komunikasi dalam keperawatan

3
Komunikasi Dalam Keperawatan Komunikasi adalah suatu proses yang kompleks karena dalamnya terjadi konfigu rasi berbagai macam aspek yakni aspek personal ( kognitif, afektif dan psychomotor ), sosial ( budaya, lingkungan, norma , etika ), pemenuhan kebutuhan dan agama. Konfigurasi dari pelbagai asapek akan terwujud dalam perilaku . Perilaku merupakan per wujudan nyata dari interaksi dengan sesamanya, perilaku perupakan aktualisasi diri merupakan pengkomunikasian diri kepada orang lain. Komunikasi seorang perawat dengan pasien pada umumnya menggunakan komu-nikai yang yang berjenjang yakni komunikasi intrapersonal, interpersonal dan komunal / kelompok. Poter dan Ferry ( 1993 ) ,” komunikasi dalam prosesnya terjadi tiga tahapan yakni komunikasi intrapersonal, interpersonal dan publik.” Pada tindakan atau intervensi keperawatan umumnya berbentuk komunikasi secara interpersonal langsung dengan jenis verbal maupun non verbal. Kemampuan inter aktif, perawat kesehatan dengan pasien mempunyai karakter spesial . Dalam tindakan atau perilaku kedua belah pihak menunjukkan aspek sosial dan profesional. ( Hupcey dan More, 1997 ). Setiap komunikasi mempunyai tujuan, untuk mencapai tujuan diperlukan suatu metode , sehingga pencapaian tujuan dapat optimal. Komunikasi interaktif perawat kese-hatan dengan pasien tujuannya adalah kesembuhan pasien dari sakit yang dideritanya. Bila harapan pasien untuk sembuh lambat dan bahkan tidak terjadi seorang perawat secara moral sering kali merasa ikut bersalah. Perasaan yang sering kali muncul dalam dii ri seorang perawat yang baik dan profesional, menunjukkan bahwa komunikasi dalam ke perawatan mempunyai kekukhususan yakni menyangkut kelangsungan kehidupan seorang manusia.

Upload: farlangbastian

Post on 29-Dec-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

vgb

TRANSCRIPT

Page 1: Komunikasi Dalam Keperawatan

Komunikasi Dalam Keperawatan

Komunikasi adalah suatu proses yang kompleks karena dalamnya terjadi konfigu rasi berbagai macam aspek yakni aspek personal ( kognitif, afektif dan psychomotor ), sosial ( budaya, lingkungan, norma , etika ), pemenuhan kebutuhan dan agama. Konfigurasi dari pelbagai asapek akan terwujud dalam perilaku . Perilaku merupakan per wujudan nyata dari interaksi dengan sesamanya, perilaku perupakan aktualisasi diri merupakan pengkomunikasian diri kepada orang lain.

Komunikasi seorang perawat dengan pasien pada umumnya menggunakan komu-nikai yang yang berjenjang yakni komunikasi intrapersonal, interpersonal dan komunal / kelompok. Poter dan Ferry ( 1993 ) ,” komunikasi dalam prosesnya terjadi tiga tahapan yakni komunikasi intrapersonal, interpersonal dan publik.”

Pada tindakan atau intervensi keperawatan umumnya berbentuk komunikasi secara interpersonal langsung  dengan jenis verbal maupun non verbal. Kemampuan inter aktif, perawat kesehatan dengan pasien mempunyai karakter spesial . Dalam tindakan atau perilaku kedua belah pihak  menunjukkan aspek sosial dan profesional. ( Hupcey dan More, 1997 ).

Setiap komunikasi mempunyai tujuan, untuk mencapai tujuan diperlukan suatu metode , sehingga pencapaian tujuan dapat optimal. Komunikasi interaktif perawat kese-hatan dengan pasien tujuannya adalah kesembuhan pasien dari sakit yang dideritanya. Bila harapan pasien untuk sembuh lambat dan bahkan tidak terjadi seorang perawat secara moral sering kali merasa ikut bersalah. Perasaan yang sering kali muncul dalam dii ri seorang perawat yang baik dan profesional, menunjukkan bahwa komunikasi dalam ke perawatan mempunyai kekukhususan yakni menyangkut kelangsungan kehidupan seorang manusia.

