klipping artikel

13
last update : 07 May 2005 STRESS PSIKOLOGIS DAN KEMATIAN Yuda Turana Ada semacam fenomena peningkatan angka kematian pada tanggal, minggu, maupun musim tertentu yang biasanya dihubungkan dengan berbagai situasi yang melatarbelakanginya, seperti kematian akibat influenza pada musim winter, kematian akibat kecelakaan lalulintas pada liburan akhir pekan, kematian akibat serangan jantung pada hari Senin dan bahkan kematian pada jam tertentu setiap hari ( siklus sirkadian ) . Peningkatan kematian yang terpola sesuai keadaan tertentu dapat berhubungan dengan fluktuasi proses alami ( seperti perubahan siklus tahunan ) atau berhubungan dengan masalah sosiokultural ( seperti : perubahan aktivitas antara kerja harian dan liburan akhir pekan ) Telah diketahui pula bahwa stress psikologis dapat mempengaruhi kesehatan bahkan sampai kematian seseorang. Mekanisme komplek mengenai hal ini banyak dibahas pada bidang psikoneuroimunologi. Dalam sepanjang sejarah epidemiologi , para peneliti telah juga memperhatikan banyak faktor yang cukup luas , namun difokuskan pada pengaruh fisik , kimia, dan biologi lingkungan dan efek faktor sosio- kultural yang negatif terhadap kematian , seperti kehilangan orang yang dikasihi , kehilangan pekerjaan dan perceraian. Namun disatu sisi kejadian yang sangat berarti bagi individu dapat menunda proses kematian beberapa saat, seperti seseorang yang dalam keadaan kritis mungkin memasuki fase 'tawar-menawar' dengan Tuhan untuk tetap hidup sampai pernikahan anaknya. Sebuah cerita pengalaman seorang dokter di rumah sakit yang pernah dimuat di BMJ mungkin dapat menggambarkan betapa besar pengaruh 'stress psikologis' terhadap kematian. Seorang pasien laki-laki usia 58 tahun , pedagang India yang bekerja di Afrika datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri dada . Istri dan anaknya yang

Upload: dasep-padilah

Post on 30-Nov-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

,

TRANSCRIPT

Page 1: Klipping Artikel

last update : 07 May 2005

STRESS PSIKOLOGIS DAN KEMATIAN

Yuda Turana

Ada semacam fenomena peningkatan angka kematian pada tanggal, minggu, maupun musim tertentu yang biasanya dihubungkan dengan berbagai situasi yang melatarbelakanginya, seperti kematian akibat influenza pada musim winter, kematian akibat kecelakaan lalulintas pada liburan akhir pekan, kematian akibat serangan jantung pada hari Senin dan bahkan kematian pada jam tertentu setiap hari ( siklus sirkadian ) . Peningkatan kematian yang terpola sesuai keadaan tertentu dapat berhubungan dengan fluktuasi proses alami ( seperti perubahan siklus tahunan ) atau berhubungan dengan masalah sosiokultural ( seperti : perubahan aktivitas antara kerja harian dan liburan akhir pekan )

Telah diketahui pula bahwa stress psikologis dapat mempengaruhi kesehatan bahkan sampai kematian seseorang. Mekanisme komplek mengenai hal ini banyak dibahas pada bidang psikoneuroimunologi. Dalam sepanjang sejarah epidemiologi , para peneliti telah juga memperhatikan banyak faktor yang cukup luas , namun difokuskan pada pengaruh fisik , kimia, dan biologi lingkungan dan efek faktor sosio-kultural yang negatif terhadap kematian , seperti kehilangan orang yang dikasihi , kehilangan pekerjaan dan perceraian. Namun disatu sisi kejadian yang sangat berarti bagi individu dapat menunda proses kematian beberapa saat, seperti seseorang yang dalam keadaan kritis mungkin memasuki fase 'tawar-menawar' dengan Tuhan untuk tetap hidup sampai pernikahan anaknya.

