kitab Al-

Akhlāq Li Al-Banin Jilid 1 sudah relevan dengan kondisi karakter anak

usia MI saat ini. Kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Jilid 1 ini sangat bagus

jika digunakan sebagai rujukan dalam pendidikan karakter di sekolah-

sekolah atau Madrasah Ibtidaiyah.

b. Persamaan dengan penelitian tersebut adalah kitab yang digunakan

dalam membahas konsep pendidikan akhlak yakni Al-Akhlāq Li Al-

Banin Jilid 1 karya Syekh Umar Ibnu Ahmad Baraja’. Adapun

perbedaannya adalah penelitian tersebut mencari relevansi pendidikan

akhlak dalam kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Jilid 1 dengan kondisi

karakter siswa MI, sedangkan penelitian ini mencari relevansi

pendidikan akhlak dalam kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Jilid 1 dengan

pendidikan karakter.

3. Roykhan Abid dalam skripsinya tahun 2016 dengan judul “Pembelajaran

Akhlak dengan Menggunakan Kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Di Pondok

Pesantren Darut Tauchid Al-Alawiyah Al Awwaliyah Kabupaten

Magelang”. Hasil dari penelitian tersebut adalah:

a. Skripsi tersebut berisi tentang penerapan metode pembelajaran akhlak

yang terkandung dalam kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin yang harus

diterapkan oleh para santri di pondok pesantren Darut Tauchid Al-

Alawiyah Al Awwaliyah Kabupaten Magelang.

Page 16: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

10

b. Persamaan dengan penelitian tersebut adalah membahas pendidikan

akhlak yang ada dalam kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin karya Syekh Umar

Ibnu Ahmad Baraja’. Perbedaannya, penelitian tersebut menggunakan

metode penelitian tindakan (action research) sedangkan penelitian ini

menggunakan penelitian pustaka (library research).

Dari beberapa penelitian sebelumnya diketahui kecenderungan

penelitian pada kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin lebih kepada konsep akhlak yang

ada di dalamnya, dan secara khusus masih belum terdapat penelitisn yang

mengaitkan pada konsep pendidikan karakter yang dicanangkan oleh

pemerintah. Sehingga pada penelitian ini akan berusaha mengupas konsep

pendidikan akhlak yang ada pada kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1 dan

mencari titik relevansi dengan pendidikan karakter yang dirancang oleh

pemerintah.

i

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif, yaitu pendekatan yang digunakan untuk mengungkap situasi

sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk

secara kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan data dan analisis data

yang relevan yang diperoleh dari situasi yang alami.8 Peneliti berusaha

mengkaji konsep pendidikan akhlak yang terdapat dalam kitab Al-Akhlāq

8 M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almansur, Metode Penelitian Kualitatif (Yogjakarta: Ar-

Ruzz Media, 2012), 26.

Page 17: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

11

Li Al-Banin Juz 1 dan kemudian merelevansikannya dengan pendidikan

karakter nasional.

Adapun jenis penelitian ini adalah kajian kepustakaan (library

research). Kajian kepustakaan yaitu telaah yang digunakan untuk

memecahkan suatu masalah yang pada dasarnya bertumpu pada

penelaah kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang

relevan.9 Library research juga menjadi langkah awal untuk menyiapkan

kerangka penelitian guna memperoleh penelitian sejenis, memperdalam

kajian teori atau mempertajam metodologi. Tahap operasional penelitian

pustaka ini adalah Peneliti mengambil bahan informasi yang berkaitan

dengan konsep pendidikan akhlak studi pemikiran Umar Ibnu Ahmad

Baraja’ dalam kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1 dan pendidikan karakter

nasional.

2. Data dan Sumber Data

a. Data Penelitian

Data dalam penelitian ini adalah:

1) Konsep pendidikan akhlak menurut Ahmad Ibnu Umar Al-Baraja’

dalam Kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1.

2) Pendidikan karakter nasional.

b. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah:

9 Tim Penyusun, Buku Pedoman Penulisan Skripsi (Ponorogo: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan IAIN Ponorogo, 2018), 53.

Page 18: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

12

1) Sumber data primer

Sumber primer atau data tangan pertama adalah suber data

pokok yang langsung dikumpulkan peneliti dari objek penelitian.

Dalam subtansi pemikiran tokoh, sumber primer yang digunakan

adalah sejumlah karya tulis yang ditulis langsung oleh objek yang

diteliti.10

Sumber data primer dalam penelitian ini merupakan

bahan utama atau rujukan utama dalam mengadakan suatu

penelitian untuk mengungkapkan dan menganalisis penelitian

tersebut.11

Data primer yang digunakan dalam penelitian ini bersumber

dari karya yang ditulis langsung oleh: Umar Ibnu Ahmad Baraja’

dalam Kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1.

2) Sumber data sekunder

Sumber data sekunder atau data tangan kedua adalah sumber

yang bukan asli yang memuat informasi atau data tersebut. Sumber

data sekunder diperoleh melalui pihak lain, tidak langsung

diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya untuk melengkapi

data primer yang memiliki hubungan dengan materi pokok yang

dikaji. Jadi, sumber data sekunder merupakan buku-buku yang

berkaitan dengan penelitian.

10 Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Pustaka Setia, 2011), 152. 11 Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan (Yogyakarta:

Ar Ruzz Media, 2012), 64.

Page 19: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

13

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan teknik yang paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data. Adapun teknik yang digunakan Peneliti dalam

penelitian ini adalah dokumentasi, yaitu pengumpulan data melalui

catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,

arsip-arsip atau karya-karya monumental dari seseorang.12

Dalam

penelitian ini Peneliti menggali data dari sumber primer dan sekunder

dan mengumpulkan data-data yang sesuai dengan konsep pendidikan

akhlak dalam kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1 karangan Umar Ibnu

Ahmad Baraja’ dan relevansinya dengan pendidikan karakter nasional.

4. Teknik Analisis Data

Data yang telah terkumpul, baik yang diambil dari kitab, buku,

majalah, jurnal, skripsi dan sebagainya kemudian dianalisis. Teknik

analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi

(content analysis). Content analysis adalah sebuah teknik yang digunakan

untuk mengalisis dan memahamai teks, atau bisa juga diartikan sebagai

teknik penyelidikan yang berusaha menguraikan secara objektif,

sistematik dan kuantitatif.13

Di samping itu, cara ini dapat digunakan

untuk membandingkan antara satu buku dengan buku yang lain dalam

bidang yang sama, baik berdasarkan perbedaan waktu penulisannya

12 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: ALFABETA,

2017), 224. 13 Umar Sidiq, Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan (Ponorogo: Nata Karya,

2019), 104.

Page 20: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

14

maupun mengenai kemampuan buku-buku tersebut dalam mencapai

sasarannya sebagai bahan yang disajikan kepada masyarakat atau

sekelompok masyarakat tertentu.14

Selanjutnya, teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan

sebuah pendekatan yang lebih fokus pada deskripsi daripada

pengembangan konseptual yang terdiri dari reduksi data, coding,

inductive and deductive approaches to coding in qualitative content

analysis:

a. Reduksi data, dalam tahap ini Peneliti menyeleksi data yang telah

dihimpun baik dari sumber primer sumber-sumber buku agar sesuai

dengan keperluan penelitian.

b. Coding, dalam tahap ini Peneliti membagi bab-bab dan sub bab

sesuai dengan keperluan pembahasan yang akan dilakukan.

c. Inductive and Deductive Approaches to Coding in Qualitative

Content Analysis, pada tahap ini Peneliti melakukan analisis dengan

menggunakan teori yang ada untuk menjawab rumusan

permasalahan dalam penelitian ini.15

Melalui metode content analysis ini, Peneliti melakukan penafsiran

teks atau bacaan dari kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1 karya Umar Ibnu

Ahmad Baraja’ yang mengandung pendidikan akhlak. Adapun langkah-

langkah yang ditempuh yakni menentukan arti langsung yang primer,

menjelaskan arti-arti yang implisit, serta menentukan tema.

14 Ibid., 72-73. 15 Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

2008), 21.

Page 21: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

15

G. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah penulisan hasil penelitian dan agar dapat dicerna

secara runtut, diperlukan sebuah sistematika pembahasan yang mencakup

bab-bab yang membahas masalah-masalah yang telah tertuang dalam

rumusan masalah. Lebih lengkapnya sistematika pembahasan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I, Pendahuluan. Bab ini terdiri dari tujuh sub bab, yakni latar

belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, telaah hasil

penelitian terdahulu, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.

BAB II, Kajian Teori. Pada bab ini dipaparkan teori yang akan

dijadikan landasan dalam menganalisis data yang berasal dari lapangan. Teori

yang dimaksud terdiri dari pendidikan akhlak dan pendidikan karakter.

Pendidikan akhlak meliputi pengertian pendidikan akhlak, landasan

pendidikan akhlak, macam-macam akhlak. Pendidikan Karakter Nasional

meliputi pengertian pendidikan karakter, landasan pendidikan karakter, pilar-

pilar pendidikan karakter, nilai-nilai pendidikan karakter nasional.

BAB III, Paparan Data yang berisi biografi Umar Ibnu Ahmad Al-

Baraja’ dan pemikirannya. Bab ini akan membahas mengenai biografi Syeikh

Umar Ibnu Ahmad Al-Baraja’ dan pemikirannya terlebih pada pendidikan

akhlak.

BAB IV, Temuan Penelitian, yaitu pemaparan hasil analisis pemikiran

Syeikh Umar Ibnu Ahmad Al-Baraja’ mengenai konsep pendidikan akhlak

Page 22: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

16

dalam kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1 dan relevansinya dengan pendidikan

karakter nasional.

BAB V, Penutup dari pembahasan–pembahasan yang terdiri dari inti

keseluruhan penelitian dalam simpulan dan saran.

Page 23: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

17

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Konsep Pendidikan Akhlak

1. Pengertian Pendidikan Akhlak

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pendidikan berasal dari kata

didik, yang berarti latihan. Pendidikan merupakan proses perubahan

perilaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan

manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.1 Pendidikan merupakan

usaha pembinaan dan pengembangan pribadi manusia, baik aspek jasmani

maupun aspek rohani.2 Sebagai lembaga yang diharapkan untuk

membentuk peradaban suatu bangsa, pendidikan memiliki tanggung jawab

jangka panjang dalam mempersiapkan generasi mendatang agar matang

secara intelektual maupun emosional sehingga membawa masyarakat pada

kemajuan dan keunggulan peradaban.

Pendidikan menurut John Dewey berarti proses pembentukan potensi

dasar secara kecerdasan dan emosional ke arah alam dan sesama manusia.3

Pendidikan dinilai sebagai proses internalisasi dan pewarisan budaya ke

dalam individu dan masyarakat sehingga membentuk pribadi dan

masyarakat yang beradab. Pendidikan bukan hanya sarana transfer ilmu

1 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta, Gramedia Pustaka Utama,

2008), 326. 2 Muhammad Takdir Ilahi, Revitalisasi Pendidikan Berbasis Moral (Yogyakarta: Ar Rruz

Media, 2012), 25. 3 Mansur Muslih, Pendidikan Karakter, Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional

(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), 67.

Page 24: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

18

pengetahuan saja, tetapi juga sarana pembudayaan dan penyaluran nilai.

Seorang individu harus mendapatkan pendidikan yang menyentuh dimensi

fitrah kemanusiaan. Dimensi tersebut mencakup tiga hal, yakni:4

a. Afektif, yakni tercermin dalam kualitas keimanan, takwa, akhlak

mulia, budi pekerti yang luhur, pribadi yang unggul, dan kompetensi

estetis.

b. Kognitif, yakni tercermin pada kapasitas pemikiran dan kecerdasan

untuk menggali, menguasai, serta mengembangkan ilmu pengetahuan

dan teknologi.

c. Psikomotorik, yakni tercermin pada kemampuan pengembangan

keterampilan teknis, kecakapan praktis, dan kompetensi kinestesis.

Dari segi kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa Arab, yakni bentuk

jama’ dari khuluq, yang berarti ath-thab’u (karakter) dan as-sajiyyah

(perangai).5 Sedangkan Akhlak dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

berarti budi pekerti atau kelakuan.6 Akhlak merupakan tolok ukur

penilaian baik dan buruk, benar dan salah yang ditinjau dari sudut pandang

hukum dalam ajaran agama.

Secara istilah, akhlak merupakan tatanan dalam jiwa yang menjadi

tempat munculnya berbagai perbuatan tanpa pemikiran dan pertimbangan

(spontanitas).7 Akhlak dibentuk melalui pembiasaan yang berlangsung

terus-menerus dalam memberikan sebuah respon atas sebuah kejadian atau

4 Ibid., 69. 5 Ibrahim Bafadhol, “Pendidikan Akhlak dalam Perspektif Islam”, Jurnal Edukasi Islami,

Vol. 6, No. 12, 2017, 46. 6 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 28. 7 Badrudin, Akhlak Tasawuf (Serang: IAIB Press, 2015), 7.

Page 25: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

19

stimulus sehingga membuat individu merespon sesuatu yang

dilatarbelakangi oleh sikap spontan sebagai akibat dari latihan dan konsep

yang tertanam kuat dalam jiwa individu. Sedangkan Ibn Miskawaih dalam

kitabnya Tahdzib Al-Akhlāq Wa Tathir al-A’raq yang dikutip oleh Abid

Rohmanu menjelaskan “Khuluq” adalah kondisi kejiwaan seseorang yang

bisa mendorong munculnya perilaku tanpa memerlukan pemikiran dan

refleksi yang mendalam sebelumnya. Jadi, akhlak merupakan buah dari

pembiasaan, latihan, refleksi dan penalaran yang telah tertanam dalam diri

seseorang, sehingga menimbulkan perbuatan yang mudah tanpa

pertimbangan mendalam.8

Adapun pengertian dari pendidikan akhlak adalah upaya

mempersiapkan seseorang untuk mengenal, memahami, menghayati, dan

meyakini Allah kemudian mengimplementasikannya dalam perilaku yang

dibingkai akhlak mulia serta tercermin dalam kehidupan sehari-hari

melalui rangkaian pengajaran, bimbingan, keteladanan, latihan, dan

pembiasaan. Pendidikan akhlak juga berarti latihan yang bersifat fisik dan

mental untuk mewujudkan manusia yang memiliki kebudayaan yang tinggi

dalam melaksanakan tugas sebagai hamba Allah SWT maupun anggota

masyarakat. Pendidikan akhlak menekankan internalisasi nilai keutamaan

untuk membersihkan jiwa dan membiasakan perbuatan baik sehingga

8 Abid Rohmanu, Reinterpretasi Jihad: Relasi Fikih dan Akhlak (Ponorogo: STAIN Press

Ponorogo, 2012), 38.

