komplikasi prog ttns
DESCRIPTION
komplikasi prognosis tetanusTRANSCRIPT
Komplikasi
Komplikasi tetanus pada beberapa sistem tubuh ialah sebagai berikut (Cook, Protheroe, &
Handel, 2010).
- Pada saluran pernapasan
Oleh karena spasme otot-otot pernapasan dan spasme otot laring dan seringnya
kejang menyebabkan terjadinya asfiksia. Karena akumulasi sekresi saliva serta sukar
menelan air liur dan makanan dan minuman sehingga sering terjadi pneumonia
aspirasi, atelektasis akibat obstruksi oleh secret. Pneumothoraks dan mediastinal
emfisema biasanya terjadi akibat dilakukannya trakeostomi.
- Pada kardiovaskular
Komplikasi berupa aktivitas simpatis meningkat antara lain berupa takikardia,
hipertensi, vasokonstriksi perifer dan rangsangan miokardium.
- Pada tulang dan otot
- Pada otot karena spasme yang berkepanjangan bisa terjadi perdarahan dalam otot.
Pada tulang dapat terjadi fraktur columna vertebralis akibat kejang yang terus
menerus terutama pada anak dan orang dewasa, beberapa peneliti melaporkan juga
dapat miositis ossifikans sirkumskripta.
- Komplikasi yang lain :
1. Laserasi lidah akibat kejang
2. Dekubitus karena penderita berbaring satu posisi saja
3. Panas yang tinggi karena infeksi sekunder atau toksin yang menyebar luas dan
mengganggu pusat oengatur suhu.
Penyebab kematian pada tetanus ialah akibat komplikasi yaitu : bronkopneumonia,
cardiac arrest, septicemia dan pneumothoraks.
Prognosis
Dipengaruhi oleh beberapa factor (Muteya et al., 2013):
1. Masa inkubasi
Makin panjang masa inkubasinya makin ringan penyakitnya, sebaliknya makin
pendek masa inkubasi penyakit makin berat. Pada umumnya bila inkubasi < 7 hari
tergolong berat.
2. Umur
Makin muda umur penderita seperti pada neonatus maka prognosanya makin jelek.
3. Period of onset
Period of onset adalah waktu antara timbulnya gejala tetanus, misalnya trismus
sampai terjadinya kejang umum. Kurang dari 48 jam, prognosanya jelek.
4. Panas
Pada tetanus tidak selalu ada febris. Adanya hiperpireksia prognosanya jelek.
5. Pengobatan
Pengobatan yang terlambat prognosanya jelek.
6. Ada tidaknya komplikasi
7. Frekusensi kejang
Semakin sering prognosanya makin jelek (Muteya et al., 2013).
Muteya, M. M., a Kabey, A. K., Lubanga, T. M., Tshamba, H. M., & a Nkoy, A. M. T. (2013). Prognosis of tetanus patients in the intensive care unit of Provincial Hospital Jason Sendwe, Lubumbashi, DR Congo. Pan African Medical Journal, 14(1).
Cook, T. M., Protheroe, R. T., & Handel, J. M. (2001). Tetanus: a review of the literature. British Journal of Anaesthesia, 87(3), 477-487.