konsep manusia, sehat sakit, 12 sistem

24
Konsep Manusia 1. Manusia sebagai sistem. Manusia ditinjau sebagai sistem, artinya manusia terdiri dari beberapa unsur/sistem yang membentuk suatu totalitas; yakni sistemn terbuka, sistem adaptif, sistem personal, sistem interpersonal, dan sistem social. Sebagai sistem terbuka, manusia dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan, baik lingkungan fisik, psikologis, sosial maupun spiritual sehingga proses perubahan pada manusia kan selalu terjadi khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasar. Manusia sebagai sistem terbuka terdiri dari berbagai sub sistem yang saling berhubungan secara terintegrasi untuk menjadi satu total sistem. Terdiri dari beberapa komponen: komponen Biologik adalah anatomi tubuh, komponen psikologik adalah kejiwaan, komponen Sosial adalah lingkungan, komponen Kultural adalah nilai budaya, komponen Spiritual adalah Kepercayaan agama Sebagai system adaptif, manusia akan merspons terhadap perubahan yang ada di lingkungannya yang akan selalu menunjukkan perilaku adaptif dan maladaptive. Apabila kemampuan merespons lingkungan itu baik, maka perilaku manusia kan menunjukkan perilaku adaptif, akan tetapi jika kemampuan dalam merespons lingkungan kurang, maka perilaku manusia akan menunjukkan perilaku maladaptif. Sebagai sitem personal, interpersonal dan sosial, manusia memiliki persepsi, pola kepribadian dan tumbuh kembang yang tidak sama, juga memiliki kemampuan interaksi, peran dan komunikasi yang berbeda, serta memiliki kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat khususnya dalam pengambilan keputusan dan otoritas dalam masalah atau tugas kesehatan. 2. Manusia sebagai adaptif. Adaptasi adalah proses perubahan yang menyertai individu dalam berespon terhadap perubahan lingkungan mempengaruhi integritas atau keutuhan. Lingkungan :

Upload: annisa-succi-utami

Post on 06-Feb-2016

31 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

konsep dasar keperawatan

TRANSCRIPT

Page 1: Konsep Manusia, Sehat Sakit, 12 Sistem

Konsep Manusia

1. Manusia sebagai sistem. Manusia ditinjau sebagai sistem, artinya manusia terdiri dari beberapa unsur/sistem yang membentuk suatu totalitas; yakni sistemn terbuka, sistem adaptif, sistem personal, sistem interpersonal, dan sistem social.

Sebagai sistem terbuka, manusia dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan, baik lingkungan fisik, psikologis, sosial maupun spiritual sehingga proses perubahan pada manusia kan selalu terjadi khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasar. Manusia sebagai sistem terbuka terdiri dari berbagai sub sistem yang saling berhubungan secara terintegrasi untuk menjadi satu total sistem. Terdiri dari beberapa komponen: komponen Biologik adalah anatomi tubuh, komponen psikologik adalah kejiwaan, komponen Sosial adalah lingkungan, komponen Kultural adalah nilai budaya, komponen Spiritual adalah Kepercayaan agama

Sebagai system adaptif, manusia akan merspons terhadap perubahan yang ada di lingkungannya yang akan selalu menunjukkan perilaku adaptif dan maladaptive. Apabila kemampuan merespons lingkungan itu baik, maka perilaku manusia kan menunjukkan perilaku adaptif, akan tetapi jika kemampuan dalam merespons lingkungan kurang, maka perilaku manusia akan menunjukkan perilaku maladaptif.

Sebagai sitem personal, interpersonal dan sosial, manusia memiliki persepsi, pola kepribadian dan tumbuh kembang yang tidak sama, juga memiliki kemampuan interaksi, peran dan komunikasi yang berbeda, serta memiliki kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat khususnya dalam pengambilan keputusan dan otoritas dalam masalah atau tugas kesehatan.

2. Manusia sebagai adaptif. Adaptasi adalah proses perubahan yang menyertai individu dalam berespon terhadap perubahan lingkungan mempengaruhi integritas atau keutuhan. Lingkungan : seluruh kondisi keadaan sekitar yang mempengaruhi perkembangan organisme atau kelompok organism. Model konsep adaptasi pertama kali dikemukakan oleh Suster Callista Roy (1969). Konsep ini dikembangkan dari konsep individu dan proses adaptasi seperti diuraikan di bawah ini.Terdapat tingkatan dan respon fisiologik untuk memudahkan adaptasi

Respon takut (mekanisme bertarung) Respon inflamasi Respon stress dan Respon sensori

Menurut Roy, perilaku adaptif merupakan perilaku individu secara utuh. Beradaptasi dan menangani rangsang lingkungan. Asumsi dasar model adaptasi Roy adalah :

Manusia adalah keseluruhan dari biopsikologi dan sosial yang terus-menerus berinteraksi dengan lingkungan.

Manusia menggunakan mekanisme pertahanan untuk mengatasi perubahan-perubahan biopsikososial.

Setiap orang memahami bagaimana individu mempunyai batas kemampuan untuk beradaptasi. Pada dasarnya manusia memberikan respon terhadap semua rangsangan baik positif maupun negatif.

Page 2: Konsep Manusia, Sehat Sakit, 12 Sistem

Kemampuan adaptasi manusia berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya,jika seseorang dapat menyesuaikan diri dengan perubahan maka ia mempunyai kemampuan untuk menghadapi rangsangan baik positif maupun negatif.

Sehat dan sakit merupakan adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari dari kehidupan manusia.

Dalam asuhan keperawatan, menurut Roy (1984) sebagai penerima asuhan keperawatan adalah individu, keluarga, kelompok, masyarakat yang dipandang sebagai “Holistic adaptif system” dalam segala aspek yang merupakan satu kesatuan. Sistem adalah Suatu kesatuan yang di hubungkan karena fungsinya sebagai kesatuan untuk beberapa tujuan dan adanya saling ketergantungan dari setiap bagian-bagiannya. Sistem terdiri dari proses input, autput, kontrol dan umpan balik ( Roy, 1991). Dalam memahami konsep model ini, Callista Roy mengemukakan konsep keperawatan dengan model adaptasi yang memiliki beberapa pandangan atau keyakinan serta nilai yang dimilikinya diantaranya:

Manusia sebagai makhluk biologi, psikologi dan social yang selalu berinteraksi dengan lingkungannya.

