komunikasi pemasaran sektor pelayanan publik pemerintah

37
Bidang Ilmu : Administrasi Negara PROPOSAL PENELITIAN BOPTN Komunikasi Pemasaran Sektor Pelayanan Publik Pemerintah Lokal (Kajian Strategi Komunikasi Pemasaran Layanan Publik pada Dinas Pariwisata Kabupaten Tabanan) Ni Nyoman Dewi Pascarani, S.S, M.Si Tedy Erviantono, S.IP, M.Si PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN 2014

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Komunikasi Pemasaran Sektor Pelayanan Publik Pemerintah

Bidang Ilmu : Administrasi Negara

PROPOSAL PENELITIAN BOPTN

Komunikasi Pemasaran Sektor Pelayanan Publik Pemerintah Lokal

(Kajian Strategi Komunikasi Pemasaran Layanan Publik pada Dinas

Pariwisata Kabupaten Tabanan)

Ni Nyoman Dewi Pascarani, S.S, M.Si

Tedy Erviantono, S.IP, M.Si

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2014

Page 2: Komunikasi Pemasaran Sektor Pelayanan Publik Pemerintah

Halaman Pengesahan

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

-

1. Judul Penelitian : Komunikasi Pemasaran Sektor Pelayanan Publik Pemerintah

Lokal (Kajian Strategi Komunikasi Pemasaran Layanan Publik

pada Dinas Pariwisata Kabupaten Tabanan)

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

-

2. Ketua Peneliti

a. Nama lengkap dengan gelar : Ni Nyoman Dewi Pascarani, S.S, M.Si

b. Pangkat/Gol : Asisten Ahli/IIIb

c. NIP/NIDN : 198204212010122003/0010108207

d. Jabatan Fungsional/Stuktural : Dosen

e. Pengalaman penelitian : (terlampir dalam CV)

f. Program Studi/Jurusan : Administrasi Negara

g. Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

h. Alamat Rumah / HP : Jl. PB Sudirman Denpasar

i. E-mail : [email protected]

3. Jumlah tim Peneliti : 2

4. Pembimbing

a. Nama lengkap dengan gelar : Dr. Piers Andreas Noak, M.Si

b. Pangkat/Gol/ : Pembina / IV a

c. NIP/NIDN : 196302171988031/

d. Jabatan Fungsional/Stuktural : Pembina

e. Pengalaman penelitian : (terlampir dalam CV)

f. Program Studi/Jurusan : Ilmu Politik

g. Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Page 3: Komunikasi Pemasaran Sektor Pelayanan Publik Pemerintah

5. Lokasi Penelitian : Denpasar

6. Kerjasama (kalau ada)

a. Nama Instansi : -

b. Alamat : -

7. Jangka waktu penelitian : 3 bulan

8. Biaya Penelitian : Rp. 10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah)

Denpasar, 2 Pebruari 2014

Mengetahui,

Dekan FISIP Unud, Ketua Peneliti,

Dr. Drs. G.P.B Suka Arjawa, M.Si Ni Nyoman Dewi Pascarani, S.S, M.Si

NIP. 196407081992031003 NIP. 198204212010122003

Page 4: Komunikasi Pemasaran Sektor Pelayanan Publik Pemerintah

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Peran komunikasi pemasaran menjadi fokus penting pengembangan organisasi,

baik organisasi swasta (private sector) maupun organisasi sektor public (public sector).

Pada organisasi swasta, penerapan strategi komunikasi lebih difokuskan pada pola

penempatan pelanggan sebagai manajemen puncak prioritas organisasi. Pergeseran

paradigma Administrasi Negara dari old public management ke new public management

menempatkan organisasi sektor publik mengadopsi nilai-nilai yang ada pada organisasi

swasta tak terkecuali pada strategi komunikasi yang dijalankannya (Waluyo, 2007:18).

Organisasi sektor publik pada dasarnya adalah organisasi yang berfungsi

memberikan pelayanan kepada kelompok masyarakat tertentu dan tidak menjadikan

keuntungan sebagai prioritas utama. Hanya saja dalam perjalanan waktu, organisasi

sektor publik harus berhadapan dengan tuntutan realisasi good governance (tata kelola

pemerintahan), dimana salah satu prinsip yang diterapkan adalah efisiensi. Prinsip ini

mengarah pada prinsip kemauan melakukan terobosan program yang kreatif dan inovatif

untuk menyiasati ketercapaian program dengan pemanfaatan sumber daya secara optimal.

Regulasi yang menegaskan atas prinsip ini adalah Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah. Pada fungsi pelimpahan wewenang, pemerintah

daerah harus mampu mewujudkan daya saing daerah. Daya saing pada arti sempit berarti

memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan dibanding dengan

pesaingnya dalam satu industri.

Industri pada terminologi ini memang tidak mengarah pada konteks pemenuhan

kebutuhan dasar (primer) seperti pendidikan, kesehatan dan infrastruktur, karena

pemenuhan atas kebutuhan ini merupakan tugas utama pemerintah sebagai penyedia

layanan. Industri yang dimaksud adalah sesuai batasan Whelen (dalam Kotler & Lee,

2007:25), yaitu pemerintah lokal (daerah) harus memberikan pelayanan yang lebih baik

dibanding dengan pesaingya (baca:swasta), bahkan pemerintah daerah lainnya baik di

tingkat lokal maupun global.

Page 5: Komunikasi Pemasaran Sektor Pelayanan Publik Pemerintah

Pada konteks ini, pola hubungan antara pemerintah lokal dengan penerima

manfaat lebih bersifat multidimensional. Pola hubungan tersebut dilakukan dalam rangka

delivery services, yaitu melibatkan peran aktif penyedia layanan (baca : pemeintah lokal)

dan penerima layanan dalam perspektif pasar. Jenis pelayanan yang dianggap prospektif

dipasarkan oleh pemerintah lokal terbagi pada dua wilayah kewenangan (Walsh,

1993:85). Pertama, wilayah shire yang meliputi : perumahan, pelayanan kesehatan, dan

lisensi. Kedua, wilayah metropolitan (kota) jenis pelayanannya meliputi, pelayanan

sosial, pendidikan, perumahan, perencanaan kota, kesehatan, pendidikan dan pariwisata.

Pada penelitian ini, jenis pelayanan yang akan dijadikan fokus kajian adalah

pelayanan pariwisata. Pemerintah Kabupaten Tabanan memiliki lembaga teknis daerah,

yaitu Dinas Pariwisata yang khusus menangani pengembangan potensi, pengelolaan aset

dan promosi pariwisata. Hal menarik yang menjadi salah satu alasan dilakukannya

penelitian ini adalah strategi komunikasi pemasaran yang dijalankan Dinas Pariwisata

Pemerintah Kota Denpasar untuk menggaet wisatawan, secara optimal ditengah

popularitas obyek wisata di Kabupaten Badung yang telah mendunia.

1.2 Perumusan Masalah

1. Bagaimanakah bentuk implementasi strategi komunikasi pemasaran yang dijalankan

Dinas Pariwisata Pemerintah Kabupaten Tabanan untuk meninkatkan minat wisatawan

terhadap Kabupaten Tabanan ?

2. Dukungan dan hambatan umum apa sajakah yang mempengaruhi proses strategi

komunikasi pemasaran yang dijalankan Dinas Pariwisata Pemerintah Kabupaten

Tabanan?

I.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui implementasi strategi komunikasi pemasaran yang dijalankan

Dinas Pariwisata Pemerintah Kabupaten Tabanan;

2. Untuk mengetahui bentuk dukungan dan hambatan yang mempengaruhi proses

strategi komunikasi pemasaran yang dijalankan Dinas Pariwisata Pemerintah

Kabupaten Tabanan;

Page 6: Komunikasi Pemasaran Sektor Pelayanan Publik Pemerintah

I.4 Manfaat Penelitian

Manfaat Akademis

1. Hasil penelitian ini diharapkan menambah khasanah ilmu pengetahuan bidang

sosial, khususnya memberikan kontribusi pada mata kuliah yang diajarkan di Program

Studi Administrasi Negara, yaitu Manajemen Pelayanan Publik (Mata Kuliah Wajib

Program Studi Administrasi Negara Semester III).

