kolaborasi intelektual di forum...
TRANSCRIPT
KOLABORASI INTELEKTUALDI FORUM GLOBAL
w w w. h u m a s . u n s y i a h . a c . i d
EDISI 240 . OKTOBER 2019IS
SN 0
215
-29
16
MENGGAUNGKANKEMBALI PRODUK SALAMDI PERBANKAN SYARIAH
IMAM DAN LILLA,PRESENTER TERMUDA DI KONFERENSI DUNIA
MENDORONG PENELITI BERKIPRAH DI LEVEL GLOBAL
EDISI 240 . OKTOBER 2019EDISI 230 . DESEMBER 2018
IFTITAH2 XXX 3
UNIVERSITAS Syiah Kuala (Unsyiah) setiap tahunnya melakukan perhelatan konferensi internasional sebagai bentuk tanggung jawab akademik dan pengembangan kompetensi para pendidik. Melalui konferensi berskala global ini, akan mencetak banyak publikasi ilmiah dari berbagai kalangan, terutama dari para akademis dan peneliti. Secara tidak langsung, konferensi internasional juga menambah jumlah publikasi yang mampu memberi value lebih bagi Unsyiah.
Forum ini juga mempertemukan para ahli dari berbagai disiplin ilmu. Salah satu konferensi internasional yang digelar rutin oleh Unsyiah adalah Annual International Conference (AIC) yang telah memasuki tahun ke-9 penyelenggaraannya. Forum ini menjadi media distribusi berbagai informasi dan penelitian, serta menjadi forum diskusi aktif. Konferensi AIC telah dilaksanakan sejak tahun 2011 dan berjalan baik dengan menghadirkan pembicara dari berbagai negara dunia.
Di tahun 2019, konferensi AIC diikuti lebih 500 akademisi dan peneliti dunia. Mereka berasal dari beberapa
negara, seperti Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Jepang, Australia, hingga Peru. Tema yang diangkat pun beragam yaitu, kesehatan dan kehidupan, sains dan teknik, serta ilmu sosial. Para peserta diberi kesempatan untuk berdiskusi dan mempresentasikan hasil penelitiannya. Diharapkan hasil pemikiran para akademisi dan peneliti ini dapat menghasilkan solusi terbaik untuk mengatasi berbagai permasalahan dunia.
Selain AIC, dalam tahun yang sama, Unsyiah juga menyelenggarakan banyak konferensi internasional dengan beragam tema dan konsentrasi ilmu. Ini adalah wujud tanggung jawab pendidikan yang dilakukan Unsyiah dalam melahirkan pemikiran baru menghadapi perkembangan dunia. Institusi ini mencoba hadir menjadi media pemersatu dalam konteks keilmuan dan kepakaran melalui konferensi internasional. Diharapkan melalui kegiatan ini, Unsyiah mampu memperkuat dan mempererat kerja sama antarlembaga dan negara dalam mengentaskan permasalahan, baik di tingkat nasional maupun internasional. (Redaksi)
Menyatukan GagasanPeneliti GlobalChairil Munawir MT, S.E. M.M.Kepala Humas Unsyiah
EDISI 240 . OKTOBER 2019 EDISI 240 . OKTOBER 2019
IZIN TERBIT
DITERBITKAN OLEH
PERINTIS
PEMBINA
PENASIHAT BIDANG REDAKSI
PENASIHAT BIDANG
ADMINISTRASI & PENGEMBANGAN
KETUA PENGARAH
PEMIMPIN REDAKSI
WAKIL PEMIMPIN REDAKSI
REDAKTUR PELAKSANA
SEKRETARIS REDAKSI
EDITOR
PEWARTA
DESAINER GRAFIS
FOTOGRAFER
LAYOUTER
ADMINISTRASI & KEUANGAN
LOGISTIK
SIRKULASI
WEB MASTER
STT No. 1138/SK/DITJEN PPG/STT/1987
Humas Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
Prof. Dr. Abdullah Ali, M.Sc. (alm.); Drs. T. A. Hasan Husin (alm.);
T. Syarif Alamuddin, Sm. Hk. (alm.)
Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng. (Rektor Universitas Syiah
Kuala)
Prof. Dr. Ir. Marwan (Wakil Rektor I); Dr. Ir. Alfiansyah Yulianur
BC. (Wakil Rektor III); Dr. Hizir (Wakil Rektor IV)
Dr. Ir. Agussabti, M.Si (Wakil Rektor II)
Abdul Rochim, S.Sos. M.Pd
Chairil Munawir MT, S.E. M.M.
Fajriana, S.E. | Hayatana, S.E.
Rika Marlia, S.E. M.M.
Uswatun Nisa S.I.Kom. M.A.
Ferhat, S.E. M.M.
Ibnu Syahri Ramadhan, S.E. | Cut Dini Syahrani, S.Si. |
Muksalmina, S.Sos.I.
Syahri Afrizal, S.I.Kom.
Sayed Jamaluddin
Nadia Ulfa, A.Md.
Munawar, S.H.
Ispandiar
Muhammad Iqbal, S.I.Kom.
WARTA UNSYIAHEdisi 240. Oktober 2019
ISSN 0215-2916Tebal Isi 48 Halaman
DITERBITKAN OLEHHumas UniversitasSyiah Kuala
TWITTER@univ_syiahkuala
YOUTUBEUnsyiah TV
WEBSITEwww.humas.unsyiah.ac.id
INSTAGRAM@univ_syiahkuala
Warta Unsyiah mengajak para pembaca untuk mengirim tulisan terbaiknya ke majalah resmi Unsyiah ini. Silakan kirim tulisan terbaik Anda disertai foto dan biodata diri ke email: [email protected] (600-700 kata)
REDAKSI
DAFTAR ISI
IFTITAH 3Menyatukan Gagasan Peneliti Global
EDUKASI 6-7Berbagi Ruang dengan Satwa Liar
MAHASISWA 8-9Imam dan Lilla, Presenter Termuda di Konferensi Dunia
FOKUS 10-15Kolaborasi Intelektual di Forum Global
Menawarkan Gagasan Intelektual di Tingkat Global
PAKAR 16Mendorong Peneliti Berkiprah di Level Global
PENGABDIAN 18-19Hibeuna Goes to Pulo Aceh: Ajarkan Mitigasi Bencana bagi Warga Pulau
KREATIF 20-21Kumpulan Puisi Nisa Ulmuddrika
PROFIL 22-23Debat Mentransformasi Diri Raudha
SEHAT 28-29Sapi Terinfeksi Brucellosis Memiliki Risiko Abortus
PERSPEKTIF 30-31Persepsi Psikologi terhadap Pengungkapan Kebenaran Konflik Aceh
RISET 32-34Pengujian Aktivitas Antelmintik dari Bahan Alami
FAKULTAS 36-37Menggaungkan Kembali Produk Salam di Perbankan Syariah
ENGLISH 38-39Reminiscences of My University Life
MUTU 42-43Mengejar Output Outcomes untuk Meraih Akreditasi Unggul di Era APT 3.0 dan 4.0
RELIGIA 40-41Taslih; Cara Mahasiswa FKep Mempererat Ukhuwah
KABARWarta Unsyiah Tiga Besar Terbaik Nasional
22
EDISI 240 . OKTOBER 2019 EDISI 240 . OKTOBER 2019EDISI 240 . OKTOBER 2019 EDISI 240 . OKTOBER 2019
EDUKASI 7
l Langka; di mana kepadatan
populasinya kecil, waktu
kematangan seksual pertama
sangat lama, dan laju
pertumbuhannya lambat.
l Endemik; di mana sebaran
geografis alami terbatas,
lingkungan hidup sempit, dan
hidup hanya pada karakteristik
ekosistem tertentu.
l Terancam punah; yaitu terjadinya
pengurangan jumlah individu dalam
jumlah besar pada suatu habitat.
l Fekunditas rendah; di mana
jumlah telur yang dihasilkan
rendah; kematian alami tinggi dan
berpasangan tetap
Selain alasan di atas, yang perlu
dipahami adalah bahwa setiap satwa
memiliki peran dalam ekosistem.
Jika suatu hewan punah (atau hilang
secara lokal), akan terjadi efek domino
di dalam ekosistem tersebut. Hal
itu berarti ikut punahnya spesies
lain (atau hilang secara lokal) yang
berujung pada kerusakan ekosistem
secara menyeluruh. Ini dapat
berdampak buruk bagi lingkungan dan
kelangsungan hidup manusia. Sebagai
contoh dapat dilihat dari sistem
rantai makanan. Jika suatu satwa
karnivora sebagai konsumen tingkat
I punah dalam sebuah ekosistem,
maka keberadaan herbivora yang
merupakan konsumen tingkat II akan
tidak terkontrol, sehingga tumbuhan
sebagai produsen yang merupakan
makanan dari satwa herbivora ini tidak
lagi tercukupi.
Perlu diingat bahwa selain memakan
daun, hewan herbivora juga dapat
memakan anakan pohon, sehingga
jumlah pohon yang selamat pun akan
ikut berkurang. Nah, jika hal ini terjadi
tentu saja hidup manusia pun akan
terganggu. Kurangnya pepohonan
dapat berefek langsung terjadinya
bencana alam, seperti longsor, banjir,
dan lain-lain.
Pemerintah juga sangat tegas dalam
memperjuangkan upaya konservasi ini.
Bahkan, telah menerbitkan beberapa
dasar hukum tentang perlindungan
satwa liar. Tindak pidana kejahatan
terhadap satwa liar juga diatur jelas
dalam Undang-Undang Republik
Indonesia No. 5 Tahun 1990 Tentang
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
Dan Ekosistem, yaitu:
Pasal 21 Ayat 2
Setiap orang dilarang untuk:
1. Menangkap, melukai, membunuh,
menyimpan, memiliki, memelihara,
mengangkut, dan memperniagakan
satwa yang dilindungi dalam
keadaan hidup;
2. Menyimpan, memiliki, memelihara,
mengangkut, dan memperniagakan
satwa yang dilindungi dalam
keadaan mati;
3. Mengeluarkan satwa yang
dilindungi dari suatu tempat di
Indonesia ke tempat lain di dalam
atau di luar Indonesia;
4. Memperniagakan, menyimpan
atau memiliki kulit, tubuh, atau
bagian-bagian lain satwa yang
Konflik satwa liar dengan
manusia merupakan hal
yang terus menerus terjadi
di sekitar kita. Segala
interaksi antara manusia dan satwa
liar yang memberikan dampak negatif
terhadap kehidupan sosial manusia,
ekonomi, kebudayaan, dan konservasi
satwa liar serta lingkungannya disebut
sebagai konflik satwa liar. Data yang
dihimpun oleh BKSDA Aceh selama
tahun 2018, tercatat 55 laporan yang
masuk melalui call centre. Keseluruhan
laporan yang masuk masih didominasi
oleh konflik satwa liar dengan manusia.
Penyebab konflik satwa liar ini terus
terjadi karena terganggunya habitat
alami satwa liar. Penyusutan dan
kerusakan hutan, alih fungsi kawasan
hutan menjadi lahan perkebunan dan
pemukiman, eksploitasi berlebihan
terhadap sumber daya pangan satwa.
Manusia adalah makhluk yang dikarunia
akal, sehingga dapat bersikap bijaksana
dalam membuat hubungan harmonis
antara manusia dan satwa liar. Dalam
Peraturan Menteri LHK No P.106/
MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2018 Tentang
Perubahan Kedua dari Peraturan
Menteri LHK No P.20/MENLHK/SETJEN/
KUM.1/6/2018 Tentang Jenis Tumbuhan
dan Satwa yang Dilindungi, terdapat
904 jenis Tumbuhan dan Satwa Liar (TSL)
yang dilindungi di Indonesia. Umumnya
TSL yang dilindungi ini memiliki ciri
khusus, yaitu:
Berbagi Ruangdengan Satwa Liar
Begitupun perburuan satwa liar
mengakibatkan semakin sempitnya
tempat hidup (ruang) antara manusia
dan satwa liar. Semua hal ini
mengakibatkan satwa liar terdesak
dan akhirnya turun ke pemukiman
masyarakat. Jika hal ini terjadi, maka
semua pihak akan dirugikan. Kerugian
yang paling sering terjadi adalah
rusaknya tempat tinggal masyarakat,
rusaknya lahan perkebunan,
pemangsaan hewan ternak/peliharaan,
bahkan korban jiwa manusia serta
kematian satwa liar yang dilindungi.
dilindungi atau barang-barang yang
dibuat dari bagian-bagian tersebut
atau mengeluarkannya dari suatu
tempat di Indonesia ke tempat lain
di dalam atau di luar Indonesia;
5. Mengambil, merusak,
memusnahkan, memperniagakan,
menyimpan atau memiliki telur dan
atau sarang satwa yang dillindungi.
Pasal 40 Ayat 2
Barang siapa dengan sengaja melakukan
pelanggaran terhadap ketentuan
sebagaimana dimaksud, dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun dan denda paling banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Pasal 40 Ayat 4
Barang siapa karena kelalaiannya
melakukan pelanggaran terhadap
ketentuan sebagaimana dimaksud,
dipidana dengan pidana kurungan
paling lama 1 (satu) tahun dan denda
paling banyak Rp50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah).
