komposisi botani lar dan ragam hijauan musim …eprints.unram.ac.id/6865/1/jurnal.pdfkomposisi...

14
1 KOMPOSISI BOTANI LAR DAN RAGAM HIJAUAN MUSIM KEMARAU YANG DISUKAI SAPI SUMBAWA MELALUI DETEKSI EPIDERMIS DALAM FESES DI DESA PENYARING PUBLIKASI ILMIAH untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Peternakan pada PROGRAM STUDI PETERNAKAN Oleh PRADIANSYAH B1D 010 157 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS MATARAM MATARAM 2016

Upload: duongdieu

Post on 11-Apr-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KOMPOSISI BOTANI LAR DAN RAGAM HIJAUAN MUSIM …eprints.unram.ac.id/6865/1/JURNAL.pdfKomposisi botani Lar yang terdapat di Desa Penyaring didominasi oleh Rebu Burin Ai (Sporobolus

1

KOMPOSISI BOTANI LAR DAN RAGAM HIJAUAN MUSIM KEMARAU

YANG DISUKAI SAPI SUMBAWA MELALUI DETEKSI EPIDERMIS DALAM

FESES DI DESA PENYARING

PUBLIKASI ILMIAH

untuk Memenuhi Persyaratan Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Peternakan pada

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

Oleh

PRADIANSYAH

B1D 010 157

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS MATARAM

MATARAM

2016

Page 2: KOMPOSISI BOTANI LAR DAN RAGAM HIJAUAN MUSIM …eprints.unram.ac.id/6865/1/JURNAL.pdfKomposisi botani Lar yang terdapat di Desa Penyaring didominasi oleh Rebu Burin Ai (Sporobolus

2

KOMPOSISI BOTANI LAR DAN RAGAM HIJAUAN MUSIM KEMARAU

YANG DISUKAI SAPI SUMBAWA MELALUI DETEKSI EPIDERMIS DALAM

FESES DI DESA PENYARING

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh

PRADIANSYAH

B1D 010 157

untuk Memenuhi Persyaratan Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Peternakan pada

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

Disetujui :

Pembimbing Utama

Dr. Ir. H. Syamsul Hidayat Dilaga, MS

NIP: 19600101 198503 1011

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS MATARAM

MATARAM

2016

Page 3: KOMPOSISI BOTANI LAR DAN RAGAM HIJAUAN MUSIM …eprints.unram.ac.id/6865/1/JURNAL.pdfKomposisi botani Lar yang terdapat di Desa Penyaring didominasi oleh Rebu Burin Ai (Sporobolus

3

KOMPOSISI BOTANI LAR DAN RAGAM HIJAUAN MUSIM KEMARAU

YANG DISUKAI SAPI SUMBAWA MELALUI DETEKSI EPIDERMIS DALAM

FESES DI DESA PENYARING

ABSTRAK

OLEH :

PRADIANSYAH

B1D 010 157

Tujuan penelitian iniadalah (1) mengetahui jenis dan komposisi botani hijauan pakan

Sapi Sumbawa pada musim kemarau, dan (2) mengetahui jenis dan proporsi hijauan pakan

yang dimakan Sapi Sumbawa berdasarkan identifikasi epidermis dalam feses pada musim

kemarau. Penelitian ini dilaksanakan di lapangan dan di laboratorium. Penelitain lapangan

dilaksanakan pada Lar (Padang Pengembalaan) Desa Penyaring, Kecamatan Moyo Utara,

Kabupaten Sumbawa pada bulan Oktober sampai Desember 2015. Penelitian laboratoarium

dilaksanakan di Laboratorium Biologi Fakultas MIPA, Universitas Mataram pada bulan

Januari 2016. Pencuplikan sampel tumbuhan di lapangan dilakukan dengan metode

eksplorasi dan metode kuadrat. Preparasi sediaan feses di laboratorium dilakukan dengan

