kolaborasi intelektual di forum...

25
KOLABORASI INTELEKTUAL DI FORUM GLOBAL www.humas.unsyiah.ac.id EDISI 240 . OKTOBER 2019 ISSN 0215-2916 MENGGAUNGKAN KEMBALI PRODUK SALAM DI PERBANKAN SYARIAH IMAM DAN LILLA, PRESENTER TERMUDA DI KONFERENSI DUNIA MENDORONG PENELITI BERKIPRAH DI LEVEL GLOBAL

Upload: others

Post on 12-Feb-2020

11 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KOLABORASI INTELEKTUAL DI FORUM GLOBALhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/Warta-Oktober-2019.pdfkolaborasi intelektual di forum global edisi 240 . oktober 2019 issn 0215-2916

KOLABORASI INTELEKTUALDI FORUM GLOBAL

w w w. h u m a s . u n s y i a h . a c . i d

EDISI 240 . OKTOBER 2019IS

SN 0

215

-29

16

MENGGAUNGKANKEMBALI PRODUK SALAMDI PERBANKAN SYARIAH

IMAM DAN LILLA,PRESENTER TERMUDA DI KONFERENSI DUNIA

MENDORONG PENELITI BERKIPRAH DI LEVEL GLOBAL

Page 2: KOLABORASI INTELEKTUAL DI FORUM GLOBALhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/Warta-Oktober-2019.pdfkolaborasi intelektual di forum global edisi 240 . oktober 2019 issn 0215-2916

EDISI 240 . OKTOBER 2019EDISI 230 . DESEMBER 2018

IFTITAH2 XXX 3

UNIVERSITAS Syiah Kuala (Unsyiah) setiap tahunnya melakukan perhelatan konferensi internasional sebagai bentuk tanggung jawab akademik dan pengembangan kompetensi para pendidik. Melalui konferensi berskala global ini, akan mencetak banyak publikasi ilmiah dari berbagai kalangan, terutama dari para akademis dan peneliti. Secara tidak langsung, konferensi internasional juga menambah jumlah publikasi yang mampu memberi value lebih bagi Unsyiah.

Forum ini juga mempertemukan para ahli dari berbagai disiplin ilmu. Salah satu konferensi internasional yang digelar rutin oleh Unsyiah adalah Annual International Conference (AIC) yang telah memasuki tahun ke-9 penyelenggaraannya. Forum ini menjadi media distribusi berbagai informasi dan penelitian, serta menjadi forum diskusi aktif. Konferensi AIC telah dilaksanakan sejak tahun 2011 dan berjalan baik dengan menghadirkan pembicara dari berbagai negara dunia.

Di tahun 2019, konferensi AIC diikuti lebih 500 akademisi dan peneliti dunia. Mereka berasal dari beberapa

negara, seperti Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Jepang, Australia, hingga Peru. Tema yang diangkat pun beragam yaitu, kesehatan dan kehidupan, sains dan teknik, serta ilmu sosial. Para peserta diberi kesempatan untuk berdiskusi dan mempresentasikan hasil penelitiannya. Diharapkan hasil pemikiran para akademisi dan peneliti ini dapat menghasilkan solusi terbaik untuk mengatasi berbagai permasalahan dunia.

Selain AIC, dalam tahun yang sama, Unsyiah juga menyelenggarakan banyak konferensi internasional dengan beragam tema dan konsentrasi ilmu. Ini adalah wujud tanggung jawab pendidikan yang dilakukan Unsyiah dalam melahirkan pemikiran baru menghadapi perkembangan dunia. Institusi ini mencoba hadir menjadi media pemersatu dalam konteks keilmuan dan kepakaran melalui konferensi internasional. Diharapkan melalui kegiatan ini, Unsyiah mampu memperkuat dan mempererat kerja sama antarlembaga dan negara dalam mengentaskan permasalahan, baik di tingkat nasional maupun internasional. (Redaksi)

Menyatukan GagasanPeneliti GlobalChairil Munawir MT, S.E. M.M.Kepala Humas Unsyiah

Page 3: KOLABORASI INTELEKTUAL DI FORUM GLOBALhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/Warta-Oktober-2019.pdfkolaborasi intelektual di forum global edisi 240 . oktober 2019 issn 0215-2916

EDISI 240 . OKTOBER 2019 EDISI 240 . OKTOBER 2019

IZIN TERBIT

DITERBITKAN OLEH

PERINTIS

PEMBINA

PENASIHAT BIDANG REDAKSI

PENASIHAT BIDANG

ADMINISTRASI & PENGEMBANGAN

KETUA PENGARAH

PEMIMPIN REDAKSI

WAKIL PEMIMPIN REDAKSI

REDAKTUR PELAKSANA

SEKRETARIS REDAKSI

EDITOR

PEWARTA

DESAINER GRAFIS

FOTOGRAFER

LAYOUTER

ADMINISTRASI & KEUANGAN

LOGISTIK

SIRKULASI

WEB MASTER

STT No. 1138/SK/DITJEN PPG/STT/1987

Humas Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh

Prof. Dr. Abdullah Ali, M.Sc. (alm.); Drs. T. A. Hasan Husin (alm.);

T. Syarif Alamuddin, Sm. Hk. (alm.)

Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng. (Rektor Universitas Syiah

Kuala)

Prof. Dr. Ir. Marwan (Wakil Rektor I); Dr. Ir. Alfiansyah Yulianur

BC. (Wakil Rektor III); Dr. Hizir (Wakil Rektor IV)

Dr. Ir. Agussabti, M.Si (Wakil Rektor II)

Abdul Rochim, S.Sos. M.Pd

Chairil Munawir MT, S.E. M.M.

Fajriana, S.E. | Hayatana, S.E.

Rika Marlia, S.E. M.M.

Uswatun Nisa S.I.Kom. M.A.

Ferhat, S.E. M.M.

Ibnu Syahri Ramadhan, S.E. | Cut Dini Syahrani, S.Si. |

Muksalmina, S.Sos.I.

Syahri Afrizal, S.I.Kom.

Sayed Jamaluddin

Nadia Ulfa, A.Md.

Munawar, S.H.

Ispandiar

Muhammad Iqbal, S.I.Kom.

WARTA UNSYIAHEdisi 240. Oktober 2019

ISSN 0215-2916Tebal Isi 48 Halaman

DITERBITKAN OLEHHumas UniversitasSyiah Kuala

TWITTER@univ_syiahkuala

YOUTUBEUnsyiah TV

WEBSITEwww.humas.unsyiah.ac.id

[email protected]

INSTAGRAM@univ_syiahkuala

[email protected]

Warta Unsyiah mengajak para pembaca untuk mengirim tulisan terbaiknya ke majalah resmi Unsyiah ini. Silakan kirim tulisan terbaik Anda disertai foto dan biodata diri ke email: [email protected] (600-700 kata)

REDAKSI

DAFTAR ISI

IFTITAH 3Menyatukan Gagasan Peneliti Global

EDUKASI 6-7Berbagi Ruang dengan Satwa Liar

MAHASISWA 8-9Imam dan Lilla, Presenter Termuda di Konferensi Dunia

FOKUS 10-15Kolaborasi Intelektual di Forum Global

Menawarkan Gagasan Intelektual di Tingkat Global

PAKAR 16Mendorong Peneliti Berkiprah di Level Global

PENGABDIAN 18-19Hibeuna Goes to Pulo Aceh: Ajarkan Mitigasi Bencana bagi Warga Pulau

KREATIF 20-21Kumpulan Puisi Nisa Ulmuddrika

PROFIL 22-23Debat Mentransformasi Diri Raudha

SEHAT 28-29Sapi Terinfeksi Brucellosis Memiliki Risiko Abortus

PERSPEKTIF 30-31Persepsi Psikologi terhadap Pengungkapan Kebenaran Konflik Aceh

RISET 32-34Pengujian Aktivitas Antelmintik dari Bahan Alami

FAKULTAS 36-37Menggaungkan Kembali Produk Salam di Perbankan Syariah

ENGLISH 38-39Reminiscences of My University Life

MUTU 42-43Mengejar Output Outcomes untuk Meraih Akreditasi Unggul di Era APT 3.0 dan 4.0

RELIGIA 40-41Taslih; Cara Mahasiswa FKep Mempererat Ukhuwah

KABARWarta Unsyiah Tiga Besar Terbaik Nasional

22

Page 4: KOLABORASI INTELEKTUAL DI FORUM GLOBALhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/Warta-Oktober-2019.pdfkolaborasi intelektual di forum global edisi 240 . oktober 2019 issn 0215-2916

EDISI 240 . OKTOBER 2019 EDISI 240 . OKTOBER 2019EDISI 240 . OKTOBER 2019 EDISI 240 . OKTOBER 2019

EDUKASI 7

l Langka; di mana kepadatan

populasinya kecil, waktu

kematangan seksual pertama

sangat lama, dan laju

pertumbuhannya lambat.

l Endemik; di mana sebaran

geografis alami terbatas,

lingkungan hidup sempit, dan

hidup hanya pada karakteristik

ekosistem tertentu.

l Terancam punah; yaitu terjadinya

pengurangan jumlah individu dalam

jumlah besar pada suatu habitat.

l Fekunditas rendah; di mana

jumlah telur yang dihasilkan

rendah; kematian alami tinggi dan

berpasangan tetap

Selain alasan di atas, yang perlu

dipahami adalah bahwa setiap satwa

memiliki peran dalam ekosistem.

Jika suatu hewan punah (atau hilang

secara lokal), akan terjadi efek domino

di dalam ekosistem tersebut. Hal

itu berarti ikut punahnya spesies

lain (atau hilang secara lokal) yang

berujung pada kerusakan ekosistem

secara menyeluruh. Ini dapat

berdampak buruk bagi lingkungan dan

kelangsungan hidup manusia. Sebagai

contoh dapat dilihat dari sistem

rantai makanan. Jika suatu satwa

karnivora sebagai konsumen tingkat

I punah dalam sebuah ekosistem,

maka keberadaan herbivora yang

merupakan konsumen tingkat II akan

tidak terkontrol, sehingga tumbuhan

sebagai produsen yang merupakan

makanan dari satwa herbivora ini tidak

lagi tercukupi.

Perlu diingat bahwa selain memakan

daun, hewan herbivora juga dapat

memakan anakan pohon, sehingga

jumlah pohon yang selamat pun akan

ikut berkurang. Nah, jika hal ini terjadi

tentu saja hidup manusia pun akan

terganggu. Kurangnya pepohonan

dapat berefek langsung terjadinya

bencana alam, seperti longsor, banjir,

dan lain-lain.

Pemerintah juga sangat tegas dalam

memperjuangkan upaya konservasi ini.

Bahkan, telah menerbitkan beberapa

dasar hukum tentang perlindungan

satwa liar. Tindak pidana kejahatan

terhadap satwa liar juga diatur jelas

dalam Undang-Undang Republik

Indonesia No. 5 Tahun 1990 Tentang

Konservasi Sumber Daya Alam Hayati

Dan Ekosistem, yaitu:

Pasal 21 Ayat 2

Setiap orang dilarang untuk:

1. Menangkap, melukai, membunuh,

menyimpan, memiliki, memelihara,

mengangkut, dan memperniagakan

satwa yang dilindungi dalam

keadaan hidup;

2. Menyimpan, memiliki, memelihara,

mengangkut, dan memperniagakan

satwa yang dilindungi dalam

keadaan mati;

3. Mengeluarkan satwa yang

dilindungi dari suatu tempat di

Indonesia ke tempat lain di dalam

atau di luar Indonesia;

4. Memperniagakan, menyimpan

atau memiliki kulit, tubuh, atau

bagian-bagian lain satwa yang

Konflik satwa liar dengan

manusia merupakan hal

yang terus menerus terjadi

di sekitar kita. Segala

interaksi antara manusia dan satwa

liar yang memberikan dampak negatif

terhadap kehidupan sosial manusia,

ekonomi, kebudayaan, dan konservasi

satwa liar serta lingkungannya disebut

sebagai konflik satwa liar. Data yang

dihimpun oleh BKSDA Aceh selama

tahun 2018, tercatat 55 laporan yang

masuk melalui call centre. Keseluruhan

laporan yang masuk masih didominasi

oleh konflik satwa liar dengan manusia.

Penyebab konflik satwa liar ini terus

terjadi karena terganggunya habitat

alami satwa liar. Penyusutan dan

kerusakan hutan, alih fungsi kawasan

hutan menjadi lahan perkebunan dan

pemukiman, eksploitasi berlebihan

terhadap sumber daya pangan satwa.

Manusia adalah makhluk yang dikarunia

akal, sehingga dapat bersikap bijaksana

dalam membuat hubungan harmonis

antara manusia dan satwa liar. Dalam

Peraturan Menteri LHK No P.106/

MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2018 Tentang

Perubahan Kedua dari Peraturan

Menteri LHK No P.20/MENLHK/SETJEN/

KUM.1/6/2018 Tentang Jenis Tumbuhan

dan Satwa yang Dilindungi, terdapat

904 jenis Tumbuhan dan Satwa Liar (TSL)

yang dilindungi di Indonesia. Umumnya

TSL yang dilindungi ini memiliki ciri

khusus, yaitu:

Berbagi Ruangdengan Satwa Liar

Begitupun perburuan satwa liar

mengakibatkan semakin sempitnya

tempat hidup (ruang) antara manusia

dan satwa liar. Semua hal ini

mengakibatkan satwa liar terdesak

dan akhirnya turun ke pemukiman

masyarakat. Jika hal ini terjadi, maka

semua pihak akan dirugikan. Kerugian

yang paling sering terjadi adalah

rusaknya tempat tinggal masyarakat,

rusaknya lahan perkebunan,

pemangsaan hewan ternak/peliharaan,

bahkan korban jiwa manusia serta

kematian satwa liar yang dilindungi.

dilindungi atau barang-barang yang

dibuat dari bagian-bagian tersebut

atau mengeluarkannya dari suatu

tempat di Indonesia ke tempat lain

di dalam atau di luar Indonesia;

5. Mengambil, merusak,

memusnahkan, memperniagakan,

menyimpan atau memiliki telur dan

atau sarang satwa yang dillindungi.

