kompre

23
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL KLIEN NY. I DI RUANG KEMUNING LANTAI 3 RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG OLEH: RISKA DARWATI TAMPUBOLON 220112150021

Upload: riska-tampubolon

Post on 08-Dec-2015

4 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

just share

TRANSCRIPT

Page 1: KOMPRE

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PERDARAHAN UTERUS

DISFUNGSIONAL KLIEN NY. I DI RUANG KEMUNING LANTAI 3

RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

OLEH:

RISKA DARWATI TAMPUBOLON

220112150021

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXX STASE MATERNITAS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

BANDUNG

2015

Page 2: KOMPRE

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PERDARAHAN UTERUS

DISFUNGSIONAL KLIEN NY. I DI RUANG KEMUNING LANTAI 3

RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG

Tanggal Pengkajian : Kamis, 17 September 2015

I. Data Anamnesa

A. Identitas Klien

1. Nama : Ny. I

2. Umur : 32 tahun

3. Alamat : Kp. Cibuntu RT 02 RW 09

Kelurahan Cilame Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat

4. Latar belakang pendidikan : SMP

5. Agama : Islam

6. Suku/Bangsa : Sunda

7. Pekerjaan : -

8. Status Marital : Tidak Kawin

9. No. Medrek : 0001479085

B. Identitas Penanggung Jawab

1. Nama : Ny. SM

2. Umur : 65 tahun

3. Alamat : Kp. Cibuntu RT 02 RW 09

Kelurahan Cilame Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat

4. Latar belakang pendidikan : SD

5. Agama : Islam

Page 3: KOMPRE

6. Suku/Bangsa : Sunda

7. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

8. Hubungan dengan klien : Ibu Kandung

C. Keluhan utama saat pengkajian : Ibu klien mengatakan bahwa alasan

datang ke rumah sakit karena klien mengalami perdarahan yang

bergumpal-gumpal dari jalan lahir sejak 1 SMRS (masuk rumah sakit pada

15 September 2015) padahal klien tidak sedang menstruasi.

D. Riwayat Kesahatan Sekarang : Klien tidak dapat berkomunikasi

karena memiliki riwayat penyakit Cerebral Palsy dan Retardasi Mental.

Klien menerima terapi diit bubur, terapi obat Metoclopramide 3x1 ampul,

Omeprazole 2x40 mg, transfusi darah sampai dengan hematokrit (Ht) >

30%, dan direncanakan untuk pemeriksaan EEG

E. Status Nutrisi : mendapatkan terapi diit bubur,

pemasangan infus Ringer Laktat sebanyak 500cc (20 tetes per menit)

II. Pengkajian Fisik

A. Penampilan umum : rambut berminyak, konjungtiva

anemis, pada saat klien tertawa terlihat plak pada gigi, nafas bau, telapak

kaki pecah-pecah dan kotor, klien tirah baring.

B. Tanda-tanda vital : tekanan darah 100/60 mmHg, RR

20x/menit, nadi 83x/menit, suhu 36ºC

C. Kulit : lembab

Page 4: KOMPRE

D. Payudara : pada saat kedua tangan diangkat

payudara terangkat bersama, tidak ada lesi pada payudara, dan tidak ada

benjolan mencurigakan pada saat dipalpasi.

E. Abdomen : tidak ada lesi pada abdomen dan

bekas luka jahitan, tidak ada distensi kandung kemih pada saat dipalpasi

F. Eksternal genitalia : terdapat keluaran darah, rambut-

rambut halus pada pubis sedikit, terpasang selang kateter urin.

G. Introitus : tidak terkaji

H. Urination : ± 350 cc

I. Pemeriksaan Penunjang : hemoglobin (Hb) 9,4 g/dl, eritrosit

3,4, leukosit 16,4, hematokrit (Ht) 28,1%, trombosit 270

J. Psikologis dan Sosial : klien memiliki riwayat Cerebral

Palsy Tetraparesis dan Retradasi Mental yang sangat diperhatikan dan

dirawat oleh ibu dan kakak kandungnya, namun kakak kandung klien juga

memiliki anak yang harus dirawat, klien tidak pernah bersosialisasi dengan

tetangga.

