konsentrasi jurnalistik jurusan...
TRANSCRIPT
Analisis Berita Pernikahan Syekh Puji dengan Pendekatan
Framing Teori Robert N Etnman
(Studi Kasus Berita Kompas.Com dan Republika Online)
Disusun Oleh :
EMI SUMIATI
(105051102005)
KONSENTRASI JURNALISTIK
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2009
Analisis Berita Pernikahan Syekh Puji Dengan Pendekatan
Framing Teori Robert N Etnman
(Kasus Berita Kompas.Com dan Republika Online)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana S1 Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I.)
Oleh:
EMI SUMIATI
NIM: 105051102005
Di Bawah Bimbingan
Tan Tan Hermansah, M.Si
NIP: 150370228
KONSENTRASI JURNALISTIK
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYAHTULLAH
JAKARTA
1429 H./2009 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul ANALISIS BERITA PERNIKAHAN SYEKH PUJI DENGAN
PENDEKATAN FRAMING TEORI ROBERT N. ENTMAN (Kasus Berita Kompas.Com dan Republika Online) telah diujikan dalam sidang munaqasyah
Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 23 April 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Ilmu Sosial Islam (S. Sos.i) pada Program Studi Jurnalistik.
Jakarta, 23 April
2009
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota,
Sekretaris Merangkap Anggota,
Drs. Mahmud Jalal, MA Rubiyanah, MA
NIP: 150 202 342
NIP: 150 286 373
Anggota Penguji I Penguji II
Noor Bekti Negoro, SE, STP, M.Si Drs. Suhaimi, M.Si
NIP: 150 293 230
NIP: 150 270 810
Pembimbing
Tan Tan Hermansah, M.Si
NIP: 150370228
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah
Ciputat, 23
April 2009
Emi
Sumiati
Abstrak:
Analisis Berita Pernikahan Syekh Puji dengan Pendekatan Framing Teori
Robert N. Entman
(Kasus Berita Kompas.Com dan Republika Online)
(Emi Sumiati, 105051102005, Konsentrasi Jurnalistik)
Dalam teori komunikasi massa, analisis framing dipakai untuk membedah cara-
cara atau ideology media saat mengkonstruksi fakta. Analisis ini mencermati
strategi seleksi, penonjolan dan pertautan fakta ke dalam berita agar lebih
bermakna, lebih menarik, dan heboh berarti atau lebih diingat, untuk mengiring
interpretasi khalayak sesuai perspektif. Dengan kata lain framing adalah
pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang
digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Karenanya,
berita menjadi manipulatif dan bertujuan mendominasi keberadaan subjek
sebagai suatu yang legitimate, objektif, alamiah, wajar, atau tak terlakkan.
Lalu Bagaimana Kompas.Com dan Republika Online menyampaikan
pemberitaan pernikahan Syekh Puji dengan Lutfianah Ulfah? Dan bagaimana realitas masalah tersebut dikonstruksi olehKompas Cyber Media dan Republika
Online?
Mengenai pemberitaan ini, sikap mendukung, positif atau
negatif hanyalah efek dari bingkai yang dikembangkan oleh media.
Kompas.com dan Republika Online mengembangkan bingkai dan
konstruksi yang berbeda dalam kasus kontroversi pernikahan Syekh
Puji dengan Lutfianah Ufah. Pemberitaan dalam Koran Kompas
mengenai Jaringan peduli perempuan dan anak atau JPPA
melaporkan tindakan Syekh Puji ke Kepolisian. Tindakan Syekh Puji
menikahi anak perempuan di bawah umur dinilai merupakan
tindakan eksploitasi pada anak. Dan pada Koran Republika.
Polwitabes Semarang memeriksa tiga saksi dalam kasus kontroversi
pernikahan Syekh Puji dengan seorang gadis di bawah umur
bernama Lutfiana Ulfa.
Meneliti sebuah berita dalam media cetak haruslah teliti,
karena pemberitaan yang disampaikan oleh setiap media cetak
berbeda. Di sini realitas sosial dimaknai dan dikonstruksi dengan
makna tertentu. Petistiwa dipahami dengan bentukan tertentu.
Semua element tersebut tidak hanya bagian dari teknis jurnalistik,
tetapi menandakan bagaimana peristiwa dimaknai dan ditampilkan
oleh media cetak tersebut, sehingga dapat dimengerti dan dipahami
oleh khalayak.
Metodologi dalam penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif, dengan memakai pisau analisis Robert N. Etnman, karena
konsep mengenai framing dari Entman menggambarkan secara luas
bagaimana peristiwa dimaknai dan ditandakan oleh wartawan.
Wartawan memutuskan apa yang akan ia beritakan, apa yang
diliput dan apa yang harus dibuang. Define Problems (Pendefinisian
masalah). Diagnose Couses (Memperkirakan masalah atau sumber
masalah). Make moral judgement (Membuat keputusan moral).
Treatment recommendations (Menekankan penyelesaian).
Isu Pernikahan Syekh Puji ini menguak pada bulan Oktober
2008. yaitu pernikahan yang menimbulkan kontroversi, karena
Syekh Puji yang berumur (43th) menikahi gadis berumur (12).
Pernikahan ini dianggap tidak wajar karena di Indonesia selain
hukum agama juga ada hukum posistif yaitu Undang-Undang
Pernikahan yang harus kita patuhi.
Dengan meneliti berita pernikahan Syekh Puji pada
Kompas.com dan Republika Online kedua media online ini
menanggapi masalah tersebut sebagai masalah hukum, dan
mengidentifikasi bahwa Syekh Puji adalah penyebab masalah dalam
kasus ini. Oleh karena itu melalui JJPA tindakan Syekh Puji harus
segera di tindak lanjuti ke Kepolisian Jawa Tengah.
KATA PENGANTAR
Bissmilahirrahmannirrahhim.
Puji syukur penulis haturkan kepada Zat Allah SWT, atas limpahan karunia
dan ridho-Nya penulis dapat menempuh jenjang pendidikan sampai saat ini hingga
dapat menyelesaikan karya ilmiah guna mencapai gelar Sarjana Sosial Islam
(S.Sos.I)
Shalawat beserta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa umat dari jalan kesesatan menuju alam
peradaban, dari kegelapan menuju cahaya.
Dalam menyususn skripsi ini, penulis
menayadari betul bahwa tanpa adanya bantuan
dari berbagai pihak, penulis tidak dapat
menyelesaikan karya ini dengan baik, semua
berkat arahan, bimbingan, bantuan, petunjuk
serta motivasi dari semua pihak yang diberikan
kepada penulis untuk dapat menyelesaikan
skripsi ini pada Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam, Program Studi Konsentrasi
Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Komunikasi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Selanjutnya, pada kesempatan yang baik ini, penulis menyampaikan banyak
terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Dr. Murodi M. A. Selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
2. Drs. Mahmud Jalal, MA. Selaku Pembatu Dekan bidang Kepegawaian
3. Dr. Arief Subhan M. A. Selaku Pembantu Dekan Bidang Akademik
4. Drs. Studi Rizal LK. MA. Selaku Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan.
5. Drs. Suhaimi, M. Si. Selaku Ketua Konsentrasi Jurnalistik, dan Rubiyanah,
M. A. selaku Sekretaris Konsentrasi Jurnalistik yang telah memberikan
banyak pengarahan kepada penulis tentang jurusan.
6. Drs. Tan Tan Hermansah, M. Si. Selaku Pembimbing yang telah banyak
mencurahkan bimbingan, arahan , petunjuk, dan pemikirannya kepada
penulis di sela-sela kesibukan beliau.
7. Para Dosen, Karyawan, dan Staf Tata Usaha Fakultas Dakwah dan
Komunikasi, dan juga seluruh staf pengurus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
8. Para staf informasi data Republika dan pusat informasi Kompas, terima kasih
atas data dan informasinya
9. Kepada kedua orangtua yang ku cintai, yang selalu membimbing ku dari
kecil hingga sekarang Ibunda dan Ayahanda yang selalu memberikan kasih
sayang yang berlimpah dan tiada terbalas, hanya Doaku kepada Allah SWT
semoga Ridho-Nya selalu menyertai Ibunda dan Ayahanda Tercinta.
10. Kakak-kakak ku terima kasih atas segala doa dan bantuannya, jasanya takkan
pernah terlupakan
11. Yang selalu memberikan support dan dukungan penuh yang sangat berarti
bagi penulis, calon suami-ku Elyas S.Kom. sebagai tempat berkeluh kesah
selama mengalami kesulitan dalam merampungkan skripsi ini, terima kasih
atas segala waktu dan perhatiannya.
12. Sahabat-sahabat ku, Feby, Nia, Ican, Irma, Haia, Ummu, Fika, Yefhy, Nisa,
Maya, Angga, Tedy, Ipin, alfan, dll, yang tidak bisa ku sebutkan satu persatu,
semoga persahabatan kita tidak sampai disini. Terus berjuang sahabat,
menuju wisuda. Success for all u’r thesis friends!!!!!.
13. Teman-teman Konsentrasi Jurnalistik (2005) khususnya KM Jurnalistik
Lukman Alhakim, beserta adik-adik kelas konsentrasi Jurnalistik dan kawan-
kawan KKS Ciwidey Bandung, 2008. Beserta teman-teman dari Kessos,
KPI, BPI, MD, dan PMI
14. Untuk semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi
ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu tanpa mengurangi rasa hormat,
penulis mengucapkan terima kasih yang begitu besar, mohon maaf apabila
ada kesalahan yang pernah penulis lakukan, semoga apa yang telah
dilakukan adalah hal terbaik dan hanya Allah yang dapat membalas segala
kabaikan dengan balasan yang setimpal. Amin…..
Akhirnya penulis hanya mampu mengucapkan terima kasih yang sedalam-
dalamnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu dan memberi
pelajaran hidup kepada penulis. Semoga Allah SWT semakin menambah
karunia-Nya kepada kita semua. Terima Kasih atas segalanya dan mohon atas
segala kekhilafan. Dan akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk para
pembaca, dan khususnya penulis. Amin!!!!
Wassalam
Jakarta, 23 April 2009
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK………………………………………………………………………… i KATA PENGANTAR……………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………… v DAFTAR TABEL…………………………………………………………………
vii
BAB I
PENDAHULUAN……………………………………
…………… 1
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………….. 1
B. Rumusan dan Batasan Masalah………………………………………... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………………………… 5
D. Metodologi Penelitian…………………………………………………. 6
E. Tinjauan Kepustakaan….……………………………………………… 10 F. Sistematika Penulisan………………………………………………….. 12
BAB II KERANGKA
TEORITIS………………………………………… 13
A. Analisis Framing Teori Robert N. Etnman…………………………….. 13 B. Berita…………………………………………………………………… 18
1. Pengertian Berita…………………………………………………… 18
2. Berita, Nilai Berita, dan Kategori Berita…………………………... 26
3. Pengertian Media Cetak……………………………………………. 28
4. Pengertian Media Online…………………………………………... 30
C. Media Mengakonstruksi Berita………………………………………… 38
D. Pengertian Perkawinan…………………………………………………. 45
BAB III BERITA PERNIKAHAN SYEKH PUJI DI
MEDIA ONLINE.. 49
A. Berita Kompas.com……………………………………………………. 49 B. Berita Republika Online……………………………………………….. 49
C. Perbandingan Berita Syekh Puji Di Media Online…………………….. 50
E. Sekilas Profil Kompas dan Republika…………………………………. 52
1. Kompas.Com………………………………………………………. 52
a. Visi dan Misi Kompas…………………………………………… 53
b. Alamat Redaksi Kompas………………………………………… 55
2. Republika Online…………………………………………………... 55
a. Visi dan Misi Republika ………………………………………… 57
b. Alamat Redaksi Republika………………………………………. 59
BAB IV ANALISIS BERITA DENGAN PENDEKATAN
FRAMING… 60
A. Temuan Analisis Frame Kompas.com…………………………………. 60 B. Temuan Analisis Frame Republika Online…………………………….. 64
C. Perbandingan Analisis Frame Media Online…………………………... 70
BAB V
PENUTUP……………………………………………
……………. 73
A. Kesimpulan…………………………………………………………….. 73
B. Saran-saran……………………………………………………………... 75
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………
………... 77
LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………………….. 80
DAFTAR TABEL
Tabel : Hal:
1. Tabel 1 :
Perangkat Framing dalam dua dimensi besar : seleksi isu dan penekanan atau
penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas / isu……………………..15
2. Tabel 2 :
Kerangka Berfikir Robert. N Etnman Terhadap Peristiwa Yang Diwacanakan Dalam Model Framing…………………………………………16
3. Tabel 3 :
Perbedaan Teknis Media Cetak dengan Media Online....................................31
4. Tabel 4 :
Perbandingan Berita Pernikahan Syekh Puji di Media Online.......................51
5. Tabel 5 : Temuan Analisis Frame Kompas Cyber Media................................................62
6. Tabel 6 :
Temuan Analisis Frame Republika Online.......................................................67
7. Tabel 7 : Kesimpulan frame dari berbagai media online mengenai berita pernikahan Syekh
Puji.............................................................................................................70
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Jurnalisme berasal dari perkataan journal, artinya catatan harian, atau catatan
mengenai kejadian sehari-hari, atau bisa juga berarti surat kabar. Jurnalisme adalah
bidang disiplin dalam mengumpulkan, memastikan, melaporkan, dan menganalisis
informasi yang dikumpulkan mengenai kejadian sekarang, termasuk tren, masalah,
dan tokoh. Orang yang mempraktekkan kegiatan jurnalistik disebut jurnalis atau
wartawan.1
Media adalah agen konstruksi pesan. Fakta atau peristiwa yang ditulis
adalah hasil konstruksi. Bagi kaum konstruksionis realitas itu bersifat subjektif,
realitas itu hadir karena dihadirkan oleh konsep subjektif wartawan. Realitas
tercipta lewat konstruksi, sudut pandang tertentu. Realitas bisa berbeda-beda,
tergantung bagaimana konsepsi ketika realitas itu dipahami oleh wartawan yang
mempunyai pandangan yang berbeda-beda.2 Karena fakta itu diproduksi dan
ditampilkan secara simbolik, maka realitas tergantung pada bagaimana ia dilihat
dan bagaimana fakta tersebut dikonstruksi dalam kata-kata yang ekstrim, pikiran
dan konsep kitalah yang membentuk dan mengkreasikan fakta-fakta yang sama
bisa menghasilkan fakta yang berbeda-beda.
1 Hikmat Kusumaningrat, Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik Teori dan Praktik, (Bandung : Rosda
Karya, 2006) 2 Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta : LKIS, 2002), h.
19
Dalam perspektif komunikasi, analisis framing dipakai untuk membedah
cara-cara atau ideologi media saat mengkonstruksi fakta. Analisis ini
mencermati strategi seleksi, penonjolan dan pertautan fakta ke dalam berita agar
lebih bermakna, lebih menarik, dan heboh atau lebih diingat, untuk mengiring
interpretasi khalayak sesuai perspektif. Dengan kata lain, framing adalah
pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang
digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Cara
pandang atau perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa yang diambil,
bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan serta hendak dibawa kemana
berita tersebut3. Karenanya, berita menjadi manipulatif dan bertujuan
mendominasi keberadaan subjek sebagai suatu yang legitimate, objektif,
alamiah, wajar, atau tak terelakkan.4
Pertengahan Oktober 2008, berita nasional di Indonesia dihebohkan dengan
adanya pernikahan siri (bawah tangan) antara Pujiono Cahyo Widianto alias Syekh
Puji dengan Lutfiana Ulfah. Berita ini cukup mengejutkan, lantaran Syekh Puji yang
merupakan pengusaha lukisan kaligrafi dan juga pemilik Pondok Pesantren Miftahul
Jannah Pudjiono, Bedono, Jambu, Kabupaten Semarang, seorang lelaki berusia 43
tahun dan beristri, menikahi seorang gadis di bawah umur yang baru saja berusia 12
tahun.
