kompetensi pedagogik guru raudhatul athfal...
TRANSCRIPT
-
i
KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU RAUDHATUL ATHFAL
SEKECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2017
SKRIPSI
DiajukanuntukMemperolehGelarSarjanaPendidikan
Oleh:
MARINI SEPTIANA
NIM 11613004
JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2017
-
ii
-
iii
-
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah:
Nama : MARINI SEPTIANA
NIM : 116 13 004
FAKULTAS : TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN : PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
JUDUL : KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU RAUDHATUL
ATHFAL SEKECAMATAN KALIWUNGU
KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2017
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan
hasil karya saya sendiri bukan jiplakan karya tulis orang lain. Pendapat atau
temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan
kode etik ilmiah.
Dan tidak keberatan untuk dipublikasikan oleh pihak IAIN Salatiga tanpa
menuntut konsekuensi apapun. Demikian surat pernyataan saya buat dan jika pada
kemudian hari terbukti karya saya ini bukan karya sendiri, maka saya sanggup
untuk menanggung semua konsekuensinya.
-
v
MOTTO
Didiklah anak-anak kamu, sesungguhnya mereka diciptakan untuk
menghadapi zaman yang berbeda dengan zaman kamu ini.
(H.R. Bukhari)
Muliakanlah anak-anakmu dan baguskanlah pendidikan mereka.
(H.R.At-thabrani dan khatib)
-
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan untuk:
1. Suamiku tercinta, yang telah memberikan dukungan spiritual, material
dankasih sayang.
2. Anakku tersayang, Amanda yang selalu mendukung dan setia menunggu.
3. Kakak ipar dan adik-adik semua yang selalu mendukung.
4. Teman-temanseperjuangan, satu kelas PIAUD IAIN Salatiga Angkatan 2013
yang selalu memberikan motivasi.
5. Bapak dan ibu Dosen yang selalu membimbing dengan sabar.
-
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan
yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, atas segala rahmat dan hidayah-Nya
skripsi dengan judul Kompetensi Pedagogik Guru Raudhatul Athfal Sekecamatan
Kaliwungu Kabupaten Semarang Tahun 2017telahselesai.
Shalawat salam senantiasa terlimpahkan kepangkuan baginda Nabi
Muhammad SAW semoga beliau senantiasa dirahmati Allah SWT.
Penulisan ini tidak akan selesai tanpa dukungan, motivasi, dan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulissampaikan terimakasih kepada:
1. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga
2. BapakSuwardi, M.Pdselaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga
3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M. Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam
Anak Usia Dini dan telah membimbing, memberi motivasi, meluangkan
waktunya dalam penulisan skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian
akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta
bantuan kepada penulis.
5. Dewan Guru RA Siwal, Pager, Payungan dan RA Jetis Kecamatan
Kaliwungu Kabupaten Semarang yang telah membantu penulis dalam
melaksanakan penelitian dari awal hingga selesai.
6. Segenap keluargak utercinta yang selalu mendoakanku.
-
viii
7. Teman-teman PIAUD angkatan 2013 yang telah berjuang bersama-sama.
Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan terimakasih.
Semoga amal yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis
menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan baik
dalam isi maupun metodologi. Kritik serta saran yang membangun penulis
harapkan bagi kesempurnaan skripsi ini dimasa yang akan datang. Semoga skripsi
ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca yang budiman.
Amin.
Salatiga,15Juni 2017
Penulis
Marini Septiana
NIM. 11613004
-
ix
ABSTRAK
Septiana,Marini. 2017 Kompetensi Pedagogik Guru Raudhatul Athfal
Sekecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Tahun
2017.Pembimbing :Dra. Siti Asdiqoh, M.Si
Kata kunci: Kompetensi Pedagogik, Guru Raudhatul Athfal
Kompetensi yang harus dimiliki guru PAUD mencakup 4 hal. Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Nasional
Pendidikan menyebutkan kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang
pendidikan anak usia dini meliputi empat kompetensi, yaitu Kompetensi
pedagogik, kepribadian, professional dan sosial. Kompetensi pedagogik
merupakan kemampuan yang berkenaan dengan pemahaman terhadap anak usia
dini dan pengelolaan pembelajaran yang partisipatif dan menyenangkan.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh guru yang lulusan SMA dan Sarjana dalam
memberikan pendidikan ke anak usia dini terutama mencakup kompetensi
pedagogik guru Raudhatul Athfal di Kecamatan Kaliwungu.
Fokus masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana kompetensi
pedagogik guru Raudhatul Athfal di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang
Tahun 2017. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kompetensi
pedagogik guru Raudhatul Athfal di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang
Tahun 2017. Penelitian in imerupakan Penelitian Kualitatif. Subjek dalam
penelitiani ni adalah Kepala Sekolah, guru lulusan SMA dan S1 di RA Siwal,
RA Pager, RA Payungan dan RA Jetis. Metode yang digunakan untuk
pengumpulan data adalah wawancara, test, dokumentasi. Analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan kompetensi pedagogik guru RA
sekecamatan Kaliwungu dapat dilihat dari indikator kompetensi pedagogic guru
yang sudah dicapai. Upaya meningkatkan yang dilakukan oleh kepala sekolah dan
para guru dapat terlihat dari perkembangan dan hasil wawancara. Berdasarkan
data hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi
pedagogik guru sekecamatan Kaliwungu beragam.
-
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. ii
PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... iv
MOTTO…………………………………………………………………….. v
PERSEMBAHAN………………………………………… .......................... vi
KATA PENGANTAR………………………………………… ................... vii
ABSTRAK………………………………………… ..................................... ix
DAFTAR ISI………………………………………… .................................. x
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………… .................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakangMasalah ................................................................. 1
B. Fokus Masalah ............................................................................. 8
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 8
E. Penegasan Istilah .......................................................................... 9
F. Metode Penelitian......................................................................... 10
G. SistematikaPenulisan.................................................................... 17
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kompetensi Pedagogik Guru ....................................................... 20
B. Kompetensi Guru PIAUD ............................................................ 49
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Paparan Data……………. ........................................................... 63
B. TemuanPenelitian ......................................................................... 68
-
xi
BAB IV PEMBAHASAN
A. Kompetensi Pedagogik Guru Raudhatul Athfal di Kecamatan
Kaliwungu .................................................................................... 84
B. Upaya Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Raudhatul Athfal
di Kecamatan Kaliwungu ............................................................. 87
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 91
B. Saran ............................................................................................ 93
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran
Riwayat Hidup Penulis
-
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran2 Surat Keterangan Melakukan Penelitian
Lampiran 3 Surat Pengajuan Pembimbing
Lampiran 4 Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran5 Dokumentasi Foto Penelitian
Lampiran6 SKK
Lampiran7 Daftar Riwayat Hidup
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kewajiban bagi semua orang, karena pendidikan
memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan. Melalui pendidikan
dapat menjadikan seseorang menjadi pribadi yang berkualitas dan
mempunyai sumber daya manusia yang tinggi. Dijelaskan dalam Undang-
Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada
pasal 1 ayat (1) yang menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut sangat diperlukan
adanya sebuah lembaga pendidikan dan tenaga pendidik yang profesional.
Karena adanya lembaga pendidikan dan pendidik yang profesional akan
menciptakan generasi yang profesional.
Tumbuh kembang otak dan perilaku anak ada di tangan orang tua,
karena orang tua mempunyai peranan utama yang sangat penting diberikan
anak sejak dini, karena dengan stimulus anak dapat berkembang sesuai usia
dan potensi yang ada pada diri anak, karena pada usia dini anak dapat lebih
mudah menangkap, menyerap dan memahami apapun yang diterima anak
baik dari luar maupun dari dalam. Sesuai dengan pasal Undang-Undang
-
2
Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 ayat 1 yang termasuk
anak usia dini adalah anak yang masuk dalam rentag usia 0-6 bulan. Pada
usia ini anak sering disebut dengan masa keemasan atau masa “golden
ages” dimana pada usia ini merupakan tahapan yang sangat penting dalam
menentukan perkembangan anak.
Upaya pembinaan terhadap anak usia dini sangat diperlukan adanya
sebuah upaya untuk mengembangkan dan melatih kemampuan dan potensi
pada anak, karena setiap anak mempunyai hak untuk tumbuh dan
berkembang secara baik dan optimal. Anak mempunyai dunianya sendiri
yang sangat berbeda dengan dunia orang dewasa, setiap anak juga berhak
mendapat pendidikan, karena pendidikan merupakan modal dasar untuk
menyiapkan generasai yang berkualitas.
Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan jenjang pendidikan
sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan
yang ditunjukkan bagi anak sejak lahir sampai usaha 6 tahun yang dilakukan
melalui pembinaan rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan
dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal,
non formal dan in formal (Hasan, 2009:26).
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini dapat
diselenggarakan pada jalur formal yang berbentuk taman kanak-kanak (TK),
Raudhatul Athfal (RA), sedangkan yang kedua ialah pendidikan anak usia
-
3
dini (PAUD) dengan ketegori non formal berbentuk Kelompok Bermain
(KB), tempat pengasuhan anak (TPA), Pos Paud Terpadu. Bentuk terakhir
dari kategori pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah pendidikan in
formal yaitu pendidikan keluarga maupun terbuat dari lingkungan sekitar.
Pada zaman yang modern seperti sekarang ini, posisi seorang guru
memegang peranan penting dan strategis dalam upaya pembentukkan watak
dan pengembangan potensi anak dalam rangka untuk memajukan
pendidikan nasional di Indonesia. Pendidik merupakan prioritas pertama
dalam mewujudkan keberhasilannya suatu pendidikan, oleh karena itu
melihat kemajuan zaman yang serba cepat dan canggih perlunya seorang
pendidik meningkatkan kualitasnya sehingga dapat menjajarkan
pengetahuan dengan tuntutan zaman sekarang ini.
