komunikasi intruksional

Upload: elfran-vido

Post on 08-Mar-2016

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

komunikasi

TRANSCRIPT

Di dalam proses belajar, atau lebih luasnya proses pendidikan, terkandung unsur-unsur yang mendukungnya. Unsur-unsur tersebut antara lain adalah orang yang belajar, pihak yang membantu menyebabkan belajar, dan faktor-faktor lain yang memengaruhi kedua pihak tersebut dalam melaksanakan fungsi masing-masing, termasuk di dalamnya unsur komunikasi. Di samping faktor-faktor dari unsur pertama, factor komunikasi ini bahkan sanggup menyentuh semua aspekyang terjadi dalam proses tadi. Orang yang ingin belajar, tanpa berkomunikasi, tidak mungkin dapat melaksanakan keinginannya. Orang yang mempunyai prakarsa membelajarkan, tanpa berkomunikasi, tidak akan dapat mewujudkan prakarsanya.Komunikasi pendidikan adalah aspek komunikasi dalam dunia pendidikan atau komunikasi yang terjadi pada bidang pendidikan.Dengan begitu maka factor pendidikanlah yang menjadi inti pembicaraan, sedangkan komunikasinya lebih merupakan aspek pandang saja, atau alat saja.Disebut alat disini karena fungsinya yang bisa diupayakan untuk membantu memecahkan masalah-masalah pendidikan.Tujuan yang harus dicapai oleh pendidikan, dan tentu oleh suatu tindakan komunikasi pendidikan, sesuai dengan yang diamanatkan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam GBHN.Komunikasi dalam pendidikan merupakan unsur yang sangat penting kedudukannya. Bahkan ia sangat besar peranannya dalam menentukan keberhasilan pendidikan yang bersangkutan. Orang sering berkata bahwa tinggi rendahnya suatu capaian mutu pendidikan dipengaruhi pula oleh factor komunikasi ini, khususnya komunikasi pendidikan.Komunikasi instruksional berarti komunikasi dalam bidang instruksional. Dengan demikian, apabila ingin membicarakan komunikasi instruksional, maka dengan sendirinya kita tidak lepas dari pembahasan mengenai kata atau instruksional itu sendiri. Apa dan bagaimana komunikasi instruksionalserta tujuan-tujuan yang mungkin bisa dicapai dalam sistem (komunikasi) instruksional.Di dalam dunia pendidikan, kata instruksional tidak diartikan perintah, tetapi pengajaran.Bahkan, belakangan ini kata tersebut diartikan sebagai pembelajaran.Istilah pengajaran lebih bermakna pemberian ajar.Mengajar artinya memindahkan sebagian pengetahuan guru (pengajar) kepada murid-muridnya. Ibarat seseorang yang hendak mengisi air ke dalam botol, botol diibaratkan seorang murid, dan orang yang akan menuangkan air ke dalam botol atdi diibaratkan seorang guru (guru dalam konteks komunikasi ini bisa dianggap komunikator atau pemberi atau penyimpan pesan). Orang tersebut berpandangan bahwa fungsi murid sama dengan botol (kosong). Ia dapat menuangkan air sekehendak hatinya tanpa memperhatikan hal-hal lain yang menyangkut manusia sebagai pribadi. Sang murid dipandang sebagai objek. Gurulah yang mengisi ilmu kepada murid tanpa berpandangan bahwa pada zaman sekarang, tanpa guru secara langsung pun proses belajar bisa terjadi.Di dalam dunia pendidikan sekarang, istilah pengajaran ataupun pelajaran mempunyai makna yang berbeda meskipun kedua makna tersebut berasal dari kata yang sama, yakniinstruction.Diterjemahkan dengan pembelajaran karena kata ini lebih dapat mewakili pengajaran, pelajaran, dan belajar.Orientasinya lebih banyak kepada orang yang belajar, bukan kepada pihak yang mengajar.Pengajar dalam hal ini berkedudukan sebagai mativator, Pembina dan pembimbing pelaku ajar dalam melakukan kebelajarannya.Dosen bertugas membelajarkan mahasiswa, dan bukannya mengajari atau mengajarkan, karena dua kata terakhir itu lebih didominasi oleh dosen sebagai pihak serba bisa dan serba tahu, padahal tidaklah selalu demikian keadaannya.Istilah instruksional, pembelajarn, yang pada prisinpnya merupakan proses belajar yang terjadi akibat tindakan pengajar dalam melakukan fungsinya, yaitu fungsi yang memandang pihak pelajar sebagai subjek yang sedang berproses menujucita-citanya mencapai sesuatu yang bermanfaat kelak. Itulah tujuan akhir proses belajar yang direncanakan pada sistem instruksional atau pembelajaran, dan yang akhirnya tujuan-tujuan instruksional itu mengacu kepada tujuan yang lebih luas, bahkan tujuan yang menjadi panutanya, yaitu tujuan pendidikan.Para pelaksana instruksional di lapangan seperti guru atau dosen dan siapa saja yang pekerjaannya menyampaikan informasi dengan tujuan mengubah perilaku sasaran, perlu mengetahui proses perubahan perilaku yang terjadi pada seseorang atau sasaran secara baik. Hal ini terjadi karena dengan mengetahui masalah-masalah tersebut, para komunikator