konsep keluarga bab ii -...

63
8 BAB II KONSEP DASAR I. Konsep Keluarga A. Definisi Keluarga Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan- ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga (Friedman, 1998). B. Tipe Keluarga 1. Tipe keluarga Tradisional a. Keluarga Inti (Nuclear Family), terdiri atas ayah, ibu, dan anak (kandung atau angkat) yang tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah. b. Keluarga Besar (Extended Family), terdiri atas keluarga inti ditambah dengan keluarga yang mempunyai hubungan darah, misalnya: kakek, nenek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya. c. Reconstituted Nuclear, adalah pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru, satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.

Upload: doanhuong

Post on 01-Apr-2019

285 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

8

BAB II

KONSEP DASAR

I. Konsep Keluarga

A. Definisi Keluarga

Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-

ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri

mereka sebagai bagian dari keluarga (Friedman, 1998).

B. Tipe Keluarga

1. Tipe keluarga Tradisional

a. Keluarga Inti (Nuclear Family), terdiri atas ayah, ibu, dan anak

(kandung atau angkat) yang tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh

sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya

dapat bekerja di luar rumah.

b. Keluarga Besar (Extended Family), terdiri atas keluarga inti ditambah

dengan keluarga yang mempunyai hubungan darah, misalnya: kakek,

nenek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.

c. Reconstituted Nuclear, adalah pembentukan baru dari keluarga inti

melalui perkawinan kembali suami istri, tinggal dalam pembentukan

satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan

lama maupun hasil dari perkawinan baru, satu atau keduanya dapat

bekerja di luar rumah.

Page 2: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

9

d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri yang sudah

berumur dan tidak mempunyai anak, keduanya atau salah satunya

bekerja di luar rumah.

e. Keluarga duda atau janda (Single Family), terdiri atas satu orang tua

(ayah atau ibu) akibat perceraian atau kematian pasangannya dan anak-

anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar rumah.

f. Single Adult, yaitu wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan

tidak adanya keinginan untuk menikah.

2. Tipe Keluarga Non-Tradisional

a. Unmarried Parent and child, yaitu keluarga yang terdiri dari satu

orang tua (biasanya ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah atau

perkawinan yang tidak dikehendaki

b. Commune Family, yaitu beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya)

yang tidak ada hubungan saudara, hidup bersama dalam satu rumah,

sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama: sosialisasi

anak dengan melalui aktivitas kelompok atau membesarkan anak

bersama

c. The non-marital heterosexual cohibitang family, yaitu keluarga yang

hidup bersama dan berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.

d. Gay and Lesbian Family, yaitu seseorang yang mempunyai persamaan

sex hidup bersama sebagaimana suami-istri (marital partness).

e. Cohibing Couple, dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama

tanpa pernikahan

Page 3: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

10

C. Tugas keluarga (Effendy, 1998)

a. Menurut Friedman (1981), ada lima tugas keluarga dalam bidang

kesehatan, yaitu sebagai berikut:

a) Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya

b) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.

c) Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit dan yang

tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang

tertalu muda.

d) Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan

perkembangan kepribadian anggota keluarga.

e) Mempertahankan hubungan timbai balik antara keluarga dan lembaga

kesehatan. yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas

kesehatan yang ada.

b. Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan, tugas pokok tersebut adalah,

sebagai berikut:

a) Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.

b) Pemeliharaan sumber - sumber daya yang ada dalam keluarga.

c) Pembagian tugas masing–masing anggotanya sesuai kedudukan

masing-masing.

d) Sosialisasi antar anggota keluarga.

e) Pengaturan jumlah anggota keluarga.

f) Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.

g) Penempatan anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.

Page 4: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

11

h) Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga.

D. Peran keluarga (Friedman, 1998)

1. Peran formal

a) Peran parental dan perkawinan

Delapan peran dasar yang membentuk posisi sosial sebagai suami -

ayah dan istri - Ibu:

1) Peran sebagai provider (penyedia).

2) Peran sebagai pengatur rumah tangga.

3) Peran perawatan anak

4) Peran sosialisasi anak.

5) Peran rekreasi.

6) Perart persaudaraan (kinship) (memelihara hubungan keluarga

paternal dan maternal).

7) Peran terapeutik ( memenuhi kebutuhan afektif pasangan)

8) Peran seksual

b) Peran perkawinan

Kebutuhan bagi pasangan memelihara suatu hubungan perkawinan

yang kokoh itu sangat penting. Anak-anak terutama dapat

mempengaruhi hubungan perkawinan, menciptakan situasi dimana

suami dan istri membentuk suatu koalisi dengan anak. Memelihara

suatu hubungan perkawinan yang memuaskan rnerupakan salah satu

tugas perkembangan yang vital dari keluarga.

Page 5: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

12

c) Peran informal

1) Pengharmonis : menengahi perbedaan yang terdapat diantara para

anggota, menghibur dan menyatukan kembali perbedaan pendapat.

2) Inisiator–kontributor : mengemukakan dan mengajukan ide-ide

baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

kelompok.

3) Pendamai (compromiser) : merupakan salah satu bagian dari

konflik dan ketidaksepakatan, pendamai inenyatakan kesalahan

posisi dan mengakui kesalahannya, atau menawarkan penyelesaian

"setengah jalan".

4) Perawat keluarga : orang yang terpanggil untuk merawatm dan

mengasuh anggota keluarga lain yang membutuhkannya.

5) Koordinator keluarga : mengorganisasi dan merencanakan

kegiatan-kegiatan keluarga, berfungsi: mengangkat keterikatan

atau keakraban

E. Struktur Keluarga

Menurut Friedman (1998) struktur keluarga terdiri atas:

a. Pola dan proses komunikasi

Komunikasi dalam keluarga dikatakan fungsional apabila dilakukan secara

terbuka, jujur, melibatkan emosi, menyelesaikan konflik keluarga,

berpikiran positif, dan tidak mengulang isu/pendapat sendiri.

b. Struktur peran

Serangkaian prilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi social yang

Page 6: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

13

diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa bersifat formal/informal.

c. Struktur kekuatan

Kemampuan dari individu untuk mengontrol, memengaruhi atau merubah

prilaku orang lainke arah positif.

d. Struktur nilai dan norma

Nilai adalah sistem ide-ide, sikap atau keyakinan yang mengikat anggota

keluarga dalam budaya tertentu. Sedangkan norma adalah pola prilaku

yang baik atau diterima pada lingkungan social atau masyarakat.

F. Fungsi Keluarga

a. Fungsi biologis, yaitu fungsi untuk meneruskan keturunan, memelihara

dan membesarkan anak, serta memenuhi kebutuhan gizi keluarga.

b. Fungsi psikologis, yaitu memberikan kasih sayang dan rasa aman bagi

keluarga, memberikan perhatian di antara keluarga, memebrikan

kedewasaan kepribadian anggota keluarga, serta memberikan identitas

pada keluarga.

c. Fungsi sosialisasi, yaitu membina sosialisasi pada anak, membentuk

norma norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan masing-

masing, dan meneruskan nilai-nilai budaya.

d. Fungsi pendidikan, yaitu menyekolahkan anak untuk memberikan

pengetahuan, keterampilan, membentuk prilaku anak sesuai dengan bakat

dan minat yang dimilikinya, mempersiapkan anak untuk kehidupan

dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang

dewasa, serta mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya.

Page 7: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

14

Friedman (1988) mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga, sebagai berikut:

a. Fungsi afektif

Fungsi afektif berkaitan erat dengan funsi internal keluarga, yang

merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk

pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi

afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota

keluarga. Tiap anggota keluarga mengembangkan iklim yang positif. Hal

tersebut dapat dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dalam

keluarga. Adanya perceraian, kenakalan anak, atau masalah lain yang

sering timbul dalam keluarga dikarenakan fungsi afektif yang tidak

terpenuhi. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga untuk

melaksanakan fungsi afektif:

1) Memelihara saling asuh (mutual nurturance)

Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, dan saling

mendukung antar anggota. Setiap anggota yang mendapat kasih sayang

dan dukungan dari anggota yang lain, maka kemampuannya untuk

memberikan kasih sayang akan meningkat, sehingga tercipta hubungan

yang hangat dan saling mendukung. Hubungan intim dalam keluarga

merupakan modal dasar dalam membina hubungan dengan orang lain

di luar keluarga atau masyarakat. Prasyarat untuk mencapai saling asuh

adalah komitmen dasar dari masing-masing pasangan dan hubungan

perkawinan yang secara emosional memuaskan dan terpelihara.

Page 8: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

15

2) Keseimbangan saling menghargai

Adanya sikap saling menghargai dengan mempertahankan iklim yang

positif dimana tiap anggota diakui serta dihargai keberadaan dan

haknya sebagai orang tua maupun sebagai anak, sehingga fungsi

afektif akan tercapai. Keseimbangan saling menghormati dapat dicapai

apabila setiap anggota keluarga menghormati hak, kebutuhan, dan

tanggung jawab angggota keluarga yang lain. Orang tua perlu

menyediakan struktur yang memadai dan panduan yang konsisten

sehingga batas-batas bisa dibuat dan dipahami. Namun perlu dibentuk

fleksibilitas dalam sistem keluarga agar memberikan ruang gerak bagi

kebebasan untuk berkembang menjadi individu.

3) Pertalian atau ikatan dan identifikasi

Kekuatan yang besar dibalik persepsi dan kepuasan dari kebutuhan-

kebutuhan individu dalam keluarga adalah pertalian(bonding) atau

kasih sayang (attachment). Ikatan dimulai sejak pasangan sepakat

untuk memulai hidup baru. Ikatan antar anggota keluarga

dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada

berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus

mengembangkan proses identifikasi yang positif sehingga anak-anak

dapat meniru tingkah laku yang positif dari kedua orang tuanya.

4) Keterpisahan dan Kepaduan

Untuk merasakan dan memenuhi kebutuhan psikologis, anggota

keluarga harus mencapai pola keterpisahan (separatness) dan

Page 9: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

16

keterpaduan (connectedness) yang memuaskan. Anggota keluarga

berpadu dan berpisah satu sama lain. Setiap keluarga menghadapi isu-

isu keterpisahan dan kepaduan dengan cara yang unik.

b. Fungsi Sosialisasi

Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui

individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam

lingkungan sosial (Friedman, 1986).

Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat

individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia

akan menatap ayah, ibu, dan orang-orang yang disekitarnya. Kemudian

beranjak balita dia mulai belajar bersosialisasi dengan lingkungan sekitar

meskipun demikian keluarga tetap berperan penting dalam bersosialisasi.

Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui

interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam

sosialisasi. Anggota keluarga belajar didiplin, belajar norma-norma,

budaya, dan prilaku melalui hubungan dan interaksi di dalam keluarga,

sehingga individu mampu berperan di masyarakat.

c. Fungsi Reproduksi

Dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi

kebutuhan biologis pada pasangan tujuan membentuk keluarga adalah

untuk meneruskan keturunan, sehingga menambah sumber daya manusia.

d. Fungsi Ekonomi

Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti makanan, pakaian, dan

Page 10: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

17

tempat tinggal maka keluarga memerlukan sumber keuangan.

e. Fungsi Perawatan Kesehatan

Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan

kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau

merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam

memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga.

Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat

dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang

dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup atau mampu

menyelesaikan masalah kesehatan. Tugas kesehatan keluarga adalah

sebagai berikut:

1) Mengenal masalah kesehatan keluarga

Keluarga atau orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan

perubahan-perubahan yang dialami oleh anggota keluarganya.

Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga, secara tidak

langsung akan menjadi perhatian keluarga atau orang tua. Apabila

menyadari adanya perubahan, keluarga perlu mencatat kapan

terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan seberapa besar

perubahannya.

2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat

Tugas ini merupakan upaya utama keluarga untuk mencari pertolongan

yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan

siapa di antara anggota keluarga yang mempunyai kemampuan untuk

Page 11: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

18

memutuskan sebuah tindakan. Tindakan kesehatan yang dilakukan

diharapkan tepat agar masalah kesehatan yang tejadi dapat dikurangi

atau teratasi.

3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit

Sering kali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat, tetapi jika

keluarga masih merasa mengalami keterbatasan, maka anggota

keluarga yang mengalami gangguan kesahatan perlu memperoleh

tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak

terjadi. Perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan

atau di rumah apabila keluarga telah memiliki kemampuan melakukan

tindakan untuk pertolongan pertama.

4) Mempertahankan suasana rumah yang sehat

Rumah merupakan tempat berteduh, berlindung, dan bersosialisasi

bagi anggota keluarga. Sehingga anggota keluarga akan memiliki

waktu lebih banyak berhubungan dengan lingkungan tempat tinggal.

Oleh karena itu, kondisi rumah haruslah dapat menjadikan lambang

ketenangan, keindahan, ketentraman, dan dapat menunjang derajat

kesehatan bagi anggota keluarga.

5) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat

Apabila mengalami gangguan kesehatan, keluarga harus dapat

memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di sekitarnya, sebagai

contoh: keluarga dapat berkonsultasi kepada tenaga keperawatan untuk

memecahkan masalah yang dialami anggota keluarganya, sehingga

Page 12: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

19

keluarga dapat bebas dari segala macam penyakit.

G. Tahap Perkembangan Keluarga

Perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi dari

waktu ke waktu, meliputi perubahan pola interaksi dan hubungan antar

anggota keluarga. menurut Duvall dan Miller dalam Friedman (1998)

membagi 8 tahap perkembangan keluarga dengan anak tertua sebagai tonggak

untuk interval siklus kehidupan. Siklus perkembangan keluarga merupakan

komponen kunci dalam setiap kerangka kerja dan setiap tahapnya keluaraga

memiliki tugas perkembangan yang harus dipenuhi agar tahapan tersebut

dapat dilalui dengan sukses. Berikut tahap-tahap perkembangan keluarga:

a. Tahap I : keluarga pemula

Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga

baru dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan

baru yang intim.

b. Tahap II : keluarga sedang mengasuh anak

Dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan.

c. Tahap III : keluarga dengan anak usia pra sekolah

Dimulai ketika anak pertama berusia dua setengah tahun, dan berakhir

ketika anak berusia lima tahun.

d. Tahap IV : keluarga dengan anak usia sekolah

Dimulai ketika anak pertama telah berusia enam tahun dan mulai masuk

sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja.

e. Tahap V : keluarga dengan anak remaja

Page 13: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

20

Dimulai ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, berlangsung selama

enam hingga tujuh tahun. Tahap ini dapat lebih singkat jika anak

meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal

di rumah hingga berumur 19 atau 20 tahun.

f. Tahap VI : keluarga yang melepas anak usia dewasa muda

Ditandai oleh anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir

dengan “rumah kosong,” ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap

ini dapat singkat atau agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak

yang belum menikah yang masih tinggal di rumah. Fase ini ditandai oleh

tahun-tahun puncak persiapan dari dan oleh anak -anak untuk kehidupan

dewasa yang mandiri.

g. Tahap VII : orangtua usia pertengahan

Dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat

pensiun atau kematian salah satu pasangan.

h. Tahap VIII : keluarga dalam masa pensiun dan lansia

Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun,

hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan

lainnya meninggal.

H. Keperawatan kesehatan keluarga

1. Definisi

Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan

masyarakat yang ditujukan atau dipnsatkan pada keluarga sebagai unit atau

kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan mclalui perawatan

Page 14: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

21

sebagai saran atau penyalur (Murwani, 2007).

2. Alasan Keluarga sebagai unit pelayanan.

a. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang

menyangkut kehidupan masvarakat.

b. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,

mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam

kelompoknya.

c. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, dan

apabila salah satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan

akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya.

d. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu

(Pasien), keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam

memelihara kesehatan para anggotanya.

e. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk bcrbagai

upaya kesehatan masyarakat.

II. Konsep Tumbuh Kembang Anak

A. pengertian

Pertumbuhan adalah proses yang berhubungan dengan bertambah

besarnya ukuran fisik karena terjadi pembelahan dan bertambah banyaknya

sel, diserta i bertamhahnya substan intersi il pada jaringan tubuh.

Perkembangan adalah proses yang herhuhungan dengan fungsi organ atau

alat tubuh karena terjadinya pematangan. Pada pematangan ini terjadi

Page 15: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

22

diferensiasi sel dan maturas i alat atau organ sesuai denagn fungsinya.

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang terjadi bersama -

sama secara utuh, karena seorang anak tidak mungkin tumbuh kembang

sempurna bila hanya bertambah besarnya saja tanpa diserta i bertambahnya

kepandaian dan ketrampilan, dan sebaliknya kepandaian dan ketrampilan

seorang anak tidak mungkin tercapai tanpa disertai oleh bertambah

besarnya organ atau alat sampai optima l (Narendra, 2002).

Erikson melihat anak sebagai makhluk psikososial yang penuh

dengan energi. Erikson melihat adanya suatu keteraturan yang sama antara

perkembangan psikologis dari pertumbuhan fisis dan ia mengemukakan

bahwa keduanya berusaha untuk mengadakan keseimbangan. Erikson

melihat bahwa anak adalah suatu gabungan dari organisme, ego, dan

makhluk sosial pada setiap saat.

Ericson membagi perkembangan manusia dari awal hingga akhir

hayatnya menjadi 8 fase dengan berbgai tugas yang harus diselesaikan pada

setiap fase. dari 8 fase penulis mengambil satu fase yaitu fase masa balita

(1-3 tahun) pada fase masa balita ini anak sedang belajar untuk menegakkan

kemandiriannya namun ia belum dapat berfikir secara diskriminatif, oleh

karena itu masih perlu mendapat bimbingan yang tegas. Meskipun lingkungan

mengharapkan anak untuk dapat mandiri, anakpun masih perlu dilindungi

terhadap pengalaman yang dapat menimbulkan ragu dan malu. Bila anak

berhasil mengendalikan diri tanpa harus kehilangan harga diri, maka akan

timbul rasa kebanggaan dan percaya diri padanya.

Page 16: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

23

Sebaliknya bila ia tidak diberi kesempatan untuk bisa mengendalikan

diri secara mandiri melainkan terlalu banyak dikendalikan dari luar, maka

akan timbul bibit keraguan dan rasa malu yang berlebihan.

Psikopatologi yang banyak ditemukan sebagai akibat kekurangan

dalam fase ini adalah sifat-sifat obsesif-kompulsif dan yang lebih berat lagi

adalah sifat atau keadaan paranoid.

B. Pertumbuhan Fisik Anak menurut Soetjiningsih (1995)

1. Berat Badan

Pada masa pra sekolah kenaikan berat badan rata - rata 2 kg per tahun.

Kemudian pertumbuhan konstan mulai berakhir .

2. Tinggi Badan

Tinggi badan rata-rata pada waktu lahir adalah 50 cm. Rata-rata kenaikan

tinggi badan pada anak pra sekolah adalah 6-8 cm per tahun.

3. Kepala

Lingkar kepala pada umur dua tahun rata-rata 47 cm.

4. Gigi

pada umur 1 tahun sebagian besar anak mempunyai 6-8 gigi susu. Selama

tahun kedua gigi tumbuh lagi 8 buah, sehingga jumlah seluruhnya sekitar

14-16 gigi, dan pada umur 2½ tahun sudah terdapat 20 gigi susu.

5. Jaringan Lemak

Selain otot-otot, jaringan lemak juga menentukan ukuran dan bentuk

tubuh seseorang. Pertambahan jumlah sel lemak meningkat pada trimeter

kehamilan sampai pertengahan masa bayi. Banyak dan besarnya sel

Page 17: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

24

lemak menentukan gemuk atau kurusnya seseorang, pertumbuhan

jaringan lemak melambat sampai anak berumur 6 tahun , anak terlihat

kurus atau langsing.

6. Organ-organ Tubuh

Pertumbuhan organ-organ tubuh meliputi polanya sendiri-sendiri. Secara

umum terdapat 4 pola pertumbuhan organ yaitu : Pola umum (General

pattern), Pola neural ( Brain and head pattern ), Pola limfoid (Lymphoid

pattern), Pola genital ( Reproductive pattern ). Yang mengikuti

pertumbuhan pola umum adalah tulang panjang, otot skelet (pada

neonatus 20-25% berat badan, setelah dewasa 40% berat badan), sistem

pencernaan, pernafasan, peredaran darah dan volume darah.

Perkembangan otak bersama -sama tulang tengkorak yang melindunginya,

mata dan telinga berlangsung lebih dini. Berat otak waktu lahir 25% berat

otak dewasa, pada umur 2 tahun 75% dan pada umur 10 tahun sudah 95%

berat otak dewasa.