Dunia pendidikan, persoalan yang berkenaan denga guru dan jabatan guru
menjadi salah satu pokok pembahasan yang mendapat tempat tersendiri
ditengah-tengah ilmu kependidikan yang begitu luas. Tidak semua orang
dikategorikan sebagai pendidik atau guru, karena pendidik atau guru harus
memiliki beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap calon
pendidik atau guru sebagaimana yang telah ditetapkan dalam undang-
undang sistem pendidikan nasional, bahwa dapat diangkat sebagai tenaga
pengajar, tenaga pendidik bersangkutan harus memiliki kualifikasi
minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional. Kualifikasi yang dimaksud adalah tingkat pendidikan
-
4
minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik dan dibuktikan dengan
ijazah dan sertifikat yang relevan.
Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi
para peserta didik, dan lingkungannya. Tuntutan pendidik harus memiliki
kemampuan dan kompetensi yang memadai sehingga seorang pendidik
sebagai mediator agar dapat tercipta pengembangan pembelajar dan mutu
pendidikan yang diharapkan (Mulyasa, 2009: 21).
Upaya membantu meningkatkan kemampuan anak untuk mencapai tujuan,
sebagai seorang guru harus dapat memaksimalkan peran sebagai guru yang
berkompeten, diantaranya mengembangkan bahan pelajaran dengan baik,
meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak dan memperhatikan
pelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat. Kehadiran
seorang guru dalam proses belajar mengajar atau pengajaran memegang
peranan penting karena dalam proses pengajaran guru belum bisa digantikan
oleh mesin, radio, tape recorder, ataupun oleh komputer yang paling modern
sekalipun. Masih terlalu banyak unsur-unsur manusiawi seperti sikap,
sistem nilai, perasaan, motivasi, kebiasaan dan lain-lain yang diharapkan
merupakan hasil dari proses pengajaran.
Kompetensi guru merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam
menjalankan kewajiban-kewajibannya dengan tanggung jawab dengan
tugasnya menjadi guru. Karena guru merupakan suatu profesi atau
pekerjaan, maka kompetensi sangat dibutuhkan dalam proses belajar
mengajar. Dalam kaitannya dengan pendidikan, maka kompetensi
-
5
menunjukkan perbuatan yang sifatnya rasional untuk mencapai tujuan
pendidikan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Kompetensi diperoleh
melalui sebuah proses latihan atau pendidikan salah satu faktor yang sangat
menentukkan keberhasilan proses belajar mengajar adalah seorang guru,
oleh sebab itu menjadi seorang guru harus memiliki kompetensi untuk
mengorganisasikan ide-ide yang dikembangkan di kalangan peserta didik
sehingga dapat menggerakkan semangat dan minat belajar anak.
Kompetensi yang harus dimiliki guru PAUD mencakup 4 hal. PP No 19
tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyebutkan kompetensi
sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan anak usia dini meliputi
empat kompetensi, yaitu Kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional
dan sosial. Masing-masing kompetensi tersebut mempunyai sub kompetensi
dan indikator ensisial. Sub kompetensi merupakan ciri-ciri yang
menunjukkan bahwa seorang guru sudah sudah menguasai sub kompetensi
yang telah ditetapkan (Musfah, 2011:30).
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan
pemahaman terhadap anak usia dini dan pengelolaan pembelajaran yang
partisipatif dan menyenangkan. Sub kompetensi ini mencakup kemampuan
pemahaman terhadap anak usia dini, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan anak usia dini
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Fenomena
yang terjadi tenaga pendidik khususnya di tingkat TK (Taman Kanak-
Kanak) atau RA (Raudhatul Athfal) belum memenuhi kualifikasi sebagai
-
6
guru yang berkompeten, khususnya kompetensi pedagogik yang berkaitan
dengan pengelolaan pembelajaran. Misalnya guru belum mampu
memanfaatkan teknologi pembelajaran atau belum mampu menyusun
rancangan pembelajaran dengan baik. Padahal guru tidak lagi bertindak
sebagai fasilitator, motivator, maupun pembimbing yang senantiasa
berupaya memaksimalkan perkembangan potensi yang dimiliki peserta
didik. Sesuai dengan peraturan pemerintah No 19 tahun 2005 tentang
standar pendidik dan tenaga kependidikan menyatakan bahwa”Pendidik
harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional”. Untuk itu tergambar jelas bahwa
guru mempunyai lulusan SMA dan S1 memiliki perbedaan dalam
penyampaian materi, pelayanan anak dan tingkah laku sampai perlakuan
terhadap anak.Fakta bahwa guru yang lulus SMA dan S1 mempunyai ciri-
ciri yang berbeda.
Penelitian yang akan peneliti laksanakan bertempat di Kecamatan
Kaliwungu Kabupaten Semarang terlihat dari data guru tahun 2015 tercatat
adanya 4 lembaga pendidikan Guru Raudhatul Athfal dengan jumlah tenaga
pendidik 11 orang. Dan dari kesebelas tenaga pendidik hanya 4 orang
tenaga pendidik yang bergelar S1 dan 7 orang tenaga pendidik lainnya rata-
rata hanya berijazah SMA.
Penelitian ini dirancang untuk melihat Kompetensi Pedagogik guru
Raudhatul Athfal di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang.Alasan
-
7
utama sangat terbatasnya Guru Raudhatul Athfal dalam pendidikan anak
usia dini yang berijazah S1. Terjadi perbedaan antara guru yang berijazah
SMA dan guru yang berijazah S1.
Berdasarkan fenomena yang diuraikan di atas maka peneliti ingin
mengkaji penelitian dengan judul “Kompetensi Pedagogik Guru Raudhatul
Athfal Sekecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Tahun 2017”.
B. Rumusan Masalah
Apa saja kompetensi pedagogic guru Raudhatul Athfal Sekecamatan
Kaliwungu Kabupaten Semarang Tahun 2017?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui kompetensi pedagogic guru Raudhatul Athfal
Sekecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang tahun 2017
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yang berarti bagi
perorangan atau institusi sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi acuan untuk meningkatkan
mutu pendidikan dan menambah wawasan tentang kompetensi
pedagogik yang dimiliki oleh guru.
2. Manfaat Praktis
a. Dapat menambah dan memperluas wawasan, pengetahuan dan
pengalaman pendidik dalam memberikan pembelajaran pada
anak.
-
8
b. Dapat memberikan masukan dalam mengembangan kompetensi
pedagogik guru Raudhatul Athfal yang sesuai dengan kebutuhan
lembaga agar dapat dijadikan acuan dalam upaya meningkatkan
kompetensi pedagogik guru. Sehingga proses belajar mengajar
berlangsung dengan efektif dan efisien dan dapat mencapai tujuan
yang diharapkan.
c. Penelitian ini akan memberikan pengalaman serta mengetahui
kompetensi pedagogik guru Raudhatul Athfal mengenai
pembelajaran dan pengajaran pada lembaga pendidikan.
E. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman penafsiran terhadap judul penelitian
di atas, maka penulis berusaha menjelaskan dari berbagai istilah pokok yang
terkandung dalam judul tersebut yaitu:
1. Kompetensi
Kompetensi (competency) yaitu kemampuan atau kecakapan.
Kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan
yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan (Usman,
1995:19).
Kompetensi adalah spesifikasi dari pengetahuan keterampilan, dan
sikap yang di miliki seseorang serta penerapannya di dalam pekerjaan,
sesuai dengan standar kinerja yang dibutuhkan oleh lapangan.
-
9
2. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik.Kompetensi pedagogik adalah kemampuan
guru dalam mengelola proses pembelajaran peserta didik, selain itu
juga ditunjukkan dalam membantu, membimbing, dan memimpin
peserta didik (Asmani, 2009: 65).
Jadi yang dimaksud judul skripsi ini adalah untuk mengetahui
kemampuan guru dalam hal mengasuh, membimbing, melatih
kemampuan dan potensi pada anak agar berkembang secara optimal.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian dan Pendekatan
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu menggunakan
prosedur penelitian yang menghasilkan data berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, disamping
itu penelitian dilakukan dalam situasi yang wajar (natural setting) dan
menekankan deskriptif yang artinya penilainnya yang berusaha
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yangg terjadi pada
saat sekarang.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di RA Siwal, RA Jetis, RA Payungan dan RA
Pager Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang.Waktu penelitian
mulai tanggal 28 Februari2017 sampai 10 Mei 2017.
-
10
3. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian kualitatif, data yang dikumpulkan
meliputi berbagai macam data yang berhubungan dengan kompetensi
pedagogik guru raudhatul athfal sekecamatan kaliwungu kabupaten
semarang. Secara umum data yang dikumpulkan terdiri dari data primer
dan sekunder.
a. Data primer (primary data) yaitu data yang dikumpulkan sendiri
oleh peneliti secara langsung dan informasi di lapangan melalui
wawancara dan observasi. Berkaitan dengan hal tersebut,
wawancara dilakukan pada Guru raudhatul athfal dan Kepala
Sekolah di RA Siwal, RA Pager , RA Jetis, dan RA Payungan yang
berada di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang.
b. Data sekunder (secondary data) yaitu data yang diperoleh secara
tidak langsung dari informan di lapangan seperti dokumentasi foto.
4. Prosedur Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu dengan
wawancara, test dan dokumentasi.
a. Wawancara
Metode ini disebut juga dengan metode interview, yaitu suatu
metode pengumpulan data yang dilakukan melalui tanya jawab
secara langsung dengan Margono (2003:165) mengemukakan
bahwa interview merupakan alat pengumpulan informasi
-
11
dengan cara mengajukan pertanyaan secara lisan, untuk di
jawab secara lisan juga.
