kobarkobari-edisi-166-fe-dan-fh-bakal-pindah.pdf
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 kobarkobari-edisi-166-fe-dan-fh-bakal-pindah.pdf
1/12
Edisi 166 | Tahun Ke-15 | November 2013
e-mail: [email protected], sites: http://lpmhimmahuii.org
1
FE dan FH Bakal Pindah?
Ahmad Taufik B. | KOBARkobari
-
8/19/2019 kobarkobari-edisi-166-fe-dan-fh-bakal-pindah.pdf
2/122 KOBARKOBARI EDISI 166 // XV // November 2013
FE dan FH Bakal Pindah?“Dalam rentang sepuluh tahun, terhitung sejak 2013, semua fakultas sudah harus bersatu di
atas“, ujar Endro Kumoro.
Oleh: Fikrinisa’a Fakhrun H.
Ketetapan Dewan Pengurus BadanWakaf No. II/TAP/DP/1996 menyatakan,
tempat perkuliahan yang masih ter-
sebar di beberapa lokasi perlu segera
dikumpulkan menjadi satu, sehingga
kegiatan belajar-mengajar menjadi
efektif dan esien. Untuk itu, kebija-kan pembangunan sik UII yang di-
konsentrasikan di Kampus Terpadu di-
lanjutkan, meskipun isu pemindahanFakultas Hukum (FH) dan Fakultas
Ekonomi (FE) ke Kampus Terpadu masih
memunculkan pro-kontra hingga kini.Sekretaris Pengurus Yayasan Badan
Wakaf UII Endro Kumoro tegas menyata-
kan bahwa dalam rentang sepuluh tahun,
terhitung sejak 2013, semua fakultas
sudah harus bersatu di atas. Saat ini,mereka sudah menyiapkan timeline
dan master plan untuk mencapai target
tersebut. Buku Rencana Induk Kampus
Terpadu yang berisi kebijakan, fasilitas,
rancangan audiovisual, serta persiapan
lain terkait penyatuan semua fakultaspun telah disusun. Endro mengaku,
rencana tersebut belum terealisasi hing-
ga kini karena masih menunggu kepastian
data akurat, seperti perluasan tanah
di Kampus Terpadu yang sedang dalam
proses penggarapan.
Di sisi lain, rektorat sebagai pihak
eksekutor belum mengetahui lebih jauhperihal pemindahan tersebut. “Kalaupun
ada pemindahan, kami menginginkan
agar mahasiswa menjalaninya dengan
hati nurani dan kemauan sendiri, bukan
karena terpaksa,” tutur Bachnas. Wakil
Rektor III tersebut menghimbau kepa-da pihak terkait untuk memikirkan pe-
nambahan area parkir dan kejelasan
pengelolaan master plan-nya. Bachnas
menganggap master plan hanya sebagai
bentuk himbauan saja. “Sampai saat
ini kenapa kok sukar untuk bersatu ka-rena sebagian mau, sebagian tidak.
Dipaksakan juga tidak bisa karena ke-
manusiaan tadi pertimbangannya,” ung-
kapnya.
Menanggapi rencana pemindahan ini,Wakil Dekan Fakultas Hukum, Saifudin
pun angkat bicara. “Yang penting harus
dilakukan kajian dulu seperti yang
saat ini sedang dilakukan oleh Pusat
Studi Hukum (PSH),” ujarnya. Namun
kemungkinan besar akan pindah karenamelihat kondisi Fakultas Hukum saat ini
yang overload . Saifudin mengaku, pihak
FH belum seia-sekata untuk pindah ke
Kampus Terpadu karena tidak mudah bagi
mereka untuk meninggalkan jejak nilai
perjuangan di fakultas yang berlokasi di
Jalan Taman Siswa tersebut.Lain halnya dengan Saifudin, Marbun,
Dosen Hukum Administrasi Negara, se-
tuju dengan pemindahan ini. “Tahun
1990 itu sudah kita wacanakan, sudahkita putuskan untuk naik ke atas. Bah-
kan, sudah dibuatkan perumahan untukdosen di dekat Kampus Terpadu itu.
