komponen penting dalam instalasi pengolahan air limbah

3
Komponen Penting dalam Instalasi Pengolahan Air Limbah a. Saringan /Screen Awal (Sebelum Pompa Angkat) Sampah seperti plastik dan kotoran-kotoran mengambang dalam influen disaring dengan saringan kasar. Kotoran yang tersaring pada bar screen seperti yang tersebut diatas diambil secara manual dengan alumunium rake. Jika menggunakan/terpasang saringan mekanis (mechanical screen), maka dengan conveyor belt sampah yang terangkat dipisahkan dan dimasukan dalam pengumpul sampah. Kotoran diambil dan dibuang paling tidak satu kali sehari jika menggunakan bar screen dan sistem manual, dan jika memakai saringan mekanis juga dibuang sekali sehari. b. Pompa Angkat / Lift Pump Pada suatu IPAL biasanya selalu terdapat 3 unit pompa angkat, 2 unit pompa untuk dioperasikan dan 1 unit pompa untuk standby. Standby bisa berarti pompa bisa dioperasikan sewaktu-waktu, misal dalam kondisi air di stasiun pompa dalam keadaan banjir, atau bila salah satu pompa mengalami kerusakan atau macet, dan lain sebagainya. c. Screen Tahap Kedua (Setelah Pompa) Sampah seperti plastik dan kotoran-kotoran mengambang dalam influen disaring dengan saringan kasar. Kotoran yang tersaring pada bar screen seperti yang tersebut diatas diambil secara manual dengan alumunium rake. Jika menggunakan / terpasang mechanical screen, maka dengan conveyor belt sampah yang terangkat dipisahkan dan dimasukan dalam pengumpul sampah. Kotoran diambil dan dibuang paling tidak satu kali sehari jika menggunakan bar screen dan sistem manual, dan jika memakai saringan mekanis juga dibuang sekali sehari. d. Penangkap Butiran Kasar/ Grit Chamber Fungsi Grit chamber adalah menghilangkan tanah kasar, pasir dan partikel halus mineral dari air buangan sehingga tidak mengendap dalam saluran ataupun pipa dan melindungi pompa dan mesin dari abrasi. Secara teoretis, partikel yang bisa diendapkan oleh grit removal adalah berukuran >200 mm. Dalam pengolahan air buangan, grit removal untuk pengolahan air

Upload: arlina-phelia-philliang

Post on 22-Nov-2015

32 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

IPAL, TEKNIK

TRANSCRIPT

Komponen Penting dalam Instalasi Pengolahan Air Limbah

a.Saringan /Screen Awal (Sebelum Pompa Angkat)Sampahseperti plastik dan kotoran-kotoran mengambang dalam influen disaring dengan saringan kasar. Kotoran yang tersaring padabar screen seperti yangtersebut diatas diambil secara manual dengan alumunium rake.Jika menggunakan/terpasang saringan mekanis (mechanical screen), maka dengan conveyor belt sampah yang terangkat dipisahkan dan dimasukan dalam pengumpul sampah.Kotoran diambil dan dibuang paling tidak satu kali sehari jika menggunakan bar screen dan sistem manual, dan jika memakai saringan mekanis juga dibuang sekali sehari.

b.Pompa Angkat / Lift PumpPada suatu IPAL biasanya selalu terdapat 3 unit pompa angkat, 2 unit pompa untukdioperasikan dan 1 unit pompa untuk standby. Standby bisa berarti pompa bisa dioperasikan sewaktu-waktu, misal dalam kondisi air di stasiun pompa dalam keadaan banjir, atau bilasalah satu pompa mengalami kerusakan atau macet, dan lain sebagainya.

c.Screen Tahap Kedua (Setelah Pompa) Sampah seperti plastik dan kotoran-kotoran mengambang dalam influen disaring dengan saringan kasar. Kotoran yang tersaring padabar screen seperti yangtersebut diatas diambil secara manual dengan alumunium rake. Jika menggunakan / terpasang mechanical screen, maka denganconveyor belt sampah yang terangkat dipisahkan dan dimasukan dalam pengumpul sampah. Kotoran diambil dan dibuang paling tidak satu kali sehari jika menggunakan bar screen dan sistem manual, dan jika memakai saringan mekanis juga dibuang sekali sehari.

d.Penangkap Butiran Kasar/ Grit ChamberFungsi Gritchamberadalah menghilangkan tanah kasar, pasir dan partikel halus mineraldari air buangan sehingga tidak mengendap dalam saluran ataupun pipa dan melindungipompa dan mesin dari abrasi. Secara teoretis, partikel yang bisa diendapkan oleh grit removal adalah berukuran >200 mm. Dalam pengolahan air buangan, grit removal untuk pengolahan air buangan dari domestik bisa dilakukan dengansingle grit channel, circular grit channel dan aerated rectangular grit chamber.Di dunia industri, grit removal biasanya digunakan pada efluen indutri pertanian dan makanan ataupun industri metalurgi.

