konsep

25
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diri (self) adalah hubungan kita yang paling intim, jelasnya salah satu dari aspek terpenting pengalaman hidup kita, namun yang paling sulit didefinisikan. Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan aktualisasi orang tersebut. Manusia sebagai organisme yang memiliki dorongan untuk berkembang. Perkembangan yang berlangsung kemudian membantu pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai pengertian konsep diri, komponen konsep diri, stresor yang mempengaruhi konsep diri, pengaruh keluarga pada perkembangan konsep diri, pengaruh perawat pada konsep diri, dan asuhan keperawatn pasien dengan gangguan konsep diri. Tujuan penyajian makalah ini adalah sebagai bagian dari metode pembelajaran di STIKes WIRA MEDIKA PPNI Bali dan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai konsep diri. Pemahaman dan pendalaman yang lebih baik akan membantu dalam menambah wawasan mengenai konsep diri. B. Permasalahan 1. Apakah pengertian dari konsep diri? 2. Apakah komponen dari konsep diri? 3. Apakah stresor yang mempengaruhi konsep diri? ILMU KEPERAWATAN DASAR 3 1

Upload: dezuka-sary

Post on 27-Jan-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: konsep

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diri (self) adalah hubungan kita yang paling intim, jelasnya salah satu dari

aspek terpenting pengalaman hidup kita, namun yang paling sulit didefinisikan. Konsep

diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan aktualisasi orang

tersebut. Manusia sebagai organisme yang memiliki dorongan untuk berkembang.

Perkembangan yang berlangsung kemudian membantu pembentukan konsep diri individu

yang bersangkutan.

Dalam makalah ini akan dibahas mengenai pengertian konsep diri, komponen

konsep diri, stresor yang mempengaruhi konsep diri, pengaruh keluarga pada

perkembangan konsep diri, pengaruh perawat pada konsep diri, dan asuhan keperawatn

pasien dengan gangguan konsep diri. Tujuan penyajian makalah ini adalah sebagai bagian

dari metode pembelajaran di STIKes WIRA MEDIKA PPNI Bali dan untuk mengetahui

lebih lanjut mengenai konsep diri. Pemahaman dan pendalaman yang lebih baik akan

membantu dalam menambah wawasan mengenai konsep diri.

B. Permasalahan

1. Apakah pengertian dari konsep diri?

2. Apakah komponen dari konsep diri?

3. Apakah stresor yang mempengaruhi konsep diri?

4. Bagaiaman pengaruh keluarga pada perkembangan konsep diri?

5. Bagaimana pengaruh perawat pada konsep diri klien?

6. Bagaimana asuhan keperawatan pasien dengan gangguan konsep diri?

C. Tujuan dan Manfaat

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok yang di berikan

oleh dosen mata kuliah IDK II dan untuk menambah wawasan tentang pengertian konsep

diri dan komponen dari konsep diri.

ILMU KEPERAWATAN DASAR 3 1

Page 2: konsep

D. Metode

Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah kepustakaan dan media kepustakaan

lainnya.

ILMU KEPERAWATAN DASAR 3 2

Page 3: konsep

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Konsep Diri

Konsep diri adalah pengetahuan individu tentang diri (mis. “saya kuat dalam

matematika”) (Wigfield & Karpathian; 1991). Konsep diri adalah citra subjektif dari

diri dan percampuran yang kompleks dari perasaan, sikap dan persepsi bawah sadar

maupun sadar. Konsep diri memberikan kita kerangka acuan yang mempengaruhi

manajemen kita terhadap situasi dan hubungan kita dengan orang lain.

Menurut Stuart dan Sundeen, ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan

konsep diri. Faktor – faktor tersebut terdiri dari :

1. Teori perkembangan

Konsep diri belum ada waktu lahir, kemudian berkembang secara bertahap sejak

lahir seperti mulai mengenal dan membedakan dirinya dan orang lain. Dalam

melakukan kegiatannya memiliki batasan diri yang terpisah dari lingkungan dan

berkembang melalui kegiatan eksplorasi lingkungan melalui bahasa, pengalaman

atau pengenalan tubuh, nama panggilan, pangalaman budaya dan hubungan

interpersonal, kemampuan pada area tertentu yang dinilai oleh diri sendiri atau

masyarakat serta aktualisasi diri dengan merealisasi potensi yang nyata.