Dalam wawancara secara mendalam ini dilakukan oleh peneliti
terhadap informan yang menjadi objek dari penelitian ini yaitu
kepala sekolah, dan guru RA Sekecamatan Kaliwungu
Kabupaten Semarang.
b. Test
Test adalah suatu pertanyaan atau tugas atau seperangkat tugas
yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang atribut
pendidikan atau psikologi yang setiap butir pertanyaan atau
tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang
dianggap benar (Zainul, 2001:3). Untuk mencapai pengetahuan
seseorang.
c. Dokumentasi
Dalam penelitian kualitatif terdapat sumber data yang berasal
dari bukan manusia seperti dokumen kepala sekolah dan
dokumen guru.Menurut Arikunto (2000:234) metode
dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variasi
yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,
prestasi, notulen, raport, dan sebagainya.Dokumen yang
diperlukan dalam penelitian ini berupa hasil uji kompetensi
berupa test.
-
12
5. Pengecekan KeabsahanData
Penelitian ini menggunakan triangulasi. Menurut Moleong
triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu, untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong,
2011:330). Dengan demikian terdapat dua triagulasi yaitu:
a. Triangulasi Sumber
Triagulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data
yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data dari
beberapa sumber tersebut dideskripsikan, dikategorikan, mana
pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana spesifik dari
tiga sumber tersebut. Data yang telah dianalisis oleh peneliti
sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya
dimintakan kesepakatan (memberi chek) dengan tiga sumber
tersebut (Sugiyono, 2013:127).
Teknik ini bertujuan untuk mengetahui keabsahan
penelitian melalui wawancara langsung kepada sumber-sumber
yang terkait.
b. Triangulasi Metode
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data yang
dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang
sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh
dengan wawancara, lalu dicek dengan test, dan dokumentasi.
-
13
Bila dengan ketiga teknik penguji tersebut menghasilkan data
yang berbeda-beda maka peneliti melakukan diskusi lebih
lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain.
Untuk memastikan data mana yang dianggap benar.Atau
mungkin semuanya benar.Karena sudut pandangnya berbeda-
beda (sugiyono, 2013:127).
Teknik ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan
sumber-sumber penelitian melalui test, yang sebelumnya sudah
dilakukan wawancara.
6. Tahap-Tahap Penelitian
Moleong (2009:127) mengemukakan bahan pelaksanaan penelitian
ada empat tahap yaitu; tahap sebelum kelapangan, tahap pekerjaan
lapangan, tahap analisis data dan tahap penulisan laporan. Dalam
penelitian ini tahap yang ditempuh sebagai berikut:
a. Tahap Sebelum Kelapangan
Tahap ini meliputi kegiatan penentuan fokus, penyesuaian
paradigma dengan teori, penjajakan alat peneliti, mencakup
observasi lapangan dan permohonan ijin kepada subjek yang
diteliti, konsultasi fokus penelitian dan penyusunan.
b. Tahap Pekerjaan Lapangan
Tahap ini meliputi megumpulkan bahan-bahan yang
berkaitan dengan kompetensi pedagogik guru raudhatul Athfal
di Kecamatan Kaliwungu. Data tersebut diperoleh dengan
-
14
wawancara, test dan dokumentasi dengan cara melihat proses
pembelajaran secara langsung di RA – RA yang ada di
Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang.
c. Tahap Analisis Data
Tahap ini meliputi analisis data baik yang diperoleh melalui
wawancara, test, maupun dokumentasi. Kemudian dilakukan
penafsiran data sesuai dengan konteks permasalahan yang
diteliti selanjutnya melakukan pengecekkan keabsahan data
dengan cara mengecek sumber data yang didapat dan metode
perolehan data sehingga data benar-benar valid sebagai dasar
dan bahan untuk memberikan makna dan yang merupakan
proses penentuan dalam memahami konteks penelitian yang
sedang diteliti.
d. Tahap Penulisan Laporan
Tahap ini meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian
dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai
pemberian makna data. Setelah itu melakukan konsultasi hasil
penelitian dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan
perbaikan dan saran-saran demi hasil bimbingan tersebut
dengan penulisan yang lebih sempurna.
G. Sistematika Penulisan Laporan
Untuk mempermudah penyusunan laporan penelitian ini, penulisan
mencoba membagi laporan kedalam beberapa bab diantaranya:
-
15
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan ini berisi latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian,manfaat penelitian,
penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika
penelitian
BAB II KAJIAN TEORI
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai:
A. Kompetensi Pedagogik Guru
1. Pengertian Kompetensi
2. Pengertian Kompetensi Pedagogik
3. Indikator Kompetensi Pedagogik Guru
4. Standar Kompetensi Guru Pendidikan Anak Usia
Dini
B. Kompetensi Guru PIAUD
1. Kompetensi Guru PIAUD
2. Upaya Peningkatan Kompetensi Pedagogik dalam
Proses Belajar Mengajar
BAB III PAPARAN DAN TEMUAN PENELITIAN
Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal mengenai:
A. I. Letak Geografis Raudhatul Athfal seKecamatan
Kaliwungu
-
16
II. Gambaran Informan
B. Temuan Penelitian
1. Kompetensi Pedagogik Guru RA Sekecamatan
Kaliwungu
2. Upaya Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru
RA Sekecamatan Kaliwungu
BAB IV PEMBAHASAN
A. Kompetensi Pedagogik Guru Raudhatul Athfal di
Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang
B. Upaya Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru
Raudhatul Athfal di Kecamatan Kaliwungu
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran-saran
-
17
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kompetensi Pedagogik Guru
1. Pengertian Kompetensi
Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional.Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan
kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual, mengembangkan
kesehatan dan akhlak mulia. Membentuk peserta didik yang
mempunyai kreativitas, keterampilan, kemandirian dalam mewujudkan
dan mencapai tujuan pendidikan serta pemecahan masalah. Dalam
pendidikan sangat dibutuhkan seorang guru yang mempunyai dan
menguasai empat kompetensi guru.
Guru merupakan seseorang yang memiliki tugas utama mengajar,
mengarahkan, membimbing dan mengevaluasi peserta didik dalam
pendidikan formal dan non formal. Guru adalah orang yang sangat
berpengaruh dalam proses belajar mengajar oleh karena itu guru harus
betul-betul membawa siswanya kepada tujuan yang ingin dicapai.
Guru harus mampu mempengaruhi siswanya, mempunyai pandangan
luas, dan kriteria seorang guru adalah harus memiliki kewibawaan
(Cece Wijaya, dkk 1991).
Seorang guru pada hakekatnya orang yang mempunyai dan
memikul tanggung jawab dan menimbang peserta didik. Guru ialah
tugas lapangan dalam pendidikan yang selalu bergaul secara langsung
-
18
dengan murid dan objek pokok dalam pendidikan karena itu seorang
guru haus memenuhi berbagai persyaratan yang telah ditentukan.
Secara umum dapat diartikan guru adalah orang yang bertanggung
jawab, guru bukan hanya ada di sekolah tetapi bisa dimana saja mereka
berada.
Guru berperan sebagai orang tua sekaligus pendidik bagi orang-
orang disekitarnya. Pandangan pendapat atau buah fikiran itu sering
menjadi tolak ukur atau pedoman kebenaran bagi orang-orang di
sekitarnya karena guru dianggap memiliki pengetahuan yang lebih luas
dan lebih mendalam dalam berbagai hal.
Dari beberapa pendapat para pakar dapat diketahui bahwa
perbedaan pokok antara profesi guru dengan profesi lainnya terletak
dalam tugas dan tanggung jawabnya. Tugas dan tanggung jawab guru
erat kaitanya dengan kemampuan yang disyaratkan untuk mengemban
profesi guru tersebut. Kemampuan dasar itu adalah kompetensi yang
harus dimiliki oleh seorang guru.
Kompetensi berarti kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan
atau memutuskan sesuatu hal. Sedangkan dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen
dijelaskan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai
oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan
(Depdikbud, 1996:516).
-
19
Profesional tidak dapat terlepas dari kompetensi, karena
professional dan kompetensi merupakan dua kata yang saling
melengkapi dan keterkaitan. Kompetensi harus dan mutlak dimiliki
oleh seseorang dalam melaksanakan pekerjaan yang bersifat
professional karena professional akan dimiliki apabila seseorang itu
memiliki kompetensi sesuai dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
1999 tentang pokok-pokok kepegawaian ditegaskan bahwa
pengangkatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam suatu jabatan
berdasarkan prinsip professional sesuai dengan kompetensi, prestasi
kerja dan jenjang pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu serta
syarat objektif lainya tanpa membedakan jenis kelamin, suku, ras,
agama, dan golongan.
Kompetensi merupakan suatu kepribadian yang dimiliki seseorang
yang didalamnya terdapat kemampuan pribadi atau sikap dan
pengetahuan yang dapat diukur dan diamati dalam kinerja seseorang.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia kompetensi berarti kekuasaan
untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal. Pengertian dasar
kompetensi (competency) yakni kemampuan atau kecakapan.
Kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai
tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang
diharapkan.Kompetensi adalah spesifikasi dari pengetahuan
keterampilan, dan sikap yang dimiliki seseorang serta penerapanya
didalam pekerjaan, sesuai dengan standar kinerjanya.
-
20
Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan
pengetahuan, keterampilan, maupun sikap professional dalam
menjalankan tugasnya. Oleh sebab itu standar kompetensi guru dapat
diartikan sebagai suatu pernyataan tentang kriteria yang
dipersyaratkan, ditetapkan dan disepakati bersama dalam bentuk
pengetahuan, keterampilan dan sikap bagi seorang tenaga
kependidikan sehingga layak disebut kompeten.