Pernikahan antara Syekh Puji dengan Ulfah menuai kontroversi di masyarakat.
Lembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak dalam perlindungan anak menilai,
pernikahan tersebut seharusnya tidak terjadi. Karena, pernikahan tersebut dilakukan
3 Agus Sudibyo, Citra Bung Karno, Analisis Berita Pers Orde Baru (Yogyakarta : Bigraf Publishing,
1999), h. 23. 4 Nugroho, Eriyanto, Frans Sudiarsis, Politik Media Mengemas Berita, (Jakarta : Institut Studi Arus
Informasi, 1999), h. 21.
terhadap anak usia 12 tahun. Dalam Undang-Undang Tahun 1974 disebutkan bahwa,
batas minimal usia pernikahan seseorang adalah ketika pengantin perempuan berusia
minimal 16 tahun dan pengantin laki-laki minimal 19 tahun. Berdasarkan ketentuan
dalam Undang-Undang Tahun 1974 mengenai pernikahan, jelas Syekh Puji telah
melakukan pelanggaran. Menindak lanjuti pelanggaran tersebut, Komnas
Pelindungan Anak akhirnya melaporkan Syekh Puji ke Kepolisian Daerah Jawa
Tengah.
Berita mengenai pernikahan kontroversi Syekh Puji dan Ulfah, sempat
menjadi pemberitaan di berbagai media massa, baik itu media cetak maupun
elektronik. Di media online sendiri, antara Kompas Cyber Media dan Republika
Online sempat memberitakan kasus tersebut. Walaupun hanya beberapa kali
pemberitaan namun, kasus tersebut cukup menyita perhatian. Kompas Cyber Media
selama dua minggu terhitung tanggal 24 Oktober s/d 10 November 2008, tujuh kali
memberitakan kasus tersebut, yaitu MUI Minta Masyarakat Tak Ikut-ikutan Syekh
Puji (24 Oktober 2008), Polisi Harus Aktif Sikapi Tindakan Syekh Puji (25 Oktober
2008), Syekh Puji Dilaporkan ke Polda Jateng (27 Oktober 2008), Menag: Syekh
Puji Bisa Terkena Sanksi (27 Oktober 2008), Kak Seto Temui Syekh Puji (31
Oktober 2008), Syekh Puji Tetap Diproses Hukum (03 November 2008), Syekh Puji
Titipkan Istri ke Mertua (10 November 2008).
Sedangkan Republika Online hanya lima kali memberitakan kasus tersebut,
yaitu Pernikahan Syekh Puji, Polisi Periksa Tiga Saksi (29 Oktober 2008),
Powiltabes Mulai Periksa Saksi Pernikahan Bocah (29 Oktober 2008), Kapasitas
Pengacara Syekh Puji Dipertanyakan (30 Oktober 2008), Meutia Hatta: Harus ada
Sanksi Untuk Syekh Puji (30 Oktober 2008), Syekh Puji Minta Maaf dan Siap
Ceraikan Lutfianah (03 November 2008). Beberapa judul berita di atas dan juga
judul-judul lainnya serta pandangan kedua media cetak tersebut mengenai
pernikahan antara Syekh Puji dan Ulfah tampak menarik untuk diteliti.
Dengan latar belakang masalah tersebut, peneliti merasa tertarik untuk menulis
sebuah skripsi yang berjudul : Analisis Berita Pernikahan Syekh Puji dengan
Pendekatan Framing (Studi Kasus Berita Kompas Cyber Media dan Republika
Online).
B. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Dalam hal ini, peneliti membatasi masalah pada analisis framing berita
pernikahan antara Syekh Puji dan Ulfah pada media online, Kompas Cyber Media
dan Republika Online. Sedangkan untuk batasan waktu pemberitaannya, penelitian
ini mengambil sampel berita selama delapan belas hari yaitu, dari tanggal 24
Oktober s/d 10 November 2008. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis
framing model Robert N. Entman.
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka rumusan masalah yang akan
dibahas antara lain :
1. Bagaimana struktur teori framing Robert N. Etnman dalam berita
Pernikahan Syekh Puji dan Ulfah di Kompas Cyber Media dan Republika
Online ?
2. Bagaimana perbedaan proses framing Kompas Cyber Media dan Republika
Online mengenai pernikahan Syekh Puji dan Ulfah ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Dengan menggunakan analisis framing model Robert N. Entman, penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui struktur define problem, diagnoses causes, make
moral judgement, dan treatment recommendation antara Kompas Cyber Media dan
Republika Online dalam pemberitaan pernikahan Syekh Puji dan Ulfah. Dan juga
bertujuan untuk mencari hubungan / perbedaan antara proses framing Kompas
Cyber Media dan Republika Online mengenai pernikahan Syekh Puji dan Ulfah.
2. Manfaat Penelitian
Sebagai upaya mengembangkan khazanah keilmuan tentang jurnalistik dan
memberikan gambaran karakter pemberitaan media online, dalam hal ini Kompas
Cyber Media dan Republika Online dalam pemberitaan pernikahan Syekh Puji dan
Ulfah. Serta memberikan kontribusi tentang bagaimana sebuah berita diperoleh,
diolah, dan disajikan kepada khalayak pembaca.
D. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian ini adalah paradigma konstruksionis, yang sering disebut
sebagai paradigma produksi dan pertukaran makna. Dengan konsentrasi analisis
yaitu menemukan bagaimana peristiwa atau realitas tersebut dikonstruksi, dan
dengan cara apa konstruksi dibentuk.5 Paradigma konstruksionis memperhatikan
interaksi kedua pihak, komunikator dan komunikan untuk menciptakan pemaknaan
atau tafsiran dari suatu pesan.
5 Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, Yogyakarta: LkiS, 2002, h.37.
2. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif, memusatkan perhatian pada
prinsip-prinsip umum yang mendasari perwujudan sebuah makna dari gejala-gejala
sosial di masyarakat. Penelitian ini bersifat kualitatif karena dalam pelaksanaannya
lebih dilakukan pada pemaknaan teks daripada penjumlahan kategori. Peneliti
menggunakan jenis penelitian kualitatif eksplanatif yang bertujuan mencari sebab
dan alasan mengapa sesuatu dapat terjadi. Juga bertujuan untuk menjelaskan sebuah
permasalahan yang telah memiliki gambaran yang jelas dan bermaksud menggali
secara lebih dalam. Penelitian ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau
sampling. Penelitian ini lebih menekankan pada kualitas data bukan kuantitas data6.
3. Subjek dan Obyek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah Kompas Cyber Media dan Republika Online,
sedangkan yang menjadi objek pada penelitian ini adalah berita-berita yang terkait
dengan pernikahan Syekh Puji dan Ulfah.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Untuk memperoleh data primer penelitian, peneliti melakukan observasi terhadap berita-berita yang berkaitan
dengan pernikahan Syekh Puji dan Ulfah periode 24 oktober s/d 10 November 2008. Berita-berita mengenai isu terkait yang
dimuat sesudah periode tersebut dijadikan data sekunder sebagai tambahan wawasan mengenai isu tersebut.
b. Document Research
6 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikas (Jakarta : Kencana Prenada Media Group,
2006), h. 58.
Peneliti mendapatkan data-data atau arsip-arsip yang berasal dari Kompas
Cyber Media dan Republika Online, serta berbagai sumber yang terkait dengan
tujuan penelitian baik itu berupa buku maupun artikel-artikel terkait.
5. Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis data berdasarkan pisau
analisis framing Robert N. Entman. Dalam konsep framing Entman, digunakan
untuk menggambarkan proses seleksi dan menonjolkan aspek tertentu dari realitas
oleh media. Framing memberi tekanan lebih pada bagaimana teks komunikasi
ditampilkan dan bagian mana yang ditonjolkan/dianggap penting oleh pembuat teks.
Kata penonjolan itu sendiri dapat didefinisikan; membuat informasi lebih terlihat
jelas, lebih bermakna, atau lebih mudah diingat oleh khalayak. Informasi yang
menonjol kemungkinan lebih diterima oleh khalayak, lebih terasa, dan tersimpan
dalam memori dibandingkan dengan yang disajikan secara biasa.
Entman melihat framing dalam dua dimensi besar, seleksi isu dan penekanan
atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas/isu. Penonjolan adalah proses
membuat informasi menjadi lebih bermakna, lebih menarik, berarti, atau lebih
diingat oleh khalayak.
Seleksi Isu Aspek ini berhubungan dengan pemilihan fakta. Dari
realitas yang kompleks dan beragam itu, aspek mana yang
diseleksi untuk ditampilkan ?
Dari proses ini selalu terkandung di dalamnya ada bagian
berita yang dimasukkkan (included), tetapi ada juga berita
yang dikeluarkan (excluded). Tidak semua aspek atau
bagian dari isu ditampilkan, wartawan memilih aspek
tertentu dari dari suatu isu.
Penonjolan aspek
tertentu dari isu
Aspek ini berhubungan dengan penulisan fakta. Ketika
aspek tertentu dari suatu peristiwa / isu tersebut telah
dipilih, bagaimana aspek tersebut ditulis?
Hal ini sangat berkaitan dengan pemakaian kata, kalimat,
gambar, dan citra tertentu untuk ditampilkan kepada
khalayak.
Dalam konsep Entman, framing pada dasarnya merujuk pada pemberian
definisi, penjelasan, evaluasi, dan rekomendasi dalam suatu wacana untuk
menekankan kerangka berpikir terhadap suatu peristiwa yang diwacanakan.
Wartawan memutuskan apa yang akan ia beritakan, apa yang diliput dan apa yang
harus dibuang, apa yang ditonjolkan dan apa yang harus disembunyikan.kepada
khalayak.
Define Problem
(Pendefinisian masalah)
Bagaimana suatu peristiwa dilihat ?
Sebagai apa ?
Atau sebagai masalah apa ?
Diagnoses Causes
(Memperkirakan masalah
atau sumber masalah)
Peristiwa itu dilihat disebabkan oleh apa ?
Apa yang dianggap sebagai penyebab dari suatu
masalah ?
Siapa (aktor) yang dianggap sebagai penyebab
masalah ?
Make Moral Judgement Nilai moral apa yang disajikan untuk
(Membuat Keputusan Moral) menjelaskan masalah ?
Nilai moral apa yang dipakai untuk
melegitimasi atau mendelegitimasi suatu
tindakan ?
Treatment Recommendation
(Menekankan penyelesaian)
Penyelesaian apa yang ditawarkan untuk
mengatasi masalah atau isu ?
Jalan apa yang ditawarkan dan harus ditempuh
untuk mengatasi masalah ?
E. Kajian Pustaka
1. Media Online
Sejarah media online merupakan sebuah siklus inovasi teknologi yang terus-
menerus. Teknologi memfasilitasi penerbitan dan mempengaruhi format-format apa
yang mungkin di media, tetapi tidak mendefinisikan isi media. Perkembangan alat
yang digunakan dalam pencetakan juga mempengaruhi jumlah halaman yang
dihasilkan media online serta jumlah sirkulasinya.7 Media online adalah media
massa yang dapat kita temukan di internet. Sebagai media massa, media online juga
menggunakan kaidah-kaidah jurnalistik dalam sistem kerja mereka. Tapi apakah ada
bedanya dengan media massa konvensional ?. Sebetulnya, tidak ada perbedaan yang
terlalu signifikan. Perbedaan yang paling mencolok adalah mediumnya, yang satu
virtual satunya lagi tercetak. Karena itu, secara teknis ada hal-hal tertentu yang
membuat mereka berbeda. Dari segi sifatnya, ada satu kemiripan antara media
online dengan media elektronik seperti radio dan televisi. Mereka selalu dituntut
7 Agung Nugroho, DiskusiBeritaNet.com
untuk menyajikan berita yang paling up to date secepat mungkin. Mereka juga
biasanya tidak perlu menunggu hingga seluruh data terkumpul. Begitu ada data,
walau hanya sedikit, mereka langsung melaporkannya. Jika ada perkembangan baru
mengenai peristiwa tersebut, mereka melaporkannya lagi. Demikian seterusnya.
Karena itu, aturan penulisan di dalam media online cenderung lebih bebas, tidak
terlalu terpaku pada kaidah-kaidah bahasa dan jurnalistik yang berlaku umum.
2. Berita, Nilai Berita dan Kategori Berita
Pada dasarnya berita sulit untuk didefinisikan, karena setiap negara dan
setiap media memiliki persepsi masing-masing terhadap definisi berita, perbedaan
ini terjadi karena terkait dengan ideologi yang dianut oleh negara tersebut. Seperti
pengertian berita pada negara yang menganut sistem ideologi komunis akan berbeda
dengan pengertian berita yang dipahami oleh negara yang menganut sistem ideologi
liberal. Di sisi lain ini juga sangat berkaitan dengan budaya masyarakat di mana pers
tersebut berada. Misalnya, konsep berita pada masa Orde Baru akan berbeda dengan
konsep berita pada masa Orde Reformasi saat ini.8 Dari beberapa definisi tersebut,
Hikmat dan Purnama menyederhanakan pengertian berita yaitu: berita adalah
informasi aktual tentang fakta-fakta dan opini yang menarik perhatian orang.9
Peristiwa lantas tidak dapat disebut sebagai berita, tetapi harus dinilai terlebih
dahulu apakah peristiwa tersebut memenuhi kriteria nilai berita. Peristiwa itu baru
disebut memiliki nilai berita dan layak untuk diberitakan kalau peristiwa tersebut
8 Hikmat Kusuningrat dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik Teori dan Praktek, Bandung: PT.
Remaja RosdaKarya, 2005. hal. 39. 9 Ibid, h. 39.
memiliki sisi human interest (kemanusiaan), proximity (kedekatan), unusual (tidak
biasa), conflict (mengandung konflik), prominance (penting).10
Selain nilai berita, hal prinsip lain dalam proses produksi berita adalah apa
yang disebut sebagai kategori berita. Terdapat lima ketegori berita seperti yang
diungkapkan oleh Tuchman, antara lain:
1) Hard news, berita mengenai suatu peristiwa yang terjadi saat itu.
2) Soft news, berita yang berhubungan dengan kisah manusiawi.
3) Spot news, subklasifikasi dari kategori hard news, yaitu peristiwa yang
akan diliput tidak bisa direncanakan.
4) Developing news, berhubungan dengan peristiwa yang tidak terduga dan
memiliki rangkaian berita yang dapat diteruskan ke esokan atau dalam
berita selanjutnya.
5) Continuing news, subklasifikasi dari hard news, yaitu peristiwa yang dapat
diprediksi dan direncanakan.
3. Pengertian Perkawinan
Perkawinan adalah merupakan suatu istilah yang hampir tiap hari didengar atau
dibaca dalam media massa. Menurut Ensiklopedia Indonesia perkataan
“perkawinan” ialah “nikah”, sedangkan menurut Purwadaminta (1976) “kawin”
ialah “perjodohan laki-laki dan perempuan menjadi suami istri”; “nikah”;
“perkawinan” ialah “pernikahan”. Di samping itu menurut Hornby (1957)
marriage: the union of two persons as husband and wife, ini berarti bahwa
perkawinan adalah bersatunya dua orang sebagai suami istri.
10
Ibid, h. 106-107.
