konsep asuhan neonatus

28
KONSEP ASUHAN NEONATUS,BAYI DAN ANAK BALITA . KONSEP ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA A. Adaptasi Bayi Baru Lahir Terhadap Kehidupan Di Luar Uterus Penelitian menunjukan bahwa, 50% kematian bayi dalam periode Neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang sehat akan menyebabkan kelainan- kelainan yang mengkibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian. Misalnya karena hipotermi akan menyebabkan hipoglikemia dan akhirnya akan dapat terjadi kerusakan otak. Pencegahan merupakan hal yang terbaik yang harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine dapat bertahan baik karena periode neonatal merupakan periode yang paling kritis dalam fase pertumbuhan dan perkembangan bayi. Proses adaptasi fisiologis yang dilakukan bayi baru lahir perlu diketahui dengan baik oleh tenaga kesehatan khususnya bidan, yang selalu memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan anak. Adaptasi neonatal (bayi baru lahir) adalah proses penyesuaian fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus. Kemampuan adaptasi fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus kekehidupan di luar uterus.Kemampuan adaptasi fisiologis ini di sebut juga homeostasis.Bila terdapat gangguan adaptasi, maka bayi akan sakit. Tabel Mekanisme Hemostatis/Adaptasi Bayi Baru Lahir

Upload: gita-grayesa

Post on 25-Oct-2015

92 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Konsep asuhan neonatus

TRANSCRIPT

KONSEP ASUHAN NEONATUS,BAYI DAN ANAK BALITA

 . KONSEP ASUHAN NEONATUS,

BAYI DAN ANAK BALITA

A.     Adaptasi Bayi Baru Lahir Terhadap Kehidupan Di Luar Uterus

Penelitian menunjukan bahwa, 50% kematian bayi  dalam periode Neonatal   yaitu dalam bulan 

pertama kehidupan.  Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang sehat akan menyebabkan kelainan-

kelainan  yang  mengkibatkan  cacat   seumur  hidup,  bahkan  kematian.   Misalnya  karena  hipotermi  akan 

menyebabkan hipoglikemia dan akhirnya akan dapat terjadi kerusakan otak. Pencegahan merupakan hal 

yang terbaik yang harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine dapat bertahan baik karena periode 

neonatal merupakan periode yang paling kritis dalam fase pertumbuhan dan perkembangan bayi. Proses 

adaptasi   fisiologis   yang  dilakukan  bayi  baru   lahir  perlu  diketahui  dengan baik  oleh   tenaga kesehatan 

khususnya bidan, yang selalu memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan anak.

Adaptasi neonatal (bayi baru lahir) adalah proses penyesuaian fungsional neonatus dari kehidupan 

di dalam uterus. Kemampuan adaptasi fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus kekehidupan di 

luar uterus.Kemampuan adaptasi fisiologis ini di sebut juga homeostasis.Bila terdapat gangguan adaptasi, 

maka bayi akan sakit.

Tabel Mekanisme Hemostatis/Adaptasi Bayi Baru Lahir

Sistem Intrauterin Ekstrauterin

Repirasi / sirkulasi

Pernafasanvolunter Belumberfungsi Berfungsi

Alveoli  Kolaps Berkembang

Vaskularisasi paru Belum aktif Aktif 

Resistensi paru  Tinggi  Rendah 

Intake oksigen  Dari plasenta ibu  Dari paru bayi sendiri

Pengeluaran CO2 Di plasenta  Di paru 

Sirkulasi paru  Tidak berkembang  Berkembang banyak 

Sirkulasi sistematik Resistensi prifer Resistensi prifer 

Denyut jantung Rendah 

Lebih cepat 

Tinggi 

Lebih lambat 

Saluran Cerna

Absorbsi nutrien  Belum aktif  Aktif 

Kolonisasi kuman  Belum  Segera 

Feses  Mekoneum  <hari ke-4, fases biasa

Enzim pencernaan  Belum aktif  Aktif

Homeostasis adalah kemampuan mempertahankan fungsi-fungsi vital, bersifat dinamis, di pengaruhi 

oleh tahap pertumbuhan dan perkembangan, termasuk masa pertumbuhan dan perkembangan intrauterin. 

Masa   neonatus   lebih   tepat   jika   di   pandang   sebagai  masa   adaptasi   dari   kehidupan   ekstrauterin   dari 

berbagai   sistem.  Pada  bayi   kurang  bulan,   terdapat   berbagai   ganguan  mekanisme  adaptasi.  Adaptasi 

segera   setelah   lahir   meliputi   adaptasi   fungsi-fungsi   vital   (sirkulasi,   respirasi,   susunan   saraf   pusat, 

pencernaan dan metabolisme). Homeostasis neonatus ditentukan oleh keseimbangan antar maturitas dan 

status gizi. 

1.       Sistem Pernafasan

Perkembangan sistem pulnomer terjadi sejak masa embrio, tepatnya pada umur kehamilan24 hari. 

Pada umur kehamilan umur 4 hari ini bakal paru-paru terbentuk. Pada umur kehamilan ke 26-28 hari kedua 

bronchi membesar. Pada umur kehamilan 6 minggu terbentuk segmen bronchus. Pada umur kehgami8lan 

12 minggu  terjadi  defresiensi   lobus.  Pada umur kehamilan 24 minggu  terbentuk alveolus.  Pada umur 

kehamilan 28 minggu terbentuk surfaktan. Pada umur kehamilan 34-36 minggu struktur paru-paru matang, 

artinya   paru-paru   sudah  bisa  mengembangkan   sistem  alveoli.   Selama  dalam  uterus,   janin  mendapat 

oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru-paru 

bayi. 

Rangsangan gerakan prtama  terjadi  krena  tekana mekanik dari   toraks sewaktu melalui   jalan  lahir 

(Stimulasi  mekanik),  penurunan Pa O2  dan kenaikan Pa CO2  merangsang komoreseptor  yang  terletak 

disinus karotikus (stimilasi  kimiawi),   rangsangan dingin di  daerah muka dan perubahan suhu di  dalam 

uterus (Stimulasi sensorik) dan refleks deflasi hering breur.

Pernafasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 menit pertama sesudah lahir. Respirasi 

neonatus besarnya pernafasan diafragmatik dan abdominal.