III. Konsep penyakit diare

A. Pengertian

a) Diara adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormallebih

dari 3 kali sehari. Serta perubahan dalam isi lebih dari 1 g sehari dan

konsistensi feses cair (Brunner & Suddath, 2001).

b) Diare adalah gangguan fungsi penyerapan dan sekresi dari saluran

pencernaan, dipengaruh oleh fungsi kolon dan dapat diidentifikasikan dari

Page 18: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

25

perubahan jumlah, konsistensi, frekwensi, dan warna dari tinja (whaley

dan Wong, 1997).

c) diare adalah pola buang air besar yang tidak normal dengan bentuk tinja

encer dan peningkatan frekwensi yang lebih dari biasanya (FKUI, 1991 ).

Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak

normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer

dapat disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari

terjadinya proses inflamasi pada lambung atau usus.

Dehidrasi

1) Definisi

Dehidrasi adalah kehilangan cairan tubuh isotik yang disertai kehilangan

antrium dan air dalam jumlah yang relatif sama. (Sylvia A. Price, 1994)

2) Derajat Dehidrasi (Lab IKA FKUI, 1988)

1. Kehilangan berat badan

a. 2,5 % tidak ada dehidrasi

b. 2,5-5% Dehidrasi ringan

c. 5-10 % dehidrasi sedang

d. > 10% dehidrasi berat

Page 19: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

26

2. Skor Maurice King

TABEL 2.1 Skor Maurice King

Bagian Tubuh N I L A IYang Diperiksa 0 1 2Keadaan Umum

TurgorMataUUBMulutDenyut Nadi

Sehat

NormalNomralNormalNormalKuat< 120

Gelisah cengeng,apatis, ngantukSedikit, kurangSedikit cekungSedikit cekungKeringSedang(120-140)

Mengigau,koma/syok

Sangat kurangSangat cekungSangat cekungKering, sianosisLemah> 140

KETERANGAN :

a. Skor :

a) 0-2 dehidrasi ringan

b) 3-6 dehidrasi sedang

c) 7-12 Dehidrasi berat

b. Pada anak-anak Ubun Ubun Besar sudah menutup

c. Untuk kekenyalan kulit :

a) 1 detik : dehidrasi ringan

b) 1-2 detik : dehidrasi sedang

c) > 2 detik : dehidrasi berat

3) Beberapa derajat dehidrasi sesuai dengan usi a menurut Ngastiyah

(1997).

a. Derajat dehidrasi pada usia dibawah 2 tahun

Derajat ringan apabila previus water losses (cairan yang hilang karena

muntah) sebanyak 50 ml per kg BB, Normal water losses (karena

Page 20: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

27

urine, penguapan kulit pernafasan) sebanyak 100 ml per kg BB, dan

concomitant water losses (karena diare dan muntah-muntah terus)

sebanyak 25 m1 per kg BB sehingga jika dijumlahkan tubuh

kehilangan cairan sebanyak 175 ml/kg.

Derajat sedang apabila previus water losses sebanyak 75 ml per kg

BB, normal water losses sebanyak 100 ml per kg BB dan concomitant

water losses sebanyak 25 ml per kg BB sehingga jika dijumlahkan

tubuh kehilangan cairan sebanyak 200 ml per kg BB.

Derajat berat apabila previus water losses sebanyak 125 ml per kg BB,

normal water losses sebanyak 200 ml per kg BB dan concomitant

water losses sebanyak 25 ml per kg BB sehingga jika dijumlahkan

tubuh kehilangan cairan sebanyak 350 ml per kg BB.

b. Derajat dehidrasi pada anak usia 2 - 5 tahun

Derajat ringan apabila previus water losses sebanyak 30 ml per kg BB

normal water losses sebanyak 80 ml per kg BB dan concomitant water

losses sebanyak 25 ml per kg BB sehingga jika dijumlahkan tubuh

kehilangan cairan sebanyak 135 ml per kg BB.

Derajat sedang apabila previus water losses sebanyak 50 ml per kg

BB, normal water losses sebanyak 80 ml per kg BB dan concomitant

water losses sebanyak 25 ml per kg BB sehingga jika dijumlahkan

tubuh kelebihan cairan sebanyak 155 ml per kg BB.

Derajat berat apabila previus water losses sebanyak 80 ml per kg BB,

Page 21: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

28

normal water losses sebanyak 80 ml per kg BB dari concomitant water

losses sebanyak 25 m1 per kg BB sehingga jika dijumlahkan tubuk

kehilangan cairan sebanyak 105 ml per kg BB.

4) Kebutuhan Cairan Anak

Tubuh dalam keadaan normal terdiri dari 60% air dan 40% zat

padat seperti protein dan mineral. Pada anak pemasukan dan pengeluaran

harus seimbang, bila terganggu harus dilakukan koreksi mungkin dengan

cairan parentral, secara matematis keseimbangan cairan pada anak dapat

digambarkan sebagai berikut:

TABEL 2.2 Kebutuhan Cairan Anak (Waley and Wong, 1997)

Umur BeratBadan

Total per 24jam

Kebutuhan cairan perKg BB per 24 jam

3 hari 3.0 250-300 80-10010 hari 3.2 400-500 125-1503 bulan 5.4 750-850 140-1606 bulan 7.3 950-1100 130-1559 bulan 8.6 1100-1250 1651 tahun 9.5 1150-1300 120-1352 tahun 11.8 1350-1500 115-1254 tahun 16.2 1600-1800 100-11006 tahun 20.0 1800-2000 90-10010 tahun 28.7 2000-2500 70-8514 tahun 45.0 2000-2700 50-6018 tahun 54.0 2200-2700 40-50

Page 22: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

29

B. Anatomi fisiologi

1. Lambung

Gambar2.1.Sistem Pencernaan Tubuh Manusia(Sumber: http:www.medicastore.com)

Page 23: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

30

a) Anatomi Lambung (gaster)

Lambung terletak oblig dari kiri ke kanan yang menyilang di

abdomen atas tepat di bawah diafragma. Dalam keadaan kosong

lambung berbentuk tabung seperti huruf J dan bila penuh berbentuk

seperti alpukat raksasa. Kapasitas normal lambung satu sampai dua

liter. Secara anatomis lambung terbai atas fundus, corpus dan antrum

pylorus. Pada sebelah kanan atas lambung terdapat cekungan

kurvatura mayor. Sfingter pada kedua ujung lambung mengatur

pengeluaran dan pemasukan. Sfingter kedua (Sfingter esophagus

bawah) mengalirkan makanan masuk kedalam lambung dan

mencegah refluks isi lambung memasuki esophagus kembali. Di saat

sfingter pylorus relaksasi, makanan masuk ke dalam duodenum, dan

ketika berkontraksi sfingter ini mencegah terjadinya aliran balik isi

usus halus ke dalam lambung.

Sfingter pylorus memiliki arti klinis yang penting karena

dapat mengalami stenosis sesbagai komplikasi dari penyakit tukak

lambung. Lambung sendiri terdiri atas 4 lapisan. Tunika Serosa

merupakan bagian peritoneum viseralis yang menyatu pada

kurvatura minor lambung dan duodenum, dan terus memanjang ke

arah hati membentuk omentum minus.

Bagian muskularis tersusun menjadi tiga lapis yaitu lapisan

longitudinal, sirkular dan lapisan oblig bagian dalam. Susunan serat

otot ini diperlukan untuk memecah makanan menjadi partikel-

Page 24: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

31

partikel yang kecil, mengaduk dan mencampur makanan tersebut

dengan cairan lambung dan mendorongnya ke arah duodenum.

Submukosa memungkinkan mukosa bergerak bersama gerakan

peristaltic. Lapisan ini mengandung lapisan fleksus saraf, pembuluh

darah dan saluran limfe. Mukosa lapisan dalam lambung yang

tersusun dari rugae, dengan adanya rugae ini dapat berdistensi

sewaktu diisi makanan (Price, Sylvia, A, et al, 1995 ).

Ada beberapa tipe kelenjar pada lapisan ini menurut price, Sylvia, A,

et al, 1995 yaitu :

a. Kelenjar kardia kelenjar jantung ditemukan di regia mulut

jantung. Ini hanya mensekresi mukus

b. Kelenjar fundus/gastric terletak hampir di seluruh corpus, yamg

mana kelenjar ini memiliki tiga tipe utama sel, yaitu :

a) Sel zigmogenik atau chief cell, mesekresi pepsinogen.

Pepsinogen ini diubah menjadiu pepsin dalam suasana asam.

Kelenjar ini mensekresi lipase dan renin lambung yang

kurang penting.

b) Sel parietal, mensekresi asam hidroklorida dan factor

intrinsic. Faktor intrinsic diperlukan untuk absorbsi vitamin

B12 dalam usus halus.

c) Sel leher mukosa ditemukan pada bagian leher semua

kelenjar lambung. Sel ini mensekresi barier mukus setebal 1

Page 25: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

32

mm dan melindungi lapisan lambung terhdap kerusakan oleh

HCL atau autodigesti.

c. Kelenjar pilorus terletak pada regia antrum pilorus. Kelenajr ini

mensekresi gastrin dan mukus, suatu hormon peptida yang

berpengaruh besar dalam proses sekresi lambung.

Pleksus saraf Persarafan lambung sepenuhnya otonom.

Suplai saraf parasimpatis untuk lambung dan duodenum diantarkan

dari abdomen melalui saraf vagus. Serabut-serabut aferan

menghantarkan impuls nyeri yang dirangsang oleh peregangan,

kontraksi otot dan peradangan, yang dirasakan didaerah epigastrium.

Serabut-serabut eferen simpatis mesentrikus dan submukosa

membentuk persarafan intrinsic dinding lambung dan

mengkoordinasikan aktifitas motorik dan sekresi mukosa lambung.

Suplai darah dilambung dan pancreas berasal dari arteri

seliaka. Dua cabang arteri yang penting dalam klinis adalah arteri

duodenalis dan pankreati duodenalis yang berjalan sepanjang bulbus

posterior duodenum. Tukak dinding posterior duodenum dapat

mengerosi arteri itu menyebabkan perdarahan. Darah vena dari

lambung dan duodenum serta berasal dari pankreas, limpa dan

bagian lain saluran cerna berjalan ke hati melalui vena porta.