Sebuah cerita pengalaman seorang dokter di rumah sakit yang pernah dimuat di BMJ mungkin dapat menggambarkan betapa besar pengaruh 'stress psikologis' terhadap kematian. Seorang pasien laki-laki usia 58 tahun , pedagang India yang bekerja di Afrika datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri dada . Istri dan anaknya yang berusia 35 tahun bersama pasien tadi saat pemeriksaan elektrokardiografi menunjukkan adanya infark miokard posterior . Pasien ini sangat percaya bahwa dirinya akan meninggal hari itu. Sebelum terapi diberikan, dia berkata , "dokter , anda tahu usia saya 58 tahun . Kakak saya meninggal 3 tahun lalu pada usia 58 tahun, bibi saya juga meninggal pada usia 58 tahun dan …..," saya memotong pembicaraan , sambil berpikir sejenak , betapa hebatnya 'takhyul' merasuki ilmu kedokteran. " Anda tidak akan mati , tuan. Anda hanya membutuhkan tidur malam yang nyenyak. Silahkan katakan selamat malam pada anak dan istri anda" . " ….dan kakak sayapun meninggal akibat sakit jantung, usianya 58 tahun dan …..," Pasien tadi tetap meneruskan pembicaraannya. Setelah itu saya mengantar istri dan anaknya meninggalkan ruangan perawatan intensif. Istrinya meminta saya untuk memberikan ijin menemani suaminya sepanjang malam, namun kebijaksanaan rumah sakit tidak memungkinkan keluarga untuk tidur di dalam ruang perawatan intensif. Anaknya pun sekali lagi meminta kepada saya mengijinkan ibunya untuk tinggal, tapi secara sopan saya menolak permintaan itu dan mengantar mereka keluar ruang perawatan pada jam 11 malam. Pada jam 5.15 pagi, sekitar 6 jam setelah

Page 2: Klipping Artikel

saya meninggalkan ruang perawatan intensif , telepon berdering. " Dokter…..," suara suster yang gelisah, " kondisi pasien anda berubah ". Ini perkataan eufimisme untuk menyatakan pasien telah meninggal. Saya memastikan bahwa kematian memang telah terjadi saat mendengar jeritan tangis istrinya di luar pintu. "Bagaimana dia dokter….?" . Saya masih tidak tahu apa yang harus saya katakan pada istri pasien tadi. Kemudian dia berkata " dokter , lakukan sesuatu untuk saya , tolong saya , saya memohon..". "Apalagi yang bisa saya perbuat ?". Suara saya pelan dalam sedikit kebingungan. " Beri saya suntikan yang bisa membuat saya pergi bersamanya , saya memohon…..". Tidak ada sepatah katapun keluar dari saya dalam keheningan . Saya dengar suara langkah kaki mendekat dan terdengar suara anak laki-lakinya , " bagaimana ayahku ?" . Peristiwa ini kadang membuat saya ingin menangis saat teringat kembali perkataan anaknya saat itu , " Kami telah memohon berulang kali untuk membiarkan kami menghabiskan waktu dengan ayah pada malam terakhirnya di dunia dan dokter tidak memberikan kesempatan itu.."Sebuah umur kematian yang diturunkan atau merupakan suatu stress psikologis terhadap angka 58 ?.

Hubungan yang erat antara stress dan kematian dapat dilihat jelas pada sudden death syndrome , dimana individu yang kelihatannya sehat, mati mendadak dalam jangka waktu hitungan menit atau jam akibat suatu kejadian yang bermakna. WB Cannon (1942) menyebutnya sebagai voodoo death . Pada tahun 1965, Engel GL mengumpulkan 275 kasus kematian mendadak yang dimuat di surat kabar dan menganalisanya. Dalam pembagian menjadi 4 kategori penyebab , kematian paling banyak ( 135 kasus ) diakibatkan kejadian traumatik pada hubungan erat antar manusia, selanjutnya 103 kasus akibat suatu situasi yang membahayakan, pergulatan dan 'serangan'. Kemudian dilanjutkan dengan 21 kasus kematian akibat kehilangan status, harga diri , kegagalan ( semua 'korban' pada kategori ini adalah : laki-laki ), dan pada 16 kasus kematian terjadi saat 'kemenangan besar' atau 'perasaan menyenangkan'. Namun dari kesemua kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa 'korban' mati mendadak akibat dihadapkan pada suatu kejadian yang tidak mungkin diabaikan, sangat mengganggu, tidak diharapkan, dengan kualitas dramatis pada intensitas dan bersifat ireversibel atau menetap.

