klasifikasi posisi tektonik gunungapi
DESCRIPTION
Tugas Vulkanologi Minggu 9 (HMG 2012)TRANSCRIPT
-
Tugas ke: 9
KLASIFIKASI POSISI TEKTONIK GUNUNGAPI
DISUSUN OLEH:
DEBBIE NOVALINA
270110120057
GEOLOGI B
FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2014
-
BAB I
RESUME HASIL BACAAN
Lempeng tektonik adalah bagian dari kerak bumi dan merupakan lapisan paling atas.
Permukaan bumi terdiri dari 15 lempeng besar (mayor) dan 41 lempeng kecil (minor), 11
lempeng kuno dan 3 dalam orogenesa, dengan jumlah keseluruhan 70 lempeng tektonik yang
tersebar di seluruh permukaan bumi. Lempeng mayor di antaranya Lempeng Afrika,
Lempeng Antartika, Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, Lempeng Amerika Utara,
Lempeng Amerika Selatan, dan Lempeng Pasifik.
Lempeng tetonik memiliki nama yang berbeda beda sesuai tempat atau asal
lempeng itu berada. Pada 225 juta tahun yang lalu, seluruh daratan di bumi ini merupakan
satu kesatuan yang disebut dengan Benua Pangaea pada zaman Permian. Pergerakan lapisan
bumi terus terjadi saat 200 juta tahun yang lalu pada zaman Triassic terbagi menjadi 2, yaitu
Benua Laurasia dan Benua Gondwanaland. Pergerakan lapisan bumi terjadi hingga saat ini
terbagi menjadi 5 belahan benua. Perubahan keadaan permukaan bumi terjadi selama 4
zaman kurang lebih selama 225 juta tahun. Perubahan permukaan bumi ini yang
mengakibatkan adanya batas batas lempeng tektonik di masing masing lapisan bumi.
Pergerakan yang berasal dari tenaga endogen ini mengakibatkan sebuah siklus batuan dalam
proses pergeseran lempeng.
Lempeng tektonik merupakan sebuah siklus batuan di bumi yang terjadi dalam skala
waktu geologi. Siklus batuan tersebut terjadi dari pergerakan lempeng bumi yang bersifat
dinamis. Dengan pergerakan lempeng tektonik yang terjadi mampu membentuk muka bumi
serta menimbulkan gejala gejala atau kejadian kejadian alam seperti gempa tektonik,
letusan gunung api, dan tsunami. Pergerakan lempeng tektonik di bumi digolongkan dalam
tiga macam batas pergerakan lempeng, yaitu konvergen, divergen, dan transform
(pergeseran).
Kerak bumi terdiri dari lempengan-lempengan, ada lempengan benua besar dan ada
lempengan benua kecil. Di antara lempengan-lempengan itu terdapat retakan-retakan besar di
kerak bumi. Lempengan-lempengan itu bergerak perlahan-lahan ke arah permukaan bumi. Di
beberapa tempat lempengan-lempengan itu bergerak saling menjauh dan di beberapa tempat
lainnya lempengan-lempengan tersebut bergerak saling mendekat dan bertabrakan.
-
Lempengan-lempengan yang saling menjauh akan menyebabkan melebarnya dasar samudra,
sedangkan lempengan-lempengan yang saling bertabrakan akan membentuk pegunungan.
Ketika lempengan India-Australia bertabrakan dengan lempengan Eurasia, lempengan
tersebut longsor jatuh ke dalam bumi di bawah Indonesia. Suhu yang tinggi melelehkan
pinggiran lempengan sehingga menghasilkan magma. Di banyak tempat, magma itu
kemudian muncul ke permukaan bumi dan membentuk gunung-gunung api. Pada saat
lempengan menurun melalui parit samudra maka lempengan benua tersebut mengeluarkan
tekanan yang mengakibatkan di kawasan ini sering terjadi gempa.
1. Teori Lempeng Tektonik (Tectonic Plate Theory)
Teori Lempeng Tektonik dikemukakan oleh Tozo Wilson. Berdasarkan Teori
Lempeng Tektonik, kulit bumi terdiri atas beberapa lempeng tektonik yang berada di atas
lapisan astenosfer yang berwujud cair kental. Lempeng-lempeng tektonik pembentuk kulit
bumi selalu bergerak karena adanya pengaruh arus konveksi yang terjadi pada lapisan
astenosfer dengan posisi berada di bawah lempeng tektonik kulit bumi. Teori lempeng
tektonik muncul setelah Alfred Wegener, seorang ahli meteorologi dan geologi dari Jerman
dalam buku The Origin of Continents an Oceans (1915), mengemukakan bahwa benua yang
padat sebenarnya terapung dan bergerak di atas massa yang relatif lembek (continental drift).