Balai KSDA Aceh sangat menghimbau
kepada masyarakat untuk tidak
memelihara jenis tumbuhan dan
satwa liar yang dilindungi berdasarkan
peraturan yang berlaku. Apabila
menjumpai satwa liar dilindungi
yang dipelihara ataupun terjadinya
konflik satwa dengan manusia, dapat
menghubungi call center BKSDA Aceh
di nomor 085362836024 atau melalui
media sosial BKSDA Aceh di Facebook
BKSDA Aceh; Instagram @bksdaaceh;
dan Twitter @bksdaaceh. []
6 EDUKASI
Dessi Novita Sari, S.SiAlumni FMIPA Biologi Universitas
Syiah Kuala
EDISI 240 . OKTOBER 2019 EDISI 240 . OKTOBER 2019EDISI 240 . OKTOBER 2019 EDISI 240 . OKTOBER 2019
MAHASISWA 9
Aceh International Workshop
and Expo On Sustainable
Tsunami Disaster Recovery
(AIWEST-DR) 2019 yang
diselenggarakan di Tohoku University
Sendai, Jepang menghadirkan
beberapa pembicara kunci, yaitu
Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng.IPU
(Rektor Unsyiah), Dr. Yoshiko Nishi
(Kyoto University, Jepang) dan Prof.
Toshiya Ueki (Tohoku University).
Selain Rektor Unsyiah, puluhan peneliti
serta akademisi Unsyiah juga ikut
berpartisipasi dalam kegiatan besar
itu. Bagi sebagian akademisi, mungkin
hal ini sesuatu yang biasa dilakukan.
Tetapi, tidak bagi Imam Maulana
dan Lilla Raswita yang masih tercatat
sebagai mahasiswa strata satu.
Imam dan Lilla merupakan presenter
termuda yang ikut berpartisipasi di
AIWEST-DR. Mereka juga sukses
melakukan oral presentation di
kegiatan tersebut. Mahasiswa jurusan
Pendidikan Dokter angkatan 2015
sudah ada sejak zaman nabi, salah
satunya dari cerita Nabi Nuh,” ujar
Imam.
Penerapan konsep Peci sudah dilakukan
di beberapa tempat sebagai pilot
project, seperti pembentukan santri
Dayah Siaga Bencana (Dagana).
Respon yang didapatkan sangat baik,
bahkan berharap dapat dibimbing
untuk jangka panjang. Program ini
berhasil meningkatkan pengetahuan
kesiapsiagaan para santri, terbentuknya
peta dan jalur evakuasi di gedung
dayah, serta terbentuknya kader-kader
yang berasal dari santri sendiri.
Oral presentation yang dipaparkan
Imam dan Lilla berhasil memukau
peserta konferensi. Ide dan karya
mereka mendapatkan tanggapan
positif dari berbagai pihak.
“Ini pengalaman pertama kami pergi
ke luar negeri untuk hadir dalam
konferensi besar dan ini membuat
dan 2017 ini, memaparkan hasil karya
ilmiahnya yang berjudul, “Peci: An
Integrated Islamic-Based Earthquake
And Tsunami Education In Islamic
Boarding School Extracurricula”. Karya
mereka merupakan salah satu inovasi
dari Program Kreativitas Mahasiswa
(PKM) yang telah mereka kembangkan.
Selain Imam dan Lilla, tim tersebut
terdiri dari Zahratunnisa (Teknik
Geofisika 2017), Septia Karlina (FKIP
Bimbingan Konseling 2016), dan
Hafizh Al-Mukarram (Teknik Arsitektur
2016). Mereka semua berada di bawah
bimbingan Rina Suryani Oktari, S.Kep.,
M.Si., dosen Fakultas kedokteran
Unsyiah yang juga peneliti Tsunami and
Disaster Mitigation Research Center
(TDMRC) Unsyiah.
Peci atau Paket Edukasi Bencana Islami
merupakan suatu konsep pendidikan
kebencanaan yang mengintegrasikan
antara pengetahuan kebencanaan dari
sudut pandang sains dan agama Islam.
Imam memaparkan, hingga saat ini
penerapan pendidikan kebencanaan
yang berkelanjutan dan mandiri belum
semuanya diterapkan di sekolah,
khususnya yang berbasis asrama atau
dayah. Padahal, terdapat lebih dari
1.200 dayah di Aceh. Selain itu, sistem
mitigasi bencana yang diajarkan selama
ini kurang berbaur dengan nilai-nilai
agama Islam.
Konsep pendidikan kebencanaan
yang dikembangkan Imam bersama
tim berupa pendidikan kebencanaan
dengan konsep islami. Tidak hanya
dari segi pengetahuannya saja, tapi
juga aplikasinya. Contohnya seperti
titik kumpul saat bencana terjadi yang
memisahkan lelaki dan perempuan.
Begitu juga untuk penanganan korban,
tim evakuasi dan tim media harus
dibentuk secara khusus. Termasuk
perlengkapan untuk evakuasi korban
perempuan dan laki-laki.
“Upaya mitigasi bencana harus kita
tanamkan di benak semua orang.
Konsep mitigasi bencana sebenarnya
IMAM DAN LILLA,PRESENTER TERMUDA DI KONFERENSI DUNIA
8 MAHASISWA
kami semakin termotivasi untuk terus
menghasilkan karya,” ungkap Lilla.
“Bila kita memiliki sebuah
inovasi kemudian menulis dan
mengemukakannya kepada semua
orang, maka kita akan berdiri sebagai
mahasiswa yang membawa sebuah
perubahan. Konsep yang dapat
membuat Aceh lebih baik, sehingga
orang-orang akan melihat itu sebagai
hal yang luar biasa dan patut untuk
didukung,” sambung Imam.
Selain Peci, Iman dan tim juga
menggagas konsep lain, yaitu Paket
Kesenian Mitigasi Bencana (Pasmina)
yang terinspirasi dari nandong
smong masyarakat Simeulue. Konsep
Pasmina ini juga telah dipresentasikan
oleh Imam dan timnya saat
International Conference on Disaster
Mitigation 2019 di Bantul pada Juni
lalu.
Program Peci dan Pasmina ini juga
telah sukses memenangkan medali
emas di Pekan Ilmiah Mahasiswa
Nasional (Pimnas) ke-32 yang
diselenggarakan di Universitas
Udayana, Bali, Agustus 2019. Program
Peci dan Pasmina juga mendapat
dukungan penuh dari TDMRC Unsyiah
dan Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) sebagai bagian dari
penerapan Sekolah Madrasah Aman
Bencana (SMAB).
“Sekarang banyak kesempatan kita
untuk menyalurkan ide, berbagai jenis
lomba di mana-mana. Ayo manfaatkan
ini untuk meraih prestasi,” tutup Imam.
Upaya mitigasi bencana harus kita tanamkan di benak semua orang. Konsep mitigasi bencana sebenarnya sudah ada sejak zaman nabi.
“
EDISI 240 . OKTOBER 2019 EDISI 240 . OKTOBER 2019
KOLABORASI INTELEKTUAL DI FORUM GLOBAL
EDISI 240 . OKTOBER 2019 EDISI 240 . OKTOBER 2019
FOKUS12 FOKUS 13
Setiap tahunnya, Unsyiah memiliki agenda rutin terkait pertemuan ilmiah berskala internasional. Kegiatan tersebut
bernama Annual International Conference (AIC). Forum ini menghadirikan sejumlah praktisi dunia lintas disiplin ilmu. Mereka berasal dari berbagai perguruan tinggi terkemuka di dunia.
Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng. IPU mengatakan, konferensi berskala global seperti ini adalah forum yang efektif bagi para akademisi, peneliti, dan praktisi untuk memperkuat kerja sama akademis dan industri. Sebab forum ini, mempertemukan para ahli dengan lintas disiplin ilmu, serta para praktisi yang terlibat langsung dalam kegiatan industri. Dengan demikian, mereka dapat saling berkolaborasi melalui kerja-kerja intelektual. Baik untuk meningkatkan penelitian dan mendorong inovasi, sehingga mampu menghasilkan solusi yang paling efektif untuk mengatasi permasalahan global.
Oleh sebab itu, Rektor menilai forum seperti ini sangatlah penting. Sebab dunia akademisi dan industri harus bergerak sinergis untuk menciptakan tatanan global yang kondusif. Apalagi perguruan tinggi berbasis riset seperti Unsyiah, kerja-kerja intelektual seperti ini sangat dibutuhkan untuk menguatkan institusi.
“Akademisi dan industri tidak boleh bekerja sendiri, tetapi harus berkolaborasi. Dengan demikian, kita dapat mengubah lingkungan dan kehidupan lebih baik,” ucapnya.
Saat ini, Unsyiah telah menyelenggarakan konferensi AIC kesembilan kalinya, yaitu pada tanggal 18-19 September 2019. Agenda ini sekaligus menjadi bagian dalam rangkaian kegiatan Milad Unsyiah yang ke-58 tahun.
AIC kesembilan tersebut menghadirkan 500 akademisi dan peneliti dunia yang berasal dari enam
negara yaitu Indonesia, Malaysia, Jepang, Australia, Brunei Darussalam, dan Peru. Pertemuan ini membahas beberapa isu strategis terkait perkembangan ilmu pengetahuan, riset, kesehatan, sosial, dan teknologi.
“Sedikitnya ada 330 makalah dibahas dalam konferensi ini,” ujar Rektor Unsyiah.
Ketua Panitia AIC 2019, Dr.-Ing. Rudi Kurniawan mengatakan, kegiatan bertaraf internasional ini rutin dilaksanakan Unsyiah sejak tahun 2011. Khusus tahun ini, AIC
Kepala UPT Perpustakaan Unsyiah ini juga menjelaskan, konferensi AIC secara tidak langsung menjadi ajang silaturahmi para profesor dan peneliti dunia. Melalui forum ini, mereka berkesempatan untuk mempresentasikan hasil kajiannya. Materi yang mereka sampaikan sangat menarik karena berisikan inovasi hasil penelitian dan tren terbaru ilmu pengetahuan.
“Makalah terpilih dalam konferensi ini berkesempatan untuk diterbitkan di berbagai publikasi terkemuka dunia,” ungkap Rudi.
Konferensi ini turut dimeriahkan dengan expo yang berlangsung di hall ACC Dayan Dawood. Atsiri Research Centre dan Bungoe Jaroe FKIP terpilih sebagai Best Expo dalam konferensi tersebut.
Pada prinsipnya konferensi berskala
global ini adalah forum untuk saling bertukar gagasan. Peserta yang hadir dalam forum ini juga mendapatkan pengalaman berharga. Mengingat topik yang dibahas mencakup semua aspek teoritis dan praktis.
Oleh karena itu, Unsyiah hadir untuk memediasi pertemuan intelektual ini, agar terjalin kesepakatan bersama dalam menghadapi permasalahan global. Sebab di era revolusi industri saat ini, sebuah perguruan tinggi berbasis riset seperti Unsyiah tidak bisa bergerak sendiri, tetapi harus berkolaborasi dengan berbagai institusi lainnya. Jika tidak demikian, maka perguruan tinggi tersebut akan terus tertinggal. Semangat untuk terlibat di forum-forum ilmiah seperti inilah yang terus Unsyiah upayakan. Sebab hal tersebut sejalan dengan tekad Unsyiah untuk masuk dalam jajaran World Class University. []
diadakan serentak dengan English Education International Conference (EEIC) ke-2, Aceh International Symposium on Civil Engineering (AISCE) ke-2, dan International Conference on Experimental and Computational Mechanic in Engineering (ICECME).
“Forum ini juga berhasil menarik minat intelektual dunia. Peneliti Unsyiah pun berkesempatan untuk menikmati ragam pemikiran mereka dalam menganalisis berbagai persoalan global,” ucapnya.
EDISI 240 . OKTOBER 2019 EDISI 240 . OKTOBER 2019
FOKUS14 FOKUS 15
Universitas Syiah Kuala terus berupaya untuk terlibat aktif dalam berbagai forum ilmiah baik di tingkat
nasional maupun internasional. Unsyiah melalui para akademisi atau penelitinya, mencoba hadir untuk menawarkan solusi atas berbagai isu strategis di tingkat global.
Kepakaran dari peneliti Unsyiah kerap menjadi referensi untuk menjawab berbagai persoalan global. Seperti pada awal November 2019 lalu, sejumlah peneliti
Unsyiah menghadiri konferensi Aceh International Workshop on Sustainable Tsunami Disaster Recovery (AIWEST-DR) Ke-12 di Tohoku University, Sendai, Jepang.
Konferensi ini adalah kolaborasi Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) dengan Internasional Research Institute of Disaster Science (IRIDeS) Tohoku University. Konferensi ini menghadirkan sejumlah pembicara kunci, yaitu Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng.IPU (Rektor Unsyiah), Dr. Yoshimi Nishi (Kyoto University,
Jepang) dan Prof. Toshiya Ueki (Tohoku University).
