kombinasi allicin dan calcium sebagai terapi alternatif terbaru tuberculosis

22
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KOMBINASI ALLICIN DAN KALSIUM SEBAGAI TERAPI ALTERNATIF TERBARU TUBERCULOSIS BIDANG KEGIATAN: PKM-GT Diusulkan oleh: Bumi Zulheri Herman (C11108282) Angkatan 2008 Ibnu Hidayat (C11110111) Angkatan 2010 UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2011

Upload: bumi-zulheri-herman

Post on 30-Nov-2015

146 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Kombinasi Allicin Dan Calcium Sebagai Terapi Alternatif Terbaru TuberculosisBUMI ZULHERI HERMAN

TRANSCRIPT

Page 1: Kombinasi Allicin Dan Calcium Sebagai Terapi Alternatif Terbaru Tuberculosis

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

KOMBINASI ALLICIN DAN KALSIUM SEBAGAI TERAPI ALTERNATIF

TERBARU TUBERCULOSIS

BIDANG KEGIATAN:

PKM-GT

Diusulkan oleh:

Bumi Zulheri Herman (C11108282) Angkatan 2008

Ibnu Hidayat (C11110111) Angkatan 2010

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2011

Page 2: Kombinasi Allicin Dan Calcium Sebagai Terapi Alternatif Terbaru Tuberculosis

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan : Kombinasi Allicin dan Kalsium Sebagai Terapi

Alternatif Terbaru Tuberculosis.

2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-AI ( X ) PKM-GT

3. Ketua Pelaksana Kegiatan :

a. Nama Lengkap : Bumi Zulheri Herman

b. NIM : C11108282

c. Jurusan : Pendidikan Dokter Umum

d. Universitas : Hasanuddin

e. Alamat Rumah dan No HP : Bumi Tamalanrea Permai Blok F 215 Makassar /

081252627584

f. Alamat email : [email protected]

4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 1 orang

5. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar : dr. Syahrijuita Sp.THT-KL M.Kes

b. NIP : 196812301998032001

c. Alamat Rumah dan No.HP : Jl. Batua Raya IV Lr II No 1 Makassar

08124180227

Makassar, 28 Februari 2010

Menyetujui

Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Ketua Pelaksana Kegiatan

dr. Anis Irawan Anwar, Sp.KK (K) Bumi Zulheri Herman

NIP. 196206271989031001 C11108282

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Dosen Pendamping

Ir. Nasaruddin Salam MT dr. Syahrijuita M.Kes Sp.THT

NIP. 19640419198903001 NIP 196812301998032001

Page 3: Kombinasi Allicin Dan Calcium Sebagai Terapi Alternatif Terbaru Tuberculosis

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

hanya atas kuasa dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis

berjudul, ―Kombinasi Allicin Dalam Ekstrak Allium Sativum (Bawang Putih) dan

Kalsium Sebagai Terapi Terbaru Tuberculosis Melalui Inhibisi Biosintesis Mycothiol

dan Asam Lemak‖ dengan sebaik-baiknya.

Tidak lupa penulis memberikan apresiasi yang setinggi tingginya kepada:

1. dr. Anis Irawan Anwar, Sp.KK (K) selaku Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin,

2. dr. Syahrijuita, Sp.THT, M.Kes selaku dosen pembimbing penulisan.

3. Executive Director dan segenap pengurus Medical Youth Research Club

Fakultas Kedoteran Universitas Hasanuddin sebagai Lembaga Penelitian

Mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universita Hasanuddin.

4. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis ini.

Tujuan penulisan karya tulis ini adalah untuk mengikuti Program

Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM-GT) yang diselenggarakan oleh

DIKTI.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini sangat jauh masih jauh dari

kesempurnaan dilihat dari berbagai aspek baik isi maupun teknik penulisan. Oleh

karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif dari pembaca

demi kesempurnaan karya tulis ini . Semoga karya tulis ini berguna bagi penulis,

pembaca, serta pihak pihak yang diharapkan dapat membantu

mengimplementasikan gagasan dalam karya tulis ini.

Makassar, 28 Februari 2011

Penulis

Page 4: Kombinasi Allicin Dan Calcium Sebagai Terapi Alternatif Terbaru Tuberculosis

DAFTAR ISI

Halaman Judul ...................................................................................................i

Halaman Pengesahan ........................................................................................ii

Kata Pengantar ..................................................................................................iii

Daftar Isi ..........................................................................................................iv

Daftar Gambar .................................................................................................v

Daftar Tabel .......................................................................................................vi

Ringkasan .........................................................................................................vii

PENDAHULUAN

Latar Belakang ...................................................................................................1

Tujuan Penelitian ..............................................................................................2

Manfaat Penelitian ............................................................................................2

GAGASAN

Mekanisme Infeksi Mycobacterium tuberculosis ................................................2

Aspek Epidemiologi Tuberculosis ......................................................................2

Penanganan Tuberculosis Saat Ini ......................................................................3

Analisis Potensi Target Terapi Tuberculosis.......................................................4

Potensi Kerja Ekstrak Allicin Dalam Alium Sativum (Bawang Putih)

dan Kalsium Sebagai Terapi Tuberculosis ..........................................................7

Pihak-Pihak yang Terkait dengan Implementasi Gagasan ..................................9

Metode Ekstraksi Bawang Putih dan Kombinasi dengan Kalsium ......................9

KESIMPULAN

Gagasan yang diajukan ......................................................................................11

Teknik Implementasi Gagasan ...........................................................................11

Prediksi Dampak dan Implementasi Gagasan .....................................................12

Daftar Pustaka ...................................................................................................12

Daftar Riwayat Hidup .......................................................................................15

Page 5: Kombinasi Allicin Dan Calcium Sebagai Terapi Alternatif Terbaru Tuberculosis

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Data Jumlah Kasus Tuberculosis yang terdeteksi ..............................3

Gambar 2. Struktur Kimia Mycothiol .................................................................5

Gambar 3. Jalur Sintesis Asam Lemak, Biosintesis dan Metabolisme Mycothiol 6

Gambar 4. Allicin dan struktur kimianya ............................................................7

Gambar 5. Mekanisme kerja allicin (X) dan Kalsium (o)

dalam menghambat jalur sintesis asam lemak dan mycothiol………………….. 8

Page 6: Kombinasi Allicin Dan Calcium Sebagai Terapi Alternatif Terbaru Tuberculosis

DAFTAR TABEL

Tabel 1.Nilai absorban substansi dalam ekstrak bawang putih ............................10

Page 7: Kombinasi Allicin Dan Calcium Sebagai Terapi Alternatif Terbaru Tuberculosis

RINGKASAN

Tuberculosis merupakan masalah kesehatan utama dunia saat ini. WHO

(2010) melaporkan bahwa telah terjadi 9,4 juta kasus infeksi tuberculosis didunia.