Pasal 40 Ayat 2

Barang siapa dengan sengaja melakukan

pelanggaran terhadap ketentuan

sebagaimana dimaksud, dipidana

dengan pidana penjara paling lama 5

(lima) tahun dan denda paling banyak

Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

Pasal 40 Ayat 4

Barang siapa karena kelalaiannya

melakukan pelanggaran terhadap

ketentuan sebagaimana dimaksud,

dipidana dengan pidana kurungan

paling lama 1 (satu) tahun dan denda

paling banyak Rp50.000.000,00 (lima

puluh juta rupiah).

Balai KSDA Aceh sangat menghimbau

kepada masyarakat untuk tidak

memelihara jenis tumbuhan dan

satwa liar yang dilindungi berdasarkan

peraturan yang berlaku. Apabila

menjumpai satwa liar dilindungi

yang dipelihara ataupun terjadinya

konflik satwa dengan manusia, dapat

menghubungi call center BKSDA Aceh

di nomor 085362836024 atau melalui

media sosial BKSDA Aceh di Facebook

BKSDA Aceh; Instagram @bksdaaceh;

dan Twitter @bksdaaceh. []

6 EDUKASI

Dessi Novita Sari, S.SiAlumni FMIPA Biologi Universitas

Syiah Kuala

Page 5: KOLABORASI INTELEKTUAL DI FORUM GLOBALhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/Warta-Oktober-2019.pdfkolaborasi intelektual di forum global edisi 240 . oktober 2019 issn 0215-2916

EDISI 240 . OKTOBER 2019 EDISI 240 . OKTOBER 2019EDISI 240 . OKTOBER 2019 EDISI 240 . OKTOBER 2019

MAHASISWA 9

Aceh International Workshop

and Expo On Sustainable

Tsunami Disaster Recovery

(AIWEST-DR) 2019 yang

diselenggarakan di Tohoku University

Sendai, Jepang menghadirkan

beberapa pembicara kunci, yaitu

Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng.IPU

(Rektor Unsyiah), Dr. Yoshiko Nishi

(Kyoto University, Jepang) dan Prof.

Toshiya Ueki (Tohoku University).

Selain Rektor Unsyiah, puluhan peneliti

serta akademisi Unsyiah juga ikut

berpartisipasi dalam kegiatan besar

itu. Bagi sebagian akademisi, mungkin

hal ini sesuatu yang biasa dilakukan.

Tetapi, tidak bagi Imam Maulana

dan Lilla Raswita yang masih tercatat

sebagai mahasiswa strata satu.

Imam dan Lilla merupakan presenter

termuda yang ikut berpartisipasi di

AIWEST-DR. Mereka juga sukses

melakukan oral presentation di

kegiatan tersebut. Mahasiswa jurusan

Pendidikan Dokter angkatan 2015

sudah ada sejak zaman nabi, salah

satunya dari cerita Nabi Nuh,” ujar

Imam.

Penerapan konsep Peci sudah dilakukan

di beberapa tempat sebagai pilot

project, seperti pembentukan santri

Dayah Siaga Bencana (Dagana).

Respon yang didapatkan sangat baik,

bahkan berharap dapat dibimbing

untuk jangka panjang. Program ini

berhasil meningkatkan pengetahuan

kesiapsiagaan para santri, terbentuknya

peta dan jalur evakuasi di gedung

dayah, serta terbentuknya kader-kader

yang berasal dari santri sendiri.

Oral presentation yang dipaparkan

Imam dan Lilla berhasil memukau

peserta konferensi. Ide dan karya

mereka mendapatkan tanggapan

positif dari berbagai pihak.

“Ini pengalaman pertama kami pergi

ke luar negeri untuk hadir dalam

konferensi besar dan ini membuat

dan 2017 ini, memaparkan hasil karya

ilmiahnya yang berjudul, “Peci: An

Integrated Islamic-Based Earthquake

And Tsunami Education In Islamic

Boarding School Extracurricula”. Karya

mereka merupakan salah satu inovasi

dari Program Kreativitas Mahasiswa

(PKM) yang telah mereka kembangkan.

Selain Imam dan Lilla, tim tersebut

terdiri dari Zahratunnisa (Teknik

Geofisika 2017), Septia Karlina (FKIP

Bimbingan Konseling 2016), dan

Hafizh Al-Mukarram (Teknik Arsitektur

2016). Mereka semua berada di bawah

bimbingan Rina Suryani Oktari, S.Kep.,

M.Si., dosen Fakultas kedokteran

Unsyiah yang juga peneliti Tsunami and

Disaster Mitigation Research Center

(TDMRC) Unsyiah.

Peci atau Paket Edukasi Bencana Islami

merupakan suatu konsep pendidikan

kebencanaan yang mengintegrasikan

antara pengetahuan kebencanaan dari

sudut pandang sains dan agama Islam.

Imam memaparkan, hingga saat ini

penerapan pendidikan kebencanaan

yang berkelanjutan dan mandiri belum

semuanya diterapkan di sekolah,

khususnya yang berbasis asrama atau

dayah. Padahal, terdapat lebih dari

1.200 dayah di Aceh. Selain itu, sistem

mitigasi bencana yang diajarkan selama

ini kurang berbaur dengan nilai-nilai

agama Islam.

Konsep pendidikan kebencanaan

yang dikembangkan Imam bersama

tim berupa pendidikan kebencanaan

dengan konsep islami. Tidak hanya

dari segi pengetahuannya saja, tapi

juga aplikasinya. Contohnya seperti

titik kumpul saat bencana terjadi yang

memisahkan lelaki dan perempuan.

Begitu juga untuk penanganan korban,

tim evakuasi dan tim media harus

dibentuk secara khusus. Termasuk

perlengkapan untuk evakuasi korban

perempuan dan laki-laki.

“Upaya mitigasi bencana harus kita

tanamkan di benak semua orang.

Konsep mitigasi bencana sebenarnya

IMAM DAN LILLA,PRESENTER TERMUDA DI KONFERENSI DUNIA

8 MAHASISWA

kami semakin termotivasi untuk terus

menghasilkan karya,” ungkap Lilla.

“Bila kita memiliki sebuah

inovasi kemudian menulis dan

mengemukakannya kepada semua

orang, maka kita akan berdiri sebagai

mahasiswa yang membawa sebuah

perubahan. Konsep yang dapat

membuat Aceh lebih baik, sehingga

orang-orang akan melihat itu sebagai

hal yang luar biasa dan patut untuk

didukung,” sambung Imam.

Selain Peci, Iman dan tim juga

menggagas konsep lain, yaitu Paket

Kesenian Mitigasi Bencana (Pasmina)

yang terinspirasi dari nandong

smong masyarakat Simeulue. Konsep

Pasmina ini juga telah dipresentasikan

oleh Imam dan timnya saat

International Conference on Disaster

Mitigation 2019 di Bantul pada Juni

lalu.

Program Peci dan Pasmina ini juga

telah sukses memenangkan medali

emas di Pekan Ilmiah Mahasiswa

Nasional (Pimnas) ke-32 yang

diselenggarakan di Universitas

Udayana, Bali, Agustus 2019. Program

Peci dan Pasmina juga mendapat

dukungan penuh dari TDMRC Unsyiah

dan Badan Nasional Penanggulangan

Bencana (BNPB) sebagai bagian dari

penerapan Sekolah Madrasah Aman

Bencana (SMAB).

“Sekarang banyak kesempatan kita

untuk menyalurkan ide, berbagai jenis

lomba di mana-mana. Ayo manfaatkan

ini untuk meraih prestasi,” tutup Imam.

Upaya mitigasi bencana harus kita tanamkan di benak semua orang. Konsep mitigasi bencana sebenarnya sudah ada sejak zaman nabi.

Page 6: KOLABORASI INTELEKTUAL DI FORUM GLOBALhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/Warta-Oktober-2019.pdfkolaborasi intelektual di forum global edisi 240 . oktober 2019 issn 0215-2916

EDISI 240 . OKTOBER 2019 EDISI 240 . OKTOBER 2019

KOLABORASI INTELEKTUAL DI FORUM GLOBAL

Page 7: KOLABORASI INTELEKTUAL DI FORUM GLOBALhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/Warta-Oktober-2019.pdfkolaborasi intelektual di forum global edisi 240 . oktober 2019 issn 0215-2916

EDISI 240 . OKTOBER 2019 EDISI 240 . OKTOBER 2019

FOKUS12 FOKUS 13

Setiap tahunnya, Unsyiah memiliki agenda rutin terkait pertemuan ilmiah berskala internasional. Kegiatan tersebut

bernama Annual International Conference (AIC). Forum ini menghadirikan sejumlah praktisi dunia lintas disiplin ilmu. Mereka berasal dari berbagai perguruan tinggi terkemuka di dunia.

Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng. IPU mengatakan, konferensi berskala global seperti ini adalah forum yang efektif bagi para akademisi, peneliti, dan praktisi untuk memperkuat kerja sama akademis dan industri. Sebab forum ini, mempertemukan para ahli dengan lintas disiplin ilmu, serta para praktisi yang terlibat langsung dalam kegiatan industri. Dengan demikian, mereka dapat saling berkolaborasi melalui kerja-kerja intelektual. Baik untuk meningkatkan penelitian dan mendorong inovasi, sehingga mampu menghasilkan solusi yang paling efektif untuk mengatasi permasalahan global.

Oleh sebab itu, Rektor menilai forum seperti ini sangatlah penting. Sebab dunia akademisi dan industri harus bergerak sinergis untuk menciptakan tatanan global yang kondusif. Apalagi perguruan tinggi berbasis riset seperti Unsyiah, kerja-kerja intelektual seperti ini sangat dibutuhkan untuk menguatkan institusi.

“Akademisi dan industri tidak boleh bekerja sendiri, tetapi harus berkolaborasi. Dengan demikian, kita dapat mengubah lingkungan dan kehidupan lebih baik,” ucapnya.

Saat ini, Unsyiah telah menyelenggarakan konferensi AIC kesembilan kalinya, yaitu pada tanggal 18-19 September 2019. Agenda ini sekaligus menjadi bagian dalam rangkaian kegiatan Milad Unsyiah yang ke-58 tahun.

AIC kesembilan tersebut menghadirkan 500 akademisi dan peneliti dunia yang berasal dari enam

negara yaitu Indonesia, Malaysia, Jepang, Australia, Brunei Darussalam, dan Peru. Pertemuan ini membahas beberapa isu strategis terkait perkembangan ilmu pengetahuan, riset, kesehatan, sosial, dan teknologi.

“Sedikitnya ada 330 makalah dibahas dalam konferensi ini,” ujar Rektor Unsyiah.

Ketua Panitia AIC 2019, Dr.-Ing. Rudi Kurniawan mengatakan, kegiatan bertaraf internasional ini rutin dilaksanakan Unsyiah sejak tahun 2011. Khusus tahun ini, AIC

Kepala UPT Perpustakaan Unsyiah ini juga menjelaskan, konferensi AIC secara tidak langsung menjadi ajang silaturahmi para profesor dan peneliti dunia. Melalui forum ini, mereka berkesempatan untuk mempresentasikan hasil kajiannya. Materi yang mereka sampaikan sangat menarik karena berisikan inovasi hasil penelitian dan tren terbaru ilmu pengetahuan.

“Makalah terpilih dalam konferensi ini berkesempatan untuk diterbitkan di berbagai publikasi terkemuka dunia,” ungkap Rudi.

Konferensi ini turut dimeriahkan dengan expo yang berlangsung di hall ACC Dayan Dawood. Atsiri Research Centre dan Bungoe Jaroe FKIP terpilih sebagai Best Expo dalam konferensi tersebut.

Pada prinsipnya konferensi berskala

global ini adalah forum untuk saling bertukar gagasan. Peserta yang hadir dalam forum ini juga mendapatkan pengalaman berharga. Mengingat topik yang dibahas mencakup semua aspek teoritis dan praktis.

Oleh karena itu, Unsyiah hadir untuk memediasi pertemuan intelektual ini, agar terjalin kesepakatan bersama dalam menghadapi permasalahan global. Sebab di era revolusi industri saat ini, sebuah perguruan tinggi berbasis riset seperti Unsyiah tidak bisa bergerak sendiri, tetapi harus berkolaborasi dengan berbagai institusi lainnya. Jika tidak demikian, maka perguruan tinggi tersebut akan terus tertinggal. Semangat untuk terlibat di forum-forum ilmiah seperti inilah yang terus Unsyiah upayakan. Sebab hal tersebut sejalan dengan tekad Unsyiah untuk masuk dalam jajaran World Class University. []

diadakan serentak dengan English Education International Conference (EEIC) ke-2, Aceh International Symposium on Civil Engineering (AISCE) ke-2, dan International Conference on Experimental and Computational Mechanic in Engineering (ICECME).

“Forum ini juga berhasil menarik minat intelektual dunia. Peneliti Unsyiah pun berkesempatan untuk menikmati ragam pemikiran mereka dalam menganalisis berbagai persoalan global,” ucapnya.

Page 8: KOLABORASI INTELEKTUAL DI FORUM GLOBALhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/Warta-Oktober-2019.pdfkolaborasi intelektual di forum global edisi 240 . oktober 2019 issn 0215-2916

EDISI 240 . OKTOBER 2019 EDISI 240 . OKTOBER 2019

FOKUS14 FOKUS 15

Universitas Syiah Kuala terus berupaya untuk terlibat aktif dalam berbagai forum ilmiah baik di tingkat

nasional maupun internasional. Unsyiah melalui para akademisi atau penelitinya, mencoba hadir untuk menawarkan solusi atas berbagai isu strategis di tingkat global.

