komposisi media pakan terbaik menggunakan daun …repository.uinjambi.ac.id/2525/1/tb151036 _sania...
TRANSCRIPT
KOMPOSISI MEDIA PAKAN TERBAIK MENGGUNAKAN
DAUN PISANG KEPOK (Musa acuminata balbisiana),
KANGKUNG DARAT (Ipomea reptans)
DAN DAUN PEPAYA CALIFORNIA (Carica papaya L)
TERHADAP PERTUMBUHAN JANGKRIK KALUNG
(Gryllus bimaculatus)
SKRIPSI
SANIA MAISARA
TB.151036
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
i
KOMPOSISI MEDIA PAKAN TERBAIK MENGGUNAKAN
DAUN PISANG KEPOK (Musa acuminata balbisiana),
KANGKUNG DARAT (Ipomea reptans)
DAN DAUN PEPAYA CALIFORNIA (Carica papaya L)
TERHADAP PERTUMBUHAN JANGKRIK KALUNG
(Gryllus bimaculatus)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat unruk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan
SANIA MAISARA
TB.151036
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
ii
iii
iv
v
vi
PERSEMBAHAN
Untaian rasa syukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah
SWT, dan shalawat teriring salam tercurahkan untuk baginda Rasulullah Nabi
Muhammad SAW, kepadanya hamba selalu menghaturkan do’a dan kepadanya
pula hamba menteladani uswatun hasanah yang mulia.
Skripsi ini saya persembahkan kepada ayahanda tercinta Imam Amat Rohani dan
ibunda tercinta Maimuna Fauziah Yang tiada pernah hentinya selalu memberikan
ku semangat, do’a, dorongan, nasehat, kesabaran dan kasih sayang, serta
pengorbanan yang tak tergantikan
Yang telah diberikan kepadaku.
Kepada abang kandungku Ali Haidar, Teguh Hidayat,Ratna Juita dan adik
kecilku Putrinurjannah yang telah memberikan semangat dan dukungan.
Terimakasih atas segala bantuan, do’a dan juga dukungan yang selalu
diberikan kepadaku. Kepada teman-teman seangkatan Biologi A 2015.
vii
MOTTO
إن فى خلق السموات والأرض واختلف اليل والنهار والفلك التى تجرى فى البحر بما ينفع
الناس وما أنزل الله من السماء من ماء فأحيا به الأرض بعد موتها وبث فيها من كل دابة
السماء والأرض لأيت لقوم يعقلون ) سورة البقرة وتصريف الريح والسحاب المسخر بين
:461)
Artinya : “ Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan
siang, kapal yang berlayar di laut dengan (muatan) yang bermanfaat bagi manusia, apa
yang diturunkan Allah dari langit berupa air, lalu dengan itu dihidupkan-Nya bumi
setelah mati (kering), dan Dia tebarkan di dalamnya bermacam-macam binatang, dan
perkisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, (semua itu)
sungguh, merupakan tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang mengerti.”
(Anonim, Al Qur’an dan Terjemahaan, Surah Al baqarah, Departemen Agama RI,
2014 : 164 )
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan
penyusunan skripsi ini. Selanjutnya Shalawat beriring salam senantiasa
terlimpahkan ke pangkuan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa
manusia dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang dengan ilmu
pengetahuan.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat akademik guna
memperoleh gelar sarjana pada program Studi Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa penyelesaian skripsi ini telah banyak melibatkab pihak yang telah
memberikan motivasi baik moril maupun materil. Untuk itu penulis
menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN Sultan Thaha
Saifuddin Jambi yang telah memberkan kesempatan dan kewenangan
kepada saya untuk menulis skripsi dengan penuh tanggung jawab.
2. Ibu Dr. Hj. Armida, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi yang senantiasa memberi semangat
dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Reny Safita, S.Pt., M.Pd selaku Ketua Jurusan Tadris Biologi dan
BapakFeryKurniawan, M.Si selaku Sekretaris JurusanTadris Biologi UIN
Sultan Thaha Saifuddin Jambi
4. Bapak Kholid Musyaddad, M.Ag selaku dosen pembimbing I dan Bapak
Fery Kurniawan, M.Si selaku dosen pembimbing II yang dengan ikhlas
dan Ridha meluangkan waktu, tenaga, memberikan ilmu, arahan,
bimbingan, motivasi, dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Tadris Biologi atas ilmu dan
pendidikan yang telah Bapak dan Ibu berikan.
6. Bapak Rabu beserta keluarga selaku pemilik usaha budidaya jangkrik yang
telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam memperoleh data di
lapangan.
7. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan motivasi tiada henti
sehingga menjadi kekuatan pendorong bagi penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam menjalankan tugas dan amanat,
masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan dari penulis. Untuk itu dengan
kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
ix
x
ABSTRAK
Nama : Sania Maisara
Jurusan : Tadris Biologi
Judul : Komposisi Media Pakan Terbaik Menggunakan Daun
Pisang Kepok (Musa acuminata balbisiana), Kangkung
Darat (Ipomea reptans) dan Daun Pepaya California
(Carica papaya L) Terhadap Pertumbuhan Jangkrik
Kalung (Gryllus bimaculatus).
Komposisi media pakan menggunakan daun pisang kapok (Musa
acuminata balbisiana), kangkung darat (Ipomea reptans) dan daun pepaya
california (Carica papaya L) adalah media pakan yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan jangkrik kalung (Gryllus bimaculatus). Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui media pakan mana yang terbaik dari ketiga jenis daun-daunan
tersebut untuk pertumbuhan jangkrik kalung (Grillus bimaculatus). Penelitian ini
merupakan penelitian sains dan terapan dengan menggunakan desain Rancangan
Acak Lengkap (RAL). Menggunakan perlakuan yang berbeda-beda p0 (voor b11k
sebagai control), p1 (voor b11k dan daun pisang kepok), p2 (voor b11k dan daun
kangkung darat), p3 (voor b11k dan daun papaya california), p4 (voor b11k,daun
pisang, daun kangkung dan daun pepaya). Tiap perlakuan memiliki 3 kali
ulangan, total jangkrik ada 15 ekor. Data yang diperoleh dari penelitian kemudian
dianalisis menggunakan Analisis of Variansi (ANOVA). Tempat pelaksanaan
penelitian ini dilakukan di Sengeti, Muaro Jambi dengan waktu 30 hari. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan jangkrik paling baik pada
perlakuan p1 (voor b11k dan daun pisang kepok). Hasil Anova bahwa pemberian
komposisi media pakan daun-daunan memberkan pengaruh yang signifikan
terhadap pertumbuhan jangkrik kalung pada perlakuan p1. Penelitian selanjutnya
disarankan menggunakan pemberian aneka pakan daun-daunan yang lain untuk
melihat pertumbuhan pada jangkrik kalung (Gryllus bimaculatus).
Kata Kunci :Daun Pisang Kepok , Pertumbuhan, Jangkrik Kalung
xi
ABSTRACT
Nama : Sania Maisara
Jurusan : Tadris Biologi
Judul : Komposisi Media Pakan Terbaik Menggunakan Daun
Pisang Kepok (Musa acuminata balbisiana), Kangkung
Darat (Ipomea reptans) dan Daun Pepaya California
(Carica papaya L) Terhadap Pertumbuhan Jangkrik
Kalung (Gryllus bimaculatus).
The composition of feed media uses kapok banana leaves (Musa acuminata
balbisiana), land water spinach (Ipomea reptans) and California papaya leaves
(Carica papaya L) is a feed medium that can influence the growth of cricket
necklaces (Gryllus bimaculatus). The purpose of this study is to find out which
feed media is the best of the three types of leaves for the growth of cricket
necklaces (Grillus bimaculatus). This research is a science and applied research
using a completely randomized design (CRD). Using different treatments p0 (voor
b11k as control), p1 (voor b11k and kepok banana leaves), p2 (voor b11k and land
water spinach), p3 (voor b11k and California papaya leaf), p4 (voor b11k, leaf
banana, kale leaves and papaya leaves). Each treatment has 3 replications, with a
total of 15 crickets. Data obtained from the study were then analyzed using
Analysis of Variance (ANOVA). The place for conducting this research was
conducted in Sengeti, Muaro Jambi with 30 days. The results showed that the
growth rate of crickets was best in p1 treatment (voor b11k and kepok banana
leaves). The ANOVA results that the composition of leaf feed media gave a
significant effect on the growth of necklace crickets in treatment p1. Subsequent
research is suggested to use a varety of other leaf feeds to see growth in cricket
necklaces (Gryllus bimaculatus).
Keywords: Kepok Banana Leaves, Growth, Cricket Necklaces
xii
DAFTAR ISI
Isi Judul Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
NOTA DINAS ...................................................................................................... ii
PERNYATAAN ORISINILITAS ...................................................................... iv
PERSEMBAHAN ................................................................................................ v
MOTTO ............................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................... ix
ABSTRAK ............................................................................................................. x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................. ……………xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………………..1
B. Indentifikasi Masalah………………………………………………………...4
C. Batasan Masalah ……………………………………………………………….4
D. Rumusan Masalah…………………………………………………………….5
E. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian…………………………………………...5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori………………………………………………………………….7
B. Studi Relevan………………………………………………………………… 27
C. Kerangka Fikir……………………………………………………………… 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan tempat penelitian…………………………………………………31
B. Alat Dan Bahan………………………………………………………………...31
C. Prosedur Penelitian…………………………………………………………….31
D. Rancangan Penelitian………………………………………………………….32
E. Analisis Data…………………………………………………………………...34
F. Jadal Penelitian……...………………………………………………………. 37
xiii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian …………………………………………………………..39
B. Pembahasan ………………………………………………………………57
BAB VPENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 61
B. Saran .......................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..62
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
Tabel 2.1.Komposisi Nutrisi Daun Pepaya California…………………………...23
Tabel 2.2. Komposisi Nutrisi Daun Kangkung Darat ……………………………26
Tabel 2.3. Studi Relevan……………..……………………………………………...29
Tabel 3.1. Rancangan Percobaan ……...…………………………………………...33
Tabel 3.2. Tabel Anova……………………………………………………………...35
TabeL 3.3. Jadwal Penelitian ………….…………………………………………...37
Tabel 4.1. Berat Badan Jangkrik Umur 10 Hari……………...…………………...41
Tabel 4.2. Berat Badan Jangkrik Umur 20 Hari ……………………..…………...44
Tabel 4.3. Berat Badan Jangkrik Umur 30 Hari …………………………..……...47
Tabel 4.4. Panjang Badan Jangkrik Umur 10 Hari ……….……………………...50
Tabel 4.5. Panjang Badan Jangkrik Umur 20 Hari ……………………..…...…...53
Tabel 4.6. Panjang Badan Jangkrik Umur 30 Hari ……………………..…...…...55
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
Gambar 2.1. Jangkrik Kalung ............................................................................... 9
Gambar 2.2. Jangkrik Cliring ................................................................................ 9
Gambar 2.3. Jangkrik Kalung .............................................................................. 9
Gambar 2.4. Jangkrik Kalung Deasa .................................................................... 10
Gambar 2.5. Anatomi Jangkrik ............................................................................. 12
Gambar 2.6. Profil Telur Jangkrik ........................................................................ 13
Gambar 2.7. Jangkrik Betina Bertelur Dalam Tanah ............................................ 14
Gambar 2.8. Daun Pisang...................................................................................... 19
Gambar 2.9. Daun Pepaya ..................................................................................... 21
Gambar 2.10. Kangkung ....................................................................................... 24
Gambar 2.11. Voor b11k ...................................................................................... 27
Gambar 2.12. Kerangka Fikir................................................................................ 30
Gambar 4.1. Jangkrik Kalung Umur 30 Hari ........................................................ 39
Gambar 4.2. Grafik Berat Badan Jangkrik umur 10 Hari ..................................... 40
Gambar 4.3. Grafik Berat Badan Jangkrik umur 20 Hari ..................................... 42
Gambar 4.4. Grafik Berat Badan Jangkrik umur 30 Hari .................................... 45
Gambar 4.5. Grafik Panjang Badan Jangkrik umur 10 Hari ................................. 48
Gambar 4.6. Grafik Panjang Badan Jangkrik umur 20 Hari ................................. 51
Gambar 4.7. Grafik Panjang Badan Jangkrik umur 30 Hari ................................ 54
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel Judul Halaman
Lampiran 1 Data Mentah 64
Lampiran 2 Uji Statistik 67
Lampiran 3 Gambar Penelitian 91
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Allah SWT berfirman dalam surat Ali-Imran 191:
Artinya:“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk
atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah
Engkau menciptakan Ini dengan sia- sia, Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali-Imran : 191)
Ayat di atas menjelaskan bahwa semua yang diciptakan Allah merupakan
tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah bagi orang yang selalu mengingat
Allah dalam keadaan apapun. Salah satu ciptaan Allah yang merupakan tanda-
tanda kebesaran dan kekuasaan Allah ialah kandungan serta manfaat jangkrik
kalung bagi kehidupan. Hal itu menunjukkan bahwa Al-Qur’an merupakan
petunjuk yang benar bagi orang-orang yang mau berfikir mendalam tentang
ciptaan Allah yang tiada sia-sia sedikitpun.
Keanekaragaman fauna di Indonesia merupakan salah satu potensi yang
patut untuk dipertahankan dan di kembangkan, termasuk di antaranya yang
berasal dari kelas serangga. Jangkrik merupakan serangga yaitu Invertebrata yang
pada umumnya memiliki ciri fisik bentuk tubuh rata dan mempunyai sepasang
antena yang cukup panjang diatas kepalanya yang memiliki banyak fungsi
pengindera diantaranya adalah sebagai alat perabah. Pada dasarnya jangkrik
termasuk kedalam golongan binatang pemakan tumbuhan, namun dalam kondisi
tertentu binatang ini bisa menjadi pemakan segala bahkan bisa saling memakan
sesamanya. Jangkrik merupakan hewan serangga yang sejenis dengan belalang.
(Dalam Pimpinan Majelis Ulama Indonesia, Jakarta, 18 April 2000) memutuskan
hukum membudidaya jangkrik untuk diambil manfaatnya, untuk
obat/kosmetik,untuk dimakan/dijual, hukumnya adalah boleh (mubah,halal)
sepanjang tidak menimbulkan bahaya (mudarat).
Jangkrik merupakan salah satu serangga yang telah dibudidayakan untuk
digunakan masyarakat sebagai pakan satwa piaraan, khususnya untuk burung
2
berkicau dan ikan hias (Panjaitan.2012,hal.9) Mengatakan bahwa Jangkrik
memiliki siklus hidup yang pendek, mudah dalam pemeliharaan, dan mudah
beradaptasi dengan pakan yang diberikan, serta modal cukup murah.
Pengembangan peternakan tidak hanya pada ternak “konfensional” tetapi
masyarakat mulai mengembangkan ternak “non konfensional” (satwa harapan).
Pemanfaatan jangkrik telah mengalami kemajuan menyebabkan permintaan di
pasar saat ini terus meningkat pula. Tidak hanya sebagai makanan ikan dan
burung, tetapi bergeser pada sektor Industri Farmasi, Kosmetik, Jamu dan
Makanan. Hal ini disebabkan jangkrik banyak mengandung senyawa organik
seperti protein, lemak dan karbohidrat serta senyawa anorganik yaitu
mineral,asam amino, glutamat, glisin, dan sistein. Jika ditinjau dari kandungan
asam aminonya maka protein jangkrik digunakan sebagai anti oksidan bagi tubuh,
guna mencegah penyempitan dan penyumbatan pembulu darah.
