konseling pranikah & mempersiapkan kehamilan sehat april 2003

4
Konseling Pranikah dan Mempersiapkan Kehamilan Sehat Judi Januadi Endjun Subbagian Fetomaternal RSPAD Gatot Soebroto / FK UPN Veteran Departemen Obstetri dan Ginekologi PENDAHULUAN Pernikahan adalah suatu peristiwa yang sangat sakral dan penting dalam kehidupan manusia, bukan hanya sekedar prokreasi atau untuk melanjutkan keturunan umat manusia, kalau bisa pernikahan tersebut merupakan yang pertama sekaligus yang terakhir serta menghasilkan keturunan (generasi mendatang) yang lebih baik. Perlu persiapan yang matang dari calon suami istri atau calon ayah ibu agar keturunannya kelak dapat sehat jasmani, rohani dan sosial. Faktor yang harus dipertimbangkan adalah agama, pendidikan , sosial, kesamaan visi dan misi dalam berumah tangga, saling terbuka, kesehatan jasmani, rohani dan sosial; yang kira-kira dapat diringkas sebagai “faktor bobot, bibit dan bebet” dalam memilih pasangan hidup. Di Indonesia masih ada pernikahan yang didasarkan atas kepentingan keluarga (misalnya warisan harta atau perusahaan). Hal ini dapat berbahaya bila dalam keluarga tersebut terdapat penyakit yang diturunkan secara genetik, misalnya thalasemia, hemofilia atau diabetes mellitus. Banyak kelainan bawaan yang dapat dicegah dengan cara melakukan aktivitas hidup yang sehat dan sesuai norma agama. Misalnya penyakit anensefalus (janin tidak punya kepala), dan spina bifida (tulang belakang berlobang) dapat dicegah dengan mengkonsumsi cukup asam folat, misalnya 1 – 5 mg per hari. Sayangnya asam folat tersebut tidak cukup tersedia dalam konsumsi sayur dan buah atau susu sehari-hari, artinya setiap calon ibu harus mengkonsumsi tablet asam folat, minimal tiga bulan sebelum hamil. Dalam pembahasan berikut akan dijelaskan secara singkat persiapan apa saja yang perlu dilakukan dalam upaya mempersiapkan kehamilan sehat. PERSIAPAN KESEHATAN Bagaimana caranya calon ibu dan bapak dapat mengetahui kondisi kesehatannya ? Tentunya memerlukan seorang konselor yang akan menjelaskan langkah-langkah apa yang harus dilakukan dalam upaya mempersiapkan kehamilan yang sehat. Konselor tersebut dapat seorang dokter, bidan, paramedis, atau petugas terlatih lainnya. Dalam persiapan tersebut perlu dibahas bersama mengenai kesehatan mental, kesehatan jasmani, faktor resiko

Upload: judi-januadi-endjun-md-obsgyn

Post on 08-Jun-2015

2.130 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Panduan kesehatan sederhana bagi pasangan yg akan menikah

TRANSCRIPT

Page 1: Konseling pranikah & Mempersiapkan Kehamilan Sehat April 2003

Konseling Pranikah dan Mempersiapkan Kehamilan Sehat

Judi Januadi Endjun

Subbagian Fetomaternal

RSPAD Gatot Soebroto / FK UPN Veteran Departemen Obstetri dan Ginekologi

PENDAHULUAN Pernikahan adalah suatu peristiwa yang sangat sakral dan penting dalam kehidupan manusia, bukan hanya sekedar prokreasi atau untuk melanjutkan keturunan umat manusia, kalau bisa pernikahan tersebut merupakan yang pertama sekaligus yang terakhir serta menghasilkan keturunan (generasi mendatang) yang lebih baik. Perlu persiapan yang matang dari calon suami istri atau calon ayah ibu agar keturunannya kelak dapat sehat jasmani, rohani dan sosial. Faktor yang harus dipertimbangkan adalah agama, pendidikan , sosial, kesamaan visi dan misi dalam berumah tangga, saling terbuka, kesehatan jasmani, rohani dan sosial; yang kira-kira dapat diringkas sebagai “faktor bobot, bibit dan bebet” dalam memilih pasangan hidup. Di Indonesia masih ada pernikahan yang didasarkan atas kepentingan keluarga (misalnya warisan harta atau perusahaan). Hal ini dapat berbahaya bila dalam keluarga tersebut terdapat penyakit yang diturunkan secara genetik, misalnya thalasemia, hemofilia atau diabetes mellitus. Banyak kelainan bawaan yang dapat dicegah dengan cara melakukan aktivitas hidup yang sehat dan sesuai norma agama. Misalnya penyakit anensefalus (janin tidak punya kepala), dan spina bifida (tulang belakang berlobang) dapat dicegah dengan mengkonsumsi cukup asam folat, misalnya 1 – 5 mg per hari. Sayangnya asam folat tersebut tidak cukup tersedia dalam konsumsi sayur dan buah atau susu sehari-hari, artinya setiap calon ibu harus mengkonsumsi tablet asam folat, minimal tiga bulan sebelum hamil. Dalam pembahasan berikut akan dijelaskan secara singkat persiapan apa saja yang perlu dilakukan dalam upaya mempersiapkan kehamilan sehat. PERSIAPAN KESEHATAN Bagaimana caranya calon ibu dan bapak dapat mengetahui kondisi kesehatannya ? Tentunya memerlukan seorang konselor yang akan menjelaskan langkah-langkah apa yang harus dilakukan dalam upaya mempersiapkan kehamilan yang sehat. Konselor tersebut dapat seorang dokter, bidan, paramedis, atau petugas terlatih lainnya. Dalam persiapan tersebut perlu dibahas bersama mengenai kesehatan mental, kesehatan jasmani, faktor resiko