Kepakaran dari peneliti Unsyiah kerap menjadi referensi untuk menjawab berbagai persoalan global. Seperti pada awal November 2019 lalu, sejumlah peneliti

Unsyiah menghadiri konferensi Aceh International Workshop on Sustainable Tsunami Disaster Recovery (AIWEST-DR) Ke-12 di Tohoku University, Sendai, Jepang.

Konferensi ini adalah kolaborasi Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) dengan Internasional Research Institute of Disaster Science (IRIDeS) Tohoku University. Konferensi ini menghadirkan sejumlah pembicara kunci, yaitu Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng.IPU (Rektor Unsyiah), Dr. Yoshimi Nishi (Kyoto University,

Jepang) dan Prof. Toshiya Ueki (Tohoku University).

Rektor mengatakan, sebagai institusi pendidikan terbesar di Aceh, Unsyiah mengambil peran dengan mendirikan Pusat Studi Mitigasi Bencana (TDMRC) dan Program Studi Ilmu Kebencanaan. Banyak para akademisi Unsyiah yang ikut terlibat dalam riset dan publikasi terkait isu bencana.

“Bahkan, secara statistik Unsyiah termasuk dalam tiga besar publikasi kebencanaan di Indonesia, terutama riset bidang tsunami,” ucap Rektor.

Selain itu, pengelolaan bencana merupakan tugas bersama dari berbagai disiplin ilmu. Sebab isu bencana sangat kompleks, sehingga membutuhkan keterlibatan dan kerja sama dari banyak pihak.

Untuk itu, Rektor berharap konferensi ini menjadi pertemuan efektif untuk saling memperkuat dan bersinergi meningkatkan kesadaran bencana, sekaligus mengembangkan budaya pencegahan risiko. Terlebih lagi, Aceh dan Jepang mempunyai persamaan sebagai daerah yang memiliki potensi besar bencana alam. Bahkan, kedua daerah ini pernah mengalami bencana mahadahsyat yaitu tsunami.

“Konferensi ini menjadi kesempatan besar bagi para peneliti untuk membandingkan peristiwa gempa tsunami yang terjadi di Aceh tahun 2004 dan di Jepang tahun 2011 silam,” ujarnya.

Kepakaran peneliti Unsyiah pada isu mitigasi bencana telah lama menjadi perhatian dunia. Meski demikian, bukan berarti di isu strategis lain kepakaran peneliti Unsyiah kurang diperhitungkan. Unsyiah tetap berusaha merespon semua permasalahan global, sesuai dengan kepakaran yang dimiliki oleh akademisi Unsyiah. Misalnya pada isu pertanian dan bioindustri, yang merupakan isu penting di tengah membludaknya populasi dunia.

Untuk menjawab persoalan tersebut, Unsyiah melalui Fakultas

Pertanian mengumpulkan lebih dari 100 akademisi, peneliti, dan praktisi dari sembilan negara di dunia untuk membahas isu tersebut. Pertemuan ini berlangsung dalam konferensi internasional The 1st International Conference on Agriculture and Bioindustry (ICAGRI). Peserta yang hadir berasal dari Kanada, Australia, Portugal, Jepang, Vietnam, Malaysia, Jerman, Inggris, dan Indonesia.

Dekan Fakultas Pertanian Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samadi, M.Sc. mengatakan, ICAGRI 2019 merupakan platform dan channel yang sangat strategis dan efisien untuk bertukar dan memperkuat kerja sama antarlembaga dan negara dalam mewujudkan gagasan pembangunan pertanian.

Terlebih lagi di era revolusi industri 4.0 saat ini, dibutuhkan

kerja sama dari berbagai unsur untuk memperkuat peran dalam percepatan inovasi dan teknologi demi mewujudkan ketersediaan pangan yang berbasis kearifan lokal.

“Kami berharap dari konferensi ini konsep pertanian berkelanjutan berbasis komoditas lokal di era revolusi industri 4.0 dapat didiskusikan,” ucapnya.

Unsyiah menyadari bahwa permasalahan global tidak dapat diselesaikan, tanpa adanya jalinan komunikasi yang baik di tingkat global. Kolaborasi antarinstitusi menjadi sangat penting. Selain itu, melalui forum berskala internasional seperti inilah, Unsyiah berupaya menegaskan identitasnya dengan menawarkan kerja-kerja intelektualnya. []

MENAWARKAN GAGASAN INTELEKTUAL DI TINGKAT GLOBAL

14 FOKUS

Page 9: KOLABORASI INTELEKTUAL DI FORUM GLOBALhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/Warta-Oktober-2019.pdfkolaborasi intelektual di forum global edisi 240 . oktober 2019 issn 0215-2916

PAKAR16 PAKAR 17

Selama ini, Unsyiah kerap melaksanakan

berbagai konferensi internasional.

Bahkan, Unsyiah punya agenda tersendiri

untuk kegiatan ini, seperti Annual

International Conference (AIC) yang dilaksanakan

setiap tahunnya. Lantas, seberapa besar pengaruh

kegiatan berskala internasional ini bagi Unsyiah?

Berikut petikan wawancara Warta Unsyiah dengan

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian

Masyarakat (LPPM) Unsyiah Dr. Taufik Fuadi

Abidin, S.Si., M.Tech.

Secara institusi, apa manfaat kegiatan

konferensi internasional ini bagi Unsyiah?

Konferensi internasional merupakan forum

ilmiah yang mempertemukan akademisi,

peneliti, pemerintah, mahasiswa, dan pemangku

kepentingan untuk berbagi (sharing). Mereka

memaparkan hasil kajian serta temuan baru dalam

berbagai bidang ilmu pengetahuan.

Peserta konferensi ini dari berbagai negara,

sehingga upaya perluasan jaringan kerja sama

(networking) dapat dilakukan. Jadi manfaatnya

bagi Unsyiah sangat jelas. Unsyiah semakin

dikenal, sivitas akademika dapat berpartisipasi

dalam forum ilmiah bertaraf internasional di

lokasi yang dekat. Publikasi artikel pada prosiding

terindeks dapat dipacu untuk meningkatkan

jumlah publikasi internasional.

Mendorong PenelitiBerkiprah di Level Global

Apa pengaruhnya terhadap target

Unsyiah menuju predikat unggul?

Konferensi internasional selama ini telah

banyak membantu untuk mendongkrak

peningkatan jumlah publikasi

internasional terindeks dalam bentuk

prosiding. Jumlah publikasi internasional

merupakan salah satu Indikator Kinerja

Utama (IKU) universitas yang harus kita

capai.

Data menunjukkan, beberapa tahun

belakangan ini, jumlah publikasi

internasional terindeks global terus

meningkat. Hal ini menjadi salah satu

indikator baik bagi Unsyiah dalam meraih

predikat unggul.

Bagaimana pengaruhnya terhadap

kegiatan penelitian?

Salah satu luaran yang diharapkan dari

kegiatan penelitian adalah publikasi.

Walaupun luaran wajib untuk beberapa

skema penelitian adalah publikasi

pada jurnal internasional bereputasi.

Biasanya peneliti juga menjanjikan luaran

tambahan, berupa publikasi dalam

bentuk artikel pada prosiding terindeks

dan atau artikel pada jurnal nasional

terakreditasi (Sinta 2).

Nah, luaran utama dari kegiatan

konferensi internasional yang

diadakan Unsyiah, seperti AIC, IEEE

Cyberneticscom, ICFAES, ICAGRI,

ICONES, ICChEAS, dan lainnya, Semua

menghasilkan luaran berupa prosiding

terindeks. Jadi konferensi internasional

ini sangat membantu dosen, peneliti

memublikasikan hasil penelitiannya

dalam bentuk artikel pada prosiding

terindeks.

Apakah konsep konferensi

internasional selama ini sudah

efektif? Jika belum, bagaimana

idealnya?

Alhamdulillah cukup efektif. Umumnya,

luaran dari konferensi internasional yang

dilaksanakan Unsyiah adalah publikasi

pada prosiding terindeks. Hal ini terbukti

mampu meningkatkan jumlah publikasi

internasional Unsyiah setiap tahun.

Khususnya untuk bidang-bidang yang

sulit mendapatkan penerbit (publisher)

yang terindeks Scopus. Bahkan, saat ini

diarahkan untuk mencari penerbit yang

prosidingnya terindeks oleh Web of

Science yang lebih berkelas dibanding

Scopus.

Bagaimana penilaian kampus luar

terhadap Unsyiah?

Saat ini Unsyiah semakin dikenal secara

nasional maupun internasional. Buktinya,

peserta yang menghadiri kegiatan

konferensi internasional di Unsyiah selalu

ramai, baik dari luar Aceh atau luar

negeri.

Saya yakin karena reputasi Unsyiah

yang semakin baik, peserta dan keynote

speakers ini mau berkenan hadir ke

kampus kita tercinta. Tercatat, peserta

yang hadir pada beberapa konferensi

internasional 2019 ada yang dari

Malaysia, Jepang, Australia, Jerman, dan

lainya.

Bagaimana kompetensi peneliti

Unsyiah dalam forum internasional

seperti ini?

Wah, kalau kompetensi peneliti Unsyiah

tidak perlu diragukan. Cukup banyak

peneliti kita yang berhasil mendapatkan

best paper award, serta diundang

sebagai keynote speakers. Itu contoh

bahwa kompetensi peneliti Unsyiah

sangat mumpuni.

Apa yang harus Unsyiah lakukan

agar memiliki nilai tawar lebih baik di

forum global?

Unsyiah secara finansial harus

terus membantu penelitinya untuk

menghasilkan temuan baru dengan luaran

publikasi yang bereputasi. Fokus-fokus

kajian dalam bidang mitigasi bencana

tsunami, produk turunan dari nilam,

hortikultura kopi dan kakao, varietas padi

Aceh, rumensia lokal, perdamaian dan

resolusi konflik adalah contoh fokus kajian

unggulan Unsyiah yang dapat dijadikan

nilai tawar, untuk terus berkiprah secara

lebih baik di forum global.

Pelaksanaan konferensi AIWEST 2019

di Sendai Jepang di bawah koordinasi

TDMRC adalah bukti kontribusi Unsyiah

untuk kebencanaan telah meningkatkan

nilai tawar secara global. Jadi, semakin

banyak karya dan inovasi dihasilkan oleh

peneliti Unsyiah, semakin tinggi nilai

tawar Unsyiah di tingkat global.

Dari semua itu, bagaimana peluang

Unsyiah menjadi World Class

University?

Peluang Unsyiah untuk menggapai itu

cukup besar. Caranya dengan terus

berkiprah di level global, meningkatkan

upaya-upaya internasionalisasi dalam

bentuk kerja sama internasional, dan

kolaborasi riset. Terus berbenah untuk

mendapatkan pemeringkatan global

yang semakin baik, serta terus bersinergi

dalam menghasilkan inovasi-inovasi yang

dibutuhkan saat ini. []

EDISI 240 . OKTOBER 2019EDISI 240 . OKTOBER 2019

Dr. Taufik Fuadi Abidin, S.Si., M.Tech. | Ketua LPPM Unsyiah

Page 10: KOLABORASI INTELEKTUAL DI FORUM GLOBALhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/Warta-Oktober-2019.pdfkolaborasi intelektual di forum global edisi 240 . oktober 2019 issn 0215-2916

EDISI 240 . OKTOBER 2019 EDISI 240 . OKTOBER 2019EDISI 240 . OKTOBER 2019 EDISI 240 . OKTOBER 2019

Himpunan Mahasiswa Magister Kebencanaan (Hibeuna) Universitas Syiah Kuala menggelar

kegiatan bakti sosial pengurangan risiko bencana atau mitigasi sejak dini di Pulo Aceh, Aceh Besar. Kegiatan ini berlangsung dari 18-20 Oktober 2019 tepatnya di SD Lampuyang. Himpunan Hibeuna merupakan sebuah himpunan mahasiswa di bawah Program Studi Magister Ilmu Kebencanaan (MIK) Program Pascasarjana Unsyiah. Pemberian nama Hibeuna diambil dari istilah Aceh dulu yang berarti ie raya that

mencoba melakukan kegiatan bakti sosial di salah satu sekolah dasar di Pulo Aceh. Kegiatan ini bertujuan agar anak-anak mendapatkan ilmu mitigasi bencana, sehingga dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari.

Kegiatan Hibeuna Goes to Pulo Aceh merupakan pengaplikasian, pengalaman, dan pembelajaran di bangku kuliah untuk diterapkan dalam kehidupan nyata. Selain itu, juga untuk berbagi informasi kebencanaan dan mitigasi bencana, baik dalam kondisi prabencana, saat bencana berlangsung, dan ketika bencana usai. Pembelajaran tentang kewaspadaan bencana menjadi kebutuhan yang sangat penting saat ini.

Dalam kegiatan tersebut, terdapat empat agenda utama, yaitu pemutaran video tsunami evacuation drill, penanaman bibit mangrove, coastal cleaning, dan pembagian buku pendidikan kebencanaan di SD Lampuyang. Pada saat pemutaran

video, anak-anak bersama Tim Hibeuna menyanyikan lagu Mitigasi Gempa Bumi dengan semangat. Hal ini menunjukkan mereka sudah mendapatkan pembelajaran tentang bencana melalui lagu-lagu.

Ketika gempa, carilah tempat yang aman!

Jangan lupa lindungi kepala.

