komunitas kodok pada lahan terdegradasi di areal curug

18
229 Jurnal Biologi Indonesia 8(2): 229-246 (2012) Komunitas Kodok pada Lahan Terdegradasi di Areal Curug Nangka, Jawa Barat Hellen Kurniati 1 & Alex Sumadijaya 2 1 Bidang Zoologi, Puslit Biologi-LIPI, Jalan Raya Cibinong Km 46, Cibinong 16911, Jawa Barat. Email: [email protected] 2 Bidang Botani, Puslit Biologi-LIPI, Jalan Raya Cibinong Km 46, Cibinong 16911, Jawa Barat. Email: [email protected] ABSTRACT Frogs communities of degraded areas in Curug Nangka area, West Java. A Total of thirteen frog species were found in degraded land areas of Curug Nangka, on the foot hills of Mount Salak at elevation of 640 m - 730 m above sea level (asl). In the fast-flowing river habitat, three frog species dominated this habitat, they were Huia masonii, Hylarana chalconota and Odorrana hosii; whereas in fast-flowing ditch habitat, Phrynoidis aspera and H. chalconota were the dominant species, and for the pine plantation, H. chalconota and H. nicobariensis dominated this habitat. On the river transect, the presence of individuals H. masonii was influenced by the dynamics of air temperature and water temperature. In the open ditch transects, the presence of individual P. aspera was influenced by water temperature. There was a stronger positive association between the presence of individuals H. masonii and individuals of O. hosii than between individual O. hosii and H. chalconota on the river transect. Among individuals of H. masonii and individuals of H. chalconota there was a positive association; however in the open ditch transects, there was no association between the presence P. aspera and H. chalconota. The presence of H. chalconota and H. nicobariensis on the pine plantation transect had strong positive association. Keywords: frog community, degraded area. PENDAHULUAN Berdasarkan Iskandar (1998), di Jawa terdapat 33 jenis kodok yang merupakan jenis asli; dari 33 jenis tersebut 18 jenis dapat beradaptasi dengan habitat buatan manusia (Kurniati 2006). Komunitas kodok yang hidup di sekitar pemukiman manusia atau habitat buatan manusia umumnya dijumpai cukup banyak sampai berlimpah bila habitatnya mendukung. Sebagai contoh adalah lahan basah Ecology Park yang merupakan lahan terdegradasi di dalam areal Kampus LIPI Cibinong dengan elevasi 162 m dari permukaan laut (dpl), sebelas jenis kodok dijumpai pada lahan basah ini, yaitu jenis Ingerophrynus biporcatus, Duttaphrynus melanostic- tus, Kaloula baleata, Microhyla achatina, Fejervarya cancrivora, F. limnocharis, Occidozyga lima, Hylarana chalconota, H. erythraea, H. nicobariensis dan Polypedates leucomystax (Kurniati 2010), dari sebelas jenis tersebut tiga jenis

Upload: others

Post on 02-Dec-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Komunitas Kodok pada Lahan Terdegradasi di Areal Curug

229

Jurnal Biologi Indonesia 8(2): 229-246 (2012)

Komunitas Kodok pada Lahan Terdegradasi di Areal Curug Nangka,Jawa Barat

Hellen Kurniati1 & Alex Sumadijaya2

1Bidang Zoologi, Puslit Biologi-LIPI, Jalan Raya Cibinong Km 46, Cibinong 16911, JawaBarat. Email: [email protected]

2Bidang Botani, Puslit Biologi-LIPI, Jalan Raya Cibinong Km 46, Cibinong 16911, Jawa Barat.Email: [email protected]

ABSTRACT

Frogs communities of degraded areas in Curug Nangka area, West Java. A Total of thirteenfrog species were found in degraded land areas of Curug Nangka, on the foot hills of MountSalak at elevation of 640 m - 730 m above sea level (asl). In the fast-flowing river habitat, threefrog species dominated this habitat, they were Huia masonii, Hylarana chalconota andOdorrana hosii; whereas in fast-flowing ditch habitat, Phrynoidis aspera and H. chalconotawere the dominant species, and for the pine plantation, H. chalconota and H. nicobariensisdominated this habitat. On the river transect, the presence of individuals H. masonii wasinfluenced by the dynamics of air temperature and water temperature. In the open ditchtransects, the presence of individual P. aspera was influenced by water temperature. Therewas a stronger positive association between the presence of individuals H. masonii andindividuals of O. hosii than between individual O. hosii and H. chalconota on the rivertransect. Among individuals of H. masonii and individuals of H. chalconota there was apositive association; however in the open ditch transects, there was no association betweenthe presence P. aspera and H. chalconota. The presence of H. chalconota and H. nicobariensison the pine plantation transect had strong positive association.

Keywords: frog community, degraded area.

PENDAHULUAN

Berdasarkan Iskandar (1998), diJawa terdapat 33 jenis kodok yangmerupakan jenis asli; dari 33 jenistersebut 18 jenis dapat beradaptasidengan habitat buatan manusia (Kurniati2006). Komunitas kodok yang hidup disekitar pemukiman manusia atau habitatbuatan manusia umumnya dijumpaicukup banyak sampai berlimpah bilahabitatnya mendukung. Sebagai contohadalah lahan basah Ecology Park yang

merupakan lahan terdegradasi di dalamareal Kampus LIPI Cibinong denganelevasi 162 m dari permukaan laut (dpl),sebelas jenis kodok dijumpai pada lahanbasah ini, yaitu jenis Ingerophrynusbiporcatus, Duttaphrynus melanostic-tus, Kaloula baleata, Microhylaachatina, Fejervarya cancrivora, F.limnocharis, Occidozyga lima,Hylarana chalconota, H. erythraea,H. nicobariensis dan Polypedatesleucomystax (Kurniati 2010), darisebelas jenis tersebut tiga jenis

Page 2: Komunitas Kodok pada Lahan Terdegradasi di Areal Curug

230

Kurniati & Sumadijaya

Sungai Air terjun Curug Nangkaberarus deras, dasar sungai berbatu.Lebar sungai rata-rata 5 meter; tinggi airantara 30-50 cm. Tinggi tebing pada sisikanan dan kiri sungai antara 5-10 meterdengan estimasi kemiringan tebing 900.Tumbuhan yang terdapat pada bagiankanan dan kiri tepi sungai adalah sukuAcanthaceae, suku Lamiaceae, sukuThelypteridaceae, Garnotia acutigluma,Schismatoglottis calyptrata danElatostema strigosum. Panjang transekyang dibentang pada lokasi ini adalah 110meter.