Page 2: Konseling pranikah & Mempersiapkan Kehamilan Sehat April 2003

Konseling Pranikah dan Mempersiapkan Kehamilan Sehat 2

prahamil, gaya hidup sehat, imunisasi pra hamil (pranikah), riwayat kehamilan yang lalu (bila ada), dan riwayat sosial. Kesehatan Mental Ada pepatah yang menyatakan “cinta itu buta”. Hal ini ada benarnya, mengapa ? Sering kita dapatkan bahwa pasangan yang sedang jatuh cinta sulit menerima nasehat yang rasional, disebabkan mereka mempunyai perasaan bahwa pasangan tersebut merupakan pilihan yang terbaik dengan seribu alasannya. Keterusterangan atau keterbukaan akan masalah kesehatan mental dalam masing-masing keluarga ataupun dalam dirinya harus dikemukakan agar masalah serupa yang mungkin timbul dapat dicegah atau diminimalkan dampaknya. Misalnya pada keluarga yang sering bercerai atau memiliki kebiasaan seks bebas, maka hal ini dapat mempengaruhi kehidupan pasangan tersebut selanjutnya, juga keturunannya kelak. Perlu usaha yang sungguh-sungguh dan kesabaran dalam mengatasi permasalahan yang ada. Ada nasehat yang baik, yaitu agar kita selalu berfikir positif, mau berbagi, bertenggang rasa dan mengatasi masalah secara bersama. Riwayat penyakit gangguan jiwa dalam keluarga juga perlu diperhatikan karena mungkin saja hal ini akan menjadi masalah dimasa mendatang. Kesehatan Jasmani Tujuan dari konseling kesehatan jasmani adalah untuk mengetahui secara dini kelainan jasmani apa yang ada pada calon suami istri atau calon bapak ibu tersebut. Pemeriksaan yang dilakukan antara lain pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan kandungan, dan pemeriksaan saluran kemih. Pemeriksaan fisik umum terdiri atas tekanan darah, berat badan ideal, mata, telinga, rongga mulut dan gigi, kelenjar gondok, kesehatan jantung, payudara, perut, anggota gerak, sarah dan saluran pembuangan (dubur). Pemeriksaan kandungan dilakukan untuk menilai organ kemaluan (genital) dalam dan luar. Bila calon tersebut masih seorang “nona atau gadis”, maka pemeriksaan genitalia dalam dilakukan melalui colok dubur dan USG. Bila sudah tidak gadis, maka periksa dalam dilakukan dengan memakai spekulum cocor bebek dan periksa dalam dengan jari (colok vagina). Dilihat apakah ada kelainan di daerah vagina dan mulut rahim (herpes genitalia, kondiloma akuminata, varises, tumor, kelainan bawaan), diambil cairan vagina untuk deteksi kelainan (misalnya infeksi jamur kandida albikans, trikhomonas, gonorea, klamidia, dll), dan pemeriksaan Paps smear untuk deteksi dini kanker dan infeksi mulut rahim. Infeksi dan kelainan pada organ genitalia dalam dapat meningkatkan kejadian persalinan kurang bulan atau ketuban pecah dalam kehamilan. Pemeriksaan genitalia luar dilakukan melalui pemeriksaan fisik biasa. Dicari apakah ada penyakit jengger ayam (kondiloma akuminata), herpes genitalis, varises, infeksi jamur, kanker dan kelainan bawaan. Hal penting lainnya yang harus diperiksa adalah pemeriksaan saluran kemih, terutama masalah infeksi dan penyakit menular seksual. Pemeriksaan untuk