Menurut Undang-Undang Perkawinan, yang dikenal dengan Undang-Undang
No.1 Tahun 1947, yang dimaksud dengan perkawinan yaitu:
“Perkawinan adalah ikatan lahir dan bathin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kenal berdasarkan Ketuhanan Yang
Maha Esa. (Wantjik, 1976).”11
4. Analisis Framing Robert N. Entman
Robert N. Entman mendefinisikan framing merupakan seleksi atas berbagai
aspek realitas yang diterima dan membuat berita tersebut lebih menonjol dalam
suatu teks komunikasi. Dalam banyak hal itu berarti penyajian secara khusus definisi
dari suatu masalah tersebut digambarkan. Entman menyebutkan ada empat cara yang
sering dilakukan oleh media, empat cara tersebut merupakan strategi media yang
membawa konsekuensi tertentu atas realitas media. Yang pertama, define problem,
merupakan elemen yang pertama kali dapat dilihat sebagai framing. Element ini
merupakan bingkai utama, menekankan pada suatu peristiwa dipahami
(didefinisikan) oleh wartawan.
Yang kedua, diagnoses couses, merupakan elemen framing yang digunakan
untuk membingkai siapa (who), namun dapat juga berarti apa (what). Bagaimana
suatu peristiwa dipahami, tentu juga melibatkan apa dan siapa yang menjadi sumber
masalah. Ketiga, make moral judgment, merupakan elemen framing yang pakai
untuk membenarkan atau memberikan argumen pada pendefinisian, kemudian
penyebab masalah sudah ditentukan, maka dibutuhkan argumentasi yang kuat untuk
11
Prof. Dr. Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling Pernikahan (Yogyakarta :Penerbit Andi, 2004).
mendukung gagasan tersebut. Keempat, treatment recommendation, elemen ini
dipakai untuk menilai apa yang dikehendaki oleh wartawan untuk menyelesaikan
suatu masalah, penyelesaian ini bergantung bagaimana peristiwa tersebut dipahami,
siapa yang menjadi aktor penyebabnya, dan bagaimana argumen yang diajukan.12
F. Sistematika Penulisan
Agar penulisan skripsi ini bersifat sistematis, maka penulis membaginya menjadi
lima bab, yang pada tiap-tiap babnya terdiri dari sub-sub bab. Adapun
sistematika penulisannya adalah sebagai berikut :
BAB I : Di dalamnya menguraikan tentang latar belakang masalah
penelitian, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
metodologi penelitian, kajian pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II : Berisi tentang kerangka teoritis mengenai apa itu berita (pengertian
berita), media mengkonstruksi berita, analisis framing model Robert N. Entman
terhadap konstruksi berita.
BAB III : Membahas tentang berita pernikahan Syekh Puji dimedia online
BAB IV : Membahas tentang temuan dan analisis berita dengan pendekatan
framing dalam berita kontroversi pernikahan Syekh Puji dengan Lutfianah Ulfah
yang meliputi; Kompas.com, Republika Online, dan perbandingan dengan media
lainnya.
BAB V : Penutup, yang berisi kesimpulan dari hasil penelitian.
12
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
2006.
BAB II
KERANGKA KONSEPTUAL
A. Analisis Framing Robert N. Entman
Analisis framing yang dipergunakan dalam kajian ini mengacu kepada buku
yang ditulis oleh “ERIYANTO dalam bukunya Analisis Framing (Konstruksi,
Ideologi, dan Politik) LkiS, Yogyakarta, 2002”. Robert N. Entman mendefinisikan
framing merupakan seleksi atas berbagai aspek realitas yang diterima dan membuat
berita tersebut lebih menonjol dalam suatu teks komunikasi. Dalam banyak hal itu
berarti penyajian secara khusus definisi dari suatu masalah tersebut digambarkan.
Entman menyebutkan ada empat cara yang sering dilakukan oleh media, empat cara
tersebut merupakan strategi media yang membawa konsekuensi tertentu atas realitas
media. Yang pertama, define problem, merupakan elemen yang pertama kali dapat
dilihat sebagai framing. Element ini merupakan master atau bingkai utama.
Menekankan pada suatu peristiwa dipahami (didefinisikan) oleh wartawan.
Yang kedua, diagnoses couses, merupakan elemen framing yang digunakan
untuk membingkai siapa (who), namun dapat juga berarti apa (what). Bagaimana
suatu peristiwa dipahami, tentu juga melibatkan apa dan siapa yang menjadi sumber
masalah. Ketiga, make moral judgment, merupakan elemen framing yang pakai
untuk membenarkan atau memberikan argumen pada pendefinisian, kemudian
penyebab masalah sudah ditentukan, maka dibutuhkan argumentasi yang kuat untuk
mendukung gagasan tersebut. Keempat, treatment recommendation, elemen ini
dipakai untuk menilai apa yang dikehendaki oleh wartawan untuk menyelesaikan
suatu masalah, penyelesaian ini bergantung bagaimana peristiwa tersebut dipahami,
siapa yang menjadi aktor penyebabnya, dan bagaimana argumen yang diajukan.13
Analisis framing sebagai suatu metode analisis isi media, terbilang baru. Ia
terutama berkembang berkat pandangan kaum kontruksionis. Sebagai satu
bentuk analisis teks media, analisis framing mempunyai perbedaan yang
mendasar dibandngkan dengan analisis isi kuantitatif. Buku ini diawali dari
pembahasan mengenai paradigma konstruksionis. Analisis framing termasuk ke
dalam paradigma konstruksionis. Karenanya, perlu adanya pembahasan
mengenai paradigma konsruksionis. Bagaimana paradigma konstruksionis
tersebut diterapkan dan dipakai di media dan berita. Pembahasan ini perlu karena
ada perbedaan yang mendasar antara paradigma konstruksionis dengan
paradigma positivis yang selama ini dikenal. Pada bagian lain akan diuraikan
juga bagaimana karakteristik penelitian teks media yang memakai paradigma
konstruksionis tersebut dalam studi media.
Pada penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berdasarkan pisau
analisis framing Robert N. Etnman. Dalam konsep framing, oleh Etnman,
digunakan untuk menggambarkan proses seleksi dan menonjolkan aspek tertentu
dari realitas oleh media. Framing memberi tekanan lebih pada bagaimana teks
komunikasi ditampilkan dan bagian mana yang ditonjolkan / dianggap penting
oleh pembuat teks. Kata penonjolan itu sendiri dapat didefinisikan; membuat
informasi lebih terlihat jelas, lebih bermakna, atau lebih mudah diingat oleh
khalayak. Informasi yang menonjol kemungkinan lebih diterima oleh khalayak,
13
Rachmat Kriyantono, S.Sos., M.Si., Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada
Media, 2006) h. 253
lebih terasa, dan tersimpan dalam memori dibandingkan dengan yang disajikan
secara biasa.
Etnman dalam buku Analisis Framing karangan Eriyanto terbitaan LkiS 2002 dalam Bab Perangkat Framing
hal.186-192 melihat framing dalam dua dimensi besar, seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari
realitas/isu. Penonjolan adalah proses membuat informasi menjadi lebih bermakna, lebih menarik, berarti, atau lebih diingat
oleh khalayak.
Tabel 1: Perangkat Framing dalam dua dimensi besar : seleksi isu dan
penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas / isu
Perangkat Framing Dalam
Dua Dimensi Besar
Aspek-Aspek Perangkat Framing
Seleksi Isu Aspek ini berhubungan dengan pemilihan fakta.
Dari realitas yang kompleks dan beragam itu,
aspek mana yang diseleksi untuk ditampilkan?
Dari proses ini selalu terkandung di dalamnya
ada bagian berita yang dimasukkkan (included),
tetapi ada juga berita yang dikeluarkan
(excluded). Tidak semua aspek atau bagian dari
isu ditampilkan, wartawan memilih aspek
tertentu dari dari suatu isu.
Penonjolan aspek tertentu
dari isu
Aspek ini berhubungan dengan penulisan fakta.
Ketika aspek tertentu dari suatu peristiwa/isu
tersebut telah dipilih, bagaimana aspek tersebut
ditulis? Hal ini sangat berkaitan dengan
pemakaian kata, kalimat, gambar, dan citra
tertentu untuk ditampilkan kepada khalayak.
Dalam konsep Etnman, framing pada dasarnya merujuk pada pemberian
definisi, penjelasan, evaluasi, dan rekomendasi dalam suatu wacana untuk
menekankan kerangka berfikir terhadap suatu peristiwa yang diwacanakan.
Wartawan memutuskan apa yang akan ia beritakan, apa yang diliput dan apa yang
harus dibuang, apa yang ditonjolkan dan apa yang harus disembunyikan.kepada
khalayak.
Tabel 2: Kerangka Berfikir Robert. N Etnman
Terhadap Peristiwa Yang Diwacanakan Dalam
Model Framing
Define Problem
(pendefinisian Masalah)
Bagaimana suatu peristiwa dilihat? Sebagai
apa? Atau sebagai masalah apa?
Diagnoses Causes
(Memperkirakan masalah
atau sumber masalah)
Peristiwa itu dilihat disebabkan oleh apa? Apa
yang dianggap sebagai penyebab dari suatu
masalah? Siapa (aktor) yang dianggap sebagai
penyebab masalah?
Make Moral Judgement
(Membuat Keputusan Moral)
Nilai moral apa yang disajikan untuk
menjelaskan masalah? Nilai moral apa yang
dipakai untuk melegitimasi atau
mendelegitimasi suatu tindakan?
Treatment Recommendation
(Menekankan penyelesaian)
Penyelesaian apa yang ditawarkan untuk
mengatasi maslah atau isu? Jalan apa yang
ditawarkan dan harus ditempuh untuk
mengatasi masalah?
Robert N. Etman mendefinisikan framing merupakan seleksi atas berbagai
aspek realitas yang diterima dan membuat berita tersebut lebih menonjol dalam
suatu teks komunikasi. Dalam banyak hal itu berat penyajian secara khusus definisi
dari suatu masalah tersebut digambarkan. Etman menyebutkan ada empat cara yang
sering dilakukan oleh media, keempat merupakan strategi media yang membawa
konsekuensi tertentu atas realitas media. Yang pertama, define problem, merupakan
elemen yang pertama kali dapat dilihat sebagai framing. Element ini merupakan
master atau bingkai utama. Menekankan pada suatu peristiwa dipahami
(didefinisikan) oleh wartawan. Yang kedua, diagnoses couses; merupakan elemen
framing yang digunakan untuk membingkai siapa (who), namun dapat juga berarti
apa (what). Bagaimana suatu peristiwa dipahami, tentu juga melibatkan apa dan
siapa yang menjadi sumber masalah. Ketiga, make moral judgment. Merupakan
elemen framing yang pakai untuk membenarkan atau memberikan argumen pada
pendefinisian, kemudian penyebab masalah sudah ditentukan, maka dibutuhkan
argumentasi yang kuat untuk mendukung gagasan tersebut. Keempat. Treatmen
recommendation; elemen ini dipakai untuk menilai apa yang dikehendaki oleh
wartawan untuk menyelesaikan suatu masalah, penyelesaian ini bergantung
bagaimana peristiwa tersebut dipahami, siapa yang menjadi aktor penyebabnya, dan
bagaimana argumen yang diajukan.14
Penelitian Analisis Framing dengan teori Robert N Etnman ini pernah
dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, seperti: Rohmayanti (101051022582),
2007 dengan judul ”Media Cetak Mengemas Berita Abu Dujana (Analisis Framing
dalam Koran Kompas dan Republika Edisi Juni 2007), Ulul Azmi (104051001808),
2008 dengan judul ”Konstruksi Realitas Islam Di Media Massa (Analisis Framing,
Konflik Palestina Israel Di Harian Kompas dan Republika Edisi April 2008), dan
Proposal Anrizal dangan judul ”Analisis Framing majalah Tempo dan Majalah
Sabili dalam Kontroversi Pemberitaan Jamaah Ahmadiyah Indonesia
(Perbandingan Analisis framing Model Robert N. Etnman dengan Analisis Framing
Model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki Terhadap Konstruksi Berita).
B. Berita
Istilah berita / kata “berita” berasal dari bahasa sansekerta, yakni Vrit yang
kemudian masuk dalam bahasa Inggris menjadi write, arti sebenarnya ialah
“ada” atau “terjadi”. Sebagian ada yang menyebutnya “vritta”, artinya
“kejadian” atau “yang telah terjadi” vritta masuk kedalam bahasa Indonesia
menjadi “berita” atau “warta”.15
14
Eriyanto, Analisis framing (Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media), Yogyakarta, LKIS, 2002,Cet
Ke 1
15
Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,2004), h. 46
1. Pengertian Berita
Pada dasarnya berita sulit untuk didefinisikan, karena setiap negara dan
setiap media-media memiliki persepsi masing-masing terhadap definisi berita,
perbedaan ini terjadi karena terkait dengan ideology yang dianut oleh negara
tersebut. Seperti pengertian berita pada negara yang menganut system ideologi
komunis akan berbeda dengan pengertian berita yang dipahami oleh negara yang
menganut sistem Ideologi Liberal. Di sisi lain ini juga sangat berkaitan dengan
budaya masyarakat dimana pers tersebut berada. Misalnya, konsep berita pada Masa
Orde Baru akan berbeda dengan konsep berita pada Masa Orde Reformasi saat ini.
Mengutip dari buku ((Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat,
Jurnalistik, Teori dan Praktek, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h.39 ))16
Dari beberapa definisi tersebut, Hikmat dan Purnama mengyederhanakan
Pengertian berita yaitu : Berita adalah informasi aktual tentang fakta-fakta dan opini
yang menarik perhatian orang.17
Definisi lainnya adalah seperti yang dikemukakan oleh Edward Jay
Friedlander dkk. Dalam bukunya Excellence in Reporting: “Berita adalah apa yang
harus anda ketahui yang tidak anda ketahui. Berita adalah apa yang terjadi
belakangan ini yang penting bagi anda dalam kehidupan sehari-hari. Berita adalah
apa yang menarik bagi anda, apa yang cukup menggairahkan anda untuk
mengatakan kepada orang lain”.18
Sedangkan dalam sumber mengatakan bahwa berita adalah jalan cerita
tentang peristiwa. Ini berarti bahwa suatu berita setidaknya mengandung dua hal,
16
Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik, Teori dan Praktek, Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya, 2005, h.39 17
Ibid, hal.39 18
Ibid, hal 39
yaitu peristiwa dan jalan ceritanya. Jalan cerita tanpa peristiwa atau peristiwa tanpa
jalan cerita tidak dapat disebut berita.
Dalam kehidupan sehari-hari tentu banyak peristiwa. Tetapi peristiwa yang
diberitakan tergantung pada beberapa hal, diantaranya:
� Aktualitas
� Jarak (dekat jauhnya) peristiwa dari khalayak (pembaca, pendengar,
penonton)
� Penting tidaknya orang/figur yang diberitakan itu
� Keluarbiasaan peristiwa
� Akibat yang mungkin ditimbulkan barita itu
� Ketegangan dalam peristiwa
� Konflik dalam peristiwa
� Perilaku seks
� Kemajuan-kemajuan yang diberitakan
� Emosi yang ditimbulkan oleh peristiwa
� Humor yang terkandung dalam peristiwa
Berita juga dapat dibagi ke dalam beberpa macam, tergantung dari segi
melihatnya, seperti:
1. Sifat kejadian
2. Cakupan isi berita, dan
3. Bentuk penyajian berita
Dilihat dari segi sifat kejadiannya berita dibedakan antara berita yang
terduga, seperti perayaan hari nasional, dan berita yang tak terduga, seperti ledakan
bom, kebakaran, kecelakaan lalu lintas, pembunuhan, dan sebagainya.
Dan jika dilihat dari cakupan isinya berita itu terbagi pada berita politik,
ekonomi, kebudayaan, pendidikan, hukum, seni, agama, kejahatan, olahraga, militer,
laporan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan sebagainya. Berita juga dapat
dibedakan dari bentuk penyajiannya, seperti berita langsung (spotnews), berita
komprehensif (comprehensive news) dan feature.19
Dalam berita ada karakteristik infrinsik yang dikenal sebagai nilai berita
(news values). Nilai berita ini menjadi ukuran yang berguna, atau yang biasa
diterapkan untuk menentukan layak berita (news worthy).20
Peristiwa-peristiwa yang dimiliki berita ini, misalnya yang mengandung
konflik, bencana, dan kemajuan, dampak, kemasyhuran, segar dan kedekatan,
keganjilan, hukam interest, seks, dan aneka nilai lainnya. Nilai berita adalah produk
dari konstruksi wartawan. Setiap hari ada jutaan peristiwa dan jutaan peristiwa ini
semuanya potensial untuk di bentuk menjadi berita.21
Kenapa hanya peristiwa tertentu yang di beritakan? Dan kenapa hanya sisi
tertentu saja dari peristiwa di tulis oleh wartawan? Semua proses ini ditentukan oleh
apa yang disebut sebagai nilai berita.