Untuk mencapai suatu homeostatis atau terintegrasi, seseorang harus beradaptasi sesuai dengan perubahan yang terjadi.

Terdapat tiga tingkatan adaptasi pada manusia yang dikemukakan oleh roy, diantaranya:a. Focal stimulasi yaitu stimulus yang langsung beradaptasi dengan seseorang dan akan mempunyai pengaruh kuat terhadap seseorang individu.b. Kontekstual stimulus, merupakan stimulus lain yang dialami seseorang, dan baik stimulus internal maupun eksternal, yang dapat mempengaruhi, kemudian dapat dilakukan observasi, diukur secara subjektif.c. Residual stimulus, merupakan stimulus lain yang merupakan cirri tambahan yang ada atau sesuai dengan situasi dalam proses penyesuaian dengan lingkungan yang sukar dilakukan observasi

System adaptasi memiliki empat mode adaptasi diantaranya:- Pertama, fungsi fisiologis, komponen system adaptasi ini yang adaptasi fisiologis diantaranya oksigenasi, nutrisi, eliminasi, aktivitas dan istirahat, integritas kulit, indera, cairan dan elektrolit, fungsi neurologis dan fungsi endokrin.- Kedua, konsep diri yang mempunyai pengertian bagaimana seseorang mengenal pola-pola interaksi social dalam berhubungan dengan orang lain.- Ketiga, fungsi peran merupakan proses penyesuaian yang berhubungan dengan bagaimana peran seseorang dalam mengenal pola-pola interaksi social dalam berhubungan dengan orang lain- Keempat, interdependent merupakan kemampuan seseorang mengenal pola-pola tentang kasih sayang, cinta yang dilakukan melalui hubungan secara interpersonal pada tingkat individu maupun kelompok.

Roy mengemukakan bahwa manusia sebagai sebuah sistem adaptif. Sebagai sistem adaptif, manusia dapat digambarkan secara holistik sebagai satu kesatuan yang mempunyai input, kontrol, out put dan proses umpan balik. Proses kontrol adalah mekanisme koping yang dimanifestasikan dengan cara- cara adaptasi. Lebih spesifik manusia didefenisikan sebagai sebuah sistem adaptif dengan aktivitas kognator dan regulator untuk mempertahankan

Page 3: Konsep Manusia, Sehat Sakit, 12 Sistem

adaptasi dalam empat cara-cara adaptasi yaitu : fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi. Dalam model adaptasi keperawatan, manusia dijelaskan sebagai suatu sistem yang hidup, terbuka dan adaptif yang dapat mengalami kekuatan dan zat dengan perubahan lingkungan. Sebagai sistem adaptif manusia dapat digambarkan dalam istilah karakteristik sistem, jadi manusia dilihat sebagai satu-kesatuan yang saling berhubungan antara unit fungsional secara keseluruhan atau beberapa unit fungsional untuk beberapa tujuan. Input pada manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah dengan menerima masukan dari lingkungan luar dan lingkungan dalam diri individu itu sendiri. Input atau stimulus termasuk variabel standar yang berlawanan yang umpan baliknya dapat dibandingkan. Variabel standar ini adalah stimulus internal yang mempunyai tingkat adaptasi dan mewakili dari rentang stimulus manusia yang dapat ditoleransi dengan usaha-usaha yang biasa dilakukan. Proses kontrol manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah mekanisme koping. Dua mekanisme koping yang telah diidentifikasi yaitu : subsistem regulator dan subsistem kognator. Regulator dan kognator digambarkan sebagai aksi dalam hubungannya terhadap empat efektor atau cara-cara adaptasi yaitu : fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependen.

3. Manusia sebagai holistik. Manusia sebagai makhluk holistik mengandung pengertian, manusia makhluk yang terdiri dari unsur biologis, psikologis, sosial dan spritual, atau sering disebut juga sebagai makhluk biopsikososialspritual. Dimana, keempat unsur ini tidak dapat terpisahkan, gangguan terhadap salah satu aspek merupakan ancaman terhadap aspek atau unsur yang lain.

Manusia sebagai makhluk biologis, disebabkan karena manusia terdiri dari gabungan sistem-sistem organ tubuh, manusia mempertahankan hidup, manusia tidak terlepas dari hukum alam (khususnya hukum perkembangan)

Manusia sebagai makhluk psikologis, karena setiap individu memiliki kepribadian yang unik (sanguin, melankholik,dll), setiap individu memiliki tingkahlaku yang merupakan manifestasi dari kejiwaan, setiap individu memiliki kecerdasan dan daya piker, setiap individu memiliki kebutuhan psikologis untuk mengembangkan kepribadian

Manusia sebagai Makluk sosial, karena setiap individu hidup bersama dengan orang lain, setiap individu dipengaruhi oleh kebudayaan, setiap individu terikat oleh norma yang berlakuk di masyarakat, setiap individu dipengaruhi dan beradaptasi dengan lingkungan sosial, setiap individu tidak dapat hidup sendiri perlu bantuam orang lain

Manusia sebagai makhluk Spritual karena setiap individu memiliki keyakinan sendiri tentang adanya Tuhan, setiap individu memiliki pandangan hidup, dan dorongan sejalan dengan keyakinan yang dipegangnya

Manusia sebagai makhluk cultural. Manusia mempunyai nilai dan kebudayaan yang membentuk jatidirinya

Kultur dalam diri manusia bisa diubah dan berubah tergantung lingkungan manusia hidup.

Sistem Tubuh Manusia

Page 4: Konsep Manusia, Sehat Sakit, 12 Sistem

12 sistem tubuh manusia bekerja sama dan memungkinkan untuk bernafas, bergerak, berbicara, mencerna makanan dan melaksanakan banyak fungsi lainnya. Pelajari tentang setiap sistem untuk lebih memahami cara kerjanya.