Nitric Acid Digestion Method (Metode Penghancuran Asam Nitrat). Sedangkan pembuatan

preparat referensi dengan cara Free Hand Section. Peubah yang diamati dalam penelitian ini

adalah (1) Jumlah individu jenis dan cover setiap jenis tumbuhan segar di lapangan

berdasarkan ciri morfologi, dan (2) Jumlah individu jenis dan cover setiap jenis tumbuhan

dalam feses berdasarkan ciri anatomi epidermis. Data yang diperoleh dianalisis sebagai

berikut: (1) Jumlah jenis tumbuhan yang ditemukan dalam padang pengembalaan (Lar)

beserta familinya dibuat tabulasi, kemudian dideskripsikan; (2) Jenis tumbuhan di lapangan

mencakup jumlah individu setiap jenis, cover tiap jenis, dan frekuensi jenis yang ditemukan

pada setiap plot, dianalisis secara statistik dengan analisis vegetasi; dan (3) Jenis tumbuhan

dalam feses mencakup cover tiap jenis dan frekuensi tiap jenis pada setiap preparat (plot),

dianalisi secara statistik seperti pada analisis vegetasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

(1) Terdapat 28 jenis hijauan pada musim kemarau pada Lar di Desa Penyaring; (2)

Komposisi botani Lar yang terdapat di Desa Penyaring didominasi oleh Rebu Burin Ai

(Sporobolus virginicus); dan (3) Jenis vegetasi hijauan pakan yang banyak ditemukan dalam

feses Sapi Sumbawa adalah Rebu Kawat (Cynodon dactylon).

Kata kunci: Padang pengembalaan (Lar), Sapi Sumbawa, Cynodon dactylon, feses,

epidermis.

Page 4: KOMPOSISI BOTANI LAR DAN RAGAM HIJAUAN MUSIM …eprints.unram.ac.id/6865/1/JURNAL.pdfKomposisi botani Lar yang terdapat di Desa Penyaring didominasi oleh Rebu Burin Ai (Sporobolus

4

LAR BOTANICAL COMPOSITION AND VARIOUS FORAGE DRY SEASON LIKES

SAPI SUMBAWA EPIDERMIS IN THE FECES THROUGH DETECTION FILTER DI

DESA PENYARING

ABSTRACT

By:

PRADIANSYAH

B1D 010 157

The purpose of this study is (1) Know the type and composition of botanical forage

Sumbawa Cows in the dry season, and (2) Know the type and proportion of forage eaten by

cows Sumbawa epidermisi dentification in fecesduring the dry season. This research was

conductedin the field and laboratory. The field research was conducted in Lar (Pastoral Field)

Penyaring Village, Moyo Utara Subdistrict, Sumbawa Regency from October to December

2015. Laboratory research conducted at the Laboratory Biology, Mathematics and Science

Faculty, University of Mataram in January 2016. Sampling in the field of plants amples was

conducted by exploration and squares method. Preparation in the laboratory stool with Nitric

Acid Digestion Method (Method of Destruction of Nitric Acid). On the contrary, prepare for

reference of sample by Free Hand Section. The parameters observed in this study is (1)

Number of individual species and cover every kind of fresh herbs in the field based on

morphology, and (2) Number of individual species and cover each plant species in feces by

the anatomical features of the epidermis. Data that collected were analysis by : (1) The

number of plant species that found in pastures (Lar) and his family made tabulation, then

described; (2) Plant species in the field include the number of individuals of each species,

cover each type, and frequency of species found in each plot was analyzed statistically with

vegetation analysis; and (3) Plant species in feces include cover each type and frequency of

each type in each preparation (plot), statistically analyzed as in vegetation analysis. The

results showed that (1) There are 28 types off oragein the dry season in Lar in Penyaring

Village; (2) botanical composition Lar available in Penyaring Village dominated by Rebu

Burin Ai (Sporbvolus virginicus); (3) Forage vegetation types which are found in the Cow’s

feces from Sumbawa is Rebu Kawat (Cynodon dactylon).

Keywords: Grassland (Lar), Cattle Sumbawa, Cynodon dactylon, feces, epidermis.

Page 5: KOMPOSISI BOTANI LAR DAN RAGAM HIJAUAN MUSIM …eprints.unram.ac.id/6865/1/JURNAL.pdfKomposisi botani Lar yang terdapat di Desa Penyaring didominasi oleh Rebu Burin Ai (Sporobolus

5

PENDAHULUAN

Sapi Sumbawa merupakan sumber daya genetik ternak Indonesia yang sangat

potensial dan sudah sangat baik beradaptasi dilingkungan tropis. Sapi Sumbawa sebelumnya

dikenal dengan nama sapi Hissar, berasal dari Punjab India. Kini Sapi Sumbawa sudah

menjadi aset nasional, karena sudah merupakan salah satu rumpun sapi lokal Indonesia No.