Page 26: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

20

perilaku yang timbul merupakan cerminan wujud kepribadian tanpa

sebuah paksaan.9

Ibn Miskawaih merumuskan pendidikan akhlak yang dikutip oleh

Abudin Nata sebagai upaya untuk mewujudkan sikap batin yang mampu

mendorong seseorang untuk melahirkan perbuatan-perbuatan secara

sepontan yang bernilai baik.10

Pendidikan akhlak merupakan bimbingan

yang dilakukan untuk membawa anak pada tingkat kedewasaan yang

mampu membiasakan diri dengan sifat yang terpuji dan menghindari sifat

tercela. Kedewasaan ini meliputi aspek jasmani dan rohani sehingga anak

dapat mengidentifikasi perkara yang harus dilakukan dan perkara yang

harus ditinggalkan.11

Sedangkan Peneliti mendefinisikan pendidikan akhlak sebagai

pembinaan terhadap anak yang bersifat batiniyah yang dilakukan secara

intensif dan sedini mungkin dalam menginternalisasikan konsep perilaku

baik yang akan muncul secara spontan dalam merespon sesuatu. Konsep

perilaku baik yang ini harus berlandaskan pada norma agama dan norma

yang dianut oleh masyarakat sehingga kebaikan yang dimaksud bersifat

obyektif.

2. Landasan Pendidikan Akhlak

Landasan yang digunakan dalam menilai baik buruk akhlak adalah

al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber tertinggi dalam ajaran agama Islam.

9 Yatimin Abdullah, Pengantar Studi Etika (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), 58. 10 Ahmad Tafsir, Pendidikan Karakter Persepektif Islam (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2003), 11-14. 11 Nino Indriyanto, Pendidikan Agama Islam Interdisipliner Untuk Perguruan Tinggi

(Sleman: Deepublish, 2020), 91.

Page 27: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

21

al-Qur’an telah sedemikian rupa dibuat oleh Allah Swt. untuk dijadikan

pedoman dalam menjalani kehidupan agar dapat mencapai kebahagiaan

yang bersifat duniawi maupun ukhrawi. Sedangkan Hadits merupakan sari

tuntunan al-Qur’an yang diaplikasikan oleh Rasulullah agar dijadikan

contoh dan pedoman oleh umatnya agar tidak tersesat dalam mengarungi

kehidupan yang penuh dengan tipuan.

Allah Swt. telah berfirman dalam al-Qur’an bahwasannya kita

diperintahkan untuk meneladani akhlak Rasulullah Saw. dan

menjadikannya sebagai suri tauladan yang baik dalam bertingkah laku.12

Sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-Ahzab: 21.

Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah tu suri teladan

yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)

Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut

Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21. )

Pada ayat ini, Allah memperingatkan orang-orang munafik bahwa

sebenarnya mereka dapat memperoleh teladan yang baik dari Rasulullah.

Rasulullah adalah seorang yang kuat imannya, berani, sabar, dan tabah

menghadapi segala macam cobaan, percaya sepenuhnya kepada segala

ketentuan Allah, dan mempunyai akhlak yang mulia. Jika bercita-cita ingin

menjadi manusia yang baik, berbahagia hidup di dunia dan di akhirat,

12 Asy’ari Muhammad Yusuf, “Konsep Pendidikan Akhlak Yang Terkandung Dalam Kitab

Bidāyat Alhidāyah Karya Al Imam Hujjatul Islam Abu Hamid Al-Ghazali Dan Relevansinya

Dengan Materi Akhlak Kelas X Madrasah Aliyah” (Skripsi, IAIN Ponorogo, Ponorogo, 2019),

24-25

Page 28: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

22

tentulah mereka akan mencontoh dan mengikutinya. Akan tetapi perbuatan

dan tingkah laku mereka menunjukkan bahwa mereka tidak mengharapkan

keridlaan Allah dan segala macam bentuk kebahagiaan hakiki itu.13

Ayat yang mulia ini adalah pokok yang agung tentang meneladani

Rasulullah Saw. dalam berbagai perkataan, perbuatan, dan perilakunya.

Untuk itu Allah memerintahkan manusia untuk meneladani Rasulullah

SAW pada hari Ahzab dalam kesabaran, keteguhan, kepahlawanan,

perjuangan dan kesabarannya dalam menaati perintah Allah.14

Maka,

sebagai umat Nabi Muhammad, hendaknya kita berpegang teguh pada al-

Qur’an dan meneladani akhlak Rasulullah sebagai makhluk yang paling

sempurna akhlaknya, baik akhlak terhadap diri sendiri, orang lain,

makhluk lain, serta akhlak terhadap Allah.

3. Macam-macam Akhlak

Pembagian akhlak berdasarkan sifatnya dibagi menjadi dua bagian,

yaitu akhlak terpuji dan akhlak tercela.15

a) Akhlak terpuji atau akhlak mulia

Akhlak terpuji adalah perilaku terpuji sebagai tanda

kesempurnaan keimanan seseorang. Akhlak ini lahir dari sifat-sifat

terpuji yang merupakan buah dari ketakwaan dan latihan yang panjang

13 Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Tafsirnya Jilid VII (Jakarta: Penerbit Lentera

Abadi, 2010), 639-640. 14 Abdullah Bin Muhammad Alu Syaikh, Tafsir Ibnu Katsir, terj. M. Abdul Ghoffar

(Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i, 2008), 328-329. 15 Afidiah Nur Ainun, dkk, Mengenal Aqidah dan Akhlak Islami (Metro: CV. Iqro, 2018),

414-415.

Page 29: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

23

dan terus-menerus. Akhlak inilah yang dicontohkan oleh Rasulullah

Saw. sebagai tauladan yang sempurna.

b) Akhlak tercela

Akhlak tercela adalah segala tingkah laku manusia yang dapat

membawa kepada kebinasaan diri, yang bertentangan dengan fitrahnya

yang menipu kebaikan. Akhlak tercala dapat juga diartikan sebagai

perbuatan yang melanggar norma agama dan adat istiadat yang berlaku

dalam masyarakat.

Adapun dilihat dari ruang lingkupnya, akhlak dalam Islam dibagi

menjadi dua, yakni:16

a. Akhlak terhadap Allah Swt.

Akhlak ini merupakan sikap yang ditunjukkan manusia kepada

Allah. Sikap ini dimanifestasikan dalam bentuk kepatuhan dalam

menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Selain itu,

manifestasi akhlak terhadap Allah juga ditunjukkan dengan komitmen

yang kuat untuk meningkatkan kualitas dan ketakwaan. Hal ini dapat

ditarik kesimpulan bahwa akhlak terhadap Allah harus tercermin dalam

perilaku yang sesuai dengan syariat Allah.

Selain itu, manusia juga harus memperhatikan akhlak terhadap

Rasulullah sebagai utusan Allah dengan mencintai, mengikuti

sunnahnya, meneladani, dan menjalankan perintah dan menjauhi

16

Ibid., 98.

Page 30: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

24

larangannya. 17

Kecintaan terhadap rasul dalam tindakan nyata ini pada

hakikatnya ditujukan untuk mendapat kecintaan dari Allah sebagai

penguasa seluruh semesta.

b. Akhlak terhadap makhluk.

Akhlak terhadap makhluk dibagi menjadi beberapa macam,

yakni:

1) Akhlak terhadap sesama manusia.

Akhlak terhadap manusia dapat digolongkan menjadi tiga yaitu

akhlak terhadap diri pribadi sendiri, akhlak terhadap keluarga,

akhlak terhadap orang lain atau masyarakat:

a) Akhlak terhadap diri sendiri

Akhlak terhadap diri sendiri diwujudkan dalam perilaku

seseorang dalam menjaga diri dari maksiat, jujur, ikhlas, rendah

hati, menjauhi hal-hal buruk dan sia-sia, berlaku tenang, sopan,

sabar, disiplin, menambah pengetahuan, bertanggung jawab atas

hal-hal di bawah kekuasaannya, menghormati dan berlaku adil

terhadap diri sediri maupun orang lain. Jadi, akhlak terhadap

sendiri memuat bagaimana seseorang memelihara nikmat

jasmani serta memelihara nikmat rohani.18

b) Akhlak terhadap keluarga

Akhlak terhadap keluarga ditujukan untuk menjaga

hubungan harmonis antar anggota keluarga yang melahirkan

17 Jamil, Akhlak Tasawuf (Ciputat: Referensi, 2013), 4. 18

Asmaran, Pengantar Studi Akhlak (Jakarta: Rajawali, 2000), 169.

Page 31: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

25

susana sakinah sebagai manifestasi dari mawaddah, dan

rahmah dengan menunaikan kewajiban terhadap masing-masing

anggota keluarga dengan sebaik-baiknya. Akhlak terhadap

keluarga meliputi akhlak terhadap kedua orang tua, akhlak

terhadap saudara, akhlak terhadap kerabat.

(1) Akhlak terhadap kedua orang tua

Ajaran Islam sangat menghormati dan memuliakan

kedudukan orang tua, bahkan ketaatan terhadapnya

menduduki peringkat kedua setelah taat kepada Allah,

karena orang tua menjadi sebab lahirnya seorang anak.

Akhlak terhadap orang tua ketika masih hidup adalah

dengan menyayangi, mencintai, bertutur kata sopan,

meringankan beban, menaati perintah, menyantuni. Adapun

akhlak terhadap orang tua ketika telah meninggal adalah

dengan mendo’akan, meminta ampunan, memenuhi janji

yang belum dipenuhi, menjaga tali silaturrahmi dengan

saudara dan sahabat mereka di saat hidup.19

(2) Akhlak terhadap saudara dan kerabat

Akhlak terhadap saudara dan kerabat meliputi sopan

dalam berinteraksi, bergaul dengan baik, saling membantu,

mengembangkan rasa kasih sayang antar anggota keluarga

yang diungkapkan dalam bentuk komunikasi, baik

19

Imam Pamungkas, Akhlak Muslim Modern (Bandung: Marja, 2012), 54.

Page 32: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

26

komunikasi dalam bentuk perhatian melalui kata-kata,

isyarat-isyarat ataupun perilaku, serta memelihara tali

silaturrahmi dan kerukunan.20

c) Akhlak terhadap masyarakat

Maksud dari masyarakat di sini ialah sekumpulan keluarga

yang hidup bersama dalam satu tempat tertentu. Dalam

masyarakat itu kita hidup berdampingan serta saling

membutuhkan satu sama lain. Oleh karena itu berakhlak yang

baik terhadap orang lain adalah menjadi keharusan. Akhlak

terhadap masyarakat tercermin dari sikap saling menghormati,

tolong menolong dalam kebaikan, berbuat baik, dan santun

dalam berinteraksi.21

2) Akhlak terhadap lingkungan

Yang dimaksud dengan lingkungan di sini adalah segala sesuatu

yang di sekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun

benda-benda tak bernyawa. Dalam pandangan Islam, seseorang tidak

boleh mengambil buah sebelum matang atau memetik bunga

sebelum mekar, karena hal ini berarti tidak memberi kesempatan

kepada makhluk umtuk mencapai tujuan penciptaannya. Artinya,

manusia dituntut untuk menghormati proses-proses yang sedang

berjalan. Hal tersebut mengantarkan manusia untuk bertanggung

jawab, agar tidak melakukan kerusakan, bahkan dengan kata lain,

20 Anwar Yusuf, Studi Agama Islam (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010), 187. 21

Asmaran, Pengantar Studi, 129.

Page 33: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

27

setiap tindakan merusak lingkungan harus dinilai sebagai tindakan

yang merusak diri manusia sendiri. Allah telah menundukkan alam

dan segala isinnya untuk manusia sehingga dapat memanfaatkannya.

Jika demikian, manusia tidak mencari kemenangan, tetapi

keselarasan dengan alam. Keduanya tunduk kepada Allah, sehingga

mereka harus dapat bersahabat.22

B. Pendidikan Karakter Nasional

Dalam UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa

yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab. Tujuan ini sejalan dengan tujuan pendidikan Islam, yakni

tidak hanya bertujuan untuk memperoleh kecerdasan, kepuasan materi, atau

prestasi duniawi, tetapi juga membentuk manusia yang rasional dan memiliki

pemahaman sebagai makhluk yang mengakui Allah Yang Maha Kuasa

sebagai pencipta manusia dan alam semesta.23

22 Abu Ahmadi dan Noor Salimi, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam (Jakarta: PT

Bumi Aksara, 2004), 208. 23 Nining Purwati, dkk, “Increasing Islamic Junior High School Students Learning

Outcomes through Integration of Science Learning and Islamic Value”, International Journal of

Instruction, Vo. 11, No. 4, 2018, 842.