Page 26: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

33

Gambar2.2. Lambung(Sumber: http:www.medicastore.com)

b) Fisiologi lambung

Pengaturan sekresi lambung dapat dibagi menjadi beberapa

fase menurut Price, Syvia, A, et al, 1995, yaitu :

a. Fase sefalik, yang dimulai bahkan sebelum makanan masuk

kelambung, yaitu sebagai akibat melihat, mencium

memikirkan atau mengecap makanan. Sinyal neurogenik

yang menyebabkan fase sefalik berasal dari korteks serebri.

b. Fase gastric, dimulai saat makanan mencapai antrum

pylorus. Distensi pada antrum menyebabkan terjadinya

rangsangan mekanis dari reseptor-reseptor pada dinding

lambung. Impuls-impuls ini merangsang pelepasan

hormone gastrin dan secara lanmgsung juga merangsang

kelenjar-kelenjar lambung. Pelepasan gastrin juga

dirangsang oleh Ph alkali, garam empedu di antrum dan

terrutama oleh protein makanan dan alcohol. Gastrin adalah

Page 27: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

34

stimulasi utama sekresi asam hidroklorida.

c. Fase intestinal, dimulai oleh gerakan kimus dari lambung

ke duodenum. Adanya protein yang telah dicerna sebagian

dalam duodenum tampaknya merangsang gastrin usus,

suatu hormone yang menyebabkan lambung terus menerus

mensekresikan cairan langsung.

Adapun fungsi lambung menurut Price, Sylvia, A, et al, 1995,

yaitu:

a) Fungsi motorik yang terdiri dari :

1) Fungsi reservoir, menyimpan makanan sampai sedikit

demi sedikit bergerak pada saluran cerna, menyesuaikan

peningkatan volume tanpa menambah tekanan dengan

relaksasi.

2) Fungsi mencampur, memecah makanan menjadi

partikel-partikel kecil dan mencampurnya dengan getah

lambung.

3) Fungsi pengongsongan lambung; diatur oleh factor

syaraf dan hormonal.

b) Fungsi pencernaan dan sekresi

1) Pencernaan protein oleh pepsin dan Hcl.

2) Sintesis dan pelepasan gastrin

3) Sekresi factor intrinsic.

4) Sekresi mucus.

Page 28: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

35

2. Usus-halus

a) Anatomi usus halus

Chyme memasuki duodenum (bagian awal usus halus) dan

diurai lebih lanjut oleh cairan pencernaan dari hati dan pankreas.

Tahap akhir pencernaan berlanjut di bagian usus halus berikutnya. Di

sini, cairan pencernaan yang dikeluarkan dari dinding usus halus

memecah zat makanan menjadi unit-unit kimia yang cukup kecil

sehingga bisa menerobos dinding usus halus dan memasuki jaringan

pembuluh darah di sekitarnya.

Usus halus merupakan suatu tabung yang kompleks, berlipat-

lipat, dan membentang dan pilorus hingga katup ileosekal. Panjang

usus halus pada orang hidup sekitar 12 kaki (3,6 m) dan hampir 22

kaki (6,6 m) pada kadaver (akibat relaksasi). Usus ini mengisi bagian

tengah dan bawah rongga abdomen. Ujung proksimalnya

berdiameter sekitar 3,8 cm, tetapi makin ke bawah garis tengahnya

semakin berkurang sampai menjadi sekitar 2,5 cm (Price & Wilson,

2006).

Usus halus terdiri dari :

a) Duodenum Adalah bagian terpendek (25 sampai 30 cm). Duktus

empedu dan duktus pankreas, keduanya membuka ke dinding

posterior duodenum beberpa sentimeter di bawah mulut pilorus.

b) Yeyunum Adalah bagian yang selanjutnya. Panjangnya kurang

lebih 1 m sampai 1,5 m.

Page 29: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

36

c) Ileum panjangnya sampai 2,5 meter merentang sampai menyatu

dengan usus besar.

Apendiks vermiforinis berbentuk tabung buntu berukuran

sebesar jari kelingking yang terletak pada daerah ileosekal, yaitu

pada apeks sekum. Peradangan atau ruptura struktur ini merupakan

penyebab penting kematian pada orang muda, walaupun

frekuensinya kini lebih jarang menyebabkan kematian dibandingkan

dengan masa sebelum ditemukannya antibiotik.

Dinding usus halus terdiri atas 4 lapisan dasar. Yang paling

luar (lapisan serosa) dibentuk oleh peritoneum. Peritoneum

mempunyai lapisan viseral dan parietal, dan ruang yang terletak di

antara lapisan-lapisan ini disebut sebagai rongga peritoneum.

Peritoneum melipat dan meliputi hampir seluruh visera abdomen.

Nama-nama khusus telah diberikan pada lipatan-lipatan

peritoneum. Mesenterium merupakan lipatan peritoneum lebar

menyerupai kipas yang menggantung jejunum dan ileum dari dinding

posterior abdomen, dan memungkinkan usus bergerak dengan

leluasa. Mesenterium menyokong pembuluh darah dan limfe yang

menyuplai ke usus. Omentum majus merupakan lapisan ganda

peritoneum yang menggantung dan kurvatura major lambung dan

berjalan turun di depan visera abdomen menyerupai celemek.

Omentum biasanya mengandung banyak lemak dan kelenjar limfe

yang membantu melindungi rongga peritoneum terhadap infeksi.

Page 30: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

37

Omentum minus merupakan lipatan peritoneum yang terbentang dan

kurvatura minor larnbung dan bagian atas duodenum, menuju ke

hati, membentuk ligamentum suspensorium hepatogastrika dan

ligamentum hepatoduodenale. Salah satu fungsi penting peritoneum

adalah mencegah gesekan antara organ-organ yang berdekatan

dengan cara menyekresi cairan serosa yang berperan sebagai

pelumas. Peradangan peritoneum disebut peritonitis dan dapat

merupakan sekuele berat akibat peradangan atau perforasi usus.

Setelah peritonitis atau pembedahan abdomen, dapat terjadi

perlekatan (pita-pita fibrosa) dan kadang-kadang menyebabkan

obstruksi usus (Price & Wilson, 2006).

Otot yang melapisi usus halus mempunyai dua lapisan:

lapisan luar terdiri atas serabut-serabut longitudinal yang lebih tipis,

dan lapisan dalam terdiri atas serabut-serabut sirkular. Penataan yang

demikian membantu gerakan peristaltik usus halus. Lapisan

submukosa terdiri atas jaringan ikat, sedangkan lapisan mukosa

bagian dalam tebal serta banyak mengandung pembuluh darah dan

kelenjar.

Usus halus dicirikan dengan adanya tiga struktur yang sangat

menambah luas permukaan dan membantu fungsi utamanya yaitu

absorpsi. Lapisan mukosa dan submukosa membentuk lipatan-lipatan

sirkular yang disebut sebagai valvula koniventes (lipatan Kerckring)

yang menonjol ke dalam lumen sekitar 3 sampai 10 mm. Adanya

Page 31: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

38

lipatan-lipatan ini menyebabkan gambaran usus halus menyerupai

bulu pada pemeriksaan radiografi. Vili merupakan tonjolan-tonjolan

mukosa seperti jari-jari yang jumlahnya sekitar empat atau lima juta

dan terdapat di sepanjang usus halus. Vili panjangnya 0,5 sampai 1,5

mm (dapat terlihat secara makroskopis) dan menyebabkan gambaran

mukosa menjadi menyerupai beludru. Mikrovili merupakan tonjolan

menyerupai jari-jari yang panjangnya sekitar 1 m pada permukaan

luar setiap vilus. Mikrovili terlihat dengan pemeriksaan mikroskop

elektron dan tampak sebagai brush border pada pemeriksaan

mikroskop cahaya. Bila lapisan permukaan usus halus ini rata, maka

luas permukaannya hanya sekitar 2.000 cm2. Valvula koniventes,

vili, dan mikrovili sama-sama menambah luas permukaan absorpsi

hingga 1,6 juta cm2, yaitu meningkat sekitar seribu kali lipat.

Penyakit-penyakit usus halus (mis., sprue) yang menyebabkan

terjadinya atrofi dan pendataran vili, sangat mengurangi luas

permukaan absorpsi dan mengakibatkan terjadinya malabsorpsi

(Price & Wilson, 2006).

a. Struktur Vilus

Tiap-tiap vilus tendiri atas saluran limfe sentral yang

disebut sebagai lakteal yang dikelilingi oleh jalinan kapiler darah

dalam jaringan ikat. Jaringan ikat sendiri dikelilingi oleh sel-sel

epitel toraks. Makanan yang telah dicerna akan masuk ke dalam

lakteal dan kapiler vilus. Epitel vilus terdiri atas dua jenis sel: sel

Page 32: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

39

goblet penghasil mukus, dan sel absorptif (dengan mikrovili yang

menonjol dan permukaannya), yang bertanggungjawab atas

absorpsi bahan makanan yang telah tercerna. Enzim-enzim

terletak pada brush border dan menyelesaikan proses pencernaan

saat berlangsungnya absorpsi (Price & Wilson, 2006).

Di sekeliling vilus terdapat beberapa sumur kecil yang

disebut kripte Lieberkuhn. Kripta ini merupakan kelenjar-

kelenjar usus yang menghasilkan sekret yang mengandung

enzim-enzim pencernaan. Sel-sel yang tidak berdiferensiasi di

dalam kripta Lieberkuhn, berproliferasi cepat dan bermigrasi ke

ujung vilus, tempat menjadi sel-sel absorptif. Pada ujung vilus,

sel-sel ini akan lepas ke dalam usus. Pematangan dan migrasi sel

dan kripta ke ujung vilus hanya membutuhkan waktu selama

sampai 7 hari. Diperkirakan sekitar 20 sampai 50 Juta sel epitel

dilepaskan ke dalam lumen usus setiap menit. Laju pergantian sel

tinggi (tercepat dalam tubuh), sehingga epitel usus sangat rentan

terhadap perubahan proliferasi sel. Obat-obat sitotoksik yang

diberikan untuk kanker atau leukemia menghambat pembelahan

sel, mengakibatkan atrofi mukosa dan pemendekan kripta

maupun vili. Penderita yang mendapat obat-obat ini sering

mengalami ulserasi pada saluran gastrointestinal. Pada sprue, vili

dapat memendek atau hilang (Price & Wilson, 2006).

Page 33: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

40

b. Pendarahan dan Persarafan

Arteria mesenterika superior dicabangkan dan aorta tepat

di bawah arteri seliaka. Arteria ini mendarahi seluruh usus halus

kecuali duodenum yang diperdarahi oleh artenia gastroduodenalis

dan cabangnya, arteria pankreatiko duodenalis superior. Darah

dikembalikan lewat vena mesenterika superior yang menyatu

dengan vena lienalis membentuk vena porta.

