klipping perpu & perda

6
SOSIALISASI UNDANG UNDANG NO 31 TAHUN 2009 DAN PERATURAN PEMERINTAH NO 46 Biro Hukum dan Organisasi melalui Bagian Peraturan dan Perundangan dan Bantuan Hukum BMKG mengadakan kegiatan Sosialisasi Undang - undang No. 31 tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika dan Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2012 mengenai penyelenggaraan Pengamatan dan Pengelolaan Data MKG di Hotel Bumi Surabaya, Senin (24/9). Dalam kegiatan ini turut mengundang Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur yang diwakili Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jawa Timur Drs. Sudarmawan. MM, Direktur Harmonisasi Peraturan Perundang-Undangan Kementerian Hukum dan HAM Nasrudin SH. MH, serta peserta dari lingkungan BPBD, Pemerintah Provinsi, Kesbang Polimas, Stasiun Meteorologi dan Geofisika BMKG di wilayah Jawa Timur. Acara dimulai dengan pembacaan kata sambutan Kepala BMKG Dr. Ir. Sri Woro B. Harijono, M.Sc yang disampaikan Kepala Balai Besar Wilayah III, I Wayan Suardana, SE. MM. Dalam sambutannya dijelaskan bahwa penyusunan Undang - Undang tentang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika berdasar pada penyelenggaraan cuaca, iklim dan kegempaan yang sebelumnya regulasinya tersebar di dalam berbagai undang-undang, maka dari itu dibentuklah Undang - Undang No. 31 tahun 2009 tentang MKG yang memiliki Visi Terwujudnya landasan hukum dalam pelaksanaan penyelenggaraan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika untuk menjamin tersedianya informasi MKG yang cepat, tepat sasaran, dan akurat untuk keselamatan dan kesejahteraaan masyarakat, yang dalam hal ini informasi peringatan dini tentang MKG sangat diperlukan untuk mengurangi dampak kerugian terutama korban jiwa. Selain itu pembentukan undang - undang tentang MKG ini juga berguna untuk menjawab perkembangan penyelenggaraan MKG sampai kurun waktu 20 tahun mendatang. Pembicara pertama dalam sosialisasi Sekretaris Utama BMKG Dr. Andi Eka Sakya, M.Eng menjelaskan mulai dari latar belakang terciptanya Undang - undang No. 31 tahun 2009, Kronologis dan Proses Penyusunan, Anatomi UU Nomor 31 Tahun 2009 serta Penjelasan Bab per Bab. Undang - undang No. 31 tahun 2009 ini tercipta atas dasar berbagai bencana yang terjadi dalam kehidupan masyarakat baik itu yang disebabkan oleh alam maupun manusia, kurangnya pemahaman manusia terhadap karakteristik bencana, kurang tepatnya informasi peringatan dini, serta ketidakberdayaan manusia.

Upload: dark-carberuz

Post on 06-Aug-2015

19 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: klipping perpu & perda

SOSIALISASI UNDANG UNDANG NO 31 TAHUN 2009 DAN PERATURAN PEMERINTAH

NO 46

Biro Hukum dan Organisasi melalui Bagian Peraturan dan Perundangan dan Bantuan Hukum BMKG mengadakan kegiatan Sosialisasi Undang - undang No. 31 tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika dan Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2012 mengenai penyelenggaraan Pengamatan dan Pengelolaan Data MKG di Hotel Bumi Surabaya, Senin (24/9). Dalam kegiatan ini turut mengundang Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur yang diwakili Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jawa Timur Drs. Sudarmawan. MM,

Direktur Harmonisasi Peraturan Perundang-Undangan Kementerian Hukum dan HAM Nasrudin SH. MH, serta peserta dari lingkungan BPBD, Pemerintah Provinsi, Kesbang Polimas, Stasiun Meteorologi dan Geofisika BMKG di wilayah Jawa Timur. 