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 Tahun 2007 tentang
sertifikasi guru dalam jabatan dijelaskan bahwa kompetensi yang harus
dimiliki oleh guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi professional yang
diperoleh melalui pendidik profesi. Kompetensi guru tersebut bersifat
menyeluruh dan merupakan satu kesatuan yang satu sama lain saling
berhubungan dan saling mendukung. Menurut Gordon (dalam E
Mulyasa, 2007:38) menyebutkan bahwa ada enam aspek yang
terkandung dalam konsep kompetensi yaitu sebagai berikut:
a. Pengetahuan (knowledge), yaitu kesadaran dalam bidang
kognitif, misalnya seorang guru mengetahui cara melakukan
identifikasi kebutuhan belajar, dan bagaimana melakukan
pembelajaran terhadap peserta didik sesuai dengan
kebutuhanya .
b. Pemahaman (Understanding), yaitukedalaman kognitif dan
afektif yang dimiliki oleh individu, misalnya seorang guru yang
-
21
akan melaksanakan pembelajaran harus memiliki pemahaman
yang baik tentang karakteristik dan kondisi peserta didik, agar
melaksanakn pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien.
c. Kemampuan (Skill) adalah suatu yang dimiliki oleh individu
untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan
kepadanya. Misalnya kemampuan guru dalam memilih dan
membuat alat peraga sederhana untuk memberikan kemudahan
belajar kepada peserta didik.
d. Nilai (Value) adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini
dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang,
misalnya standar perilaku guru dalam pembelajaran ( kejujuran,
keterbukaan, demokratis dan lain-lain).
e. Sikap (Attitude), yaitu perasaan ( senang, tak senang, suka tidak
suka), atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari
luar, reaksi terhadap krisis ekonomi, perasaan terhadap
kenaikan gaji dan lain-lain.
f. Minat (Interest), adalah kecenderungan seseorang untuk
melakukan sesuatu perbuatan, misalnya minat untuk
melakukan sesuatu atau untuk mempelajari sesuatu.
Dari keenam aspek yang terdapat di dalam konsep kompetensi
diatas jika dielajari secara mendalam mencakup empat bidang
kompetensi yang pokok bagi seorang guru yaitu kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
-
22
kompetensi professional dari keempat jenis kompetensi tersebut harus
sepenuhnya dikuasai oleh guru. Guru yang memiliki kompetensi
pedagogik akan dapat mengelola pembelajaran dengan lebih baik,
sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan
tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Kegiatan belajar mengajar penyampaian ilmu atau materi kepada
anak didik perlu menggunakan metode yang tepat dan disesuaikan
dengan keadaan anak serta proses pembelajaran yang efektif agar ilmu
atau materi yang ingin disampaikan dan diberikan kepada anak didik
dapat diterima dan diserap dengan baik dan maksimal sehingga tujuan
pendidikan yang diinginkan dalam pembelajaran dapat tercapai. Untuk
itu, kompetensi guru khususnya dalam pengelolaan pembelajaran
memiliki peranan yang sangat penting.
Guru memegang peran penting yang sangat berpengaruh dalam
proses belajar mengajar. Oleh sebab itu, guru harus benar-benar bisa
membawa siswanya pada tujuan yang ingin dicapai. Guru mampu
mempengaruhi sisanya. Guru berpandangan luas dan kriteria bagi
seorang guru ialah memiliki kewibawaan (Cece Wijaya, dkk,
1991:29).
Sesuai dengan tuntutan zaman yang modern ini sebagai guru berani
merubah dan menyempurnakan dirinya. Kesadaran akan kompetensi
menjadi tuntutan tanggung jawab berat bagi seorang guru maka guru
-
23
harus berani menghadapi tantangan dan masalah dalam tugas maupun
lingkungannya yang akan berpengaruh bagi perkembangan pribadinya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa seorang guru
pada hakikatnya merupakan orang yang mempunyai dan memikul
tanggung jawab untuk mengajar dan membimbing peserta
didik.Perbedaan pokok antara profesi guru dengan profesi lainnya
terletak dalam tugas dan tanggung jawabnya.Tugas dan tanggung
jawab guru erat kaitannya dengan kemampuan yang disyaratkan untuk
mengemban profesi guru tersebut.Kemampuan dasar itu adalah
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru.Kompetensi tersebut
meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
profesional, dan kompetensi sosial.
2. Pengertian Kompetensi Pedagogik
Kompetensi dalam bahasa Indonesia merupakan serapan dari
bahasa Inggris, competence yang berarti kecakapan dan kemampuan
(Musfah, 2011: 27).
Broke and Stone juga menemukakan bahwa kompetensi guru
sebagai descriptive of qualititative nature of teacher behavior appears
to be entirely meaningful, yang berarti kompetensi guru merupakan
gambaran kualitatif tentang hakikat perilaku guru yang penuh arti.
Meshane dan Glinow menjelaskan bahwa competences adalah
keterampilan, pengetahuan, bakat, nilai-nilai, pengarah dan
-
24
karakteristik pribadi lainnya yang mendorong kearah performansi
unggul.
Guru diharapkan punya wawasan yang luas. Dalam Standar
Nasional pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir a dikemukakan
bahwa yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah
kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik meliputi
pemahaman terhadadap peserta didik, perancangan dan pelaksanan,
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam
pengelolaan pembelajaran peserta didik, menurut Mulyasa sekurang –
kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Pemahaman Wawasan dan Landasan Kependidikan
Guru sebagai tenaga pendidik yang sekaligus memiliki peran
penting dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di negara
ini, terlebih dahulu harus mengetahui dan memahami wawasan
dan landasan kependidikan sebagai pengetahuan dasar.
Pengetahuan awal tentang wawasan dan landasan pemahaman
terhadap peserta didik.Kependidikan ini dapat diperoleh ketika
guru mengalami pendidikan keguruan di perguruan tinggi.
b. Pemahaman Terhadap Peserta Didik
Anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh
dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan
-
25
kegiatan pendidikan. Tujuan guru mengenal murid-muridnya
adalah agar guru dapat membantu pertumbuhan dan
perkembangannya. Secara efektif, selain itu guru dapat
menentukan dengan seksama bahan-bahan yang akan
diberikan, menggunakan prosedur mengajar yang serasi,
mengadakan diagnosis atas kesulitan belajar yang dialami oleh
murid, membantu murid-murid mengatasi masalah-masalah
pribadi dan sosial, mengatur disiplin kelas dengan baik,
melayani perbedaan-perbedaan individual murid, dan kegiatan-
kegiatan guru lainnya yang berkaitan dengan individu murid.
Guru memberikan perhatian khusus pada perbedaan individual
anak didik, antara lain:
1) Perbedaan biologis, yang meliputi jenis kelamin, bentuk
tubuh, warna rambut, warna kulit, mata, sebagainya.
Semua itu adalah cirri-ciri individu anak didik yang
dibawa sejak lahir. Aspek biologis lainnya adalah hal –
hal yang menyangkut kesehatan anak didik baik
penyakit yang di derita maupun cacat yang dapat
berpengaruh terhadap pengelolaan kelas dan
pengelolaan pengajaran.
2) Perbedaan intelektual, setiap anak memiliki intelegensi
yang berlainan, perbedaan individual dalam bidang
intelektual ini perlu diketahui dan di pahami guru
-
26
terutama dalam hubungannya dengan pengelompokkan
anak didik dan kelas. Intelegensi adalah kemampuan
untuk memahami dan beradaptasi dengan situasi yang
baru dengan cepat dan efektif. Kemampuan untuk
menggunakan konsep yang abstrak secara efektif dan
kemampuan untuk memahami hubungan dan
mempelajarinya dengan cepat.
3) Perbedaan psikologis, perbedaan aspek psikologis tidak
dapat di hindari disebabkan pembawaan dan lingkungan
untuk anak didik yang berlainan memunculkan karakter
berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Untuk
memahami jiwa anak didik, guru dapat melakukan
pendekatan kepada anak didik secara individual untuk
menciptakan keakraban. Anak didik merasa
diperhatikan dan guru dapat mengenal anak didik
sebagai individu.
c. Pengembangan Kurikulum atau Silabus
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenal tujuan, isi, dan bahan pembelajaran, serta cara yang
digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pembelajan untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan silabus adalah
seperangkat rencana dan pengaturan untuk membantu
mengembangkan seluruh potensi, yang meliputi kemampuan
-
27
fisik, intelektual, emosional, moral agama, serta optimal dalam
lingkungan yang kondusif, demokratis, dan kooperatif. Dalam
proses belajar mengajar kemampuan guru dalam
mengembangkan kurikulum atau silabus sesuai dengan
kebutuhan peserta didik sangat penting agar pembelajaran
dapat berlangsung secara efektif dan menyenangkan.
d. Perencanaan Pembelajaran
Perancangan pembelajaran merupakan salah satu
kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru, yang akan
bermuara pada pelaksanaan pembelajaran. Perancangan
pembelajaran sedikitnya mencakup tiga kegiatan, yaitu:
1) Identifikasi Kebutuhan
Kebutuhan merupakan kesenjangan antara apa yang
seharusnya dengan kondisi yang sebenarnya atau sesuatu
yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan. Identifikasi
kebutuhan bertujuan antara lain untuk melibatkan dan
memotivasi peserta didik agar kegiatan belajar dirasakan
sebagai bagian dari kehidupan dan mereka merasa
memilikinya.
2) Identifikasi Kompetensi
Kompetensi merupakan suatu yang ingin dimiliki oleh
peserta didik dan merupakan komponen utama yang harus
dirumuskan dalam pembelajaran.Penilaian pencapaian
-
28
kompetensi perlu dilakukan secara objektif, berdasarkan
kinerja peserta didikdengan bukti penguasaan mereka
terhadap suatu kompetensi sebagai hasil belajar.