Selain itu, berdasarkan hasil pengamatannya beberapa bagian benua terdapat kesamaan
bentuk pantai antara benua satu dengan lainnya. Ia juga mendapati kesamaan geologi dan
kesamaan makhluk yang hidup di pantai seberang. Inti dari teori lempeng tektonik adalah
kerak Bumi sebetulnya terdiri atas lempengan-lempengan besar yang seolah mengapung dan
bergerak pada lapisan inti Bumi yang lebih cair. Teori ini dibuktikan oleh pakar-pakar
geologi dengan waktu hampir setengah abad dan diterima sejak tahun 1960-an. Hingga kini
teori ini telah berhasil menjelaskan berbagai peristiwa geologis, seperti gempa bumi,
-
tsunami, dan meletusnya gunung berapi, serta bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan
samudra. Teori ini juga membuktikan bahwa benua-benua selalu bergeser. Berdasarkan
arahnya, gerakan lempeng-lempeng tektonik dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu
sebagai berikut:
a) Konvergen
Konvergen yaitu gerakan saling bertumbukan antarlempeng tektonik. Tumbukan
antarlempeng tektonik dapat berupa tumbukan antara lempeng benua dan benua, atau antara
lempeng benua dan lempeng dasar samudra. Pada bidang batas pertemuan akan terjadi
palung laut atau lipatan. Zona atau tempat terjadinya tumbukan antara lempeng tektonik
benua dan benua disebut zona konvergen. Contohnya tumbukan antara lempeng India dan
lempeng benua Eurasia yang menghasilkan terbentuknya pegunungan lipatan muda
Himalaya dan merupakan pegunungan tertinggi di dunia dengan puncak tertingginya, Mount
Everest. Contoh lainnya, tumbukan lempeng Italia dengan Eropa yang menghasilkan
terbentuknya jalur Pegunungan Alpen. Zona berupa jalur tumbukan antara lempeng benua
dan lempeng dasar samudra, disebut zona subduksi (subduction zone), contohnya,
tumbukan antara lempeng benua Amerika dan lempeng dasar Samudra Pasik yang
menghasilkan terbentuknya Pegunungan Rocky dan Andes. Di wilayah ini umumnya rawan
terhadap gempa bumi dan banyak ditemui gunung api.
b) Divergen
-
Divergen yaitu gerakan saling menjauh antarlempeng tektonik, contohnya gerakan
saling menjauh antara lempeng Afrika dan Amerika bagian selatan. Zona berupa jalur tempat
berpisahnya lempeng-lempeng tektonik disebut zona divergen (zona sebar pisah). Lempeng
bergerak saling menjauh ( berlawanan ). Pada batas pergerakan akan terbentuk kerak bumi
yang baru karena naiknya materi dari lapisan mantel (magma) ke permukaan bumi dan
membeku sehingga membentuk punggung laut.
c) Sesar Mendatar (Transform)
Transform yaitu gerakan saling bergesekan (berlawanan arah) antarlempeng tektonik.
Contohnya gesekan antara lempeng Samudra Pasik dan lempeng daratan Amerika Utara
yang mengakibatkan terbentuknya Sesar San Andreas yang membentang sepanjang kurang
lebih 1.200 km dari San Francisco di utara sampai Los Angeles di selatan Amerika Serikat.
Zona berupa jalur tempat bergesekan lempeng-lempeng tektonik disebut Zona Sesar
Mendatar (zona transform). Terjadi pergeseran dua lempeng dengan arah yang
berlawanan. Pergersaran tidak menimbulkan penghilang atau pemunculan kerak bumi, tetapi
akan terjadi patahan ( sesar ). Gerakan ini akan menimbulkan terjadi gempa tektonik.
2. Persebaran Gunung Api
-
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan
sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang
memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan
bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.
Dalam aktivitas gerak lempeng tektonik, pada tepian lempeng tersebut umumnya muncul
aktivitas vulkanisme dan gempa bumi. Lempeng-lempeng yang bergerak adalah merupakan
rangkaian gunung api atau juga terdapat titik-titik pusat gempa. Pola dan sebaran gunungapi
serta gempa bumi tersebut tentunya tidak terlepas dari keterkaitannya dengan proses alam
lainnya, yaitu akibat gerak mendatar lempeng-lempeng, baik secara tumbukan (konvergen),
divergen, maupun berpapasan.