Usus halus dipersarafi oleh cabang-cabang sistem saraf

otonom. Rangsangan parasimpatis merangsang aktivitas sekresi

dan motilitas, dan rangsangan simpatis menghantarkan nyeni,

sedangkan serabut-serabut parasimpatis mengatur refleks usus.

Suplai saraf intrinsik, yang menimbulkan fungsi motorik,

becrjalan melalui pleksus Auerbach yang terletak dalam lapisan

muskularis, dan pleksus Meissner di lapisan submukosa (Price &

Wilson, 2006).

Gambar 2.3: UsusHalus(http:www.medicastore.com)

Page 34: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

41

b) Fisiologi usus halus

Usus halus mempunyai dua fungsi utama:

a. Pencernaan, yaitu proses pemecahan makanan menjadi bentuk

yang dapat tercerna melalui kerja berbagai enzim dalam saluran

gastrointestinal.

Proses pencernaan dimulai dalam mulut dan lambung

oleh kerja ptialin, HCI, pepsin, mukus, renin, dan lipase lambung

terhadap makanan yang masuk. Proses ini berlanjut dalam

duodenum terutama oleh kerja enzim-enzim pankreas yang

menghidrolisis karbohidrat, lemak, dan protein menjadi zat-zat

yang lebih sederhana. Mukus juga memberikan perlindungan

terhadap asam. Sekresi empedu dan hati membantu proses

pencernaan dengan mengemulsikan lemak sehingga memberikan

permukaan yang lebih luas bagi kerja lipase pankreas.

Kerja empedu terjadi akibat sifat deterjen asam-asam

empedu yang dapat melarutkan zat-zat lemak dengan membentuk

misel. Misel merupakan agregat asam empedu dan molekul-

moliekul lemak. Lemak membentuk inti hidrofobik, sedangkan

asam empedu karena merupakan molekul polar, membentuk

permukaan misel dengan ujung hidrofobik mengarah ke dalam

dan ujung hidrofilik menghadap ke luar menuju medium cair.

Bagian sentral misel juga melarutkan vitamin-vitamin larut

lemak dan kolesterol. Jadi, asam-asam lemak bebas, gliserida dan

Page 35: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

42

vitamin larut-lemak dipertahankan dalam larutan sampai dapat

diabsorpsi oleh permukaan sel epitel (Price & Wilson, 2006).

Proses pencernaan disempurnakan oleh sejumlah enzim

yang terdapat dalam getah usus (sukus enterikus). Banyak enzim-

enzim ini terdapat pada brush border villi dan mencerna zat-zat

makanan sambil diabsorpsi (Price & Wilson, 2006).

Dua hormon berperan penting dalam pengaturan

pencernaan usus. Lemak yang bersentuhan dengan mukosa

duodenum menyebabkan kontraksi kandung empedu yang

diperantarai oleh kerja kolesistokinin. Hasil-hasil pencernaan

protein tak lengkap yang bersentuhan dengan mukosa duodenum

merangsang sekresi getah pankreas yang kaya enzim: hal ini

diperantarai oleh kerja pankrezimin. Pankreaozimin dan

kolesistokinin sekarang diduga merupakan satu hormon yang

sama dengan efek berbeda; hormon ini disebut scbagai CCK

(beberapa buku teks menyebut hormon ini CCK-PZ). Hormon ini

dihasilkan oleh mukosa duodenum (Price & Wilson, 2006).

Asam lambung yang bersentuhan dengan mukosa usus

menyebabkan dikeluarkannya horrnon lain, yaitu sekretin, dan

jumlah yang dikeluarkan sebanding dengan jumlah asam yang

mengalir melalui duodenum. Sekretin merangsang sekresi getah

yang mengandung bikarbonat dan pankreas, merangsang sekresi

empedu dari hati, dan memperbesar kerja CCK.

Page 36: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

43

Pergerakan segmental usus halus mencampur zat-zat yang

dimakan dengan sekret pankreas, hepatobiliar, dan sekresi usus,

dan pergerakan peristaltik mendorong isi dan salah satu ujung ke

ujung lain dengan kecepatan yang sesuai untuk absorpsi optimal

dan asupan kontinu isi lambung (Price & Wilson, 2006).

b. Absorpsi bahan-bahan nutrisi dan air. Semua aktivitas lainnya

mengatur atau mempermudah berlangsungnya proses ini.

Absorpsi adalah pemindahan hasil-hasil akhir pencernaan

karbohidrat, lemak, dan protein (gula sederhana, asam lemak, dan

asam amino) melalui dinding usus ke dalam sirkulasi darah dan

limfe untuk digunakan oleh sel-sel tubuh. Selain itu juga

diabsorpsi air, elektrolit, dan vitamin. Absorpsi berbagai zat

berlangsung dengan mekanisme transpor aktif dan pasif yang

sebagian besar belum begitu dipahami.

Walaupun banyak zat yang diabsorpsi di sepanjang usus

halus, namun terdapat tempat-tempat absorpsi khusus bagi zat-zat

gizi tertentu. Tempat-tempat absoprsi ini penting diketahui agar

dapat memahani proses terjadinya defisiensi nutrisi tertentu

akibat penyakit pada usus halus.

Absorpsi gula, asam amino, dan Jemak hampir selesai

pada saat kimus mencapai pertengahan jejunum. Besi dan

kalsium sebagian besar diabsorpsi dalam duodenum dan jejunum,

dan absorpsi kalsium memerlukan vitamin D. Vitamin larut-

Page 37: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

44

lemak (A, D, F, dan K) diabsorpsi dalam duodenum dan untuk

absorpsi dibutuhkan garam-garam empedu. Sebagian besar

vitamin yang larut-air diabsorpsi dalam usus halus bagian atas.

Absorpsi vitamin B12 berlangsung dalam ileum terminalis

melalui mekanisme transpor khusus yang membutuhkan faktor

intrinsik lambung. Sebagian besar asam empedu yang

dikeluarkan oleh kandung empedu ke dalam duodenum untuk

membantu pencernaan lemak, akan direabsorpsi dalam ileum

terminalis dan masuk kembali ke hati. Siklus ini disebut sebagai

sirkulasi enterohepatik garam empedu dan sangat penting untuk

mempertahankan cadangan empedu. Dengan demikian asam atau

garam empedu manipu bekerja untuk mencema lemak berkali-

ka1i sebelum dikeluarkan dalam feses. Penyakit atau reseksi pada

ileum terminalis dapat menyebabkan terjadinya defisiensi garam-

garam empedu dan mengganggu pencernaan lemak. Masuknya

garam empedu dalam jumlah besar ke dalam kolon menyebabkan

terjadinya iritasi kolon dan diare (Price & Wilson, 2006).

3. Usus besar

a) anatomi usus besar

Setelah zat makanan terserap di usus halus, zat sisa

disalurkan ke usus besar. Kebanyakan kandungan airnya diserap

kembali ke dalam tubuh, dan zat buang semi-padat sisanya (tinja)

Page 38: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

45

bergerak ke rectum, untuk disimpan sampai dikeluarkan melalui

anus.

Usus besar atau kolon berbentuk tabung muskular berongga

dengan panjang sekitar 1,5 m (5 kaki) yang terbentang dari sekum

hingga kanalis ani. Diameter usus besar sudah pasti lebih besar

daripada usus kecil, yaitu sekitar 6,5cm (2,5 inci), tetapi makin dekat

anus diameternya semakin kecil.

Usus besar dibagi menjadi sekum, kolon, dan rektum. Pada

sekum terdapat katup ileosekal dan apendiks yang melekat pada

ujung sekum. Sekum menempati sekitar dua atau tiga inci pertama

dari usus besar. Katup ileosekal mengendalikan aliran kimus dan

ileum ke dalam sekum dan mcncegah terjadinya aliran balik bahan

fekal dan usus besar ke dalam usus halus. Kolon dibagi lagi menjadi

kolon asenden, transversum, desenden, dan sigmoid . Tempat kolon

membentuk kelokan tajam pada abdomen kanan dan kiri atas

berturut-turut disebut sebagai fleksura hepatika dan fleksura lienalis.

Kolon sigmoid mulai setinggi krista iliaka dan membentuk lekukan

berbentuk-S. Lekukan bagian bawah membelok ke kiri sewaktu

kolon sigmoid bersatu dengan rektum, dan hal ini merupakan alasan

anatomis, mengapa memposisikan penderita kesisi kiri saat

pemberian enema. Pada posisi ini, gaya gravitasi membantu

mengalirkan air dan rektum ke fleksura sigmoid. Bagian utama usus

besar yang terakhir disebut sebagai rektum dan membentang dan

Page 39: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

46

kolon sigmoid hingga anus (muara ke bagian luar tubuh). Satu inci

terakhir dan rektum disebut sebagai kanalis ani dan dilindungi oleh

otot sfingter ani eksternus dan internus. Panjang rektum dan kanalis

ani adalah sekitar 15 cm (5,9 inci).

Hampir seluruh usus besar memiliki empat lapisan

morfologik seperti yang ditemukan pada bagian usus lain. Namun

demikian, ada beberapa gambaran yang khas terdapat pada usus

besar saja. Lapisan otot longitudinal usus besar tidak sempurna,

tetapi terkumpul dalam tiga pita yang disebut sebagai taenia koli.

Taenia bersatu pada sigmoid distal, sehingga rektum mempunyai

satu lapisan otot longitudinal yang lengkap. Panjang taenia lebih

pendek daripada usus, sehingga usus tertarik dan berkerut

membentuk kantong-kantong kecil yang disebut sebagai haustra.

Apendises epiploika adalah kantong-kantong kecil peritoneum yang

berisi lemak dan melekat di sepanjang taenia. Lapisan mukosa usus

besar jauh lebih tebal daripada lapisan mukosa usus halus dan tidak

mengandung vili atau rugae. Kripte Lieberkhhn (kelenjar intestinal)

terletak lebih dalam dan mempunyai lebih banyak sel goblet

dibandingkan dengan usus halus.

Usus besar secara klinis dibagi menjadi belahan kiri dan

kanan berdasarkan pada suplai darah yang diterima. Arteria

mesenterika superior mendarahi belahan kanan (sekum, kolon

asendens, dan dua pertiga proksimal koion transvensum), dan arteria

Page 40: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

47

mesenterika inferior mendarahi belahan kiri (sepertiga distal kolon

transversum, kolon desendens, kolon sigmoid, dan bagian proksimal

rektum). Suplai darah tambahan ke rektum berasal dari arteri

hemoroidalis media dan inferior yang dicabangkan dan arteria iliaka

interna dan aorta abdominalis.