Besarnya pengaruh stress psikologis terhadap kematian sangatlah sulit bila akan dilakukan penelitian secara eksperimental karena terbentur masalah ethis, sehingga hubungan kedua hal tersebut banyak diteliti melalui pendekatan epidemiologi.

Philips DP , dkk, melakukan penelitian hubungan antara kematian dengan stress psikologis melalui studi epidemiologi dengan pendekatan fenomena kultural, yaitu suatu asosiasi yang tidak menyenangkan atau asosiasi negatif pada satu satu kelompok kultur ( China dan Jepang ) dengan kelompok kultur lain ( Amerika dan Eropa) terhadap simbol angka 4 dengan kematian. Dalam bahasa China, Kantonese dan Jepang kata 'angka 4' dan 'mati' dilafalkan hampir sama. Sehingga dalam kultur China dan Jepang angka 4 adalah tidak menyenangkan. Contoh beberapa konsekuensi hal tersebut adalah rumah sakit di China maupun Jepang tidak mencantumkan adanya lantai 4 maupun ruangan nomor 4. Pada kultur China dan Jepang pun dihindari untuk melakukan perjalanan pada tanggal 4. Dengan dasar tersebut dibuat hipotesa, bila memang angka 4 merupakan angka yang

Page 3: Klipping Artikel

menimbulkan stress psikologis maka angka kematian akan mencapai puncak pada tanggal 4 pada kelompok kultur Jepang dan China dibandingkan kultur lainnya. Hasil penelitian cukup mencengangkan yaitu adanya puncak jumlah kematian pada orang China dan Jepang yang sebelumnya menderita sakit jantung pada tanggal 4 dibandingkan orang Amerika dan Eropa. Mengenai angka 13 dengan 'mati' tidak ada lafal pengucapan yang sama dalam kultur Amerika dan Eropa sehingga tidak ada peningkatan angka kematian pada tanggal tersebut.

Pengaruh stress psikologis awal bulan maupun awal hari kerja setiap minggu terhadap kematian juga telah diteliti oleh beberapa peneliti. Evans C , dkk melakukan penelitian berdasarkan data catatan kematian di Skotlandia antara tahun 1986 sampai 1995 yang meliputi 91.193 laki-laki dan 79.051 perempuan yang meninggal akibat penyakit jantung koroner. Didapatkan data adanya peningkatan kematian pada hari Senin akibat penyakit jantung koroner ( PJK) di luar rumah sakit pada orang -orang yang sebelumnya tidak pernah dirawat di rumah sakit akibat PJK. Penyebab peningkatan kematian tersebut kemungkinan disebabkan oleh peningkatan kebiasaan minum di akhir pekan atau juga akibat stress psikologis pekerjaan pada hari pertama kerja. Sedangkan pengaruh awal bulan terhadap peningkatan angka kesakitan dan kematian dapat disebabkan oleh beberapa kejadian yang tidak menyenangkan seperti stress psikologis akibat berbagai tagihan pembayaran . Penelitian Durkheim ( 1897 ) menunjukkan pula angka bunuh diri tinggi pada awal bulan dibandingkan akhir bulan . Shaner , dkk yang melakukan studi terhadap 105 orang veteran yang menderita skizofrenia menunjukkan adanya peningkatan angka perawatan rumah sakit pada awal bulan yang disebabkan karena penggunaan kokain, setelah mereka menerima tunjangan kecacatan dari pemerintah. Selain itu pula penyalahgunaan obat dan penggunaan kokain meningkatkan kejadian bunuh diri, pembunuhan maupun kecelakaan lalu lintas.