2. Significant Other ( orang yang terpenting atau yang terdekat )

Dimana konsep diri dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain,

belajar diri sendiri melalui cermin orang lain yaitu dengan cara pandangan diri

merupakan interprestasi diri pandangan orang lain terhadap diri, anak sangat

dipengaruhi orang yang dekat, remaja dipengaruhi oleh orang lain yang dekat

dengan dirinya, pengaruh orang dekat atau orang penting sepanjang siklus hidup,

pengaruh budaya dan sosialisasi.

3. Self Perception ( persepsi diri sendiri )

Yaitu persepsi individu terhadap diri sendiri dan penilaiannnya, serta persepsi

individu terhadap pengalamannya akan situasi tertentu. Konsep diri dapat dibentuk

melalui pandangan diri dan pengalaman yang positif. Sehingga konsep diri

ILMU KEPERAWATAN DASAR 3 3

Page 4: konsep

merupakan aspek yang kritikal dan dasar dari perilaku individu. Individu dengan

konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih efektif, yang dapat dilihat dari

kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan.

Sedangkan konsep diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan individu dan sosial

yang terganggu.

B. Komponen Konsep Diri

1. Gambaran Diri/ Citra Tubuh (Body Image)

Gambaran diri adalah sikap atau cara pandang seseorang terhadap tubuhnya

secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaaan tentang

ukuran, bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang

secara berkesinambungan di modifikasi dengan pengalaman baru setiap individu.

Citra tubuh meliputi perilaku yang berkaitan dengan tubuh, termasuk

penampilan, struktur, dan fungsi fisik.rasa terhadap citra tubuh termasuk semua

yang berkaitan dengan seksualitas, feminitas dan maskulinitas, berpenampilan

muda, kesehatan, dan kekuatan. Gambaran mental tidak selalu sama dengan

struktur atau penampilan fisik aktual seseorang. Beberapa penyimpangan citra

tubuh berhubungan dengan gangguan psikologis, seperti anoreksia nervosa.

Penyilmpangan lain yang timbul sebagai hasil akibat kejadian yang bersifat

situasional adalah kehilangn atau perubahan pada bagian tubuh.

Pertumbuhan kognitif dan perkembangan fisik juga mempengaruhi citra tubuh.

Perubahan perkembangan yang normal seperti pubertas dan proses penuaan lebih

memiliki pengaruh yang nampak pada citra tubuh dibandingkan aspek lain dari

konsep diri. Perkembangan organ kelamin sekunder dan perubahan dalam distribusi

lemak tubuh memiliki dampak yang lebih jelas pada konsep diri dari seorang

remaja. Perubahan yang berhubungan dengan proses penuaan (seperti keturuna di

wajah, rambut putih, dan penurunan ketajaman penglihatan, pendengaran dan

mobilitas) juga mempengaruhi citra tubuh pada individu yang berusia lanjut. Nilai –

nilai seperti bentuk dan berat badan ideal begitu juga dengan sikap terhadap benda

tajam dan tato, merupakan dasar budaya. Masyarakat Amerika lebih menekankan

pada usia muda, kecantikan, dan keseluruhan. Budaya Barat telah

menyosialisasikan untuk takut terhadap proses penuaan normal, sedangkan budaya

ILMU KEPERAWATAN DASAR 3 4

Page 5: konsep

Timur memandang proses penuaan secara lebih positif dan menghormati individu

usia lanjut. Masalah citra tubuh sering berhubungan dengan gangguan konsep diri

dan harga diri.

2. Ideal Diri ( Self Ideal )

Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku

berdasarkan standart, aspirasi, tujuan atau penilaian personal tertentu. Standart

dapat berhubungan dengan tipe orang yang akan diinginkan atau sejumlah aspirasi,

cita – cita, nilai – nilai yang ingin dicapai. Ideal diri akan mewujudkan cita – cita

dan harapan, nilai – nilai yang ingin dicapai berdasarkan norma sosial ( keluarga,

budaya) dan kepada siapa ingin dilakukan.

3. Harga Diri ( Self esteem )

Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh

dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri.

Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan diri sendiri

tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan, kekalahan, dan kegagalan, tetap

merasa sebagai seorang yang penting dan berharga.

Harga diri merupakan perasaan individu secara keseluruhan tentang harga diri

atau pernyataan emosional dari konsep diri. Hal ini merupakan dasar dari evaluasi

diri karena mewakili keseluruhan pendapat tentang penghargaan atau nilai personal.