Dan angka kematian akibat tuberculosis mencapai 1,7 juta jiwa.Di Indonesia,

sekitar 200.000-500.000 kasus baru tuberculosis terdeteksi dengan metode apusan

tahan asam sehingga Indonesia digolongkan dalam negara dengan resiko tinggi

tuberculosis (WHO, 2009) Manajemen penanganan tuberculosis di Indonesia

mengikuti manajemen DOTS yang telah dicanangkan oleh WHO salah satunya

adalah pengobatan sesuai dengan regimen standar yang telah ditetapkan oleh

WHO. Akan tetapi pengobatan ini dilakukan dalam jangka waktu yang lama

dengan efek samping yang besar (Yee, 2003) sehingga mendorong dilakukanya

studi mengenai target terapi terbaru tuberculosis dan akhirnya ditemukan 12 target

terapi tuberculosis (Mdluli, 2006). Salah satunya adalah penghambatan atau

inhibisi biosintesis mycothiol dan asam lemak. Asam lemak digunakan oleh

bakteri untuk mensintesis dinding sel dan mycothiol digunakan untuk melindungi

bakteri dari proses oksidasi oleh sel pertahanan tubuh dan juga faktor

pertumbuhan bagi bakteri serta agen resistensi antibiotik.

Kalsium merupakan logam alkali tanah yang berpotensi menghambat

sintesis mycothiol dari Mycobacterium tuberculosis melalui inaktivasi enzim

MshB (Maynes et al, 2003). Allicin yang dapat diperoleh dari bawang putih

adalah salah satu senyawa disulfida yang memiliki efek antibakteri (Ankri, 1999).

Allicin memiliki efek inhibisi pada biosintesis mycothiol melalui penghambatan

pembentukan cystein (Waag et al, 2010), serta acetyl CoA (Focke et al 1990),

substansi yang penting bagi enzim Msh D untuk menyusun mycothiol (Koledin

2002). Hambatan pembentukan acetyl CoA ini juga menyebabkan terhambatnya

pembentukan pyruvate yang penting untuk pertumbuhan melalui enzim

maleylpyruvate isomerase (Newton et al 2008) Hambatan sintesis acetyl CoA oleh

allicin juga dapat menghambat pembentukan asam lemak yang penting untuk

pembentukan dinding sel misalnya asam mikolik dan cord factor. (Takayama et al

2005. Raman et al 2005). Hambatan pembentukan dinding sel ini menyebabkan

bakteri menjadi lebih sensitif terhadap proses destruksi oleh sistem fagositosis

makrofag.

Dengan demikian, kombinasi allicin dalam ekstrak bawang putih dengan

kalsium dapat dijadikan terapi alternatid terbaru bagi penanganan tuberculosis.

Namun perlu juga dilakukan penelitian lebih jauh mengenai efektiftas terapi ini

sehingga penemuan ini akan memberikan perkembangan yang baik bagi

pengobatan berdasarkan fitofarmakologi dan juga sebagai upaya terbaik dan low

cost effort untuk memberantas tuberculosis di Indonesia.

Page 8: Kombinasi Allicin Dan Calcium Sebagai Terapi Alternatif Terbaru Tuberculosis

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh

Mycobacterium tuberculosis yang tergolong kedalam bangsa actinobacteria dan

diidentifikasi pertama kali tahun 1882 oleh Robert Koch. Mycobacterium

tuberculosis merupakan bakteri yang berbentuk batang yang bersifat non motil

dengan panjang 2-4 micrometer dan lebar 0.2-0.5 µm dan mempunyai waktu

reproduksi yang lambat yakni sekitar 15-20 jam. (Todar, 2011).

Laporan WHO tahun 2010 menyatakan bahwa 9,4 juta kasus infeksi

tuberkulosis terjadi didunia Kematian akibat tuberkulosis mencapai 1.7 juta jiwa

meliputi 1,3 juta penderita tanpa sindrom defisiensi sistem imun dan 400.000

penderita dengan sindrom defisiensi imun (AIDS). Indonesia merupakan negara

ketiga tertinggi didunia untuk jumlah penderita tuberkulosis (WHO, 2010)

sehingga pemberantasan tuberkulosis perlu menjadi perhatian utama.

Salah satu hal yang menyebabkan pemberantasan tuberkulosis cenderung

terhambat yakni dari pengobatan tuberkulosis itu sendiri. Aturan pengobatan

tuberkulosis selama enam bulan dan jenis obat yang banyak yakni rifampicin,

isoniazid, pyrazinamid dan ethambutol membuat pasien merasa jenuh dan kondisi

putus obat sering terjadi ketika pasien merasa sudah sembuh sehingga

menimbulkan suatu fenomena resistensi Mycobacterium tuberculosis pada dua

obat lini pertama yakni isoniazid dan rifampicin yang disebut Multi Drug

Resistant Tuberkulosis bahkan ditemukan pula suatu resistensi antibiotik lini

kedua yang disebut Extensive Drug Resistent Tuberkulosis yang tentunya akan

membuat pengobatan jauh lebih kompleks. (WHO, 2010b) Keadaan ini memicu

masyarakat untuk mencari pengobatan alternatif. Saat ini telah digalakkan

penemuan target terapi tuberkulosis dan akhirnya telah di identifikasi 12 target

terapi tuberkulosis (Mdluli, 2006).

Tanaman herbal telah menjadi suatu fokus utama dalam pengobatan

tuberkulosis. Tanaman herbal yang bermanfaat sebagai antibakteri tentunya

menjadi pilihan utama. Salah satunya adalah bawang putih dengan kandungan

allicinnya yang dikenal memiliki efek antibakterial dengan mekanisme yang

kompleks (Ankri, 1999). Kalsium merupakan suatu unsur inorganik yang

memiliki efek inhibisi pada kinerja enzim bakteri terutama yang bekerja pada

biosintesis mycothiol suatu substansi protektif penting pada Mycobacterium

tuberculosis (Maynes et al, 2003), sehingga kombinasi antara allicin dan kalsium

ini diharapkan mampu menjadi obat yang mungkin akan menggantikan

pengobatan tuberkulosis konvensional saat ini melalui target terapi yang telah

didentifikasi sebelumnya.

Tujuan Penulisan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan karya tulis ini adalah :

1. Untuk mengetahui potensi allicin dan kalsium sebagai terapi alternatif

tuberkulosis

Page 9: Kombinasi Allicin Dan Calcium Sebagai Terapi Alternatif Terbaru Tuberculosis

2. Untuk mengetahui upaya yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan potensi

allicin dan kalsium sebagai terapi alternatif tuberkulosis.

