koko

3
Pengaruh variasi volume HCl 0,5 N (Yuniarti Yusak) 27 PENENTUAN KADAR UNSUR KALSIUM (Ca + ) PADA SUSU SAPI MURNI DAN SUSU SAPI DI PASARAN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Zul Alfian Jurusan Kimia FMIPA Universitas Sumatera Utara Jl. Bioteknologi No. 1 Kampus USU Medan 20155 Abstrak Kalsium (Ca + ) merupakan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Menurut penelitian kadar kalsium yang dianjurkan 500-500 mg/orang dewasa tiap harinya dan untuk usia menopause $1000 mg/harinya. Dalam penelitian ini kadar kalsium (Ca + ) yang terdapat pada susu sapi murni (asli) dan susu sapi komersial dipasaran dengan metode spektrofotometri serapan atom (SSA). Dari hasil penelitian ini kadar kalsium (Ca + ) yang terdapat pada susu sapi murni (asli) lebih besar dibandingkan dengan kadar kalsium (Ca + ) yang terdapat pada susu sapi yang beredar dipasaran. Kata Kunci : Kalsium, Susu PENDAHULUAN Kalsium adalah mineral yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Menurut hasil penelitian, angka kecukupan rata- rata kalsium yang dianjurkan adalah 500- 800 mg/orang tiap harinya dan untuk usia menopause kira-kira 1000 mg/harinya. (1) Tubuh memerlukan kalsium karena setiap hari tubuh kehilangan mineral tersebut melalui pengelupasan kulit, kuku, rambut, dan juga melalui urine dan feses. Kehilangan kalsium harus diganti melalui makanan yang dikonsumsi oleh tubuh. Jika jumlah kalsium yang dibutuhkan oleh tubuh tidak sesuai maka dapat menimbulkan penyakit yang disebut dengan osteoporesis. Osteoporosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan tulang menjadi keropos lalu terkelupas. Karena kekurangan kalsium tulang menjadi rapuh misalnya pada orang berusia lanjut. (2) Oleh karena kalsium ini tidak dapat dihasilkan oleh tubuh manusia sendiri, maka untuk keperluan tersebut mineral ini harus diperoleh dari luar tubuh dengan cara mengkonsumsi makanan yang mengandung kalsium. Untuk memenuhi kebutuhan akan kalsium ini orang banyak mengkonsumsi susu, misalnya susu bubuk (full cream) atau susu dari hewan seperti kerbau, sapi, kambing dan hewan lain disamping produk susu komersil dari pabrik. Dari uraian diatas, maka pada penelitian ini ingin diketahui kadar kalsium yang terdapat pada susu sapi murni dan susu sapi segar di pasaran secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), dengan alasan bahwa dengan metode ini memiliki keuntungan antara lain: cepat, spesifik untuk setiap unsur tanpa dilakukan pemisahan, dapat mengukur kadar logam dalam jumlah kecil dan tidak begitu banyak bahan yang digunakan.

Upload: liu-andi

Post on 30-Nov-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

llll

TRANSCRIPT

Page 1: Koko

Pengaruh variasi volume HCl 0,5 N (Yuniarti Yusak)

27

PENENTUAN KADAR UNSUR KALSIUM (Ca+) PADA SUSU SAPI MURNI DAN SUSU SAPI DI PASARAN DENGAN METODE

SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

Zul Alfian Jurusan Kimia FMIPA

Universitas Sumatera Utara Jl. Bioteknologi No. 1 Kampus USU Medan 20155

Abstrak

Kalsium (Ca+) merupakan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Menurut penelitian kadar kalsium yang dianjurkan 500-500 mg/orang dewasa tiap harinya dan untuk usia menopause 1000 mg/harinya. Dalam penelitian ini kadar kalsium (Ca+) yang terdapat pada susu sapi murni (asli) dan susu sapi komersial dipasaran dengan metode spektrofotometri serapan atom (SSA). Dari hasil penelitian ini kadar kalsium (Ca+) yang terdapat pada susu sapi murni (asli) lebih besar dibandingkan dengan kadar kalsium (Ca+) yang terdapat pada susu sapi yang beredar dipasaran. Kata Kunci : Kalsium, Susu PENDAHULUAN

Kalsium adalah mineral yang

dibutuhkan oleh tubuh manusia. Menurut hasil penelitian, angka kecukupan rata-rata kalsium yang dianjurkan adalah 500-800 mg/orang tiap harinya dan untuk usia menopause kira-kira 1000 mg/harinya. (1)