Aliran balik vena dari kolon dan rektum superior adalah

melalui vena mesenterika superior, vena mesenterika inferior, dan

vena hemoroidalis superior (bagian sistem portal yang mengalirkan

darah ke hati). Vena hemoroidalis media dan inferior mengalirkan

darah ke vena iliaka sehingga merupakan bagian sirkulasi sistemik.

Terdapat anastomosis antara vena hemoroidalis superior, media, dan

inferior, sehingga tekanan portal yang meningkat dapat

menyebabkan terjadinya aliran balik ke dalam vena dan

mengakibatkan hemoroid.

Persarafan usus besar dilakukan oleh sistem saraf otonom

dengan perkecualian sfingter ekstema yang berada dalam

pengendalian voluntar. Serabut parasimpatis berjalan melalui saraf

vagus ke bagian tengah kolon transversum, dan saraf pelvikus yang

berasal dari daerah sakral menyuplai bagian distal. Serabut simpatis

meninggalkan medula spinalis melalui saraf splangnikus. Serabut

saraf ini bersinaps dalam ganglia seliaka dan aortikorenalis,

kemudian serabut pasca ganglionik menuju kolon. Rangsangan

simpatis menghambat sekresi dan kontraksi, serta merangsang

Page 41: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

48

sfingter rektum. Rangsangan parasimpatis mempunyai efek yang

berlawanan (Price & Wilson, 2006).

Gambar 2.4: Usus Besar(Sumber: http:www.medicastore.com)

b) fisiologi usus basar

Usus besar memiliki berbagai fungsi yang semuanya

berkaitan dengan proses akhir isi usus.fungsi usus besar yang paling

penting adalah absorpsi air dan elektrolit, yang sudah hampir selesai

dalam kolon dekstra. Kolon sigmoid berfungsi sebagai reservoir

yang menampung massa feses yang sudah terdehidrasi hingga

berlangsungnya defekasi.

Kolon mengabsorpsi sekitar 600 ml air per hari, bandingkan

dengan usus halus yang mengabsorpsi sekitar 8.000 ml. Namun

Page 42: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

49

demikian, kapasitas absorpsi usus besar adalah sekitar 1500 hingga

2000 ml/hari. Bila jumlah ini dilampaui (misalnya akibat hantaran

cairan berlebihan dari ileum) akan mengakibatkan diare. Berat akhir

feses yang dikeluarkan perhari sekitar 200 g, dan 80 hingga 90%

diantaranya adalah air. Sisanya terdiri dari residu makanan yang

tidak terabsorpsi, bakteri, sel epitel yang terlepas, dan mineral yang

tidak terabsorpsi.

Sejumlah kecil pencernaan dalam usus besar terutama

disebabkan oleh bakteri dan bukan oleh kerja enzim. Usus besar

menyekresi mukus alkali yang tidak mengandung enzim. Mukus ini

bekerja untuk melumas dan melindungi mukosa.

Bakteri usus besar menyintesis vitamin K dan beberapa

vitamin B. Pembusukan oleh bakteri dari sisa protein menjadi asam

amino dan zat yang lebih sederhana seperti peptida, indol, skatol,

fenol, dan asam lemak. Bila asam lemak dan HCI dinetralisasi oleh

bikarbonat, akan dihasilkan karbondioksida (C02). Pembentukan

berbagai gas seperti NH3, CO2. l-l, H2S dan CH4 membantu

pembentukan gas (flatus) dalam kolon. Beberapa subtansi ini

dikeluarkan dalam feses, sedangkan zat lain diabsorpsi dan diangkut

ke hati untuk diubah menjadi senyawa yang kurang toksik dan

diekskresikan melalui urine.

Fermentasi bakteri pada sisa karbohidrat juga

melepaskanCO2, H2 dan CH4 yang juga berperan dalam

Page 43: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

50

pembentukan flatus dalam kolon. Dalam sehari secara normal

dihasilkan sekitar 1.000 ml flatus. Kelebihan gas dapat terjadi pada

aerofagia (menelan udara secara berlebihan), dan pada peningkatan

gas dalam lumen usus (biasanya berkaitan dengan jenis makanan

yang dimakan). Makanan yang mudah membentuk gas seperti

kacang-kacangan mengandung banyak karbohidrat yang tidak dapat

dicerna.

Pada umumnya usus besar bergerak secara lambat. Gerakan

usus besar yang khas adalah gerakan pengadukan haustral. Kantong

atau haustra meregang dan dan waktu ke waktu otot sirkular akan

berkontrasi untuk mengosongkannya. Gerakan ini tidak progresif,

tetapi menyebabkan isi usus bergerak bolak-balik dan meremas-

nemas sehingga memberi cukup waktu untuk terjadinya absorpsi.

Terdapat dua jenis peristaltik propulsif (1) kontraksi lambat dan tidak

teratur, berasal dari segmen proksimal dan bergerak ke depan,

menyumbat beberapa haustral dan (2) peristaltik massa, merupakan

kontraksi yang melibatkan segmen kolon. Gerakan peristaltik ini

menggerakkan massa feses ke depan, akhirnya merangsang defekasi.

Kejadian ini timbul dua sampai tiga kali sehari dan dirangsang oleh

refleks gastrokolik setelah makan, terutama setelah makanan yang

pertama kali dimakan pada hari itu.

Propulsi feses ke dalam rektum menyebabkan terjadinya

distensi dinding rektum dan merangsang refleks defekasi. Defekasi

Page 44: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

51

dikendalikan oleh sfingter ani eksterna dan interna. Sfingten intema

dikendalikan oleh sistem saraf otonom, sedangkan sfingter ekstenna

dikendalikan oleh sistem saraf voluntar. Refleks defekasi tenintegrasi

pada medula spinalis segmen sakral kedua dan keempat. Serabut

parasimpatis mencapai rektum melalui saraf splangnikus panggul

dan menyebabkan terjadinya kontraksi rektum dan refaksasi stingIer

intema. Pada waktu rektum yang teregang berkontraksi, otot levator

ani berelaksasi, sehingga menyebabkan sudut dan anulus anorektal

menghilang. Otot sfingter interna dan eksterna berelaksasi pada

waktu anus tertarik ke atas melebihi tinggi massa feses. Defekasi

dipercepat dengan tekanan intraabdomen yang meningkat akibat

kontraksi voluntar otot dada dengan glotis yang tertutup, dan

kontraksi otot abdomen secara terus-menerus (manuver atau

peregangan Valsalva). Defekasi dapat dihambat oleb kontraksi

voluntar otot stingter eksterna dan levator ani. Dinding rektum secara

bertahap menjadi relaks, dan keinginan defekasi menghilang.

Rektum dan anus merupakan lokasi sebagian penyakit yang

sering ditemukan pada manusia. Penyebab umum konstipasi adalah

kegagalan pengosongan rektum saat terjadi peristaltik massa. Bila

defekasi tidak sempurna, rektum menjadi relaks dan keinginan

defckasi menghilang. Air tetap terus diabsorpsi dan massa feses,

sehingga feses menjadi keras, dan menyebabkan lebih sukarnya

defekasi selanjutnya. Bila massa feses yang keras ini terkumpul di

Page 45: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

52

satu tempat dan tidak dapat dikeluarkan, maka disebut sebagai

impaksi feses. Tekanan pada feses yang berlebihan menyebabkan

timbulnya kongesti vena hemoroidalis interna dan eksterna, dan hal

ini merupakan salah salu penyebab hemoroid (vena vanikosa

rektum). Inkontinensia feses dapat disebabkan oleh kerusakan otot

sfingter ani atau gangguan medula spinalis. Daerah anorektal sering

merupakan tempat terjadinya abses dan fistula. Kanker kolon dan

rektum merupakan kanker saluran gastrointeslinal yang paling sering

terjadi (Price & Wilson, 2006).

C. Etiologi

Menurut Ngastiyah (1997) ada beberapa faktor penyebab diare :

a) Faktor infeksi

a. Infeksi Enteral : infeksi bakteri , virus, parasit .

b. Infeksi Parenteral : OMA (Otitis Media Akut), tonsill itis,

bronchopneumonia

b) Faktor malabsorbsi

a. Malabsorbsi karbohidrat : disakar ida, monosakarida pada bayi

dan anak, terserang intoleransi laktosa.

b. Malabsorbsi lemak.

c. Malabsorbsi protein .

c) Faktor makanan : makanan basi, keracunan, dan alergi terhadap

makanan.

d) Faktor fisiologis : rasa takut dan cemas

Page 46: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

53

D. Patofisiologi

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah adanya

gangguan osmotik yaitu akibat adanya makanan atau zat yang tidak dapat

diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat

sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus.

Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk

mengeluarkannya sehingga timbul diare. Penyebab yang kedua adanya

gangguan sekresi akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding

usus akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam rongga usus

dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

Dan penyebab terakhirnya adalah adanya gangguan motilitas usus

yaitu hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya usus untuk menyerap

makanan sehingga timbul diare, sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan

mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya timbul diare pula

(Ngastiyah, 1997).

E. Manifestasi klinik

Mula-mula pasien cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat,

nafsu makan berkurang, kermudian timbul diare. Tinja cair rnungkin disertai

lendir atau lendir dan darah. Warna tinja makin lama berubah kehijau-hijauan

karena bercampur dengan empedu, anus dan daerah sekitarnya timbul lecet

karena sering defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin

banyak asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak diabsorbsi oleh usus

selama diare, gejala muntah dapat timbul sebelum atau sesudah diare dan

Page 47: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

54

dapat disebabkan karena lambung turut meradang akibat gangguan

keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila pasien telah banyak kehilangan

cairan elektrolit, gejala dehidrasi mulai nampak yaitu berat badan turun, turgor

berkurang, mata cekung, ubun-ubun besar menjadi cekung (pada bayi) selaput

lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering. Berdasarkan banyaknya

cairan yang hilang dapat dibagi menjadi dehidras i ringan, sedang dan berat.

Bila berdasarkan toksini tas plasma dibagi menjadi dehidras i hipotonik,

isotonik dan hipertonik.

Pasien diare yang dirawat biasanya sudah dalam keadaan dehidrasi

berat dengan rata-rata kehilangan cairan sebanyak 12,5%. Pada dehidrasi

berat, volume darah berkurang sehingga dapat terjadi renjatan hipovolemik

dengan gejala denyut jantung menjadi cepat, nadi cepat dan kecil, tekanan

darah menurun (apatis, somnolen, kadang sampai soporokoma).