Rektor mengatakan, sebagai institusi pendidikan terbesar di Aceh, Unsyiah mengambil peran dengan mendirikan Pusat Studi Mitigasi Bencana (TDMRC) dan Program Studi Ilmu Kebencanaan. Banyak para akademisi Unsyiah yang ikut terlibat dalam riset dan publikasi terkait isu bencana.
“Bahkan, secara statistik Unsyiah termasuk dalam tiga besar publikasi kebencanaan di Indonesia, terutama riset bidang tsunami,” ucap Rektor.
Selain itu, pengelolaan bencana merupakan tugas bersama dari berbagai disiplin ilmu. Sebab isu bencana sangat kompleks, sehingga membutuhkan keterlibatan dan kerja sama dari banyak pihak.
Untuk itu, Rektor berharap konferensi ini menjadi pertemuan efektif untuk saling memperkuat dan bersinergi meningkatkan kesadaran bencana, sekaligus mengembangkan budaya pencegahan risiko. Terlebih lagi, Aceh dan Jepang mempunyai persamaan sebagai daerah yang memiliki potensi besar bencana alam. Bahkan, kedua daerah ini pernah mengalami bencana mahadahsyat yaitu tsunami.
“Konferensi ini menjadi kesempatan besar bagi para peneliti untuk membandingkan peristiwa gempa tsunami yang terjadi di Aceh tahun 2004 dan di Jepang tahun 2011 silam,” ujarnya.
Kepakaran peneliti Unsyiah pada isu mitigasi bencana telah lama menjadi perhatian dunia. Meski demikian, bukan berarti di isu strategis lain kepakaran peneliti Unsyiah kurang diperhitungkan. Unsyiah tetap berusaha merespon semua permasalahan global, sesuai dengan kepakaran yang dimiliki oleh akademisi Unsyiah. Misalnya pada isu pertanian dan bioindustri, yang merupakan isu penting di tengah membludaknya populasi dunia.
Untuk menjawab persoalan tersebut, Unsyiah melalui Fakultas
Pertanian mengumpulkan lebih dari 100 akademisi, peneliti, dan praktisi dari sembilan negara di dunia untuk membahas isu tersebut. Pertemuan ini berlangsung dalam konferensi internasional The 1st International Conference on Agriculture and Bioindustry (ICAGRI). Peserta yang hadir berasal dari Kanada, Australia, Portugal, Jepang, Vietnam, Malaysia, Jerman, Inggris, dan Indonesia.
Dekan Fakultas Pertanian Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samadi, M.Sc. mengatakan, ICAGRI 2019 merupakan platform dan channel yang sangat strategis dan efisien untuk bertukar dan memperkuat kerja sama antarlembaga dan negara dalam mewujudkan gagasan pembangunan pertanian.
Terlebih lagi di era revolusi industri 4.0 saat ini, dibutuhkan
kerja sama dari berbagai unsur untuk memperkuat peran dalam percepatan inovasi dan teknologi demi mewujudkan ketersediaan pangan yang berbasis kearifan lokal.
“Kami berharap dari konferensi ini konsep pertanian berkelanjutan berbasis komoditas lokal di era revolusi industri 4.0 dapat didiskusikan,” ucapnya.
Unsyiah menyadari bahwa permasalahan global tidak dapat diselesaikan, tanpa adanya jalinan komunikasi yang baik di tingkat global. Kolaborasi antarinstitusi menjadi sangat penting. Selain itu, melalui forum berskala internasional seperti inilah, Unsyiah berupaya menegaskan identitasnya dengan menawarkan kerja-kerja intelektualnya. []
MENAWARKAN GAGASAN INTELEKTUAL DI TINGKAT GLOBAL
14 FOKUS
PAKAR16 PAKAR 17
Selama ini, Unsyiah kerap melaksanakan
berbagai konferensi internasional.
Bahkan, Unsyiah punya agenda tersendiri
untuk kegiatan ini, seperti Annual
International Conference (AIC) yang dilaksanakan
setiap tahunnya. Lantas, seberapa besar pengaruh
kegiatan berskala internasional ini bagi Unsyiah?
Berikut petikan wawancara Warta Unsyiah dengan
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat (LPPM) Unsyiah Dr. Taufik Fuadi
Abidin, S.Si., M.Tech.
Secara institusi, apa manfaat kegiatan
konferensi internasional ini bagi Unsyiah?
Konferensi internasional merupakan forum
ilmiah yang mempertemukan akademisi,
peneliti, pemerintah, mahasiswa, dan pemangku
kepentingan untuk berbagi (sharing). Mereka
memaparkan hasil kajian serta temuan baru dalam
berbagai bidang ilmu pengetahuan.
Peserta konferensi ini dari berbagai negara,
sehingga upaya perluasan jaringan kerja sama
(networking) dapat dilakukan. Jadi manfaatnya
bagi Unsyiah sangat jelas. Unsyiah semakin
dikenal, sivitas akademika dapat berpartisipasi
dalam forum ilmiah bertaraf internasional di
lokasi yang dekat. Publikasi artikel pada prosiding
terindeks dapat dipacu untuk meningkatkan
jumlah publikasi internasional.
Mendorong PenelitiBerkiprah di Level Global
Apa pengaruhnya terhadap target
Unsyiah menuju predikat unggul?
Konferensi internasional selama ini telah
banyak membantu untuk mendongkrak
peningkatan jumlah publikasi
internasional terindeks dalam bentuk
prosiding. Jumlah publikasi internasional
merupakan salah satu Indikator Kinerja
Utama (IKU) universitas yang harus kita
capai.
Data menunjukkan, beberapa tahun
belakangan ini, jumlah publikasi
internasional terindeks global terus
meningkat. Hal ini menjadi salah satu
indikator baik bagi Unsyiah dalam meraih
predikat unggul.
Bagaimana pengaruhnya terhadap
kegiatan penelitian?
Salah satu luaran yang diharapkan dari
kegiatan penelitian adalah publikasi.
Walaupun luaran wajib untuk beberapa
skema penelitian adalah publikasi
pada jurnal internasional bereputasi.
Biasanya peneliti juga menjanjikan luaran
tambahan, berupa publikasi dalam
bentuk artikel pada prosiding terindeks
dan atau artikel pada jurnal nasional
terakreditasi (Sinta 2).
Nah, luaran utama dari kegiatan
konferensi internasional yang
diadakan Unsyiah, seperti AIC, IEEE
Cyberneticscom, ICFAES, ICAGRI,
ICONES, ICChEAS, dan lainnya, Semua
menghasilkan luaran berupa prosiding
terindeks. Jadi konferensi internasional
ini sangat membantu dosen, peneliti
memublikasikan hasil penelitiannya
dalam bentuk artikel pada prosiding
terindeks.
Apakah konsep konferensi
internasional selama ini sudah
efektif? Jika belum, bagaimana
idealnya?
Alhamdulillah cukup efektif. Umumnya,
luaran dari konferensi internasional yang
dilaksanakan Unsyiah adalah publikasi
pada prosiding terindeks. Hal ini terbukti
mampu meningkatkan jumlah publikasi
internasional Unsyiah setiap tahun.
Khususnya untuk bidang-bidang yang
sulit mendapatkan penerbit (publisher)
yang terindeks Scopus. Bahkan, saat ini
diarahkan untuk mencari penerbit yang
prosidingnya terindeks oleh Web of
Science yang lebih berkelas dibanding
Scopus.
Bagaimana penilaian kampus luar
terhadap Unsyiah?
Saat ini Unsyiah semakin dikenal secara
nasional maupun internasional. Buktinya,
peserta yang menghadiri kegiatan
konferensi internasional di Unsyiah selalu
ramai, baik dari luar Aceh atau luar
negeri.
Saya yakin karena reputasi Unsyiah
yang semakin baik, peserta dan keynote
speakers ini mau berkenan hadir ke
kampus kita tercinta. Tercatat, peserta
yang hadir pada beberapa konferensi
internasional 2019 ada yang dari
Malaysia, Jepang, Australia, Jerman, dan
lainya.
Bagaimana kompetensi peneliti
Unsyiah dalam forum internasional
seperti ini?
Wah, kalau kompetensi peneliti Unsyiah
tidak perlu diragukan. Cukup banyak
peneliti kita yang berhasil mendapatkan
best paper award, serta diundang
sebagai keynote speakers. Itu contoh
bahwa kompetensi peneliti Unsyiah
sangat mumpuni.
Apa yang harus Unsyiah lakukan
agar memiliki nilai tawar lebih baik di
forum global?
Unsyiah secara finansial harus
terus membantu penelitinya untuk
menghasilkan temuan baru dengan luaran
publikasi yang bereputasi. Fokus-fokus
kajian dalam bidang mitigasi bencana
tsunami, produk turunan dari nilam,
hortikultura kopi dan kakao, varietas padi
Aceh, rumensia lokal, perdamaian dan
resolusi konflik adalah contoh fokus kajian
unggulan Unsyiah yang dapat dijadikan
nilai tawar, untuk terus berkiprah secara
lebih baik di forum global.
Pelaksanaan konferensi AIWEST 2019
di Sendai Jepang di bawah koordinasi
TDMRC adalah bukti kontribusi Unsyiah
untuk kebencanaan telah meningkatkan
nilai tawar secara global. Jadi, semakin
banyak karya dan inovasi dihasilkan oleh
peneliti Unsyiah, semakin tinggi nilai
tawar Unsyiah di tingkat global.
Dari semua itu, bagaimana peluang
Unsyiah menjadi World Class
University?
Peluang Unsyiah untuk menggapai itu
cukup besar. Caranya dengan terus
berkiprah di level global, meningkatkan
upaya-upaya internasionalisasi dalam
bentuk kerja sama internasional, dan
kolaborasi riset. Terus berbenah untuk
mendapatkan pemeringkatan global
yang semakin baik, serta terus bersinergi
dalam menghasilkan inovasi-inovasi yang
dibutuhkan saat ini. []
EDISI 240 . OKTOBER 2019EDISI 240 . OKTOBER 2019
Dr. Taufik Fuadi Abidin, S.Si., M.Tech. | Ketua LPPM Unsyiah
EDISI 240 . OKTOBER 2019 EDISI 240 . OKTOBER 2019EDISI 240 . OKTOBER 2019 EDISI 240 . OKTOBER 2019
Himpunan Mahasiswa Magister Kebencanaan (Hibeuna) Universitas Syiah Kuala menggelar
kegiatan bakti sosial pengurangan risiko bencana atau mitigasi sejak dini di Pulo Aceh, Aceh Besar. Kegiatan ini berlangsung dari 18-20 Oktober 2019 tepatnya di SD Lampuyang. Himpunan Hibeuna merupakan sebuah himpunan mahasiswa di bawah Program Studi Magister Ilmu Kebencanaan (MIK) Program Pascasarjana Unsyiah. Pemberian nama Hibeuna diambil dari istilah Aceh dulu yang berarti ie raya that
mencoba melakukan kegiatan bakti sosial di salah satu sekolah dasar di Pulo Aceh. Kegiatan ini bertujuan agar anak-anak mendapatkan ilmu mitigasi bencana, sehingga dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari.
Kegiatan Hibeuna Goes to Pulo Aceh merupakan pengaplikasian, pengalaman, dan pembelajaran di bangku kuliah untuk diterapkan dalam kehidupan nyata. Selain itu, juga untuk berbagi informasi kebencanaan dan mitigasi bencana, baik dalam kondisi prabencana, saat bencana berlangsung, dan ketika bencana usai. Pembelajaran tentang kewaspadaan bencana menjadi kebutuhan yang sangat penting saat ini.
Dalam kegiatan tersebut, terdapat empat agenda utama, yaitu pemutaran video tsunami evacuation drill, penanaman bibit mangrove, coastal cleaning, dan pembagian buku pendidikan kebencanaan di SD Lampuyang. Pada saat pemutaran
video, anak-anak bersama Tim Hibeuna menyanyikan lagu Mitigasi Gempa Bumi dengan semangat. Hal ini menunjukkan mereka sudah mendapatkan pembelajaran tentang bencana melalui lagu-lagu.
Ketika gempa, carilah tempat yang aman!
Jangan lupa lindungi kepala.
Itulah potongan lirik lagu Mitigasi Gempa Bumi yang diulang-ulang ketika acara berlangsung. Setelah pemutaran video selesai, Hibeuna membagikan buku-buku bertemakan kebencanaan. Pembagian buku ini
Hibeuna Goes to Pulo Aceh:AJARKAN MITIGASI BENCANABAGI WARGA PULAU
dapat menghasilkan relawan yang peduli lingkungan pesisir dan laut. Walau langkah ini terkesan kecil, tetapi ini jauh lebih baik dilakukan ketimbang tidak sama sekali.