Manfaat Penulisan

Manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan karya tulis ini antara lain :

1. Dapat menghasilkan analisa mengenai potensi allicin dan kalsium sebagai

terapi terbaru tuberkulosis

2. Dapat menghasilkan analisa mengenai teknik implementasi gagasan

3. Sebagai media referensi terutama dalam pengembangan allium sativum sebagai

obat terbaru tuberkulosis

GAGASAN

Mekanisme Infeksi Mycobacterium Tuberculosis

Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan global saat ini. Orang dengan

Tuberkulosis Paru aktif mudah menularkan Mycobacterium tuberculosis dalam

bentuk droplet aerosol yang dapat dikeluarkan saa€berculosis akan keluar dalam

bentuk droplet nukleus dan mencapai mencapai alevoli paru dan difagosit oleh sel

makrofag alveolar. Pada tahap berikutnya, limfosit mulai infiltrasi ke jaringan

paru dan memulai proses pengenalan antigen dari Mycobacterium tuberculosis

yang dipresentasikan oleh makrofag untuk membentuk antibodi. Hal ini juga

merangsang sel makrofag untuk menghancurkan Mycobacterium tuberculosis

dengan menggunakan enzim destruktif dan oksidan radikal. Hal ini akan

menimbulkan fokus infeksi primer yang disebut fokus Ghon (Todar, 2011). Proses

selanjutnya sel limfosist memperkenalkan antigen tuberkulosis ke sel dendritik

dan dibawa ke sistem limfe terdekat untuk dibentuk imunitas melawan bakteri.

Dengan adanya metastase atau penyebaran bakteri ini melalu jalur limfe dan jalur

hematogen (darah) maka bakteri ini dapat menyebar hampir keseluruh organ

tubuh sehingga banyak manifestasi dari infeksi tuberkulosis misalnya ke tulang

(spondylitis) ginjal, kulit, bahkan otak. (Herrmann et al, 2005) Namun jarang

menyerang hati, otot rangka, pankreas, dan kelenjar tiroid. (Agarwal et al, 2005)

Aspek Epidemiologi Tuberkulosis

Melihat cara infeksi Dengan demikian orang yang sering melakukan

kontak dengan suspek tuberkulosis akan memiliki kemungkinan 22% terinfeksi.

(WHO, 2009). Proses penularan tuberkulosis makin diperparah dengan sanitasi

lingkungan yang buruk terutama dengan kawasan yang dihuni oleh masyarakat

dengan pendapatan rendah. Tindakan medis yang tidak sesuai standar misalnya

penggunaan alat-alat kesehatan yang tidak steril bisa menjadi faktor utama dalam

penularan tuberkulosis. Penderita dengan defisiensi sistem imunitas misalnya

pada penderita AIDS juga menjadi golongan yang rentan terhadap tuberkulosis

(Griffith, 1996).

Page 10: Kombinasi Allicin Dan Calcium Sebagai Terapi Alternatif Terbaru Tuberculosis

Banyaknya jalur penularan ini menyebabkan penyakit tuberkulosis mudah

menyebar. Dan yang mengkhawatirkan 90% orang yang terinfeksi Mycobacterium

tuberculosis tidak memberikan gejala yang signifikan. Ketika pada kondisi yang

memungkinkan untuk berkembang misalnya pada penurunan imunitas tubuh

seperti pada penderita AIDS, Mycobacterium tuberculosis akan dapat

menimbulkan infeksi tuberkulosis (Kumar et al, 2007). Orang yang terinfeksi

Mycobacterium tuberculosis akan memberikan gejala sesuai dengan organ yang

terinfeksi. Pada infeksi di paru-paru gejala yang dapat diamati yakni batuk yang

tidak kunjung sembuh lebih dari 2 minggu.(WHO, 2010)

Analisis mengenai mudahnya transmisi tuberkulosis di Indonesia ini

terbukti dengan tingginya angka kasus baru tuberkulosis yang dideteksi dengan

menggunakan teknik pewarnaan bakteri tahan asam dengan prediksi jumlah kasus

baru antara 200.000-500.000 kasus baru setiap tahunnya dan memasukkan

Indonesia sebagai salah satu dari 22 negara yang beresiko tinggi atau high burden

country (WHO, 2009)

Gambar 1. Jumlah kasus baru tuberkulosis per tahun (WHO, 2009)

Salah satu faktor yang dapat menyebabkan peningkatan kasus infeksi

bakteri tuberkulosis adalah penyebaran dari penderita tuberkulosis aktif. Hal yang

perlu diperhatikan sebenarnya adalah bagaimana pengobatan tuberkulosis yang

dijalani oleh seorang individu apakah sudah sesuai dengan aturan yang berlaku

sebab dengan tidak diobati maka angka kematiannya dapat mencapai 50 %. Selain

itu seseorang dengan penyakit tuberkulosis yang tidak terobati akan dapat

menulari 10-15 orang sehat setiap tahun (WHO, 2009)

Penanganan Tuberkulosis Saat Ini

Penatalaksanan Tuberkulosis saat ini mengacu pada sistem DOTS (directly

observed treatment, short-course) yang dikembangkan oleh dr Karel Styblo dan

diadopsi WHO (1999) yang terdiri dari lima komponen meliputi :

Komitmen Pemerintah terutama dalam prioritas pengawasan TB, perekaman

kasus dan pelatihan tenaga medis

Deteksi kasus melalui teknik apusan tahan asam

Page 11: Kombinasi Allicin Dan Calcium Sebagai Terapi Alternatif Terbaru Tuberculosis

Penanganan sesuai standar regimen dan pengawasan minum obat dalam dua

bulan pertama.

Suplai dan distribusi obat

Standarisasi pencatatan hasil pengobatan

Kesadaran akan pengobatan tuberkulosis saat ini sudah cukup tinggi

terutama usaha pemerintah dalam mengkampanyekan pengobatan tuberkulosis

sudah maksimal, akan tetapi penderita juga merasa jenuh karena dalam standar

pengobatan tuberkulosis terdapat empat obat yang harus dikonsumsi pasien

meliputi Rifampicin, Isoniazid,Ethambutol, dan Pyrazinamide

Efek samping obat-obatan ini sangat beragam mulai dari kerusakan hati,

malaise, sakit kepala, dan efek-efek yang spesifik gangguan pengelihatan warna

hijau dan peradangan saraf optik (neuritis optik) oleh ethambutol (Yee, 2003.

Lim, 2006) Selain itu pemberian obat adjuvant (obat yang dapat memaksimalkan

terapi utama) misalnya obat yang menstimulasi sistem imun tergolong mahal dari

sisi harga. Berdasarkan observasi penulis terhadap obat-obatan yang rata-rata

merupakan ekstrak herbal yang berfungsi merangsang sistem imun, harga obat

tersebut dimulai dari 5000 rupiah hingga 10000 rupiah perbiji. Hal ini yang

menyebabkan timbulnya gagasan mengenai pencarian obat baru yang murah dan

memiliki efek yang poten dalam mengatasi tuberkulosis.

Analisis Potensi Target Terapi Tuberkulosis

Menurut K. Mdluli (2006) Ada beberapa mekanisme biologis yang penting

dalam pertumbuhan Mycobacterium tuberculosis yang saat ini menjadi target

terapi tuberkulosis. Antara lain, biosintesis dinding sel, peptidoglycan,

arabinogalacatan, asam lemak, asam amino, Cofactor, Mycothiol, Terpenoid,

Sintesis DNA dan ATP, Glyoxylate Shunt, Protein Regulator dan Menoquinone.

