kompetisi politik antar aktor lokal pada ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/fathor...

73
KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH KABUPATEN BANGKALAN TAHUN 2018 (Studi Kasus di Desa Alang-Alang Kecamatan Trageh Kabupaten Bangkalan) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana dalam Program Strata Satu (S-1) pada Program Studi Pemikiran Politik Islam Disusun oleh: FATHOR ROSI NIM: E04213026 PROGRAM STUDI PEMIKIRAN POLITIK ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2019

Upload: others

Post on 28-Oct-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA PEMILIHAN

KEPALA DAERAH KABUPATEN BANGKALAN TAHUN 2018

(Studi Kasus di Desa Alang-Alang Kecamatan Trageh

Kabupaten Bangkalan)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana dalam

Program Strata Satu (S-1) pada Program Studi Pemikiran Politik Islam

Disusun oleh:

FATHOR ROSI

NIM: E04213026

PROGRAM STUDI PEMIKIRAN POLITIK ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA

2019

Page 2: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini saya:

Nama : Fathor Rosi

NIM : E04213026

Program Studi : Pemikiran Politik Islam

Fakultas : Ushuluddin dan Filsafat

Dengan sungguh-sungguh menyatakan, bahwa SKRIPSI ini secara keseluruhan

adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang

dirujuk sumbernya.

Surabaya, 11 November 2019

Saya yang menyatakan,

Fathor Rosi

NIM: E04213026

Page 3: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi oleh Fathor Rosi ini telah disetujui untuk diujikan.

Surabaya, 11 November 2019

Pembimbing

Laili Bariroh, M.Si.

NIP: 197711032009122002

Page 4: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

iv

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi oleh Fathor Rosi ini telah dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi

Surabaya, 18 Desember 2019

Mengesahkan

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

Dekan,

Dr. Kunawi, M.Ag.

NIP: 1964091819920310023

Tim Penguji:

Penguji I,

Laili Bariroh, M.Si

NIP: 197711032009122002

Penguji II,

Holilah, M.Si

NIP: 197610182008012008

Penguji III,

Dr. Ainur Rofiq al-Amien

NIP: 197206252005011007

Penguji IV,

Khoirul Yahya, M.Si

NIP: 197202062007101003

Page 5: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

v

Page 6: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

vii

ABSTRAK

Judul : Kompetisi Politik Antar Aktor Lokal Pada Pilkada Kabupaten Bangkalan

Tahun 2018 (Studi Kasus Di Desa Alang-Alang Kecamatan Trageh

Kabupaten Bangkalan)

Penulis : Fathor Rosi

Pembimbing : Laili Bariroh, M.Si.

Kata Kunci : Persaingan Politik Lokal, Rasional Instrumental, Rasional Nilai

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hadirnya elite lokal baru sebagai aktor

politik di Desa Alang-Alang, yakni kelompok Pemuda yang ikut serta

meramaikan persaingan politik bersama kelompok Kiai dan kelompok Blater

dalam konteks Pilkada Kabupaten Bangkalan tahun 2018. Ketiga aktor ini pun

mengupayakan memenangkan masing-masing paslon. Adapun rumusan masalah

penelitian ini adalah bagaimana dinamika persaingan antar aktor dalam Pilkada

Kabupaten Bangkalan tahun 2018 di Desa Alang-Alang dan bagaimana model

tindakan masing-masing elite lokal dalam memenangkan pasangan calon

dukungannya pada Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Bangkalan 2018 di Desa

Alang-Alang. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dinamika

persaingan antar aktor dalam Pilkada Kabupaten Bangkalan tahun 2018 di Desa

Alang-Alang dan memahami model tindakan masing-masing elite lokal dalam

memenangkan pasangan calon dukungannya pada Pemilihan Kepala Daerah

Kabupaten Bangkalan 2018 di Desa Alang-Alang.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dan pendekatan

kualitatif, dengan data yang peroleh dari sumber primer dan dilengkapi dengan

sumber sekunder. Data primer tersebut didikumpulkan melalui teknik

pengumpulan data wawancara mendalam dan dokumentasi yang kemudian

diseleksi dan dikonfirmasi menggunakan teknik analisis data triangulasi sumber.

Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis menggunakan teori tindakan sosial

perspektif Max Weber yang secara umum mengurai tindakan sosial manusia

menjadi tiga jenis, emliputi tindakan rasional berbasis rasionalitas instrumental,

rasionalitas nilai, dan rasionalitas afektif.

Temuan yang diperoleh adalah: Pertama, dinamika persaingan antar aktor

dalam Pilkada Kabupaten Bangkalan tahun 2018 di Desa Alang-Alang

berlangsung ketat, terutama antara kelompok Pemuda dengan kelompok Blater,

yang diwarnai tindakan intimidasi oleh kelompok Blater kepada kelompok

Pemuda. Kedua, tindakan masing-masing aktor tersebut merupakan tindakan

rasional dengan klasifikasi: tindakan rasional instrumental bagi kelompok Pemuda

yang menginginkan perubahan Kabupaten Bangkalan ke arah yang lebih baik

dengan mengganti rezim Ra Fuad yang selama ini berkuasa, tindakan rasional

instrumental bagi kelompok Blater yang menginginkan rezim Ra Fuad tetap

berkuasa melalui paslon nomor 3 dengan tujuan mempertahankan status quo, dan

tindakan rasional nilai bagi kelompok Kiai yang menginginkan Kabupaten

Bangkalan dipimpin oleh paslon nomor 2 karena dirasa sesuai dengan kriteria

kepemimpinan sebagaimana diajarkan dalam Islam.

Page 7: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

PERNYATAAN KEASLIAN ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING iii

PENGESAHAN SKRIPSI iv

HALAMAN MOTTO v

HALAMAN PERSEMBAHAN vi

ABSTRAK vii

KATA PENGANTAR viii

DAFTAR ISI ix

BAB I: PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 6

C. Tujuan Masalah 7

D. Manfaat Penelitian 7

E. Definis Konseptual 7

F. Penelitian Terdahulu 9

G. Metode Penelitian 14

H. Sistematika Pembahasan 19

BAB II: KONSEP TINDAKAN RASIONAL DAN KOMPETISI POLITIK LOKAL 21

A. Tindakan Sosial Perspektif Max Weber 21

B. Kompetisi Politik di Tingkat Lokal 26

BAB III: DINAMIKA PERSAINGAN ANTAR ELITE LOKAL

DALAM PILKADA KABUPATEN BANGKALAN 2018 DI DESA ALANG-ALANG 32

A. Gambaran Umum Desa Alang-Alang 32

B. Pilkada Kabupaten Bangkalan Tahun 2018 33

C. Elite Lokal dan Peta Politik di Desa Alang-Alang 35

BAB IV: MODEL TINDAKAN AKTOR POLITIK LOKAL DALAM PILKADA

KABUPATEN BANGKALAN 2018 DI DESA ALANG-ALANG 44

A. Dinamika Persaingan Aktor Politik Lokal di Desa Alang-Alang 44

B. Tindakan Elite Politik Lokal dalam Perspektif Max Weber 52

Page 8: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

x

BAB V: PENUTUP 60

A. Kesimpulan 60

B. Saran 61

DAFTAR PUSTAKA 62

Page 9: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2016 tentang

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang

Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun

2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-

Undang, menjelaskan bahwa pemilihan kepala daerah, baik di tingkat provinsi

maupun kabupaten dan kota dilakukan secara serentak dan bertahap.

Pemilihan Kepala Daerah secara serentak ini merupakan sebuah peluang untuk

menciptakan pemerintahan daerah yang akuntabel.

Pada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara

serentak ini meliputi 171 daerah, yakni 115 kabupaten, 39 kota, dan 17

provinsi, termasuk salah satunya di Kabupaten Bangkalan. Pelaksanaan

Pilkada serentak ini menjadi yang pertama kali dilakukan dalam sejarah

demokrasi di Indonesia. Beberapa pendapat mengatakan bahwa ide ini

dicetuskan karena beberapa alasan, salah satunya untuk memperirit mahalnya

ongkos Pemilu yang dilakukan hampir tiap tahun di berbagai daerah.

Salah satu hal yang paling penting dalam pelaksanaan Pemilu dalam

suatu negara adalah partisipasi publik. Partisipasi publik dalam Pemilu atau

dalam Pilkada ini, selain tentu untuk memilih seorang pemimpin, juga dapat

dijadikan parameter bagi pelaksanaan demokrasi di sebuah negara, entah

dalam aspek kualitas penyelengaraannya, seperti kebebasan, keadilan,

Page 10: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

kerahasiaan, ataupun kuantitas partisipasi pemilih, seperti kesadaran

masyarakat tentang hak untuk memilih, angka golpun, dan lain sebagainya.2

Selain sebagai parameter pelaksanaan demokrasi, Pemilu atau Pilkada

juga merupakan bagian dari usaha-usaha mentransformasikan kaidah

demokrasi, yakni pemerintaha “dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat” ke

dalam kehidupan bernegara. Dengan memilih, masyarakat secara tidak

langsung sedang memerintah, yang itu dilakukan untuk menghasilkan sebuah

keputusan-keputusan yang akan kembali kepada masyarakat. Adapun setiap

orang yang masyarakat pilih untuk menjadi pemimpin, adalah ia yang juga

berasal dari unsur masyarakat itu sendiri. Sehingga, dengan demikian,

pelaksanaan Pemilu atau Pilkada ini dapat mencerminkan prinsip dan nilai

demokrasi, di mana kehendak dan kedaulatan masyarakat dijunjung tinggi.3

Selain memilih, berbagai elemen masyarakat turut ambil bagian untuk

menyukseskan agenda reformasi ini dengan ikut serta dalam percaturan politik

praktis sebagai tim pemenangan bagi masing-masing pilihannya. Tidak hanya

dari kalangan politisi saja, akan tetapi kelompok masyarakat pun ikut

berpartisipasi aktif dalam mengkampanyekan calonnya.

Dalam konteks itu, Kabupaten Bangkalan menjadi salah satu daerah

dengan intensitas persaingan politik akar rumput yang cukup intens. Hal

tersebut dipengaruhi oleh keberadaan beberapa elite lokal yang sama-sama

ingin mempertahankan pengaruh dan kepentingannya melalui pemenangan

2 Robert A. Dahl, Perihal Demokrasi; Menjelajahi Teori dan Praktek Demokrasi Secara Singkat,

alih bahasa A. Rahman Zainuddin, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001), 132. 3 Huwaydi F., Demokrasi Oposisi dan Masyarakat Madani, alih bahasa Abdul Ghaffar, (Bandung:

Mizan, 1996), 161.

Page 11: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

salah satu kontestan Pilkada Kabupaten Bangkalan. Kelompok elite lokal

pendukung pasangan calon sebagaimana dimaksud, ada di hampir semua desa,

yang secara umum teridentifikasi dan didominasi oleh kelompok Kiai dan

Blater. Kadang mereka berkoalisi, dan tak jarang pula bersaing satu sama lain.

Akan tetapi, pada penyelenggaraan Pilkada Kabupaten Bangkalan di

Desa Alang-Alang, persaingan politik dalam konteks pemenangan calon, tidak

saja diikuti oleh kelompok elite lokal yang selama ini mendominasi di hampir

semua wilayah Madura, dalam hal ini Kiai dan Blater, namun juga diikuti oleh

kelompok Pemuda yang tergabung dalam komunitas pemuda desa.

Keberadaan kelompok Pemuda sebagai kelompok elite lokal baru di

Desa Alang-Alang, yang selanjutnya ikut meramaikan persaingan

pemenangan pasangan calon Pilkada Kabupaten Bangkalan 2018, tidak dapat

dilepaskan dari beberapa faktor yang saling berkaitan, meliputi: Pertama,

faktor geografis, di mana Desa Alang-Alang merupakan satu dari sekian desa

yang berbatasan dengan selat Madura yang kini disambung oleh jembatan

Suramadu. Sehingga mobilitas pertukaran informasi dan pengetahuan,

khususnya mengenai isu politik, antara Surabaya dan Bangkalan semakin

mudah dijangkau.

Kedua, faktor pendidikan, bahwa semakin banyak pemuda-pemuda

desa di Kabupaten Bangkalan yang kini sedang atau pun telah selesai

menempuh pendidikan tinggi. Berdasarkan publikasi data Badan Pusat

Statistik Kabupaten Bangkalan, prosentase penduduk usia 15 tahun ke atas

yang berpendidikan tinggi sebesar 0,13% untuk Diploma I/II/III/Akademi;

Page 12: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

1,76% untuk D4/S1; dan 0,07% untuk S2/S3.4 Statistik tersebut tentu

menampilkan peningkatan dibandingkan dengan angka pada tahun-tahun

sebelumnya.

Ketiga, faktor sosial-budaya, yaitu semakin meningkatnya rasionalitas

masyarakat Desa Alang-Alang, lebih-lebih di kalangan pemuda. Indikator

meningkatnya rasionalitas itu, selain terlihat pada menurunnya keyakinan

masyarakat terhadap mitos dan takhayul, juga tergambar pada sikap

masyarakat yang tidak serta-merta meyakini dan mengikuti anjuran/perintah

Kiai, khususnya dalam aspek kepemimpinan politik dan pemilu.

Faktor terakhir yang juga menjadi alasan bagi kelompok Pemuda di

Desa Alang-Alang untuk tidak mendukung paslon adalah karena keduanya

masih mempunyai hubungan kekeluargaan dengan Fuad Amin Imron (Ra

Fuad), rezim yang selama ini berkuasa di Kabupaten Bangkalan. Terutama

sekali paslon nomor 3 yang merupakan adik kandung dari Ra Fuad, meskipun

sebenarnya secara umur dapat merepresentasikan kaum Pemuda.

Meski dalam konteks ini peran Pemuda lebih aktif dibandingkan

dengan Pilkada yang sebelumnya, akan tetapi peran Pemuda masih terbatas,

sebab faktor kultur adat Madura masih mengekang para pemuda dalam ikut

memeriahkan kontestasi politik lokal. Hal itu tercermin dari gesekan dan

dinamika yang terjadi di desa Alang-alang saat Pilkada. Peran Pemuda masih

dibatasi dalam hal merekrut massa di dusun tertentu dan di golongan tertentu.

4 Kabupaten Bangkalan dalam Angka 2018, Badan Pusat Statistik Kabupaten Bangkalan, 81.

Page 13: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

Hal itu merupakan imbas dari hegemoni aktor politik lokal yang dalam hal ini

di dominasi oleh kaum Blater ataupun Kiai.

Pengekangan tersebut bukan tanpa alasan, sebab turut andilnya

Pemuda ke ranah politik masih dianggap terlalu dini dan mengabaikan kultur

“Bupak-Babu, Guru, Rato”. Istilah tersebut merupakan kebiasaan sami’na wa

atha’na yang harus dilakukan oleh setiap pemuda dalam kehidupan bersosial.

