komunitas rara

9
8.5 Diagnosa Keperawtan Keluarga untuk Nilai Keluarga Diagnosisi keperawatan keluarga diarea nilai bukan merupakan hal yang umum.Hal ini karena masalah ini nilai keluarga biasanya dianggap menjadi penyebab pokok ( faktor yang berhubungan ) dari area masalah lainnya yang lebih beriontasi pada perilaku.Salah satu diagnosis perawatan keluarga mengenai nilai keluarga adalah “ konflik nilai “ .Jika suatu diagnosis konflik nilai ditegakkan ,maka sistem masalah berada (diantara “siapa”)harus di spesifikasi seperti “ konflik nilai diantara kakek dan cucunya )dan menegaskan karakteristik serta termasuk faktor yang terkait.Nilai konflik sering dilihat sebagai suatu faktor pendukung masalah keluarga dalam dimensi struktural lainnya (komunikasi,sosialisasi,an perawatan kesehatan)atau koping .Klarifikasi nilai adalah suatu teknik atau proses yang digunakan untuk meningkatkan kesadaran keluarga tentang prioritas nilai seperti juga tingkat kesesuaian antara nilai,sikap dan perilaku anggota keluarga.Karena nilai merupakan landasan dalam membuat keputusan dan penilaian koping,membantu keluarga,menegaskan kembali nilai yang ada,menjelaskan nilai keluarga yang akan membantu keluarga menjadi lebih mandiri dan bertanggung jawab terhadap kesehatan merka. 8.6 Pentingnya Fungsi Afektif dan Komponen Fungsi Afektif Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga ,perlindungan psikososial dan dukungan terhadap anggotanya.Sejumlah penelitian penting dilakukan untuk memastikan pengaruh positif kepribadian yang sehat dan keluarga pada kesehatan serta kesejahteraan hidup individu.Hubungan sosial yang berhubungan dengan hasil kesehatan yang lebih baik,umur panjang,dan penurunan tingkat stres.Sebaliknya,kehidupan keluarga juga dapat menimbulkan stres dan koping disfungsional dengan akibat yang dapat mengganggu kesehatan fisik. Keluarga menyelesaikan tugas tugas yang mendukung kesehatan perkembangan dan pertumbuhan anggotanya dengan

Upload: dhita-aulia-sari-junaidi

Post on 25-Sep-2015

214 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

dwd

TRANSCRIPT

8.5Diagnosa Keperawtan Keluarga untuk Nilai Keluarga

Diagnosisi keperawatan keluarga diarea nilai bukan merupakan hal yang umum.Hal ini karena masalah ini nilai keluarga biasanya dianggap menjadi penyebab pokok ( faktor yang berhubungan ) dari area masalah lainnya yang lebih beriontasi pada perilaku.Salah satu diagnosis perawatan keluarga mengenai nilai keluarga adalah konflik nilai .Jika suatu diagnosis konflik nilai ditegakkan ,maka sistem masalah berada (diantara siapa)harus di spesifikasi seperti konflik nilai diantara kakek dan cucunya )dan menegaskan karakteristik serta termasuk faktor yang terkait.Nilai konflik sering dilihat sebagai suatu faktor pendukung masalah keluarga dalam dimensi struktural lainnya (komunikasi,sosialisasi,an perawatan kesehatan)atau koping .Klarifikasi nilai adalah suatu teknik atau proses yang digunakan untuk meningkatkan kesadaran keluarga tentang prioritas nilai seperti juga tingkat kesesuaian antara nilai,sikap dan perilaku anggota keluarga.Karena nilai merupakan landasan dalam membuat keputusan dan penilaian koping,membantu keluarga,menegaskan kembali nilai yang ada,menjelaskan nilai keluarga yang akan membantu keluarga menjadi lebih mandiri dan bertanggung jawab terhadap kesehatan merka.

8.6Pentingnya Fungsi Afektif dan Komponen Fungsi Afektif

Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga ,perlindungan psikososial dan dukungan terhadap anggotanya.Sejumlah penelitian penting dilakukan untuk memastikan pengaruh positif kepribadian yang sehat dan keluarga pada kesehatan serta kesejahteraan hidup individu.Hubungan sosial yang berhubungan dengan hasil kesehatan yang lebih baik,umur panjang,dan penurunan tingkat stres.Sebaliknya,kehidupan keluarga juga dapat menimbulkan stres dan koping disfungsional dengan akibat yang dapat mengganggu kesehatan fisik.