Salah satu hal yang menjadi aspek utama yang akan dibahas dalam karya tulis ini

yakni aspek biosintesis asam lemak dan mycothiol.

Struktur dinding sel Mycobacterium tuberculosis terdiri dari peptidoglycan

dan lemak kompleks yang menutupi hampir 60 % dinding selnya. Fraksi lipid

yang telah diidentifikasi sebagai komponen utama pembentukan dinding selnya

anta lain asam mikolik, cord factor dan Wax D. (Todar, 2011) Asam mikolik

berfungsi untuk meningkatkan resistensi organisme terhadap bahan kimia dan

dehidrasi serta mencegah efektifitas antibiotik yang bersifat hidrofobik dan

menghindari reaksi dari dalam granula sel fagosit yang bersifat destruktif antara

lain protein kationik, lysozym dan oksigen radikal. (Todar, 2011) Pembentukan

asam mikolik ini membutuhkan acetyl CoA yang menjadi bakal prekursor dari

asam mikolik (Takayama et Al, 2005). Selain itu cord factor atau trehalose

dimycolate yang terdapat dipermukaan dinding sel Mycobacterium tuberculosis

dan merupakan senyawa yang toxic bagi sel fagosit dan menjadi salah satu faktor

virulen Mycobacterium tuberculosis. (Katti et al, 2003. Todar, 2011) juga

membutuhkan mycolic acid yang juga disintesis dari acetyl CoA sebagai bahan

baku. (Kilburn et al, 1982) Oleh karena itu suatu inhibitor sintesis acetyl CoA

juga merupakan salah satu target terapi yang penting dalam pengobatan

tuberkulosis.

Mycothiol (1-D-myoinosityl-2- (n-acetyl-L-cysteinyl) -amido-2-deoxy-a-

D-glucopyranoside) atau MSH merupakan jenis senyawa thiol yang paling banyak

Page 12: Kombinasi Allicin Dan Calcium Sebagai Terapi Alternatif Terbaru Tuberculosis

ditemukan pada Mycobacterium tuberculosis. Mycothiol (MSH) mempunyai

bagian cystein yang fungsional, selain itu pada struktur mycothiol terdapat

glucosamine dan myoinositol yang temasuk golongan gula. (Newton et al, 1995)

Gambar 2. Struktur Kimia Mycothiol (Newton et al, 2008)

Mycothiol disintesis dalam empat tahap. Dengan bantuan enzim MshA,

MshB, MshC, dan Msh D. M (Buchmeier, et al 2003) Tahap pertama adalah

sintesis inositol phospat dari glucose-6-phosphate (Glc-6-P) dengan bantuan

enzim inositol phosphate synthase (Ino1) Kemudian enzim glycosyltransferase

(MshA) mengkatalis reaksi antara acetyl glucosamine dan inositol phospat

menghasilkan acetylglucosamilinositol phospat (Newton et al, 2006).

Acetylglucosamilinositolphospat selanjutnya difosforilasi dan dideasetilasi

oleh enzim metalloprotein MshB membentuk Glucosaminilinositol (GlcNIns),

(Bucheiemer et al, 2003. Rawat et al, 2003. Newton et al, 2007.).Selanjutnya

Glucosaminilinositol digabung dengan cysteion oleh enzim MshC membentuk

Cystein-Glucosaminilinositol (Cys-GlcN-Ins). Proses ini membutuhkan ATP.

Tahapan terakhir adalah asetilasi grup amin dari cystein dengan bantuan GCN5

acetyltransferase (MshD) dan dengan bantuan acetyl-Coa menghasilkan mycothiol

(Koledin et al, 2002. Sareen et Al 2002)

Secara umum mycothiol pada bakteri merupakan suatu senyawa yang

memiliki fungsi yang ekuivalen dengan gluthatione yakni untuk melindungi

bakteri dari oksidan toksik dan antibiotik. (Newton, 2002). Mycothiol menjadi

substansi yang dibutuhkan dalam proses intraseluler meliputi detoksifikasi

komponen elektrofilik. Reduksi dan isomerasi. Mycothiol juga bereaksi dengan

Nitrit Oxida membentuk MSNO. Dengan bantuan enzim MSNO reductase maka

dibentuk suatu senyawa sulfinamide MSNOH2 yang tidak lagi toksik bagi bakteri.

(Miller et al, 2007) Proses-proses ini merupakan proses yang penting bagi

mycobacteria sebagai upaya untuk melindung diri dari proses digesti oleh sel-sel

pertahanan pada host misalnya makrofag. (Norin et al, 1997)

Fungsi mycothiol yang kedua yakni sebagai substansi pertumbuhan.

Mycothiol (MSH) merupakan coenzym bagi enzym maleylpyurvate isomerase

yang akan mengkatalis maleypyruvate menjadi fumarylpyruvate, selanjutnya akan

dihidrolisis menjadi fumarat dan pyruvate yang penting dalam proses

pembentukan energi dan pertumbuhan bakteri. Hal ini telah diujikan secara

laboratorium dengan menggunakan mycobacterium mutan MshA dan MshC dan

C. glutamicum yang telah di mutasi delesi gen mshC dan mshD didapatkan

gambaran hambatan pertumbuhan (Feng et al, 2006). Mycobacterium juga

memiliki jalur lain yang berperan dalam mensintesis fumarylpiruvate yakni

dengan bantuan enzim thiol dependent maleylpyruvate isomerase (Newton et al,

Page 13: Kombinasi Allicin Dan Calcium Sebagai Terapi Alternatif Terbaru Tuberculosis

2008). Enzim yang bergantung pada thiol ini juga dapat digunakan sebagai target

terapi terbaru.

Mycothiol juga menyebabkan penurunan sentifitas terhadap beberapa

antibiotik. Pada bakteri yang telah dimutasi gen MshA didapatkan sensitivitas

terhadap rifampin 10 kali lebih tinggi dan 20 kali lebih sensitif terhadap

erithromycin. Artinya dengan adanya mycothiol dalam jumlah normal pada

bakteri maka bakteri akan 10 kali lebih resisten terhadap rifampin dan 20 kali

lebih resisten terhadap erythromicin (Rawat et al, 2007) Namun hal yang

sebaliknya terjadi pada percobaan dengan menggunakan isoniazid dan

ethionamide. Terdapat peningkatan resistensi terhadap isoniazid sebesar 25 kali

pada bakteri yang telah dimutasi gen Msh nya. (Newton et al, 1999) dan pada

Mycobacterium tuberculosis yang sudah dimutasi gen MshB terdapat peningkatan

resistensi terhadap ethionamide sebesar 6 kali lipat. (Rawat et al, 2003) Isoniazid

dan ethionamide merupakan obat yang diaktifkan intra seluler (Baulard et al,

2000) dan dapat disimpulkan bahwa Mycothiol diduga berperan dalam

pengaktifan obat ini secara intraseluler (Newton et al, 2008). Artinya dengan

penambahan inhibitor sintesis mycothiol maka akan berdampak kepada

peningkatan sensitifitas beberapa antibiotik walaupun ada beberapa antibiotik

yang malah semakin resisten

Gambar 3. Jalur Sintesis Asam Lemak, Biosintesis dan Metabolisme Mycothiol

Page 14: Kombinasi Allicin Dan Calcium Sebagai Terapi Alternatif Terbaru Tuberculosis

Potensi Kerja Ekstrak Allicin dan Kalsium Sebagai Terapi Tuberkulosis.