2. Parit Irigasi Curug Nangka (S 60

40’ 14.0"; E 1060 43’ 29.8"; 640 m dpl).Lokasi parit irigasi merupakan

lanjutan dari Sungai Air Terjun CurugNangka. Lokasi ini merupakan daerahterbuka, air berarus deras, dasar sungaiberbatu. Lebar parit antara 40 cm – 100cm; tinggi air antara 30-50 cm. Tinggitebing pada sisi kanan dan kiri paritantara 50-300 cm dengan kemiringanantara 100-900. Tumbuhan dominan padalokasi transek parit irigasi adalahBrugmansia suaveolens. Panjangtransek yang dibentang pada lokasi iniadalah 300 meter.

3. Kebun Pinus (S 60 40’ 22.8"; E1060 43’ 53.5"; 730 m dpl).

Lokasi kebun pinus (Pinus mercusi)dipakai sebagai lokasi penelitian adalahuntuk melihat keragaman kodok yangbersifat terestrial. Lebar jalan setapakyang ada di lokasi ini antara 50-100 cm;tanah pada jalan setapak berbatu dengankemiringan tanah sekitar 200. Tumbuhanbawah yang dominan pada lokasi iniadalah Piper aduncum dan Nephrolepisexaltata. Panjang transek yang

merupakan jenis yang mendominasi area,yaitu H. erythraea, H. nicobariensisdan O. lima; di antara tiga jenis, dua jenisberkompetisi dalam mendapatkanmikrohabitat, yaitu H. erythraea dan H.nicobariensis (Kurniati 2011). Lahanbasah Ecology Park merupakan habitatperairan dengan air tergenang, oleh sebabitu jenis-jenis kodok yang dijumpaiumumnya adalah spesialis pada perairantidak bergerak. Habitat hutan yang sudahberubah fungsi menjadi perkebunan atauhabitat bentuk lain karena aktivitasmanusia banyak dijumpai di sekitarTaman Nasional Gunung Halimun-Salak,jenis-jenis kodok yang dapat beradaptasidengan perubahan habitat ini juga akansedikit berbeda dengan jenis-jenis kodokyang hidup di Ecology Park, karenaselain elevasi lebih tinggi, suhu lingkunganlebih rendah dibandingkan suhulingkungan di areal Ecology Park.Untuk membandingkan kehidupankomunitas kodok pada lahan terdegradasidengan elevasi lebih tinggi dari arealEcology Park, maka dilakukanpenelitian pada lahan terdegradasi disekitar kaki Gunung Salak.

BAHAN DAN CARA KERJA

Lokasi lahan terdegradasi di kakiGunung Salak dipilih sebagai tempatpenelitian, adalah daerah Curug Nangka,Kecamatan Sukamantri, Jawa Barat.Tiga lokasi transek dipilih untuk melihatekologi kodok pada mikrohabitatnya,yaitu:

1. Sungai Air Terjun Curug Nangka(S 60 40’ 14.0"; E 1060 43’ 29.8"; 640 mdpl).

Page 3: Komunitas Kodok pada Lahan Terdegradasi di Areal Curug

231

Komunitas Kodok pada Lahan Terdegradasi di Areal Curug

dibentang pada lokasi ini adalah 300meter.

Waktu penelitian adalah tanggal 30Mei-5 Juni dan 12-19 September 2011.Metode transek (Jaeger 1994) dipakaiuntuk mengetahui mikrohabitat yangdisukai jenis-jenis kodok di sepanjangsungai, parit dan daratan sekitar lokasipenelitian. Cara kerja metode transekyang dilakukan pada sungai, parit danjalan setapak kebun pinus adalah sebagaiberikut: Transek sepanjang 110 meterdibentang di lokasi sungai; sedangkantransek sepanjang 300 meter dibentangdi lokasi parit irigasi dan di jalan setapakdi dalam kebun pinus yang jaraknyasekitar 50 meter dari sungai. Tali rafiadigunakan sebagai pengukur jaraktransek. Cara kerja metode ini adalahsebagai berikut:a. Tali rafia sepanjang 300 meter diberi

nomor sebanyak 31 untukmenandakan jarak setiap 10 meterdari panjang transek. Awal darinomor pada 10 meter pertama adalah1.

b. Tali rafia dibentang pada salah satusisi perairan pada sore hari denganmengikuti bentuk dari sungai, paritdan jalan setapak. Tali rafiadibentang pada sore hari agarkeberadaan amfibia padamikrohabitatnya dapat kembalinormal pada waktu dilakukan sensusdi malam hari.

c. Sensus pada lokasi transek dilakukandengan berjalan perlahan menyusuriperairan; dilakukan antara pukul20.00-23.00 WIB pada malam haridengan menggunakan lampu senterhalogen yang bersinar kuat, sehingga

amfibia yang dijumpai menjadi butasementara karena kuatnya sinar.Pada tiga lokasi transek dilakukansensus pada malam yang berbeda.

d. Luas areal yang disensus adalah 10meter ke kanan dan kiri dari tepisungai dan parit; sedangkan untuktransek jalan setapak 10 meter kearah kanan dan kiri dari tepi jalan.

e. Amfibia yang dijumpai dicatat posisijarak dari tepi perairan atau jalansetapak dan tingginya dari air atautanah. Mikrohabitat di mana posisiamfibia dijumpai dicatat (misalnya diatas batu, di atas kayu atau di atasdaun). Jenis tumbuhan di manadijumpai amfibia ini diidentifikasisampai tingkat jenis apabilamemungkinkan. Data lingkunganberupa suhu udara dan suhu airdicatat pada setiap sub-transek(rentang 10 meter) untuk melengkapidata lingkungan yang kemungkinanbesar mempengaruhi kehadirankodok pada mikrohabitatnya. Alatyang digunakan untuk mengukursuhu udara dan suhu air dan udaraadalah thermometer digital (ketelitiansatu digit dibelakang koma) merkSATO model SK-2000 MC. Semuadata tersebut dicatat di dalam lembardata.Semua data yang diperoleh diuji

dengan program statistik SPSS versi16.0. Analisis korelasi dipakai untukmenguji pengaruh dinamika parameterlingkungan (suhu udara dan suhu air)terhadap jumlah jenis dan jumlah individuuntuk jenis-jenis kodok yang selalu hadirdi dalam lokasi bentangan transek;analisis regresi linier dipakai untuk

Page 4: Komunitas Kodok pada Lahan Terdegradasi di Areal Curug

232

Kurniati & Sumadijaya

menguji pengaruh kehadiran satu jenisterhadap jenis yang lain di dalam lokasitransek. Hasil analisis berbeda nyatapada taraf kepercayaan 95% (P< 0.05).

