konsep asuhan keperawatan hipertiroid

17
Konsep Asuhan Keperawatan A. Pengkajian Pre Operatif 1. Persepsi kesehatan Pengetahuan tentang sifat penyakit dan efek samping obat. 2. Nutrisi metabolik Perubahan asupan makanan, seperti nafsu makan dan asupan makanan bertambah, berat badan menurun. 3. Eliminasi Perubahan eliminasi feses, frekuensi BAB meningkat atau berkali-kali. Setiap habis makan cenderung untuk berak, urine dalam jumlah banyak. 4. Aktivitas dan latihan Mengalami sakit dada/angina, takikardia walaupun waktu istirahat, disritmia, dan murmur mengalami dispnea ketika melakukan aktivitas/istirahat otot lemah, kecelakaan berat, atrofi otot. 5. Istirahat tidur Insomnia. 6. Kognitif sensori Mengeluh gangguan penglihatan mata cepat lelah, penglihatan kabur, lid-lag, nyeri orbital, eksoftalmus. 7. Mekanisme koping

Upload: elfrita-agustina-harahap

Post on 10-Nov-2015

17 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

baca aja kalo mau

TRANSCRIPT

Konsep Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian Pre Operatif1. Persepsi kesehatan Pengetahuan tentang sifat penyakit dan efek samping obat. 2. Nutrisi metabolik Perubahan asupan makanan, seperti nafsu makan dan asupan makanan bertambah, berat badan menurun. 3. Eliminasi Perubahan eliminasi feses, frekuensi BAB meningkat atau berkali-kali. Setiap habis makan cenderung untuk berak, urine dalam jumlah banyak. 4. Aktivitas dan latihan Mengalami sakit dada/angina, takikardia walaupun waktu istirahat, disritmia, dan murmur mengalami dispnea ketika melakukan aktivitas/istirahat otot lemah, kecelakaan berat, atrofi otot. 5. Istirahat tidur Insomnia. 6. Kognitif sensori Mengeluh gangguan penglihatan mata cepat lelah, penglihatan kabur, lid-lag, nyeri orbital, eksoftalmus. 7. Mekanisme koping Emosi labil, mengalami stress yang berat baik emosional maupun fisik, kondisi psikologis. 8. Hubungan seks Penurunan libido, hipomenorea, amenorea dan impoten. 9. Konsep diri Percaya diri kurang karena perubahan fisik seperti pada mata.

B. Pengkajian Post Operatif 1. Pola persepsi kesehatan Pengetahuan tentang sifat penyakit dan efek samping obat. 2. Nutrisi metabolik Kesulitan menelan, lebih menyukai makanan lunak.3. Eliminasi Perubahan eliminasi feses, frekuensi BAB meningkat atau berkali-kali. Setiap habis makan cenderung untuk berak, urine dalam jumlah banyak. 4. Aktivitas latihan Kesulitan bernapas, lemah, denyut nadi menurun dan tekanan darah menurun. 5. Istirahat Insomnia. 6. Kognitif sensori Perubahan suara, nyeri. 7. Mekanisme koping Khawatir/cemas.

C. Diagnosa & Intervensi Pre Operatif

NoDXTujuanKriteria HasilIntervensiRasional

1Cemas/ansietas berhubungan dengan stressSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan : Pasien akan mengenali dan mengatasi ansietas yang berhubungan dengan pembedahan secara efektifa. Kemampuan untuk menghilangkan atau mengurangi perasaan khawatir dan terganggub. Tampil santai dapat beristirahat dengan cukupc. Dapat mengkomunikasikan perasaan negatif secara tepat1. Sediakan waktu kunjungan oleh personel kamar operasi sebelum pembedahan jika memungkinkan2. Informasikan pasien/orang terdekat tentang peran advokat perawat intra operasi3. Identifikasi tingkat rasa takut yang mengharuskan dilakukannya penundaan prosedur pembedahan4. Beritahu pasien kemungkinan dilakukannya anestesi lokal atau spiral dimana rasa pusing atau mengantuk mungkin saja terjadi5. Berikan petunjuk/penjelasan yang sederhana pada pasien yang tenang.6. Rujuk pada perawatan oleh rohaniawan/spiritual, spesialis klinis perawat psikiatri, konseling, psikiatri jika diperlukan7. Berikan obat sesuai petunjuk, misalnya zat-zat sedatif, hipnotis, tranguilizer IV1. Dapat menjamin dan meredakan keresahan pasien dan juga menyediakan informasi untuk perawatan intra operasi formulatif2. Kembangkan rasa percaya/hubungan, turunkan rasa takut kehilangan kontrol pada lingkungan yang asing3. Mengidentifikasi rasa takut yang berlebihan atau terus menerus akan mengakibatkan reaksi stres yang berlebihan, resiko potensial dari pembalikan reaksi terhadap prosedur/zat-zat anestesi4. Mengurangi arsietas/rasa takut bahwa pasien mungkin melihat prosedur5. Suara gaduh dan keributan akan meningkatkan ansietas6. Konseling profesional mungkin dibutuhkan pasien untuk mengatasi rasa takut7. Untuk meningkatkan tidur malam hari sebelum pembedahan, meningkatkan kemampuan koping

2Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan benda asing di jalan napasSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan : Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang paten dan dapat mengeluarkan sekresi secara efektifa. Mempunyai jalan napas yang patenb. Mengeluarkan sekresi secara efektifc. Mempunyai irama/frekuensi pernapasan dalam rentang yang normal (RR: 16-20 x/menit)d. Mampu mendeskripsikan rencana untuk perawatan di rumah1. Pantau frekuensi pernapasan, kedalaman dan kerja pernapasan2. Auskultasi suara napas, catat adanya suara ronkhi3. Bantu dalam perubahan posisi latihan napas dalam dan batuk efektif sesuai indikasi4. Selidiki keluhan kesulitan menelan, penumpukan sekresi oral1. Pernapasan secara normal kadang-kadang tepat, tetapi berkembangnya distres pada pernapasan merupakan indikasi kompresi trakea karena edema2. Ronkhi merupakan indikasi dengan adanya obstruksi/spasme laringeal yang membutuhkan evaluasi dan intervensi yang cepat3. Mempertahankan kebersihan jalan napas dan ventilasi. Namun batuk tidak dianjurkan dapat menimbulkan nyeri yang berat4. Merupakan indikasi edema/perdarhan yang membeku pada jaringan sekitar daerah operasi

3Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak mampu dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena faktor biologiSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan : Pasien akan menunjukkan berat badan yang stabila. Menyatakan keinginan untuk mengikuti dietb. Toleransi terhadap diet yang dianjurkanc. Mempertahankan massa tubuh dan berat badan dalam batas normal1. Pantau masukan makanan setiap hari. Dan timbang berat badan setiap hari serta laporkan adanya penurunan2. Dorong pasien untuk makan dan meningkatkan jumlah makan dan juga makanan kecil dengan menggunakan kalori yang mudah dicerna3. Hindari pemberian makanan yang dapat meningkatkan peristaltik usus (misal teh, kopi, dan makanan berserat lainnya) dan cairan menyebabkan diare dan gangguan absorbsi nutrisi yang diperlukan4. Berikan obat sesuai indikasi: glukosa, vitamin B kompleks 1. Penurunan berat badan terus-menerus dalam keadaan masukan kalori yang cukup merupakan indikasi kegagalan terhadap terapi tiroid2. Membantu menjaga pemasukan kalori cukup tinggi untuk menambahkan kalori tetap tinggi pada penggunaan kalori yang disebabkan oleh adanya hipermetabolik3. Peningkatan motilitas saluran cerna dapat mengakibatkan diare dan gangguan obsorbsi nutrisi yang diperlukan4. Diberikan untuk memenuhi kalori yang diperlukan dan mencegah atau mengatasi hipaglikemia

Discharge Planning :1. Jelaskan pada klien dan keluarga tentang keharusan untuk istirahat relaksasi dan asupan nutrisi 2. Informasikan yang spesifik mengenai kunjungan tindak lanjut ke dokter atau klinik harus disampaikan karena hal ini penting untuk memantau keadaan tiroid pasien 3. Pasien dan keluarga harus sudah mengetahui tanda-tanda serta gejala komplikasi yang dapat terjadi yang harus dilaporkan

D. Diagnosa & Intervensi Post Operatif

NoDXTujuanKriteria HasilIntervensiRasional

1Nyeri akut berhubungan dengan cedera fisikSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan : Pasien dapat melaporkan nyeri hilang atau terkontrolDapat menunjukkan / melaporkan nyeri secara verbal atau non verbal dibuktikan dengan indikator1. Kaji tanda-tanda adanya nyeri baik verbal maupun non verbal, catat lokasi intensitas (skala 0-10) dan lamanya2. Letakkan pasien dalam posisi semi fowler dan sokong kepala/leher dengan bantal pasir atau bantal kecil3. Pertahankan bel pemanggil dan barang yang sering digunakan dalam jangkauan yang mudah1. Bermanfaat dalam mengevaluasi nyeri, menentukan pilihan intervensi2. Mencegah hiperekstensi leher dan melindungi integritas garis jahitan3. Membatasi ketegangan, nyeri otot pada daerah operasi

2Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasifSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan : Pasien dapat terhindar dari ancaman aktual, pribadia. Pasien terbebas dari tanda atau gejala infeksib. Pasien menunjukkan hygiene pribadi yang adekuatc. Faktor resiko infeksi akan hilang dengan dibuktikan oleh keadekuatan status imun pasiend. Mengindikasikan status gastrointestinal, pernapasan, genitourinaria, dan imun dalam batas normal1. Tetapkan pada fasilitas, kontrol infeksi, sterilisasi dan prosedur/kebijakan aseptik2. Uji kesterilan semua peralatan3. Siapkan lokasi operasi menurut prosedur khusus4. Identifikasi gangguan pada teknik aseptik dan atasi dengan segera pada waktu terjadi5. Tampung cairan/sisa terkontaminasi pada tempat-tempat tertentu di dalam ruang operasi dan kemudian dibuang sesuai dengan metode pembuangan yang telah ditetapkan rumah sakit6. Sediakan pembalut yang steril7. Kolaborasi melakukan irigasi luka yang banyak, misalnya salin, air, antibiotik atau antiseptik8. Kolaborasikan berikan antibiotik sesuai petunjuk1. Tetapkan mekanisme yang dirancang untuk mencegah infeksi2. Benda-benda yang dipaket mungkin tampak steril, meskipun demikian, setiap harus secara teliti diperiksa kesterilannya, adanya kerusakan pada pemaketan, efek lingkungan pada paket dan teknik pengiriman3. Minimalisir jumlah bakteri pada lokasi operasi4. Kontaminasi dengan lingkungan/kontak personal akan menyebabkan daerah yang steril menjadi tidak steril sehingga dapat meningkatkan risiko infeksi5. Penampungan dan cairan tubuh, jaringan dan sisa-sisa dalam kontak dengan luka/pasien yang terinfeksi akan mencegah penyebaran infeksi pada lingkungan/pasien lainnya/personil6. Mencegah kontaminasi lingkungan pada luka yang baru7. Pada intraoperasi untuk mengurangi jumlah bakteri pada lokasi dan pembersihan luka debris, misalnya tulang, jaringan iskemik, kontaminan usus, toksin8. Dapat diberikan secara profilaksis bila dicurigai terjadinya infeksi atau kontaminasi

3Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan mukus banyakSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan : Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang paten dan dapat mengeluarkan sekresi secara efektifa. Mempunyai jalan napas yang patenb. Mengeluarkan sekresi secara efektifc. Mempunyai irama dan frekuensi pernapasan dalam rentang yang normal (RR: 16-20 k/menit)d. Mampu mendeskripsikan rencana untuk perawatan di rumah1. Pantau frekuensi pernapasan, kedalaman dan kerja pernapasan2. Auskultasi suara napas, catat adanya suara ronkhi3. Waspadakan pasien untuk menghindari ikatan pada leher menyokong kepala dengan bantal4. Bantu dalam perubahan posisi latihan napas dalam dan/batuk efektif sesuai indikasi5. Selidiki keluhan kesulitan menelan, penumpukan sekresi oral1. Pernapasan secara normal kadang-kadang cepat, tetapi berkembangnya distres pada pernapasan merupakan indikasi kompresi trakea karena edema atau pernapasan2. Ronki merupakan indikasi adanya obstruksi/spasme laringeal yang membutuhkan evaluasi dan intervensi yang cepat3. Menurunkan kemungkinan tegangan pada daerah luka karena pembedahan4. Mempertahankan kebersihan jalan napas dan ventilasi, namun batuk tidak dianjurkan dan dapat menimbulkan nyeri yang berat hal itu perlu untuk membersihkan jalan napas5. Merupakan indikasi edema/perdarahan yang membeku pada jaringan sekitar daerah operasi

Discharge Planning :1. Ajarkan cara menyangga leher dengan kedua belah tangan untuk mengurangi tarikan pada luka insisi sesudah pembedahan 2. Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang keharusan untuk istirahat, relaksasi dan asupan nutrisi 3. Anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas yang tidak banyak menimbulkan regangan pada luka insisi serta jahitannya