Tabel I: Rekapitulasi Suara Pilkada Kabupaten Bangkalan Tahun 2018

di Desa Alang-Alang Kecamatan Trageh Kabupaten Bangkalan

5

No. Urut Pasangan Calon Perolehan Suara

1 Farid Alfauzi - Sudarmawan 937

2 KH. Imam Buchori Kholil - KH. Mondir Rofii 340

3 Abd. Latif Amin Imron - Moh. Mohni 1.325

Tidak Sah 133

Meskipun pasangan calon nomor urut 1 yang didukung oleh kelompok

Pemuda pada akhirnya kalah, kehadiran kelompok Pemuda di tengah

persaingan pemenangan pasangan calon tersebut tetap menarik, mengingat

ketiga kelompok elite tersebut sama-sama mencari dukungan masyarakat Desa

Alang-Alang melalui pendekatan yang berbeda.

Pendekatan-pendekatan yang dilakukan oleh ketiga kelompok tersebut

cukup bervariasi. Kelompok Pemuda, pendekatannya dilakukan melalui sarana

kegiatan karang taruna, seperti penyuluhan masyarakat. Kelompok Kiai,

pendekatannya dilakukan melalui serangkaian kegiatan keagamaan yang

sifatnya rutin dan tradisional, seperti tahlilan, shalawatan, dan pengajian

umum. Kelompok Blater, pendekatan dilakukan melalui pertemuan-

5 Wawancara, Luluk Fitriani (Aparatur Desa), 1 Februari 2019.

Page 14: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

pertemuan, baik perseorangan maupun berkelompok, seperti nenamoy, remoh,

dan sandur.

Dalam perkembangannya, dinamika persaingan antar kelompok elite

tersebut memuncak ketika masing-masing kelompok mengundang dan

menghadirkan pasangan calon yang didukung ke acara yang menjadi sarana

kampanye. Seperti pada kegiatan penyuluhan pupuk organik oleh kelompok

Pemuda, pada acara pengajian umum oleh kelompok Kiai, dan pada acara

remo dan sandur oleh kelompok Blater. Saling tolak maupun resistensi dari

masing-masing kelompok elite juga tidak terelakkan.

Dinamika persaingan politik antara kelompok Pemuda, Kiai, dan

Blater dalam memenangkan pasangan calon masing-masing pada Pilkada

Kabupaten Bangkalan 2018 di Desa Alang-Alang sebagaimana dijelaskan di

atas, selanjutnya menarik perhatian penulis untuk melakukan penelitian

lanjutan. Penulis beranggapan, keberadaan elite lokal baru, dalam hal ini

kelompok Pemuda, yang ikut mewarnai persaingan politik di Desa Alang-

Alang, merupakan hal baru di dalam perkembangan politik lokal.

Selain itu, keterlibatan kelompok elite lokal, baik kelompok Pemuda,

Kiai dan Blater, sebagai aktor politik dalam proses pemenangan pasangan

calon masing-masing pada Pilkada Kabupaten Bangkalan 2018 juga patut

untuk diamati. Mengingat, bahwa di Madura, khususnya di Desa Alang-

Alang, peran kelompok elite lokal masih sangat kuat di dalam mempengaruhi

perilaku sekaligus preferensi politik masyarakat.

B. Rumusan Masalah

Page 15: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

1. Bagaimana dinamika persaingan antar elite lokal dalam Pilkada Kabupaten

Bangkalan 2018 di Desa Alang-Alang?

2. Bagaimana model tindakan masing-masing elite lokal pada Pilkada

Kabupaten Bangkalan 2018 di Desa Alang-Alang?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui dinamika persaingan antar elite lokal dalam Pilkada

Kabupaten Bangkalan 2018 di Desa Alang-Alang; dan

2. Memahami model tindakan masing-masing elite lokal pada Pilkada

Kabupaten Bangkalan 2018 di Desa Alang-Alang.

D. Manfaat Penelitian

Secara teoritis, laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi civitas

akademika UIN Sunan Ampel, khususnya bagi mereka yang mendalami studi

politik dan demokrasi lokal. Karena, selain tentu dapat memperkaya khazanah

ilmu politik, juga terbuka untuk ditinjau ulang atau bahkan dibantah dengan

penelitian dan temuan baru. Sehingga iklim akademik menjadi lebih hidup.

Selain itu, laporan penelitian ini secara praktis juga bermanfaat bagi

masyarakat, khususnya di Desa Alang-Alang, sebagai referensi alternatif

dalam membangun persaingan politik yang lebih sehat dan kompetitif, salah

satunya melalui pendekatan politik yang baik dan tetap menghormati

kebebasan dan hak politik masyarakat, serta memberikan ruang gerak yang

bebas bagi seluruh elemen masyarakat dalam menyuarakan pendapat dan

aspirasinya.

E. Definisi Konseptual

Page 16: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

1. Elite Lokal

Istilah elite di dalam suatu masyarakat di sebuah wilayah tertentu

dapat dijelaskan sebagai seseorang atau sekelompok orang dengan

kepemilikan modal, baik sosial maupun material, yang bisa mempengaruhi

tindakan masyarakat dalam berkehidupan sosial.6 Dengan pengaruh

tersebut, maka elite dapat memiliki atau memperoleh “kekuasaan” lebih

dibandingkan orang lain.7 Jadi, elite lokal adalah orang yang berpengaruh

di wilayah yang lebih rendah daripada negara, seperti di tingkat daerah,

kabupaten/kota, dan desa.

2. Pemuda

Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang

Kepemudaan pasal 1 ayat 1, pemuda adalah warga negara Indonesia yang

sedang menginjak umur 16 sampai 30 tahun. Dalam kisaran umur segitu,

hampir sebagian besar pemuda memiliki ciri dan karakter dinamis,

optimis, pro-aktif, dan cenderung emosional.8

3. Kiai

Istilah “kiai” itu sinonim dari kata “ulama”, sebuah istilah baku

berasal dari Bahasa Arab yang memiliki arti “orang berilmu”. Secara

terminologis, kiai itu lebih seperti cendekiawan yang domain keilmuannya

khusus pada pengetahuan agama Islam. Dalam perkembangannya, selain

sebagai orang yang memiliki penguasaan terhadap pengetahuan agama

6 Sartono Kartodirdjo (ed.), Pesta Demokrasi di Pedesaan (Yogyakarta: Aditya Media, 1992), 131.

7 Abdul Chalik, Pertarungan Elite dalam Politik Lokal (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017), 42-

43. 8 Taufik Abdullah, Pemuda dan Perubahan Sosial (Jakarta: LP3S, 1974), 6.

Page 17: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

Islam, Kiai juga mengasuh pesantren atau lembaga pendidikan Islam yang

secara kultural telah ada sejak lama.9 Dalam konteks Madura, Kiai

memiliki posisi sentral di dalam kehidupan sosial masyarakat, sebagai satu

dari tiga elemen yang dipanuti dan dipatuhi, yakni Bapa’, Babu’, Guru,

Rato.

4. Blater

Istilah Blater kerapkali didefinisikan secara sempit dan rancu,

seperti menyamakannya dengan preman. Padahal Blater lebih bisa

dijelaskan sebagai orang yang disegani (bukan ditakuti) dan dihormati oleh

masyarakat karena keberaniannya melakukan carok, tidak saja demi

menjaga harga diri dan martabat keluarga, tetapi juga demi menjaga

keamanan desa, keselamatan warga desa, dan bahkan untuk membela

kaum lemah. Pergeseran makna Blater sebagai seorang yang mirip dengan

preman memang dapat dimaklumi dan cukup beralasan, karena beriringan

dengan pergeseran karakter dan perilaku Blater yang kini cenderung

menyerupai preman, seperti berjudi, mabuk, dan melakukan kekerasan.

Abdur Rozaqi mencirikan Blater dengan lebih tepat, yaitu orang yang

mendalami ilmu kanuragan atau bahkan ilmu kekebalan, serta kemampuan

magis untuk menambah daya kharismatisnya. Sebagai bagian dari

masyarakat Madura dengan kultur religiusitas yang kental, Blater pun

9 Nurhayati Djamas, Dinamika Pendidikan Islam di Indonesia Pasca Kemerdekaan (Jakarta: PT

Raja Grafinda Persada, 2008), 55.

Page 18: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

tidak gagap dalam memahami ajaran Islam, meski tidak sedalam

pemahaman Kiai atau santri.10

F. Penelitian Terdahulu

1. Ainur Rofiq, “Peran Kyai dalam Perubahan Sosial Politik pada

Masyarakat Desa Sumber Anyar Kecamatan Mlampingan Kabupaten

Situbondo”, 2002.

Laporan ini menemukan, bahwa keberadaan Kiai bagi masyarakat

sangat dibutuhkan sekali, utamanya dalam konteks keilmuan mereka pada

bidang agama. Sehingga posisinya di tengah masyarakat berada pada

posisi terhormat. Kiai yang ikut ke dunia politik adalah dikarenakan rasa

patuh masyarakat pada para Kiai yang pernah menjadi guru mereka. Oleh

karena itu, sebagian besar Kiai di Desa Sumber Anyar tidak ikut dalam

politik praktis, melainkan secara tidak langsung berperan dalam

menentukan arah perubahan sosial politik masyarakat Desa Sumber Anyar.

Perbedaan antara penelitian Ainur Rofiq dengan apa yang diamati penulis

terletak pada persaingan politik antar aktor lokal, yakni kelompok Pemuda,

Kiai, dan Blater di dalam penyelenggaraan Pilkada Kabupaten Bangkalan

2018.

2. Siti Nuruddiniyah, “Strategi Politik Kyai dan Blater dalam Pemilihan

Kepala Desa di Desa Jangkar Kecamatan Tanah Merah Kabupaten

Bangkalan” (Skripsi, UIN Sunan Ampel, 2010).

10

Abdur Rozaki, Menabur Kharisma Menuai Kuasa: Kiprah Kiai dan Blater sebagai Rezim

Kembar di Madura (Yogyakarta: Pustaka Marwa, 2004), 9.

Page 19: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

Laporan ini menemukan, bahwa dominasi Kiai dan Blater amat

berpengaruh bagi preferensi politik masyarakat pada Pilkades di Desa

Jangkar. Kenyataan tersebut berhubungan dengan pemahaman masyarakat

bahwa Kiai dan Blater merupakan dua tokoh yang mesti ditaati dan

dipatuhi. Termasuk kemenangan tokoh Blater dalam Pilkades,

membuktikan bahwa dominasi Blater berpengaruh terhadap masyarakat

yang secara tidak sadar memiliki ketergantungan keamanan kepada

kelompok Blater. Sedangkan penelitian penulis lebih fokus pada

persaingan politik pada Pilkada Kabupaten Bangkalan 2018 antar kedua

elite tersebut, serta kelompok Pemuda sebagai elite baru di Desa Alang-

Alang.

3. Holilah, “Blater dan Politik di Madura: Studi Kasus Peran Politik Blater

dalam Pemilihan Kepala Desa di Kecamatan Tanjungbumi Kabupaten

Bangkalan” (Laporan Penelitian).

Laporan ini menemukan, bahwa Blater memang berperan secara

signifikan dalam Pilkades, baik dari dalam maupun dari luar. Perannya

dalam Pilkades dipengaruhi beberapa factor, seperti ingin menang taruhan,

untuk memperkuat daya tawar kepada pemerintah dan masyarakat ketika

sudah menguasai desa dan kepala desanya, kedekatan emosional dengan

calon, hubungan keluarga, prospek dari desa tersebut. Berbeda dengan

penelitian yang dilakukan penulis, yang lebih khusus mengamati upaya

Kiai dan Blater plus Pemuda dalam bersaing mempengaruhi preferensi

masyarakat di dalam Pilkada Kabupaten Bangkalan tahun 2018.

Page 20: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

4. Mohammad Kosim, “Kyai dan Blater: Elite Lokal dalam Masyarakat

Madura” (Jurnal, 2007).

Laporan ini menemukan, bahwa peran yang dimainkan Kiai dan

Blater cukup signifikan, mulai dari asal-usul munculnya peranan Kiai dan

Blater, sampai relasi antar keduanya. Beda hal dengan topik penelitian

penulis, di mana aktor lokal tidak hanya terdiri dari Kiai dan Blater,

melainkan juga Pemuda. Di samping itu, persaingan di antara ketiga aktor

tersebut berlangsung dalam Pilkada Kabupaten Bangkalan tahun 2018.

5. Moh. Ishaq Abd Salam, “Reproduksi Kekuasaan Kyai dan Blater: Studi

Tentang Penggunaan Sarana Ideologis dan Kekerasan dalam Pemilihan

Bupati Bangkalan 2012” (Tesis, Universitas Airlangga, 2014).

Penelitian yang dilakukan oleh Ishaq dan Abdussalam mengkaji

tentang Kiai dan Blater dalam meraih serta mempertahankan kekuasaan

dengan strategi penggunaan simbol-simbol ideologi agama (Kiai) serta

kekerasan dalam politik (Blater), terutama sejak era reformasi. Sedangkan

di dalam penelitian ini, peneliti secara lebih khusus mengamati upaya Kiai

dan Blater plus Pemuda dalam bersaing mempengaruhi preferensi

masyarakat di dalam Pilkada Kabupaten Bangkalan tahun 2018.

6. Rofiatus Solihah, “Kyai dan Blater dalam Masyarakat Madura: Relasi

Kekuatan Politik Lokal dalam Pilkades Desa Nagasareh Kecamatan

Banyuates Sampang” (Skripsi, UIN Sunan Ampel, 2015).

Ada kesamaan konteks antara skripsi Rofiatus Solihah dengan

rencana penelitian yang sedang dilakukan peneliti, yaitu persaingan elite

Page 21: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

lokal di dalam penyelenggaraan pemilu. Dalam temuan penelitian Solihah,

diungkapkan bahwa pengaruh Kiai didasari oleh kecakapan ilmu agama,

sedangan pengaruh Blater didasari oleh keberanian dan ketangguhannya.

Kedua elite tersebut kemudian berkoalisi memenangkan salah satu calon

dalam kontestasi Pilkades di Desa Nagasereh. Kemenangan pun

didapatkan, mengingat kedua aktor tersebut sama-sama memiliki modal

untuk mempengaruhi preferensi politik masyarakat. Akan tetapi, lagi-lagi

elite lokal yang menjadi subyek penelitian Solihah terbatas pada Kiai dan

Blater. Sedangkan pengamatan peneliti juga melibatkan aktor Pemuda

yang ikut serta bersaing mempengaruhi preferensi politik masyarakat pada

Pilkada Kabupaten Bangkalan tahun 2018.

7. Tunjung Sulaksono dan Suswanta, “Pengaruh Habitus dan Kapital dalam

Kemenangan Kiai Blater sebagai Bupati” (Makalah Seminar Nasional

APSIPI, Universitas Mulawarman, 2016).

Dengan menggunakan konsep Pierre Bourdieu tentang habitus,

kapital dan arena, hasil penelitian Tunjung Sulaksono dan Suswanta

menunjukkan bahwa motivasi Kiai dan Blater menjadi Bupati adalah lebih

karena ingin memperluas lokus dan pengaruh politiknya, dan bukan

pertimbangan amar ma’ruf nahi munkar. Habitus sebagai Blater lebih

dominan pengaruhnya dibanding habitus Kiai. Hal ini terlihat dari

penggunaan semua cara dalam meraih maupun mempertahankan

kekuasaannya. Sedangkan di dalam penelitian yang dilakukan oleh

penulis, baik Kiai, Blater, dan juga Pemuda tidak bertarung secara

Page 22: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

langsung atau sebagai calon, melainkan memenangkan masing pasangan

calon Bupati Bangkalan. Meski demikian, model dan cara yang digunakan

hampir sama, yaitu dengan legitimasi agama (Kiai) dan kekuatan atau

paksaan (Blater), kemudian aktor Pemuda dengan intelektualitas dan

pandangan modernnya.