HASIL

Hasil transek pada tanggal 30 Mei-5 Juni dan 12-19 September 2011dijumpai total 13 jenis kodok di tiga lokasitransek (total panjang transek 711meter), yaitu Phrynoidis aspera, I.biporcatus, D. melanostictus, Huiamasonii, F. limnocharis, Limnonecteskuhlii, L. macrodon, H. chalconota,Odorrana hosii, H. nicobariensis, P.leucomystax, Rhacophorus margari-tifer dan Rh. reinwardtii; tujuh jenisdijumpai pada transek di Sungai Air TerjunCurug Nangka dan transek parit irigasi,sedangkan lima jenis pada transek kebunpinus. Hasil dari transek pada setiaplokasi untuk dua kali waktu penelitianadalah sebagai berikut:

1. Sungai Air Terjun Curug Nangka

Hasil tiga kali survei di Sungai AirTerjun Curug Nangka memperlihatkandinamika keragaman jenis kodok yangberbeda setiap survei. Survei pertama

didapatkan tujuh jenis kodok (Gambar1A), survei kedua lima jenis kodok(Gambar 1B) dan survei ketiga enamjenis kodok (Gambar 1C). Hasil surveipada bulan September (Gambar 1D)memperlihatkan jumlah jenis samadengan survei ketiga (Gambar 1C), tetapisurvei keempat dijumpai jenis H. masoniilebih berlimpah dibandingkan surveisebelumnya (Gambar 1A, 1B, 1C).

Suhu udara pada transek Air TerjunCurug Nangka nyata berdinamika,sedangkan suhu air terlihat relatif stabil(Gambar 2). Hasil selama empat kalimonitoring (Tabel 1), faktor lingkunganberupa fase rembulan, suhu udara(korelasi Pearson= -0,202; p=0,188) danair (korelasi Pearson= -0,200; p=0,194)tidak berpengaruh nyata kepada jumlahjenis yang hadir di lokasi transek ini(Gambar 2)

Tiga jenis kodok, yaitu H. masonii,O. hosii dan H. chalconota selalu hadirselama empat kali monitoring (Gambar3). Kehadiran individu H. masoniiberpengaruh nyata negatif oleh suhuudara (korelasi Pearson= -0.300;p=0,048) dan suhu air (korelasi Pearson=-0,356; p=0,018), kenaikan suhu udaradan suhu air akan mengurangi kehadiranindividu H. masonii di lokasi Sungai Air

Tabel 1. Waktu survei, faktor lingkungan dan jumlah jenis kodok pada lokasi transek SungaiAir Terjun Curug Nangka

Suhu air Suhu udara Fase 0C 0C %

Pertama 30-Mei-11 21,3-21,8 22,0-24,2 7,5 7 (Gambar 1-A)

Kedua 03-Jun-11 22,0-22,1 23,6-26,7 2 5 (Gambar 1-B)

Ketiga 05-Jun-11 22,2 24,2-25,4 12,7 6 (Gambar 1-C)

Keempat 18-Sep-11 21,2-21,5 20,0-24,5 75,4 6 (Gambar 1-C)

Transek Waktu Jumlah jenis kodok

Page 5: Komunitas Kodok pada Lahan Terdegradasi di Areal Curug

233

Komunitas Kodok pada Lahan Terdegradasi di Areal Curug

Terjun Curug Nangka. Untuk kehadiranindividu O. hosii, suhu udara tidakberpengaruh nyata (korelasi Pearson= -0,090; p=0,559), begitu pula pada suhuair (korelasi Pearson= -0,169; p=0,272);sedangkan pada individu H. chalconota,suhu udara (korelasi Pearson= -0,030;p=0,848) dan suhu air (korelasiPearson=0,096; p=0,535) tidakberpengaruh nyata pada kehadirannya di

lokasi Sungai Air Terjun Curug Nangka.Kehadiran individu H. masoniiberpengaruh nyata positif pada kehadiranindividu O. hosii (korelasi Pearson=0,355:p=0.018); begitu pula antara kehadiranindividu O. hosii dengan individu H.chalconota (korelasi Pearson=0,356;p=0,018). Kehadiran individu H. masoniitidak berpengaruh nyata pada kehadiranindividu H. chalconota (korelasi

A

0

1

2

3

4

5

6

7

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11Sub-transek

Jum

lah

indi

vidu

P. aspera H. masonii L. kuhlii H. chalconota O. hosii L. macrodon Rh. margaritifer

B

0

2

4

6

8

10

12

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11Sub-transek

Jum

lah

indi

vidu

P. aspera H. masonii L. kuhlii H. chalconota O. hosii

C

0

2

4

6

8

10

12

14

16

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11Sub-transek

Jum

lah

indi

vidu

P. aspera H. masonii L. kuhlii H. chalconota O. hosii L. macrodon

D

0

5

10

15

20

25

30

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11Sub-transek

Jum

lah

indi

vidu

P. aspera H. masonii L. kuhlii H. chalconota O. hosii L. macrodon

Gambar 1. Distribusi kodok sepanjang 110 meter transek di lokasi Sungai Air Terjun CurugNangka. (A) 30 Mei 2011; (B) 3Juni 2011; (C) 5 Juni 2011; (D) 18 September 2011.

Page 6: Komunitas Kodok pada Lahan Terdegradasi di Areal Curug

234

Kurniati & Sumadijaya

Gambar 2. Dinamika dari jumlah jenis kodok, suhu udara dan air yang terjadi pada transekSungai Air Terjun Curug Nangka selama empat kali monitoring.

Gambar 3. Faktor lingkungan berupa suhu udara dan suhu air dan kehadiran tiga jenis kodok(H. masonii, O. hosii, H. chalconota) di lokasi transek Sungai Air Terjun Curug Nangka.

Pearson=0,276; p=0.070), tetapi hasilanalisis ini cenderung berpengaruhpositif.