Nilai berita dapat dianggap sebagai ideologi, professional wartawan yang
memberi prosedur bagaimana peristiwa yang begitu banyak disaring dan
ditampilkan kepada khalayak. Jurnalisme adalah bidang disiplin dalam
mengumpulkan, memastikan, melaporkan, dan menganalisis informasi yang
19
Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru, (Ciputat: Kalam Indonesia, 2005), cet ke-I, hal.55 20
Luwi Iswara, Catatan-catatan Jurnalisme Dasar (Jakarta: Kompas, 2007), cet ke-III, h. 53
21
Eriyanto, Analisis Framing, (Yogyakarta: LkiS, 2007), cet ke-IV, h. 106
dikumpulkan mengenai kejadian sekarang, termasuk tren, masalah, dan tokoh.
Orang yang mempraktekkan kegiatan jurnalistik disebut jurnalis atau wartawan.
Di Indonesia, istilah ini dulu dikenal dengan publisistik. Dua istilah ini tadinya
biasa dipertukarkan, hanya berbeda asalnya. Beberapa kampus di Indonesia
sempat menggunakannya karena berkiblat kepada Eropa. Seiring waktu, istilah
jurnalistik muncul dari Amerika Serikat dan menggantikan publisistik dengan
jurnalistik. Publisistik juga digunakan untuk membahas Ilmu Komunikasi.
Jurnalisme dapat dikatakan "coretan pertama dalam sejarah". Meskipun berita
seringkali ditulis dalam batas waktu terakhir, tetapi biasanya diedit sebelum
diterbitkan. Jurnalis seringkali berinteraksi dengan sumber yang kadangkala
melibatkan konfidensialitas. Banyak pemerintahan Barat menjamin kebebasan
dalam pers.
Aktivitas utama dalam jurnalisme adalah pelaporan kejadian dengan menyatakan
siapa, apa, kapan, di mana, mengapa dan bagaimana (dalam bahasa Inggris
dikenal dengan 5W+1H) dan juga menjelaskan kepentingan dan akibat dari
kejadian atau trend. Jurnalisme meliputi beberapa media: koran, televisi, radio,
majalah dan internet sebagai pendatang baru.22
2. Media Cetak
Sejarah media cetak merupakan sebuah siklus inovasi teknologi yang terus-
menerus. Teknologi memfasilitasi penerbitan dan mempengaruhi format-format
apa yang mungkin di media, tetapi tidak mendefinisikan isi media.
22
Diskusi BeritaNET.com
Perkembangan alat yang digunakan dalam pencetakan juga mempengaruhi
jumlah halaman yang dihasilkan surat kabar serta jumlah sirkulasinya.23
Pada tahun 1960, komputerisasi mulai memimpin berbagai perubahan di
dalam lingkungan media cetak. Pada awalnya, komputer hanya digunakan sebagai
asisten kerja bagi seorang pengetik. Pada tahun 1970an, komputer menggantikan
mesin tik. Pada komputer, teks atau tulisan ditransformasikan secara langsung
menjadi film fotografi yang ditransfer kedalam piringan logam. Komputerisasi
membuat fotografi bersifat digital, sehingga foto tersebut dapat diedit dan
ditempatkan secara elektronik.
Saat ini teknologi fotokopi sempat membuat teknologi percetakan seakan tak
berarti, paling tidak dalam level aplikasi yang rendah. Pada percetakan, seseorang
harus mencetak beberapa lembar naskah yang berarti bahwa ia harus mengeluarkan
biaya percetakan, sedangkan dengan mesin fotokopi, hanya dengan mengkopi
naskah, seseorang dapat menghemat biaya. Inovasi dalam era informasi lainnya
adalah custom publishing, yang bermanfaat pada fleksibilitas publikasi berbasis
komputer untuk mencetak bagian dari sebuah buku yang hendak dicetak dengan
tujuan tertentu. Custom publishing saat ini telah berkembang menjadi teknologi
print-on-demand, yaitu usaha mencetak seluruh isi buku yang telah dipesan oleh
pelanggan. 24
23
Written by Agung Nugroho, Perkembangan Media Cetak 24
Ibid
Surat kabar menjadi kurang berperan dalam pengamatan banyak orang,
karena pertumbuhan media siaran, sebenarnya surat kabar tetap berperan vital dalam
menjangkau banyak khalayak dengan berbagai pesan.25
Biaya pendirian media cetak ditambah dengan tekanan untuk menggabungkan
beberapa media lainnya, dalam rangka bersaing dengan pemain yang banyak,
mendorong terjadinya konsentrasi kepemilikan media. Sudah banyak surat kabat
yang diinvestasikan dalam versi on-line. Di Inggris, The Financial Times dan
The Guardian memiliki tim kerja yang terpisah untuk dua versi (cetak dan
elektronik). Beberapa surat kabat versi on-line memberi kesempatan kepada
pembacanya untuk bertukar pandangan tentang berita yang dimuat, dalam chat
room on-line.
3. Media Online
Media online adalah media massa yang dapat kita temukan di internet.
Sebagai media massa, media online juga menggunakan kaidah-kaidah jurnalistik
dalam sistem kerja mereka. Tapi apakah ada bedanya dengan media massa
konvensional?. Sebetulnya, tak ada perbedaan yang terlalu signifikan. Perbedaan
yang paling mencolok adalah mediumnya, yang satu virtual dan satunya lagi
tercetak. Karena itu, secara teknis ada hal-hal tertentu yang membuat mereka
berbeda. Agar lebih mudah dipahami, berikut perbedaan-perbedaan tersebut di
dalam sebuah tabel.
25
Michael Bland., Alison Theaker, David Wragg, Hubungan Media Yang Efektif, (Jakarta: Erlangga,
2001) Cet ke-2, H:7
Tabel 3:
Perbedaan Teknis Media Cetak dengan Media Online
Unsur Media Cetak Media Online
Pembatasan
panjang
naskah
Biasanya panjang
naskah telah dibatasi,
misalnya 5 – 7 halaman
kuarto diketik 2 spasi.
Tidak ada pembatasan panjang naskah,
karena halaman web bisa menampung
naskah yang sepanjang apapun. Namun
demi alasan kecepatan akses, keindahan
desain dan alasan-alasan teknis lainnya,
perlu dihindarkan penulisan naskah yang
terlalu panjang.
Prosedur
naskah
Naskah biasanya harus
di-ACC oleh redaksi
sebelum dimuat.
Sama saja. Namun ada sejumlah media
yang memperbolehkan wartawan di
lapangan yang telah dipercaya untuk
meng-upload sendiri tulisan-tulisan
mereka.
Editing
Kalau sudah naik cetak
(atau sudah di-film-kan
pada proses
percetakan), tak bisa
diedit lagi.
Walaupun sudah online, masih bisa diedit
dengan leluasa. Tapi biasanya, editing
hanya mencakup masalah-masalah teknis,
seperti merevisi salah ketik, dan
seterusnya.
Tugas
desainer atau
Tiap edisi, desainer atau
layouter harus tetap
Desainer dan programmer cukup bekerja
sekali saja, yakni di awal pembuatan situs
layouter bekerja untuk
menyelesaikan desain
pada edisi tersebut.
web. Selanjutnya, tugas mereka hanya
pada masalah-masalah maintenance atau
ketika perusahaan memutuskan untuk
mengubah desain dan sebagainya. Setiap
kali redaksi meng-upload naskah, naskah
itu akan langsung “masuk” ke desain
secara otomatis.
Jadwal terbit
Berkala (harian,
mingguan, bulanan, dua
mingguan, dan
sebagainya).
Kapan saja bisa, tidak ada jadwal khusus,
kecuali untuk jenis-jenis tulisan/rubrik
tertentu.
Distribusi
Walau sudah selesai
dicetak, media tersebut
belum bisa langsung
dibaca oleh khalayak
ramai sebelum melalui
proses distribusi.
Begitu di-upload, setiap berita dapat
langsung dibaca oleh semua orang di
seluruh dunia yang memiliki akses
internet.
Dari tabel di atas, terlihat jelas bahwa sebagian besar perbedaan jurnalistik
media cetak dengan media online hanyalah pada masalah-masalah teknis.
Dari segi sifatnya, ada satu kemiripan antara media online dengan media elektronik
seperti radio dan televisi. Mereka selalu dituntut untuk menyajikan berita yang
paling up to date secepat mungkin. Mereka juga biasanya tidak perlu menunggu
hingga seluruh data terkumpul. Begitu ada data, walau hanya sedikit, mereka
langsung melaporkannya. Jika ada perkembangan baru mengenai peristiwa tersebut,
mereka melaporkannya lagi. Demikian seterusnya. Karena itu, aturan penulisan di
dalam media online cenderung lebih bebas, tidak terlalu terpaku pada kaidah-kaidah
bahasa dan jurnalistik yang berlaku umum.
Umumnya orang ingin membaca berita-berita di internet secara cepat. Selain
karena malas lama-lama melihat layar monitor, mereka juga diburu oleh mahalnya
pulsa internet. Karena itu, gaya bahasa pada media online pun hendaknya
disesuaikan dengan hal ini. Harus ringkat, padat dan menarik.
Biasanya pada halaman pertama sebuah media online terdapat tampilan
berita-berita terbaru yang terdiri dari judul dan lead. Umumnya, lead ini adalah
alinea pertama dari artikel berita tersebut, walau tidak mesti demikian. Yang harus
diperhatikan : buatlah lead yang semenarik mungkin agar netter tergoda untuk
mengklik berita tersebut (atau membaca artikel penuhnya). Jika alinea pertama tidak
menarik untuk dijadikan lead, carilah bagian-bagian lain yang lebih menarik. Atau
buat saja lead khusus yang berbeda. Ini sah-sah saja, yang penting isinya masih
sejalan dengan full article.26
Selain menguasai jurnalistik, seorang jurnalis media online hendaknya juga
menguasai dasar-dasar HTML. Tidak harus terlalu mendalam, cukup yang umum-
umum saja. Minimal, mereka harus mengetahui bagaimana cara membuat huruf
tebal, huruf miring, menempatkan gambar di dalam naskah, membuat hyperlink, dan
beberapa pengetahuan HTML mendasar lainnya. Ini akan sangat membantu mereka
26
jonru.multiply.com/journal/item/128 - 29k, diakses pada 9 Januari 2005
dalam pembuatan tulisan yang sesuai dengan sifat-sifat halaman web yang jauh
berbeda dengan halaman media cetak.
Saat ini banyak media pemberitaan baik cetak maupun siar yang mulai
menggunakan dunia maya sebagai salah satu media saluran pemberitaannya. Kita
pasti akrab dengan situs kcm.com, tempointeraktif.com, liputan6.com dll. Situs-situs
semacam ini merupakan perpanjangan tangan dari media berita cetak dan siar.
Selain berita, pada media online ini juga dilengkapi dengan beragam fitur yang
mungkin tidak kita dapatkan pada media pemberitaan cetak atau siar biasanya. Salah
satunya adalah kita bisa mencari arsip berita yang kita inginkan, tentang topik
tertentu dan pada tanggal tertentu. Kita juga dapat melakukan kontak dengan redaksi
dan bergabung dengan forum yang ada didalamnya. Melihat berbagai klip audio-
video sebuah berita.27
Secara teknis, tugas redaksi media online cukup mudah. Ia hanya perlu
mengisi sebuah formulir online. Ada isian judul, ringkasan berita atau lead, artikel
penuh, dan isian-isian lainnya. Setelah mengklik tombol submit atau kirim, artikel
tersebut sudah langsung online. Mengenai alur kerja, sebenarnya media online tidak
jauh berbeda dengan media cetak. Karena sifatnya yang harus menyajikan berita
secara cepat (sebagaimana halnya media elektronik), maka media online perlu
melakukan beberapa penyesuaian di dalam proses kerjanya. Ketika ada kejadian,
reporter di lapangan menelepon redaktur. Si redaktur pun menelepon balik si
reporter, meminta informasi lebih lanjut, dan jika perlu dilakukan cek dan ricek.
Setelah itu, redaktur menulis naskah dan meng-uploadnya melalui formulir online.
Ini adalah contoh alur kerja yang standar. Bisa juga, si reporter melakukan reportase
27
Written by Agung Nugroho, Perkembangan Media Cetak
dan menulis sendiri. Tulisan ini dikirim ke redaksi melalui email atau media-media
lain. Proses selanjutnya sama seperti di atas. Umumnya, yang berhak untuk meng-
upload naskah hanyalah redaksi. Namun, ada media yang memberikan wewenang
khusus kepada reporter tertentu yang telah dipercaya. Si reporter ini bisa meng-
upload sendiri berita yang mereka tulis, melalui komputer warnet, laptop, atau
media-media lain yang memungkinkan. Masih ada beberapa alur kerja yang bisa
diterapkan pada media online. Namun alur-alur di atas cukuplah menjadi contoh.
Semoga dapat menjadi gambaran yang memuaskan.
Salah satu isu yang sering ditujukan pada media online adalah tingkat
kebenaran informasinya. Kita tahu, di internet kita bisa menemukan berita apa saja,
mulai dari yang terpercaya hingga yang sekadar gosip, rumor, bahkan fitnah. Karena
itu, jika membaca sebuah berita di internet, yang pertama kali harus kita teliti adalah
dari mana sumbernya. Setelah ketemu, cari tahu siapa pemiliknya. Jika informasi
tersebut berasal dari media online yang jelas sumbernya, dikelola secara profesional
oleh perusahaan atau lembaga tertentu, boleh dibilang tingkat kebenarannya lebih
kurang sama dengan media cetak yang kita baca sehari-hari.
Setiap tulisan di media cetak umumnya disertai data tanggal yang lengkap
(detil hingga menit bahkan detik). Karena itu, kita bisa melihat apakah tulisan
tersebut benar-benar up to date atau tidak. Media online yang baik adalah yang
sanggup menyajikan berita-berita yang paling up to date secara cepat. Jika media
tertentu kekurangan sumber daya sehingga mereka tidak mampu menyajikan berita-
berita yang up to date, ini dapat disiasati dengan memperbanyak artikel nonberita
yang tidak cepat basi.
C. Media Konstruksi Berita
Asal mula konstruksi sosial ialah dari filsafat konstruktivisme, yang dimulai
dari gagasan konstruksi kognitif. Teori konstruktivisme yang meyakini bahwa
makna atau realitas bergantung pada konstruksi pikiran dapat dirunut pada teori
Popper (1973). Teori ini membagi tiga pengertian tentang alam semesta antara lain,
dunia fisik atau keadaan fisik, dunia kesadaran atau dunia mental dan dunia dari isi
objektif pemikiran manusia. Bagi Popper objektivisme tidak dapat dicapai pada
dunia fisik, melainkan selalu melalui dunia pemikiran manusia.28
Teori ini menolak pandangan teori positivis yang memisahkan antara subjek
dan objek komunikasi. Dalam pandangan teori ini, bahasa tidak hanya dilihat
sebagai alat untuk memahami realitas objektif dan dipisahkan dari subjek sebagai
penyampai pesan. Konstruktivis menganggap subjek sebagai faktor sentral dalam
kegiatan komunikasi serta hubungan sosial lainnya.
Istilah konstruksi sosial atas realitas pertama kali diperkenalkan oleh Peter L.