Keluarga menyelesaikan tugas tugas yang mendukung kesehatan perkembangan dan pertumbuhan anggotanya dengan memenuhi kebutuhan psikososial anggotanya,dimulai pada tahun tahun awal kehidupan individu dan berlanjut kedalam tahpa berikutnya.Pemenuhan fungsi afektif adalah basis sentral baik bagi pembentukan maupun kesinambungan unit keluarga.Citra diri individu dan rasa memilikinya berasal dari interaksi kelompok primer ( keluarga ) .Oleh karena itu keluarga berfungsi sebagai sumber cinta,pengakuan,penghargaan dan dukungan primer.

Loveland-Cherry (1996)menunjukkan bahwa afeksi diantara anggota keluarga meghasilkan suasana emosional pengasuhan ,yang secara positif memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan serat rasa kompetensi pribadi.Penagsuhan keluarga adalah penting bagi perilaku peningkatan kesehatan dan akibatnya sehat.Keluarga mengemban tanggung jawab berat dalam upaya memenuhi peran pemenuhan kebutuhan sosioemosional anggotanya,khususnya seperti banyakkeluarga yang sering pindah dan sering kali tidak memiliki dukungan sosial yang mereka perlukan.Selain itu,keluarga saat ini umumnya lebih kecil,dan ada lebih sedikit anggotanya untuk berbagi tugas pemenuhan kebutuhan masing masing untuk persahabatan,cinta dan dukungan.

Karena fungsia afektif penting bagi individu maupun fungsi keluarga sebagai kesatuan dan bagi anggota individunya.pengkajian dan intervensi dalam area ini sangat penting.Konseling suportif dan pendidikan adalah startegi penting yang diterapkan oleh profesional dalam mebantu keluarga menguatkan hubungan mereka dan memnuhi kebutuhan masing masing dalam dan lebih memuaskan .Perimbangan fungsi afektif khususnya penting dalam bekerja dengan keluarga muda yang memiliki bayi baru lahir dan bayi ,saat hubungan orang tua bayi bermakna dalam hal dampak panjang mereka terhadap masa depan anak dan keluarga.

8.6.1Komponen fungsi afektif

Fungsi afektif melibtkan prsepsi keluarga terhadap penghargaan akan dan asuhan kebutuhan psikososial anggotanya.Melalui pemenuhan kebutuhan fungsi afektif,keluarga meningkatkan kualitas kemanusiaan,stabilasi kepribadian dan perilaku rehalibitasi dan harga diri anggota keluarganya.

a. Memelihara Saling asuh

Yang pertama dan terutama ,pemenuhan fungsi afektif terkait dengan mneciptakan dan memelihara sistem keluarga yang saling asuh.mengenai nilai kelurga salah satu nilai keluarga yang penting adalah bahwa keluarga harus berfungsi sebagai tempat singgahnyakehangatan ,dukungan ,cinta dan penerimaan.Prasyarat untuk mencapai saling saling asuh adalah komitmen dasar dari pasangan dewasa baik terhadap suatu sama lain maupun terhadap hubungan pernikahan yang secara emosional saling memuaskan dam meperhatikan.Hal ini menjadi landasan emosional bagi orang tua untuk membangun struktur supurtif mereka.Sikap dan perilaku memerhatikan yang mengalir dari orang tua dan saudara kandung ke anak yang lebih kecil akan menghasilkan suatu aliran balik dari anak serta ke orang tua.Brown ( 1978 )memandang aliran balik ini sebagai fenomen spiral.Ketika masing amsing anggota mendapat kasih sayang dan asuhan dari anggota lainnya dalam kelurga ,kapasitasnya untuk meberi anggota lainnya meningkat,dengan hasil mendukung dan memberikan kehangatan emosional diantara anggota keluarga.