Jadi, tidak ada alasan bagi dosen yang
lain untuk menyatakan tidak pindah ke
utara,” tegasnya. Begitu juga dengan
Masnur Marzuki. “Kalau terpisah begini,bagaimanapun suka tidak suka kita seperti
terdiskoneksi dengan universitas,” kata
dosen yang mengajar Hukum Tata Negara
ini.
Menurut Direktur PSH UII, Sri Hastuti
Puspitasari, hasil polling yang mereka
lakukan menunjukkan sebagian besardosen setuju untuk pindah ke Kampus
Terpadu, mengingat kondisi di FH yang
tidak memadai lagi untuk perkembangan
jumlah mahasiswa ke depannya.
Cik Di Tiro, Kobar
Rencana sentralisasi Kampus FE dan FH ke Kampus Terpadu masih menuai perdebatan. Bagi sebagian kalangan,
akses yang cukup jauh dari pusat kota menjadi alasan penolakan. Idealnya memang ketika sebuah universitasmemiliki banyak fakultas, sentralisasi kampus akan meningkatkan efektivitas dan esiensi kegiatan perkuliahan.
Namun, kondisi lingkungan dan sosial masyarakat harus menjadi pertimbangan mutlak. Tidak ada masyarakat yang
merasa tergusur akibat perluasan lahan. Tidak ada kerusakan lingkungan akibat alih fungsi lahan. Juga perlunya jalan
tengah untuk menjembatani pihak yang masih belum setuju dengan sentralisasi kampus. Terpenting, universitas
harusnya memberikan solusi atas segala permasalahan akibat sentralisasi kampus.
Dewan Redaksi: Moch. Ari Nasichuddin, Irwan A. Syambudi. Pemimpin Redaksi: Marta Dwi K. Sekretaris Redaksi: Hasinadara P.Redaktur Pelaksana: Raras Indah F. Redaktur Foto: Revangga Twin T. Redaktur Artistik: Metri Niken L. Staf Redaksi: Yuyun NoviaS., Laras Haqkohati, Alvina Anggarkasih, Kholid Anwar, Zahrina Andini, Fikrinisa’a Fakhrun H., M. Nashihun Ulwan. Fotograf: Naul
Mualimin, Ayoni Sulthon, Ahmad Hana, Asyharuddin Wahyu Y., M. Rahmat Akbar W. Penelitian dan Pustaka: Aghreini Analisa, AlfaNur S., Desi Rahmawaty, Nur Jamilah. Rancang Grafs: Rahmat Wahana, Syahril, M. Khoirul Anam, Galuh Ayu P., Ahmad Tauk B.,Deby Hermawan. Perusahaan: Anisa Kusuma W., Siti Mahdaria, Alan Dwi P., Arga Ramadhana, Riesky Diyanti P. PSDM: Bayu Putra P.,
Budi Armawan, Maya Indah C. Putri, Fajar Noverdian. Jaringan Kerja: Aldino Friga P. S., M. Alfan Pratama. Diterbitkan oleh LembagaPers Mahasiswa HIMMAH Universitas Islam Indonesia. Alamat Redaksi: Jln. Cik di Tiro No. 1 Yogyakarta. Telp (0274) 3055069,085779559104 (Anisa Kusuma W., Iklan/Perusahaan). Saran dan kritik melalui email: [email protected], http://lpmhimmahuii.org.
-
8/19/2019 kobarkobari-edisi-166-fe-dan-fh-bakal-pindah.pdf
3/12
3KOBARKOBARI EDISI 166 // XV // November 2013
Reportase bersama:Arga Ramadhan A.
Gedung Fakultas Ekonomi UII direncanakan pindahke Kampus Terpadu. Badan Wakaf merencanakanpemindahan Fakultas Ekonomi dan Hukum harusrampung dalam kurun waktu sepuluh tahun.
Revangga Twin T. | KOBARkobari
Terkait rencana pemindahan FE ke
Kampus Terpadu, Dekan Fakultas Ekono-
mi, Hadri Kusuma, mengatakan bahwasaat ini fakultas yang terletak di Ringroad
Utara Condongcatur, Depok, Sleman
tersebut belum akan pindah ke Kampus
Terpadu sebelum fasilitas disediakan di
utara. “Kalau sudah memenuhi syaratpasti sudah pindah. Yang menjadi masalahadalah banyaknya mahasiswa FE yang
hampir seperempat dari mahasiswa UII
sendiri. Ditambah banyak mahasiswanya
yang menggunakan mobil,” ungkapnya.