Saat ini gunung api yang aktif di dunia berjumlah 500 sampai 600 buah yang tersebar di tiga
tempat utama, yaitu sebagai berikut:
a. Di sekitar Samudera Pasifik (sekitar 62%) dengan rincian sekitar 45% tersebar
dikepulauan Pasifik Bagian Barat dan 17% di daerah pinggiran Pasifik Utara dan Pasifik
Selatan.
b Di Indonesia (14%). Terletak memanjang membentuk jalur pengunungan aktif sepanjang
7.000 - 7.500 km dan lebar 50 - 200 km, mulai dari Aceh di ujung barat hingga Halmahera di
ujung timurnya.
c. Sisanya tersebar di busur kepulauan dan pinggiran Amerika di Pasifik. Sekitar 3% terletak
di Pasifik Tengah (Hawaii dan Samoa), 1% terdapat di pulau-pulau di Samudera Hindia, 13%
di Atlantik (Azores, Cape Verde Island, Kanada, dan Medeira yang merupakan gunungapi
bawah laut), dan 7% tersebar di Mediteran dan Asia Kecil Utara. Sekitar 4%-nya terletak di
tengah benua dan dikenal sebagai African Rift System.
-
Gunung api tersebut sebagian besar terdapat di daratan, yaitu sekitar 83%, sedangkan
sisanya tersebar sebagai gunungapi bawah laut atau dinamakan sub marine volcano.
Penyebarannya mengikuti jalur-jalur memanjang, yang diduga ada kaitannya dengan
rekahan-rekahan kulit bumi.
Jalur I merupakan jalur gunung api yang mengikuti jalur pegunungan lipatan di
sepanjang pinggiran Pasifik, terus menyambung melalui Pegunungan Andes, Amerika
Tengah, Meksiko, Amerika Bagian Barat, dan Kanada, Alaska, Asia, Kamchatka, Jepang,
Filipina, Indonesia Timur, Kepulauan Melanesia, dan Selandia Baru. Di sebelah barat, di
sepanjang pinggiran benua Asia dan Afrika, deretan gunung apinya mengikuti rangkaian
kepulauan dan sisanya membusur ke samudera. Batas antara rangkaian pulau-pulau tersebut
dan Samudera Pasifik masing-masing mempunyai sifat dan keadaan geologi mulai dari
sebelah timur pulau-pulau Bouier dan Mariana di utara Irian (Papua), melewati Kepulauan
Solomon dan berakhir di Kepulauan Tonga dan Karnadek.
Jalur II merupakan daerah gunung api yang tak sempurna mengikuti jalur
pegunungan lipatan muda. Mulai laut tengah hingga ke Asia Kecil dan Kepulauan Indonesia.
Jalur ini di bagian timur Asia dipotong oleh deretan pegunungan tinggi Asia. Gunung api
bawah laut pada jalur ini ditemukan di beberapa tempat, antara lain di Laut Tengah, yaitu
antara Sisilia dan Tunisia, di daerah Kepulauan Lipari dekat pesisir Arakan dan di Indonesia.
Aktivitas gunung api merupakan sebab utama adanya sebaran panas bumi, terutama
hidrotermal. Batuan pemanas dari aktivitas vulkanisme akan berfungsi sebagai sumber
pemanasan air. Panas yang ditimbulkan oleh pergerakan sesar aktif kadang-kadang berfungsi
pula sebagai sumber panas. Seperti sumber-sumber mata air panas di daerah sekitar
gunungapi di sepanjang jalur sesar aktif Palu - Koro, di Sulawesi.
Di Indonesia terdapat 400 gunung berapi, tetapi yang masih aktif kira-kira 80 gunung
saja. Gunung-gunung tersebut digolongkan atas 3 barisan, yakni:
a. Sumatra Jawa Nusa Tenggara sekitar laut banda
b. Halmahera dan Pulau-Pulau disebelah baratnya.
c. Sulawesi Utara Pulau sangihe Pulau Mindanao.