2.       Suhu Tubuh

Terdapat empat mekanisme kemungkinan hilangnya panas tubuh dari bayi baru lahir kelingkunganya.

a.       Konduksi 

Panas dihantarkan dari tubuh bayi ketubuh benda di sekitarnya yang kontak langsung dengan tubuh 

bayi. (Pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek lain melalui kontak langsung). Contoh hilangnya pans 

tubuh bayi secara konduksi, ialah menimbang bayi tanpa alas timbangan, tangan dpenolong yang dingin 

memegang bayi baru lahir,  menggunakan stetoskop dingin untuk pemeriksaan bayi baru lahir. 

b.       Konveksi 

Panas hilang dari bayi ke udara sekitanya yang sedang bergerak (jumlah pans yang hilang tergantung 

pad kecepatan dan suhu udara). Contoh hilanya panas tubuh bayi secara konveksi, ialah membiarkan atau 

menempatkan bayi baru lahir dekat jendela, membiarkan bayi baru lahir diruangan yang terpasng kipas 

angin. 

c.       Radiasi 

Panas di pancarkan dari bayi baru lahir, keluar tubuhnya kelingkungan yang lebih dingin (Pemindahan 

panas anatar dua objek yang mempunyai suhu berbeda). Contoh bayi mengalami kehilangan panas tubuh 

secara radiasi, ialah bayi baru lahir di biarkan dalam ruangan dengan Air onditioner (AC) tanpa di berikan 

pemanas(Radiant Warmer),   bayi   baru   lahir   dibiarkan   keadaan   telanjang,   bayi   baru   lahir   di   tidurkan 

berdekatan dengan ruangan yang dingin, misalnya dekat tembok. 

d.       Evaporasi 

Panas  hilang  melalui  proses  penguapan  tergantung  kepada kecepatan  dan  kelembababan  udara 

(perpindahan panas dengan cara merubah cairan menjadu uap). Evaporasi di pengaruhi oleh jumlah panas 

yang di pakai tingkat kelembaban udara, aliran udar yang melewati apabila bayi baru lahir di biarkan suhu 

kamar 250C, maka bayi akan kehilangan panas melalui konveksi, radiasi dan evaporasi 200 perkilogram 

berat badan (Perg BB), sedangkan yang di bentuk hanya satu persepuluhnya. 

Untuk  mencegah   kehilangan   panas   pada   bayi   baru   lahir,   antar   lain  mengeringkan   bayi   secara 

seksama, menyelimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat, menutup bagian kepala 

bayi, menganjurkan ibu untuk memeluk dan menyusukan bayinya. 

3.       Metabolisme

Luas permukaan tubuh neonatus, relatif lebih luas dari tubuh orang dewasa sehingga metabolisme 

basal  per   kg  BB akan   lebih  besar.  Bayi  baru   lahir  harus  menyesuaikan  diri   dengan  lingkungan baru 

sehingga energi diperoleh dari metabolisme karbojidrat dan lemak.

Pada   jam-jam pertama  energi   di   dapatkan  dari   perubahan   kerbohidrat.  Pada  hari   kedua,   energi 

berasal  dari   pembakaran   lemak.  Setelah  mendapat   susu  kuranglebih  pada  hari   keenam,  pemenuhan 

kebutuhan energi bayi 60% di dapatkan dari lemak dan 40% dari karbohidrat. 

4.       Peredaran Darah

Fetus janin menerima oksiogen dan makanan dari plasenta, maka seluruh darah fetus harus melalui 

plasenta. Semua darah tercampur, antara darah yang di reoksigenisasi dan plasenta dan darah yang telah 

dideoksigenisasi ketika meninggalkan fetus untuk masuk kedalam plasenta. Fungsi paru-paru di jalnkan 

oleh plasenta. Fetus tidak mempunyai sirkulasi pulmoner seperti sirkulasi pada orang dewasa. Pemberian 

darah secara terbatas mencapai paru-paru, hanya cukup untuk makan dan poertumbuhan paru-paru itu 

sendiri. 

Fetus  in utero mempunyai  sirkulasi  yang  jelas berlainan dari  kehidupan setelah  lahir.  Darah yang 

sudah  di   reogsigenasasikan  meninggalkan   plasenta  melalui   satu-satunyavena  umblika.  Vena  umblika 

berjalan di dalam tali pusat keumblikus dan dri sana ada vena kecil yang berjalan keporta hepatis. Hampir 

tidak ada darah masuk kedalam hati sebab vena umblika berlangsung bersambung dengan vena kava 

inferior melalui sebuah pembuluh besar, yang disebut duktus venosus. Setelah berada di dalam vena kava 

inverior, darah berjalan keatas dan mencapai atrium kanan. Sebagin besar darah bukan masuk kedalam 

ventrikel kanan (sebagaiman sirkulai pada orang dewasa), bukan masuk atrium kiri, tetapi melalui lubang 

vetal yang hanya untuk sementara ada di dalam septum interatrial, yang di sebut foramen ovale. 

Setelah  mencapai   atrium kiri,   darah  masuk  melalui   ketup  mitral   kedalam ventrikal   kiri.  Kontraksi 

vetrikal   kiri   mendorong   darah   masuk   kedalam   aorta   asendens.   Dari   sini   sebagian   besar   darah 

didistribusikan ke jantung, otak dan anggot atas. 

Paru-paru  dalam masa  fitus   tidak aktif  dan hanya mendapa sedikit  darah.  Sebagian besar  darah 

dalam arteri pulmonaris disalurkan langsung kedalam aorta melalui sebuah arteri besar berotot yang di 

sebut   duktus   arterious   yang   bergabung   dengan   aorta   dekat   akhir   lengkungan   aorta   (aorta   terosika 

desendens).  Dengtan demikian sebagian besar darah yang telah dideoksigenisasi  yang melalui  duktus 

arterious dan sebagian kecil darh yang berisi oksigen, mencapainya melalui lengkungan aorta. 

Setelah   bayi   lahir,   paru   akan   berkembang  mengakibtkan   tekanan   arteriol   dalam   paru  menurun. 

Tekanan dalam jantung kanan turun, sehingga tekanan jantung kiri  lebih besar daripada jantung kanan 

yang mengakibatkan menutupnya feromen ovale secara fungsional. Hal ini terjadi pada jam-jam pertama 

setelah kelahiran oleh karena tekanan dalam paru turun dan tekana dalam aorta desendens naik serta edi 

sebabkan olehg rangsangan biokimia (PaO2 yang naik) dan duktus arterius berobilitrasi. 