Itulah potongan lirik lagu Mitigasi Gempa Bumi yang diulang-ulang ketika acara berlangsung. Setelah pemutaran video selesai, Hibeuna membagikan buku-buku bertemakan kebencanaan. Pembagian buku ini

Hibeuna Goes to Pulo Aceh:AJARKAN MITIGASI BENCANABAGI WARGA PULAU

dapat menghasilkan relawan yang peduli lingkungan pesisir dan laut. Walau langkah ini terkesan kecil, tetapi ini jauh lebih baik dilakukan ketimbang tidak sama sekali.

Pulo Aceh juga terkenal dengan objek wisatanya. Terdapat beberapa tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi, seperti Mercusuar Williems Torren III, Pantai Nipah, Pantai Deumit, Pantai Deudap, Pantai Alue Reuyeng, Pantai Pasi Raya, Pantai Meulingge, Pantai Balu, Pantai Alue Raya, Pantai Pasi Lambaro, Pantai Mata-ie, Pantai Krisek, Pantai Lapeng, dan beberapa teluk yang tidak kalah indahnya. []

selain untuk memberikan pendidikan tentang kebencanaan, juga untuk menambah koleksi buku di SD Lampuyang.

Kegiatan lainnya berupa penanaman bibit mangrove di bibir pantai. Penanaman ini sebagai salah satu usaha pengurangan risiko bencana, terutama tsunami. Pulo Aceh sendiri merupakan kawasan yang sangat rawan bencana tsunami, karena berada di tepi laut. Selain itu, juga dilakukan pembersihan pantai (coastal cleaning) yang berlangsung di Pantai Meulingge. Kegiatan pembersihan pantai ini diharapkan

18 PENGABDIAN

“ie beuna” atau sebuah kosakata Aceh yang berarti tsunami.

Pulo Aceh adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Aceh Besar yang terletak di pulau terluar Provinsi Aceh. Kecamatan Pulo Aceh berbentuk pulau yang terdiri dari dua pulau utama, yaitu Pulau Breuh dan Pulau Nasi. Pulo Aceh terdiri dari 17 desa dan tiga mukim, yaitu Pulo Breuh Utara luasnya 32,14 km2 (4 desa), Pulo Breuh Selatan luasnya 31,07 Km2 (8 desa), dan Pulo Nasi luasnya 27,39 Km2 (5 desa). Pulo Aceh memiliki luas 90,56 Km2 (9,056 Ha) dengan jumlah penduduk sebanyak 4.403 jiwa atau sekitar 1.344 Kepala Keluarga (KK). Umumnya masyarakat bekerja sebagai nelayan dan petani.

Setelah 15 tahun pascatsunami Aceh, kegiatan pengurangan risiko bencana atau mitigasi sejak dini semakin minim. Terutama di kabupaten atau daerah yang jauh dari pusat kota. Oleh karena itu, mahasiswa Hibeuna

PENGABDIAN 19

Rinaldy Maulidin, S.PiAlumni S-1 Prodi BDP FKP Unsyiah/

Mahasiswa S-2 Magister Ilmu Kebencanaan Unsyiah

Page 11: KOLABORASI INTELEKTUAL DI FORUM GLOBALhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/Warta-Oktober-2019.pdfkolaborasi intelektual di forum global edisi 240 . oktober 2019 issn 0215-2916

KREATIF20 KREATIF 21

Kebaikanyang Dialpakan

Duhai diri,Kau dikagumi orang karena mahirmuKau disenangi pasangan sebab elokmuKelembutan, menjadikanmu dambaanKecantikan, menetapkan pandangan,Melebihi tatapan suami pada istrinyaKau dirayu, kau disanjungMemuji dirimu, pakaianmu, ilmumu, dan sikapmu ituSanjungan adalah penghormatan bagimu

Duhai diri,Tulisanmu dijadikan teladanPeranmu bak ustazah di media sosialKau bangga menyebutmu sebagai pendakwahHari-harimu menulis dakwahKau menasehati,Kau beribadah,Kau telah membantu mereka berhijrahPikirmu, ya, kau terus berbangga dan takabur

Begitulah, diriAndai kau tau, siapakah kau?Siapa yang bersama kau dan perbuatan kau?Siapa yang menciptakan kau dan perbuatan kau? Adakah kau syukuri dan berterimakasih?Kau ini, Sungguh kau telah buta tak mengenalnyaKau dungu, terpaku pada kehebatan itu

Apakah kau ingat?Sewaktu-waktu ia bongkar aibmu, gerak-gerik niatmu, baik buruk perbuatanmu,Yang licik itu, yang berdusta lagi bermuka topeng Sewajarnya, kaulah yang mengkhianati dirimu,Kau tegak dengan nafsu amarahmuKau bertahan demi memperoleh duniamuKau tak mendidik dirimu, kau biarkan seperti sampah jalananKau jadikan ia kapas yang terperangkap dalam kasur-kasur kumuhKau hipnotis temanmu, kau rasuki mereka dengan bualanmuKau ego duhai diri

Sungguh, kau telah melupakan kebaikan-NyaKau ujub, kau ria, dan hubbud dunia

Duhai diri,Kembalilah pada TuhanmuMerujuklah pada kehebatan-NyaSegala kebaikanmu dari-NyaYang menciptakanmu dan perbuatanmu juaKembalilah mengingat kebaikan-Nya***

MenujuKampus Merah

Jalan-jalan ke TapaktuanJangan lupa singgah ke Krueng BaruAku seorang diri mencari jalanJalan menuju ke Pasar Baru,Pasar baru ada kecamatan, Pauh namanya tempatku singgah melepas dahaga

Kecamatan Pauh ada di PadangDesa Pauh ada di LabuhanhajiRinduku pada Pauh sudah terobatiSebab di sini, Pauh kutempatiWalau bukan Pauh asliLabuhanhaji tetap di hati

Pagiku menyeruak bukitMerasakan hawa dingin di sepanjang jalanAku tertegun pada keindahanCiptaan Tuhan yang tak lekang dalam ingatan

Melewati bangunan yang sepiBangunan tegak menghiasi bumi“Kiri bang, kiri kataku pada sopir”Rupiah kugenggam, terima kasih kuucapkan

Aku telah sampai di kampus merahKampus farmasi tempat menempa diriMembina nafsu, menjadi insan sejatiMajukan ilmu, mengambil hikmah dan berbudi

Kadang kumerasa seperti ilusiBenarkah ini kampus baruku?Atau hanya buronan mimpiLalu, aku bertanya kepada merekaKatanya, ini tempatmu bersikap baik pada diri, Melunaskan hak secara islamiInilah kampus baruku, kampus madani***

Nisa UlmuddrikaAlumni Farmasi, FMIPA Unsyiah

EDISI 240 . OKTOBER 2019EDISI 240 . OKTOBER 2019

Buah SuksesKata mereka aku telah lupa diriMeninggalkan yang kudapat, mencari rugiBerjuang untuk dunia, lalai mencari akhiratBerhasad lebay dan salah kaprah menilai doa murabbi

Aku dihasud, dimaki, dan didoakan agar usahaku gagalAku diam, tak membalasNamun, kadang aku ragu untuk majuLalu, aku husnuzan pada rencana-Nya untukkuAku merasa benar dengan usahaku sekarangAku mencari nasehat, mencoba mematuhi petuah merekaAku mencari jalan keluarMeminta nasehat diri dan orang terdekatAku pergi pada guru rohaniLanjutkan katanyaDoa terbaik telah kusematkan

Sudahlah, kataku. Aku akan terus mencobaDengan niat baik, harapan yang baikSekarang, aku mengertiBahwa sukses bukan pasrah,tapi tawakkalBukan punya mindset negatif tapi positif Bukan egois tapi bekerjasamaBukan malas dan terpuruk tapi rajin dan kreatif

Aku harus disiplin dan optimisPunya waktu yang baikHarus sabar dan beranikan diri

Aku harus segera memulainyaBersyukur menghadapi iniPinta terbaik dari orangtuaSemoga aku mendapatkan ridha-Nya,Ini yang kumaksud kunci suksesku yang utamaBelajar, bekerja ikhlas pintaku pada-NyaMembuang lelah menjadi lillahBersama Allah, untuk Allah dan kepada Allah jua akan kusidangkan

Buah sukses ini tak berakhir di dunia

Akan kuhadapkan, dan kuserahkan pada kehendak yang Maha

Cipta

***

Kumpulan PuisiNisa Ulmuddrika

Page 12: KOLABORASI INTELEKTUAL DI FORUM GLOBALhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/Warta-Oktober-2019.pdfkolaborasi intelektual di forum global edisi 240 . oktober 2019 issn 0215-2916

PROFIL 23

Raudha masih kelas 1 SMA,

saat ditunjuk gurunya untuk

mengikuti Lomba Debat

Bahasa Indonesia Provinsi

Aceh. Awalnya, Raudha bukanlah

prioritas. Ia dipilih karena menggantikan

seniornya yang harus mengikuti

pertukaran pelajar ke Amerika. Namun

dari cerita itulah, Raudha belajar sekaligus

menguji kemampuan dirinya dalam

berdebat. Ia pun kian akrab dengan

dunia debat. Berbagai kompetisi debat

diikutinya. Termasuk National School

Raudha tak mengira kalau pencapaian

hidupnya bisa sejauh ini. Mengingat

ketika SMP, ia termasuk anak pemalu.

Bahkan, sekadar bertanya pada guru pun

ia tak berani.

“Saya langsung gemetaran jika disuruh

berkaitan dengan public speaking,”

kenangnya.

Sampai-sampai ada yang selalu

meremehkan dirinya. Bahwa sampai

kapanpun ia tidak akan bisa tampil di

depan podium. Pernyataan tersebut

begitu membekas di hatinya.

“Saya jadikan itu pelajaran untuk

memperbaiki kekurangan saya.

Alhamdulillah saat ini saya sedang dalam

proses untuk menjadi lebih baik lagi,”

ungkapnya.

Kepingan cerita itu bak mozaik yang

menjadikan Raudha seperti sekarang

ini. Beragam prestasi debat dan

penampilannya sebagai presenter,

setidaknya menjelaskan bahwa Raudha

telah berproses. Ia menjadi lebih

berani, menyampaikan gagasannya.

Menyuarakan isi hatinya.

Debat telah mengajarkan banyak hal

dalam hidup Raudha. Di antaranya,

ia harus selalu update isu-isu terkini.

Berbagai jurnal rutin dibacanya untuk

memperkaya khazanah pemikirannya.

“Karena saya merasa yang saya pelajari

selama persiapan debat lebih spesifik

dari yang saya pelajari di ruang kuliah,”

ungkapnya.

Lingkungan keluarga juga turut andil

membentuk seorang Raudha. Ayahnya

Miswar, S.E., M.Si adalah dosen.

Sementara ibunya Rohana, A. Ma., S.H

adalah guru. Sejak kecil ibunya selalu

membawa buku bacaan untuk Raudha.

Sementara sebelum tidur, ayahnya sering

membacakan cerita-cerita yang syarat

makna untuk putri bungsunya ini.

Raudha kecil juga kerap diajak diskusi oleh

orang tuanya. Kebiasaan inilah yang turut

melatih Raudha dalam menyampaikan

pemikirannya. Bahkan sekarang, meski

jauh dari rumah, ibunya rutin menanyakan

kabar dan berdiskusi banyak hal.

“Saya sering bercerita dengan orang tua,

sehingga semua permasalahan terkait

akademik dan lainnya diketahui oleh

orang tua,” ucapnya.

Melalui debat pula, Raudha terbiasa

menghadapi orang-orang yang berbeda

pandangan. Hal tersebut mendorongnya

untuk belajar menghargai orang lain.

Sekaligus mengajarkannya untuk menilai

sesuatu dari sisi yang berbeda.

“Diskusi membuat wawasan saya lebih

luas. Tidak hanya terpaku terhadap

apa yang saya yakini. Dan paling

penting, saya belajar toleransi dan saling

menghargai,” ujarnya.

Begitulah, debat telah mentransformasi

diri Raudha. Ia berhasil mengoptimalkan

potensi dirinya. Perubahan inilah yang

membuatnya bersemangat untuk

menyelesaikan studinya di Fakultas

Hukum Unsyiah. Sebab ada impian besar

yang ingin diwujudkan, yaitu membawa

masa depan penegakkan hukum di

Indonesia menjadi lebih baik.

“Selanjutnya saya ingin berkontribusi

untuk memperbaiki tatanan hukum

di Indonesia, ataupun membantu

masyarakat dalam mengimplementasi

hukum,” pungkasnya. []

22 PROFIL

Debating Championship (NSDC) mewakili

tanah kelahirannya, Kota Langsa.

Ternyata cerita yang sama berulang saat

kuliah. Raudha diminta untuk mengikuti

debat konstitusi tingkat nasional. Ia

dipilih karena harus menggantikan

seniornya yang telah sarjana. Padahal

saat itu, Raudha masih mahasiswa baru.

Ilmu hukum pun belum dipahaminya

dengan baik. Namun, putri kelahiran

Langsa ini selalu bertekad untuk totalitas

dalam melakukan apa pun. Alhasil, ia

berhasil membawa Aceh juara 1 untuk

pertama kalinya dan membawa pulang

piala bergilir.

Kini, beragam prestasi debat telah

diraihnya. Ia juga kerap menjadi presenter

di berbagai acara bergengsi baik skala

nasional maupun internasional. Bahkan,

ketika Warta Unsyiah menghubunginya,

Raudha sedang berada di ruang tunggu

Bandara Soekarno Hatta. Ia baru saja

usai mengikuti Debat Hukum Penegakan

Pemilu oleh Bawaslu RI.