1. Sistem SarafSalah satu yang paling penting dari 11 sistem tubuh manusia adalah sistem saraf. Sistem saraf terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Tugas dari sistem saraf pusat untuk menerima informasi dan mengirimkan instruksi. Sistem ini terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf perifer terdiri dari saraf dalam tubuh. Saraf ini mengirimkan pesan ke bagian lain dari tubuh. Otak bertindak sebagai pusat kendali tubuh, karena membantu mengontrol semua organ dan jaringan. Otak juga memungkinkan manusia mengingat hal-hal dan pengalaman lima indra sentuhan, rasa, bau, penglihatan dan pendengaran.Sumsum tulang belakang terdiri dari bundel tebal saraf yang menghubungkan otak ke seluruh tubuh. Vertebra, tulang kecil, melindungi sumsum tulang belakang dari cedera dan kerusakan. Empat jenis saraf membantu untuk mengontrol tubuh. Saraf otonom menghubungkan otak dan sumsum tulang belakang untuk organ-organ seperti jantung dan usus. Saraf kranial menghubungkan mulut, telinga, mata dan hidung ke otak. Saraf perifer menghubungkan sumsum tulang belakang dengan lengan dan kaki. saraf Pusat menghubungkan struktur dalam sumsum tulang belakang dan otak.2. Sistem rangkaSistem kerangka terdiri dari semua tulang dan jaringan yang menghubungkan mereka bersama-sama. Sistem ini melindungi organ dari cedera, memberikan dukungan bagi tubuh dan memungkinkan tubuh untuk bergerak. Tengkorak melindungi otak. Kolom vertebral melindungi sumsum tulang belakang. Kolom ini terdiri dari atlas dan sumbu, tulang leher, tulang dada, tulang lumbal dan vertebra sakral. Tulang yang umum lainnya dalam tubuh manusia termasuk tulang rahang (mandibula), tulang dada (sternum), tulang paha (femur), pergelangan kaki (tarsals) dan tempurung lutut (patella). Jaringan yang menyambungkan tulang ke otot dan tulang tulang lainnya termasuk ligamen, tendon dan tulang rawan.3. Sistem ototSistem otot terdiri dari tiga jenis otot. Otot polos memiliki beberapa fungsi dalam tubuh. Jenis otot mendorong makanan melalui saluran pencernaan, mendorong makanan kembali ke kerongkongan ketika seseorang muntah dan membantu mendorong bayi keluar dari tubuh saat melahirkan. Otot kardiak adalah otot jantung. Otot ini melemaskan dan berkontraksi untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Bantuan otot rangka dalam gerakan dan menopang tubuh. Setiap kelompok otot utama memiliki fungsi yang berbeda. Paha depan, misalnya, membantu Anda berdiri, berjalan dan memanjat tangga.4. Sistem peredaran DarahSistem peredaran darah terdiri dari jantung dan pembuluh darah. Jaringan ini mensirkulasikan darah ke seluruh tubuh. Jantung terdiri dari bilik atas dan bawah (atrium dan ventrikel) dan empat katup yang mengontrol arah aliran darah. Arteri membawa darah dari jantung, sedangkan vena membawa darah menuju jantung. Kapiler, pembuluh darah terkecil dalam tubuh, memungkinkan darah beredar antara arteri dan vena.

Page 5: Konsep Manusia, Sehat Sakit, 12 Sistem

5. Sistem PernapasanSistem pernapasan mengontrol napas sebagai sarana penyediaan darah dengan oksigen. Darah kemudian membawa oksigen ini ke organ-organ dan jaringan tubuh. Saat bernafas, seseorang bernafas oksigen dan melepaskan karbon dioksida. Sistem pernapasan terdiri dari paru-paru, diafragma, mulut, trakea dan hidung. Mulut dan hidung memungkinkan oksigen masuk ke dalam tubuh. Trakea membawa oksigen ke rongga dada, di mana terbagi menjadi bronkus. Bronkus dibagi lagi dan membentuk tabung bronkial, yang membawa oksigen ke paru-paru. Oksigen masuk ke dalam kantung kecil yang disebut alveoli dan kemudian berdifusi ke dalam arteri darah melalui kapiler. Darah dari vena melepaskan karbon dioksida ke alveoli dan keluar karbon dioksida tubuh ketika seseorang mengembuskan napas. Diafragma adalah lembaran otot yang membantu Anda menghirup dan menghembuskan napas. Ini lembaran otot juga membantu dalam pernafasan karbon dioksida dan menghirup oksigen.6. Sistem pencernaanSistem pencernaan memecah makanan dan menyerap nutrisi. Makanan memasuki mulut, di mana bercampur dengan air liur. Air liur membantu melembutkan dan memecah makanan sehingga lebih mudah untuk menelan. Dari mulut, makanan melewati kerongkongan, tabung berotot yang mendorong makanan ke dalam perut. Perut mengandung enzim dan asam yang memecah makanan menjadi potongan-potongan kecil. Hal ini membuat makanan lebih mudah dicerna. Makanan bergerak dari perut ke usus kecil dalam bentuk chyme, cairan kental.Usus kecil terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum. Usus kecil juga mengandung jutaan vili, yang adalah tonjolan kecil yang membantu dalam penyerapan nutrisi. Setiap makanan tercerna dalam usus kecil bergerak ke usus besar. Organ ini menghilangkan air dari makanan yang tidak tercerna dan bentuk kotoran, atau limbah padat. Rektum menyimpan limbah padat ini sampai siap untuk meninggalkan tubuh.7. Sistem endokrinSistem endokrin mengontrol produksi dan sekresi hormon. Hormon mengatur pertumbuhan, perkembangan seksual, metabolisme dan fungsi tubuh lainnya. Sistem ini terdiri dari kelenjar pituitari, hipotalamus, kelenjar tiroid, tubuh pineal, kelenjar adrenal, kelenjar paratiroid dan pankreas. Kelenjar pituitari bertindak sebagai kelenjar utama karena menghasilkan hormon yang berperan dalam fungsi kelenjar sistem endokrin lainnya. Kelenjar ini menghasilkan hormon pertumbuhan, adrenocorticotropin, thyroid-stimulating hormone, hormon luteinizing, vasopressin, prolaktin dan oksitosin.Hipotalamus mengatur metabolisme, perasaan kenyang setelah makan dan suhu tubuh. Kelenjar ini juga mengeluarkan hormon yang mengontrol pelepasan hormon dari kelenjar pituitari. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon yang mengatur metabolisme. Kelenjar ini juga berpartisipasi dalam pertumbuhan dan perkembangan sistem saraf, pengaturan tekanan darah, pencernaan, reproduksi, otot dan regulasi denyut jantung. Ini tubuh pineal mengeluarkan melatonin, yang membantu mengatur siklus tidur.Kelenjar adrenal, yang terletak di bagian atas setiap ginjal, terdiri dari medula adrenal dan korteks adrenal. Korteks adrenal menghasilkan kortikosteroid untuk mengatur keseimbangan cairan garam, fungsi sistem kekebalan tubuh, metabolisme dan fungsi seksual. Medula adrenal menghasilkan hormon yang mengontrol respon tubuh terhadap stres. Kelenjar