2. Hasil penelitian ini sekaligus dijadikan studi awal rencana pengembangan

Laboratorium Program Studi Administrasi Negara.

Manfaat Praktis

1. Hasil penelitian dapat dijadikan rekomendasi yang bisa diakomodasi pihak

Pemerintah Daerah terkait peningkatan promosi dalam bidang kepariwisataan.

2. Sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Kabupaten Tabanan terkait tingkat

hambatan dan dorongan implementasi strategi komunikasi pemasaran di bidang

keparisawataan provinsi.

Page 7: Komunikasi Pemasaran Sektor Pelayanan Publik Pemerintah

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Penelitian terkait strategi komunikasi di sektor organisasi publik belum banyak

dilakukan. Tercatat publikasi penelitian terkait strategi komunikasi pemasaran di sektor

organisasi publik pernah dilakukan Mas Roro Lilik Ekowanti (2009) dalam penelitian

Pemasaran di Sektor Publik. Pada penelitiannya, Lilik menegaskan organisasi sektor publik

sangat penting menerapkan strategi marketing communication dalam aktivitasnya mencapai

tujuan organisasi. Pada obyek kajian pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa

Timur, Lilik menemukan fakta kinerja pemerintah lokal, khususnya pemerintahan kabupaten

dan kota di provinsi Jawa Timur dalam mengembangkan potensi pariwisata belum optimal.

Program pemerintah dalam menaikkan daya beli masyarakat dalam wisata dengan

merespon pasar dalam implementasinya menunjukkan posisi tawar lemah, sehingga program

pemerintah, seperti indonesia visit year tahun 2008 diturunkan ke pasar daya kompetisinya

melalui peristiwa-peristiwa sesuai dengan trend pasar dunia kurang direspon baik. Pelayanan

pariwisata dapat dicapai dengan meningkatkan kemampuan stakeholder, meliputi:

sumberdaya manusia atau aparat pemerintah, pelaku pasar, pengguna atau penerima manfaat,

serta pemanfaat teknologi informasi dalam marketing belum memadai serta pengelolaan

belum dilakukan profesional. Persepsi perundang-undangan tentang pariwisata antar

stakeholder seperti badan perjalanan wisata (BPW), hiperhu (himpunan pengusaha hiburan),

perhotelan, pemerintah lokal sebagai fasilitasi kegiatan pariwisata, masih belum sama (Lilik,

2009:12).

Pada penelitiannya ini, Lilik menyajikan salah satu kasus Wisata Alam Bahari

Lamongan, dimana pada aturannya seharusnya dilengkapi dengan hiburan seperti: spa,

karaoke, dan lain-lain. Hanya saja dalam prakteknya ditolak birokrat lapangan karena

bertentangan dengan nilai agama. Berangkat dari kondisi ini, Lilik merekomendasikan

pentingnya strategi komunikasi pemasaran yang bersifat pada penguatan kapasitas

kelembagaan seperti sumberdaya manusia dalam pengiriman layanan, strategi marketing, dan

analisis pasar.

Page 8: Komunikasi Pemasaran Sektor Pelayanan Publik Pemerintah

Pada strategi komunikasi pemasaran dikenal lima orientasi (Sargeant dalam Kotler

& Lee, 2007:25) : 1) produksi, 2) produk, 3) penjualan, 4) pemasaran dan 5) sosial. Kelima

orientasi ini berpandangan berbeda dan mempunyai konsekuensi pelayanan berbeda pula.

Apabila diterapkan pada organisasi sektor publik seperti pemerintah daerah, Sargeant

menegaskan sifat pendekatan komunikasi pemasarannya lebih dekat pada pendekatan sosial,

bukan pendekatan pasar atau dikenal market orientation. Program pemasaran tidak dapat

dilepaskan dari pangsa pasar, sepert segmentasi, mengidentifikasi barang dan jasa,

menciptakan nilai, mengirimkan nilai, dan memantau terjadinya kepuasan pelanggan.

Pelanggan dalam konteks organisasi sektor publik pemerintah daerah menurut Ewing

dan Caruana (2000) dipetakan menjadi dua, antara lain : 1) pelanggan internal dan 2)

pelanggan eksternal. Pelanggan yang harus diprioritaskan adalah pelanggan internal,

dimana karyawan bukan lagi disebut pemangku kepentingan melainkan pangsa pasar yang

harus didahulukan. Bila karyawan mendapat kepuasan maka akan terdorong memberikan

pelayanan kepada pelanggan eksternal, karena karyawan adalah alat pemasaran dari

organisasi sektor publik ini. Pemetaan yang dilakukan Ewing dan Caruana ini sejalan dengan

pergeseran paradigma administrasi publik, yaitu dari old public management ke new public

management yang menekankan pada factor internal sebagai steering layanan yang arus

didahulukan.

Pada sisi yang sama Kotler dan Lee (2007) menegaskan meski sama-sama memiliki

potensi melakukan strategi marketing komunikasi, namun antara organisasi publik (baca :

lembaga pemerintahan) dan organisasi profit (baca : bisnis) tetap memiliki spesifikasi

berbeda, antara lain :

1) Organisasi pemerintah sering monopoli, sedangkan bisnis berada pada kondisi

persaingan;

2) Pemerintah berfungsi memenuhi kebutuhan masyarakat, sednagkan bisnis berfungsi

memperoleh keuntungan maksimum;

3) Pimpinan politik membentuk konsitituenya, merefleksikan keinginannya, sementara

pimpinan bisnis bertanggungjawab kepada dewan direksi;

Page 9: Komunikasi Pemasaran Sektor Pelayanan Publik Pemerintah

4) Kegiatan lembaga pemerintahan diketahui oleh publik dan sangat dihargai oleh media;

lembaga bisnis tertutup dari media dan menjaga jarak dengan publik, pemerintah, dan

pendapat media;

5) Masyarakat yang tergabung dalam berbagai kelompok kepentingan yang berbeda

ukuran, pengaruh; bisnis memperoleh keuntungan dari lobi dan pimpinan politik secara

langsung;

6) Masyarakat utamanya pada kondisi demokrasi temporer sebagian tidak percaya kepada

pemerintah, sakit hati, dan menunjukkan partisipasi yang lemah; investor dan pimpinan

bisnis memiliki kepentingan yang kuat atas perusahaannya;

7) Unit pemerintahan sering kurang memahami atas mandat yang mereka terima. Malah

cenderung duplikasi dan tumpang tindih, perusahaan bisnis mempunyai divisi bisnis

tenaga kerja spesifik dan organisasi operasi;

8) Masyarakat memeriksa pimpinan politik melalui pemilihan, pemberian suara, dan

penuturan media; pimpinan bisnis hanya kepada dewan direksi;

9) Pemerintah lambat bergerak dan terbatas memeriksa dan menyemibangkan, dengan

pendapat dengan publik, perselisihan lembaga, kekuatan veto suara; kegiatan bisnis cepat

bergerak, sekali keputusan diambil masuk kepada domain CEO;

10) Lembaga pemerintahan kurang terdanai; bisnis dapat menerima dana yang dibutuhkan

bilamana hal itu dapat dipresentasikan memberi keuntungan;

11) Lembaga pemerintahan di US, dibagi menjadi 50 negara bagian dan terdiri dari 83.000

lembaga lokal dengan tanggung jawab yang tumpang tindih, lembaga bisnis cenderung

terkonsentrasi, kegiatan tersentralisasi pada tingkat CEO dan dewan direksi;

12) Pemerintah terlibat untuk semua sisi kehidupan dan mengatur sumberdaya; bisnis

utamanya memproduksi dan mendistribusikan sumberdaya;

Pembedaan spesifikasi yang ada di atas menyiratkan bahwa pemerintah daerah

perlu merumuskan satu program strategi komunikasi pemasaran termasuk bentuk

orientasi dan operasionalsiasi program pemasarannya. Permasalahan yang berkaitan

dengan orientasi berkaitan dengan cara pandang, sedangkan operasionalisasi bekaitan

dengan pangsa pasar, posisi, dan strategi. Pangsa pasar pada organisasi public lebih

mengarah pada penetapan siapa yang harus dilayani, sedangkan posisioning lebih melihat

konten pelayanan yang akan diberikan dibanding pesaing. Melengkapi dua hal tersebut

Page 10: Komunikasi Pemasaran Sektor Pelayanan Publik Pemerintah

adalah strategi, yaitu model strategi segmenting, targeting dan positioning serta model

komunikasi pemasaran dalam rangkaian upaya yang dimaksudkan untuk mencapi tujuan.