8. Imam Zamroni, “Juragan, Kiai dan Politik di Madura”, Jurnal Unisia, Vol.

30 No. 65 (2007).

Ada hal yang menarik di dalam penelitian Zamroni, yakni

munculnya elite-elite lokal baru yang disebabkan oleh iklim kebebasan

yang terbangun pasca Orde Baru. Bedanya, elite lokal baru dalam amatan

Zamroni adalah Juragan, sedangkan dalam pengamatan peneliti adalah

Pemuda. Zamroni juga menguraikan kekuatan pengaruh Juragan terhadap

masyarakat yang didasari oleh ketersedian dan keberlimpahan modal

material. Sedangkan Pemuda sebagai elite lokal baru dalam amatan

peneliti didasari oleh kepandaian dan keterbukaan pandangan Pemuda.

Sebagaimana Juragan, aktor Pemuda pada tahap selanjutnya ikut

meramaikan persaingan antar aktor lokal dalam mempengaruhi

masyarakat.

G. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan

Dalam mengamati persaingan aktor politik dalam suksesi Pilkada

Kabupaten Bangkalan 2018, digunakanlah jenis penelitian deskriptif.

Sebab jenis penelitian deskriptif dipakai untuk menelusuri berbagai unsur,

Page 23: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

ciri, serta sifat suatu fenomena.11

Sedang pendekatannya adalah kualitatif,

yang merupakan suatu prosedur riset yang mendeskripsikan data melalui

kesaksian lisan maupun tulisan dan perilaku informan sebagai subyek.12

2. Alasan Memilih Judul

Persaingan ketiga aktor lokal di dalam Pilkada Kabupaten

Bangkalan 2018 di Desa Alang-Alang menarik perhatian peneliti untuk

diamati. Sebab, dalam realitas sosial dan politik masyarakat Madura,

persaingan politik selalu didominasi oleh dua kelompok elite lokal, yaitu

Kiai dan Blater. Namun, dalam konteks Pilkada Kabupaten Bangkalan

2018 di Desa Alang-Alang, persaingan diramaikan dengan kehadiran

kelompok Pemuda untuk menyaingi dominasi Kiai dan Blater dalam

mengupayakan memenangkan masing-masing pasangan calon.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian berlangsung di Desa Alang-Alang Kecamatan Trageh

Kabupaten Bangkalan, lokasi persaingan pemenangan pasangan calon

Pilkada Kabupaten Bangkalan 2018 diikuti oleh tiga kelompok elite desa,

yaitu Kiai, Blater, dan Pemuda. Kehadiran Pemuda sebagai aktor baru di

arena persaingan politik lokal menjadi pertimbangan obyektif peneliti.

Sedangkan secara subyektif, pemilihan lokasi penelitian juga didasari

pertimbangan keterbatasan geografis dan praktis seperti waktu dan biaya,13

serta kedekatan peneliti dengan beberapa masyarakat yang mengalami

11

Suryana, Metodologi Penelitian: Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Buku Ajar

Perkuliahan, Universitas Pendidikan Indonesia, 2010, 16. 12

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), 3. 13

Ibid, 128.

Page 24: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

secara langsung proses Pilkada Kabupaten Bangkalan 2018 beserta

dinamika persaingan aktor lokal di dalamnya. Sehingga akan memudahkan

peneliti dalam menjangkau informan dan menelusuri data secara otentik.

4. Jenis Data

Adapun jenis data yang dikumpulkan untuk kepentingan penelitian

ini berupa opini, sikap, kepercayaan, perilaku, fakta dan pengetahuan

masyarakat, mengenai persaingan aktor politik lokal dalam suksesi Pilkada

Kabupaten Bangkalan 2018 di Desa Alang-Alang, antara kelompok

Pemuda, kelompok Kiai, dan kelompok Blater.14

5. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer bersumber dari kesaksian pelaku utama, yakni

orang yang terlibat, merasakan, atau menyaksikan peristiwa secara

langsung. Data primer digunakan dengan maksud mendapatkan data

yang otentik. Sumber tersebut di antaranya adalah Aparatur Desa,

Panitia Pilkada tingkat desa, dan ketiga aktor politik lokal yang terlibat

dalam persaingan pemenangan calon pada Pilkada Kabupaten

Bangkalan 2018 di Desa Alang-Alang, meliputi Pemuda, Blater, dan

Kiai. Data primer yang digunakan ditelusuri melalui informan dengan

menggunakan metode wawancara dan dokumentasi.

b. Data Sekunder

14

Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial (Bandung: PT. Refika Aditama, 2009), 286.

Page 25: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

Data sekunder dipakai untuk melengkapi dan memperkuat data

primer yang sudah ada. Bisa diperoleh dari buku, jurnal, laporan

penelitian, dan dokumentasi kejadian-kejadian yang berkaitan melalui

penelusuran media daring maupun media luring.

6. Teknik Pengumpulan Data

Observasi, wawancara, dan dokumentasi adalah cara yang

dilakukan untuk mengumpakan data. Akan tetapi, observasi tidak

memungkinkan untuk dilakukan, lantaran penyelenggaraan Pilkada

Kabupaten Bangkalan 2018 telah usai. Sehingga, pengumpulan data

dicukupkan dengan cara wawancara dan dokumentasi saja.

a. Wawancara

Bertanya kepada masyarakat yang terlibat, merasakan, dan

menyaksikan langsung proses pelaksanaan Pilkada Kabupaten

Bangkalan 2018 di Desa Alang-Alang. Bentuk wawancara yang

dipakai adalah wawancara mendalam (indepth interview), yaitu dengan

bertemu dan bertatap muka secara langsung dengan narasumber dan

bertanya sesuai daftar pertanyaan yang telah disusun menyesuaikan

topik. Hal tersebut bertujuan mendapatkan gambaran kejadian secara

lengkap.15

b. Dokumentasi

Mengumpulkan data dalam format apapun sesuai dengan

kebutuhan penelitian, seperti mengambil gambar, merekam proses

15

Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif: Aktuaisasi Metodelogis ke Arah Ragam Varian

Kontemporer (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), 157-158.

Page 26: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

wawancara, mengumpulkan berkas atau arsip yang berkaitan dengan

permasalahan yang terjadi di dalam masyarakat untuk mendukung data

yang telah diperoleh sebelumnya. 16

7. Metode Pemilihan Informan

Penelitian mewawancarai beberapa orang yang peneliti anggap

sebagai informan yang secara langsung terlibat dalam dinamika persaingan

antar aktor lokal dalam Pilkada Kabupaten Bangkalan Tahun 2018 di Desa

Alang-Alang, dengan klasifikasi sebagai berikut ini.

Tabel II: Klasifikasi Informan

No. Klasifikasi Profesi/Posisi Nama

1 Pemerintah Desa

Plt. Kepala Desa Lailatul Hijriah

2 Aparatur Desa Luluk Fitriani

3 Elite Modern

Ketua Karang Taruna Rohim

4 Anggota Karang Taruna Rofi’i

5

Elite Tradisional

Blater Ahmad Fauzi

6 Blater Umar Jagat

7 Kiai Nahrawi Ahmad

8

Masyarakat

Ibu Rumah Tangga Siti Sofiani

9 Warga Qomarudin

10 Warga Muhammad Ruji

8. Teknik Analisis

Dalam penelitian ini, teknik analisis data versi Miles dan

Huberman dipilih untuk dipakai dalam proses analisis data penelitian.

Prosesnya meliputi rangkaian berikut: 1) pengumpulan data, melalui

16

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta,

2005), 231.

Page 27: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

proses yang telah ditentukan sebelumnya, seperti wawancara dan

dokumentasi; 2) reduksi data, yaitu menyeleksi data sesuai dengan apa

yang menjadi butuhan penelitian dan sesuai dengan topik dan polanya;17

3)

penyajian data, atau menyusun data yang telah diseleksi dengan

penyusunan yang sistematis dan mudah dipahami;18

4) kesimpulan dan

verifikasi, di mana penarikan kesimpulan bersifat sementara dan

mempunyai kemungkinan untuk berubah disesuaikan dengan

kemungkinan ditemukannya bukti yang lebih kuat, lebih memadai, dan

lebih cocok dengan kebutuhan penelitian.19

9. Teknik Keabsahan Data

Dalam penelitian ini, pemeriksaan data dan uji keabsahannya

menggunakan teknik triangulasi, yang menurut Lexy J. Moleong,

merupakan “suatu teknik pemeriksaan keabsahan data yang dilakukan

dengan cara memanfaatkan hal-hal lain untuk pengecekan atau

perbandingan data,”20

meliputi triangulasi sumber, triangulasi peneliti,

triangulasi metodologis, dan triangulasi teoretis.21

Adapun hal-hal lain

yang dipakai untuk memeriksa data penelitian ini adalah triangulasi

sumber, yakni mengonfirmasi data dan mengomparasikannya dengan data

lain yang juga memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lain.

H. Sistematika Pembahasan

17

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2008), 247. 18

Ibid, 249. 19

Ibid, 252. 20

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007),

178. 21

Michael Quinn Patton dalam Sumasno Hadi, “Pemeriksaan Keabsahan Data Penelitian

Kualitatif pada Skripsi,” Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 22, Nomor 1, Juni 2016, 75.

Page 28: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

Pertama, bab pendahuluan, yang memuat beberapa alasan, landasan,

dan perencanaan penelitian secara metodologis maupun operasional teknis,

menyesuaikan pedoman penelitian yang telah berlaku. Mulai dari latar

belakang masalah, perumusan pertanyaan, tujuan dan manfaat penelitian,

daftar penelitian sebelumnya, hingga metode penelitian.

Kedua, bab teori, yang menampilkan konsep dan pendekatan tentang

persaingan politik dan pilihan rasional. Keduanya dibutuhkan sebagai salah

satu instrumen penting untuk menganalisis dinamika persaingan aktor politik

lokal dalam suksesi Pilkada Kabupaten Bangkalan 2018 di Desa Alang-Alang.

Ketiga, bab data, atau gambaran umum mengenai setting penelitian,

peta politik di Desa Alang-Alang, dan persaingan antar aktor politik lokal

dalam Pilkada Kabupaten Bangkalan di Desa Alang-Alang. Pada bab ini pula,

pertanyaan pertama dalam rumusan masalah dijawab.

Keempat, bab pembahasan, model tindakan masing-masing aktor

politik lokal dalam memenangkan masing-masing calon pada Pilkada

Kabupaten Bangkalan 2018 di Desa Alang-Alang akan diulas. Dengan

demikian, dua tujuan masalah yang telah ditentukan sebelumnya terpenuhi

pada bab ini.

Kelima, bab penutup, yang menyimpulkan hasil temuan, kemudian

memberikan rekomendasi informatif tentang bagaimana seharusnya para aktor

politik lokal bersaing memenangkan masing-masing calon yang didukung.

Page 29: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

BAB II

KONSEP TINDAKAN RASIONAL DAN KOMPETISI POLITIK LOKAL

A. Tindakan Sosial Perspektif Max Weber

Menurut Max Weber, tindakan manusia dapat dikatakan sebagai

tindakan sosial apabila tindakan tersebut diperuntukkan kepada orang lain.

Jika sebuah tindakan manusia dilakukan hanya diperuntukkan kepada dirinya

sendiri atau diperuntukkan pada benda mati, maka tindakan tersebut tidak

dapat dikatakan sebagai tindakan sosial, seperti berolahraga di pagi hari untuk

menyehatkan badan. Selain harus diperuntukkan kepada orang lain, tindakan

sosial juga harus mempunyai kepentingan subyektif, atau secara sederhana,

memiliki motif, maksud, dan tujuan yang jelas bagi dirinya. Meski begitu,

kadang-kadang tindakan sosial bisa berbentuk perikelakuan yang sifatnya

bathiniyah yang bisa saja dipengaruhi oleh situasi tertentu. Bahkan

kadangkala tindakan bisa kembali berulang secara sengaja sebagai implikasi

dari pengaruh situasi yang serupa atau berupa persetujuan secara pasif dalam

situasi tertentu.22

Weber menggunakan istilah “perikelakuan” untuk mengidentifikasi

tindakan-tindakan manusia yang bagi dirinya memiliki kepentingan subyektif,

dalam pengertian memiliki motif, maksud, dan tujuan yang jelas bagi dirinya,

serta berkehendak untuk menggapai tujuan tersebut atau berkehendak untuk

menunaikan dorongan-dorongan motivasi sebagai motif. Kehendak untuk

22

George Ritzer, Sosiologi Ilmu Berparadigma Ganda, (Jakarta: PT Rajawali Press, 2001), 126.

Page 30: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

menggapai tujuan dan kehedak untuk menunaikan motivasi itulah yang

menjadikan perikelakuan menjadi tindakan sosial.

Kepentingan subyektif di dalam perikelakuan seorang individu dalam

sebuah masyarakat, disadari oleh Max Weber, tidak bisa dilepaskan dengan

pengaruh norma, kebiasaan, nilai, dan sebagainya, yang berlaku dan terbangun

di dalam struktur sosial dan pranata sosial. Sebab, secara tidak langsung,

struktur dan pranata sosial tersebut membentuk konsep diri, keinginan,

motivasi, dan tujuan diri seorang individu dalam sebuah masyarakat. Struktur

sosial dan pranata sosial adalah dua hal yang berkaitan satu sama lain dalam

membentuk tindakan social seorang individu dalam sebuah masyarakat.23

Proses yang paling penting di dalam tindakan sosial adalah keterlibatan

aktor dalam menentukan dan mengambil keputusan secara subyektif mengenai

cara dan sarana untuk sampai pada tujuan dikehendakinya. Sebagaimana telah

disinggung sebelumnya, bahwa tindakan sosial adalah tentang segala bentuk

perilaku seorang individu dalam sebuah masyarakat yang diperuntukkan pada

perilaku orang lain, baik yang sudah lampau, saat ini, dan yang akan datang.

Sebagai contoh, interaksi sosial yang berlangsung antara sepasang individu

atau kelompok untuk menggapai tujuan yang dikehendaki secara subyektif,

sebagaimana penjelasan tentang tindakan sosial sebagai tindakan yang

mengandung makna subyektif bagi dan dari aktor pelakunya. 24

Max Weber kemudian menjelaskan ragam jenis interaksi sosial

berdasarkan teori aksinya. Beberapa asumsi fundamental teori aksi (action

23

I. B. Wirawan, Teori-Teori Sosial dalam Tiga Paradigma (Jakarta: Kencana Prenadamedia

Grup, 2012), 79. 24

Ibid, 83.