Pulo Aceh juga terkenal dengan objek wisatanya. Terdapat beberapa tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi, seperti Mercusuar Williems Torren III, Pantai Nipah, Pantai Deumit, Pantai Deudap, Pantai Alue Reuyeng, Pantai Pasi Raya, Pantai Meulingge, Pantai Balu, Pantai Alue Raya, Pantai Pasi Lambaro, Pantai Mata-ie, Pantai Krisek, Pantai Lapeng, dan beberapa teluk yang tidak kalah indahnya. []
selain untuk memberikan pendidikan tentang kebencanaan, juga untuk menambah koleksi buku di SD Lampuyang.
Kegiatan lainnya berupa penanaman bibit mangrove di bibir pantai. Penanaman ini sebagai salah satu usaha pengurangan risiko bencana, terutama tsunami. Pulo Aceh sendiri merupakan kawasan yang sangat rawan bencana tsunami, karena berada di tepi laut. Selain itu, juga dilakukan pembersihan pantai (coastal cleaning) yang berlangsung di Pantai Meulingge. Kegiatan pembersihan pantai ini diharapkan
18 PENGABDIAN
“ie beuna” atau sebuah kosakata Aceh yang berarti tsunami.
Pulo Aceh adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Aceh Besar yang terletak di pulau terluar Provinsi Aceh. Kecamatan Pulo Aceh berbentuk pulau yang terdiri dari dua pulau utama, yaitu Pulau Breuh dan Pulau Nasi. Pulo Aceh terdiri dari 17 desa dan tiga mukim, yaitu Pulo Breuh Utara luasnya 32,14 km2 (4 desa), Pulo Breuh Selatan luasnya 31,07 Km2 (8 desa), dan Pulo Nasi luasnya 27,39 Km2 (5 desa). Pulo Aceh memiliki luas 90,56 Km2 (9,056 Ha) dengan jumlah penduduk sebanyak 4.403 jiwa atau sekitar 1.344 Kepala Keluarga (KK). Umumnya masyarakat bekerja sebagai nelayan dan petani.
Setelah 15 tahun pascatsunami Aceh, kegiatan pengurangan risiko bencana atau mitigasi sejak dini semakin minim. Terutama di kabupaten atau daerah yang jauh dari pusat kota. Oleh karena itu, mahasiswa Hibeuna
PENGABDIAN 19
Rinaldy Maulidin, S.PiAlumni S-1 Prodi BDP FKP Unsyiah/
Mahasiswa S-2 Magister Ilmu Kebencanaan Unsyiah
KREATIF20 KREATIF 21
Kebaikanyang Dialpakan
Duhai diri,Kau dikagumi orang karena mahirmuKau disenangi pasangan sebab elokmuKelembutan, menjadikanmu dambaanKecantikan, menetapkan pandangan,Melebihi tatapan suami pada istrinyaKau dirayu, kau disanjungMemuji dirimu, pakaianmu, ilmumu, dan sikapmu ituSanjungan adalah penghormatan bagimu
Duhai diri,Tulisanmu dijadikan teladanPeranmu bak ustazah di media sosialKau bangga menyebutmu sebagai pendakwahHari-harimu menulis dakwahKau menasehati,Kau beribadah,Kau telah membantu mereka berhijrahPikirmu, ya, kau terus berbangga dan takabur
Begitulah, diriAndai kau tau, siapakah kau?Siapa yang bersama kau dan perbuatan kau?Siapa yang menciptakan kau dan perbuatan kau? Adakah kau syukuri dan berterimakasih?Kau ini, Sungguh kau telah buta tak mengenalnyaKau dungu, terpaku pada kehebatan itu
Apakah kau ingat?Sewaktu-waktu ia bongkar aibmu, gerak-gerik niatmu, baik buruk perbuatanmu,Yang licik itu, yang berdusta lagi bermuka topeng Sewajarnya, kaulah yang mengkhianati dirimu,Kau tegak dengan nafsu amarahmuKau bertahan demi memperoleh duniamuKau tak mendidik dirimu, kau biarkan seperti sampah jalananKau jadikan ia kapas yang terperangkap dalam kasur-kasur kumuhKau hipnotis temanmu, kau rasuki mereka dengan bualanmuKau ego duhai diri
Sungguh, kau telah melupakan kebaikan-NyaKau ujub, kau ria, dan hubbud dunia
Duhai diri,Kembalilah pada TuhanmuMerujuklah pada kehebatan-NyaSegala kebaikanmu dari-NyaYang menciptakanmu dan perbuatanmu juaKembalilah mengingat kebaikan-Nya***
MenujuKampus Merah
Jalan-jalan ke TapaktuanJangan lupa singgah ke Krueng BaruAku seorang diri mencari jalanJalan menuju ke Pasar Baru,Pasar baru ada kecamatan, Pauh namanya tempatku singgah melepas dahaga
Kecamatan Pauh ada di PadangDesa Pauh ada di LabuhanhajiRinduku pada Pauh sudah terobatiSebab di sini, Pauh kutempatiWalau bukan Pauh asliLabuhanhaji tetap di hati
Pagiku menyeruak bukitMerasakan hawa dingin di sepanjang jalanAku tertegun pada keindahanCiptaan Tuhan yang tak lekang dalam ingatan
Melewati bangunan yang sepiBangunan tegak menghiasi bumi“Kiri bang, kiri kataku pada sopir”Rupiah kugenggam, terima kasih kuucapkan
Aku telah sampai di kampus merahKampus farmasi tempat menempa diriMembina nafsu, menjadi insan sejatiMajukan ilmu, mengambil hikmah dan berbudi
Kadang kumerasa seperti ilusiBenarkah ini kampus baruku?Atau hanya buronan mimpiLalu, aku bertanya kepada merekaKatanya, ini tempatmu bersikap baik pada diri, Melunaskan hak secara islamiInilah kampus baruku, kampus madani***
Nisa UlmuddrikaAlumni Farmasi, FMIPA Unsyiah
EDISI 240 . OKTOBER 2019EDISI 240 . OKTOBER 2019
Buah SuksesKata mereka aku telah lupa diriMeninggalkan yang kudapat, mencari rugiBerjuang untuk dunia, lalai mencari akhiratBerhasad lebay dan salah kaprah menilai doa murabbi
Aku dihasud, dimaki, dan didoakan agar usahaku gagalAku diam, tak membalasNamun, kadang aku ragu untuk majuLalu, aku husnuzan pada rencana-Nya untukkuAku merasa benar dengan usahaku sekarangAku mencari nasehat, mencoba mematuhi petuah merekaAku mencari jalan keluarMeminta nasehat diri dan orang terdekatAku pergi pada guru rohaniLanjutkan katanyaDoa terbaik telah kusematkan
Sudahlah, kataku. Aku akan terus mencobaDengan niat baik, harapan yang baikSekarang, aku mengertiBahwa sukses bukan pasrah,tapi tawakkalBukan punya mindset negatif tapi positif Bukan egois tapi bekerjasamaBukan malas dan terpuruk tapi rajin dan kreatif
Aku harus disiplin dan optimisPunya waktu yang baikHarus sabar dan beranikan diri
Aku harus segera memulainyaBersyukur menghadapi iniPinta terbaik dari orangtuaSemoga aku mendapatkan ridha-Nya,Ini yang kumaksud kunci suksesku yang utamaBelajar, bekerja ikhlas pintaku pada-NyaMembuang lelah menjadi lillahBersama Allah, untuk Allah dan kepada Allah jua akan kusidangkan
Buah sukses ini tak berakhir di dunia
Akan kuhadapkan, dan kuserahkan pada kehendak yang Maha
Cipta
***
Kumpulan PuisiNisa Ulmuddrika
PROFIL 23
Raudha masih kelas 1 SMA,
saat ditunjuk gurunya untuk
mengikuti Lomba Debat
Bahasa Indonesia Provinsi
Aceh. Awalnya, Raudha bukanlah
prioritas. Ia dipilih karena menggantikan
seniornya yang harus mengikuti
pertukaran pelajar ke Amerika. Namun
dari cerita itulah, Raudha belajar sekaligus
menguji kemampuan dirinya dalam
berdebat. Ia pun kian akrab dengan
dunia debat. Berbagai kompetisi debat
diikutinya. Termasuk National School
Raudha tak mengira kalau pencapaian
hidupnya bisa sejauh ini. Mengingat
ketika SMP, ia termasuk anak pemalu.
Bahkan, sekadar bertanya pada guru pun
ia tak berani.
“Saya langsung gemetaran jika disuruh
berkaitan dengan public speaking,”
kenangnya.
Sampai-sampai ada yang selalu
meremehkan dirinya. Bahwa sampai
kapanpun ia tidak akan bisa tampil di
depan podium. Pernyataan tersebut
begitu membekas di hatinya.
“Saya jadikan itu pelajaran untuk
memperbaiki kekurangan saya.
Alhamdulillah saat ini saya sedang dalam
proses untuk menjadi lebih baik lagi,”
ungkapnya.
Kepingan cerita itu bak mozaik yang
menjadikan Raudha seperti sekarang
ini. Beragam prestasi debat dan
penampilannya sebagai presenter,
setidaknya menjelaskan bahwa Raudha
telah berproses. Ia menjadi lebih
berani, menyampaikan gagasannya.
Menyuarakan isi hatinya.
Debat telah mengajarkan banyak hal
dalam hidup Raudha. Di antaranya,
ia harus selalu update isu-isu terkini.
Berbagai jurnal rutin dibacanya untuk
memperkaya khazanah pemikirannya.
“Karena saya merasa yang saya pelajari
selama persiapan debat lebih spesifik
dari yang saya pelajari di ruang kuliah,”
ungkapnya.
Lingkungan keluarga juga turut andil
membentuk seorang Raudha. Ayahnya
Miswar, S.E., M.Si adalah dosen.
Sementara ibunya Rohana, A. Ma., S.H
adalah guru. Sejak kecil ibunya selalu
membawa buku bacaan untuk Raudha.
Sementara sebelum tidur, ayahnya sering
membacakan cerita-cerita yang syarat
makna untuk putri bungsunya ini.
Raudha kecil juga kerap diajak diskusi oleh
orang tuanya. Kebiasaan inilah yang turut
melatih Raudha dalam menyampaikan
pemikirannya. Bahkan sekarang, meski
jauh dari rumah, ibunya rutin menanyakan
kabar dan berdiskusi banyak hal.
“Saya sering bercerita dengan orang tua,
sehingga semua permasalahan terkait
akademik dan lainnya diketahui oleh
orang tua,” ucapnya.
Melalui debat pula, Raudha terbiasa
menghadapi orang-orang yang berbeda
pandangan. Hal tersebut mendorongnya
untuk belajar menghargai orang lain.
Sekaligus mengajarkannya untuk menilai
sesuatu dari sisi yang berbeda.
“Diskusi membuat wawasan saya lebih
luas. Tidak hanya terpaku terhadap
apa yang saya yakini. Dan paling
penting, saya belajar toleransi dan saling
menghargai,” ujarnya.
Begitulah, debat telah mentransformasi
diri Raudha. Ia berhasil mengoptimalkan
potensi dirinya. Perubahan inilah yang
membuatnya bersemangat untuk
menyelesaikan studinya di Fakultas
Hukum Unsyiah. Sebab ada impian besar
yang ingin diwujudkan, yaitu membawa
masa depan penegakkan hukum di
Indonesia menjadi lebih baik.
“Selanjutnya saya ingin berkontribusi
untuk memperbaiki tatanan hukum
di Indonesia, ataupun membantu
masyarakat dalam mengimplementasi
hukum,” pungkasnya. []
22 PROFIL
Debating Championship (NSDC) mewakili
tanah kelahirannya, Kota Langsa.
Ternyata cerita yang sama berulang saat
kuliah. Raudha diminta untuk mengikuti
debat konstitusi tingkat nasional. Ia
dipilih karena harus menggantikan
seniornya yang telah sarjana. Padahal
saat itu, Raudha masih mahasiswa baru.
Ilmu hukum pun belum dipahaminya
dengan baik. Namun, putri kelahiran
Langsa ini selalu bertekad untuk totalitas
dalam melakukan apa pun. Alhasil, ia
berhasil membawa Aceh juara 1 untuk
pertama kalinya dan membawa pulang
piala bergilir.
Kini, beragam prestasi debat telah
diraihnya. Ia juga kerap menjadi presenter
di berbagai acara bergengsi baik skala
nasional maupun internasional. Bahkan,
ketika Warta Unsyiah menghubunginya,
Raudha sedang berada di ruang tunggu
Bandara Soekarno Hatta. Ia baru saja
usai mengikuti Debat Hukum Penegakan
Pemilu oleh Bawaslu RI.
Debat Mentransformasi Diri Raudha
EDISI 240 . OKTOBER 2019 EDISI 240 . OKTOBER 2019
Raudhatul JannahJuara Debat Konstitusi Nasional
Sosialisasi hak dan kewajiban serta penyerahan buku tabungan bagi mahasiswa penerima bidikmisi angkatan 2019 di gedung AAC Dayan Dawood.
Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian hadir di Unsyiah untuk memberikan kuliah umum kepada mahasiswa dengan tema, “Peran Perguruan Tinggi dalam Cyber Security di Era Revolusi Industri 4.0” di Aula Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unsyiah.