Berger bersama Thomas Luckmann melalui bukunya yang berjudul “The Social
Construction of Reality, a Treatise in the Sociological of Knowledge” (1966).
Dalam buku tersebut, Berger dan Luckmann menjelaskan tentang proses sosial
melalui tindakan dan interaksinya, di mana individu menciptakan secara terus-
menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif. Berger
mengutarakan bahwa manusia dan masyarakat adalah produk yang dialektis,
dinamis dan plural.29
28
Elvinaro Ardianto dan Bambang Q-Anees, Filsafat Ilmu Komunikasi (Bandung : Simbiosa
Rekatama Media, 2007), h. 153. 29
Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, Yogyakarta: LkiS, 2002. h.
18.
Realitas tidak dibentuk secara ilmiah ataupun diturunkan oleh Tuhan, tetapi
dibentuk dan dikonstruk. Setiap orang bisa mempunyai konstruksi yang berbeda-
beda atas suatu realitas. Selain plural, konstruksi sosial itu juga bersifat dinamis.
Sebagai hasil konstruksi sosial, maka realitas tersebut merupakan realitas
subjektif dan realitas objektif sekaligus. Dalam realitas subjektif, realitas tersebut
menyangkut makna, interpretasi dan hasil relasi antara individu dengan objek.
Sedangkan dalam realitas objektif, realitas sebagai sesuatu yang dialami, bersifat
eksternal, berada di luar, atau istilah Berger, tidak dapat ditiadakan dengan
angan-angan.
Dalam penjelasan ontologi paradigma konstruktivis, realitas merupakan
konstruksi sosial yang diciptakan oleh individu.30 Max Weber melihat realitas sosial
ialah perilaku sosial yang memiliki makna subjektif, karena itu perilaku memiliki
tujuan dan motivasi. Alasan untuk memberikan perhatian pada berita yang begitu
besar dalam kajian media adalah berita merupakan sumber utama informasi tentang
dunia dalam hal geografi dan politiknya.31
Tentang proses konstruksi realitas, prinsipnya setiap upaya “menceritakan”
(konseptualisasi) sebuah peristiwa, keadaan, atau benda tak terkecuali menganai hal-
hal yang berkaitan dengan politik adalah usaha mengkonstruksi realitas. Laporan
tentang kegiatan orang yang berkumpul di sebuah lapangan terbuka guna
mendengarkan pidato politik pada musim pemilu, misalnya, adalah hasil konstruksi
realitas mengenai peristiwa yang lazim disebut kampanye pemilu itu. Begitulah
setiap hasil laporan adalah hasil konstruksi realitas atas kejadian yang dilaporkan.
30
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2006), h. 188. 31
Graeme Burton, Yang Tersembunyi di Balik Media Pengantar Kepada Kajian Media (Yogyakarta :
Jalasutra, 2008), h. 155.
Karena sifat dan faktanya bahwa pekerjaan media massa adalah
menceritakan peristiwa-peristiwa, maka kesibukan utama media massa adalah
mengkonstruksi berbagai realitas yang akan disiarkan. Media menyusun realitas dari
berbagai peristiwa yang terjadi hingga menjadi cerita atau wacana yang bermakna.
Dengan demikian seluruh isi media tiada lain adalah realitas yang telah dikonstruksi
(constructed reality) dalam bentuk wacana yang bermakna.
Dalam proses konstruksi realitas, bahasa adalah unsure utama. Ia merupakan
instrumen pokok untuk menceritakan realitas. Bahasa adalah alat konseptualisasi
dan alat narasi. Begitu pentingnya bahasa, maka tak ada berita, cerita, ataupun ilmu
pengetahuan tanpa bahasa. Selanjutnya, penggunaan bahasa (simbol) tertentu
menentukan format narasi (dan makna) tertentu. Sedangkan jika dicermati secara
teliti, seluruh isi media entah media cetak ataupun elektronik menggunakan bahasa,
baik bahasa verbal (kata-kata tertulis ataupun lisan) maupun bahasa non-verbal
(gambar, foto, gerak-gerik, grafik, angka, dan label).32
“Teori tentang konstruksi realitas dengan bahasa sebagai instrumennya, dibahas
Berger, Peter L dan Thomas Luckman, The Social Construction of Reality, A
Treatise in the Sociology of Knowledge, (New York: Anchor Book, 1967), khususnya
pada halaman,34-36. Mereka mengatakan, proses konstruksi realitas dimulai ketika
seorang konstruktor melakukan objektivikasi terhadap suatu kenyataan yakni
melakukan persepsi itu diinternalisasikan ke dalam diri seorang konstruktur. Dalam
tahap inilah dilakukan konseptualisasi terhadap suatu objek yang dipersepsi.
Langkah terakhir adalah melakukan eksternalisasi atas hasil dari proses
permenungan secara internal tadi melalui pernyataan-pernyataan. Alat membuat
pernyataan tersebut tiada lain adalah kata-kata atau konsep atau bahasa”.33
Lebih jauh dari itu, terutama dalam media massa, keberadaan bahasa ini
tidak lagi sebagai alat semata untuk menggambarkan sebuah realitas, melainkan bisa
menentukan gambaran (makna citra) mengenai suatu realitas- realitas media- yang
32
Ibnu Hamid, Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa, (Granit. Jakarta: 2004),Cet. Pertama.
Hal: 11 33
ibid. Hal: 12
akan muncul dibenak khalayak. Terdapat berbagai cara media massa mempengaruhi
bahasa dan makna ini. Mengembangkan kata-kata baru beserta makna asosiatifnya,
memperluas mkna dari sitilah-istilah yang ada, mengganti makna lama sebuah istilah
dengan makna baru, memantapkan konvensi makna yang telah ada dalam suatu
system bahasa.
Oleh karena persoalan makna itulah, maka penggunaan bahasa berpengaruh
terhadap konstruksi realitas, terlebih atas hasilnya (baca, makna, atau cerita).
Sebabnya ialah, karena bahasa mengandung makna. Padahal, manakala kita
bercerita kepada orang lain, sesungguhnya esensi yang ingin kita sampaikan adalah
makna. Begitu juga, rakitan antara satu kata (angka) dengan kata (angka) lain
menghasilkan suatu makna. Penampilan secara keseluruhan sebuah wacana bahkan
bisa menimbulkan makna tertentu34
Konstruksi realitas pada media massa sendiri ialah bagaimana media
membentuk kata, frasa, dan kalimat dari suatu peristiwa menjadi sesuatu yang
bermakna dalam menyampaikan berita kepada khalayak. Dari sisi konstruksionis,
media, wartawan, dan berita memiliki keterkaitan antara lain:
1) Fakta atau peristiwa adalah hasil konstruksi karena melibatkan sudut
pandang tertentu dari wartawan. Fakta dan realitas bukanlah sesuatu yang tinggal
diambil, ada, dan menjadi bahan dari berita. Fakta dapat dikonstruksikan.
2) Media merupakan agen konstruksi karena dia bukan saluran yang bebas.
Media bukanlah sekedar saluran yang bebas, ia juga subjek yang mengkonstruksi
realitas, lengkap dengan pandangan, bias dan pemihakkannya. Media dipandang
sebagai agen konstruksi sosial yang mendefinisikan realitas.
34
Ibid. Hal: 13
3) Berita bukan refleksi dari realitas, melainkan konstruksi dari realitas tersebut.
Berita adalah hasil dari konstruksi sosial yang selalu melibatkan pandangan, ideologi
dan nilai-nilai dari wartawan dan media.
4) Berita bersifat subjektif, artinya bahwa opini tidak dapat dihilangkan karena
ketika meliput, wartawan melihat dengan perspektif dan pertimbangan subjektif.
5) Wartawan merupakan agen konstruksi realitas karena tidak dapat
menyembunyikan rasa keberpihakan, etika dan pilihan moral dalam menyusun
berita. Dalam hal ini, wartawan tidak bisa menyembunyikan pilihan moral dan
keberpihakannya, karena ia merupakan bagian yang intrinsik dalam pembentukan
berita.
Sekarang ini masyarakat sangat haus akan infromasi. Sedangkan media juga
sedang marak-maraknya dalam memanjakan khalayak untuk memperoleh segala
macam informasi. Ketika media massa menjadi tempat terjadinya konstruksi sosial,
berarti berbicara tentang kerja rutin media. Artinya, media selain menulis realitas
juga turut membentuk konstruksi sosial. Dengan kata lain, media meramu lebih
dahulu pesan-pesan yang hendak disampaikan sehingga pesan tersebut seakan-akan
merupakan suatu realitas. Organisasi media tidak hanya mempunyai struktur dan
pola kerja, tetapi juga memiliki ideologi profesional.
Realitas pada media, tidak serta merta melahirkan berita, melainkan melalui
proses interaksi antara penulis berita (wartawan) dengan fakta. Terjadi proses
dialektika antara apa yang dipikirkan dan apa yang dilihat oleh wartawan tersebut,
sehingga isi berita merupakan realitas yang telah mengalami proses konstruksi
kembali. Pembuatan berita pada dasarnya merupakan proses penyusunan atau
konstruksi kumpulan realitas sehingga menimbulkan wacana yang bermakna.
Ada dua kriteria atau persyaratan yang dapat dikatakan merupakan tuntutan
atau panduan bagi wartawan dalam melakukan proses rekonstruksi realitas.
Pertama, kriteria atau persyaratan teknis. Misalnya sebuah laporan jurnalisme
sebaiknya memiliki kelengkapan 5W+1H (what, who, where, when, why, dan how).
Kemudian berkaitan dengan jenis berita apakah hard news, soft news, spot news,
developing news atau continuing news. Konstruksi realitas yang disusun oleh
wartawan untuk menjadi calon berita ini diharapkan memiliki nilai berita (news
value) yang penting dan menarik. Kedua, persyaratan yang berkaitan dengan
kualitas atau bobot produk berita. Kualitas atau bobot produk berita ini berarti
produk jurnalisme suratkabar atau majalah hendaknya bersifat objektif. Namun
ironisnya, dari kedua kriteria tersebut, dikenal adanya istilah gatekeeping atau proses
penyaringan informasi yang dilakukan oleh wartawan suratkabar.
Dalam proses gatekeeping tersebut, ketika wartawan melakukan proses
konstruksi realitas, wartawan masih dipengaruhi oleh dua faktor lagi, yaitu faktor
konteks eksternal dan faktor konteks internal yang terdiri dari internal institusi dan
internal individu. Faktor konteks eksternal, misalnya sistem politik yang berlaku
pada suatu negara dapat pula mempengaruhi institusi surat kabar, khususnya
wartawan dalam mengkonstruksi realitas sehingga pada akhirnya dapat pula
mempengaruhi penampilan dari isi atau perwajahan sebuah surat kabar. Faktor
konteks internal, internal institusi berarti bahwa setiap institusi surat kabar memiliki
motif atau kepentingan yang berbeda satu dengan yang lain sedangkan internal
individu berarti bahwa individu wartawan sendiri ketika bekerja merekonstruksi
realitas bukan merupakan individu yang pasif.
Pada kenyataannya, realitas sosial tidak berdiri sendiri tanpa kehadiran individu,
baik di dalam maupun di luar realitas tersebut. Realitas sosial itu memiliki makna
manakala realitas sosial dikonstruksi dan dimaknakan secara subjektif oleh individu
lain sehingga memantapkan realitas itu secara objektif. ”Sumber: John Fiske,
Introduction to Communication Studies (2nd
Edition. London: Roudledge, 1990).
D. Sekilas Profil Kompas Cyber Media dan Republika Online
1. Kompas Cyber Media
Kompas Cyber Media, merupakan situs berita terpercaya di Indonesia
dengan alamat websitenya, yaitu www.kompas.com. Situs ini selalu diperbaharui
selama 24 jam sehari, dengan total pembaca lebih dari 15 juta orang. Tingkat
kunjungan ke Kompas Cyber Media atau lebih dikenal dengan sebutan page view,
rata-rata mencapai 40 juta setiap bulan.
Sebagai situs berita terpercaya yang banyak dikunjungi di Tanah Air,
Kompas Cyber Media sebagai layaknya media lain juga menawarkan pemasangan
iklan (banner) di internet (online advertising), di mana jenis iklan di sini berbeda
dengan media konvensional lain. Iklan di internet menawarkan bentuk-bentuk iklan
yang kreatif (Rich Media Ads), interaktif, dan sangat atraktif (visualisasi). Mulai dari
banner yang telah akrab di mata pengunjung situs, Kompas Cyber Media pun
memiliki berbagai jenis iklan lain yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan
pemasang seperti email blast (email broadcast), microsite, advertorial,
polling/kuis/games, e-ditorial marketing yang dapat digunakan untuk tujuan edukasi,
public services, special services, dll.
Kompas Cyber Media juga memberikan layanan lain yang berhubungan
dengan Internet dan Multimedia, seperti web services yang mencakup development
dan maintenance website, video profile, CD interaktif, serta berbagai aplikasi
pemograman, yang dapat digunakan dalam website maupun non website, misal
product launching, dll. Selama sembilan tahun, ratusan perusahaan dalam dan luar
negeri telah menggunakan jasa dan iklan (banner) di Kompas Cyber Media. Berita di
Kompas Cyber Media tak saja hanya bisa diakses melalui internet, tapi juga melalui
mobile (hand phone).35
a. Visi dan Misi Kompas Cyber Media
� Visi Kompas
”Menjadi Institusi Yang Memberikan Pencerahan Bagi Perkembangan
Masyarakat Indonesia Yang Demokratis dan Bermartabat, Serta Menjunjung Tinggi
Asas dan Nilai Kemanusiaan”.
Dalam kiprahnya dalam institusi pers ”Visi Kompas” berpartisipasi
membangun masyarakat Indonesia baru berdasarkan Panca Sila melalui Prinsip
Humanisme transcedental (Persatuan dan Perbedaan) dengan menghormati individu
dan masyarakat adil dan makmur.
Secara lebih spesifiknya bisa diuraikan sebagai berikut:
1. Kompas adalah lembaga pers yang bersifat umum dan terbuka
2. Kompas tidak melibatkan diri dalam kelompok-kelompok tertentu baik
politik, agama, sosial, atau golongan, dan ekonomi
35
www.kompas.com, diakses pada Selasa, 6 Januari 2009
3. Kompas secara aktif membuka dialog dan berinteraksi positif dengan segala
kelompok
4. Kompas adalah Koran Nasional yang berusaha mewujudkan aspirasi dan
cita-cita bangsa
5. Kompas bersifat luas dan bebas dalam pandangan yang dikembangkan tetapi
selalu memperhatikan konteks struktur kemasyarakatan dan pemerintah yang
menjadi lingkungan.
� Misi Kompas
”Mengaspirasi Dan Merespon Dinamika Masyarakat Secara Profesional,
Sekaligus Memberi Arah Perubahan (Trend Setter) Dengan Menyediakan Dan
Menyebarluaskan Informasi Terpercaya”.
Kompas berperan serta ikut mencerdaskan bangsa, menjadi nomor satu dalam semua usaha diantara usaha-usaha
lain yang sejenis dalam kelas yang sama. Hal tersebut dicapai melalui etika usaha bersih dengan melakukan kerjasama dengan
perusahaan-perusahaan lain. Hal ini dijabarkan dalam lima sasaaran operasional:
1. Kompas memberikan informasi yang berkualitas dengan ciri-ciri cepat,
cermat, utuh, dan selalu mengandung makna.
2. kompas memiliki bobot jurnalistik yang tinggi dan terus dikembangkan
untuk memuwudkan aspirasi dan selera terhormat yang dicerminkan dalam
gaya kompak, komunikatif dan kaya nuansa kehidupan dan kemanusiaan.