Menurut Ngastiyah (1997) Akibat dehidrasi, diuretik berkurang

(oliguaria sampai anuria). Bila sudah terjadi asidosis metabolik pasien akan

tampak pucat dengan pernapasan yang cepat dan dalam (pernapasan

kussmaul). Asidosis metabolik terjadi karena :

1 Kehilangan NaHCO 3 melalui tinja diare.

2 Ketosis kelaparan.

3 Produk-produk metabolik yang bersifat asam tidak dapat dikeluarkan

(karena oliquria atau anuria) .

4 Berpindahnya ion natrium dari cairan ekstra sel ke cairan intrase l.

5 Penimbunan asam laktat (anoksia jaringan) .

Page 48: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

55

Menurut Suriadi dan Yuliani (2001), manifes tasi klinis dari diare yaitu :

1. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer

2. Terdapa t tanda dan gejala dehidrasi, yaitu : turgor jelek (el astisitas kulit

menurun) ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering

3. Kram abdominal

4. Demam

5. Mual dan muntah

6. Anorexia.

7. Lemah

8. Perubahan tanda -tanda vital, nadi dan pernapasan cepat

9. Menurun atau tidak ada pengeluaran urine

F. Penatalaksanaan

1. Non farmakologi

a) Menurut Whaley and Wong (1996) penatalaksanaan diare pada balita

difokuskan pada penyebab, keseimbangan cairan dan elektrolit, serta

fungsi normal perut. Prinsipnya adalah mengganti cairan yang hilang

(rehidrasi), tetap memberikan makanan, tidak memberikan obat anti

diare (antibiotik hanya diberikan atas indikasi), dan penyuluhan.

Penderita diare kebanyakan dapat sembuh tanpa pengobatan khusus.

b) Menurut Keputusan Seminar Nasional Pemberantasan Diare prinsip

tata laksana diare adalah sebagaiberikut :

1. Rencana Terapi A (Terapi diare tanpa dehidrasi di rumah) :

Page 49: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

56

Dalam tatalaksana diare di rumah: Jika anak tidak diberi ASI maka

susu formula tetap diberikan. Jika berumur kurang dari 6 bulan dan

belum mendapat makanan padat berikan susu formula selang-

seling dengan Oralit atau cairan rumah tangga.

2. Rencana Terapi B (Terapi diare dengan dehidrasi ringan/sedang) :

a. Dalam pemberian cairan Oralit pada 4 jam pertama : untuk

anak di bawah usia 6 bulan yang tidak diberi ASI, berikan 100-

200 ml susu selang-seling dengan Oralit atau cairan rumah

tangga.

b. Dalam mengobservasi anak dan membantu ibu memberikan

cairan Oralit, bila mata sembab pemberian Oralit dihentikan.

3. Rencana Terapi C (untuk diare dengan dehidrasi berat) : Terapi

intravena Ringer Laktat bila diperlukan pada bayi setelah 1 jam

pertama, diberikan 30 mg per kg dan dapat dilanjutkan untuk 5 jam

berikutnya 70 mg/kg berat badan.Untuk anak-anak dan dewasa

diberikan Ringer Laktat secara intravena dengan dosis 100 mg/kg

berat badan (Greene 1980).

2. Farmakologi

a) Obat anti diare

Diare mengakibatkan hilangnya cairan berlebih dan dapat

menimbulkan dehidrasi dan hilangnya elektrolit, mungkin disertai

sepasme kolon dan nyeri, penyebab diare banyak, seperti akibat

Page 50: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

57

antibiotic, intoleransi laktosa, infeksi virus, infeksi bakteri, dan oleh

giardialambia.

Obat yang dipakai dapat digolongkan dalam 3 klompok utama:

absorbens dan agens hidrofilik yang mengurangi air dalam usus, dan

obat antimotilitas yang menghilangkan sepasme kolon dan nyeri.

Terapi pendukung mungkin diperlukan berupa penggantian cairan,

penggantian elaktrolit dan penggantian dekstrosa (glukosa).

a. Absorbens

Termasuk agen ini misalnya kaolin, aluminium hidroksida, dan

antupulgite. Agen ini dapat diberi tunggal atau dengan kombinasi,

misalnya: kaopectate, kaolimec, kaogel, neo diaform, retab.

b. Agens hidrofilik

Agen ini memiliki kapasitas tinggi mengabsorbsi air dalam

usus.bila minum obat ini, gunakan sesedikit mungkin air,

contohnya adalah karboksimetil selulose (isogel), sterkulia

(Normacol); psylium (metamucil); methycellulose (cellulose); dan

mucus tumbuhan, dan kulit frangula (granocol).

c. Obat antimotilitas

Contoh dari agen ini adalah kodein fosfat, difenoksilat (lomotil),

loperamid (Imodium, motile, normotil, mecodier, lodia),

dandifenoksin (lyspafen), obat-obat ini berefek menghambat

motilitasusus, sehingga mengurangi peristalsis. Kodein fosfat

adalah analgesig narkotik dan mengurangi nyeri diare.

Page 51: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

58

Difenoksilat mirip petidin dan memiliki kerja opiate, namun non

adiktif. Loperamid serupa dengan defenoksilat namun tidak

memiliki kerja opiate (Widya Medika, 2001).

G. Koplikasi

Sebagai akibat diare baik akut maupun kronik akan terjadi :

1. Kehilangan air dan elektrol it (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan

gangguan keseimbangan asam basa (asidos is metabolik, hipokalemia).

2. Gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluaran

bertambah)

3. Hipoglikemia

4. Gangguan sirkulasi darah (Ngastiyah, 1995).

H. Pengkajian Fokus keluarga

1. Biodata Keluarga

Fokus pengkajian untuk Biodata keluarga berkaitan dengan umur, jenis

kelamin, dan jumlah anggota keluarga yang ada pada keluarga. Umur

sangat berkaitan dengan kejadian diare. Kebanyakan episode diare terjadi

pada dua tahun pertama kehidupan. Insiden paling tinggi pada golongan

umur 6-11 bulan, pada masa diberikan makanan pendamping. Hal ini

karena belum terbentuknya kekebalan alami dari anak pada umur di bawah

24 bulan (Asta Qauliyah, 2010).

2. Riwayat Keluarga

ada atau tidak ada anggota keluarga yang pernah mengalami diare tidak

mempengaruhi terhadap derubahan kesehatan terhadap keturunannya

Page 52: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

59

3. Karakteristik Lingkungan

Lingkungan sangat berpengaruh terhadap penyebab terjadinya diare.

Lingkungan yang kotor akan beresiko tinggi untuk terkena penyakit diare.

4. Fungsi Perawatan Kesehatan

Pada keluarga yang menderita perawatan kesehatan perlu dilakukan seperti

mengatur diitnya yaitu jangan makan sembarangan. Pada keluarga Tn. A

jika ada anggota keluarga yang sakit selalu periksa ke Puskesmas atau ke

pelayanan kesehatan terdekat.

I. Proses Keperawatan Keluarga

Proses keperawatan keluarga adalah metode ilmiah yang digunakan

secara sistematis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan

keperawatan keluarga. Hal ini juga digunakan untuk merencanakan asuhan

keperawatan dan melaksanakan intervensi keperawatan terhadap keluarga

sesuai dengan rencana yang telah disusun dan mengevaluasi mutu yang telah

dilaksanakan terhadap keluarga (Friedman, 1998).

1. Pengkajian Keluarga

Friedman (1998) membagi proses pengkajian keperawatan keluarga ke

dalam beberapa tahap. Tahap-tahap tresebut meliputi identifikasi data,

tahap dan riwayat perkembangan, data lingkungan, struktur keluarga,

fungsi keluarga dan koping keluarga.

2. Mengidentifikasi Data

Menurut Friedman (1998) data-data dasar yang digunakan oleh perawat

untuk mengukur keadaan pasien dengan memakai norma kesehatan

Page 53: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

60

keluarga maupun sosial yang merupakan sistem integrasi dan kesanggupan

untuk mengatasinya. Pengumpulan data pada keluarga dengan diare

difokuskan pada komponen-komponen yang berkaitan dengan diare.

3. Data Identitas

a. Usia

Usia sangat berkaitan dengan kejadian diare. Dan diare juga lebih

sering menyerang balita dan anak-anak, Kebanyakan episode diare

terjadi pada dua tahun pertama kehidupan. Insiden paling tinggi pada

golongan umur 6-11 bulan, pada masa diberikan makanan

pendamping. Hal ini karena belum terbentuknya kekebalan alami dari

anak pada umur di bawah 24 bulan (Asta Qauliyah, 2010).

b. Jenis Kelamin

Resiko kesakitan diare pada golongan perempuan lebih rendah

daripada laki-laki karena aktivitas anak laki-laki dengan lingkungan

lebih tinggi (Asta Qauliyah, 2010).

c. Pekerjaan

Orang yang bekerja pada lingkungan yang kumuh dan kotor

lebih beresiko terkena penyakit diare. Misalnya, pemulung lebih

beresiko daripada pegawai kantor.

d. Pendidikan

Tingkat pendidikan bias saja mempengaruhi fungsi kognitif. Hal ini

karena dengan pendidikan yang rendah, daya ingat klien, afektif dan

psikomotorik dalam pengelolaan penderita daire mereka tidak

Page 54: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

61

mengenal tentang daire dan akibat serta pentingnya fasilitas kesehatan.

e. Hubungan (genogram).

ada atau tidak ada anggota keluarga yang pernah mengalami diare

tidak mempengaruhi terhadap perubahan kesehatan terhadap

keturunannya

f. aktivitas.

Kebiasaan aktivitas yang paling berpengaruh pada proses terjadinya

penyakit diare yaitu hygiene personal yang kurang. Kebiasaan tidak

mencuci tangan sebelum dan sesudah makan

4. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

Tahap Perkembangan Keluarga

Tahap perkembangan keluarga yang beresiko mengalami masalah daire

adalah tahap perkembangan keluarga sedang mengasuh anak dan tahap

perkembangan keluarga dengan anak usia pra sekolah

5. Riwayat Kesehatan Keluarga

Penderita diare tidak ada kaitannya dengan penyakit yang lain misalnya

penyakit hipertensi, DM, dan lain-lain.