Harga diri bersifat positif saat sesorang merasa mampu, berguna, dan kompeten.

Harga diri seorang anak berhubungan dengan penilaian anak terhadap

efektivitasnya di sekolah, dalam keluarga, dan lingkungan masyarakatnya.

Secara umum, sesorang yang konsep dirinya mendekati ideal dirinya akan

memiliki harga diri yang tinggi, sedangkan seseorang yang konsep dirinya berbeda

jauh dengan idel dirinya akan memiliki harga diri yang rendah.

4. Peran ( Role Performance )

Peran adalah serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial

berhubungan dengan fungsi individu di berbagai kelompok sosial. Peran yang

ditetapkan adalah peran dimana seseorang tidak mempunyai pilihan. Peran yang

diterima adalah peran yang terpilih atau dipilih oleh individu.

Peran adalah sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang diharapkan dari seseorang

berdasarkan posisinya di masyarakat. Peran yang dimaksud mencakup peran

ILMU KEPERAWATAN DASAR 3 5

Page 6: konsep

sebagai orang tua, pengawas, atau teman dekat. Peran yang diikuti individu dalam

berbagai situasi mencakup sosialisasi terhadap harapan atau standar perilaku.

Polanya bersifat stabil dan berubah secara minimal selama masa dewasa. Individu

mengembangkan dan menjaga perilaku yang disetujui masyarakat melalui proses –

proses berikut ini.

a. Penguatan – pemadaman

Perilaku khusus menjadi biasa atau dihindari, tergantung apakah mereka setuju

dan diperkuat, atau diperkecil dan dihukum.

b. Hambatan

Individu belajar dalam menahan diri dari suatu perilaku, meskipun saat digoda

untuk ikut serta di dalamnya.

c. Substitusi

Individu menggantikan suatu perilaku dengan perilaku lainnya, yang

memberikan kepuasan personal yang sama.

d. Imitasi

Individu membutuhkan pengetahuan, keterampilan, atau perilaku dari anggota

masyarakat atau kelompok budaya.

e. Identifikasi

Individu memasukkan kepercayaan, perilaku, dan nilai – nilai dari model peran

ke dalam suatu ekspresi personal diri yang unik.

Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan dan

cocok dengan ideal diri. Posisi di masyarakat dapat merupakan stressor terhadap

peran karena struktur sosial yang menimbulkan kesukaran, tuntutan serta posisi

yang tidak mungkin dilaksanakan.

5. Identitas ( Identity )

Identitas adalah pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang bertanggung jawab

terhadap kesatuan, kesinambungan, konsistensi, dan keunikan individu. Identitas

meliputi perasan internal akan individualitas, menyeluruh, dan konsistensi sesorang

pada waktu dan situasi yang berbeda. Mempunyai konotasi otonomi dan meliputi

persepsi seksualitas seseorang. Pembentukan identitas dimulai pada masa bayi dan

seterusnya berlangsung sepanjang kehidupan tapi merupakan tugas utama pada

masa remaja. Pada masa anak- anak, untuk membentuk identitas dirinya,

ILMU KEPERAWATAN DASAR 3 6

Page 7: konsep

anak harus mampu membawa semua perilaku yang di pelajari kedalam keutuhan

yang koheren, konsisten dan unik. Rasa identitas ini secara kontiniu timbul dan di

pengaruhi oleh situasi sepanjang hidup.

Pada masa remaja, banyak terjadi perubahan fisik, emosional, kognitif dan social.

Dimana dalam masa ini apabila tidak dapt memenuhi harapan dorongan diri pribadi

dan social yang membantu mendefinisikan tentang diri maka remaja ini dapat

mengalami kebingungan identitas. Seseorang dengan rasa identitas yang kuat akan

merasa terintegrasi bukan terbelah.

C. Stresor yang Mempengaruhi Konsep Diri

Stresor konsep diri adalah perubahan yang nyata atau dapat diterima yang mengecam

identitas, citra tubuh atau penampilan peran.

1. Stresor Identitas

Stresor akan mepengaruhi identitas sesorang sepanjang hidupnya, tapi biasanya

individu menjadi rentan pada masa remaja. Remaja berusaha menyesuaikan diri

terhadap perubahan fisik, emosional, dan mental akibat proses pamatangan, yang

menghasilkan ketidakamanan dan rasa cemas. Orang dewasa memilki identitas

yang lebih stabil dan lebih kuat dalam mengembangkan konsep diri. Kebingungan

identitas (identity confusion) timbul saat individu tidak dapat mempertahankan

kesadaran identitas personal yang bersih, konsisten, dan terus – menerus.