Beberapa gunung berapi di Indonesia yang sangat berbahaya letusannya adalah
Gunung Tambora di pulau sumbawa yang meletus tahun 1815, Gunung Krakatau yang
meletus tahun 1883, gunung kelud yang meletus tahun 1919, gunung merapi yang meletus
-
tahun 1930, Gunung Agung yang meletus tahun 1962/1963 dan gunung galunggung yang
meletus tahun 1982.
Ada tiga sistem pokok persebaran pegunungan yang bertemu di Indonesia, yaitu:
a. Sistem Sunda
b. Sistem Busur Tepi Asia
c. Sistem Sirkum Australia.
3. Proses Terjadinya Gunung Api di Wilayah Indonesia
Ketika pinggiran lempengan India-Australia bertabrakan dengan lempengan Eurasia,
lempengan tersebut longsor jauh ke dalam bumi, di bawah Indonesia. Suhu yang sangat
tinggi telah melelehkan pinggiran lempengan sehingga menghasilkan magma. Di banyak
tempat, magma ini kemudian muncul melalui retakan di permukaan bumi dan membentuk
gunung-gunung api. Tabrakan kedua lempengan tersebut, membentuk Pegunungan
Himalaya, yakni busur gunung api di Indonesia, parit Jawa dan dataran tinggi Papua Nugini.
Busur gunung-gunung api di Indonesia terbentuk dengan cara seperti ini. Gempa bumi
umumnya terjadi di kawasan ini karena lempengan benua mengeluarkan tekanan pada saat
lempengan itu menurun melalui parit samudera. Gunung-gunung api yang terbentuk dengan
cara ini disebut gunung api andesit karena lava yang dikeluarkan-nya membentuk batuan
yang disebut andesit. Gunung-gunung api andesit sifatnya sangat mudah meletus dan sulit
diperkirakan.
4. Persebaran Gunung Api di Indonesia
Di Indonesia terdapat 400 gunung berapi, tetapi yang masih aktif kira-kira 80 gunung
saja. Gunung-gunung tersebut digolongkan atas tiga barisan, yaitu :
(1) Sumatera - Jawa - Nusa Tenggara - sekitar Laut Banda.
(2) Halmahera dan pulau-pulau di sebelah baratnya.
(3) Sulawesi Utara - Pulau Sangihe - Pulau Mindanao.
Ada tiga sistem pokok persebaran pegunungan yang bertemu di Indonesia, yaitu sistem
Sunda, sistem Busur Tepi Asia dan sistem Sirkum Australia.
4.1. Sistem Sunda
-
Sistem ini dimulai dari Arakan Yoma di Myanmar sampai ke Kepulauan Banda di
Maluku dengan panjang kurang lebih 7.000 km yang terdiri dari lima busur pegunungan,
yaitu :
(1) Busur Arakan Yoma, terpusatdi Shan (Myanmar).
(2) Busur Andaman Nicobar, terpusat di Mergui.
(3) Busur Sumatera Jawa, terpusat di Anambas.
(4) Busur Kepulauan Nusa Tenggara, terpusat di Flores.
(5) Busur Banda, terpusat Banda.
Secara umum, sistem Sunda terbagi atas dua busur, yakni busur dalam vulkanis dan busur
luar tidak vulkanis yang terletak di bawah permukaan laut.
4.2. Sistem Busur Tepi Asia
Sistem ini dimulai dari Jepang, Filipina, Kalimantan dan Sulawesi. Di Filipina, busur tepi
Asia bercabang menjadi tiga, yaitu:
(1) Cabang pertama dimulai dari Pulau Luzon melalui Pulau Samar ke Mindanao dan
Kepulauan Sulu ke Kalimantan Utara.
(2) Cabang kedua dimulai dari Pulau Samar ke Mindanao dan Sangihe ke Sulawesi.
(3) Cabang ketiga dimulai dari Pulau Luzon melalui Pulau Palawan ke Kalimantan
Utara.
4.3. Sistem Sirkum Australia
Sistem ini berasal dari Selandia Baru melalui Kaledonia Baru ke Irian (Papua). Ba-
gian utara sistem pegunungan ini bercabang dua sebagai berikut :
(1) Dari Pulau Bismarck melalui pegunungan tepi utara Papua sampai ke kepala burung
menuju Halmahera.
(2) Dari ekor Pulau Irian (Papua) melaui bagian tengah sampai ke Pegunungan
Charleslois di sebalah barat.