II.1 Strategi Segmenting, Targeting, Positioning

II.1.1. Strategi Segmenting

Dalam membuat keputusan mengenai strategi pemasaran yang akan diaplikasikan, tiga

hal yang perlu diperhatikan adalah menentukan segmentasi, target dan posisi atau yang

dikenal dengan strategi STP (segmenting, targeting, positioning). Langkah pertama adalah

segmentasi, yaitu mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembeli yang terpisah-pisah

yang mungkin membutuhkan produk dan atau bauran pemmasaran terendiri. Langkah kedua

yaitu targeting atau penentuan pasar sasaran, tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar

yang dilayani/dimasuki. Langkah ketiga adalah positioning yaitu tindakan membangun dan

mengkomunikasikan manfaat pokok yang istimewa dari produk di dalam pasar.

Segmenting menurut Kotler dan Armstrong (2001:285) adalah proses membagi-bagi

pasar heterogen yang besar menjadi segmen-segmen yang lebih kecil dan homogeny. Proses

segmenting menurut Hiam dan Schewe (1994:249) dilakukan dengan enam langkah yaitu:

1. Menentukan batas pasar

Langkah pertama adalah menentukan batas pasar yang akan dilayani. Pemasar harus

tetap mengingat definisi bidang usahanya dan dituntut untuk mempertimbangkan

keinginan dan kebutuhan dasar pasar yang akan dipilah.

2. Memutuskan

Langkah penting dalam proses segmentasi adalah menyeleksi variabel-variabel ini

dan memutuskan variabel mana yang paling sesuai. Pemasar dapat mengumpulkan

sebanyak mungkin variabel yang berguna dan kemudian menggunakan analisis data

untuk mengelompokkan sesuatu ke dalam segmen. Rancangan tersebut membantu

pemasar dalam pengambilan keputusan pemasaran

3. Mengumpulkan dan menganalisi data segmentasi

Pemasar berusaha mengumpulkan data dan dapat menggunakan berbagai teknik

analisis untuk menentukan segmen mana yang mempunyai homogenitas terbesar di

dalamnya dan mempunyai heterogenitas terbesar antar segmen. Keseluruhan proses

Page 11: Komunikasi Pemasaran Sektor Pelayanan Publik Pemerintah

segmentasi pasar difokuskan pada pengidentifikasian kelompok-kelompok yang

anggotanya mempunyai keinginan dan kebutuhan yang sama yang belum terpuaskan.

4. Mengembangkan profil tiap-tiap segmen

Langkah berikutnya adalah memilih dari serangkaian variabel deskriptif dimana

beberapa variabel yang sesuai untuk setiap segmen. Misalnya variabel demografis

dan geografis memberikan gambaran yang lebih lengkap mengenai setiap segmen di

pasar. Variabel-variabel ini hendaknya terkait dengan perilaku pembelian aktual yang

terlihat dalam segmen.

5. Membidik segmen-segmen yang akan dilayani

Dalam hal ini, pemasar dapat mencari peluang-peluang. Segmen-segmen mana yang

menawarkan peluang paling menarik, segmen mana yang memberikan kesesuaian

terbaik antara sumber daya organisasi dan peluang-peluang ini, berapa banyak

segmen dan segmen mana yang akan digarap, situasi persaingan dan sumber daya

keuangan, keahlian khusus, teknologi khas, citra, sasaran dan misi perusahaan harus

ikut dipertimbangkan. Besar segmen pasar serta kemampuan perusahaan harus

disesuaikan.

6. Merancang rencana pemasaran.

Setelah segmen-segmen yang akan dilayani ditetapkan, pemasar harus memutuskan

bagaimana melayani konsumen. Atribut-atribut produk yang menarik bagi anggota-

anggota setiap segmen harus diidentifikasi. Segmen-segmen yang harus dilayani

pesaing juga harus diidentifikasi dan kemudian strategi untuk menarik perhatian

konsumen di setiap segmen harus dikembangkan. Atribut-atribut produk harus

dirancang atau dirancang ulang dan kampanye promosi harus disusun untuk

menciptakan citra yang dikehendaki pemasar.

II.1.2. Strategi Targeting

Setelah dilakukan segmentasi pasar, langkah berikutnya adalah melakukan suatu seleksi

pasar yang akan mentarget pasar sasaran. Pasar sasaran berisikan satu set pembeli yang memiliki

kebutuhan atau karakteristik yang sama yang ditetapkan perusahaan yang dilayani. Dalam

strategi penguasaan pasar, Kotler dan Amstrong (2001:315) membedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Pemasaran Tidak Dibedakan

Page 12: Komunikasi Pemasaran Sektor Pelayanan Publik Pemerintah

Suatu strategi peliputan pasar, dimana suatu perusahaan memutuskan untuk mengabailan

perbedaan segmen pasar dan melayani keseluruhan pasar dengan suatu penawaran

2. Pemasaran Dibedakan

Suatu strategi peliputan pasar, dimana suatu perusahaan memutuskan untuk menyasar

beberapa segmen pasar berbeda dengan mendesain tawara-tawaran yang berbeda untuk

masing-masing segmen

3. Pemasarna Terkonsentrasi

Suatu strategi peliputan pasar, dimana perusahaan berusaha mendapatkan pangsa pasar

yang besar dari satu atau beberapa sub pasar.

II.1.3. Strategi Posisioning

Positioning merupakan strategi yang berusaha menciptakan diferensiasi yang unik dalam

benak pelanggan sasaran, sehingga terbentuk citra (image) produk yang lebih unggul

dibandingkan dengan produk pesaing (Hiam dan Scewe, 1994: 255). Ada tujuh pendekatan yang

dapat digunakan untuk melakukan positioning, yaitu:

1. Positioning berdasarkan atribut, cirri-ciri atau manfaat bagi pelanggan (Atribute

Positioning)

2. Positioning berdasarkan harga (Price and Quality Positioning)

3. Positioning yang dilandasi dengan aspek penggunaan atau aplikasi (Use Aplication

Positioning)

4. Positioning berdasarkan pemakai (User Positioning)

5. Positioning berdasarkan kelas produk tertentu (Product Class Positioning)

6. Positioning berkenaan dengan pesaing (Competitor Positioning)

7. Positioning berdasarkan manfaat (Benefit Positioning)

Menurut Hiam dan Schewe (1994:226)prosedur melakukan positioning yang tepat

melalui tujuh langkah pokok, yaitu:

1. Menentukan produk atau pasar yang relevan

Langkah pertama dalam melakukan positioning adalah mendaftar semua kebutuhan

dan keinginan yang mungkin dapat dipenuhi produk.

2. Mengidentifikasi pesaing

Page 13: Komunikasi Pemasaran Sektor Pelayanan Publik Pemerintah

3. Menentukan cara dan standar yang digunakan konsumen dalam mengevaluasi pilihan

untuk memenuhi kebutuhannya. Seorang pemasar melakukan evaluasi berbagai

alternatif pemecahan masalah yang dihadapi dengan cara dan berdasarkan standar-

standar tertentu.