Witte DR , dkk melakukan penelitian pengaruh besarnya stress psikologis pada pecandu sepakbola di Belanda pada saat dilakukan pertandingan antara kesebelasan Belanda melawan Prancis pada perempat final kejuaraan sepakbola Eropa 1996. Hasil pertandingan itu berakhir nol-nol meskipun memasuki waktu tambahan dan akhirnya dimenangkan oleh kesebelasan Perancis melalui adu Penalti. Sekitar 9.8 juta penduduk Belanda menyaksikan pertandingan tersebut. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa angka kematian akibat PJK maupun stroke meningkat pada laki-laki Belanda saat hari dilakukannya pertandingan tersebut.

Penelitian lain menunjukkan hal sebaliknya yaitu besarnya pengaruh psikologis dalam menunda kematian. Penelitian yang dilakukan Phillips , dkk pada kultur China maupun kultur Yahudi menunjukkan adanya fenomena dip/peak angka kematian pada kejadian penting pada kehidupan seseorang. Penemuan itu menunjukkan bahwa seseorang dapat memperpanjang hidupnya sampai beberapa saat setelah kejadian penting dalam hidupnya seperti perayaan tertentu, hari ulang tahun ataupun pernikahan seseorang. Sering juga didapatkan suatu fenomena di rumah sakit seseorang yang koma sekian lama meninggal setelah semua orang yang begitu penting dalam hidupnya telah berkumpul di sampingnya. Diketahui pula bahwa Thomas Jefferson dan John Adams ( Presiden USA ) meninggal pada tanggal 4 Juli ( tanggal deklarasi kemerdekaan Amerika ). Adalah bukan

Page 4: Klipping Artikel

suatu hal yang kebetulan bila kita mengetahui kata terakhir yang diucap Jefferson sebelum meninggal adalah menanyakan apakah hari itu tanggal 4 , seperti yang diceritakan oleh dokter pribadinya. KEPUSTAKAAN1. Pelletier KR. Stress : Etiology, assessment, and management in holistic medicine. In : Selye H ( ed ). Selye's Guide to stress research. New York 1983 . Van Nostrand Reinhold Co. p. 43-752. Konotey- Ahulu. The suprascientific in clinical medicine : a challenge for professor Know All. BMJ 2001 : 323: 1452-33. Phillips DP, Liu GC, Kwok K, Jarvinen JR, Zhang W, Abramson IS. The Hound of Baskervilles effect : natural experiment on the influence of psychological stress on timing of death. BMJ 2001 : 323 ; 1443 - 6.4. Phillips DP, King EW. Death takes holiday : mortality surrounding major social occasions. The Lancet 1988 ; September : 728 - 32.5. Phillips DP, Smith DG. Postponement of death until symbolically meaningful occasions. JAMA 1990 ; 263 :1947 - 51 6. Evans C, Chalmers J, Capewell S, Redpath A, Finlayson A, et al. " I don't like Mondays" - day of the week of coronary heart disease deaths in Scotland: study of routinely collected data. BMJ 2000 ; 320 : 218- 97. Witte DR, Bots ML, Hoes AW, Grobbee DE. Cardiovascular mortality in Dutch men during 1996 European football championship: longitudinal population study. BMJ 2000; 321 : 1552-48. Samuels MA. Neurogenic heart and lung disease. Available on : CD Room AAN 2002.9. Phillips DP, Christenfeld N, Ryan NM. An Increase in the number of deaths in the united states in the first week of the month. N Eng J Med 1999; 341 : 93-810. Shaner A, Eckman TA, Roberts LJ, et al. Disability income , cocaine use, and repeated hospitalization among schizophrenic cocaine abusers: a government -sponsored revolving door. N Eng J Med 1995 ; 333: 777-8311. Lerner BH. Can stress cause disease? Revisiting the tuberculosis research of Thomas Holmes, 1949-1961. Ann Intern Med 1996 ; 124 : 673-680.