Page 3: Konseling pranikah & Mempersiapkan Kehamilan Sehat April 2003

Konseling Pranikah dan Mempersiapkan Kehamilan Sehat 3

calon suami atau bapak, hampir mirip dengan pemeriksaan wanita, ditambah dengan analisa sperma. Faktor Resiko Prahamil Perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium rutin untuk menapis adanya anemia, infeksi virus hepatitis B, kencing manis, penyakit gondok dan kelainan pada urin. Laboratorium tambahan hanya dilakukan bila ada alas an medik, misalnya memelihara kucing sejak lama atau sering berkebun tanpa memakai sarung tangan, maka perlu dilakukan pemeriksaan toksoplasma. Perawat wanita yang bekerja di bangsal perawatan bayi atau anak, perlu pemeriksaan rubella. Faktor resiko lainnya yang harus dicari adalah tekanan darah tinggi, penyakit phenyl keton uria (PKU), HIV/AIDS, penyakit menular seksual (PMS), keguguran berulang, berat badan lahir rendah (pertumbuhan janin terhambat), persalinan prematur dan kematian janin dalam kehamilan. Adanya penyakit ayan (epilepsy), cacat jantung bawaan, kelainan darah (tromboemboli, trombofilia), gangguan system kekebalan (Imunologis) dan penyakit jaringan ikat juga perlu ditanyakan. Tubuh yang kurus, kegemukan (obesitas) atau kekurangan vitamin (terutama asam folat), merokok, alkohol, dan narkoba akan mempengaruhi kualitas janin. Riwayat obstetri (kehamilan dan persalinan, nilai APGAR bayi baru lahir, jenis persalinan, jenis bedah sesar, perdarahan pasca persalinan) juga mempengaruhi kehamilan berikutnya Gaya Hidup Sehat Teknologi yang saat ini sangat cepat berkembang, bersifat seperti pisau bermata dua. Kemudahan yang diberikan oleh teknologi tersebut membuat manusia menjadi semakin sedikit bergerak (aktivitas fisik sehat berkurang) akibatnya kesehatan akan semakin berkurang, apalagi bila wanita tersebut bekerja di gedung-gedung yang kelembaban dan pencahayaannya kurang. Makanan instant yang kaya dengan zat pengawet sudah terbukti berbahaya bagi embrio atau janin. Seks bebas pranikah akan meningkatkan angka kejadian PMS dan menambah dosa. Hubungan seks yang terlalu dini (usia di bawah 18 tahun), apalagi sering berganti pasangan, akan meningkatkan infeksi human papilloma virus (HPV) sekaligus meningkatkan resiko kaknker mulut rahim. Selain itu, angka kehamilan remaja (kehamilan yang tidak diinginkan) juga akan meningkat, dengansegala permasalahan yang menyertainya. Rokok, alkohol, narkoba dan stress berkepanjangan tampaknya sudah menjadi bagian hidup dari sebagian kecil masyarakat bumi (termasuk Indonesia), yang anehnya hal tersebut 100% disadari, tetapi tidak mau dihindari. Lingkungan kerja juga harus diperhatikan misalnya, lingkungan fisik (sinar X, kebisingan, susu tinggi); lingkungan mikroba (bakteri, jamur, virus, petugas kesehatan, petugas laboratorium); lingkungan kimia (timbal, air raksa, pestisida terutama residunya pada zat makanan, insektisida); dan lingkungan sesame pekerja (stress, penyebaran penyakit, misalnya SARS, hepatitis B, dan peran perusahaan dalam menjaga kesehatan

Page 4: Konseling pranikah & Mempersiapkan Kehamilan Sehat April 2003

Konseling Pranikah dan Mempersiapkan Kehamilan Sehat 4

pekerjanya). Olah raga yang benar dan teratur harus dilakukan untuk menjaga kesehatan jasmani dan rohani. Imunisasi Pranikah (Prahamil) Pemerintah menganjurkan imunisasi dengan tetanus toksoid (imunisasi TT) bagi calon pengantin. Hal ini memang penting untuk mencegah terjadinya infeksi pada tali pusat bayi setelah dilahirkan. Infeksi tersebut dapat terjadi akibat perawatan tali pusat yang tidak bersih atau terkontaminasi kuman.Imunisasi lainnya yang dapat dilakukan adalah MMR, hepatitis B, influenza (umumnya untuk daerah endemis). Sebaiknya imunisasi dilakukan minimal tiga bulan sebelum hamil. Beberapa Kelainan yang dapat Dicegah.

Anensefalus Spina bifida KESIMPULAN

1. Konseling pranikah (prahamil) diperlukan dan sudah saatnya untuk lebih disosialisasikan kepada masyarakat.

2. Persiapan pranikah (prahamil) yang baik, diharapkan akan menhasilkan suatu kehamilan yang baik pula.

3. Perlu kesepakatan bersama untuk menyikapi hasil temuan dari konseling pranikah (prahamil).

KEPUSTAKAAN

1. Endjun, JJ. Mempersiapkan Kehamilan Sehat. Edisi Pertama. Puspaswara, Jakarta, 2002.

2. Sauerbrei EE, Nguyen KT, Nolan RL. A Practical Guide to Ultrasound in Obstetrics and Gynecology. 2nd Ed, Lippincott, 1998.