Acara dimulai dengan pembacaan kata sambutan Kepala BMKG Dr. Ir. Sri Woro B. Harijono, M.Sc yang disampaikan Kepala Balai Besar Wilayah III, I Wayan Suardana, SE. MM. Dalam sambutannya dijelaskan bahwa penyusunan Undang - Undang tentang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika berdasar pada penyelenggaraan cuaca, iklim dan kegempaan yang sebelumnya regulasinya tersebar di dalam berbagai undang-undang, maka dari itu dibentuklah Undang - Undang No. 31 tahun 2009 tentang MKG yang memiliki Visi Terwujudnya landasan hukum dalam pelaksanaan penyelenggaraan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika untuk menjamin tersedianya informasi MKG yang cepat, tepat sasaran, dan akurat untuk keselamatan dan kesejahteraaan masyarakat, yang dalam hal ini  informasi peringatan  dini tentang MKG sangat diperlukan untuk mengurangi dampak kerugian terutama korban jiwa. Selain itu pembentukan undang - undang tentang MKG ini juga berguna untuk menjawab perkembangan penyelenggaraan MKG sampai kurun waktu 20 tahun mendatang.

Pembicara pertama dalam sosialisasi Sekretaris Utama BMKG Dr. Andi Eka Sakya, M.Eng menjelaskan mulai dari latar belakang terciptanya Undang - undang No. 31 tahun 2009, Kronologis dan Proses Penyusunan, Anatomi UU Nomor 31 Tahun 2009 serta Penjelasan Bab per Bab. Undang - undang No. 31 tahun 2009 ini tercipta atas dasar berbagai bencana yang terjadi dalam kehidupan masyarakat baik itu yang disebabkan oleh alam maupun manusia, kurangnya pemahaman manusia terhadap karakteristik bencana, kurang tepatnya informasi peringatan dini, serta ketidakberdayaan manusia.

Dilanjutkan dengan pembicara kedua Nasrudin SH. MH yang menjelaskan lebih detail mengenai Undang - Undang No. 31 tahun 2009 dan  Peraturan Pemerintah No. 46 tahun 2012 mengenai penyelenggaraan Pengamatan dan Pengelolaaan data MKG. Kemudian sebelum acara berakhir, peserta diberikan kesempatan untuk melakukan tanya jawab dengan kedua pembicara.   

Page 2: klipping perpu & perda

Setelah Jawa Timur, Gubernur Jawa Barat Tanda Tangani Larang Ahmadiyah di Wilayahnya!

Thu, 03/03/2011 - 11:20 WIB

BANDUNG, RIMANEWS --- Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) mengadakan jumpa pers terkait penandatanganan Peraturan Gubernur (Pergub) Jabar No 12 Tahun 2011 tentang Larangan Kegiatan Jemaat Ahmadiyah di Jawa Barat.

Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat menindaklanjuti SKB 3 Menteri (Menteri Agama, Jaksa Agung, dan Menteri Dalam Negeri) No Kep-033/A/JA/6/2008 dan Nomor 199 Tahun 2008 tentang Peringatan dan Perintah kepada Penganut Anggota dan atau Anggota Pengurus Jemaat Ahmadiyah Indonesia dan Warga Masyarakat.

Pergub diawali oleh risalah rapat FKPD tanggal 2 Maret 2011 di Gedung Pakuan yang intinya mendukung Pemprov Jabar untuk menetapkan pergub tetang larangan kegiatan jemaat Ahmadiyah di provinsi ini.

Pergub ditandatangani Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, Ketua DPRD Jabar Irfan Suryanegara, Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Moeldoko, Kapolda Jabar Irjen Pol Suparni Parto, Kajati Jabar Sugiyanto, dan Kakanwil Kemenag Jabar Saerodji.

"Keluarnya pergub ini untuk memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat dari adanya pertentangan akibat penyebaran paham keagamaan yang menyimpang," kata Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, Kamis (3/3/2011).

Selain itu, lanjutnya, pergub ini juga mengawasi Ahmadiyah dari kegiatan penyebaran penafsiran dan aktivitas menyimpang dari pokok-pokok ajaran agama Islam, mencegah perbuatan melawan hukum yang dilakukan masyarakat akibat penyebaran paham Ahmadiyah, melaksanakan pembinaan terhadap Ahmadiyah dan mengajak jemaat Ahmadiyah kembali menganut Islam.

