kognosi cortex dan lignum pembahasan

Upload: adiputratanaya

Post on 10-Mar-2016

721 views

Category:

Documents


37 download

DESCRIPTION

Farmakognosi

TRANSCRIPT

PembahasanKulit merupakan jaringan luar dari batang, akar atau buah. Dalam ilmu farmakognosi bagian daun disebut cortex. Secara umum penampang melintang cortex terdiri dari sel gabus, floem, sel parenkim dan jari jari empulur.Dalam melakukan pengamatan pada bagian kulit (cortex), yang perlu diperhatikan adalah pemeriksaan makroskopik meliputi: bau bentuk dan warna. Mikroskopik meliputi : fragmen pengenal khusus yang dapat dilihat melalui mikroskop, dan terakhir pengamatan secara kimiawi dengan mereaksikan serbuk simplisai dengan berbagai macam pereaksi untuk menguji kandungan yang terdapat pada simplisia.Identifikasi folium secara makroskopis, mikroskopis dan secara kimiawi. Sampel yang digunakan pada percobaan kali ini adalah kulit kayu manis ( Cinnamomi Cortex).Berdasarkan hasil identifikasi mikroskopis yang dilakukan, Annonae muricatae Folium memiliki fragmen pengenal berupa serat sklerenkim, yang merupakan fragmen pengenal yang cukup mudah untuk dikenali. Dari hasil identifikasi secara makroskopik Cinnamomi Cortex memiliki warna coklat, bau khas aromatik dan bentuk panjang melingkar.Dan hasil indentifikasi secara kimiawi pada sampel Cinnamomi cortex, di buku petunjuk praktikum tidak terdapat petunjuk mengenai hasil reaksi positif sampel setelah ditambahkan pereaksi sehingga tidak dapat diketahui hasil yang didapatkan sesuai atau tidak

KesimpulanCinnamomi cotex memiliki bau, bentuk dan warna yang khas sehingga mudah untuk dikenali secara makroskopis. Untuk identifikasi secara mikroskopis cukup susah dikenali karena hanya didapat serat sklerenkim yang sangat mirik dengan fragmen pengenal dari simplisia lain. Dan untuk identifikasi secara kimiawi tidak dapat ditentukan karena pada buku penuntun tidak ada hasil reaksi positif setelah ditambah pereaksi.

PembahasanLignum (kayu) merupakan salah satu bagian tanaman yang sering digunakan sebagai bahan simplisia. Lignum adalah xilem sekunder yang terbentuk karena aktifitas cambium batang.Dalam ldentifikasi Lignum, sampel yang digunakan pada percobaan kali ini adalah kayu secang (sappan lignum) dan kayu cendana ( santali lignum).Identifikasi secara makroskopis bertujuan untuk mengidentifikasi bau bentuk dan warna simplisa. Pada identifikasi secara mikroskopik untuk sappan lignum fragmen yang diamati adalah jari jari empulur yang terdapat zat warna jingga oranye, dan pada Santali lignum fragmen yang diamati adalah berkas serabut dengan seludang hablur kalsium oksalat berbentuk prisma, fragmen pembuluh kayu berpenebal jala, fragmen serabut umumnya panjang dan lumen jelas, serabut xilem dengan jari jari empulur, butir pati tunggalIdentifikasi secara kimiawi rhizoma bertujuan untuk mengidentifikasi kandungan zat kimia organik ataupun minyak atsiri dalam sampel yakni dengan cara mereaksikan kandungan minyak atsiri dengan asam kuat. Pada uji ini masing-masing sampel akan memiliki reaksi yang khas dan berbeda sesuai dengan kandungan minyak atsiri atau zat kimia organik yang dikandung pada masing-masing sampel simplisia.Berdasarkan hasil identifikasi makroskopis yang dilakukan, sappan lignum memiliki bau khas lemah, warna coklat kemerahan dan bentuk seperti serutan kayu sedangkan pada simpilisia Santali lignum memiliki bau khas aromatik, bentuk kayu keras dan warna coklat susu.Berdasarkan hasil identifikasi secara mikroskopis sappan lignum fragmen yang ditemukan adalah serat sklerenkim saat pengamatan serbuk didapatkan warna serbuk coklat kemerahan. Saat uji kimiawi untuk simplisia kayu secang tidak dapat diidentifikasi karena pada buku penuntun tidak ada reaksi positif sehingga tidak dapat dibandingkan.Saat mengidentifikasi Santali lignum secara mikroskopik didapatkan fragmen pengenal berupa hablur kalsium okasalat dan serabut. Saat pengamatan sacara makroskopik Santali lignum memiliki warna coklat susu. Untuk uji kimiawi Santali lignum, setelah ditambah berbagai macam pereaksi didapatkan hasil yang sesuai dengan yang tertera pada buku penuntun meskipun ada beberapa warna yang hanya mendekati seperti ketika serbuk Santali lignum ditambahkan 5 tetes asam sulfat P seharusnya di dapatkan warna coklat ungu, tetapi yang di dapatkan setelah percobaan adalah warna ungu kehitaman.

KesimpulanTiap lignum secara makroskopik memiliki karakteristik warna, bentuk dan bau yang berbeda sehingga mudah untuk dikenali secara organoleptis. Secara mikroskopik lignum memiliki fragmen pengenal yang hampir sama satu sama lain, cukup susah untuk mendapatkan fragmen pengenal simplisia khusus yang membuat masing-masing lignum lebih mudah untuk dikenali. Setiap jenis lignum memiliki kandungan zat kimia organik dan minyak atsiri yang berbeda yang akan menghasilkan hasil pengamatan secara kimiawi yang khas dan berbeda pada masing-masing lignum.