3. Kuallitas informasi dan bobot jurnalistik dicapai melalui upaya intelektual
yang penuh empati dengan pendekatan rasional, memahami jalan pikiran dan
argumentasi pihak lain, selalu berusaha mendudukan persoalan dengan
penuh pertimbangan tetapi tetap kritis dan teguh pada prinsip.
4. Berusaha menyebarkan informasi seluas-luasnya dengan meningkatkan tiras.
b. Alamat Kompas Cyber Media :
PT. Kompas Cyber Media
Gedung Kompas Gramedia, Unit II Lt. 5
Jl. Palmerah Selatan No. 22 – 28
Jakarta 10270, Indonesia.
Telp : 62-21 5350377 / 5350388
Fax : 62-21 5360678
Email Redaksi:
Email Iklan:
2. Republika Online
Pada awalnya, Republika adalah koran nasional yang dilahirkan oleh
kalangan komunitas Muslim bagi publik di Indonesia. Penerbitan tersebut
merupakan puncak dari upaya panjang kalangan umat, khususnya para wartawan
profesional muda yang telah menempuh berbagai langkah. Kehadiran Ikatan
Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang dapat menembus pembatasan ketat
pemerintah untuk izin penerbitan saat itu memungkinkan upaya-upaya tersebut
berbuah. Republika terbit perdana pada 4 Januari 1993.
Penerbitan Republika menjadi berkah bagi umat. Sebelum masa itu, aspirasi
umat tidak mendapat tempat dalam wacana nasional. Kehadiran media ini bukan
hanya memberi saluran bagi aspirasi tersebut, namun juga menumbuhkan pluralisme
informasi di masyarakat. Karena itu kalangan umat antusias memberi dukungan,
antara lain dengan membeli saham sebanyak satu lembar saham per orang. PT Abdi
Bangsa Tbk sebagai penerbit Republika pun menjadi perusahaan media pertama
yang menjadi perusahaan publik.
Mengelola usaha penerbitan koran bukan perkara sederhana. Selain sarat
dengan modal dan sarat SDM, bisnis inipun sarat teknologi. Keberhasilan Republika
menapaki usia 15 tahun merupakan buah upaya keras manajemen dan seluruh awak
pekerja di PT Abdi Bangsa Tbk yang dilakukan oleh perusahaan yang menerbitkan
koran ini sejak 1993 untuk mengelola segala kerumitan itu.
Selain dituntut piawai berhitung, pengelola koran juga harus jeli, cerdik, dan
kreatif bersiasat untuk tetap bertahan dan memenangkan persaingan. Sejak awal,
Republika memang dekat dengan "sesuatu yang baru". Tatkala lahir, Republika
menggebrak dengan tampilan "Desain Blok" yang tak lazim. Republika pun mampu
menyabet gelar juara pertama Lomba Perwajahan Media Cetak 1993.
Tahun 1995, Republika membuka situs web di internet. Republika menjadi
yang pertama mengoperasikan Sistem Cetak Jarak Jauh ( SCJJ ) pada tahun 1997.
Pendekatan juga dilakukan kepada komunitas pembaca lokal. Republika menjadi
salah satu koran pertama yang menerbitkan halaman khusus daerah. Selalu dekat
dengan publik pembaca adalah komitmen Republika untuk maju.36
Mulai tahun 2004, Republika dikelola oleh PT Republika Media Mandiri
(RMM). Sementara PT Abdi Bangsa naik menjadi perusahaan induk (Holding
Company). Di bawah PT RMM, Republika terus melakukan inovasi penyajian untuk
kepuasan pelanggan.
36
www.republika.co.id, diakses pada Selasa, 6 Januari 2009
Segala kreativitas dicurahkan untuk sedapat mungkin membuat Republika
selalu dekat dan meladeni keinginan publik. Memang, upaya itu jelas tak mudah.
Namun, kami menikmatinya selama ini.
a. Visi dan Misi Koran Republika
Visi : Menjadikan Harian Umum Republika sebagai Koran umat yang
dipercaya dan mengedepankan nilai-nilai universal yang sejuk, toleran, cerdas,
dan professional, namun mempunyai prinsip-prinsip dalam keterlibatannya
menjaga persatuan Bangsa dan kepentingan umat Islam yang berdasarkan
Pemahaman Rahmatun Lil Alamin.
Misi :
• Menciptakan dan menghidupkan Sistem Manajemen yang efisien dan efektif,
serta mampu di pertanggung jawabkan secara professional.
• Menciptakan budaya kerja yang sehat dan transparan
• Meningkatkan kinerja dengan menciptakan Sistem Manajemen yang
kondusif dan professional
• Meningkatkan penjualan iklan dan Koran, sementara menekankan biaya
operasional (dengan memiliki mesin cetak)
• Memprioritaskan pengembangan pemasaran Harian Umum Republika di
Jabodetabek, tanpa harus mematikan di daerah yang sudah ada
• Merajut tali persaudaraan dengan organisasi-organisasi Islam di Indonesia
• Bekerjasama dengan mitra usaha didalam pengembangan pasar Harian
Umum Republika di luar Pulau Jawa
• Mengamati peluang pengembangan “Koran Komunitas” seperti misalnya
“Bintaro Pos”, Bekasi Pos”, “Depok Pos”, atau jenis Koran lainnya.
• Mengelola kantor perwakilan sebagai “semi otonomi”
• Menjadikan PT. Republika Media Mandiri sebagai “Sistem Company” yang
sehat
• Menjadikan Harian Umum Republika sebagai koranj # ONE
b. Alamat Republika Online :
GRAHA PULO
Jl. Warung Buncit Raya No 89 Jakarta Selatan 12510
Telp. 021-7994249
Fax . 021-7984376
Saran dan kritik : [email protected]
News : [email protected]
Citizen Journalisme : [email protected]
Marketing : [email protected]
Iklan : [email protected]
BAB III
BERITA PERNIKAHAN SYEKH PUJI DI MEDIA ONLINE
A. Berita Kompas.Com
Sebagai situs berita terpercaya yang banyak dikunjungi di Tanah Air,
Kompas Cyber Media adalah salah satu media yang memberitakan kontroversi
pernikahan Syekh Puji dengan Lutfianah Ulfah. Dan terhitung mulai tanggal 24
Oktober 2008 sampai tanggal 10 November 2008 Kompas.com memberitakan
sebanyak tujuh kali kasus pemberitaan tersebut, diantaranya yaitu: MUI Minta
Masyarakat Tak Ikut-ikutan Syekh Puji (24 Oktober 2008), Polisi Harus Aktif
Sikapi Tindakan Syekh Puji (25 Oktober 2008), Syekh Puji Dilaporkan ke Polda
Jateng (27 Oktober 2008), Menag: Syekh Puji Bisa Terkena Sanksi (27 Oktober
2008), Kak Seto Temui Syekh Puji (31 Oktober 2008), Syekh Puji Tetap Diproses
Hukum (03 November 2008), Syekh Puji Titipkan Istri ke Mertua (10 November
2008).
B. Berita Republika Online
Republika Online juga termasuk salah satu media massa yang memberitakan
kontroversi pernikahan Syekh Puji dengan Lutfianah Ulfah. Dan terhitung mulai
tanggal 29 Oktober 2008 sampai 03 November 2008. Republika online
memberitakan sebanyak lima kali kasus pemberitaan tersebut, diantaranya yaitu:
Pernikahan Syekh Puji, Polisi Periksa Tiga Saksi (29 Oktober 2008), Powiltabes
Mulai Periksa Saksi Pernikahan Bocah (29 Oktober 2008), Kapasitas Pengacara
Syekh Puji Dipertanyakan (30 Oktober 2008), Meutia Hatta: Harus ada Sanksi
Untuk Syekh Puji (30 Oktober 2008), Syekh Puji Minta Maaf dan Siap Ceraikan
Lutfianah (03 November 2008).
C. Berita Media Online Lain
Selain kedua media tersebut yaitu Kompas Cyber Media dan Republika Online
yang menyajikan berita kontroversi pernikahan Syekh Puji dengan Lutfianah
Ulfah, beberapa media lain juga tidak kalah gencar memberitakan kasus berita
pernikahan Syekh Puji ini. Peneliti sengaja menampilkan dua media lain yaitu
Pos Kota Online dan Detik.com sebagai pembanding agar dapat memperoleh
pengetahuan yang lebih luas dan sistematis dalam menganalisis framing media
online mengenai kasus berita pernikahan Syekh Puji.
1. Pos Kota Online
Selain media Kompas.com dan Republika online yang menyajikan berita
kontroversi pernikahan Syekh Puji dengan Lutfianah Ulfah pada pertengahan
Oktober lalu. Banyak Media lain yang menyajikan berita pernikahan Syekh Puji
dengan Lutfianah Ulfah. Diantaranya Detik.com dan Pos Kota Online yang menjadi
bahan tambahan dalam meneliti kasus ini. Selain itu juga dapat menjadi bahan
perbandingan dengan media lain yang bisa memperluas pengetahuan penulis dalam
meneliti berita pernikahan Syekh Puji dengan Lutfianah Ulfah. Ada lima berita yang
disajikan Pos Kota Online terhitung mulai tanggal 23 Oktober 2008 hingga 31
Oktober 2008, diantaranya: Isu Syekh Puji Menikahi Gadis 12 Tahun (23 Oktober
2008), Nikahi Gadis 12 Tahun, Syekh Puji Menghilang (29 Oktober 2008), Syekh
Puji Janji Ceraikan Ulfah (30 Oktober 2008), Syekh Puji Janji Ceraikan Ulfah (31
Oktober 2008), Syekh Puji Didemo Anak TK (31 Oktober 2008).
2. Detik.com
Detik.com juga termasuk salah satu media online yang menyajikan banyak
berita kasus kontroversi pernikahan Syekh Puji dengan Lutfianah Ulfah, terhitung
mulai tanggal 22 Oktober 2008 dan 11 November 2008 Detik.com menyajikan
berita pernikahan Syekh Puji sebanyak tujuh kali, diantaranya : Kiai Nikahi Bocah
12 Tahun. Pernikahan Syekh Puji-Ulfah Dilakukan Secara Siri (22 Oktober 2008),
Nikahi Bocah 12 Tahun Syekh Puji: Saya Punya Dasar Agama, Nggak Ngawur (23
Oktober 2008), Syekh Puji, Miliarder Dengan Ponsel Tua (25 Oktober 2008), Syekh
Puji ke Singapura, Kak Seto Batal ke Semarang (27 Oktober 2008), Polisi Baru
Periksa Ulfah, Syekh Puji Belum (6 November 2008), Sadari Kesalahan, Syekh Puji
Lebih Pendiam (9 November 2008), Syekh Puji & Ulfah Masih Terus Bertemu (17
November 2008).
D. Berbandingan Berita Syekh Puji di Media Online
Tabel 4:
Perbandingan Berita Pernikahan Syekh Puji di Media Online
Media Online
No: Kompas.com Republika Online Pos Kota Online Detik.com
1 (24 Oktober 2008)
MUI Minta
Masyarakat Tak
Ikut-ikutan Syekh
Puji
(29 Oktober 2008)
Pernikahan Syekh
Puji, Polisi Periksa
Tiga Saksi
(23 Oktober 2008)
Isu Syekh Puji
Menikahi Gadis 12
Tahun
(22 Oktober 2008)
Kiai Nikahi Bocah 12
Tahun. Pernikahan
Syekh Puji-Ulfah
Dilakukan Secara Siri
2 (25 Oktober 2008)
Polisi Harus Aktif
Sikapi Tindakan
Syekh Puji
(29 Oktober 2008)
Powiltabes Mulai
Periksa Saksi
Pernikahan Bocah
(29 Oktober 2008)
Nikahi Gadis 12
Tahun, Syekh Puji
Menghilang
(23 Oktober 2008)
Nikahi Bocah 12
Tahun Syekh Puji:
Saya Punya Dasar
Agama, Nggak
Ngawur
3 (27 Oktober 2008)
Syekh Puji
Dilaporkan ke
Polda Jateng
(30 Oktober 2008)
Kapasitas
Pengacara Syekh
Puji Dipertanyakan
(30 Oktober 2008).
Syekh Puji Janji
Ceraikan Ulfah
(27 Oktober 2008)
Syekh Puji ke
Singapura, Kak Seto
Batal ke Semarang
4 (27 Oktober 2008)
Menag: Syekh Puji
Bisa Terkena
Sanksi
(30 Oktober 2008)
Meutia Hatta:
Harus ada Sanksi
Untuk Syekh Puji
(31 Oktober 2008)
Syekh Puji Tak
Mau Ceraikan
Ulfah
(25 Oktober 2008)
Syekh Puji, Miliarder
Dengan Ponsel Tua
5 (31 Oktober 2008)
Kak Seto Temui
Syekh Puji
(3 November 2008)
Syekh Puji Minta
Maaf dan Siap
Ceraikan Lutfianah
(31 Oktober 2008)
Syekh Puji Didemo
Anak TK
(6 November 2008)
Polisi Baru Periksa
Ulfah, Syekh Puji
Belum
6 (3 November 2008) (9 November 2008)
Syekh Puji Tetap
Diproses Hukum
Sadari Kesalahan,
Syekh Puji Lebih
Pendiam
7 (10 November
2008) Syekh Puji
Titipkan Istri ke
Mertua
(17 November 2008)
Syekh Puji & Ulfah
Masih Terus Bertemu
Jika kita lihat dari table diatas, berita Syekh Puji dari berbagai media online
sangat berbeda dari segi penyajiannya. Dalam seleksi isu yakni aspek yang
berhubungan dengan pemilihan fakta, penyajian berita yang beragam dari realitas
yang ada. Berita mana yang ditampilkan dan berita mana yang disembunyikan tidak
semua berita disajikan kepada khalayak tergantung wartawan memilih berita
tersebut.
Konsep mengenai framing dari Etnman menggambarkan secara luas
bagaimana peristiwa tersebut dimaknai dan ditandai oleh wartawan. Define problem
(pendefinisian masalah) adalah elemen yang pertama kali dapat kita lihat mengenai
framing. Elemen ini merupakan yang paling utama. Bagaimana suatu peristiwa
dapat dipahami oleh wartawan.37
Diagnoses causes (memperkirakan penyebab masalah), merupakan elemen
framing untuk membingkai siapa yang dianggap sebagai aktor dari suatu peristiwa.
37
Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. Yogyakarta: LkiS, 2002,
Hal:189
Bagaimana memahami suatu peristiwa, tentu saja menentukan siapa dan apa yang
dianggap menjadi sumber masalah.38
Make moral Judgement (membuat pilihan moral) adalah elemen framing
yang dipakai untuk membenarkan pada pendefinisian masalah yang sudah dibuat.
Apabila masalah sudah didefinisikan, penyebab masalah sudah ditentukan,
dibutuhkan argumnetasi yang kuat untuk mendukung gagasan tersebut.
Element framing yang lain adalah Treatment recommendation (menentukan
penyelesaian). Element ini dipakai untuk menilai apa yang dikehendaki oleh
wartawan. Jalan apa yang dipilih untuk menyelesaikan masalah. Penyelesaian itu
tentu saja sangat tergantung pada bagaimana peristiwa itu dilihat dan siapa yang
dipandang sebagai penyebab masalah. 39
38
Ibid. Hal: 190 39
Ibid. Hal: 191
BAB IV
ANALISIS BERITA DENGAN PENDEKATAN FRAMING
A. Temuan Analisis Frame Kompas Cyber Media
1. Problem Identification
Kompas Cyber Media mengidentifikasi pernikahan Syekh Puji sebagai kasus
hukum. Dua dari tiga berita yang ada, ditampilkan dari segi hukum. Dari berita
tersebut dijelaskan bahwa Syekh Puji telah melakukan pelanggaran hukum.