2909/Kpts/OT.140/1/2011 tanggal 17 juni 2011. Hingga saat ini sudah 100 tahun lamanya

sapi ini beradaptasi baik pada lingkungan pulau Sumbawa, Sapi dipelihara secara turun-

temurun dengan cara dilepas bebas dialam ( Lar ) oleh penduduk di pulau Sumbawa (Dilaga,

2014).

Pemeliharaan Sapi Sumbawa masih sangat tradisional. Penggembalaan ternak ini

sudah umum dilakukan peternak secara turun menurun di alam (Dilaga, 2001), hal ini

dikarenakan Sumbawa beriklim tropika lembab dan banyak terdapat padang rumput alam.

Dalam upaya meningkatkan produksi Sapi Sumbawa, sangat penting ditunjang dengan

pemberian jenis pakan yang cocok. Sampai saat ini kendala yang dihadapi dalam penyediaan

pakan adalah sulit menentukan jenis hijauan yang paling disukai sapi tersebut di padang

pengembalaan (Lar). Oleh karena sapi ini hidup secara bebas di Lar, maka akan sulit jika

ingin diketahui pakan apa saja yang telah dimakannya, karena tidak mungkin untuk

mengikutinya sepanjang hari, mengingat adanya kendala seperti hujan, cuaca panas, tenaga,

waktu, dan sebagainya (Umbu Nay, 2005). Dengan demikian untuk menentukan jenis pakan

yang dimakan Sapi Sumbawa diperlukan metode khusus.

Analisis feses merupakan suatu metode pengujian secara mikroskopik pecahan-

pecahan tumbuhan yang tertinggal dalam feses, untuk mengetahui jenis pakan satwa. Dalam

mengidentifikasi sisa-sisa epidermis dalam feses, terdapat tiga prinsip dasar (Takatsuki,

1978) dalam Sulthoni et al. (1995), yaitu : (1) Kutikula merupakan suatu lapisan kontinyu

permukaan daun yang terbentuk oleh substansi lemak tidak jenuh. Setelah pertumbuhan sel

berakhir, kutikula mengeras menjadi padat dan membentuk garis-garis pada sel-sel bagian

dasar. Dinding selnya sendiri terisi, sehingga di saat kutikula terpisah dari daun, baik oleh

proses mekanis maupun kimia, kadang-kadang sel-sel epidermis masih tampak. (2) Sel

epidermis mempunyai susunan karakteristik (tipe, ukuran, dan distribusi stomata dan

endapan silika) yang mencirikan pada kelompok tumbuhan, familia atau bahkan spesies

tertentu. Menurut Davis dan Heyword (1986), sifat dan ciri epidermis tersebut dapat

digunakan sebagai penanda jenis hijauan tertentu dan merupakan salah satu bukti taksonomi

yang valid. (3) Kutikula bersifat impermeable terhadap air dan resisten terhadap proses kimia

Page 6: KOMPOSISI BOTANI LAR DAN RAGAM HIJAUAN MUSIM …eprints.unram.ac.id/6865/1/JURNAL.pdfKomposisi botani Lar yang terdapat di Desa Penyaring didominasi oleh Rebu Burin Ai (Sporobolus

6

maupun aktivitas organisme mikroba. Pecahan kutikula yang terpisah dari jaringan dasar

daun seringkali mencirikan adanya pola sel epidermis dari jenis tumbuhan tertentu (Hercus,

1960).

Keunggulan metode analisis feses dibandingkan dengan metode pakan lainnya sudah

diakui oleh banyak ahli. Keunggulan-keunggulan tersebut antara lain tidak mengganggu

aktivitas harian satwa, sampel tidak terbatas, mempunyai nilai khusus jika satwa yang

dipelajari hidup dalam komunitas yang beragam, cocok untuk mempelajari satwa yang

secretive (sulit didekati) dan endangered (terancam punah), dapat digunakan untuk

membandingkan pakan dari dua atau lebih satwa pada saat yang bersamaan dan

membutuhkan alat yang relatif sederhana (Stoddart et.al., 1975; Kesslee et al., 1981).