Page 34: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

28

Dalam kurikulum 2013 pelaksanaan pendidikan harus berbasis

pendidikan karakter.24

Dengan demikian, maka pemerintah telah berupaya

menjadikan pendidikan karakter sebagai dasar dalam mewujudkan visi

pembangunan nasional, yakni menciptakan individu yang berakhlak mulia,

bermoral, beretika, berbudaya serta berdasarkan falsafah pancasila.25

Jadi

dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk

mewujudkan individu yang cerdas secara intelektual, emosional dan spiritual

sekaligus. Karena seseorang yang memiliki karakter unggul ialah seseorang

yang memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan, diri sendiri, sesama

manusia, lingkungan, bangsa dan negara, serta masyarakat pada umumnya

untuk mengembangkan potensi diri disertai dengan kesadaran emosional.26

1. Pengertian Pendidikan Karakter

Karakter menurut bahasa (etimologis) berasal dari bahasa Latin

“kharakter”, “kharax”, kharassein”, dalam bahasa Inggris disebut dengan

“character” dan Indonesia “karakter”, dalam bahasa Yunani disebut

dengan “character”, dari “charassein” yang berarti membuat tajam,

membuat dalam. 27

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah karakter

berarti sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan

seseorang dari yang lain.28

24 Atik Wartini, “Education Character In View Of Al-Ghazali And Its Relevance With The

Education Character In Indonesia”, Jurnal of Islamic Education: Ta’dib, Vol 20, No. 2, 303. 25 Cella Cinantia, dkk, “The Strategy of Religious-Based Character Education in Early

Childhood Education”, 176. 26 Ismail Sukardi, “Character Education Based on Religious Values: an Islamic

Perspective”, Jurnal of Islamic Education: Ta’dib, Vol 21, No. 1, 2016, 43-44. 27 Abdul Majid, Pendidikan Karakter Perspektif Islam (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2013), 11. 28

Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 623.

Page 35: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

29

Pendidikan karakter merupakan sistem penamaan nilai-nilai karakter

yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran, serta tindakan untuk

mengimplementasikan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan, diri

sendiri, orang lain, lingkungan, maupun masyarakat dalam berbangsa dan

bernegara.29

Fakri Gaffar mendefinisikan pendidikan karakter sebagai

transformasi nilai kehidupan yang ditumbuhkembangkan dalam

kepribadian seseorang sehingga menjadi satuan utuh dalam perilaku

kehidupan.30

Pendidikan karakter sering kali disebut dengan pendidikan

budi pekerti, karena di dalamnya tertanam nilai-nilai moralitas manusia.

Dalam pendidikan karakter terdapat unsur proses pembentukan nilai dan

sikap yang didasari pengetahuan mengapa nilai-nilai tersebut dilakukan.31

Hermawan Kartajaya mendefinisikan karakter sebagai ciri khas asli

dan mengakar yang dimiliki oleh suatu benda atau individu (manusia)

yang mendorong seseorang untuk bertindak, bersikap, berujar, serta

merespon sesuatu.32

Adapun prinsip dari pendidikan karakter adalah upaya

untuk menumbuhkan kepekaan dan tanggung jawab sosial, membangun

kecerdasan emosional, serta mewujudkan individu yang memiliki etika

tinggi.33

29 Nopan Omeri, “Pentingnya Pendidikan Karakter Dalam Dunia Pendidikan”, Jurnal

Manajer Pendidikan, Vol. 9, No. 3, 2015, 465. 30Dharma Kesuma, dkk, Pendidikan Karakter (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), 5. 31 Masnur Muslich, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional,

68. 32 Widya Yuniar Anggraini, “Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Pada Serial Kartun Upin Dan

Ipin Serta Relevansinya Dengan Pendidikan Karakter” (Skripsi IAIN Ponorogo, Ponorogo,

2017), 22. 33 Eka Sapti Cahyaningrum, et, al., “Pengembangan Nilai-Nilai Karakter Anak Usia Dini

Melalui Pembiasaan Dan Keteladanan”, Jurnal Ar-Raniry, Volume 6, Edisi 2, 2017, 206.

Page 36: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

30

2. Landasan Pendidikan Karakter

Dalam pelaksanaan pendidikan karakter di Indonesia, ada landasan-

landasan yang dijadikan rujukan. Landasan-landasan ini dimaksudkan

supaya pendidikan karakter yang diajarkan tidak menyimpang dari jati diri

masyarakat dan bangsa Indonesia.

Berikut merupakan landasan-landasan dalam melaksanakan dan

mengembangkan pendidikan karakter di Indonesia:

a. Agama

Agama merupakan sumber kebaikan. Oleh karenanya pendidikan

karakter harus dilandaskan berdasarkan nilai-nilai ajaran agama, dan

tidak boleh bertentangan dengan agama. Indonesia merupakan negara

yang mayoritas masyarakat beragama, yang mengakui bahwa kebajikan

dan kebaikan bersumber dari agama. Dengan demikian, agama

merupakan landasan yang pertama dan paling utama dalam

mengembangkan pendidikan karakter di Indonesia.

b. Pancasila

Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang menjadi acuan

dalam pandangan hidup seluruh bangsa Indonesia. Maka nilai-nilai

yang terkandung di dalamnya menjadi nilai yang mengatur seluruh

aspek kehidupan bangsa Indonesia, baik kehidupan politik, ekonomi,

hukum, kebudayaan, maupun pendidikan. Pendidikan karakter memiliki

tujuan untuk mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang lebih

Page 37: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

31

baik, yakni warga negara yang menerapkan nilai pancasila dalam

kehidupan sehari-hari.

c. Budaya

Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman

budaya. Maka pendidikan karakter juga harus berlandaskan pada

budaya dan menjadi dasar serta sumber nilai dalam pendidikan karakter

tersebut agar pendidikan tidak tercabut dari akar budaya bangsa

Indonesia.

d. Tujuan pendidikan nasional

Seperti yang telah dijelaskan dalam Undang-undang Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(UU Sisdiknas), bahwa fungsi Pendidikan nasional adalah untuk

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.34

3. Pilar-pilar Pendidikan Karakter

Terdapat tiga pilar pendidikan karakter yang didefinisikan oleh

Thomas Lickona, yakni pengetahuan moral, perasaan moral, dan tindakan

moral.

34 Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, Konsep dan Aplikasinya dalam Lembaga

Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2011), 72

Page 38: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

32

a. Pengetahuan moral (moral knowing)

Moral knowing berkenaan dengan pengetahuan, kesadaran, serta

pemahaman nilai-nilai moral. Unsur yang terkandung dalam pilar

pertama ini adalah:

1) Kesadaran moral (moral awarness)

2) Pengetahuan tentag nilai moral (knowing moral values)

3) Penentuan sudut pandang (perspective taking)

4) Logika moral (moral reasoning)

5) Keberanian dalam mengambil dan menentukan sikap (decision

making)

6) Pengenalan diri (self knowladge)

b. Perasaan moral (moral feeling atau moral loving)

Moral feeling adalah penguatan aspek dan emosi siswa untuk

menjadi manusia yang berkarakter. Unsur yang terkandung dalam aspek

ini adalah:

1) Percaya diri

2) Empati atau peka terhadap kesusahan orang lain

3) Cinta kebenaran

4) Kontrol diri

5) Rendah hati

c. Tindakan moral (moral doing)

Tindakan moral merupakan keluaran dari pengetahuan moral dan

perasaan moral yang diimplementasikan dalam bentuk tindakan.

Page 39: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

33

Seseorang yang memiliki kualitas moral dan kecerdasan emosional,

maka akan mampu melakukan tindakan dalam bentuk perilaku yang

sesuai dengan pengetahuan dan perasaan akan kebenaran. Aspek

tindakan moral meliputi kompetensi, keinginan, dan kebiasaan. 35

4. Nilai-nilai Pendidikan Karakter Nasional

Berdasarkan Konsep dan Pedoman Penguatan Pendidikan

Karakter oleh Kemendikbud menyebutkan bahwa ada lima nilai utama

karakter yang perlu dikembangkan sebagai prioritas dalam pendidikan,

antara lain:36

a. Religius

Nilai karakter religius mencerminkan keimanan terhadap Tuhan

yang Maha Esa yang diimplementasikan dalam perilaku patuh

menjalankan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai

perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran terhadap

pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan

damai dengan pemeluk agama lain. Nilai karakter religius ini

ditunjukkan dalam perilaku mencintai dan menjaga keutuhan ciptaan.

Nilai karakter religius meliputi tiga dimensi relasi sekaligus, yaitu

hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan

individu dengan alam semesta (lingkungan).

Subnilai religius antara lain cinta damai, toleransi, menghargai

perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian, kepercaya diri,

35 Ibid., 77. 36 Tim PPK, Konsep dan Pedoman Penguatan Pendidikan Karakter Tingkat Sekolah

Dasar dan Sekolah Menengah Pertama, 7-9.

Page 40: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

34

kerja sama antar pemeluk agama dan kepercayaan, persahabatan,

ketulusan, anti-bully dan kekerasan, tidak memaksakan kehendak,

mencintai lingkungan, melindungi yang kecil dan tersisih.

b. Nasionalis

Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan

berbuat yang mencerminkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan

yang tinggi terhadap bahasa, sosial, budaya, ekonomi, politik bangsa,

lingkungan fisik, dan memprioritaskan kepentingan bangsa dan negara

di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

Subnilai nasionalis antara lain cinta tanah air, apresiasi budaya

bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa, rela berkorban,

unggul, dan berprestasi, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin,

serta menghormati keragaman budaya, suku, dan agama.

c. Mandiri

Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak

bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga,

pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita.

Subnilai mandiri antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh tahan

banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi

pembelajar sepanjang hayat.

d. Gotong royong

Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan

menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan

Page 41: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

35

persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi

bantuan/pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan. Subnilai

gotong royong antara lain menghargai, kerja sama, inklusif,

komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong

menolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan

sikap kerelawanan.

e. Integritas

Nilai karakter integritas merupakan nilai yang melandasi

perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai

orang yang selalu dapat dipercaya dalam ucapan, tindakan, dan

pekerjaan, memiliki kesetiaan dan komitmen terhadap nilai-nilai

kemanusiaan dan moral (integritas moral). Karakter integritas meliputi

sikap tanggung jawab sebagai warga negara, melalui konsistensi

tindakan dan perkataan yang berdasarkan kebenaran, aktif terlibat

dalam kehidupan sosial. Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta

pada kebenaran, setia, keadilan, tanggung jawab, keteladanan,

komitmen moral, anti korupsi, dan menghargai martabat individu

(terutama penyandang disabilitas).

Kemudian lima nilai utama karakter tersebut diturunkan menjadi 18

karakter unggul yang terdapat dalam Puskur Depdiknas, yakni:37

a. Religius, yaitu perilaku patuh terhadap ajaran agama yang dianut,

toleransi dan hidup rukun dengan penganut agama lain.

37 Muhammad Yaumi, Pendidikan Karakter: Landasan, Pilar, dan Implementasi (Jakarta:

Kencana, 2014), 83.

Page 42: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

36

b. Jujur, yaitu perilaku yang sesuai antara perkataan, tindakan, dan

pekerjaan.

c. Toleransi, yaitu sikap menghargai perbedaan di luar diri, baik berupa

agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain.

d. Disiplin, yaitu perilaku tertib dan patuh terhadap aturan.

e. Kerja keras, yaitu upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi hambatan

belajar dan tugas.

f. Kreatif, yaitu melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara baru dari

sesuatu yang telah dimiliki.

g. Mandiri, yaitu tidak bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan

tugas.

h. Demokratis, yaitu menilai sama terhadap hak dan kewajiban diri sendiri

serta orang lain dalam berpikir dan bersikap.

i. Rasa ingin tahu, yaitu beruapaya mengetahui lebih dalam dan luas.

j. Semangat kebangsaan, yaitu memprioritaskan kepentingan bangsa di

atas kepentingan diri dan kelompok.

k. Cinta tanah air, yaitu setia, peduli, dan penghargaan yang tinggi

terhadap bahasa, sosial, budaya, ekonomi, politik bangsa, serta

lingkungan fisik.

l. Menghargai prestasi, yaitu partisipasi aktif dalam mengahsilkan sesuatu

yang bermanfaat bagi masyarakat, serta menghargai kesuksesan orang

lain.

Page 43: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

37

m. Bersahabat atau komunikatif, yaitu senang bergaul, berbicara, dan

bekerjasama dengan orang lain.

n. Cinta damai, yaitu sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan

orang lain merasa aman atas kehadiran dirinya.

o. Gemar membaca, yaitu gemar belajar yang menambah kebijakan diri.

p. Peduli lingkungan, yaitu partisipasi aktif dalam pencegahan kerusakan

lingkungan alam sekitar.

q. Peduli sosial, yaitu partisipasi aktif dalam membantu masyarakat yang

membutuhkan bantuan.

r. Tanggung jawab, yaitu melakukan hak dan kewajiban terhadap diri

sendiri, masyarakat, lingkungan, negara, serta Tuhan Yang Maha Esa.

Page 44: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

38

BAB I

PAPARAN DATA

A. Riwayat Umar bnu Ahmad Baraja’1

Umar bnu Ahmad Baraja’ lahir di daerah Ampel Surabaya pada hari

Sabtu, 10 Jumada Ats-Tsani 1331 H atau 17 Mei 1913 M dan wafat di

Surabaya pada Sabtu 16 Rabi’ Al-Tsani 1427 atau 13 November 1990 M.

Beliau berasal dari keturunan Syaikh suku Al-Baraja’ dari Sayun Hadramaut,

Yaman. Kakek ke-18 bernama Syaikh Abi Raja’a Sa’ad bin Abadullah bin

Ali bin Abdullah Al-Dhafari, Al-Zuhri Al-Qurashi, garis keturunannya

bertemu dengan kakek Nabi yakni Kalab bin Marra.