K. Pengkajian spiritual : klien tidak pernah shalat, klien

tidak didampingi untuk shalat dan berdoa, hanya keluarga klien yang

menjalankan ibadah shalat.

L. Pengkajian aktivitas fisik : klien mengalami tirah baring, pada

siang hari tempat tidur bagian kepala diposisikan semi fowler, tidak

pernah mobilisasi dari tempat tidur, makan disuap oleh oleh ibu klien.

Page 5: KOMPRE

III. Analisis Data

NO. DATA ETIOLOGI MASALAH

1 DS: datang ke rumah sakit karena mengalami perdarahan yang bergumpal-gumpal dari jalan lahir sejak 1 SMRS (masuk rumah sakit pada 15 September 2015) padahal klien tidak sedang menstruasi. Klien menerima terapi diit bubur, transfusi darah sampai dengan hematokrit (Ht) > 30%, dan direncanakan untuk pemeriksaan EEGDO: klien memiliki riwayat Cerebral Palsy Tetraparesis dan Retradasi Mental, tekanan darah 100/60 mmHg, RR 20x/menit, nadi 83x/menit, suhu 36ºC, hemoglobin (Hb) 9,4 g/dl, eritrosit 3,4, leukosit 16,4, hematokrit (Ht) 28,1%, trombosit 270

Wanita usia 32 tahun dengan riwayat Cerebral Palsy dan

Retardasi Mental↓

Aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium tidak matang

↓Kadar esterogen tinggi, tidak diproduksinya progesteron

yang cukup↓

Peningkatan vaskularisasi pada endometrium

↓Vasokontriksi tidak ritmik,Vasaspiralis tidak berfungsi

dengan baik↓

Pembuluh-pembuluh darah endometrium menjadi rusak

dan terbuka↓

Pembuluh darah endometrium yang kolaps

tidak dapat stasis↓

Perdarahan uterus difungsional

↓Gangguan hemostatis

↓Resiko gangguan perfusi

jaringan

Resiko gangguan perfusi jaringan

2. DS: pada siang hari tempat tidur bagian kepala diposisikan semi fowler, tidak pernah mobilisasi dari tempat tidur, makan disuap oleh oleh ibu klienDO: klien memiliki riwayat Cerebral Palsy Tetraparesis dan Retradasi Mental, klien tirah baring

Wanita usia 32 tahun dengan riwayat Cerebral Palsy dan

Retardasi Mental, serta hospitalisasi

↓Ketidakmandirian dalam

melakukan aktivitas sehari-hari

↓Resiko intoleransi aktivitas

Resiko intoleransi aktivitas

3 DS: -DO: rambut berminyak, konjungtiva anemis, pada saat klien tertawa terlihat plak pada gigi, nafas bau, telapak kaki pecah-pecah dan kotor, klien tirah

Wanita usia 32 tahun dengan riwayat Cerebral Palsy dan

Retardasi Mental, serta hospitalisasi

↓Ketidakmandirian dalam melakukan pemenuhan

perawatan diri

Defisit perawatan diri

Page 6: KOMPRE

NO. DATA ETIOLOGI MASALAH

baring. ↓Defisit perawatan diri

4 DS: Ibu kandung klien berusia 65 tahun, klien sangat diperhatikan dan dirawat oleh ibu dan kakak kandungnya, namun kakak kandung klien juga memiliki anak yang harus dirawat, klien tidak pernah bersosialisasi dengan tetangga.DO: Klien tidak dapat berkomunikasi karena memiliki riwayat penyakit Cerebral Palsy dan Retardasi Mental.

- Perencanaan perawatan di rumah

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan gangguan hemostatis

ditandai dengan:

DS: datang ke rumah sakit karena mengalami perdarahan yang bergumpal-

gumpal dari jalan lahir sejak 1 SMRS (masuk rumah sakit pada 15 September

2015) padahal klien tidak sedang menstruasi. Klien menerima terapi diit

bubur, transfusi darah sampai dengan hematokrit (Ht) > 30%, dan

direncanakan untuk pemeriksaan EEG.