Allicin banyak ditemukan dalam Allium sativum atau bawang putih (Eren

et al, 1985) yang merupakan salah satu rempah rempah yang sering digunakan

dalam kehidupan sehari hari. Bawang putih tumbuh baik pada berbagai variasi

ketinggian mulai 200-1200 meter diatas permukaan laut dengan curah hujan 100

mm-1200mm/tahun. Kondisi ini sangat cocok dengan iklim di Indonesia. Allium

sativum merupakan tanaman umbi berlapis dengan ketinggian tanaman mencapa

30-75 cm dengan akar serabut dan daun menyerupai helai pita.

Allicin Menghambat Sintesis Acetyl Coa Mycobacterium

Allicin bekerja dengan menghambat enzim acetyl-CoA synthetase bahkan

dapat menghambat acetate kinase dan phospotransacetylase yang merupakan

enzim yang sangat berperan dalam pembentukan acetyl-coA pada bakteri. (Focke

et al, 1990)

Gambar 4. Allicin dan struktur kimianya.

Dengan adanya efek inhibisi pada sintesis acetyl CoA terutama pada enzim

acetyl CoA synthetase maka akan berpengaruh kepada banyak aspek metabolisme

yang penting bagi Mycobacterium tuberculosis yakni terganggunya sintesis asam

mikolik. Asam mikolik dibentuk dari acetyl CoA yang selanjutnya akan

dimetabolisme oleh sistem Fatty acid synthetase I. (Takayama et al 2005. Raman

et al. 2005) Dengan adanya penurunan jumlah acetyl CoA maka hal ini juga akan

berpengaruh terhadap pembentukan asam mikolik sebagai lipid utama pembentuk

dinding sel Mycobacterium tuberculosis. Selain itu proses yang akan terganggu

berikutnya adalah sintesis cord factor atau trehalose dimycolate yang bahan

utamanya adalah acetyl CoA. (Kilburn, 1982 Katti et al, 2003. Todar, 2011)

Didalam sel, hambatan pembentukan acetyl coA juga akan memberikan

dampak terhadap kinerja enzim MshD dimana menurut Koledin (2002) acetyl

CoA merupakan cofactor enzim tersebut. Enzim Msh D merupakan enzim yang

berfungsi untuk mengasetilasi grup cystein pada prekursor mycothiol (Sareen et

al, 2002), tanpa kinerja maksimal dari enzim MshD maka tidak terbentuk asetilasi

grup cystein secara sempurna sehingga mycothiol tidak akan terbentuk dengan

sempurna.

Allicin Menghambat Enzim yang Bersifat Thiol-Dependent

Allicin merupakan suatu disulfida yang dapat bereaksi dengan residu

sulfhydril pada berbagai macam protein sehingga allicin merupakan substansi

yang mampu mempengaruhi kinerja enzim yang bergantung kepada thiol. (Koch

et al, 1996, Ankri, 1999) Dengan sifat seperti ini maka allicin dapat bereaksi

dengan enzim yang sifatnya thiol dependent. Pada metabolisme mycothiol, enzim

Page 15: Kombinasi Allicin Dan Calcium Sebagai Terapi Alternatif Terbaru Tuberculosis

thiol dependent maleylpyruvate isomerase yang berfungsi untuk mengisomerasi

maleylpyruvate menjadi fumarylpyruvate pada saat kadar Mycothiol bakteri tidak

optimal (Newton et al, 2008) akan di inhibisi oleh Allicin sehingga isomerasi

maleylpyruvate menjadi fumarylpyruvate terganggu. Hal ini menyebabkan

berkurangnya substansi pyruvate yang esential yang bisa diperoleh dari hidrolisis

fumarylpyruvate Sehingga akan sangat berdampak pada pertumbuhan bakteri

karena pyurvate merupakan substansi utama untuk masuk ke siklus kreb dalam

proses pembentukan energi bakteri. (Newton et al, 2008)..

Bukan hanya enzim maleylpyurvate isomerase yang bisa dihambat oleh

allicin, Enzim MTR atau mycothione reductase yang berfungsi untuk

mengembalikan mychotione menjadi mycothiol dengan bantuan NADH (Newton

et al, 2008) juga mampu diinhibisi oleh allicin sebagai senyawa disulfida. Newton

(2008) membuktikan bahwa enzim ini dapat di inhibisi secara kompetitif oleh

senyawa dengan ikatan disulfida. Dengan adanya inhibisi pada enzim Mycothione

reductase maka reaksi kesetimbangan antara mycothione dengan mycothiol tidak

tercapai dan akhirnya dapat mengurangi kadar mycothiol intraseluler bakteri.

Gambar 5. Mekanisme kerja allicin (X) dan Kalsium (o) dalam menghambat jalur

sintesis asam lemak dan mycothiol.

Page 16: Kombinasi Allicin Dan Calcium Sebagai Terapi Alternatif Terbaru Tuberculosis

Allicin Menghambat Produksi Cystein

Allicin juga terbukti dapat menghambat kinerja enzim golongan cystein

protease yakni enzim yang menyebabkan terjadinya penguraian cystein dari rantai

polipeptida (Waag et al, 2010) Inhibisi ini mengakibatkan penguraian cystein dari

rantai polipeptida akan terhambat. Berkurangnya suplai cystein sendiri akan

menghambat proses pembentukan mycothiol karena cystein merupakan bagian

penting dari mycothiol.

Supplementasi Kalsium Mampu Menghambat Enzim MshB

MshB merupakan enzim yang membutuhkan logam sebagai kofaktornya.

Bentuk asli dari enzim ini berinti zinc dan telah dikonfirmasi dengan scanning X-

Ray Flouresens dan koordinasi geometrinya ditentukan dengan crystallography.

Enzim ini dapat diaktifkan dengan Zn2, Ni2, Mn2, dan Co2 tapi tidak dapat

diaktifkan dengan Ca2 atau Mg2 (Maynes et al, 2003).Penambahan kalsium pada

ekstrak allicin juga akan menghambat kinerja enzim MshB sehingga pembentukan

mycothiol akan semakin terhambat.