4. Mengetahui persepsi konsumen terhadap posisi bersaing

Pemasar perlu mengidentifikasi posisi yang ditempati pesaing dengan menggunakan

perceptual map yang didasarkan pada atribut produk, situasi pemakai atau kelompok

pemakai.

5. Mengidentifikasi senjag (gap) pada posisi yang ditempati

Melalui analisis terhadap posisi berbagai produk yang saling bersaing, maka dapat

ditentukan daerah-daerah atau aspek-aspek yang belum tergarap maupun yang telah

digarap banyak pesaing.

6. Merencanakan dan melaksanakan strategi postioning

Setelah pasar sasaran ditentukan dan posisi yang dikehendaki ditetapkan, maka

pemasar merancang program pemasaran yang dapat memastikan bahwa semua

informasi produk/merek yang disampaikan ke pasar akan menciptakan persepsi yang

dinginkan dalam benak konsumen. “Jantung” dari strategi ini adalah kampanye

promosi.

7. Memantau Posisi

Posisi actual suatu produk atau merek perlu dipantau setiap saat guna melakukan

penyesuaian terhadap setiap kemungkinan perubahan lingkungan.

II.2 Strategi Bauran Pemasaran

Kotler (1994:93) mendefinisikan bauran pemasaran adalah campuran dari variabel

variabel pemasaran yang dapat dikendalikan yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk

mengejar tingkat penjualan yang diinginkan dalam pasar sasaran. Winardi (1981: 319)

menerangkan bahwa bauran pemasaran adalah kelompok variabel-variabel yang dapat

dikendalikan dan dapat dipergunakan oleh perusahaan yang bersangkutan untuk mempengaruhi

reaksi para pembeli, dimana variabel tersebut adalah produk, tempat, promosi dan harga.

Dari pengertian tentang bauran pemasaran diatas, dapat ditarik kesimpulan yaitu empat

unsur pokok variabel dalam bauran pemasaran. Keempat unsur yang terdapat dalam kombinasi

Page 14: Komunikasi Pemasaran Sektor Pelayanan Publik Pemerintah

tersebut saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Penjelasan masing-masing bauran

pemasaran sebagai berikut:

II.2.1Produk

Winardi (1994:5) mendefinisikan produk sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan kepada

seseorang untuk memuaskan suatu kebutuhan/keinginan konsumen. Kotler dan Armstrong

(2001:346) mendefinisikan produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk

mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan

dan kebutuhan.

Dari definisi diatas sebuah perusahaan harus merencanakan produk dan

merealisasikannya sehingga dapat dijual dan mendatangkan keuntungan. Dalam pengelolaan

produk, perlu adanya suatu pedoman untuk mengubah produk yang ada agar lebih baik,

menambah produk baru atau mengambil tindakan lain yang dapat mempengaruhi kebijaksanaan

dalam penentuan produk. Hal-hal yang diperhatikan dalam pedoman tersebut diantaranya adalah

kualitas, jenis produk tingkat pelayanan serta kebutuhan dan keiginan pasar.

Dalam merencanakan penawaran suatu produk, perlu dipahami lima tingkatan produk

(Kotler dan Armstrong, 2001:348), yaitu:

1. Produk utama/inti (core benefit), yaitu manfaat yang sebenarnya dibutukan dan akan

dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk

2. Produk generik, yaitu produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produk yang paling

dasar (rancangan produk minmal agar dapat berfungsi)

3. Produk harapan (expected product), yaitu produk formal yang ditawarkan dengan

berbagai atribut dan kondisinya secara normal (layak) diharapkan dan disepakati untuk

dibeli.

4. Produk pelanggan (augmented product), yakni berbagai atribut produk yang dilengkapi

atau ditambahi berbagai manfaat dan layanan sehingga dapat memberikan tambahan

kepuasan dan bisa dibedakan dengan produk pesaing.

5. Produk potensial, yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin

dikembangkan untuk suatu produk masa mendatang.

Setiap produk berkaitan secara hirarkis dengan produk-produk tertentu lainnya. Hirarki

produk ini dimulai dengan kebutuhan dasar sampai dengan item tertentu yang dapat memuaskan

Page 15: Komunikasi Pemasaran Sektor Pelayanan Publik Pemerintah

kebutuhan tersebut. Hirarki produk tersebut terdiri atas tujuh tingkatan (Kotler dan Keller,

2007:15), yaitu:

1. Need family, yaitu kebutuhan inti/dasar yang membentuk product family, misalnya

rasa aman

2. Product family, yaitu seluruh kelas produk yang dapat memuaskan suatu kebutuhan

inti/dasar dengan tingkat efektifitas yang memadai, misalnya tabungan dan

penghasilan

3. Product class, yaitu sekumpulan produk di dalam product family yang dianggap

memiliki hubungan fungsional tertentu, misalnya instrument finansial

4. Product line, yaitu sekumpulan produk di dalam kelas produk yang berhubungan erat.

Hubungan erat ini bisa dikarenakan salah satu dari empat faktor berikut, yaitu:

a. Fungsinya sama

b. Dijual kepada kelompok konsumen yang sama

c. Dipasarkan melalui saluran distribusi yang sama

d. Harganya berada dalam skala yang sama

5. Product type, yaitu item-item dalam suatu lini produk yang memiliki bentuk tertentu

dari sekian banyak kemungkinan bentuk produk, misalnya asuransi jiwa berjangka

6. Brand, yaitu nama yang dapat dihubungkan/diasosiasikan dengan satu atau lebih item

dalam lini produk yang digunakan untuk mengidentifikasikan sumber atau karakter

item tersebut.

7. Item, yaitu suatu unit khusus dalam suatu merek (brand) atau product line yang dapat

dibedakan berdasarkan ukuran, harga, penampilan atau atribut lainnya. Biasanya

disebut pula stockkeeping unit atau varian produk.

Selain hirarki, produk yang awalnya hanya dibedakan jenisnya menjadi barang dan jasa,

namun kemudian para pemasar konsep produk diperluas lagi dengan ide, tempat, orang dan

organisasi. Adapun produk menurut jenisnya adalah sebagai berikut:

A. Barang

Barang adalah produk yang berwujud fisik sehingga dapat dilihat, dirasa,

dipegang, disimpan, dipindahkan dan diperlakukan fisik lainnya.

B. Jasa

Page 16: Komunikasi Pemasaran Sektor Pelayanan Publik Pemerintah

Zethaml dan Bitner (1996) dalam Lupiyoadi (2001:5) mendefinisikan jasa yaitu:

‘Service is all economic activities whose output is not a physical product or construction

is generally consumed at the same time it is produced, and provide added value in

forms.”

Juga dalam Lupiyoadi, Gronroos (1990) mendefinisikan jasa sebagai berikut:

“A service is an activity or series of activities of more or less intangible nature

that normally, but not necessarily, take place in interactions between the customer and

service employees and or physical resources or good and/or system of the servie

provider, which are provided as solutions to customer problem.”

Berdasarkan pengertian diatas, jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya

tidak merupakan produk dalam bentuk fisik, yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama

dengan waktu yang dihasilkan, memberikan nilai tambah dan tidak dapat dimiliki.

Kotler (2001:376) menyebutkan bahwa terdapat empat karakteristik utama jasa, yaitu:

1. Intangibility

Berbeda dengan barang, jika barang merupakan sebuah obyek, alat, atau benda maka jasa

adalah suatu perbedaan kinerja (performance), atau usaha. Bila barang dapat dimiliki, maka jasa

hanya bisa dikonsumsi tetapi tidak dimiliki. Jasa bersifat intangible, maksudnya tidak dapat

dilihat, dirasa, dicium, didengar atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi. Konsep intangible

pada jasa memiliki dua pengertian, yaitu:

a. Sesuatu yang tidak dapat disentuh dan tidak dapat dirasa

b. Sesuatu yang tidak dapat dengan mudah didefinisikan, diformulasikan atau

dipahami secara rohaniah.