DO: klien memiliki riwayat Cerebral Palsy Tetraparesis dan Retradasi Mental,

tekanan darah 100/60 mmHg, RR 20x/menit, nadi 83x/menit, suhu 36ºC,

hemoglobin (Hb) 9,4 g/dl, eritrosit 3,4, leukosit 16,4, hematokrit (Ht) 28,1%,

trombosit 270, dan konjungtiva anemis.

2. Resiko intoleransi aktivitas berhubungan dengan Ketidakmandirian dalam

melakukan aktivitas sehari-hari ditandai dengan:

Page 7: KOMPRE

DS: pada siang hari tempat tidur bagian kepala diposisikan semi fowler, tidak

pernah mobilisasi dari tempat tidur, makan disuap oleh oleh ibu klien

DO: klien memiliki riwayat Cerebral Palsy Tetraparesis dan Retradasi Mental,

klien tirah baring

3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan ketidakmandirian dalam

pemenuhan kebutuhan perawatan diri ditandai dengan rambut berminyak,

pada saat klien tertawa terlihat plak pada gigi, telapak kaki pecah-pecah dan

kotor.

4. Perencanaan perawatan di rumah ditandai dengan ibu kandung klien berusia

65 tahun, klien sangat diperhatikan dan dirawat oleh ibu dan kakak

kandungnya, namun kakak kandung klien juga memiliki anak yang harus

dirawat, klien tidak pernah bersosialisasi dengan tetangga dan klien tidak

dapat berkomunikasi karena memiliki riwayat penyakit Cerebral Palsy dan

Retardasi Mental.

Page 8: KOMPRE

IV. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No.Diagnosa

KeperawatanPerencanaan

Tujuan Intervensi Rasional1. Resiko

gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan gangguan hemostatis ditandai dengan:DS: datang ke rumah sakit karena mengalami perdarahan yang bergumpal-gumpal dari jalan lahir sejak 1 SMRS (masuk rumah sakit pada 15 September 2015) padahal klien tidak sedang menstruasi. Klien menerima terapi diit bubur, transfusi darah sampai dengan hematokrit (Ht) > 30%, dan direncanakan untuk pemeriksaan EEG.DO: klien memiliki riwayat Cerebral Palsy Tetraparesis dan Retradasi Mental, tekanan darah 100/60 mmHg, RR 20x/menit, nadi

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam, gangguan hemostatis pada klien terkontrol yang ditandai dengan:o Perdarahan

dari jalan lahir berkurang

o Nilai normal komponen darah berangsur meningkat

o Tanda-tanda vital klien berada pada rentang nilai normal

1. Kolaborasi pemberian transfusi darah

2. Ambil darah untuk pemeriksaan laboratorium

3. Pertahankan intake cairan dari infus

4. Kontrol tanda-tanda vital

5. Observasi keluaran darah dari jalan lahir

1. Transfusi darah merupakan intervensi tepat dalam meningkatkan hematokrit klien

2. Pengambilan darah merupakan intervensi pengontrolan nilai normal komponen darah setelah dilakukan transfusi darah

3. Intake cairan dari infus membantu memberikan nutrisi langsung ke darah melalui pembuluh darah vena

4. Tanda-tanda vital menggambarkan kondisi peredaran darah dalam tubuh klien

5. Keluaran darah dari jalan lahir merupakan keluhan utama yang telah menjadi fokus setiap terapi obat yang diberikan

Page 9: KOMPRE

No.Diagnosa

KeperawatanPerencanaan

Tujuan Intervensi Rasional83x/menit, suhu 36ºC, hemoglobin (Hb) 9,4 g/dl, eritrosit 3,4, leukosit 16,4, hematokrit (Ht) 28,1%, trombosit 270, dan konjungtiva anemis.