Tetapi ia tidak mempermasalahkan FE
pindah ke Kampus Terpadu jika memanginfrastrukturnya sudah memadai. Ia me-
ngaku sangat menyayangkan rencana
pemindahan ini, mengingat biaya pera-
watan gedung FE sekarang yang tidak
sedikit di samping letaknya yang sudahstrategis.
Ilya Fadjar Maharika selaku Sekre-
taris dan Perencana Tata Ruang dan Arsi-
tektur Tim Master Plan mengungkapkan
ada dua aspek dari pemusatan kampus
ini. Pemusatan tersebut dinilai positifkarena akan menciptakan koherensi
komunikasi antarbagian yang lebih baik.
Namun, menjadi pertimbangan tersendiri
mengingat Kampus Terpadu merupakan
daerah resapan air. “Dengan jumlah
mahasiswa yang kurang lebih 20.000,itu akan cukup sesak. Tetapi itu masih
bisa dikelola. Namun, lebih dari itu daya
dukung lingkungannya juga akan menjadiberat,” ungkap Ilya. Menurutnya,
pemindahan ini harus didesain dari segala
aspek, seperti manajemen transportasi,
ruang terbuka, gedung parkir yang harus
diperbaiki lagi, dan ada transaksi untukpembatasan penggunaan motor dan
mobil. Terkait nasib FE dan FH saat ini, ia
mengatakan bahwa dua tempat itu tetap
dimanfaatkan sebagai jaringan backupKampus Terpadu.
Mahasiswa Hukum angkatan 2011,
Mada Pudiatama, berpendapat mengenai
hal ini. “Terserah mau pindah atau tidak,
yang penting ada kepastian agar fasilitasdan sarana-prasarana segera tercukupi,”ungkapnya. Ia berharap, mahasiswa
mendapat timbal balik atau fasilitas
yang sesuai dengan uang yang sudah di-
bayarkan. Ia mengungkapkan, dilihat dari
infrastruktur sekarang ini, kemungkinan
dana yang tersimpan masih banyak.Lain halnya di FH, mahasiswa FE
angkatan 2012, Sirojul Khad, kurang
berkenan dengan adanya pemindahan
fakultas ini. Alasannya, selain nyaman
di lingkungan FE, letak geogras kampusterpadu juga dinilai jauh. “Tapi, kalau
memang harus pindah, mau tidak mau
harus setuju,” tambahnya.
Imman Nurrahma berkata lain.
“Bagus kok kalau pindah. Soalnya di atas
itu fasilitas lebih lengkap. Kalau mauorganisasi atau rapat nggak usah jauh-
jauh ke atas lagi. Kan, kita sendiri yang
repot kalau jauh dari Kampus Terpadu,”
papar mahasiswa FE angkatan 2012 ini.q
IKLAN
-
8/19/2019 kobarkobari-edisi-166-fe-dan-fh-bakal-pindah.pdf
4/124 KOBARKOBARI EDISI 166 // XV // November 2013
Galuh Ayu P. | KOBARkobari
UII
-
8/19/2019 kobarkobari-edisi-166-fe-dan-fh-bakal-pindah.pdf
5/12
5KOBARKOBARI EDISI 166 // XV // November 2013
Utang SaxophoneMenjadi Warisan
“Ini kan atas nama lembaga. Jadi,untuk tanggungannya bukan saja menjadi tanggung jawab panitia. Ini adalah estafet utang lembaga,” tutur Bachnas.
Oleh: Desi Rahmawaty
Kampus Terpadu, Kobar
“Saxophone” sebagai salah satu
kegiatan yang diselenggarakan oleh
Lembaga Eksekutif Mahasiswa Universitas
Islam Indonesia (LEM UII) periode 2012-2013 masih menyisakan masalah.