Page 5: Klipping Artikel

last update : 01 February 2008

KIAT HIDUP SEHAT DENGAN BERPIKIR POSITIF

Dr. Yuda Turana, SpS

Kita sudah ketahui bahwa begitu besar pikiran terhadap fisik kita . Dalam dunia medis hal ini disebut sebagai psikoneuroimunologi. Sebagai contoh : saat kita melihat sesuatu yang menjijikkan mungkin kita akan merasa mual dan muntah, hal ini bukan berarti mual dan muntah karena lambung yang sakit, namun karena pikiran negatif kita mempengaruhi lambung sehingga timbul rasa mual dan muntah. Begitu juga saat kita melihat sesuatu yang menakutkan mungkin jantung kita akan berdebar-debar atau mungkin juga sampai pingsan, hal ini juga bukan karena fungsi jantung yang tidak normal, namun lebih pada pikiran negatif kita yang mempengaruhi fungsi jantung. Saya mau bilang di sini bahwa begitu besar pikiran negatif mempengaruhi fungsi organ kita, Nah begitu juga dengan pikiran positif akan membantu jantung dan lambung anda untuk lebih rileks

Dalam kehidupan kita pasti kita pernah marah. Saat marah jantung akan berdetak lebih cepat dan adanya perubahan metavbolisme di tubuh.  Amarah merupakan pikiran negatif utama yang dapat menyebabkan kematian, tak heran serangan jantung atau stroke terjadi saat seseorang sedang marah. Contoh kasus berikut dapat menggambarkan situasi kemarahan tersebut : Beberapa waktu yang lampau , kata pria itu,tubrukan ringan di salah satu sisi mobilnya menjurus pada pengalaman yang sia sia dan mengecewakan. Setelah menempuh birokrasi asuransi yang tdk kunjung usai dan proses reparasi yang malah merusak mobilnya, ia malah jadi berhutang banyak. Itupun bukan kesalahannya. Begitu jengkelnya ia, sehingga setiap kali ia naik mobil itu merasa muak. Akhirnya karena frustasi ia menjual mobil itu. Bertahun-tahun kemudian, kenangan itu masih membuat pria itu pucat saking marahnya. Hal ini merupakan bagian sesi wawancara pada penelitian terhadap orang-orang yang pernah mengalami serangan jantung, dan saat menceritakan hal ini terjadi penurunan pemompaan jantung sebesar 5- 7 % ( bisa dibayangkan saat kejadian tubrukan penurunan pemompaan jantung pasti lebih besar dari itu !).  penelitian SUMS  pada 1012 pria dan wanita  yang dilakukan pemantauan selama 8 tahun  menunjukkan pria yang paling agresif dan paling suka bermusuhan  mempunyai risiko tinggi serangan jantung ke 2. Penelitian  lain  pada 929 pria  dengan  pemantauan selama 10 tahun  menunjukkan  sifaf  pemarah 3 kali risiko serangan jantung , menjadi 5 kali bila kholesterol tinggi.

Apakah amarah diungkapkan atau tidak, adalah hal yang tidak penting dibandingkan dengan apakah amarah itu kronis atau tidak. Sikap amarah kronis : sinisme, curiga terus menerus, melontarkan celaan, ketersinggungan dan amarah secara terbuka Konsep berpikir positif yang dapat diterapkan adalah sebagai berikut :BILA KITA MEMPUNYAI SUATU PROBLEM DAN PROBLEM ITU TIDAK BISA KITA UBAH MAKA YANG HARUS KITA UBAH ADALAH SIKAP KITA TERHADAP PROBLEM TERSEBUTContoh : saat anda akan berangkat ke kantor untuk suatu rapat yang sangat penting