tadi bisa melakukan tugas atau kegiatannya dengan baik, terencana, terkendali, dan terevaluasi sehingga kegiatannya tidak asal jalan tanpa arah yang nyata.Kegiatan instruksional tidak saja menyentuh kelas-kelas formal, tetapi juga kelas-kelas informal.Karena itu, pembahasannya puntidak bisa diarahkan kepadasalah satu kelompok kelas tadi karena bagaimanapun kedua jenis kelas itu mempunyai ciri khasnya sendiri.Perbedaan-perbedaan ini perlu mendapat perhatian komunikator dalam melakukan kegiatannya.Komunikasi memang sering berlangsung tanpa dapat dielakkan.Ia bisa lahir dengan sendirinya apabila ada dua orang atau lebih bertatap muka, atau bahkan selagi sendirian sekalipun misalnya terjadi pada perisiwa komunikasi intrapersonal.Menurut Hurt, Scott dan Croscey (1978), proses instruksional sebenarnya bisa dibagi ke dalam seperangkat langkah berangkaian yang terdiri dari spesifikasi isi dan tujuan atau sasaran, penafsiran perilaku mula, penetapan strategi, organisasi satuan-satuan instruksional, dan umpan balik.Perbedaan literasi dasar(basic literacy)dan literasi fungsional(functional literacy). Yang pertama lebih menggambarkan kemampuan dasar seseorang atau masyarakat pada level bisa membaca dan menulis. Kira-kira jika di Indonesia adalah lulusan pendidikan dasar yang masuk kategori literasi dasar ini. Sementara itu yang dikonsepsikan sebagai literasi fungsional adalah disamping seseorang atau masyarakat bisa membaca dan menulis, juga memiliki kemampuan untuk menghitung gambaran-gambaran kegiatannya dalam berinteraksi dengan manusia lain antara lain adalah seseorang atau masyarakat sudah memiliki kemampuan untuk membaca surat kabar, membaca petunjuk-petunjuk arah dan lainnya dalam kehidupan bersosialisasi dan perjalanan, mengerti peta perjalanan, membaca dan menggunakan media nonkonvensional seperti hp, computer, mesin ATM, dan lain-lain.Dari uraian tentang literasi seperti itu, maka intinya bahwa literasi adalah kemampuan teknis dari seseorang atau masyarakat terhadap penguasaan suatu hasil dari budaya masyarakat sendiri. Hal ini bisa jadi akan bervariasi pemahamannya jika sudah dikaitkan dengan konteks tertentu.Tugas komunikasi instruksional dalam meningkatkan literasi informasi dan literasi media adalah untuk mengubah kemampuan atau skill anggota msyarakat kea rah yang lebih baik, terutama kemampuan dalam hal penguasaan informasi dan media sebagai bentuk pendayagunaan hasil-hasil teknologi, khususnya teknologi komunikasi dan informasi.Program-program pelatihan, seminar, lokakarya, diskusi panel, kuliah klasikal, dan sebagainya pada dasarnya adalah program untuk meningkatkan literasi, termasuk literasi informasi, dan media.Praktik-praktik instruksional dimana pun dilaksanakan, selalu melibatkan bahan atau materi instruksional.Sebut saja misalnya, kegiatan pelatihan membutuhkan bahan atau sumber-sumber informasi yang sesuai dengan materi pelatihan dimaksud.Factor-faktor seperti itulah yang banyak membutuhkan kehadiran perpustakaan yang menyediakan berbagai fasilitas yang dibutuhkan komunikator instruksional dan kelompok sasarannya.Salah satu cara untuk merangsang masyarakat memanfaatkan informasi dan sumber-sumber informasi di dan melalui perpustakaan, adalah dengan pelaksanaan program pendidikan pengguna. Mereka perlu diberitahu bagaimana cara-cara umum dalam mencari informasi dan sumber-sumber informasi yang ada di perpustakaan manapun.Dengan demikian, tujuan pendidikan pengguna pada dasarnya adalah upaya untuk mendidik masyarakat khususnya pengguna potensial perpustakaan agar menyadari dan mengetahui betapa pentinganya kemampuan mencari informasi dan sumber-sumber informasi di dan melalui perpustakaan.Seberapa jauh efektifitas pendayagunaan perpustakaan bisa dilihat dari seberapa jauh informasi dan sumber-sumber informasi yang disediakan perpustakaan dimanfaatkan secara maksimal oleh sebagian besar pengguna perpustakaan.Setidaknya terdapat empat perspektif dalam studi tentang komunikasi antar persona, yakni perspektif relasional atau kualitatif, perspektif situasional, kontekstual, perspektif kuantitatif, dan perspektif fungsional strategis.Beberapa teori yang tergabung dalam konteks komunikasi antarpersona, beberapa kasus disajikan contoh-contoh yang sesuai dengan dunia praksis komunikasi instruksionaldan pendidikan.1. Communication Pragmatics/Interactional View2. Communication Competence3. Konstruktivisme4. Coordinated Management of Meaning5. FIRO Fundamental Interpersonal Relations Orientation6. Social Exchange Theory7. Social Penetration Theory8. Stage of Relationship Development9. Uncertainty Reduction Theory (URT)