Di negara-negara di benua Amerika dan Afrika, studi pakan satwa liar dengan

menggunakan metode analisis feses sudah banyak dilakukan (Hercus, 1960; Stor, 1960;

Martin, 1967; Bhadresa, 1977). Beberapa jenis pakan satwa liar dan budidaya Indonesia

akhir-akhir ini diteliti dengan menggunakan metode ini, seperti pada lutung (Yuliani, 1990),

anoa (Foead, 1992), rusa (Nugroho, 1992), badak (Kumalasari, 1994), Banteng (Sulthoni et

al., 1995), kambing (Triana, 2004), Sapi Hissar (Umbu Nay, 2005), kerbau (Suhubdy et al.,

2008).

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis berkeinginan untuk melakukan penilitian

tentang sejauh mana komposisi botani Lar desa penyaring dan ragam hijauan yang disukai

oleh Sapi Sumbawa pada musim kemarau yang dideteksi melalui epidermis feses (cetakan

epidermis).

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Adapun materi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sapi Sumbawa yang

dipelihara di Laroleh peternak di Desa Penyaring, Kecamatan Moyo Utara, Kabupaten

Sumbawa.

Bahan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah contoh pakan yang dimakan

dan feces sapi Sumbawa. Sisa-sisa epidermis tanaman yang terdapat pada feces akan

diidentifikasi jenisnya. Bahan yang digunakan untuk pembuatan sediaan epidermis dari feces

tersebut adalah asam nitrat, alkohol 70%, gliserin,hidrogen proxsida,aquades,kutex.

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini mikroskop cahaya,gelas benda,gelas

penutup,silet,waterpas,ifotplate,timbangan analitik,pipet,gelas ukur. Alat-alat penelitian di

Page 7: KOMPOSISI BOTANI LAR DAN RAGAM HIJAUAN MUSIM …eprints.unram.ac.id/6865/1/JURNAL.pdfKomposisi botani Lar yang terdapat di Desa Penyaring didominasi oleh Rebu Burin Ai (Sporobolus

7

lapangan adalah plastik trip,frame,gunting,kamera,timbangan. Untuk membantu interprestasi

dilakukan pemotretan dengan objektif 40 x sehingga perbesaran 400 x pada sampel.

A. Penentuan Jenis Tumbuhan dan Proporsinya di lapangan.

Pengumpulan data tumbuhan dalam padang pengembalaan dilakukan dengan metode

eksplorasi dan metode kuadrat, sebagai berikut:

1. Metode Eksplorasi

Kegiatan ini dilakukan dengan berjalan didalam Lar untuk mengumpulkan sebanyak

mungkin jenis tumbuhan. Setiap tumbuhan yang ditemukan dikoleksi dan

diidentifikasi jenisnya mengacu pada Backer dan van den Brink (1968) dan pustaka

lain yang relevan. Jenis yang telah teridentifikasi difoto, dan kemudian dimasukkan

dalam kantong plastik yang telah diisi alkohol 70%. Setiap sampel diberi label.

2. Metode Kuadrat

Kegiatan sampling vegetasi ini dilakukan untuk mengetahui proporsi jenis tumbuhan

di lapangan dengan langkah-langkah mengikuti Hariyanto et al., 2008 sebagai

berikut:

a. Menyebarkan minimal 10 kuadrat berukuran 1 meter persegi secara acak di

vegetasi rumput.

b. Di setiap kuadrat dilakukan analisis vegetasi berdasarkan variabel-variabel

kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi. Data dimasukkan ke dalam tabel .

c. Setelah selesai menganalisis vegetasi di seluruh kuadrat, maka dilakukan

penghitungan untuk mencari harga relatif dari setiap variabel untuk setiap

jenis/spesies tumbuhan.

d. Kemudian dilanjutkan penghitungan untuk mencari harga Indeks Nilai Penting

(INP) dari setiap jenis/spesies tumbuhan ini.

B. Penentuan Jenis Tumbuhan dan Proporsinya dalam feses.

Penentuan jenis tumbuhan dalam feces dan proporsinya dilakukan dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Pengumpulan feses di lapangan.