Kompas Cyber Media meminta pendapat dari Menteri Agama dan Wakil
Sekretaris Komisi Fatwa MUI, Dr Asrorun Niam. Keduanya menyatakan bahwa
pernikahan Syekh Puji walaupun sah secara hukum fikih tetapi tetap haram
karena bisa menimbulkan bahaya. Selain itu, bila mengacu pada UU perkawinan,
pernikahan tersebut tidak sah. Maftuh Basyuni bahkan mendukung tindakan
Komnas Perlindungan Anak yang akan menuntut Syekh Puji karena telah
menikah dengan Ulfah yang baru berusia 12 tahun. (Kompas.com. Senin, 27
Oktober 2008)
Kompas Cyber Media juga menampilkan suara Jaringan Peduli Perempuan dan
Anak (JPPA) yang menyatakan bahwa tindakan Syekh Puji merupakan tindakan
eksploitasi pada anak. Syekh Puji juga melakukan pelanggaran secara sekaligus,
diantaranya terhadap UU No 23 tahun 2002 tentang perlindungan Anak, Kitab
UU Hukun Pidana (KUHP), UU No 21 tahun 2007 tentang Pemberantasan
tindak pidana perdagangan orang, serta UU No 13 tahun 2004 tentang
ketenagakerjaan. (Kompas.com. Sabtu, 25 Oktober 2008)
2. Causal Interpretation
Dalam keseluruhan beritanya Kompas Cyber Media memposisikan Syekh Puji
sebagai aktor alias penyebab masalah ini. Hal ini sangat terlihat banyaknya
pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh Syekh Puji berkaitan dengan
pernikahannya dengan Lutfiana Ulfah yang masih di bawah umur.
3. Moral Evaluation
Perilaku Syekh Puji sangat tidak dibenarkan. JPPA bahkan menuduh bahwa
perbuatan Syekh Puji sebagai tindakan eksploitasi anak, merendahkan derajat
serta martabat perempuan terlebih perbuatan Syekh Puji dianggap mengambil
keuntungan dengan mengatasnamakan agama.
4. Treatment Recommendation
Kompas Cyber Media menawarkan melalui JPPA bahwa kasus ini harus ditindak
tegas. Menurut Kepala Bagian Operasional I Direktorat Reserse dan Kriminal
Polda Jateng Ajun Komisaris Besar, Nelson P Purba, agar tidak ada masyarakat
yang menganggap sebagai bagian dari budaya dan menjadi nilai-nilai dalam
masyarakat.
Tabel 5:
Temuan Analisis Frame Kompas Cyber Media
Judul Isi Berita/Wawancara Sumber Berita
Kak Seto Temui
Syekh Puji
Rencana pertemuan Kak
Seto dengan Syekh Puji;
membahas tentang rencana
teknik perpisahan Syekh
Puji dengan Ulfah.
Seto Mulyadi
sebagai Ketua
Komisi Nasional
Perlindungan
Anak Indonesia.
Menag: Syekh
Puji Bisa Terkena
Sanksi
Pendapat Menag bahwa
Syekh Puji telah melanggar
UU yang berlaku di
Indonesia (tentang
perkawinan) karenanya
harus dikarenakan sanksi.
Maftuh Basyuni
sebagai Menteri
Agama dan Dr
Asrorun Niam
sebagai Wakil
Sekertaris Komisi
Fatwa MUI.
Syekh Puji
Dilaporkan Ke
Polda Jateng
JPPA melaporkan tindakan
Syekh Puji yang menikahi
anak dibawah umur serta
telah melakukan
pelanggaran yang intinya
ini merupakan kasus
hukum.
Agnes Widanti
sebagai Ketua
JPPA dan Nelson
P Purba sebagai
Kepala Bagian
Operasional I
Direktorat
Reserse dan
Kriminal Polda
Jateng Ajun
Komisaris Besar
serta FX Sunarno
sebagai Kepala
Polda Jateng
Inspektur
Jenderal.
MUI Minta
Masyarakat Tak
Ikut-ikutan Syekh
Puji
MUI Jawa Tengah
meminta masyarakat agar
tidak terpengaruh dan ikut-
ikutan dengan tindakan
Syekh Puji yang menikahi
anak di bawah umur.
Sekretaris Umum
MUI Jateng,
Ahmad Rofiq, di
Semarang
Polisi Harus Aktif
Sikapi Tindakan
Syekh Puji
Koordinator Jaringan
Peduli Perempuan dan
Anak Semarang,
mengatakan, seharusnya
polisi bertindak aktif
menyikapi tindakan Syekh
Puji, pengusaha dari
Semarang yang telah
melanggar hukum pidana
dengan menikahi anak di
Agnes Widanti
sebagai Ketua
JPPA
bawah umur.
Syekh Puji
Titipkan Istri ke
Mertua
Niat Syekh Puji untuk
hidup serumah dengan
istrinya lutfianah Ulfah
harus ditunda dulu. Setelah
KPA mendesak Syekh Puji
agar membatalkan.
Pernikahan dengan Ulfah
yang melanggar UU
perkawinan, juga atas
protes beberapa kalangan,
akhirnya Puji menyerah. Ia
mengembalikan Ulfah
kepada orangtuanya.
Kak Seto (Seto
Mulyadi) sebagai
Ketua Komisi
Perlindungan
Anak Nasional
dan tim pengacara
Puji, Teguh
Samodra dan
Ramdlon Naning,
wakil Majelis
Ulama Indonesia
(MUI) Jawa
Tengah KH.
Tadzkir Mansyur
dan KH. Syamsu
Ro’i, serta Kepala
Seksi Penerangan
Islam
Departemen
Agama
Kabupaten
Semarang Sutejo
Bajuri, dan
Suroso Orangtua
Lutfianah Ulfah,
B. Temuan Analisis Frame Republika Online
1. Problem Identification
Republika Online menampilkan berita mengenai orang-orang yang terkait
dengan Syekh Puji, yakni pengacaranya R Sedya Prayogo Pangestu, SH.
Pengacaranya dinilai tidak mempunyai kapasitas sebagai pengacara Syekh Puji,
karena dia merupakan Anggota DPRD, menjabat sebagai Ketua Badan
Kehormatan Kabupaten Semarang. Selain itu, berdasarkan Pasal 3 Ayat 1 Kode
Etik Advokat Indonesia mengatur bahwa seorang advokat selama menjadi
pejabat negara tidak dibenarkan untuk berpraktik sebagai advokat dan namanya
tidak boleh digunakan oleh kantornya. Pasal 20 Ayat 3 UU No 18 tahun 2003
tentang advokat yang menyebutkan bahwa advokat yang menjadi pejabat negara
tidak melaksanakan tugas profesinya sebagai advokat selama memangku jabatan
tersebut.
Selain itu, Republika Online juga memberitakan mengenai pemeriksaan polisi
terhadap orang-orang yang berkaitan dengan masalah ini sebagai saksi. Mereka
adalah Kepala SMPN I Bawen Restu Kuncurani, Staf Kantor Kecamatan Jambu
Kabupaten Semarang Joko Mujianto dan Kepala Desa Randugunting Susianto.
Dalam hasil pemeriksaan, Kepala SMPN I Bawen menyatakan bahwa ia pernah
menerbitkan surat pindah sekolah kepada Ulfah untuk melanjutkan pendidikan
ke sebuah pondok pesantren. Sementara itu, Kepala Desa Randugunting
menyatakan bahwa pernah menerima surat izin menikah yang disampsaikan oleh
Syekh Puji.
Dan juga, Republika Online memberitakan tentang anggapan Meutia Hatta
selaku Menteri Pemberdayaan Perempuan yang mengatakan bahwa proses
hukum Syekh Puji harus dilanjutkan meski yang bersangkutan mengaku sudah
mengembalikan anak yang dinikahinya kepada orang tuanya. Disamping itu,
orangtua anak yang bersangkutan juga harus dikenai sanksi karena berdasarkan
undang-undang, orangtua harus melindungi dan merawat anaknya. Syekh Puji
dianggap telah malakukan beberapa pelanggaran sekaligus, yaitu UU
Perkawinan, UU Perlindungan Anak dan UU Ketenagakerjaan karena anak-anak
tersebut, kabarnya akan dipersiapkan untuk mengelola beberapa perusahaannya.
2. Causal Interpretation
Dalam pemberitaannya Republika Online memposisikan Kepala SMPN I
Bawen, Restu Kuncurani, Staf Kantor Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang,
Joko Mujianto, Kepala Desa Randugunting, Susianto dan Pengacara Syekh Puji,
R Sedya Prayogo Pangestu, SH, dan Menteri Pemberdayaan Wanita, Meutia
Hatta sebagai sumber berita.
3. Moral Evaluation
Ada dua penilaian yang terdapat dalam berita yang ditampilkan dalam Republika
Online. Yang pertama, masalah Syekh Puji merupakan masalah moral, hal ini
terlihat dari pernyataan sejumlah anggota Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
dan Aktivis Pembela Perempuan dan Anak di Jawa Tengah yang menyatakan
bahwa pernikahan Syekh Puji dengan anak di bawah umur dinilai melanggar UU
Perlindungan Anak.
Kedua, masalah Syekh Puji dinilai sebagai kasus hukum. Hal ini berkaitan
dengan pengacaranya, yaitu R Sedya Prayogo Pangestu, SH. Sedya dinilai telah
melakukan pelanggaran Pasal 3 Ayat 1 Kode Etik Advokat Indonesia mengatur
bahwa seorang advokat selama menjadi pejabat negara tidak dibenarkan untuk
berpraktik sebagai advokat dan namanya tidak boleh digunakan oleh kantornya.
Pasal 20 Ayat 3 UU No 18 Tahun 2003 tentang advokat yang menyebutkan
bahwa advokat yang menjadi pejabat negara tidak melaksanakan tugas
prosfesinya sebagai advokat selama memangku jabatan tersebut.
4. Treatment Recommendation
Solusi yang ditawarkan oleh Republika Online terhadap penilaian yang
mengarah pada masalah moral adalah bahwa Syekh Puji harus ditindak sesuai
dengan pelanggaran yang telah dilakukannya. Sedangkan solusi yang ditawarkan
pada masalah hukum adalah bahwa R Sedya Prayogo Pangestu, SH minimal
ditegur atau dipecat bila terbukti melakukan pelanggaran yang dituduhkan
kepadanya.
Secara ringkas, berikut adalah perbandingan antar isu yang ditampilkan dalam
media RepublikaOnline.
Tabel 6:
Temuan Analisis Frame Republika Online
Judul Isi Berita/wawancara Sumber Berita
Pernikahan Syekh
Puji, Polisi
Periksa Tiga
Saksi
Pernyataan tiga saksi
(Susianto, Restu dan
Joko) tentang pernikahan
Syekh Puji dan juga isu
pelanggaran terhadap
UU Perlindungan Anak
Restu Kuncurani,
Joko Mujianto,
Susianto dan
Kapolwiltabes
Semarang Kombes
Pol. Masjhudi
Kapasitas
Pengacara Syekh
Puji
Dipertanyakan
Mengungkapkan siapa
Sedya Prayogo Pangestu,
SH yang menjadi
pengacara Syekh Puji
dan masalah kepastian
Sedya akan statusnya
Ketua BK DPC
Ikadin kota
Semarang Rangkay
Margana, SH.
Polwiltabes Mulai
Periksa Saksi
Pernikahan Bocah
Aparat Powiltabes
Semarang, melakukan
pemeriksaan terhadap
tiga saksi dalam
pernikahan Syekh Puji
Restu Kuncurani
Kepala SMPN 1
Bawen, Staf Kantor
Kecamatan Jambu,
Kabupaten
Semarang, Joko
Mujianto, dan
Susianto Kepala
Desa Randugunting
Kecamatan Klepu,
Kabupaten
Semarang.
Meutia Hatta:
Harus ada Sanksi
Untuk Syekh Puji
Syekh Puji dan orangtua
Ulfah harus dikenakan
sanksi walaupun Ulfah
telah dikembalikan
kepada orangtuanya,
karena Syekh Puji telah
melakukan beberapa
pelanggaran hukum
sekaligus.
Meutia Hatta,
sebagai Menteri
Negara
Pemberdayaan
Perempuan
Syekh Puji Minta
Maaf dan Siap
Ceraikan
Lutfianah
Syekh Puji dalam
pertemuannya dengan
Kak Seto Ketua Umum
Komnas Perlindungan
Anak meminta maaf dan
siap ceraikan Lutfianah
Ulfah.
Seto Mulyadi (Kak
Seto) Ketua Umum
Komnas
Perlindungan Anak,
dan Sinto Ari
Wibowo kuasa
hukum Syekh Puji
dan Lutfianah
Ulfah.
C. Temuan Analisis Frame Media Online Lain
1. Pos Kota Online
1. Problem Identification
Pos Kota Online menampilkan ”Isu Syekh Puji Menikahi Gadis 12 Tahun.”
sensasi yang dilakukan Syekh Puji ini sudah dianggap biasa oleh masyarakat
sekitar. Kendati sering membuat sensasi, namun kabar pernikahan Syekh Puji
dengan gadis di bawah umur, tak urung sejumlah ibu rumahtangga di Semarang
sempat melontarkan kritik dan sindiran tajam. Syekh Puji dinilai sombong dan
mengandalkan uang untuk mencapai tujuannya.
Selain itu juga, Pos Kota Online menampilkan berita tentang ”Syekh Puji
Janji Ceraikan Ulfah.” Ketua Komnas Perlindungan Anak Seto Mulyadi (Kak
Seto) bertemu dengan langsung dengan Syekh Puji dan Lutfianah Ulfah dan
menyarankan agar pernikahan yang tidak diakui undang-undang positif ini,
dibatalkan. Polisi makin serius untuk menuntaskan kasus ini dengan melakukan
pemeriksaan terhadap sejumlah saksi, termasuk meminta keterangan dari Rafidi,
kakek Lutfianah Ulfah. Menurut sang kakek, dirinya juga menyesalkan
pernikahan Syekh Puji dengan cucunya yang dilakukan secara diam-diam.
Ternyata, Syekh Puji sebelumnya juga pernah terlibat kasus hukum pada tahun
1987. saat itu lelaki berjenggot tersebut pernah ditahan di Polres Salatiga karena
mencukur gundul 47 karyawannya yang kebanyakan para wanita yang
melakukan kesalahan kerja.
2. Causal Interpretation
Pujiono Cahyo Widianto atau biasa disebut Syekh Puji ulama kontroversi di
Ambarawa, Kabupaten Semarang, dan sejumlah ibu rumahtangga di Semarang
salah satunya yaitu Ny Rahma, yang menjadi sumber berita
3. Moral Evaluation
Ada dua penilaian yang terdapat dalam berita yang ditampilkan dalam Pos Kota
Online Yang pertama, masalah Syekh Puji merupakan masalah moral, hal ini
terlihat dari demo anak TK Sebanyak 500 Anak TK, pelajar SD dan siswa SMP
Yayasan Bina Karya menggelar aksi demo di lokalisasi Tambak Asri, Jumat.
Ratusan anak tersebut mengecam pernikahan Pujiono Cahyo Widianto alias
Syekh Puji dengan Lutfiana Ulfa,12. Dalam aksinya, selain membawa poster dan
spanduk, anak-anak itu juga melakukan aksi jalan mundur dalam unjuk rasanya.
Dan juga anggapan sejumlah ibu rumah tangga yang mengenal pemilik Syekh
Puji. Dengan anggapan Syekh Puji dinilai sombong dan mengandalkan uang
untuk mencapai tujuannya. ”Setelah pamer kekayaan, kini lelaki itu pamer
dengan kesombongannya mengambil gadis kecil yang baru lulus SD sebagai istri
keduanya,” kata Ny Rahma, ibu rumahtangga. Dan lagi anggapan pengacara
Syekh Puji, Sedyo Prayogo SH. ”Kak Seto juga harus memikirkan nasib Ulfah
setelah bercerai. Sebab, Syekh Puji tidak menginginkan Ulfah menderita setelah
bercerai.