Walaupun sudah mengalami pergantian
kepengurusan, Saxophone masih mening-
galkan pekerjaan rumah bagi kepengu-
rusan LEM U yang baru.Kendala dana menjadi permasalahan
pelik kegiatan yang berlangsung pada
tanggal 20 April 2013 tersebut. Kekura-
ngan dana membuat panitia harus men-
cari alternatif lain untuk menutupi kebu-tuhan kegiatan. Peminjaman uang senilai
Rp 90.000.000,00 dari Rektorat akhirnya
menjadi alternatif yang dipilih.
“Iya, mereka meminjam uang dengannominal tersebut dengan alasan kegiatan
yang sudah dipersiapkan mengalamimasalah,” tutur Bachnas, Wakil Rektor
III. Dirinya menjelaskan bahwa dua hari
sebelum kegiatan, ia mendapat informasi
bahwa sponsor utama mengundurkan diri,
padahal gedung sudah di Down Payment
(DP). Tiket pun sudah terjual dan bintangtamu sudah dibayar sebagian. “Untuk
itu saya memfasilitasi mereka ke Wakil
Rektor II,” tegasnya. Kemudian, dari
situ terjadi surat-menyurat antara Wakil
Rektor II dan panitia untuk mencairkanuang pinjaman ini.
Selain memiliki utang pada rektorat,
panitia juga masih memiliki tunggakan
Rp 26.000.000,00 pada pembayaran
gedung Grand Pasifc Hall (GPH) yang
digunakan sebagai tempat acara. Sisapembayaran yang belum dilunasi sebesar
Rp 26.000.000,00. Menurut keputusan
bersama dengan pihak GPH, pelunasan
akan dilakukan seminggu setelah kegiatan
berlangsung.
Tanggal 19 Mei 2013, bertempat diFakultas Ekonomi, panitia Saxophone
melakukan Laporan Pertanggungjawaban(LPJ) kepada Dewan Permusyawaratan
Mahasiswa (DPM U) dengan laporan
akhir dana Saxophone mengalami desit
sebesar Rp 90.000.000,00 pada Rektorat.
Sebelumnya, menurut Bachnas,
panitia sempat mengajukan nominaluntuk meminjam uang sebesar Rp
180.000.000,00. Namun, hal itu ditolak
karena dirasa sangat besar dan akan
kesulitan untuk melunasinya. “Untuk itu
saya menawarkan untuk meminjamkansetengahnya,” ujarnya.
Zulyadaen pun angkat bicara. “Kami
belum tahu nominal itu tergolong
hutang atau tidak,” ujar Ketua Steering
Committee Saxophone tersebut. Dirinyamenegaskan, di sisi lain uang tersebut
diambil dari uang mahasiswa. Jadi, terasa
berat jika itu tergolong utang mahasiswa.
Setelah acara berjalan, Bachnas mulaimenanyakan kapan uang itu akan dibayar.
Namun, panitia juga sedang mencarisolusi untuk melunasi peminjaman uang
tersebut dengan terus berkonsultasi
dengan Wakil Rektor III tersebut. “Ini
kan atas nama lembaga. Jadi, untuk
tanggungannya bukan saja menjadi
tanggung jawab panitia. Ini adalahestafet hutang lembaga,” tutur Bacnhas.
Mencari kejelasan tentang hal ini, Tim
KOBARkobari menghubungi Ketua Dewan
Permusyawaratan Mahasiwa Universitas
(DPM U) Mico Yuhansyah, Ketua LembagaEksekutif Mahasiswa Universitas (LEM U)
Shadily Rumalutur periode 2012-2013,
serta Ketua Organizing Committee
Saxophone, Vesel Kemal Fanthony untuk
memberikan keterangan. Namun, mereka
belum bisa memberikan kesempatanuntuk diwawancarai sampai berita ini
diterbitkan.
Hal ini membuat informasi simpang-
siur. Mulai dari penahanan ijazah,
penambahan jumlah penagihan nominal
SPP, sampai patungan ratusan ribu daripanitia sendiri.
Zulyadaen membantah isu tersebut.“Jika belum bisa dilunasi, saya yang
paling bertanggung jawab, dan mengenai
isu penahanan ijazah, pasti ijazah saya
yang ditahan,” tegasnya.