Umar bnu Ahmad Baraja’ menimba lmu Umar bnu Ahmad Baraja’

menimba lmu agama dan bahasa arab di madrasah Al-Khairiyah Surabaya,

beliau mengawali belajar agama dari ulama’ ndonesia kemudian mengembara

lmu dari ulama’ di seluruh dunia. Yakni:

1. Ulama’ ndonesia, di antaranya adalah Al-Ustadz Muhammad bin Husein

Ba’bud (Lawang), Habib Abdul Qodir bin Hadi Assegaf, Al-Ustadz Abdul

Qodir bin Ahmad bil Faqih (Malang), Al- Al-Habib Muhammad bin

Ahmad Assegaf (Surabaya), Al-Habib Alwi bin Abdullah Assegaf (Solo),

Al-Habib Ahmad bin Alwi Al-Jufri (Pekalongan), Al-Habib Ali bin

Husein Bin Syihab, Al-Habib Zein bin Abdullah Alkaf (Gresik), Al-Habib

1 Muhammad Achmad Asseggaf, Sekelumit riwayat hidup Al-Ustadz Umar bin Achmad

Baradja (Surabaya: Panitia Haul ke-V, 1995). Dapat diakses di

http://www.mahadbaradja.com/2016/02/blog-post_36.html?m=1

Page 45: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

39

Ahmad bin Ghalib Al-Hamid (Surabaya), Al-Habib Alwi bin

Muhammad Al-Muhdhar (Bondowoso), Al-Habib Abdullah bin Hasa

Maulachela, Al-Habib Hamid bin Muhammad As-Sery (Malang), Syaikh

Robaah Hassunah Al-Kholili (Palestina), Syaikh Muhammad

Mursyid (Mesir) yang mendapat tugas mengajar di ndonesia.

2. Ulama’ Makkah, di antaranya adalah Al-Habib Alwi bin Abbas Al-

Maliki, As-Sayyid Muhammad bin Amin Al- Quthbi, As-Syaikh

Muhmmad Seif Nur, As-Syaikh Hasan Muhammad Al-Masysyath, Al-

Habib Alwi bin Salim Alkaff, As- Syaikh Muhammad Said Al-Hadrawi

Al-Makky.

3. Ulama’ Yaman, di antaranya adalah Al-Habib Muhammad bin Hady

Assegaf, Al-Habib Abdullah bin Ahmad Al-Haddar, Al-Habib Hadi bin

Ahmad Al-Haddar, Alhabib Abdullah bin Thahir Al-Haddad, Al-Habib

Abdullah bin Umar Asy-Syatiri, Al-Habib Hasan bin smail Bin

Syeikh Abu Bakar, Al-Habib Ali bin Zein Al-Hadi, Al-Habib Alwi bin

Abdullah Bin Syahab, Al-Habib Abdullah bin Hamid Assegaf, Al-Habib

Muhammad bin Abdullah Al-Haddar.

4. Ulama’ Timur Tengah lain di antaranta adalah Al-Habib Ali bin Zein

Bilfagih (Abu Dhabi, Uni Emirat Arab), Al-Habib Abdul Qodir bin

Achmad Assegaf (Jeddah, Arab Saudi), As-Syaikh Muhammad Bakhit Al-

Muthii’i (Mesir), Sayyidi Muhammad Al-Fatih Al-Kattani (Faaz, Maroko).

Sayyidi Muhammad Al-Munthashir Al-Kattani (Marakisy, Maroko),

Hasanain Muhammad Makhluf (Mesir).

Page 46: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

40

5. Ulama’ lain, seperti Al-Habib Alwi bin Thohir Al-Haddad (Johor,

Malaysia), Syaikh Syeikh Abdul ‘Aliim As-Shiddiqi (India).

Umar bnu Ahmad Baraja’ menguasai bahasa Arab, lmu tafsir, lmu

hadits, lmu fikih, lmu tasawuf, lmu sirah, lmu sejarah. Selain tu beliau juga

menguasai bahasa nggris dan bahasa Belanda. Pada tahun 1935 M beliau

dipercayai untuk mengajar di Madrasah Al-Khairiyah Surabaya, Al-Khairiyah

Bondowoso, dan Sekolah Husainiyyah Gresik, kemudian beliau melanjutkan

pengabdiaannya dalam menyebarkan lmu di Rabithah Al-Alawiyyah Solo,

Al-Arabiyah Al-Islamiyah Gresik. Kemudian pada tahun 1951, beliau

membangun dan merintis Yayasan Perguruan slam Malik brahim yang

dibantu oleh Al-habib Zein bin Abdullah Al-kaff. Selain mengajar di

lembaga pendidikan, beliau juga mengajar di rumah pribadi pada pagi dan

sore hari, serta majelis ta’lim pada malam hari. Ketika siswa mulai bertambah

dan tempat belajar semakin tidak memadai, beliau mengembangkan

pendidikan tu dan mendirikan yayasan perguruan slam atas namanya

sebagai perwujudan hasil pendidikan dan pengalamannya selama 50 tahun,

yakni Yayasan Al-Ustadz Ahmad Umar Baradja yang masih berdiri hingga

kini di Surabaya.

B. Karya-karya Umar bnu Ahmad Baraja’2

Salah satu unsur penting yang dijadikan sebagai dasar pertimbangan

dalam menilai kualitas keilmuan seseorang alah karya tulis lmiah yang telah

2 bid.,

Page 47: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

41

dihasilkan. Adapun Umar bnu Ahmad Baraja’ telah menulis beberapa kitab,

di antaranya adalah:

1. Kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin 4 juz

2. Kitab Al-Akhlāq Li Al-Banat 3 juz

3. Kitab Sullam Fiqih

4. Kitab 17 Jauharah (permata do’a)

5. Do’a-do’a Ramadhan

C. Materi Akhlak dalam Kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1

Kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1 berisi kajian tentang akhlak anak laki-

laki yang sesuai dengan ajaran agama slam. Kitab ni sengaja disusun untuk

anak laki-laki tingkat pemula (ibtida’) yang berisi pedoman untuk mendidik

akhlak dan didesain dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami serta

dilengkapi dengan cerita-cerita fiktif yang menjelaskan atau menuturkan

secara kronologis suatu kejadian, serta memperlihatkan dampak baik atau

buruk suatu perilaku kepada anak. Dengan demikian, anak mudah mencontoh

dan mengimplementasikan nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kehidupan

sehari-hari. Dalam pengantar kitab ni Umar bnu Ahmad Baraja’

menyampaikan pentingnya mendidik akhlak anak sejak dini yang

dianalogikan dengan sebatang pohon yang dahannya bengkok akan sulit

diluruskan karena sudah terlalu kuat, begitulah keadaan anak yang sudah

dewasa akan susah untuk membentuk akhlak.

Page 48: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

42

Kitab ni dilengkapi dengan syakal agar memudahkan anak berlatih

membaca bahasa arab dan menangkap nti pelajaran tanpa memikirkan kaidah

tulisan karena kitab ni berfokus pada penyampaian nilai-nilai akhlak pada

anak. Dalam kitab ni, terdapat 33 pasal dengan 21 pasal pembahasan konsep

akhlak untuk anak laki-laki, 2 pasal berisi penjelasan sosok dan peran orang

tua, dan 10 pasal berisi cerita. Adapun materi akhlak dalam kitab Al-Akhlāq

Li Al-Banin Juz 1 adalah sebagai berikut:

Dalam pasal pertama diketahui bahwasanya dasar anak berakhlak adalah

dengan melakukan akhlak baik dan menjauhi akhlak buruk. Ketika anak

melakukan akhlak yang baik maka akan membuahkan dampak positif, yakni

dicintai dan mendapat ridla Allah, dicintai keluarga, dan dicintai semua

orang. Adapun ketika anak melakukan akhlak buruk maka dampak negatifnya

adalah dibenci dan tidak mendapat ridla Allah, dibenci keluarga, serta dibenci

semua orang.3

Kemudian pasal kedua, kitab ni membahas kriteria anak yang berakhlak

baik. Pada pasal ni dijelaskan karakteristik anak dikatakan berakhlak tu

dengan menghormati orang tua dan guru, menghormati saudara dan orang

lain, baik yang lebih tua maupun yang lebih muda darinya, jujur, rendah hati,

dan sabar, tidak meninggikan suara ketika bicara dan tertawa, tidak suka

menyakiti dan bertengkar dengan orang lain.4

Selanjutnya, pada pasal ketiga, kitab ni membahas kriteria anak yang

tidak berakhlak baik. Pada pasal ni dijelaskan karakteristik anak dikatakan

3 Umar bnu Ahmad Baraja’, Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1, 4. 4 bid., 4.

Page 49: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

43

tidak berakhlak adalah anak yang tidak sopan terhadap orang tua dan guru,

tidak menghormati saudara dan orang lain, baik yang lebih tua maupun yang

lebih muda darinya, berbohong, tinggi hati, berbicara kotor, tidak malu saat

berlaku buruk, enggan menerima nasihat, meninggikan suara saat bicara dan

tertawa, suka menyakiti, bertengkar, dan meremehkan orang lain.5

Pada pasal keempat, Umar bnu Ahmad Baraja’ menyajikan kisah analogi

tentang sebuah pohon besar yang ndah namun memiliki dahan yang bengkok

sebagai perumpamaan pembentukan akhlak, yakni bahwa ketika pemilik tidak

memperhatikan lurusnya dahan pohon sejak kecil, adapun meluruskan dahan

yang bengkok dari pohon yang telah besar adalah tidak mungkin, karena

pohon tu telah besar dan memiliki dahan yang kuat. begitulah perumpamaan

pembentukan akhlak yang harus dilakukan sejak kecil, apabila akhlak anak

tidak dibentuk sejak kecil maka menanamkan akhlak ketika sudah dewasa

adalah hal yang tidak mungkin.6

Pada pasal kelima, kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1 membahas

kewajiban anak terhadap Allah Saw. Pasal ni diawali dengan menunjukkan

kepada anak eksistensi Allah sebagai Tuhan yang menciptakan dan memberi

nikmat telinga untuk mendengar, mata untuk melihat, kaki untuk berjalan,

akal untuk berpikir dan mengetahui baik buruk, nikmat selamat serta nikmat

cinta dari orang tua dan keluarga. Adapun kewajiban anak terhadap Allah

adalah dengan mengagungkan dan mencintai-Nya, mensyukuri nikmat yang

5 bid., 4-5. 6 bid., 5.

Page 50: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

44

diberikan, menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya, mengagungkan

malaikat, rasul, nabi, orang-orang sholih, serta mencintai karena Allah.7

Kemudian pada pasal keenam dan pasal ketujuh, Umar bnu Ahmad

Baraja’ menyajikan kisah nspiratif tentang anak yang dapat dipercaya dan

anak yang taat. Kisah anak yang dapat dipercaya memberikan pesan yang

jelas bahwa seorang anak harus senantiasa merasa bahwa Allah selalu melihat

perbuatan kita walaupun tidak ada satu manusia pun yang melihatnya.

Adapun kisah anak yang taat menyajikan dampak positif dari perbuatan,

kebiasaan dan akhlak baik yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

adalah mendapatkan cinta dan ridla dari Tuhan dan mendapat balasan surga.8

Kemudian pasal kedelapan dalam kitab ni menyajikan kewajiban anak

terhadap Nabi Muhammad Saw. Pasal ni menjelaskan kepada anak untuk

mencintai Rasulullah melebihi cinta kepada orang tua dan keluarga karena

Rasulullah merupakan makhluk yang paling dicintai oleh Allah dan sebaik-

baik utusan dan panutan sehingga kita dapat mengenal Allah, mengetahui

baik buruk menurut pandangan Allah, serta membedakan halal dan haram.

Oleh karenanya, anak harus mengikuti perilaku, sifat, serta menjalankan

nasihat Rasulullah agar mendapatkan cinta Allah.9

Selanjutya pada Pasal Sembilan, kitab ni menyajikan adab ketika di

rumah. Seorang anak harus menjaga sopan santun di lingkungan keluarga

dengan memuliakan dan menghormati orang tua dan saudara, menghormati

tamu, menjaga perilaku agar tidak memancing kemarahan orang lain, rukun

7 bid., 5-6. 8 bid., 6-8. 9 bid., 8.

Page 51: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

45

dengan kakak dan adik, tidak melawan dan bertengkar dengan anggota

keluarga, tidak menyakiti pembantu, bermain dengan aturan, tidak gaduh agar

tidak mengganggu kenyamanan anggota keluarga lain, tidak bermain di pintu

rumah atau kamar, tidak merusak perabotan rumah, tanaman, dan tidak

menyakiti hewan peliharaan.10

Pada pasal kesepuluh, Umar bnu Ahmad Baraja’ kembali memberikan

kisah penuh hikmah tentang bagaimana kebiasaan deal dan akhlak baik yang

diterapkan di rumah oleh anak akan memberikan dampak positif yaitu

mendapatkan ridla dari orang tua dan keluarga, serta terciptanya suasana

harmonis di lingkungan keluarga. Adapun kebiasaan deal yang dapat

dicontoh anak dalam kisah ni adalah senantiasa menjaga kebersihan diri,

lingkungan pribadi dan kebersihan lingkungan rumah, disiplin terhadap waktu

belajar, bermain, stirahat, menjaga salat, serta bersikap baik terhadap seluruh

anggota keluarga dan menghindari perbuatan merusak dan menyebarkan aib

orang lain.11

Kemudian Pasal Sebelas dan Dua Belas menjelaskan peran bu dan

kewajiban anak terhadap bu. bu memiliki peran yang sangat besar bagi anak

sejak mengandung, membesarkan, mendidik, menjaga ketika sakit,

memprioritaskan anak atas dirinya sendiri. Oleh karenanya, anak memiliki

kewajiban terhadap bu yakni mematuhi perintah dengan cinta dan

penghormatan, berusaha membuat bu bangga dan bahagia, menunjukkan raut

wajah bahagia dan senyuman di depan bu, mencium tangan setiap bertemu,

10 bid., 9. 11

bid., 9-10.

Page 52: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

46

mendo’akan panjang umur, keselamatan, dan kesehatan, tidak marah,

berbohong, berbicara kotor, tidak melotot, tidak mengeraskan suara di depan

bu, serta menjaga kehormatan bu.12

Kemudian pada Pasal Tiga Belas, kitab ni

menyajikan kisah anak bernama Sholih yang merawat bunya ketika sakit.