2. Resiko intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakmandirian dalam melakukan aktivitas sehari-hari ditandai dengan:DS: pada siang hari tempat tidur bagian kepala diposisikan semi fowler, tidak pernah mobilisasi dari tempat tidur, makan disuap oleh ibu klienDO: klien memiliki riwayat Cerebral Palsy Tetraparesis dan Retradasi Mental, klien tirah baring

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x8 jam, klien mampu diarahkan `menjadi mandiri dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang ditandai dengan:o Klien mau

dan mampu makan dan minum dengan sedikit bantuan dari klien

1. Dorong klien untuk mampu minum sendiri

2. Dorong klien untuk mampu makan dengan sedikit bantuan dari ibu klien

Klien memiliki riwayat Cerebral Palsy dan Retardasi Mental yang membutuhkan dukungan dorongan untuk mau dan mampu melakukan aktivitas sehari-hari

3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan ketidakmandirian dalam

Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x8 jam, klien mampu

1. Dorong klien untuk mau sikat gigi

2. Dorong klien untuk

Klien memiliki riwayat Cerebral Palsy dan Retardasi Mental yang membutuhkan

Page 10: KOMPRE

No.Diagnosa

KeperawatanPerencanaan

Tujuan Intervensi Rasionalpemenuhan kebutuhan perawatan diri ditandai dengan rambut berminyak, pada saat klien tertawa terlihat plak pada gigi, telapak kaki pecah-pecah dan kotor.

diarahkan menjadi mandiri dalam pemenuhan kebutuhan perawatan diri yang ditandai dengan:

o Klien mampu menyikat gigi sendiri

o Keluarga mampu mendorong klien untuk membersihkan dan mengoleskan minyak bayi ke telapak kaki

mampu melakukan sikat gigi sendiri

3. Bantu keluarga mendorong klien untuk mau membersihkan dan mengoleskan minyak bayi ke telapak kaki

dukungan dorongan untuk mau dan mampu melakukan kegiatan pemenuhan perawatan diri

4. Perencanaan perawatan di rumah ditandai dengan ibu kandung klien berusia 65 tahun, klien sangat diperhatikan dan dirawat oleh ibu dan kakak kandungnya, namun kakak kandung klien juga memiliki anak yang harus dirawat, klien tidak pernah bersosialisasi dengan tetangga

Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x2 jam, keluarga memiliki rencana perawatan di rumah ditandai dengan:

o Keluarga mampu memutuskan anggota keluarga yang akan merawat klien

Bantu keluarga untuk memutuskan anggota keluarga yang akan merawat klien selanjutnya

Klien membutuhkan anggota keluarga yang bukan lansia dalam merawatnya karena klien dominan dirawat oleh ibu yang telah berusia 65 tahun (masuk ke dalam lansia)

Page 11: KOMPRE

No.Diagnosa

KeperawatanPerencanaan

Tujuan Intervensi Rasionaldan klien tidak dapat berkomunikasi karena memiliki riwayat penyakit Cerebral Palsy dan Retardasi Mental.

selanjutnya

V. IMPLEMENTASI

Diagnosa Keperawatan

Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf

Resiko gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan gangguan hemostatis ditandai dengan:DS: datang ke rumah sakit karena mengalami perdarahan yang bergumpal-gumpal dari jalan lahir sejak 1 SMRS (masuk rumah sakit pada 15 September 2015) padahal klien tidak sedang menstruasi. Klien menerima terapi diit bubur, transfusi darah sampai dengan hematokrit (Ht) > 30%, dan direncanakan untuk pemeriksaan EEG.DO: klien memiliki riwayat Cerebral Palsy Tetraparesis dan Retradasi Mental, tekanan darah 100/60 mmHg, RR 20x/menit, nadi 83x/menit, suhu 36ºC, hemoglobin (Hb) 9,4 g/dl, eritrosit 3,4, leukosit 16,4, hematokrit (Ht) 28,1%, trombosit 270, dan konjungtiva anemis.

18 September 2015

1. Berkolaborasi memberikan transfusi darah

2. Mengambil darah untuk pemeriksaan laboratorium

3. Mempertahankan intake cairan dari infus

4. Mengontrol tanda-tanda vital

5. Mengobservasi keluaran darah dari jalan lahir

Klien diberikan transfusi darah B sebanyak 1 kantong darah sekitar pukul 09.00 WIB dan blood set yang terpasang sering macet

Darah telah diambil dari vena tangan kiri

Infus yang terpasang pada klien sering macet

TD 120/90, N 106x/menit, RR 20x/menit, suhu 36ºC

Darah yang terdapat pada diapers klien yaitu ± 1/3 dari daerah penyerapan diapers