Mikrohabitat yang dipilih olehsebagian besar jenis kodok yang dijumpaidi transek Sungai Air Terjun CurugNangka adalah batu (lihat Lampiran 1).Jenis P. aspera sebanyak 92,3% (13individu dari total 14 individu), jenis H.masonii sebanyak 35,0% (7 individu daritotal 20 individu), jenis L. kuhlii sebanyak100% (total 7 individu), jenis L.

macrodon sebanyak 100% (total 3individu), jenis H. chalconota sebanyak60,0% (9 individu dari total 15 individu),jenis O. hosii sebanyak 73,1% (48individu dari total 69 individu). Empatjenis kodok memilih tumbuhan sebagaitempat bertengger, yaitu jenis H. masoniisebanyak 60% (12 individu dari total 20individu), jenis H. chalconota sebanyak19,8% (3 individu dari total 15 individu),jenis O. hosii sebanyak 16,3% (11individu dari total 69 individu) dan jenis

Page 7: Komunitas Kodok pada Lahan Terdegradasi di Areal Curug

235

Komunitas Kodok pada Lahan Terdegradasi di Areal Curug

Rh. margaritifers sebanyak 100% (to-tal 1 individu). Tidak ada jenis tumbuhanyang spesifik yang menjadi jenis palingdisukai oleh setiap jenis, semua jeniskodok di transek Sungai Air Terjun CurugNangka memilih tumbuhan secara ran-dom sebagai tempat bertengger. Sepertijuga pada jenis H. chalconota (Kurniati& Sumadijaya 2011), sifat tumbuhanyang mereka pilih adalah berdaun lebaratau batang yang kokoh, sehingga kuatmenopang berat badan mereka.

2. Parit irigasiHasil tiga kali survei pada bulan Mei

dan Juni memperlihatkan dinamikakeragaman jenis di parit irigasi tidakbesar. Survei pertama didapatkan 4 jeniskodok, survei kedua dan ketiga 5 jeniskodok. Jumlah individu setiap jenis dandistribusinya terlihat dinamikanya, surveipertama distribusi kodok dimulai padasubtransek 13 (Gambar 2A), survei keduadistribusi kodok cenderung tidak merata(Gambar 2B) dan survei ketiga distribusikodok cenderung merata dengan hanya1 individu setiap subtransek (Gambar2C). Kondisi habitat pada waktu surveibulan September cukup berbeda nyata,

karena rumpun pohon bambu padasubtransek 1-5 dan 24-28 dipangkaspendek, tetapi hasil survei bulanSeptember (Gambar 2D, 2E) terlihattidak jauh berbeda dengan hasil surveipada bulan Juni (Gambar 2A, 2B, 2C);hanya terlihat pada survei keempat(Gambar 2D) jumlah individu P. asperalebih banyak dibandingkan hasil surveipada bulan Juni.

Suhu udara di transek parit irigasiberdinamika cukup nyata, sedangkansuhu air relatif stabil (Gambar 5). Hasilselama lima kali monitoring (Tabel 2),suhu udara (korelase Pearson=0,013;p=0,876), suhu air (korelasiPearson=0,036; p=0,660) dan faserembulan tidak berpengaruh nyata padajumlah jenis yang hadir di lokasi transekini (Gambar 5). Komunitas kodok yanghidup di sepanjang parit irigasimempunyai sifat yang sama sepertikomunitas kodok yang hidup di SungaiAir Terjun Curug Nangka, faktorlingkungan di atas tidak mempengaruhikehadiran mereka di kedua lokasitransek.

Dua jenis kodok, yaitu P. aspera danH. chalconota selalu hadir selama lima

Suhu air Suhu udara Fase rembulan0C 0C %

Pertama 30-Mei-11 21,3-21,4 22,6-24,3 7,5 4 (Gambar 4-A)

Kedua 03-Jun-11 22,6-22,1 22,2-24,8 2 5 (Gambar 4-B)

Ketiga 05-Jun-11 21,9-23,0 22,2-25,4 12,7 5 (Gambar 4-C)

Keempat 14-Sep-11 21,6-22,0 21,0-23,4 98,2 6 (Gambar 4-D)

Kelima 18-Sep-11 21,1-21,3 21.0-21.8 75,4 4 (Gambar 4-E)

Transek WaktuJumlah jenis

kodok

Tabel 2. waktu survei. faktormlingkungan dan jumlah jenis kodok pada lokasi transek paritirigasi.

Page 8: Komunitas Kodok pada Lahan Terdegradasi di Areal Curug

236

Kurniati & Sumadijaya

kali monitoring (Gambar 6). KehadiranH. chalconota tidak dipengaruhi olehsuhu udara (korelasi Pearson= -0,036;p=0,658) dan suhu air (korelasiPearson=0,090; p=0,275); sedangkan

pada individu P. aspera, suhu udara tidakberpengaruh nyata (korelasi Pearson= -0,089; p=0,277), tetapi suhu airberpengaruh nyata negatif padakehadirannya di lokasi transek parit

Gambar 4. Distribusi amfibia sepanjang 300 meter transek di lokasi parit irigasi. (A) 30 Mei2011; (B) 3 Juni 2011; (C) 5 Juni 2011; (D) 14 September 2011; (E) 18 September 2011.

A

0

1

2

3

4

5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Sub-transek

Jum

lah

indi

vidu

P. aspera P. leucomystax H. chalconota L. macrodon

B

0

1

2

3

4

5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Sub-transek

Jum

lah

indi

vidu

P. aspera D. melanostictus H. chalconota L. macrodon O. hosii

0

1

2

3

4

5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Sub-transek

Jum

lah

indi

vidu

Bufo asper Limnonectes kuhlii Rana chalconota Limnonectes macrodon Rana hosii

D

0

1

2

3

4

5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Sub-transek

Jum

lah

indi

vidu

P. aspera F. limnocharis H. chalconota L. macrodon O. hosii

E

0

1

2

3

4

5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Sub-transek

Jum

lah

indi

vidu

P. aspera F. limnocharis H. chalconota O. hosii

Page 9: Komunitas Kodok pada Lahan Terdegradasi di Areal Curug

237

Komunitas Kodok pada Lahan Terdegradasi di Areal Curug

irigasi (korelasi Pearson= -0,164;p=0,045), naiknya suhu air akanmengurangi kehadiran individu P. aspera.Kehadiran individu H. chalconota tidakberpengaruh nyata pada kehadiranindividu P. aspera (korelasiPearson=0,020: p=0,809).