Page 6: Konsep Manusia, Sehat Sakit, 12 Sistem

paratiroid mengontrol kadar kalsium dalam darah dan tulang. Pankreas mengeluarkan enzim pencernaan dan mensekresikan glukagon dan insulin. Insulin dan glukagon kontrol jumlah glukosa dalam darah, sehingga kerusakan pada pankreas dapat menyebabkan diabetes.8. Sistem ReproduksiSistem reproduksi laki-laki menghasilkan sperma, pelepasan sperma ke dalam sistem reproduksi wanita dan menghasilkan hormon seks pria yang menjaga sistem reproduksi bekerja normal. Struktur eksternal dari sistem ini termasuk penis, testis dan skrotum. Penis memiliki akar yang menempel ke perut tubuh. Uretra, yang mengangkut urin dan air mani, berada di ujung penis. Skrotum berisi testis, pembuluh darah dan saraf. Skrotum mengontrol suhu testis, karena mereka harus tetap pada suhu yang sedikit lebih rendah dari suhu tubuh normal. Ini akan membantu memastikan perkembangan normal sperma. Testis menghasilkan sperma dan menghasilkan hormon seks pria seperti testosteron. Organ aksesori dari sistem reproduksi laki-laki termasuk vas deferens, epididimis, vesikula seminalis dan saluran ejakulasi.Sistem reproduksi wanita memiliki beberapa fungsi. Ini menghasilkan telur dan mengangkut telur ke lokasi fertilisasi. Sistem ini juga berpartisipasi dalam kehamilan bayi dan proses persalinan, menstruasi dan menopause. Struktur eksternal dari sistem reproduksi wanita meliputi labia minora, labia majora, klitoris dan kelenjar Bartholin. Struktur internal meliputi uterus, ovarium, vagina dan saluran tuba. Ovarium menghasilkan telur dan melepaskan mereka. Telur berjalan menuruni tuba falopi. Rahim berperan dalam kehamilan dan persalinan. Lapisan rahim, yang disebut endometrium, menumpuk dalam persiapan untuk pembuahan. Jika pembuahan tidak terjadi, rahim menumpahkan lapisan selama menstruasi. Jika pembuahan tidak terjadi, sel telur dibuahi menempel pada dinding rahim. Rahim memegang zigot, yang menjadi janin, sepanjang 40 minggu kehamilan. Vagina berfungsi sebagai tempat hubungan seksual dan melahirkan. Vagina mengembang untuk mengakomodasi janin saat keluar tubuh.9. Sistem ekskretorisSistem ekskresi membantu tubuh menyingkirkan produk-produk limbah. Organ utama dalam sistem ini adalah ginjal, paru-paru dan kulit. Karbon dioksida dan gas limbah lainnya keluar tubuh melalui paru-paru. Kulit membantu menghilangkan keringat dan sel kulit mati dari tubuh. Ginjal membuang limbah dari darah dengan menyaring darah, mengirim nutrisi kembali ke dalam tubuh dan mengeluarkan limbah dalam urin. Jika terjadi kerusakan ginjal, sampah bisa menumpuk dalam darah dan menyebabkan seseorang menjadi sangat sakit.10. Sistem integumentIni terbesar dari 11 sistem tubuh manusia adalah sistem integumen. Sistem ini menyumbang 12 sampai 15 persen dari berat tubuh kita, menurut Estrella Mountain Community College. Sistem ini terdiri dari kulit, rambut, kuku dan membran mukosa. Sistem ini mengontrol suhu tubuh, melindungi tubuh dari kerusakan, menyerap nutrisi, membantu mempertahankan homeostasis dan bekerja dengan sistem saraf untuk mengontrol rasa sentuhan. Sistem integumen juga mengandung kelenjar dan folikel rambut. Kelenjar ekrin yang ditemukan di seluruh tubuh, sementara kelenjar apokrin ditemukan di ketiak dan pangkal paha. Kelenjar apokrin menghasilkan zat yang menggabungkan dengan bakteri menghasilkan bau badan.

Page 7: Konsep Manusia, Sehat Sakit, 12 Sistem

11. Sistem kekebalan TubuhSistem kekebalan melindungi tubuh terhadap organisme berbahaya. Sistem ini terdiri dari organ, jaringan, protein dan sel-sel khusus yang membantu mencegah infeksi dan membuat kita tetap sehat. Sel darah putih mengidentifikasi organisme berbahaya dan menghancurkan mereka. Diproduksi oleh sumsum tulang, timus dan limpa, leukosit beredar di pembuluh darah dan jaringan getah bening. Fagosit memecah organisme berbahaya, limfosit membantu tubuh mengenali dan menghancurkan organisme organisme.Para ilmuwan mengklasifikasikan limfosit sebagai limfosit B dan limfosit T. Limfosit yang tetap di sumsum tulang adalah limfosit B. Limfosit lain meninggalkan sumsum tulang dan melakukan perjalanan ke kelenjar timus. Ini adalah limfosit T. Limfosit B mengidentifikasi penjajah dan mengirimkan sel untuk menghancurkan mereka. limfosit T menghancurkan penjajah. Kadang-kadang, sistem kekebalan tubuh keliru mengidentifikasi jaringan normal sebagai penyerbu asing. Sistem kemudian menyerang jaringan normal dan menyebabkan kerusakan jaringan. Hal ini dikenal sebagai penyakit autoimun. Gangguan autoimun termasuk lupus, skleroderma dan rheumatoid arthritis. Sebuah sistem kekebalan tubuh tidak berfungsi juga berperan dalam respon alergi.