Sebagian besar kebutuhan jangkrik selama ini dipenuhi dari hasil tangkapan
di alam bebas. Upaya memenuhi permintaan konsumen perlu dilakukan budidaya
jangkrik secara intensif. Budidaya jangkrik secara intensif ini diharapkan dapat
mensuplai kebutuhan pasar secara kontinyu dalam jumlah yang cukup
(Muharlien.2013,hal.182). Waktu yang dibutuhkan untuk produksi jangkrik
sebagai pakan burung maupun ikan hias hanya memerlukan waktu singkat sampai
umur panen, yang dikarenakan siklus hidup jangkrik kurang lebih 3 bulan. Dalam
siklus hidupnya jangkrik betina mampu memproduksi telur hingga lebih dari 500
butir. Jangkrik memerlukan pakan yang berprotein untuk pertumbuhan dan
berkembang biak.
Pakan menyediakan protein dan energi bagi kelangsungan berbagai proses
dalam tubuh, menyediakan bahan-bahan untuk membangun dan memperbaiki
jaringan tubuh yang telah rusak atau terpakai dan mengatur kelestarian dan
kondisi lingkungan dalam tubuh. Jangkrik muda memerlurkan pakan untuk
pertumbuhan sedangkan jangkrik dewasa makan agar mendapatkan energi untuk
kawin dan berkembang biak. (Intania.2006,hal.16) mengatakan bahwa pakan
dapat mempengaruhi reproduksi, pertumbuhan, perkembangan, tingkah laku dan
sifat-sifat morfologis lainnya seperti ukuran dan warna pada jangkrik.
3
Peternak jangkrik banyak yang menggunakan “Voor” sebagai pakan
utama, namun “Voor” harganya relatif lebih mahal, sehingga dalam penelitian ini
menggunakan bahan pakan lain seperti daun pisang,kangkung dan daun pepaya
yang harganya lebih murah tetapi nilai proteinnya tetap tinggi. Daun pisang, daun
pepaya dan kangkung sangat mudah ditemukaan didaerah perdesaan,bahkan
hampir disetiap rumah warga mempunyai tanaman tersebut. Daun pisang dapat
digunakan sebagai bahan pakan dan mempunyai pengaruh yang baik terhadap
pertumbuhan jangkrik (Satuhu.2007,hal.6). Keadaan fisik yang lembut serta
memiliki kandungan air yang lebih tinggi. Daun pisang kepok mengandung asam
galat yang merupakan tipe dari katekin. Katekin termasuk dalam golongan
polifenol dan merupakan salah satu senyawa sumber penghasil aroma, sehingga
dapat menambah nafsu makan jangkrik kalung. Selain itu daun pisang kepok
mengandung protein, lemak, serta nutrisi. Khasiat tanaman pepaya antara lain
sebagai anti inflamasi dari ekstrak etanol akar pepaya, efek spermisid
(antifertilitas) dari ekstrak biji pepaya anti kanker dari ekstrak daun pepaya,
peningkatan kemampuan belajar pada tikus yang diberi ekstrak daun pepaya dan
buah pepaya sebagai obat kerusakan hati. Kangkung darat mengandung Vitamin
A, B1, C, kalori, karbohidrat, protein, lemak, dan zat penting misalnya zat besi,
kalsium, fospor, asam amino, dan karoten sehingga baik untuk pertumbuhan
jangkrik kalung.
Jenis jangkrik yang biasa dibudidayakan peternak adalah Jangkrik Kalung
(Gryllus bimaculatus), Jangkrik Cliring (G. mitratus) dan Jangkrik
Cendawang (G. testacius). Jangkrik kalung memiliki keunggulan dalam laju
pertumbuhan dan konversi pakan serta memiliki kulit tubuh lebih lunak sehingga
lebih disukai burung dan satwa pemakan serangga yang lain. Namun jangkrik
kalung memiliki siklus hidup pendek yaitu 75-78 hari. Membudidayakan jangkrik
mudah dan murah untuk dilakukan, siklus hidupnya yang singkat dan
pengembangbiakan cukup mudah. Keterbatasan jumlah jangkrik dialam, didukung
sejumlah manfaat yang diperoleh dari jangkrik ini yang secara otomatis
meningkatkan permintaan jangkrik dipasaran.
4
Berdasarkan hasil observasi peneliti dengan peternak jangkrik pada tanggal
3 November 2018 bertepat di Sengeti Kab.Muaro Jambi. Peternak menggunakan
“Voor B11k” sebagai pakan jangkrik. Hasil produktifitas jangkrik sangat baik.
Namun, peternak mengatakan bahwa hasil yang didapat dengan modal yang
dikeluarkan tidak setara, sehingga peternak mencampurkan “Voor B11k” dengan
daun cabe-caabean (Cleome rutidosperma). Daun cabe-cabean tidak bisa didapat
disemua daerah dan sulit tumbuh dalam jumlah yang banyak. Peneliti tertarik
untuk menggunakan pakan hijauan lain sebagai pengganti daun cabe-cabean yaitu
Daun Pisang Kepok (Musa acuminata balbisiana), Kangkung Darat (Ipomea
reptans) dan Daun Pepaya California (Carica papaya) yang lebih mudah
didapat dan harganya lebih terjangkau, tetapi nilai proteinnya tetap tinggi.
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan maka
penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “Komposisi Media Pakan
Terbaik Penggunaan Daun pisang Kepok (Musa acuminata balbisiana),
Kangkung Darat (Ipomea reptans) dan Daun Pepaya California (Carica
papaya L) Terhadap Pertumbuhn Jangkrik Kalung (Gryllus bimaculatus)”.
B. Identifikasi Masalah
1. Sebagian peternak jangkrik belum mengetahui pemanfaatkan daun-daunan
sebagai pakan tambahan untuk jangkrik.
2. Peternak masi menggunakan “Voor” sebagai sumber makanan pokoknya,
Padahal dapat ditambahi dengan daun-daunan sehingga dapat
meningkatkan pertumbuhan pada jangkrik.
3. Sebagian peternak takut memberikan pakan hijauan terhadap jangkrik
dikarenakan dapat menimbulkan penyakit diare, padahal tidak semua daun
dapat menyebabkan pengaruh negatif pada jangkrik.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan dalam penelitian akan
dibatasi pada:
1. Penelitian ini hanya sebatas untuk mengetahui pemberian aneka pakan
hijauan yaitu daun pisang kepok (Musa acuminata balbisiana), daun
5
kangkung darat (Ipomea reptans) dan daun papaya california (Carica
papaya), dapat meningkatkan pertumbuhan jangkrik kalung (Gryllus
bimaculatus).
2. Pertumbuhan yang diukur dalam penelitian ini adalah biomassa jangkrik
setelah diberi pakan anekah hijauan
3. Jangkrik yang digunakan dalam penelitian ini adalah jangkrik
kalung(Gryllus bimaculatus)
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dirumuskan
permasalahan pokok sebagai berikut:
1. Apakah pemberian aneka pakan hijauan yaitu Daun pisang Kepok (Musa
acuminata balbisiana), Kangkung Darat (Ipomea reptans) dan Daun
Pepaya California (Carica papaya) dapat meningkatkan pertumbuhan
jangkrik kalung (Gryllus bimaculatus)?
2. Dari ketiga pakan hijauan tersebut manakah yang paling efektif untuk
pertumbuhan jangkrik?
E. Tujuan
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya maka
tujuan penelitian yang ingin dicapai penulis adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian aneka pakan hijauan yaitu Daun
pisang Kepok (Musa acuminata balbisiana), Kangkung Darat (Ipomea
reptans) dan Daun Pepaya California (Carica papaya) dapat
meningkatkan pertumbuhan jangkrik kalung (Gryllus bimaculatus).
2. Untuk mengetahui pakan hijau yang manakah yang paling efektif terhadap
pertumbuhan jangkrik.
F. Manfaat
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat antara lain :
1. Bagi mahasiswa dapat menambah keilmuan pada mata kuliah Biologi,
khususnya tentang pengaruh pemberian anekan pakan hijauan yang
6
berbeda terhadap daya tahan hidup jangkrik kalung (Gryllus bimaculatus)
dan dapat menumbuhkan jiwa Entrepreneurship.
2. Bagi peneliti lainya dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai
referensi dan landasan penelitian lebih lanjut.
3. Bagi masyarakat, dapat memberikan informasi mengenai manfaat dari
pemberian anekan pakan hijauan terhadap pertumbuhan jangkrik kalung
(Gryllus bimaculatus).
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Jangkrik
Jangkrik (Gryllidae) adalah serangga yang berkerabat dengan belalang,
memiliki tubuh rata dan antena panjang. Serangga ini berukuran kecil sampai
besar dan tergolong bangsa orthoptera. Jangkrik mempunyai tubuh yang lebar
dan pipih sehingga memudahkannya untuk merayap di tempat yang sempit.
Ukuran dan warna jangkrik dewasa sangat bervariasi, tapi struktur tubuh
sama. Menurut (Sudewi.2001,hal.33) taksonomi jangkrik dapat
dikelompokan dalam penggolongan sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Fillum : Arthropoda
Subfillum : Mandibulata
Kelas : Insecta
Subkelas : Pterygota
Ordo : Orthoptera
Famili : Gryllidae
Subfamilly : Gryllinae
Genus : Gryllus
Species : Grylluss bimacullatus
Gryllus testaceus
Gryllus mitratus
Jangkrik merupakan serangga pemakan daun yang biasa hidup di alam
bebas. Jangkrik tergolong serangga yang dalam kehidupannya mengalami
metamorfosis tidak sempurna, kehidupanannya dimulai dari fase telur,
kemudian menjadi nimfa (serangga muda), melewati beberapa kali stadium
instar dahulu sebelum menjadi imago (serangga dewasa) yang ditandai
dengan adanya dua pasang sayap, jangkrik umumnya hidup baik di daerah
8
yang bersuhu antara 20-30 oC dengan kelembaban 65-80%, jangkrik belum
banyak dibudidayakan sehingga perlu dipelajari manajemen pemeliharaan
terutama pakan yang digunakan terhadap pertumbuhan jangkrik, jangkrik
lokal memiliki ukuran lebih besar sehingga produksinya relatif lambat
dibanding jangkrik jerman.
Pada umumnya tubuh jangkrik terdiri atas tiga bagian yaitu kepala,
toraks (dada), dan abdomen (perut). Pada bagian kepala terdapat dua mulut
yang dipakai untuk menggigit dan mengunyah makanan dua pasang kumis
yang disebut palpi berfungsi untuk alat pencari makanan dan untuk
mengetahui kemungkinan makanan itu dapat di makan atau tidak. Jangkrik
merupakan serangga pemakan daun yang biasa hidup di alam bebas, umumnya
pakan hijauan yang digunakan adalah sayuran, preferensi pakan bagi serangga
selain dari kandungan nutrisi di dalamnya, didasari juga oleh morfologi pakan
seperti tekstur, kandungan dan teksturnya yang lembut serta memiliki
kandungan air yang tinggi.
Waktu pemeliharaan jangkrik umur tujuh hari pakan jangkrik
mempunyai komposisi 30% protein, 37% karbihidrat dan 5% lemak berat rata-
rata untuk jantan sekitar 300-509 mg dan untuk betina sekitar 402-816 mg dan
jangkrik yang diberi pakan ikan dan pakan ayam yang tidak diberi obat-obatan
memberikan pertumbuhan yang memuaskan, sedangkan jangkrik yang diberi
pakan kelinci meskipun menghasilkan individu yang paling besar namun
pertumbuhannya sangat lambat (Maharani.2004,hal 46). Selain pemberian
pakan yang teratur, keadaan lingkungan meliputi suhu dan lingkungan penting
juga untuk diperhatikan karena merupakan salah satu faktor yang berengaruh
terhadap produktifitas dan pertumbuhan jangkrik.
Jenis jangkrik yang biasa dibudidayakan peternak adalah Jangkrik
Kalung (Gryllus bimaculatus), Jangkrik Cliring (G. mitratus) dan Jangkrik
Cendawang (G. testacius). Jangkrik kalung memiliki keunggulan dalam laju
pertumbuhan dan konversi pakan serta memiliki kulit tubuh lebih lunak
sehingga lebih disukai burung dan satwa pemakan serangga yang lain.
9
Gambar 2.1, Jangkrik Kalung
Gambar 2.2. Jangkrik Cliring
Gambar 2.3. Jangkrik Cendawang
Sumber. Wikipedia
10
Berikut adalah ciri – ciri yang dimiliki oleh jenis jangkrik tersebut
Jenis jangkrik alam / madu / celiring / alas : bentuk tubuhnya lebih kecil
dan panjang. Tidak banyak mengandung air. jenis jangkrik alam / seliring
kebanyakan tersebar di wilayah jawa bagian barat dan sumatera. Umur jenis
jangkrik alam lebih lama yaitu sekitar 40-55 hari masa panen dan warna nya
coklat kekuningan. Jenis jangkrik kalung / genggong : merupakan jangkrik
yang paling sering kita jumpai, persebaran nya hampir diseluruh indonesia.
Bentuk tubuh jangkrik kalung lebih besar dan lebih bobot dari pada jangkrik
alam, dan mengandung lebih banyak air. Masa panen jangkrik ini sekitar 30
harian dan warna nya hitam.
2. Morfologi Jangkrik Kalung (Gryllus bimaculatus)
Jangkrik kalung termasuk filum Arthropoda, subfilum Atelocerata,
kelas Hexapoda (Insekta), ordo Orthoptera, subordo Ensifera, famili Gryllidae
dan genus Gryllus. Jangkrik kalung memiliki kulit dan sayap luar 2hitam atau
agak kemerahan dan pada bagian punggung (pangkal sayap luar) terdapat garis
kuning sehingga menyerupai kalung. Jangkrik jantan dan betina dewasa dapat
dibedakan dari ada atau tidaknya ovipositor pada ujung abdomen yang
mencirikan jangkrik betina (gambar 1). Meskipun secara umum ukuran-ukuran
tubuh jangkrik jantan lebih besar, jangkrik betina memiliki bobot badan lebih
tinggi dari pada jantan.
Jantan Betina
Gambar 2.4. Jangkrik Kalung Dewasa
Sumber: Intania, 2006: hal 14
11
Cara Membedakan Jangkrik Jantan Dan Betina
Untuk jangkrik jantan biasanya memiliki badan yang lebih kecil atau
ramping dari pada jangkrik betina
Jangkrik jantan mengeluarakan bunyi atau ngentir, coy
Jangkrik betina memiliki tiga buah ekor sedangkan jangkrik jantan memiliki
dua buah ekor.
Di alam aslinya jangkrik hidup aktif dimalam hari, kegiatan makan,
mengerik dan kawin dilakukan pada malam hari. Makanan jangkrik dialam
bermacam-macam, umumnya sebagai pemakan tumbuhan, seperti krokot, dan
tanaman pertanian, seperti tanaman sayuran dan palawija. Jangkrik lebih
menyukai bagian tanaman yang muda, seperti daun dan pucuk tanaman.
Jangkrik dapat ditemui di hampir seluruh Indonesia dan hidup dengan
baik pada daerah yang bersuhu antara 20-32°C dan kelembaban sekitar 65-
80%, bertanah gembur/berpasir dan memiliki persediaan tumbuhan semak
belukar. Jangkrik hidup bergerombol dan bersembunyi dalam lipatan-lipatan
daun kering atau bongkahan tanah. Jangkrik tidak selalu dapat dijumpai di
alam karena hanya bermunculan pada bulan-bulan tertentu saja yaitu pada Juni-
Juli dan Nopember-Desember.Jangkrik sulit ditemui pada bulan Januari-Mei
dan Agustus-Oktober karena jumlahnya terbatas dan bukan merupakan musim
jangkrik.