Pihak-Pihak yang Terkait dengan Implementasi Gagasan

Dengan adanya gagasan ini diharapkan kalangan dokter dan farmasis dapat

memiliki gambaran mengenai bagaimana implementasi terapi kedepannya. Dokter

dan farmasis diharapkan dapat melakukan studi lebih lanjut mengenai efektifitas

terapi dengan menggunakan allium sativum dan kalsium ini, Para farmasis

diharapkan mampu untuk menyempurnakan gagasan ini terutama dalam hal-hal

yang menyangkut farmakologi dari sediaan ini misalnya bioavailabilitas, bentuk

pemberian yang efektif serta dosis aman daripada terapi terbaru ini sebab hasil

penelitian saat ini rata-rata bersifat in vitro atau berdasarkan pada hasil

eksperimen laboratorium semata.Bagi pihak-pihak yang bekerja di bidang industri

farmasi, pemanfaatan bawang putih dan kombinasi dengan mineral seperti

kalsium sebagai terapi tuberkulosis terbaru tentunya akan menggerakkan

perekonomian petani terutama petani bawang putih dan para pengekstrak mineral

kalsium misalnya pengolah batu kapur (CaCO3). Selain itu diharapkan juga

dengan adanya penemuan terapi berdasarkan tanaman herbal maka pihak industri

farmasi mampu menggerakkan industri farmasi yang bersifat fitofarmakologi

yang saat ini menjadi salah satu terapi pilihan dalam menangani penyakit.Diluar

aspek kesehatan hal ini akan mendorong pertumbuhan pertanian bawang putih

terlebih lagi bahwa setiap kandungan aktif dari bawang putih tergolong berbeda

bergantung pada negara produsennya (Hannan et al, 2011) sehingga bila nantinya

bawang putih yang ditanam di Indonesia telah terbukti memiliki potensi terapoetik

yang besar, keberhasilan ekonomi tentunya akan menjadi hasil yang dapat

diprediksikan.

Metode Ekstraksi Bawang Putih dan Kombinasi dengan Kalsium .

Metode ekstraksi lain yang dapat diimplementasikan adalah metode dari

Lagnado (2001) yang diaplikasikan oleh Yuniastuti pada tahun 2006

Page 17: Kombinasi Allicin Dan Calcium Sebagai Terapi Alternatif Terbaru Tuberculosis

Teknik Persiapan Substansi :

1. Bawang Putih sebanyak 100 gram dicuci dan dan dikupas

2. Bawang Putih dihancurkan dengan menggunakan lumpang porselein

3. Bawang Putih yang sudah dihancurkan kemudian direndam dalam 200 mL

etanol, diaduk dan diendapkan selama 24 jam

4. Kemudian campuran bawang putih dan etanol tersebut didekantasi hingga

dihasilkan ekstrak dan residu.

Hasil analisis spektrofotometeri hasil ekstraksi metode Lagnado yang

dilakukan oleh Yuniastuti (2006) menunjukkan bahwa didalam ekstrak ini

terdapat senyawa diallyl disulfida (C6H10S2) atau allicin dan allyl sulfida

(C6H10S). Kadar yang ada didalamnya dapat dihitung dengan menggunakan hasil

absorban gugus-gugus fungsi yang ada didalamnya. Allicin mempunyai gugus

disulfida (S-S) pada struktur kimianya yang membedakannya dengan senyawa

lainnya, maka untuk mengidentifikasi allicin yang perlu kita perhatikan adalah

hasil absorban dari gugus disulfida pada tabel berikut. Analisis spektrofotometri

menggunakan 10 ml ekstrak dari total 200 ml campuran (5% dari campuran total).

Tabel 1. Nilai Absorban Subtansi dalam Ekstrak Bawang Putih (Yuniastuti,2006)

No Bilangan gelombang (1/cm) Intensitas % Jenis gugus Fungsi

1 408.9 0,328 S-S (disulfida)

2 879.5 40,356 C-S

3 948.9 37,363 Alkena tekuk C=C

4 1049.2

1087.8

36,213

43,668

C-C

5 1130.2

1161.1

42,164

44,746

S-H sulfonamida

6 1307.6 46,535 S-H

7 1380.9

1458.1

41,377

46,864

-CH3 Tekuk

8 1647.1 31,816 C=C

9 2129.3 63,613 S-H

10 2665.4 64,634 Aldehid

11 2900.7 41,493 C-H

12 2935.5

2974.0

39,806

29,180

C-H alkana ulur

13 3421.5 10,765 Ikatan Hidrogen

Artinya dalam setiap 100 gram bawang putih menurut metode ekstraksi ini

terdapat 0.328% allicin atau sekitar 0.328 gram atau 328 mg allicin. (Yuniastuti,

2006). Metode ekstraksi lainnya dapat menggunakan metode yang dilakukan oleh

Abdul Hanan dari University Of Health Science Lahore Pakistan. Bawang putih

dicincang dan diproses hingga menjadi bubuk dan selanjutnya direndam dengan

menggunakan ethanol 70% selama satu minggu. Selanjutnya diiltrasi dengan

menggunakan kertas filter Whatman nomor satu dengan diameter filtrasi 0.45 μm

dan selanjutnya dievaporasi sehingga dihasilkan suatu senyawa berwarna coklat

dengan bau yang tajam. Kadar yang efektif adalah 3 mg/ml untuk mencapai efek

Page 18: Kombinasi Allicin Dan Calcium Sebagai Terapi Alternatif Terbaru Tuberculosis

inhibisi pertumbuhan Mycobacterium tuberculosis minimum (Hannan et al, 2011)

Metode ini hanya berbeda pada lama perendaman bawang putih dengan etanol.

Bila kadar efektifitas ekstrak bawang putih sebagai dosis terapi adalah 3

mg (Hannan et al 2011), maka hanya dibutuhkan sekitar 1 gram bawang putih

sebagai bahan pengobatan tuberkulosis. Akan tetapi efek inhibisi pertumbuhan

Mycobacterium tuberculosis ini merupakan hasil yang diperoleh secara in vitro

(Hannan et al, 2011) sehingga perlu studi lebih lanjut mengenai efek ekstrak

bawang putih ini untuk mengobati tuberkulosis secara in vivo.

Kalsium merupakan substansi tambahan yang dibutuhkan dalam ekstrak

bawang putih untuk memberikan efek sinergis dalam menghambat sintesis

mycothiol melalui inaktivasi enzim MshB (Maynes et al, 2003) Kalsium dapat

dperoleh dari batu kapur (CaCO3). Proses ekstraksi dapat dilakukan secara

sederhana dengan mereaksikan batu kapur dengan asam klorida (HCl) sehingga

dibentuk kalsium klorida melalui reaksi CaCO3 + 2HCl CaCl2 + H2O + CO2.

Kalsium Klorida yang terbentuk dapat di elektrolisis sehingga menghasilkan

kalsium. Rekasi yang terjadi pada Katoda adalah Ca2+

+ 2 elektron Kalsium

dan pada Anoda 2Cl- Cl2 + 2 elektron. (Melani, 2009).