Di sisi lain, Bachnas menjelaskan
bahwa belum ada sanksi yang tegas,bahkan batas pengembalian pun belum
ditentukan. “Ada beberapa solusi yang
ditawarkan. Sempat bahwa akan ditagih
melalui uang angsuran mahasiswa,
namun tidak jadi. Saya tidak setujujika peminjaman uang ini dikaitkan
dengan pembayaran SPP. Tidak apa-
apa jika ada patungan, namun jangan
dikaitkan dengan tagihan mahasiswa,”
imbuhnya. Sampai sekarang, Bachnasmasih memberikan kewenangan kepada
panitia untuk menawarkan solusi sebagai
alternatif pengembalian uang.
Rencana MediasiDewan Permusyawaratan Universitas
(DPM U) periode 2013-2014 menjadikan
penyelesaian hutang Saxophone menjadi
salah satu agenda kerja mereka.
Ditemui di Kantor DPM U pada tanggal 4
November 2013, Fuad selaku ketua DPM
U menjelaskan beberapa rencana yangtelah dirumuskan dan akan direalisasikan
dalam jangka waktu terdekat.
Diantaranya melakukan panggilan kepada
panitia SC untuk mendiskusikan persoalan
ini serta meminta Rektorat untukmelakukan mediasi antara DPM U dan LEM
U periode 2012-2013 dengan DPM U dan
LEM U periode 2013-2014 agar terjadi
komunikasi sehingga menghasilkan solusi
atas perkara ini. “Sebelum melakukan
tindakan lebih lanjut, kami perlu terlebihdahulu mengetahui kejelasan mengenai
hutang ini seperti apa. Untuk itu kami
akan sesegera mungkin memanggil
panitia untuk menjelasakan persoalan
ini,” tegas Fuad.q
Reportasebersama: Galuh Ayu P.
-
8/19/2019 kobarkobari-edisi-166-fe-dan-fh-bakal-pindah.pdf
6/126 KOBARKOBARI EDISI 166 // XV // November 2013
Asyharuddin Wahyu Y. | KOBARkobariBunga Kantil
Petilasan Ayoni Sulthon | KOBARkobari
Nafiul Mualimin | KOBARkobari Kuncen
-
8/19/2019 kobarkobari-edisi-166-fe-dan-fh-bakal-pindah.pdf
7/12
7KOBARKOBARI EDISI 166 // XV // November 2013
Saban malam Satu Suro, ribuan peziarah mendatangi Pantai
Parangkusumo untuk menyambut datangnya tahun baru Islam.Suasana yang tak berbeda dengan tahun ini.
Para peziarah berbondong-bondong menyesaki Cepuri, Batu
Cinta, yang konon merupakan tempat bertemunya PanembahanSenopati dan Ratu Kidul.
Berbekal sesaji yang sudah didoakan oleh juru kunci,
peziarah memanjatkan doa. Para peziarah menyakini, jikamereka berdoa di Batu Cinta ini maka doanya akan dikabulkan.
Tidak hanya sampai situ, terkadang peziarah sampai rela
berebut bunga kantil yang bertaburan di atas Batu Cinta
dengan peziarah lain.
Selain ritual, pada malam Satu Suro pemerintah akanmemberikan perhatian lebih. Salah satunya dengan menghelat
pergelaran wayang kulit Ki Manteb Sudarsono di sekitar
Parangkusumo.
Narasi oleh: Nafiul Mualimin
Ziarah Asyharuddin Wahyu Y. | KOBARkobari
Turut MemeriahkanM. Rahmat Akbar W. | KOBARkobari
Satu Suro,Parangkusumo,dan Budayanya
-
8/19/2019 kobarkobari-edisi-166-fe-dan-fh-bakal-pindah.pdf
8/128 KOBARKOBARI EDISI 166 // XV // November 2013
Jogja (Tidak) Berhati Nyaman
Hampir genap lima tahun menetap di Yogyakarta, membuat
saya menegaskan diri untuk menyematkan Yogyakarta adalah
sebuah provinsi kecil dengan julukan “Nusantara Kecil”. Bukan
tanpa alasan saya berkata demikian. Di daerah inilah suasanamultikulturalisme tercermin dengan jelas. Ragam budaya
nusantara adalah hasil ekspansi pendatang yang dominan
berasal dari kalangan mahasiswa. Uniknya, gempuran dari
keberagaman budaya yang mengitari Yogyakarta tidak dengan
mudah mengintervensi budaya lokal secara keseluruhan.