2. Stresor bagi Citra Tubuh

Perubahan dalam penampilan, struktur, atau fungsi tubuh memerlukan

penyesuaian citra tubuh. Persepsi indivisu terhadap perubahan dan kepentingan

bentuk tubuh relatif akan mempengaruhi kehilangan fungsi yang signifikan atau

perubahan dalam penampilan. Sebagai contoh, jika citra tubuh ideal seorang

wanita berhunungan dengan organ reproduksi, maka tindakan histerektomi yang

diperlukan dalam diagnosis kanker uterus akan menjadi perubahan yang signifikan

dan meneybabkan perasaan kehilangan rasa kewanitaan, baik secara

3. Stresor Harga Diri

Harga diri adalah rasa dihormati, diterima, kompeten, dan bernilai. Orang dengaan

harga diri rendah sering merasa tidak dicintai dan sering mengalami depresi dan

ansietas. Harga diri berfluktuasi sesuai dengan kondisi sekitarnya, meskipun inti

dasar dari perasaan negatif dan positif dipertahankan. Stresor yang mempengaruhi

ILMU KEPERAWATAN DASAR 3 7

Page 8: konsep

harga diri pada oorang dewasa mencakup ketidakberhasilan dalam pekerjaan dan

kegagalan dalam berhubungan.

4. Stresor Peran

Peran membentuk pola perilaku yang diterima secara sisoal yang berkaitan

dengan fungsi seorang individu dalam berbagai kelompok sosial. Sepanjang hidup

orang menjalani berbagai yag berkaitan dengan pertumbuhan dan maturasi

mengakibatkan transisi perkembangan.

5. Konflik Peran

Konflik peran adalah tidak adanya kesesuaian harapan peran (Broadweel, 1983).

Jika sesorang diharuskan untuk bersama menerima dua peran atau lebih yang

tidak konsisten, berlawanan, atau sangat eksklusif, maka dat terjadi konflik peran.

Misalnya wanita setengah baya mempunyai anak-anak remaja dan harus merawat

ornag tuannya di rumah.

Ada tiga jenis dasar konflik peran: interpersonal, antar-peran, dan peran

personal. Konflik interpersonal terjadi ketika satu orang atau lebih mempunyai

harapan yang berlawanan atau tidak cocok sevcara individu dalam peran tertentu.

Misalnya, teman dari seorang wanita dan ibunya mungkin mempunyai pernedaan

yang besar tentang bagaimana ia harus merawat anak-anaknya. Konflik antar-

peran terjadi ketika tekanan atau hatapan yang berkaitan denga satu peran

melawan tekanan atau harapan yang saling berkaitan. Seorang pria yang bekerja

10 sampai 12 jam shari mungkin akan mempunyai masalah jika istrinya

mengharapkan dirinya untuk berada di rumah bersama keluarga. Konflik peran

personal terjadi ketika tuntutan peran melanggar nilai personal individu.

Misalnya, seorang perawat yang menghargai peyelamatan hidup mengalami

konflik ketika dihadapkan pada merawat klien memilih untuk menolak tetapi

pendukung hidup.

6. Ambiguitas Peran

Ambiguitas peran mencakup harapan peran yang tidak jelas. Ketika terdapat

ketidakjelasan, maka orang menjadi ridak pasti apa yang harus dilakukan,

bagaimana harus melakukannya, atau keduannya. Situasi ini sering menegangkan

dan membingungkan. Ambiguitas peran umum terjadi pada masa remaja. Remaja

mendapat tekanan dari orangtua, teman sebaya, dan media untuk menerima peran

seperti orang dewasa, namun tetap dalam peran sebagai anak yang tergantung.

ILMU KEPERAWATAN DASAR 3 8

Page 9: konsep

7. Ketegangan Peran

Ketegangan peran perpasuan antara konflik peran dan ambiguitas peran.

Ketegangan peran dapat diekspresikan sebagai perasaan frustasi ketika seseorang

merasakan tidak adekuat atau merasa tidak sesuai dengan peran. Ketegangan

peran sering berkaitan dengan stereotip peran jender (Stuart & Sudden, 1991).

