klasifikasi ilmiah cendrawasih

Upload: adi-hardianto

Post on 09-Jul-2015

4.590 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Filum: Kelas: Ordo: Famili: Chordata Aves Passeriformes Paradisaeidae

Burung-burung cendrawasih merupakan anggota famili Paradisaeidae dari ordo Passeriformes. Mereka ditemukan di Indonesia timur, pulau-pulau selat Torres, Papua Nugini, dan Australia timur. Burung anggota keluarga ini dikenal karena bulu burung jantan pada banyak jenisnya, terutama bulu yang sangat memanjang dan rumit yang tumbuh dari paruh, sayap atau kepalanya. Ukuran burung cendrawasih mulai dari Cendrawasih Raja pada 50 gram dan 15 cm hingga Cendrawasih Paruh-sabit Hitam pada 110 cm dan Cendrawasih Manukod Jambul-bergulung pada 430 gram. Burung cendrawasih yang paling terkenal adalah anggota genus Paradisaea, termasuk spesies tipenya, cendrawasih kuning besar, Paradisaea apoda. Jenis ini dideskripsikan dari spesimen yang dibawa ke Eropa dari ekpedisi dagang. Spesimen ini disiapkan oleh pedagang pribumi dengan membuang sayap dan kakinya agar dapat dijadikan hiasan. Hal ini tidak diketahui oleh para penjelajah dan menimbulkan kepercayaan bahwa burung ini tidak pernah mendarat namun tetap berada di udara karena bulu-bulunya. Inilah asal mula nama bird of paradise ('burung surga' oleh orang Inggris) dan nama jenis apoda - yang berarti 'tak berkaki'. Banyak jenis mempunyai ritual kawin yang rumit, dengan sistem kawin jenis-jenis Paradisaea adalah burung-burung jantan berkumpul untuk bersaing memperlihatkan keelokannya pada burung betina agar dapat kawin. Sementara jenis lain seperti jenis-jenis Cicinnurus dan Parotia memiliki tari perkawinan yang beraturan. Burung jantan pada jenis yang dimorfik seksual bersifat poligami. Banyak burung hibrida yang dideskripsikan sebagai jenis baru, dan beberapa spesies diragukan kevalidannya. Jumlah telurnya agak kurang pasti. Pada jenis besar, mungkin hampir selalu satu telur. Jenis kecil dapat menghasilkan sebanyak 2-3 telur (Mackay 1990). Jenis-jenis dari Parasaeidae

Genus Lycocorax Cendrawasih Gagak, Lycocorax pyrrhopterus

Genus Manucodia Manukodia Mengkilap, Manucodia atra Manukodia Jobi, Manucodia jobiensis Manukodia Leher-berkerut, Manucodia chalybata Manukodia Jambul-bergulung, Manucodia comrii Manukodia Terompet, Manucodia keraudrenii Genus Paradigalla Paradigala Ekor-panjang, Paradigalla carunculata Paradigala Ekor-pendek, Paradigalla brevicauda Genus Astrapia Astrapia Arfak, Astrapia nigra Astrapia Elok, Astrapia splendidissima Astrapia Ekor-pita, Astrapia mayeri Astrapia Stephanie, Astrapia stephaniae Astrapia Huon, Astrapia rothschildi Genus Parotia Parotia Arfak, Parotia sefilata Parotia Karola, Parotia carolae Parotia Berlepschi, Parotia berlepschi Parotia Lawes, Parotia lawesii Parotia Timur, Parotia helenae Parotia Wahnes, Parotia wahnesi Genus Pteridophora Cendrawasih Panji, Pteridophora alberti Genus Lophorina

Cendrawasih Kerah, Lophorina superba Genus Ptiloris Toowa Cemerlang Ptiloris magnificus Toowa Timur Ptiloris intercedens Toowa Surga Ptiloris paradiseus Toowa Viktoria Ptiloris victoriae Genus Epimachus Paruh-sabit Kurikuri, Epimachus fastuosus Paruh-sabit Coklat, Epimachus meyeri Paruh-sabit Paruh-hitam, Epimachus albertisi Paruh-sabit Paruh-pucat, Epimachus bruijnii Genus Cicinnurus Cendrawasih Belah-rotan, Cicinnurus magnificus Cendrawasih Botak, Cicinnurus respublica Cendrawasih Raja, Cicinnurus regius Genus Semioptera Bidadari Halmahera Semioptera wallacii Genus Seleucidis Cendrawasih Mati-kawat, Seleucidis melanoleuca Genus Paradisaea Cendrawasih Kuning-kecil, Paradisaea minor Cendrawasih Kuning-besar, Paradisaea apoda Cendrawasih Raggiana, Paradisaea raggiana Cendrawasih Goldi, Paradisaea decora Cendrawasih Merah, Paradisaea rubra