Lama siklus hidup jangkrik bervariasi menurut jenisnya. Untuk semua
jenis, umur jantan lebih pendek dibanding betinannya, sebagai gambaran umur
dewasa jantan jenis Gryllus mitratus hanya 78 hari, sedangkan betina
dewasannya dapat mencapai umur 105 hari. Ukuran tubuhnya selain ditentukan
oleh jenis juga ditentukan oleh jenis kelaminnya. Jangkrik betina ukuran
tubuhnya lebih panjang dibanding jantannya. Perbedaan sosok jantan dan
betina mulai bisa dikenali pada nimfa IV, disaat ini ovipositor pada betina
mulai keluar. Ovipositor adalah alat yang bentuknya seperti lidi yang keluar
12
dari bagian belakang tubuh (abdomen belakang) betina, panjangnya 14-25 mm
tergantunga jenisnya.
Sedangkan jangkrik kalung memiliki siklus hidup pendek yaitu 75-78
hari, daya tetas telur tinggi, pertumbuhan cepat dan konversi pakan rendah,
serta memiliki kulit tubuh lebih lunak sehingga lebih disukai burung dan satwa
pemakan serangga lainnya. Pembawaan dari spesies jangkrik ini tenang, tidak
nervous, kerikannya nyaring, lebih agresif dari spesies lainnya dan suka
berkelahi sehingga dikenal sebagai jangkrik aduan.
Struktur tubuh dari berbagai macam spesies jangkrik dewasa sama
secara umum, hanya saja terdapat variasi pada ukuran dan warna. Morfologi
tubuh jangkrik pada umumnya terdiri dari tiga bagian, yaitu kepala, toraks, dan
abdomen. Anatomi tubuh jangkrik dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2.5. Anatomi Jangkrik
Sumber: Intania, 2006: hal 16
Kepala terdiri dari mata tunggal yang tersusun dalam satu segitiga
tumpul, sepasang antena, satu mulut dan dua pasang sungut. Toraks (dada)
merupakan tempat melekatnya enam tungkai dan empat sayap. Abdomen
(perut) pada bagian posterior terdiri dari ruas-ruas serta terdapat alat
13
pencernaan makanan, pernafasan dan reproduksi. Ujung abdomen pada jantan
dan betina terdapat sepasang cerci yang panjang serta tajam dan berfungsi
sebagai penerima rangsang atau pertahanan apabila ada musuh dari belakang.
a). Telur
Telur-telur dari marga Gryllus berbentuk silindris seperti buah
pisang ambon, berwarna kuning muda bening dengan panjang rata-rata 2,5-
3mm. Disalah satu bagian atas dari telur ada tonjolan yang disebut
operculum. Tonjolan ini merupakan celah untuk keluarnya nimfa dari dalam
telur. Kulit telur bila diletakan tidak akan pecah karena sangat liat dan kuat,
baru bisa pecah bila ditusuk, kulit telur ini berfungsi melindungi bagian
dalam telur.Profil telur jangkrik dapat dilihat pada Gambar 3.
(a) (b)
Gambar 2.6. Profil Telur Jangkrik yang Diperbesar (a) dan Perkembangan Telur Sudah Sempurna (b)
Sumber: Intania, 2006: hal 19
Saat telur baru diletakkan bawarna kuning muda, cerah dan segar.
Satu hati kumudian warnanya berubah menjadi kuning tua cerah dengan
garis-garis halus berwarna abu-abu. Tanda-tanda telur yang tidak bisa
menetas adalah berwarna kuning agak gelap dengan permukaan keriput.
Di alam jangkrik dapat bertelur dan menetaskan telurnya pada tanah atau
pasir. Telur ini dikeluarkan dan ditusukan melalui ovipositornya sedalam 5-
15 mm di tanah atau pasir (gambar 4).
14
Gambar 2.7. Jangkrik Betina Bertelur dalam Tanah
Sumber: Intania, 2006: hal 19
Jangkrik betina dapat bertelur walaupun tidak dikawini jangkrik
jantan. Namun, telurnya tidak dapat menetas yang disebut dengan telur
infertil (tidak subur). Telur ini diletakkan berkelompok, dalam satu
kelompok yang jumlah antara 4-120 butir ini menetasnya tidak bersamaan,
telur akan menetas pada kisaran hari ke-13 sampai hari ke-25 setelah
peletakan telur.
Telur jangkrik yang baru dikeluarkan dari ovipositor berwarna
kuning muda, cerah dan segar, kemudian warnanya berubah menjadi kuning
cerah dengan garis-garis halus berwarna abu-abu. Menjelang menetas, telur
menjadi kusam dan ujungnya tampak berwarna hitam yang menandakan
bahwa telur sudah tua. Telur yang mati atau tidak dapat menetas memiliki
ciri berwarna coklat atau hitam berjamur dengan permukaan keriput. Telur
yang berjamur atau busuk menandakan kelembaban yang terlalu tinggi,
sebaliknya jika terlalu kering maka telur akan mati. Kelembaban relatif yang
dibutuhkan untuk penetasan telur berkisar antara 65%-80% dengan suhu
udara 26 °C. Ciri telur yang steril adalah warna telur bening dan beberapa
hari setelah diinkubasi akan mengkerut, kecil, membusuk dan menghilang.
15
Jangkrik membutuhkan media untuk bertelur (media peneluran) dan
media tetas untuk menetaskan telur-telurnya.Media tetas dapat berupa pasir,
tanah, campuran pasir dan tanah, kapas, dan kain.Telur-telur tidak sekaligus
menetas dalam waktu yang bersamaan melainkan secara bertahap. Telur
jangkrik lokal di alam akan menetas menjadi nimfa dalam jangka waktu 10-
17 hari terhitung sejak induk mulai kawin sampai menetas.
b). Nimfa
Jangkrik stadia nimfa mengalami lima kali pergantian kulit yang
disebut eksdisis. Lama proses pergantian kulit tergantung pada besarnya
serangga. Pergantian kulit pertama, saat serangga masih kecil, lebih cepat
daripada pergantian kulit yang terakhir. Untuk pergantian kulit yang terakhir
jangkrik membutuhkan waktu rata-rata 13-15 menit di laboratorium. Kulit
dilepaskan dari arah depan kebelakang dengan mengontraksikan otot-
ototnya secara pelan-pelan. Jangkrik yang baru berganti kulit warnannya
putih pucat. Lima sampai sepuluh menit kemudian warnannya berubah
menjadi cokelat muda, setelah satu jam berikutnya warna berubah menjadi
cokelat tua dan sudah dapat berjalan seperti biasanya.
Nimfa I yang baru keluar dari telur masih tetap bergerombol di
sekitar sisa-sisa kulit telur sambil memakan sisa-sisa cairan telur.
Selanjutnya nimfa berpencar satu persatu dengan arah yang tidak teratur,
dan akan berkumpul disekitar tempat penetasan yang basah/lembap sambil
mengisap-isapnya.Pada nimfa IV, selain ovipositor pada betina mulai
muncul, juga sayap-sayap mulai berkembang. Pada nimfa V barulah
lengkap pertumbuhan sayap janta dan betina kemudian bisa dikawinkan.
c). Dewasa
Jangkrik jenis Gryllus testaceus yang dipelihara di laboratorium
mulai dapat kawin setelah berumur 7-10 hari, dihitung setelah melewati
nimfa V atau setelah menjadi imago/dewasa. Untuk G.mitratus kawin mulai
8-13 hari dan mulai bertelurnya sama yaitu 7-10 hari setelah kawin.Pada
jangkrik kalung (G. bimaculatus) mulai dapat kawin setelah berumur 11-19
hari dan mulai bertelurnya yaitu 7-13 hari setelah kawin.
16
Masa produktif jangkrik betina berbeda tergantung jenisnya, yaitu
antara 45-60 hari. Setelah masa produktifnya lewat, betina akan mengalami
menopause sebelum ajal kematian menjemputnya. Pada masa-masa
produktif ini baik jantan maupun betina saling memakan, walaupun
makanan berlimpah.
3. Penyebaran dan Habita
Iklim dan cuaca sangat mempengaruhi jumlah populasi serangga.
Jumlah paling banyak dapat ditemui di Negara-negara tropis, jangkrik dapat
ditemui dalam jumlah yang banyak (Lumowo,2001:hal32). Banyaknya spesies
jangkrik pada suatu tempat tergantung pada kondisi lingkunganya. Setiap
subfamily dari famili gryllidae selain menunjukan perbedaan morfologi juga
menunjukan habitat dimana mereka biasanya berada. Di Indonesia, jangkrik
umumnya hidup baik di daerah yang bersuhu antara 20-32 °C dengan
kelembaban sekitar 65-80%.
Spesies jangkrik pada suatu tempat tergantung dimana mereka biasanya
berada. Jangkrik lokal jenis G.bimaculatus dapat ditemukan di kebun
tembakau, kacang, mentimun, di tanah kemerahan yang berpasir, pada siang
hari bersembunyi dibawah batu-batuan, reruntuhan pohon atau dalam tanah
(Panjaitan, 2012:hal 21).
4. Pertumbuhan dan Perkembangan
Jangkrik termasuk serangga yang mengalami metamorfosis tidak
sempurna karena melalui tahapan larva dan pupa seperti pada serangga yang
mengalami metamorphosis sempurna. Siklus hidupnya dimulai dari telur
kemudian menjadi jangkrik muda (nimfa) dan melewati beberapa kali stadium
instar terlebih dahulu sebelum menjadi jangkrik dewasa (imago), yang ditandai
dengan terbentuknya dua pasang sayap. Jangkrik hanya mengalami sedikit
perubahan dalam bentuk, yaitu jangkrik muda dan dewasa sangat mirip kecuali
dalam ukuran tubuh.
17
Serangga memiliki suatu rangka luar memberikan suatu masalah
sepanjang pertumbuhanya. Untuk dapat berfungsi sebagai rangka luar, dinding
tubuh serangga secara relatif harus segar atau kaku akan tetapi apabila kaku
tubuh serangga tidak dapat berkembang (Rahayu, 2000:hal 37). Bila serangga
tumbuh dan meningkat ukurannya, rangka luar harus secara periodik
dikelupaskan dan diganti dengan yang lebih besar. Hal ini dibutuhkan untuk
mencapai stadium nimfa berikutnya. Proses pencernaan bagian-bagian kutikula
lama dan pembentukan kutikula yang baru disebut pergantian kulit (molting)
yang mencapai puncakanya dengan mengelupaskan kutikula lama (ecdysis).
Serangga yang pertama kali muncul dari kulitnya yang lama akan berwarna
pucat dan kulitnya lunak. Dalam waktu satu atau dua jam eksokutikula akan
berubah, mulai mengeras dan akan menjadi lebih gelap. Selama periode yang
singkat ini serangga akan membesarkan diri sampai ukuran instar tersebut.
Masa ini disebut masa kritis karena jangkrik sangat lemah dan lamban
sehingga tidak dapat membela diri jika ada bahaya.
Pergantian kulit pertama, saat serangga masih kecil, lebih cepat dari
pada pergantian kulit yang terakhir. Pergantian kulit pada jangkrik mempunyai
frekuensi yang berbeda-beda, tergantung spesies dan kondisi lingkunganya.
(Widiyaningrum,2001:hal29) menyatakan bahwa pergantian kulit dari anak
jangkrik sampai jangkrik dewasa terjadi tujuh sampai delapan kali.
Pertumbuhan serangga juga sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni
ketersediaan dan kualitas pakan, jenis kelamin, temperature serta kelembaban.
5. Pengaruh genotip dan lingkungan
Pengaruh interaksi dalam bidang peternakan akan bervariasi tergantung
kepada genotip dan lingkungan yang terlibat di dalamnya. Perbedaan genotip
misalnya famili, galur, strain, bangsa, genus dan jenis, sedangkan perbedaan
lingkungan misalnya iklim, manajemen pemeliharaan, kandungan nutrisi
pakan, tipe perkandangan atau bahkan antara jenis kelamin. Interaksi dikatakan
ada jika ternak-ternak yang dipelihara pada lingkungan tertentu akan berubah
tingkat produksinya saat dipelihara pada lingkungan yang berbeda. performa
18
suatu ternak dipengaruhi oleh ekspresi genotip, lingkungan sebagai kesempatan
yang dialami dan genotip sebagai kemampuan. Jadi penampilan suatu individu
ditentukan oleh kemampuanya dan kesempatan yang ada.
6. Kepadatan
kandang yang terlalu padat sebaiknya dihindari karena hal ini akan
meningkatkan terjadinya kanibal yang dapat mengurangi jumlah instar. Di
dalam kondisi yang padat jangkrik akan mudah menggigit dan melukai
jangkrik lainya. Kepadatan juga mempegaruhi pertumbuhan dan perkembangan
jangkrik.
7. Pakan Jangkrik
Pakan yang cukup dibutuhkan untuk pertumbuhan perkembang biakan
dalam budidaya jangkrik, pemberian pakan pada jangkrik dilakukan sebanyak
dua kali sehari. Cara pemberian pakan yang teratur dapat mengurangi
kanibalisme, pakan yang diberikan terdiri atas hijauan dan sayuran yang
berfungsi untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum secara langsung.
Kebutuhan air jangkrik diperoleh dari sayuran segar yang diberikan tergantung
dari umur jangkrik (Rosyadi, 2001:hal34). Anak jangkrik yang baru menetas
akan memakan sisa cairan telurnya dan mulai diberikan pakan sayuran pada
umur dua hari pakan yang diberikan adalah kosentrat sampai pada umur satu
minggu, seterusnya akan diberikan hijauan berupa sayuran sampai dewasa atau
panen.
19
a. Potensi Daun Pisang kepok Sebagai Pakan Jangkrik
Gambar 2. 8. Daun Pisang Kepok
Sumber:Dokumen Pribadi
Klasifikasi tanaman pisang
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa acuminata balbisiana
Pisang kepok (Musa acuminata balbisiana) merupakan jenis pisang
olahan yang paling sering diolah terutama dalam olahan pisang goreng
dalam berbagai variasi, sangat cocok diolah menjadi keripik, buah dalam
sirup, aneka olahan tradisional, dan tepung. Pisang dapat digunakan sebagai
alternatif pangan pokok karena mengandung karbohidrat yang tinggi,
sehingga dapat menggantikan sebagian konsumsi beras dan terigu (Satuhu
dkk., 2007:hal 6).
Pisang kepok memiliki kulit yang sangat tebal dengan warna
kuning kehijauan dan kadang bernoda cokelat, serta daging buahnya manis.
20
Pisang kepok tumbuh pada suhu optimum untuk pertumbuhannya sekitar 27
0C dan suhu maksimum 38 0C. Bentuk buah pisang kepok agak gepeng dan
bersegi. Ukuran buahnya kecil, panjangnya 10-12 cm dan beratnya 80-120
gram. Pisang kepok memiliki warna daging buah putih dan kuning.
Tanaman pisang kepok (Musa acuminata balbisiana) merupakan
tanaman dalam golongan terna monokotil tahunan berbentuk pohon yang
tersusun atas batang semu. Batang semu ini merupakan tumpukan pelepah
daun yang tersusun secara rapat dan teratur. Percabangan tanaman bertipe
simpodial dengan meristem ujung memanjang dan membentuk bunga lalu
buah. Bagian bawah batang pisang 23 menggembung berupa umbi yang
disebut bonggol. Pucuk lateral (sucker) muncul dari kuncup pada bonggol
yang selanjutnya tumbuh menjadi tanaman pisang. Buah pisang umumnya
tidak berbiji atau bersifat partenokarpi.