2. Membuat preparat epidermis yang terdapat dalam feses.

Pembuatan preparat epeidermis dalam feses dilaksanakan di laboratorium mengikuti

mtode penghancuran asam nitrat (nitric acid digestion method) yang dikembangkan

oleh Storr (1960) dalam Sulthoni et al., (1995) dengan beberapa modifikasi

disesuaikan dengn kondisi alat dan bahan di laboratorium sebagai berikut:

Page 8: KOMPOSISI BOTANI LAR DAN RAGAM HIJAUAN MUSIM …eprints.unram.ac.id/6865/1/JURNAL.pdfKomposisi botani Lar yang terdapat di Desa Penyaring didominasi oleh Rebu Burin Ai (Sporobolus

8

a. Bleaching

Feses yang telah dikeringkan dalam open ( C selama 1 x 24 jam) ditumbuk

halus. Agar jaringan epidermis pada feses terlihat transparan dilakukan bleaching

menggunakan clearing agent. Sebanyak 2 gr material feses dilarutkan dalam 4 ml

larutan asam nitra ) dalam penangas air selama 2 menit. Bahan tersebut

ditambahkan 100 ml aquades dalam beaker glas lalu dipanaskan sampai mendidih.

Bahan yang telah dipanaskan ditambahkan 25 ml hydrogen peroksida ) 34%

W/W dan selanjutnya dipanaskan kembali sampai warna pada sempel hilang

(tanpak bening).

b. Pencucian

Bahan yang telah dibleaching dicuci 3 kali dalam air mengalir. Tujuan

pencucian untuk menghilangkan sisa hydrogen peroksida.

c. Fiksasi dan Penyimpanan

Setelah perlakuan pencucian, bahan disimpan dan difiksasi dalam larutan FAA

dengan komposisi larutan yaitu etil alkohol 85 bagian, formalin 40% 10 bagian,

dan asam asetat glacial 5 bagian.

d. Staining

Pewarna yang digunakan untuk staining sediaan adalah safranin atau analin blue.

Sediaan dikeluarkan dari larutan FAA menggunakan pipet atau kuas, dimasukan

ke botol flakon yang telah berisi pewarna safranin atau analin blue. Perendam

dilakukan selama 2-10 menit.

e. Smearing

Sediaan dalam larutan pewarna diambil menggunakan pipet atau kuas dan

diletakan diatas gelas benda.Sebaran bahan atau fragmen tumbuhan diatur agar

merata diatas gelas benda.

f. Mounting

Sediaan pada gelas benda ditetesi geliserin dan ditutup menggunakan gelas

penutup. Kelebihan gliserin pada sisi gelas penutup dihisap menggunakan kertas

tissue. Bagian tepi gelas penutup disegel menggunakan pengkilap kuku atau kuteks

sebagai sediaan semi permanen. Untuk pembuatan sediaan permanen media

gliserin diganti dengan DPX mounting media.

Page 9: KOMPOSISI BOTANI LAR DAN RAGAM HIJAUAN MUSIM …eprints.unram.ac.id/6865/1/JURNAL.pdfKomposisi botani Lar yang terdapat di Desa Penyaring didominasi oleh Rebu Burin Ai (Sporobolus

9

g. Labeling

Pada sisi kiri gelas benda ditempel etiket yang berisi infomasi jenis tumbuhan dan

tipe epidermisnya.

3. Membuat preparat epidermis semua jenis tumbuhan yang ditemukan pada saat

eksplorasi dan sampling vegetasi di lapangan sebagai referensi dalam identifikasi jenis.

Pembuatan preparat referensi dilakukan di laboratorium sebagai berikut:

Daun dan batang di kerik menggunakan silet hingga di peroleh lapisan yang sangat

tipis. Sediaan ini lalu diletakkan pada gelas benda, ditetesi pewarna safranin. Intensitas

warna yang terlalu pada preparat, dapat dikurangi dengan penetesan alkohol 70%.

Selanjutnya bahan dimounting dengan gliserin, kemudian ditutupi dengan gelas

penutup Bagian pinggir gelas benda disegel dengan kutek.

4. Mencocokkan ciri epidermis preparat feses dengan ciri epidermis preparat referensi

dibawah mikroskop untuk menentukan nama jenis tumbuhan yang dimakan Sapi

Sumbawa.

5. Menentukan persentase cover potongan epidermis setiap jenis dalam preparat feses

dibawah mikroskop, seperti pada sampling vegetasi.

6. Mengulangi langkah 5 sampai 10 kali (10 ulangan).

Analisis Data

1. Data jumlah jenis tumbuhan yang ditemukan dalam padang pengembalaan (Lar) beserta

familinya dibuat tabulasi, kemudian dideskripsikan.