Aliran darah paru pada hgari pertama ialah 4-5 liter permenit/m2 (gessner, 1965). Aliran darah sistolik 

pada hari pertama rendah, yaitu 1,96 liter permenit/m2 dan bertambah pertama pada hari kedua dan ketiga 

(3,54  liter/m2)  karena penutupan duktus arteriosus. Tekanan darah pada waktu  lahir  di  pengaruhi oleh 

jumlah darah yang melalui transfusi plasenta dan pada jam-jam pertama sedikit6 menurun, untuk kemudian 

naik lagi dan menjadi konstan kira-kira 85/40 mmHg. 

5.       Keseimbangan Air Dan Fungsi Ginjal

Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar natrium relatif lebih besar dari kalium 

karena   ruangan ekstraseluler   luas.  Fungsi  ginjal  belum sempurna  karena   jumlah  nefron  masih  belum 

sebanyakorang dewasa, ketisdak seimbangan luas permukaan glamerulus dan volume tubulus proksimal, 

serta renal blood flow relatif kurang bila di bansingkan dengan orang dewasa. 

6.       Imonoglobulin

Pada neonatus tidak terdapat sel plasma pada sum-sum tulang, lamina propia ilium serta apendiks. 

Palsenta merupakan sawar sehingga fetus bebas dari antigen dan strees imunologis. Pada bayi baru lahir 

hanya   terdapat   gama   globulin  G,   sehingga   imunologi   dari   ibu   dapat  melalui   plasenta   karena   berat 

molekulnya kecil. Tetapi bila ada infeksi yang dapat melalui plasenta (lues, toksoplasma, herpes simpleks 

dan lain-lain), reaksi imunologis dapat terjadi dengan pembentukan sel plasma dan anti body gamma A, 

Gdan M.

7.       Traktus Digestivus

         Traktus digestivus relatif   lebih berat  dan lebih panjang di  bandingkan orang dewasa. Pada masa 

neonatus,   traktus   digestivus   mengandung   zat-zat   yang   berwarna   hitam   kehijauan   yang   terdiri   dari 

mukopolosakarida dan di sebut mekonium. Pengeluaran mekonium biasanya dalam 10 jam pertama dan 

dalam 4 hari biasanya tinja sudah berbentuk dan berwarna biasa. Enzim dalam traktus digestivus biasanya 

sudah terdapat pada neonatus kecuali amilase pankreas. 

8.       Hati

       Segera setelah lahir, hati menunjukan perubahan kimia dan morfologis, yaitu kenaikan kadar protein 

serta penurunan lemak dan glikogen. Sel sel hemopoetik juga mulai berkurang, walaupun memakan waktu 

agak lama. Enzim hati belum aktif benar pada waktu bayi baru lahir, daya ditoksifikasi hati pada neonatus 

juga belum sempurna, contohnya pemberian obat kloramfenikol dengan dosis lebih dari 50 mgt/kg BB / hari 

dapat menimbulkan grey baby syndrome.

9.       Keseimbangan Asam Basa

Derajat kesamaan (pH) darah pada waktu lahir rendah, karena glikolisis anaerobik. Dalam 24 jam neunatus 

telah mengkompensi asidosis.

B.     Pencegahan Infeksi

Menurut laporan kelompok kerja WHO pada bulan april 1994, dari 8,1 juta kematian bayi di dunia, 

48% diantaranya adalah kematian neonatal. Sekitar 60% diantarnya merupakan kematian bayi berumur 

kurang dari 7 hari serta kematian bayi berumur lebih dari 7 hari akibat gangguan prinatal. Sekitar 42% 

kematian neonatal di sebabkan oleh infeksi seperti tetanus neonatrum, sepsis, meningitis, pneumonia dan 

diare.   Pada   kematian   neonatal   di   sebabkan   oleh   karena   infeksi,   dua   pertigananya   dengan   proses 

persalinan. 

Pencegahan infeksi merupakan penatalaksanaan awal yang harus dilakukan pada bayi baru lahir 

karena bayi baru lahir sangat rentang terhadap infeksi. Pada saat penanganan bayi baru lahir, pastikan 

penolong untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi pada bayi baru lahir, adalah sebagai berikut :

1.         Mencuci tangan secara seksama sebeluym danm setelah melakukan kontak dengana bayi. 

2.         Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum di mandikan

3.        Memastikan semua peralatan, termasuk klem gunting dan benang tali pusat telad disinfeksikan tingkat 

tinggi atau steril. Jika menggunakan bola karet penghisap, pakai yang bersih dan baru. Jangan pernah 

menggunakan bola karet penghisap untuk lebih dari satu bayi. 

4.      Memastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan untuk bayi, telah dalam 

keadaan bersih

5.         Memastikan bahwa timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop dan benda-benda lainya yang akan 

bersentuhan dengan bayia dalam keadaan bersih (dekontaminasi dan cuci setiap kali setelah digunakan)

6.         Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri, terutama payudaranya dengan mandi setiap hari(puting susu 

tidak boleh disabun) 

7.         Membersihkan muka, pantat dan tali pusat bayi baru lahir dengan air bersih, hangat dan sabun setiap hari

8.         Menjaga bayai  dari  orang-orang yang menderita  infeksi  dan memastikan orang yang memegang bayi 

sudah cuci tangan sebelumnya. 

Upaya ini yang dapat dilakukan untuk menjegah terjadinya infeksi pada bayi baru lahir adalah 

1.       Pencegahan infeksi pada tali pusat

Upaya ini di lakukan dengan cara merawat tali pusat yang berarti menjaga agar luka tersebut tetap 

bersih,   tidak  terkena air  kencing,  kotoran bayi  atau  tanah.  Pemakaian popok bayi  diletakan disebelah 

bawah talib pusat. Apabila tali pusat kotor, cuci luka tali pusat dengan air bersih yang mengalair dengan 

sabun, segera di keringkan dengan kain kasa kasa kering dan di bungkus dengan kasa tipis yang steril dan 

kering.  Dilarang membubuhkan atau mengoleskan  ramuan,  abu dapur dan sebagainya pada  luka  talu 

pusat,  sebab akan menyebabkan  infeksi  dan  tetanus yang dapat  berakhir  dengan kematian neonatal. 