Belum ada referensi yang jelas mengenai berapa kadar yang dibutuhkan

agar kalsium dapat menyebabkan efek inaktivasi enzim MshB. Mengenai sediaan,

kalsium dan ekstrak bawang putih perlu dikemas dalam satu bentuk kapsul karena

ekstrak bawang putih memiliki rasa dan bau yang tajam. Perlu penelitian lebih

lanjut mengenai efektifitas pemberian ekstrak bawang putih dan kalsium terutama

mengenai bentuk pemberian, aspek farmakologi, dan dari aspek non medis

lainnya misalnya aspek ekonomi meliputi analisis nilai ekonomis dan

implikasinya pada pertumbuhan ekonomi masyarakat Indonesia.

KESIMPULAN

Gagasan yang Diajukan

Allicin yang diekstrak dari Allium sativum dikombinasikan dengan

kalsium dapat menjadi terapi terbaru dalam penanganan tuberkulosis dengan jalan

menghambat sintesis asam lemak yang penting untuk pembentukan asam mikolik

dan trehalose dimycolate, salah satu unsur dinding sel Mycobacterium

tuberculosis, serta menghambat sintesis mycothiol, salah satu zat intraseluler yang

sangat penting bagi Mycobacterium tuberculosis terutama dalam hal detoksifikasi

radikal bebas, agen pertumbuhan dan resistensi bakteri terhadap antibiotik

Teknik Implementasi Gagasan

Allicin dapat diperoleh dari bawang putih dengan cara merendam hasil

penggilasan bawang putih dengan etanol dan dimurnikan kembali dengan

menggunakan evaporator. Sedangkan kalsium dapat diperoleh dari sumber alam

seperti batu kapur dan diekstrak dengan bantuan asam klorida dan dielektrolis.

Hasil ekstrak dapat dikombinasikan dengan kalsium dan dikemas dalam bentuk

kapsul karena bau ekstrak bawang putih yang tergolong tajam.

Page 19: Kombinasi Allicin Dan Calcium Sebagai Terapi Alternatif Terbaru Tuberculosis

Prediksi, Dampak dan Implementasi Gagasan

Dengan adanya pemaparan gagasan ini, diharapkan akan tercetus model

penelitian terbaru yang meneliti tentang efektifitas penggunaan allicin dan

kalsium sebagai terapi terbaru tuberkulosis yang murah dan ampuh.

Pengembangan industri fitofarmakologi juga diharapkan akan terus digalakkan

seiring dengan berkembangnya terapi pengobatan herbal untuk penyakit yang

secara epidemiologi sangat perlu untuk diberantas.

DAFTAR PUSTAKA

Agarwal R, Malhotra P, Awasthi A, Kakkar N, Gupta D. 2005. Tuberculous

dilated cardiomyopathy: an under-recognized entity?. BMC Infect Dis 5 (1): 29

Ankri S, Mirelman D. 1999. Antimicrobial properties of allicin from garlic.

Microbes Infect. 1999 Feb;1(2):125-9.

Baulard, A. R., J. C. Betts, J. Engohang-Ndong, S. Quan, R. A. McAdam,P. J.

Brennan, C. Locht, and G. S. Besra. 2000. Activation of the pro-drug ethionamide

is regulated in mycobacteria. J. Biol. Chem. 275:28326–28331.

Buchemeier, N. A., G. L. Newton, T. Koledin, and R. C. Fahey. 2003. Association

of mycothiol with protection of Mycobacterium tuberculosis from toxic Oxidants

and antibiotics. Mol. Microbiol. 47:1723–1732.

Cole E, Cook C 1998. Characterization of infectious aerosols in health care

facilities: an aid to effective engineering controls and preventive strategies. Am J

Infect Control 26 (4): 453–64.

Eric B. 1985. The chemistry of garlic and onions. Scientific American 252

(March): 114–9.

Feng, J., Y. Che, J. Milse, Y. J. Yin, L. Liu, C. Ruckert, X. H. Shen, S. W. Qi, J.

Kalinowski, and S. J. Liu. 2006. The gene ncgl2918 encodes a novel

maleylpyruvate isomerase that needs mycothiol as cofactor and links mycothiol

biosynthesis and gentisate assimilation in Corynebacterium glutamicum. J. Biol.

Chem. 281:10778–10785.

Focke M. Feld A, Lichtenthaler K. 1990 Allicin, a naturally occurring antibiotic

from garlic, specifically inhibits acetyl-CoA synthetase.261(1):106-8.

Griffith D, Kerr C. 1996. "Tuberkulosis: disease of the past, disease of the

present". J Perianesth Nurs 11 (4): 240–5.

Hannan A, Ikramullah M, Usman M, Hussain S, Absar M, Javed K. 2011. Anti-

Mycobacterial Activity Of Garlic (Allium Sativum) Against Multi-Drug Resistant

And Non-Multi-Drug Resistant Mycobacterium tuberculosis. Pak. J. Pharm. Sci.,

Vol.24, No.1, January 2011, pp.81-85

Katti MK, Hunter RL, Jagannath C 2003. Trehalose Dimycolate (Cord Factor)

from Mycobacterium tuberculosis Modulates Macrophage Function through

Activation of Focal Adhesion Kinase.Abstr Intersci Conf Antimicrob Agents Sep

14-17; 43.

Kilburn, James O., Takayama, Kuni., Amstrong, Emma Lee. 1982. Synthesis of

trehalose dimycolate (cord factor) by a cell-free system of M smegmatis

Page 20: Kombinasi Allicin Dan Calcium Sebagai Terapi Alternatif Terbaru Tuberculosis

Biochemical and Biophysical Research Communications Volume 108, Issue 1, 16

September 1982, Pages 132-139

Koch HP, Lawson LD 1996. Garlic: The Science and Therapeutic Application of

Allium sativum L. Vol. 1. Williams and Wilkins; Baltimore p. 233.

Koledin, T., G. L. Newton, and R. C. Fahey. 2002. Identification of the mycothiol

synthase gene (mshD) encoding the acetyltransferase producing mycothiol in

actinomycetes. Arch. Microbiol. 178:331–337.

Lim SA. 2006. Ethambutol-associated optic neuropathy. Ann. Acad. Med. Singap.

35 (4): 274–8.

Maynes, J. T., C. Garen, M. M. Cherney, G. L. Newton, D. Arad, Y. Av-Gay, R.

C. Fahey, and M. N. James. 2003. The crystal tructure of 1-D-myoinosityl 2-

acetamido-2-deoxy-alpha-D-glucopyranoside deacetylase (MshB) from

Mycobacterium tuberculosis reveals a zinc hydrolase with a lactate dehydrogenase

fold. J. Biol. Chem. 278:47166–47170.

Mdluli K, Spigelman M. 2006. Novel targets for tuberkulosis drug discovery.

Curr Opin Pharmacol. 2006 Oct;6(5):459-67.

Miller, C. C., M. Rawat, T. Johnson, and Y. Av-Gay. 2007. Innate protection of

Mycobacterium smegmatis against the antimicrobial activity of nitric oxide is

provided by mycothiol. Antimicrob. Agents Chemother. 51:3364–3366.