2. Data jenis tumbuhan di lapangan mencakup jumlah individu setiap jenis, cover tiap jenis,

dan frekuensi jenis yang ditemukan pada setiap plot, dianalisis secara statistik dengan

analisis vegetasi.

3. Data jenis tumbuhan dalam feses mencakup cover tiap jenis dan frekuensi tiap jenis pada

setiap preparat (plot), dianalisi secara statistik seperti pada analisis vegetasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengambilan data hijauan pada awal musim penghujan menggunakan

sampling kuadrat tercatat 22 jenis tumbuhan (Lampiran 1; Gambar 1). Jenis-jenis hijauan

tersebut tercakup dalam 21 marga dan 14 famili. Jenis yang menunjukkan nilai penting paling

tinggi adalah Sporobolus virginicus (Poaceae/Graminae) dengan INP 62%. Jenis lain yang

menunjukkan nilai penting cukup tinggi adalah Paspalum distichum (Poaceae) dengan INP

Page 10: KOMPOSISI BOTANI LAR DAN RAGAM HIJAUAN MUSIM …eprints.unram.ac.id/6865/1/JURNAL.pdfKomposisi botani Lar yang terdapat di Desa Penyaring didominasi oleh Rebu Burin Ai (Sporobolus

10

40% dan Heliotropium indicum (Boraginaceae) dengan INP 21%. Berdasarkan hasil tersebut

menggambarkan bahwa 62% proporsi hijauan pakan pada padang pengembalaan/Lar

didominasi oleh Sporobolus virginicus yang termasuk anggota suku Poaceae (rumput-

rumputan). Jenis ini paling sering ditemukan dalam plot-plot pengamatan (FR paling tinggi),

dan secara keseluruhan memegang peranan penting dalam interaksi spesies pada Lar. Karena

dominansi yang tinggi oleh rumput tersebut, maka komunitas yang menyusun padang

pengembalaan yang terdapat di Desa Moyo Utara dapat disebut sebagai Lar Rebu Burin Ai

atau Lar Sporobolus virginicus.

Gambar 1. Hasil analisis vegetasi hijauan yang ditemukan dalam feses Sapi Sumbawa

pada padang pengembalaan (Lar) di Desa Penyaring, Kecamatan Moyo Utara, Kabupaten Sumbawa,

2016. INP = Indeks Nilai Penting; FR = Frekuensi Relatif; KbR = Kerimbunan relatif, KpR=

Kerapatan Relatif . INP = KbR+ FR+KpR

0.11

0.05

0.03

0.03

0.08

0.05

0.11

0.05

0.05

0.05

0.03

0.05

0.03

0.03

0.03

0.02

0.01

0.04

0.07

0.03

0.03

0.03

0.20

0.13

0.02

0.02

0.05

0.05

0.07

0.07

0.04

0.04

0.02

0.05

0.02

0.02

0.02

0.02

0.02

0.05

0.05

0.02

0.02

0.02

0.62

0.40

0.05

0.05

0.15

0.17

0.21

0.19

0.10

0.10

0.05

0.15

0.05

0.05

0.05

0.06

0.06

0.17

0.16

0.05

0.06

0.05

0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70

Sporobolus virginicus

Paspalum distichum

Cynodon dactylon

Echinocloa sp.1

Coldenia procumbens

Dentella repens

Heliotropium indicum

Phyla nadiflora

Cholirs barbata

Ipomea triloba

Echinocloa sp.2

Trianthema portulacastrum

Panicum sp

Eclipta prostrata

Euphorbia sp.

Eragrostis japonica

Synostemon bacciformis

Cyperus rotundus

Echynocloa colona

Lindernia ciliata

Panicum repens

Scoparia dulcis

INP FR KbR KpR

Page 11: KOMPOSISI BOTANI LAR DAN RAGAM HIJAUAN MUSIM …eprints.unram.ac.id/6865/1/JURNAL.pdfKomposisi botani Lar yang terdapat di Desa Penyaring didominasi oleh Rebu Burin Ai (Sporobolus

11

Berdasarkan data hasil penelitian yang telah diperoleh tersebut dapat diketahui

bahwa Sapi Sumbawa sangat selektif dalam memilih hijauan pakan di alam. Walaupun

terdapat 22 jenis tumbuhan dalam Lar, namun hanya 7 jenis yang menjadi pilihan utama

pakan Sapi Sumbawa. Kondisi yang hampir sama juga ditemukan oleh Suhubdy et al. (2009)

pada ternak kerbau di Kalimantan, bahwa dari 56 jenis tumbuhan yang terdapat di padang

pengembalaan, hanya 7 jenis yang teridentifikasi dalam feses.