Page 6: Klipping Artikel

karena anda akan dipromosikan. Anda sudah berangkat dari pagi, mempersiapkan segala bahan presentasi, dan anda sudah pula diingatkan oleh atasan anda untuk jangan telat. Dalam perjalanan semuanya berjalan lancar, namun ternyata ada truk gandeng terbalik di jalan utama!. Jalanan macet total , tidak bergerak, tidak ada jalan alternatif yang bisa diambil. 30 menit berlalu, tetap tidak bergerak, anda mulai cemas gelisah , anda akan terlambat. Pasti terlambat!. Anda mempunyai problem saat itu , bahwa truk terbalik dan jalanan macet, apakah anda bisa mengubah problem tersebut ? sudah pasti tidak, dan anda pasti terlambat dengan segala risikonya. Pada situasi tersebut yang anda harus ubah adalah sikap anda. Rasa cemas, kuatir , kecewa tidak akan membuat kemacetan berubah dan persoalan berubah. Namun dalam situasi tersebut ubahlah sikap anda menjadi positif seperti : dengarkan musik yang anda sukai , mungkin dapat berbaring sesaat di mobil ( karena bangun pagi terlalu dini ) dsb.

Page 7: Klipping Artikel

GANGGUAN SALURAN PENCERNAAN DAN PENGARUH DARI FAKTOR PSIKOLOGIS

Adakalanya ketika dalam keadaan tertekan, kita merasa sakit perut. Timbulnya gangguan pada saluran cerna cukup sering dikeluhkan dan menjadi masalah kesehatan dalam masyarakat. Penyakit-penyakit yang timbul pada saluran cerna, selain disebabkan oleh adanya faktor organik (kelainan struktur saluran cerna, infeksi) ternyata 40-60 % merupakan sindrom fungsional. Penderita dapat mengalami gangguan pencernaan walaupun penyebab dan mekanisme terjadinya gangguan tersebut secara pasti belum diketahui secara pasti, namun gangguan tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor psikologis. Sindrom fungsional pada gangguan saluran cerna tersebut, antara lain adalah : gastritis (upper abdominal syndrome), sindrom fungsional hipogastrium (lower abdominal syndrome), dan aerofagi.

GASTRITIS (UPPER ABDOMINAL SYNDROME)Gangguan pencernaan bagian atas yang secara umum dikenal sebagai penyakit “maag” merupakan gangguan saluran cerna yang cukup sering dikeluhkan. Selain disebabkan oleh faktor organik seperti adanya luka/peradangan pada saluran cerna bagian atas (lambung), gangguan ini juga dihubungkan dengan faktor psikologis mendasarinya. Gangguan ini ditandai antara lain oleh adanya rasa sakit dan atau rasa penuh di daerah epigastrium (ulu hati), kanan atau kiri di bawah lengkung iga.

Rasa sakit bersifat membakar atau samar-samar, tidak jarang menjalar, intensitasnya sedang, menghebat karena makanan atau langsung setelah makan, tidak ada hubungannya dengan kejadian tertentu. Gejala-gejala lain yang timbul antara lain gangguan menelan, eruktasi (bersendawa), pirosis (merasa terbakar dan rasa asam atau pahit), mual dan muntah, kembung (meteorismus), dan lain-lain.

Penderita gastritis biasanya menunjukkan perubahan yang cukup mencolok yaitu sikap depresi. Seringkali penderita menyalahkan lingkungan atau makanannya, tetapi ternyata dengan diet (makanan) juga tidak mengurangi rasa sakitnya. Mereka memiliki angan-angan untuk dirawat, dimanja, dan untuk memiliki objek yang diinginkan sehingga mereka sulit menemukan kepuasan yang dibutuhkannya. Keseimbangan yang rapuh yang mudah menjadi runtuh dapat terlihat ketika penderita mengalami keluhan pada saluran cernanya dan jelas terlihat adanya ketergantungan pada objek yang memanjakannya.