6. Data Lingkungan

a. Kondisi Rumah atau Karakteristik Rumah

Di daerah kumuh yang padat penduduk, kurang air bersih dengan

sanitasi yang jelek penyakit mudah menular. Pada beberapa tempat

shigellosis yaitu salah satu penyebab diare merupakan penyakit

endemik, infeksi berlangsung sepanjang tahun, terutama pada bayi dan

Page 55: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

62

anak-anak yang berumur antara 6 bulan sampai 3 tahun.

b. Karakteristik Lingkungan dan Komunitas.

menjelaskan tentang karakteristik dari tetangga dan komunitas

setempat

c. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk

berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana

keluarga berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya.

d. Sistem pendukung

Pengelolaan penderita diare di keluarga sangat membutuhkan peran

aktif seluruh anggota keluarga dan petugas dari pelayanan kesehatan

yang ada di masyarakat. Semuanya berperan dalam pemberian edukasi,

motivasi dan mengontrol perkembangan kesehatan anggota keluarga

yang menderita penyakit diare

7. Struktur Keluarga

a. Pola Komunikasi

Adanya komunikasi yang terbuka antara keluarga sangat berpengaruh

terhadap kesembuhan penderita diare, karena dengan komunikasi yang

terbuka dapat mengetahui masalah kesehatan keluarga secara dini.

b. Struktur Pengambilan Keputusan

Kekuasaan dalam keluarga sangat berpengaruh terhadap pengambilan

keputusan yang tepat untuk merawat anggota keluarga yang sakit,

karena pengambilan keputusan yang tepat dapat mencegah komplikasi

Page 56: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

63

yang lebih lanjut.

c. Peran

Peran kepala keluarga sangat berpengaruh terhadap kesehatan keluarga

terutama dalam penyediaan kebutuhan anggota keluarga yang meliputi

kebutuhan sandang, pangan dan papan.

d. Nilai atau Norma

Nilai atau norma yang dianut oleh keluarga sangat berpengaruh

terhadap cara perawatan anggota keluarga yang sakit.

8. Fungsi Keluarga

a. Fungsi Afektif

Kekurangan perhatian keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit

mengakibatkan penderita diare tidak mendapatkan perawatan dan

pengobatan yang dibutuhkan, sehingga dapat menimbulkan terjadinya

komplikasi lebih lanjut.

b. Fungsi Sosial

Untuk memperoleh informasi yang tepat tentang diare dan cara

penanggulangannya.

c. Fungsi Perawatan Keluarga

Pendidikan ataupun pengetahuan yang kurang mempunyai

kecenderungan lebih tinggi untuk menderita diare (Friedman,1998).

a) Mengenal Masalah Kesehatan

Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah diare adalah salah

satu faktor penyebab karena apabila keluarga tidak mampu

Page 57: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

64

mengenal masalah diare penyakit tersebut akan mengakibatkan

komplikasi.

b) Merawat Anggota Keluarga yang Sakit

Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang

sakit diare dikarenakan oleh ketidaktahuan tentang penyakit,

misalnya penyebab, gejala, perawatan, pencegahan, komplikasi,

serta diit diare.

c) Memodifikasi Lingkungan

ketidakmampuan keluarga memelihara dan memodifikasi

lingkungan dapat beresiko untuk dilihat dari kebiasaan An. F yang

tidak sehat yaitu menjalankan diit yang salah.

d. Fungsi Reproduksi

Resiko kesakitan diare pada golongan perempuan lebih rendah

daripada laki-laki karena aktivitas anak laki-laki dengan lingkungan

lebih tinggi (Asta Qauliyah, 2010).

e. Fungsi Ekonomi

Status sosial ekonomi yang rendah akan mempengaruhi status gizi

anggota keluarga. Hal ini nampak dari ketidakmampuan ekonomi

keluarga untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga khususnya pada

anak balita sehingga mereka cenderung memiliki status gizi kurang

bahkan status gizi buruk yang memudahkan balita tersebut terkena

diare. Mereka yang berstatus ekonomi rendah biasanya tinggal di

Page 58: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

65

daerah yang tidak memenuhi syarat kesehatan sehingga memudahkan

seseorang untuk terkena diare (Asta Qauliyah, 2010).

9. Koping keluarga (Mansjoer, 2000)

Adanya rasa cemas dan takut akan mempengaruhi hipotalamus yang dapat

mengakibatkan penyerapan makanan, air dan elektrolit terganggu. Hal ini

dapat mengakibatkan hiperstaltik pada kolon sehingga terjadi penambahan

jumlah cairan dalam kolon dan mengakibatkan diare.

J. Pemeriksaan Penunjang dari diare (IKA FKUI, 2000) :

a. Pemeriksaan tinja makroskopis dan mikrokopis, PH dan kadar gula jika

diduga ada intoleransi gula (sugar intolerance) biakan kuman untuk

mencari kuman penyebab dan uji resistensi terhadap berbagai

antibio tika (pada diare persisten).

b. Pemeriksaan darah, darah perifer lengkap , analisi s gas darah dan

elektro lit (terutama Na, K, Ca, dan P serum pada diare yang disertai

kejang).

c. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal

ginjal.

d. Duodenal intubation untuk mengetahui kuman penyebab secara

kuantitatif dan kualitat if terutama pada diare kronik.

Page 59: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

66

K. Pathways

BAGAN 2.1 Pathways keperawatan keluarga pada penderita diare(Whalley and Wong’s, 1999)

1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tentangpenyakit diare

2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dantindakan yang tepat

3. Ketidakamampuan keluarga merawat anggota keluargayang menderita diare

4. Ketidakmampuan memodifikasi lingkungan untukmengatasi masalah diare

5. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan pelayanankesehatan untuk memelihara kesehatan

Faktor Malabsorbsia. Malabsorbsi

karbohidratb. Malabsorbsi lemakc. Malabsorbsi protein

Perubahan nutrisi: kurang dari

kebutuhan tubuh

KekuranganVolumeCairan

Dehidrasi

Defekasi sering

DIARE

Waktu Absorbsiberkurang

Tekanan osmotikusus meningkat

Pergeseran air danelektrolit ke dalam

rongga usus

Hipomotilitas

Hiperperistaltik

Kerusakan integritas kulit

Absorbsimenurun

Toksin dari bakteridan virus

EnteralParenteral Peningkatanhormon

adrenalin

Mempengaruhisyaraf

parasimpatik

Hiperperistaltik

Faktor makanan(makan basi,

beracun, alergiterhadap makanan)

Faktor infeksi Faktor psikologis(cemas, takut)

Hipermotilitas

Absorbsimenurun

Bakteri tumbuhberlebihan

Mukosa ususrusak

Peningkatan cairanelektrolit didalam usus

Isi rongga ususmeningkat

Hospitalisasi

Cemas

Page 60: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

67

L. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien Gastroen teritis

menurut Whalley and Wong (1999) :

a) Penurunan atau kekurangan cairan

b) Perubahan Nutrisi kurang dari yang dibutuhkan tubuh

c) Kerusakan integrit as kulit

d) Kecemasan atau takut

M. Focus intervensi

1. Penurunan atau kekurangan cairan.

a. Pencegahan Primer

a) Berikan penyuluhan tentang pencegahan kekurangan cairan

b) Ajarkan cara membuat larutan gula garam (LGG)

c) Identifikasi adanya faktor-faktor dehidrasi

b. Pencegahan Sekunder

a) Kaji keadaan umum pasien

b) Beri minum sdikit tapi sering

c) Pantau tanda-tanda dehidrasi

c. Pencegahan Tersier

a) Segera bawa ke pelayanan kesehatan bila An. Mengalami tanda-

tanda dehidrasi berat

b) Kolaborasi pemberian cairan sesuai dengan kebutuhan anak

2. Perubahan Nutrisi kurang dari yang dibutuhkan tubuh

a. Pencegahan Primer

Page 61: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

68

a) Beri penyuluhan tentang pentingnya nutrisi

b) Ajarkan keluarga untuk susun menu seimbang untuk penderita

penyakit diare

b. Pencegahan Sekunder

a) Kaji selera makan klien

b) Anjurkan untuk tidak makan makanan yang pedas dan yang

menyebabkan kram abdomen

c) Anjurkan klien makan sedikit tetapi sering

d) Berikan dorongan kepada klien untuk makan makanan yang lebih

banyak dalam porsi kecil

e) Sajikan makanan dalam keadaan hangat, lembut, dan menarik

f) Beri tahu kepada keluarga untuk memenuhi kebutuhan oral

hygiene

c. Pencegahan Tersier

a) Segera bawa ke pelayanan kesehatan bila kondisi pasien semakin

memburuk

b) Kolaborasi dengan tim ahli gizi (bagaimana nutrisi yang baik)

3. Kerusakan integrit as kulit.

a. Pencegahan Primer

a) Identifikasi adanya integritas kulit

b) Ajarkan cara mencegah terjadinya resiko kerusakan integri tas

kulit.

Page 62: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

69

b. Pencegahan Sekunder

a. Ajarkan members ihkan daerah anus dengan sabun non alkaline

dan air dengan hati-hati dan lembut, karena dapat berakibat

tinggi penyebab iritasi kulit.

b. tanda-tanda infeksi

c. Pencegahan Tersier

a) Segera bawa ke pelayanan kesehatan bila kondisi klien semakin

memburuk

b) Kolaborasi dengan Dokter tentang pemberian anti biotic

4. Cemas

a. Prevensi Primer

a) Penyuluhan dan pemberian informasi tentang pengertian, gejala-

gejala, tindakan, dan pencegahan yang perlu diketahui dan

dilakukan secara mandiri oleh anggota keluarga penderita diare

b) Peningkatan mutu pelayanan kesehatan dan tenaga medis

c) Jelaskan tentang jenis, dosis, dan jangka waktu pengobatan

Tuberkulosis Paru.

b. Prevensi Sekunder

a) Anjurkan keluarga untuk selalu terlibat dalam perawatan secara

mandiri pada penderita, terutama sebagai pengawas minum obat

agar penderita tidak putus obat

b) Anjurkan penderita untuk teratur berobat dan meminum obat yang

diberikan agar mempercepat penyembuhan

Page 63: konsep keluarga BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ferifitria... · 9 d. Keluarga “Dyad”(Dyadic Nuclear), terdiri atas suami istri

70

c) Jelaskan tentang lamanya pengobatan agar penderita tidak merasa

cemas

c. Prevensi Tersier

a) Tingkatkan pengetahuan masyarakat tentang penularan dan cara

pencegahan diare

b) Kolaborasi dengan Dokter dalam pemberian obat