Daun pisang letaknya tersebar, helaian daun berbentuk lanset
memanjang yang panjangnya antara 30-40 cm. Daun yang paling muda
terbentuk di bagian tengah tanaman, keluarnya menggulung dan terus
tumbuh memanjang. Kemudian secara progesif membuka. Helaian daun
bentuknya lanset memanjang, mudah koyak, panjang1,5-3m, lebar 30-70
cm, permukaan bawah daun berlilin, tulang tengah penopang jelas disertai
tulang daun yang nyata, tersusun sejajar dan menyirip (Satuhu dkk.,
2007:hal 7).
Bagian tanaman pisang yang dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak
salah satu nya adalah daun pisang. Pemanfaatannya bisa langsung diberikan
pada ternak dan dapat juga dibuat dalam bentuk tepung terlebih dahulu.
Keunggulan daun pisang adalah daun pisang dapat digunakan sebagai bahan
pakan dan mempunyai pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan jangkrik.
Daun pisang mengandung polifenol dalam jumlah yang cukup banyak,
polifenol sendiri merupakan senyawa yang jug banyak ditemukan pada daun
the senyawa ini yang membuat daun teh memiliki aroma yang khas. Karena
itu jangan heran jika makanan yang dibungkus dengan daun pisang
21
memiliki cita rasa yang lebih. Keunggulan selanjutnya adalah mudah
didapatkan dengan harga yang relatif murah.
Kandungan Zat Makanan Pada Daun Pisang
No Bahan Persentase (%)
1. Bahan Kasar 94,6
2. Protein Kasar 5,79
3. Lemak Kasar 6,06
4. Serat Kasar 34,05
5. Nutrisi yang dapat Dicerna 73,5
Sumber : Susilowati, 1997
b. Potensi Daun Pepaya California Sebagai Pakan Jangkrik
Didalam dunia tumbuhan klasifikasi tanaman pepaya California
(Carica papaya, Linn.) adalah sebagai berikut:
Gambar 2.9.Daun Pepaya California
Sumber.Dokumen Pribadi
Divisi :Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas :Dicotyledoneae
Bangsa :Cistales
22
Suku :Caricacea
Marga :Carica
Jenis :Carica papaya, Linn.
Tanaman pepaya merupakan tanaman perdu tinggi kurang lebih 10
meter, tidak berkayu, silindris, berongga, putih, kotor. Daun tunggal, bulat,
ujung runcing, pangkal bertoreh, tepi bertoreh, tepi bergerigi, diameter 25-
75 cm, pertulangan menjari, panjang tangkai 25-100 cm, hijau. Bunga
tunggal, bertekuk bintang, di ketiak daun, berkelamin satu atau berumah
dua. Bunga jantan terletak pada tandan yang serupa malai, kelopak kecil,
kapala sari bertangkai pendek atau duduk, kuning, mahkota bentuk
terompet, tepi bertajuk lima, bertabung panjang, putih kekuningan.
Bunga betina berdiri sendiri, mahkota lepas, kepala putik lima,
duduk, bakal buah beruang satu, putih kekuningan. Biji bulat atau bulat
panjang, kecil, bagian luar dibungkus selaput tipis yang berisi cairan, masih
muda putih, setelah tua hitam. Akarnya tunggang, bercabang bulat, putih
kekuningan.
Daun, akar dan kulit batang Carica papaya, Linn. mengandung
alkaloid, saponin dan flavonoid. Daun dan akar juga mengandung polifenol
dan biji mengandung saponin.
Daun mengandung enzim papain, alkaloid karpaina, pseudo
karpaina,glikosid, karposid, dan saponin. Buah mengandung beta karotene,
pectin, d-galaktosa,l-arabinosa, papain, papayotimin papain. Biji
mengandung glukosida cacirin, karpain.Getah mengandung papain,
kemokapain, lisosim, lipase, glutamine, dansiklotransferase.
Daun pepaya berkhasiat sebagai bahan obat malaria dan menambah
nafsumakan. Akar dan biji berkhasiat sebagai obat cacing, getah buah
berkhasiat sebagaiobat memperbaiki pencernakan.Getah buah pepaya untuk
kulit melepuh karena panas, daun pepaya mudauntuk pengobatan malaria,
demam dan susah buang air besar, akar jari pepaya untukpengobatan karena
digigit ular berbisa, biji pepaya untuk pengobatan rambut berubansebelum
waktunya dan obat cacing gelang, serta pengobatan lain misalnya
23
maag,sariawan dan merangsang nafsu makan.
Khasiat tanaman pepaya antara lain sebagai anti inflamasi dari
ekstrak etanolakar pepaya, efek spermisid (antifertilitas) dari ekstrak
bijipepaya anti kanker dari ekstrak daun pepaya, peningkatan kemampuan
belajar pada tikus yang diberi ekstrak daun pepayadan buah pepaya sebagai
obat kerusakan hati.
Tabel 2.1. Komposisi Nutrisi Daun Pepaya california
Daun Pepaya Komposisi Nutrisi
Bahan kering (BK) 87,37 (%)
Phosfor (Ph) 16,77 (%)
Lemak (L) 8,55 (%)
Serat kasar (SK) 16,28 (%)
Kalsium (Ca) 4,57 (%)
Protein (P) 0,38 (%)
Beta Caroten(BETN) 33,77 (%)
Gross Energi (kkal/kg) 4102 (%)
Sumber: Widyaningrum (2000).
24
c. Potensi Daun Kangkung Darat Sebagai Pakan Jangkrik
Didalam dunia tumbuhan klasifikasi tanaman kangkung darat
(Ipomea reptans Poir.) adalah sebagai berikut:
Gambar . 2.10 . kangkung Darat
Sumber.Dokumen Pribadi
Kingdom :Plantae
Subkingdom :Tracheobion
Superdivisio :Spermatophyta
Divisio :Magnoliophyta
Kelas :Magnoliopsida
Sub-kelas :Asteridae
Ordo :Solanales
Familia :Convolvulaceae
Spesies :Ipomea reptans
Tanaman kangkung darat ( Ipomea reptans Poir) adalah salah satu
tanaman yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Karena, selain dapat
diolah menjadi berbagai macam masakan, tanaman ini juga dapat
menyembuhkan.
Berdasarkan tempat hidupnya, tanaman kangkung dapat dibedakan
menjadi kangkung darat (Ipomea reptans Poir.) dan kangkung air (Ipomea
25
aquatiqa Poir.). Akan tetapi, jumlah varietas kangkung darat lebih banyak
dibandingkpan kangkung air. Varietas kangkung darat terbagi menjadi
varietas Bangkok, biru, cinde, sukabumi, dan sutra. Sedangkan varietas
kangkung air terbagi menjadi varietas sumenep dan varietas biru. Secara
alamiah, Kangkung ini dapat ditemukan di kolam, rawa, sawa, dan tegalan.
Tumbuhnya menjalar dengan banyak percabangan. Sistem perakarannya
tunggang dengan cabang-cabang akar yang menyebar ke berbagai penjuru.
Tangkai daun melekat pada buku- buku batang dan bentuk helaiannya
seperti hati. Bunganya menyerupai terompet. Bentuk buahnya bulat telur
dan di dalamnya berisi 3 butir biji.
Kandungan gizi dalam 100 gram kangkung darat diantaranya adalah
458,00 gram kalium dan 49,00 gram natrium.Dimana kalium dan natrium
merupakan persenyawaan garam bromida. Senyawa-senyawa ini bekerja
sebagai obat tidur berdasarkan sifatnya yang menekan susunan saraf pusat.
Selain mengandung kalium dan natrium. Daun kangkung juga
mengandung zat kimia seperti karoten, hentriakontan dan sitosterol. Oleh
karena itu, tanaman kangkung berkhasiat sebagai anti inflamasi, diuretik dan
hemostatik.
26
Tabel 2.2 Komposisi Nutrisi Daun Kangkung
Nutrisi Kangkung
Kalori (C) 30 – 40 (%)
Protein (Ph) 2,7−3,6 (%)
Serat(S) 1,1−1,9 (%)
Kalsium (Ca) 60 − 180 (%)
Phosfor (Ph) 42 (%)
Besi(Be) 5,4 (%)
Beta Caroten(BETN) 2865 (%)
Sumber: Margono (2009).
d. Potensi Voor B11K Sebagai Pakan Jangkrik
Voor B11K merupakan pakan ternak ayam yang bernutrisi tinggi
dan memiliki protein, serat karbohidrat dan lemak. Adapun komposisi yang
terdapat dalam voor b11k yaitu sebagai berikut:
27
Gambir 2.11.voor b11k
Sumber.Dokumen Pribadi
1. Kedelai = 11%
2. Tepung ikan = 24%
3. Jagung = 30%
4. Bekatul = 26%
5. Dedak = 5%
6. Vitamin = 2%
7. Kunyit = 1%
8. Sayuran = 1%
9. Air bersih secukupnya
B. Hasil Penelitian yang relevan
Penelitian yang relevan merupakan tinjauan terhadap sejumlah penelitian
atau kajian yang telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu guna menghindari
kemungkinan duplikasi terhadap penelitian sejenis dan untuk membedakan antara
penelitian sebelumnya dan sesudahnya. Disamping itu menunjukan bahwa topik
yang akan diteliti belum pernah diteliti dalam konteks sama.
Penelitian yang berjudul “Performans Jangkrik Yang Diberi Pakan
Kombinasi Daun Kangkung Dan Daun Pepaya” Oleh Sulna.S (2016) Hasil dari
28
penelitian ini yaitu Perlakuan kombinasi daun kangkung dan daun pepaya
berpengaruh nyata pada pertambahan bobot badan dan konversi pakan, serta
berpengaruh nyata terhadap konsumsi pakan, panjang badan dan mortalitas
jangkrik. Perlakuan pakan 100% daun pepaya memberikan performans jangkrik
yang terbaik. Memiliki persamaan menggunakan pakan daun daunan dan
memiliki perbedaan yaitu Penelitian ini mengkombinasikan pakan.
Pengaruh Jenis Pakan Terhadap Pertumbuhan Jangkrik, oleh Dery
Noviasari, Jasmi, Elza Safitri (2014) Hasil penelitian pakan sawi hijau baik unruk
pertumbuhan jangkrik yaitu berat badan, berat kering, dan panjang sayap
jangkrik.memiliki persamaan menggunakan pakan daun daunan, dan perbedaan
terdapat pada daunnya yaitu menggunakan daun sawi.
Substitusi Tepung Kunyit (Curcuma domestica Val.) dalam Pakan
Jangkrik Kalung (Gryllus bimaculatus) pada Periode Bertelur, oleh Afniaty
Intania Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan pemberian substitusi tepung
kunyit (Curcuma domestica Val.) dalam pakan jangkrik memberikan pengaruh
nyata terhadap periode bertelur jangkring kalung.persamaan yaitu terletak pada
objek penelitian yaitu, jenis jangkrik kalung (Gryllus bimaculatus), perbedaan
pakan yang diberikan adalah pakan konsentrat yang digunakan adalah campuran
pakan ayam broiler komersial yang mengandung protein 20%- 22% (kode CP
511) dengan pencampuran tepung kunyit secara subtitusi.
Pengaruh pemberian aneka pakan hijauan yang berbeda terhadap daya
tahan hidup jangkrik kalung (Gryylus bimaculatus), oleh Uswatun hasanah
(2015). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian aneka pakan hijauan
yaitu daun pepaya, dan daun bayam dapat meningkatkan daya tahan jangkrik
kalung, perlakuan terbaik pada pemberian pakan hijauan yaitu daun pepaya.
Memiliki persamaan menggunakan jangkrik kalung perbedaannya terdapat pada
pakan hijauannya, jika dalam penelitian ini menggunakan dua jenis daun yaitu
daun pepaya dan daun bayam, sedangkan dalam penelitian penulis menggunakan
3 jenis daun yaitu daun pisang,kangkung dan daun pepaya.
29
Tabel 2.3
Hasil penelitian yang relevan
No Nama
Peneliti
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Sulna.S
(2016)
Penelitian yang berjudul “Performans
Jangkrik Yang Diberi Pakan Kombinasi
Daun Kangkung Dan Daun Pepaya” Hasil
dari penelitian ini yaitu Perlakuan
kombinasi daun kangkung dan daun
pepaya berpengaruh nyata pada
pertambahan bobot badan dan konversi
pakan, serta berpengaruh nyata terhadap
konsumsi pakan, panjang badan dan
mortalitas jangkrik. Perlakuan pakan
100% daun pepaya memberikan
performans jangkrik yang terbaik.
Menggunak
an pakan
daun
daunan
Penelitian
ini
mengkombi
nasikan
pakan
2. Dery
Noviasa
ri,
Jasmi,
Elza
Safitri
(2014)
Penelitian dengan judul “Pengaruh Jenis
Pakan Terhadap Pertumbuhan Jangkrik”
Hasil penelitian pakan sawi hijau baik
unruk pertumbuhan jangkrik yaitu berat
badan, berat kering, dan panjang sayap
jangkrik.
Menggunak
an pakan
daun
daunan
Penelitian
ini
menggunak
an daun
sawi
3. Afniaty
Intania “Substitusi Tepung Kunyit (Curcuma
domestica Val.) dalam Pakan Jangkrik
Kalung (Gryllus bimaculatus) pada
Periode Bertelur” Hasil penelitian
menunjukan bahwa dengan pemberian
substitusi tepung kunyit (Curcuma
domestica Val.) dalam pakan
jangkrikmemberikan pengaruh nyata
terhadap periode bertelur jangkring
kalung.
yaitu
terletak
pada objek
penelitian
yaitu, jenis
jangkrik
kalung
(Gryllus
bimaculatu
s)
pakan yang
diberikan
adalah
pakan
konsentrat
yang
digunakan
adalah
campuran
pakan ayam
broiler
komersial
yang
mengandun
g protein
20%- 22%
(kode CP
511)
dengan
pencampur
30
an tepung
kunyit
secara
subtitusi
C. Kerangka Fikir
Gambaran tentang kerangka pikir dalam penelitian ini disajikan pada Gambar
Gambar 2.11: Kerangka Fikir
Jangkrik
Cendawang
Budidaya Jangkrik
Pakan Jangkrik
Jangkrik Kalung Jangkrik Cliring
Pertumbuhan Jangkrik
Voor Daun Kangkung
Darat
Daun Pisang
Kepok
Daun Pepaya
California
Panjang Badan Berat Badan
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di Sengeti Muaro Jambi , Waktu penelitian pada
bulan februari 2019 sampai dengan April 2019.
B. Alat dan Bahan
1. Jangkrik
Jangkrik yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 15 ekor.
Jangkrik tersebut masih merupakan anakan umur sepuluh hari dan jangkrik
yang digunakan adalah jangkrik betina yang didapat dari peternak
budidaya jangkrik Pak Rabu yang beralamat di Suak Putat Sengeti, Muaro
Jambi
2. Pakan
Jenis pakan yang di gunakan dalam penelitian ini berupa daunan atau
hijauan di sekitar rumah yang terdiri dari daun pisang kepok, daun
kangkung darat dan daun papaya california yang di berikan kepada
jangkrik.
3. Kandang
Kandang yang digunakan berbentuk kotak berukuran panjang 6 cm,
lebar 6 cm, dan tinggi 10 cm yang bahannya terbuat dari kayu dan tripleks
yang digunakan sebanyak 15 kotak dan setiap kotak berisi 1 ekor.
C. Prosedur Penelitian
1. Persiapan Kandang
Persiapan kandang dilakukan dengan pengumpulan bahan seperti kayu,
tripleks,dan bahan bahan lain yang dibutuhkan untuk pembuatan kandang,
kandang dibuat berbentuk kotak persegi sebanyak 15 unit sesuai perlakuan
dalam penelitian. Kandang disiapkan untuk anakan jangkrik yang baru
32
menetas untuk dilakukan pemeliharaan dan perawatan terhadap ternak
jangkrik sampai pada umur panen.