Debat Mentransformasi Diri Raudha

EDISI 240 . OKTOBER 2019 EDISI 240 . OKTOBER 2019

Raudhatul JannahJuara Debat Konstitusi Nasional

Page 13: KOLABORASI INTELEKTUAL DI FORUM GLOBALhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/Warta-Oktober-2019.pdfkolaborasi intelektual di forum global edisi 240 . oktober 2019 issn 0215-2916

Sosialisasi hak dan kewajiban serta penyerahan buku tabungan bagi mahasiswa penerima bidikmisi angkatan 2019 di gedung AAC Dayan Dawood.

Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian hadir di Unsyiah untuk memberikan kuliah umum kepada mahasiswa dengan tema, “Peran Perguruan Tinggi dalam Cyber Security di Era Revolusi Industri 4.0” di Aula Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unsyiah.

Rektor Unsyiah Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng dan Presiden Komisaris PT. JAPFA H. Syamsir Siregar menandatangani prasasti kerja sama pendirian Teaching Farm di Gampong Ie Suum Kecamatan Masjid Raya Raya, Aceh Besar.

Fakultas Kedokteran Unsyiah beserta Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA) dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pidie Jaya melakukan penandatanganan kerja sama di ruang rapat FK Unsyiah. Kerja sama ini untuk membantu dan meningkatkan kualitas SDM dan pelayanan RSUD Pidie Jaya

Fakultas Kedokteran Unsyiah menggelar konferensi internasional The 3rd Syiah Kuala International Conference On Medicine and Health Sciences (SKIC-MHS) di Gedung AAC Dayan Dawood.

Palestinian Indonesian Frienship Association (PIFA) mengunjungi Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dalam rangka mempererat silahturahmi antar kedua belah pihak. Rombongan tersebut disambut baik oleh Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng di Kantor Pusat Administrasi Unsyiah.

Page 14: KOLABORASI INTELEKTUAL DI FORUM GLOBALhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/Warta-Oktober-2019.pdfkolaborasi intelektual di forum global edisi 240 . oktober 2019 issn 0215-2916

Wakil Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Marwan membuka konferensi Internasional The 1st International Conference on Agriculture and Bioindustry (ICAGRI), di Hotel Hermes Palace.

Tim Evaluasi Badan Publik dari Komisi Informasi Aceh (KIA) melakukan visitasi pelaksanaan keterbukaan informasi publik di Kantor PPID, Humas Unsyiah.

Pusat Pelayanan Psikologi dan Konseling Universitas Syiah Kuala memberikan bimbingan dan motivasi kepada mahasiswa agar terhindar dari bahaya LGBT. Kegiatan yang diikuti ratusan mahasiswa ini berlangsung di Asrama Unsyiah.

Pakar dari empat negara bahas produk minyak Atsiri

pada konferensi internasional The 2nd International

Conference of Essential Oil (ICEO) di Hotel Hermes,

Banda Aceh. Mereka berasal dari Malaysia, Jepang,

Filiphina, dan Indonesia.

Sebanyak 152 orang Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Unsyiah angkatan 2018, yang terdiri dari tenaga pendidikan dan dosen mengikuti kegiatan orientasi yang dilaksanakan di Gedung AAC Dayan Dawood.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen. Pol. Drs. Suhardi Alius, M.H memberikan kuliah umum “Resonansi Kebangsaan & Bahaya serta Pencegahan Paham Radikalisme dan Terorisme” bagi sivitas akademika Unsyiah di Gedung AAC Dayan Dawood.

Page 15: KOLABORASI INTELEKTUAL DI FORUM GLOBALhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/Warta-Oktober-2019.pdfkolaborasi intelektual di forum global edisi 240 . oktober 2019 issn 0215-2916

SEHAT28 SEHAT 29

5-8 bulan, keluarnya cairan

berwarna keruh pada saat

terjadinya keguguran. Pada sapi

jantan terjadi pembengkakan di

persendian dan testis, mengalami

higroma (pembesaran kantong

persendian yang disebabkan isi

cairan bening atau fibrinopurulen),

dan menurunnya produksi susu sapi

perah. Adapun yang cukup berisiko

adalah kandungan susu sapi yang

terjangkit brucellosis. Kelenjar susu

sapi tidak menunjukkan gejala klinis

apapun. Namun jika sapi tersebut

sudah terserang, maka susu hasil

produksinya akan mengandung

bakteri brucella.

Untuk mengurangi kekhawatiran

terserangnya penyakit, ada beberapa

upaya yang dapat dilakukan sebagai

tindakan preventif, yaitu berikan

vaksinasi pada anak sapi (strain 19),

menjaga kesehatan dan kondisi sapi

termasuk lingkungannya, pastikan

sanitasi kandang baik dan higienis,

lakukan metode pengendalian

vaksinasi 45/250 dan diagnosis (uji

serologic dengan SAT dan CFT,

monitoring MRT, dan isolasi reaktor).

Jika ada sapi yang terinfeksi penyakit,

segera pisahkan dari kelompoknya.

Foetus dan plasenta dari ternak

terjangkit sebaiknya segera

dikubur atau dibakar serta lakukan

desinfeksi pada lokasi yang telah

terkontaminasi.

Penyakit ini bersifat persisten

seumur hidup. Sejauh ini belum ada

pengobatan secara efektif yang dapat

dilakukan untuk menyembuhkan

ternak yang telah terjangkit

brucellosis. Di kebanyakan kasus

yang terjadi, jika kondisi ternak sudah

kronis, pengobatan yang dilakukan

adalah memberikan vaksin atau obat

dengan dosis besar. Oleh sebab itu,

penting bagi peternak untuk selalu

memerhatikan kondisi ternaknya. []

mengalami keguguran. Akan tetapi,

anak yang dilahirkan nanti biasanya

dalam kondisi lemah dan rentan

terserang penyakit, sehingga tidak

mampu bertahan hidup lama.

Bruscellosis menjadi suatu masalah

di kalangan peternak disebabkan

beberapa hal, seperti dapat menular

pada manusia, sukar didiagnosis

dan diobati, kerugian ekonomi

yang ditimbulkan cukup besar,

menghambat laju populasi ternak,

dan membuat produksi air susu sapi

perah menurun.

Untuk hal tersebut perlu dikenali

bagaimana penularan brucellosis.

Pada sapi, penularan brucellosis

dapat terjadi melalui makanan dan

minuman yang sudah tercemar oleh

bakteri brucella. Penularan juga

dapat terjadi melalui selaput lendir

konjungtiva, luka terbuka yang

bersentuhan dengan kulit ternak

yang telah terinfeksi, atau melalui

susu yang diminum oleh anak dari

induknya. Pada manusia, penularan

terjadi apabila mengonsumsi daging

maupun daging sapi yang telah

terinfeksi bakteri bruscella dan tidak

diolah dengan sempurna (diolah

dengan suhu tinggi).

Bagi peternak ada beberapa

gejala yang dapat diamati sebagai

indikasi penyakit menular ini,

yaitu meningkatnya risiko abortus

pada ternak yang bunting usia

Sapi Terinfeksi Brucellosis Memiliki Risiko Abortus

Drh. Nella DesionaAlumni Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Syiah Kuala

dan kerbau (ruminansia) dalam

wilayah Aceh. Untuk mencegah

penyebaran yang lebih luas dari

penyakit keluron menular, maka

perlu dilakukan langkah-langkah

pembebasan dalam bentuk

pencegahan dan pemberantasan.

Biasanya abortus atau keguguran

(keluron) terjadi pada ternak bunting

yang memasuki usia lima sampai

delapan bulan. Pada ternak yang

terjangkit brucellosis, bisa saja tidak

EDISI 240 . OKTOBER 2019 EDISI 240 . OKTOBER 2019

SSSalah satu jenis penyakit yang

menyerang sistem reproduksi

ternak sapi adalah penyakit

brucellosis yang dapat

menyebabkan abortus (keguguran)

atau keluron. Penyakit ini bersifat

menular dan disebabkan oleh

bakteri genus brucella. Brucellosis

menyebabkan infeksi pada inang

yang terjadi secara persisten

seumur hidup dan meningkatkan

risiko abortus.

Biasanya abortus atau keguguran (keluron) terjadi pada ternak bunting yang memasuki usia lima sampai delapan bulan.

“Penyakit ini dapat mengakibatkan

keguguran dan kemajiran pada

ternak. Penyakit ini juga dapat

menular kepada manusia (zoonosis).

Penyakit keluron telah menyebar

di sejumlah wilayah di Aceh. Hal

ini dapat menghambat upaya

peningkatan populasi ternak sapi

Page 16: KOLABORASI INTELEKTUAL DI FORUM GLOBALhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/Warta-Oktober-2019.pdfkolaborasi intelektual di forum global edisi 240 . oktober 2019 issn 0215-2916

EDISI 240 . OKTOBER 2019 EDISI 240 . OKTOBER 2019EDISI 240 . OKTOBER 2019 EDISI 240 . OKTOBER 2019

PERSPEKTIF30 PERSPEKTIF 31

Persepsi Psikologi terhadap Pengungkapan Kebenaran Konflik Aceh

pengungkapan kebenaran merupakan

langkah yang tepat. Sebab proses ini

dapat menjadi tindakan preventif agar

konflik serta pelanggaran HAM serupa

tidak kembali terjadi di masa datang.

Kemudian tidak hanya pada penyintas

konflik, dampak psikososial juga dialami

oleh petugas pengambil pernyataan

yang berupa stres dan burnout. Tidak

jauh berbeda dengan stakeholders,

Pemerintah Aceh juga memersepsikan

proses pengungkapan kebenaran

sebagai langkah yang tepat untuk

keberlangsungan perdamaian di Aceh.

Ini juga menjadi langkah awal untuk

mewujudkan reparasi dan reintegrasi

Aceh. Kemudian pihak legislatif

juga turut serta mendukung proses

pengungkapan kebenaran dengan turut

berpartisipasi dalam pengesahan Qanun

KKR Aceh, serta mengawasi pelaksanaan

proses pengungkapan kebenaran.

Selanjutnya, akademisi juga

memersepsikan bahwa proses

pengungkapan kebenaran merupakan

langkah yang tepat karena dapat

mengungkap fakta di balik konflik Aceh

yang sebelumnya belum diketahui. Selain

itu, proses pengungkapan kebenaran juga

sejalan dengan nilai budaya dan moral

masyarakat Aceh yang mayoritas memeluk

agama Islam. Selanjutnya, mahasiswa

memersepsikan proses pengungkapan

kebenaran sebagai langkah yang tepat

karena dapat menambah informasi dan

sejarah konflik, serta dapat mengubah

streotip masyarakat.

Berdasarkan persepsi dari berbagai

komponen masyarakat terkait proses

pengungkapan kebenaran, dapat

disimpulkan bahwa proses pengungkapan

kebenaran dapat memberikan manfaat

bagi penyintas konflik dan masyarakat

umum. Namun, proses pengungkapan

kebenaran juga dapat menimbulkan

dampak psikososial, sehingga diperlukan

intervensi untuk meminimalisasi dampak

negatif yang ditimbulkan. Langkah

yang dapat ditempuh ialah menyusun

standar prosedur proses pengungkapan

kebenaran dan menyusun model

pemulihan psikososial. Langkah ini

dapat dikoordinasi oleh aparat desa

setempat untuk kepentingan deteksi dini

pascapengambilan pernyataan. []

oleh Teungku Muhammad Hasan Tiro.

Setelah kembalinya personel dari posko

pelatihan militer Libya sekitar tahun

1980-an, konflik semakin bergejolak.

Operasi Jaring Merah di Aceh pun

diterapkan sebagai bentuk kebijakan

operasi militer. Terdapat banyak

kekerasan serta pelanggaran Hak Asasi

Manusia (HAM) di Aceh. Puncaknya

pada tahun 1989, dilansir dari Amnesty

International, korban kekerasan HAM

mencapai 10.000-30.000 jiwa dari pihak

sipil.

Konflik Aceh akhirnya berakhir damai

pada tanggal 15 Agustus 2005 melalui

penandatanganan Memorandum of

Understanding (MoU) Helsinki yang

dipelopori oleh Marrti Ahtisaari. Meski

Aceh merupakan provinsi

yang berada di Pulau

Sumatra, tepatnya di ujung

barat Indonesia. Aceh

memiliki sejarah masyhur tentang

perlawanan melawan kafir penjajah

sepanjang masanya. Hikayat Prang Sabi

merupakan salah satu nyanyian yang

sering didengarkan dan bertujuan untuk

meningkatkan bara semangat juang bagi

para pemuda Aceh kala itu. Tujuannya

agar masyarakat berani turun ke medan

perang melawan musuh kafir penjajah,

meneruskan gerilya perjuangan orang

tua terdahulu yang telah syahid demi

membela bumoe seuramoe mekkah.

Tidak cukup hanya itu, gerilya

perjuangan dan pertentangan kembali

bergejolak di bumi rincoeng meutuah.

Kala itu, konflik Aceh terjadi ketika

pendeklarasian Gerakan Aceh Merdeka

(GAM) pada tanggal 4 Desember 1976

Nailur Rahmah, Mutiara Ramadhan, Fitri Auliani

(Delegasi PKM-PSH Unsyiah)Mahasiswa Prodi Psikologi Fakultas

Kedokteran, Unsyiah

KKR Aceh merupakan lembaga

nonyudisial yang UU KKR-nya sempat

dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi

melalui putusan nomor 6/PUU-IV/2006.

Meski begitu, KKR Aceh tetap berdiri

melalui pengesahan Qanun Pemerintah

Aceh Nomor 17 Tahun 2013. KKR Aceh

merupakan perintah dari Pasal 229

Undang-Undang Pemerintahan Aceh

(UUPA). Saat ini, Aceh menjadi pilot

project proses pengungkapan kebenaran

di Indonesia.