Page 31: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

theory) antara lain: a) tindakan manusia muncul dari kesadaran sendiri sebagai

subyek dan dari situasi eksternal dalam posisinya sebagai obyek; b) sebagai

subyek manusia bertindak atau berperilaku untuk mencapai tujuan-tujuan

tertentu; c) dalam bertindak manusia menggunakan cara teknik prosedur,

metode serta perangkat yang diperkirakan cocok untuk mencapai tujuan

tersebut; d) kelangsungan tindakan manusia hanya dibatasi oleh kondisi yang

tidak dapat diubah dengan sendirinya; e) manusia memilih, menilai, dan

mengevaluasi terhadap tindakan yang sedang terjadi dan yang akan dilakukan;

f) ukuran-ukuran, aturan-aturan, atau prinsip-prinsip moral diharapkan timbul

pada saat pengambilan keputusan; g) studi mengenai antar hubungan sosial

memerlukan pemakaian teknik penemuan yang bersifat subyektif.25

Sekali lagi, tindakan sosial itu bukan tindakan yang tiba-tiba

berlangsung secara kebetulan, sebab memiliki motivasi atau tujuan yang

hendak dicapai. Maka dari itu, setiap tindakan sosial seorang individu dalam

sebuah masyarakat, entah dilakukan secara terbuka maupun tertutup, diam-

diam ataupun terang-terangan, pasti dan selalu berorientasi untuk mencapai

tujuan yang dikehendaki atau untuk menunaikan motivasi yang

mendorongnya.

Tindakan sosial adalah tindakan manusia yang dapat mempengaruhi

individu-individu lainnya dalam masyarakat serta mempunyai maksud

tertentu. Suatu tindakan sosial adalah tindakan yang dilakukan dengan

mempertimbangkan perilaku orang lain dan berorientasi pada perilaku

orang lain.26

25

George Ritzer, Sosiologi Ilmu Berparadigma Ganda, (Jakarta: PT Rajawali Press, 2001), 140. 26

Ibid, 126.

Page 32: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

Lebih lanjut Max Weber membagi perikelakukan manusia atau

tindakan sosial manusia ke dalam empat kategori. Berikut beserta

penjelasannya.27

1. Tindakan Berbasis Rasionalitas Instrumental

Rasionalitas instrumental adalah dasar suatu tindakan dilakukan

untuk menggapai suatu tujuan. Setiap cara, langkah, dan sarana yang

ditempuh seefisien dan seefektif mungkin diorientasikan pada seberapa

besar atau cepat keuntungan dan keinginan akan terpenuhi.

2. Tindakan Berbasis Rasionalitas Nilai

Rasionalitas Nilai juga dasar suatu tindakan dilakukan untuk

menggapai tujuan. Hanya saja tujuan yang hendak digapai tersebut banyak

dipengaruhi oleh keyakinan si pelaku terhadap nilai-nilai etis maupun

estetis yang bersumber dari agama, pengetahuan, atau budaya.

3. Tindakan Berbasis Rasionalitas Afektif

Rasionalitas Afektif adalah dasar suatu tindakan dilakukan untuk

menggapai tujuan. Hanya saja, dasar pertimbangan tersebut lebih

menyerupai spontanitas manusia ketika dihadapkan dengan kejadian

tertentu. Sehingga terkesan seperti ekspresi perasaan atau emosi tanpa

perhitungan dan pertimbangan yang matang.

4. Tindakan Berbasis Rasionalitas Tradisional

Rasionalitas Tradisional juga dasar suatu tindakan dilakukan untuk

menggapai tujuan. Akan tetapi lebih menekankan tradisi yang sudah baku

27

Ibid, 126.

Page 33: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

daripada mempertimbangkan efektifitas, baik-buruknya, dan ketepatan

proses dan tujuan yang hendak digapai.

Dua kategori terakhir lebih bisa dikatakan sebagai tindakan tanggapan

secara otomatis dan kadang spontan atas lingkungan eksternal. Sehingga

kedua kategori ini pun tidak masuk ke dalam perikelakuan. Meski demikian,

dalam konteks tertentu, kedua kategori tindakan tersebut bisa menjadi dasar

pemikiran perikelakuan manusia sehingga dapat dipertanggungjawabkan

untuk dipahami.

Selain itu, Max Weber juga mengurai ciri-ciri pokok tindakan sosial

manusia: 1) perikelakuan seorang individu memiliki makna subyektif dan

meliputi tindakan-tindakan riil; b) perikelakuan yang riil itu dapat berbentuk

tindakan membatin; c) perikelakuan dapat bersumber atau dipengaruhi oleh

hal-hal positif atas suatu kondisi, tindakan yang sengaja diulang, atau sebuah

persetujuan secara diam-diam dari pihak luar; d) perikelakuan itu diarahkan

kepada individu atau kelompok; e) tindakan itu memperhatikan tindakan orang

lain dan terarah kepada orang lain itu.28

Selain lima ciri pokok di atas, ada dua kategorisasi tindakan sosial.

Pertama, tindakan sosial berdasarkan konteks waktunya. Ada tindakan yang

diarahkan pada waktu sekarang, waktu lalu, atau waktu yang akan datang.

Kedua, tindakan sosial berdasarkan konteks sasarannya. Tindakan sosial si

aktor sasarannya bisa saja seorang individu atau sekelompok orang.

28

Ibid, 132.

Page 34: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

Max Weber kembali mengingatkan, bahwa tidak setiap tindakan

manusia dapat dikatan sebagai tindakan sosial. Sebab di dalam tindakan sosial

harus ada pertimbangan rasional terhadap perilaku orang lain serta harus

berorientasi terhadap orang lain, sehingga tindakan tersebut dapat

dikategorisasikan sebagai tindakan sosial. Seperti seseorang berlari pagi untuk

menyehatkan tubuhnya, bukan merupakan tindakan social. Akan tetapi ketika

berlari pagi untuk menarik perhatian orang lain, maka secara otomatis dapat

dikategorisasikan sebagai tindakan sosial. Contoh lain, seseorang yang

termotivasi sehingga terobsesi untuk melakukan balas dendam atas pelecehan

yang dilakukan lawannya di masa lalu, termasuk perilaku sosial, karena

mengorientasikan tindakannya kepada orang lain.

B. Kompetisi Politik di Tingkat Lokal

Dalam sistem demokrasi, kekuasaan didapat melalui persaingan

politik. Persaingan tersebut menjadi “halal” di dalam konteks pemilu, seperti

pada Pilkada Kabupaten Bangkalan 2018 di Desa Alang-Alang Kecamatan

Trageh Kabupaten Bangkalan selagi tetap pada jalur aturan dan norma yang

telah diatur dalam penyelenggaraan Pemilu. Lebih, lanjut, konsep persaingan

politik merupakan implikasi sistem demokrasi, di mana setiap orang punya

hak yang sama untuk memilih dan dipilih. Atas dasar hak yang sama itulah,

cara-cara dan usaha-usaha, yang dipakai untuk memperbesar kemungkinan

untuk menang dalam kompetisi politik (Pemilu), menjadi diperkenankan dan

sah, selagi itu tidak menyalahi peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 35: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

Dalam konteks politik lokal, persaingan politik terjadi antar aktor

lokal, baik persaingan langsung maupun persaingan tidak langsung.

Persaingan secara langsung maksudnya adalah aktor lokal bersaing di dalam

konteks Pemilu sebagai calon. Sedangkan persaingan secara tidak langsung

mengarah pada adu kepentingan antar aktor lokal yang juga sering

berlangsung di dalam konteks Pemilu. Persaingan politik antar elite politik

lokal pada Pilkada Bangkalan tahun 2019 di Desa Alang-Alang merupakan

persaingan secara tidak langsung, dalam hal ini kepentingan para elite lah

yang dipertarungkan.

Persaingan politik lokal ini, sebagaimana penjelasan Siti Aminah,

merupakan bagian dari masalah-masalah politik di tingkat lokal atau di tingkat

geografis yang kewenangannya dibatasi undang-undang. Secara geografis,

politik lokal adalah dinamika politik yang berlangsung di level level desa,

kabupaten/kota, atau provinsi. Adapun dinamika politik di level lokal lebih

dinamis, bersifat langsung, dan intens. Sedangkan isu-isu yang diperdebatkan

secara umum perihal demokrasi, birokrasi, otonomi daerah, partisipasi warga,

akuntabilitas pemerintah daerah, relasi dan konflik pusat dengan daerah,

kekerasan di daerah hingga masalah disintegrasi.

Selain itu, ketergantungan masyarakat terhadap satu orang pemimpin

atau seorang yang berpengaruh begitu kuat. Dalam artian, ketokohan seorang

pemimpin atau elite sangat berpengaruh di daerah-daerah. Perannya begitu

sangat menentukan bagi keberlangsungan politik dan pemerintahan di daerah.

Dalam kajian ini para pemimpin tersebut dikenal sebagai sebutan elite politik

Page 36: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

lokal, mereka lebih senang dipanggil “Bung”oleh sesama tokoh atau

pemimpin yang memiliki kewenangan tertentu untuk menentukan nasib

daerah.

Keberadaan elite lokal yang amat sentral ini, khususnya di wilayah

pedesaan di Pulau Madura, mengindikasikan ketergantungan masyarakat

dalam menjalankan kehidupan sosialnya di bawah pengaruh elite lokal. Hal ini

diperkuat oleh konsep elite itu sendiri yang menjelaskan, bahwa elite

merupakan seseorang atau sekelompok orang dengan kepemilikan modal, baik

sosial maupun material, yang bisa mempengaruhi tindakan masyarakat dalam

berkehidupan sosial.29

Dengan pengaruh tersebut, maka elite dapat memiliki

atau memperoleh “kekuasaan” lebih dibandingkan orang lain.30

Jadi, elite

lokal adalah orang yang berpengaruh di wilayah yang lebih rendah daripada

negara, seperti di tingkat daerah, kabupaten/kota, dan desa. 31

Elite politik adalah individu yang memiliki banyak kekuasaan,

kekuasaan untuk memengaruhi orang lain dan kekuasaan untuk memengaruhi

perbuatan keputusan kolektif. Pengaruh elite lokal dalam kehidupan

masyarakat di Desa Alang-Alang, dan persaingan antar elite lokal yang satu

dengan elite lokal lainnya pada Pilkada 2018, adalah cerminan dari apa yang

telah dikonsepsikan Siti Aminah tentang kekuasaan negara terhadap dinamika

politik lokal, di mana persaingan politik antar Pemuda, Kiai, dan Blater

sebagai elite lokal adalah kepanjangan tangan dari persaingan politik antar

29

Sartono Kartodirdjo (ed.), Pesta Demokrasi di Pedesaan (Yogyakarta: Aditya Media, 1992),

131. 30

Abdul Chalik, Pertarungan Elite dalam Politik Lokal (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017), 42-

43. 31

Siti Amina, Kuasa Negara Para Ranah Politik Lokal (Jakarta: Kencana, 2014), 68.

Page 37: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29

pasangan calon di level yang lebih tinggi, yakni dalam Pilkada Kabupaten

Bangkalan 2018. Konsep persaingan ini yang menjadi alat analisis peneliti

untuk mengamati dinamika persaingan antar aktor politik lokal pada

pelaksanaan Pilkada Kabupaten Bangkalan 2018 di Desa Alang-Alang.

Pada titik ini peneliti memahami jika aktor politik lokal di Kabupaten

Bangkalan masih sangat dominan dikuasai oleh Blater. Arti kata Blater

menurut kamus terjemahan bahasa Madura-Indonesia berarti jagoan.32

Sedangkan menurut definisinya kaum Blater lebih bisa dijelaskan sebagai

orang yang disegani (bukan ditakuti) dan dihormati oleh masyarakat karena

keberaniannya melakukan carok, tidak saja demi menjaga harga diri dan

martabat keluarga, tetapi juga demi menjaga keamanan desa, keselamatan

warga desa, dan bahkan untuk membela kaum lemah. Sebagai salah satu elite,

Blater cukup berpengaruh di kalangan masyarakat Madura.33

Istilah lain dari Blater adalah bajingan. Namun, menurut komunitas

Blater, status sosial bajingan dipandang lebih rendah. Bajingan dikenal

sebagi sosok yang angkuh, kasar, sombong dan suka membuat keonaran.

Aktivitas yang melekat pada bajingan adalah; berjudi, minuman keras, main

perempuan, poligami, mencuri, merampok, dan bentuk kriminalitas lainnya.

Dalam realitas, karakter dan aktivitas di atas bisa saja melekat pada kaum

Blater, sehingga sulit membedakan keduanya. Media sosial Blater yang

paling terkenal adalah remo. Melalui forum hiburan tradisional ini, mereka

membangun relasi dengan sesama dan saling menunjukkan kelebihan masing-

32

Diakses melalui https://kamuslengkap.com/kamus/madura-indonesia. 33

A. Latief Wiyata dan Kusnadi (ed.), Proses Demokratisasi di Indonesia: Kasus Pemilihan

Bupati Sampang Madura Periode 2000-2005, (Jember: LPPM Kawula Saras, 2001), 180.

Page 38: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

30

masing. Selain remo, terdapat media lain seperti karapan sapi, sabung ayam,

ando’ burung dara, dan sejenis arena perjudian lainnya.34

Secara kultural, peranan dan pengaruh Blater biasanya diperoleh

karena dua hal. Pertama, kemampuan dalam ilmu kanuragan, ilmu bela diri,

ilmu kekebalan, sikap pemberani dan jaringan anak buah yang banyak dan

luas. Sukses meraih kemenangan carok dan keberhasilan dalam mencegah

konflik (kekerasan) antar individu dalam masyarakat semakin memperkuat

pengaruh dan sosoknya sebagai Blater. Kedua, keterlibatannya dalam dunia

kriminalitas dan aksi kekerasan, baik langsung maupun tidak langsung

menjadikan Blater semakin “disegani”, bukan saja oleh masyarakat, tapi juga

oleh aparat negara.35

Sebagai kelompok elite di desa, daya tawar Blater cukup kuat.

Keberadaan mereka sebagai orang kuat di desa cukup menentukan aman

tidaknya desa dari aksi pencurian, perampokan, dan pertikaian antar warga.

Gerombolan penjahat akan berpikir ulang untuk mengacaukan sebuah desa

yang di dalamnya tinggal Blater. Lebih-lebih jika Blater tersebut tergolong

Blater papan atas. Demikian pula, konflik-konflik sosial antar warga banyak

diselesaikan melalui mediasi Blater. Di bidang bisnis pun keterlibatan Blater

menjadi hal biasa. Untuk keamanan bisnis, tempat usaha dan perkantoran, para

pengusaha tidak hanya mempercayakan kepada satpam atau aparat kepolisian,

tapi juga sering di-back up dengan menggunakan “jasa” kaum Blater.

34

Abdur Rozaki, Menabur Kharisma Menuai Kuasa: Kiprah Kiai dan Blater Sebagai Rezim

Kembar di Madura (Yogyakarta: Pustaka Marwa, 2004), 10. 35

Ibid, 11.

Page 39: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

31

Dalam bidang politik, keterlibatan Blater juga sangat kentara.

Fenomena yang paling lumrah adalah kasus Pemilihan Kepala Desa

(Pilkades). Di mana ada Pilkades di situ dapat dipastikan keterlibatan Blater.

Mereka, melalui jaringan yang luas dan kuat, seringkali menjadi penentu

sukses tidaknya acara Pilkades, dan juga menjadi penentu terpilih tidaknya

calon Kepala Desa. Bahkan tidak jarang terjadi, dengan dalih keamanan dan

gengsi, Kepala Desa justru dipilih dari kalangan Blater.

