komunikasi teater

8

Click here to load reader

Upload: indra

Post on 06-Jun-2015

2.287 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: komunikasi teater

indra suherjanto-dosen drama/teater-jurusan sastra indonesia-fakultas sastra-universitas negeri malang 2008

KOMUNIKASI DALAM SENI PERTUNJUKAN TEATER

Oleh Indra Suherjanto

Komunikasi dalam Teater Teater merupakan kisah kehidupan manusia yang disusun untuk

ditampilkan sebagai pertunjukkan di atas pentas oleh para pelaku dengan dan ditonton oleh publik (penonton).1

Baru dapat disebut seni pertunujukan teater apabila sudah dipentaskan,dan teater selalu bersifat "Actor oriented" (berorientasi pada pelaku pemain).

Penulis

Kehidupan Naskah Teater Penonton

Sutradara Pemain Pekerja seni

Tanda-tanda kehidupan, simbol-simbol norma, tanda-tanda kebahasaan, simbol-simbol kejahatan, dsb dirangkai oleh penulis naskah dan dibawakan oleh actor di atas panggung untuk disampaikan kepada penonton. Dialog dan lakuan actor di atas panggung tanpa ada motivasi yang diresepsi dari tanda dan simbol kehidupan tidak akan bermakna. Lebih tidak bermakna lagi jika lakuan actor tidak dapat diinterpretasi atau diterima penonton sebagai respon dalam sebuah proses komunikasi.

Teater sebagai sebuah seni pertunjukan tidak telepas dari aspek tanda dan simbol kehidupan manusia. Kehidupan manusia yang merupakan bahan bakar penciptaan bagi penulis maupun pekerja seni teater lainnya akan membangun karya seni pertunjukan penuh dengan tanda dan simbol-simbol kehidupan. Tanda dan simbol yang sifatnya universal tersebut oleh banyak ilmuwan diyakini sebagai dasar dari semua komunikasi. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain melalui penggunaan simbil-simbol seperti kata-kata, gambar, angka-angka dan lain-lain.2

John Powers, dalam usahanya untuk mengembangkan berbagai macam cabang disiplin komunikasi, menegaskan bahwa yang paling penting

1 Herman J Waluyo. Drama Teori dan Pengajarannya. Hanindita Graha Widya Bandung 2002

2 Definisi komunikasi oleh Berelson dan Teiner dalam Dani Vardiansyah. Filsafat Ilmu Komunikasi, Suatu Ppengantar. Jakarta.

Indeks. Gramedia. 2005

Page 2: komunikasi teater

indra suherjanto-dosen drama/teater-jurusan sastra indonesia-fakultas sastra-universitas negeri malang 2008

dalam komunikasi adalah pesan.3 Menurut Powers, pesan memiliki tiga unsur yaitu: tanda dan simbol, bahasa, dan wacana.

Teater sebagai sebuah karya seni pertunjukan akan mengangkat pesan tentang kehidupan, tentang norma, tentang kebaikan, keburukan, kejahatan, dan berbagai watak karakter manusia untuk ditampilkan di atas panggung.

Charles Morris, pakar semiotik dalam berbagai tulisannya menunjukkan bahwa seluruh tindakan manusia melibatkan tanda dan makna dalam berbagai macam cara yang menarik perhatian. Setiap ada tindakan orang akan menjadi sadar terhadap tanda, menginterpretasikan tanda dan kemudian memutuskan bagaimana cara meresponnya.4

Simbol-simbol dari penulis naskah yang dibawakan oleh actor melalui interpreatsi sutradara berfungsi untuk mengkomunikasikan konsep, gagasan umum, pola, atau bentuk. Oleh Susane Langer konsep disebut makna yang dipegang bersama antara para komunikator, tetapi masing-masing komunikator juga akan memiliki kesan atau makna pribadi yang mengisi gambaran umum tersebut. Kesan pribadi merupakan konsepsi orang tersebut.5

Makna terdiri atas konsepsi pribadi individu dan konsep umum yang dipegang bersama-sama dengan orang-orang lain. Misalnya, karakter tokoh Jumena dalam naskah Sumur Tanpa Dasar karya Arifin C Noor yang menjadi sumber inspirasi penulis dalam penciptaan teater penuh dengan simbol-simbol makna pribadi maupun makna umum. Makna umum dalam naskah tersebut dapat diakses oleh siapa saja yang membacanya, mempelajarinya atau memainkannya.