Ketiga pegunungan ini bertemu di sekitar Kepulauan Sulu dan Banggai. Indonesia
adalah daerah pertemuan rangkaian Mediterania dan rangkaian Sirkum Pasifik dengan proses
pembentukan pegunungan yang masih berlangsung. Oleh sebab itu, Indonesia banyak terjadi
gempa bumi.
-
BAB II
RANGKUMAN
Lempeng tektonik adalah bagian dari kerak bumi dan merupakan lapisan paling
atas.
Permukaan bumi terdiri dari 15 lempeng besar (mayor) dan 41 lempeng kecil
(minor), 11 lempeng kuno dan 3 dalam orogenesa, dengan jumlah keseluruhan 70
lempeng tektonik yang tersebar di seluruh permukaan bumi.
Lempeng mayor meliputi Lempeng Afrika, Lempeng Antartika, Lempeng Indo-
Australia, Lempeng Eurasia, Lempeng Amerika Utara, Lempeng Amerika Selatan,
dan Lempeng Pasifik.
Pergerakan lempeng tektonik di bumi digolongkan dalam tiga macam batas
pergerakan lempeng, yaitu konvergen, divergen, dan transform (pergeseran).
Lempengan-lempengan yang saling menjauh akan menyebabkan melebarnya dasar
samudera, sedangkan lempengan-lempengan yang saling bertabrakan akan
membentuk pegunungan.
Ketika lempengan India-Australia bertabrakan dengan lempengan Eurasia,
lempengan tersebut longsor jatuh ke dalam bumi di bawah Indonesia. Suhu yang
tinggi melelehkan pinggiran lempengan sehingga menghasilkan magma.
Di banyak tempat, magma itu kemudian muncul ke permukaan bumi dan
membentuk gunung-gunung api.
Pada saat lempengan menurun melalui parit samudra maka lempengan benua
tersebut mengeluarkan tekanan yang mengakibatkan di kawasan ini sering terjadi
gempa.
Lempeng-lempeng tektonik pembentuk kulit bumi selalu bergerak karena adanya
pengaruh arus konveksi yang terjadi pada lapisan astenosfer dengan posisi berada di
bawah lempeng tektonik kulit bumi.
Inti dari teori lempeng tektonik adalah kerak Bumi sebetulnya terdiri atas
lempengan-lempengan besar yang seolah mengapung dan bergerak pada lapisan inti
Bumi yang lebih cair.
-
Berdasarkan arahnya, gerakan lempeng-lempeng tektonik dapat dibedakan menjadi
tiga jenis, yaitu konvergen, divergen, transform.
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan
sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang
memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke
permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada
saat meletus.
Dalam aktivitas gerak lempeng tektonik, pada tepian lempeng tersebut umumnya
muncul aktivitas vulkanisme dan gempa bumi.
Lempeng-lempeng yang bergerak adalah merupakan rangkaian gunung api atau juga
terdapat titik-titik pusat gempa.
Pola dan sebaran gunungapi serta gempa bumi berkaitan dengan aktivitas pergerakan
lempeng.
Gunung api yang terdapat di daratan berjumlah sekitar 83%, sedangkan sisanya
tersebar sebagai gunungapi bawah laut atau dinamakan sub marine volcano.
Penyebarannya mengikuti jalur-jalur memanjang, yang diduga ada kaitannya dengan
rekahan-rekahan kulit bumi.
Jalur I merupakan jalur gunung api yang mengikuti jalur pegunungan lipatan di
sepanjang pinggiran Pasifik, terus menyambung melalui Pegunungan Andes,
Amerika Tengah, Meksiko, Amerika Bagian Barat, dan Kanada, Alaska, Asia,
Kamchatka, Jepang, Filipina, Indonesia Timur, Kepulauan Melanesia, dan Selandia
Baru.
Jalur II merupakan daerah gunung api yang tak sempurna mengikuti jalur
pegunungan lipatan muda. Mulai laut tengah hingga ke Asia Kecil dan Kepulauan
Indonesia. Jalur ini di bagian timur Asia dipotong oleh deretan pegunungan tinggi
Asia.
Ada tiga sistem pokok persebaran pegunungan yang bertemu di Indonesia, yaitu
Sistem Sunda, Sistem Busur Tepi Asia, dan Sistem Sirkum Australia.
-
REFERENSI
Marti, J., et al. 2005. Volcanoes and the Environment. New York: Cambridge University
Press.
Sumintadireja, P. 2012. Catatan Kuliah Vulkanologi. Bandung: Penerbit ITB.