Pemilihan mikrohabitat berupapermukaan batu (lihat Lampiran 1) padatransek parit irigasi didominasi olehindividu P. aspera sebanyak 94,2% (17individu dari total 18 individu), jenis F.limnocharis dan L. kuhlii masing-masing

sebanyak 100% (1 individu), jenis H.chalconota sebanyak 17,1% (6 individudari total 35 individu) dan O. hosiisebanyak 20,0% (1 individu dari total 5individu). Sebagian besar jenis padatransek parit irigasi memilih tumbuhansebagai mikrohabitat; jenis L. macrodonsebagian besar dijumpai di atas rumputAxonopus compressus (83,4%; 5individu dari total 6 individu), jenis H.chalconota sebanyak 73,7% (26 individudari total 35 individu), jenis O. hosiisebanyak 60,0% (3 individu dari total 5

0

5

10

15

20

25

30

1 6 11 16 21 26 31 36 41 46 51 56 61 66 71 76 81 86 91 96 101 106 111 116 121 126 131 136 141 146

Sub-transek lima kali monitoring

suhu air suhu udara jumlah jenis

Gambar 5. Dinamika dari jumlah jenis kodok, suhu udara dan air yang terjadi pada transek paritirigasi selama lima kali monitoring.

Gambar 6. Faktor lingkungan berupa suhu udara dan suhu air dan kehadiran dua jenis kodok(H. chalconota dan P. aspera) di lokasi transek parit irigasi.

Page 10: Komunitas Kodok pada Lahan Terdegradasi di Areal Curug

238

Kurniati & Sumadijaya

individu) dan jenis P. leucomystax dalampenelitian ini hanya dijumpai satu individu(100%). Jenis L. macrodon terlihat lebihmemilih rumput A. compressus sebagaitempat beraktivitas; sedangkan jenis H.chalconota memilihan batang atau daunAcanthaceae dan daun Brugmansiasuaveolens sebanyak masing-masing14,3% (masing-masing 5 individu daritotal 35 individu); persentase ini palingbesar dibandingkan 13 jenis tumbuhanlain yang berkisar pada 2,8% dan 5,7%.Berdasarkan Kurniati & Sumadijaya(2011), B. suaveolens di transek paritirigasi adalah tumbuhan yang palingsering dikunjungi individu H.chalconota. Untuk jenis R. hosii tidakada jenis tumbuhan spesifik yang menjadimikrohabitatnya.

3. Kebun pinusHasil tiga kali transek di kebun pinus

pada bulan Juni memperlihatkanpenurunan yang nyata pada jumlahindividu dan keragaman jenis (Gambar3A, 3B, 3C). Faktor lingkungan berupacurah hujan berperan nyata kepadakehadiran kodok di habitat kebun pinus,karena selama tiga kali survei tidak terjadiperubahan habitat. Curah hujan yangsangat deras di kebun pinus yangberkanopi sempit membuat air hujan jatuh

ke lantai hutan lebih banyak dibandingkankanopi tumbuhan di hutan tropik yangrapat, sehingga curah hujan yang besarmembuat ketidaknyamanan bagi kodokyang hidup di vegetasi bawah yangtumbuh di kebun pinus. Situasi yang tidakbiasa terjadi pada kodok I. biporcatus,jenis ini duduk di atas batang Kaliandra(Calliandra calothyrsus) setinggi 40 cmdari lantai hutan, kemungkinan besarcurah hujan yang besar memaksa kodokini harus naik ke vegetasi untukmenghindari banjir pada lantai hutan,karena kodok ini bersifat lebih terestrial(Iskandar 1998; Kurniati 2003; Kurniatidkk 2000; Liem 1973). Dari hasil surveiini memperlihatkan bahwa penurunankeragaman kodok sangat kuatdipengaruhi oleh faktor curah hujan.Kondisi habitat di lokasi transek kebunpinus pada survei bulan September tidakberbeda dengan kondisi habitat padawaktu survei bulan Juni. Kondisilingkungan pada survei keempat di lokasitransek kebun pinus cukup kering; hanyadijumpai dua jenis kodok masing-masingsatu individu, yaitu H. nicobariensis danP. Leucomystax dijumpai pada areal dimana pipa penyalur air bocor disubtransek 2 (Gambar 3D), sehinggalingkungan sekitarnya tetap basah; tetapikondisi lingkungan cukup basah setelah

Tabel 3. Waktu survei, faktor lingkungan, jumlah jenis kodok pada lokasi transek kebun pinus.Suhu udara Fase rembulan

0C %Pertama 31-Mei-11 23,2-28,6 73,1 3 (Gambar 7-A)Kedua 02-Jun-11 23,2-27,6 0,1 3 (Gambar 7-B)Ketiga 04-Jun-11 22,5-25,7 6,2 1 (Gambar 7-C)

Keempat 13-Sep-11 23,1-26,3 100 2 (Gambar 7-D)Kelima 15-Sep-11 20.0-21.5 94.8 2 (Gambar 7-E)

Transek Waktu Jumlah jenis kodok

Page 11: Komunitas Kodok pada Lahan Terdegradasi di Areal Curug

239

Komunitas Kodok pada Lahan Terdegradasi di Areal Curug

Gambar 7. Distribusi kodok sepanjang 300 meter transek di lokasi kebun pinus. (A) 31 Mei2011; (B) 2 Juni 2011; (C) 4 Juni 2011; (D) 13 September 2011; (E) 15 September 2011.

A

0

1

2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Sub-transek

jum

lah

indi

vidu

H. nicobariensis H. chalconota Rh. reinwardtii

B

0

1

2

3

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Sub-transek

jum

lah

indi

vidu

H. nicobariensis H. chalconota P. leucomystax

C

0

1

2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Sub-transek

jum

lah

indi

vidu

I. biporcatus

D

0

1

2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Sub-transek

jum

lah

indi

vidu

P. leucomystax H. nicobariensis

E

0

1

2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Sub-transek

jum

lah

indi

vidu

H. chalconota H. nicobariensis

Page 12: Komunitas Kodok pada Lahan Terdegradasi di Areal Curug

240

Kurniati & Sumadijaya

hujan gerimis pada survei kelima(Gambar 3E), tidak dijumpai jenis P.leucomystax, hanya dijumpai H.chalconota pada subtransek 5 dan 30.