3) Penyusunan Program Pembelajaran
Penyusunan program pembelajaran akan bermuara pada
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sebagai produk
program pembelajaran jangka pendek yang mencakup
komponen program kegiatan belajar dan proses
pelaksanaan program. Komponen program mencakup
kompetensi dasar, materi, standar, metode dan teknik,
media dan sumber belajar, waktu belajar, dan daya dukung
lainnya. Dengan demikian rancana pelaksanaan
pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu sistem
yang terdiri atas komponen – komponen yang saling
berhubungan serta berinteraksi satu sama lain dan memuat
langkah-langkah pelaksanaannya untuk mencapai tujuan
atau membentuk kompetensi.
e. Pelaksanaan Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis
Pelaksanaan pembelajaran sebagian besar dianggap gagal
disebabkan oleh penerapan metode pendidikan konvensional
anti dialog, oleh karena itu salah satu kompetensi pedagogik
yang harus dimiliki guru seperti dirumuskan dalam SNP
berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran.Hal tersebut
-
29
ditegaskan kembali dalam rencana peraturan pemerintah
tentang guru bahwa guru harus memiliki kompetensi untuk
melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Hal
ini berarti pelaksanaan pembelajaran harus berangkat dari
proses dialogis antar sesama subyek pembelajaran, sehingga
melahirkan pemikiran sejati. Secara umum pelaksanaan
pembelajaran meliputi:
1) Program Tahunan
2) Program Semester
3) Rencana Kegiatan Mingguan
4) Rencana Kegiatan Harian
f. Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran
Fasilitas pendidikan pada umumnya mencakup sumber
belajar, sarana dan prasarana penunjang lainnya.Sehingga
peningkatan fasilitas pendidikan harus ditentukan pada
peningkatan sumber-sumber belajar baik kualitas maupun
kuantitasnya.Sejalan dengan perkembangan teknologi
pendidikan dewasa ini. Perkembangan sumber-sumber belajar
ini memungkinkan peserta didik belajar tanpa batas tidak hanya
di ruang kelas, tetapi bisa di laboratorium, perpustakaan, di
rumah dan di tempat lain.
Kecanggihan teknologi pembelajaran bukan suatu syarat
untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.Karena
-
30
bagaimanapun canggihnya teknologi, tetap saja tidak bisa
diteladani, sehingga hanya efektif dan efisien untuk menyajikan
materi yang bersifat pengetahuan. Jika dihadapkan pada aspek
kemanusiaan, maka kecanggihan teknologi pembelajaan akan
nampak kekurangannya,
Bagaimanapun mendidik peserta didik adalah
mengembangkan potensi kemanusiaannya, seperti nilai-nilai
keagamaan, keindahan,, ekonomi, pengetahuan, teknologi,
sosial dan kecerdasan. Teknologi merupakan sarana untuk
membantu memudahkan pencapaian penyajian data informasi,
materi pembelajaran dan variasi budaya.
g. Pengembangan Peserta Didik untuk Mengaktualisasikan
Berbagai Potensi yang Dimilikinya.
Seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang telah
demikian pesat, guru tidak lagi hanya bertindak sebagai penyaji
informasi tetapi juga harus mampu bertindak sebagai fasilitator,
motivator, dan pembimbing yang lebih banyak memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mencari dan mengelola
sendiri informasi. Menurut Joni dan Mertodihardjo melalui
proyek pengembangan pendidikan guru (P3G) menguraikan
komponen kompetensi guru yaitu:
-
31
1) Menguasai Bahan
a) Menguasai bahan pelajaran
b) Menguasai bahan pendalaman atau aplikasi bidang
studi
2) Mengelola Pembelajaran
a) Merumuskan tujuan pembelajaran
b) Menguasai dan dapat menggunakan metode
pembelajaran
c) Memilih dan menyusun program pembelajaran
d) Melaksanakan pembelajaran
e) Mengenal kemampuan peserta didik
f) Merencanakan dan melaksanakan pembelajaran
remedial.
3) Mengelola Kelas
a) Mengatur tata ruang kelas untuk pembelajaran
b) Mengatur iklim pembelajaran yang serasi
4) Menggunakan Media atau Sumber
a) Memilih dan menggunakan media
b) Membuat alat-alat bantu pembelajaran
c) Menggunakan, mengelola, dan mengembangkan
laboratorium untuk pembelajaran
d) Menggunakan perpustakaan untuk pembelajaran
-
32
e) Menggunakan micro-teaching unit dalam program
pengalaman lapangan
5) Menguasai landasan kependidikan
6) Mengelola interaksi pembelajaran
7) Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran
8) Mengenal fungsi program pelayanan bimbingan dan
penyuluhan serta menyelenggarakannya
9) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
10) Memahami prinsip-prisip dan mentafsirkan hasil-hasil
penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi
merupakan hal yang mutlak harus di miliki oleh seorang pendidik yang
mencakup komponen kompetensi guru.
3. Indikator Kompetensi Pedagogik Guru
Seorang guru professional merupakan orang yang memiliki
kemampuan dan keahlian dalam bidang keguruan atau dengan kata
lain ia telah terdidik dan terlatih bukan hanya memperoleh pendidikan
formal saja akan tetapi juga harus menguasai berbagai strategi atau
teknik di dalam kegitan belajar mengajar serta menguasai landasan-
landasan kependidikan seperti yang tercantum dalam kompetensi
guru(Usman, 1995:15).
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (dalam Murfah, 2011:30) merumuskan empat
-
33
jenis kompetensi guru, yaitu (1) Kompetensi pedagogik, (2)
Kompetensi kepribadian, (3) Kompetensi professional, (4) Kompetensi
sosial.
Menyebutkan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan
seseorang pendidik dalam mengelola pembelajaran peserta didik (A.
Fatah Yasin, 2008:73-75) yang meliputi:
a. Kemampuan dalam memahami peserta didik, dengan indikator
antara lain :
1) Memahami karakteristik perkembangan peserta didik,
seperti memahami tingkat kognisi peserta didik sesuai
dengan usianya
2) Memahami prinsip-prinsip perkembangan kepribadian
peserta didik, mengenali tahapan-tahapan perkembangan
kepribadian peserta didik
3) Mampu mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik,
mengenali perbedaan potensi yang dimiliki peserta didik
b. Kemampuan dalam membuat rancangan pembelajaran, dengan
indikator antara lain:
1) Mampu merancang pengorganisasian bahan pembelajaran,
seperti mampu menelaah dan menjabarkan matero yang
tercantum dalam kurikulum, maupun memiliki bahan ajar
yang sesuai dengan materi, mampu menggunakan sumber
belajar yang memadai
-
34
2) Mampu merencanakan pengelolaan pembelajaran, seperti
merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sesuai
dengan kompetensi yang ingin dicapai, memilih jenis
strategi atau metode pembelajaran yang cocok, menentukan
langkah-langkah pembelajaran, menentukan cara yang
dapat digunakan untuk memotivasi peserta didik
3) Mampu merencanakan pengelolaan kelas seperti penataan
ruang tempat duduk peserta didik mengalokasikan waktu
dan lain-lain
4) Mampu merencanakan penggunaan media dan sarana yang
bisa digunakan untuk mempermudah pencapaian
kompetensi
5) Mampu merencanakan model penilaian prosedur
pembelajaran, seperti manentukan bentuk, prosedur, dan
alat penilaian.
c. Kemampuan melaksanakan pembelajaran, dengan indikator
antara lain:
1) Mampu menerapkan keterampilan dasar mengajar, seperti
membuka pelajaran, menjelaskan, pola variasi, bertanya,
memberi penguatan dan menutup pelajaran
2) Mampu menerapkan berbagai jenis model pendekatan,
strategi atau metode pembelajaran, seperti aktif learning,
pembelajaran portofolio, pembelajaran kontektual
-
35
3) Mampu menguasai kelas, seperti mengaktifkan peserta
didik dalam bertanya, mampu menjawab dan mengarahkan
pertanyaan siswa, kerja kelompok, kerja mandiri
4) Mampu mengukur tingkat ketercapaian kompetensi peserta
didik selama proses pembelajaran berlangsung
d. Kemampuan dalam mengevaluasi hasil belajar, dengan
indikator antara lain:
1) Mampu merancang dan melaksanakan assement, seperti
memahami prinsip-prinsip assement, mampu menyusun
macam-macam instrumen evaluasi pembelajaran, mampu
melaksanakan evaluasi
2) Mampu menganalisis hasil assement, seperti mampu
mengelola hasil evaluasi pembelajaran, mampu mengenali
karakteristik instrumen evaluasi dalam proses perbaikan
instrumen evaluasi
3) Mampu memanfaatkan hasil assement untuk perbaikan
kualitas pembelajaran selanjutnya, seperti memanfaatkan
hasil analsis instrumen evaluasi dalam proses perbaikan
instrumen evauasi, dan mampu memberikan umpan balik
terhadap perbaikan perencanann, pelaksanaan dan evaluasi
pembelajaran
-
36
e. Kemampuan dalam mengembangkan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya, dengan
indikator antara lain:
1) Memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan potensi
akademik, seperti menyalurkan potensi akademik peserta
didik sesuai dengan kemampuannya, mampu mengarahkan
dan mengambangkan potensi akademik peserta didik
2) Mampu memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan
potensi non akademik seperti menyalurkan potensi non
akademik peserta didik dengan kemampuannya mampu
mengarahkan dan mengembangkan potensi non akademik
peserta didik
Salt Lake City (dalam Egar, 2012: 24-25) mengembangkan
potensi guru yang :
1) Mampu menentukan standar harapan kinerja siswa dengan
melakukan evaluasi diagnostik, menetapkan standar
harapan sesuai dengan jenjangnya, menentukan kebutuhan
individual siswa, tujuan harapan untuk pencapaian prestasi
siswa dan melakukan evaluasi
2) Mampu menyediakan lingkungan belajar sesuai dengan
ketersediaan sumber personil, ketersediaan berbagai ragam
sumber dan materi belajar, organisasi dalam proses belajar,
sikap positif terhadap siswa, memberikan contoh sikap
-
37
bahwa semua siswa dapat belajar, guru menunjukkan sikap
antusias dan komitmennya untuk mata pelajaran yang
diampunya dan perilaku siswa yang menggambarkan
penerima pengalaman belajar
3) Mendemonstrasikan pengawasan siswa dengan tepat
dengan memberikan bukti bahwa siswa mengetahui apa
yang harus dilakukan, bukti bahwa siswa bekerja
melakukan tugasnya, menunjukkan kejujuran, penerimaan,
respek dan keluwesan, melakukan pengawasan secara tepat
dalam situasi sulit, dan mengantisipasi serta menghindarkan
dari krisis
4) Mendemonstrasikan secara tepat strategi pembelajaran
dengan tehnik yang tepat, sesuai dengan taraf belajar,
menyesuaikan tehnik untuk berbagai gaya belajar
mempergunakan tehnik untuk mengajarkan konsep atau
keterampilan khusus, memberikan arahan dengan jelas,
padat, berisi dan tepat untuk berbagai taraf belajar,
membangun komunikasi dua arah dengan siswa dan
mempergunakan umpan balik untuk menentukan strategi
belajar, menunjukkan maksud tujuan yang telah ditentukan
dan memberikan bukti evektifitas pembelajaran
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi
pedagogik merupakan kemampuan guru dalam mengelola
-
38
pembelajaran peserta didik. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan
mengelola pembelajaran peserta didik meliputi pemahaman, wawasan
dan landasan pendidik, pemahaman terhadap peserta didik,
pengembangan kurikulum atau silabus, perancangan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, pemanfaatan
teknologi pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
4. Standar Kompetensi Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidik anak usia dini adalah seorang professional yang
mempunyai tugas merencanakan, melakasanakan progra pembelajaran,
dan menilai hasil pembelajaran, serta melakukan bimbingan,
pengasuhan dan perlindungan kepada anak didik. Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 mengamanatkan bahwa
setiap guru pada satuan pendidikan Taman Kanak-Kanak atau
Pendidikan Anak Usia Dini harus memiliki standar kompetensi guru.
Adapun standar kompetensi guru Taman Kanak-Kanak atau
Pendidikan Anak Usia Dini meliputi:
a. Kompetensi Kepribadian
b. Kompetensi Profesional
c. Kompetensi Pedagogik
d. Kompetensi Sosial
-
39
Berikut standar kompetensi yang harus dimiliki Pendidikan Anak
Usia Dini menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58
Tahun 2009 :
Tabel1
Standar Kompetensi Guru PAUD
Kompetensi /Sub Kompetensi Indikator
1. Kompetensi Kepribadian
1.1.Bersikap dan berperilaku sesuai
dengan kebutuhan psikologis
anak.
1.1.1. Menyayangi anak secara
tulus
1.1.2. Berperilaku sabar, tenang,
ceria, serta penuh perhatian.
1.1.3. Memiliki kepekaan,
responsive dan humoris
terhadap perilaku anak.
1.1.4. Menampilkan diri sebgai
pribadi yang dewasa, arif,
dan bijaksana.
1.1.5. Berpenampilan bersih,
sehat, dan rapi.
1.1.6. Berperilaku sopan santun,
menghargai, dan melindungi
anak.
-
40
1.2. Bersikap dan berperilaku sesuai
dengan norma agama, budaya
dan keyakinan anak
1.2.1. Menghargai peserta didik
tanpa membedakan
keyakinan yang dianut,
suku, budaya, dan jender.
1.2.2. Bersikap sesuai dengan
norma agama yang dianut,
hukum, dan norma sosial
yang berlaku dalam
masyarakat.
1.2.3. Mengembangkan sikap anak
didik untuk menghargai
agama dan budaya lain.
1.3.Menampilkan diri sebagai
pribadi yang berbudi pekerti
luhur.
1.3.1. Berperilaku jujur
1.3.2. Bertanggungjawab terhadap
tugas.
1.3.3. Berperilaku sebagai teladan.
2. Kompetensi Professional
2.1. Memahami tahap perkembangan
anak
2.1.1. Memahami kesinambungan
tingkat perkembangan anak usia
0-6 tahun.
2.1.2. Memahami standar tingkat
pencapaian perkembangan anak.
-
41
2.1.3. Memahami bahwa setiap anak
mempunyai tingkat kecepatan
pencapaian perkembangan yang
berbeda.
2.1.4. Memahami faktor penghambat
dan pendukung, tingkat
pencapaian perkembangan.
2.2. Memahami pertumbuhan dan
perkembangan anak
2.2.1. Memahami aspek-aspek
perkembangan fisik motorik,
kognitif, bahasa, sosial-
emosional, dan moral agama.
2.2.2. Memahami faktor-faktor yang
menghambat dan mendukung
aspek-aspek perkembangan di
atas.
2.2.3. Memahami tanda-tanda
kelainan pada tiap aspek
perkembangan anak.
2.2.4. Mengenal kebutuhan gizi anak
sesuai dengan manusia.
2.2.5. Memahami cara memantau
nutrisi, kesehatan dan
keselamatan anak.
-
42
2.2.6. Mengetahui pola asuh yang
sesuai dengan usia anak.
2.2.7. Mengenal keunikan anak.
2.3. Memahami pemberian
rangsangan pendidikan,
pengasuhan, dan perlindungan
2.3.1. Mengenal cara-cara pemberian
rangsangan dalam pendidikan,
pengasuhan, dan perlindungan
secara umum.
2.3.2. Memiliki keterampilan dalam
melakukan pemberian
rangsangan pada setiap aspek
perkembangan.
2.4. Membangun kerjasama dengan
orangtua dalam pendidikan,
pengasuhan, dan perlindungan
anak.
2.4.1. Mengenal faktor-faktor
pengasuhan anak, sosial
ekonomi keluarga, dan sosial
kemasyarakatan yang
mendukung dan menghambat
perkembangan anak.
2.4.2. Mengkomunikasikan program
lembaga (pendidikan,
pengasuhan, dan perlindungan
anak) kepada orang tua.
2.4.3. Meningkatkan keterlibatan
orang tua dalam program di
-
43
lembaga.
2.4.4. Meningkatkan kesinambungan
program lembaga dengan
lingkungan keluarga.
3. Kompetensi pedagogik
3.1.Merencanakan kegiatan
program pendidikan,
pengasuhan, dan perlindungan
3.1.1. Menyusun rencana kegiatan
tahunan, semesteran,
bulanan, mingguan, harian.
3.1.2. Menetapkan kegiatan
bermain yang mendukung
tingkat pencapaian
perkembangan anak.
3.1.3. Merencanakan kegiatan
yang disusun berdasarkan
kelompok usia.
3.2.Melaksanakan proses
pendidikan, pengasuhan, dan
perlindungan.
3.2.1. Mengelola kegiatan sesuai
dengan rencana yang
disusun berdasarkan
kelompok usia.
3.2.2. Menggunakan metode
pembelajaran melalui
-
44
bermain sesuai dengan
karakteristik anak.
3.2.3. Memilih dan menggunakan
media yang sesuai dengan
kegiatan dan kondisi anak.
3.2.4. Memberikan motivasi untu
meningkatkan keterlibatan
anak dalam kegiatan.
3.2.5. Memberikan bimbingan
sesuai dengan kebutuhan
anak.
3.3.Melaksanakan penilaian
terhadap proses dan hasil
pendidikan, pengasuhan, dan
perlindungan.
3.3.1. Memilih cara-cara penilaian
yang sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai.
3.3.2. Melakukan kegiatan
penilaian sesuai dengan
cara-cara yang telah
ditetapkan.
3.3.3. Mengolah hasil penilaian.
3.3.4. Menggunakan hasil-hasil
penilaian untuk berbagai
kepentingan pendidikan.
3.3.5. Mendokumentasikan hasil-
-
45
hasil penilaian.
4. Kompetensi Sosial
4.1.Beradaptasi dengan lingkungan.
4.1.1. Menyesuaikan diri dengan
teman sejawat.
4.1.2. Menaati aturan lembaga.
4.1.3. Menyesuaikan diri dengan
masyarakat sekitar.
4.1.4. Akomodatif terhadap anak
didik, orang tua, teman
sejawat dari berbagai latar
belakang budaya dan sosial
ekonomi.
4.2.Berkomunikasi secara efektif
4.2.1. Berkomunikasi secara
empatik dengan orang tua
peserta didik.
4.2.2. Berkomunikasi efektif
dengan anak didik, baik
secara fisik, verbal maupun
non verbal.
-
46
B. Kompetensi Guru PIAUD
1. Kompetensi Guru PIAUD
Seorang guru PAUD wajib pula memimiliki kompetensi-
kompetensi sebagai pendidik anak usia dini. Kompetensi ini sebagai
tolok ukur kemampuan seseorang dalam melakukan proses
pembelajaran, khususnya dalam pendidikan anak usia dini.
Kata kompetensi berasal dari bahasa inggris competency, sebagai
kata benda competence yang berarti kecakapan, kompetensi dan
kewenangan (Suwardi, 2007:3). Dalam konteks ini, kompetensi dapat
diartikan sebagai suatu kemampuan atau kecakapan yang terwujud
dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang dimilki
dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan fungsi profesionalnya.
Sedangkan menurut Ditjen Ketenagaan, Dirjen Dikdasmen,
Depdiknas, kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, dan nilai-
nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
Dari pengertian tersebut dapat diambil suatu pemahaman bahwa
kompetensi meliputi seluruh kemampuan guru yang berfungsi sebagai
penunjang dalam proses pembelajaran sehingga mampu memberikan
dampak yang positif terhadap peserta didik. Melalui kompetensi-
kompetensi yang dimiliki ini, seorang guru dapat dikatakan sebagai
guru profesional yang mampu memberikan pengajaran kepada anak
secara baik dan dapat menjadi teladan dalam kehidupan sehari-hari.
-
47
Sejalan dengan itu, ada pendapat lain yang mengatakan bahwa
kompetensi bersifat kompleks dan merupakan suatu kesatuan yang
utuh yang menggambarkan potensi, pengetahuan, sikap, dan nilai yang
dimiliki oleh seseorang dalam profesi tertentu berkenaan dengan
bagian-bagian yang dapat diaktualisasikan atau diwujudkan dalam
bentuk tindakan atau kinerja untuk menjalankan profesi tersebut
(Suwardi, 2007:4).