Blater berposisi sebagai elite lokal, yang mampu dijadikan sebagai

penggerak massa dalam kampanye politik, misalnya, Blater berperan sebagai

penggerak para “bandit” lokal karena dalam konstelasi politik lokal, kelompok

tersebut selalu terlibat dan mempunyai pengaruh yang besar. Kaum Blater,

yang jumlahnya tidak sedikit, mampu diorganisir dalam satu komando oleh

Blater raje (Blater besar). Blater raje adalah seorang jagoan yang sudah

sangat dikenal di kalangan kaum Blater dan biasanya telah menunaikan ibadah

haji.

Di daerah pedesaan Madura, kelompok Blater masih memiliki

pengaruh yang cukup besar dalam pengambilan keputusan-keputusan desa,

juga berpengaruh dalam mengatur perubahan social-politik, ekonomi, dan

keamanan desa. Meski demikian, tidak jarang seorang Blater selain berperan

sebagai elite lokal secara kultural, juga menduduki jabatan formal seperti

Kepala Desa atau aparatur desa. Bahkan, fenomena mutakhir, Kepala Desa di

banyak tempat di Madura merupakan orang yang memiliki latar belakang

keluarga Blater atau banyak dipengaruhi oleh intervensi-intervensi kelompok

Page 40: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

32

Blater. Dengan menjadi Kepala Desa, seorang Blater akan secara otomatis

memperoleh status sosial yang lebih tinggi. Dominasinya dalam mengatur

desa, tidak saja dalam hal keamanan, sosial, dan politik, tetapi juga ke hampir

seluruh aspek kehidupan sosial masyarakat, serta langsung. Modal kultural

yang telah dimiliki plus modal politik bagi seorang Blater yang menduduki

jabatan Kepala Desa mengukuhkan kekuasaan seorang Blater di suatu desa.

Dengan demikian, kini Blater tidak selalu identik dengan pertarungan fisik,

tetapi juga mulai bergeser menjadi pertarungan politik melalui saran

kekuasaan yang dimilikinya.

Page 41: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

33

BAB III

DINAMIKA PERSAINGAN ANTAR ELITE LOKAL DALAM PILKADA

KABUPATEN BANGKALAN 2018 DI DESA ALANG-ALANG

A. Gambaran Umum Desa Alang-Alang

Desa Alang-Alang merupakan salah satu dari 18 desa di Kecamatan

Tragah, Kabupaten Bangkalan. Desa Alang-alang berada di wilayah

administrasi Kabupaten Bangkalan yang terdiri dari lima dusun yaitu Dusun

Janten, Dusun Nangke’, Dusun Belabe, Dusun Sentol, dan Dusun Timur Jarat.

Secara georafis, Desa Alang-Alang berada di sebelah utara Desa Soket Laok,

sebelah barat Desa Petapan, sebelah selatan Desa Beringin dan sebelah timur

Desa Kemoneng.36

36

Berdasarkan data Pemerintah Desa Alang-Alang.

Gambar: Denah Desa Alang-Alang

Page 42: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

34

Desa Alang-Alang memiliki wilayah seluas 2,34 km2. Jumlah

penduduk di Desa Alang-Alang pada tahun 2017 sebanyak 2.918 dengan

jumlah laki-laki sebanyak 1403 dan jumlah perempuan sebanyak 1515 orang,

serta 906 kepala keluarga. Desa Alang-Alang memiliki beberapa lembaga

pendidikan di antaranya ada 1 Taman Kanak-kanak, 2 Sekolah Dasar Negeri,

dan 1 Sekolah Menengah Pertama (swasta). Selain itu, dalam bidang

kesehatan, Desa Alang-Alang memiliki 4 Posyandu, 1 Polindes, dan 1

Puskesmas.

Mayoritas masyarakat Desa Alang-Alang beragama Islam. Dalam

menjalankan ibadah, terdapat 2 masjid dan 18 langgar atau surau. Mayoritas

warga desa Alang-Alang bermatapencaharian sebagai petani. Beberapa

komoditas yang ditanam adalah padi sawah, padi ladang, jagung, dan juga

kacang tanah. Adapun hasil produksi padi sawah sebanyak 1.380,81 ton. Hasil

panen padi ladang sebanyak 29,95 ton; hasil produksi jagung sebanyak 183,29

ton; dan hasil produksi kacang tanah sebanyak 158 ton. Selain hasil pertanian,

warga Desa Alang-Alang juga memelihara beberapa hewan ternak seperti

sapi, kambing, ayam kampong, dan juga itik. Jumlah ternak sapi sebanyak 417

ekor, 325 ekor kambing, 3500 ayam kampung, dan juga 325 ekor itik.37

B. Pilkada Kabupaten Bangkalan Tahun 2018

Pilkada Kabupaten Bangkalan tahun 2018 yang digelar pada 27 Juni

diikuti oleh tiga pasangan calon. Yang menarik dari Pilkada Kabupetn

Bangkalan tahun 2018 adalah keikutsertaan sepasang calon yang tidak

37

Berdasarkan data Pemerintah Desa Alang-Alang.

Page 43: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

35

memiliki latar belakang keluarga Bani Cholil, seperti yang selama ini terjadi

dalam tiap Pemilu di Kabupaten Bangkalan. Selain ikutserta sebagai pasangan

calon, sepasang calon yang memperoleh nomor urut 1 ini juga cukup

memperoleh suara signifikan, yakni berada di posisi kedua, dan hanya kalah

dengan selisih angka yang sedikit. Sebagaian besar pendukung paslon nomor

urut 1 ini merupakan kelompok pemuda yang merasa jenuh dengan

pemerintahan Kabupaten Bangkalan yang tak kunjung membawa perubahan

besar.

Sedangkan pemenang Pilkada Kabupaten Bangkalan adalah paslon

nomor urut 3, yakni Abd. Latif Amin Imron dan Moh. Mohni yang diusung

oleh Partai Gerindra, PPP, dan Partai Golkar, dengan jumlah 19 kursi.38

Calon

Bupati nomor urut 3 ini merupakan paslon yang masih memiliki latar

belakang keluarga Bani Cholil, tepatnya adik dari Ra Fuad, Bupati Kabupaten

Bangkalan periode 2003-2008 dan 2008-2012, yang dikenal sebagai rezim tak

tergantikan di Kabupaten Bangkalan. Sebab setelah kepemimpinannya

berakhir, ia berhasil memajukan anaknya, Ra Momon, untuk menjadi calon

Bupati pada Pilkada Kabupaten Bangkalan tahun 2012, yang kemudian

dimenangkannya. Setelah kepemimpinan Ra Momon berakhir dan tidak lagi

memungkinkan untuk maju kembali pada Pilkada Kabupaten Bangkalan tahun

2018, giliran Ra Latif yang merupakan adik Ra Fuad untuk maju sebagai calon

Bupati Kabupaten Bangkalan, hingga kemudian memenangkannya.

38

Diakses melalui https://faktualnews.co/2018/02/12/resmi-ditetapkan-tiga-paslon-bakal-

bertarung-pilkada-bangkalan-2018/65136/.

Page 44: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

36

Sedangkan pasangan calon nomor urut 2, KH Imam Buchori Kholil

dan KH Mondir Rofii, yang diusung PKB, Partai Nasdem dan PKS dengan

jumlah dukungan 21 kursi,39

juga merupakan psangan calon yang memiliki

latar belakang keluarga Bani Cholil. Ra Imam sendiri juga pernah menjadi

Calon Bupati pada Pilkada Bangkalan tahun 2012, namun kalah oleh Ra

Momon. Ra Imam bersama pasangannya kembali maju pada Pilkada

Kabupaten Bangkalan tahun 2018 untuk menjawab keinginan para

pendukungnya yang memang dikenal sangat fanatik sejak Pilkada Kabupaten

Bangkalan tahun 2012.

C. Elite Lokal dan Peta Politik di Desa Alang-Alang

Pelaksanaan Pilkada Kabupaten Bangkalan 2018 di Desa Alang-Alang,

tidak bisa dilepaskan dengan keterlibatan beberapa aktor politik yang masing-

masing memiliki kepentingan untuk memenangkan pasangan calonnya. Aktor

politik tersebut merupakan elite lokal yang dapat diidentifikasi sebagai

berikut.

1. Pemuda

Pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis, bahkan

bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang

stabil. Pemuda menghadapi masa perubahan sosial maupun kultural.

Secara usia, menurut UU Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan,

pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting

pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30

39

Ibid.

Page 45: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

37

(tiga puluh) tahun. Menilik dari sisi usianya, maka pemuda merupakan

masa perkembangan secara biologis dan psikologis. Oleh karenanya

pemuda selalu memiliki aspirasi yang berbeda dengan aspirasi masyarakat

secara umum. Dalam makna yang positif, aspirasi yang berbeda ini disebut

dengan semangat pembaharu. Dalam kosakata bahasa Indonesia, pemuda

juga dikenal dengan sebutan generasi muda dan kaum muda. Seringkali

terminologi pemuda, generasi muda, atau kaum muda memiliki definisi

beragam. Definisi tentang pemuda di atas lebih pada definisi teknis

berdasarkan kategori usia sedangkan definisi lainnya lebih fleksibel, di

mana pemuda, generasi muda, atau kaum muda adalah mereka yang

memiliki semangat pembaharu dan progresif.

Di Desa Alang-Alang, dalam konteks Pilkada Kabupaten

Bangkalan 2018, kelompok Pemuda muncul sebagai aktor baru dalam

dinamika politik lokal. Mereka hadir untuk menantang elite lokal

pendahulu yang didominasi oleh kaum Kiai dan kaum Blater.

Sebelumnya, kecenderungan kelompok Pemuda di Desa Alang-Alang

secara umum terlihat sama dengan pemuda-pemuda kebanyakan yang

terkesan apatis terhadap kondisi sosial-politik. Akan tetapi, sejak tahun

2014, tepatnya setelah penangkapan Ra Fuad (mantan Bupati Bangkalan)

karena terjerat kasus korupsi, keberanian untuk menyampaikan sikap

politik mulai muncul. Kelompok Pemuda seakan mendapat angin segar

untuk ikut campur dalam segala urusan sosial, terutama di sektor politik

Page 46: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

38

dan pemerintahan. Fakta tersebut dapat dilihat pada turut andilnya mereka

dalam aktifitas.

Mereka masuk sejak periode sebelumnya, yakni sejak tahun 2016.

Mereka memasuki posisi di antaranya Kasi Pemerintahan, Kasi

Pelayanan, Kasi Kesejateraan Rakyat, Kaur Keuangan, Kaur Tata

Usaha dan Kaur Perencanaan.40

Selain itu, kelompok Pemuda di Desa Alang-alang terdorong untuk

kembali “menghidupkan” Karang Taruna, sebuah organisasi kepemudaan

di tingkat desa. Sebagaimana pengakuan Rohim, Ketua Karang Taruna

“Sembades” (Semangat Membangun Desa) Desa Alang-Alang, bahwa

organisasi karang taruna di Desa Alang-Alang kembali aktif pada 16 april

2017.41

Peran tersebut diambil dalam rangka mengusung semangat

perubahan untuk membangun desa. Sebab pada hakikatnya, menurut

Rohim, untuk melakukan perubahan, Pemuda harus mengambil peran

dalam pemerintahan dan politik.

Semangat kepemudaan itu muncul bersamaan dengan munculnya

kesadaran politik kelompok Pemuda yang prihatin atas kondisi politik di

Kabupaten Bangkalan yang dalam beberapa dekade terakhir selalu

dikuasai oleh rezim Bani Cholil. Puncaknya ketika Ra Fuad, tokoh utama

dalam kekuasaan di Kabupaten Bangkalan, terjerat kasus korupsi. Ra Fuad

menjadi tersangka atas kasus penerimaan hadiah atau janji terkait jual-beli

pasokan gas alam untuk Pembangkit Listrik Tenaga Gas di Gresik, Gili

Timur Bangkalan, serta proyek-proyek lainnya.

40

Wawancara, Luluk Fitriani (Aparat Desa), 1 Juli 2019. 41

Wawancara, Rohim (Pemuda), 1 Agustus 2019.

Page 47: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

39

Selain itu, Ra Fuad juga disangka menerima suap dari Direktur

Human Resource Development PT Media Karya Sentosa Antonius

Bambang Djatmiko senilai 15,5 miliar untuk memuluskan pembelian gas

alam di Blok Poleng Bangkalan.42

Ra Fuad juga dijerat perkara pencucian

uang. Dia diduga melakukan praktik itu sejak menjabat sebagai Bupati

Bangkalan pada 2003. Jatuhnya Ra Fuad turut membuat Ra Momon

terancam. Dalam kasus suap yang melibatkan Ra Fuad, Ra Momon yang

kala itu menjabat sebagai Bupati Bangkalan disebut Jaksa Penuntut Umum

Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta menerima uang yang

dikirimkan sang ayah ke rekeningnya. Berbagai macam skandal dan kasus

korupsi yang menimpa Ra Fuad secara langsung mengakhiri

ketidakberanian masyarakat di Kabupaten Bangkalan untuk

menyampaikan aspirasi politik secara bebas, tak terkecuali kelompok

Pemuda.

Kembali pada konteks Pilkada Kabupaten Bangkalan, keberanian

kelompok Pemuda di Desa Alang-Alang untuk menyatakan dukungan

politiknya kepada paslon nomor urut 1 juga bagian dari ekspresi kejenuhan

mereka terhadap rezim yang tengah berkuasa. Mendukung dan

mengupayakan kemenangan atas paslon nomor urut 1 adalah bagian dari

usaha mereka untuk menghadirkan perubahan terutama sekali pada sektor

pembangunan di Kabupaten Bangkalan, setelah beberapa dekade

mengalami stagnasi dan kemandekan.

42

Diakses melalui https://www.cnnindonesia.com/nasional/20150709080558-32-65335/kisah-

dinasti-fuad-korbankan-istri-muda-demi-putra-mahkota.

Page 48: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

40

Bangkalan ini salah satu kabupaten yang strategis setelah Sidoarjo

dan Gresik, karena Bangkalan salah satu kabupaten yang dekat

dengan ibukota provinsi (Surabaya). Tetapi meski termasuk ke

dalam kabupaten yang strategis, pembangunan dan kesejahteraan

masyarakat jauh dari kata sejahtera. Intinya kita hanya ingin

perubahan. Dasar kita adalah perubahan Bangkalan yang lebih

baik, karena kita sudah merasa bahwa di bawah kepemimpinan

rezim Ra Fuad dua periode ditambah anaknya satu periode,

Bangkalan tidak ada perubahan. Sudah hampir 10 tahun Suramadu

nyatanya tidak memberi efek positif pada pembangunan ekonomi

di Bangkalan.43

2. Blater

Disebut sebagai Blater oleh warga lainnya karena berani ber-carok,

apalagi menang dalam pertempuran itu. Jadi, penyebutan masyarakat atas

sosok Blater dalam hal ini sangat erat kaitannya dengan keberanian

bertarung sebagai bagian dari penyelesaian konflik dan permasalahan di

dalam lingkungan masyarakat Madura. Di sini, carok dijadikan sebagai

arena legitimasi untuk mengukuhkan status sosial seseorang sebagai

seorang Blater. Jadi identitas ke-Blater-an dapat merujuk pada sifat

pemberani, angkuh, dan punya nyali untuk menempuh jalur kekerasan

dalam penyelesaian konflik. Blater dengan legitimasinya sebagai

pengendali dan pengelola mesin-mesin kekerasan kerapkali

menghegemoni masyarakat. Banyak media dan ritus sosial Blater untuk

menghegemoni masyarakat, seperti kebiasaan remo, sabung ayam, pencak

silat, kerapan sapi dan ritus kekerasan dan kriminalitas lainnya. Media

sosial ini membentuk subkultur sendiri dalam masyarakat Madura.44

43

Wawancara, Rohim (Pemuda), 25 Juli 2019. 44

Abdur Rozaki, Menabur Kharisma Menuai Kuasa: Kiprah Kiai dan Blater sebagai Rezim

Kembar di Madura, (Yogyakarta: Pustaka Marwa Publisher, 2004), 26.