Rektor Unsyiah Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng dan Presiden Komisaris PT. JAPFA H. Syamsir Siregar menandatangani prasasti kerja sama pendirian Teaching Farm di Gampong Ie Suum Kecamatan Masjid Raya Raya, Aceh Besar.
Fakultas Kedokteran Unsyiah beserta Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA) dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pidie Jaya melakukan penandatanganan kerja sama di ruang rapat FK Unsyiah. Kerja sama ini untuk membantu dan meningkatkan kualitas SDM dan pelayanan RSUD Pidie Jaya
Fakultas Kedokteran Unsyiah menggelar konferensi internasional The 3rd Syiah Kuala International Conference On Medicine and Health Sciences (SKIC-MHS) di Gedung AAC Dayan Dawood.
Palestinian Indonesian Frienship Association (PIFA) mengunjungi Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dalam rangka mempererat silahturahmi antar kedua belah pihak. Rombongan tersebut disambut baik oleh Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng di Kantor Pusat Administrasi Unsyiah.
Wakil Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Marwan membuka konferensi Internasional The 1st International Conference on Agriculture and Bioindustry (ICAGRI), di Hotel Hermes Palace.
Tim Evaluasi Badan Publik dari Komisi Informasi Aceh (KIA) melakukan visitasi pelaksanaan keterbukaan informasi publik di Kantor PPID, Humas Unsyiah.
Pusat Pelayanan Psikologi dan Konseling Universitas Syiah Kuala memberikan bimbingan dan motivasi kepada mahasiswa agar terhindar dari bahaya LGBT. Kegiatan yang diikuti ratusan mahasiswa ini berlangsung di Asrama Unsyiah.
Pakar dari empat negara bahas produk minyak Atsiri
pada konferensi internasional The 2nd International
Conference of Essential Oil (ICEO) di Hotel Hermes,
Banda Aceh. Mereka berasal dari Malaysia, Jepang,
Filiphina, dan Indonesia.
Sebanyak 152 orang Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Unsyiah angkatan 2018, yang terdiri dari tenaga pendidikan dan dosen mengikuti kegiatan orientasi yang dilaksanakan di Gedung AAC Dayan Dawood.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen. Pol. Drs. Suhardi Alius, M.H memberikan kuliah umum “Resonansi Kebangsaan & Bahaya serta Pencegahan Paham Radikalisme dan Terorisme” bagi sivitas akademika Unsyiah di Gedung AAC Dayan Dawood.
SEHAT28 SEHAT 29
5-8 bulan, keluarnya cairan
berwarna keruh pada saat
terjadinya keguguran. Pada sapi
jantan terjadi pembengkakan di
persendian dan testis, mengalami
higroma (pembesaran kantong
persendian yang disebabkan isi
cairan bening atau fibrinopurulen),
dan menurunnya produksi susu sapi
perah. Adapun yang cukup berisiko
adalah kandungan susu sapi yang
terjangkit brucellosis. Kelenjar susu
sapi tidak menunjukkan gejala klinis
apapun. Namun jika sapi tersebut
sudah terserang, maka susu hasil
produksinya akan mengandung
bakteri brucella.
Untuk mengurangi kekhawatiran
terserangnya penyakit, ada beberapa
upaya yang dapat dilakukan sebagai
tindakan preventif, yaitu berikan
vaksinasi pada anak sapi (strain 19),
menjaga kesehatan dan kondisi sapi
termasuk lingkungannya, pastikan
sanitasi kandang baik dan higienis,
lakukan metode pengendalian
vaksinasi 45/250 dan diagnosis (uji
serologic dengan SAT dan CFT,
monitoring MRT, dan isolasi reaktor).
Jika ada sapi yang terinfeksi penyakit,
segera pisahkan dari kelompoknya.
Foetus dan plasenta dari ternak
terjangkit sebaiknya segera
dikubur atau dibakar serta lakukan
desinfeksi pada lokasi yang telah
terkontaminasi.
Penyakit ini bersifat persisten
seumur hidup. Sejauh ini belum ada
pengobatan secara efektif yang dapat
dilakukan untuk menyembuhkan
ternak yang telah terjangkit
brucellosis. Di kebanyakan kasus
yang terjadi, jika kondisi ternak sudah
kronis, pengobatan yang dilakukan
adalah memberikan vaksin atau obat
dengan dosis besar. Oleh sebab itu,
penting bagi peternak untuk selalu
memerhatikan kondisi ternaknya. []
mengalami keguguran. Akan tetapi,
anak yang dilahirkan nanti biasanya
dalam kondisi lemah dan rentan
terserang penyakit, sehingga tidak
mampu bertahan hidup lama.
Bruscellosis menjadi suatu masalah
di kalangan peternak disebabkan
beberapa hal, seperti dapat menular
pada manusia, sukar didiagnosis
dan diobati, kerugian ekonomi
yang ditimbulkan cukup besar,
menghambat laju populasi ternak,
dan membuat produksi air susu sapi
perah menurun.
Untuk hal tersebut perlu dikenali
bagaimana penularan brucellosis.
Pada sapi, penularan brucellosis
dapat terjadi melalui makanan dan
minuman yang sudah tercemar oleh
bakteri brucella. Penularan juga
dapat terjadi melalui selaput lendir
konjungtiva, luka terbuka yang
bersentuhan dengan kulit ternak
yang telah terinfeksi, atau melalui
susu yang diminum oleh anak dari
induknya. Pada manusia, penularan
terjadi apabila mengonsumsi daging
maupun daging sapi yang telah
terinfeksi bakteri bruscella dan tidak
diolah dengan sempurna (diolah
dengan suhu tinggi).
Bagi peternak ada beberapa
gejala yang dapat diamati sebagai
indikasi penyakit menular ini,
yaitu meningkatnya risiko abortus
pada ternak yang bunting usia
Sapi Terinfeksi Brucellosis Memiliki Risiko Abortus
Drh. Nella DesionaAlumni Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Syiah Kuala
dan kerbau (ruminansia) dalam
wilayah Aceh. Untuk mencegah
penyebaran yang lebih luas dari
penyakit keluron menular, maka
perlu dilakukan langkah-langkah
pembebasan dalam bentuk
pencegahan dan pemberantasan.
Biasanya abortus atau keguguran
(keluron) terjadi pada ternak bunting
yang memasuki usia lima sampai
delapan bulan. Pada ternak yang
terjangkit brucellosis, bisa saja tidak
EDISI 240 . OKTOBER 2019 EDISI 240 . OKTOBER 2019
SSSalah satu jenis penyakit yang
menyerang sistem reproduksi
ternak sapi adalah penyakit
brucellosis yang dapat
menyebabkan abortus (keguguran)
atau keluron. Penyakit ini bersifat
menular dan disebabkan oleh
bakteri genus brucella. Brucellosis
menyebabkan infeksi pada inang
yang terjadi secara persisten
seumur hidup dan meningkatkan
risiko abortus.
Biasanya abortus atau keguguran (keluron) terjadi pada ternak bunting yang memasuki usia lima sampai delapan bulan.
“Penyakit ini dapat mengakibatkan
keguguran dan kemajiran pada
ternak. Penyakit ini juga dapat
menular kepada manusia (zoonosis).
Penyakit keluron telah menyebar
di sejumlah wilayah di Aceh. Hal
ini dapat menghambat upaya
peningkatan populasi ternak sapi
EDISI 240 . OKTOBER 2019 EDISI 240 . OKTOBER 2019EDISI 240 . OKTOBER 2019 EDISI 240 . OKTOBER 2019
PERSPEKTIF30 PERSPEKTIF 31
Persepsi Psikologi terhadap Pengungkapan Kebenaran Konflik Aceh
pengungkapan kebenaran merupakan
langkah yang tepat. Sebab proses ini
dapat menjadi tindakan preventif agar
konflik serta pelanggaran HAM serupa
tidak kembali terjadi di masa datang.
Kemudian tidak hanya pada penyintas
konflik, dampak psikososial juga dialami
oleh petugas pengambil pernyataan
yang berupa stres dan burnout. Tidak
jauh berbeda dengan stakeholders,
Pemerintah Aceh juga memersepsikan
proses pengungkapan kebenaran
sebagai langkah yang tepat untuk
keberlangsungan perdamaian di Aceh.
Ini juga menjadi langkah awal untuk
mewujudkan reparasi dan reintegrasi
Aceh. Kemudian pihak legislatif
juga turut serta mendukung proses
pengungkapan kebenaran dengan turut
berpartisipasi dalam pengesahan Qanun
KKR Aceh, serta mengawasi pelaksanaan
proses pengungkapan kebenaran.
Selanjutnya, akademisi juga
memersepsikan bahwa proses
pengungkapan kebenaran merupakan
langkah yang tepat karena dapat
mengungkap fakta di balik konflik Aceh
yang sebelumnya belum diketahui. Selain
itu, proses pengungkapan kebenaran juga
sejalan dengan nilai budaya dan moral
masyarakat Aceh yang mayoritas memeluk
agama Islam. Selanjutnya, mahasiswa
memersepsikan proses pengungkapan
kebenaran sebagai langkah yang tepat
karena dapat menambah informasi dan
sejarah konflik, serta dapat mengubah
streotip masyarakat.
Berdasarkan persepsi dari berbagai
komponen masyarakat terkait proses
pengungkapan kebenaran, dapat
disimpulkan bahwa proses pengungkapan
kebenaran dapat memberikan manfaat
bagi penyintas konflik dan masyarakat
umum. Namun, proses pengungkapan
kebenaran juga dapat menimbulkan
dampak psikososial, sehingga diperlukan
intervensi untuk meminimalisasi dampak
negatif yang ditimbulkan. Langkah
yang dapat ditempuh ialah menyusun
standar prosedur proses pengungkapan
kebenaran dan menyusun model
pemulihan psikososial. Langkah ini
dapat dikoordinasi oleh aparat desa
setempat untuk kepentingan deteksi dini
pascapengambilan pernyataan. []
oleh Teungku Muhammad Hasan Tiro.
Setelah kembalinya personel dari posko
pelatihan militer Libya sekitar tahun
1980-an, konflik semakin bergejolak.
Operasi Jaring Merah di Aceh pun
diterapkan sebagai bentuk kebijakan
operasi militer. Terdapat banyak
kekerasan serta pelanggaran Hak Asasi
Manusia (HAM) di Aceh. Puncaknya
pada tahun 1989, dilansir dari Amnesty
International, korban kekerasan HAM
mencapai 10.000-30.000 jiwa dari pihak
sipil.
Konflik Aceh akhirnya berakhir damai
pada tanggal 15 Agustus 2005 melalui
penandatanganan Memorandum of
Understanding (MoU) Helsinki yang
dipelopori oleh Marrti Ahtisaari. Meski
Aceh merupakan provinsi
yang berada di Pulau
Sumatra, tepatnya di ujung
barat Indonesia. Aceh
memiliki sejarah masyhur tentang
perlawanan melawan kafir penjajah
sepanjang masanya. Hikayat Prang Sabi
merupakan salah satu nyanyian yang
sering didengarkan dan bertujuan untuk
meningkatkan bara semangat juang bagi
para pemuda Aceh kala itu. Tujuannya
agar masyarakat berani turun ke medan
perang melawan musuh kafir penjajah,
meneruskan gerilya perjuangan orang
tua terdahulu yang telah syahid demi
membela bumoe seuramoe mekkah.
Tidak cukup hanya itu, gerilya
perjuangan dan pertentangan kembali
bergejolak di bumi rincoeng meutuah.
Kala itu, konflik Aceh terjadi ketika
pendeklarasian Gerakan Aceh Merdeka
(GAM) pada tanggal 4 Desember 1976
Nailur Rahmah, Mutiara Ramadhan, Fitri Auliani
(Delegasi PKM-PSH Unsyiah)Mahasiswa Prodi Psikologi Fakultas
Kedokteran, Unsyiah
KKR Aceh merupakan lembaga
nonyudisial yang UU KKR-nya sempat
dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi
melalui putusan nomor 6/PUU-IV/2006.
Meski begitu, KKR Aceh tetap berdiri
melalui pengesahan Qanun Pemerintah
Aceh Nomor 17 Tahun 2013. KKR Aceh
merupakan perintah dari Pasal 229
Undang-Undang Pemerintahan Aceh
(UUPA). Saat ini, Aceh menjadi pilot
project proses pengungkapan kebenaran
di Indonesia.
Proses pengungkapan kebenaran
merupakan salah satu bentuk inisiatif
keadilan transisional yang dilakukan
di tahap awal. Namun semenjak aktif
beroperasi pada tahun 2017, proses
pengungkapan kebenaran menuai
persepsi yang beragam dari berbagai
komponen masyarakat. Penyintas konflik
memersepsikan bahwa pengungkapan
kebenaran konflik dapat menjadi media
katarsis sosial yang berupa penyintas
menyampaikan terkait apapun yang
dirasakan dengan tujuan mencapai
kelegaan emosional. Namun, tidak
bisa dipungkiri juga bahwa penyintas
konflik berorientasi kepada pemberian
bantuan sehingga apabila tidak terwujud,
penyintas konflik akan kehilangan
harapan (numbness) serta antipati.