Makna merupakan kesan yang diakui secara umum. Jumena adalah tokoh yang memiliki watak dasar pendirian yang kuat, pendirian yang kuat inilah yang menjadikan ketidakyakinan Jumena terhadap segala sesuatu meski disisi lain Jumena adalah sosok yang religius. Makna pribadi adalah makna yang dimiliki Arifin C Noor terhadap Jumena dan orang-orang lain yang telah mempelajarinya termasu penulis.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa teater sebagai sebuah seni pertunjukan memiliki unsur penting selain naskah, sutradara, dan actor berupa aspek tanda dan simbol sebagai pesan yang ingin disampaikan dalam kerangka proses komunikasi.

Elemen Produksi Teater Sebagai Komunikasi Bersistem Selain pemain (actor) ada bagian penting dalam sebuah pertunjukan

teater yaitu staf produksi. Staf Produksi teater pada umumnya terdiri dari

3 John H. Powers, On the Intellectual Structure of the Human Communication Discipline, Communication Education 4 l995 dalam Littlejohn, Stephen W.

Teori Komunikasi Manusia (terjemahan)

4 George Herbert Mead, Mind, Self, and Society (Chicago: University of Chicago Press, 1934) dalam Littlejohn, Stephen W. Teori Komunikasi Manusia

(terjemahan)

5 Susane Langer dalam Littlejohn, Stephen W. Teori Komunikasi Manusia (terjemahan)

Page 3: komunikasi teater

indra suherjanto-dosen drama/teater-jurusan sastra indonesia-fakultas sastra-universitas negeri malang 2008

manager setingkat direktur perusahaan sampai pada petugas lapangan.6 Staf produksi teater dijelaskan seperti di bawah ini berikut termasuk tugas dan fungsinya. a. Produser

Memiliki tugas mengurus produksi secara keseluruhan dan menetapkan personal (karyawan, petugas), anggaran biaya, program kerja, fasilitas, dan sebagainya.

b. Direktor (sutradara) Sebagai koordinator pelaksanaan tugas-tugas penggarapan teater drama, seperti menyiapkan aktor, mengkoordinasi pekerja teater dsb.

c. Stage Manager Bertugas memimpin pertunjukan atau pementasan dalam artian pemimpin langsung dilapangan pada saat pertunjukan, membantu sutradara dalam mengkoordinasi dan persiapan pemain dan pekerja teater.

d. Designer Menyiapkan aspek-aspek visual: stage/ setting, property/ dekorasi, lighting/ tata lampu, costume/ make-up, sound, dan lain-lain.

e. Pekerja Teater/ Crew Para pekerja yang bertanggung jawab dibagian pentas (stage crew), dibagian perlengkapan pentas/ dekorasi (properti crew), tata lampu (light crew), tata busana dan tata rias (costume crew),serta tata suara/musik (sound crew).

Staf produksi di atas dalam melaksanakan tugasnya merupakan satu kesatuan. Salah satu staf tidak berfungsi baik maka staf yang lain akan mengalami hambatan dalam melaksanakan pementasan. Pekerjaan pertunjukan teater akan timpang dan tidak sempurna pelaksanaannya meskipun kemungkinan tugas dan fungsi tersebut bisa digantikan atau diwakili oleh staf yang lain.

Sebagai satu kesatuan, staf produksi adalah sebuah sistem. Teori sistem oleh Fagen dikatagorikan bagian dari teori komunikasi. Vardiansyah yang mengutip pendapat Reusch menjelaskan bahwa komunikasi merupakan suatu proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan.7

Setiap sistem terdiri atas empat hal.8 Yang pertama adalah obyek: bagian-bagian, unsur-unsur, atau variabel-variabel di dalam sistem. Obyek bersifat fisik atau abstrak atau kedua-duanya, bergantung pada sifat sistem. Kedua, sistem terdiri atas atribut-atribut: kualitas atau sifat-sifat sistem dan obyek-obyeknya. Ketiga, sistem memiliki hubungan-hubungan internal antara obyek-obyeknya. Keempat, sistem ada dalam lingkungan.