Tanda-tanda   infeksi   tali   pusat   yang   harus   di   waspadai   antara   lain   kulit   seklitar   tali   pusat   berwarna 

kemerahan, ada pus / nanah dan berbau busuk. Mengawasi dan segera melaporkan kdokter jika pada tali 

pusat di temukan perdarahan, pembengkakan, keluar cairan, tampak merah atau bau busuk. 

2.       Pencegahan infeksi pada kulit

Beberapa cara yang di ketahui yang dapat mencegah terjadinya infeksi pada kulit bayi baru lahir atau 

penyakit  infeksi  lain adalah meletakan bayi di dada ibu agar terjadi kontak kulit  langsung ibu dan bayi, 

sehingga menyebabkan terjadi kolonisai mikroorganisme yang ada di kulit dan saluran pencernaan bayi 

dengan mikroorganissme ibu yang cendrung bersifat  nonpatogen, serta adanya zat antibodi bayi  yang 

sudah terbentuk dan terkandung dalam air susu ibu. 

3.       Pencegahan infeksi pada mata bayi baru lahir

Cara  mencegah   infeksi  pada  mata  bayi  baru   lahir  adalah  merawat  mata  bayi  baru   lahir  dengan 

mencuci tangan terlabih dahulu, membersihkan kedua mata segera setelah lahir dengan kapas atau sapu 

tangan halus dan bersih yang telah di bersihkan dengan air hangat. Dalam waktu 1 jam setelah bayi lahir, 

berikan salep obat tetes mata untuk mencegah oftalmia neonatrum (tetrasklin 1%, Eritrosmin 0,5% atau 

Nitras  Argensi  1%),  biarkan obat   tetap pada mata bayi  dan obat  yang ada di  sekitar  mata  jangan di 

bersihkan.  Setelah selesai  merawat mata bayi,  cuci   tangan kembali.  Keterlambatan memberikan salep 

mata, misalnya bayi baru lahir diberi saleb mata setelah 1 jam setelah lahir, merupakan sebab tersaring 

kegagalan upaya pencegahan infeksi pada mata bayi baru lahir. 

4.       Imunisasi

Pada daerah resiko  tinggi   infeksi   tuberkulosis,   imunisasi  BCG harus di  berikan pada bayi  segera 

setelah lahir. Pembewrian dosisi pertama tetesan polio di anjurkan pada bayi segera setelah lahir atau 

pada   umur   2   minggu.   Maksud   pemberian   imunisasi   polio   secara   dini   adalah   untuk   meningkatkan 

perlindungan awal. Imunisai Hepatitis B sudah merupakan program nasional, meskipun pelaksanaanya di 

lakukan   secara bertahap. Pada daerah resiko tinggi, pembewrian imunisai Hepatitis B di anjurkan pada 

bayi segera setelah lahir. 

C.     Rawat Gabung

Adalah   satu   car   perawatan   ibu   dan   bayi   yang   baru   dilahirkan   tidak   dipisahkan,   melainkan 

ditempatkan   dalam   sebuah   ruang,   kamar   atau   tempat   bersama-sama   selama   24   jam   penuh   dalam 

seharinya. Dengan kata lain, rawat gabung adalah sistem perawatan ibu dan bayi bersama-sama atau 

pada tempat yang berdekatan sehingga memungkinkan sewaktu-waktu atau setiap saat ibu tersebut dapat 

menyusui bayinya. Menurut sifatnya, rawat gabung di bedakan menjadi dua, yakni : 

1.    Rawat gabung kontinu, yaitu bayi berada di samping ibu terus menerus 

2.   Rawat gabung intermiten, yaitu bayi hanya sewaktu-waktu saja bersama ibu, misalnya pada saat bayi akan 

menetek saja.

Tujuan rawat gabung secara umum adalah membina hubungan emosuonala antara ibu dan bayi, 

meningkatkan penggunaan air  susu ibu (ASI),  pencegahan  infeksi  dan pendidikan kesehatan bagi  ibu. 

Dengan   rawat   gabung   ibu   dapat  menyusui   bayinya   sedini   mungkin,   kapan   saja,   dimana   saja   bayi 

membutuhkanya. Ibu dapat melihat dan memahami cara perawataan bayi secara benar yang dilakukan 

oleh petugas, ibu mempunyai pengalaman dalam merawat bayinya sendiri selagi ibu masih dirumah sakit, 

dapat melibatkan suami secara aktif untuk membantu ibu dalam menyusui bayinya secara baik dan benar, 

ibu mendapat kehangatan emosional/batin karena selalu kontak dengan bayinya. 

Syarat bayi baru lahir bisa dilakukan rawat gabung, antara lain bayi lahir spontan baik persentasi 

kepala maupun bokong. Apabila bayi lahir dengan tindakan, maka rawat gabung dilakukan setelah bayi 

cukup sehat, refleks mengisap baik, tidak ada tanda-tanda infeksi dan lain-lain. Apabila bayi lahir secara 

seksio   sesaria   dengan   pembiusan   umum,   rawat   gabung   dilakukan   setelah   ibu   sadar   dan   bayi   tidak 

mengantuk, 4-6 jam setelah oprasi selesai. Syarat), umur kehamilan lebih dari atau sama dengan 2500 

gram, tidak terdapat tanda infeksi intrapartum, bayi dan ibu dalam keadaan sehat. 

Rawat  gabung  tidak di9perbolehkan pada bayi  yang sangat  prematur,  bayi  dengan berat   lahir 

kurang dari 200 gram, bayi dengan sepsis, bayi dengan ganguan nafas, bayi denga cacat bawaan berat 

atau ibu dengan infeksi berat (antara lain Tuberkulosisi, Sepsis). Bayi baru lahir tidak boleh dilakukan rawat 

gabung, apabila keadaan ibu atau keadaan bayi tidak memungkinkan. Kontra indikasi rawat gabung dari 

keadaan ibu, antara lain status kardiorrespirasi tidak normal (ibu dengan decompensatio cordis tingkat III di 

anjurkan untuk menyusui), pascaeklampsi kesadaran belum baik, infeksi akut (tuberklosis aktif), hepatitis, 

HIV / AIDS, citomegalovirus (CMV), herpes, kanker payudara dan psikosis. Kontra indikasi rawat gabung 

dari keadaan bayi, antara lain bayi kejang/kesadaran menurun, penyakit  jantung / pengawasan intensif 

serta bayi dengan cacat bawaan tidak mampu menetek. 