D. Efek Keluarga Pada Perkembangan Konsep Diri

Keluarga memainkan peran penting dalam menciptakan dan mepertahankan konsep

diri anggotannya. Anak-anak belajar dari orang tua dan saudara kandung rasa

mendasar tentang siapa mereka dan bagaimana mereka diharapkan untuk hidup.

Konsep diri yang negatif dapat terjadi pada anak-anak, bahkan ketika orang tua

mereka bermakna baik sekalipun. Orang tua yang kasar, tidak konsisten, atau

mempunyai hara diri rendah mungkin telah mempelajari pola ini dari orang tuannya,

dengan demikian menciptakan siklus yang mungkin sulit untuk diputuskan. Untuk

meperbaiki harga diri anak yang rendah, perawat pertama harus mengkaji gaya

hubungan keluarganya. Perubahan konsep diri menuntun kerja keras dan konsistensi,

yang disukung oleh seluruh staf keperawatan dan juga dokter.

E. Pengaruh Perawat Pada Konsep Diri Klien

Penerimaan perawat terhadap klien dengan perubahan konsep diri membantu

menstimulasi rehabilitasi yang positif. Klien yang penampilan fisiknya telah

mengalami perubahan dan yang harus beradaptasi terhadap citra tubuh yang baru,

hampir pasti baik klien maupun keluargannya akan melihat pada perawat dan

mengamati respons dan reaksi mereka terhadap situasi yang baru. Kesadaran diri amat

sangat penting dalam memahami dan menerima orang lain. Perawat yang merasa

aman dengan identitas dirinya sendri alan lebih cepat menerima dan dengan demikian

menguatkan identitas klien. Perawat harus berbicara dengan orang yang telah

mempunyai pengalaman dalam merawat dan rehabiltasi klien.

Raut wajah mengkerut atau cemberut secara tidak sengaja tampat saat melakukan

prosedur dapat memberikan pengaruh yang sangat besar pada klien. Perawat yang

menghindari klien harus mengenali bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Perilaku

nonverbal perawat membantu untuk menunjukkan tingkat kasih sayang yang ada bagi

klien. Jika perawat dapat menempatkan diri mereka pada posisi klien, mereka dapat

ILMU KEPERAWATAN DASAR 3 9

Page 10: konsep

melakukan tindakan untuk mengurangi rasa malu, frustasi, marah dan menyangkal.

Akan sangat menyenangkan untuk menunjukkan kasih sayang bagi klien yang

mengalami perubahan dramatis pada tubuhnya.

F. Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Konsep Diri

1. Pengkajian

a. Pengkajian Komponen konsep diri:

1) Citra diri, tanyakan tentang: Persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh

yang disukai dan tidak disukai.

2) Identitas diri, tanyakan tentang:

a) Status dan posisi klien sebelum dirawat

b) Kepuasan klien terhadap status dan posisinya (sekolah, tempat kerja,

kelompok).

c) Kepuasan klien sebagai laki-laki/ perempuan.

3) Peran diri, tanyakan tentang:

a) Peran/ tugas yang diemban dalam keluarga/ kelompok/ masyarakat.

b) Kemampuan klien dalam melaksanakan tugas/ peran tersebut.

4) Ideal Diri, tanyakan tentang:

a) Harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas/ peran.

b) Harapan klien terhadap lingkungan (keluarga, sekolah, tempat kerja,

masyarakat).

5) Harga Diri, tanyakan tentang:

a) Hubungan klien dengan orang lain sesuai dengan kondisi citra diri,

identitas diri, ideal diri, peran diri.

b) Penilaian/ penghargaan orang lain terhadap diri dan kehidupannya.

b. Kaji Faktor predisposisi gangguan konsep diri:

1) Faktor predisposisi gangguan harga diri.

a) orang tua yang kasar terhadap anak

b) orang tua yang membenci & tidak menerima

c) harapan orang tua yg tidak realistis

d) anak yang tidak menerima kasih sayang

e) tergantung pada orang lain

ILMU KEPERAWATAN DASAR 3 10

Page 11: konsep

Pola asuh yang salah: terlalu dilarang, terlalu dikontrol, terlalu dituruti,

terlalu dituntut dan tdk konsisten.

f) Persaingan saudara-saudara

g) Kesalahan & kegagalan yang berulang

h) Tidak mampu mencapai standar yang ditentukan.