6 Maryaeni Teori Drama Departeman Pendidikan dan Kebudayaan IKIP Malang, 1992

7 Dalam Dani Vardiansyah. Filsafat Ilmu Komunikasi, Suatu Ppengantar. Jakarta. Indeks. Gramedia. 2005

8 A. D. Hall dan R. E. Fagen, Definition of a System, dalam Modern Systems Research for the Behavioral Scientist, ed. W. Buckley (Chicago: Aldine, 1968)

dalam Littlejohn, Stephen W. Teori Komunikasi Manusia (terjemahan)

Page 4: komunikasi teater

indra suherjanto-dosen drama/teater-jurusan sastra indonesia-fakultas sastra-universitas negeri malang 2008

Dengan demikian, sistem merupakan seperangkat hal/ benda yang saling mempengaruhi satu sama lain dalam suatu lingkungan dan membentuk pola lebih besar yang berbeda dari setiap bagian-bagiannya.9

Produser, sutradara, stage manager, designer, dan pekerja teater adalah bagian atau unsur-unsur dalam sebuah sistem. Sistem yang dimaksud adalah sistem produksi seni pertunjukan teater. Mereka saling memperngaruhi satu dengan yang lain dalam satu lingkungan yaitu produksi seni dan membentuk pola-pola hubungan kerja internal yang berbeda satu dengan yang lain dan membangun pola tersebut menjadi pola-pola yang lebih besar.

Sebuah sistem akan memiliki karakteristik tertentu. Kualitas sistem dalam seni pertunjukan teater adalah tidak saling mengucilkan dan atau mengecilkan tugas dan fungsi satu dengan yang lain, tetapi masing-masing berhubungan dengan cara tertentu dengan kualitas masing-masing.

Seorang produser pada dasarnya tidak mudah untuk memecat atau memberhentikan sutradara, actor atau pekerja seni lainnya. Mereka terikat oleh satu aturan sistem yang sejak awal telah disepakati. Kesepakatan sebagai hubungan yang harmonis dalam bentuk kerja dan dituangkan dalam bentuk kontrak kerja.

Keutuhan dan saling tergantung dalam sistem merupakan suatu keutuhan yang unik.10 Melibatkan pola hubungan yang berbeda dari setiap sistem lainnya. Sesuatu yang utuh jelas lebih utama daripada jumlah bagian-bagiannya. Sistem adalah produk kekuatan-kekuatan atau interaksi-interaksi antara bagian-bagiannya. Sekelompok orang yang berdiri dalam deretan pada terminal bus bukan sistem, tetapi sekelompok orang yang duduk di sekitar meja, yang melakukan percakapan merupakan sebuah sistem. Tiap bagian dari sistem dibatasi oleh ketergantungannya pada bagian-bagian lain dan pola salingtergantung tersebut mengorganisir sistem.11

Saling ketergantungan antara variabel-variabel suatu sistem dapat diungkapkan sebagai serangkaian asosiasi, atau korelasi. Korelasi, dua variabel atau lebih berubah secara bersama-sama. Dalam sebuah proses produksi misalnya, kecemasan sutradara dengan kemarahan produser mungkin berkorelasi. Korelasi bisa yang kuat atau lemah, bergantung bagaimana jalinan ketergantungan masing-masing dalam sebuah sistem. Dalam suatu sistem produksi seni yang kompleks, banyak variabel saling berhubungan satu dengan yang lain dalam suatu jaringan pengaruh yang berubah-ubah kekuatannya. Misalnya actor yang bersemangat, sutradara yang frustrasi, atau pekerja teater yang menarik diri, dan penyesalan stake holder mungkin terikat bersama-sama dalam suatu kelompok teater.

9 Littlejohn, Stephen W. Teori Komunikasi Manusia terjemahan dari Theory of Human Communication. Pasca Sajana UM Malang

10 Rapoport, Foreword ; Hall and Fagen, Definition. dalam Littlejohn, Stephen W. Teori Komunikasi Manusia (terjemahan)

11 Magoroh Maruyama, dalam Mindscape: The Epistemology of Magoroh Maruyama,eds. Michael T. Caley and Daiyo Sawada (Amsterdam: Gordon and

Breach, 1994) dalam Littlejohn, Stephen W. Teori Komunikasi Manusia (terjemahan)

Page 5: komunikasi teater

indra suherjanto-dosen drama/teater-jurusan sastra indonesia-fakultas sastra-universitas negeri malang 2008

Sistem cenderung saling melekat satu dengan yang lain sebagai satu keutuhan. Unsur sistem merupakan bagian dari sistem dan sistem merupakan bagian dari sistem yang lebih besar.12 Ada semacam hirarki dalam rangkain sistem, subsistem, dan sub-sub sistem.