Tetapi penderita merasa takut tergantung pada orang yang menguasainya dan ketergantungan ini dirasakannya sebagai suatu penghinaan. Rasa takut ketergantungan, dan terhina mengakibatkan sikap agresif terhadap mereka, yang dapat memberikan kepuasan. Timbulnya depresi pada penderita gastritis dikarena mereka mengelakkan agresi yang timbul agar tidak kehilangan obyek yang memanjanya, dan ini menimbulkan rasa bersalah (guild) yang dirasakan dirinya sebagai sesuatu yang sangat buruk.

DROM FUNGSIONAL HIPOGASTRIUM (LOWER ABDOMINAL SYNDROM)Gangguan pencernaan yang mengenai saluran cerna bagian bawah ini juga dikenal

Page 8: Klipping Artikel

sebagai spastic colon, irritable colon, colitis nervosa, dan obstipasi spastic. Tidak ditemukannya penyebab spesifik (infeksi, peradangan atau gangguan anatomis) dari hasil pemeriksaan pada saluran cerna bagian bawah, walaupun penderitanya tetap mengeluhkan kelainan pada pencernaannya, merupakan salah satu petunjuk kecurigaan adanya sindrom fungsional hipogastrium.

Penderita penyakit ini akan mengeluhkan rasa sakit pada perut, biasanya di bawah pusat, diare atau obstipasi (sembelit). Bila terjadi obstipasi, feses penderita dapat keluar berbentuk seperti potlot atau tahi kambing (obstipasi spastik).

Faktor psikologis yang berperan pada penderitanya yaitu adanya harapan-harapan untuk meminta lebih banyak lagi dari orang lain karena mereka telah memberi banyak pada orang tersebut. Angan-angan utama untuk dimanja telah berhasil diubahnya menjadi mekanisme-mekanisme pengelak, sehingga tidak timbul reaksi terhadap angan-angan pemanjaan yang tak dirasa puas. Mereka secara sadar yakin dapat memberi banyak kepada orang lain namun secara tidak sadar mereka meminta/mengharapkan lebih banyak lagi.

Penderita gangguan ini pada puncak intelektualitasnya dapat secara terus terang mengakui bahwa dengan prestasi yang mereka miliki, mereka dapat meminta lebih banyak. Secara tidak sadar mereka merasa bahwa mereka telah memberi “terlampau banyak”. Pertahanan diri mereka akan runtuh dan dapat mengakibatkan timbulnya gangguan saluran cerna tersebut bila mereka merasa “tidak dapat membayar” atau ketika meraka merasa dirinya “kurang dibayar”.

AEROFAGIGejala yang timbul dari gangguan saluran cerna ini adalah berupa rasa sakit perut dan perut dirasakan penuh dan membengkak, hal ini dibuktikan dengan bersendawa (belching) yang keras bertubi-tubi. Simtom ini terutama ditemukan pada meraka yang bergantian menelan dan mengeluarkan udara. Bila tidak dapat bersendawa, maka perut akan terasa kembung (meteorismus) dan kentut (flatus) yang tidak berbau.

Gejala-gejala tersebut juga sering disebut sebagai sindrom Roemheld yang terdiri dari rasa sakit di daerah jantung yang disebabkan oleh diafragma yang tertekan ke atas oleh lambung yang membengkak karena terisi oleh udara (meteorismus).

Penatalaksanaan sindrom fungsional saluran cerna ini memerlukan kerjasama yang baik dari penderita dan dokter yang merawatnya serta jika diperlukan dapat meminta bantuan dari seorang psikiater. Karena penyebab yang mendasari gangguan ini adalah faktor psikologis (setelah hasil pemeriksaan tidak ditemukan adanya penyebab organik yang mendasari nya) dari penderitanya maka selain memberikan pengobatan yang dapat mengurangi gejala yang dialami penderitanya maka psikoterapi juga dibutuhkan untuk menghilangkan atau setidaknya mengurangi gangguan ini.

Yang terlebih penting adalah peran serta dari penderita untuk mengatasi masalah yang dialaminya dengan petunjuk dan bantuan dari dokter dan psikiaternya.