Proses pengungkapan kebenaran juga
memberikan dampak secara psikososial
terhadap penyintas konflik, salah satunya
ialah ketidakstabilan emosional.
Adapun stakeholders yang terdiri dari
KKR Aceh, Lembaga Bantuan Hukum
(LBH) Aceh, dan Komisi untuk Orang
Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS)
Aceh memersepsikan bahwa proses
konflik di Aceh berakhir damai, tetapi
masih banyak hal terkait konflik yang
belum diselesaikan. Begitu banyak
korban konflik Aceh yang berakhir sia-sia
tanpa mengetahui alasan kenapa mereka
harus menjadi korban. Tidak hanya itu,
banyak penyintas konflik Aceh−mayoritas
masyarakat−tidak mengetahui alasan
konkret mengapa mereka mengalami
tindakan kekerasan.
Menyikapi hal tersebut, maka
dilaksanakanlah reintegrasi Aceh sebagai
bentuk pelaksanaan mandat utama MoU
Helsinki. Fokus MoU salah satunya adalah
pengungkapan kebenaran yang saat ini
telah sampai pada tahapan pengambilan
pernyataan oleh Komisi Kebenaran dan
Rekonsiliasi (KKR) Aceh.
Proses pengungkapan kebenaran merupakan salah satu bentuk inisiatif keadilan transisional yang dilakukan di tahap awal.
“
Dosen Pendamping:
Haiyun Nisa, S.Psi., M.Psi., Psikolog
Delegasi PKM-PSH Unsyiah di Pekan
Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS)
Ke-32 di Universitas Udayana, Bali,
dengan judul “Persepsi Masyarakat
terhadap Proses Pengungkapan
Kebenaran Konflik Aceh (Perspektif
Psikologi)”
RISET 33RISET 33
Aktivitas antelmintik dari ekstrak tumbuhan dapat menimbulkan perubahan di berbagai organ tubuh
cacing. Pengamatan histopatologi menunjukkan adanya kerusakan pada permukaan tubuh yaitu bagian kutikula pada cacing nematoda A. galli. Perubahan histopatologi pada jaringan cacing trematoda dapat menimbulkan kerusakan pada tegumen karena adanya aktivitas antelmintik bahan alam. Pemberian ekstrak etanol kulit batang A.
diisolasi dari kulit batang A. oxyphylla. Tegumen R. echinobothrida mengalami disorganisasi serat-serat otot, kehilangan kontak antar sel, vakuolisasi yang ekstrim, dan udema. Kerusakan lainnya adalah kehilangan organela seluler dikombinasi dengan distorsi yang menyolok (nyata) pada jaringan R. echinobothrida. Pemberian ekstrak etanol daun L. lamosa secara in vitro dapat menyebabkan permukaan tegumen trematoda Fasciolopsis buski mengalami distorsi, dan permukaan
strobila cestoda R. Echinobothrida mengalami pengerutan pada ujung scolex.
Pengamatan histologi pada kelompok cacing yang digenangi dalam NaCl menunjukkan bahwa uterus cacing A. galli terlihat intact dan telur-telur dalam uterus terlihat rapat, padat, dan saling menyatu. Pemberian albendazole dosis 15 mg/ml menyebabkan uterus mengalami rupture (pecah), terjadi disintegrasi sel telur di dalam uterus, sel telur terpisah ke dalam rongga tubuh. pemberian konsentrasi 25 mg/ml ekstrak biji V. merrillii sel telur masih bersegmentasi di dalam uterus. Perubahan morfologi uterus cacing A. galli akibat pemberian konsentrasi 75 mg/ml. Erupsi terjadi dan disintegrasi sel-sel telur dalam uterus. Uterus mengalami rupture, sel telur keluar dari uterus dan berada dalam rongga tubuh. Aktivitas antelmintik ekstrak biji V. merrillii terhadap perubahan histopatologi sel-sel telur pada uterus cacing A. galli.
Perubahan histopatologi jaringan uterus dan sel-sel telur di dalam tubuh
cacing A. galli dewasa dapat terjadi akibat adanya aktivitas antelmintik ekstrak biji V. merrillii pada dosis 75 mg/ml. Kerusakan jaringan uterus dan disintegrasi sel-sel telur akan berimplikasi pada kualitas dan kuantitas sel telur yang dihasilkan. Efek dari aktivitas antelmintik bahan alam dapat menurunkan kualitas sel telur. Banyak sel telur mengalami immature sehingga sel telur tidak dapat berkembang menjadi stadium infektif. Demikian pula, kerusakan jaringan uterus yang disebabkan oleh aktivitas antelmintik bahan alam dapat mengurangi kemampuan cacing untuk bertelur sehingga mereduksi jumlah telur yang dilepaskan ke dalam tinja membuktikan aktivitas antelmintik minyak esensial C. nardus menunjukkan potensi yang signifikan merusak testes cacing F. gigantica.
Hasil penelitian kami menunjukkan pula, bahwa aktivitas antelmintik ekstrak biji V. merrillii menyebabkan kerusakan organ reproduksi betina yaitu adanya perubahan morfologi uterus cacing A. galli. Sel-sel telur pada uterus cacing A. galli mengalami dissosiasi dan pengeriputan sehingga sel-sel telur terlihat menyebar dan mengecil. Fenomena ini menyebabkan telur tidak dapat menghasilkan embrio dan tidak berkembang menjadi larva infektif sehingga telur gagal menetas. Asumsi ini sesuai dan mendukung hasil penelitian yang ditunjukkan oleh peneliti terdahulu bahwa ekstrak dari tumbuhan C. nardus secara in vitro dapat merusak
sel-sel telur dan uterus cacing F. gigantica. Konsentrasi 1% minyak esensial citronella dari ekstrak C. nardus menyebabkan dissosiasi sel telur, penyusutan material kuning telur (yolk) serta merusak morfologi sel telur di dalam organ viscera F. gigantica.
Infeksi cacing Ascaridia galli menyebabkan ascaridiosis pada unggas. Penyebaran ascaridiosis dapat terjadi pada keadaan temperatur tropis dan sub-tropis di suluruh dunia. Maka, penelitian ini perlu dikembangkan untuk mengevaluasi aktivitas antelmintik biji Veitchia merrillii terhadap A. galli secara in vivo. Kegunaan hasil riset ini adalah untuk mendapatkan obat cacing (antelmintik) yang berpotensi membunuh cacing A. galli penyebab ascaridiosis pada unggas.
Pada tahap selanjutnya, riset ini akan diuji potensi antelmintik ekstrak biji secara in vivo pada ayam kampung petelur (Gallus domesticus) yang ditantang dengan dosis 500 telur infektif (berembrio) A. galli. Parameter utama yang akan diukur adalah efek aktivitas antelmintik ekstrak biji V. merrillii terhadap fekunditas cacing A. galli yang diuji melalui pemeriksaan telur tiap gram tinja (ttgt). Parameter lain adalah establishment cacing A. galli dewasa di dalam saluran cerna yang diukur dan dihitung populasi A. galli yang survive di dalam usus halus ayam kampung. Semua cacing A. galli diperiksa secara histopatologis, dan dianalisis perubahan pada berbagai
Pengujian AktivitasAntelmintik dari Bahan Alami
32 RISET
oxyphylla dapat menyebabkan pengelupasan tegumen sampai ke dalam membran plasma, kehilangan organisasi serat-serat otot, dan beberapa kerusakan pada sepanjang tegumen karena kehilangan organel seluler cacing R. echinobothrida.
Pengamatan melalui scanning electron micrograph menunjukkan perubahan struktur dan topografi pada tegumen R. echinobothrida yang terjadi setelah efek paralisis karena aktivitas senyawa aktif yang
EDISI 240 . OKTOBER 2019 EDISI 240 . OKTOBER 2019
Prof. Dr. drh.Ummu Balqis, M.Si.Profesor dalam Bidang Patologi, Fakultas kedokteran Hewan, Unsyiah
EDISI 234 . APRIL 2019
XXX34 RISET 35
organ cacing. Efek antelmintik ekstrak biji V. merrillii juga dianalisis secara histopatologi berdasarkan kerusakan jaringan kutikula dan organ viscera cacing A. galli.
Pengembangan riset histopatologi dikembangkan pada ayam kampung sebagai host cacing A. galli. Ayam kampung yang ditantang dengan dosis 500 L2 A. galli dinekropsi. Lesio patologi, kerapatan villi, dan luas permukaan villi dianalisis secara mikroskopis pada duodenum, jejunum, dan ileum usus halus ayam kampung. Respons pertahanan selaput lendir mukosa usus dianalisis berdasarkan reaksi sel mast dan sel goblet pada mukosa usus halus ayam kampung.
Justifikasi ethnoveterinary tumbuhan obat tradisional telah diaplikasikan pada berbagai hewan di berbagai negara menunjukkan aktivitas
anthelminitik ethnopharmacological. Crude ekstrak metanol Ziziphus mummularia (Rhamnaceae) dan Acacia nilotica (Fabaceae) menghambat daya tetas telur cacing nematoda Haemonchus contortus pada domba di Pakistan. Terdapat lima jenis tumbuhan ethnopharmacological di Ethiopia, yaitu: Senna occidentalis, Leonotis ocymifolia, Leucas martinicensis, Rumex abyssinicus, dan Albizia schimperiana.
Kelima ekstrak tumbuhan tersebut memiliki relevansi sebagai antelmintik karena mampu menginduksi hambatan daya tetas telur H. contortus. Serta ada dua jenis tumbuhan obat ethnoveterinary di Nigeria yang memiliki aktivitas antelmintik, yaitu ekstrak metanol Cassia occidentalis pada konsentrasi 0,1 dan 1 mg/ml dan Guiera
senegalensis pada konsentrasi 10 dan 100 mg/ml dapat menghambat secara signifikan daya tetas telur cacing H. contortus. Tepung biji pinang (Areca catechu) dosis 30g/kg berat badan yang diaplikasikan secara in vivo dapat mengeluarkan telur cacing nematoda dari saluran cerna domba dan kambing (Tangalin, 2011). Daya tetas telur cacing H. contortus dihambat oleh adanya aktivitas ovicidal dari ekstrak etanol biji Jatropha curcas, dan setelah ditambahkan polyvinyl polypyrrolidone (PVPP) dapat mereduksi 91,9% daya tetas telur cacing tersebut.
Penelitian morfohistopatologi sel/organ cacing A. galli (parasit) dan sel/organ inang (host) dapat menerangkan aktivitas obat (antelmintik) ekstrak biji V. merrillii yang berasal dari tumbuhan alam. Secara in vitro, telah dibuktikan bahwa ekstrak biji V. merrillii dapat menyebabkan kerusakan kutukula cacing A. galli dan kerusakan morfohistologi organ reproduksi betina yaitu dissosiasi dan penyusutan sel-sel telur pada uterus cacing A. galli. Selanjutnya, secara in vivo perlu dikembangkan pula riset morfohistopatologi pada ayam yang diberikan tepung atau ekstrak biji V. merrillii dan ditantang dengan cacing A. galli.
* Tulisan Riset ini diambil dari pidato Prof. Dr. drh. Ummu Balqis, M.Si. , pada Sidang Terbuka Pengukuhan Profesor di Unsyiah, Jum’at, 12 Juli 2019 dengan judul “Pengembangan Riset Histopatologi untuk Pengujian Aktivitas Antelmintik dari Bahan Alami”
EDISI 240 . OKTOBER 2019
Dalam ekonomi Islam, terdapat banyak model transaksi syariah. Namun, yang paling banyak digunakan oleh
perbankan syariah selama ini adalah akad murabahah dan mudharabah. Sementara akad salam adalah salah satu model yang hampir tidak pernah diterapkan. Akad salam sendiri adalah jual beli dengan cara pemesanan yang biasa digunakan untuk produk pertanian jangka pendek. Dalam hal ini, lembaga keuangan bertindak sebagai pembeli produk dan memberikan uangnya terlebih dahulu kepada penjual atau nasabah. Sedangkan barangnya akan dikirim kemudian, sehingga penjual bisa menggunakan uang tersebut sebagai modal untuk mengelola pertaniannya.
Lalu mengapa produk pembiayaan salam ini hampir tidak pernah ditawarkan oleh perbankan syariah? Padahal jika dikelola dengan baik, pembiayaan model ini dapat memberikan keuntungan pada bank serta dapat membantu para petani yang kekurangan modal. Sistemnya sangat mudah. Para petani mengajukan pembiayaan lalu membayarnya dengan hasil produksi mereka. Jika pembayaran lancar tentu akan menguntungkan kedua belah pihak.