Proses pengungkapan kebenaran

merupakan salah satu bentuk inisiatif

keadilan transisional yang dilakukan

di tahap awal. Namun semenjak aktif

beroperasi pada tahun 2017, proses

pengungkapan kebenaran menuai

persepsi yang beragam dari berbagai

komponen masyarakat. Penyintas konflik

memersepsikan bahwa pengungkapan

kebenaran konflik dapat menjadi media

katarsis sosial yang berupa penyintas

menyampaikan terkait apapun yang

dirasakan dengan tujuan mencapai

kelegaan emosional. Namun, tidak

bisa dipungkiri juga bahwa penyintas

konflik berorientasi kepada pemberian

bantuan sehingga apabila tidak terwujud,

penyintas konflik akan kehilangan

harapan (numbness) serta antipati.

Proses pengungkapan kebenaran juga

memberikan dampak secara psikososial

terhadap penyintas konflik, salah satunya

ialah ketidakstabilan emosional.

Adapun stakeholders yang terdiri dari

KKR Aceh, Lembaga Bantuan Hukum

(LBH) Aceh, dan Komisi untuk Orang

Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS)

Aceh memersepsikan bahwa proses

konflik di Aceh berakhir damai, tetapi

masih banyak hal terkait konflik yang

belum diselesaikan. Begitu banyak

korban konflik Aceh yang berakhir sia-sia

tanpa mengetahui alasan kenapa mereka

harus menjadi korban. Tidak hanya itu,

banyak penyintas konflik Aceh−mayoritas

masyarakat−tidak mengetahui alasan

konkret mengapa mereka mengalami

tindakan kekerasan.

Menyikapi hal tersebut, maka

dilaksanakanlah reintegrasi Aceh sebagai

bentuk pelaksanaan mandat utama MoU

Helsinki. Fokus MoU salah satunya adalah

pengungkapan kebenaran yang saat ini

telah sampai pada tahapan pengambilan

pernyataan oleh Komisi Kebenaran dan

Rekonsiliasi (KKR) Aceh.

Proses pengungkapan kebenaran merupakan salah satu bentuk inisiatif keadilan transisional yang dilakukan di tahap awal.

Dosen Pendamping:

Haiyun Nisa, S.Psi., M.Psi., Psikolog

Delegasi PKM-PSH Unsyiah di Pekan

Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS)

Ke-32 di Universitas Udayana, Bali,

dengan judul “Persepsi Masyarakat

terhadap Proses Pengungkapan

Kebenaran Konflik Aceh (Perspektif

Psikologi)”

Page 17: KOLABORASI INTELEKTUAL DI FORUM GLOBALhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/Warta-Oktober-2019.pdfkolaborasi intelektual di forum global edisi 240 . oktober 2019 issn 0215-2916

RISET 33RISET 33

Aktivitas antelmintik dari ekstrak tumbuhan dapat menimbulkan perubahan di berbagai organ tubuh

cacing. Pengamatan histopatologi menunjukkan adanya kerusakan pada permukaan tubuh yaitu bagian kutikula pada cacing nematoda A. galli. Perubahan histopatologi pada jaringan cacing trematoda dapat menimbulkan kerusakan pada tegumen karena adanya aktivitas antelmintik bahan alam. Pemberian ekstrak etanol kulit batang A.

diisolasi dari kulit batang A. oxyphylla. Tegumen R. echinobothrida mengalami disorganisasi serat-serat otot, kehilangan kontak antar sel, vakuolisasi yang ekstrim, dan udema. Kerusakan lainnya adalah kehilangan organela seluler dikombinasi dengan distorsi yang menyolok (nyata) pada jaringan R. echinobothrida. Pemberian ekstrak etanol daun L. lamosa secara in vitro dapat menyebabkan permukaan tegumen trematoda Fasciolopsis buski mengalami distorsi, dan permukaan

strobila cestoda R. Echinobothrida mengalami pengerutan pada ujung scolex.

Pengamatan histologi pada kelompok cacing yang digenangi dalam NaCl menunjukkan bahwa uterus cacing A. galli terlihat intact dan telur-telur dalam uterus terlihat rapat, padat, dan saling menyatu. Pemberian albendazole dosis 15 mg/ml menyebabkan uterus mengalami rupture (pecah), terjadi disintegrasi sel telur di dalam uterus, sel telur terpisah ke dalam rongga tubuh. pemberian konsentrasi 25 mg/ml ekstrak biji V. merrillii sel telur masih bersegmentasi di dalam uterus. Perubahan morfologi uterus cacing A. galli akibat pemberian konsentrasi 75 mg/ml. Erupsi terjadi dan disintegrasi sel-sel telur dalam uterus. Uterus mengalami rupture, sel telur keluar dari uterus dan berada dalam rongga tubuh. Aktivitas antelmintik ekstrak biji V. merrillii terhadap perubahan histopatologi sel-sel telur pada uterus cacing A. galli.

Perubahan histopatologi jaringan uterus dan sel-sel telur di dalam tubuh

cacing A. galli dewasa dapat terjadi akibat adanya aktivitas antelmintik ekstrak biji V. merrillii pada dosis 75 mg/ml. Kerusakan jaringan uterus dan disintegrasi sel-sel telur akan berimplikasi pada kualitas dan kuantitas sel telur yang dihasilkan. Efek dari aktivitas antelmintik bahan alam dapat menurunkan kualitas sel telur. Banyak sel telur mengalami immature sehingga sel telur tidak dapat berkembang menjadi stadium infektif. Demikian pula, kerusakan jaringan uterus yang disebabkan oleh aktivitas antelmintik bahan alam dapat mengurangi kemampuan cacing untuk bertelur sehingga mereduksi jumlah telur yang dilepaskan ke dalam tinja membuktikan aktivitas antelmintik minyak esensial C. nardus menunjukkan potensi yang signifikan merusak testes cacing F. gigantica.

Hasil penelitian kami menunjukkan pula, bahwa aktivitas antelmintik ekstrak biji V. merrillii menyebabkan kerusakan organ reproduksi betina yaitu adanya perubahan morfologi uterus cacing A. galli. Sel-sel telur pada uterus cacing A. galli mengalami dissosiasi dan pengeriputan sehingga sel-sel telur terlihat menyebar dan mengecil. Fenomena ini menyebabkan telur tidak dapat menghasilkan embrio dan tidak berkembang menjadi larva infektif sehingga telur gagal menetas. Asumsi ini sesuai dan mendukung hasil penelitian yang ditunjukkan oleh peneliti terdahulu bahwa ekstrak dari tumbuhan C. nardus secara in vitro dapat merusak

sel-sel telur dan uterus cacing F. gigantica. Konsentrasi 1% minyak esensial citronella dari ekstrak C. nardus menyebabkan dissosiasi sel telur, penyusutan material kuning telur (yolk) serta merusak morfologi sel telur di dalam organ viscera F. gigantica.

Infeksi cacing Ascaridia galli menyebabkan ascaridiosis pada unggas. Penyebaran ascaridiosis dapat terjadi pada keadaan temperatur tropis dan sub-tropis di suluruh dunia. Maka, penelitian ini perlu dikembangkan untuk mengevaluasi aktivitas antelmintik biji Veitchia merrillii terhadap A. galli secara in vivo. Kegunaan hasil riset ini adalah untuk mendapatkan obat cacing (antelmintik) yang berpotensi membunuh cacing A. galli penyebab ascaridiosis pada unggas.

Pada tahap selanjutnya, riset ini akan diuji potensi antelmintik ekstrak biji secara in vivo pada ayam kampung petelur (Gallus domesticus) yang ditantang dengan dosis 500 telur infektif (berembrio) A. galli. Parameter utama yang akan diukur adalah efek aktivitas antelmintik ekstrak biji V. merrillii terhadap fekunditas cacing A. galli yang diuji melalui pemeriksaan telur tiap gram tinja (ttgt). Parameter lain adalah establishment cacing A. galli dewasa di dalam saluran cerna yang diukur dan dihitung populasi A. galli yang survive di dalam usus halus ayam kampung. Semua cacing A. galli diperiksa secara histopatologis, dan dianalisis perubahan pada berbagai

Pengujian AktivitasAntelmintik dari Bahan Alami

32 RISET

oxyphylla dapat menyebabkan pengelupasan tegumen sampai ke dalam membran plasma, kehilangan organisasi serat-serat otot, dan beberapa kerusakan pada sepanjang tegumen karena kehilangan organel seluler cacing R. echinobothrida.

Pengamatan melalui scanning electron micrograph menunjukkan perubahan struktur dan topografi pada tegumen R. echinobothrida yang terjadi setelah efek paralisis karena aktivitas senyawa aktif yang

EDISI 240 . OKTOBER 2019 EDISI 240 . OKTOBER 2019

Prof. Dr. drh.Ummu Balqis, M.Si.Profesor dalam Bidang Patologi, Fakultas kedokteran Hewan, Unsyiah

Page 18: KOLABORASI INTELEKTUAL DI FORUM GLOBALhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/Warta-Oktober-2019.pdfkolaborasi intelektual di forum global edisi 240 . oktober 2019 issn 0215-2916

EDISI 234 . APRIL 2019

XXX34 RISET 35

organ cacing. Efek antelmintik ekstrak biji V. merrillii juga dianalisis secara histopatologi berdasarkan kerusakan jaringan kutikula dan organ viscera cacing A. galli.

Pengembangan riset histopatologi dikembangkan pada ayam kampung sebagai host cacing A. galli. Ayam kampung yang ditantang dengan dosis 500 L2 A. galli dinekropsi. Lesio patologi, kerapatan villi, dan luas permukaan villi dianalisis secara mikroskopis pada duodenum, jejunum, dan ileum usus halus ayam kampung. Respons pertahanan selaput lendir mukosa usus dianalisis berdasarkan reaksi sel mast dan sel goblet pada mukosa usus halus ayam kampung.

Justifikasi ethnoveterinary tumbuhan obat tradisional telah diaplikasikan pada berbagai hewan di berbagai negara menunjukkan aktivitas

anthelminitik ethnopharmacological. Crude ekstrak metanol Ziziphus mummularia (Rhamnaceae) dan Acacia nilotica (Fabaceae) menghambat daya tetas telur cacing nematoda Haemonchus contortus pada domba di Pakistan. Terdapat lima jenis tumbuhan ethnopharmacological di Ethiopia, yaitu: Senna occidentalis, Leonotis ocymifolia, Leucas martinicensis, Rumex abyssinicus, dan Albizia schimperiana.

Kelima ekstrak tumbuhan tersebut memiliki relevansi sebagai antelmintik karena mampu menginduksi hambatan daya tetas telur H. contortus. Serta ada dua jenis tumbuhan obat ethnoveterinary di Nigeria yang memiliki aktivitas antelmintik, yaitu ekstrak metanol Cassia occidentalis pada konsentrasi 0,1 dan 1 mg/ml dan Guiera

senegalensis pada konsentrasi 10 dan 100 mg/ml dapat menghambat secara signifikan daya tetas telur cacing H. contortus. Tepung biji pinang (Areca catechu) dosis 30g/kg berat badan yang diaplikasikan secara in vivo dapat mengeluarkan telur cacing nematoda dari saluran cerna domba dan kambing (Tangalin, 2011). Daya tetas telur cacing H. contortus dihambat oleh adanya aktivitas ovicidal dari ekstrak etanol biji Jatropha curcas, dan setelah ditambahkan polyvinyl polypyrrolidone (PVPP) dapat mereduksi 91,9% daya tetas telur cacing tersebut.

Penelitian morfohistopatologi sel/organ cacing A. galli (parasit) dan sel/organ inang (host) dapat menerangkan aktivitas obat (antelmintik) ekstrak biji V. merrillii yang berasal dari tumbuhan alam. Secara in vitro, telah dibuktikan bahwa ekstrak biji V. merrillii dapat menyebabkan kerusakan kutukula cacing A. galli dan kerusakan morfohistologi organ reproduksi betina yaitu dissosiasi dan penyusutan sel-sel telur pada uterus cacing A. galli. Selanjutnya, secara in vivo perlu dikembangkan pula riset morfohistopatologi pada ayam yang diberikan tepung atau ekstrak biji V. merrillii dan ditantang dengan cacing A. galli.

* Tulisan Riset ini diambil dari pidato Prof. Dr. drh. Ummu Balqis, M.Si. , pada Sidang Terbuka Pengukuhan Profesor di Unsyiah, Jum’at, 12 Juli 2019 dengan judul “Pengembangan Riset Histopatologi untuk Pengujian Aktivitas Antelmintik dari Bahan Alami”

EDISI 240 . OKTOBER 2019

Page 19: KOLABORASI INTELEKTUAL DI FORUM GLOBALhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/Warta-Oktober-2019.pdfkolaborasi intelektual di forum global edisi 240 . oktober 2019 issn 0215-2916

Dalam ekonomi Islam, terdapat banyak model transaksi syariah. Namun, yang paling banyak digunakan oleh

perbankan syariah selama ini adalah akad murabahah dan mudharabah. Sementara akad salam adalah salah satu model yang hampir tidak pernah diterapkan. Akad salam sendiri adalah jual beli dengan cara pemesanan yang biasa digunakan untuk produk pertanian jangka pendek. Dalam hal ini, lembaga keuangan bertindak sebagai pembeli produk dan memberikan uangnya terlebih dahulu kepada penjual atau nasabah. Sedangkan barangnya akan dikirim kemudian, sehingga penjual bisa menggunakan uang tersebut sebagai modal untuk mengelola pertaniannya.

Lalu mengapa produk pembiayaan salam ini hampir tidak pernah ditawarkan oleh perbankan syariah? Padahal jika dikelola dengan baik, pembiayaan model ini dapat memberikan keuntungan pada bank serta dapat membantu para petani yang kekurangan modal. Sistemnya sangat mudah. Para petani mengajukan pembiayaan lalu membayarnya dengan hasil produksi mereka. Jika pembayaran lancar tentu akan menguntungkan kedua belah pihak.