Dengan demikian orang tidak dapat menilai kualitas jasa sebelum

merasakannya/mengkonsumsinya sendiri. Bila pelanggan membeli suatu jasa, ia hanya

menggunakan, memanfaatkan atau menyewa jasa tersebut. Pelanggan yang bersangkutan tidak

memiliki jasa yang dibelinya tersebut. Konsumen akan memperhatikan tanda-tanda atau bukti

kualitas jasa tersebut melalui tempat (place), orang (people), peralatan (equipment), bahan-bahan

komunikasi (communication materials), simbul dan harga

2. Inseparability

Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa dilain

pihak umumnya dijual terlebih dahulu baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara

Page 17: Komunikasi Pemasaran Sektor Pelayanan Publik Pemerintah

bersamaan. Interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan merupakan cirri khusus dalam

pemasaran jasa. Kedua pihak mempengaruhi hasil (outcome) dari jasa tersebut. Dalam hubungan

penyedia jasa dan pelanggan ini efektivitas individu yang menyampaikan jasa (contact-

personnel) merupakan unsur penting. Dengan demikian kunci keberhasilan bisnis jasa ada pada

proses rekrutmen, kompensasi pelatihan dan pengembangan karyawan.

3. Variability

Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non-standardized output, artinya banyak

variasi bentuk kualitas dan jenis, tergantung pada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut

dihasilkan. Para pembeli jasa sangat peduli dengan variabilitas yang tinggi ini. Pelanggan sering

minta pendapat orang lain sebelum memutuskan unuk melakukan pembelian. Dalam hal ini

penyedia jasa dapat melakukan tiga tahap dalam pengendalian kualitasnya, yaitu:

a. Melakukan investasi dalam seleksi dan pelatihan personil yang baik

b. Melakukan standarisasi proses pelaksanaan jasa

c. Memantau kepuasan pelanggan melalui sistem saran dan keluhan, survai pelanggan

dan comparison shopping, sehingga pelaynan yang kurang baik dapat dideteksi dan

dikoreksi.

4. Perishability

Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Bila permintaan

berfluktuasi, berbagai permasalahan muncul berkaitan dengan kapasitas menganggur (saat

permintaan sepi) dan pelanggan tidak terlayani dengan resiko mereka kecewa atau beralih ke

penyedia jasa lain (saat permintaan puncak).

II.2.2 Harga

Harga adalah salah satu unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan dimana

unsur-unsur lainnya menghasilkan biaya (Kotler dan Keller, 2007:77). Harga barangkali adalah

unsur program pemasaran yang paling mudah disesuaikan; ciri-ciri produk, saluran, bahkan

promosi membutuhkan lebih banyak waktu. Harga juga mengkomunikasikan posisi nilai yang

dimaksudkan perusahaan tersebut kepada pasar tentang produk atau mereknya. Sebuah produk

yang dirancang dan dipasarkan dengan baik dapat menentukan premium harga dan mendapatkan

laba besar.

Page 18: Komunikasi Pemasaran Sektor Pelayanan Publik Pemerintah

Secara tradisional, harga telah diperlakukan sebagai penentu utama pilihan pembeli. Hal

itu masih berlaku di negara-negara yang lebih miskin, di antara kelompok-kelompok yang lebih

miskin dan untuk produk jenis komoditas. Walaupun faktor-faktor non-harga telah makin

berperan penting selama beberapa dasawarsa belakangan ini, harga masih tetap merupakan salah

satu unsur terpenting dalam menentukan pangsa pasar dan profitabilitas. Oleh karena itu

produsen harus mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan harga.

Menurut Kotler dan Keller (2007:84) terdapat enam langkah dalam menetapkan harga,

yaitu:

1. Memilih Tujuan Penetapan Harga

Langkah awal dalam menentukan harga adalah menetapkan tujuan perusahaan.

Karena semakin jelas tujuan perusahaan maka semakin mudah menetapkan harga.

Sebuah perusahaan dapat mengharapkan salah satu dari lima tujuan utama melalui

penetapan harga: kelangsungan hidup, laba maksimum sekarang, pangsa pasar

maksimum, menguasai pasar secara maksimum atau kepentingan mutu produk.

2. Menentukan Permintaan

Setiap harga akan menghasilkan tingkat permintaan yang berbeda dan karena itu

mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap tujuan pemasaran suatu perusahaan.

Dalam kasus biasa, permintaan dan harga berbanding terbalik: makin tinggi harganya

makin rendah permintaannya. Dalam kasus barang mewah, keadaan bisa saja berbalik

karena beberapa konsumen menganggap harga yang lebih tinggi sebagai pertanda

produk yang lebih baik. Namun, jika harga tersebut terlalu tinggi, tingkat

permintaannya akan turun.

3. Memperkirakan Biaya

Permintaan menentukan batas harga tertinggi yang dapat dikenakan

perusahaan untuk produknya, sedangkan biaya menentukan batas terendahnya.

Sebuah perusahaan ingin menetapkan harga yang menutupi biaya produksi, distribusi

dan penjualan produk, termasuk laba yang lumayan untuk upaya dan resikonya.

Namun, ketika perusahaan menetapkan harga produk untuk menutup biaya

seluruhnya, hasil bersih tidak selalu mampu menghasilkan laba.

4. Menganalisa Biaya, Harga dan Tawaran Pesaing

Page 19: Komunikasi Pemasaran Sektor Pelayanan Publik Pemerintah

Dalam rentang kemungkinan-kemungkinan harga yang ditentukan permintaan

pasar dan biaya perusahaan, perusahaan tersebut harus memperhitungkan biaya, harga

dan kemungkinan reaksi harga pesaing. Awalnya sebuah perusahaan seharusnya

mempertimbangkan harga pesaing terdekat. Jika tawaran perusahaan tersebut

mengandung ciri-ciri diferensiasi positif yang tidak ditawarkan pesaing terdekat, nilai

bagi pelanggan seharusnya dievaluasi dan ditambahkan pada harga pesaing tersebut.

Jika tawaran pesaing tadi mengandung beberapa ciri yang tidak ditawarkan

perusahaan tersebut, nilai bagi pelanggan seharusnya dievaluasi dan dikurangkan dari

harga perusahaan tersebut. Sekarang, perusahaan tersebut dapat memutuskan apakah

dapat mengenakan harga yang lebih tinggi, sama, atau lebih murah daripada pesaing

tadi.

5. Memilih Metode Penetapan Harga

Setelah melakukan keempat langkah diatas, maka perusahaan telah siap

menetapkan harga. Terdapat tujuh metode penetapan harga, yaitu: penetapan harga

mark-up (mark up pricing), penetapan harga sasaran pengembalian (target return

pricing), penetapan harga persepsi nilai (perceived value pricing), penetapan harga

nilai (value pricing), penetapan harga umum (going rate pricing), penetapan harga

tipe lelang (auction type pricing)

6. Memilih Harga Akhir

Dalam memilih harga akhir, sebuah perusahaan harus mempertimbangkan

faktor-faktor tambahan, yang meliputi dampak dari kegiatan pemasaran lain,

kebijakan penetapan harga perusahaan, penetapan harga yang berbagi laba dan resiko

dan dampak harga terhadap pihak lain.

II.2.3 Tempat

Tempat merupakan suatu variabel yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk

mempengaruhi reaksi para pembeli dalam bauran pemasaran. Dalam bisnis pariwisata tempat

adalah produk itu sendiri, dimana konsumen dapat mencari informasi, memperoleh penjelasan

atau melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan kepada konsumen, atau dapat juga

Page 20: Komunikasi Pemasaran Sektor Pelayanan Publik Pemerintah

didefinisikan sebagai lokasi ke semua titik penjualan (saluran distribusi) terhadap customer yang

berhubungan dengan produk pariwisata, baik secara langsung maupun tidak.

Suatu perusahaan dalam bidang kepariwisataan dapat menentukan saluran distribusinya

sebagai tempat yang digunakan untuk memperkenalkan perusahaannya kepada konsumen.