Suhu udara tidak berpengaruh nyataterhadap jumlah jenis kodok yang hadirdi transek kebun pinus (korelasiPearson=0,013; p=0,873) (Gambar 8).Dua jenis kodok, yaitu H. nicobariensisdan H. chalconota selalu hadir selamalima kali monitoring (Gambar 9).Kehadiran individu H. nicobariensistidak dipengaruhi oleh suhu udara(korelasi Pearson=0,101; p=0,219),sedangkan kehadiran individu H.chalconota juga tidak dipengaruhi suhuudara (korelasi Pearson=0,042; p=0,609).Dua jenis yang mendominasi transekkebun? pinus, yaitu H. nicobariensis danH. chalconota ternyata kehadiranmereka berpengaruh nyata positif(korelasi Pearson=0,359; p=0,000), sub-transek di mana individu H.nicobariensis hadir akan hadir pulaindividu H. chalconota (Gambar 9).Semua jenis pada transek kebun pinusmemilih tumbuhan sebagai mikrohabitat,kecuali jenis R. chalconota selaintumbuhan juga memilih serasah sebanyak20% (1 individu dari total 5 individu) (lihatLampiran 1). Persentase daun Piperaduncum sebagai tempat bertenggeradalah paling besar; untuk jenis H.chalconota sebanyak 57,1% (4 individudari total 7 individu), jenis H.nicobariensis sebanyak 40,0% (2individu dari total 5 individu) dan P.leucomystax dalam penelitian ini hanyadijumpai satu individu dari total duaindividu (50%).

PEMBAHASAN

Faktor lingkungan berupa faserembulan, suhu udara dan suhu air tidakberpengaruh nyata pada jumlah jenis diketiga lokasi transek (Sungai Air TerjunCurug Nagka, parit irigasi dan kebunpinus); kondisi ini juga terjadi padakomunitas kodok yang hidup di lahanbasah Ecology Park, jenis-jenis kodokdi areal ini sudah beradaptasi denganhabitat terdegradasi dan terbukti tidaksensitif lagi dengan cahaya rembulan,karena komunitas ini diasumsikan sudahterbiasa dengan sinar penerangan yangberasal dari pemukiman manusia(Kurniati 2010); kondisi ini juga terjadipada komunitas kodok di tiga lokasitransek di areal lahan terdegradasi CurugNangka, karena di areal ini juga tidak jauhdari pemukiman manusia. Fenomenaaktivitas kodok banyak dipengaruhi olehpersentase sinar rembulan seperti yangdiungkapkan Church (1960) sudah tidakterlihat lagi pada komunitas kodok yanghidup di lahan terdegradasi.

Suhu udara dan suhu airberpengaruh kuat negatif pada kehadiranindividu H. masonii di Sungai Air TerjunCurug Nangka; semakin rendah suhuudara dan air pada penelitian ini, makajumlah individu semakin bertambah; sifatini sesuai dengan distribusi vertikal H.masonii; jenis ini umum dijumpai padasungai berarus deras di daerah hutanprimer dataran tinggi pada elevasi 800 msampai 2000 m dpl (Kurniati 2003; Liem1973); tetapi lokasi spesimen tipe berasaldari Jakarta (Iskandar 1998) merupakanpertanyaan besar, karena jenis ini tidakdijumpai pada sungai-sungai berarus

Page 13: Komunitas Kodok pada Lahan Terdegradasi di Areal Curug

241

Komunitas Kodok pada Lahan Terdegradasi di Areal Curug

deras di dalam hutan primer dataranrendah Taman Nasional Ujung Kulon(Kurniati dkk 2000). Suhu udara dansuhu air tidak berpengaruh nyata padakehadiran individu O. hosii dan H.chalconota. Kodok O. hosii dewasaadalah penghuni tetap habitat sungaiberarus deras, sedangkan anakannyaumumnya dijumpai di hutan, jauh darisungai (Inger & Stuebing 1989); olehsebab itu jenis ini selalu mendominasikomunitas kodok di Sungai Air TerjunCurug Nangka; sedangkan kodok H.chalconota adalah jenis yang bersifatgeneralis, yaitu jenis yang dapatberadaptasi dengan berbagai tipe habitat(Kurniati 2005; Kurniati 2010; Kurniati& Sumadijaya 2011).

Suhu air berpengaruh kuat negatifterhadap kehadiran individu P. aspera ditransek parit irigasi, suhu air semakinrendah selama periode penelitian makajumlah individu yang dijumpai di transekparit irigasi akan bertambah. MenurutInger (2009), P. aspear merupakan jenisyang hidup tidak jauh dari perairan(riparian frog), biasanya mereka lebihsuka bersembunyi di bawah batu atau dibawah rumpun vegetasi yang rimbun bilasedang tidak aktif (Iskandar 1998; Liem1973). Ketergantungan aktivitas individuP. aspera kepada suhu air tetapi tidakpada suhu udara kemungkinan besarkarena sifat jenis ini yang cenderungakuatik; bila mereka berada cukup jauhdari perairan, mikrohabitat di bawahrumpun vegetasi dipilih mereka sebagaitempat berlindung (Inger 2009),pemilihan mikrohabitat ini kemungkinanbesar berhubungan dengan nyamannyasuhu lingkungan di bawah rumpun

vegetasi. Ketergantungan individu P.aspera kepada suhu air terlihat darikelimpahannya; jenis ini jarang dijumpaidi hutan tropis dataran rendah TamanNasional Ujung Kulon (Kurniati dkk2000), tetapi banyak dijumpai di hutantropis dataran tinggi Taman NasionalGunung Halimun, terutama pada elevasi800 m dpl (Kurniati 2006).

Tiga jenis kodok yang mendominasitransek Sungai Air Terjun Curug Nangka,yang mana kehadiran ketiga jenistersebut ada saling keterkaitan satu samalain. Kehadiran individu H. masoniiberasosiasi kuat positif dengan kehadiranindividu O. hosii dan ada kecenderunganjuga dengan kehadiran individu H.chalconota; sedangkan kehadiranindividu O. hosii berasosiasi kuat positifdengan kehadiran individu H.chalconota (Gambar 3). Keterkaitanindividu ketiga jenis tersebut untuk datangke lokasi ini kemungkinan besarberhubungan dengan suara jantan yangdikeluarkan oleh ketiga jenis tersebut.Menurut Duellman (1967), beberapa jeniskodok dapat bersosialisasi dalam satuhabitat melalui suara yang dikeluarkanapabila dominan frekuensi setiap jenisberbeda. Jantan H. masonii mempunyairentang frekuensi suara antara 4500 Hz-16500 Hz (Boonman & Kurniati 2011);jantan H. chalconota mengeluarkansuara sangat bervariasi, suara tipe Aantara 1149,9 Hz-2055,9 Hz, suara tipeB antara 2005,9 Hz-3090,2 Hz dan suaratipe C antara 2726,6 Hz-3254,2 Hz(Marquez & Eekhout 2006); sedangkanjantan O. hosii mengeluarkan suara padafrequensi 2437 Hz. Dominan frekuensijantan H. masonii jelas nyata jauh di atas