Page 49: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

41

Seseorang yang sudah memiliki identitas dan status sosial sebagai

seorang Blater, eksistensinya cukup berpengaruh di dalam kehidupan

masyarakat Madura. Sosok Blater selalu disegani dan dihormati secara

sosial. Sangat jarang sekali ditemukan seseorang Blater masih dipandang

rendah atau remeh secara sosial. Secara politik pun, peran Blater di dalam

kehidupan bermasyarakat juga sangat berpengaruh, terutama dalam

konteks kepemimpinan politik di desa. Tak jarang pula Kepala Desa di

Madura adalah ia yang secara sosial disebut sebagai Blater.

... ketika masalah politik, masyarakat justru lebih mengikuti apa

kata Blater, sebab di satu sisi jika Blater tidak diikuti, yang

terancam adalah keamanan desa. Bisa jadi jika masyarakat tidak

menghiraukan apa kata Blater, maka kita cemas akan keamanan

dan stabilitas di desa, sebab bisa saja para Blater membiarkan

maling atau para pencuri masuk ke desa kita. Karena yang bisa

mengkondisikan bajing-bajing itu hanya Blater.45

Dalam konteks Pilkada Kabupaten Bangkalan 2018 di Desa Alang-

Alang, kelompok Blater menyatakan dukungannya kepada paslon nomor

urut 3, di mana calon Bupatinya masih merupakan adik Ra Fuad.

Kepemimpinannya tentu akan melanjutkan rezim Ra Fuad setelah

berakhirnya masa jabatan puteranya, yakni Ra Momon. Pilihan tersebut

secara umum didasarkan pada kemapanan kelompok Blater yang selama

ini menjadi salah satu elemen masyarakat yang paling diuntungkan oleh

rezim di Bangkalan, baik secara politik maupun sosial.

Mon jhenji pagghun se bedhe, Cong. Coma pas ekabele’e ye?

Coma, se pasti rea sopaja tak maelang ro’patoro’na Lora. Taoh

dibi’kan, Lora arua, Cong, oreng keramat e Bangkalan. Molae

45

Wawancara, Muhammad Ruji (Warga), 25 Juli 2019.

Page 50: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

42

ghi’ toju’ e Bupati, Lora tak toman lopot janji. Contona sopaja

Bangkalan tak eparosak bik oreng luar.

Janji politik sebetulnya pasti ada tapi ini urusan privasi, tetapi kita

sebetulnya menjaga hubungan baik dengan para Bani Cholil,

khususnya Ra Fuad sebagai sesepuh di Kabupaten Bangkalan.

Karena hubungan baik kita sudah terjalin sejak beliau duduk

sebagai Bupati, dan selama menjadi bupati Ra fuad tidak pernah

ingkar pada janjinya. Contohnya menjaga agar orang asing tidak

menjadi majikan di daerah kita.46

3. Kiai

Kiai―bersama Blater―adalah aktor di balik mengakarnya kultur

kekerasan dan religiusitas di dalam masyarakat Madura. Keduanya dapat

dipandang sebagai rezim kembar yang memiliki kekuatan dalam

mereproduksi wacana, kultur, tradisi dan jejaring kuasa di tengah

masyarakat. Kiai, dengan kapasitas dan kemampuannya dalam

menafsirkan wacana agama, mampu menghegemoni struktur terdalam di

ruang batin, pikiran, dan perilaku masyarakat Madura. Media-media

keagamaan yang bertebaran di Madura dengan sendirinya membuat Kiai

semakin signifikan dalam dinamika masyarakat Madura.47

Posisi Kiai yang sangat berpengaruh di Madura, membuat ia bisa

menggunakan loyalitas masyarakat sebagai modal untuk melakukan

political bargaining. Kiai bisa menjadi instrumen untuk merealisasikan

cita-cita politisi dengan memanfaatkan modalitas yang dimilikinya.

Bahkan, belakangan ini kataatan masyarakat digunakan oleh sebagian Kiai

untuk mengakses kekuasaan struktural. Mereka secara terang-terangan

46

Wawancara, Ahmad Fauzi (Blater), 25 Juli 2019. 47

Abdur Rozaki, Menabur Kharisma Menuai Kuasa: Kiprah Kiai dan Blater sebagai Rezim

Kembar di Madura, (Yogyakarta: Pustaka Marwa Publisher, 2004), 26.

Page 51: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

43

terjun ke dalam persaingan politik praktis dengan menggunakan kekuatan

kulturalnya demi meraih kekuasaan struktural.

Kharisma seorang Kiai menjadi indiktor penting untuk mengetahui

sejauh mana ia berkuasa. Semakin kharismatik Kiai, maka kekuasaan yang

melekat dalam dirinya akan semakin kukuh. Ini artinya indikator pengaruh

seorang Kiai terhadap masyarakat terletak pada kharisma di dalam dirinya.

Kiai mampu memengaruhi masyarakat dalam menentukan pilihan

politiknya. Dalam hal ini, preferensi pemilih bertumpu pada alasan

kepatuhan kepada guru.

Dalam konteks Pilkada Kabupaten Bangkalan 2018 di Desa Alang-

Alang, meski tidak secara terang-terangan, kelompok Kiai melalui media

sosial yang ia miliki telah memberikan penafsiran agama sebagai

pembenaran atas pilihan politiknya, yakni paslon nomor urut 2. Paslon

tersebut, menurut penafsiran kelompok Kiai adalah calon pemimpin yang

paling dekat dengan keriteria kepemimpinan yang ditentukan Islam.

Dasarra ye ghun agama jia, sapa calon se krena paleng teppa’

monggu agama. Ra Imam jia, mon epekker pole, oreng se la andhi’

bukte kangguy ngabdi ka agama. Deddi Lora jia mon deddi

paggun se akarena, kaangguy akorupsi, neser masyarakatta.

Dasar tindakan kita yakni dasar pemahaman agama para calon

yang sesuai dengan kriteria pemimpin Islam. Sosok Ra Imam itu

adalah pemimpin yang terbukti sesuai dengan kriteria itu. Jadi

beliau pun akan berpikir dua kali ketika ingin korupsi atau

membuat kebijakan yang berhubungan dengan masyarakat.48

Calon Bupati paslon nomor urut 2 juga merupakan seorang Kiai

yang cukup kondang di Bangkalan. Selain memiliki pesantren, ia juga

48

Wawancara, Nahrawi Ahmad (Kiai), 27 Juli 2019.

Page 52: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

44

aktif menghadiri pengajian-pengajian kampung yang dilaksanakan

masyarakat di berbagai desa di Kabupaten Bangkalan. Dengan demikian,

secara langsung atau tidak, kelompok Kiai di Desa Alang-Alang memiliki

solidaritas keagamaan yang sama dengan paslon nomor urut 2.

Kepentingan kelompok Kiai di Desa Alang-Alang dengan mengupayakan

pemenangan paslon nomor urut 2, selain tentu didasari oleh nilai-nilai

keagamaan Islam, juga tidak bisa dilepaskan dengan persoalan masa depan

lembaga pendidikan Islam (pesantren) di Kabupaten Bangkalan.

Page 53: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

45

BAB IV

MODEL TINDAKAN AKTOR POLITIK LOKAL DALAM PILKADA

KABUPATEN BANGKALAN 2018 DI DESA ALANG-ALANG

A. Dinamika Persaingan Aktor Politik Lokal di Desa Alang-Alang

Munculnya kelompok Pemuda sebagai elite lokal baru, secara

langsung memberikan warna baru dalam dinamika persaingan politik di Desa

Alang-Alang. Persaingan tidak saja terjadi antara dua elite lokal lama, yakni

Kiai dan Blater, tetapi juga dengan kelompok Pemuda. Dalam dinamika

persaingannya pun tidak hanya melalui cara-cara lama yang berbasis pada

modal kultural yang dimiliki kelompok Kiai dan Blater, tetapi juga

menggunakan cara yang berbasis pada kreatifitas kelompok Pemuda. Berikut

adalah deskripsi dinamika persaingan antar elite lokal dalam upaya

memenangkan masing-masing paslon.

1. Pemuda vs Blater

Strategi kelompok Pemuda dalam memenangkan paslon pilihan

mereka adalah dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat secara

keseluruhan, khususnya anak-anak muda yang sudah memiliki hak suara

pada Pilkada Kabupaten Bangkalan 2018. Sosialisasi dilakukan secara

verbal atau penyampaian langsung maupun melalui media, seperti

misalnya stiker menarik yang berisi foto dan visi-misi paslon nomor urut

2.

Kita melakukan berbagai cara, mulai dari turun ke rumah-rumah

penduduk, membawa stiker dan atribut calon, sampai berupaya

mendatangkan calon ke desa. Sasarannya ya seluruh masyarakat.

Saya sendiri lebih memobilisir para kaum muda dengan cara yang

Page 54: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

46

lebih efisien, seperti menyebar pesan berantai kepada kelompok

alumni mahasiswa. Isinya tentu ajakan untuk perubahan Bangkalan

yang lebih baik: “Jika ingin perubahan Bangkalan yang lebih baik,

ayo dukung dan pilih Farid-Sudarmawan”. Saya sisipkan juga foto

atau wallpaper calon yang saya dukung.49

Proses sosialisasi pun dilakukan secara terorganisir oleh tim yang

telah dibagi berdasarkan jumlah dusun. Selain itu, menggunakan media

Karang Taruna, kelompok Pemuda juga telah menyusun program

penyuluhan pupuk organik bagi masyarakat sekaligus mendatangkan

paslon nomor urut 1 untuk menyampaikan orientasi program kerjanya jika

seandainya terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten

Bangkalan.

Kita telah membentuk tim desa yang terdiri dari pemuda lintas

dusun untuk memobilisasi massa dengan cara mengajak dan

memberitahu masyarakat secara umum yang terjangkau oleh tim

kita di tiap dusun. Kita mengajak dari mulut ke mulut awalnya jika

calon yang kita usung lebih tepat. Jika ada ketertarikan saat

sosialisasi lewat mulut ke mulut, baru kita ajak dengan sosialisasi

yang mendatangkan langsung calon yang kita usung.50

Sedangkan strategi kelompok Blater dalam mengupayakan

pemenangan paslon nomor urut 3 adalah dengan memanfaatkan forum-

forum budaya, seperti remo dan sandur untuk memperkenalkan paslon

pilihan mereka dan mempengaruhi pilihan politik masyarakat secara

keseluruhan agar ikut memilih paslon nomor urut 3.

Ye kabbi masyarakat. Abe’ ria aleng-leng aketang-tangan ka ma-

roma, kaangguy ngajak masyarakat mele Lora. Kadhang ye bajana

remo rua otaba pas bedhe kompolan warga e du-kardu, e langgar,

amo-semo. Ye ngajak ngangguy adat madhure’en, dhe’emma.

Sambi mateppa’, mapaste, sopaja tak ghun karo e pettha.

49

Wawancara, Rohim (Pemuda), 25 Juli 2019. 50

Wawancara, Rofi’i (Pemuda), 25 Juli 2019.

Page 55: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

47

Sasaran kita semua masyarakat di sini. Kita mensosialisasikan

calon kepada warga tentu dengan turun ke rumah warga, mengajak

ketika ada acara remo atau kumpulan warga dalam bentuk bincang

santai membicaran adat-kultur serta kondisi sosial yang terjadi di

masyarakat. Kita mengajak dan menggiring masyarakat dengan

cara kekeluargaan, dalam artian kita mengajak selayaknya

mengajak keluarga kita dari mulut ke mulut. Dalam menentukan

pilihan tidak boleh mencla-mencle, artinya harus konsisten. Itu

yang kita tekankan kepada masyarakat.51

Masih melalui forum-forum kultural, kelompok Blater juga

menghadirkan paslon nomor urut 3 untuk hadir dan memperkenalkan diri

kepada masyarakat. Sebab, kelompok Blater merasa, bahwa dengan

melalui pendekatan kultural lah, masyarakat akan lebih mudah

dipengaruhi, selain tentu dengan memberikan harapan-harapan yang telah

dijanjikan oleh paslon nomor urut 3 dalam visi-misinya.

Marabu pas bedhe remo ben sandur rua. Selaen ma’le Lora taoh

ka kabedhe’en wargana, ye mak bisa along-polongan. Mon

dhe’iyeh kan pas paham dhe’ kabedhe’enna masyarakat se e baba.

Sabelikka, masyarakat ma’le apangrasah jhe’ bahwa Lora arua

peduli ka masyarakat, akherra kan masyarakat gelem mele Lora.

Mon Lora sampe’ menang, masyarakat e kanna’ are bekal

epatorona bantuan berres, kan jia aslina se ekabuto bik

masyarakat.

Kita memperkenalkannya dengan cara mendatangkan ke acara

remo dan sandur. Dalam remo dan sandur itulah kemudian kita

mengajak calon pemimpin kita itu untuk lebih mengenal kegiatan

warga, berbaur dengan masyarakat agar dia tahu dan mengerti

kondisi masyarakat di bawah. Kita tentu lebih mengajak dan

menggiring para masyarakat agar memilih calon kita. Jika calon

yang kita usung menang, maka beras akan lebih murah dan

sembako murah, karena yang diperlukan rakyat ya itu.52

Selain melakukan sosialisasi kepada masyarakat, kelompok Blater

juga melakukan semacam sweeping bagi setiap aktifitas yang dirasa akan

51

Wawancara, Ahmad Fauzi (Blater), 25 Juli 2019. 52

Wawancara, Umar Jagat (Blater), 25 Juli 2018.

Page 56: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

48

mengganggu atau menghambat proses pemenangan paslon nomor urut 3.

Salah satunya adalah menghalangi aktifitas sosialisasi Pemuda yang juga

mempunyai kepentingan mencari suara masyarakat.

Se lako atoghu kardu, terros e kennengngan nak-kanak ngode

akompol, ye e kassa se lako e jeghe. Dhe’emma carana makle tak

jek-ngajek ka oreng.