Pasal ni memberikan pelajaran kepada anak bagaimana menjaga bu ketika

sakit, mendoakan, menghibur hati, membelikan obat, dan menyediakan

kebutuhan bu.13

Setelah tiga pasal tentang bu, pasal selanjutnya diikuti dengan peran dan

kewajiban anak terhadap ayah. Pada pasal empat belas, kitab ni menjelaskan

kasih sayang, cinta, dan pengorbanan ayah untuk mencari nafkah,

membelikan pakaian, makanan, memenuhi kebutuhan dan keinginan

keluarga, mengusahakan pengobatan saat anak sakit, menyekolahkan anak,

memenuhi kebutuhan sekolah agar anak menjadi pribadi yang sempurna

secara lmu dan akhlak, serta bermanfaat untuk diri sendiri dan masyarakat.

Adapun pasal selanjutnya menjelaskan tentang kewajiban anak terhadap ayah

sebagaimana kewajiban anak terhadap bu yakni menjaga hal-hal yang telah

diberikan oleh ayah, tidak menyia-nyiakan ayah, bersungguh-sungguh dalam

belajar, mengusahakan kebahagiaan ayah dan menjaga nama baik ayah baik

di dalam rumah maupun di luar rumah, tidak memaksa ketika meminta, serta

tidak menyakiti saudara.14

Kemudian pasal tentang ayah ditutup dengan pasal

12 bid., 10-12. 13 bid., 12. 14

bid., 12-14.

Page 53: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

47

yang menyajikan kisah kesabaran ayah terhadap anak yang suka

membangkang hingga sang anak menjadi lebih baik.15

Setelah menjelaskan beberapa pasal tentang akhlak terhadap orang tua,

Pasal Lima Belas berisi akhlak terhadap saudara sebagai orang yang paling

dekat dengan anak setelah orang tua. Akhlak anak terhadap saudara yaitu

dengan menghormati, mencintai, mengikuti nasihat yang diberikan oleh

saudara, menyayangi saudara yang lebih kecil, tidak bermusuhan, menyakiti,

bertengkar, berbuat jail, berbicara kotor, dan sabar atas mereka, serta

memaafkan kesalahan saudara dan mengingatkan dengan cara yang lembut

dan halus, tidak terlalu banyak bercanda karena rentan menjadikan dengki

dan bermusuhan. Akhlak tersebut merupakan salah satu upaya

membahagiakan dan mengundang ridla orang tua.16

Pasal tentang akhlak

terhadap saudara ni diikuti dengan pasal yang berisi kisah antara dua saudara

yang saling mencintai, saling membantu, serta saling berbagi.17

Kemudian pada Pasal Sembilan Belas, kitab ni menjelaskan tentang

akhlak terhadap kerabat. Kerabat yang dimaksud oleh penulis adalah kakek

dan nenek dan saudara-saudara dari ayah maupun bu (om, tante, paman, bibi).

Akhlak terhadap kerabat adalah dengan cara mencintai dan menjalankan

perintah yang baik, sering berkunjung untuk mempererat tali silaturrahmi,

menjenguk ketika sakit, bersimpati, tidak berlaku buruk, senantiasa

menampakkan wajah ceria, senyum, dan bersahabat, serta berlaku baik

terhadap sepupu-sepupunya dengan bermain bersama, menanyakan kabar,

15 bid., 14. 16 bid., 15. 17

bid., 15-16.

Page 54: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

48

saling membantu, berbagi, tidak menyakiti, menampakkan wajah senyum dan

gembira setiap kali bertemu, dan berbicara dengan kata-kata yang baik.18

Pasal tentang kerabat diikuti dengan satu pasal berisi kisah antara seorang

anak bernama Musthafa dengan sepupunya. Musthafa digambarkan sebagai

anak orang kaya yang rendah hati, tidak sombong, dan suka membantu

terutama kepada kerabatnya.19

Setelah pasal-pasal yang berisi akhlak anak terhadap keluarga, pasal

selanjutnya membahas tentang akhlak terhadap orang lain di luar lingkungan

keluarga yang diawali dengan akhlak anak terhadap pembantu. Pada Pasal

Dua Puluh Satu, kitab ni membahas tentang akhlak anak terhadap pembantu

di rumahnya. Pasal ni menjelaskan peran pembantu sebagai orang yang

mengerjakan tugas-tugas rumah. Penjelasan selanjutnya menjelaskan akhlak

anak terhadap pembantu adalah dengan memberi perintah dengan tutur kata

yang halus, tidak menyakiti, sombong, dan marah terhadap pembantu,

memanggil dengan panggilan yang baik dan sopan, tidak mengumbar aib

keluarga dengan pembantu.20

Pasal ni diikuti dengan pasal yang berisi kisah

anak yang berlaku buruk dan sombong terutama terhadap pembantu.

Selanjutnya anak mendapatkan pemahaman dari ayah bahwa perilaku yang

buruk merupakan cerminan dari pribadi dan pendidikan yang buruk,

kemudian anak diajak untuk berlaku baik terhadap semua orang karena semua

manusia tu setara dan memiliki perasaan sebagaimana kita.21

18 bid., 17. 19 bid., 18. 20 bid., 18-19. 21

bid., 19-20.

Page 55: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

49

Pasal Dua Puluh Tiga membahas tentang akhlak terhadap tetangga. Pasal

ni menjelaskan kepada anak untuk berlaku baik terhadap tetangga karena

merupakan orang yang paling dekat dengan rumah yang sering membantu di

rumah ketika ada hajat, meminjami perabotan dapur. Akhlak terhadap

tetangga juga merupakan anjuran agama untuk memuliakan tetangga dan

memenuhi hak-haknya. Adapun akhlak terhadap tetangga adalah dengan

menyayangi dan berbagi dengan anak tetangga, menampakkan wajah ceria,

senyum, dan bersahabat ketika bertemu, tidak sombong, ri, dan dengki,

mengunjungi ketika sakit, tidak menyebarkan aib, menyakiti, dan

mengganggu keanyamanan dan keamanan tetangga.22

Pasal selajutnya berisi

kisah tentang anak yang memiliki perilaku baik terhadap anak-anak tetangga,

saling membantu, dan peduli sehingga menjadi anak yang disenangi semua

orang di lingkungannya.23

Kemudian Pasal Dua Puluh Lima membahas tentang kedisiplinan anak

sebelum berangkat sekolah. Pasal ni memberikan jadwal kegiatan sebelum

berangkat sekolah yang diharapkan menjadi kebiasaan bagi anak, yakni

bangun pagi setiap hari, mandi menggunakan sabun, wudu kemudian salat

berjamaah di masjid atau dengan orang tua, bersalaman dengan kedua orang

tua setelah salat, memakai seragam sekolah yang bersih dan rapi, mengecek

pelajaran yang sudah dipelajari di malam hari, merapikan perangkat sekolah

di tas, sarapan, zin kepada orangtua untuk berangkat sekolah.24

22 bid., 20-21. 23 bid., 21. 24

bid., 22.

Page 56: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

50

Pasal Dua Puluh Enam membahas tentang akhlak berjalan di muka

umum. Dalam pasal ni diketahui bahwa anak harus menjaga muru’ah ketika

berjalan, yakni dengan berjalan lurus, tidak tengok kanan kiri, tidak bergerak

yang aneh-aneh, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lamban, tidak berjalan

sambil makan, minum, atau membaca buku, tidak merusak dan mengotori

jalan, tidak berhenti di tengah jalan, tidak gaduh, mengganggu kenyamanan

orang lain, apabila berjalan bersama teman agar tidak mengejek orang yang

ditemui, bercanda, berbicara, atau tertawa keras karena tidak mencerminkan

pribadi anak yang terdidik, serta senantiasa mengucapkan salam ketika

bertemu orang lain.25

Pasal Dua Puluh Tujuh membahas tentang akhlak anak sebagai siswa di

kelas. Akhlak di kelas adalah mengusap sepatu dengan serbet sebelum masuk

kelas, membuka pintu yang tertutup dengan halus, masuk kelas dengan sopan,

memberi salam dan bersalaman kepada teman-teman sambil tersenyum,

meletakkan tas di laci meja, menyambut kadatangan guru dan menyalami

dengan sopan, tidak berbicara dan bermain, masuk kembali ke kelas setelah

bel stirahat dengan penuh ketenangan, tidak berdesakan dengan teman

sebangku, berjalan ke tempat duduk dan duduk dengan baik, lurus,

menghindari posisi duduk membungkukkan pungung, mempermainkan kaki,

menyilangkan kaki ketika duduk, meletakkan tangan di pipi, tidak

mengabaikan pelajaran, fokus dan lurus menghadap guru dan tidak tolah-

toleh, tidak bergurau dengan teman karena dapat mengganggu dalam

25

bid., 22-23.

Page 57: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

51

memahami pelajaran dan konsentrasi teman sehinga mengundang kemarahan

guru.26

Kemudian pada Pasal Dua Puluh Delapan, menjelaskan tentang

bagaimana merawat peralatan sekolah dan peralatan belajar dengan cara

meletakkan alat tulis dan belajar pada tempatnya agar tidak hilang atau kotor

sehingga mudah menemukan ketika dibutuhkan, menyampuli buku agar

rapih, tidak sobek dan kotor, tidak menggunakan air liur untuk membalik

halaman dan menghapus tulisan agar tidak membahayakan kesehatan. tidak

meruncingkan pensil menggunakan lantai, meja, atau sampul buku, tidak

memasukkan pulpen ke mulut, membersihkan tumpahan tinta dengan sapu

tangan atau kain lap, bukan dengan baju.27

Selain membahas tentang akhlak

siswa di kelas dan menjaga peralatan belajar, kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz

1 juga menjelaskan bahwa anak juga harus menjaga nventaris sekolah pada

pasal dua puluh sembilan dengan cara tidak mengotori atau merusak meja,

kursi, tembok, pintu, dan lantai dengan membuang ludah, ngus, kotoran bekas

pensil dan sobekan kertas di sembarang tempat, memainkan bel, mencoret-

coret papan tulis, serta menyembunyikan penghapus.28

Pasal Tiga Puluh membahas tentang peran guru dan kewajiban siswa

terhadap guru. Guru memiliki peran yang sangat besar dalam mendidik

akhlak siswa, mengajarkan lmu, memberikan nasihat, dan memperlakukan

siswa sebagaimana yang dilakukan oleh orang tua. Oleh karena tu, siswa

wajib menghormati guru sebagaimana anak menghormati orang tuanya. Di

26 bid, 23-24. 27 bid., 24-25. 28

bid., 25.

Page 58: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

52

antara cara menghormati guru adalah duduk dan berbicara dengan sopan

ketika di depan guru, tidak memotong ketika guru berbicara atau

menerangkan materi pelajaran, senantiasa mendengarkan dan memperhatikan

materi yang disampaikan, sopan ketika bertanya dengan cara mengangkat

tangan untuk meminta zin bertanya jika tidak memahami materi pelajaran,

menjawab pertanyaan guru dengan jawaban dan gestur tubuh yang sopan,

tidak menjawab pertanyaan yang tidak diajukan kepadanya, serta disiplin dan

bersungguh-sungguh dalam belajar. Pasal ni ditutup dengan peringatan bahwa

siswa yang marah ketika dinasihati dan ditegur bahkan mengadukan kepada

orang tua adalah siswa yang memiliki akhlak yang buruk.29

Selanjutnya pada Pasal Tiga Puluh Satu membahas tentang akhlak

terhadap menjelaskan bagaimana siswa harus berakhlak baik kepada teman di

sekolah sebagaimana anak berakhlak baik kepada saudaranya di rumah,

saling menghormati, mengasihi, membantu, dan peduli, tidak saling

menyakiti, bertengkar, mengganggu, dan bermain permainan yang tidak

pantas, tidak pelit, sombong, saling mengingatkan, dan menampakkan wajah

ceria, senyum dan bersahabat, berbicara dengan halus dan senyum, menepati

janji, menghindari marah, hasud, bicara kotor, bohong, adu domba antar

teman, berbuat seng dengan mengagetkan, mempermainkan, mengotori

tempat belajar, mengotori, dan menyembunyikan peralatan sekolah yang

dimiliki oleh teman.30

29 bid., 25-27. 30

bid., 27-28.

Page 59: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

53

Pendidikan akhlak dalam kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1 ditutup

dengan dua pasal berisi nasihat umum. Nasihat umum pertama menjelaskan

kepada anak agar ketika meminta tolong menggunakan bahasa baik dan kata

tolong, tidak memberikan kesan memerintah dan mengucapkan terima kasih

setelahnya dan mendo’akan kebaikan kepadanya. Kemudian apabila ada

orang yang mengajak berbicara hendaknya memperhatikan dan menunggu

hingga selesai dan tidak memotong ucapannya serta menghargai cerita yang

disampaikan walaupun kamu sudah pernah mendengarnya. Pasal ni juga

mengingatkan anak untu selalu menjaga kebersihan gigi, tidak menghisap

jari, memotong kuku dengan gigi, mengupil dan mengorek telinga di muka

umum. Adapun kegiatan buruk yang harus dihindari oleh anak adalah

membuka rahasia orang lain, membaca surat yang bukan haknya,

mencampuri urusan orang lain serta menguping.31

Adapun nasihat umum yang kedua mengingatkan anak untuk

menghindari kebiasaan-kebiasaan buruk lain seperti menggunakan barang

orang lain tanpa zin, mengambil barang yang ditemukan di jalan, merusak

atau tidak mengembalikan barang yang dipinjam, menjawab pertanyaan

dengan jawaban yang kasar dan gestur tidak sopan, serta menjawab

pertanyaan yang ditujukan pada orang lain. Pasal ni juga menjelaskan bahwa

anak harus menjaga kebersihan dan kerapihan badan dengan memotong

rambut dengan rapi, memotong kuku, mengganti pakaian, serta berhati-hati

dalam bermain dengan sesuatu yang membahayakan seperti debu, api,

31

bid., 28-29.