Page 14: Komunitas Kodok pada Lahan Terdegradasi di Areal Curug

242

Kurniati & Sumadijaya

domina frekuensi jantan O. hosii dan H.chalconota, tetapi dominan frekuensijantan O. hosii masuk dalam rentangfrekuensi suara tipe B dari jantan H.chalconota. Selama empat kalimonitoring di lokasi transek Sungai AirTerjun Curug Nangka, jantan H.chalconota tidak pernah mengeluarkansuara, mereka bersuara pada bagiansungai di luar transek yang berarus tidakderas dan suara air tidak keras. Dayatarik apa yang membuat individu H.chalconota datang ke lokasi transek AirTerjun Curug Nangka untuk bersosiali-sasi dengan individu O. hosii masihmerupakan tanda tanya. Untukmenjawab pertanyaan ini diperlukanpenelitian yang lebih mendalam untukmengungkapkan fenomena ini.Kemungkinan besar substrat batusebagai tempat ketiga jenis tersebutuntuk bersosialisasi, karena individuketiga jenis kodok tersebut banyakmemilih substrat batu pada transek ini,yang mana individu H. masonii dijumpai35% dari total 20 individu berada di atasbatu, individu O. hosii dijumpai 73,1%dari total 67 individu dan individu H.chalconota dijumpai 60,0% dari total 15individu (lihat Lampiran 1).

Dua jenis kodok yang mendominasitransek parit irigasi merupakan dua jenisyang tidak saling berhubungan, yangmana kehadiran individu H. chalconotatidak berasosiasi dengan kehadiranindividu P. aspera (Gambar 6). Biladilihat dari mikrohabitat yang dipilih,kedua jenis tersebut tidak salingberasosiasi; individu P. aspera memilihsubstrat batu sebanyak 94,2% dari total18 individu, sedangkan individu H.

chalconota hanya 17,1% dari total 35individu memilih batu; sedangkan 73,7%memilih vegetasi sebagai tempatbertengger (lihat Lampiran 1). IndividuH. chalconota di transek parit irigasilebih memilih vegetasi untuk beraktivitas,sedangkan di transek Sungai Air TerjunCurug Nangka cenderung memilih batu.

Dua jenis kodok yang mendominasitransek kebun pinus merupakan dua jenisyang saling berkaitan, yang manakehadiran individu H. nicobariensisberasosiasi kuat positif dengan kehadiranindividu H. chalconota (Gambar 9). Biladitinjau dari dominan frekuensi suarakedua jenis kodok tersebut terlihatadanya tumpang tindih, dominanfrekuensi suara jantan H. nicobariensisantara 1722 Hz-5512 Hz, sedangkanfrekuensi suara paling rendah pada jantanH. chalconota adalah 1149,9 Hz padatipe suara A dan paling tinggi adalah3254,2 Hz pada tipe suara C (Marquez& Eekhout 2006). Apakah tumpangtindih frekuensi suara dari kedua jenistersebut yang membuat mereka salingberasosiasi atau faktor lain masihmerupakan tanda tanya besar. Bila dilihatdari mikrohabitat yang dipilih, kedua jenistersebut cenderung memilih tumbuhan;individu H. chalconota 100% (jumlahtotal individu 7) memilih tumbuhansebagai tempat bertengger, sedangkanindividu H. nicobariensis 80% (jumlahtotal individu 5). Persentase jenistumbuhan yang cenderung dipilih dua jenistersebut adalah P. aduncum, individu H.chalconota sebanyak 57,1% dan individuH. nicobariensis sebanyak 40,0% (lihatLampiran 1). Kemungkinan keterkaitankedua jenis tersebut di transek kebun

Page 15: Komunitas Kodok pada Lahan Terdegradasi di Areal Curug

243

Komunitas Kodok pada Lahan Terdegradasi di Areal Curug

pinus ada hubungannya juga denganvegetasi tempat mereka beraktivitas.

Jenis-jenis kodok yang bersifatsemi-arboreal, seperti H. masonii, H.chalconota, O. hosii dan H.nicobariensis (Iskandar 1998; Kurniati,2003 Kurniati 2010; Liem 1973) tidakmemilih jenis tumbuhan spesifik sebagaimikrohabitat mereka (lihat Lampiran 1).Besarnya persentase tumbuhanAcanthaceae yang digunakan individu H.masonii (20,0%; 4 individu dari total 20individu) di transek Sungai Air TerjunCurug Nangka karena tumbuhan inimendominasi vegetasi bawah di bagiantepi sungai; begitu pula untuk persentasetumbuhan Acanthaceae dan B.suaveolens yang digunakan individu H.chalconota pada transek parit irigasi(masing-masing 14,3%; masing-masing5 individu dari total 35 individu).Tumbuhan P. aduncum sangatmendominasi vegetasi bawah padatransek kebun pinus, persentasepemakaian tumbuhan ini oleh H.chalconota paling besar, yaitu 57,1% (4individu dari total 7 individu) dan untukindividu H. nicobariensis adalah 40,0%(2 individu dari total 5 individu).

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih diberikankepada Wahyu Tri Laksono dan Saifulyang telah banyak membantu dalamkegiatan di lapangan. Ucapan terimakasih diberikan kepada Proyek KegiatanInsentif Bagi Peneliti Dan PerekayasaRISTEK-LIPI tahun 2011 yang telahmembiayai seluruh kegiatan penelitianini. Terakhir, ucapan terima kasih

ditujukan kepada Dr. Arjan Boonmanyang telah membantu mengoreksi abstrakbahasa Inggris.

DAFTAR PUSTAKA

Boonman, A & H. Kurniati. 2011.Evolution of high-frequencycommunication in frogs. Evol.Ecol. Res. 13: 197–207.

Church, G. 1960. Annual and lunarperiodicity in the sexual cycle of theJavanese toad, Bufo melanostictusSchneider. Zoology 44: 181-188.

Duellman, WE. 1967. Social Organizationin the Mating Calls of SomeNeotropical Anurans. Amer.Midland Nat. 77 (1): 156-163.

Inger, RF. 2009. Contributions to thenatural history of seven species ofbornean frogs. Field. Zool. (116):1-25.

Inger, RF & RB. Stuebing. 1989. Frogsof Sabah. Sabah Park PublicationNo. 10. Kota Kinabalu.