Dalam sebuah hubngan pernikahan atau hubungan rumah tangga,kebutuhan untuk memelihara saling asuh dapat dicpaai dengan menentukan kebutuhan emosionalterpenting dari pasangan mitra dalam rumah tangga dan seberapa efektif mereka saling memenuhi kebutuhan tersebut.Menurut Harley (1994) lima kebutuhan dasar pria dan lima kebutuhan dasar wanita secara konsisten muncul sebagai sumber masalah pernikaahan saat kebutuhan ini tidak terpenuhi.lima kebutuhan dasar pria adalah : pemenuhan seksual,persahabatan rekrasional,pasangan yang menarik,dukungan rumah tangga,kekaguman,sedangkan lima kebutuhan dasar wanita adalah :Afeksi,pembicaraan,kejujuran dan keterbukaan,dukungan finansial,komitmen keluarga.

b. Membina Keakraban

Dengan memenuhi fungsi afektif keluarga ,anggota keluarga dengan mempertimbangkan kemampuan untuk berhubungan secara akrab atau dekat dengan orang lain.Keakraban penting dalam hubungan manusia,karena keakraban memnuhi kebutuhan psikologis terhadap kedekatan emosional dengan manusia lain dn memungkinkan individu dalam hubungan untuk mengetahui kisaran penuh dari keunikan satu sama lain.Seorang bayi biasanya pertama kali mengalami hubungan keakraban dengan orang tuanya yang dimulai ikatan ibu dan bayi.Hubungan tersebut terus tumbuh dan berkembang selama bertahun tahun berikutnya dalam keluarga asal .Ketika dewasa muda kemudian membentuk keluarga mereka sendiri,rasa keakraban dan kedekatan ini berlanjut dan dapat diteruskan ke generasi berikutnya.sebaliknya jika ikatan awal dan rasa percaya serta kekaraban tidak tidak terjadi dalam keluarga asal individu tersebut tidak akan mmeiliki kepercayaan diri dan kemapuan untuk berhubungan dengan orang lain.

Kedekatan hubungan dalam keluarga tidak sama pada aggota keluarga yang lain.Terdapat bukti bahwa hubungan ayah dan akan diperantarai oleh ibu.sedangkan hubungan ibu dengan anaknya lebih tidak tergantung dengn ayah.Hubungan pasangan dalam rumah tangga yang fungsional benar benar memperkuat banyak dimensi hubungan orang tua anak.Jika masalah pernikahan pasangan ada dalam sebuah keluarga,ayah adalah keluarga yang paling terisolasi atau yang paling menarik diri dari ikatan kedekatan keluarga.

Anggota keluarga mendapatkan sejumlah besar hubungan kedekatan sosial yang mereka bina dalam keluarga inti.Pada generasi sebelumnya anak tidak memiliki anggota keluarga inti yang ada untuk memberika dukungan emosional,material atau informasi.Selain itu teknologi dan kemudahan perjalanan telah menghapus dampak negatif jarak dalam menciptakan ikatan yang dekat antara anggota keluarga yang lebih tua dan anak mereka.

c. Keseimbangan Saling Menghormati

Pola komunikasi yang positif menunjukkan empati,mendengarkan reflektif,antara anak dan orang tua mereka adalah faktor utaama dalam membangun dan memlihara kesepakatan pandnagan moral antara anggota keluarga dan penghormatan berikutnya untuk berbgai pandangan moral. Memelihara keseimbangan anatara hak individu dalam keluarga berarti menciptakan suasana,yang baik orang tua maupun anak diharapkan melayani pikiran orang lain.Pedoman yang konsisten sehingga batas ditetapkan dan dipahami.Pada waktu yang sama ,fleksibilitas yang cukup juga harus dibangun kedalam ssitem keluarga untuk memungkinkan kebebasan dan ruang untuk menumbuhkan dan mengembangkan identitas indiviu.Saling asuh juga dapat terjadi jika terdapat keseimbangan saling menghormati.

d. Ikatan dan Identifikasi

Kekuatan yang terus menerus dibalik persepsi dan kepuasan terhadap kebutuhan individu dalam keluarga disebut ikatan atau peleketan.Pelektan antara seorang ibu dan bayi baru lahirnya snagat penting karena interaksi awal orang tua bayi mmengaruhi sifat dan kualitas hubungan pelekatan selanjutnya,dan pada gilirannnya hubungan ini memengaruhi perkembangan psikososial dan kognitif anak.Identifikasi adalah unsur penting dalam bonding,dan merupakan jantung dari hubungan keluarga.Dengan kata lain,apabila seorang anggota keluarga mengidentifikasi bersama anggota keluarga lainnya ,ia mengalami kesenangan dan kesedihan nggota anggota lainnya seakan akan penglaman ini adalah pengalaman nya sendiri.Ikatan identifkasi atau identitas bergantung pada respon positif yang diberikan orang dalam suatu hubungan.Bagkan seorang bayi memberikan reward pada ibu saat awal hubungan awal mereka dengan menyusu,membiarkan ibu menyamankannya dan sebagainya.Agar ikatan menjadi afektif ,harus ada dukungan dan penguatan identitas seorang melalui hubungan dengan orang lain.

