konflik terbesar maroko

4
NAMA : AFIFAH CAHYANINGTYAS NIM : D0412005 KONFLIK TERBESAR DI MAROKO Konflik terbesar di Maroko adalah konflik Sahara Barat, bahkan konflik ini mulai terbengkalai karena mulai berlarut- larut. Sahara Barat adalah salah satu wilayah di benua Afrika yang berbatasan dengan Samudera Atlantik, Maroko dan Mauritania di bagian utara dan berbatasan dengan Aljazair di bagian Timur laut. Seperti yang diketahui Sahara Barat memiliki banyak cadangan fostat, selain itu Sahara Barat mempunyai cadangan minyak bumi, gas alam dan hidrokarbon. Pada masa kolonialisme, Sahara Barat merupakan wilayah jajahan Spanyol. Sebelum lepasnya Spanyol dan melepaskan diri dari Sahara Barat pada tahun 1975, Spanyol menjanjikan kemerdekaan untuk Sahara Barat akan tetapi Maroko dan Mauritania tidak setuju dengan keputusan Spanyol yang akan memerdekakan Sahara Barat, karena kedua negara menganggap secara historis adalah bagiannya dan Spanyol harus menyerahkan Sahara Barat ke tangan Maroko atau Mauritania, dengan adanya desakan dari kedua negara tersebut maka Spanyol menyerahkan Sahara Barat kepada kedua negara tersebut. 1 Maroko dan Mauritania memiliki kepentingan yang sama untuk mengekspansi wilayah di Sahara Barat. Maroko mengambil alih Saqiat El Hamra sedangkan Mauritania mengambil alih Rio de Oro. Maroko merupakan aktor yang memberikan pengaruh yang 1 http://awsa.org.au/?page_id=31 diakses pada 29 April 2015 pukul 21.44

Upload: arinidamay

Post on 27-Sep-2015

224 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

politik

TRANSCRIPT

NAMA : AFIFAH CAHYANINGTYASNIM: D0412005KONFLIK TERBESAR DI MAROKO

Konflik terbesar di Maroko adalah konflik Sahara Barat, bahkan konflik ini mulai terbengkalai karena mulai berlarut-larut. Sahara Barat adalah salah satu wilayah di benua Afrika yang berbatasan dengan Samudera Atlantik, Maroko dan Mauritania di bagian utara dan berbatasan dengan Aljazair di bagian Timur laut. Seperti yang diketahui Sahara Barat memiliki banyak cadangan fostat, selain itu Sahara Barat mempunyai cadangan minyak bumi, gas alam dan hidrokarbon. Pada masa kolonialisme, Sahara Barat merupakan wilayah jajahan Spanyol. Sebelum lepasnya Spanyol dan melepaskan diri dari Sahara Barat pada tahun 1975, Spanyol menjanjikan kemerdekaan untuk Sahara Barat akan tetapi Maroko dan Mauritania tidak setuju dengan keputusan Spanyol yang akan memerdekakan Sahara Barat, karena kedua negara menganggap secara historis adalah bagiannya dan Spanyol harus menyerahkan Sahara Barat ke tangan Maroko atau Mauritania, dengan adanya desakan dari kedua negara tersebut maka Spanyol menyerahkan Sahara Barat kepada kedua negara tersebut.[footnoteRef:1] [1: http://awsa.org.au/?page_id=31 diakses pada 29 April 2015 pukul 21.44]

Maroko dan Mauritania memiliki kepentingan yang sama untuk mengekspansi wilayah di Sahara Barat. Maroko mengambil alih Saqiat El Hamra sedangkan Mauritania mengambil alih Rio de Oro. Maroko merupakan aktor yang memberikan pengaruh yang besar di dalam sengketa wilayah di Sahara Barat melalui kebijakan luar negeri yang di keluarkan. Tindakan kedua negara ini mendapatkan banyak respon negatif dan menimbulkan perlawanan dari masyarakat Sahara Barat. Pada tanggal 27 Februari 1976 muncul kelompok gerilya yang menamakan dirinya sebagai Republik Demokratik Arab Sahrawi (RDAS) ini bertujuan untuk merebut kembali wilayahnya yang diambil alih oleh Maroko dan Mauritani. Tindakan yang dilakukan RDAS ini mendapt dukungan dari Aljazair sebagai tetangga yang berbatasan dengan Sahara Barat.[footnoteRef:2] [2: http://atlismta.org/online-journals/0809-journal-intervention/the-western-sahara-conflict/ diakses pada pada 29 April 2015 pukul 22.05]

Konflik Sahara Barat yang terjadi antara Maroko dan Republik Demokratik Arab Shrawi menjadi persoalan yang mendapatkan banyak perhatian dunia, karena sengketa konflik ini melibatkan banyak peran negara dan memiliki kepentingan negara mereka masing-masing, seperti Aljazair yang mendukung terbentuknya RDAS untuk memperjuangkan kemerdekaan Sahara Barat, begitu juga dengan Amerika Serikat dan Perancis yang lebih mendukung Maroko. Dengan adanya sengketa ini maka diadakannya pertemuan di Madrid dan mengahasilkan kesapakatan Madrid Accord, yang menyatakan penyerahan kekuasaan Spanyol atas Sahara Barat kepada Maroko dan Mauritania.[footnoteRef:3] [3: http://awsa.org.au/?page_id=31 diakses pada 29 April 2015 pukul 22.37 ]

Di dalam konflik Sahara Barat, sudah dilakukan mediasi sejak Spayol masih berkuasa di Sahara Barat, mediasi dilanjutkan dengan menghasilkan pembagian kekuasaan di Sahara barat, yang menghasilkan Maroko menguasai 2/3 Sahara Barat dan Mauritania menguasai 1/3 Sahara barat. selanjutnya ada intervensi dari PBB yang membentuk MINURSO (Mission des Nations Unies pour un Referendum au Sahara Occidental), selanjutnya MINURSO melakukan mediasi kedua belah pihak untuk melakukan gencatan senjata, dengan bertukar tawanan perang dari kedua kubu dan penyelesaian sengketa. selain itu, MINURSO dibentuk untuk menyelenggarakan referendum untuk menentukan nasib sendiri dari orang-orang Sahrawi pada tahun 1992 sebagai bagian dari proses perdamaian antara Maroko dengan RDAS. Namun, pada tahun 1996 perdamaian berada di jalan buntu. Pada tahun 1997, James Baker ( Sekretaris George Bush) menjadi utusan PBB dan meyusun rencana baru untuk referendum, Framework Agreement on the Status of Western Sahara. Akan tetapi Maroko menolak untuk kerjasama. Pada tahun 2003 James Baker membuat rencana baru, Baker merencanankan Peace plan for self-determination of the people of Western Sahara. Hal ini didukung dengan suara bulat oleh Dewan Keamana PBB dan oleh RDAS. Akan tetapi Maroko masih meolak untuk mengizinkan referendum.[footnoteRef:4] [4: Ibid.]

DAFTAR PUSTAKAhttp://awsa.org.au/?page_id=31 diakses pada 29 April 2015 pukul 21.44http://atlismta.org/online-journals/0809-journal-intervention/the-western-sahara-conflict/ diakses pada pada 29 April 2015 pukul 22.05