Iskandar, DT. 1998. Amfibia Jawa danBali. Puslitbang Biologi-LIPI.Bogor.

Jaeger, RG. 1994. Transect sampling. In: Heyer, W.R., M.A. Donnely, R.W.McDiarmid, L.C. Hayek and M.S.Foster (editors). Measuring andmonitoring biological diversity,standard method for amphibians.Pp. 103-107. SmithsonianInstitution Press. Washington.

Kurniati, H. 2010. Keragaman dankelimpahan jenis katak sertahubungannya dengan vegetasi padalahan basah “Ecology Park”,

Page 16: Komunitas Kodok pada Lahan Terdegradasi di Areal Curug

244

Kurniati & Sumadijaya

Kampus LIPI Cibinong. BeritaBiologi 10 (3): .283-296.

Kurniati, H. 2010. Dampak deforestasipada laju penurunan keragamanjenis kodok di Taman NasionalGunung Halimun. Zoo Indo. 19 (1):11-17.

Kurniati, H. 2006. The amphibiansspecies in Gunung HalimunNational Park, West Java,Indonesia. Zoo Indo. 15 (2): 107-120.

Kurniati, H. 2005. Species richness andhabitat preferences ofherpetofauna in Gunung HalimunNational Park. Berita Biologi 7(5): 263-271.

Kurniati, H. 2003. Amphibians andreptiles of Gunung HalimunNational Park, West Java,Indonesia. Research Center forBiology-LIPI. Cibinong.

Kurniati, H. 2011. Pengaruh dinamikafaktor lingkungan terhadap sebaran

horisontal dan vertikal katak. J.Biol. Indo. 7 (2): 331-340.

Kurniati, H & A. Sumadijaya. 2012.Mikrohabitat kodok Hylaranachalconota pada sungai berarusderas di lahan terdegradasi kakiGunung Salak. Widyariset (inpress).

Kurniati, H., W. Crampton, A. Goodwin,A. Locket & A. Sinkins. 2000.Herpetofauna diversity of Ujungkulon National Park: An inventoryresults in 1990. J. Biol. Res. 6 (2):113-128.

Liem, DSS. 1973. The frogs and toadsof Tjibodas National Park Mt.Gede, Java, Indonesia. ThePhilippine J. Sci. 100 (2): 131-161.

Marquez, R. & XR. Eekhout. 2006.Advertisement calls of six speciesof anurans from Bali, Republic ofIndonesia. J. Nat. Hist. 40 (9–10):571–588.

Memasukkan: November 2011Diterima: April 2012

Page 17: Komunitas Kodok pada Lahan Terdegradasi di Areal Curug

245

Komunitas Kodok pada Lahan Terdegradasi di Areal Curug

Air - 1 7,7Batu - 13 93,3

Limnonectes kuhlii Batu - 7 100Limnonectes macrodon Batu - 3 100

Batu - 7 35Tanah - 1 5Acanthaceae Daun 4 20Cyclosorus sp Daun 1 5Clibadium Daun 1 5Etlingera sp Daun 1 5Elatostema Daun 1 5Lamiaceae Daun 1 5Schismatoglottis Daun 2 10Trichosanthes sp Daun 1 5Air - 1 6,6Batu - 9 60Kayu lapuk Daun 2 13,3Cyclosorus sp Daun 1 6,6Dendrocnide Daun 1 6,6Schismatoglottis Daun 1 6,6Batu Daun 49 73.1Kayu lapuk Daun 7 10.4Acanthaceae Daun 1 1.5Clidemia hirta Daun 1 1.5Cyathea sp Batang 1 1.5Cyrtandra sp Daun 1 1.5Didymocarpus sp Daun 1 1.5Elatostema sp Daun 2 2.9Elatostema Daun 1 1.5Ficus fistulosa Daun 1 1.5Lamiaceae Daun 2 2.9

Rhacoporus javanus Tetrastigma Daun 1 100Air - 1 5.8Batu - 17 94.2

Bufo melanostictus Tanah - 1 100Fejervarya limnocharis Batu - 1 100Limnonectes kuhlii Batu - 1 100

Tanah - 1 16.6Axonopus Daun 5 83.4

%

Rana hosii

Rana chalconota

Huia masonii

Bufo asperSungai Air Terjun Curug Nangka

Parit irigasi Bufo asper

Limnonectes macrodon

Transek Jenis kodok MikrohabitatBagian

tumbuhan yang digunakan

Jumlah individu

kodok

Lampiran 1. Mikrohabitat (substrat dan bagian tumbuhan) komunitas kodok pada lahanterdegradasi daerah Curug Nangka, kaki Gunung Salak, Jawa Barat.

Page 18: Komunitas Kodok pada Lahan Terdegradasi di Areal Curug

246

Kurniati & Sumadijaya

Parit irigasi Batu - 6 17.1Kayu lapuk - 1 2.8Serasah - 1 2.8Tembok - 1 2.8Acanthaceae batang/daun 5 14.3Bambusa sp batang 2 5.7Brugmansia suaveolens daun 5 14.3Clidemia hirta daun 1 2.8Cyclosorus sp daun 1 2.8Drynaria sparsisora daun 1 2.8Elatostema strigosum batang 2 5.7Etlingera sp daun 1 2.8Gomphrena daun 1 2.8Lamiaceae daun 2 5.7Mikania cordata daun 1 2.8Musa paradisiaca daun 1 2.8Ottochloa sp daun 1 2.8Sida rhombifolia daun 1 2.8Tumbuhan sp 1 daun 1 2.8Batu - 1 20Serasah Daun 1 20Acanthaceae Daun 1 20Axonopus compressus Daun 1 20Centotheca lappacea Daun 1 20

Polypedates Musa paradisiaca batang 1 100Bufo biporcatus Calliandra calothyrsus daun 1 100

Etlingera daun 1 14.3Ottochloa nodosa daun 1 14.3Piper aduncum daun 4 57.1Rubus chrysophyllus daun 1 14.3Serasah daun 1 20Calliandra calothyrsus daun 1 20Piper aduncum daun 2 40Tectaria sp daun 1 20Calliandra calothyrsus daun 1 50Piper aduncum daun 1 50

Rhacophorus Nephrolepis falcata daun 1 100

Transek Jenis kodok MikrohabitatBagian

tumbuhan yang digunakan

Jumlah individu kodok

%

Rana chalconota

Rana hosii

Kebun pinusRana chalconota

Rana nicobariensis

Polypedates leucomystax

Lampiran 1: . Lanjutan.