2) Faktor predisposisi gangguan peran:

a) Transisi peran yang sering terjadi pada proses perkembangan & keadaan

sehat sakit

b) Ketergantungan peran, ketika individu menghadapi 2 peran yg

bertentangan secara terus menerus.

c) Keraguan peran, ketika individu kurang pengetahuannya tentang

harapan peran yang spesifik & bingung tentang tingkah laku peran yang

sesuai.

d) Peran yang terlalu banyak

3) Faktor predisposisi gangguan identitas diri:

a) orang tua yang selalu curiga pada anak

b) kontrol orang tua yang ketat pada remaja

c) tekanan teman sebaya

d) Perubahan struktur sosial

4) Faktor predisposisi gangguan citra diri:

a) Kerusakan/ kehilangan bagian tubuh (anatomi dan fisiologi).

b) Perubahan ukuran, bentuk dan penampilan tubuh (akibat pertumbuhan-

perkembangan & penyakit).

c) Proses patologik penyakit & dampaknya terhadap strukur dan fungsi

tubuh.

d) Prosedur pengobatan seperti: radiasi, kemoterapi, transplantasi.

c. Kaji Faktor presipitasi gangguan  konsep diri

Trauma emosi: penganiayaan fisik, seksual, psikologi pd masa anak-anak,

merasa terancam kehisupannya, menyaksikan kejadian berupa kejahatan.

1) Ketegangan peran

2) Perkembangan transisi

3) Situasi transisi peran

4) Transisi peran sehat-sakit

ILMU KEPERAWATAN DASAR 3 11

Page 12: konsep

5) Faktor psikologis

6) Faktor sosiologis

7) Faktor fisiologis

8) Persepsi klien terhadap ancaman

d. Kaji Perubahan Perilaku

Observasi perilaku/ penampilan klien : kebersihan, dandanan, pakaian

kemudian diskusikan dtg klien untuk mendapatkan pandangan diri klien.

Dengan bertanya:

1) Apakah ideal diri anda?

2) Apakah penampilan sesuai dengan ideal diri anda?

3) Apakah pencapaian ideal diri memberi kepuasan

4) Apakah klien menghargai kemampuannya?

5) Apakah klien menganggap kelemahan sebagai kekurangan

6) Jawaban dapat dibandingkan dengan hasil observasi.

Perilaku berhubungan dengan HDR:

1) Mengejek & mengkritik diri sendiri

2) Merendahkan/ mengurangi martabat

3) Rasa bersalah & kawatir

4) Manifestasi fisik

5) Menunda keputusan

6) Gangguan berhubungan

7) Merusak diri

8) Merusak/ melukai orang lain

Perilaku berhubungan dengan identitas diri kabur

1) Kode moral tidak dilakukan

2) Kontradiksi dengan ciri kepribadiannya

3) Eksploitasi hubungan interpersonal

4) Perasaan kosong

5) Perasaan tentag diri yg berfluktuasi

6) Kacau identitas seksual

7) Kecemasan yg tinggi

ILMU KEPERAWATAN DASAR 3 12

Page 13: konsep

8) Ideal diri tdk realistis

9) Tidak mampu berempati pada orang lain

10) Tidak ada/ kurang ciri keaslian diri

11) Kecintaan pada diri yang patologis

12) Masalah dalam hubungan intim

Perilaku berhubungan dengan depersonalisasi.

1) Afekstif

2) Persepsi

3) Kognitif

4) Perilaku

e. Kaji  mekanisme koping yang digunakan:

1) Kaji koping jangka pendek

2) Kaji koping jangka panjang

f. Masalah keperawatan yang mungkin muncul

1) Gangguan harga diri (HDR): situasional/ kronis

2) Gangguan citra tubuh

3) Ideal diri tidak realistis

4) Gangguan identitas personal

5) Perubahan penampilan peran

6) Ketidakberdayaan

7) Keputusasaan

8) Isolasi sosial: menaik diri

9) Risiko perilaku kekerasan

2. Diagnosa Keperawatan

a. Gangguan konsep diri: gambaran diri berhubungan dengan perubahan fisik/

kehilangan bagian tubuh.

b. Gangguan konsep diri: harga diri berhubungan dengan harapan diri yang tidak

relaistis

c. Gangguan konsep diri: identitas diri berhubungan dengan harapan orang tua

yang tidak relaistis

d. Gangguan konsep diri: peran diri berhubungan dengan menerima peran dan

pekerjaan baru dimayarakat.