Page 60: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

54

kotoran, bergelantungan di tangga, pohon agar tidak terjadi hal-hal yang tidak

diinginkan. Pasal ni juga mengingatkan anak untuk menjaga kesehatan

dengan cara berolahraga, bernafas dengan hidung bukan dengan mulut,

menjauhi udara kotor, tidak memakan makan basi, tidak memakan buah yang

belum matang atau busuk, tidak meminum air kotor dan makan jajan yang di

jual di pinggir jalan karena rawan terkena debu, menghindari gigitan nyamuk,

lalat, tidak rakus dan menjaga kebersihan makanan, tidak berlebih-lebihan

dan mubazir, serta membiasakan diri untuk tidak membelanjakan uangnya

dengan membeli barang yang tidak bermanfaat agar terbiasa memanfaatkan

uang untuk menabung.32

32

bid., 29-31.

Page 61: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

55

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Konsep Pendidikan Akhlak dalam Kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1

Akhlak membutuhkan pembiasaan yang berlangsung secara terus-

menerus sehingga membentuk sebuah respon yang bersifat spontan sebagai

cerminan dari latihan dan konsep yang tertanam kuat dalam jiwa individu.1

Dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa pendidikan akhlak

membutuhkan latihan yang panjang sehingga mengakar kuat dalam diri

individu. Umar Ibnu Ahmad Baraja’ dalam kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1

memberikan pendidikan akhlak sejak dini agar anak memiliki akhlak yang

baik sebagai bekal masa depan. Adapun konsep pendidikan akhlak yang dapat

dikaji dalam kitab ini adalah berdasarkan sifat dan ruang lingkupnya.

Akhlak berdasarkan sifatnya dibagi menjadi dua, yakni akhlak terpuji

dan akhlak tercela. Akhlak terpuji merupakan akhlak yang dicontohkan oleh

Rasulullah Saw. sebagai tauladan yang sempurna yang perilaku terpuji yang

menjadi tanda kesempurnaan keimanan seseorang. Akhlak ini lahir dari sifat-

sifat terpuji yang merupakan buah dari ketakwaan dan latihan yang panjang

dan terus-menerus.2 Pembahasan tentang kriteria akhlak yang baik dapat

ditemukan dalam pasal dua. Pada pasal ini karakteristik anak berakhlak baik

adalah perilaku anak yang menghormati orang tua dan guru, menghormati

saudara dan orang lain, baik yang lebih tua maupun yang lebih muda darinya,

1 Abid Rohmanu, Reinterpretasi Jihad: Relasi Fikih dan Akhlak, 38. 2 Afidiah Nur Ainun, dkk, Mengenal Aqidah dan Akhlak Islami, 414.

Page 62: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

56

jujur, rendah hati, dan sabar, tidak meninggikan suara ketika bicara dan

tertawa, tidak suka menyakiti dan bertengkar dengan orang lain.3

Adapun akhlak tercela tercela adalah segala perilaku yang dapat

membawa kepada kebinasaan diri, bertentangan dengan fitrah, dan menipu

kebaikan. Akhlak tercala dapat juga diartikan sebagai perbuatan yang

melanggar norma agama dan adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat.4

Pemabahasan tentang kriteria akhlak yang buruk dapat ditemukan dalam

pasal ketiga. Karakteristik anak berakhlak buruk adalah perilaku anak yang

tidak sopan terhadap orang tua dan guru, tidak menghormati saudara dan

orang lain, baik yang lebih tua maupun yang lebih muda darinya, berbohong,

tinggi hati, berbicara kotor, tidak malu saat berlaku buruk, enggan menerima

nasihat, meninggikan suara saat bicara dan tertawa, suka menyakiti,

bertengkar, dan meremehkan orang lain.5

Dari penjelasan tersebut, Peneliti menyimpulkan bahwa Umar Ibnu

Ahmad Baraja’ memberikan batasan yang sederhana namun jelas dan mudah

dipahami oleh anak tentang karakteristik akhlak baik dan buruk. Karakteristik

akhlak yang diusung lebih banyak bersifat lahiriyah yang mana sesuai dengan

tingkat pemahaman anak yang hanya mempelajari hal-hal yang nampak.

Sedangkan konsep pendidikan akhlak dalam kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin

Juz 1 berdasarkan ruang lingkupnya dibagi menjadi dua, yakni vertikal dan

horizontal yang mencakup akhlak dalam hubungannya dengan Tuhan dan

3 Umar Ibnu Ahmad Baraja’, Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1, 4. 4 Afidiah Nur Ainun, dkk, Mengenal Aqidah dan Akhlak Islami, 415. 5 Umar Ibnu Ahmad Baraja’, Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1, 4-5.

Page 63: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

57

akhlak dalam hubungannya dengan makhluk mencakup diri sendiri, orang

lain, dan lingkungan. Yakni:

1. Akhlak terhadap Allah

Akhlak terhadap Allah merupakan sikap yang ditunjukkan manusia

kepada Allah. Sikap ini dimanifestasikan dalam bentuk kepatuhan dalam

menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.6 Umar Ibnu

Ahmad Baraja’ menjabarkan konsep akhlak kepada Allah dalam pasal

kelima dengan mengagungkan dan mencintai-Nya, mensyukuri nikmat

yang diberikan, menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya,

mengagungkan malaikat, rasul, nabi, orang-orang sholih, dan mencintai

karena Allah serta memaparkan nikmat-nikmat jasmaniyah yang mudah

ditangkap dan dipahami oleh anak.7

Menurut Peneliti, akhlak terhadap Allah yang diusung oleh Umar

Ibnu Ahmad Baraja’ dalam kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1 berupa

internalisasi pemahaman tentang iman kepada Allah yang perlu

diwujudkan dalam tindakan dan diajarkan sejak usia dini akan

menimbulkan kebiasaan yang mengakar kuat dalam diri individu sehingga

dapat membentuk keseluruhan karakter baik yang didasari oleh aturan

yang dikehendaki oleh agama dan menjadi pegangan dalam menjalankan

kehidupan sehari-hari.

Selain akhlak kepada Allah, manusia juga harus memperhatikan

akhlak terhadap Rasulullah sebagai utusan Allah dengan mencintai,

6 Afidiah Nur Ainun, dkk, Mengenal Aqidah dan Akhlak Islami, 98. 7 Umar Ibnu Ahmad Baraja’, Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1, 5-6.

Page 64: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

58

mengikuti sunnahnya, meneladani, dan menjalankan perintah dan

menjauhi larangannya.8

Umar Ibnu Ahmad Baraja’ dalam kitab Al-Akhlāq

Li Al-Banin Juz 1 juga menyajikan peran Rasulullah Muhammad yang

terdapat pada pasal sembilan sebagai utusan yang ditugaskan untuk

membawa risalah ketuhanan dan sebagai mediator antara manusia dengan

kehendak Tuhan yang termaktub dalam nas-nas agama. Umar Ibnu Ahmad

Baraja’ menyatakan bahwa anak memiliki kewajiban akhlak kepada

Rasululllah dengan mencintai dan meneladani perilaku dan sifat beliau.9

Rasulullah memiliki tanggung jawab besar sebagai pembawa risalah Islam

dan tauladan sempurna yang harus tetap eksis sampai hari kiamat. Peran

rasul inilah yang wajib diyakini oleh anak agar meyakini, membenarkan

dan mengikuti ajaran yang dibawa sebagai bentuk manifestasi dari

keyakinan itu sendiri.

2. Akhlak terhadap makhluk

a. Akhlak terhadap sesama manusia

1) Akhlak terhadap diri sendiri

Akhlak terhadap diri memuat bagaimana seseorang

memelihara nikmat jasmani serta nikmat rohani.10

Dalam kitab Al-

Akhlāq Li Al-Banin Juz 1 Umar Ibnu Ahmad Baraja’ menjelaskan

di antara akhlak terhadap diri sendiri adalah jujur, rendah hati,

sabar, santun dalam berbicara, tertawa, dan berjalan di muka

umum, menjaga kebersihan diri, menjaga sikap di manapun berada,

8 Jamil, Akhlak Tasawuf, 4. 9 Umar Ibnu Ahmad Baraja’, Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1, 8. 10

Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, 169.

Page 65: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

59

menghindari kebiasaan buruk seperti berkata kotor, marah ketika

dinasihati, membuka rahasia dan mencampuri urusan orang lain,

menggunakan barang orang lain tanpa izin, dan mengambil dan

memiliki barang yang ditemukan di jalan.

Kajian di atas terdapat dalam pasal kriteria anak yang

berakhlak baik,11

sopan santun terhadap saudara,12

akhlak kepada

kerabat,13

akhlak kepada pembantu,14

akhlak kepada tetangga,15

akhlak terhadap teman sekolah,16

akhlak ketika berjalan di muka

umum,17

dan nasihat umum.18

Menurut hemat Peneliti, akhlak terhadap diri sendiri yang

diusung oleh Umar Ibnu Ahmad Baraja’ adalah akhlak dasar yang

harus dimiliki setiap individu baik dalam hubungannya dengan diri

sendiri maupun dalam hubungannya dengan orang lain, karena

akhlak yang dimiliki memang diperuntukkan sebagai bekal dalam

berhubungan sosial. Akhlak yang harus dimiliki dan ditanamkan

kepada diri sendiri sangat luas dan banyak sehingga membutuhkan

dasar yang kuat seperti jujur, rendah hati, dan sabar sehingga dapat

menjadi pijakan dalam menjalani kehidupan sehari-hari baik

hubungannya dengan Tuhan, diri sendiri maupun orang lain.

11 Umar Ibnu Ahmad Baraja’, Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1, 4. 12 Ibid., 15. 13 Ibid., 18. 14 Ibid., 18-19. 15 Ibid., 20-21. 16 Ibid., 27-28. 17 Ibid., 22-23. 18

Ibid., 28-31.

Page 66: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

60

2) Akhlak terhadap keluarga

Akhlak terhadap keluarga ditujukan untuk menjaga hubungan

harmonis antar anggota keluarga yang melahirkan susana sakinah

sebagai manifestasi dari mawaddah, dan rahmah dengan

menunaikan kewajiban terhadap masing-masing anggota keluarga

dengan sebaik-baiknya.19

Akhlak terhadap keluarga meliputi

Dalam kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1 meliputi . Akhlak

terhadap anak adalah dengan saling menghormati, mengasihi,

membantu, menjaga sikap dan perilaku dalam interaksi sehari-hari,

serta menghindari hal-hal yang dapat merusak keharmonisan.

Kajian ini terdapat dalam pasal akhlak di rumah,20

akhlak terhadap

kedua orang tua,21

akhlak terhadap saudara,22

akhlak terhadap

kerabat.23

Menurut hemat Peneliti, akhlak terhadap keluarga yang

ditujukan untuk menjaga hubungan harmonis di lingkungan

keluarga dapat menjadi modal dalam mewujudkan lingkungan

keluarga yang dapat membentuk kepribadian baik anak sejak dini

sehingga dapat melekat kuat dalam diri anak hingga dewasa dan

kemudian melanjutkan rantai dalam membentuk keluarga dengan

modal akhlak baik yang dimiliki.

19 Imam Pamungkas, Akhlak Muslim Modern, 54. 20 Umar Ibnu Ahmad Baraja’, Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1, 9. 21 Ibid., 10-15. 22 Ibid., 15. 23

Ibid., 17.

Page 67: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

61

3) Akhlak terhadap masyarakat

Masyarakat adalah sekumpulan keluarga yang hidup bersama

dalam satu tempat tertentu. Akhlak terhadap masyarakat tercermin

dari sikap saling menghormati, tolong menolong dalam kebaikan,

berbuat baik, anti deskriminasi, dan santun dalam berinteraksi.24

Akhlak terhadap masyarakat meliputi saling membantu

menghormati, menjaga kenyamanan satu sama lain, komunikatif

dan bersahabat, anti deskriminasi dan toleran, serta menjaga sikap

dan perilaku dalam interaksi sehari-hari. Kajian tersebut terdapat

pada pasal akhlak terhadap pembantu,25

akhlak terhadap tetangga,26

akhlak terhadap guru,27

dan akhlak terhadap teman sekolah.28

Dari penjelasan di atas, Peneliti menyimpulkan bahwa akhlak

terhadap masyarakat yang diusung oleh Umar Ibnu Ahmad Baraja’

merupakan modal dalam mewujudkan lingkungan sosial yang

harmonis dan positif. Akhlak terhadap masyarakat ini dapat

menjadi titik tolak terwujudnya lingkungan sosial yang baik

sehingga dapat membantu membentuk kepribadian anak yang

kemudian membentuk mata rantai anggota masyarakat berkualitas

b. Akhlak terhadap lingkungan

Lingkungan yang dimaksud adalah segala sesuatu yang di sekitar

manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda tak

24 Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, 129. 25 Umar Ibnu Ahmad Baraja’, Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1, 18-19. 26 Ibid., 20-21. 27 Ibid., 25-27. 28

Ibid., 27-28

Page 68: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

62

bernyawa yang telah ditundukkan oleh Allah sehingga manusia harus

menjaga keseimbangan dan bersahabat dengan alam.29

Umar Ibnu

Ahmad Baraja’ mengajarkan dalam kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1

mengenai akhlak terhadap lingkungan sekolah dengan menghimbau

anak untuk tidak merusak tanaman dan tidak menyakiti hewan

peliharaan,30

menjaga kebersihan lingkungan kelas, dan turut menjaga

inventaris yang dimiliki oleh sekolah dalam perannya sebagai bagian

dari warga sekolah.31

Jadi dapat disimpulkan bahwa konsep pendidikan akhlak yang diusung

oleh Umar Ibnu Ahmad Baraja’ dalam kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1

sangat kompleks yang mencakup sifat-sifat akhlak dan ruang lingkupnya.