Tubuh memerlukan kalsium karena setiap hari tubuh kehilangan mineral tersebut melalui pengelupasan kulit, kuku, rambut, dan juga melalui urine dan feses. Kehilangan kalsium harus diganti melalui makanan yang dikonsumsi oleh tubuh. Jika jumlah kalsium yang dibutuhkan oleh tubuh tidak sesuai maka dapat menimbulkan penyakit yang disebut dengan osteoporesis. Osteoporosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan tulang menjadi keropos lalu terkelupas. Karena kekurangan kalsium tulang menjadi rapuh misalnya pada orang berusia lanjut. (2)

Oleh karena kalsium ini tidak dapat dihasilkan oleh tubuh manusia sendiri, maka untuk keperluan tersebut mineral ini harus diperoleh dari luar tubuh dengan cara mengkonsumsi makanan yang mengandung kalsium. Untuk memenuhi kebutuhan akan kalsium ini orang banyak mengkonsumsi susu, misalnya susu bubuk (full cream) atau susu dari hewan seperti kerbau, sapi, kambing dan hewan lain disamping produk susu komersil dari pabrik.

Dari uraian diatas, maka pada penelitian ini ingin diketahui kadar kalsium yang terdapat pada susu sapi murni dan susu sapi segar di pasaran secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), dengan alasan bahwa dengan metode ini memiliki keuntungan antara lain: cepat, spesifik untuk setiap unsur tanpa dilakukan pemisahan, dapat mengukur kadar logam dalam jumlah kecil dan tidak begitu banyak bahan yang digunakan.

Page 2: Koko

Jurnal Sains Kimia Vol.8, No.1, 2004: 26-28

28

BAHAN DAN METODA Pembuatan Larutan Standar

2,497 g kalsium karbonat (CaCO3) dilarutkan dengan asam klorida 1M, kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 1000 mL dan dicukupkan dengan aquabidest sampai garis tanda sehingga diperoleh larutan standar Ca 1000 ppm. Pembuatan Kurva Kalibrasi 1. Dari larutan standar Ca 1000 ppm

dipipet sebanyak 10 mL lalu dimasukkan kedalam labu takar 100 mL lalu dicukupkan dengan aquabidest sampai garis tanda sehingga diperoleh larutan standar Ca 100 ppm.

2. Kemudian dari larutan 100 ppm ini diambil masing-masing 0, 1, 2, 3, 4 mL lalu dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL lalu dicukupkan dengan aquabidest sampai garis tanda dan digunakan sebagai larutan standar.

Perlakuan Terhadap Sampel Susu Sapi 1. 20 mL sampel susu dimasukkan

kedalam cawan porselin, selanjutnya didestruksi dengan asam klorida (HCl) pekat dan didiamkan selama satu malam.

2. Hasil destruksi selanjutnya diuapkan sampai kering di waterbath

3. Sampel kering tersebut selanjutnya dilarutkan kembali dengan asam klorida 10 % lalu disaring

4. Filtrat yang diperoleh selanjutnya dimasukkan kedalam labu ukur 250 mL lalu dicukupkan dengan aquabidest sampai garis tanda dan diatur pada pH 3 dengan NaOH lalu dianalisis dengan Spektrofotometer Serapan Atom pada panjang gelombang 422,7 nm

PEMBAHASAN Hasil Pengukuran Logam Kalsium

Data hasil pengukuran logam kalsium yang diperoleh dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 1. Data Hasil Pengukuran Absorbansi

Larutan Standar Logam Kalsium (Ca) Dengan Spektrofotometer Serapan Atom.

No. Kadar (ppm) Absorbansi (A)

1 2 3 4

0.0000 1.0000 2.0000 3.0000

0.0000 0.0514 0.1050 0.1378

*Keterangan: Faktor pengenceran (Fp) 50 kali *Keterangan: Faktor pengenceran (Fp) 50 kali Tabel 2 Data Hasil Pengukuran Absorbansi dan Kadar

Kalsium (Ca) pada Susu Sapi Di pasaran Dengan Spektrofotometer Serapan Atom.

No. Sampel

Susu Sapi

Absorbansi (A)

Kadar (ppm)

A1 A2 A3

A rata-rata

1 A 0,2431 0,2426 0,2430 0,2429 5,0625 ± 0,0137

2 B 0,2438 0,2440 0,2432 0,2437 5,0716 ± 0,0216

3 C 0,2449 0,2450 0,2446 0,2448 5,1028 ± 0,0109

4 D 0,2451 0,2448 0,2455 0,2451 5,1090 ± 0,0182

5 E 0,2469 0,2465 0,2464 0,2466 5,1396 ± 0,0137

*Keterangan: Faktor pengenceran (Fp) 50 kali PEMBAHASAN

Penetapan kadar logam kalsium (Ca)

pada susu sapi murni dan susu sapi dipasaran dapat dilakukan dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom dengan cara destruksi basah.