Kompetensi guru PAUD (Fadlilah, 2012: 91-96) antara lain:
a. Kompetensi Pedagogi
1) Memahami karakterisistik peserta didik usia TK/PAUD yang
berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial emosional,
moral, dan latar belakang sosial budaya.
2) Mengidentifikasi potensi (kemampuan) awal peserta didik usia
TK/PAUD dalam berbagai bidang pengembangan.
3) Mengidentifikasi kesulitan peserta didik usia TK/PAUD dalam
berbagai bidang pengembangan.
4) Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip bermain
sambil belajar yang mendidik yang terkait dengan berbagai
bidang pengembangan di TK/PAUD.
5) Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik
bermain sambil belajar yang bersifat holistik, otentik, dan
bermakna, yang terkait dengan berbagai bidang pengembangan
di TK/PAUD.
-
48
6) Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.
7) Menentukan tujuan kegiatan penngembangan yang mendidik.
8) Menentukan kegiatan bermain sambil belajar yang sesuai untuk
mencapai tujuan pengembangan.
9) Memilih materi kegiatan pengembangan yang mendidik, yaitu
kegiatan bermian sambil belajar sesuai dengan tujuan
pengembangan.
10) Menyusun perencanaan semester, mingguan, dan harian dalam
berbagai kegiatan pengembangan di TK/PAUD.
11) Mengembangkan indikator dan istrumen penilaian.
12) Memahami prinsip-prinsip perancangan kegiatan
pengembangan yang mendidik dan menyenangkan.
13) Mengembangkan komponen-komponen rancangan kegiatan
pengembangan yang mendidik dan menyenangkan.
14) Menyusun rancangan kegiatan pengembangan yang mendidik
yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, maupun di
luar kelas.
15) Menerapkan kegiatan bermain yang bersifat holistik, otentik
dan bermakna.
16) Menciptakan suasana bermain yang menyenangkan, inklusif,
dan demokratis.
17) Memanfaatkan media dan sumber belajar yang sesuai dengan
pendekatan bermain sambil belajar.
-
49
18) Menerapkan tahapan bermain anak dalam kegiatan
pengembangan TK/PAUD.
19) Mengambil keputusan transaksional dalam kegiatan
pengembangan di TK/PAUD sesuai dengan situasi
pengembangan yang mendidik.
20) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan yang mendidik.
21) Menyediakan berbagai kegiatan bermain sambil belajar untuk
mendorong peserta didik mengembangkan potensinya secara
optimal termasuk kreativitasnya.
22) Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif,
empatik dan santun,baik secara lisan maupun tulisan.
23) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan
peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi
pembelajaran yang terbangun secara siklikal dari a) penyiapan
kondisi psikologis peserta didik, b) memberikan pertanyaan
atau tugas sebagai undangan kepada peserta didik untuk
merespon, c) respons peserta didik, d) reaksi guru terhadap
respons peserta didik, dan setertusnya.
24) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil
belajar.
25) Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk
menentukkan ketuntasan belajar.
-
50
26) Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi kepada
pemangku kepentingan.
27) Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi
pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
b. Kompetensi Kepribadian
1) Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang
dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal, dan gender.
2) Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan
norma sosial yang berlaku dalam masyarakat, serta kebudayaan
nasional Indonesia yang beragam.
3) Berperilaku jujur, tegas dan manusiawi.
4) Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia.
5) Berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan
anggota masyarakat di sekitarnya.
6) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil.
7) Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan
berwibawa.
8) Menunjukkan etos kerja dan tanggung jwab yang tinggi.
9) Bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri.
10) Bekerja mandiri secara profesional.
11) Memahami kode etik profesi guru.
12) Menerapkan kode etik profesi guru.
13) Berperilaku sesuai dengan kode etik guru.
-
51
c. Kompetensi Sosial
1) Bersikap inklusif dan objektif terhadap peserta didik, teman
sejawat, dan lingkungan sekitar dalam melaksanakan
pembelajaran.
2) Tidak bersikap diskriminatif terhdap peserta didik, teman
sejawat, orang tua peserta didik dan lingkungan sekolah karena
perbedaan agama, suku, jenis kelamin, latar belakang keluarga,
dan status sosial-ekonomi.
3) Berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah
lainnya secara santun, empatik, dan efektif.
4) Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan masyarakat
secara santun, empatik, dan efektif tentang program
pembelajaran dan kemajuan peserta didik.
5) Mengikutsertakan orangtua peserta didik dan masyarakat dalam
program pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitan belajar
peserta didik.
6) Berdaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka
meningkatkan efektivitas sebagai pendidik, termasuk
memahami bahasa daerah setempat.
7) Melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untuk
mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan di
daerah yang bersangkutan.
-
52
8) Berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah, dan
komunitas ilmiah lainnya melalui berbagai media dalam rangka
meningkatkan kualitas pendidikan.
9) Mengomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajaran kepada
komunitas profesi sendiri secara lisan dan tulisan atau bentuk
lainnya.
d. Kompetensi Profesional
1) Menguasai konsep dasar matematika, sains, bahasa,
pengetahuan sosial, agama, seni, pendidikan jasmani,
kesehatan, dan gizi sebagai sarana pengembangan untuk setiap
bidang pengembangan anak TK/PAUD.
2) Menguasai penggunaan berbagai alat permainan untuk
mengembangkan aspek fisik, kognitif, sosial emosional, nilai
moral, sosial budaya, dan bahasa anak TK/PAUD.
3) Menguasai berbagai permainan anak.
4) Memahami kemajuan anak dalam setiap bidang pengembangan
di TK/PAUD.
5) Memahami tujuan setiap kegiatan pengembangan.
6) Memilih materi bidang pengembangan yang sesuai dengan
tingkat perkembangan peserta didik.
7) Mengolah materi bidang pengembangan secara kreatif sesuai
dengan tingkat perkembangan peserta didik.
-
53
8) Mengolah materi bidang pengembangan secara kreatif sesuai
dengan tingkat perkembangan peserta didik.
9) Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus
menerus.
10) Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan
keprofesionalan.
11) Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan
keprofesionalan.
12) Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai
sumber.
13) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam
berkomunikasi.
14) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
pengembangan diri.
2. Upaya Peningkatan Kompetensi Pedagogik dalam Proses Belajar
Mengajar
Dalam upaya peningkatan kompetensi guru khususnya dalam
peningkatan kompetensi pedagogik harus dilakukan oleh semua pihak,
baik dari guru maupun dari kepala sekolah.Maka ada dua upaya dalam
peningkatan kompetensi guru yang mempunyai pengaruh besar antara
satu dengan yang lainnya.Yaitu upaya yang dilakukan oleh guru dan
upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah atau lembaga pendidikan
yang bersangkutan.
-
54
a. Upaya Guru Untuk Meningkatkan Kompetensi Pedaogik
Dalam Proses Belajar Mengajar
Dalam upaya peningkatan kompetensi pedaogik guru
Raudhatul Athfal dalam proses belajar mengajar dapat
dilakukan dengan mengikuti beberapa kegiatan diantaranya
adalah sebagai berikut:
1) Mengikuti organisasi-organisasi keguruan
Organisasi-organisasi keguruan salah satunya yaitu
musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) yang bertujuan
untuk meningkatkan mutu dan kualitas guru dalam
kelompoknya masing-masing, selain itu tujuan dari
musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) yaitu untuk
menyatukan kekurangan konsep makna dan fungsi
pendidikan serta pemecahannya terhadap kekurangan yang
ada dan untuk mendorong guru melakukan tugas dengan
baik, sehingga mampu membawa guru menuju ke arah
peningkatan kompetensi yang dimilikinya.
Salah satu bentuk organisasi yang ada pada tingkat
Raudhatul Athfal adalah ikatan guru Raudhatul Athfal
(IGRA), himpunan pendidik dan tenaga pendidikan anak
usia dini Indonesia (HIMPAUDI) dan ikatan guru Taman
Kanak-kanak Indonesia (IGTKI). Yang memiliki tujuan
meningkatkan kesejahteraan anggota, meningkatkan akses
-
55
serta mutu pelayanan pendidikan anak usia dini serta
memberikan perlindungan terhadap setiap anggota dan
membantu dalam peningkatan mutu tenaga kependidikan
dalam jalur non formal.
2) Mengikuti Kursus Kependidikan
Mengikuti kursus sebenarnya bukan suatu teknik
melainkan salah satu alat yang dapat membantu guru
mengembangkan pengetahuan profesi mengajar dan
menambah keterampilan guru dalam melengkapi profesi
mereka.Dengan mengikuti kursus guru diarahkan ke dalam
dua hal.Pertama sebagai penyegaran dan kedua sebagai
upaya peningkatan pengetahuan, keterampilan dan
mengubah sikap tertentu (Piet A. Saharti, 2000:121).
Demikian untuk meningkatkan kompetensi yang
dimilikinya sebagai guru dapat diharapkan mengikuti
kursus yang berkaitan dengan dunia kependidikan.Karena
dengan meningkatkannya kompetensi yang dimiliki guru
dapat terus memberikan pendidikan yang terbaik untuk
peserta didik sesuai dengan perkembangan zaman yang ada.
-
56
b. Upaya Lembaga Pendidikan atau Kepala Sekolah dalam
Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru PIAUD
1) Megadakan Worksop
Worksop pendidikan adalah kegiatan dengan cara
mendatangkan para ahli pendidikan untuk mendiskusikan
masalah-masalah pendidikan. Worksopini bertujuan untuk
memecahkan masalah atau problema yang dihadapi guru
melalui percakapan dan bekerja secara berkelompok
maupun bersifat perorangan. Masalah yang dibahas muncul
dari peserta sendiri, metode pemecahan masalah dengan
cara musyawarah dan penyelidikan.
