konsep ekotipe
DESCRIPTION
Ekotipe merupakan bentuk genetik dari suatu jenis dalam suatu populasi sebagai hasil adaptasinya terhadap lingkungan peralihan antara 2 atau lebih komunitas yang berbedaTRANSCRIPT
![Page 1: KONSEP EKOTIPE](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082314/5695d5681a28ab9b02a541ea/html5/thumbnails/1.jpg)
Konsep Ekotipe
Ekotipe merupakan bentuk genetik dari suatu jenis dalam suatu populasi sebagai hasil
adaptasinya terhadap lingkungan peralihan antara 2 atau lebih komunitas yang berbeda. Ada
Ekotipe menurut Kenner. Kenner melihat variasi yang ada pada spesies tertentu
dianggap sebagai tanggapan yang sifatnya plastis dan bukan tanggapan yang sifatnya genetis
yang diturunkan. Plastisitas adalah suatu tanggapan individu terhadap lingkungan yang tidak
sama. Tanggapan rumput teki dengan haitat sedikit air berbeda dengan tanggapan rumput teki
lain dengan habitat yang kering.
Ekottipe menurut Turesson. Pada abad ke-19 membuat hipotesis bahwa banyak
variasi yang ada dalam spesies dapat diturunkan dan merupakan adaptasi terhadap habitatnya.
Untuk menguji hipotesis tersebut Turesson melakukan percobaan dengan mengambil biji-biji
tanaman dari Swedia dan seluruh Eropa kemudian ditumbuhkannya dalam kebun uji. Hasil
percobaan Turesson dari tiga habitat herba Hieracium umbellatum yaitu:
Sifat Ekotipe
Lahan belukar Ladang Bukit pasir pantai
Habitus Tegak Merayap Intermediet
Daun Lebar Intermediet Sempit
Rambut Tak ada Ada Tak ada
Dormansi tumb. Ada Ada Tak ada
Dari tabel tersebut terlihat bahwa Hieracium umbellatum yang diambi dari daerah sedia
dengan habitat sand, dune pantai dan dari daerah pedalaman pada belukar memberi petunjuk
bahwa tipe-tipe tersebut secara teknis merupakan spesies tunggal dan bukan dari spesies yang
berbeda. Turesson menyebutkannya sebagai ekotipe. Dengan demikian ekotipe dapat berbeda
secara norfologi maupun fsiologi, tetapi bersifat infertil denga ekotipe lain dari spesies yang
sama. Suatu ekotipe hanya terhalang dari proses interberiding alami oleh adanya barrier
ekologi seperti isolasi geografis.
Sedangkan menurut Clausen, Keck dan Hiesey menyimpulkan ekotipe dalam ukuran
populasi tunggal sampai grup regional, makin luas kisaran penyebaran spesies, makin banyak
ekotipe dalam spesies tersebut. Ekotipe: dengan sinonim eccologie races atau physiologic
races yaitu tipe-tipe spesies yang diperlihatkan terhadap suatu perubahan keadaan lingkungan
secara keseluruhan. Terlihat adanya perubahan-perubahan morfologis dan fisiologis dengan
respon genetik yang bervariasi sesuai dengan perubahan lingkungan tersebut. Definisi lain
dikemukakan oleh Sterbbins yang menyatakan bahwa ekotipe adalah kumpulan organisme
![Page 2: KONSEP EKOTIPE](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082314/5695d5681a28ab9b02a541ea/html5/thumbnails/2.jpg)
yang mempunyai susunan genotipe sama, baik heterozygot maupun homozygot dan
beradaptasi pada niche tertentu.
a. Keistimewaan sifat ekotipe antara lain:
1. Ekotipe spesies selalu interfertil
2. Dapat mempertahankan keistimewaan asalnya bila ditanam dalam habitat lain
3. Ekotipe didasarkan sifat-sifat genetis
4. Suatu spesies dengan ekologi yang luas dibedakan atas dasar sifat-sifat morfologis,
fisio-logis dalam habitat yang berbeda
5. Dapat terjadi dalam tipe habitat yang jelas
6. Ekotipe benar-benar mempunyai ciri khas dengan perbedaan sebagian ekotipe yang
lain
b. Pembentukan Ekotipe Baru. Ekotipe baru dapat dihasilkan melalui metode:
1. Hebridisasi
Ini dihasilkan oleh persilangan alami dari Spartia stricta dengan S. alterriflora, hibrid
yang baru S. townsendii, hasil persilangan kedua induk dari habitat alami.
2. Mutasi
Hibrid-hibrid baru juga dapat dihasilkan dari mutasi alami dan rekombinasi, gen
pool kecil mengumpul dalam jumlah populasi yang lebih baik adaptasinya. Dalam
habitat atau lingkungan yang istimewa (khusus) beberapa ekotipe baru timbul karena
penanaman (pengolahan) atau dijaga adanya seleksi kompetisi.
3. Pertukaran kromosome (Chromosonal changes)
Hilangnya atau penambahan segmen kromosome menghasilkan pertukaran genotipe
diikuti oleh pertukaran fenotipe hasil dari pembentukan ekotipe baru karena
poliploid-poliploid hampir tidak menunjukkan toleransi ekologi seperti induknya.
c. Macam-macam Ekotipe. Menurut macam-macam kondisi lingkungan, ekotipe dibagi:
1. Klimatik ekotipe yaitu ekotipe yang terjadi akibat pengaruh faktor-faktor iklim seperti
cahaya, temperatur, air dan angin. Turesson (1930) telah menyelidiki klimatik ekotipe
misalnya: Leontodon auntumnalis.
2. Edhaphik ekotipe ialah ekotipe yang terjadi akibat perbedaan tipe dan reaksi tanah
atau faktor-faktor tanah seperti kelembaban tanah, kelebihan atau kekurangan nutrien
dan sebagainya.
Misa dan Rao (1948) telah mempelajari Lindenbergia Polyantha dan Rankishman
(1961) mempelajari Euphorbia thymifolia.
![Page 3: KONSEP EKOTIPE](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082314/5695d5681a28ab9b02a541ea/html5/thumbnails/3.jpg)
3. Klimatik adhapik ekotipe. Kadang-kadang ekotipe terjadi karena pengaruh faktor
iklim dan tanah disebut klimatik edhapik ekotipe. Pandey dan Jayan (1970)
mempelajari Cenchrus ciliaris.
4. Altitudinal dan latitudinal ekotipe adalah suatu ekotipe yang terjadi akibat perubahan
tinggi tempat dan akibat perbedaan lintang seperti Cassia tora, Anagalis arvensis,
Pinus dan Gymnospermae lain.
5. Fisiologik ekotipe yaitu ekotipe yang terjadi akibat perubahan fisiologis seperti
penyinaran (photoperiode), absorbsi air, cyclus nutrien misalnya: Boutelona
curtipendula.
Pada tanaman ada dua photoperiode yaitu ecotpe short day plant dan long day plant
meskipun morfologinya sama.