Melaui pergub ini, akan ditingkatkan koordinasi antara TNI, Kepolisan, Kejaksaan, dan Pemda dalam penanganan Ahmadiyah serta meningkatkan sosialisasi SKB 3 Menteri.

"Aktivitas yang dilarang adalah penyebaran ajaran Ahmadiyah baik lisan mapun tulisan dan melalui media," ujarnya.

Larangan itu juga termasuk pemasangan papan organisasi jemaat Ahmadiyah di tempat umum, pemasangan papan nama pada tempat ibadah dan lembaga pendidikan yang mencantumkan indentitas Ahmadiyah.

Selain itu, pengenaan atribut Ahmadiyah dalam bentuk apapun juga dilarang untuk dilakukan. "Bila dilanggar, pemda akan menghentikan aktivitas Ahmadiyah sesuai dengan peraturan," tegas Heryawan.

Sementara itu, terkait koordinasi wilayah untuk beberapa daerah di Jabar yang masuk teritorial Kodam Jaya seperti Kodim kota Depok dan Bekasi, serta yang masuk Polda Metro Jaya, yaitu Polres Metro Depok, Polres Kota Bekasi, dan Polres Bekasi dilakukan koordinasi dengan Kodam Jaya dan Polda Metro Jaya.

Dia menjelaskan, kelembagaan yang terlibat dalam implementasi pergub ini adalah FKPD Jabar dan tim penanganan jemaat Ahmadiyah.

Kewenangan kelembagaan tersebut, adalah merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengkaji mengenai permasalahan Ahmadiyah, pelaksanaan deteksi dini, dan pencegahannya terkait Ahmadiyah, serta memberikan rekomendasi sebagai rumusan kebijakan Gubernur dalam mengatasi Ahmadiyah, melakukan pembinaan terhadap jemaat Ahmadiyah.

Page 3: klipping perpu & perda

10 Raperda Ditetapkan Menjadi Perda

Retribusi Ijin Penjualan dan Pelarangan Pengawasan Minuman Alkohol Lolos Voting

Retribusi ijin penjualan dan pelarangan pengawasan minuman alkohol lolos voting. (foto:frend/jurnalberita)

PACITAN (jurnalberita.com) - Setelah melalui pembahasan cukup panjang di DPRD, akhirnya 10 raperda yang diajukan eksekutif

memasuki babak final. Dalam sidang paripurna yang digelar di gedung DPRD Pacitan, Rabu (16/2/2011) pagi, sebagian besar anggota

legislatif sepakat menjadikan 10 raperda tersebut untuk ditetapkan menjadi peraturan daerah (Perda).

Dari kesepuluh raperda tersebut, 3 diantaranya harus diputuskan dengan voting. Ketiga raperda itu adalah Retribusi ijin penjualan

minuman beralkohol, Raperda pelarangan pengawasan dan pengendalian minuman beralkohol serta Raperda pengelolaan

pertambangan mineral dan batu bara. Kendatipun ada sebagian anggota dewan yang tidak setuju dengan ketiga raperda tersebut

untuk ditetapkan menjadi perda namun akhirnya bisa disetujui karena dalam pemungutan suara mayoritas anggota dewan

menyepakati.

Hanya saja wakil rakyat melalui panitia khusus memberikan catatan-catatan  terhadap ketiga raperda tersebut. Diantaranya untuk

raperda ijin penjualan minuman beralkohol dan raperda tentang pelarangan pengawasan dan pengendalian minuman beralkohol.

Dalam catatannya, wakil rakyat minta dengan terbitnya regulasi baru tersebut fungsi pengawasan dan pengendalian peredaran

minuman beralkohol bisa dijalankan sebaik-baiknya. Keberadaan Perda bukan untuk memberi kebebasan namun justru untuk

membatasi peredaran minuman beralkohol yang kian marak.

Selain dua raperda tentang minuman beralkohol dan Pengelolaan pertambangan mineral dan batu bara, tujuh raperda lainya adalah,

RPJP 2005-2025, Raperda retribusi pengendalian menara telekomunikasi, Retribusi cetak peta dan pengelolaan sampah. Selain itu

juga ada Raperda Pengelolaan air bawah tanah Raperda Perubahan atas perda no. 20 tahun 2007 tentang SO Daerah kabupaten

Pacitan serta Raperda Perubahan atas perda no. 21 tahun 2007 SO lembaga teknis daerah kabupaten Pacitan.