Page 12: KOMPRE

Diagnosa Keperawatan

Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf

Resiko intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakmandirian dalam melakukan aktivitas sehari-hari ditandai dengan:DS: pada siang hari tempat tidur bagian kepala diposisikan semi fowler, tidak pernah mobilisasi dari tempat tidur, makan disuap oleh ibu klienDO: klien memiliki riwayat Cerebral Palsy Tetraparesis dan Retradasi Mental, klien tirah baring

19 September 2015

1. Mendorong klien untuk mampu minum sendiri

2. Mendorong klien untuk mampu makan dengan sedikit bantuan dari ibu klien

Klien menggelengkan kepala dan menolak memegang gelas sendiri

Klien tidak mau makan sendiri

Defisit perawatan diri berhubungan dengan ketidakmandirian dalam pemenuhan kebutuhan perawatan diri ditandai dengan rambut berminyak, pada saat klien tertawa terlihat plak pada gigi, telapak kaki pecah-pecah dan kotor.

19 September 2015

1. Mendorong klien untuk mau sikat gigi

2. Membantu keluarga dalam mendorong klien untuk mau membersihkan dan mengoleskan minyak bayi ke telapak kaki

Klien menggelengkan kepala pada saat diajak untuk sikat gigi

Telapak kaki klien masih kotor dan pecah-pecah

Perencanaan perawatan di rumah ditandai dengan ibu kandung klien berusia 65 tahun, klien sangat diperhatikan dan dirawat oleh ibu dan kakak kandungnya, namun kakak kandung klien juga memiliki anak yang harus dirawat, klien tidak pernah bersosialisasi dengan tetangga dan klien tidak dapat berkomunikasi karena memiliki riwayat penyakit Cerebral Palsy dan Retardasi Mental.

21 September 2015

Membantu keluarga untuk memutuskan anggota keluarga yang akan merawat klien selanjutnya

Setiap anggota keluarga non lansia turut bersedia merawat klien

Page 13: KOMPRE

VI. EVALUASI KEPERAWATAN

Tanggal CATATAN PARAF

18 September 2015

Dx: Resiko gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan gangguan hemostatisS: Ibu klien mengatakan darah yang keluar dari jalan lahir tidak sebanyak yang awalO: TD 120/90, N 106x/menit, RR 20x/menit, suhu 36ºC. Darah yang terdapat pada diapers klien yaitu ± 1/3 dari daerah penyerapan diapers. Nilai hematokrit klien belum meningkat >30% dari 28.1 (hasil terakhir pemeriksaan darah)A: Masalah teratasi sebagianP: Kolaborasi pemberian transfusi darah 1 kantong hingga nilai hematokrit meningkat >30% dari 28.1 (hasil terakhir pemeriksaan darah)

19 September 2015

Dx: Resiko intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakmandirian dalam melakukan aktivitas sehari-hariS: Dorongan untuk melakukan aktivitas makan dan minum secara mandiri dilakukan dengan melibatkan ibu klienO: Klien menggelengkan kepala dan menolak memegang gelas sendiri. Klien tidak mau makan sendiri.A: Masalah belum teratasiP: Dorong klien untuk mau melakukan aktivitas makan dan minum secara mandiri dengan tetap melibatkan ibu klien

19 September 2015

Dx: Defisit perawatan diri berhubungan dengan ketidakmandirian dalam pemenuhan kebutuhan perawatan diriS: Ibu klien masih mengeluhkan anaknya tidak mau dibersihkanO: Klien menggelengkan kepala pada saat diajak untuk sikat gigi. Telapak kaki klien masih kotor dan pecah-pecahA: Masalah belum teratasiP: Dorong klien untuk mau pemenuhan kebutuhan perawatan diri secara mandiri dengan tetap melibatkan ibu klien

21 September 2015

Dx: Perencanaan perawatan di rumahS: Ibu klien sangat terbuka menceritakan kondisi perawatan klien di rumah sebelumnyaO: Kakak klien datang ke rumah sakit bergantian dengan ibu klien selama klien dirawat. Setiap anggota keluarga non lansia turut bersedia merawat klienA: Masalah teratasiP: -