Konsep Sehat-Sakit

Definisi sehat

Berabad-abad lalu, sehat diartikan sebagai kondisi yang normal dan alami. Karenanya, segala sesuatu yang tidak normal dan bertentangan dengan alam dianggap sebagai kondisi tidak sehat yang harus dicegah. Sehat sendiri bersifat dinamis yang statusnya terus menerus berubah. Kesehatan memengaruhi tingkat fungsi seseorang, baik dari segi fisiologis, psikologis, dan dimensi sosiokultural.

1. Menurut WHO. Sehat adalah keadaan kesembangan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, tidak hanya bebas dari penyakit dan kelemahan.

2. Menurut Parson. Sehat adalah kemampuan optimal individu untuk menjalankan peran dan tugasnya secara efektif.

3. Menurut Undang-Undang Kesehatan RI No 23 Tahun 1992. Sehat adalah keadaan sejahtera tubuh

Definisi sakit

Sakit adalah keadaan tidak normal/sehat. Secara sederhana, sakit atau dapat pula disebut penyakit-merupakan suatu bentuk kehidupan atau keadaan di luar batas normal. Tolak ukur yang paling mudah untuk menentukan kondisi sakit/penyakit adalah jika tejadi perubahan dari nilai rata-rata normal yang telah ditetapkan.

1. Menurut Parson. Sakit adalah ketidakseimbangan fungsi normal tubuh manusia, termasuk sejumlah sistem biologis dan kondisi penyesuaian.

Page 8: Konsep Manusia, Sehat Sakit, 12 Sistem

2. Menurut Bauman. Bauman mengemukakan ada tiga criteria keadaan sakit, yaitu adanya gejala, persepsi tentang keadaan sakit yang dirasakan, dan kemampuan beraktivitas sehari-hari yang menurun.

3. Menurut batasan medis. Batasan medis mengemukakan dua bukti adanya sakit, yaitu tanda dan gejala.

4. Menurut Perkins. Sakit adalah suatu keadaaan tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan pada aktivitas sehari-hari, baik aktivitas jasmani maupun sosial.

Penyakit berbeda dengan rasa sakit. Penyakit sifatnya objektif karena masing-masing memiliki parameter tertentu, sedangkan rasa sakit sifatnya subjektif karena merupakan keluhan yang dirasakan seseorang. Perbedaan ini mempunyai impliksai yang berbeda-beda. Seseorang yang menderita penyakit belum tentu merasakan sakit. Sebaliknya, seseorang yang mengeluh sakit belum tentu menderita penyakit.

Rentang Sehat-Sakit

Rentang sehat-sakit adalah suatu skala ukut hipotesis untuk mengukur keadaan sehat/kesehatan seseorang. Kedudukan seseorang pada skala tersebut bersifat dinamis dan individual karena dipengaruhi oleh faktor pribadi dan lingkungan. Pada skala ini sewaktu-waktu seseorang bisa berada dalam keadaan sehat, namun di lain waktu bisa bergeser ke keadaan sakit.

Berdasarkan rentang sehat-sakit tersebut, maka paradigm keperawatan dalam konseo sehat-sakit memandang bahwa bentuk pelayanan keperawatan yang akan diberikan selama rentang sehat dan sakit, akan melihat terlebih dahulu status kesehatan dalam rentang sehat-sakit tersebut, apakah statusnya dalam tahap setengah sakit, sakit atau sakit kronis, sehingga akan diketahui tingkatan asuhan keperawatan yang akan diberikan serta tujuan yang ingin diharapkan dalam meningkatkan status kesehatannya. Rentang sakit dapat digambarkan mulai dari setengah sakit, sakit, sakit kronis dan berakhir dengan kematian. Sedangkan rentang sehat dapat digambarkan mulai sehat normal, sehat sekali dan sejahtera, sebagai status sehat yang paling tinggi.

Rentang ini merupakan suatu alat ukur dalam menilai status kesehatan yang bersifat dinamis dan selalu berubah dalam setiap waktu. Melalui rentang ini dapat diketahui batasan perawat dalam melakukan praktek keperawatan dengan jelas.

Page 9: Konsep Manusia, Sehat Sakit, 12 Sistem

Status Kesehatan

Status kesehatan merupakan suatu kedaan seseorang dalam batas rentang sehat-sakit yang bersifat dinamis dan dipengaruhi oleh perkembangan, sosial cultural, pengalaman masa lalu, harapan seseorang tentang dirinya, keturunan, lingkungan, dan pelayanan.

Faktor yang mempengaruhi perilaku sehat

1. Perkembangan. Status kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor perkembangan yang mempunyai arti bahwa perubahan status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal ini adalah pertumbuhan dan perkembangan, mengingat proses perkembangan itu dimulai dari usia bayi sampai usia lanjut yang memiliki pemahaman dan respons terhadap perubahan kesehatan yang berbeda-beda. Respons dan pemahaman itulah yang dapat mempengaruhi status kesehatan seseorang. Apabila seseorang merespons dengan baik terhadap perubahan kesehatannya, maka akan memiliki kesehatan yang baik sehingga, mencapai kesehatan yang optimal, demikian sebaliknya apabila seseorang yang merespons dengan tidak baik terhadap perubahan status kesehatan bagi dirinya, maka dapat menimbulkan perubahan status kesehatan yang kurang.

2. Sosial dan kultural. Sosial dan kultural dapat juga mempengaruhi proses perubahan status kesehatan seseorang karena akan mempengaruhi pemikiran atau keyakinan sehingga dapat menimbulkan perubahan dalam perilaku kesehatan.