Yang kedua, masalah Syekh Puji merupakan masalah hukum, dan hal ini terlihat
dari Ketua Komnas Perlindungan Anak Seto Mulyadi atau Kak Seto, yang
bertemu langsung dengan Lutfianah Ulfah dan menyarankan agar pernikahan
yang tidak diakui undang-undang positif ini, dibatalkan. ”Syekh Puji bersedia
membatalkan pernikahan dengan Lutfianah Ulfah, bila kasusnya dihentikan
polisi,”kata Sedyo Prayogo kepada wartawan. Polisi makin serius untuk
menuntaskan kasus ini dengan melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi,
termasuk meminta keterangan dari Rafidi, kakek Lutfianah Ulfah. Catatan polisi,
Syekh Puji sebelumnya juga pernah terlibat kasus hukum pada tahun 1987. Saat
itu lelaki berjenggot tersebut pernah ditahan di Polres Salatiga karena mencukur
gundul 47 karyawannya yang kebanyakan para wanita yang melakukan
kesalahan kerja. Jaringan Peduli Perempuan dan Anak (JPPA) Jateng, mendesak
pihak terkait untuk segera menangani kasus pernikahan Syekh Puji dengan anak
di bawah umur, Ulfa.
4. Treatment Recommendation
Penyelesaian masalah yang ditawarkan Pos Kota Online dalam masalah moral
adalah Koordinator Jaringan Peduli Perempuan dan Anak (JPPA) Dr. Agnes
Widanti akan mendampingi Ulfah dalam proses pemeriksaan untuk memulihkan
psikologis Ulfa. Dan juga Kepala TK-SD Bina Karya, Dra. Sudarwati MM di
sela aksi berharap pihak berwenang memperkarakan Syekh Puji, kendati
pengusaha asal Semarang itu membatalkan pernikahan dan mengembalikan Ulfa
ke orang tuanya. Tapi gugatan pidana harus tetap berjalan. Syekh Puji harus
dihukum sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Detik.com
1. Problem Identification
Detik.com menyajkan berita pernikahan Syekh Puji dengan masalah hukum.dan
ada beberpa berita yang beranggapan kasus Syekh Puji terkait hukum, Detik.com
memberitakan komentar pengacara Syekh Puji Teguh Samudra yang
mengatakan, tidak kepolisian telah melanggar pasal 168 KUHP tentang tidak
bisa memanggil saksi yang ada hubungan suami istri. Dan Teguh juga
menambahkan Syekh Puji tidak melanggar 3 UU. Dalam pernikahan Syekh Puji
dengan Ulfah, tidak ada unsur paksaan, tidak ada eksploitasi anak, dan tidak ada
pencabulan.
Ulfah telah dimintai keterangan oleh polisi terkait pernikahannya yang
menyalahi UU Perkawinan karena usianya masih di bawah umur yang
disyaratkan oleh Undang-Undang Perkawinan.
2. Causal Interpretation
Pujiono Cahyo Widianto atau lebih akrab disebut Syekh Puji adalah aktor
penyebab, dan pengacara Syekh Puji Teguh Samudra dan Sedya Prayogo serta
Ketua Komnas Perlindungan Anak Seto Mulyadi ”Kak Seto” dan salah satu
Tetangga Ulfah Darmo yang menjadi sumber berita.
3. Moral Evaluation
Pemberitaan kontroversi pernikahan Syekh Puji dengan Lutfianah Ulfah
menimbulkan beragam komentar dan pemikiran dari berbagai pihak, seperti
yang diberitakan Detik.com Syekh Puji hanya mengikuti ajaran Rasulullah SAW
yang menikahi Aisyah saat berumur 7 tahun. Namun Rasulullah tidak
”mencampuri” Aisyah hingga si gadis akil baliq. Syekh Puji-pun tidak tidak
akan ”mencampuri” istri-istrinya yang belum akil baliq, akan tetapi Komnas
Perlindungan Anak tetap menganggap bahwa pernikahan Syekh Puji melanggar
UU perkawinan. dan komentar yang diberikan pengacara Syekh Puji bahwa
pernikahan tersebut tidak melanggar Undang-Undang Perkawinan karena tidak
adanya unsur paksaan, tidak ada eksploitasi, dan tidak ada pencabulan.
4. Treatment Recommendation
Solusi yang diberikan Detik.com mengenai masalah hukum Pernikahan
Syekh Puji menurut Komnas Perlindungan Anak untuk dibatalkan atau
Lutfianah Ulfah harus dititipkan sementara kepada Orang tua Ulfah hingga
berumur 16 tahun sesuai dengan aturan Undang-Undang Perkawinan.
Dan mengenai kondisi psikis yang dialami Ulfah bahwa Komnas
Perlindungan Anak terus melakukan pemantauan terhadap perkembangan kasus
ini. Melalui Lembaga Perlindungan Anak di Semarang, pihak Komnas Anak
memberikan bantuan terapi psiko-sosial kepada Ulfah dua kali dalam seminggu.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan oleh penulis mengenai
analisis framing untuk menganalisis teks media online dalam mengemas berita
pernikahan Syekh Puji dengan Lutfianah Ulfah pada Kompas Cyber Media dan
Republika Online tanggal 24 Oktober s/d 10 November 2008. Sasaran akhir dari
sebuah penelitian adalah berusaha menjangkup permasalahan hasil analisa data
yang didapat, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
Dalam berita pembahasan yang sama dapat dimaknai secara berbeda dan
akhirnya menghasilkan berita yang berbeda pula. Berita kontroversi pernikahan
Syekh Puji dengan Lutfianah Ulfah, pada Kompas Cyber Media membingkai
berita tersebut sebagai masalah hukum, karena Syekh Puji telah menikahi gadis
di bawah umur, walaupun sebagian sumber berita mengatakan bahwa pernikahan
tersebut sah secara agama akan tetapi di Indonesia harus mematuhi hukum
positif dan hukum adat yang berlaku. Kompas Cyber Media merekomendasikan
bahwa kasus tersebut harus tetap diproses hukum meskipun Syekh Puji telah
menitipkan Ulfah kepada orang tuanya. Sedangkan Republika Online terdapat
bingkai yang menyatakan bahwa walaupun kasus ini menyangkut masalah
hukum, akan tetapi masyarakat tidak boleh memvonis bahwa pernikahan Syekh
Puji dengan Lutfianah Ulfah salah karena
BAB V
PENUTUP
B. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan oleh penulis mengenai
analisis framing untuk menganalisis teks media online dalam mengemas berita
pernikahan Syekh Puji dengan Lutfianah Ulfah pada Kompas Cyber Media dan
Republika Online tanggal 24 Oktober s/d 10 November 2008. Sasaran akhir dari
sebuah penelitian adalah berusaha menjangkup permasalahan hasil analisa data
yang didapat, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
Dalam berita pembahasan yang sama dapat dimaknai secara berbeda dan
akhirnya menghasilkan berita yang berbeda pula. Berita kontroversi pernikahan
Syekh Puji dengan Lutfianah Ulfah, pada Kompas Cyber Media membingkai
berita tersebut sebagai masalah hukum, karena Syekh Puji telah menikahi gadis
di bawah umur, walaupun sebagian sumber berita mengatakan bahwa pernikahan
tersebut sah secara agama akan tetapi di Indonesia harus mematuhi hukum
positif dan hukum adat yang berlaku. Kompas Cyber Media merekomendasikan
bahwa kasus tersebut harus tetap diproses hukum meskipun Syekh Puji telah
menitipkan Ulfah kepada orang tuanya. Sedangkan Republika Online terdapat
bingkai yang menyatakan bahwa walaupun kasus ini menyangkut masalah
hukum, akan tetapi masyarakat tidak boleh memvonis bahwa pernikahan Syekh
Puji dengan Lutfianah Ulfah salah karena
1. pernikahan tersebut sah secara agama dan kedua pihak saling mencintai dan
mau membina rumah tangga yang baik.
2. Antara Kompas Cyber Media dan Republika Online masing-masing
mempunyai kemasan atau definisi yang berbeda-beda dalam kasus ini.
Dalam berita kontroversi pernikahan Syekh Puji dengan Lutfianah Ulfah,
pada Kompas Cyber Media membingkai berita tersebut sebagai masalah
hukum. Tindakan Syekh Puji dianggap sebagai eksploitasi anak, melanggar
UU yang berlaku dengan menikahi Ulfa yang berumur 12 tahun. Syekh Puji
juga dianggap melanggar UU No 23 tahun 2002 tentang pemberantasan
tindak pidana perdagangan orang, dan UU No 13 tahun 2004 tentang
ketenagakerjaan. Kemudian Kompas Cyber Media merekomendasikan
bahwa kasus tersebut harus dihukum atau diberikan sanksi sesuai
tindakannya, meskipun Syekh Puji telah menitipkan Lutfianah Ulfah kepada
orang tuanya. Sedangkan Republika Online membingkai berita tersebut
sebagai masalah hukum dan masalah moral, Tindakan Syekh Puji ini
dianggap melanggar UU Perlindungan Anak. Republika memberitakan
keberadaan pengacara Syekh Puji Sedya Prayogo Pangestu dinilai telah
melanggar Kode Etik Advokat Indonesia. Republika Online
merekomendasikan bahwa kasus Syekh Puji harus dihukum sesuai dengan
pelanggaran yang telah dilakukannya. Sedangkan untuk pengacara Syekh
puji, R Sedya Prayogo Pangestu, SH, minimal ditegur atau dipecat bila
terbukti melakukan pelanggaran yang dituduhkan kepadanya.
3. Dengan melihat perbandingan beberapa berita kontroversi pernikahan Syekh
Puji dengan Lutfianah Ulfah di kedua Media Online tersebut yaitu Kompas
Cyber Media dan Republika Online, sangat mungkin kita akan menemukan
kesimpulan yang setara bahwa media apapun tidak bisa lepas dari bias-bias
baik itu yang berkaitan dengan ideology, politik, ekonomi, social, budaya,
bahkan agama, tidak ada satupun media yang memiliki sikap indenfendesi
dan obyektifitas yang absolut.
C. Saran-Saran
Dari kesimpulan di atas, ada beberapa saran yang akan penulis sampaikan
agar dapat dijadikan bahan pertimbangan, baik dari segi fungsional maupun
substansialnya. Adapun saran yang akan penulis sampaikan adalah sebagai
berikut:
1. Penulis berharap kepada Kompas Cyber Media dan Republika Online
untuk terus meningkatkan kualitas dalam setiap edisinya agar keberadaan
Kompas.com dan Republika online selalu dekat di hati pembaca sehingga
pesan-pesan yang disampaikan dapat dengan mudah disampaikan tepat
pada sasarannya dan juga dapat diaplikasikan.
2. Penulis juga berharap agar penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat
untuk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sebagai upaya mengembangkan
khazanah keilmuannya tentang jurnalistik dan memberikan gambaran
karakter pemberitaan media online, dalam hal ini Kompas Cyber Media
dan Republika Online dalam berita pernikahan Syekh Puji dengan
Lutfianah Ulfah. Serta memberikan kontribusi tentang bagaimana sebuah
berita diperoleh, diolah, dan disajikan kepada khalayak pembaca
3. Untuk menganalisis isi teks di media, Analisis Framing adalah analisis
yang kritis, analisis yang cocok sekali digunakan untuk mengetahui
perbedaan makna dari suatu peristiwa yang ada di media. Analisis
framing dipakai untuk melihat bagaimana media mengkonstruksi realitas.
Oleh karena itu, analisis framing tidak hanya dapat digunakan oleh
pemerhati media, akan tetapi dapat pula digunakan oleh siapa saja baik
itu Pembaca Koran, Pendengar Radio, Pemirsa Televisi, bahkan
Pengguna Internet sekalipun, guna mengupas bagaimana suatu berita
dibingkai oleh media.
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Ardianto, Elvinaro dan Bambang Q-Anees. Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2007.
Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2006.
Burton, Graeme. Yang Tersembunyi di Balik Media Pengantar Kepada Kajian
Media. Yogyakarta: Jalasutra, 2008.
Eriyanto. Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. Yogyakarta:
LkiS, 2002.
Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2006.
Kusumaningrat, Hikmat dan Purnama Kusumaningrat. Jurnalistik Teori dan Praktik.
Bandung: Roda Karya, 2006.
Nugroho, Eriyanto, Frans Sudiarsis. Politik Media Mengemas Berita. Jakarta:
Institut Studi Arus Informasi, 1999.
Sudibyo, Agus. Citra Bung Karno, Analisis Berita Pers Orde Baru. Yogyakarta:
Bigraf Publishing, 1999.
Walgito, Bimo. Bimbingan dan Konseling Pernikahan. Yogyakarta: Penerbit Andi,
2004.
Djuroto, Totok. Manajemen Penerbitan Pers, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2004
Tebba, Sudirman. Jurnalistik Baru, Ciputat: Penerbit Kalam Indonesia, 2005
Iswara, Luwi. Catatan-catatan Jurnalisme Dasar. Jakarta: Kompas, Cet ke-III, 2007
Bland, Micheal. Alison Theaker, David Wragg, Hubungan Media Yang Efektif,
Jakarta: Erlangga, 2001
Hamid. Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa, Jakarta: Granit, 2004
M.A. Birowo, M. Antonius, ed., Metode Penelitian Komunikasi, teori dan aplikasi.
Yogyakarta: Gitanyali, 2004
Sumadiria. AS Haris. Drs. M.Si. Bahasa Jurnalistik, Bandung: Simbiosa Rekatama
Media, 2006
Morissan. Jurnalistik Televisi Mutakhir, Tanggerang: Ramdina Prakarsa, 2005
Adam. Ahmat, Sejarah Awal Pers dan Kebangkitan Kesadaran Keindonesiaan,
Jakarta: Hasta Mitra, 2003
Werner J. Severin, W. Tankard, Jr. Teori Komunikasi Sejarah, Metode dan Terapan
di Dalam Media Massa
Briggs, Asa dan Burke, Peter. Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai
Internet. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006
Effendy, Uchjana, Onong., Prof. M.A. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi,
Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003
Panduan Lain:
Nasuhi, Hamid. Ismatu, Ropi. Dll. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis,
dan Disertasi), Ciputat: CeQDA, 2007
Skripsi Rohmayanti, (101051022582). Media Cetak Mengemas Berita Abu Dujana
(Analisis Framing dalam Koran Kompas dan Republika Edisi Juni 2007).
Skripsi Ulul Azmi, (104051001808). Konstruksi Realitas Islam Di Media Massa
”Analisis Framing, Konflik Palestina Israel Di Harian Kompas dan
Republika” (Edisi April 2008)
Internet:
Agung Nugroho. DiskusiBeritaNet.com.
jonru.multiply.com/journal/item/128 - 29k, diakses pada 9 Januari 2005.
http:// wwwyapento.com/in/modules. Php? Name =news &file=article&sid =5
www.kompas.com, diakses pada Selasa, 6 Januari 2009.
www.republika.co.id, diakses pada Selasa, 6 Januari 2009.
www.poskota.co.id, diakses pada Rabu, 4 Februari 2009
www.detik.com, diakses pada Jumat, 6 Februari 2009
http://koswara.wordpress.com/2007/07/01/konsep-pernikahan-dalam-islam/, diakses
pada Senin, 4 Mei 2009
Diskusi BeritaNET.com
Written by Agung Nugroho, Perkembangan Media Cetak
Nama : Emi Sumiati
Tempat/Tgl Lahir : Jakarta, 12 Desember 1985
Agama : Islam
Alamat : Jln. Kapuk Poglar Rt.003/04 No.17
Kapuk Cengkareng Jakarta-Barat 11720
Anak ke- : ke-7 dari 7 bersaudara
Pendidikan : 1992-1998 : SDN Kadaung Kali Angke 01 Pagi
1998-2001 : SLTPN 82 Jakarta Barat
2001-2005 : M.A Ummul Quro Al-Islami Bogor 2005-2009 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta