kompetensi pedagogik guru raudhatul athfal...

135
i KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU RAUDHATUL ATHFAL SEKECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2017 SKRIPSI DiajukanuntukMemperolehGelarSarjanaPendidikan Oleh: MARINI SEPTIANA NIM 11613004 JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2017

Upload: others

Post on 02-Feb-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU RAUDHATUL ATHFAL

    SEKECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN SEMARANG

    TAHUN 2017

    SKRIPSI

    DiajukanuntukMemperolehGelarSarjanaPendidikan

    Oleh:

    MARINI SEPTIANA

    NIM 11613004

    JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT

    AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2017

  • ii

  • iii

  • iv

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

    Saya yang bertanda tangan di bawah:

    Nama : MARINI SEPTIANA

    NIM : 116 13 004

    FAKULTAS : TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    JURUSAN : PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

    JUDUL : KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU RAUDHATUL

    ATHFAL SEKECAMATAN KALIWUNGU

    KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2017

    Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan

    hasil karya saya sendiri bukan jiplakan karya tulis orang lain. Pendapat atau

    temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan

    kode etik ilmiah.

    Dan tidak keberatan untuk dipublikasikan oleh pihak IAIN Salatiga tanpa

    menuntut konsekuensi apapun. Demikian surat pernyataan saya buat dan jika pada

    kemudian hari terbukti karya saya ini bukan karya sendiri, maka saya sanggup

    untuk menanggung semua konsekuensinya.

  • v

    MOTTO

    Didiklah anak-anak kamu, sesungguhnya mereka diciptakan untuk

    menghadapi zaman yang berbeda dengan zaman kamu ini.

    (H.R. Bukhari)

    Muliakanlah anak-anakmu dan baguskanlah pendidikan mereka.

    (H.R.At-thabrani dan khatib)

  • vi

    PERSEMBAHAN

    Skripsi ini dipersembahkan untuk:

    1. Suamiku tercinta, yang telah memberikan dukungan spiritual, material

    dankasih sayang.

    2. Anakku tersayang, Amanda yang selalu mendukung dan setia menunggu.

    3. Kakak ipar dan adik-adik semua yang selalu mendukung.

    4. Teman-temanseperjuangan, satu kelas PIAUD IAIN Salatiga Angkatan 2013

    yang selalu memberikan motivasi.

    5. Bapak dan ibu Dosen yang selalu membimbing dengan sabar.

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

    yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, atas segala rahmat dan hidayah-Nya

    skripsi dengan judul Kompetensi Pedagogik Guru Raudhatul Athfal Sekecamatan

    Kaliwungu Kabupaten Semarang Tahun 2017telahselesai.

    Shalawat salam senantiasa terlimpahkan kepangkuan baginda Nabi

    Muhammad SAW semoga beliau senantiasa dirahmati Allah SWT.

    Penulisan ini tidak akan selesai tanpa dukungan, motivasi, dan bantuan

    dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulissampaikan terimakasih kepada:

    1. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga

    2. BapakSuwardi, M.Pdselaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

    IAIN Salatiga

    3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M. Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam

    Anak Usia Dini dan telah membimbing, memberi motivasi, meluangkan

    waktunya dalam penulisan skripsi ini.

    4. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian

    akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta

    bantuan kepada penulis.

    5. Dewan Guru RA Siwal, Pager, Payungan dan RA Jetis Kecamatan

    Kaliwungu Kabupaten Semarang yang telah membantu penulis dalam

    melaksanakan penelitian dari awal hingga selesai.

    6. Segenap keluargak utercinta yang selalu mendoakanku.

  • viii

    7. Teman-teman PIAUD angkatan 2013 yang telah berjuang bersama-sama.

    Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan terimakasih.

    Semoga amal yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis

    menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan baik

    dalam isi maupun metodologi. Kritik serta saran yang membangun penulis

    harapkan bagi kesempurnaan skripsi ini dimasa yang akan datang. Semoga skripsi

    ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca yang budiman.

    Amin.

    Salatiga,15Juni 2017

    Penulis

    Marini Septiana

    NIM. 11613004

  • ix

    ABSTRAK

    Septiana,Marini. 2017 Kompetensi Pedagogik Guru Raudhatul Athfal

    Sekecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Tahun

    2017.Pembimbing :Dra. Siti Asdiqoh, M.Si

    Kata kunci: Kompetensi Pedagogik, Guru Raudhatul Athfal

    Kompetensi yang harus dimiliki guru PAUD mencakup 4 hal. Peraturan

    Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Nasional

    Pendidikan menyebutkan kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang

    pendidikan anak usia dini meliputi empat kompetensi, yaitu Kompetensi

    pedagogik, kepribadian, professional dan sosial. Kompetensi pedagogik

    merupakan kemampuan yang berkenaan dengan pemahaman terhadap anak usia

    dini dan pengelolaan pembelajaran yang partisipatif dan menyenangkan.

    Penelitian ini dilatar belakangi oleh guru yang lulusan SMA dan Sarjana dalam

    memberikan pendidikan ke anak usia dini terutama mencakup kompetensi

    pedagogik guru Raudhatul Athfal di Kecamatan Kaliwungu.

    Fokus masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana kompetensi

    pedagogik guru Raudhatul Athfal di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang

    Tahun 2017. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kompetensi

    pedagogik guru Raudhatul Athfal di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang

    Tahun 2017. Penelitian in imerupakan Penelitian Kualitatif. Subjek dalam

    penelitiani ni adalah Kepala Sekolah, guru lulusan SMA dan S1 di RA Siwal,

    RA Pager, RA Payungan dan RA Jetis. Metode yang digunakan untuk

    pengumpulan data adalah wawancara, test, dokumentasi. Analisis data yang

    digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif.

    Hasil penelitian menunjukkan kompetensi pedagogik guru RA

    sekecamatan Kaliwungu dapat dilihat dari indikator kompetensi pedagogic guru

    yang sudah dicapai. Upaya meningkatkan yang dilakukan oleh kepala sekolah dan

    para guru dapat terlihat dari perkembangan dan hasil wawancara. Berdasarkan

    data hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi

    pedagogik guru sekecamatan Kaliwungu beragam.

  • x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. ii

    PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................... iii

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... iv

    MOTTO…………………………………………………………………….. v

    PERSEMBAHAN………………………………………… .......................... vi

    KATA PENGANTAR………………………………………… ................... vii

    ABSTRAK………………………………………… ..................................... ix

    DAFTAR ISI………………………………………… .................................. x

    DAFTAR LAMPIRAN………………………………………… .................. xii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. LatarBelakangMasalah ................................................................. 1

    B. Fokus Masalah ............................................................................. 8

    C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 8

    D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 8

    E. Penegasan Istilah .......................................................................... 9

    F. Metode Penelitian......................................................................... 10

    G. SistematikaPenulisan.................................................................... 17

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    A. Kompetensi Pedagogik Guru ....................................................... 20

    B. Kompetensi Guru PIAUD ............................................................ 49

    BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

    A. Paparan Data……………. ........................................................... 63

    B. TemuanPenelitian ......................................................................... 68

  • xi

    BAB IV PEMBAHASAN

    A. Kompetensi Pedagogik Guru Raudhatul Athfal di Kecamatan

    Kaliwungu .................................................................................... 84

    B. Upaya Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Raudhatul Athfal

    di Kecamatan Kaliwungu ............................................................. 87

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan .................................................................................. 91

    B. Saran ............................................................................................ 93

    Daftar Pustaka

    Lampiran-Lampiran

    Riwayat Hidup Penulis

  • xii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian

    Lampiran2 Surat Keterangan Melakukan Penelitian

    Lampiran 3 Surat Pengajuan Pembimbing

    Lampiran 4 Lembar Konsultasi Skripsi

    Lampiran5 Dokumentasi Foto Penelitian

    Lampiran6 SKK

    Lampiran7 Daftar Riwayat Hidup

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan merupakan kewajiban bagi semua orang, karena pendidikan

    memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan. Melalui pendidikan

    dapat menjadikan seseorang menjadi pribadi yang berkualitas dan

    mempunyai sumber daya manusia yang tinggi. Dijelaskan dalam Undang-

    Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada

    pasal 1 ayat (1) yang menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar

    untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

    didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

    spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

    mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

    negara. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut sangat diperlukan

    adanya sebuah lembaga pendidikan dan tenaga pendidik yang profesional.

    Karena adanya lembaga pendidikan dan pendidik yang profesional akan

    menciptakan generasi yang profesional.

    Tumbuh kembang otak dan perilaku anak ada di tangan orang tua,

    karena orang tua mempunyai peranan utama yang sangat penting diberikan

    anak sejak dini, karena dengan stimulus anak dapat berkembang sesuai usia

    dan potensi yang ada pada diri anak, karena pada usia dini anak dapat lebih

    mudah menangkap, menyerap dan memahami apapun yang diterima anak

    baik dari luar maupun dari dalam. Sesuai dengan pasal Undang-Undang

  • 2

    Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 ayat 1 yang termasuk

    anak usia dini adalah anak yang masuk dalam rentag usia 0-6 bulan. Pada

    usia ini anak sering disebut dengan masa keemasan atau masa “golden

    ages” dimana pada usia ini merupakan tahapan yang sangat penting dalam

    menentukan perkembangan anak.

    Upaya pembinaan terhadap anak usia dini sangat diperlukan adanya

    sebuah upaya untuk mengembangkan dan melatih kemampuan dan potensi

    pada anak, karena setiap anak mempunyai hak untuk tumbuh dan

    berkembang secara baik dan optimal. Anak mempunyai dunianya sendiri

    yang sangat berbeda dengan dunia orang dewasa, setiap anak juga berhak

    mendapat pendidikan, karena pendidikan merupakan modal dasar untuk

    menyiapkan generasai yang berkualitas.

    Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan jenjang pendidikan

    sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan

    yang ditunjukkan bagi anak sejak lahir sampai usaha 6 tahun yang dilakukan

    melalui pembinaan rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan

    dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam

    memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal,

    non formal dan in formal (Hasan, 2009:26).

    Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

    Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini dapat

    diselenggarakan pada jalur formal yang berbentuk taman kanak-kanak (TK),

    Raudhatul Athfal (RA), sedangkan yang kedua ialah pendidikan anak usia

  • 3

    dini (PAUD) dengan ketegori non formal berbentuk Kelompok Bermain

    (KB), tempat pengasuhan anak (TPA), Pos Paud Terpadu. Bentuk terakhir

    dari kategori pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah pendidikan in

    formal yaitu pendidikan keluarga maupun terbuat dari lingkungan sekitar.

    Pada zaman yang modern seperti sekarang ini, posisi seorang guru

    memegang peranan penting dan strategis dalam upaya pembentukkan watak

    dan pengembangan potensi anak dalam rangka untuk memajukan

    pendidikan nasional di Indonesia. Pendidik merupakan prioritas pertama

    dalam mewujudkan keberhasilannya suatu pendidikan, oleh karena itu

    melihat kemajuan zaman yang serba cepat dan canggih perlunya seorang

    pendidik meningkatkan kualitasnya sehingga dapat menjajarkan

    pengetahuan dengan tuntutan zaman sekarang ini.

    Dunia pendidikan, persoalan yang berkenaan denga guru dan jabatan guru

    menjadi salah satu pokok pembahasan yang mendapat tempat tersendiri

    ditengah-tengah ilmu kependidikan yang begitu luas. Tidak semua orang

    dikategorikan sebagai pendidik atau guru, karena pendidik atau guru harus

    memiliki beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap calon

    pendidik atau guru sebagaimana yang telah ditetapkan dalam undang-

    undang sistem pendidikan nasional, bahwa dapat diangkat sebagai tenaga

    pengajar, tenaga pendidik bersangkutan harus memiliki kualifikasi

    minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar sehat

    jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan

    pendidikan nasional. Kualifikasi yang dimaksud adalah tingkat pendidikan

  • 4

    minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik dan dibuktikan dengan

    ijazah dan sertifikat yang relevan.

    Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi

    para peserta didik, dan lingkungannya. Tuntutan pendidik harus memiliki

    kemampuan dan kompetensi yang memadai sehingga seorang pendidik

    sebagai mediator agar dapat tercipta pengembangan pembelajar dan mutu

    pendidikan yang diharapkan (Mulyasa, 2009: 21).

    Upaya membantu meningkatkan kemampuan anak untuk mencapai tujuan,

    sebagai seorang guru harus dapat memaksimalkan peran sebagai guru yang

    berkompeten, diantaranya mengembangkan bahan pelajaran dengan baik,

    meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak dan memperhatikan

    pelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat. Kehadiran

    seorang guru dalam proses belajar mengajar atau pengajaran memegang

    peranan penting karena dalam proses pengajaran guru belum bisa digantikan

    oleh mesin, radio, tape recorder, ataupun oleh komputer yang paling modern

    sekalipun. Masih terlalu banyak unsur-unsur manusiawi seperti sikap,

    sistem nilai, perasaan, motivasi, kebiasaan dan lain-lain yang diharapkan

    merupakan hasil dari proses pengajaran.

    Kompetensi guru merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam

    menjalankan kewajiban-kewajibannya dengan tanggung jawab dengan

    tugasnya menjadi guru. Karena guru merupakan suatu profesi atau

    pekerjaan, maka kompetensi sangat dibutuhkan dalam proses belajar

    mengajar. Dalam kaitannya dengan pendidikan, maka kompetensi

  • 5

    menunjukkan perbuatan yang sifatnya rasional untuk mencapai tujuan

    pendidikan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Kompetensi diperoleh

    melalui sebuah proses latihan atau pendidikan salah satu faktor yang sangat

    menentukkan keberhasilan proses belajar mengajar adalah seorang guru,

    oleh sebab itu menjadi seorang guru harus memiliki kompetensi untuk

    mengorganisasikan ide-ide yang dikembangkan di kalangan peserta didik

    sehingga dapat menggerakkan semangat dan minat belajar anak.

    Kompetensi yang harus dimiliki guru PAUD mencakup 4 hal. PP No 19

    tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyebutkan kompetensi

    sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan anak usia dini meliputi

    empat kompetensi, yaitu Kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional

    dan sosial. Masing-masing kompetensi tersebut mempunyai sub kompetensi

    dan indikator ensisial. Sub kompetensi merupakan ciri-ciri yang

    menunjukkan bahwa seorang guru sudah sudah menguasai sub kompetensi

    yang telah ditetapkan (Musfah, 2011:30).

    Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan

    pemahaman terhadap anak usia dini dan pengelolaan pembelajaran yang

    partisipatif dan menyenangkan. Sub kompetensi ini mencakup kemampuan

    pemahaman terhadap anak usia dini, perancangan dan pelaksanaan

    pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan anak usia dini

    untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Fenomena

    yang terjadi tenaga pendidik khususnya di tingkat TK (Taman Kanak-

    Kanak) atau RA (Raudhatul Athfal) belum memenuhi kualifikasi sebagai

  • 6

    guru yang berkompeten, khususnya kompetensi pedagogik yang berkaitan

    dengan pengelolaan pembelajaran. Misalnya guru belum mampu

    memanfaatkan teknologi pembelajaran atau belum mampu menyusun

    rancangan pembelajaran dengan baik. Padahal guru tidak lagi bertindak

    sebagai fasilitator, motivator, maupun pembimbing yang senantiasa

    berupaya memaksimalkan perkembangan potensi yang dimiliki peserta

    didik. Sesuai dengan peraturan pemerintah No 19 tahun 2005 tentang

    standar pendidik dan tenaga kependidikan menyatakan bahwa”Pendidik

    harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen

    pembelajaran, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk

    mewujudkan tujuan pendidikan nasional”. Untuk itu tergambar jelas bahwa

    guru mempunyai lulusan SMA dan S1 memiliki perbedaan dalam

    penyampaian materi, pelayanan anak dan tingkah laku sampai perlakuan

    terhadap anak.Fakta bahwa guru yang lulus SMA dan S1 mempunyai ciri-

    ciri yang berbeda.

    Penelitian yang akan peneliti laksanakan bertempat di Kecamatan

    Kaliwungu Kabupaten Semarang terlihat dari data guru tahun 2015 tercatat

    adanya 4 lembaga pendidikan Guru Raudhatul Athfal dengan jumlah tenaga

    pendidik 11 orang. Dan dari kesebelas tenaga pendidik hanya 4 orang

    tenaga pendidik yang bergelar S1 dan 7 orang tenaga pendidik lainnya rata-

    rata hanya berijazah SMA.

    Penelitian ini dirancang untuk melihat Kompetensi Pedagogik guru

    Raudhatul Athfal di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang.Alasan

  • 7

    utama sangat terbatasnya Guru Raudhatul Athfal dalam pendidikan anak

    usia dini yang berijazah S1. Terjadi perbedaan antara guru yang berijazah

    SMA dan guru yang berijazah S1.

    Berdasarkan fenomena yang diuraikan di atas maka peneliti ingin

    mengkaji penelitian dengan judul “Kompetensi Pedagogik Guru Raudhatul

    Athfal Sekecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Tahun 2017”.

    B. Rumusan Masalah

    Apa saja kompetensi pedagogic guru Raudhatul Athfal Sekecamatan

    Kaliwungu Kabupaten Semarang Tahun 2017?

    C. Tujuan Penelitian

    Untuk mengetahui kompetensi pedagogic guru Raudhatul Athfal

    Sekecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang tahun 2017

    D. Manfaat Penelitian

    Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yang berarti bagi

    perorangan atau institusi sebagai berikut:

    1. Manfaat Teoritis

    Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi acuan untuk meningkatkan

    mutu pendidikan dan menambah wawasan tentang kompetensi

    pedagogik yang dimiliki oleh guru.

    2. Manfaat Praktis

    a. Dapat menambah dan memperluas wawasan, pengetahuan dan

    pengalaman pendidik dalam memberikan pembelajaran pada

    anak.

  • 8

    b. Dapat memberikan masukan dalam mengembangan kompetensi

    pedagogik guru Raudhatul Athfal yang sesuai dengan kebutuhan

    lembaga agar dapat dijadikan acuan dalam upaya meningkatkan

    kompetensi pedagogik guru. Sehingga proses belajar mengajar

    berlangsung dengan efektif dan efisien dan dapat mencapai tujuan

    yang diharapkan.

    c. Penelitian ini akan memberikan pengalaman serta mengetahui

    kompetensi pedagogik guru Raudhatul Athfal mengenai

    pembelajaran dan pengajaran pada lembaga pendidikan.

    E. Penegasan Istilah

    Untuk menghindari kesalahpahaman penafsiran terhadap judul penelitian

    di atas, maka penulis berusaha menjelaskan dari berbagai istilah pokok yang

    terkandung dalam judul tersebut yaitu:

    1. Kompetensi

    Kompetensi (competency) yaitu kemampuan atau kecakapan.

    Kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan

    yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan (Usman,

    1995:19).

    Kompetensi adalah spesifikasi dari pengetahuan keterampilan, dan

    sikap yang di miliki seseorang serta penerapannya di dalam pekerjaan,

    sesuai dengan standar kinerja yang dibutuhkan oleh lapangan.

  • 9

    2. Kompetensi Pedagogik

    Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola

    pembelajaran peserta didik.Kompetensi pedagogik adalah kemampuan

    guru dalam mengelola proses pembelajaran peserta didik, selain itu

    juga ditunjukkan dalam membantu, membimbing, dan memimpin

    peserta didik (Asmani, 2009: 65).

    Jadi yang dimaksud judul skripsi ini adalah untuk mengetahui

    kemampuan guru dalam hal mengasuh, membimbing, melatih

    kemampuan dan potensi pada anak agar berkembang secara optimal.

    F. Metode Penelitian

    1. Jenis Penelitian dan Pendekatan

    Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu menggunakan

    prosedur penelitian yang menghasilkan data berupa kata-kata tertulis

    atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, disamping

    itu penelitian dilakukan dalam situasi yang wajar (natural setting) dan

    menekankan deskriptif yang artinya penilainnya yang berusaha

    mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yangg terjadi pada

    saat sekarang.

    2. Lokasi Penelitian

    Penelitian ini berlokasi di RA Siwal, RA Jetis, RA Payungan dan RA

    Pager Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang.Waktu penelitian

    mulai tanggal 28 Februari2017 sampai 10 Mei 2017.

  • 10

    3. Sumber Data

    Sumber data dalam penelitian kualitatif, data yang dikumpulkan

    meliputi berbagai macam data yang berhubungan dengan kompetensi

    pedagogik guru raudhatul athfal sekecamatan kaliwungu kabupaten

    semarang. Secara umum data yang dikumpulkan terdiri dari data primer

    dan sekunder.

    a. Data primer (primary data) yaitu data yang dikumpulkan sendiri

    oleh peneliti secara langsung dan informasi di lapangan melalui

    wawancara dan observasi. Berkaitan dengan hal tersebut,

    wawancara dilakukan pada Guru raudhatul athfal dan Kepala

    Sekolah di RA Siwal, RA Pager , RA Jetis, dan RA Payungan yang

    berada di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang.

    b. Data sekunder (secondary data) yaitu data yang diperoleh secara

    tidak langsung dari informan di lapangan seperti dokumentasi foto.

    4. Prosedur Pengumpulan Data

    Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu dengan

    wawancara, test dan dokumentasi.

    a. Wawancara

    Metode ini disebut juga dengan metode interview, yaitu suatu

    metode pengumpulan data yang dilakukan melalui tanya jawab

    secara langsung dengan Margono (2003:165) mengemukakan

    bahwa interview merupakan alat pengumpulan informasi

  • 11

    dengan cara mengajukan pertanyaan secara lisan, untuk di

    jawab secara lisan juga.

    Dalam wawancara secara mendalam ini dilakukan oleh peneliti

    terhadap informan yang menjadi objek dari penelitian ini yaitu

    kepala sekolah, dan guru RA Sekecamatan Kaliwungu

    Kabupaten Semarang.

    b. Test

    Test adalah suatu pertanyaan atau tugas atau seperangkat tugas

    yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang atribut

    pendidikan atau psikologi yang setiap butir pertanyaan atau

    tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang

    dianggap benar (Zainul, 2001:3). Untuk mencapai pengetahuan

    seseorang.

    c. Dokumentasi

    Dalam penelitian kualitatif terdapat sumber data yang berasal

    dari bukan manusia seperti dokumen kepala sekolah dan

    dokumen guru.Menurut Arikunto (2000:234) metode

    dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variasi

    yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,

    prestasi, notulen, raport, dan sebagainya.Dokumen yang

    diperlukan dalam penelitian ini berupa hasil uji kompetensi

    berupa test.

  • 12

    5. Pengecekan KeabsahanData

    Penelitian ini menggunakan triangulasi. Menurut Moleong

    triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

    memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu, untuk keperluan

    pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong,

    2011:330). Dengan demikian terdapat dua triagulasi yaitu:

    a. Triangulasi Sumber

    Triagulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data

    yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data dari

    beberapa sumber tersebut dideskripsikan, dikategorikan, mana

    pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana spesifik dari

    tiga sumber tersebut. Data yang telah dianalisis oleh peneliti

    sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya

    dimintakan kesepakatan (memberi chek) dengan tiga sumber

    tersebut (Sugiyono, 2013:127).

    Teknik ini bertujuan untuk mengetahui keabsahan

    penelitian melalui wawancara langsung kepada sumber-sumber

    yang terkait.

    b. Triangulasi Metode

    Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data yang

    dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang

    sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh

    dengan wawancara, lalu dicek dengan test, dan dokumentasi.

  • 13

    Bila dengan ketiga teknik penguji tersebut menghasilkan data

    yang berbeda-beda maka peneliti melakukan diskusi lebih

    lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain.

    Untuk memastikan data mana yang dianggap benar.Atau

    mungkin semuanya benar.Karena sudut pandangnya berbeda-

    beda (sugiyono, 2013:127).

    Teknik ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan

    sumber-sumber penelitian melalui test, yang sebelumnya sudah

    dilakukan wawancara.

    6. Tahap-Tahap Penelitian

    Moleong (2009:127) mengemukakan bahan pelaksanaan penelitian

    ada empat tahap yaitu; tahap sebelum kelapangan, tahap pekerjaan

    lapangan, tahap analisis data dan tahap penulisan laporan. Dalam

    penelitian ini tahap yang ditempuh sebagai berikut:

    a. Tahap Sebelum Kelapangan

    Tahap ini meliputi kegiatan penentuan fokus, penyesuaian

    paradigma dengan teori, penjajakan alat peneliti, mencakup

    observasi lapangan dan permohonan ijin kepada subjek yang

    diteliti, konsultasi fokus penelitian dan penyusunan.

    b. Tahap Pekerjaan Lapangan

    Tahap ini meliputi megumpulkan bahan-bahan yang

    berkaitan dengan kompetensi pedagogik guru raudhatul Athfal

    di Kecamatan Kaliwungu. Data tersebut diperoleh dengan

  • 14

    wawancara, test dan dokumentasi dengan cara melihat proses

    pembelajaran secara langsung di RA – RA yang ada di

    Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang.

    c. Tahap Analisis Data

    Tahap ini meliputi analisis data baik yang diperoleh melalui

    wawancara, test, maupun dokumentasi. Kemudian dilakukan

    penafsiran data sesuai dengan konteks permasalahan yang

    diteliti selanjutnya melakukan pengecekkan keabsahan data

    dengan cara mengecek sumber data yang didapat dan metode

    perolehan data sehingga data benar-benar valid sebagai dasar

    dan bahan untuk memberikan makna dan yang merupakan

    proses penentuan dalam memahami konteks penelitian yang

    sedang diteliti.

    d. Tahap Penulisan Laporan

    Tahap ini meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian

    dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai

    pemberian makna data. Setelah itu melakukan konsultasi hasil

    penelitian dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan

    perbaikan dan saran-saran demi hasil bimbingan tersebut

    dengan penulisan yang lebih sempurna.

    G. Sistematika Penulisan Laporan

    Untuk mempermudah penyusunan laporan penelitian ini, penulisan

    mencoba membagi laporan kedalam beberapa bab diantaranya:

  • 15

    BAB I PENDAHULUAN

    Pada bab pendahuluan ini berisi latar belakang masalah,

    rumusan masalah, tujuan penelitian,manfaat penelitian,

    penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika

    penelitian

    BAB II KAJIAN TEORI

    Dalam bab ini akan diuraikan mengenai:

    A. Kompetensi Pedagogik Guru

    1. Pengertian Kompetensi

    2. Pengertian Kompetensi Pedagogik

    3. Indikator Kompetensi Pedagogik Guru

    4. Standar Kompetensi Guru Pendidikan Anak Usia

    Dini

    B. Kompetensi Guru PIAUD

    1. Kompetensi Guru PIAUD

    2. Upaya Peningkatan Kompetensi Pedagogik dalam

    Proses Belajar Mengajar

    BAB III PAPARAN DAN TEMUAN PENELITIAN

    Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal mengenai:

    A. I. Letak Geografis Raudhatul Athfal seKecamatan

    Kaliwungu

  • 16

    II. Gambaran Informan

    B. Temuan Penelitian

    1. Kompetensi Pedagogik Guru RA Sekecamatan

    Kaliwungu

    2. Upaya Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru

    RA Sekecamatan Kaliwungu

    BAB IV PEMBAHASAN

    A. Kompetensi Pedagogik Guru Raudhatul Athfal di

    Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang

    B. Upaya Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru

    Raudhatul Athfal di Kecamatan Kaliwungu

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan

    B. Saran-saran

  • 17

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Kompetensi Pedagogik Guru

    1. Pengertian Kompetensi

    Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan

    nasional.Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan

    kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual, mengembangkan

    kesehatan dan akhlak mulia. Membentuk peserta didik yang

    mempunyai kreativitas, keterampilan, kemandirian dalam mewujudkan

    dan mencapai tujuan pendidikan serta pemecahan masalah. Dalam

    pendidikan sangat dibutuhkan seorang guru yang mempunyai dan

    menguasai empat kompetensi guru.

    Guru merupakan seseorang yang memiliki tugas utama mengajar,

    mengarahkan, membimbing dan mengevaluasi peserta didik dalam

    pendidikan formal dan non formal. Guru adalah orang yang sangat

    berpengaruh dalam proses belajar mengajar oleh karena itu guru harus

    betul-betul membawa siswanya kepada tujuan yang ingin dicapai.

    Guru harus mampu mempengaruhi siswanya, mempunyai pandangan

    luas, dan kriteria seorang guru adalah harus memiliki kewibawaan

    (Cece Wijaya, dkk 1991).

    Seorang guru pada hakekatnya orang yang mempunyai dan

    memikul tanggung jawab dan menimbang peserta didik. Guru ialah

    tugas lapangan dalam pendidikan yang selalu bergaul secara langsung

  • 18

    dengan murid dan objek pokok dalam pendidikan karena itu seorang

    guru haus memenuhi berbagai persyaratan yang telah ditentukan.

    Secara umum dapat diartikan guru adalah orang yang bertanggung

    jawab, guru bukan hanya ada di sekolah tetapi bisa dimana saja mereka

    berada.

    Guru berperan sebagai orang tua sekaligus pendidik bagi orang-

    orang disekitarnya. Pandangan pendapat atau buah fikiran itu sering

    menjadi tolak ukur atau pedoman kebenaran bagi orang-orang di

    sekitarnya karena guru dianggap memiliki pengetahuan yang lebih luas

    dan lebih mendalam dalam berbagai hal.

    Dari beberapa pendapat para pakar dapat diketahui bahwa

    perbedaan pokok antara profesi guru dengan profesi lainnya terletak

    dalam tugas dan tanggung jawabnya. Tugas dan tanggung jawab guru

    erat kaitanya dengan kemampuan yang disyaratkan untuk mengemban

    profesi guru tersebut. Kemampuan dasar itu adalah kompetensi yang

    harus dimiliki oleh seorang guru.

    Kompetensi berarti kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan

    atau memutuskan sesuatu hal. Sedangkan dalam Undang-Undang

    Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen

    dijelaskan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,

    keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai

    oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan

    (Depdikbud, 1996:516).

  • 19

    Profesional tidak dapat terlepas dari kompetensi, karena

    professional dan kompetensi merupakan dua kata yang saling

    melengkapi dan keterkaitan. Kompetensi harus dan mutlak dimiliki

    oleh seseorang dalam melaksanakan pekerjaan yang bersifat

    professional karena professional akan dimiliki apabila seseorang itu

    memiliki kompetensi sesuai dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun

    1999 tentang pokok-pokok kepegawaian ditegaskan bahwa

    pengangkatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam suatu jabatan

    berdasarkan prinsip professional sesuai dengan kompetensi, prestasi

    kerja dan jenjang pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu serta

    syarat objektif lainya tanpa membedakan jenis kelamin, suku, ras,

    agama, dan golongan.

    Kompetensi merupakan suatu kepribadian yang dimiliki seseorang

    yang didalamnya terdapat kemampuan pribadi atau sikap dan

    pengetahuan yang dapat diukur dan diamati dalam kinerja seseorang.

    Menurut kamus besar bahasa Indonesia kompetensi berarti kekuasaan

    untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal. Pengertian dasar

    kompetensi (competency) yakni kemampuan atau kecakapan.

    Kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai

    tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang

    diharapkan.Kompetensi adalah spesifikasi dari pengetahuan

    keterampilan, dan sikap yang dimiliki seseorang serta penerapanya

    didalam pekerjaan, sesuai dengan standar kinerjanya.

  • 20

    Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan

    pengetahuan, keterampilan, maupun sikap professional dalam

    menjalankan tugasnya. Oleh sebab itu standar kompetensi guru dapat

    diartikan sebagai suatu pernyataan tentang kriteria yang

    dipersyaratkan, ditetapkan dan disepakati bersama dalam bentuk

    pengetahuan, keterampilan dan sikap bagi seorang tenaga

    kependidikan sehingga layak disebut kompeten.

    Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 Tahun 2007 tentang

    sertifikasi guru dalam jabatan dijelaskan bahwa kompetensi yang harus

    dimiliki oleh guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi

    kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi professional yang

    diperoleh melalui pendidik profesi. Kompetensi guru tersebut bersifat

    menyeluruh dan merupakan satu kesatuan yang satu sama lain saling

    berhubungan dan saling mendukung. Menurut Gordon (dalam E

    Mulyasa, 2007:38) menyebutkan bahwa ada enam aspek yang

    terkandung dalam konsep kompetensi yaitu sebagai berikut:

    a. Pengetahuan (knowledge), yaitu kesadaran dalam bidang

    kognitif, misalnya seorang guru mengetahui cara melakukan

    identifikasi kebutuhan belajar, dan bagaimana melakukan

    pembelajaran terhadap peserta didik sesuai dengan

    kebutuhanya .

    b. Pemahaman (Understanding), yaitukedalaman kognitif dan

    afektif yang dimiliki oleh individu, misalnya seorang guru yang

  • 21

    akan melaksanakan pembelajaran harus memiliki pemahaman

    yang baik tentang karakteristik dan kondisi peserta didik, agar

    melaksanakn pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien.

    c. Kemampuan (Skill) adalah suatu yang dimiliki oleh individu

    untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan

    kepadanya. Misalnya kemampuan guru dalam memilih dan

    membuat alat peraga sederhana untuk memberikan kemudahan

    belajar kepada peserta didik.

    d. Nilai (Value) adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini

    dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang,

    misalnya standar perilaku guru dalam pembelajaran ( kejujuran,

    keterbukaan, demokratis dan lain-lain).

    e. Sikap (Attitude), yaitu perasaan ( senang, tak senang, suka tidak

    suka), atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari

    luar, reaksi terhadap krisis ekonomi, perasaan terhadap

    kenaikan gaji dan lain-lain.

    f. Minat (Interest), adalah kecenderungan seseorang untuk

    melakukan sesuatu perbuatan, misalnya minat untuk

    melakukan sesuatu atau untuk mempelajari sesuatu.

    Dari keenam aspek yang terdapat di dalam konsep kompetensi

    diatas jika dielajari secara mendalam mencakup empat bidang

    kompetensi yang pokok bagi seorang guru yaitu kompetensi

    pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan

  • 22

    kompetensi professional dari keempat jenis kompetensi tersebut harus

    sepenuhnya dikuasai oleh guru. Guru yang memiliki kompetensi

    pedagogik akan dapat mengelola pembelajaran dengan lebih baik,

    sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan

    tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

    Kegiatan belajar mengajar penyampaian ilmu atau materi kepada

    anak didik perlu menggunakan metode yang tepat dan disesuaikan

    dengan keadaan anak serta proses pembelajaran yang efektif agar ilmu

    atau materi yang ingin disampaikan dan diberikan kepada anak didik

    dapat diterima dan diserap dengan baik dan maksimal sehingga tujuan

    pendidikan yang diinginkan dalam pembelajaran dapat tercapai. Untuk

    itu, kompetensi guru khususnya dalam pengelolaan pembelajaran

    memiliki peranan yang sangat penting.

    Guru memegang peran penting yang sangat berpengaruh dalam

    proses belajar mengajar. Oleh sebab itu, guru harus benar-benar bisa

    membawa siswanya pada tujuan yang ingin dicapai. Guru mampu

    mempengaruhi sisanya. Guru berpandangan luas dan kriteria bagi

    seorang guru ialah memiliki kewibawaan (Cece Wijaya, dkk,

    1991:29).

    Sesuai dengan tuntutan zaman yang modern ini sebagai guru berani

    merubah dan menyempurnakan dirinya. Kesadaran akan kompetensi

    menjadi tuntutan tanggung jawab berat bagi seorang guru maka guru

  • 23

    harus berani menghadapi tantangan dan masalah dalam tugas maupun

    lingkungannya yang akan berpengaruh bagi perkembangan pribadinya.

    Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa seorang guru

    pada hakikatnya merupakan orang yang mempunyai dan memikul

    tanggung jawab untuk mengajar dan membimbing peserta

    didik.Perbedaan pokok antara profesi guru dengan profesi lainnya

    terletak dalam tugas dan tanggung jawabnya.Tugas dan tanggung

    jawab guru erat kaitannya dengan kemampuan yang disyaratkan untuk

    mengemban profesi guru tersebut.Kemampuan dasar itu adalah

    kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru.Kompetensi tersebut

    meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi

    profesional, dan kompetensi sosial.

    2. Pengertian Kompetensi Pedagogik

    Kompetensi dalam bahasa Indonesia merupakan serapan dari

    bahasa Inggris, competence yang berarti kecakapan dan kemampuan

    (Musfah, 2011: 27).

    Broke and Stone juga menemukakan bahwa kompetensi guru

    sebagai descriptive of qualititative nature of teacher behavior appears

    to be entirely meaningful, yang berarti kompetensi guru merupakan

    gambaran kualitatif tentang hakikat perilaku guru yang penuh arti.

    Meshane dan Glinow menjelaskan bahwa competences adalah

    keterampilan, pengetahuan, bakat, nilai-nilai, pengarah dan

  • 24

    karakteristik pribadi lainnya yang mendorong kearah performansi

    unggul.

    Guru diharapkan punya wawasan yang luas. Dalam Standar

    Nasional pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir a dikemukakan

    bahwa yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah

    kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik meliputi

    pemahaman terhadadap peserta didik, perancangan dan pelaksanan,

    pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik

    untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

    Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam

    pengelolaan pembelajaran peserta didik, menurut Mulyasa sekurang –

    kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut:

    a. Pemahaman Wawasan dan Landasan Kependidikan

    Guru sebagai tenaga pendidik yang sekaligus memiliki peran

    penting dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di negara

    ini, terlebih dahulu harus mengetahui dan memahami wawasan

    dan landasan kependidikan sebagai pengetahuan dasar.

    Pengetahuan awal tentang wawasan dan landasan pemahaman

    terhadap peserta didik.Kependidikan ini dapat diperoleh ketika

    guru mengalami pendidikan keguruan di perguruan tinggi.

    b. Pemahaman Terhadap Peserta Didik

    Anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh

    dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan

  • 25

    kegiatan pendidikan. Tujuan guru mengenal murid-muridnya

    adalah agar guru dapat membantu pertumbuhan dan

    perkembangannya. Secara efektif, selain itu guru dapat

    menentukan dengan seksama bahan-bahan yang akan

    diberikan, menggunakan prosedur mengajar yang serasi,

    mengadakan diagnosis atas kesulitan belajar yang dialami oleh

    murid, membantu murid-murid mengatasi masalah-masalah

    pribadi dan sosial, mengatur disiplin kelas dengan baik,

    melayani perbedaan-perbedaan individual murid, dan kegiatan-

    kegiatan guru lainnya yang berkaitan dengan individu murid.

    Guru memberikan perhatian khusus pada perbedaan individual

    anak didik, antara lain:

    1) Perbedaan biologis, yang meliputi jenis kelamin, bentuk

    tubuh, warna rambut, warna kulit, mata, sebagainya.

    Semua itu adalah cirri-ciri individu anak didik yang

    dibawa sejak lahir. Aspek biologis lainnya adalah hal –

    hal yang menyangkut kesehatan anak didik baik

    penyakit yang di derita maupun cacat yang dapat

    berpengaruh terhadap pengelolaan kelas dan

    pengelolaan pengajaran.

    2) Perbedaan intelektual, setiap anak memiliki intelegensi

    yang berlainan, perbedaan individual dalam bidang

    intelektual ini perlu diketahui dan di pahami guru

  • 26

    terutama dalam hubungannya dengan pengelompokkan

    anak didik dan kelas. Intelegensi adalah kemampuan

    untuk memahami dan beradaptasi dengan situasi yang

    baru dengan cepat dan efektif. Kemampuan untuk

    menggunakan konsep yang abstrak secara efektif dan

    kemampuan untuk memahami hubungan dan

    mempelajarinya dengan cepat.

    3) Perbedaan psikologis, perbedaan aspek psikologis tidak

    dapat di hindari disebabkan pembawaan dan lingkungan

    untuk anak didik yang berlainan memunculkan karakter

    berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Untuk

    memahami jiwa anak didik, guru dapat melakukan

    pendekatan kepada anak didik secara individual untuk

    menciptakan keakraban. Anak didik merasa

    diperhatikan dan guru dapat mengenal anak didik

    sebagai individu.

    c. Pengembangan Kurikulum atau Silabus

    Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan

    mengenal tujuan, isi, dan bahan pembelajaran, serta cara yang

    digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pembelajan untuk

    mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan silabus adalah

    seperangkat rencana dan pengaturan untuk membantu

    mengembangkan seluruh potensi, yang meliputi kemampuan

  • 27

    fisik, intelektual, emosional, moral agama, serta optimal dalam

    lingkungan yang kondusif, demokratis, dan kooperatif. Dalam

    proses belajar mengajar kemampuan guru dalam

    mengembangkan kurikulum atau silabus sesuai dengan

    kebutuhan peserta didik sangat penting agar pembelajaran

    dapat berlangsung secara efektif dan menyenangkan.

    d. Perencanaan Pembelajaran

    Perancangan pembelajaran merupakan salah satu

    kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru, yang akan

    bermuara pada pelaksanaan pembelajaran. Perancangan

    pembelajaran sedikitnya mencakup tiga kegiatan, yaitu:

    1) Identifikasi Kebutuhan

    Kebutuhan merupakan kesenjangan antara apa yang

    seharusnya dengan kondisi yang sebenarnya atau sesuatu

    yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan. Identifikasi

    kebutuhan bertujuan antara lain untuk melibatkan dan

    memotivasi peserta didik agar kegiatan belajar dirasakan

    sebagai bagian dari kehidupan dan mereka merasa

    memilikinya.

    2) Identifikasi Kompetensi

    Kompetensi merupakan suatu yang ingin dimiliki oleh

    peserta didik dan merupakan komponen utama yang harus

    dirumuskan dalam pembelajaran.Penilaian pencapaian

  • 28

    kompetensi perlu dilakukan secara objektif, berdasarkan

    kinerja peserta didikdengan bukti penguasaan mereka

    terhadap suatu kompetensi sebagai hasil belajar.

    3) Penyusunan Program Pembelajaran

    Penyusunan program pembelajaran akan bermuara pada

    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sebagai produk

    program pembelajaran jangka pendek yang mencakup

    komponen program kegiatan belajar dan proses

    pelaksanaan program. Komponen program mencakup

    kompetensi dasar, materi, standar, metode dan teknik,

    media dan sumber belajar, waktu belajar, dan daya dukung

    lainnya. Dengan demikian rancana pelaksanaan

    pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu sistem

    yang terdiri atas komponen – komponen yang saling

    berhubungan serta berinteraksi satu sama lain dan memuat

    langkah-langkah pelaksanaannya untuk mencapai tujuan

    atau membentuk kompetensi.

    e. Pelaksanaan Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis

    Pelaksanaan pembelajaran sebagian besar dianggap gagal

    disebabkan oleh penerapan metode pendidikan konvensional

    anti dialog, oleh karena itu salah satu kompetensi pedagogik

    yang harus dimiliki guru seperti dirumuskan dalam SNP

    berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran.Hal tersebut

  • 29

    ditegaskan kembali dalam rencana peraturan pemerintah

    tentang guru bahwa guru harus memiliki kompetensi untuk

    melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Hal

    ini berarti pelaksanaan pembelajaran harus berangkat dari

    proses dialogis antar sesama subyek pembelajaran, sehingga

    melahirkan pemikiran sejati. Secara umum pelaksanaan

    pembelajaran meliputi:

    1) Program Tahunan

    2) Program Semester

    3) Rencana Kegiatan Mingguan

    4) Rencana Kegiatan Harian

    f. Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran

    Fasilitas pendidikan pada umumnya mencakup sumber

    belajar, sarana dan prasarana penunjang lainnya.Sehingga

    peningkatan fasilitas pendidikan harus ditentukan pada

    peningkatan sumber-sumber belajar baik kualitas maupun

    kuantitasnya.Sejalan dengan perkembangan teknologi

    pendidikan dewasa ini. Perkembangan sumber-sumber belajar

    ini memungkinkan peserta didik belajar tanpa batas tidak hanya

    di ruang kelas, tetapi bisa di laboratorium, perpustakaan, di

    rumah dan di tempat lain.

    Kecanggihan teknologi pembelajaran bukan suatu syarat

    untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.Karena

  • 30

    bagaimanapun canggihnya teknologi, tetap saja tidak bisa

    diteladani, sehingga hanya efektif dan efisien untuk menyajikan

    materi yang bersifat pengetahuan. Jika dihadapkan pada aspek

    kemanusiaan, maka kecanggihan teknologi pembelajaan akan

    nampak kekurangannya,

    Bagaimanapun mendidik peserta didik adalah

    mengembangkan potensi kemanusiaannya, seperti nilai-nilai

    keagamaan, keindahan,, ekonomi, pengetahuan, teknologi,

    sosial dan kecerdasan. Teknologi merupakan sarana untuk

    membantu memudahkan pencapaian penyajian data informasi,

    materi pembelajaran dan variasi budaya.

    g. Pengembangan Peserta Didik untuk Mengaktualisasikan

    Berbagai Potensi yang Dimilikinya.

    Seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang telah

    demikian pesat, guru tidak lagi hanya bertindak sebagai penyaji

    informasi tetapi juga harus mampu bertindak sebagai fasilitator,

    motivator, dan pembimbing yang lebih banyak memberikan

    kesempatan kepada peserta didik untuk mencari dan mengelola

    sendiri informasi. Menurut Joni dan Mertodihardjo melalui

    proyek pengembangan pendidikan guru (P3G) menguraikan

    komponen kompetensi guru yaitu:

  • 31

    1) Menguasai Bahan

    a) Menguasai bahan pelajaran

    b) Menguasai bahan pendalaman atau aplikasi bidang

    studi

    2) Mengelola Pembelajaran

    a) Merumuskan tujuan pembelajaran

    b) Menguasai dan dapat menggunakan metode

    pembelajaran

    c) Memilih dan menyusun program pembelajaran

    d) Melaksanakan pembelajaran

    e) Mengenal kemampuan peserta didik

    f) Merencanakan dan melaksanakan pembelajaran

    remedial.

    3) Mengelola Kelas

    a) Mengatur tata ruang kelas untuk pembelajaran

    b) Mengatur iklim pembelajaran yang serasi

    4) Menggunakan Media atau Sumber

    a) Memilih dan menggunakan media

    b) Membuat alat-alat bantu pembelajaran

    c) Menggunakan, mengelola, dan mengembangkan

    laboratorium untuk pembelajaran

    d) Menggunakan perpustakaan untuk pembelajaran

  • 32

    e) Menggunakan micro-teaching unit dalam program

    pengalaman lapangan

    5) Menguasai landasan kependidikan

    6) Mengelola interaksi pembelajaran

    7) Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran

    8) Mengenal fungsi program pelayanan bimbingan dan

    penyuluhan serta menyelenggarakannya

    9) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah

    10) Memahami prinsip-prisip dan mentafsirkan hasil-hasil

    penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran

    Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi

    merupakan hal yang mutlak harus di miliki oleh seorang pendidik yang

    mencakup komponen kompetensi guru.

    3. Indikator Kompetensi Pedagogik Guru

    Seorang guru professional merupakan orang yang memiliki

    kemampuan dan keahlian dalam bidang keguruan atau dengan kata

    lain ia telah terdidik dan terlatih bukan hanya memperoleh pendidikan

    formal saja akan tetapi juga harus menguasai berbagai strategi atau

    teknik di dalam kegitan belajar mengajar serta menguasai landasan-

    landasan kependidikan seperti yang tercantum dalam kompetensi

    guru(Usman, 1995:15).

    Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

    Nasional Pendidikan (dalam Murfah, 2011:30) merumuskan empat

  • 33

    jenis kompetensi guru, yaitu (1) Kompetensi pedagogik, (2)

    Kompetensi kepribadian, (3) Kompetensi professional, (4) Kompetensi

    sosial.

    Menyebutkan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan

    seseorang pendidik dalam mengelola pembelajaran peserta didik (A.

    Fatah Yasin, 2008:73-75) yang meliputi:

    a. Kemampuan dalam memahami peserta didik, dengan indikator

    antara lain :

    1) Memahami karakteristik perkembangan peserta didik,

    seperti memahami tingkat kognisi peserta didik sesuai

    dengan usianya

    2) Memahami prinsip-prinsip perkembangan kepribadian

    peserta didik, mengenali tahapan-tahapan perkembangan

    kepribadian peserta didik

    3) Mampu mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik,

    mengenali perbedaan potensi yang dimiliki peserta didik

    b. Kemampuan dalam membuat rancangan pembelajaran, dengan

    indikator antara lain:

    1) Mampu merancang pengorganisasian bahan pembelajaran,

    seperti mampu menelaah dan menjabarkan matero yang

    tercantum dalam kurikulum, maupun memiliki bahan ajar

    yang sesuai dengan materi, mampu menggunakan sumber

    belajar yang memadai

  • 34

    2) Mampu merencanakan pengelolaan pembelajaran, seperti

    merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sesuai

    dengan kompetensi yang ingin dicapai, memilih jenis

    strategi atau metode pembelajaran yang cocok, menentukan

    langkah-langkah pembelajaran, menentukan cara yang

    dapat digunakan untuk memotivasi peserta didik

    3) Mampu merencanakan pengelolaan kelas seperti penataan

    ruang tempat duduk peserta didik mengalokasikan waktu

    dan lain-lain

    4) Mampu merencanakan penggunaan media dan sarana yang

    bisa digunakan untuk mempermudah pencapaian

    kompetensi

    5) Mampu merencanakan model penilaian prosedur

    pembelajaran, seperti manentukan bentuk, prosedur, dan

    alat penilaian.

    c. Kemampuan melaksanakan pembelajaran, dengan indikator

    antara lain:

    1) Mampu menerapkan keterampilan dasar mengajar, seperti

    membuka pelajaran, menjelaskan, pola variasi, bertanya,

    memberi penguatan dan menutup pelajaran

    2) Mampu menerapkan berbagai jenis model pendekatan,

    strategi atau metode pembelajaran, seperti aktif learning,

    pembelajaran portofolio, pembelajaran kontektual

  • 35

    3) Mampu menguasai kelas, seperti mengaktifkan peserta

    didik dalam bertanya, mampu menjawab dan mengarahkan

    pertanyaan siswa, kerja kelompok, kerja mandiri

    4) Mampu mengukur tingkat ketercapaian kompetensi peserta

    didik selama proses pembelajaran berlangsung

    d. Kemampuan dalam mengevaluasi hasil belajar, dengan

    indikator antara lain:

    1) Mampu merancang dan melaksanakan assement, seperti

    memahami prinsip-prinsip assement, mampu menyusun

    macam-macam instrumen evaluasi pembelajaran, mampu

    melaksanakan evaluasi

    2) Mampu menganalisis hasil assement, seperti mampu

    mengelola hasil evaluasi pembelajaran, mampu mengenali

    karakteristik instrumen evaluasi dalam proses perbaikan

    instrumen evaluasi

    3) Mampu memanfaatkan hasil assement untuk perbaikan

    kualitas pembelajaran selanjutnya, seperti memanfaatkan

    hasil analsis instrumen evaluasi dalam proses perbaikan

    instrumen evauasi, dan mampu memberikan umpan balik

    terhadap perbaikan perencanann, pelaksanaan dan evaluasi

    pembelajaran

  • 36

    e. Kemampuan dalam mengembangkan peserta didik untuk

    mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya, dengan

    indikator antara lain:

    1) Memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan potensi

    akademik, seperti menyalurkan potensi akademik peserta

    didik sesuai dengan kemampuannya, mampu mengarahkan

    dan mengambangkan potensi akademik peserta didik

    2) Mampu memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan

    potensi non akademik seperti menyalurkan potensi non

    akademik peserta didik dengan kemampuannya mampu

    mengarahkan dan mengembangkan potensi non akademik

    peserta didik

    Salt Lake City (dalam Egar, 2012: 24-25) mengembangkan

    potensi guru yang :

    1) Mampu menentukan standar harapan kinerja siswa dengan

    melakukan evaluasi diagnostik, menetapkan standar

    harapan sesuai dengan jenjangnya, menentukan kebutuhan

    individual siswa, tujuan harapan untuk pencapaian prestasi

    siswa dan melakukan evaluasi

    2) Mampu menyediakan lingkungan belajar sesuai dengan

    ketersediaan sumber personil, ketersediaan berbagai ragam

    sumber dan materi belajar, organisasi dalam proses belajar,

    sikap positif terhadap siswa, memberikan contoh sikap

  • 37

    bahwa semua siswa dapat belajar, guru menunjukkan sikap

    antusias dan komitmennya untuk mata pelajaran yang

    diampunya dan perilaku siswa yang menggambarkan

    penerima pengalaman belajar

    3) Mendemonstrasikan pengawasan siswa dengan tepat

    dengan memberikan bukti bahwa siswa mengetahui apa

    yang harus dilakukan, bukti bahwa siswa bekerja

    melakukan tugasnya, menunjukkan kejujuran, penerimaan,

    respek dan keluwesan, melakukan pengawasan secara tepat

    dalam situasi sulit, dan mengantisipasi serta menghindarkan

    dari krisis

    4) Mendemonstrasikan secara tepat strategi pembelajaran

    dengan tehnik yang tepat, sesuai dengan taraf belajar,

    menyesuaikan tehnik untuk berbagai gaya belajar

    mempergunakan tehnik untuk mengajarkan konsep atau

    keterampilan khusus, memberikan arahan dengan jelas,

    padat, berisi dan tepat untuk berbagai taraf belajar,

    membangun komunikasi dua arah dengan siswa dan

    mempergunakan umpan balik untuk menentukan strategi

    belajar, menunjukkan maksud tujuan yang telah ditentukan

    dan memberikan bukti evektifitas pembelajaran

    Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi

    pedagogik merupakan kemampuan guru dalam mengelola

  • 38

    pembelajaran peserta didik. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan

    mengelola pembelajaran peserta didik meliputi pemahaman, wawasan

    dan landasan pendidik, pemahaman terhadap peserta didik,

    pengembangan kurikulum atau silabus, perancangan pembelajaran,

    melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, pemanfaatan

    teknologi pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan

    peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

    dimilikinya.

    4. Standar Kompetensi Guru Pendidikan Anak Usia Dini

    Pendidik anak usia dini adalah seorang professional yang

    mempunyai tugas merencanakan, melakasanakan progra pembelajaran,

    dan menilai hasil pembelajaran, serta melakukan bimbingan,

    pengasuhan dan perlindungan kepada anak didik. Peraturan Menteri

    Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 mengamanatkan bahwa

    setiap guru pada satuan pendidikan Taman Kanak-Kanak atau

    Pendidikan Anak Usia Dini harus memiliki standar kompetensi guru.

    Adapun standar kompetensi guru Taman Kanak-Kanak atau

    Pendidikan Anak Usia Dini meliputi:

    a. Kompetensi Kepribadian

    b. Kompetensi Profesional

    c. Kompetensi Pedagogik

    d. Kompetensi Sosial

  • 39

    Berikut standar kompetensi yang harus dimiliki Pendidikan Anak

    Usia Dini menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58

    Tahun 2009 :

    Tabel1

    Standar Kompetensi Guru PAUD

    Kompetensi /Sub Kompetensi Indikator

    1. Kompetensi Kepribadian

    1.1.Bersikap dan berperilaku sesuai

    dengan kebutuhan psikologis

    anak.

    1.1.1. Menyayangi anak secara

    tulus

    1.1.2. Berperilaku sabar, tenang,

    ceria, serta penuh perhatian.

    1.1.3. Memiliki kepekaan,

    responsive dan humoris

    terhadap perilaku anak.

    1.1.4. Menampilkan diri sebgai

    pribadi yang dewasa, arif,

    dan bijaksana.

    1.1.5. Berpenampilan bersih,

    sehat, dan rapi.

    1.1.6. Berperilaku sopan santun,

    menghargai, dan melindungi

    anak.

  • 40

    1.2. Bersikap dan berperilaku sesuai

    dengan norma agama, budaya

    dan keyakinan anak

    1.2.1. Menghargai peserta didik

    tanpa membedakan

    keyakinan yang dianut,

    suku, budaya, dan jender.

    1.2.2. Bersikap sesuai dengan

    norma agama yang dianut,

    hukum, dan norma sosial

    yang berlaku dalam

    masyarakat.

    1.2.3. Mengembangkan sikap anak

    didik untuk menghargai

    agama dan budaya lain.

    1.3.Menampilkan diri sebagai

    pribadi yang berbudi pekerti

    luhur.

    1.3.1. Berperilaku jujur

    1.3.2. Bertanggungjawab terhadap

    tugas.

    1.3.3. Berperilaku sebagai teladan.

    2. Kompetensi Professional

    2.1. Memahami tahap perkembangan

    anak

    2.1.1. Memahami kesinambungan

    tingkat perkembangan anak usia

    0-6 tahun.

    2.1.2. Memahami standar tingkat

    pencapaian perkembangan anak.

  • 41

    2.1.3. Memahami bahwa setiap anak

    mempunyai tingkat kecepatan

    pencapaian perkembangan yang

    berbeda.

    2.1.4. Memahami faktor penghambat

    dan pendukung, tingkat

    pencapaian perkembangan.

    2.2. Memahami pertumbuhan dan

    perkembangan anak

    2.2.1. Memahami aspek-aspek

    perkembangan fisik motorik,

    kognitif, bahasa, sosial-

    emosional, dan moral agama.

    2.2.2. Memahami faktor-faktor yang

    menghambat dan mendukung

    aspek-aspek perkembangan di

    atas.

    2.2.3. Memahami tanda-tanda

    kelainan pada tiap aspek

    perkembangan anak.

    2.2.4. Mengenal kebutuhan gizi anak

    sesuai dengan manusia.

    2.2.5. Memahami cara memantau

    nutrisi, kesehatan dan

    keselamatan anak.

  • 42

    2.2.6. Mengetahui pola asuh yang

    sesuai dengan usia anak.

    2.2.7. Mengenal keunikan anak.

    2.3. Memahami pemberian

    rangsangan pendidikan,

    pengasuhan, dan perlindungan

    2.3.1. Mengenal cara-cara pemberian

    rangsangan dalam pendidikan,

    pengasuhan, dan perlindungan

    secara umum.

    2.3.2. Memiliki keterampilan dalam

    melakukan pemberian

    rangsangan pada setiap aspek

    perkembangan.

    2.4. Membangun kerjasama dengan

    orangtua dalam pendidikan,

    pengasuhan, dan perlindungan

    anak.

    2.4.1. Mengenal faktor-faktor

    pengasuhan anak, sosial

    ekonomi keluarga, dan sosial

    kemasyarakatan yang

    mendukung dan menghambat

    perkembangan anak.

    2.4.2. Mengkomunikasikan program

    lembaga (pendidikan,

    pengasuhan, dan perlindungan

    anak) kepada orang tua.

    2.4.3. Meningkatkan keterlibatan

    orang tua dalam program di

  • 43

    lembaga.

    2.4.4. Meningkatkan kesinambungan

    program lembaga dengan

    lingkungan keluarga.

    3. Kompetensi pedagogik

    3.1.Merencanakan kegiatan

    program pendidikan,

    pengasuhan, dan perlindungan

    3.1.1. Menyusun rencana kegiatan

    tahunan, semesteran,

    bulanan, mingguan, harian.

    3.1.2. Menetapkan kegiatan

    bermain yang mendukung

    tingkat pencapaian

    perkembangan anak.

    3.1.3. Merencanakan kegiatan

    yang disusun berdasarkan

    kelompok usia.

    3.2.Melaksanakan proses

    pendidikan, pengasuhan, dan

    perlindungan.

    3.2.1. Mengelola kegiatan sesuai

    dengan rencana yang

    disusun berdasarkan

    kelompok usia.

    3.2.2. Menggunakan metode

    pembelajaran melalui

  • 44

    bermain sesuai dengan

    karakteristik anak.

    3.2.3. Memilih dan menggunakan

    media yang sesuai dengan

    kegiatan dan kondisi anak.

    3.2.4. Memberikan motivasi untu

    meningkatkan keterlibatan

    anak dalam kegiatan.

    3.2.5. Memberikan bimbingan

    sesuai dengan kebutuhan

    anak.

    3.3.Melaksanakan penilaian

    terhadap proses dan hasil

    pendidikan, pengasuhan, dan

    perlindungan.

    3.3.1. Memilih cara-cara penilaian

    yang sesuai dengan tujuan

    yang akan dicapai.

    3.3.2. Melakukan kegiatan

    penilaian sesuai dengan

    cara-cara yang telah

    ditetapkan.

    3.3.3. Mengolah hasil penilaian.

    3.3.4. Menggunakan hasil-hasil

    penilaian untuk berbagai

    kepentingan pendidikan.

    3.3.5. Mendokumentasikan hasil-

  • 45

    hasil penilaian.

    4. Kompetensi Sosial

    4.1.Beradaptasi dengan lingkungan.

    4.1.1. Menyesuaikan diri dengan

    teman sejawat.

    4.1.2. Menaati aturan lembaga.

    4.1.3. Menyesuaikan diri dengan

    masyarakat sekitar.

    4.1.4. Akomodatif terhadap anak

    didik, orang tua, teman

    sejawat dari berbagai latar

    belakang budaya dan sosial

    ekonomi.

    4.2.Berkomunikasi secara efektif

    4.2.1. Berkomunikasi secara

    empatik dengan orang tua

    peserta didik.

    4.2.2. Berkomunikasi efektif

    dengan anak didik, baik

    secara fisik, verbal maupun

    non verbal.

  • 46

    B. Kompetensi Guru PIAUD

    1. Kompetensi Guru PIAUD

    Seorang guru PAUD wajib pula memimiliki kompetensi-

    kompetensi sebagai pendidik anak usia dini. Kompetensi ini sebagai

    tolok ukur kemampuan seseorang dalam melakukan proses

    pembelajaran, khususnya dalam pendidikan anak usia dini.

    Kata kompetensi berasal dari bahasa inggris competency, sebagai

    kata benda competence yang berarti kecakapan, kompetensi dan

    kewenangan (Suwardi, 2007:3). Dalam konteks ini, kompetensi dapat

    diartikan sebagai suatu kemampuan atau kecakapan yang terwujud

    dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang dimilki

    dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan fungsi profesionalnya.

    Sedangkan menurut Ditjen Ketenagaan, Dirjen Dikdasmen,

    Depdiknas, kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, dan nilai-

    nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.

    Dari pengertian tersebut dapat diambil suatu pemahaman bahwa

    kompetensi meliputi seluruh kemampuan guru yang berfungsi sebagai

    penunjang dalam proses pembelajaran sehingga mampu memberikan

    dampak yang positif terhadap peserta didik. Melalui kompetensi-

    kompetensi yang dimiliki ini, seorang guru dapat dikatakan sebagai

    guru profesional yang mampu memberikan pengajaran kepada anak

    secara baik dan dapat menjadi teladan dalam kehidupan sehari-hari.