Keraton Yogyakarta yang menjadi representasi budayaJawa, turut andil membentuk suasana seperti ini. Semuanya
berkolaborasi dengan baik, tanpa ada sekat kesukuan atau
agama dalam masyarakat.
Atas dasar itu, keharmonisan ini kemudian menjadi slogan
“Jogja Berhati Nyaman” bagi para pendatang baru. Namunapakah slogan ini masih tetap relevan untuk disematkan?
Ketika masyarakat Yogyakarta sudah sering dijejali dengan
aksi premanisme. Parahnya ini terjadi di sebuah kota yang
sedang didominasi dengan doktrin slogan yang saya tuliskan
sebelumnya. Kemudian menjadi preseden buruk untuk merusak
suasana multikultur di Yogyakarta. Serangkaian aksi kekerasanyang kerap kali terjadi, semakin memperkuat antitesis untuk
mengartikan kembali Yogyakarta dalam konteks sesungguhnya.
Protes Sipil: Simbol Ketidaknyamanan dalam BingkaiYogyakarta
Masih ingatkah dengan tokoh Irshad Manji? Salah seorang
muslim yang menemukan Islam di negara Kanada beserta pe-
mikiran reformasi islam dalam dirinya. Kedatangannya ke
Indonesia, terutama di kota Yogyakarta mengejutkan berbagai
pihak. Tidak membuang kesempatan, Universitas Gadjah Mada
pun menariknya untuk membedah pemikirannya dalam bedahbuku yang berjudul Allah, Liberty, and Love. Tidak sampai acara
berlangsung, agenda ini dibatalkan karena dikabarkan ada
beberapa kelompok yang akan mengancam keberlangsungan
acara tersebut. Melalui maklumat langsung dari rektor yang
kala itu dipimpin oleh Soejarwadi, acara tersebut dibatalkan
sepihak.Tidak sampai di sini, kekecewaan ini coba diredam dengan
melakukan diskusi lanjutan dengan topik yang sama di Lembaga
Kajian islam dan Sosial. LKiS merupakan sebuah lembaga yang
konsentrasi melakukan kajian islam progresif, konon lembaga ini
merupakan bentukan sekumpulan mahasiswa Universitas IslamNegeri (UIN) Sunan Kalijiaga yang gelisah dalam implementasi
islam dalam tataran sosial.
Beda tempat rupanya tidak menjamin kebebasan berdiskusi.
Irshad Manji, pengurus LKiS, beserta peserta diskusi menjadi
sasaran teror dari Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) yang merasa
kecolongan dengan kedatangan Irsyad Manji dengan pemikiranversi Islamnya yang kompromi dengan hubungan sesama jenis.
Oleh: Bethriq Kindy Arrazy*
Tidak mengherankan bila kemudian kantor LKiS dirusak
secara sik dan keberadaan ruang publik dalam pergulatan
pemikiran. Inilah yang kemudian menyulut berbagai elemen
masyarakat yang terdiri dari mahasiswa, aktivis, ulama,pemuda dari sekumpulan organisasi membentuk Gerakan
Rakyat Yogyakarta Anti kekerasan yang kemudian disebut
dengan Gerayak (penulis sempat membuat laporan tentang
ini). Aliansi ini mengutuk keras aksi kekerasan yang dilakukan
secara langsung oleh MMI.