Kita perketat setiap gardu, setiap pojokan tempat anak-anak muda

nongkrong dengan pengawasan yang ekstra, jangan sampai ada

tindakan mencolok yang mengarah pada mobilisasi massa.53

Tindakan kelompok Blater tersebut tentu sangat merugikan

kelompok Pemuda yang sejak awal memang belum memiliki modal sosial

yang kuat sebagaimana yang telah dimiliki oleh kelompok Blater.

Kami mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan, ada sesepuh

(Blater) yang menghalangi kita untuk menyebarkan pamflet dan

stiker. Bahkan stiker lain dan almamater paslon yang sudah kita

sebarkan dirampas dari warga. Kita sebagai pemuda juga berhak

memilih pemimpin. Kita sudah berupaya melaporkan secara lisan

penghadangan kampanye kita kepada aparat dan bawaslu setempat,

tetapi tidak ada jalan yang mendukung kita.54

Tak hanya penghadangan atas aktifitas sosialisasi yang dilakukan

oleh kelompok Pemuda, kelompok Blater juga secara jelas menebar

ancaman yang pada akhirnya menggagalkan beberapa program sosialisasi

yang telah direncakan sebelumnya oleh kelompok Pemuda. Kelompok

Pemuda pun tak berdaya atas apa yang tengah dialaminya.

Ancaman yang ditebar oleh kelompok Blater kepada kelompok

Pemuda yang akan menghadirkan calon dalam acara penyuluhan

pupuk organik, ya kami akan dipukul atau dikucilkan oleh

mereka.55

2. Blater vs Kiai

53

Ibid. 54

Wawancara, Rohim (Pemuda), 25 Juli 2019. 55

Ibid.

Page 57: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

49

Penghalangan yang dilakukan kelompok Blater terhadap kelompok

Pemuda tidak lantas sama dengan sikap atau tindakan kelompok Blater

terhadap kelompok Kiai. Selain tentu karena sama-sama elite lokal lama

yang sudah barang tentu tahu terhadap jalan masing-masing, juga

dikarenakan strategi komunikasi kelompok Kiai yang tidak secara terbuka

mengampanyekan paslon pilihannya, yakni nomor urut 2. Kelompok Kiai

lebih suka mempengaruhi masyarakat dengan cara menafsirkan nilai-nilai

keislaman sebagai pembenaran atas pilihan politiknya melalui forum-

forum keagamaan, seperti pengajian umum dan sejenisnya. Sehingga

kelompok Blater pun tidak menemukan alasan untuk menolak atau

membubarkan pengajian kelompok Kiai yang menghadirkan paslon nomor

urut 2.

Mon Kiai, aslina pada tak tarema teppa’ ngonjang calonna toron

dhe’ kanna’, coma kan ka pengajian, ye akherra tak salpa’ kia mon

pas epabubara. Coma ghun abele ka reng-oreng, makle tak entar.

Untuk Kiai, kita sebenarnya ingin menolak ketika calonnya datang

ke sini, tetapi karena itu dikemas dengan pengajian, maka kami

tidak bisa menolak atau mengusir. Kita hanya memastikan orang-

orang kita tidak datang ke pengajian itu.56

Kelompok Kiai pun tidak jauh berbeda. Mereka tidak pernah

mencoba untuk mengkonfrontir aktifitas sosialisasi yang dilakukan oleh

kelompok Blater. Padahal, jika dilihat dari arena sosial masing-masing,

kelompok Kiai dan kelompok Blater sangat berlawanan dan bertentangan.

Sebab, meski benar bahwa masing-masing kelompok memiliki calon

56

Wawancara, Ahmad Fauzi (Blater), 25 Juli 2019.

Page 58: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

50

pilihan yang berbeda satu sama lain, tetapi kedua kelompok ini mengerti

batas dan mengerti jalannya masing-masing.

3. Kiai vs Pemuda

Sosialisasi yang dilakukan kelompok Kiai secara tidak langsung,

seperti melalui ceramah agama, bukan berarti tidak pernah menemui jalan

terjal. Kelompok Pemuda sempat melakukan unjuk rasa dengan membawa

poster penolakan terhadap calon yang dihadirkan kelompok Kiai pada

acara pengajian umum. Sebagai balasan, meski tidak secara terbuka seperti

kelompok Pemuda, resistensi kelompok Kiai terhadap pasangan calon di

luar dukungannya sering dilakukan melalui sindiran dan singgungan

melalui kegiatan ceramah singkat selepas tahlilan dan shalawatan.

Ghu ken nolak, jhe’ reng ken kudu sadar jhe’ abe’e jia gita’ bajana

noro’ politik. Ben pole kaule neka ken apesen on-laon, mon melea

rato jia jhe’ gun karo oreng se mekker ka dunnya oreng, tape rato

se mekker ka akheratta kia. Jamanna la kadhi’ sateya. Ye oreng se

biasa noro’ pengajian jia se bisa e pessen.

Kami tidak menolak, hanya saja kami merasa para pemuda terlalu

cepat untuk masuk ke ranah politik. Jadi kami hanya menasihati

mereka dengan pelan-pelan bahwa jangan hanya memilih

pemimpin berdasarkan akal dan duniawi semata, tetapi dasarkan

juga tentang agama dan akhirat ... Tapi kan sasaran kita cuma

masyarakat yang biasa ikut pengajian saja.57

Kelompok Kiai pun tidak terlalu memusingkan atas penolakan oleh

kelompok Pemuda. Sebab, dengan kondisi di mana fanatisme masyarakat

terhadap Kiai masih begitu kuat, maka yang akan meresistensi tindakan

kelompok Pemuda adalah masyarakat itu sendiri, entah dengan alasan

pembangkangan atau ketidakpatuhan kepada Kiai, dan lain sebagainya.

57

Wawancara, Nahrawi Ahmad (Kiai), 27 Juli 2019.

Page 59: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

51

Tiga pola hubungan antar elite politik lokal di atas, menampilkan fakta

bahwa persaingan paling kuat serta dengan intensitas tinggi adalah persaingan

antara kelompok Pemuda dengan kelompok Blater. Kenyataan tersebut

disebabkan oleh kekhawatiran kelompok Blater terhadap kehadiran kelompok

Pemuda yang berpotensi besar untuk mengubah kecenderungan pilihan politik

masyarakat yang selama ini selalu dipengaruhi oleh kelompok Blater.

Sehingga kehadiran kelompok Pemuda dalam dinamika persaingan politik di

Desa Alang-Alang mendapatkan perlawanan dari kelompok Blater.

Di samping itu, kelompok Pemuda pun merasa jengah dengan budaya

politik di Desa Alang-Alang selama ini, yang seakan-akan hanya didominasi

oleh dua elite politik lokal, khususnya Blater, baik dalam menentukan

pemimpin desa maupun dalam menentukan kebijakan desa. Padahal

seharusnya warga secara umum lah yang menjadi aktor utama dalam

menjalankan pemerintahan desa melalui sistem yang demokratis, partisipatif,

egaliter, dan tanpa memandang kelas sosial tertentu. Atas dasar itulah

kelompok Pemuda merasa perlu untuk menyuarakan aspirasi dan pilihan

politiknya, serta dengan semangat perubahan mengampanyekannya kepada

warga Desa Alang-Alang.

Selain tentu merasa terancam dengan keberadaan dan keberanian

kelompok Pemuda, kekhawatiran kelompok Blater juga didasari perasaan

takut akan kehilangan status quo apabila paslon nomor 1 menang dan berhasil

memimpin Kabupaten Bangkalan. Sebab sejak awal paslon nomor 1 memang

konsisten untuk menghadirkan perubahan signifikan di Kabupaten Bangkalan,

Page 60: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

52

dan alasan itu pun yang membuatnya didukung oleh hampir semua kelompok

Pemuda di Kabupaten Bangkalan. Sebaliknya, kelompok Pemuda, selain

jengah dengan budaya politik di Desa Alang-Alang, juga dibayang-bayangi

oleh nasib buruk jika kembali dipimpin oleh rezim Ra Fuad yang kini diwakili

paslon nomor 3, yakni wajah Kabupaten Bangkalan yang korup dan tak

sejahtera.

Kenyataan politik di Desa Alang-Alang menunjukkan bahwa

persaingan yang terjadi antar elite lokal dalam upaya memenangkan masing-

masing paslon pada Pilkada Kabupaten Bangkalan 2018, pada satu sisi telah

melahirkan aktor baru yakni kelompok Pemuda. Akan tetapi, pada sisi yang

lain, iklim persaingan masih berada di luar aturan yang berlaku, seperti

dilanggarnya kebebasan kelompok lain untuk menyampaikan aspirasinya.

Fakta tersebut menjadi kotraproduktif dengan apa yang telah dikonsepsikan

oleh Firmanzah mengenai persaingan politik yang mestinya berlangsung

sesuai aturan yang berlaku.

Dinamika dalam politik menurut saya biasa ya, pasti ada intrik yang

bahkan berujung pada konflik, tentu itu menjadi perhatian kita

bersama. Dan yang paling penting bagi saya pribadi, saya selalu

menekankan suasana harus tetap kondusif, siapapun pilihannya,

berbeda atau tidak, kita harus tetap guyub-rukun.58

Selain itu, kehadiran kelompok Pemuda juga menghadirkan isu baru

untuk dipertarungkan. Tidak saja isu primordial sebagaimana yang

diperjuangkan oleh kelompok elite Kiai dan Blater selama ini, persoalan

kesejahteraan masyarakat dan pembangunan pun kini menjadi isu yang dibawa

oleh kelompok Pemuda. Meskipun pada dasarnya, persaingan antar aktor atau

58

Wawancara, Lailatul Hijriyah (Plt. Kepala Desa Alang-Alang), 23 Juli 2019.

Page 61: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

53

elite lokal di Desa Alang-Alang merupakan persaingan secara tidak langsung,

dalam hal ini kepentingan para elite lah yang dipertarungkan.

Ketergantungan masyarakat terhadap kelompok Blater juga kelompok

Kiai masih begitu mengakar. Hal itu tidak dapat disangkal oleh keberadaan

kelompok Pemuda yang tidak berdaya melawan dominasi dua kelompok elite

lokal yang sudah sejak lama “mengatur” dan bahkan menjalankan kehidupan

sosial masyarakat di Desa Alang-Alang.

Mon epaksa ye enje’. Coma kan tak nyaman mon pas se ngajak

bangatoa. Tak nyaman jia.

Terpaksa (memilih paslon nomor urut 3) sih tidak, Mas. Tapi saya

sungkan karena yang mengajak itu adalah sesepuh (Blater), takut untuk

menolak, meski tidak dipaksa.59

Hal ini kembali memperkuat konsep elite itu sendiri yang menjelaskan,

bahwa dalam suatu komunitas sosial masyarakat, selalu saja ada segelintir

orang yang memiliki kuasa lebih yang dengan kuasa tersebut ia dapat

mengintervensi setiap keputusan-keputusan komunal, baik dalam aspek sosial,

politik, keamanan, dan lain sebagainya.60

B. Tindakan Elite Lokal Dalam Perspektif Max Weber

Dinamika aktor lokal dalam pelaksanaan Pilkada Kabupaten

Bangkalan di Desa Alang-Alang antara Pemuda, Blater, dan Kiai, tidak secara

insani muncul dalam dirinya. Masing-masing mempunyai motif dan alasan

atas pilihan politik dan atas tindakan politiknya. Tidak saja berbasis motif dan

alasan, masing-masing aktor juga memiliki maksud dan tujuan yang berbeda

59

Wawancara, Qomaruddin (Warga), 26 Juli 2019. 60

Siti Amina, Kuasa Negara Para Ranah Politik Lokal, (Jakarta: Kencana, 2014), 68.

Page 62: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

54

pula. Maksud dan tujuan inilah yang menarik untuk diamati dengan

pendekatan tindakan sosial Max Weber.

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, tindakan sosial tiap

individu maupun kelompok, menurut Max Weber, selalu didasari oleh

rasionalitas, meski dalam level yang berbeda. Termasuk rasionalitas Pemuda,

Blater, dan Kiai, dalam menentukan pilihan dan menindaklanjuti pilihan

tersebut dengan melakukan kampanye pasti didasari oleh alasan dan

kepentingan yang berbeda.

1. Rasionalitas Kaum Pemuda

Tindakan rasional yang dilakukan oleh para pemuda dengan

mendukung pasangan nomor urut 1, hal itu dapat dilihat dari pernyataan

mereka tentang bagaimana mereka melihat sudut pandang para sarjana

yang pulang dengan tangan hampa. Mereka menilai bahwa rezim yang

berkuasa di Kabupaten selalu didominasi oleh seseorang yang memiliki

latar belakang keluarga (dzurriyah) KH. Muhammad Cholil Bangkalan,

secara turun-temurun. Di lain hal mereka menilai bahwa saat ini,

Kabupaten Bangkalan berjalan stagnan dan tidak ada perubahan. Menurut

mereka, pasca pembangunan Suramadu, seharusnya Bangkalan sebagai

kabupaten, yang secara akses transportasi tak lagi terisolir, dapat lebih

menyerap tenaga kerja, dan tak akan ada lagi sarjana yang kebingungan

dalam mencari kerja. Sehingga ekonomi tumbuh dan berkembang di

Kabupaten Bangkalan.

Page 63: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

55

Jika ditelisik dengan model tindakan sosial Max Weber, tindakan

ini dikategorisasikan tindakan berbasis rasionalitas instrumental. Kata

“rasional” memiliki makna implisit logis dan instrumental guna

menggapai tujuan. Artinya, sebuah tindakan diambil melalui pertimbangan

untuk mengapai tujuan yang sebelumnya telah ditentukan.

Kita tidak dijanjikan apapun atau meminta apapun secara personal

kepada calon kita, tetapi yang kita minta kepada calon kita hanya

pelayanannya terhadap masyarakat. Agar nantinya tidak ada

pemuda yang kebingunan setelah lulus SMA atau para sarjana

muda yang kebingungan setelah diwisuda.61

Selain didasari oleh tujuan dan kepentingan yang rasional, tindakan

yang dilakukan oleh kelompok pemuda kepada elite lokal lain yang

memiliki pilihan dan tindakan berbeda juga menggambarkan

instrumentalitas rasio kelompok pemuda. Dalam artian, kelompok pemuda

tidak serta merta merespon tindakan represif kelompok Blater dengan

tindakan yang represif pula, dengan alasan bahwa bertindak serupa hanya

menimbulkan masalah baru dan tak menyelesaikan persoalan sebenarnya.

2. Rasionalitas Kaum Blater

Di lain sisi, Blater memiliki cara dan sudut pandang yang berbeda

dalam melihat realitas politik. Dalam hal ini mereka lebih

mempertahankan kenyamanan dan harmonisasi dengan pihak penguasa.

Jelas mereka menjaga dan merawat komunikasi harmonis dengan Bani

Cholil dalam hal spesifik dengan mantan penguasa yaitu RKH Fuad Amin

Imron (Ra Fuad). Salah satu alasannya adalah untuk menjaga eksistensi

61

Wawancara, Rohim (Pemuda), 25 Juli 2019.

Page 64: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

56

mereka sebagai Blater atau kelompok yang merasa paling berhak atas

kekuasaan wilayah di desa.