Adapun sifat akhlak dibagi menjadi dua, yakni akhlak terpuji dan akhlak

tercela. Sedangkan akhlak berdasarkan ruang lingkupnya dibagi menjadi dua,

yakni akhlak terhadap Allah dan akhlak terhadap makhluk yakni akhlak

terhadap sesama manusia yang meliputi akhlak terhadap diri sendiri, akhlak

terhadap orang lain (keluarga dan masyarakat), serta akhlak terhadap

makhluk selain manusia yakni akhlak terhadap lingkungan.

Secara mudah konsep pendidikan akhlak dalam kitab Al-Akhlāq Li Al-

Banin Juz 1 terdapat pada gambar berikut:

29 Abu Ahmadi dan Noor Salimi, Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam, 208. 30 Umar Ibnu Ahmad Baraja’, Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1, 9. 31

Ibid., 25.

Page 69: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

63

Gambar 4.1

Konsep pendidikan akhlak dalam kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1

berdasarkan sifatnya.

Gambar 4.2.

Konsep pendidikan akhlak dalam kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1 berdasarkan

ruang lingkupnya.

Konsep akhlak dalam kitab Al-

Akhlāq Li Al-Banin Juz 1 berdasarkan sifatnya

Akhlak terpuji Akhlak tercela

Konsep akhlak dalam kitab Al-Akhlāq Li Al-

Banin Juz 1

berdasarkan ruang lingkupnya

Akhlak terhadap Allah Akhlak terhadap makhluk

Sesama manusia Lingkungan

Diri sendiri

Masyarakat

Keluarga

Page 70: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

64

B. Analisis Relevansi Konsep Pendidikan Akhlak Menurut Umar Ibnu

Ahmad Baraja’ dalam Kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1 dengan

Pendidikan Karakter Nasional

Dari data yang ada, Peneliti akan merelevansikan pendidikan akhlak

yang terkandung dalam kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1 dengan pendidikan

karakter anak, adapun pilar-pilar pendidikan karakter perspektif Thomas

Lickona yang terdapat dalam kitab ini adalah:

1. Pengetahuan moral (moral knowing)

Moral knowing berkenaan dengan pengetahuan, kesadaran, serta

pemahaman nilai-nilai moral.32

Dimensi ini mencakup olah pikiran dalam

mengetahui hal yang baik. Dalam kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1 kajian

tentang pengetahuan moral terdapat dalam Pasal Dua dan Pasal Tiga

tentang indikator anak yang berakhlak baik dan anak yang berakhlak

buruk33

, Pasal Lima tentang kewajiban terhadap Allah,34

Pasal Enam yang

berisi kisah tentang anak yang dapat dipercaya yang memiliki kesadaran

bahwa setiap perbuatan akan selalu dilihat oleh Allah walaupun tidak ada

satu pun manusia yang melihatnya35

, Pasal Delapan tentang kewajiban

terhadap Rasulullah,36

Pasal Sembilan tentang akhlak di rumah,37

Pasal

Dua Belas tentang akhlak terhadap ibu,38

Pasal Lima Belas tentang akhlak

32 Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, Konsep dan Aplikasinya dalam Lembaga

Pendidikan , 77. 33 Umar Ibnu Ahmad Baraja’, Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1, 4. 34 Ibid., 5-6. 35 Ibid., 6-7. 36 Ibid., 8. 37 Ibid., 9. 38

Ibid., 11-12.

Page 71: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

65

terhadap ayah, 39

Pasal Tujuh Belas tentang sopan santun terhadap

saudara,40

Pasal Sembilan Belas tentang akhlak kepada kerabat,41

Pasal

Dua Puluh Satu tentang akhlak kepada pembantu,42

Pasal Dua Puluh Enam

tentang akhlak ketika berjalan di muka umum,43

Pasal Dua Puluh Tiga

tentang akhlak kepada tetangga,44

Pasal Tiga Puluh tentang akhlak

terhadap guru,45

Pasal Tiga Puluh Satu tentang akhlak terhadap teman

sekolah,46

Pasal Tiga Puluh Dua dan Tiga Puluh Tiga tentang nasihat

umum.47

2. Perasaan moral (moral feeling atau moral loving)

Dimensi ini mencakup olah rasa dalam menginginkan hal yang baik.

Kajian perasaan moral disajikan oleh Umar Ibnu Ahmad Baraja’ dalam

pasal-pasal yang berisi kisah-kisah inspiratif yakni Pasal Tujuh yang

mengisahkan bagaimana kebiasaan baik yang dimiliki oleh anak yang

taat,48

Pasal Sepuluh yang mengisahkan tentang Abdullah yang disiplin

dan cinta kebersihan,49

Pasal Tiga Belas yang mengisahkan tentang anak

bernama Shalih yang merawat, membantu, dan mendoakan ibunya ketika

sakit,50

Pasal Delapan Belas yang mengisahkan tentang dua saudara yang

39 Ibid., 13-14. 40 Ibid., 15. 41 Ibid., 18. 42 Ibid., 18-19. 43 Ibid., 22-23. 44 Ibid., 20-21. 45 Ibid., 25-27. 46 Ibid., 27-28. 47 Ibid., 28-31. 48 Umar Ibnu Ahmad Baraja’, Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1, 7-8. 49 Ibid., 9-10. 50

Ibid., 12.

Page 72: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

66

saling mencintai dan berbagi,51

Pasal Dua Puluh yang mengisahkan

tentang anak dari keluarga kaya yang suka membantu dan berbagi dengan

saudaranya yang kekurangan.52

3. Tindakan moral (moral doing)

Tindakan moral merupakan turunan dari pengetahuan dan perasaan

moral yang diwujudkan dalam bentuk tindakan.53

Dimensi ini mencakup

pengolahan raga dalam melakukan hal yang baik. Kajian tindakan moral

disajikan oleh Umar Ibnu Ahmad Baraja’ dalam pasal-pasal yang berisi

kisah-kisah inspiratif yakni Pasal Tujuh yang mengisahkan bagaimana

kebiasaan baik yang dimiliki oleh anak yang taat,54

Pasal Sepuluh yang

mengisahkan tentang Abdullah yang disiplin dan cinta kebersihan,55

Pasal

Tiga Belas yang mengisahkan tentang Shalih yang merawat, membantu,

dan mendoakan ibunya ketika sakit,56

Pasal Delapan Belas yang

mengisahkan tentang dua saudara yang saling mencintai dan berbagi,57

Pasal Dua Puluh yang mengisahkan tentang anak dari keluarga kaya yang

suka membantu dan berbagi dengan saudaranya yang kekurangan.58

Jadi dapat disimpulkan bahwa kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1

memiliki relevansi dengan pilar pendidikan karakter yang diusung oleh

51 Ibid., 15-16. 52 Ibid., 18. 53 Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, Konsep dan Aplikasinya dalam Lembaga

Pendidikan , 77 54 Umar Ibnu Ahmad Baraja’, Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1, 7-8. 55 Ibid., 9-10. 56 Ibid., 12. 57 Ibid., 15-16. 58

Ibid., 18.

Page 73: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

67

Thomas Lickona yakni pengetahuan moral, perasaan moral dan tindakan

moral.

Sedangkan nilai-nilai karakter utama yang muncul dalam kitab ini adalah

sebagai berikut:

1. Religius

Iman terhadap Allah dan Rasulullah termasuk dalam karakter

religius. Hal ini karena Peneliti berpendapat bahwa karakter religius

berhubungan dengan keyakinan terhadap Tuhan yang didasarkan pada

pendapat Tim PPK (Penguatan Pendidikan Karakter) Kemendikbud

bahwa religius merupakan nilai karakter yang tercermin dalam keimanan

kepada Allah yang termanifestasi dalam perilaku melaksanakan ajaran

agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama,

menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan

kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain.

Nilai karakter religius ini meliputi tiga dimensi relasi sekaligus, yaitu

hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan individu

dengan alam semesta (lingkungan).59

Dalam kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin

Juz 1 subnilai religius yang muncul adalah akhlak terhadap Allah dan

Rasulullah, bersahabat atau komunikatif, dan cinta damai. Akhlak

terhadap Allah dan Rasulullah yang tercermin dalam kewajiban anak

terhadap Allah dan Rasulullah terdapat dalam pasal dengan judul

59 Hendarman, dkk, Konsep dan Pedoman Penguatan Pendidikan Karakter Tingkat

Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama, 7.

Page 74: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

68

kewajiban terhadap Allah Swt.60

dan kewajiban terhadap Nabi

Muhammad Saw.61

Nilai karakter bersahabat dan komunikatif tercermin dalam akhlak

bergaul terhadap orang lain untuk selalu menyambung tali silaturrahmi,

menampilkan senyum dan wajah bersahabat dalam bersosial. Karakter ini

memungkinkan anak untuk berpartisipasi aktif secara positif dalam

mewujudkan lingkungan harmonis dalam masyarakat. Kajian tentang ini

terdapat pada pasal akhlak terhadap orang tua,62

akhlak terhadap

saudara,63

akhlak terhadap kerabat,64

akhlak terhadap tetangga,65

dan

akhlak terhadap teman sekolah.66

Adapun karakter cinta damai tercermin

dalam akhlak bergaul terhadap orang lain untuk menghindari

permusuhan, saling menyakiti, dan mengganggu kenyamanan. Kajian

tentang ini terdapat pada pasal adab di rumah,67

akhlak terhadap

saudara,68

akhlak terhadap tetangga,69

dan akhlak terhadap teman

sekolah.70

2. Nasionalis

Peduli lingkungan sekolah termasuk dalam karakter nasionalis. Hal

ini karena Peneliti berpendapat bahwa karakter nasionalis berhubungan

60 Umar Ibnu Ahmad Baraja’, Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1, 5-6. 61 Ibid., 8. 62 Ibid., 10-14. 63 Ibid., 15. 64 Ibid, 17. 65 Ibid., 20-21. 66 Ibid., 27-28. 67 Ibid., 9. 68 Ibid., 15. 69 Ibid., 27-28. 70

Ibid., 27-29.

Page 75: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

69

dengan menghargai dan melestarikan lingkungan fisik yang didasarkan

pada pendapat Tim PPK Kemendikbud bahwa nilai karakter nasionalis

merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan

kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,

lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa,

menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri

dan kelompoknya.71

Dalam kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1 subnilai

nasionalis yang muncul adalah peduli lingkungan. Karakter peduli

lingkungan tercermin dari kebiasaan menjaga kebersihan lingkungan

sekolah dan menjaga inventaris sekolah sehingga menimbulkan

kenyamanan dalam belajar dan ikut serta dalam menjaga alat-alat belajar

yang dimiliki oleh sekolah agar tetap bisa digunakan oleh anak lain lain

dalam jangka panjang dan bukti kepedulian anak terhadap lingkungan

sekolah. Kajian ini terdapat pada pasal bagaimana menjaga inventaris

sekolah.72

3. Mandiri

mempersiapkan peralatan belajar dan mengatur waktu dengan

sebaik-baiknya sebelum berangkat sekolah termasuk dalam karakter

mandiri. Hal ini karena Peneliti berpendapat bahwa karakter mandiri

berhubungan dengan salah satu upaya mewujudkan cita-cita yang

didasarkan pada pendapat Tim PPK Kemendikbud bahwa nilai karakter

mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain

71 Tim PPK, Konsep dan Pedoman Penguatan Pendidikan Karakter Tingkat Sekolah

Dasar dan Sekolah Menengah Pertama, 8. 72

Umar Ibnu Ahmad Baraja’, Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1, 25.

Page 76: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

70

dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan

harapan, mimpi dan cita-cita.73

Dalam kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1

subnilai mandiri yang muncul adalah profesional yakni kesiapan anak

ketika memulai sekolah, dengan jadwal teratur untuk belajar dan menata

jadwal pelajaran di malam hari, bangun pagi untuk sholat shubuh dan

mempersiapkan diri sebelum pergi sekolah, memasuki kelas sebelum jam

pelajaran dimulai, dan lain-lain. Kajian ini terdapat pada pasal sebelum

berangkat sekolah74

dan akhlak di dalam kelas.75

4. Gotong royong

Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai

semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan

bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi

bantuan/pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan.76

Dalam

kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1 subnilai gotong royong yang muncul

adalah peduli sosial dan anti diskriminasi. Karakter peduli sosial

tercermin dari sikap anak untuk saling mengingatkan, saling berbagi,

ringan tangan membantu orang lain dalam kesusahan, serta menghindari

permusuhan, adu domba, mencari dan menyebarkan aib orang lain.

Kajian ini termuat dalam pasal akhlak terhadap saudara,77

akhlak

73 Tim PPK, Konsep dan Pedoman Penguatan Pendidikan Karakter Tingkat Sekolah

Dasar dan Sekolah Menengah Pertama, 9. 74 Umar Ibnu Ahmad Baraja’, Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1, 22. 75 Ibid, 23-24. 76 Tim PPK, Konsep dan Pedoman Penguatan Pendidikan Karakter Tingkat Sekolah

Dasar dan Sekolah Menengah Pertama, 9. 77

Umar Ibnu Ahmad Baraja’, Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1, 15.

Page 77: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

71

terhadap kerabat,78

akhlak terhadap tetangga,79

dan akhlak terhadap

teman sekolah.80

Sedangkan karakter toleransi tercermin dalam interaksi anak

dengan pembantu. Karakter ini akan menjauhkan anak dari sikap anti

perbedaan dan rasis dalam bergaul dengan masyarakat yang lebih luas

untuk tetap bersikap sopan tanpa memandang latar belakang sosial.