Pemikiran inilah yang melatarbelakangi Ratna Mulyany, Dr. Mirna Indriani, dan

EDISI 240 . OKTOBER 2019 EDISI 240 . OKTOBER 2019

FAKULTAS 37

Dr. Indayani untuk melakukan kajian terhadap produk salam. Keseriusan mereka pun berhasil membuat penelitian produk salam ini meraih Juara I Kategori Peneliti Rekomendasi Scopus dalam ajang bergengsi Forum Riset Ekonomi dan Keuangan Syariah (FREKS) 2019 yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 15-16 Oktober 2019. Artikel Dr. Ratna dan tim terpilih sebagai finalis untuk kategori utama yaitu Kategori Rekomendasi Scopus.

Dr. Ratna dan tim merupakan dosen di Program Studi Akuntansi Unsyiah.

Mereka melakukan penelitian tentang potensi produk salam pada perbankan syariah dengan judul artikel, “Reviving Salam Product: Stakeholders’ Perspective with an Extended Canvas Model”. Penelitian ini telah mengangkat potensi produk salam yang masih jarang ditawarkan oleh perbankan syariah disebabkan faktor risiko. Keberadaan produk salam dalam perbankan syariah dinilai sangat penting dalam mendukung sektor pertanian nasional. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, model produk salam telah ditawarkan beserta langkah-langkah mitigasi risiko bagi pihak yang terlibat dalam transaksi salam.

Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Ratna dan tim, bank pada dasarnya enggan menawarkan produk pembiayaan salam karena tingginya biaya yang harus ditanggung untuk menyediakan pembiayaan kepada petani-petani kecil. Terlebih lagi harus melalui proses channeling dan lingking dengan lembaga keuangan mikro atau entitas lain. Ditambah dengan berbagai risiko yang dihadapi dalam transaksi jual beli model salam ini, seperti gagal panen karena faktor manusia, gagal panen karena bencana alam, produk yang tidak dapat disediakan sesuai waktu yang dijanjikan, dan belum lagi kualitas dan kuantitas produk tidak seperti yang ditentukan. Itulah yang menyebabkan bank tidak menerapkan model pembiayaan ini

Dari berbagai risiko yang berpotensi muncul, Ratna menawarkan beberapa mitigasi risiko. Di antaranya biaya tambahan yang timbul dalam menawarkan produk pembiayaan salam (khususnya dalam hal prosedur penyaluran, channeling ataupun linking) agar dapat diserap atau dibagi melalui pemberian bantuan teknis oleh asisten yang ditunjuk dari pemerintah (dinas pertanian). Kemudian, risiko kerugian dapat dialihkan ke penyedia asuransi atau skema takaful mikro bekerja sama dengan lembaga pemerintah. Ini didasarkan pada gagasan bahwa petani memiliki pendapatan yang sangat rendah yang hanya cukup untuk kehidupan sehari-hari, sehingga skema takaful akan sangat membantu untuk pemulihan kerugian mereka. Pemerintah sendiri dapat memberikan jaminan kerugian finansial atas kegagalan produk pertanian yang disebabkan oleh bencana alam.

Selain itu, mitigasi risiko juga bisa dengan memanfaatkan dana zakat untuk

MENGGAUNGKANKEMBALI PRODUK SALAM DI PERBANKAN SYARIAH

menutupi kerugian pertanian yang dikarenakan faktor bencana alam. Para petani yang menanggung kerugian juga akan jatuh ke dalam salah satu kategori penerima zakat, yaitu orang miskin. Mengalokasikan dana zakat untuk memulihkan kerugian petani, dapat memberikan kesempatan bagi mereka untuk membangun kembali sumber penghidupannya.

“Hasil kajian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perbankan syariah di Indonesia untuk menawarkan produk pembiayaan salam kepada para petani,” ujar Ratna.

Berhasil Juara di Forum Riset Ekonomi dan Keuangan Syariah

Forum Riset Ekonomi Dan Keuangan Syariah (FREKS) merupakan forum tahunan yang menyaring riset-riset terbaik di bidang ekonomi dan keuangan syariah. Pada tahun ini, sebanyak 200 artikel dari peneliti nasional dan internasional telah berpartisipasi untuk mengikuti proses seleksi. Dari jumlah tersebut, hanya 22 artikel yang berhasil melewati proses review dan penjurian

36 FAKULTAS

dan menjadi finalis di beberapa kategori dan sektor yang telah ditentukan.

Dalam proses penentuan juara, bobot penilaian presentasi sangat menentukan. Khusus untuk kategori Scopus, finalis diharuskan untuk menyampaikan presentasi dalam bahasa Inggris. Sebagai presenter pertama pada ajang tersebut, Ratna berhasil menyampaikan presentasi dengan sangat baik dan mampu memberikan jawaban yang memuaskan atas pertanyaan dari juri maupun audiens. Selain karena tema penelitian yang masih sangat jarang diteliti dan penulisan yang sangat orisinil, kesuksesan Ratna dalam menyajikan presentasi menjadikan ia dan timnya menjadi juara dengan nilai tertinggi dalam kategori utama rekomendasi Scopus.

Pencapaian ini merupakan sebuah kebanggaan bagi Unsyiah dan Aceh karena perwakilan Unsyiah mampu bersaing dan menjadi pemenang di tingkat nasional. Pencapaian ini juga diharapkan dapat memotivasi dosen-dosen lainnya untuk lebih giat menghasilkan penelitian yang dapat menjadi referensi dan bermanfaat bagi masyarakat. []

Page 20: KOLABORASI INTELEKTUAL DI FORUM GLOBALhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/Warta-Oktober-2019.pdfkolaborasi intelektual di forum global edisi 240 . oktober 2019 issn 0215-2916

EDISI 240 . OKTOBER 2019

ENGLISH 39

Of course, I encountered challenges,

demotivation, and even failures along

the way. I failed at the university

selection to be Unsyiah’s representative

for the National Quran Recital

Competition (MTQMN); I also failed

to fly to Turkey after being granted as

Mevlana Exchange Program awardee in

2014. What disappointed me the most

is I failed to graduate cum laude, just

to mention some. Concerning these

failures, I am not encouraging people

to fail but emphasising that failing at

something is just not the disaster they

think it is. What is important is how they

react to failures. I myself took those

failures as a stepping-stone to achieving

my goals.

Every time I had the opportunity to share

this experience either to my students

or colleagues, I always accentuated the

notion that ‘Everyone has the same

quota of failure and success. Say he or

she has ten failures and ten successes.

The successes will soon come either in

between the failures or after all the ten

failures run out.’ No one knows; just give

it a shot. Some kindly advice to bear in

mind is ‘Keep the motivation burning no

matter what your circumstances are and

make sure every second of your time at

university count.’ []

ANDRI WARDANA

Address : 8/22 Addison Street, Kensington, Sydney, NSW 2033Mobile : +61 434 643 016 Email : [email protected] Linkedin : https://www.linkedin.com/in/andri-wardana- 5552a8aa/

EDUCATION l July 2018 - present : University of New South Wales,

Sydney, Australia Master of Education in TESOL (Postgraduate)

l September – December 2015 : Dongguk University, Seoul, Republic of Korea English Language and Literature (Exchange Program)

l September 2011 – July 2016 : University of Syiah Kuala, Banda Aceh, Indonesia English Language Education (Undergraduate)

ACADEMIC ACHIEVEMENT l 2016 : Awardee of LPDP Scholarship l 2015 : Awardee of GKS (Global Korea Scholarship) l 2011 : Awardee of BIDIKMISI Scholarship

LANGUAGE PROFICIENCYl Bahasa Indonesia (Native Speaker) l English (Advanced User)l Korean (Beginner/Reading and Writing)

WORK EXPERIENCEl 2014-2017 : Teaching English at PRIMAGAMA

Learning Centre, Banda Aceh l 2016 : Tutoring TOEFL for UP3BI Program,

Language Centre, University of Syiah Kuala, Banda Aceh

ORGANIZATIONAL EXPERIENCE l 2019-present : Representative for Master of Education

International Students, School of Education, UNSW l 2018-present : Coordinator for Islamic Dakwah of

Indonesian Islamic Student Association (Keluarga Pelajar Islam Indonesia) Sydney

l 2015-2016 : Active member of The Association of Indonesian Students in Korea (PERPIKA)

VOLUNTARY WORK l 14-17 April 2019 : Committee for Indonesia’s

General Election in Sydney 2019 l 10 February 2019 : Committee for Annual General

Meeting of Centre for Islamic Dakwah and Education (CIDE), NSW, Australia

l 28 November 2018 : Executive Committee for Indonesian Diaspora Night 2018

Reminiscencesof My University Life

38 ENGLISH

EDISI 240 . OKTOBER 2019

I am now in the last term of my

postgraduate program at the

University of New South Wales,

Sydney, Australia. As time goes

by, I sometimes find myself reminiscing

about the years that I have been

through. University life reminds me

of vivid memories along with endless

struggles that have brought me to this

point.

The story began eight years ago. At the

beginning of my first semester (2011) at

the University of Syiah Kuala. Following

the university welcoming session,

everyone seemed to be filled with strong

motivation and spirit to kick off the long

journey. Like other students, I started

my academic life with heaps of fun and

excitements. But what I found a few

weeks later was a feeling of uncertainty.

I realized that I just did not deserve

to enjoy my study whilst my parents

were working hard to provide me with

financial support. In fact, I thought of

quitting my study and looking for jobs

somewhere. The going got tough and all

the dreams I wrote earlier did not seem

to be a piece of cake.

Approaching the end of the first

semester, the uncertainty disappeared

while a new spirit emerged after I heard

good news from the university that my

application for Bidikmisi scholarship was

successful. I was grateful because my

prayers were answered. This milestone

was crucial and turned out to be a

turning point in my life. I felt relieved

without worrying much about tuition

fee and have been more confident to

continue pursuing my dreams since then.

More importantly, it was a new lease of

my independent life.

It was just the beginning; the pursuit

of dreams has just started. I found

myself very lucky to meet and learn

from professional and inspiring lecturers

in English Education Department of

Unsyiah.

After setting the clear goals, I began to

prepare all the things required, including

taking part in numerous students’

organizations and clubs where I earned

knowledge and insight about leadership,

networking, time management, etc.

Also, I have started to work as a part-

time English teacher since the fifth

semester where I could practice the

theories I learned in the classroom.

Such experiences have been a wealth

of resources for self-development and

helped maintain my willingness to reach

the goals.

Page 21: KOLABORASI INTELEKTUAL DI FORUM GLOBALhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/Warta-Oktober-2019.pdfkolaborasi intelektual di forum global edisi 240 . oktober 2019 issn 0215-2916

EDISI 240 . OKTOBER 2019 EDISI 240 . OKTOBER 2019EDISI 240 . OKTOBER 2019 EDISI 240 . OKTOBER 2019

MUTU40 MUTU 41

Tanpa terasa bulan Juli 2020

masa akreditasi institusi

Universitas Syiah Kuala akan

berakhir. Dalam waktu

dekat, beberapa program studi juga

harus melakukan reakreditasi dengan

pendekatan yang jauh berbeda dengan

konsep penilaian akreditasi masa lalu

yang berbasis tujuh standar. Unsyiah

akan menghadap era penting dalam

melakukan reakreditasi institusi (APT

3.0) dan reakreditasi program studi (APS

4.0) seperti juga seluruh perguruan

tinggi lainnya di Indonesia. Bergesernya

konsep penilaian dan tuntutan akreditasi

dari input-proses menjadi output-

outcomes, mengharuskan setiap

perguruan tinggi merubah mindset

dan strategi dalam memenuhi tuntutan

akreditasi berbasis sembilan kriteria.

Termasuk penguatan implementasi

sistem penjaminan mutu internal

(SPMI) di level UPPS dan program studi.

Unsyiah telah menetapkan bahwa

UPPS adalah fakultas dan PPS yang

memiliki tanggung jawab nyata dalam

mempersiapkan dokumen usulan APT

dan APS bersama-sama dengan program

studi.

Hal lainnya yang perlu dipahami

bersama oleh segenap pengambil

keputusan di lingkungan perguruan

Pimpinan tingkat fakultas seharusnya

memiliki program mutu yang lebih

strategis, sehingga elemen LED dapat

dipenuhi melalui impelementasi SPMI

yang dikawal oleh SJMF.

Selain itu, program mutu di tingkat

UPPS harus berujung dan berwujud

output dan outcomes nyata dari

capaian standar mutu sehingga harus

direncanakan, dilaksanakan dievaluasi,

dikendalikan, dan ditingkatan setiap saat.

Komitmen pimpinan di level UPPS untuk

menguatkan program mutu melalui

SJMF sudah seharusnya dilakukan dan

diarahkan tidak semata-mata mencukupi

dan melengkapi dokumen, tetapi harus

diarahkan pada pencapaian dan realisasi

output dan outcomes.

Untuk itu, UPPS harus memiliki

strategi jangka pendek dan jangka

panjang ke depan. Sejak dua tahun

lalu, Unsyiah telah mengembangkan

Rencana Strategis Mutu dalam upaya

mempersiapkan diri memenuhi tuntutan

akreditasi sembilan kriteria. Seluruh

program yang telah dicanangkan

dalam RENSMU UPPS harusnya

diimplementasikan, sehingga mampu

menghasilkan output dan outcomes

yang sesuai untuk mendapatkan

peringkat unggul. Tanpa program

mutu, maka sangat sulit PT dan UPPS

serta program studi menghasilkan

output dan outcomes seperti yang

diharapkan. Apalagi saat ini kualitasnya

telah dituntut pada skala nasional dan

internasional.