Gambar 2. Hasil analisis vegetasi hijauan yang ditemukan dalam feses Sapi Sumbawa pada

padangpengembalaan (Lar) di Desa Penyaring, Kecamatan Moyo Utara, Kabupaten

Sumbawa, 2016. INP = Indeks Nilai Penting; FR = Frekuensi Relatif; KbR = Kerimbunan

relatif. INP = FR + KbR

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa tumbuhan yang memiliki Indeks Nilai

Penting (INP) paling tinggi berdasarkan fraksi epidermis dalam feses adalah Cynodon

dactylon (Gambar 2, Lampiran 2). Sebanyak 66% fraksi tersebut mendominasi feses dan

kemunculannya dalam preparat mencapai 38%. Hal ini menggambarkan Rebu Kawat

(Cynodon dactylon) paling dominan dalam feses yang berarti juga memiliki proporsi

tertinggi. Kepentingan pemberian pakan dari rumput Cynodon dactylon juga dilakukan oleh

masyarakat terhadap ternak kuda. Hasil penelitian Sudirman et al. (2013) menunjukkan

bahwa rumput Cynodon dactylon merupakan hijauan pakan yang dominan proporsinya dalam

campuran pakan kuda pacuan di Sumbawa, relatif sama dengan komposisi botani hijauan

pakan kuda penarik cidomo di Kota Mataram.

Epidermis merupakan lapisan sel-sel yang paling luar dan menutupi permukaan

tumbuhan (daun, batang) dan dapat dijadikan indikator biologi sebagai identitas jenis

0.18

0.38

0.22

0.08

0.01

0.06

0.06

0.14

0.28

0.21

0.12

0.02

0.17

0.07

0.32

0.66

0.43

0.21

0.02

0.24

0.13

0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70

Sporobolus virginicus

Cynodon dactylon

Paspalum distichum

Echinocloa colona

Cyperus rotundus

Brachiaria ramosa

Cholirs barbata

INP FR KbR

Page 12: KOMPOSISI BOTANI LAR DAN RAGAM HIJAUAN MUSIM …eprints.unram.ac.id/6865/1/JURNAL.pdfKomposisi botani Lar yang terdapat di Desa Penyaring didominasi oleh Rebu Burin Ai (Sporobolus

12

tumbuhan tertentu. Bentuk anatomi epidermis yang berupa bangunan yang berbeda, misalnya

rambut-rambut, sel penutup stoma, dan sel-sel khusus lainnya, sangat berharga untuk

pengenalan takson tertentu.

Epidermis tetap ada pada sepanjang hidup organ tertentu yang tidak mengadakan

penebalan sekunder. Pada beberapa jenis tumbuhan, misalnya Monocotyledoneae (Liliopsida)

yang berumur panjang, meskipun batangnya tidak mengadakan penebalan sekunder,

epidermis tetap digantikan oleh gabus bila batangnya semakin tua (Woelaningsih, 1999).

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada korelasi antara proporsi individu jenis pakan

yang melimpah di Lar dengan proporsi epidermisnya dalam feses. Rebu Burin Ai

(Sporobolus virginicus) sangat banyak ditemukan dalam Lar, namun menempati urutan

ketiga yang banyak dimakan Sapi Sumbawa. Berbeda dengan Rebu Kawat (Cynodon

dactylon), jenis ini tidak banyak proporsinya dalam Lar, namun merupakan pakan yang

paling disukai oleh Sapi Sumbawa.

Hasil perhitungan proporsi epidermis masing-masing tanaman yang dimakan Sapi

Sumbawa ini bisa digunakan untuk menentukan besarnya jumlah pakan yang dimakan, dan

selain itu untuk menduga kualitas pakan yang dimakan yaitu apakah hijaun yang dimakan

sudah berumur tua atau masih muda. Hal ini berkaitan dengan kandungan lignin dan bahan

lain pada sel epidermis yang menyebabkan epidermis sulit tercerna sehingga akan tetap

keluar bersama feses.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Terdapat 28 jenis hijauan pada musim kemarau pada Lar di Desa Penyaring.