Addalati (1983), Bucaille ( 1979 ) dan Amsyari, ( 1995 ) menegaskan bahwa seo-rang perawat yang beragama, tidak dapat bersikap masa bodoh, tidak peduli terhadap pa sien, seseorang ( perawat )  yang tidak care dengan orang lain (pasaien) adalah berdosa. Seorang perawat yang tidak menjalankan profesinya secara profesional akan merugikan orang lain / pasien, unit kerjanya dan juga dirinya sendiri.

Komunikasi dalam keperawatan disebut dengan komunikasi therapeutik, artinya komunikasi yang dilakukan oleh seorang perawat pada saat melakukan intervensi kepera watan harus mampu memberikan kasiat therapi dalam proses penyembuhan  pasien. Oleh karenanya seorang perawat kesehatan harus meningkatkan pengetahuan dan kemampuan aplikatif komunikasi therapeutic agar kebutuhan, kepuasan pasien dapat dipenuhi.

Komunikasi Interpesonal Dalam Perawatan

Dalam publikasi dinamis Peplau tentang , Interpersonal Relation in Nursing ( 1992),  telah dipresentasikan kerangka konseptual  suatu proses therapeutik

Page 2: Komunikasi Dalam Keperawatan

antara pera wat dengan pasien. Dalam prestasinya Peplau mengatakan bahwa komunikasi perawat dengan pasien dipengaruhi faktor-faktor yang kompleks meliputi faktor lingkungan dan interaksi yang pernah mereka alami mulai dari orang tua, yang dilandasi pada sikap-sikap, kepercayaan, dan pengalaman hidupnya pada budaya yang ikut menanamkan value kehidupan.

Empat phase interrelasi perawat pasien yang berkatian dengan tanggungjawab dan tugas perawat kesehatan terhadap pasien adalah :

1.   Orientasi ( orientation ), pada phase ini seorang perawat harus mampu menangkap bahwa pasien ingin mencari kesembuhan penyakitnya dan dia mempercayakan dirinya dirawat oleh perawat. Untuk seorang perawat harus mampu melakukan anamnese dengan baik de ngan mengaplilkasikan prisip-prinsip komunikasi therapeutik, phase orientasi sering juga disebut phase  pengenalan, pendahuluan

2.   Indetifikasi ( identification ),  interaksi perawat – pasien hendaknya berbasis pada kepercayaan, penerimaan, pengertian, relasi yang saling membantu. Interaksi perawat – pasien berproses seperti diharapkan  bila dilakukan dengan mengetrapkan prinsip-prinsip komunikasi efektif.

3.   Eksploitasi ( exploitation ), interrrelasi perawat – pasien, akan menumbuhkan pengertian pasien terhadap proses system asuhan , sehingga pasien mempu-nyai keterlibatan aktif yang muncul dari dirinya karena ingin cepat sembuh da ri sakitnya. Aspek lain pasien dapat ditimbulkan pengertian, dan kesadaran self – care, sehingga peran perawat dan pasien dalam proses keperawatan un-tuk mencapai penyembuhan terjadi dengan baik ( kolaborasi ). .

4.   Resolusi ( resolution ), tahap yang keempat merupakan tahap yang penting dalam intervensi keperawatan. Harapan, kebutuhan pasien dapat diketahui melalui hubungan kesetaraan perawat – pasien dengan menggunakan komuni-kasi efektif. Harapan, kebutuhan pasien  merupakan data yang menjadi arah tindakan apa yang perlu dilakukan terhadap pasiennya, resolusi problem asuhan keperawatan akan jelas karena kebutuhan dan harapan pasien sudah di ketahui. Phase yang keempat ini sering kali disebut dengan phase terminasi.