Seorang sutradara akan menjadi pemimpin dan acuan bagi actor dan pekerja seni teater lainnya. Apapun yang menjadi instruksi sutradara harus dilakukan oleh actor dan pekerja seni lainnya. Hal ini menyangkut tugas dan fungsi sutradara dalam rangkaian sistem bahwa paling tidak sutradara sudah memahami lebih dahulu naskah atau ceritanya. Namun demikian diatas sutradara masih ada unsur atau variabel yang harus dipatuhi oleh sutradara yaitu produser ataupun stake holder. Penyandang dana sebagai stake holder punya kekuatan dalam hal kekuangan, namun akan tidak berdaya dan tidak mengahasilkan apa-apa jika tidak memilki sumber daya manusia yang disebut sutradara, actor maupun pekerja seni lainnya.

Dengan demikian sistem merupakan serangkaian kompleksitas yang semakin bertambah. Sistem lebih besar dimana salah satu sistemnya merupakan bagian darinya disebut suprasistem, dan sistem lebih kecil yang terkandung dalam suatu sistem disebut subsistem. Tim produksi adalah suprasistem dari produser, sutradara,stage manger, designer, dan crew sebagai subsistem. Sutradara adalah suprasistem dari actor, pemusik, penata lampu, penata panggung sebagai subsistem.

Elemen Teater Sebagai Rangkaian Komunikasi Drama is designed to be acted on the stage. Unsur-unsur pembangun

teater adalah (1) lakuan, (2) panggung, (3) busana, (4) rias, (5) cahaya, dan (6) musik. Keenam unsur tersebut tidak lepas dari peran sutradara sebagai seniman penafsir (interpretative artist). Disamping itu, ada elemen-elemen lain yang tidak kalah penting (1) acting, (2) staging, dan (3) audience.13

Tiga elemen tersebut merupakan unsur penting teater. Acting selalu berkaitan dengan peran dan pemeranan, yang sekaligus berkaitan dengan motivasi. Selain itu, berhubungan pula dengan panggung (staging) sebagai media lakuan. Panggung merupakan penggabungan semua unsur yang terkait dengan kebutuhan teater, panggung bukan hanya daerah permainan atau lokasi saja namun panggung dihadirkan secara lengkap dengan alat kelengkapan/ property diperlukan. Hal ini dimaksudkan untuk mencapai dampak estetis dikenal dengan aspek komposisi.

Audience baik penonton biasa, penikmat, maupun pengkritisi merupakan unsur penting teater, yang fungsinya sebagai pendukung pementasan. Kehadiran mereka sangat besar artinya meskin hanya sebagai penonton yang tidak berbekal apa-apa atau penonton biasa. Penonton yang heterogen perlu mendapat perhatian sutradara, pemain dan yang lainnya paling tidak

12 Arthur Koestler, W. Ross Ashby, Principles of the Self-Organizing System, dalam Principles of Self-Organization, eds. H. von Foester and G. Zopf (New

York: Pergamon, 1962) dalam Littlejohn, Stephen W. Teori Komunikasi Manusia (terjemahan)

13 Maryaeni. Buku II Teater. Malang: Proyek IKIP Malang 1995.

Page 6: komunikasi teater

indra suherjanto-dosen drama/teater-jurusan sastra indonesia-fakultas sastra-universitas negeri malang 2008

memperhitungkan penonton dari aspek dan dimensi budayanya agar kelancaran komunikasi pementasan bisa berhasil.

Acting seorang actor atau bagaimana pemeranan yang diperankannya memerlukan motivasi yang masing-masing actor akan ada korelasinya. Ketergantungan seorang actor dengan actor lainnya diikat bersama-sama dengan naskah, dialog ataupun alur cerita.

Dalam sebuah pementasan, jika seorang actor lepas dari cerita dalam naskah atau ada dialog-dialognya keluar dari naskah maka akan terjadi kegagalan komunikasi. Ketergantungan antar actor sebagai sebuah sistem menjadi kacau dan tidak harmonis. Ketidakharmonisan ini akan berakibat pula tidak tersampaikannya pesan sebagai tanda dan simbol-simbol kehidupan dalam sebuah komunikasi seni pertunjukan teater.

Dialog Memuat Pesan Dialog yang dibawakan actor merupakan salah satu aspek esensial

yang ada dalam seni pertunjukan teater. Bukan berarti bahwa kekhasan teater hanya terletak pada dialog, melainkan banyak hal yang menjadikan dialog menjadi ciri khas teater, apalagi jika dikembalikan pada aspek-aspek kehidupan maka terjadinya komunikasi antara actor dan penonton menjadi signifikan.14

Dalam kehidupan sehari-hari komunikasi antar manusia begitu penting. Mutlak manusia sangat butuh komunikasi dengan orang lain untuk menyampaikan gagasan, pikiran, perasaan. Dengan komunikasi kita dapat mengetahui watak seseorang secara jelas. Komunikasi seperti ini membuka kemungkinan seseorang memahami orang lain. Dalam komunikasi akan terjadi proses pikiran seseorang mempengaruhi pikiran orang lainnya.15

Hanya melalui bahasa yang komunikatif yang diwujudkan dalam bentuk dialog, kita dapat memahami siapa dan bagaimana lawan bicara kita. Lebih-lebih bila komunikasi dalam bentuk dialog tersebut disertai dengan lakuan akan lebih memperjelas maknanya.