  • 47

    Sejalan dengan itu, ada pendapat lain yang mengatakan bahwa

    kompetensi bersifat kompleks dan merupakan suatu kesatuan yang

    utuh yang menggambarkan potensi, pengetahuan, sikap, dan nilai yang

    dimiliki oleh seseorang dalam profesi tertentu berkenaan dengan

    bagian-bagian yang dapat diaktualisasikan atau diwujudkan dalam

    bentuk tindakan atau kinerja untuk menjalankan profesi tersebut

    (Suwardi, 2007:4).

    Kompetensi guru PAUD (Fadlilah, 2012: 91-96) antara lain:

    a. Kompetensi Pedagogi

    1) Memahami karakterisistik peserta didik usia TK/PAUD yang

    berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial emosional,

    moral, dan latar belakang sosial budaya.

    2) Mengidentifikasi potensi (kemampuan) awal peserta didik usia

    TK/PAUD dalam berbagai bidang pengembangan.

    3) Mengidentifikasi kesulitan peserta didik usia TK/PAUD dalam

    berbagai bidang pengembangan.

    4) Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip bermain

    sambil belajar yang mendidik yang terkait dengan berbagai

    bidang pengembangan di TK/PAUD.

    5) Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik

    bermain sambil belajar yang bersifat holistik, otentik, dan

    bermakna, yang terkait dengan berbagai bidang pengembangan

    di TK/PAUD.

  • 48

    6) Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.

    7) Menentukan tujuan kegiatan penngembangan yang mendidik.

    8) Menentukan kegiatan bermain sambil belajar yang sesuai untuk

    mencapai tujuan pengembangan.

    9) Memilih materi kegiatan pengembangan yang mendidik, yaitu

    kegiatan bermian sambil belajar sesuai dengan tujuan

    pengembangan.

    10) Menyusun perencanaan semester, mingguan, dan harian dalam

    berbagai kegiatan pengembangan di TK/PAUD.

    11) Mengembangkan indikator dan istrumen penilaian.

    12) Memahami prinsip-prinsip perancangan kegiatan

    pengembangan yang mendidik dan menyenangkan.

    13) Mengembangkan komponen-komponen rancangan kegiatan

    pengembangan yang mendidik dan menyenangkan.

    14) Menyusun rancangan kegiatan pengembangan yang mendidik

    yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, maupun di

    luar kelas.

    15) Menerapkan kegiatan bermain yang bersifat holistik, otentik

    dan bermakna.

    16) Menciptakan suasana bermain yang menyenangkan, inklusif,

    dan demokratis.

    17) Memanfaatkan media dan sumber belajar yang sesuai dengan

    pendekatan bermain sambil belajar.

  • 49

    18) Menerapkan tahapan bermain anak dalam kegiatan

    pengembangan TK/PAUD.

    19) Mengambil keputusan transaksional dalam kegiatan

    pengembangan di TK/PAUD sesuai dengan situasi

    pengembangan yang mendidik.

    20) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

    meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan yang mendidik.

    21) Menyediakan berbagai kegiatan bermain sambil belajar untuk

    mendorong peserta didik mengembangkan potensinya secara

    optimal termasuk kreativitasnya.

    22) Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif,

    empatik dan santun,baik secara lisan maupun tulisan.

    23) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan

    peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi

    pembelajaran yang terbangun secara siklikal dari a) penyiapan

    kondisi psikologis peserta didik, b) memberikan pertanyaan

    atau tugas sebagai undangan kepada peserta didik untuk

    merespon, c) respons peserta didik, d) reaksi guru terhadap

    respons peserta didik, dan setertusnya.

    24) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil

    belajar.

    25) Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk

    menentukkan ketuntasan belajar.

  • 50

    26) Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi kepada

    pemangku kepentingan.

    27) Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi

    pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

    b. Kompetensi Kepribadian

    1) Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang

    dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal, dan gender.

    2) Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan

    norma sosial yang berlaku dalam masyarakat, serta kebudayaan

    nasional Indonesia yang beragam.

    3) Berperilaku jujur, tegas dan manusiawi.

    4) Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia.

    5) Berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan

    anggota masyarakat di sekitarnya.

    6) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil.

    7) Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan

    berwibawa.

    8) Menunjukkan etos kerja dan tanggung jwab yang tinggi.

    9) Bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri.

    10) Bekerja mandiri secara profesional.

    11) Memahami kode etik profesi guru.

    12) Menerapkan kode etik profesi guru.

    13) Berperilaku sesuai dengan kode etik guru.

  • 51

    c. Kompetensi Sosial

    1) Bersikap inklusif dan objektif terhadap peserta didik, teman

    sejawat, dan lingkungan sekitar dalam melaksanakan

    pembelajaran.

    2) Tidak bersikap diskriminatif terhdap peserta didik, teman

    sejawat, orang tua peserta didik dan lingkungan sekolah karena

    perbedaan agama, suku, jenis kelamin, latar belakang keluarga,

    dan status sosial-ekonomi.

    3) Berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah

    lainnya secara santun, empatik, dan efektif.

    4) Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan masyarakat

    secara santun, empatik, dan efektif tentang program

    pembelajaran dan kemajuan peserta didik.

    5) Mengikutsertakan orangtua peserta didik dan masyarakat dalam

    program pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitan belajar

    peserta didik.

    6) Berdaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka

    meningkatkan efektivitas sebagai pendidik, termasuk

    memahami bahasa daerah setempat.

    7) Melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untuk

    mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan di

    daerah yang bersangkutan.

  • 52

    8) Berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah, dan

    komunitas ilmiah lainnya melalui berbagai media dalam rangka

    meningkatkan kualitas pendidikan.

    9) Mengomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajaran kepada

    komunitas profesi sendiri secara lisan dan tulisan atau bentuk

    lainnya.

    d. Kompetensi Profesional

    1) Menguasai konsep dasar matematika, sains, bahasa,

    pengetahuan sosial, agama, seni, pendidikan jasmani,

    kesehatan, dan gizi sebagai sarana pengembangan untuk setiap

    bidang pengembangan anak TK/PAUD.

    2) Menguasai penggunaan berbagai alat permainan untuk

    mengembangkan aspek fisik, kognitif, sosial emosional, nilai

    moral, sosial budaya, dan bahasa anak TK/PAUD.

    3) Menguasai berbagai permainan anak.

    4) Memahami kemajuan anak dalam setiap bidang pengembangan

    di TK/PAUD.

    5) Memahami tujuan setiap kegiatan pengembangan.

    6) Memilih materi bidang pengembangan yang sesuai dengan

    tingkat perkembangan peserta didik.

    7) Mengolah materi bidang pengembangan secara kreatif sesuai

    dengan tingkat perkembangan peserta didik.

  • 53

    8) Mengolah materi bidang pengembangan secara kreatif sesuai

    dengan tingkat perkembangan peserta didik.

    9) Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus

    menerus.

    10) Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan

    keprofesionalan.

    11) Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan

    keprofesionalan.

    12) Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai

    sumber.

    13) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam

    berkomunikasi.

    14) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

    pengembangan diri.

    2. Upaya Peningkatan Kompetensi Pedagogik dalam Proses Belajar

    Mengajar

    Dalam upaya peningkatan kompetensi guru khususnya dalam

    peningkatan kompetensi pedagogik harus dilakukan oleh semua pihak,

    baik dari guru maupun dari kepala sekolah.Maka ada dua upaya dalam

    peningkatan kompetensi guru yang mempunyai pengaruh besar antara

    satu dengan yang lainnya.Yaitu upaya yang dilakukan oleh guru dan

    upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah atau lembaga pendidikan

    yang bersangkutan.

  • 54

    a. Upaya Guru Untuk Meningkatkan Kompetensi Pedaogik

    Dalam Proses Belajar Mengajar

    Dalam upaya peningkatan kompetensi pedaogik guru

    Raudhatul Athfal dalam proses belajar mengajar dapat

    dilakukan dengan mengikuti beberapa kegiatan diantaranya

    adalah sebagai berikut:

    1) Mengikuti organisasi-organisasi keguruan

    Organisasi-organisasi keguruan salah satunya yaitu

    musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) yang bertujuan

    untuk meningkatkan mutu dan kualitas guru dalam

    kelompoknya masing-masing, selain itu tujuan dari

    musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) yaitu untuk

    menyatukan kekurangan konsep makna dan fungsi

    pendidikan serta pemecahannya terhadap kekurangan yang

    ada dan untuk mendorong guru melakukan tugas dengan

    baik, sehingga mampu membawa guru menuju ke arah

    peningkatan kompetensi yang dimilikinya.

    Salah satu bentuk organisasi yang ada pada tingkat

    Raudhatul Athfal adalah ikatan guru Raudhatul Athfal

    (IGRA), himpunan pendidik dan tenaga pendidikan anak

    usia dini Indonesia (HIMPAUDI) dan ikatan guru Taman

    Kanak-kanak Indonesia (IGTKI). Yang memiliki tujuan

    meningkatkan kesejahteraan anggota, meningkatkan akses

  • 55

    serta mutu pelayanan pendidikan anak usia dini serta

    memberikan perlindungan terhadap setiap anggota dan

    membantu dalam peningkatan mutu tenaga kependidikan

    dalam jalur non formal.

    2) Mengikuti Kursus Kependidikan

    Mengikuti kursus sebenarnya bukan suatu teknik

    melainkan salah satu alat yang dapat membantu guru

    mengembangkan pengetahuan profesi mengajar dan

    menambah keterampilan guru dalam melengkapi profesi

    mereka.Dengan mengikuti kursus guru diarahkan ke dalam

    dua hal.Pertama sebagai penyegaran dan kedua sebagai

    upaya peningkatan pengetahuan, keterampilan dan

    mengubah sikap tertentu (Piet A. Saharti, 2000:121).

    Demikian untuk meningkatkan kompetensi yang

    dimilikinya sebagai guru dapat diharapkan mengikuti

    kursus yang berkaitan dengan dunia kependidikan.Karena

    dengan meningkatkannya kompetensi yang dimiliki guru

    dapat terus memberikan pendidikan yang terbaik untuk

    peserta didik sesuai dengan perkembangan zaman yang ada.