2. Penyiapan Bibit Jangkrik
Bibit jangkrik diperoleh dari peternak jangkrik Pak Rabu yang
beralamat di Suak Putat Sengeti, Muaro Jambi. Tahapan persiapan dengan
menyiapkan bibit jangkrik dengan meletakan didalam kandang pembesaran.
Umur jangkrik yang digunakan dalam perlakukan di usahakan seragam.
3. Pemindahan Bibit ke Dalam Kandang
Pemindahan atau pemasukan bibit kedalam kandang dilakukan pada
jangkrik yang sudah menetas dan berumur sepuluh hari dipindahkan ke
kandang pembesaran sesuai perlakuan.
4. Penyiapan Pakan
Pakan yang digunakan dalam penelitian berasal dari tanaman
pertanian dan tanaman sekitar rumah berupa hijauan atau sayuran daun
pepaya, daun pisang dan kangkung. Pengambilan hijauan atau sayuran
dilakukan pada saat akan diberikan karena pemberian pakan jangkrik dalam
keadaan hijauan masih segar.
5. Pemberian Pakan
Pemberian pakan pada penelitian ini di lakukan dua kali sehari,
dengan jumlah pakan sesuai kebutuhan dan kepadatan kandang, pemberian
pakan di lakukan secara teratur.
D. Rancangan penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimental. Penelitian eksperimental adalah penelitian yang menuntut peneliti
memanipulasi dan mengendalikan salah satu atau lebih variabel bebas serta
mengamati variable terikat, untuk melihat perbedaan sesuai dengan manipulasi
variable bebas (independent) tersebut atau penelitian yang melihat hubungan
sebab akibat kepada dua atau lebih variable dengan member perlakuan lebih
(treatment) kepada kelompok eksperiment. Melihat pengaruhnya maka kelompok
eksperiment yang diberi treatment dibandingkan dengan kelompok yang tidak
33
diberi treatment. Kelompok ini biasa disebut kelompok kontrol (Iskandar, 2009,
hal. 64).
Jenis penelitian ini adalah penelitian Sains danTerapan yang bertujuan
untuk melihat komposisi media pakan terbaik penggunaan daun pisang kepok
(Musa acuminata balbisiana), kangkung darat (Ipomea reptans) dan daun pepaya
california (Carica papaya) terhadap pertumbuhn jangkrik kalung (Gryllus
bimaculatus). Penelitian ini menggunakan desain Rancangan Acak Lengkap
(RAL). Rancangan Acak Lengkap (RAL) merupakan rancangan yang paling
sederhana jika dibandingkan dengan rancangan lainnya.RAL umumnya cocok
digunakan untuk kondisi lingkungan, alat, bahan dan media yang homogen.
sehingga RAL banyak digunakan untuk percobaan laboratorium, rumah kaca dan
peternakan (Hanafiah, 2011, hal.34).
Dalam bentuk yang sederhana, pendekatan eksperimen ini berusaha untuk
menjelaskan, mengendalikan dan meramalkan fenomena seteliti mungkin.Dalam
penelitian ini banyak digunakan model kuantitatif. Adapun rancangan
percobaannya sebagai berikut.
Tabel 3.1
Rancangan Percobaan
P21
(1)
P31
(2)
P11
(3)
P42
(4)
P01
(5)
P32
(6)
P22
(7)
P02
(8)
P42
(9)
P12
(10)
P23
(11)
P43
(12)
P13
(13)
P33
(14)
P03
(15)
Sumber: Adji, 2007, hal.62
34
Keterangan :
P0 = Voor B11K 0,10 g sebagai Kontrol
P1 = Voor B11K dan Daun Pisang 1:1
P2 = Voor B11K dan Kangkung 1:1
P3 = Voor B11K dan Daun Pepaya 1:1
P4 = Voor B11K, Daun Pisang, Kangkung, Daun Pepaya 1:1:1:1
Setiap perlakuan diulang masing-masing 3 kali sehingga unit percobaan
adalah 5 x 3 = 15 percobaan. Masing-masing unit percobaan berisi 1 jangkrik
sehingga semua jangkrik berjumlah 15 ekor. Adapun parameter yang diukur yaitu
berat badan jangkrik dan panjang badan jangkrik.
E. Analisis Data
Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL).Analisis
data dari penelitian ini menggunakan Analisis of Varian (ANOVA), jika ada
pengaruh diantara perlakuan maka diuji lanjut dengan uji bedanyata BNT.
Analisis varia nmerupakan uji perhitungan yang diterapkan untuk data yang
dihasilkan oleh eksperimen yang dirancang atau pada kasus dimana data dikumpul
pada variable bebas yang penting dalam suatu penelitian dan menentukan
bagaimana mereka berinteraksi dan mempengaruhi respon.
Model matematis ANOVA sebagai berikut:
X= ∑
Xij = hasil pengamatan dari perlakuan ke i ulangan ke j
= nilai rata-rata (mean)
i = pengaruh variabel pakan ternak ke I
∑ = pengaruh galat pada perlakuan ke I ulangan ke j
Langkah-langkah sidik ragam anova
1. Menggunakan tabel pengamatan
2. Menentukan derajat bebas (db) untuk perlakuan, galat dan total:
a. Db total = jumlah seluruh observasi - 1
b. Db perlakuan = jumlah perlakuan -1
35
c. Db galat = db total-db perlakuan
3. Menghitung jumlah kuadrat (JK)
a. t = jumlah perlakuan, r = jumlah ulangan
b. faktor korelasi =
c. Jk total =Yij- FK
d. Jk perlakuan =
- FK
e. Jk galat = Jk Total – Jk perlakuan
4. Menghitung kuadrat tengah (KT)
a. KT perlakuan =
b. KT galat =
5. F hitung =
6. Mengamati tabel F taraf signifikasi 5%
7. Mengisi tabel ANOVA dengan nilai – nilai yang di perloleh
Tabel 3.2
Tabel ANOVA
SK Db JK KT F hitung F 5%
Perlakuan
Galat
t-1
(rt-1) – (t-1)
Jk P
Jk G
JKP/ (t-1)
JKG/(rt-1)
KTP/KTG
Total Rt – 1 JKP+JKG
Sumber: Adji, 2007, hal.62
Uji ANOVA hanya memberikan indikasi tentang ada tidaknya beda antar
rata-rata dari keseluruhan perlakuan, namun belum memberikan informasi tentang
ada tidaknya perbedaan antara individu perlakuan yang satu dengan individu
perlakuan lainnya. Sederhananya bila ada 5 perlakuan yang ingin diuji, misalnya
perlakuan A ,B C, D, dan E, makabilauji ANOVA menginformasikan adanya
perbedaan yang signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan
terdapat perbedaan yang signifikan antar rata-rata perlakuan, namun belum tentu
rata rata perlakuan A berbeda dengan rata-rata perlakuan B, dan seterusnya. Untuk
uji yang lebih mendalam maka mesti dilakukan uji lanjut (post hoc test). Ada
36
berbagai macam jenis uji lanjut, untukmenentukan jenis uji lanjutan yang sesuai
maka harus diperhatikan apakah uji yang akan digunakan adalah untuk
perbandingan yang bersifat terencana atau tidak. Perbandingan terencana adalah
perbandingan yang memang direncanakan sebelum data suatu percobaan
diperoleh atau sebelum percobaan dilakukan, sedangkan perbandingan tidak
terencana adalah perbandingan yang dilakukan setelah data yang diperoleh.
Pada penelitian ini menggunakan jenis uji lanjutan berupa uji BNT. Uji
BNT (beda nyata terkecil) atau yang lebih dikenal sebagai uji LSD (Least
Significance Different) adalah metode yang diperkenalkan oleh Ronald Fisher.
Metode ini menjadikan nilai BNT atau nilai LSD sebagai acuan dalam
menentukan apakah rata-rata dua perlakuan berbeda secara statistic atau tidak. Uji
ini adalah prosedur perbandingan dari nilai tengah perlakuan (rata-rata perlakuan)
dengan menggunakan gabungan kuadrat tengah sisa (KTG/S) dari hasil sidik
ragam. Nilai uji menggunakan nilai pada Tabel t, dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Menghitung SD = 2
2. Menghitung BNT taraf 5%
BNT 5% = t x SD
3. Membuat table BNT 5%
4. Membandingkan nilai-nilai perlakuan dalam table dengan BNT taraf 5%
5. Membuat keputusan uji BNT taraf 5%
BNT diturunkan dari rumus uji t yang digunakan untuk membandingkan
atau menguji dua nilai tengah yang memang berdekatan. Dalam praktiknya
setelah ANOVA nyata, makadigunakan untuk menguji seluruh pasangan
perlakuan yang dicoba, sehingga akan terjadi juga pembandingan dua nilai yang
minimum dengan maksimum (Adji, 2007, hal.62).
37
F.Jadwal Penelitian
Untuk memudahkan dalam penelitian dan penulisan skripsi dari awal hingga selesai, maka peneliti menggunakan jadwal
penelitian sebagai berikut:
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian
NO KEGIATAN
Agustus
2018
September
2018
Oktober
2018
November
2018
Desember
2018
Januari
2019
Februari
2019
Maret
2019
April
2019
Mei
2019
Juni
2019
Juli
2019
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuanju
duldanpemb
uatan
proposal
X
2. Pengajuan
proposal dan
penunjukan
dosen
pembimbing
X
3. Konsultasi
dan
Perbaikan
X X X
38
4. ACC
Seminar
X
5. Perbaikan
Proposal
X
6. ACC Riset
7. Penelitian X X X X X X X X
8. Bimbingan
Bab 4 & 5
X X
9. Perbaikan
lampiran-
lampiran
X
10. ACC
Munaqosah
X
*Jadwal sewaktu-waktu bisa berubah
39
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh data
sebagai berikut:
Gambar 4.1. Jangkrik kalung umur 30 hari denggan pakan perlakuan p1
Sumber: Dokumen pribadi
a. Berat Badan Jangkrik Kalung (Gryllus bimaculatus)
Berdasarkan hasil pengamatan rataan berat badan jangkrik dapat dilihat
pada tabel berikut :
40
Tabel 4.1. Berat Badan Jangkrik Kalung (Gryllus bimaculatus) Umur I0 Hari (gr)
Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata
1 2 3
P0 0.13 0.11 0.13 0.37 0.12
P1 0.14 0.14 0.14 0.42 0.14
P2 0.09 0.09 0.09 0.27 0.09
P3 0.11 0.10 0.10 0.31 0.10
P4 0.07 0.07 0.07 0.21 0.07
Jumlah 0.54 0.51 0.53 1.58 0.53
Keterangan :
P0 = Voor B11K 0,10 g sebagai Kontrol
P1 = Voor B11K dan Daun Pisang 1:1
P2 = Voor B11K dan Kangkung 1:1
P3 = Voor B11K dan Daun Pepaya 1:1
P4 = Voor B11K, Daun Pisang, Kangkung, Daun Pepaya 1:1:1:1
Berdasarkan tabel 4.1 maka dapat dijelaskan bahwa perlakuan
pemberian tambahan pakan daun pisang kepok (Musa acuminata balbisiana),
kangkung darat (Ipomea reptans) dan daun pepaya california (Carica papaya
L) dapat mempengaruhi berat pada jangkrik kalung (Gryllus bimaculatus).
Pada pemberian pakan voor B11K 0,10 g diperoleh rata-rata 0,12, pada
penambahan pemberian pakan voor B11K dan daun pisang kepok (Musa
acuminata balbisiana) 1:1 diperoleh rata-rata 0,14, pada penambahan pakan
41
voor B11K dan daun kangkung darat (Ipomea reptans) 1:1 diperoleh rata-rata
0,09, pada penambahan pakan voor B11K dan daun pepaya california (Carica
papaya L) 1:1 diperoleh rata-rata 0,10, pada penambahan pakan voor B11K,
daun pisang kepok (Musa acuminata balbisiana), daun kangkung darat
(Ipomea reptans), dan daun pepaya california (Carica papaya L) 1:1:1:1
diperoleh rata-rata 0,07.
Distribusi hasil pengematan terhadap berat badan jangkrik kalung
(Gryllus bimaculatus) dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai
berikut.
Gambar 4.2. Grafik Rata-rata Berat Badan Jangkrik Kalung (Gryllus bimaculatus)
Umur 10 Hari (gr)
0
0,02
0,04
0,06
0,08
0,1
0,12
0,14
0,16
P0 P1 P2 P3 P4
Ulangan 1
Ulangan 2
Ulangan 3
42
Keterangan
P0 = Voor B11K 0,10 g sebagai Kontrol
P1 = Voor B11K dan Daun Pisang 1:1
P2 = Voor B11K dan Kangkung 1:1
P3 = Voor B11K dan Daun Pepaya 1:1
P4 = Voor B11K, Daun Pisang, Kangkung, Daun Pepaya 1:1:1:1
Dari grafik diatas dapat dilihat bahawa pada penambahan pakan daun-
daunan terhadap berat badan jangkrik kalung (Gryllus bimaculatus) terlihat
peningkatan berat badan pada penambahan pemberian pakan voor B11K dan
daun pisang kepok (Musa acuminata balbisiana) 1:1 P1 pada ulangan ke 1,ke
2, dan ke 3 peningkatan yang signifikan yaitu sampai 0,14 g dari keseluruh
pemberian pakan.
Tabel 4.2. Berat Badan Jangkrik kalung (Gryllus bimaculatus) Umur 20 Hari (gr)
Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata
1 2 3
P0 0.28 0.29 0.30 0.87 0.29
P1 0.32 0.35 0.35 1.02 0.34
P2 0.14 0.16 0.14 0.44 0.15
P3 0.18 0.18 0.18 0.54 0.18
P4 0.11 0.14 0.11 0.36 0.12
Jumlah 1.03 1.12 1.08 3.23 1.08
43
Keterangan :
P0 = Voor B11K 0,10 g sebagai Kontrol
P1 = Voor B11K dan Daun Pisang 1:1
P2 = Voor B11K dan Kangkung 1:1
P3 = Voor B11K dan Daun Pepaya 1:1
P4 = Voor B11K, Daun Pisang, Kangkung, Daun Pepaya 1:1:1:1
Berdasarkan tabel 4. 2 maka dapat dijelaskan bahwa perlakuan
pemberian tambahan pakan daun pisang kepok (Musa acuminata balbisiana),
kangkung darat (Ipomea reptans) dan daun pepaya california (Carica papaya
L) dapat mempengaruhi berat pada jangkrik kalung (Gryllus bimaculatus).
Pada pemberian pakan voor B11K 0,10 g diperoleh rata-rata 0,29, pada
penambahan pemberian pakan voor B11K dan daun pisang kepok (Musa
acuminata balbisiana) 1:1 diperoleh rata-rata 0,34, pada penambahan pakan
voor B11K dan daun kangkung darat (Ipomea reptans) 1:1 diperoleh rata-rata
0,15, pada penambahan pakan voor B11K dan daun pepaya california (Carica
papaya L) 1:1 diperoleh rata-rata 0,18, pada penambahan pakan voor B11K,
daun pisang kepok (Musa paradisiaca L), daun kangkung darat (Ipomea
reptans), dan daun pepaya california (Carica papaya L) 1:1:1:1 diperoleh
rata-rata 0,12.
Distribusi hasil pengematan terhadap berat badan jangkrik kalung
(Gryllus bimaculatus) dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai
berikut.