Pesan harus disampaikan secara jelas agar tidak menimbulkan kesalahpahaman. Dalam situasi komunikasi tidak harus antara dua orang, yang satu sebagai pembicara aktif dan yang lain sebagai pendengar setia, tetapi bisa juga komunikasi tersebut melibatkan banyak orang. Yang dipentingkan adalah bagaimana mengatur arus lalu lintas komunikasi agar terjadi pergantian atau giliran bicara yang wajar. Kita harus memberi peluang kepada lawan bicara agar memiliki kesempatan mengungkapkan isi hatinya. Kesempatan yang kita berikan tidak harus berbentuk balasan perkataan atau menjawab dengan kalimat yang panjang, tetapi dapat dilakukan dengan berbagai cara, paling tidak memberi respon. Respon berdasarkan stimulus

14 Maryaeni Teori Drama Departeman Pendidikan dan Kebudayaan IKIP Malang 1992

15 Weaver 1949 dalam Dani Vardiansyah. Filsafat Ilmu Komunikasi, Suatu Ppengantar. Jakarta. Indeks. Gramedia. 2005

Page 7: komunikasi teater

indra suherjanto-dosen drama/teater-jurusan sastra indonesia-fakultas sastra-universitas negeri malang 2008

tersebut tidak harus berwujud kalimat, tetapi bisa juga diwujudkan dalam bentuk gerak atau perilaku.

Yang lebih penting lagi adalah bagaimana seorang actor memberi muatan makna dialog agar dapat menumbuhkan pengertian bagi lawan bicara maupun penonton sebagai penerima pesan. Ketepatan actor memberi muatan pada kalimat-kalimat yang didialogkannya akan menciptakan komunikasi yang sempurna.

Dialog-dialog yang diucapkan actor atau pemain harus selaras dengan penggambaran lakuan di atas panggung. Perlu dilakukan proses analisis dialog oleh actor utamanya sebelum pemanggungan di mulai agar memperoleh gambaran yang nyata tentang apa yang sebenarnya difokuskan dalam dialog tersebut.

Analisis dialog dapat dilakukan secara sederhana dalam bentuk yang mirip dengan memenggal-menggal kalimat menjadi bagian-bagian yang sesuai dengan maksud yang ingin disampaikan. Tekanan pada beberapa bagian kalimat perlu juga diberikan agar lebih mengekspresikan muatan emosinya.16

Jika actor tidak mampu menerjemahkan dialog-dialog dan memperkuatnya dengan lakuan-lakuan di atas panggung maka yang terjadi adalah kesalahpahaman atau tidak munculnya komunikasi antara actor sebagai pembawa pesan dengan penonton sebagai penerima pesan. Sebuah komunikasi baru akan terjadi jika ada komunikator pengirim, pesan, dan target komunikan penerima.17

16 Maryaeni Teori Drama Departeman Pendidikan dan Kebudayaan IKIP Malang 1992

17 Baca paradigma objek kajian ilmu komunikasi Dalam Dani Vardiansyah. Filsafat Ilmu Komunikasi, Suatu Ppengantar. Jakarta. Indeks. Gramedia. 2005

Page 8: komunikasi teater

indra suherjanto-dosen drama/teater-jurusan sastra indonesia-fakultas sastra-universitas negeri malang 2008

DAFTAR BACAAN

Harymawan, RMA. 1980. Dramaturgi. Bandung: PT. Rosdakarya.

Littlejohn, Stephen W. Teori Komunikasi Manusia (terjemahan) dari Theory of

Human Communication. (materi kuliah) Pasca Sajana UM Malang

Maryaeni. 1992. Teori Drama. Malang. Departeman Pendidikan dan Kebudayaan

Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Maryaeni.1995. Buku II Teater. Malang: Proyek IKIP Malang

Vardiansyah, Dani. 2005. Filsafat Ilmu Komunikasi, Suatu Ppengantar. Jakarta.

Indeks. Gramedia

Waluyo, Herman J, Prof. Dr. 2002. Drama Teori dan Pengajarannya. Bandung:

Hanindita Graha Widya.