Pemikiran inilah yang melatarbelakangi Ratna Mulyany, Dr. Mirna Indriani, dan
EDISI 240 . OKTOBER 2019 EDISI 240 . OKTOBER 2019
FAKULTAS 37
Dr. Indayani untuk melakukan kajian terhadap produk salam. Keseriusan mereka pun berhasil membuat penelitian produk salam ini meraih Juara I Kategori Peneliti Rekomendasi Scopus dalam ajang bergengsi Forum Riset Ekonomi dan Keuangan Syariah (FREKS) 2019 yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 15-16 Oktober 2019. Artikel Dr. Ratna dan tim terpilih sebagai finalis untuk kategori utama yaitu Kategori Rekomendasi Scopus.
Dr. Ratna dan tim merupakan dosen di Program Studi Akuntansi Unsyiah.
Mereka melakukan penelitian tentang potensi produk salam pada perbankan syariah dengan judul artikel, “Reviving Salam Product: Stakeholders’ Perspective with an Extended Canvas Model”. Penelitian ini telah mengangkat potensi produk salam yang masih jarang ditawarkan oleh perbankan syariah disebabkan faktor risiko. Keberadaan produk salam dalam perbankan syariah dinilai sangat penting dalam mendukung sektor pertanian nasional. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, model produk salam telah ditawarkan beserta langkah-langkah mitigasi risiko bagi pihak yang terlibat dalam transaksi salam.
Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Ratna dan tim, bank pada dasarnya enggan menawarkan produk pembiayaan salam karena tingginya biaya yang harus ditanggung untuk menyediakan pembiayaan kepada petani-petani kecil. Terlebih lagi harus melalui proses channeling dan lingking dengan lembaga keuangan mikro atau entitas lain. Ditambah dengan berbagai risiko yang dihadapi dalam transaksi jual beli model salam ini, seperti gagal panen karena faktor manusia, gagal panen karena bencana alam, produk yang tidak dapat disediakan sesuai waktu yang dijanjikan, dan belum lagi kualitas dan kuantitas produk tidak seperti yang ditentukan. Itulah yang menyebabkan bank tidak menerapkan model pembiayaan ini
Dari berbagai risiko yang berpotensi muncul, Ratna menawarkan beberapa mitigasi risiko. Di antaranya biaya tambahan yang timbul dalam menawarkan produk pembiayaan salam (khususnya dalam hal prosedur penyaluran, channeling ataupun linking) agar dapat diserap atau dibagi melalui pemberian bantuan teknis oleh asisten yang ditunjuk dari pemerintah (dinas pertanian). Kemudian, risiko kerugian dapat dialihkan ke penyedia asuransi atau skema takaful mikro bekerja sama dengan lembaga pemerintah. Ini didasarkan pada gagasan bahwa petani memiliki pendapatan yang sangat rendah yang hanya cukup untuk kehidupan sehari-hari, sehingga skema takaful akan sangat membantu untuk pemulihan kerugian mereka. Pemerintah sendiri dapat memberikan jaminan kerugian finansial atas kegagalan produk pertanian yang disebabkan oleh bencana alam.
Selain itu, mitigasi risiko juga bisa dengan memanfaatkan dana zakat untuk
MENGGAUNGKANKEMBALI PRODUK SALAM DI PERBANKAN SYARIAH
menutupi kerugian pertanian yang dikarenakan faktor bencana alam. Para petani yang menanggung kerugian juga akan jatuh ke dalam salah satu kategori penerima zakat, yaitu orang miskin. Mengalokasikan dana zakat untuk memulihkan kerugian petani, dapat memberikan kesempatan bagi mereka untuk membangun kembali sumber penghidupannya.
“Hasil kajian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perbankan syariah di Indonesia untuk menawarkan produk pembiayaan salam kepada para petani,” ujar Ratna.
Berhasil Juara di Forum Riset Ekonomi dan Keuangan Syariah
Forum Riset Ekonomi Dan Keuangan Syariah (FREKS) merupakan forum tahunan yang menyaring riset-riset terbaik di bidang ekonomi dan keuangan syariah. Pada tahun ini, sebanyak 200 artikel dari peneliti nasional dan internasional telah berpartisipasi untuk mengikuti proses seleksi. Dari jumlah tersebut, hanya 22 artikel yang berhasil melewati proses review dan penjurian
36 FAKULTAS
dan menjadi finalis di beberapa kategori dan sektor yang telah ditentukan.
Dalam proses penentuan juara, bobot penilaian presentasi sangat menentukan. Khusus untuk kategori Scopus, finalis diharuskan untuk menyampaikan presentasi dalam bahasa Inggris. Sebagai presenter pertama pada ajang tersebut, Ratna berhasil menyampaikan presentasi dengan sangat baik dan mampu memberikan jawaban yang memuaskan atas pertanyaan dari juri maupun audiens. Selain karena tema penelitian yang masih sangat jarang diteliti dan penulisan yang sangat orisinil, kesuksesan Ratna dalam menyajikan presentasi menjadikan ia dan timnya menjadi juara dengan nilai tertinggi dalam kategori utama rekomendasi Scopus.
Pencapaian ini merupakan sebuah kebanggaan bagi Unsyiah dan Aceh karena perwakilan Unsyiah mampu bersaing dan menjadi pemenang di tingkat nasional. Pencapaian ini juga diharapkan dapat memotivasi dosen-dosen lainnya untuk lebih giat menghasilkan penelitian yang dapat menjadi referensi dan bermanfaat bagi masyarakat. []
EDISI 240 . OKTOBER 2019
ENGLISH 39
Of course, I encountered challenges,
demotivation, and even failures along
the way. I failed at the university
selection to be Unsyiah’s representative
for the National Quran Recital
Competition (MTQMN); I also failed
to fly to Turkey after being granted as
Mevlana Exchange Program awardee in
2014. What disappointed me the most
is I failed to graduate cum laude, just
to mention some. Concerning these
failures, I am not encouraging people
to fail but emphasising that failing at
something is just not the disaster they
think it is. What is important is how they
react to failures. I myself took those
failures as a stepping-stone to achieving
my goals.
Every time I had the opportunity to share
this experience either to my students
or colleagues, I always accentuated the
notion that ‘Everyone has the same
quota of failure and success. Say he or
she has ten failures and ten successes.
The successes will soon come either in
between the failures or after all the ten
failures run out.’ No one knows; just give
it a shot. Some kindly advice to bear in
mind is ‘Keep the motivation burning no
matter what your circumstances are and
make sure every second of your time at
university count.’ []
ANDRI WARDANA
Address : 8/22 Addison Street, Kensington, Sydney, NSW 2033Mobile : +61 434 643 016 Email : [email protected] Linkedin : https://www.linkedin.com/in/andri-wardana- 5552a8aa/
EDUCATION l July 2018 - present : University of New South Wales,
Sydney, Australia Master of Education in TESOL (Postgraduate)
l September – December 2015 : Dongguk University, Seoul, Republic of Korea English Language and Literature (Exchange Program)
l September 2011 – July 2016 : University of Syiah Kuala, Banda Aceh, Indonesia English Language Education (Undergraduate)
ACADEMIC ACHIEVEMENT l 2016 : Awardee of LPDP Scholarship l 2015 : Awardee of GKS (Global Korea Scholarship) l 2011 : Awardee of BIDIKMISI Scholarship
LANGUAGE PROFICIENCYl Bahasa Indonesia (Native Speaker) l English (Advanced User)l Korean (Beginner/Reading and Writing)
WORK EXPERIENCEl 2014-2017 : Teaching English at PRIMAGAMA
Learning Centre, Banda Aceh l 2016 : Tutoring TOEFL for UP3BI Program,
Language Centre, University of Syiah Kuala, Banda Aceh
ORGANIZATIONAL EXPERIENCE l 2019-present : Representative for Master of Education
International Students, School of Education, UNSW l 2018-present : Coordinator for Islamic Dakwah of
Indonesian Islamic Student Association (Keluarga Pelajar Islam Indonesia) Sydney
l 2015-2016 : Active member of The Association of Indonesian Students in Korea (PERPIKA)
VOLUNTARY WORK l 14-17 April 2019 : Committee for Indonesia’s
General Election in Sydney 2019 l 10 February 2019 : Committee for Annual General
Meeting of Centre for Islamic Dakwah and Education (CIDE), NSW, Australia
l 28 November 2018 : Executive Committee for Indonesian Diaspora Night 2018
Reminiscencesof My University Life
38 ENGLISH
EDISI 240 . OKTOBER 2019
I am now in the last term of my
postgraduate program at the
University of New South Wales,
Sydney, Australia. As time goes
by, I sometimes find myself reminiscing
about the years that I have been
through. University life reminds me
of vivid memories along with endless
struggles that have brought me to this
point.
The story began eight years ago. At the
beginning of my first semester (2011) at
the University of Syiah Kuala. Following
the university welcoming session,
everyone seemed to be filled with strong
motivation and spirit to kick off the long
journey. Like other students, I started
my academic life with heaps of fun and
excitements. But what I found a few
weeks later was a feeling of uncertainty.
I realized that I just did not deserve
to enjoy my study whilst my parents
were working hard to provide me with
financial support. In fact, I thought of
quitting my study and looking for jobs
somewhere. The going got tough and all
the dreams I wrote earlier did not seem
to be a piece of cake.
Approaching the end of the first
semester, the uncertainty disappeared
while a new spirit emerged after I heard
good news from the university that my
application for Bidikmisi scholarship was
successful. I was grateful because my
prayers were answered. This milestone
was crucial and turned out to be a
turning point in my life. I felt relieved
without worrying much about tuition
fee and have been more confident to
continue pursuing my dreams since then.
More importantly, it was a new lease of
my independent life.
It was just the beginning; the pursuit
of dreams has just started. I found
myself very lucky to meet and learn
from professional and inspiring lecturers
in English Education Department of
Unsyiah.
After setting the clear goals, I began to
prepare all the things required, including
taking part in numerous students’
organizations and clubs where I earned
knowledge and insight about leadership,
networking, time management, etc.
Also, I have started to work as a part-
time English teacher since the fifth
semester where I could practice the
theories I learned in the classroom.
Such experiences have been a wealth
of resources for self-development and
helped maintain my willingness to reach
the goals.
EDISI 240 . OKTOBER 2019 EDISI 240 . OKTOBER 2019EDISI 240 . OKTOBER 2019 EDISI 240 . OKTOBER 2019
MUTU40 MUTU 41
Tanpa terasa bulan Juli 2020
masa akreditasi institusi
Universitas Syiah Kuala akan
berakhir. Dalam waktu
dekat, beberapa program studi juga
harus melakukan reakreditasi dengan
pendekatan yang jauh berbeda dengan
konsep penilaian akreditasi masa lalu
yang berbasis tujuh standar. Unsyiah
akan menghadap era penting dalam
melakukan reakreditasi institusi (APT
3.0) dan reakreditasi program studi (APS
4.0) seperti juga seluruh perguruan
tinggi lainnya di Indonesia. Bergesernya
konsep penilaian dan tuntutan akreditasi
dari input-proses menjadi output-
outcomes, mengharuskan setiap
perguruan tinggi merubah mindset
dan strategi dalam memenuhi tuntutan
akreditasi berbasis sembilan kriteria.
Termasuk penguatan implementasi
sistem penjaminan mutu internal
(SPMI) di level UPPS dan program studi.
Unsyiah telah menetapkan bahwa
UPPS adalah fakultas dan PPS yang
memiliki tanggung jawab nyata dalam
mempersiapkan dokumen usulan APT
dan APS bersama-sama dengan program
studi.
Hal lainnya yang perlu dipahami
bersama oleh segenap pengambil
keputusan di lingkungan perguruan
Pimpinan tingkat fakultas seharusnya
memiliki program mutu yang lebih
strategis, sehingga elemen LED dapat
dipenuhi melalui impelementasi SPMI
yang dikawal oleh SJMF.
Selain itu, program mutu di tingkat
UPPS harus berujung dan berwujud
output dan outcomes nyata dari
capaian standar mutu sehingga harus
direncanakan, dilaksanakan dievaluasi,
dikendalikan, dan ditingkatan setiap saat.
Komitmen pimpinan di level UPPS untuk
menguatkan program mutu melalui
SJMF sudah seharusnya dilakukan dan
diarahkan tidak semata-mata mencukupi
dan melengkapi dokumen, tetapi harus
diarahkan pada pencapaian dan realisasi
output dan outcomes.
Untuk itu, UPPS harus memiliki
strategi jangka pendek dan jangka
panjang ke depan. Sejak dua tahun
lalu, Unsyiah telah mengembangkan
Rencana Strategis Mutu dalam upaya
mempersiapkan diri memenuhi tuntutan
akreditasi sembilan kriteria. Seluruh
program yang telah dicanangkan
dalam RENSMU UPPS harusnya
diimplementasikan, sehingga mampu
menghasilkan output dan outcomes
yang sesuai untuk mendapatkan
peringkat unggul. Tanpa program
mutu, maka sangat sulit PT dan UPPS
serta program studi menghasilkan
output dan outcomes seperti yang
diharapkan. Apalagi saat ini kualitasnya
telah dituntut pada skala nasional dan
internasional.