Pelaksanaan  rawat  gabung,  bisa  dilakukan di  poliklinik  kebidanan,  di   ruang bersalin,  di   ruang 

perawatan   serta   di   poliklinil   anak.   Kegiatan   rawat   gabung   di   ruang   bersalin   bisa   dilakukan   apabila 

memenuhi beberapa kriteria berikut ini : nilai APGAR lebih dari 7, berat badan lahir 2500-4000 gram, usia 

kehamilan 37 sampai denga 42 minggu, bayi lahir spontan, tidak ada infeksi intrapartum, ibu sehat, tidak 

ada komplikasi persalinan pada ibu dan bayi, tidak ada kelainan bawaan berat. Kegiatan rawat gabung di 

ruang  bersalin,   antara   lain  dalam setengah   jam  setelah   lahir  bayi   segera  di   susukan,   ibu  di   berikan 

penyuluhan tentang ASI dan rawat gabung, persiapan ibu dan bayi keruang perawatan . 

Kegiatana rawat gabung keruang perawatan, yakni meletakan bayi dalam books bayi disamping 

tempat tidur ibu, mengawasi keadaan umum bayi, catat dalam status. Bayi boleh menetek setiap kali, tidak 

boleh diberi susu botol, jika ada indikasi medis pemberian susu formula, berikan dengan pipet, sendok, 

cangkir  atau naso gastrik tube (NGT), memantau ibu menetek bayi,  penyuluhan sebelum ibu dan bayi 

pulang. Kegiatan rawat gabung di poliklinik anak, yakni menimbang berat badan, memeriksa payudara dan 

proses laktasi, mengkaji  makanan bayi, memeriksa keadaan ASI, penyuluhan makanan dan perawatan 

bayi,  memberikam  jadwal  makanan  bayi,   pemerikasaan  bayi   oleh  dokter   sert  amemberikan   imunisasi 

sesuai jadwal. 

Model pengaturan ruangan untuk mendukung kegiatan rawat gabung, antara lain satu kamar untuk 

satu ibu dan satu bayi, satu kamar untuk empat sampai lima ibu dan kamar disebelah untuk bayi. Bayi bisa 

di tarik oleh ibu tanpa ibu keluar kamar, beberapa ibu dalam satu kamar, bayi dikamar lain yang disekat 

dengan kaca, ibu dan bayi pada satu tempat tidur, boks bayi disamping tempat tidur ibu. 

Rawat gabung memberikan banyak menfaat bagi ibu dan bayi yaitu: Manfaat rawat gabung dari 

aspek  fisik  antara  lain  mengurangi  kemungkiinan  infeksi  silang dari  pasien  lain  atau petugas,  dengan 

menyusui dini kolostrum dapat memberikan kekebala, ibu dapat dengan mudah mengetahui perubahan-

perubahan  yang   terjadi   pada  bayinya   karena  setiap   saat   dapat  melihat   bayinya.  Manfaat   dari   aspek 

fisiologis antara lain bayi banyak mendapatkan nutrisi secara fisiologis dan mebantu proses involusi uterus. 

Manfaat dari aspek psikologis adalah terjalin lekat akaibat sentuhan badaniah antara ibu dan bayinya, bayi 

merasa aman dan terlindungi.  Manfaat dari  aspek edukatif  antara  lain  ibu mempunyai  pendidikan dan 

pengalaman   yang   berguna   sehingga  mempu  menyusui   serta  merawat   bayinya.  Manfaat   dari   aspek 

ekonomi   antara   lain   adanya  penghematan  anggaran  dan  pengeluaran  untuk  pembelian   susu  buatan. 

Manfaat  dari   aspek  medis  antara   lain  menurunkan   terjadinya   infeksi   nosokomialn  menurunkan  angka 

mortalitas dan morbiditas. 

Keuntungan  dari   kegiatan   rawat  gabung,  antara   lain  menggalakan  pemakaian  ASI,   hubungan 

emosional ibu dan bayi lebih dini dan dekat, ibu dapat segera melaporkan keadaan bayi aneh pada bayi, 

mengurangai ketergantungan ibu pada petugas dan meningkatkan percaya diri, ibu bisa belajar merawat 

bayi,   ibu dapat  bertukar pengalaman dengan  ibu  lain,   resiko  infeksi  silang dan nosokomial  berkurang, 

sehingga petugas bisa melakukan tugas lain. 

Kerugian dari  kegiatan rawat gabung, antara  lain kemungkinan  ibu kurang  istirahat,  bisa salah 

memberikan makanan kepada karena pengaruh orang lain, pada ibu yang kurang menjaga kebersihan diri, 

bayi dan ibu akan mudah sakit, bayi dapat terkena infeksi dari perngunjung , serta kadang ada hambatan 

tehnis dan fasilitas pelaksanaan. 

2.1.1 Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan diluar uterus

Saat-saat dan jam pertama kehidupan di luar rahim merupakan salah satu siklus kehidupan. Pada saat bayi dilahirkan beralih ketergantungan pada ibu menuju kemandirian fisiologi. Proses perubahan yang komplek ini dikenal sebagai periode transisi. Bidan harus selalu berupaya untuk mengetahui periode transisi ini berlangsung sangat cepat.     :        Adaftasi fisiologis BBL adalah sangat berguna bagi bayi untuk menjaga kelangsungan hidupnya diluar uterus. Artinya nantinya bayi harus dapat melaksanakan sendiri segala kegiatan

untuk mempertahankan kehidupannya. Dalam hal ini yang sangat perlu diperhatikan adalah bagaimana upaya untuk menjaga agar bayi tetap terjaga kesehatannya. Yang utama adalah menjaga bayi agar tetap hangat, mampu melakukan pernafasan dengan spontan dan bayi menyusu sendiri pada ibunya.