44
Gambar 4.3. Grafik Rata-rata Berat Badan Jangkrik Kalung (Gryllus bimaculatus)
Umur 20 Hari (gr)
Keterangan
P0 = Voor B11K 0,10 g sebagai Kontrol
P1 = Voor B11K dan Daun Pisang 1:1
P2 = Voor B11K dan Kangkung 1:1
P3 = Voor B11K dan Daun Pepaya 1:1
P4 = Voor B11K, Daun Pisang, Kangkung, Daun Pepaya 1:1:1:1
U1: Ulangan 1
U2: Ulangan 2
U3: Ulangan 3
Dari grafik diatas dapat dilihat bahawa pada penambahan pakan daun-
daunan terhadap berat badan jangkrik kalung (Gryllus bimaculatus) terlihat
peningkatan berat badan pada penambahan pemberian pakan voor B11K dan
0
0,05
0,1
0,15
0,2
0,25
0,3
0,35
0,4
P0 P1 P2 P3 P4
U I
U 2
U 3
45
daun pisang kepok (Musa paradisiaca L) 1:1 P1 pada ulangan ke 2 , dan ke 3
peningkatan yang signifikan yaitu sampai 0,35 g dari keseluruh pemberian
pakan.
Tabel 4.3. Berat Badan Jangkrik kalung (Gryllus bimaculatus) Umur 30 Hari (gr)
Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata
1 2 3
P0 0.57 0.53 0.55 1.65 0.55
P1 0.58 0.59 0.59 1.76 0.59
P2 0.33 0.40 0.35 1.08 0.36
P3 0.45 0.50 0.49 1.44 0.48
P4 0.34 0.37 0.37 1.08 0.36
Jumlah 2.27 2.39 2.35 7.01 2.34
Keterangan :
P0 = Voor B11K 0,10 g sebagai Kontrol
P1 = Voor B11K dan Daun Pisang 1:1
P2 = Voor B11K dan Kangkung 1:1
P3 = Voor B11K dan Daun Pepaya 1:1
P4 = Voor B11K, Daun Pisang, Kangkung, Daun Pepaya 1:1:1:1
46
Berdasarkan tabel 4. 3 maka dapat dijelaskan bahwa perlakuan pemberian
tambahan pakan daun pisang kepok (Musa acuminata balbisiana), kangkung
darat (Ipomea reptans) dan daun pepaya california (Carica papaya L) dapat
mempengaruhi berat pada jangkrik kalung (Gryllus bimaculatus). Pada
pemberian pakan voor B11K 0,10 g diperoleh rata-rata 0,55, pada
penambahan pemberian pakan voor B11K dan daun pisang kepok (Musa
paradisiaca L) 1:1 diperoleh rata-rata 0,59, pada penambahan pakan voor
B11K dan daun kangkung darat (Ipomea reptans) 1:1 diperoleh rata-rata 0,36,
pada penambahan pakan voor B11K dan daun pepaya california (Carica
papaya L) 1:1 diperoleh rata-rata 0,48, pada penambahan pakan voor B11K,
daun pisang kepok (Musa acuminata balbisiana), daun kangkung darat
(Ipomea reptans), dan daun pepaya california (Carica papaya L) 1:1:1:1
diperoleh rata-rata 0,36.
Distribusi hasil pengematan terhadap berat badan jangkrik kalung
(Gryllus bimaculatus) dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai
berikut.
47
Gambar 4.4. Grafik Rata-rata Berat badan jangkrik kalung (Gryllus bimaculatus) umur
30 Hari (gr)
Keterangan
P0 = Voor B11K 0,10 g sebagai Kontrol
P1 = Voor B11K dan Daun Pisang 1:1
P2 = Voor B11K dan Kangkung 1:1
P3 = Voor B11K dan Daun Pepaya 1:1
P4 = Voor B11K, Daun Pisang, Kangkung, Daun Pepaya 1:1:1:1
U1: Ulangan 1
U2: Ulangan 2
U3: Ulangan 3
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
P0 P1 P2 P3 P4
U I
U 2
U 3
48
Dari grafik diatas dapat dilihat bahawa pada penambahan pakan daun-
daunan terhadap berat badan jangkrik kalung (Gryllus bimaculatus) terlihat
peningkatan berat badan pada penambahan pemberian pakan voor B11K dan
daun pisang kepok (Musa acuminata balbisiana) 1:1 P1 pada ulangan ke 2,
dan ke 3 peningkatan yang signifikan yaitu sampai 0,59 g dari keseluruh
pemberian pakan
b. Panjang Badan Jangkrik
Berdasarkan hasil pengamatan rataan panjang badan jangkrik dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.4. Panjang Badan Jangkrik Kalung (Gryllus bimaculatus) Umur I0 Hari (cm)
Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata
1 2 3
P0 1.1 1.1 1.3 3.5 1.1
P1 1.3 1.3 1.1 3.7 1.2
P2 1.0 1.0 1.0 3.0 1.0
P3 0.9 0.9 1.0 2.8 0.9
P4 1.0 1.0 1.0 3.0 1.0
Jumlah 5.3 5.3 5.4 16.0 5.3
49
Keterangan :
P0 = Voor B11K 0,10 g sebagai Kontrol
P1 = Voor B11K dan Daun Pisang 1:1
P2 = Voor B11K dan Kangkung 1:1
P3 = Voor B11K dan Daun Pepaya 1:1
P4 = Voor B11K, Daun Pisang, Kangkung, Daun Pepaya 1:1:1:1
Berdasarkan tabel 4.4 maka dapat dijelaskan bahwa perlakuan
pemberian tambahan pakan daun pisang kepok (Musa acuminata balbisiana),
kangkung darat (Ipomea reptans) dan daun pepaya california (Carica papaya
L) dapat mempengaruhi pertumbuhan panjang badan pada jangkrik kalung
(Gryllus bimaculatus). Pada pemberian pakan voor B11K 0,10 g diperoleh
rata-rata 1,1, pada penambahan pemberian pakan voor B11K dan daun pisang
kepok (Musa acuminata balbisiana) 1:1 diperoleh rata-rata 1,2, pada
penambahan pakan voor B11K dan daun kangkung darat (Ipomea reptans)
1:1 diperoleh rata-rata 1,0, pada penambahan pakan voor B11K dan daun
pepaya california (Carica papaya L) 1:1 diperoleh rata-rata 0,9, pada
penambahan pakan voor B11K, daun pisang kepok (Musa paradisiaca L),
daun kangkung darat (Ipomea reptans), dan daun pepaya california (Carica
papaya L) 1:1:1:1 diperoleh rata-rata 1,0.
Distribusi hasil pengematan terhadap pertumbuhan panjang badan
jangkrik kalung (Gryllus bimaculatus) dapat digambarkan dalam bentuk
grafik sebagai berikut.
50
Gambar 4.5. grafik rata-rata panjang badan jangkrik kalung (Gryllus bimaculatus)
Umur I0 Hari (cm)
Keterangan
P0 = Voor B11K 0,10 g sebagai Kontrol
P1 = Voor B11K dan Daun Pisang 1:1
P2 = Voor B11K dan Kangkung 1:1
P3 = Voor B11K dan Daun Pepaya 1:1
P4 = Voor B11K, Daun Pisang, Kangkung, Daun Pepaya 1:1:1:1
U1: Ulangan 1
U2: Ulangan 2
U3: Ulangan 3
0
0,5
1
1,5
2
2,5
P0 P1 P2 P3 P4
U I
U 2
U 3
51
Dari grafik diatas dapat dilihat bahawa pada penambahan pakan daun-
daunan terhadap pertumbuhan panjang badan jangkrik kalung (Gryllus
bimaculatus) terlihat peningkatan panjang badan pada penambahan
pemberian pakan voor B11K 0,10 g PO pada ulangan ke 3, dan pada
penambahan pemberian pakan voor B11K dan daun pisang kepok (Musa
paradisiaca L) 1:1 P1 pada ulangan ke 2, dan ke 3 peningkatan yang
signifikan yaitu sampai 1,3 cm dari keseluruh pemberian pakan.
Tabel 4.5. Panjang Badan Jangkrik Kalung (Gryllus bimaculatus) Umur 20 Hari (cm)
Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata
1 2 3
P0 2.1 2 2.1 6.2 2.1
P1 2.1 2.1 2.1 6.3 2.1
P2 1.5 1.6 1.4 4.5 1.5
P3 1.3 1.2 1.3 3.8 1.3
P4 1.4 1.4 1.4 4.2 1.4
Jumlah 8.4 8.3 8.3 25.0 8.3
Keterangan :
P0 = Voor B11K 0,10 g sebagai Kontrol
P1 = Voor B11K dan Daun Pisang 1:1
P2 = Voor B11K dan Kangkung 1:1
P3 = Voor B11K dan Daun Pepaya 1:1
52
P4 = Voor B11K, Daun Pisang, Kangkung, Daun Pepaya 1:1:1:1
Berdasarkan tabel 4.4 maka dapat dijelaskan bahwa perlakuan pemberian
tambahan pakan daun pisang kepok (Musa acuminata balbisiana), kangkung
darat (Ipomea reptans) dan daun pepaya california (Carica papaya L) dapat
mempengaruhi pertumbuhan panjang badan pada jangkrik kalung (Gryllus
bimaculatus). Pada pemberian pakan voor B11K 0,10 g diperoleh rata-rata
2,0, pada penambahan pemberian pakan voor B11K dan daun pisang kepok
(Musa acuminata balbisiana) 1:1 diperoleh rata-rata 2,1, pada penambahan
pakan voor B11K dan daun kangkung darat (Ipomea reptans) 1:1 diperoleh
rata-rata 1,5, pada penambahan pakan voor B11K dan daun pepaya california
(Carica papaya L) 1:1 diperoleh rata-rata 1,2, pada penambahan pakan voor
B11K, daun pisang kepok (Musa paradisiaca L), daun kangkung darat
(Ipomea reptans), dan daun pepaya california (Carica papaya L) 1:1:1:1
diperoleh rata-rata 1,4.
Distribusi hasil pengematan terhadap pertumbuhan panjang badan
jangkrik kalung (Gryllus bimaculatus) dapat digambarkan dalam bentuk
grafik sebagai berikut.
53
Gambar 4.6. grafik rata-rata panjang badan jangkrik kalung (Gryllus bimaculatus)
Umur 20 Hari (cm)
Keterangan
P0 = Voor B11K 0,10 g sebagai Kontrol
P1 = Voor B11K dan Daun Pisang 1:1
P2 = Voor B11K dan Kangkung 1:1
P3 = Voor B11K dan Daun Pepaya 1:1
P4 = Voor B11K, Daun Pisang, Kangkung, Daun Pepaya 1:1:1:1
U1: Ulangan 1
U2: Ulangan 2
U3: Ulangan 3
Dari grafik diatas dapat dilihat bahawa pada penambahan pakan daun-
daunan terhadap pertumbuhan panjang badan jangkrik kalung (Gryllus
bimaculatus) terlihat peningkatan panjang badan pada penambahan
0
0,5
1
1,5
2
2,5
P0 P1 P2 P3 P4
U I
U 2
U 3
54
pemberian pakan voor B11K 0,10 g PO pada ulangan ke 1 dan ke 2, dan pada
penambahan pemberian pakan voor B11K dan daun pisang kepok (Musa
paradisiaca L) 1:1 P1 pada ulangan ke 1,ke 2, dan ke 3 peningkatan yang
signifikan yaitu sampai 2,1 cm dari keseluruh pemberian pakan.
Tabel 4.6. Panjang Badan Jangkrik Kalung (Gryllus bimaculatus) Umur 30 Hari (cm)
Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata
1 2 3
P0 2.4 2.4 2.4 7.2 2.4
P1 2.5 2.4 2.5 7.4 2.5
P2 1.7 1.7 1.7 5.1 1.7
P3 2.0 2.0 2.0 6.0 2.0
P4 1.7 1.8 1.8 5.3 1.8
Jumlah 10.3 10.3 10.4 31.0 10.3
Keterangan :
P0 = Voor B11K 0,10 g sebagai Kontrol
P1 = Voor B11K dan Daun Pisang 1:1
P2 = Voor B11K dan Kangkung 1:1
P3 = Voor B11K dan Daun Pepaya 1:1
P4 = Voor B11K, Daun Pisang, Kangkung, Daun Pepaya 1:1:1:1
Berdasarkan tabel 4.4 maka dapat dijelaskan bahwa perlakuan
pemberian tambahan pakan daun pisang kepok (Musa acuminata balbisiana),
kangkung darat (Ipomea reptans) dan daun pepaya california (Carica papaya
L) dapat mempengaruhi pertumbuhan panjang badan pada jangkrik kalung
(Gryllus bimaculatus). Pada pemberian pakan voor B11K 0,10 g diperoleh
rata-rata 2,4, pada penambahan pemberian pakan voor B11K dan daun pisang
55
kepok (Musa acuminata balbisiana) 1:1 diperoleh rata-rata 2,5, pada
penambahan pakan voor B11K dan daun kangkung darat (Ipomea reptans)
1:1 diperoleh rata-rata 1,7, pada penambahan pakan voor B11K dan daun
pepaya california (Carica papaya L) 1:1 diperoleh rata-rata 2,0, pada
penambahan pakan voor B11K, daun pisang kepok (Musa paradisiaca L),
daun kangkung darat (Ipomea reptans), dan daun pepaya california (Carica
papaya L) 1:1:1:1 diperoleh rata-rata 1,8.
Distribusi hasil pengematan terhadap pertumbuhan panjang badan
jangkrik kalung (Gryllus bimaculatus) dapat digambarkan dalam bentuk
grafik sebagai berikut.
Gambar 4.7. grafik rata-rata panjang badan jangkrik kalung (Gryllus bimaculatus)
Umur 30 Hari (cm)
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
P0 P1 P2 P3 P4
U I
U 2
U 3
56
Keterangan
P0 = Voor B11K 0,10 g sebagai Kontrol
P1 = Voor B11K dan Daun Pisang 1:1
P2 = Voor B11K dan Kangkung 1:1
P3 = Voor B11K dan Daun Pepaya 1:1
P4 = Voor B11K, Daun Pisang, Kangkung, Daun Pepaya 1:1:1:1
U1: Ulangan 1
U2: Ulangan 2
U3: Ulangan 3
Dari grafik diatas dapat dilihat bahawa pada penambahan pakan daun-
daunan terhadap pertumbuhan panjang badan jangkrik kalung (Gryllus
bimaculatus) terlihat peningkatan panjang badan pada penambahan
pemberian pakan voor B11K dan daun pisang kepok (Musa acuminata
balbisiana) 1:1 P1 pada ulangan ke 1 dan ke 3 peningkatan yang signifikan
yaitu sampai 2,5 cm dari keseluruh pemberian
57
B. PEMBAHASAN
Parameter yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan
pertumbuhan pada jangkrik kalung (Gryllus bimaculatus) dengan penambahan
Komposisi media pakan daun-daunan yaitu daun pisang kepok (Musa acuminata
balbisiana), kangkung darat (Ipomea reptans) dan daun pepaya california (Carica
papaya L) adalah berat badan dan panjang badan jangkrik.
1. Pertumbuhan Jangkrik kalung (Gryllus bimaculatus)
a. Berat Badan Jangkrik
Berdasarkan hasil pengamatan, perlakuan media pakan Jangkrik
kalung (Gryllus bimaculatus) pada perlakuan P1 yaitu kombinasi voor
B11K dan daun pisang kepok (Musa acuminata balbisiana) 1:1
memberikan pengaruh nyata terhadap berat badan jangkrik sampai umur
30 hari dibandingkan perlakuan p0, p2, p3, dan P4.
Distribusi hasil pengematan terhadap berat badan jangkrik kalung
(Gryllus bimaculatus) dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai
berikut.