Hal yang lebih besar juga harus

dipersiapkan dalam melaksanakan

re-APT Unsyiah. Dimulai dengan

menguatkan kebijakan mutu,

meningkatkan standar mutu, dan

mengubah strategi dalam implementasi

SPMI terstruktur, terukur, dan

berkelanjutan. Berikut beberapa hal

penting yang perlu disikapi secara serius

sebagai tuntutan nyata APT 3.0, antara

lain:

1. Sertifikasi kelembagaan internasional

baik akademis maupun keuangan;

2. Akreditasi internasional program

studi;

3. Rekognisi dosen;

4. Jumah mahasiswa asing;

5. Output-outcomes penelitian, PKM,

dan kegiatan kerjasama;

6. Output-outcomes aktiftas penelitian

dan PKM mahasiswa;

7. Capaian dan luaran tridarma

perguruan tinggi.

Melalui pemahaman terhadap

pentingnya mewujudkan output dan

outcomes dalam menghadapi tuntutan

akreditasi saat ini, diharapkan seluruh

pengambil kebijakan di lingkungan

perguruan tinggi dapat menentukan

strategi jangka pendek dan jangka

panjang baik di tingkat PT dan juga

UPPS. Upaya ini perlu dilakukan segera

agar capaian akreditasi unggul nanti

dapat diraih secara optimal dengan

persiapan yang lebih terencana dan

berhasil guna. Hal ini dapat dimulai

dari mengubah mindset (pemahaman)

terhadap tuntutan APT 3.0 dan APS 4.0,

serta penguatan program mutu internal

sesuai tuntutan output dan outcomes

sembilan kriteria yang telah menjadi

acuan penilaian akreditasi. []

MENGEJAR OUTPUT-OUTCOMES UNTUK MERAIH AKREDITASI UNGGUL DI ERA APT 3.0 DAN APS 4.0

Dr. Ir. M. Aman Yaman, M.Agric.Sc

Kepala Pusat PengembanganSistem Manajemen Mutu LP3M

Unsyiah/Dosen FakultasPertanian Unsyiah

tinggi, bahwa penilaian umum APT

3.0 dan APS 4.0 telah menitikberatkan

pada kemampuan PT dan program

studi dalam memenuhi “standar

mutu nasional pendidikan tinggi

dan standar mutu perguruan tinggi

yang ditetapkan” sesuai peraturan

Kemenristek Nomor 62 Tahun 2016.

Untuk mendapatkan peringkat unggul,

maka:

1. PT dan program studi harus mampu

melampaui SNDIKTI;

2. Menjalankan serta membuktikan

implementasi di setiap elemen

tridarma perguruan tinggi melalui

pencapaian IKU dan IKT;

3. Memiliki luaran kinerja dan prestasi

tridarma PT pada skala nasional dan

internasional;

4. Penguatan data PDPT dan memiliki

sistem pendataan dan dokumentasi

digital sesuai dengan tuntutan

sembilan kriteria akreditasi;

5. Meningkatkan standar mutu baik

secara vertikal maupun horizontal;

dan

6. Menghasilkan output dan outcomes

sebagai capaian tridarma PT pada

level nasional dan internasional.

Pemahaman output dan outcomes

sebagai tuntutan sembilan kriteria APT

3.0 dan APS 4.0 oleh seluruh pengambil

kebijakan PT dan pelaksana akreditasi

perguruan tinggi dan program studi

harus ditingkatkan sehingga dapat

direalisasikan. Dalam pelaksanaannya,

dokumen APS 4.0 terdiri dari Laporan

Evaluasi Diri (LED) yang menggambarkan

status dan analisis capaian sembilan

kriteria dan Laporan Kinerja Akademik

yang memuat data capaian indikator

kinerja program studi.

Suatu perubahan besar terjadi dalam

pelaksanaan akreditasi program studi.

Di mana kebijakan baru pada APS 4.0

menuntut Unit Pengelola Program

Studi (UPPS) menjadi penanggung

jawab penyusunan Laporan Evaluasi

Diri (LED) program studi baik fakultas

maupun jurusan. Posisi Satuan Jaminan

Fakultas (SJMF) menjadi sangat penting

dan strategis dalam menentapkan

strategi persiapan LED, sehingga selaras

dengan Laporan Kinerja (LK) yang

menjadi tanggung jawab program studi.

Page 22: KOLABORASI INTELEKTUAL DI FORUM GLOBALhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/Warta-Oktober-2019.pdfkolaborasi intelektual di forum global edisi 240 . oktober 2019 issn 0215-2916

RELIGIA42 RELIGIA 43

Ada banyak cara dilakukan

untuk mempererat

keakraban sesama

mahasiswa. Salah satunya

seperti dilakukan sekelompok

mahasiswa yang tergabung dalam

Lembaga Dakwah Ash-Shihah

Fakultas Keperawatan (FKep)

Universitas Syiah Kuala. Para

mahasiswa ini menggelar Taslih

(Ta’araful Islamiyah Lishshihah) yang

rutin digelar setiap tahunnya. Di

tahun ini, merupakan kali keenam

kegiatan tersebut digelar. Bertempat

di Aula Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pengetahuan (FKIP) dan Masjid Jamik

Unsyiah, 25-27 Oktober 2019, acara

diikuti ratusan mahasiswa.

Taslih merupakan program unggulan

dari LDF Ash Shihah FKep. Kegiatan

ini menjadi sarana efektif untuk

memperkokoh dan merajut ukhuwah

islamiah. Dalam kegiatan ini, para

mahasiswa diajak untuk mempelajari,

menciptakan, dan menerapkan nilai-

nilai Islam di dalam kehidupan sehari-

hari.

Dekan FKep Unsyiah, Dr. Hajjul

Kamil, S.Kp., M.Kep mengatakan,

kegiatan Taslih merupakan kegiatan

penting yang perlu dilakukan setiap

tahunnya. Terlebih lagi saat ini,

perkembangan zaman semakin

cepat yang diikuti dengan berbagai

perubahan. Perlu antisipasi serta

metode efektif untuk menangkal

berbagai hal-hal negatif. Untuk itu,

perbaikan akhlak dan perbuatan para

remaja perlu diperhatikan.

Taslih diisi dengan beragam

kegiatan, seperti seminar tentang

makrifatullah, makrifatul Quran,

makrifatul rasul, makrifatul insan,

ghazwul fikri (perang pemikiran),

ukhuwah islamiah, makrifatul Islam,

pergaulan muda mudi Islam, hingga

pelatihan tahyiz mayit.

Para peserta juga dihibur

dengan penampilan drama yang

menceritakan tentang seorang

mahasiswa yang lupa membaca

Alquran karena kesibukan kuliahnya.

Drama ini memberikan pesan tersirat

sekaligus menyentil bagi para

mahasiswa.

Salah seorang alumni FKep,

Baginda Indra Perwira Teja turut

hadir menyampaikan materi

tentang ukhuwah islamiah. Dalam

pemaparannya, ia membagikan

lima tips menjemput ukhuwah

antarmuslim, yaitu menutup aib,

memaafkan, membantu, husnudzan,

dan mendoakan setiap muslim.

Di hari kedua penyelenggaraan

Taslih, turut diadakan pelatihan

tahyiz mayit. Di sini, setiap peserta

diharuskan menyetor hafalan sebelum

pelatihan berlangsung. Pelatihan

ini terdiri dari lima pos, yaitu pos

hafalan, pos memandikan mayat, pos

mengkafankan mayat, pos salat, dan

pos pemakaman mayat. Kegiatan

ini berlangsung di lingkungan

Masjid Jamik Kampus Unsyiah.

Setiap kelompok memilih salah satu

anggotanya untuk menjadi propandus

mayat. Sesi ini memberikan kesan

mendalam bagi para peserta, sebab

setiap peserta mempraktikkan

langsung tata cara pengurusan mayat

dari awal hingga akhir.

Setelah pelatihan tahyiz mayit, para

peserta dibekali materi tentang

kematian. Materi ini disampaikan

oleh Rahmiliya Hadiyani, dosen FEBI

UIN Ar Raniry. Dalam materinya

ia menyampaikan jika kematian

merupakan sebuah rahasia. Tidak

ada seorang pun yang mampu

menebak kapan kematian itu datang.

“Ketika pergi ke kampus, niatkan

dalam hati ini untuk jihad, apabila

kita meninggal, Allah Swt mengambil

kita dalam keadaan berjihad pula.

Sesuatu yang mendadak itu lebih

menakutkan seperti kematian,

sehingga kita harus menyiapkan diri

setiap hari,” ungkapnya.

Di hari terakhir, peserta kembali

dihibur dengan sebuah drama

tentang makrifatul insan. Materi

ini disampaikan oleh ustaz Kahlil

Muchtar. Ia menjelaskan jika Allah

Swt melengkapi manusia dengan

tiga hal, yaitu hati, akal, dan jasad

yang semuanya merupakan pembeda

antara manusia dengan makhluk lain.

Di hari yang sama, peserta juga

dibekali beragam materi, seperti

tentang pergaulan muda-mudi Islam

yang disampaikan ustaz Masrul Aidi,

makrifatul rasul dan muhasabah yang

disampaikan ustaz Amirul Amin.

Penutupan Taslih turut dihadiri Wakil

Dekan III Fakultas Keperawatan

Unsyiah, Direktur UP3AI FKep

Unsyiah, Ketua Lembaga Dakwah

Fakultas (LDF) dari berbagai fakultas

Unsyiah, dan tamu undangan lainnya.

Rangkaian acara ini diakhiri dengan

pengumuman peserta terbaik,

kelompok terbaik, video kelompok

terbaik, serta pembuatan display foto

dokumentasi Taslih 6. []

Taslih merupakan program unggulan dari LDF Ash Shihah FKep. Kegiatan ini menjadi sarana efektif untuk memperkokoh dan merajut ukhuwah islamiyah.

“Taslih; Cara Mahasiswa FKep Mempererat Ukhuwah

EDISI 240 . OKTOBER 2019EDISI 240 . OKTOBER 2019

Page 23: KOLABORASI INTELEKTUAL DI FORUM GLOBALhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/Warta-Oktober-2019.pdfkolaborasi intelektual di forum global edisi 240 . oktober 2019 issn 0215-2916

EDISI 240 . OKTOBER 2019 EDISI 240 . OKTOBER 2019

XXX 4545ASPIRASI

EDISI 230 . DESEMBER 2018

Universitas Syiah Kuala@Unsyiah

ASPIRASIAspirasi

@univ_syiahkuala

@univ.syiahkuala.id

@univ_syiahkuala

Unsyiah TV

[email protected]

www.humas.unsyiah.ac.id

EDISI 240 . OKTOBER 2019

Page 24: KOLABORASI INTELEKTUAL DI FORUM GLOBALhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/Warta-Oktober-2019.pdfkolaborasi intelektual di forum global edisi 240 . oktober 2019 issn 0215-2916

EDISI 240 . OKTOBER 2019 EDISI 230 . DESEMBER 2018

XXX46 KABAR 47

MAJALAH internal Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) yang terbitkan oleh Bagian Hubungan Masyarakat (Humas), Warta Unsyiah, berhasil masuk dalam tiga besar terbaik nasional di ajang Anugerah Media Humas (AMH) yang digelar oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Republik Indonesia.

Warta Unsyiah unggul di kategori media internal bersanding dengan Universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada. Majalah internal Warta Unsyiah dinilai telah memenuhi kriteria penilaian yang mencakup kreativitas, etika, estetika, dan mendukung program prioritas pemerintah.

Selain majalah Warta Unsyiah, di kategori website Unsyiah juga berhasil masuk dalam tiga besar bersama bersama Universitas Indonesia dan Universitas Padjajaran. Keberhasilan ini membuat Unsyiah tercatat sebagai satu-satunya universitas di luar Pulau Jawa yang berhasil masuk sebagai nominasi perguruan tinggi terbaik.

Kepala Humas Unsyiah, Chairil Munawir mengatakan, Anugerah Media Humas Ini merupakan

bagian dari kegiatan Badan Koordinasi Hubungan Masyarakat (Bakohumas) yang dilaksanakan Kominfo. Kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap tahunnya yang diikuti ratusan instansi dari seluruh Indonesia. Pada tahun ini, malam penganugerahan berlangsung di Novotel Bangka Hotel and Convention Center, Pangkalpinang, Bangka Belitung, Jumat 25 Oktober 2019.

Ada lima kategori yang diperlombakan, yaitu siaran pers/pemberitaan, media sosial, penerbitan media internal, website, dan stand pameran instansi. Klasi¡kasi pemenang setiap kategori ini dibagi sesuai instansi, yaitu kementerian/lembaga, BUMN/BUMD, perguruan tinggi negeri, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.

Dari lima kategori yang diperlombakan dalam Anugerah Media Humas tahun ini, Unsyiah unggul di dua kategori, yaitu kategori penerbitan media internal dan kategori website.

“Di klasi¡kasi perguruan tinggi negeri, Unsyiah masuk tiga besar dan berhasil mengungguli kampus ternama lainnya di Indonesia,” ujar Chairil.

Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo, Widodo Muktiyo, menyampaikan apresiasi kepada para pemenang. Menurutnya humas merupakan profesi strategis dalam menyampaikan informasi kebijakan pemerintah kepada masyarakat. Penganugerahan ini salah satu upaya untuk menciptakan semangat kompetisi positif di lingkungan humas yang berbasis kinerja, sekaligus memberi peluang peningkatan kualitas kerja. Pada tahun ini sebutnya, ada 169 instansi yang mengirimkan karyanya untuk dilombakan dalam Anugerah Media Humas 2019. []

WARTA UNSYIAH TIGA BESARTERBAIK NASIONAL

Page 25: KOLABORASI INTELEKTUAL DI FORUM GLOBALhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/Warta-Oktober-2019.pdfkolaborasi intelektual di forum global edisi 240 . oktober 2019 issn 0215-2916

EDISI 240 . OKTOBER 2019