Hal yang lebih besar juga harus
dipersiapkan dalam melaksanakan
re-APT Unsyiah. Dimulai dengan
menguatkan kebijakan mutu,
meningkatkan standar mutu, dan
mengubah strategi dalam implementasi
SPMI terstruktur, terukur, dan
berkelanjutan. Berikut beberapa hal
penting yang perlu disikapi secara serius
sebagai tuntutan nyata APT 3.0, antara
lain:
1. Sertifikasi kelembagaan internasional
baik akademis maupun keuangan;
2. Akreditasi internasional program
studi;
3. Rekognisi dosen;
4. Jumah mahasiswa asing;
5. Output-outcomes penelitian, PKM,
dan kegiatan kerjasama;
6. Output-outcomes aktiftas penelitian
dan PKM mahasiswa;
7. Capaian dan luaran tridarma
perguruan tinggi.
Melalui pemahaman terhadap
pentingnya mewujudkan output dan
outcomes dalam menghadapi tuntutan
akreditasi saat ini, diharapkan seluruh
pengambil kebijakan di lingkungan
perguruan tinggi dapat menentukan
strategi jangka pendek dan jangka
panjang baik di tingkat PT dan juga
UPPS. Upaya ini perlu dilakukan segera
agar capaian akreditasi unggul nanti
dapat diraih secara optimal dengan
persiapan yang lebih terencana dan
berhasil guna. Hal ini dapat dimulai
dari mengubah mindset (pemahaman)
terhadap tuntutan APT 3.0 dan APS 4.0,
serta penguatan program mutu internal
sesuai tuntutan output dan outcomes
sembilan kriteria yang telah menjadi
acuan penilaian akreditasi. []
MENGEJAR OUTPUT-OUTCOMES UNTUK MERAIH AKREDITASI UNGGUL DI ERA APT 3.0 DAN APS 4.0
Dr. Ir. M. Aman Yaman, M.Agric.Sc
Kepala Pusat PengembanganSistem Manajemen Mutu LP3M
Unsyiah/Dosen FakultasPertanian Unsyiah
tinggi, bahwa penilaian umum APT
3.0 dan APS 4.0 telah menitikberatkan
pada kemampuan PT dan program
studi dalam memenuhi “standar
mutu nasional pendidikan tinggi
dan standar mutu perguruan tinggi
yang ditetapkan” sesuai peraturan
Kemenristek Nomor 62 Tahun 2016.
Untuk mendapatkan peringkat unggul,
maka:
1. PT dan program studi harus mampu
melampaui SNDIKTI;
2. Menjalankan serta membuktikan
implementasi di setiap elemen
tridarma perguruan tinggi melalui
pencapaian IKU dan IKT;
3. Memiliki luaran kinerja dan prestasi
tridarma PT pada skala nasional dan
internasional;
4. Penguatan data PDPT dan memiliki
sistem pendataan dan dokumentasi
digital sesuai dengan tuntutan
sembilan kriteria akreditasi;
5. Meningkatkan standar mutu baik
secara vertikal maupun horizontal;
dan
6. Menghasilkan output dan outcomes
sebagai capaian tridarma PT pada
level nasional dan internasional.
Pemahaman output dan outcomes
sebagai tuntutan sembilan kriteria APT
3.0 dan APS 4.0 oleh seluruh pengambil
kebijakan PT dan pelaksana akreditasi
perguruan tinggi dan program studi
harus ditingkatkan sehingga dapat
direalisasikan. Dalam pelaksanaannya,
dokumen APS 4.0 terdiri dari Laporan
Evaluasi Diri (LED) yang menggambarkan
status dan analisis capaian sembilan
kriteria dan Laporan Kinerja Akademik
yang memuat data capaian indikator
kinerja program studi.
Suatu perubahan besar terjadi dalam
pelaksanaan akreditasi program studi.
Di mana kebijakan baru pada APS 4.0
menuntut Unit Pengelola Program
Studi (UPPS) menjadi penanggung
jawab penyusunan Laporan Evaluasi
Diri (LED) program studi baik fakultas
maupun jurusan. Posisi Satuan Jaminan
Fakultas (SJMF) menjadi sangat penting
dan strategis dalam menentapkan
strategi persiapan LED, sehingga selaras
dengan Laporan Kinerja (LK) yang
menjadi tanggung jawab program studi.
RELIGIA42 RELIGIA 43
Ada banyak cara dilakukan
untuk mempererat
keakraban sesama
mahasiswa. Salah satunya
seperti dilakukan sekelompok
mahasiswa yang tergabung dalam
Lembaga Dakwah Ash-Shihah
Fakultas Keperawatan (FKep)
Universitas Syiah Kuala. Para
mahasiswa ini menggelar Taslih
(Ta’araful Islamiyah Lishshihah) yang
rutin digelar setiap tahunnya. Di
tahun ini, merupakan kali keenam
kegiatan tersebut digelar. Bertempat
di Aula Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pengetahuan (FKIP) dan Masjid Jamik
Unsyiah, 25-27 Oktober 2019, acara
diikuti ratusan mahasiswa.
Taslih merupakan program unggulan
dari LDF Ash Shihah FKep. Kegiatan
ini menjadi sarana efektif untuk
memperkokoh dan merajut ukhuwah
islamiah. Dalam kegiatan ini, para
mahasiswa diajak untuk mempelajari,
menciptakan, dan menerapkan nilai-
nilai Islam di dalam kehidupan sehari-
hari.
Dekan FKep Unsyiah, Dr. Hajjul
Kamil, S.Kp., M.Kep mengatakan,
kegiatan Taslih merupakan kegiatan
penting yang perlu dilakukan setiap
tahunnya. Terlebih lagi saat ini,
perkembangan zaman semakin
cepat yang diikuti dengan berbagai
perubahan. Perlu antisipasi serta
metode efektif untuk menangkal
berbagai hal-hal negatif. Untuk itu,
perbaikan akhlak dan perbuatan para
remaja perlu diperhatikan.
Taslih diisi dengan beragam
kegiatan, seperti seminar tentang
makrifatullah, makrifatul Quran,
makrifatul rasul, makrifatul insan,
ghazwul fikri (perang pemikiran),
ukhuwah islamiah, makrifatul Islam,
pergaulan muda mudi Islam, hingga
pelatihan tahyiz mayit.
Para peserta juga dihibur
dengan penampilan drama yang
menceritakan tentang seorang
mahasiswa yang lupa membaca
Alquran karena kesibukan kuliahnya.
Drama ini memberikan pesan tersirat
sekaligus menyentil bagi para
mahasiswa.
Salah seorang alumni FKep,
Baginda Indra Perwira Teja turut
hadir menyampaikan materi
tentang ukhuwah islamiah. Dalam
pemaparannya, ia membagikan
lima tips menjemput ukhuwah
antarmuslim, yaitu menutup aib,
memaafkan, membantu, husnudzan,
dan mendoakan setiap muslim.
Di hari kedua penyelenggaraan
Taslih, turut diadakan pelatihan
tahyiz mayit. Di sini, setiap peserta
diharuskan menyetor hafalan sebelum
pelatihan berlangsung. Pelatihan
ini terdiri dari lima pos, yaitu pos
hafalan, pos memandikan mayat, pos
mengkafankan mayat, pos salat, dan
pos pemakaman mayat. Kegiatan
ini berlangsung di lingkungan
Masjid Jamik Kampus Unsyiah.
Setiap kelompok memilih salah satu
anggotanya untuk menjadi propandus
mayat. Sesi ini memberikan kesan
mendalam bagi para peserta, sebab
setiap peserta mempraktikkan
langsung tata cara pengurusan mayat
dari awal hingga akhir.
Setelah pelatihan tahyiz mayit, para
peserta dibekali materi tentang
kematian. Materi ini disampaikan
oleh Rahmiliya Hadiyani, dosen FEBI
UIN Ar Raniry. Dalam materinya
ia menyampaikan jika kematian
merupakan sebuah rahasia. Tidak
ada seorang pun yang mampu
menebak kapan kematian itu datang.
“Ketika pergi ke kampus, niatkan
dalam hati ini untuk jihad, apabila
kita meninggal, Allah Swt mengambil
kita dalam keadaan berjihad pula.
Sesuatu yang mendadak itu lebih
menakutkan seperti kematian,
sehingga kita harus menyiapkan diri
setiap hari,” ungkapnya.
Di hari terakhir, peserta kembali
dihibur dengan sebuah drama
tentang makrifatul insan. Materi
ini disampaikan oleh ustaz Kahlil
Muchtar. Ia menjelaskan jika Allah
Swt melengkapi manusia dengan
tiga hal, yaitu hati, akal, dan jasad
yang semuanya merupakan pembeda
antara manusia dengan makhluk lain.
Di hari yang sama, peserta juga
dibekali beragam materi, seperti
tentang pergaulan muda-mudi Islam
yang disampaikan ustaz Masrul Aidi,
makrifatul rasul dan muhasabah yang
disampaikan ustaz Amirul Amin.
Penutupan Taslih turut dihadiri Wakil
Dekan III Fakultas Keperawatan
Unsyiah, Direktur UP3AI FKep
Unsyiah, Ketua Lembaga Dakwah
Fakultas (LDF) dari berbagai fakultas
Unsyiah, dan tamu undangan lainnya.
Rangkaian acara ini diakhiri dengan
pengumuman peserta terbaik,
kelompok terbaik, video kelompok
terbaik, serta pembuatan display foto
dokumentasi Taslih 6. []
Taslih merupakan program unggulan dari LDF Ash Shihah FKep. Kegiatan ini menjadi sarana efektif untuk memperkokoh dan merajut ukhuwah islamiyah.
“Taslih; Cara Mahasiswa FKep Mempererat Ukhuwah
EDISI 240 . OKTOBER 2019EDISI 240 . OKTOBER 2019
EDISI 240 . OKTOBER 2019 EDISI 240 . OKTOBER 2019
XXX 4545ASPIRASI
EDISI 230 . DESEMBER 2018
Universitas Syiah Kuala@Unsyiah
ASPIRASIAspirasi
@univ_syiahkuala
@univ.syiahkuala.id
@univ_syiahkuala
Unsyiah TV
www.humas.unsyiah.ac.id
EDISI 240 . OKTOBER 2019
EDISI 240 . OKTOBER 2019 EDISI 230 . DESEMBER 2018
XXX46 KABAR 47
MAJALAH internal Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) yang terbitkan oleh Bagian Hubungan Masyarakat (Humas), Warta Unsyiah, berhasil masuk dalam tiga besar terbaik nasional di ajang Anugerah Media Humas (AMH) yang digelar oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Republik Indonesia.
Warta Unsyiah unggul di kategori media internal bersanding dengan Universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada. Majalah internal Warta Unsyiah dinilai telah memenuhi kriteria penilaian yang mencakup kreativitas, etika, estetika, dan mendukung program prioritas pemerintah.
Selain majalah Warta Unsyiah, di kategori website Unsyiah juga berhasil masuk dalam tiga besar bersama bersama Universitas Indonesia dan Universitas Padjajaran. Keberhasilan ini membuat Unsyiah tercatat sebagai satu-satunya universitas di luar Pulau Jawa yang berhasil masuk sebagai nominasi perguruan tinggi terbaik.
Kepala Humas Unsyiah, Chairil Munawir mengatakan, Anugerah Media Humas Ini merupakan
bagian dari kegiatan Badan Koordinasi Hubungan Masyarakat (Bakohumas) yang dilaksanakan Kominfo. Kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap tahunnya yang diikuti ratusan instansi dari seluruh Indonesia. Pada tahun ini, malam penganugerahan berlangsung di Novotel Bangka Hotel and Convention Center, Pangkalpinang, Bangka Belitung, Jumat 25 Oktober 2019.
Ada lima kategori yang diperlombakan, yaitu siaran pers/pemberitaan, media sosial, penerbitan media internal, website, dan stand pameran instansi. Klasi¡kasi pemenang setiap kategori ini dibagi sesuai instansi, yaitu kementerian/lembaga, BUMN/BUMD, perguruan tinggi negeri, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.
Dari lima kategori yang diperlombakan dalam Anugerah Media Humas tahun ini, Unsyiah unggul di dua kategori, yaitu kategori penerbitan media internal dan kategori website.
“Di klasi¡kasi perguruan tinggi negeri, Unsyiah masuk tiga besar dan berhasil mengungguli kampus ternama lainnya di Indonesia,” ujar Chairil.
Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo, Widodo Muktiyo, menyampaikan apresiasi kepada para pemenang. Menurutnya humas merupakan profesi strategis dalam menyampaikan informasi kebijakan pemerintah kepada masyarakat. Penganugerahan ini salah satu upaya untuk menciptakan semangat kompetisi positif di lingkungan humas yang berbasis kinerja, sekaligus memberi peluang peningkatan kualitas kerja. Pada tahun ini sebutnya, ada 169 instansi yang mengirimkan karyanya untuk dilombakan dalam Anugerah Media Humas 2019. []
WARTA UNSYIAH TIGA BESARTERBAIK NASIONAL
EDISI 240 . OKTOBER 2019