4. Harapan seseorang tentang dirinya. Harapan merupakan salah satu bagian yang penting dalam meningkatkan perubahan status kesehatan kea rah yang optimal. Harapan dapat menghasilkan status kesehatan ke tingkat yang lebih baik secara fisik maupun psikologis, karena melalui harapan akan timbul motivasi bergaya hidup sehat dan selalu menghindari hal-hal yang dapat mempengaruhi status kesehatan dirinya.

5. Keturunan. Keturunan juga memberikan pengaruh terhadap status kesehatan seseorang mengingat potensi perubahan status kesehatan telah dimiliki melalui faktor genetikm walaupun tidak terlalu besar tetapi akan mempengaruhi respons terhadap berbagai penyakit.

6. Lingkungan. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik seperti sanitasi lingkungan, kebersihan diri, tempat pembuangan air limbah atau kotoran serta rumah yang kurang memenuhi persyaratan kesehatan sehingga dapat mempengaruhi perilaku hidup sehat yang dapat merubah status kesehatan seseorang.

7. Pelayanan. Pelayanan kesehatan dapat berupa tempat pelayanan atau system pelayanan yang dapat mempengaruhi status kesehatan. Hal ini dapat dijumpai apabila tempat pelayanan kesehatan terlalu jauh atau kualitas dalam memberikan pelayanan kurang baik, maka dapat mempengaruhi seseoran dalam berperilaku sehat.

Konsep sehat-sakit dilihat dari penyebabnya

Pengertian penyebab penyakit dalam epidemiologi brkembang dari rantai sebab akibat ke suatu proses kejadian penyakit, yakni proses interaksi antara manusia (pejamu) dengan

Page 10: Konsep Manusia, Sehat Sakit, 12 Sistem

berbagai sifatnya, (biologis,fisiologis, psikologis, sosiologis, dan antropologis) dengan penyabab (agent) serta dengan lingkungan (environment) (Nur Nasry Noor, 2008).

manusia (pejamu) dengan berbagai sifatnya (biologis, fisiologis, psikologis, sosiologis, antropologis) dengan penyebab (agent) serta dengan lingkungan (environment).

Agen: Suatu faktor yang harus hadir untuk suatu penyakit agar penyakit itu terjadi, contoh: Virus influensa adalah agen influenza.

Keadaan lingkungan (environment) juga menentukan apakah transmisi efektif penyakit dapat terjadi dalam situasi tertentu.

Dalam teori keseimbangan, maka interaksi ketiga unsur tersebut harus dipertahankan keadaan keseimbangannya, dan bila terjadi gangguan keseimbangan antara ketiganya akan menyebabkan timbulnya penyakit tertentu. Pada keadaan normal, kondisi keseimbangan proses interaksi tersebut dapat dipertahankan , baik melalui intervensi alamiah terhadap salah satu dari ketiga unsur tersebut. Maupun melalui usaha tertentu manusia dalam bidang pencegahan maupun dalam bidang peningkatan derajat kesehatan.

Unsur pejamu secara umum dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu :

1. Manusia sebagai makhluk biologis memiliki sekat biologis tertentu seperti :

Umur, jenis kelamin, ras dan keturunan Bentuk anatomis tubuh serta

2. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai berbagai sifat khusus seperti

Kelompok etnik termasuk adat, kebiasaan, agama dan hubungan keluarga sehubungan sosial kemasyarakatan.

Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial sehari-hari termasuk kebiasaan hidup sehat (Nur Nasry Noor, 2008).

Pada dasarnya, tidak satu pun penyakit yang dapat timbul hanya di sebabkan oleh satu faktor tunggal semata, pada umumnya kejadian penyakit di sebabkan oleh berbagai unsur yang secara bersama-sama mendorong terjadinya penyakit, namun demikian, secara dasar, unsur penyebab penyakit dapat di bagi dalam dua bagian utama yakni penyebab kausal primer, dan penyebab kausal sekunder.

Penyebab kausal primer

Unsur ini dianggap sebagai faktor kausal Terjadinya penyakit, dengan ketentuan bahwa walaupun unsur ini ada, belum tentu terjadi penyakit, tetapi sebaliknya, Pada penyakit tertentu, unsur ini dijumpai sebagai unsur penyebab kausal. Unsur penyebab kausul ini dapat dibagi dalam 6 kelompok yaitu :

Unsur ‘penyebab biologis yakni semua unsur penyebab yang tergolong makhluk hidup termasuk kelompok mikro organisme seperti Virus, bakteri, protozoa, jamur,

Page 11: Konsep Manusia, Sehat Sakit, 12 Sistem

kelompok cacing, dan insekta. Unsur penyebab ini pada umumnya di jumpai pada penyakit infeksi menular

Unsur penyebab, nutrisi yakni semua unsur penyebab yang termasuk golongan zat nutrisi dan dapat menimbulkan penyakit tertentu karena kekurangan maupun kelebihan zat nutrisi tertentu seperti protein, lemak, hidrat arang, vitamin, mineral, dan air.

Unsur penyebab kimiawi yakni semua unsur dalam bentuk senyawaan kimia yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan/penyakit tertentu. Unsur ini pada umumnya berasal dari luar tubuh termasuk berbagai jenis zat, racun, obat-obatan keras, berbagai senyawaan kimia ini dapat berbentuk padat, cair, uap, maupun gas. Ada pula senyawaan kimiawi sebagai hasil produk tubuh (dari dalam) yang dapat menimbulkan penyakit tertentu seperti ureum, kolesterol, dan lain-lain

Unsur penyebab fisika yakni semua unsur yang dapat menimbulkan penyakit melalui proses fisika umpamanya panas (luka bakar), irisan, tikaman, pukulan (rudapaksa), radiasi dan lain-lain. Proses kejadian penyakit dalam hal ini terutama melalui proses fisika yang dapat menimbulkan kelainan dan gangguan kesehatan.

Unsur penyebab psikis yakni semua unsur yang pertalian dengan kejadian penyakit gangguan jiwa serta gangguan tingkah laku sosial. Unsur penyebab ini belum jelas proses dan mekanisme kejadian dalam timbulnya penyakit, bahkan sekelompok ahli lebih menitik beratkan kejadian penyakit pada unsur penyebab genetika. Dalam hal ini kita harus berhati-0hati terhadap faktor kehidupan sosial yang bersifat non kausal serta lebih menampakkan diri dalam hubungannya dengan proses kejadian penyakit maupun gangguan kejiawaan.