Peneliti menilai bahwa apa yang menjadi pilihan dan tindakan

politik kelompok Blater, sebagaimana menurut Max Weber, didasari oleh

rasionalitas instrumental. Tindakan ini dilakukan dengan pertimbangan

keuntungan yang hendak dicapai oleh kelompok Blater. Sama dengan

kelompok pemuda, pilihan dan tindakan politik kelompok pemuda diambil

untuk memenuhi kepentingannya. Memilih dan mendukung pencalonan

paslon nomor 3 yang merupakan sanak keluarga KH Fuad Amin Imron

adalah tindakan yang paling rasional untuk memperoleh tujuan yang ingin

dicapai, yakni keberlangsungan eksistensinya sebagai Blater.

Meskipun demikian, pilihan untuk mendukung pasangan calon

didasari oleh pertimbangan rasional berbasis instrumental, akan tetapi

tindakan yang diekspresikan kelompok Blater untuk merespon tindakan

kelompok pemuda didasari oleh pertimbangan rasional berbasis nilai.

Sebab, represi yang dilakukannya untuk melemahkan gerakan kampanye

kelompok pemuda, selain didasari oleh penilaian bahwa kelompok pemuda

sebagai ancaman, juga dipertimbangkan oleh nilai-nilai yang telah

tertanam dalam diri kelompok Blater. Nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang

dipegang teguh oleh kelompok Blater adalah menjunjung tinggi harga diri,

yang apabila direndahkan oleh siapapun harus dilawan dengan cara

(kekerasan).

Ye tadhe’ pa-apa, maghi pareppa’na bedhe oreng arasanan jhe’

nak-kanak ngode toron norok adukung calon se laen. Tape ghi’

Page 65: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

57

etorot, ye gun edentos jia, mon krena sampe jek-ngajek ka oreng

baru kodu eurus.

Hubungan kita berjalan harmonis, tidak ada apa-apa, meski sudah

mulai ada selentingan jika pemuda akan mendukung calon yang

berbeda dengan kita, tapi kita biarkan dulu sampai benar-benar ada

bukti mereka memang benar-benar bergerak memobilisasi massa.62

Perasaan terancam dan ketakutan akan kalah dari lawan, dalam hal

ini kelompok pemuda juga kiai, menjadi pembenar bagi tindakan represi

yang ia lakukan dengan berdasar pada prinsip dan nilai yang sudah bukan

barang baru lagi magi masyarakat Madura.

3. Rasionalitas Kaum Kiai

Kelompok kiai lebih memilih mendukung paslon nomor urut 2.

Kelompok ini melihat seorang tipe pemimipin selalu menitikberatkan pada

aspek spiritualitasnya. Sebab mereka yakin bahwa hanya pemimpin yang

taat agama lah yang akan mampu memimpin umatnya. Sehingga

kelompok kiai menganggap bahwa hanya paslon nomor urut 2 lah yang

paling dekat dengan kriteria kepemimpinan mereka. Sebab selain memiliki

pesantren dengan santri yang cukup besar, paslon nomor 2 aktif

menghadiri undangan pengajian di berbagai daerah pedesaan di

Bangkalan. Hal ini berbeda dengan paslon nomor urut 3 yang meski sama-

sama dilatarbelakangi keturunan KH Cholil hampir tidak pernah terlibat

dalam acara-acara keagamaan di wilayah-wilayah peesaan.

Dengan pertimbangan tersebut, maka peneliti menilai bahwa apa

yang menjadi pilihan dan tindakan kelompok kiai didasari oleh

pertimbangan rasionalitas berbasis nilai yang bersumber dari ajaran-ajaran

62

Wawancara, Ahmad Fauzi (Blater), 25 Juli 2019.

Page 66: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

58

dan budaya keislaman. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Max

Weber, individu atau kelompok yang bertindak mengutamakan apa yang

dianggap baik, lumrah, wajar atau benar dalam masyarakat di atas tujuan

individual, baik yang bersumber dari etika, agama, atau bentuk sumber

nilai lainnya, merupakan tindakan rasional berbasis nilai.

Selanjutnya, pertimbangan rasional berbasis nilai yang diambil

oleh kelompok kiai, juga diikuti oleh konsekuensi moral. Dalam artian,

bahwa apabila tidak mempertimbangkan nilai, maka tindakan yang

dilakukan dianggap tidak mencerminkan nilai keislaman dan bahkan

mendapat persepsi negatif dan penolakan dari masyarakat.

Dasarra ghun karo settong, agama. Daripada se laen, Ra Imam

tok se cocok, ngurus pondok Syichona Cholil. Paggun bas-bas Ra

Imam se akorupsia.

Dasar tindakan kita yakni dasar pemahaman agama para calon

yang sesuai dengan kriteria pemimpin islam, sosok Ra imam itu

adalah pemimpin yang terbukti memajukan pondok pesantren ibnu

cholil, jadi jikapun beliau akan berpikir dua kali ketika ingin

korupsi atau membuat kebijakan yang berhubungan dengan

masyarakat.63

Konsekuensi moral bahwa siapa pun yang tak mengikuti kiai, atau

yang tak memilih pemimpin yang sesuai dengan kriteria yang disepakati

oleh kiai, akan dicap sebagai masyarakat yang “tak islami”, adalah salah

satu cara kelompok kiai untuk meresistensi gelompbang dukungan kepada

paslon nomor 1 dan 2. Hal ini pula yang kelompok kiai lakukan kepada

kelompok pemuda dan Blater sebagai tim sukses dari paslon nomor 1 dan

2. Kelompok kiai, meski tanpa menggunakan kekerasan, menggunakan

63

Wawancara, Nahrawi Ahmad (Kiai), 25 Juli 2019.

Page 67: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

59

otoritasnya sebagai elite desa untuk menggiring opini masyarakat bahwa

selain pendukung paslon nomor 2 adalah kelompok masyarakat yang tak

mencerminkan nilai keislaman.

Page 68: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

60

Tabel III: Tindakan Elite Lokal sebagai Aktor Politik dalam Pilkada

Kabupaten Bangkalan 2018 di Desa Alang-Alang

Aktor Tindakan Aktor Dasar Tindakan Model Tindakan

Pemuda Mengampanyekan

Paslon Nomor 1

Menginginkan adanya

perubahan, khususnya di

bidang lapangan kerja,

dengan memilih Bupati

yang tidak terafiliasi

dengan rezim Ra Fuad

yang korup.

Rasionalitas

Instrumental

Blater Mengampanyekan

Paslon Nomor 3

Menginginkan rezim Ra

Fuad terus berkuasa di

Bangkalan, yang kini

diwakili oleh Adiknya.

Rasionalitas

Instrumental

Kiai Mengampanyekan

Paslon Nomor 2

Menginginkan adanya

kepemimpinan yang

religius serta sesuai

dengan ajaran Islam.

Rasionalitas

Nilai

Perbedaan pandangan sekaligus pertimbangan yang diambil tersebut

akhinya memicu gesekan antara tiga aktor politik itu di Desa Alang-Alang.

Meski dalam konteks ini peran pemuda lebih aktif dibandingkan dengan

Pilkada yang sebelumnya, akan tetapi peran pemuda masihlah terbatas, sebab,

faktor kultur adat Madura masih mengekang para pemuda dalam ikut

memeriahkan kontestasi politik lokal. Hal itu tercermin dari gesekan dan

dinamika yang terjadi di desa Alang-alang saat pilkada, peran pemuda masi

dibatasi dalam hal merekrut massa di dusun tertentu dan di golongan tertentu.

Page 69: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

61

Hal itu merupakan imbas dari hegemoni aktor politik lokal yang didominasi

Blater maupun Kiai.

Dalam perkembangannya, dinamika persaingan antar keompok elite

tersebut memuncak ketika masing-masing kelompok mengundang dan

menghadirkan pasangan calon yang didukung ke acara yang menjadi sarana

kampanye. Seperti pada kegiatan penyuluhan pupuk organik oleh kelompok

Pemuda, pada acara pengajian umum oleh kelompok Kiai, dan pada acara

remoh dan sandur oleh kelompok Blater.

Saling tolak maupun resistensi dari masing-masing kelompok elite juga

tidak terelakkan. Kelompok Pemuda sempat melakukan unjuk rasa dengan

membawa poster penolakan terhadap calon yang dihadirkan kelompok Kiai

pada acara pengajian umum. Pun demikian dengan ancaman yang ditebar oleh

kelompok Blater kepada kelompok Pemuda yang akan menghadirkan calon

dalam acara penyuluhan pupuk organik. Meski tidak sekeras kelompok

Pemuda dan Blater, resistensi kelompok Kiai terhadap pasangan calon di luar

dukungannya sering dilakukan melalui sindiran dan singgungan melalui

kegiatan ceramah singkat selepas tahlilan dan shalawatan.

Page 70: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

62

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dinamika aktor politik lokal pada Pilkada Kabupaten Bangkalan 2018 di

Desa Alang-Alang terjadi antara kelompok Pemuda, kelompok Kiai, dan

kelompok Blater. Ketiga kelompok tersebut saling bersaing satu sama lain

demi memenangkan paslon dukungannya. Akan tetapi, persaingan paling

ketat dan dinamis berlangsung antara kelompok Pemuda dengan kelompok

Blater. Kehadiran kelompok Pemuda sebagai aktor baru yang cukup

potensial dalam persaingan politik di Desa Alang-Alang menjadi alasan

resistensi Kelompok Blater sebagai aktor lama yang tidak ingin

pengaruhnya terhadap masyarakat luntur.

2. Model tindakan masing-masing aktor politik di Desa Alang-Alang adalah:

Pertama, Kelompok Pemuda memilih paslon nomor urut 1 dengan

pertimbangan rasional instrumental, yakni perubahan. Dalam konteks

dinamika antar aktor, tindakan kelompok pemuda juga didasari

pertimbangan rasional instrumental, yaitu tidak dengan pendekatan-

pendekatan inkonstitusional. Kedua, kelompok Blater memilih paslon

nomor urut 3 dengan pertimbangan rasional instrumental, yakni

menginginkan keberlangsungan eksistensi Blater sebagai penguasa lokal

dan selama ini berdaya di bawah rezim Ra Fuad yang diwakili oleh paslon

nomor urut 3. Dalam konteks dinamika antar aktor, pendekatan kekerasan

yang dilakukan kelompok Blater didasari oleh pertimbangan rasional nilai

Page 71: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

63

yang bersumber dari tradisi dan adat kemaduraan. Ketiga, kelompok Kiai

memilih paslon nomor 2 dengan pertimbangan rasional nilai, yang

bersumber dari nilai agama Islam tentang kriteria pemimpin. Dalam

konteks dinamika antar aktor, tindakan kelompok Kiai yang menganggap

bahwa paslon lain dan pendukungnya tidak mencerminkan keislaman juga

didasari oleh pertimbangan rasionalitas berbasis nilai.

B. Saran

Kehadiran kelompok Pemuda di tengah persaingan pemenangan

pasangan calon Pilkada Kabupaten Bangkalan sungguh menarik, mengingat

ketiga kelompok elite tersebut sama-sama mencari dukungan masyarakat Desa

Alang-Alang melalui pendekatan yang berbeda. Harusnya, keberadaan

kelompok pemuda dalam persaingan di tingkat lokal, selain untuk

memenangkan paslon yang mereka dukung, juga memberikan pendidikan

kepada masyarakat tentang cara bersaing yang sehat dan fair.

Page 72: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

64

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik. 1974. Pemuda dan Perubahan Sosial. Jakarta: LP3S.

Amina, Siti. 2014. Kuasa Negara Para Ranah Politik Lokal. Jakarta: Kencana.

Bungin, Burhan. 2011. Metode Penelitian Kualitatif: Aktuaisasi Metodelogis ke

Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Chalik, Abdul. 2017. Pertarungan Elite dalam Politik Lokal. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Dahl, Robert A. 2001. Perihal Demokrasi; Menjelajahi Teori dan Praktek

Demokrasi Secara Singkat, alih bahasa A. Rahman Zainuddin. Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia.

Djamas, Nurhayati. 2008. Dinamika Pendidikan Islam di Indonesia Pasca

Kemerdekaan. Jakarta: PT Raja Grafinda Persada.

F., Huwaydi. 1996. Demokrasi Oposisi dan Masyarakat Madani, alih bahasa

Abdul Ghaffar. Bandung: Mizan.

Hadi, Sumasno. “Pemeriksaan Keabsahan Data Penelitian Kualitatif pada

Skripsi”. Jurnal Ilmu Pendidikan. Jilid 22, Nomor 1. Juni 2016, 75.

Kartodirdjo, Sartono (ed.). 1992. Pesta Demokrasi di Pedesaan. Yogyakarta:

Aditya Media.

Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Ritzer, George. 2001. Sosiologi Ilmu Berparadigma Ganda. Jakarta: PT Rajawali

Press.

Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. 2011. Teori Sosiologi. Bantul: Kreasi

Wacana.

Rozaki, Abdur. 2004. Menabur Kharisma Menuai Kuasa; Kiprah Kiai dan Blater

Sebagai Rezim Kembar di Madura. Yogyakarta: Pustaka Marwa.

Siahan, Hotman M. 1989. Sejarah dan Teori Sosiologi. Jakarta: Erlangga.

Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Page 73: KOMPETISI POLITIK ANTAR AKTOR LOKAL PADA ...digilib.uinsby.ac.id/36682/2/Fathor Rosi_E04213026.pdfPada tahun 2018 Pemilihan Kepala Daerah yang dilakukan secara serentak ini meliputi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

65

Suharsimi, Arikunto. 2005. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Suryana, Suryana. 2010. Metodologi Penelitian: Model Praktis Penelitian

Kuantitatif dan Kualitatif. Buku Ajar Perkuliahan, Universitas Pendidikan

Indonesia.

Wirawan, I. B. Teori-Teori Sosial dalam Tiga Paradigma. Jakarta, Kencana

Prenadamedia Grup.

Wiyata, A. Latief dan Kusnadi (ed). 2001. Proses Demokratisasi di Indonesia:

Kasus Pemilihan Bupati Sampang Madura Periode 2000-2005. Jember:

LPPM Kawula Saras.

Kabupaten Bangkalan dalam Angka 2018, Badan Pusat Statistik Kabupaten

Bangkalan.

Data Pemerintah Desa Alang-Alang.

Sumber Online

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20150709080558-32-65335/kisah-

dinasti-fuad-korbankan-istri-muda-demi-putra-mahkota

https://kamuslengkap.com/kamus/madura-indonesia

https://faktualnews.co/2018/02/12/resmi-ditetapkan-tiga-paslon-bakal-bertarung-

pilkada-bangkalan-2018/65136/

Wawancara

Wawancara, Ahmad Fauzi (Blater), 25 Juli 2019.

Wawancara, Lailatul Hijriyah (Plt. Kepala Desa), 23 Juli 2019.

Wawancara, Luluk Fitriani (Aparatur Desa), 1 Februari 2019.

Wawancara, Muhammad Ruji (Warga), 25 Juli 2019.

Wawancara, Nahrawi Ahmad (Kiai), 25 Juli 2019.

Wawancara, Qomaruddin (Warga), 26 Juli 2019.

Wawancara, Rofi’i (Pemuda), 25 Juli 2019.

Wawancara, Rohim (Pemuda), 1 Agustus 2019.

Wawancara, Umar Jagat (Blater), 25 Juli 2018.