  • 56

    b. Upaya Lembaga Pendidikan atau Kepala Sekolah dalam

    Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru PIAUD

    1) Megadakan Worksop

    Worksop pendidikan adalah kegiatan dengan cara

    mendatangkan para ahli pendidikan untuk mendiskusikan

    masalah-masalah pendidikan. Worksopini bertujuan untuk

    memecahkan masalah atau problema yang dihadapi guru

    melalui percakapan dan bekerja secara berkelompok

    maupun bersifat perorangan. Masalah yang dibahas muncul

    dari peserta sendiri, metode pemecahan masalah dengan

    cara musyawarah dan penyelidikan.

    2) Mengadakan Peraturan

    Kegiatan peraturan itu berkaitan, dengan kesempatan bagi

    guru-guru untuk lebih mengembangkan kemampuan yang

    dimiliki secara professional dalam melaksanakan proses

    belajar mengajar. Mengingat tugas rutin seorang guru

    adalah melakukan aktifitas mengajar dan mendidik, maka

    sebagai guru perlu bertukar pendapat untuk menghasilkan

    ide-ide baru melalui kegiatan penataran. Kegiatan

    penataran bisa dilakukan dengan berbagai cara yaitu:

    a) Dari pihak sekolah mengadakan penataran sendiri

    dengan mendatangkan atau menyewa tutorial dianggap

  • 57

    sudah professional dan dapat memenuhi kebutuhan

    yang diperlukan oleh guru.

    b) Sekolah bekerja dengan sekolah lain yang sama-sama

    membutuhkan penataran sebagai upaya peningkatan

    personalia.

    c) Sekolah mengutus salah satu sebagian guru untuk

    mengikuti penataran yang diadakan oleh sekolah lain

    atau lembaga yang membawahi.

    3) Memotivasi Guru untuk membuat Karya Tulis Ilmiah

    Karya tulis ilmiah adalah kegiatan penugasan atau

    lapangan atau gagasan pemikiran ke dalam bentuk

    karangan dengan mengikuti aturan dan metode ilmu

    pengetahuan.Sehingga menghasilkan informasi ilmiah yang

    dapat didiskusikan dan disebarluaskan kepada masyarakat

    pendidikan serta didokumentasikan di perpustakaan sekolah

    (Depag, 2001:66).

    Adanya kegiatan membuat dan mempelajari karya

    tulis ilmiah diharapkan guru dapat meningkatkan

    kemampuan dan menghasilkan karya yang dapat membuat

    pendidikan lebih mendapat ilmu dalam membuat media

    pembelajaran atau alat peraga yang bersifat edukatif,

    membuat lagu anak-anak yang berkaitan dengan materi

    pembelajaran, kemampuan mendongeng dan sebagainya.

  • 58

    4) Memberikan Penghargaan (reward)

    Penghargaan (reward) sangat penting diberikan

    kepada siapa pun baik guru atau anak didik yang berhasil

    menyelesaikan tugasnya dengan baik, karena dengan

    adanya pemberian pengahargaan (reward) akan memotivasi

    seseorang dan memberikan rangsangan agar seseorang

    lebih meningkatkan kinerjanya (Mulyasa, 2006:151).

    Penghargaan akan bermakna apabila dikaitkan

    dengan prestasi tenaga kependidikan secara terbuka,

    sehingga setiap tenaga kependidikan memiliki peluang

    untuk meraihnya. Penggunaan penghargaan ini perlu

    dilakukan secara tepat, efektif, dan efisien agar tidak

    menimbulkan dampak negative.

    5) Mengadakan Supervisi

    Dengan adanya pengawasan atau supervise yang

    dilakukan oleh kepala sekolah terhadap kinerja guru dapat

    menciptakan kedisplinan dan semangat kerja yang tinggi

    dalam lembaga. Pengawasan ini seharusnya dilakukan

    dengan penuh keterbukaan antara kepala sekolah dengan

    semua guru dalam lembaga agar tidak menimbulkan

    kesenjangan antara pemimpin lembaga dan dewan guru.

  • 59

    6) Mengadakan Rapat Sekolah

    Seorang kepala sekolah yang baik umumnya

    menjalankan tugas-tugasnya berdasarkan rencana yang

    telah disusunnya. Termasuk di dalam perencanaan itu

    antara lain mengadakan rapat – rapat secara periodik

    dengan guru-guru (Purwanto, 1995: 122).

    Tujuan dari rapat sekolah ini untuk

    mengintegrasikan seluruh guru yang berbeda pendapat,

    pengalaman dan kemampuan untuk disatukan menjadi satu

    keseluruhan potensi menjadi tujuan bersama dan

    bekerjasama dalam mencapai tujuan tersebut, untuk

    mendorong setiap guru dan berusaha meningkatkan

    efektifitasnya dan musyawarah bersama dalam mencari dan

    menemukan metode yang tepat dalam menciptakan proses

    belajar sesuai dengan keadaan dan situasi di lembaga.

    Berdasarkan uraian di atas, menjelaskan bahwa

    dalam meningkatkan kualitas dan kompetensi guru dapat

    dilihat dari berbagai sudut pandang dan upaya

    meningkatkan kompetensi pedaogik guru terletak pada

    profesionalnya dalam proses belajar mengajar.

  • 60

    BAB III

    PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

    A. Paparan Data

    I. Letak Geografis Raudhatul Athfal seKecamatan Kaliwungu

    1. Raudhatul Athfal Siwal

    Raudhatul Athfal Siwal bediri tanggal 1 Juli 1985, yang

    terletak di jalan raya Siwal Kecamatan Kaliwungu Kabupaten

    Semarang. Mempunyai visi “Menumbuhkan kembangkan anak

    cerdas, sehat dan mandiri di dasari keimanan dan ketakwaan

    terhadap Tuhan yang Maha Esa. Misi RA Siwal, antara lain:

    a. Membiasakan anak berperilaku ramah, sopan, berbudi pekerti

    luhur.

    b. Membiasakan hidup bersih dan sehat.

    c. Menanamkan rasa percaya diri, melatih kedisiplinan.

    d. Memupuk kecerdasan dan kreatifitas anak sehingga fisik dan

    psikis anak berkembang secara maksimal

    2. Raudhatul Athfal Pager

    Raudhatul Athfal Pager berdiri pada tanggal 1 Juli 1988,

    yang terletak di jalan raya Pager Kecamatan Kaliwungu Kabupaten

    Semarang. Jumlah pendidik disini yaitu 50 anak, terdiri dari

    kelompok A dan B. Raudhatul Athfal Pager mempunyai visi

    “Terwujudnya anak yang sehat jasmani dan rohani, kreatif, mandiri

    dan berbudi pekerti mulia” dan misinya antara lain:

  • 61

    a. Mewujudkan anak kreatif melalui pengembangan daya

    cipta dan seni.

    b. Menumbuhkan sikap sosial melalui beramal saling

    memberi dan saling mengerti.

    c. Mewujudkan anak yang sehat jasmani dan rohani melalui

    pelaksanaan pembelajaran motorik

    3. Raudhatul Athfal Payungan

    Raudhatul Athfal Payungan berdiri tanggal 1 Juli 1992

    yang terletak di Jalan Raya Payungan Kecamatan Kaliwungu

    Kabupaten Semarang. Mempunyai visi “Cerdas Santun dan Islami”

    dengan misi:

    a. Terwujud siswa terampil

    b. Terwujud siswa berakhlakul karimah

    c. Terwujudnya siswa sholeh dan sholihah

    4. Raudhatul Athfal Jetis

    Raudhatul Athfal Jetis berdiri tanggal 20 Juli 1987 yang

    terletak di Jalan Raya Jetis Kecamatan Kaliwungu Kabupaten

    Semarang.Mempunyai jumlah pendidik berjumlah 3 orang dan

    murid sebanyak 35 anak. Raudhatul Athfal Jetis memiliki visi

    “Mempersiapkan peserta didik menjadi generasi yang islami,

    cerdas, kreatif, dan berakhlak mulia” dan mempunyai misi antara

    lain:

  • 62

    a. Menggali potensi siswa melalui proses pembelajaran dan

    bimbingan.

    b. Tumbuh kembang potensi peserta didik melalui belajar

    sambil bermain

    c. Menanamkan peserta didik beriman dan bertaqwa

    II. Gambaran Informan

    1. Guru RA Siwal

    a. Ibu LRU

    Ibu LRU adalah seorang Kepala Sekolah di RA Siwal,

    dimana beliau sudah megajar di RA Siwal 16 tahun sejak tahun

    2001. Ibu LRU berusia 43 tahun yang beragama Islam dan

    bertempat tinggal di dusun Siwal Kecamatan Kaliwungu.

    Pendidikan terakhir ibu LUR adalah S1. Motivasi ibu LRU

    menjadi seorang guru adalah terdorong menjadi pendidik di RA

    Siwal karena menyukai anak-anak dan ingin mempunyai

    sekolah RA dan mencetak generasi yang islami dan

    berakhlakul karimah.

    b. Ibu SK

    Ibu SK adalah guru kelas B di RA Siwal, dimana beliau

    sudah berpendidikan S1. Ibu SK sudah berusia 33 tahun, lebih

    muda daripada ibu LRU. Bertempat tinggal di desa Siwal.

  • 63

    2. Guru RA Pager

    a. Ibu M

    Ibu M adalah seorang Kepala Sekolah di RA Pager, dimana

    sudah sejak dahulu ibu M mengajar di RA Pager karena

    menjadi penerus lembaga tersebut. Ibu M sudah berusia 42

    tahun beragama Islam dan bertempat tinggal di desa Pager

    Kecamatan Kaliwungu. Status pendidikan ibu M adalah S1.

    b. Ibu SF

    Ibu SF adalah guru kelas B, dimana beliau sudah berusia 44

    tahun. 2 tahun lebih tua dari ibu M. Walaupun umurnya lebih

    tua dari ibu M, ibu SF baru berpendidikan SMA. Ibu SF

    bertempat tinggal di desa Pager.

    c. Ibu SH

    Ibu SH adalah guru kelas A, beliau lulusan SMA, ibu SH

    tergolong guru termuda karena usianya baru 20 tahun. Ibu SH

    bertempat tinggal di desa Pager.

    3. Guru RA Payungan

    a. Ibu TR

    Ibu TR adalah seorang Kepala Sekolah di RA Payungan.

    Sudah 16 tahun mengabdi di RA Panyungan. Motivasi ibu TR

    menjadi guru RA adalah terdorong menjadi guru karena

    mengingat banyak anak-anak kecil disini yang harus sekolah

  • 64

    jauh di Boyolali maka saya berniat dengan ikhlas mengajar

    anak-anak. Setelah penerus pendiri RA meninggal dunia

    kemudian saya mempunyai niat ikhlas untuk mendidik anak-

    anak.Ibu TR sudah berusia 35 tahun beragama Islam dan

    bertempat tinggal di Dusun Payungan Ke