Proses transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada :1. Pernapasana. Perkembangan paru-paruParu-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari faring yang bercabang cabang membentuk struktur percabangan bronkus. Proses ini berlanjut setelah kelahiran sampai usia 8 tahun, sampai jumlah bronchiolus dan alveolus akan sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan bukti gerakan nafas sepanjang trimester kedua dan ketiga. Kematangan paru-paru akan mengurangi peluang kelangsungan hidup bayi baru lahir sebelum usia kehamilan 24 minggu, yang disebabkan oleh keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan system kapiler paru-paru tidak mencukupinya jumlah surfaktan.b. Awal adanya nafasDua faktor yang berperan pada rangsangan pertama nafas bayi :• Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan dua rahim yang merangsang pusat pernafasan otak.• Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru-paru selama persalinan yang merangsang masuknya udara ke dalam paru-paru secara mekanis.Interaksi antara system pernafasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat menimbulkan pernafasan teratur dan berkesinambungan. Jadi sistem-sistem harus berfungsi secara normal.c. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernafasUpaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk mengeluarkan cairan dalam paru-paru dan mengembangkan alveolus paru-paru untuk pertama kali. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan dan jumlahnya akan meningkat sampai paru-paru matang sekitar 30-40 minggu kehamilan. Surfaktan ini berfungsi mengurangi tekanan permukaan paru-paru dan membantu menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernafasan. Tanpa surfaktan alveoli akan kolaps setiap saat setelah akhir setiap pernafasan yang menyebabkan sulit bernafas.d. Dari cairan menuju udaraBayi cukup bulan mempunyai cairan di dalam paru-parunya. Pada saat bayi mlalui jalan lahir selama persalinan, sekitar 1/3 ciran ini akan diperas keluar paru-paru. Dengan beberapa kali tarikan nafas pertama, udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus bayi baru lahir. Dengan sisa cairan di dalam paru-paru dikeluarkan dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah.e. Fungsi pernafasan dalam kaitannya fungsi kardiovaskulerOksigenasi sangat penting dalam mempertahankan kecukupan pertukaran udara. Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan mengalami vasokontraksi. Pengerutan pembuluh darah ini berarti tidak ada pembuluh darah yang terbuka, guna menerima oksigen yang berada dalam alveoli, sehingga penurunan oksigenasi jaringan akan memperburuk hipoksia. Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan menghilangkan cairan paru-paru akan mendorong terjadinya poeningkatan sirkulasi limfe dan membantu menghilangkan cairan paru-parudan merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim.

2. Sirkulasi peredaran darahSetelah lahir darah bayi baru lahir harus melewati paru-paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik pada bayi baru lahir terjadi dua perubahan besar :a. Penutupan foramren ovale pada atrium jantungb. Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta

Gambar Sistem Peredaran Darah Janin

Perubahan siklus ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh system pembuluh tubuh. Oksigenasi menyebabkan system pembuluh mengubah tekanan dengan cara mengurangi atau meningkatkan resistensinya sehingga mengubah aliran darah. Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam system pembuluh darah adalah :a. Pada saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium kanan menurun. Karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium tersebut. Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang.b. Pernafasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru dan meningkatkan tekanan atrium kanan. Oksigen pada pernafasan pertama ini menimbulkan relaksasi dan sedikit terbukanya system pembuluh darah paru-paru. Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan. Dengan peningkatan tekanan atrium kanan dan penurunan tekanan pada atrium kiri, foramen ovale secara fungsional akan menutup.

3. TermoregulasiBayi belum lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan cepat mengalami stress dikarenakan adanya perubahan lingkungan. Suhu dingin mengakibatkan air ketuban menguap lewat kulit, sehingga mendinginkan darah bayi. Pada lingkungan dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya.Cara Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi Normal Pencegahan Kehilangan PanasþBayi baru lahir tidak dapat mengatur suhu tubuhnya secara memadai dan dapat dengan cepat kedinginan jika kehilangan panas tidak segera dicegah. Mekanisme Kehilangan PanasþKehilangan panas tubuh pada bayi baru lahir dapat terjadi melalui mekanisme berikut :a. Evaporasi adalah cara kehilangan panas karena menguapkan cairan ketuban pada permukaan tubuh setelah bayi lahir karena tubuh tidak segera dikeringkan.b. Konduksi adalah kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin. Bayi diletakkan di atas meja, timbangan atau tempat tidur.c. Konveksi adalah kehilangan panas yang terjadi pada saat bayi terpapar dengan udara sekitar yang lebih dingin. Adanya tiupan kipas angin, penyejuk ruangan tempat bersalin.d. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi pada saat bayi ditempatkan dekat benda yang mempunyai temperature tubuh lebih rendah dari temperature tubuh bayi. Bayi ditempatkan dekat jendela yang terbuka.

4. Metabolisme GlukosaUntuk memfungsikan otak diperlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan tindakan penjepitan tali pusat pada saat lahir, seorang bayi harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru lahir , glukosa darah akan turun cepat dalam waktu 1-2 jam.

2.1.2 Pencegahan Infeksi

Defenisi tindakan-tindakan dalam pencegahan infeksi :1. Asepsis atau teknik aseptikAsepsis atau teknik aseptik adalah semua usaha yang dilakukan dalammencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh yang mungkin akanmenyebabkan infeksi. Caranya adalah menghilangkan dan/atau menurunkanjumlah mikroorganisme pada kulit, jaringan dan benda-benda mati hinggatingkat aman.2. AntisepsisAntisepsis adalah usaha mencegah infeksi dengan cara membunuh ataumenghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit atau jaringan tubuhlainnya.3. DekontaminasiDekontaminasi adalah tindakan yang dilakukan untuk memastikan bahwapetugas kesehatan dapat menangani secara aman benda-benda (peralatanmedis, sarung tangan, meja pemeriksaan) yang terkontaminasi darah dan cairantubuh. Cara memastikannya adalah segera melakukan dekontaminasi terhadapbenda-benda tersebut setelah terpapar/terkontaminasi darah atau cairan tubuh.4. Mencuci dan membilasMencuci dan membilas adalah tindakan-tindakan yang dilakukan untukmenghilangkan semua darah, cairan tubuh atau benda asing (debu, kotoran)dari kulit atau instrumen.5. DisinfeksiDisinfeksi adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan hampir semuamikroorganisme penyebab penyakit pada benda-benda mati atau instrumen.6. Disinfeksi tingkat tinggi (DTT)Disinfeksi tingkat tinggi (DTT) adalah tindakan yang dilakukan untukmenghilangkan semua mikroorganisme kecuali endospora bakteri, dengan caramerebus atau cara kimiawi.7. SterilisasiSterilisasi adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semuamikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit), termasuk endospora bakteripada benda-benda mati atau instrumen.