2) Mengadakan Peraturan
Kegiatan peraturan itu berkaitan, dengan kesempatan bagi
guru-guru untuk lebih mengembangkan kemampuan yang
dimiliki secara professional dalam melaksanakan proses
belajar mengajar. Mengingat tugas rutin seorang guru
adalah melakukan aktifitas mengajar dan mendidik, maka
sebagai guru perlu bertukar pendapat untuk menghasilkan
ide-ide baru melalui kegiatan penataran. Kegiatan
penataran bisa dilakukan dengan berbagai cara yaitu:
a) Dari pihak sekolah mengadakan penataran sendiri
dengan mendatangkan atau menyewa tutorial dianggap
-
57
sudah professional dan dapat memenuhi kebutuhan
yang diperlukan oleh guru.
b) Sekolah bekerja dengan sekolah lain yang sama-sama
membutuhkan penataran sebagai upaya peningkatan
personalia.
c) Sekolah mengutus salah satu sebagian guru untuk
mengikuti penataran yang diadakan oleh sekolah lain
atau lembaga yang membawahi.
3) Memotivasi Guru untuk membuat Karya Tulis Ilmiah
Karya tulis ilmiah adalah kegiatan penugasan atau
lapangan atau gagasan pemikiran ke dalam bentuk
karangan dengan mengikuti aturan dan metode ilmu
pengetahuan.Sehingga menghasilkan informasi ilmiah yang
dapat didiskusikan dan disebarluaskan kepada masyarakat
pendidikan serta didokumentasikan di perpustakaan sekolah
(Depag, 2001:66).
Adanya kegiatan membuat dan mempelajari karya
tulis ilmiah diharapkan guru dapat meningkatkan
kemampuan dan menghasilkan karya yang dapat membuat
pendidikan lebih mendapat ilmu dalam membuat media
pembelajaran atau alat peraga yang bersifat edukatif,
membuat lagu anak-anak yang berkaitan dengan materi
pembelajaran, kemampuan mendongeng dan sebagainya.
-
58
4) Memberikan Penghargaan (reward)
Penghargaan (reward) sangat penting diberikan
kepada siapa pun baik guru atau anak didik yang berhasil
menyelesaikan tugasnya dengan baik, karena dengan
adanya pemberian pengahargaan (reward) akan memotivasi
seseorang dan memberikan rangsangan agar seseorang
lebih meningkatkan kinerjanya (Mulyasa, 2006:151).
Penghargaan akan bermakna apabila dikaitkan
dengan prestasi tenaga kependidikan secara terbuka,
sehingga setiap tenaga kependidikan memiliki peluang
untuk meraihnya. Penggunaan penghargaan ini perlu
dilakukan secara tepat, efektif, dan efisien agar tidak
menimbulkan dampak negative.
5) Mengadakan Supervisi
Dengan adanya pengawasan atau supervise yang
dilakukan oleh kepala sekolah terhadap kinerja guru dapat
menciptakan kedisplinan dan semangat kerja yang tinggi
dalam lembaga. Pengawasan ini seharusnya dilakukan
dengan penuh keterbukaan antara kepala sekolah dengan
semua guru dalam lembaga agar tidak menimbulkan
kesenjangan antara pemimpin lembaga dan dewan guru.
-
59
6) Mengadakan Rapat Sekolah
Seorang kepala sekolah yang baik umumnya
menjalankan tugas-tugasnya berdasarkan rencana yang
telah disusunnya. Termasuk di dalam perencanaan itu
antara lain mengadakan rapat – rapat secara periodik
dengan guru-guru (Purwanto, 1995: 122).
Tujuan dari rapat sekolah ini untuk
mengintegrasikan seluruh guru yang berbeda pendapat,
pengalaman dan kemampuan untuk disatukan menjadi satu
keseluruhan potensi menjadi tujuan bersama dan
bekerjasama dalam mencapai tujuan tersebut, untuk
mendorong setiap guru dan berusaha meningkatkan
efektifitasnya dan musyawarah bersama dalam mencari dan
menemukan metode yang tepat dalam menciptakan proses
belajar sesuai dengan keadaan dan situasi di lembaga.
Berdasarkan uraian di atas, menjelaskan bahwa
dalam meningkatkan kualitas dan kompetensi guru dapat
dilihat dari berbagai sudut pandang dan upaya
meningkatkan kompetensi pedaogik guru terletak pada
profesionalnya dalam proses belajar mengajar.
-
60
BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Paparan Data
I. Letak Geografis Raudhatul Athfal seKecamatan Kaliwungu
1. Raudhatul Athfal Siwal
Raudhatul Athfal Siwal bediri tanggal 1 Juli 1985, yang
terletak di jalan raya Siwal Kecamatan Kaliwungu Kabupaten
Semarang. Mempunyai visi “Menumbuhkan kembangkan anak
cerdas, sehat dan mandiri di dasari keimanan dan ketakwaan
terhadap Tuhan yang Maha Esa. Misi RA Siwal, antara lain:
a. Membiasakan anak berperilaku ramah, sopan, berbudi pekerti
luhur.
b. Membiasakan hidup bersih dan sehat.
c. Menanamkan rasa percaya diri, melatih kedisiplinan.
d. Memupuk kecerdasan dan kreatifitas anak sehingga fisik dan
psikis anak berkembang secara maksimal
2. Raudhatul Athfal Pager
Raudhatul Athfal Pager berdiri pada tanggal 1 Juli 1988,
yang terletak di jalan raya Pager Kecamatan Kaliwungu Kabupaten
Semarang. Jumlah pendidik disini yaitu 50 anak, terdiri dari
kelompok A dan B. Raudhatul Athfal Pager mempunyai visi
“Terwujudnya anak yang sehat jasmani dan rohani, kreatif, mandiri
dan berbudi pekerti mulia” dan misinya antara lain:
-
61
a. Mewujudkan anak kreatif melalui pengembangan daya
cipta dan seni.
b. Menumbuhkan sikap sosial melalui beramal saling
memberi dan saling mengerti.
c. Mewujudkan anak yang sehat jasmani dan rohani melalui
pelaksanaan pembelajaran motorik
3. Raudhatul Athfal Payungan
Raudhatul Athfal Payungan berdiri tanggal 1 Juli 1992
yang terletak di Jalan Raya Payungan Kecamatan Kaliwungu
Kabupaten Semarang. Mempunyai visi “Cerdas Santun dan Islami”
dengan misi:
a. Terwujud siswa terampil
b. Terwujud siswa berakhlakul karimah
c. Terwujudnya siswa sholeh dan sholihah
4. Raudhatul Athfal Jetis
Raudhatul Athfal Jetis berdiri tanggal 20 Juli 1987 yang
terletak di Jalan Raya Jetis Kecamatan Kaliwungu Kabupaten
Semarang.Mempunyai jumlah pendidik berjumlah 3 orang dan
murid sebanyak 35 anak. Raudhatul Athfal Jetis memiliki visi
“Mempersiapkan peserta didik menjadi generasi yang islami,
cerdas, kreatif, dan berakhlak mulia” dan mempunyai misi antara
lain:
-
62
a. Menggali potensi siswa melalui proses pembelajaran dan
bimbingan.
b. Tumbuh kembang potensi peserta didik melalui belajar
sambil bermain
c. Menanamkan peserta didik beriman dan bertaqwa
II. Gambaran Informan
1. Guru RA Siwal
a. Ibu LRU
Ibu LRU adalah seorang Kepala Sekolah di RA Siwal,
dimana beliau sudah megajar di RA Siwal 16 tahun sejak tahun
2001. Ibu LRU berusia 43 tahun yang beragama Islam dan
bertempat tinggal di dusun Siwal Kecamatan Kaliwungu.
Pendidikan terakhir ibu LUR adalah S1. Motivasi ibu LRU
menjadi seorang guru adalah terdorong menjadi pendidik di RA
Siwal karena menyukai anak-anak dan ingin mempunyai
sekolah RA dan mencetak generasi yang islami dan
berakhlakul karimah.
b. Ibu SK
Ibu SK adalah guru kelas B di RA Siwal, dimana beliau
sudah berpendidikan S1. Ibu SK sudah berusia 33 tahun, lebih
muda daripada ibu LRU. Bertempat tinggal di desa Siwal.
-
63
2. Guru RA Pager
a. Ibu M
Ibu M adalah seorang Kepala Sekolah di RA Pager, dimana
sudah sejak dahulu ibu M mengajar di RA Pager karena
menjadi penerus lembaga tersebut. Ibu M sudah berusia 42
tahun beragama Islam dan bertempat tinggal di desa Pager
Kecamatan Kaliwungu. Status pendidikan ibu M adalah S1.
b. Ibu SF
Ibu SF adalah guru kelas B, dimana beliau sudah berusia 44
tahun. 2 tahun lebih tua dari ibu M. Walaupun umurnya lebih
tua dari ibu M, ibu SF baru berpendidikan SMA. Ibu SF
bertempat tinggal di desa Pager.
c. Ibu SH
Ibu SH adalah guru kelas A, beliau lulusan SMA, ibu SH
tergolong guru termuda karena usianya baru 20 tahun. Ibu SH
bertempat tinggal di desa Pager.
3. Guru RA Payungan
a. Ibu TR
Ibu TR adalah seorang Kepala Sekolah di RA Payungan.
Sudah 16 tahun mengabdi di RA Panyungan. Motivasi ibu TR
menjadi guru RA adalah terdorong menjadi guru karena
mengingat banyak anak-anak kecil disini yang harus sekolah
-
64
jauh di Boyolali maka saya berniat dengan ikhlas mengajar
anak-anak. Setelah penerus pendiri RA meninggal dunia
kemudian saya mempunyai niat ikhlas untuk mendidik anak-
anak.Ibu TR sudah berusia 35 tahun beragama Islam dan
bertempat tinggal di Dusun Payungan Ke