Page 4: klipping perpu & perda

Panwas Minta Kholilurrahman Didiskualifikasi 

GNBupati Khalilurrahman saat sidak ke gudang tembakau beberapa waktu lalu.

Tidak penuhi syarat Cabup karena tak punya ijazah SD atau yang sederajat

PAMEKASAN - Panwaslu Pilkada Pamekasan menilai cabup incumbent Khalilurrahman tidak memenuhi persyaratan, karena tidak memilik ijazah tingkat SD atau yang sederajat. Karena itu Panwaslu meminta  KPU Pamekasan untuk mendiskualifikasi Khalilurahman dari Bakal Cabup Pamekasan periode 2013-2018.

Dalam temuan Panwaslu bakal cabup Khalilurarhaman tidak  memenuhi persyaratan untuk maju sebagai cabup. Alasannya dari hasil kajian yang dilakukan Panwaslu, Kholilurrahman tidak punya ijazah SD atau yang sederajat dan juga tidak memiliki ijazah pengganti apabila dianggap ijazahnya hilang.

Panwaslu juga tidak menemukan adanya arsip bukti pengeluaran ijazah di MI Karanganyar Paiton Probolinggo, sekolah yang diklaim sebagai asal sekolah Khalilurrahman. Panwaslu hanya menemukan nomor induk 0179 atas nama M Cholil, masuk tanggal Februari 1970. Sedangkan dokumen pengeluaran ijazahnya tidak jelas. 

Dalam peraturan KPU NO 6/2011 tentang tatacara  cara pencalonan kepala daerah dan wakil kepala daerah, harus malampirkan foto copy ijazah, apal bila hilang maka harus ada ijazah pengganti. 

“Rekomendasi kami sudah dikirim ke KPU tanggal 6 kemerin.Tanggal 7 kemarin kami juga sudah  mengirim ke KPU Propinsi. Saat ini semua rekemondasi itu sudah menggelinding di KPU,” ungkap Agus Kasyanto. Anggota Panwaslu pamekasan, Kamis (8/11).

Dia mengungkapkan dari hasil kajian yang dilakukan Panwaslu, Cabup Khalilurrahman dianggap belum memenuhi syarat. Sebab tidak menunjukkan ijazah atau bukti pengganti ijazah. Panwas, kata Agus, telah melakukan penelitian berkas termasuk juga sudah turun mendatangi MI Karang Anyar Paiton Probolinggo, yang diklaim sebagai asal sekolah Khalilurrahman. 

“Kami melakukan kajian yang mendalam dan menyeluruh sehingga kesimpulan itu mucul.   Kami sudah serahkan ke KPU kabupaten dan propinsi, masalah keputusan final tentu saja di KPU. Lihat saja pada penetapan pasangan cabup cawabup pada 9 Nopember besok, “ katanya.

Agus mengaku pihaknya sudah tuntas melakukan pengawasan berksa bacabup cawabup. Memang tidak  bisa menemukan ijazah MI atau penganti kalau memang ijazahnya hilang. Dalam surat keterangan yang ditulis kepala MI Karanganyar juga tidak ada ada nomor seri ijazah atas nama Khalilurrahaman.

Sementara itu Ketua Pokja Pencalonan KPU Nurazizah mengaku telah menerima rekomendasi Panwaslu Pamekasan. Pihaknya juga mengaku sudah melakukan pembahasan dengan komiioner

Page 5: klipping perpu & perda

lainnya di KPU. Soal kepastiannya dia meminta menunggu nanti di 9 Nopember yakni pada penetapan pasangan calon. 

Ketua Tim Pemenangan pasangan KOMPAK (Khalilurrahman dan Masduki)  Hairil Utama menilai, rekomendasi tersebut adalah urusan Panwas. Dia berjanji akan melaporkan Panwas ke dewan kehormatan penyelenggara pemilu di Jakarta. Sebab yang dipersoalkan oleh panwas hanya  ijazah Khalilurrahman, padahal calon lain juga ada yang bermasalah. mas