Prinsip-prinsip pencegahan infeksi yang efektif berdasarkan :1. Setiap orang (ibu, bayi baru lahir, penolong persalinan) harus dianggap dapatmenularkan penyakit karena infeksi yang terjadi bersifat asimptomatik (tanpagejala).2. Setiap orang harus dianggap beresiko terkena infeksi.

3. Permukaan tempat pemeriksaan, peralatan dan benda-benda lain yang akan dantelah bersentuhan dengan kulit tak utuh, selaput mukosa, atau darah harusdianggap terkontaminasi sehingga setelah selesai digunakan harus dilakukanproses pencegahan infeksi secara benar.4. Jika tidak diketahui apakah permukaan, peralatan atau benda lainnya telahdiproses dengan benar, harus dianggap telah terkontaminasi.5. Resiko infeksi tidak bisa dihilangkan secara total tetapi dapat dikurangi hinggasekecil mungkin dengan menerapkan tindakan-tindakan pencegahan infeksiyang benar dan konsisten.

Tindakan-tindakan pencegahan infeksi meliputi :1. Cuci tangan2. Memakai sarung tangan3. Memakai perlengkapan pelindung4. Menggunakan asepsis atau teknik aseptik5. Memproses alat bekas pakai6. Menangani peralatan tajam dengan aman7. Menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan serta pembuangan sampah secarabenar.

Persalinan dan kelahiran bayi bisa terjadi di luar institusi, baik di rumah, klinik bersalin swasta, polindes, atau puskesmas. Jika proses ini berlangsung di rumah, hati-hati agar benda-benda yang terkontaminasi tidak menyentuh daerah yang telah dibersihkan dan disiapkan untuk suatu prosedur.

2.1.3 Rawat gabung

A. PENGERTIANRawat gabung adalah suatu system perawatan ibu dan anak bersama-sama pada tempat yang berdekatan sehingga memungkinkan sewaktu-waktu, setiap saat ibu dapat menyusui anaknya.Rawat gabung adalah satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan dalam sebuah ruangan, kamar atau tempat bersama-sama selama 24 jam penuh seharinya, hal ini merupakan waktu yang baik bagi ibu dan bayi saling berhubungan dan dapat memberikan kesempatan bagi keduanya untuk pemberian ASI.Ada dua jenis rawat gabung :a. RG continue : bayi tetap berada disamping ibu selama 24 jam.b. RG parsial : ibu dan bayi bersama - sama hanya dalam beberapa jam seharinya. Misalnya pagi bersama ibu sementara malam hari dirawat di kamar bayi.

B. TUJUAN RAWAT GABUNGa. Memberikan bantuan emosional1) Ibu dapat memberikan kasi sayang sepenuhnya kepada bayi.2) Memberikan kesempatan kepada ibu dan keluarga untuk mendapatkan pengalaman dalam

merawat bayi .b. Penggunaan ASI1) Agar bayi dapat sesegera mungkin mendapatkan kolostrum/ASI.2) Produksi ASI akan makin cepat dan banyak jika diberikan sesering mungkin.c. Pencegahan infeksi1) Mencegah terjadinya infeksi silang.d. Pendidikan kesehatan1) Dapat dimanfaatkan untuk memberikan pendidikan kesehatan pada ibu.e. Memberikan stimulasi mental dini tumbuh kembang pada bayi

C. MANFAAT RAWAT GABUNGa. Bagi ibu1) Aspek psikologiξ Antara ibu dan bayi akan segera terjalin proses lekat (early infant-mother bonding) dan lebih akrab akibat sentuhan badan antara ibu dan bayi.ξ Dapat memberikan kesempatan pada ibu untuk belajar merawat bayinya.ξ Memberikan rasa percaya kepada ibu untuk merawat bayinya. Ibu dapat memberikan ASI kapan saja bayi membutuhkan, sehingga akan memberikan rasa kepuasan pada ibu bahwa ia dapat berfungsi dengan baik sebagaimana seorang ibu memenuhi kebituhan nutrisi bagi bayinya. Ibu juga akan merasa sangat dibutuhkan oleh bayinya dan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Hal ini akan memperlancar produksi ASI.2) Aspek fisikξ Involusi uteri akan terjadi dengan baik karena dengan menyusui akan terjadi kontraksi rahim yang baik.ξ Ibu dapat merawat sendiri bayinya sehingga dapat mempercepat mobilisasi.b. Bagi bayi 1) Aspek psikologiξ Sentuhan badan antara ibu dan bayi akan berpengaruh terhadap perkembangan psikologi bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi.ξ Bayi akan mendapatkan rasa aman dan terlindung, dan ini merupakan dasar bagi terbentuknya rasa percaya pada diri anak2) Aspek fisikξ Bayi segera mendapatkan colostrum atau ASI jolong yang dapat memberikan kekebalan/antibodi.ξ Bayi segera mendapatkan makanan sesuai pertumbuhannya.ξ Kemungkinan terjadi infeksi nosokomial kecil.ξ Bahaya aspirasi akibat susu botol dapat berkurang.ξ Penyakit sariawan pada bayi dapat dihindari/dikurangi.ξ Alergi terhadap susu buatan berkurang.c. Bagi keluarga1) Aspek psikologiRawat gabung memberikan peluang bagi keluarga untuk memberikan support pada ibu untuk memberikan ASI pada bayi.2) Aspek ekonomiLama perawatan lebih pendek karena ibu cepat pulih kembali dan bayi tidak menjadi sakit

sehingga biaya perawatan sedikit.d. Bagi petugas1) Aspek psikologiBayi jarang menangis sehingga petugas di ruang perawatan tenang dan dapat melakukan pekerjaan lainnya.2) Aspek fisikPekerjaan petugas akan berkurang karena sebagian besar tugasnya diambil oleh ibu dan tidak perlu repot menyediakan dan memberikan susu buatan.