2. Komposisi botani Lar yang terdapat di Desa Penyaring didominasi oleh Rebu Burin Ai

(Sporobolus virginicus).

3. Jenis vegetasi hijauan pakan yang banyak ditemukan dalam feses Sapi Sumbawa adalah

Rebu Kawat (Cynodon dactylon).

DAFTAR PUSTAKA

Davis, P.H. and V.H.Heywood. 1973. Principles of Angiosperm Taxonomy. Robert E.

Krieger Publishing Company, Huntingtong, New York.

Dilaga, S.H. 2001. Beternak Sapi Hissar. Penerbit Akademika Pressindo, Jakarta S.H. 2014.

Sapi Sumbawa Sumber Daya Genetik Ternak Indonesia.Pustaka Reka Cipta.Bandung

Page 13: KOMPOSISI BOTANI LAR DAN RAGAM HIJAUAN MUSIM …eprints.unram.ac.id/6865/1/JURNAL.pdfKomposisi botani Lar yang terdapat di Desa Penyaring didominasi oleh Rebu Burin Ai (Sporobolus

13

Hercus, B.H., 1960. Plant Cticle as and Aid to Determining the Diet of Grazing Animalz.

Proc. Int. Grassi Congr. 8: 443-7.

Kessler, W.B., W.F. Kasworm dan W.L. Bodie,1981. Three Methods Compared for

Analysis of Proghorn Diets.J. Wildl. Manage 45(3): 612-19

Kumalasari, F.T., 1994. Identifikasi Pakan Badak Jawa (Rhiconeros sondaicus Desmarest)

di Taman Nasional Ujung Kulon. Skripsi Fakultas Kehutanan UGM, Yogyakarta.

Maya Triana, 2004.Penggunaan Indikator Biologi Untuk Penentuan Jenis Pakan Yang

Dimakan Oleh Kambing. Skripsi Sarjana Peternakan Jurusan

INMT,UNRAM,Mataram

Martin, D.J., 1964. Analysis of Sheep Diet Utilizing Plant Epidermal Fragments in Faeces

Samples. Dalam Crisp, D.J.(ed.) Grazing in Terrestial and Marine Environments.

Blackweel Scientific Publication, Oxford,p.173-88

Suhubdy, Sudirman, dan G. Mertha. 2009. Identifikasi Jenis Hijauan Pakan Yang

Dikonsumsi Ternak Kerbau (Bubalus bubalis) di Padang Pengembalaan Melalui

Analisis Fesesnya. Makalah disampaikan pada Seminar dan Lokakarya Nasional

ternak Kerbau di Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah.

Sudirman, G. Mertha, dan Suhubdy. 2013. Inventarisasi Hijauan Pakan Kuda Pacuan di

Nusa Tenggara Barat. Prosiding Seminar Nasional II Himpunan Ilmuwan Tumbuhan

Pakan Indnonesia (HITPI) Bekerjasama dengan Dirjen Peternakan dan Kesehatan

Hewan Kementerian RI. Inna Bali Hotel, Denpasar, Bali.

Sofiah Bumba Umbu Nay,. 2005. Penggunaan Jaringan Epidermis Dalam Penentuan Jenis

dan Jumlah Pakan Yang Dimakan Oleh Sapi Hissar. Skripsi Fakultas Peternakan

Universitas Mataram. (Tidak dipublikasikan).

Stoddart, L.A,A.D. Smith dan T.W. Box, 1978. Range Management. McGraw-Hill Book

Company, New York.

Storr, G.M. (1960). Microscopic analysis of Faeces, A Technique for ascertaining the diet

of herbivorous Mammals. Aust J of Biol Sci 14: 1: Feb 1961 157-165.

Page 14: KOMPOSISI BOTANI LAR DAN RAGAM HIJAUAN MUSIM …eprints.unram.ac.id/6865/1/JURNAL.pdfKomposisi botani Lar yang terdapat di Desa Penyaring didominasi oleh Rebu Burin Ai (Sporobolus

14

Takatsuki, S., 1978. Precision Baluran National Park. Management Plan 1978.1982. FAO of

United Nation, Bogor, Field Report No. 4.

Woelaningsih, S. 1999. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan II. Laboratorium Anatomi

Tumbuhan Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.