Penyebab non kausal (sekunder)

Penyebab sekunder merupakan unsur pembantu/penambah dalam proses kejadian penyakit dan ikut dalam hubungan sebab akibat terjadinya penyakit. Dengan demikian, maka dalam setiap analis penyebab penyakit dan hubungan sebab akibat terjadinya penyakit, kita tidak hanya berpusat pada penyebab kausal primer semata, tetapi harus memperhatikan semua unsur lain di luar unsur penyebab kausal primer. Hal ini di dasarkan pada ketentuan bahwa pada umumnya kejadian setiap penyakit sangat di pengaruhi oleh berbagai unsur yang berinteraksi dengan unsur penyebab dan ikut dalam proses sebab akibat. Sebagai contoh pada penyakit kardiovaskuler, tuberkulosis, kecelakaan lalu lintas, dan lain sebagainya. Kejadiannya tidak di batasi hanya pada penyebab kausal saja, tetapi harus di analisis dalam bentuk suatu rantai sebab akibat di mana peranan unsur penyebab sekunder sangat kuat dalam mendorong penyebab kausal primer untuk dapat secara bersama-sama menimbulkan penyakit (Nur Nasry Noor, 2008). Dan penyebab agent menurut model segitiga epidemilogi terdiri dari biotis dan abiotis. Biotis khususnya pada penyakit menular yaitu terjadi dari 5 golongan

Protozoa : misalnya Plasmodum, amodea Metazoa : misalnya arthopoda , helminthes Bakteri misalnya Salmonella, meningitis Virus misalnya dengue, polio, measies, lorona Jamur Misalnya : candida, tinia algae, hystoples osis

Page 12: Konsep Manusia, Sehat Sakit, 12 Sistem

Abiotis, terdiri dari :

Nutrient Agent, misalnya kekurangan /kelebihan gizi (karbohididrat, lemak, mineral, protein dan vitamin)

Chemical Agent, misalnya pestisida, logam berat, obat-obatan Physical Agent, misalnya suhu, kelembaban panas, kardiasi, kebisingan. Mechanical Agent misalnya pukulan tangan kecelakaan, benturan, gesekan, dan

getaran Psychis Agent, misalnya gangguan phisikologis stress depresi Physilogigis Agent, misalnya gangguan genetik.

Perilaku sakit

Saat seseorang jatuh sakit, ia akan menunjukkan berbagai perilaku sakit. Berikut ini adalah contoh beberapa perilaku sakit.

1. Tidak memegang tanggung jawab selama sakit. Orang yang sakit bisanya dibebaskan dari tanggung jawab yang diembannya sewaktu sehat. Sayangnya, perilaku sakit ini sering kali dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Sebagai contoh, banyak koruptor yang berhasil melarikan diri denga bermodalkan surat keterangan sakir guna berobat ke luar negeri.

2. Bebas dari tugas dan peran sosial. Dalam hubungan sosial, seseorang akan dibebaskan dari segala tugas dan perannya di masyarakat. Sebagai contoh, jika ketua RT sakit, tugas dan perannya sebagai ketua RT akan dilimpahkan kepada wakilnya

3. Berupaya mencapai kondisi sehat secepat mungkin. Seseorang yang merasa tubuhnya tidak sehat, secara naluriah akan berusaha mencari cara untuk memulihkan kondisi tubuhnya. Beberapa cara yang mungkin ditempuh adalah pergi ke dokter, puskesmas, rumah sakit, bahkan dating ke paranormal. Pilihan cara ini bergantung pada pengetahuan dan keyakinan yang dimiliki terkait penyembuhan. Tetapi satu hal yang pasti, individu akan berusaha sesegera mungkin kembali sehat.

4. Bersama keluarga mencari bantuan dengan segera. Selain individu, keluarga juga berusaha mencari bantuan guna kesembuhannya. Jika salah satu anggota keluarga ada yang sakit, hal ini akan berpengaruh terhadap seluruh anggota keluarga.

Faktor yang mempengaruhi perilaku sakit

Faktor Internal

a. Persepsi individu terhadap gejala dan sifat sakit yang dialami

Page 13: Konsep Manusia, Sehat Sakit, 12 Sistem

Klien akan segera mencari pertolongan jika gejala tersebut dapat mengganggu rutinitas kegiatan sehari-hari.

Misal: Tukang Kayu yang menderitas sakit punggung, jika ia merasa hal tersebut bisa membahayakan dan mengancam kehidupannya maka ia akan segera mencari bantuan.

Akan tetapi persepsi seperti itu dapat pula mempunyai akibat yang sebaliknya. Bisa saja orang yang takut mengalami sakit yang serius, akan bereaksi dengan cara menyangkalnya dan tidak mau mencari bantuan.

b. Asal atau Jenis penyakit

Pada penyakit akut dimana gejala relatif singkat dan berat serta mungkin mengganggu fungsi pada seluruh dimensi yang ada, Maka klien bisanya akan segera mencari pertolongan dan mematuhi program terapi yang diberikan.

Sedangkan pada penyakit kronik biasany berlangsung lama (>6 bulan) sehingga jelas dapat mengganggu fungsi diseluruh dimensi yang ada. Jika penyakit kronik itu tidak dapat disembuhkan dan terapi yang diberikan hanya menghilangkan sebagian gejala yang ada, maka klien mungkin tidak akan termotivasi untuk memenuhi rencana terapi yang ada.

Faktor Eksternal

a. Gejala yang Dapat Dilihat

Gajala yang terlihat dari suatu penyakit dapat mempengaruhi Citra Tubuh dan Perilaku Sakit.

Misalnya: orang yang mengalami bibir kering dan pecah-pecah mungkin akan lebih cepat mencari pertolongan dari pada orang dengan serak tenggorokan, karena mungkin komentar orang lain terhadap gejala bibir pecah-pecah yang dialaminya.

b. Kelompok Sosial

Kelompok sosial klien akan membantu mengenali ancaman penyakit, atau justru meyangkal potensi terjadinya suatu penyakit.