Gambar 4.4. Grafik Rata-rata Berat badan jangkrik kalung (Gryllus bimaculatus)
umur 30 Hari (gr)
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
P0 P1 P2 P3 P4
U I
U 2
U 3
58
Keterangan
P0 = Voor B11K 0,10 g sebagai Kontrol
P1 = Voor B11K dan Daun Pisang 1:1
P2 = Voor B11K dan Kangkung 1:1
P3 = Voor B11K dan Daun Pepaya 1:1
P4 = Voor B11K, Daun Pisang, Kangkung, Daun Pepaya 1:1:1:1
U1: Ulangan 1
U2: Ulangan 2
U3: Ulangan 3
Dari grafik diatas dapat dilihat bahawa pada penambahan pakan
daun-daunan terhadap berat badan jangkrik kalung (Gryllus bimaculatus)
terlihat peningkatan berat badan pada penambahan pemberian pakan voor
B11K dan daun pisang kepok (Musa acuminata balbisiana) 1:1 P1 pada
ulangan ke 2, dan ke 3 peningkatan yang signifikan yaitu sampai 0,59 g
dari keseluruh pemberian pakan.
Hal ini dikarenakan pengaruh protein, serat, nutrisi yang
terkandung pada voor B11K dan daun pisang kepok (Musa acuminata
balbisiana) lebih tinggi dibanding protein pada kangkung darat (Ipomea
reptans) dan daun pepaya california (Carica papaya L). Fungsi protein
sebagai zat pembangun dalam tubuh, mengatur metabolisme tubuh,
membantu proses pertumbuhan karena sel-sel tubuh mendapat cukup
asupan zat pembangun.
Selain protein jangkrik memerlukan energi bagi kelangsungan
berbagai proses dalam tubuh, menyediakan bahan-bahan untuk
membangun dan memperbaiki jaringan tubuh yang telah rusak atau
terpakai dan mengatur kelestarian dan kondisi lingkungan dalam tubuh.
Jangkrik muda memerlurkan pakan untuk pertumbuhan sedangkan
jangkrik dewasa makan agar mendapatkan energi untuk kawin dan
berkembang biak. pakan dapat mempengaruhi reproduksi, pertumbuhan,
perkembangan, tingkah laku dan sifat-sifat morfologis lainnya seperti
ukuran dan warna pada jangkrik
59
b. Panjang badan jangkrik
Berdasarkan hasil pengamatan, perlakuan media pakan Jangkrik
kalung (Gryllus bimaculatus) sama halnya pada berat badan jangkrik
yaitu pada perlakuan P1 kombinasi voor B11K dan daun pisang 1:1
memberikan pengaruh nyata terhadap panjang badan jangkrik sampai
umur 30 hari dibandingkan perlakuan p0, p2, p3, dan P4.
Distribusi hasil pengematan terhadap pertumbuhan panjang badan
jangkrik kalung (Gryllus bimaculatus) dapat digambarkan dalam bentuk
grafik sebagai berikut.
Gambar 4.7. grafik rata-rata panjang badan jangkrik kalung (Gryllus bimaculatus)
Umur 30 Hari (cm)
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
P0 P1 P2 P3 P4
U I
U 2
U 3
60
Keterangan
P0 = Voor B11K 0,10 g sebagai Kontrol
P1 = Voor B11K dan Daun Pisang 1:1
P2 = Voor B11K dan Kangkung 1:1
P3 = Voor B11K dan Daun Pepaya 1:1
P4 = Voor B11K, Daun Pisang, Kangkung, Daun Pepaya 1:1:1:1
U1: Ulangan 1
U2: Ulangan 2
U3: Ulangan 3
Dari grafik diatas dapat dilihat bahawa pada penambahan pakan
daun-daunan terhadap pertumbuhan panjang badan jangkrik kalung
(Gryllus bimaculatus) terlihat peningkatan panjang badan pada
penambahan pemberian pakan voor B11K dan daun pisang kepok (Musa
acuminata balbisiana) 1:1 P1 pada ulangan ke 1 dan ke 3 peningkatan
yang signifikan yaitu sampai 2,5 cm dari keseluruh pemberian pakan.
61
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan
1. Perlakuan kombinasi komposisi voor B11K dan daun pisang
kepok (Musa acuminata balbisiana) berpengaruh nyata pada
pertambahan berat badan dan panjang badan jangkrik kalung
(Gryllus bimaculatus).
2. Perlakuan pakan voor B11K dan daun pisang kepok (Musa
acuminata balbisiana) 1:1 memberikan pertumbuhan jangkrik
yang terbaik.
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan pemberian aneka
pakan daun-daunan yang lain untuk melihat pertumbuhan pada
jangkrik kalung (Gryllus bimaculatus). Dan perlu adanya penelitian
perbandingan komposisi dari daun-daunan tersebut agar mendapatkan
pakan yang terbaik.
62
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Al Qur’an dan Terjemahan, Dapartemen Agama RI, 2014: 164
Adji, Sastrosupaji (200).Rancangan percobaan praktis bidang pertanian. Hal 62.
Fitriyani, J. 2005. Performa Jangkrik Kalung (Gryllus Bimacullatus) pada
Kandang dengan atau TanpaPengolesan Lumpur,dan dengan atau Tanpa
Penyekatan. Skripsi Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Intania, A. 2006. Subtitusi Tepung Kunyit (Curcuma domestica Val) dalam
Pakan Jangkrik Kalung (Gryllus bimaculatus) pada Periode Bertelur.
Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Kimbal. 1983. Biologi Jilid 2 Edisi ke 5.Jakarta. Erlangga
Lumowo, A. T. 2001. Pertumbuhan tiga jenis jangkrik lokal dengan pakan
yang berbeda. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Maharani, S. E. 2004.Performa Jangrik Cliring (Grilluss metratus) yang
Mendapat Kosentrat dan Daun Singkong atau Daun Pepaya. Fakultas
Peternakan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Margono, R.R. 2009. Analisis Kadar Kalsium dan Besi pada Kangkung
(Ipomoea reptans) Menggunakan Destruksi Asam Pekat. Program Studi
Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga, Yogyakarta.
Muharlien, 2013. Budi Daya 22 Ternak Potensial. Jakarta. Penebar Swadaya
Panjaitan, I. 2012. Suplemntasi Tepung Jangkrik Sebagai Sumber Protein
PengaruhnyaTerhadap Kinerja Burung Puyuh. Peternakan Politeknik
Negeri Lampung. Lampung.
Pusparini, Pani. 2001. Pengaruh Jenis Jangkrik dan Media Tetas Terhadap
Daya Reproduksi. Skripsi. Fakultas Peternakan. IPB. Bogor.
Rahayu, D. H. 2000. Pengaruh Bangsa dan PakanTerhadap Pertumbuhan
Jangkrik. Skripsi Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Bogor
Rosyadi,A. 2001. Pengaruh Nisbah Kelamin dan Jenis Pakan Terhadap
Reproduksi dan Konsumsi Jangkrik (Gryllus testaceus). Skripsi Fakultas
Peternakan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
63
Satuhu, Suyanti. 2007. Pisang Budidaya Pengolahan Dan Prospek Pasar
.Jakarta.Penebar Swadaya
Sudewi, L. E. 2001. Pengaruh Alas Kandang Terhadap Pertumbuhan Jangkrik
Lokal dan Jangkrik Jerman. Skripsi Jurusan Ilmu Produksi Fakultas
Peternakan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Susanto, A. 2005.Peningkatan Kualitas Pakan Jangrik dengan Sistim
Ekstrusi.PKL Faklutas Peternakan Unversitas Muhamadiyah Malang.
Malang.
Widiyaningrum, P. 2000. Pengaruh padat penebaran dan Jenis Pakan
terhadap Produktivitas Tiga Spesies Jangrik Lokal yang Dibudidayakan
Disertasi. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bog
64
Lampiran 1. Komposisi Media Pakan Terbaik Menggunakan Daun
Pisang Kepok (Musa parasisiaca L), Kangkung Darat (Ipomea reptans) dan
Daun Pepaya California (Carica papaya L) Terhadap Pertumbuhan
Jangkrik Kalung (Gryllus bimaculatus).
Tabel 1. Berat Badan Jangkrik Kalung (Gryllus bimaculatus) Umur I0 Hari
Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata
1 1 2 3
P0 0.13 0.11 0.13 0.37 0.12
P1 0.14 0.14 0.14 0.42 0.14
P2 0.09 0.09 0.09 0.27 0.09
P3 0.11 0.10 0.10 0.31 0.10
P4 0.07 0.07 0.07 0.21 0.07
Jumlah 0.54 0.51 0.53 1.58 0.53
Tabel 2. Berat Badan Jangkrik kalung (Gryllus bimaculatus) Umur 20 Hari
Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata
1 2 3
P0 0.28 0.29 0.30 0.87 0.29
P1 0.32 0.35 0.35 1.02 0.34
P2 0.14 0.16 0.14 0.44 0.15
P3 0.18 0.18 0.18 0.54 0.18
P4 0.11 0.14 0.11 0.36 0.12
Jumlah 1.03 1.12 1.08 3.23 1.08
65
(Lanjutan)
Tabel 3. Berat Badan Jangkrik kalung (Gryllus bimaculatus) Umur 30 Hari
Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata
1 2 3
P0 0.57 0.53 0.55 1.65 0.55
P1 0.58 0.59 0.59 1.76 0.59
P2 0.33 0.40 0.35 1.08 0.36
P3 0.45 0.50 0.49 1.44 0.48
P4 0.34 0.37 0.37 1.08 0.36
Jumlah 2.27 2.39 2.35 7.01 2.34
Tabel 4. Panjang Badan Jangkrik Kalung (Gryllus bimaculatus) Umur I0 Hari
Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata
1 2 3
P0 1.1 1.1 1.3 3.5 1.1
P1 1.3 1.3 1.1 3.7 1.2
P2 1.0 1.0 1.0 3.0 1.0
P3 0.9 0.9 1.0 2.8 0.9
P4 1.0 1.0 1.0 3.0 1.0
Jumlah 5.3 5.3 5.4 16.0 5.3
66
(Lanjutan)
Tabel 5. Panjang Badan Jangkrik Kalung (Gryllus bimaculatus) Umur 20 Hari
Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata
1 2 3
P0 2.1 2 2.1 6.2 2.1
P1 2.1 2.1 2.1 6.3 2.1
P2 1.5 1.6 1.4 4.5 1.5
P3 1.3 1.2 1.3 3.8 1.3
P4 1.4 1.4 1.4 4.2 1.4
Jumlah 8.4 8.3 8.3 25.0 8.3
Tabel 6. Panjang Badan Jangkrik Kalung (Gryllus bimaculatus) Umur 30 Hari
Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata
1 2 3
P0 2.4 2.4 2.4 7.2 2.4
P1 2.5 2.4 2.5 7.4 2.5
P2 1.7 1.7 1.7 5.1 1.7
P3 2.0 2.0 2.0 6.0 2.0
P4 1.7 1.8 1.8 5.3 1.8
Jumlah 10.3 10.3 10.4 31.0 10.3
67
(Lanjutan)
Lampiran 2.Uji statistik
Data uji statistik berat badan jangkrik umur 10 hari
DB Total = Jumlah seluruh observasi – 1
= 15 – 1
= 14
DB Perlakuan = Jumlah perlakuan – 1
= 5 – 1
= 4
DB Galat = DB Total – DB Perlakuan
= 14 – 4
= 10
R = Jumlah ulangan
= 3
FK =
=
=
= 0,1664
JK Total = Yij2 – FK
=0,132+0,11
2+0,13
22+0,14
2+0,14
2+0,14
2+0,09
2+0,09
2+0,09
2+0,11
2
+0,102+0,10
2+0,07
2+0,07
2+0,07
2– 0,1664
68
(Lanjutan)
=0,0169+0,0121+0,0169+0,0196+0,0196+0,0196+0,0081+0,0081
+0,0081+0,0121+0,01+0,01+0,0049+0,0049+0,0049– 0,1664
= 0,1758 – 0,1664
= 0,0094
JkPerlakuan =
= 0,372+0,42
2+0, 27
2+0,31
2+0,21
2– 0,1664
3
= 0,1369+0,1764+0,0729+0,0961+0,0441– 0,1664
3
= 0, 1755– 0,1664
= 0,0091
Jkgalat = JK Total – JK Perlakuan
= 0,0094 – 0,0091
= 0,0003
KT Perlakuan =
=
= 0,0023
KT Galat =
=
= 0,00003
69
(Lanjutan)
F Hitung =
=
= 76,667
F Tabel = 3, 11 dilihat dari titik persentase distribusi F untuk brobabilita α =
0,05
SK
Db
JK
KT
Fhitung
Ftabel
5%
Perlakuan 4 0,0091 0,0023
76,667
3,11
Galat 10 0,0003 0,00003
Total 14 - - - -
Dari hasil perhitungan diatas diperoleh F Hitung = 7,667dengan F Tabel =
3,11 yang dilihat dari titik persentase distribusi F untuk probabilitas α = 0,05
dengan DB Perlakuan= 4 dan DB Galat= 10 , maka didapat F Tabel= 3,11 maka F Hitung>
F Tabel yang berarti berpengaruh nyata.
Lanjut uji BNT Komposisi Media Pakan Terbaik Menggunakan Daun
Pisang Kepok (Musa parasisiaca L), Kangkung Darat (Ipomea reptans) dan Daun
Pepaya California (Carica papaya L) Terhadap Pertumbuhan Jangkrik Kalung
(Gryllus bimaculatus).
Uji BNT = tα (DB Galat) X √
= 0,05 (10) X √
= 0,5 X √
70
(Lanjutan)
= 0,5 X √
= 0,5 X 0,004
= 0,002
Maka :
Perlakuan Nilai Notasi
P0 0, 12 + 0,002= 0,122 C
P1 0,14 + 0,002= 0,142 D
P2 0,09 + 0,002= 0,092 Ab
P3 0,10+ 0,002= 0,102 B
P4 0,07 + 0,002= 0,072 A
Keterangan: Perlakuan yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda
nyata pengaruhnya menurut BNT 5% “. Dilihat dari notasi diatas menunjukkan
perlakuan P1 berbeda nyata menurut BNT
71
(Lanjutan)
Data uji statistik berat badan jangkrik umur 20 hari
DB Total = Jumlah seluruh observasi – 1
= 15 – 1
= 14
DB Perlakuan = Jumlah perlakuan – 1
= 5 – 1
= 4
DB Galat = DB Total – DB Perlakuan
= 14 – 4
= 10
R = Jumlah ulangan
= 3
FK =
=
=
= 0,6955
JK Total = Yij2 – FK
=0,282+0,29
2+0,30
22+0,32
2+0,35
2+0,35
2+0,14
2+0,16
2+0,14
2+0,18
2
+0,182+0,18
2+0, 11
2+0,14
2+0, 11
2– 0,6955
72
(Lanjutan)
=0,0784+0,0841+0,09+0,1024+0,1225+0,1225+0,0196+0,0256+0,
0196+0,0324+0,0324+0,0324+0,0121+0,0196+0,0121– 0,6955
= 0,8057 – 0,6955
= 0, 1102
JkPerlakuan =
= 0,872+1,02
2+0, 44
2+0,54
2+0,36
2– 0,6955
3
= 0,7569+1,0404+0, 1936+0, 2916+0,1296– 0,6955
3
= 0,8040– 0,6955
= 0,1085
Jkgalat = JK Total – JK Perlakuan
= 0, 1102– 0,1085
= 0, 0017
KT Perlakuan =
=
= 0,0271
KT Galat =
=
= 0,0002
73
(Lanjutan)
F Hitung =
=
= 135,5
F Tabel = 3, 11 dilihat dari titik persentase distribusi F untuk brobabilita α =
0,05
SK
Db
JK
KT
Fhitung
Ftabel
5%
Perlakuan 4 0,1085 0,0271
135,5
3,11
Galat 10 0, 0017 0,0002
Total 14 - - - -
Dari hasil perhitungan diatas diperoleh F Hitung = 135,5 dengan F Tabel =
3,11 yang dilihat dari titik persentase distribusi F untuk probabilitas α = 0,05
dengan DB Perlakuan= 4 dan DB Galat= 10 , maka didapat F Tabel= 3,11 maka F Hitung>
F Tabel yang berarti berpengaruh nyata.