Salah satu segi dari kiatan respons adalah sensintifitas umum,peduli dan responsif terhaap anggota lain dari segi responsif terhadap anggota lain alam hubungan tersebut.Rasa kedekatan dan keinginan untuk melanjutkan saling berbagi terjadi saat komunikasi seseorang diterima dan dihargai ,serta perasaan didukung .Ikatan juga dapat terjadi karena kebutuhan khusus yang dipenuhi seseorang untuk orang lain.Durasi hubungan dekat juga merupakan sebuah faktor yang harus dipertimbangkan.Meskipun ikatan antara pengantin baru kuat dan hubungan antara hubungan anatar ibu dan anak baru lahir snagat dekat,kehilangan pasangan yang baru saja menikah atau bayi baru lahi dapat tidak dirasakan seberat saat dibandingkan dengan kehilangan yang terjadi setelah hubungan tersebut telah menetap selama periode waktu yang lama.

Mengkaji sifat pelekatan dan kualitas ikatan afeksi antara masing masing perangkat hubungan dalam keluarga telah dianjurkan oleh beberapa ahli terapi dan perawat keluarga.Jaringan pelekatan akan berubah pada nggota keluarga seiring dengan mereka maju melewati berbagai tahapan siklus kehidupan keluarga.Sebagai contoh diagram pelekatan untuk pasangan baru saja menikah menunjukkan ikatan emosional yang dekat antara pasangan sementara pada waktu yang sama mereka mengasosiasikan sebuah hubungan yang berbeda dengan keluarga asal merka .Konfigurasi ini biasanya berubah seiring dengan orang dewasamenjadi pengasuh bagi anak yang lebih kecil.

e. Keterpisahan dan Keterkaitan

Satu isu utama psikologis yang mendominasi dan melibatkan kehidupan keluarga adalah cara keluarga memenuhi kebutuhan psikologis anggotanya,dan bagaiman aini memengaruhi identitas dan harga diri individu.Selama tahun awal sosialisasi,keluarga membentuk dan memprogram perilaku seorang anak sehingga membentuk rasa identitasnya.Agar keluarga menyadari dan memenuhi kebutuhan psikologis keluarganya ,keleuarga harus mencapai sebuah keseimbangan memuaskan dari keterpisahan atau otonomi dan keterkaitan.Anggota keluarga saling terkait dan terpisah.Masing masing keluarga menangani isu terpisah dan keterkaitan yang unik,beberapa keluarga menempatkan lebih banyak penekanan pada satu sisi dibandingkan pada sisi yang lain.Keseimbangan antara otonomi dan keterkaitan sering kali dibentuk oleh latar belakang kebudayaan keluarga dan tahapan siklus kehidupannya.

Penting untuk memperhatikan seberapa banyak kehidupan keluarga diatur oleh pertimbangan kekuasaan.Otoritas orang tua,cakupannya dan cara ini diterapkan adalah satu kekuatan yang membentuk pola mendukung individualitas dan kohesi.Orang tua berbeda dalam seberapa luas mereka memberlakukan citra mereka pada anak mereka.Ketika orang tua mengharapkan anak untuk melakukan semua daptasi hanya terapat sedikit ruang untuk menogesiasi dan kesempatan meningkatkan individualisme terhambat.Dalam mengkaji keterpisahan dan keterkaitan dalam sebuah keluarga,Hartman an Laird (1983)memandang karakteristik keluarga dengan istilah terikat terlepas .awalnya menghasilkan konsep terikat sebagai batasan subsistem pasangan yang terus menerus dilanggar oleh anggota diluar batasan tersebut.Dalam keluarga terikat,anggota keluarga menafsirkan atau mengatakan untuk satu sma lain dan snagat sensintif terhadap isyarat adalah keluarga yang tidak membiarkan ruang untuk pendapat berbeda dan perilaku otonomi. Anggota cenderung dekat dan terlalu membatasi kebebasan individu dan identitas pribadi.Sebaliknya ,dalam keluarga terlepas ,terdapat batasan kaku dan tertutup antara subsistem dan individu,serta sensintivitas yang terlalu kecil bagi anggota untuk meminta bantuan.