Kasus terbaru pada akhir Oktober 2013, terjadipembubaran paksa pertemuan oleh keluarga eks tapol
1965 di Wisma Shanti Dharma, Godean, Sleman. Peristiwa
pembubaran paksa ini dilakukan oleh sekumpulan orang yang
mengatasnamakan diri Front Anti Komunis Indonesia (FAKI),
mengakibatkan beberapa diantaranya mengalami luka-luka. Parahnya kelompok ini melakukan pembatasan akses
pembelaan hukum. Bahkan di spanduk yang terpampang di
depan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta tertampang
tulisan “PKI dilarang masuk”. Secara tidak langsung apa yang
sudah dilakukan oleh FAKI adalah justikasi merendahkan
martabat manusia.Puncaknya, 7 November 2013 sekumpulan masyarakat
mengatasnamakan diri Masyarakat Antikekerasan Yogyakarta
(Makaryo) melakukan unjuk rasa di depan keraton Yogyakarta.Makaryo merupakan aliansi dari organisasi mahasiswa,
masyarakat, dan akademisi yang sebelumnya melakukankonsolidasi di LKiS dengan tema gerakan “Jogja Darurat
Kekerasan”. Makaryo sendiri menghimpun sejak tahun 1996
sampai sekarang sudah terjadi 18 kasus kekerasan yang
tidak kunjung selesai. Dalam tuntutannya, Makaryo meminta
penegak hukum dan pejabat publik bersikap tegas, meminta
Polri dan Polda DIY menangkap tersangka, meminta KeratonYogyakarta untuk turut aktif mengawal dan mencegah
kejadian kekerasan untuk tidak terjadi kembali.
Gerayak dan Makaryo adalah representasi simbol
ketidaknyamanan sipil. Mengingat bertambahnya kasus ke-
kerasan di Yogyakarta yang semakin tidak terkendali. Selain
itu, negara sering absen dalam proses penegakan hukumyang tidak berjalan optimal. Dari sekian kasus yang terjadi,
seringkali terjadi tumpang tindih penanganan kasus yang
tidak fokus dan serius. Sehingga hampir sebagian kasus-kasus
tersebut terlantar hingga puluhan tahun lebih. Ironis.
Negara Diam dalam Perintah KonstitusiDalam contoh kecil konteks permasalahan yang sudah
terpaparkan, negara seakan sengaja menihilkan diri dalam
penanganan konik horizontal, membuat masyarakat
kehilangan jaminan keamanan, keadilan, dan kesejahteraan.
Beberapa pihak pun kemudian merasa ditekan oleh kelompoklainnya, dalam wilayah keberagaman, berpendapat, dan
-
8/19/2019 kobarkobari-edisi-166-fe-dan-fh-bakal-pindah.pdf
9/12
9KOBARKOBARI EDISI 166 // XV // November 2013
*)Mahasiswa Teknik Informatika 2009/Pemimpin Redaksi LPM HIMMAH UII 2011-2013
ekonomi. Terjadi arogansi kelompok yang merasa besar atau
mayoritas, sehingga kelompok minoritas (bisa secara jumlah
atau kondisi sosial-ekonomi) tidak diberikan ruang untuk hidup
dalam posisi setara.
Arogansi ini, mengombang-ambingkan kelompok minoritas
dalam ketimpangan di ruang hidup bersama. Mereka hanyadiberikan kesempatan hidup bersama, namun tidak dijamin
keleluasaannya mengakses hak-hak hidup yang fundamental
yakni keamanan, kesejahteraan, dan keadilan. Masih saja si
kaya memaksakan kehendak kepada si miskin, serta mereka
yang berbeda keyakinan dan pendapat, harus dilenyapkan ataudipaksa menurut keinginan kelompok dominan. Dominasi ini
terus berjalan konsisten.
Sungguh begitu malang nasib kaum minoritas di negeri
ini. Namun, apakah benar, negara sama sekali tidak hadir?
Tidak. Negara hadir, tetapi hanya dalam batas aturan-aturan
tertulis yang bunyinya cukup indah didengar. Aturan tertulis
tersebut, bahkan mengacu pada Undang-Undang Dasar 1945
dan dasar negara Pancasila. Akan tetapi, di tataran praksis
negara bak macan ompong, dan mau ditekan oleh kelompok
dominan. Negara seakan tidak mempedulikan rakyat yang
menghendaki hidup secara toleransi dalam ruang demokrasi.
Bila ini dibiarkan, tidak menutup kemungkinan negaramengalami kemiskinan integritas di mata rakyatnya sendiri.
Lantas, sampai kapan menunggu ketegasan negara?