Kadar logam kalsium (Ca) pada susu sapi murni diperoleh sebesar 5,7576 ± 0,0078 ppm; 5,7604 ± 0,0207 ppm; 5,7674 ± 0,0078 ppm; 5,7711 ± 0,0260 ppm; dan 5,7854 ± 0,0027 ppm , sedangkan kadar logam kalsium (Ca) pada susu sapi di pasaran diperoleh sebesar 5,0625 ± 0,0137 ppm; 5,0716 ± 0,0216

Page 3: Koko

Penentuan kadar unsur kalsium (Ca) (Zul Alfian)

29

ppm; 5,1028 ± 0,0109 ppm; 5,1090 ± 0,0182 ppm; dan 5,1396 ± 0,0137 ppm.

Kemudian dari data massa jenis untuk susu sapi murni diperoleh sebesar 1,1379 g/ml; 1,1380 g/ml; dan 1,1406 g/ml, sedangkan untuk susu sapi di pasaran 1,1295 g/ml; 1,1302 g/ml; 1,1305 g/ml; 1,1307 g/ml; dan 1,1308 g/ml. Selanjutnya dari data viskositas pada susu sapi murni diperoleh sebesar 1,3164 cp; 1,2950 cp; dan 1,3102 cp, sedangkan untuk susu sapi di pasaran 1,1978 cp; 1,2029 cp; 1,2048 cp; 1,2082 cp; dan 1,2152 cp.

Menurut hasil penelitian ini dapat

dilihat bahwa kadar logam kalsium (Ca) pada susu sapi murni dan susu sapi di pasaran perbedaannya cukup signifikan yaitu sekitar 0,7 ppm dalam 20 ml sampel (10 kali pengenceran).

Dari data tersebut diatas perbedaan yang muncul disebabkan karena susu sapi yang di pasaran kemungkinan besar telah dicampur dengan air dimana hal tersebut dapat kita lihat dari massa jenis dan viskositas yang diperoleh. Sehingga dengan ditambahnya air pada susu sapi tersebut menyebabkan kadar mineral yang terdapat pada susu tersebut terutama dalam hal ini kalsium (Ca) menurun cukup signifikan. Sehingga masyarakat yang biasanya banyak mengkonsumsi susu yang menurut perhitungannya telah mencukupi kebutuhan akan kalsium yang dibutuhkan tubuh menjadi tidak lagi terpenuhi dan harus memenuhinya dari sumber-sumber yang lain.

KESIMPULAN

Kadar logam kalsium (Ca) yang

terdapat pada susu sapi murni lebih besar dibandingkan dengan kadar logam kalsium (Ca) yang terdapat pada susu sapi di pasaran.

DAFTAR PUSTAKA Gan, S. 1999., “Farmakologi dan Terapi”,

Edisi IV, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta

Sumarianto dan Nurhaida, 1985., “Kamus Kedokteran”, Cetakan pertama, Ade Putra, Jakarta

Buckle. KA, Edwards. RA, 1987., “Ilmu Pangan”, Cetakan kedua, UI Press, Jakarta

Egan. H, Kirk. DS, 1988., “Pearson’s Chemical Analysis of Foods”, 8th edition, Longman Scientific and Technical, London

Guyton. A.C, 1994., “Fisiologi Kedokteran”, Edisi VII, Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Ganong. A.C, 1992., “Fisiologi Kedokteran”, Cetakan I, Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Hartono. M, 2000., “Mencegah dan Mengatasi Osteoporosis”, Cetakan I, Puspa Swara, Jakarta

Anderson, Shauna. C, 1983., “Clinical Chemistry Concepts and Application”, W.B. Saunders Company, London

Khopkar. S.M, 1990., “Konsep Dasar Kimia Analitik”, UI Press, Jakarta

Darmono, 1995., “Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup”, Cetakan pertama, UI Press, Jakarta

Walsh. A, 1955., “The Aplication of Atomic Absorption Spectra to Chemical Analysis”, Spectrochimica Acta

Zul Alfian, 2001., “Analisis Unsur Toksik Kadnium Menggunakan Metode Tabung Perangkap Atom Berlubang pada Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)”, Majalah Akademika, Vol. V/No.4, Medan

Day. RA, Underwood, 1988., “Analisa Kimia Kuantitatif”, Edisi keempat, Erlangga, Jakarta