Misalnya: Ada 2 orang wanita, sebut saja Ny. A dan Ny.B berusia 35 tahun yang berasal dari dua kelompok sosial yang berbeda telah menemukan adanya benjolan pada Payudaranya saat melakukan SADARI. Kemudian mereka mendisukusikannya dengan temannya masing-masing. Teman Ny. A mungkin akan mendorong mencari pengobatan untuk menentukan apakah perlu dibiopsi atau tidak; sedangkan teman Ny. B mungkin akan mengatakan itu hanyalah benjolan biasa dan tidak perlu diperiksakan ke dokter.

c. Latar Belakang Budaya

Latar belakang budaya dan etik mengajarkan sesorang bagaimana menjadi sehat, mengenal penyakit, dan menjadi sakit. Dengan demikian perawat perlu memahami latar belakang budaya yang dimiliki klien.

Page 14: Konsep Manusia, Sehat Sakit, 12 Sistem

d. Ekonomi

Semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang biasanya ia akan lebih cepat tanggap terhadap gejala penyakit yang ia rasakan. Sehingga ia akan segera mencari pertolongan ketika merasa ada gangguan pada kesehatannya.

e. Kemudahan Akses Terhadap Sistem Pelayanan

Dekatnya jarak klien dengan RS, klinik atau tempat pelayanan medis lain sering mempengaruhi kecepatan mereka dalam memasuki sistem pelayanan kesehatan.

Demikian pula beberapa klien enggan mencari pelayanan yang kompleks dan besar dan mereka lebih suka untuk mengunjungi Puskesmas yang tidak membutuhkan prosedur yang rumit.

f. Dukungan Sosial

Dukungan sosial disini meliputi beberapa institusi atau perkumpulan yang bersifat peningkatan kesehatan. Di institusi tersebut dapat dilakukan berbagai kegiatan, seperti seminar kesehatan, pendidikan dan pelatihan kesehatan.

Dampak Hospitalisasi pada klien/keluarga

Hospitalisasi merupakan pengalaman yang mengancam bagi setiap orang. Penyakit yang diderita akan menyebabkan perubahan perilaku normal sehingga klien perlu menjalani perawatan (hospitalisasi). Secara umum, hospitalisasi menimbulkan dampak pada lima aspek, yaitu privasi, gaya hidup, otonomi diri, peran dan ekonomi..

1. Privasi. Privasi dapat diartikan sebagai refleksi perasaan nyaman pada diri seseorang dan bersifat pribadi. Bisa dikatakan, privasi adalah suatu hal yang sifatnya pribadi. Sewaktu di rumah sakit, klien kehilangan sebagian privasinya. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, selama dirawat di rumah sakit, klien berulang kali diperiksa oleh petugas kesehatan-dalam hal ini perawat dan dokter. Bagian tubuh yang biasanya dijaga agar tidak dilihat orang tiba-tiba dilihat dan disentuh orang lain. Hal ini tentu akan membuat klien merasa tidak nyaman. Kedua, klien adalah orang yang berada dalam keadaan lemah dan bergantung pada orang lain. Kondisi ini cenderung membuat klien ‘’pasrah’’ dan menerima apapun tindakan petugas kesehatan kepada dirinya asalkan ia cepat sembuh. Menyikapi hal tersebut, perawat harus selalu memerhatikan dan menjaga privasi klien ketika berinteraksi dengan mereka.

2. Gaya hidup. Klien yang dirawat di rumah sakit sering kali mengalami perubahan pola gaya hidup. Hal ini disebabkan oleh perubahan situasi antara rumah sakit dan rumah tempat tinggal klien, juga oleh perubahan kondisi kesehatan klien. Aktivitas hidup yang klien jalani sewaktu sehat tentu akan berbeda dengan aktivitas yang dijalaninya di rumah sakit. Apalagi jika yang dirawat adalah seorang pejabat. Hal ini tentu akan membawa perubahan yang signifikan pada

Page 15: Konsep Manusia, Sehat Sakit, 12 Sistem

klien. Perubahan gaya hidup akibat hospitalisasi inilah yang harus menjadi perhatian setiap perawat. Asuhan keperawatan yang diberikan harus diupayakan sedemikian rupa agar dapat menghilangkan atau setidaknya meminimalkan perubahan yang terjadi.

3. Otonomi. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, individu yang sakit dan dirawat di rumah sakit berada dalam posisi ketergantungan. Artinya, ia akan pasrah terhadap tindakan apapun yang dilakukan oleh petugas kesehatan demi mencapai keadaan sehat. Ini menunjukkan bahwa klien yang dirawat di rumah sakit akan mengalami perubahan otonomi. Untuk mengatasi perubahan ini, perawat harus selalu member tahu klien sebelum melakukan intervensi, baik secara aktif maupun pasif.

4. Peran. Peran dapat diartikan sebagai seperangkat perilaku yang diharapkan oleh individu sesuai dengan status sosialnya. Jika ia seorang perawat, peran yang diharapkannya adalah peran sebagai perawat, bukan sebagai dokter. Selain itu, peran yang dijalani seseorang juga bergantung pada status kesehatannya. Peran yang dijalani sewaktu sehat tentu berbeda dengan peran yang dijalani saat sakit. Hal ini sesuai dengan peran sakit yang dijalani individu. Tidak mengherankan jika klien yang dirawat di rumah sakit mengalami perubahan peran. Perubahan yang terjadi akibat hospitalisasi ini tidak hanya berpengaruh pada individu, tetapi juga pada keluarga. Perubahan tersebut antara lain perubahan peran, jika salah satu anggota keluargnya sakitm akan terjadi perubahan peran dalam keluarga. Lalu masalah keuangan, kesepian, dan perubahan kebiasaan social.

Page 16: Konsep Manusia, Sehat Sakit, 12 Sistem

DAFTAR PUSTAKA

Noor, Nur Nasry. EPIDEMIOLOGI. Jakarta : Rineka Cipta, 2008