ILMU KEPERAWATAN DASAR 3 13

Page 14: konsep

3. Perencanaan Keperawatan

a. Meningkatkan gambaran diri pasien, dengan cara:

1) Menciptakan hubungan saling percaya dengan cara mendorong pasien untuk

membicarakan perasaan tentang dirinya.

2) Meningkatkan interaksi sosial dengan cara membantu pasien untuk

menerima pertolongan dari orang lain, mendorong pasien untuk melakukan

aktivitas sosial, menerima keadaan dirinya dan lain-lain.

3) Bila terjadi perubahan/ kehilangan fungsi tubuh, berikan pemahaman ttg arti

kehilangan, mendorong pasien untuk bereaksi thd kehilangan dan menggali

alternatif yg nyata guna membantu mengatasi.

b. Meningkatkan harga diri pasien dengan cara:

1) Membantu pasien untuk mengurangi ketergantungan dengan bersikap

mendukung dan menerima.

2) Memberi kesadaran pasien akan pentingnya keinginan atau semangat hidup

yang tinggi.

3) Meningkatkan sensitifitas pasien terhadap dirinya dengan memberi

perhatian, membangun harga diri dengan memberi umpan balik positif atas

penyelesaian yang dicapai, menghargai privacy dan mendorong pasien

untuk melakukan latihan yang membangkitkan harga dirinya.

4) Membantu pasien mengekspresikan   pikiran dan perasaan dengan

mendorong untuk mengungkapkan perasaan baik    positif maupun negatif.

5) Memberi kesempatan untuk melakukan aktifitas sosial yang positif.

Mendorong pasien untuk berhubungan dengan teman,kerabat dekat dan

terlibat aktifitas sosial. Jangan biarkan pasien mengisolasi diri.

6) Memberi kesempatan mengembangkan ketrampilan sosial & vokasional

dengan mendorong sikap optimis dan berpartisipasi dalam segala aktifitas.

c.  Memperbaiki identitas diri pasien, dengan cara:

1) Mengenal diri sendiri sebagai bagian dari tubuh dan terpisah dengan orang

lain.

2) Mengakui seksualitasnya sendiri

3) Memandang berbagai aspek dalam dirinya sebagai suatu kesatuan

4) Menilai diri sendiri sesuai dengan penialain di masyarakat

ILMU KEPERAWATAN DASAR 3 14

Page 15: konsep

d. Meningkatakan atau memperbaiki peran pasien, dengan

cara:

1) Membantu meningkatkan kejelasan perilakudan pengetahuan yg sesuai dg

perannya.

2) Mempertahankan konsistensi thd peran yg dilakukan

3) Menyesuaikan antara peran yang diemban

4) Menyelaraskan antara budaya dan harapan terhadap perilaku peran.

4. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi terhadap masalah konsep diri secara umum dapat dinilai dari kemampuan

untuk menerima diri, menghargai diri, melakukan peran yang sesuai, mampu

menunjukkan identitas diri.

ILMU KEPERAWATAN DASAR 3 15

Page 16: konsep

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui

individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalalm berhubungan dengan orang

lain. Komponen dari konsep diri yaitu gambaran diri/ citra tubuh (Body Image), ideal diri

(Self Ideal), harga diri (Self esteem), peran ( Role Performance ), dan identitas (Identity).

Stresor yang Mempengaruhi Konsep Diri adalah stresori, stresor bagi citra tubuh, stresor

harga diri, stresor peran, konflik peran, ambiguitas peran dan ketegangan peran.

B. Saran

Dalam keterbatasan yang penulis miliki, tentunya makalah ini sangat jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, masukan / saran yang baik sangat diharapkan guna

memperbaiki dan menunjang proses belajar mengajar.

ILMU KEPERAWATAN DASAR 3 16

Page 17: konsep

DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perry.2010.Fundamenta of Nursing volume 2.Jakarta:EGC

Konsep Diri (Available) http://janewinarni.wordpress.com/2011/04/17/konsep-diri/ diunduh

pada pukul: 10.30 tanggal 11 Mei 2013

Askep Pasien Gangguan Konsep Diri (Available) http://beequinn.wordpress.com/nursing/

askep-pasien-gangguan-konsep-diri/diuduh pada pukul: 16.00 tanggal 27 Mei 2013

ILMU KEPERAWATAN DASAR 3 17