Newton, G. L., and R. C. Fahey. 2002. Mycothiol biochemistry. Arch.

Microbiol.178:388–394.

Newton, G. L., K. Arnold, M. S. Price, C. Sherrill, S. B. del Cardayre´, Y.

Aharonowitz, G. Cohen, J. Davies, R. C. Fahey, and C. Davis. 1996. Distribution

of thiols in microorganisms: mycothiol is a major thiol in most actinomycetes. J.

Bacteriol. 178:1990–1995.

Newton, G. L., M. D. Unson, S. J. Anderberg, J. A. Aguilera, N. N. Oh, S.

B.delCardayre´, J. Davies, Y. Av-Gay, and R. C. Fahey. 1999. Characterization of

a Mycobacterium smegmatis mutant defective in 1-D-myo-inosityl-2-amino-2-

deoxy-alpha-D-glucopyranoside and mycothiol biosynthesis. Biochem.Biophys.

Res. Commun. 255:239–244.

Newton, G. L., M. D. Unson, S. J. Anderberg, J. A. Aguilera, N. N. Oh, S. B.

delCardayre´, J. Davies, Y. Av-Gay, and R. C. Fahey. 1999. Characterization of a

Mycobacterium smegmatis mutant defective in 1-D-myo-inosityl-2-amino- 2-

deoxy-alpha-D-glucopyranoside and mycothiol biosynthesis. Biochem. Biophys.

Res. Commun. 255:239–244.

Newton, G. L., P. Ta, and R. C. Fahey. 2007. Tuberkulosis: from lab research to

field trials, abstr. 347. Abstr. Keystone Symp

Newton, G. L., P. Ta, K. P. Bzymek, and R. C. Fahey. 2006. Biochemistry of the

initial steps of mycothiol biosynthesis. J. Biol. Chem. 281:33910–33920.

Newton, Gerald L., Buchmeier, Nancy., Fahey. Robert. 2008. Biosynthesis and

Functions of Mycothiol, the Unique Protective Thiol of Actinobacteria.

Microbiology And Molecular Biology Reviews, Sept. 2008, p. 471–494 Vol. 72,

No. 3

Norin, A., P. W. Van Ophem, S. R. Piersma, B. Persson, J. A. Duine, and H.

Jornvall. 1997. Mycothiol-dependent formaldehyde dehydrogenase, a prokaryotic

medium-chain dehydrogenase/reductase, phylogenetically links different

eukaroytic alcohol dehydrogenases—primary structure, conformational modelling

and functional correlations. Eur. J. Biochem. 248:282–289.

Page 21: Kombinasi Allicin Dan Calcium Sebagai Terapi Alternatif Terbaru Tuberculosis

Nur Indri, Melani. 2009. Proses Ekstraksi Logam Alkali Tanah.

Raman K, Rajagopalan P, Chandra N 2005 Flux Balance Analysis of Mycolic

Acid Pathway: Targets for Anti-Tubercular Drugs. PLoS Computational Biology

1(5): 349:358

Rawat, M., C. Johnson, V. Cadiz, and Y. Av-Gay. 2007. Comparative analysis of

mutants in the mycothiol biosynthesis pathway in Mycobacterium smegmatis.

Biochem. Biophys. Res. Commun. 363:71–76

Rawat, M., G. L. Newton, M. Ko, G. J. Martinez, R. C. Fahey, and Y.Av-Gay.

2002. Mycothiol-deficient Mycobacterium smegmatis mutants are hypersensitive

to alkylating agents, free radicals and antibiotics. Antimicrob Agents Chemother.

46:3348–3355.

Rawat, M., S. Kovacevic, H. Billman-Jacobe, and Y. Av-Gay. 2003. Inactivation

of mshB, a key gene in the mycothiol biosynthesis pathway in Mycobacterium

smegmatis. Microbiology 149:1341–1349.

Sareen, D., M. Steffek, G. L. Newton, and R. C. Fahey. 2002. ATP-dependent L-

cysteine:1D-myo-inosityl2-amino-2-deoxy-D-glucopyranoside ligase,mycothiol

biosynthesis enzyme MshC, is related to class I cysteinyltRNAsynthetases.

Biochemistry 41:6885–6890

Takayama,K., Wang, Cindy., Gurdyal S. Besra 2005. Pathway to Synthesis and

Processing of Mycolic Acids in Mycobacterium tuberculosis. Clinical

Microbiology Reviews, January 2005, p. 81-101,

Todar, Kenneth. 2011. Textbook of bacteriology. Diakses dari halaman website

http://www.textbookofbacteriology.net/tuberkulosis_2.html tanggal 21 Februari

2011 pukul 23.17 WITA.

Waag T, Gelhaus C, Rath J, Stich A, Leippe M, Schirmeister T. Allicin and

derivates are cysteine protease inhibitors with antiparasitic activity. Bioorg Med

Chem Lett. 2010 Sep 15;20(18):5541-3.

World Health Organization. 2009. World Report Tuberkulosis 2009-Indonesia

Report. Geneva

World Health Organization.2010. World Report Tuberkulosis 2010. Geneva

World Health Organization.2010b. Multidrug and Extensive Drug Resisten

Tuberkulosis, Global Plan Surveillance. Geneva.

Yee D, Valiquette C, Pelletier M, Parisien I, Rocher I, Menzies D. 2003.

Incidence Of Serious Side Effects From First Line Anti Tuberkulosis Drugs

Among Patients Treated For Active Tuberkulosis. Am J Respir Crit Care Med

2003:167:1472-1477.

Yuniastuti, Katrina. 2006 Ekstraksi Dan Identifikasi Komponen Sulfida Pada

Bawang Putih ( Allium Sativum ). Universitas Negeri Semarang. Semarang

Page 22: Kombinasi Allicin Dan Calcium Sebagai Terapi Alternatif Terbaru Tuberculosis

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Bumi Zulheri Herman

Tempat Tanggal Lahir : Ujung Pandang, 6 Juli 1991

Angkatan ; 2008

Karya-karya Ilmiah yang pernah dibuat :

Perbandingan Efektifitas Ekstrak Aloe Vera, Ekstrak Morinda citrifolia

dengan Metformin dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah (2009)

Potensi Niacinamida dalam Mereduksi Hiperpigmentasi Kulit (2008)

Analisis Fungsi Potensi Hutan Lindung Sungai Wain sebagai Hutan Lindung

Primer dan Ruang Terbuka Hijau di Kota Balikpapan (2006)

Penghargaan yang pernah diperoleh :

Juara Tiga Lomba Karya Tulis Ilmiah Lingkungan Kota Balikpapan 2006.

Nama : Ibnu Hidayat

Tempat Tanggal Lahir : Ujung Pandang, 7 Agustus 1991

Angkatan : 2010

Karya-karya Ilmiah yang pernah dibuat :

Penghargaan yang pernah diperoleh :