D. PELAKSANAANa. Di poliklinik kebidananξ Penyuluhan tentang ASI.ξ Memutar film.ξ Melayani konsultasi masalah ibu dan anak.b. Kamar persiapanξ Jika rumah sakit telah berfungsi sebagai RS sayang ibu, maka hampir semua ibu yang masuk kamar bersalin sudah mendapat penyuluhan manajemen laktasi sejak mereka berada di poliklinik.ξ Kamar ini dipersiapkan bagi ibu yang tidak pernah melakukan ANC di RS dimana ia akan bersalin. Di dalam ruangan persiapan diperlukan gambar, poster, brosur dsb untuk membantu memberikan konseling ASI. Di ruangan ini tidak boleh terdapat botol susu, dot atau kempengan apalagi iklan susu formula yang semuanya akan mengganggu keberhasilan ibu menyusui. c. Kamar Persalinanξ Di ruangan ini dapat dipasang gambar, poster tentang menyusui yang baik dan benar. Serta menyusui segera setelah lahir. ξ Dalam waktu 30 menit setelah lahir bayi segera disusukan. Rangsangan pada puting susu akan merangsang hormon prolaktin dan oksitosin untuk segera memproduksi ASI.d. Kamar perawatanξ Bayi diletakkan dekat dengan ibunya.ξ Awasi KU dan kenali keadaan-keadaan yang tidak normal.ξ Ibu dibantu untuk dapat menyusui dengan baik dan cara merawat payudara.ξ Mencatat keadaan bayi sehari-hari.ξ KIE tentang perawatan tali pusat, perawatan bayi, perawatan payudara, cara memandikan bayi, immunisasi dan penanggulangan diare.ξ Jika bayi sakit pindahkan ke ruang khusus.

E. SASARAN DAN SYARATa. Bayi lahir dengan spontan , baik presentasi kepala atau bokong.b. Jika bayi lahir dengan tindakan maka rawat gabung dapat dilakukan setelah bayi cukup sehat, reflek hisap baik, tidak ada tanda-tanda infeksi dsb.c. Bayi yang lahir dengan Sectio Cesarea dengan anestesi umum, RG dilakukan segera stelah ibu dan bayi sadar penuh (bayi tidak ngantuk)misalnya 4-6 jam setelah operasi.d. Bayi tidak asfiksia setelah 5 menit pertama (nilai apgar minimal 7).e. Umur kehamilan 37 minggu atau lebih.f. Berat lahir 2000-2500 gram atau lebih.g. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi intrapartum.

h. Bayi dan ibu sehat.

F. KONTRA INDIKASIRawat gabung tidak dianjurkan pada keadaan :a. Ibuξ Penyakit jantung derajat III.ξ Pasca eklamsi.ξ Penyakit infeksi akut, TBC.ξ Hepatitis, terinfeksi HIV, sitimegalovirus, herpes simplek.ξ Karsinoma payudara.b. Bayiξ Bayi kejang.ξ Sakit berat pada jantung.ξ Bayi yang memerlukan pengawasan intensif.ξ Catat bawaan sehingga tidak mampu menyusu.

G. PERSYRARATAN RAWAT GABUNG YANG IDEALa. Bayiξ Ranjang bayi tersendiri yang mudah terjangkau dan dilihat oleh ibu.ξ Bagi yang memerlukan tersedia rak bayi.ξ Ukuran tempat tidur anak 40 x 60 cm.b. Ibuξ Ukuran tempat tidur 90 x 200 cm.ξ Tinggi 90 cm.c. Ruangξ Ukuran ruang untuk satu tempat tidur 1,5 x 3 m.ξ Ruang dekat dengan ruang petugas (bagi yang masih memerlukan perawatan).d. Saranaξ Lemari pakaian.ξ Tempat mandi bayi dan perlengkapannya.ξ Tempat cuci tangan ibu.ξ Setiap kamar mempunyai kamar mandi ibu sendiri.ξ Ada sarana penghubung.ξ Petunjuk/sarana perawatan payudara, bayi dan nifas, pemberian makanan pada bayi dengan bahasa yang sederhana.ξ Perlengkapan perawatan bayi.e. Petugasξ Rasio petugas dengan pasien 1 : 6.ξ Mempunyai kemampuan dan ketrampilan dalam pelaksanaan RG.

H. MODEL PENGATURAN RUANGAN RAWAT GABUNGa. satu kamar dengan satu ibu dan anaknya.b. empat sampai lima orang ibu dalam 1 kamar dengan bayi pada kamar yang lain bersebelahan dan bayi dapat diambil tanpa ibu harus meninggalkan tempat tidurnya.c. beberapa ibu dalam 1 kamar dan bayi dipisahkan dalam 1 ruangan kaca yang kedap udara.d. model dimana ibu dan bayi tidur di atas tempat tidur yang sama.

e. bayi di tempat tidur yang letaknya disamping ibu.

I. KEUNTUNGAN & KERUGIANa. Keuntunganξ Menggalakkan penggunaan ASI.ξ Kontak emosi ibu dan bayi lebih dini dan lebih erat.ξ Ibu segera dapat melaporkan keadaan-keadaanbayi yang aneh.ξ Ibu dapat belajar merawat bayi.ξ Mengurangi ketergantungan ibu pada bidan.ξ Membangkitkan kepercayaan diri yang lebih besar dalam merawat bayi.ξ Berkurangnya infeksi silang.ξ Mengurangi beban perawatan terutama dalam pengawasan.b. Kerugianξ Ibu kurang istirahat.ξ Dapat terjadi kesalahan dalam pemberian makanan karena oengaruh orang lain.ξ Bayi bisa mendapatkan infeksi dari pengunjung.ξ Pada pelaksanaan ada hambatan tekhnis/fasi

Marlina Azis, Amd. Keb: KONSEP ASUHAN NEONATUS,BAYI DAN ANAK BALITA

http://marlinaazis.blogspot.com/2012/01/konsep-asuhan-neonatusbayi-dan-anak.html

ocw.usu.ac.id/course/download/1110000106-reproductive-system/rps138_slide_kelainan_kongenital_pada_sistem_reproduksi_dan_masalah_interseks.pdf

http://www.slideshare.net/JokoWiwied/1-pengantar-ginekologi PENGANTAR GINEKOLOGI Dr. JOKO PRANOTO

fkep.unand.ac.id/images/Kesehatan_Reproduksi_dan_Masalah_Ginekologi.ppt

www.iaui.or.id/ast/file/pediatric_urology.doc