Saluran itu diantaranya:

- Biro Perjalanan (Travel Agent)

Biro perjalanan adalah suatu badan usaha yang bergerak di bidang jasa. Biro

perjalanan tersebut menjual paket tour yang telah disusun oleh tour operator atau

wholesaler. Dari jasanya tersebut, biro perjalanan biasanya mendapat komisi atau

penghasilan dari contract rates yang telah disepakati bersama.

- Convention Movers

Suatu organisasi yang mengatur acara-acara atau tour sebelum dan sesudah

berakhirnya konvensi

- Perusahaan (business house)

Perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata yang dapat diajak untuk

melakukan kerjasama misalnya melalui telephone booking

- Kantor Perwakilan

Merupakan suatu kantor perwakilan yang membantu di dalam pemberian informasi,

sekaligus promosi terhadap masyarakat atau pendatang (tourist) yang membutuhkan

- Pemerintahan (Government Ofiicer)

Kantor pemerintahan juga memiliki suatu departemen paiwisata yang dapat

memberikan informasi kepada tamu yang memiliki suatu keinginan untuk melakukan

kunjungan wisata

- Pramuwisata (Guide)

Seseorang yang bertugas untuk memandu tamu di dalam melakukan suatu kegiatan

dengan memberikan informasi kepada tamu.

Selain saluran distribusi yang disebutkan diatas, internet, iklan, brosur, poster dan media

cetak lainnya juga mempunyai fungsi yang sama seperti saluran distribusi lainnya. Pemilihan

saluran distribusi perlu direncanakan dengan baik, dipilih yang dianggap paling efisien dan

produktif dengan menyesuaikannya dengan sistem transportasi yang tersedia dan didukung oleh

Page 21: Komunikasi Pemasaran Sektor Pelayanan Publik Pemerintah

pelayanan informasi, materi publikasi, jenis promosi sehingga barang-barang sampai ke tangan

konsumen lebih cepat dan dalam waktu yang tepat.

II.2.4 Promosi

Promosi merupakan suatu proses bagaimana perusahaan menyampaikan informasi

kepada target pasar tentang hal-hal yang menyangkut produk, harga, tempat dimana produk

dijual dengan melakukan tindakan-tindakan persuasif supaya target pasar mau melakukan

pembelian.

Adapun kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam promosi adalah:

1. Periklanan

Komunikasi non-individu, dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang

dilakukan oleh perusahaan, lembaga non-laba, serta individu-individu. Periklanan merupakan

salah satu alat komunikasi yang sangat efisien bagi para penjual. Tujuan periklanan dalam

bidang pariwisata adalah:

a. Mendukung kegiatan personal selling dalam kegiatan promosi yang lain.

b. Mencapai orang-orang yang tidak dapat dicapai oleh tenaga penjualan dalam jangka

waktu tertentu

c. Mengadakan hubungan dengan para penyalur

d. Memasuki daerah pemasaran baru

e. Memperkenalkan sesuatu (produk wisata) yang baru

f. Menambah penjualan industri pariwisata

g. Memperkuat citra atau memperbaiki reputasi suatu daerah destinasi pariwisata

2. Personal Selling

Personal selling adalah interaksi antar individu, saling bertemu muka yang

ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan

pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain. Personal selling ini digunakan

untuk melakukan penjualan dengan komunikasi secara langsung. Kegiatan ini

mempunyai sifat yang fleksibel, artinya tenaga penjual tersebut dapat mengetahui secara

langsung keinginan, motif dan perilaku konsumen, dan sekaligus dapat melihat reaksi

konsumen, sehingga dapat langsung mengadakan penyesuaian seperlunya.

Page 22: Komunikasi Pemasaran Sektor Pelayanan Publik Pemerintah

3. Promosi Penjualan

Promosi penjualan adalah kegiatan-kegiatan pemasaran selain personal selling,

periklanan dan publisitas, yang mendorong efektifitas pembelian konsumen dan

pedagang dengan menggunakan alat-alat seperti peragaan, pameran dan demonstrasi atau

sebagainya.

4. Publisitas

Publisistas merupakan sejumlah informasi tentang seseorang, barang, perusahaan

atau organisasi yang disebarluaskan ke masyarakat melalui media tanpa dipungut biaya

atau tanpa pengawasan dari sponsor.

Dalam pemasaran jasa, selain 4 P (product, price, place and promotion), sangat penting

untuk diperhatikan pemasaran dengan istilah 3P dalam melakukan diferensiasi produknya

(Amstrong dan Kotler, 2001). Adapun 3 P tersebut adalah:

1. People (Orang)

Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa seharusnya membedakan dirinya dengan

cara merekrut dan melatih karyawan yang lebih kompeten dibandingkan dengan pesaing.

2. Physical Environment (Lingkungan fisik)

Perusahaan harus berusaha mengembangkan lingkungan fisik yang lebih atraktif.

3. Process (Proses)

Perusahaan merancang suatu proses penyampaian jasa yang mencerminkan suatu proses

professional.

Perusahaan jasa, menurut Kotler (1994), dikenal dengan “The Service Triangle” atau

segitiga jasa dalam pemasaran internal perusahaan. Segitiga jasa tersebut adalah pemegang

saham, konsumen dan karyawan, yang dapat digambarkan melalui diagram berikut:

Gambar 2.2 Triangle Marketing

Sumber: Amstrong dan Kotler, Prinsip Prinsip Pemasaran (2001:379)

Page 23: Komunikasi Pemasaran Sektor Pelayanan Publik Pemerintah

sense of ownership Superior Perceived Value

(Pemasaran internal) Total Human Long term (Pemasaran Eksternal) Reward Profit

Total Quality Service Ongoing relationship

(Pemasaran Interaktif)

Pemasaran internal menggambarkan tugas yang diemban perusahaan/pemerintah dalam

rangka melatih dan memotivasi karyawan (sebagai aset utama perusahaan dan ujung tombak

pelayanan) atau stakeholder pariwisata agar dapat melayani pelanggan/wisatawan dengan baik.

Pemberian penghargaan dan pengakuan yang sepadan dan manusiawi dapat membangkitkan

motivasi, moral kerja, rasa bangga, loyalitas dan rasa “memiliki” setiap orang dalam perusahaan

dan bagi konsumen yang dilayani. Begitu pula dalam bidang pariwisata, dimana setiap orang

yang tinggal di satu daerah wistaa tersebut merupakan aset dan ujung tombak pelayanan, selain

organisasi ataupun pemangku kebutuhan (stake holder) lainnya.

Pemasaran eksternal menggambarkan aktivitas normal yang dilakukan oleh

perusahaan/pemerintah dalam mempersiapkan jasa, menetapkan harga, melakukan distribusi,

mempromosikan jasa yang bernilai superior kepada konsumen/wisatawan. Sedangkan pemasaran

interaktif menggambarkan interaksi antara konsumen/wisatawan dan karyawan/stakeholder

bisnis pariwisata. Diharapkan setiap karyawan/stakeholder yang kompeten dapat memberikan

total quality service kepada konsumen/wisatawan. Bila hal tersebut terealisasi maka konsumen

yang puas akan menjalin hubungan yang berkesinambungan dengan personil dan perusahaan

yang bersangkutan.

Pemegang saham/ Pemilik

Konsumen Karyawan

Page 24: Komunikasi Pemasaran Sektor Pelayanan Publik Pemerintah

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan Metode Deskriptif yang menurut Nawawi (2003:63) diartikan

sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan

keadaan subyek/obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat

sekarang berdasarkan fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.

3.1 Lokasi dan Obyek Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan pada daerah tujuan wisata Bali dan Dinas Pariwisata Kota

Denpasar, sebagai pihak yang berwenang dalam mengatur, menjaga dan mengawasi kegiatan dan

pertumbuhan pariwisata Kota Denpasar.