-
8/19/2019 kobarkobari-edisi-166-fe-dan-fh-bakal-pindah.pdf
10/1210 KOBARKOBARI EDISI 166 // XV // November 2013
Kaliurang, Marching Band (MB) UIIadalah salah satu Lembaga Khusus di
Universitas Islam Indonesia. MB UII ma-
sih hidup dan memiliki anggota yang ti-
dak sedikit hingga saat ini. MB UII akan
mengikuti kejuaraan Grand Prix Marching
Band di Istora Senayan, Jakarta. March-ing Band UII juga telah mempersiapkan
penampilan ini melalui latihan sejak awal
tahun 2013 untuk berlaga di Jakarta pada
tanggal 27-30 Desember 2013.Pada kejuaraan Grand Prix tersebut
Marching Band UII akan tampil sekitar 11-12 menit dengan menyajikan suatu paket
pagelaran. Paket pagelaran atau tema
yang akan dibawakan bertajuk “Proud
To Sheila On 7”. Tema ini dipilih sebagai
apresiasi MB UII atas karya-karya bandasal Yogyakarta ini yang telah melegenda
di Indonesia.
Dalam paket “Proud To Sheila On 7”
ini Marching Band UII akan menampilkan
3 Movement atau lagu yang berisi aran-
semen dari lagu-lagu Sheila On 7 yang
hits dan tidak asing bagi khalayak umum.Seperti lagu “Melompat Lebih Tinggi”,
“Shepia”, dan medley dari lagu “Pria Ke-
sepian”, “Saat Lanjut Usia”, dan “Pejan-
tan Tangguh” akan dibawakan MB UII saat
Marching Band UII Menuju Grand Prix
Marching Band XXIX 2013
kejuaraan nanti.
Dengan pemilihan tema tersebut di-
harapkan penonton mudah menerimagenre musik dan terhibur. Pada Novem-
ber ini setidaknya 3/5 bagian dari kes-eluruhan paket pagelaran telah disele-
saikan. Dalam waktu satu bulan ke depan
“Kami menerima hak jawab jika ada pihak-pihak tertentu yang keberatan dengan
pemberitaan KOBARkobari“
Kuliah KosongSeringkali ketika kuliah kosong, dosen
tidak datang tanpa pemberitahuan sebe-
lumnya. (Muhamadin Ardiansyah-Jurusan
Teknik Sipil 2013)
diharapkan MB UII telah siap secara ke-
seluruhan untuk menghadapi kejuaraan
Grand Prix Marching Band. (Humas MBUII).
Kuliah KosongKalau ada jam kosong tidak ada pem-
beritahuan sebelumnya, paling hanya di
jejaring sosial facebook. Tapi tidak semua
mahasiswa selalu aktif di facebook, jadi
terkadang tidak tahu ada jam kosong
atau penggantinya. (Diah Yekti-JurusanIlmu Kimia 2011)
Kebersihan FasilitasPerlu Lebih Diperhatikan
Ketika kami masuk ke bangunan, kami
rasakan ada aroma yang menyengat.
Kadang kami berpikir itu berasal dari got.
Tapi kalau diperhatikan mungkin bau tak
sedap ini dikarenakan toilet yang terle-
tak di muka gedung K.H. Wachid Hasyimitu yang lumayan mengganggu kenya-
manan, karena bangunan yang semesti-
nya tercium aroma harum tiba-tiba saja
menye-ngat sesuatu yang aneh. (Nurul
Hamidah- Jurusan Pendidikan Agama Is-
lam 2013)
dok. MB UII
-
8/19/2019 kobarkobari-edisi-166-fe-dan-fh-bakal-pindah.pdf
11/12
11KOBARKOBARI EDISI 166 // XV // November 2013
-
8/19/2019 kobarkobari-edisi-166-fe-dan-fh-bakal-pindah.pdf
12/12
kosong,ada ide ?
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam melaknat laki-laki yang
menyerupai wanita dan wanita
yang menyerupai laki-laki.”
(HR. Al-Bukhari no. 5885, 6834)
IKLAN LAYANAN MASYARAKAT INIDIPERSEMBAHKAN OLEH LPM HIMMAH UII