e.Bak PembagiSetelah unit pre treatment, pada awal atau hulu dari system pengolahan dengan kolam stabilisasi, selalu terdapat bak pembagi aliran. Pengolahan dengan system kolam stabilisasi umumnya terdiri dariminimal 2 (dua) jalur system pengolahan, karena hal tersebut memungkinkan penanganan yang maksimal dan baik jika terjadi problem pada salah satu jalur, bisa juga berfungsi pada saat pasokan limbah sangat sedikit atau kurang dari 50% , maka pengolahan bisa dilakukan hanya dengan satu jalur pengolahan.Pada bak pembagi/distribution chamber, terdapat2 (dua) pintu air/gate (jika ada 2 jalur pengolahan), setiapgate/pintu air berfungsi untuk menyalurkan air limbah ke salah satu jalur/baris kolam stabilisasi. Pengoperasian pintu air bisa secara manual atau secara otomatis. Operasional bak pembagi tersebut adalah sebagai berikut:Jikaaliran air limbah 100% dari kapasitas desain, maka 2 (dua) pintu air dibuka normal, kedua pintu air tersebutakan mendistribusikan efluen ke kolam stabilisasi No.1 dan No.2. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, dua baris kolam dipasang paralel di dalam sistem ini. Biasanya Setiap baris terdiri dari 2 (dua) atau 3 (tiga) kolam anaerobik (paralel) ditambah dengan2 (dua) kolam fakultatif (paralel) dan 2 (dua) kolam maturasi yang disusun secara seri.Air limbah tersalurkanke semua kolam secara normal.Jika aliran air limbah kurang dari 50% dari kapasitas desain, mengoperasikan satu baris kolam boleh dilakukan. Dalam hal ini, "tutup" salah satu pintu air/distribution gate pada baris kolam yang akan diistirahatkan.

f.Kolam Fakultatifyaitu kolam stabilisasi yang menerima air limbah yang sudah terolah dikolam anaerobik, dan mengalirkan air yang sudah diolah ke selokan kering atau ke kolam maturasi.

g.Kolam Maturasi/ PematanganKolam pematangan adalah kolam yang mengolah limbah cair, terutama secara aerobik karena sebagian besar zat organik telah terambil pada unit-unit anaerobik dan fukultatif, sehingga beban organik pada kolam pematangan menjadi rendah. Kolam pematangan menerima efluen yang berasal dari kolam fukultatif dan bertanggung jawab terhadap kualitas dari efluen akhir. Periode tinggal berkisar antara 5-10 hari dengan kedalaman kurang lenih 1,5 meter. Umumnya, kolam ini didesain untuk pengurangan koliform yang berasal dari tinja daripada untuk pengurangan BOD. Sejumlah besar koliform akan dapat dihilangkan dalam waktu penahanan sekitar 5 hari (Haryoto Kusnoputranto, 1984). Fungsi utama kolam maturasi adalah untuk merombak sludge disamping itu juga untuk menentukan kualitas effluen pada tingkat akhir. Kolam maturasi seluruhnya bersifat aerob dan dapat dipertahankan sampai kedalaman 3 meter. Pada dua seri kolam maturasi masing-masing mempunyai kisaran waktu 7 hari. Waktu tersebut dibutuhkan untuk menurunkan BOD menjadi 25% . Jumlah kolam maturasi yang dibutuhkan pada setiap situasi tergantung pada tingkat pengurangan bakteri atau sludge yang ada. Setiap kolam dengan kisaran waktu 5-7 hari mampu mereduksi fecal coliform sampai tingkat 90-95%.

h.Bak Pengering Lumpur

Bak Pengering Lumpuradalah bak yang terdiri dari lapisan porous alami atau buatan, yang menerima lumpur stabil dari underflow unit pengolah air limbah/lumpur tinja untuk dikeringkan dengan cara drainase dan evaporasi.Pada Instalasi pengolahan air limbah yang menggunakan sistem lumpur aktif yang dihasilkan dalam bak sedimentasi sebagai recycle dan sebagian lagi dipompakan ke bak pengering lumpur (sludge drying bed) lumpur yang ditumpahkan ke bak pengering lumpur biasanya mengandung kadar solid 10 % dan air 90 %. Bak pengering lumpur ini dilengkapi dengan media penyaring setebal 40 cm yang terdiri dari pasir halus, pasir kasar dan koral besar.Air yang meresap melewati lapisan penyaring, masuk ke pipa unser drain dan sebagian lagi menguap ke udara. Waktu pengeringan lumpur biasanya 3-4 minggu dengan ketebalan lapisan lumpur dalam bak pengering antara 15-25 cm. Semakin tebal lapisan lumpur, waktu pengeringan semakin lama apalagi ke dalam bak pengering lumpur yang sudah terisi lumpur masih dimasukkan lagi lumpur yang baru. Keadaan cuaca juga sangat mempengaruhi lamanya waktu pengeringan lumpur.