Lanjut uji BNT Komposisi Media Pakan Terbaik Menggunakan Daun
Pisang Kepok (Musa parasisiaca L), Kangkung Darat (Ipomea reptans) dan Daun
Pepaya California (Carica papaya L) Terhadap Pertumbuhan Jangkrik Kalung
(Gryllus bimaculatus).
Uji BNT = tα (DB Galat) X √
= 0,05 (10) X √
= 0,5 X √
74
(Lanjutan)
= 0,5 X √
= 0,5 X 0,01
= 0,005
Maka :
Perlakuan Nilai Notasi
P0 0, 29 + 0,005= 0,295 C
P1 0,34 + 0,005= 0,345 D
P2 0,15 + 0,005= 0,155 Ab
P3 0,18+ 0,005= 0,185 B
P4 0,12 + 0,005= 0,125 A
Keterangan: Perlakuan yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda
nyata pengaruhnya menurut BNT 5% “. Dilihat dari notasi diatas menunjukkan
perlakuan P1 berbeda nyata menurut BNT
75
(Lanjutan)
Data uji statistik berat badan jangkrik umur 30 hari
DB Total = Jumlah seluruh observasi – 1
= 15 – 1
= 14
DB Perlakuan = Jumlah perlakuan – 1
= 5 – 1
= 4
DB Galat = DB Total – DB Perlakuan
= 14 – 4
= 10
R = Jumlah ulangan
= 3
FK =
=
=
= 3,2760
JK Total = Yij2 – FK
=0,572+0,53
2+0,55
22+0,58
2+0,59
2+0,59
2+0,33
2+0,40
2+0,35
2+0,45
2
+0,502+0,49
2+0, 34
2+0,37
2+0, 37
2– 3,2760
76
(Lanjutan)
=0,3249+0,2809+0,3025+0,3364+0,3481+0,3481+0,1089+0,16+0,
1225+0,2025+0,25+0,2401+0,1156+0,1369+0,1369– 3,2760
= 3,4143 – 3,2760
= 0, 1383
JkPerlakuan =
= 1,652+1,76
2+1,08
2+1,44
2+1,08
2– 3,2760
3
= 2,7225+3,0976+1,1664+2,0736+1,1664– 3,2760
3
= 3,4088– 3,2760
= 0,1328
Jkgalat = JK Total – JK Perlakuan
= 0, 1383– 0,1328
= 0, 0055
KT Perlakuan =
=
= 0,0332
KT Galat =
=
= 0,0006
77
(Lanjutan)
F Hitung =
=
= 55,3
F Tabel = 3, 11 dilihat dari titik persentase distribusi F untuk brobabilita α =
0,05
SK
Db
JK
KT
Fhitung
Ftabel
5%
Perlakuan 4 0,1085 0,1328
55,3
3,11
Galat 10 0, 0055 0,0006
Total 14 - - - -
Dari hasil perhitungan diatas diperoleh F Hitung = 55,3dengan F Tabel = 3,11
yang dilihat dari titik persentase distribusi F untuk probabilitas α = 0,05 dengan
DB Perlakuan= 4 dan DB Galat= 10 , maka didapat F Tabel= 3,11 maka F Hitung> F Tabel
yang berarti berpengaruh nyata.
Lanjut uji BNT Komposisi Media Pakan Terbaik Menggunakan Daun
Pisang Kepok (Musa parasisiaca L), Kangkung Darat (Ipomea reptans) dan Daun
Pepaya California (Carica papaya L) Terhadap Pertumbuhan Jangkrik Kalung
(Gryllus bimaculatus).
Uji BNT = tα (DB Galat) X √
= 0,05 (10) X √
= 0,5 X √
78
(Lanjutan)
= 0,5 X √
= 0,5 X 0,02
= 0,01
Maka :
Perlakuan Nilai Notasi
P0 0, 55 + 0,01= 0,56 C
P1 0,59 + 0,01= 0,60 D
P2 0,36 + 0,01= 0,37 A
P3 0, 48 + 0,01= 0,49 B
P4 0,36 + 0,01= 0,37 A
Keterangan: Perlakuan yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda
nyata pengaruhnya menurut BNT 5% “. Dilihat dari notasi diatas menunjukkan
perlakuan P1 berbeda nyata menurut BNT
79
(Lanjutan)
Data uji statistik panjang badan jangkrik umur 10 hari
DB Total = Jumlah seluruh observasi – 1
= 15 – 1
= 14
DB Perlakuan = Jumlah perlakuan – 1
= 5 – 1
= 4
DB Galat = DB Total – DB Perlakuan
= 14 – 4
= 10
R = Jumlah ulangan
= 3
FK =
=
=
= 17.07
JK Total = Yij2 – FK
=1,12+1,1
2+1,3
2+1,3
2+1,3
2+1,1
2+1,0
2+1,0
2+1,0+
20,9
2+0,9
2+1,0
2
+1,02+1,0
2+1,0
2– 17.07
80
(Lanjutan)
=1,21+1,21+1,69+1,69+1,69+1,21+1+1+1+0,81+0,81+1+1+1
+1– 17.07
= 17,32 – 17,07
= 0, 25
JkPerlakuan =
= 3,52+3,7
2+3,0
2+2,8
2+3,0
2– 17,07
3
= 12,25+13,69+9+7,84+9– 17,07
3
= 17,26– 17,07
= 0,19
Jkgalat = JK Total – JK Perlakuan
= 0, 25– 0,19
= 0, 06
KT Perlakuan =
=
= 0,0475
KT Galat =
=
= 0,006
81
(Lanjutan)
F Hitung =
=
= 7,92
F Tabel = 3, 11 dilihat dari titik persentase distribusi F untuk brobabilita α =
0,05
SK
Db
JK
KT
Fhitung
Ftabel
5%
Perlakuan 4 0,19 0,0475
7,92
3,11
Galat 10 0,06 0,006
Total 14 - - - -
Dari hasil perhitungan diatas diperoleh F Hitung = 7,92 dengan F Tabel = 3,11
yang dilihat dari titik persentase distribusi F untuk probabilitas α = 0,05 dengan
DB Perlakuan= 4 dan DB Galat= 10 , maka didapat F Tabel= 3,11 maka F Hitung> F Tabel
yang berarti berpengaruh nyata.
Lanjut uji BNT Komposisi Media Pakan Terbaik Menggunakan Daun
Pisang Kepok (Musa parasisiaca L), Kangkung Darat (Ipomea reptans) dan Daun
Pepaya California (Carica papaya L) Terhadap Pertumbuhan Jangkrik Kalung
(Gryllus bimaculatus).
Uji BNT = tα (DB Galat) X √
= 0,05 (10) X √
= 0,5 X √
82
(Lanjutan)
= 0,5 X √
= 0,5 X 0,06
= 0,03
Maka :
Perlakuan Nilai Notasi
P0 1,1 + 0,03= 1,13 C
P1 1,2+ 0,03= 1,23 D
P2 1,0 + 0,03= 1,03 B
P3 0,9 + 0,03= 0,93 A
P4 1,0 + 0,03= 1,03 B
Keterangan: Perlakuan yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda
nyata pengaruhnya menurut BNT 5% “. Dilihat dari notasi diatas menunjukkan
perlakuan P1 berbeda nyata menurut BNT
83
(Lanjutan)
Data uji statistik panjang badan jangkrik umur 20 hari
DB Total = Jumlah seluruh observasi – 1
= 15 – 1
= 14
DB Perlakuan = Jumlah perlakuan – 1
= 5 – 1
= 4
DB Galat = DB Total – DB Perlakuan
= 14 – 4
= 10
R = Jumlah ulangan
= 3
FK =
=
=
= 41.67
JK Total = Yij2 – FK
=2,12+2
2+2,1
2+2,1
2+2,1
2+2,1
2+1,5
2+1,6
2+1,4
2+1,3
2+1,2
2
+1,32+1,4
2+1,4
2+1,4
2– 41.67
84
(Lanjutan)
=4,41+4+4,41+4,41+4,41+4,41+2,25+2,56+1,96+1,69+1,44+1,69
+1,96+1,96+1,96– 41.67
= 43,52 – 41.67
= 1,85
JkPerlakuan =
= 6,22+6,3
2+4,5
2+3,8
2+4,2
2– 41.67
3
= 38,44+39,69+20,25+14,44+17,64– 41.67
3
= 43,49– 41.67
= 1,82
Jkgalat = JK Total – JK Perlakuan
= 1,85– 1,82
= 0, 03
KT Perlakuan =
=
= 0,455
KT Galat =
=
= 0,003
85
(Lanjutan)
F Hitung =
=
= 151,67
F Tabel = 3, 11 dilihat dari titik persentase distribusi F untuk brobabilita α =
0,05
SK
Db
JK
KT
Fhitung
Ftabel
5%
Perlakuan 4 1,82 0,455
151,67
3,11
Galat 10 0, 03 0,003
Total 14 - - - -
Dari hasil perhitungan diatas diperoleh F Hitung = 151,67dengan F Tabel =
3,11 yang dilihat dari titik persentase distribusi F untuk probabilitas α = 0,05
dengan DB Perlakuan= 4 dan DB Galat= 10 , maka didapat F Tabel= 3,11 maka F Hitung>
F Tabel yang berarti berpengaruh nyata.
Lanjut uji BNT Komposisi Media Pakan Terbaik Menggunakan Daun
Pisang Kepok (Musa parasisiaca L), Kangkung Darat (Ipomea reptans) dan Daun
Pepaya California (Carica papaya L) Terhadap Pertumbuhan Jangkrik Kalung
(Gryllus bimaculatus).
Uji BNT = tα (DB Galat) X √
= 0,05 (10) X √
= 0,5 X √
86
(Lanjutan)
= 0,5 X √
= 0,5 X 0,04
= 0,02
Maka :
Perlakuan Nilai Notasi
P0 2,1 + 0,02= 2,12 D
P1 2,1+ 0,02= 2,12 D
P2 1,5 + 0,02= 1,52 B
P3 1,3 + 0,02= 1,32 B
P4 1,4 + 0,02= 1,42 A
Keterangan: Perlakuan yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda
nyata pengaruhnya menurut BNT 5% “. Dilihat dari notasi diatas menunjukkan
perlakuan P1 berbeda nyata menurut BNT
87
(Lanjutan)
Data uji statistik panjang badan jangkrik umur 30 hari
DB Total = Jumlah seluruh observasi – 1
= 15 – 1
= 14
DB Perlakuan = Jumlah perlakuan – 1
= 5 – 1
= 4
DB Galat = DB Total – DB Perlakuan
= 14 – 4
= 10
R = Jumlah ulangan
= 3
FK =
=
=
= 64,07
JK Total = Yij2 – FK
=2,42+2,4
2+2,4
2+2,5
2+2,4
2+2,5
2+1,7
2+1,7
2+1,7
2+2,0
2+2,0
2
+2,02+1,7
2+1,8
2+1,8
2– 64,07
88
(Lanjutan)
=5,76+5,76+5,76+6,25+5,76+6,25+2,89+2,89+2,89+4+4+4+2,89+
3, 24+3, 24– 64,07
= 65,58 – 64,07
= 1,51
JkPerlakuan =
= 7,22+7,4
2+5,1
2+6,0
2+5,3
2– 64,07
3
= 51,84+54,76+26,01+36+28,09– 64,07
3
= 65,57– 64,07
= 1,5
Jkgalat = JK Total – JK Perlakuan
= 1,51– 1,5
= 0, 01
KT Perlakuan =
=
= 0,375
KT Galat =
=
= 0,001
89
(Lanjutan)
F Hitung =
=
= 375
F Tabel = 3, 11 dilihat dari titik persentase distribusi F untuk brobabilita α =
0,05
SK
Db
JK
KT
Fhitung
Ftabel
5%
Perlakuan 4 1,5 0,375
375
3,11
Galat 10 0, 01 0,001
Total 14 - - - -
Dari hasil perhitungan diatas diperoleh F Hitung = 375 dengan F Tabel = 3,11
yang dilihat dari titik persentase distribusi F untuk probabilitas α = 0,05 dengan
DB Perlakuan= 4 dan DB Galat= 10 , maka didapat F Tabel= 3,11 maka F Hitung> F Tabel
yang berarti berpengaruh nyata.
Lanjut uji BNT Komposisi Media Pakan Terbaik Menggunakan Daun
Pisang Kepok (Musa parasisiaca L), Kangkung Darat (Ipomea reptans) dan Daun
Pepaya California (Carica papaya L) Terhadap Pertumbuhan Jangkrik Kalung
(Gryllus bimaculatus).
Uji BNT = tα (DB Galat) X √
= 0,05 (10) X √
= 0,5 X √
90
(Lanjutan)
= 0,5 X √
= 0,5 X 0,026
= 0,013
Maka :
Perlakuan Nilai Notasi
P0 2,4 + 0,013= 2,413 C
P1 2,5+ 0,013= 2,513 D
P2 1,7+ 0,013= 1,713 A
P3 2,0+ 0,013= 2,013 B
P4 1,8 + 0,013= 1,813 Ab
Keterangan: Perlakuan yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda
nyata pengaruhnya menurut BNT 5% “. Dilihat dari notasi diatas menunjukkan
perlakuan P1 berbeda nyata menurut BNT
91
Lampiran 3. Foto Penelitian
Gambar 1. Toples kecil Gambar 2. Penggaris
Gambar3. Sepidol dan pena Gambar 4. Timbanga Elektrik
92
Gambar 6. Buku Tulis Gambar 7. Bibit Jangkrik Umur 10 Hari
Gambar 8. Kandang Penelitian Gambar 9.Timbangan Jangkrik Umur 10 hari
Gambar 10. Voor 0,10 g Gambar 11. Pemeliharaan
93
Gambar 12. Pemeliharaan Gambar 13. Mengukur Jangkrik
Gambar 14. Penimbangan jangkrik Gambar 15. Penimbangan Jangkrik umur 30 hari p1 umur 30 hari p0
Gambar 16. Penimbangan jangkrik Gambar 16. Penimbangan jangkrik umur 30 hari p3 umur 30 hari p4
Gambar 16. Mencatat Hasil Penelitian Gambar 17. Observasi Awal
94
Gambar 18. Foto bersama pemilik budidaya jangkrik Pak Rabu
95
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(CURRICULUM VITAE)
Nama : Sania Maisara
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/tanggal lahir : Jambi, 17 Februari 1998
Pekerjaan : -
Alamat Email : [email protected]
No Kontak : 0852-1793-0833
Pengalaman-pengalaman
Pendidikan Formal :
1. SDN 183 Muaro Jambi Tamat 2009
2. MTsN Sijenjang Kota Jambi Tamat 2012
3. MAN 3 Kota Jambi Tamat 2015
Motto Hidup
Hidup ini bergerak, bergerak berarti ada perubahan, kalau hidup tidak ada
perubahan berarti mati dalam kehidupan.Menjadi beda itu baik, tapi lebih baik
lagi jika menjadi baik
96
97