Kajian ini terdapat dalam pasal akhlak terhadap pembantu.81

5. Integritas

jujur dan tanggung jawab termasuk dalam karakter integritas. Hal

ini karena Peneliti berpendapat bahwa karakter integritas berhubungan

dengan loyalitas yang dimiliki yang didasarkan pada pendapat Tim PPK

Kemendikbud bahwa nilai karakter integritas merupakan nilai yang

mendasari perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya

sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan,

dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai

kemanusiaan dan moral (integritas moral).82

Dalam kitab Al-Akhlāq Li

Al-Banin Juz 1 subnilai integritas yang muncul adalah jujur dan

bertanggungjawab. Nilai karakter jujur disebut dengan gamblang sebagai

salah salah satu tolok ukur akhlak baik yang terdapat dalam diri

seseorang. Karakter jujur ditegaskan tidak hanya terhadap diri sendiri,

78 Ibid, 17. 79 Ibid., 20-21. 80 Ibid., 27-28. 81 Ibid., 18-19. 82 Tim PPK, Konsep dan Pedoman Penguatan Pendidikan Karakter Tingkat Sekolah

Dasar dan Sekolah Menengah Pertama, 9.

Page 78: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

72

namun juga orang lain sebagai upaya menambah kualitas diri sebagai

orang yang dapat dipercaya dalam ucapan, tindakan, serta perbuatan.

Kajian ini terdapat pada pasal kriteria anak yang berakhlak baik.83

Sedangkan karakter tanggung jawab tercermin dari tanggung jawab

individual dalam menjaga peralatan sekolah yang dimiliki maupun

tanggung jawab sosial yakni melakukan pergaulan dengan orang lain

sehingga anak ikut berpartisipasi dalam menjalankan perannya sebagai

bagian dari masyarakat. Kajian ini terdapat pada pasal menjaga peralatan

sekolah,84

akhlak terhadap tetangga85

dan akhlak terhadap teman

sekolah.86

Jadi dapat disimpulkan bahwa kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1

memiliki relevansi dengan pendidikan karakter. Karena di dalamnya terdapat

nilai karakter religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas.

Subnilai karakter religius yang muncul adalah akhlak terhadap Allah dan

Rasulullah, bersahabat atau komunikatif, dan cinta damai. Subnilai karakter

nasionalis yang muncul adalah peduli lingkungan. Subnilai karakter mandiri

yang muncul adalah profesional. Subnilai karakter gotong royong yang

muncul adalah peduli sosial dan anti deskriminasi. Sedangkan subnilai

karakter integritas yang muncul adalah jujur dan tanggung jawab.

83 Umar Ibnu Ahmad Baraja’, Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1, 4. 84 Ibid., 24-25. 85 Ibid., 20-21. 86

Ibid., 27-28.

Page 79: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

73

Secara mudah relevansi pendidikan akhlak dalam kitab Al-Akhlāq Li Al-

Banin Juz 1 dengan pendidikan karakter terdapat pada gambar berikut:

Page 80: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

74

Gambar 4.3.

Relevansi pendidikan akhlak dalam kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1

dengan pendidikan karakter

Pendidikan karakter dalam

kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin

Juz 1

Religius Nasionalis Mandiri Integritas Gotong

royong

Akhlak

terhadap

Allah dan

Rasulullah

Cinta damai

Bersahabat

atau

komunikatif

Peduli

lingkungan

Profesional Peduli

sosial

Anti

deskriminasi

Jujur

Tanggung

jawab

Page 81: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

75

BAB V

PENUTUP

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan objek penelitian yaitu konsep

pendidikan akhlak dalam kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1 dan relevansinya

dengan pendidikan karakter nasional yang telah diuraikan sebelumnya dan

sekaligus sebagai jawaban dari rumusan masalah pada penelitian ini, maka

Peneliti dapat menyimpulkan poin sebagai berikut:

1. Konsep pendidikan akhlak yang terkandung dalam kitab Al-Akhlāq Li Al-

Banin Juz 1 yaitu mencakup sifat-sifat akhlak dan ruang lingkupnya.

Adapun sifat akhlak dibagi menjadi dua, yakni akhlak terpuji dan akhlak

tercela. Sedangkan akhlak berdasarkan ruang lingkupnya dibagi menjadi

dua, yakni akhlak terhadap Allah dan akhlak terhadap makhluk yakni akhlak

terhadap sesama manusia yang meliputi akhlak terhadap diri sendiri, akhlak

terhadap orang lain (keluarga dan masyarakat), serta akhlak terhadap

makhluk selain manusia yakni akhlak terhadap lingkungan.

2. Pendidikan akhlak dalam kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1 yang memiliki

relevansi dengan pilar pendidikan karakter yang diusung oleh Thomas

Lickona yakni pengetahuan moral, perasaan moral, dan tindakan moral.

Adapun Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1 memiliki relevansi dengan nilai

Page 82: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

76

pendidikan karakter nasional yang diusung oleh Tim PPK Kemendikbud

meliputi nilai karakter religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan

integritas. Subnilai karakter religius yang muncul adalah akhlak terhadap

Allah dan Rasulullah, bersahabat atau komunikatif, dan cinta damai.

Subnilai karakter nasionalis yang muncul adalah peduli lingkungan. Subnilai

karakter mandiri yang muncul adalah profesional. Subnilai karakter gotong

royong yang muncul adalah peduli sosial dan anti deskriminasi. Sedangkan

subnilai karakter integritas yang muncul adalah jujur dan tanggung jawab.

B. SARAN

Berdasarkan simpulan di atas, maka saran yang dapat Peneliti sampaikan

adalah:

1. Bagi praktisi pendidikan agar selalu memperhatikan pendidikan akhlak dan

karakter serta mejadikan kitab Al-Akhlāq Li Al-Banin Juz 1 karya Umar Ibnu

Ahmad Baraja’ sebagai referensi dalam mendidik siswa.

2. Bagi orang tua agar selalu memberikan contoh dan mengajarkan pendidikan

akhlak sejak dini karena karakter anak pertama kali dibentuk di lingkungan

keluarga.

3. Bagi siswa, hendaknya mau mempelajari dan mengamalkan isi kitab Al-

Akhlāq Li Al-Banin Juz 1 dalam kehidupan sehari-hari karena memiliki isi

kandungan yang sangat cocok untuk pendidikan akhlak karena memiliki

Page 83: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

77

kesesuaian dengan pendidikan karakter nasional yang diusung oleh Tim PPK

Kemendikbud.

4. Bagi peneliti lain, penelitian ini masih membahas relevansi dengan

pendidikan karakter di tingkat sekolah dasar, dan perlu ditindak lanjuti

dengan penelitian bagaimana mengimplementasikan konsep pendidikan

akhlak menurut Umar Ibnu Ahmad Baraja’ ke dalam sebuah program

karakter di sekolah.

Page 84: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Yatimin. Pengantar Studi Etika. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006.

Ahmadi, Abu. dan Noor Salimi, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam. Jakarta:

PT Bumi Aksara, 2004.

Ainun, Afidiah Nur. dkk. Mengenal Aqidah dan Akhlak Islami. Metro: CV. Iqro,

2018. Alu Syaikh, Abdullah Bin Muhammad. Tafsir Ibnu Katsir, terj. M.

Abdul Ghoffar. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i, 2008.

Anggraini, Widya Yuniar. “Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Pada Serial Kartun

Upin Dan Ipin Serta Relevansinya Dengan Pendidikan Karakter”. Skripsi

IAIN Ponorogo. Ponorogo, 2017.

Arif, Muhamad. “Konsep Pendidikan Akhlak Dalam Kitab Kitab Ahlakul Lil

Banin Karya Umar Ibnu Ahmad Baraja”, Tajdid: Jurnal Pemikiran

Keislaman dan Kemanusiaan, Vol. 2 No. 2, Oktober 2018.

Asmaran. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: Rajawali, 2000.

Badrudin. Akhlak Tasawuf. Serang: IAIB Press, 2015.

Bafadhol, Ibrahim. “Pendidikan Akhlak dalam Perspektif Islam”. Jurnal Edukasi

Islami. Vol. 6. No. 12, 2017.

Cahyaningrum, Eka Sapti. Dkk. “Pengembangan Nilai-Nilai Karakter Anak Usia

Dini Melalui Pembiasaan Dan Keteladanan”. Jurnal Ar-Raniry. Vol. 6.

Edisi 2, 2017.

Cinantia, Cella. Dkk. “The Strategy of Religious-Based Character Education in

Early Childhood Education”. International Jurnal of Inovation, Creavity

and Change. Vol. 5. No. 5, 2019.

Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Tafsirnya Jilid VII. Jakarta: Penerbit

Lentera Abadi, 2010.

Ghony, M. Djunaidi dan Fauzan Almansur. Metode Penelitian Kualitatif.

Yogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2012.

Hendarman, dkk, Konsep dan Pedoman Penguatan Pendidikan Karakter Tingkat

Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama.

Ilahi, Muhammad Takdir. Revitalisasi Pendidikan Berbasis Moral. Yogyakarta:

Ar Ruz Media, 2012.

Page 85: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

Indriyanto, Nino. Pendidikan Agama Islam Interdisipliner Untuk Perguruan

Tinggi. Sleman: Deepublish, 2020.

Ismail Sukardi, “Character Education Based on Religious Values: an Islamic

Perspective”, Jurnal of Islamic Education: Ta’dib, Vol 21, No. 1, 2016.

Jamil, Akhlak Tasawuf. Ciputat: Referensi, 2013.

Kesuma, Dharma. Dkk. Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2013.

Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an Badan Litbang dan Diklat Kementrian

Agama RI. al-Qur’an dan Terjemahannya Edisi Penyempurnaan 2019.

Mahmud. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia, 2011.

Majid, Abdul. Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2013.

Marzuki. Pendidikan Karakter Islam. Jakarta: Amzah, 2015.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2017.

Muchtar, Heri Jauhari. Fikih Pendidikan. Bandung: Rosdakarya, 2005.

Muslich, Mansur. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis

Multidimensional. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011.

Omeri, Nopan. “Pentingnya Pendidikan Karakter Dalam Dunia Pendidikan”,

Jurnal Manajer Pendidikan, Vol. 9. No. 3, 2015.

Pamungkas, Imam. Akhlak Muslim Modern. Bandung: Marja, 2012.

Penyusun, Tim. Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Ponorogo: Fakultas Tarbiyah

dan Ilmu Keguruan IAIN Ponorogo, 2020.

Penyusun, Tim. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 2008.

Prastowo, Andi. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan.

Jakarta: Ar Ruzz Media, 2012.

Purwati, Nining. dkk. “Increasing Islamic Junior High School Students Learning

Outcomes through Integration of Science Learning and Islamic Value”,

International Journal of Instruction. Vol. 11. No. 4, 2018.

Page 86: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

Rohmanu, Abid. Reinterpretasi Jihad: Relasi Fikih dan Akhlak. Ponorogo:

STAIN Press Ponorogo, 2012.

Sidiq, Umar. Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan. Ponorogo: Nata

Karya, 2019.

Sitompul, Lola Utama. “Respek Siswa Terhadap Guru”. Jurnal Hermeneutika,

Vol. 3. No. 2, 2017.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

ALFABETA, 2017.

Sumedi. “Tahap-tahap Pendidikan Karakter dalam Pemikiran Ki Ageng

Suryomentaram dan Relevansinya dengan Pendidikan Akhlak Islam”.

Jurnal Pendidikan Islam. Vol 1, No. 2, 2012.

Wartini, Atik. “Education Character In View Of Al-Ghazali And Its Relevance

With The Education Character In Indonesia”. Jurnal of Islamic Education:

Ta’dib, Vol 20. No. 2, 2015.

Yanuarti, Eka. “Pemikiran Pendidikan Ki Hajar Dewantara dan Relevansinya

dengan Kurikulum 13”. Jurnal Penelitian. Vol. 11. No. 2, 2017.

Yaumi, Muhammad. Pendidikan Karakter: Landasan, Pilar, dan Implementasi.

Jakarta: Kencana, 2014.

Yusuf, Anwar. Studi Agama Islam. Bandung: CV Pustaka Setia, 2010.

Yusuf, Asy’ari Muhammad. “Konsep Pendidikan Akhlak Yang Terkandung

Dalam Kitab Bidāyat Alhidāyah Karya Al Imam Hujjatul Islam Abu Hamid

Al-Ghazali Dan Relevansinya Dengan Materi Akhlak Kelas X Madrasah

Aliyah” Skripsi. IAIN Ponorogo, 2019.

Zed, Mestika. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 2008.

Zubaedi. Desain Pendidikan Karakter, Konsep dan Aplikasinya dalam Lembaga

Pendidikan. Jakarta: Kencana, 2011.

Page 87: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya
Page 88: KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DAN RELEVANSINYA ...etheses.iainponorogo.ac.id/14262/1/COVER-digabungkan (1).pdfii ABSTRAK Na’imah, Ma’rifatun. 2021. Konsep Pendidikan Akhlak dan Relevansinya

RIWAYAT HIDUP

Ma’rifatun Na’imah dilahirkan di Dusun Menco Desa Berahan Wetan

Kecamatan Wedung Kabupaten Demak Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 14

Desember 1998. Putri bungsu dari Bapak H. Muhtadi dan Ibu Hj. Sunamah.

Pendidikan kanak-kanak ditempuh di TK Raudlatul Athfal Menco, menamatkan

sekolah dasar ditempuh di MI Matholi’ul Ulum 2 Menco pada tahun 2010, dan

menyelesaikan pendidikan menengah pertama dan atas ditempuh di Perguruan

Islam Mathali’ul Falah Kajen Margoyoso Pati pada tahun 2016 dan bertempat

tinggal di Pondok pesantren Al-Kautsar Putri, Pondok Pesantren AlMustaniriyyah

Putri, Pondok Pesantren API Kajen Putri, Pondok Pesantren Faidlul Qur’an Putri

Kajen Margoyoso Pati.

Kemudian ia melanjutkan pendidikannya ke Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Ponorogo pada tahun 2017 dengan mengambil Jurusan Pendidikan Agama

Islam sampai sekarang serta bertempat di PPPTQ Al-Hasan Babadan dan PPPTQ

Al-Muqorrobin Ronowijayan Siman Ponorogo.