3.2 Jenis dan Sumber Data

3.2.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kualitatif yaitu data

yang tidak berbentuk angka-angka, data ini berupa gambaran mengenai daerah wisata

Kota Denpasar dan penjelasan-penjelasan lain yang berhubungan dengan penulisan dan

data kuantitatif, yaitu data berupa angka-angka atau jumlah berupa data mengenai jumlah

kunjungan wisatawan ke Denpasar, biaya pemasaran, dan lainnya yang berhubungan

dengan angka.

3.2.2 Sumber Data

3.2.2.1 Data primer yaitu data yang dikumpulkan langsung dari obyeknya.

Sehubungan dengan penelitian ini data primer diperoleh dari Kantor Dinas Pariwisata

Kota Denpasar. Sumber data primer diperoleh dengan cara:

1.Observasi

Penulis melakkan pengamatan langsung tentang penerapan pemasaran

oleh Dinas Pariwisata Kota Denpasar.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar,

Kepala Bagian Promosi Dinas Pariwisata Kota Denpasar serta pengamat

Pariwisata Bali, Prof. Dr. I Made Sukarsa, M.Si

Page 25: Komunikasi Pemasaran Sektor Pelayanan Publik Pemerintah

3. Dokumentasi

Yaitu data–data yang tersimpan di badan/lembaga yang relevan dengan

penelitian ini

3.2.2.2 Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dalam keadaan sudah jadi, sudah

dikumulkan dan diolah dari pihak lain dan dipublikasikan untuk umum. Kaitannya

dengan penelitian ini diperoleh dari Kantor Dinas Pariwisata Bali untuk memperoleh

jumlah kunjungan wisata dan daerah asal wisatawan

Page 26: Komunikasi Pemasaran Sektor Pelayanan Publik Pemerintah

DAFTAR PUSTAKA

Biro Pusat Statistik Kantor Cabang Denpasar. 1997. Bali Dalam Angka. Denpasar

Cooper, C. J. Fletcher, D. Gilbert and S. Wanhill. 1993. Tourism: Priciples &

Practice. Longman Group Limited. London

Cravens, David W. 1996. Pemasaran Strategis. Edisi Bahasa Indonesia, Jilid 1.

Texas Christian University, Erlangga Jakarta.

Dinas Pariwisata Provinsi Bali. 2008. Statistik Pariwisata Bali 2007.

Dowling, R.K. 1997. Plans for the Development of Regional Ecotourism: Theory

and Practice, Irwin Publishers. Sydney

Ewing, Michael T. dan Caruana, A., 2000. Marketing Within the Public Sector, Journal of Nonprofit &

Public Sector Marketing, Vol. 8(1) 2000 _ 2000 by The Haworth Press, Inc. All rights reserved;

Heath, E. and G, Wall. 1992. Marketing Tourism Destination: A Strategic

Planning Approach. John Willey & Sons, Inc. New York

Hitt, Michael, Duane Ireland dan Robert E Hoskisson. Manajemen Strategis.

2001. Edisi Bahasa Indonesia. Thomson Learning Asia.

Inskeep, E. 1991. Tourism Planning: An Integrated and Sustainable Development

Approach. Van Nostrand Reinhold. New York

Keegan, Waren J. Manajemen Pemasaran Global. 1996. Edisi Bahasa Indonesia,

Jilid 1&2. A Simon & Schuster Company (Asia) Pte.Ltd.

Page 27: Komunikasi Pemasaran Sektor Pelayanan Publik Pemerintah

Kotler, Philip. 1994. Marketing Manajemen. Edisi Bahasa Indonesia IV.

Vorthwestern University. Erlangga

____________, Gary Armstrong. 1994. Principle of Marketing. 6th Edition. USA:

Prentice Hall International, Inc.

____________, John Bowen, James Makens.2002. Pemasaran Perhotelan dan

Kepariwisataan. Edisi II, Prenhallindo Jakarta.

Laws, E. 1995. Tourist Destination Management: Issues, Analysis and Policies.

Routledge. New York.

Lumsdon, L. 1997. Tourism Marketing. International Thomson Business Press.

London.

Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa. Salemba Empat Jakarta.

Waluyo, 2007. Manajemen Publik: Konsep, Aplikasi dan Implementasinya dalam Pelaksanaan

Otonomi Daerah. Bandung:Mandar Maju;

Walsh, K. (1993) Marketing in Local Government. United Kingdom, Longman Group UK Ltd.

Page 28: Komunikasi Pemasaran Sektor Pelayanan Publik Pemerintah

Lampiran 1

BIAYA PENELITIAN

Nomor Kegiatan Volume Satuan (Rp) Jumlah (Rp)

1 Biaya Honorarium Peneliti 3,300,000

a. HR Ketua Peneliti 1 Org x 3 Bln 300,000 900,000

b. HR Anggota Peneliti 1 Org x 3 Bln 200,000 600,000

c. HR Pembimbing 1 Org x 3 Bln 600,000 1,800,000

Pajak Honor Personil 15% (-) 495,000

2 Biaya Habis Pakai Bahan dan Peralatan 945,000

a. Kertas 4 Rim x 30,000 120,000

b. CD Rewritable 10 Buah x 10,000 100,000

c. Tinta Printer Black & Colour 1 Buah x 200,000 225,000

d. Sewa Komputer 1 Buah x 300,000 300,000

e. Sewa Printer 1 Buah x 200,000 200,000

3 Biaya Habis Pakai Pengumpulan Data 2,405,000

Material Penelitian

a. Kaset Rekaman 2 Unit 100,000 200,000

b. Block Note 6 Buah 5,000 30,000

Konsumsi

Konsumsi 3 org x 50 Hari 10,000 1,500,000

Transportasi / Perjalanan

1. Bensin 50 Liter x 3 Org 6500 1275,000

Page 29: Komunikasi Pemasaran Sektor Pelayanan Publik Pemerintah

4 Biaya pengolahan data dan Penyusunan Laporan

850,000

Penyusunan draft laporan

Paket x 200,000 200,000

Penyiapan materi seminar 1 Paket x 200,000 200,000

Penyusunan laporan final 1 Paket x 300,000 300,000

Penggandaan laporan 1 Paket x 150,000 150,000

JUMLAH TOTAL 10,000,000

Page 30: Komunikasi Pemasaran Sektor Pelayanan Publik Pemerintah

LAMPIRAN 2. BIODATA KETUA DAN ANGGOTA PENELITIAN

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap (dengan gelar) Ni Nyoman Dewi Pascarani, S.S, M.Si P 2. Jabatan Fungsional Asisten Ahli 3. Jabatan Struktural Penata Muda tk I 4. NIP/NIK/No.Identitas lainnya 198204212010122003 5. NIDN 0021048204 6. Tempat dan Tanggal Lahir Denpasar, 21 April 1982 7. Alamat Rumah Jalan Gandaria No. 22 Denpasar 8. Nomor Telepon/Faks /HP 085738767282 9. Alamat Kantor Jl.PB Sudirman Denpasar

10. Nomor Telepon/Faks 0361 255378 11. Alamat e-mail [email protected]

12. Lulusan yang telah dihasilkan S-1=0 orang; S-2= 0 orang; S-3= 0 Orang 13. Mata Kuliah yg diampu 1. Psikologi Komunikasi

2. Komunikasi Massa 3.Manajemen Pelayanan Publik 4. Dasar-dasar Periklanan 5. Sistem Informasi Manajemen

B. Riwayat Pendidikan

Programm

S-1 S-2 S-3 Nama Perguruan Tinggi Unud UI - Bidang Ilmu Sastra Inggris Komunikasi - Tahun Masuk 2000 2007 - Tahun Lulus 2004 2009 - Judul Skripsi/Thesis/Disertasi Transitivity of English

Verb Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata Propinsi Bali

-

Nama Pembimbing/Promotor Dra. Sri Malini, M.A Dr. Ir. Agus Maulana, MSM

-

C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir

Page 31: Komunikasi Pemasaran Sektor Pelayanan Publik Pemerintah

(Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)

No.