f. Pola Kebutuhan Respons

Komponen afektif dari hubungan keluarga perlu dievaluasi dalam hal sejauh mana anggota keluarga tampak saling peduli.Tiga fase terpisah dan saling terkait diturunkan dalam respons afektif keluarga terhadap kebutuhan ini.Yang pertama,anggota keluarga harus memahami kebutuhan anggota lain dalam batasan kebudayaan keluarga.Selanjutnya kebutuhan ini harus dipandang dengan pertimbangan dan dilihat sebagai makna dari perhatian.Akhirnya,kebutuhan yang dikenali dan dihargai ini harus dipuaskan sampai sebanyak mungkin dari sudut pandang sumber keluarga.Hal ini khususnya menguntungkan jika masing masing anggota keluarga memiliki kepercayaan dalam keluarga dengan siapa mereka dapat mencurahkan diri mereka.

Tiga hal ini yaitu,presepsi,rasa hormat,dan kepuasan dari kebutuhan anggota keluarga sangat dipengaruhi oleh perspektif budaya.Kecendrungan untuk memandang anggota keluarga sebagai individu unik yang berkembang ini berhubungan dengan nilai tinggi yang ditempatkan masyarakat pada individualisme.Sensintivitas keluarga terhadap,dan presepsi dari tindakan serta kebutuhan anggota sangat beragam.sebagian besar keluarga bisa tergolong pada bagian manapun antara sensintivitas ( tanda terikat )ekstrem,responsitifitas tinggi terhadap input anggota individu,dan bagian ujung lainnya.ketidaksensintifitas dan ketidakresponsifitas terhadap input anggota individu ( tanda terlepas ).Sejauh mana kebutuhan psikologis atau sosioemosional dasar terpengaruhi juga bervariasi yang bergantung pada sistem pendukung sosial keluarga sendiri.Beberapa keluarga lebih melibatkan jaringan sosial yang lebih besar,seperti :extended family,tempat keluarga mendapatkan dukungan.Dalam keluarga ini ,pemenuhan kebutuhan psikososial anggota keluarga dapat dicapai oleh individu yang berada didalam dan diluar keluarga inti atau rumah tangga.Sebaliknya,keluarga yang benar benar terisolasi dari sistem pendukung sosial ,keluarga tertutup memiliki sumber dari luar yang terbatas dan oleh karena itu bergantung terutama atau semata mata pada anggota keluarga inti untuk memenuhi semua kebutuhan psikologis mereka.Tentu saja,keluarga tertutup membebankan beban yang berat pada hubungan keluarga ,karena kemungkinan tidak ada serang pun yang dapat memenuhi semua kebutuhan orang lain.

g. Peran Terapeutik

Peran ini sangat mirip dengan peran pasangan rumah tangga orang dewasa dalam memenuhi kebutuhan afektif pasangan mereka.Sementara fungsi afektif menguraikan fungsi kesehatan jiwa keluarga yang luas sebagai kelompok yang dirancang untuk memenuhi psikologis anggotanya.pern terapeutik menguraikan sosioemosional yang penting dalam pernikahan pasangan dewasa.Khususnya,peran terapeutik yang diperankan pasangan hidup atau pasangan dalam rumah tangga adalah berorientasi pada masalah.Peran ini melibatkan saling mendengarkan maslah masing-masing,bersimpati,dan afeksi,serta memberikan antuan dalam menyelesaikn masalah.Ketika peran ini diperluas guna melibatkan anggota kelurga lainnya,kemeripan anak dan orang dewasa,beberapa unsur perilaku keluarga yang sangat penting menjadi jelas.Beberapa dari perilaku tidak sesuai dalam berhubungan dengan anak yang masih kecil atau bayi,tetapi dengan anak yang lebih besar,kebanyakan hubungan asistif terapeutik yang sama dapat berlangsung.