Tahun

Judul Penelitian Pendanaan

Sumber *) Jml (Juta Rp.) 1. 20011 Implementasi Kebijakan Keluarga Berencana

di Kota Denpasar DIPA UNUD 7,5 juta

2. 2011 Penerapan E Governance dalam Pelaksanaan Tata Pemerintahan Kota Denpasar

BOPTN UNUD 10 Juta

3. 2012 Implementasi Kebijakan Gender Budgeting di Tingkat Lokal

DIPA UNUD 7,5 Juta

4. 2012 Riset Program TVRI

TVRI 10 Juta

5 2012 Makin women Political Engagement Effective IPD

*) Tuliskan sumber pendanaan : PDM, SKW, Pemula, Fundamental, Hibah Bersaing, Hibah Pekerti, Hibah Pascasarjana, Hikom, Stranas, Kerjasama Luar Negeri dan Publikasi Internasional, RAPID, Unggulan Stranas atau sumber lainnya.

D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

No.

Tahun Judul Pengabdian Kepada

Masyarakat

Pendanaan Sumber *) Jml (Juta Rp.)

1. 2011 Katalogisasi dan Invetarisasi Koleksi Pustaka Serangan

DIPA UNUD 4.000.000 2. 2012 Simulasi Mini Pemilu bagi Kalangan Pemilih

Pemula DIPA UNUD 4.000.000

3. 2013 Berbagi di panti jompo dalam rangka BKFISIP IV

DIPA UNUD 4.000.000

4. Dst. *) Tuliskan sumber pendanaan : Penerapan IPTEKS – SOSBUD, Vucer, Vucer Multitahun, UJI,Sibermas, atau sumber dana lainnya

E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir

Page 32: Komunikasi Pemasaran Sektor Pelayanan Publik Pemerintah

No. Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor Nama Jurnal 1. Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata

Provinsi Bali Vol.1 No.2 2010 Widya

Sosiopolitika

Dst.

F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral pada Pertemuan/ Seminar Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir

No. Nama Pertemuan

lmiah/ Seminar

Judul Artikel Ilmiah Waktu dan

Tempat

1. Seminar tahun emas BKOW Komunikasi yang efektif dalam organisasi

12 September 2012 di Sasana Budaya kabupaten Klungkung

2. Seminar dalam rangka Lustrum

I STIKI Indonesia

Komunikasi Efektif dalam penggunaan media sosial

19 April 2013 di Denpasar

G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul Buku Tahun Jumlah

Halaman

Penerbit

1.

H. Pengalaman Perolehan HKI dalam 5 – 10 Tahun Terakhir

No. Judul/Thema HKI Tahun Jenis No.P/ID 1. 2.

Dst.

I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun Terakhir

Page 33: Komunikasi Pemasaran Sektor Pelayanan Publik Pemerintah

No. Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Lainnya

yang Telah Diterapkan

Tahun Tempat

Penerapan

Respon

Masyarakat 1. 2. 3. 4.

Dst.

J. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

Penghargaan

Tahun

1. Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan penelitian : BOPTN FISIP Unud

Denpasar, 2 Desember 2013

(Ni Nyoman Dewi Pascarani.S.S, M.Si)

Page 34: Komunikasi Pemasaran Sektor Pelayanan Publik Pemerintah

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap (dengan gelar) Tedi Erviantono, S.IP, M.Si L/P 2. Jabatan Fungsional Penata Muda Tingkat I 3. Jabatan Struktural Asisten Ahli 4. NIP/NIK/No.Identitas lainnya 197605022009121002 5. NIDN 0002057608 6. Tempat dan Tanggal Lahir Probolinggo 2 Mei 1976 7. Alamat Rumah Jl Gunung Andakasa Gang Lely No 4 Dps 8. Nomor Telepon/Faks /HP 0361-255378 9. Alamat Kantor Jl PB Sudirman Denpasar

10. Nomor Telepon/Faks 0817537730 11. Alamat e-mail [email protected]

12. Lulusan yang telah dihasilkan S-1= … orang; S-2= …Orang; S-3= Orang … 13. Mata Kuliah yg diampu 1.Manajemen Pelayanan Publik

2.Pengukuran Kinerja Organisasi Publik 3.Manajemen Proyek 4.Administrasi Keuangan Publik 5. Seminar Masalah Administrasi Negara

B. Riwayat Pendidikan

Program S-1 S-2 S-3 Nama Perguruan Tinggi UGM UGM Bidang Ilmu Tahun Masuk 1994 2001 Tahun Lulus 1999 2003 Judul Skripsi/Thesis/Disertasi Gerakan Politik di

Tingkat Lokal Pengelolaan Konflik Politik di Tingkat Lokal

Nama Pembimbing/Promotor Dra. Sri

Djoharwinarlien, S.U Dr. Afan Gaffar

C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir

(Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)

No.

Tahun

Judul Penelitian Pendanaan

Sumber *) Jml (Juta Rp.) 1. 2000 Aksesibilitas Difabel dlm Pelayanan Publik Mandiri Rp. 4.000.000 2. 2011 Implementasi Kebijakan KB di Kota Denpasar PDM Rp. 7.500.000

3. 4.

Page 35: Komunikasi Pemasaran Sektor Pelayanan Publik Pemerintah

Dst.

* ) Tuliskan sumber pendanaan : PDM, SKW, Pemula, Fundamental, Hibah Bersaing, Hibah Pekerti, Hibah Pascasarjana, Hikom, Stranas, Kerjasama Luar Negeri dan Publikasi Internasional, RAPID, Unggulan Stranas atau sumber lainnya.

D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

No.

Tahun Judul Pengabdian Kepada

Masyarakat

Pendanaan Sumber *) Jml (Juta Rp.)

1. 2011 Katalogisasi dan Invetarisasi Koleksi Pustaka Serangan

DIPA 4.000.000 2. 2012 Simulasi Mini Pemilu bagi Kalangan Pemilih

Pemula DIPA 4.000.000

3. 4.

Dst. *) Tuliskan sumber pendanaan : Penerapan IPTEKS – SOSBUD, Vucer, Vucer Multitahun, UJI,

Sibermas, atau sumber dana lainnya

E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor Nama Jurnal 1. Responitas Birokrasi atas Posisi Politik dan

Administrasi I / 2 WidyaSosiopolitik

a 2. Pemuda dan Ajeg Bali dalam Pusaran Globalisasi I / 4 WidyaSosiopolitika 3. Desentralisasi dan Modal Sosial I / 1 Jurnal FISIP UB

4. Dst.

F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral pada Pertemuan/ Seminar Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir

No. Nama Pertemuan ilmiah/ Seminar

Judul Artikel Ilmiah Waktu dan

Tempat 1. Seminar Satu Dasawarsa Otonomi Daerah

Pelayanan Publik bagi Kalangan Difabel

2010 / Universitas BRawijaya 2. Simposium Ilmuwan

Administrasi Negara Responitas Pejabat atas Posisi Politik dan Administrasi

2012 / Universitas Slamet Riyadi 3. IAPA Conference Kebijakan E Government pada

Layanan Publik di Kota Denpasar 2012 / Fak. Ilmu Administrasi Universitas BRawijaya

4. Dst.

G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul Buku Tahun Jumlah

Halaman

Penerbit

1. -

Page 36: Komunikasi Pemasaran Sektor Pelayanan Publik Pemerintah

2. 3. 4.

Dst.

H. Pengalaman Perolehan HKI dalam 5 – 10 Tahun Terakhir

No. Judul/Thema HKI Tahun Jenis No.P/ID 1. - 2. 3. 4.

Dst.

I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Lainnya

yang Telah Diterapkan

Tahun Tempat

Penerapan

Respon

Masyarakat 1. - 2. 3. 4.

Dst.

J. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

Penghargaan

Tahun

1. - 2. 3. 4.

Dst.

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan penelitian : BOPTN

Page 37: Komunikasi Pemasaran Sektor Pelayanan Publik Pemerintah

Denpasar, 2 Desember 2013

(Tedi Erviantono, S.IP, .Si)