Cendrawasih Kaisar, Paradisaea guilielmi Cendrawasih Biru, Paradisaea rudolphi

"Melampitta" Besar Melampitta Besar, "Melampitta" gigantea - dikelompokkan disini untuk sementara Sebelumnya dikelompokkan disini Cendrawasih Loria, Cnemophilus loriae - mungkin lebih berkerabat dengan Melanocharitidae (pematuk buah beri) (Cracraft & Feinstein 2000). Cendrawasih Jambul, Cnemophilus macgregorii - mungkin lebih berkerabat dengan Melanocharitidae (Cracraft & Feinstein 2000). Cendrawasih Dada-kuning, Loboparadisea sericea - mungkin lebih berkerabat dengan Melanocharitidae (Cracraft & Feinstein 2000). Penghisap-madu Elok (sebelumnya "Cendrawasih elok"), Macgregoria pulchra - baru-baru ini ditemukan sebagai Burung penghisap madu (Cracraft & Feinstein 2000). Melampitta Kecil, Melampitta lugubris - beberapa waktu ditempatkan disini sementara; mungkin termasuk Orthonychidae Hubungan dengan Manusia Masyarakat di Papua sering memakai bulu cendrawasih dalam pakaian dan adat mereka, dan beberapa abad yang lalu bulu itu penting untuk dibuat topi wanita di Eropa. Perburuan untuk mendapat bulu dan perusakan habitat menyebabkan penurunan jumlah burung pada beberapa jenis ke tingkat terancm; perusakan habitat karena penebangan hutan sekarang merupakan ancaman utama. Perburuan burung cendrawasih untuk diambil bulunya untuk perdagangan topi marak di akhir abad 19 dan awal abad 20 (Cribb 1997), namun sekarang burung-burung itu dilindungi dan perburuan hanya dibolehkan untuk kebutuhan perayaan dari suku setempat. Dalam hal Cendrawasih Panji, disarankan mengambil dari rumah sarang burung Namdur. Tatkala Raja Mahendra dari Nepal naik tahta pada tahun 1955, ternyata bulu burung cendrawasih pada mahkota kerajaan Nepal perlu diganti. Karena larangan perburuan, penggantian akhirnya diperbolehkan dari kiriman yang disita oleh hukum Amerika Serikat. Burung cendrawasih dewasa digambarkan pada bendera Papua Nugini. David Attenborough telah menyatakan beberapa burung cendrawasih sebagai jenis hewan favoritnya, mungkin dia menyukai Cendrawasih Botak.

Burung Cendrawasih layak digelari sebagai Burung Surga (Bird of Paradise). Burung Cendrawasih yang merupakan burung khas Papua, terutama yang jantan, memiliki bulu-bulu yang indah layaknya bidadari yang turun dari surga (kayangan). Keindahan bulu Cendrawasih tiada duanya. Burung Cendrawasih merupakan sekumpulan spesies burung yang dikelompokkan dalam famili Paradisaeidae. Burung yang hanya terdapat di Indonesia bagian timur, Papua Nugini, dan Australia timur ini terdiri atas 14 genus dan dan sekitar 43 spesies. 30-an spesies diantaranya bisa ditemukan di Indonesia. Oleh masyarakat Papua, burung cendrawasih dipercaya sebagai titisan bidadari dari surga. Dulunya burung ini dianggap sebagai burung cantik tetapi tidak berkaki. Mereka tidak akan turung ke tanah tetapi hanya berada di udara saja lantaran bulu-bulunya yang indah. Karena itu kemudian burung Cenderawasih terkenal sebagai Bird of Paradise atau Burung Surga (Kayangan). Dan beberapa jenis yang terkenal adalah dari genus Paradisaea yang penamaannya berasal dari kata Paradise.

Cendrawasih Raggiana (Paradisaea raggiana)

Diskripsi dan Ciri Cendrawasih. Burung-burung Cendrawasih mempunyai ciri khas bulunya yang indah yang dimiliki oleh burung jantan. Umumnya bulunya berwarna cerah dengan kombinasi beberapa warna seperti hitam, cokelat, kemerahan, oranye, kuning, putih, biru, hijau dan ungu. Ukuran burung Cenderawasih beraneka ragam. Mulai dari yang berukuran 15 cm dengan berat 50 gram seperti pada jenis Cendrawasih Raja (Cicinnurus regius), hingga yang berukuran sebesar 110 cm Cendrawasih Paruh Sabit Hitam (Epimachus albertisi) atau yang beratnya mencapai 430 gram seperti pada Cendrawasih Manukod Jambulbergulung (Manucodia comrii).

Keindahan bulu Cendrawasih jantan digunakan untuk menarik perhatian lawan jenis. Untuk merayu betina agar bersedia diajak kawin, burung jantan akan memamerkan bulunya dengan melakukan tarian-tarian indah. Sambil bernyanyi di atas dahan, pejantan bergoyang dengan berbagai gerakan ke berbagai arah. Bahkan terkadang hingga bergantung terbalik bertumpu pada dahan. Namun, tiap spesies Cendrawasih tentunya punya tipe tarian tersendiri. Burung Cendrawasih mempunyai habitat hutan lebat yang umumnya di daerah dataran rendah. Burung dari surga ini dapat dijumpai di beberapa pulau di Indonesia bagian timur seperti Maluku dan Papua. Selain itu juga dapat ditemukan di Papua Nugini dan Australian Timur.

Cendrawasih Kuning Besar (Paradisaea apoda)

Jenis-jenis Burung Cendrawasih. Cenrawasih terdiri atas 13 genus yang mempunyai sekitar 43 spesies (jenis). Indonesia merupakan negara dengan jumlah spesies Cendrawasih terbanyak. Diduga sekitar 30-an jenis Cendrawasih bisa ditemukan di Indonesia. Dan 28 jenis diantaranya tinggal di pulau Papua. Beberapa jenis Cendrawasih yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah:

Cendrawasih Raja (Cicinnurus regius)

Cendrawasih Gagak (Lycocorax pyrrhopterus); endemik Maluku. Cendrawasih Panji (Pteridophora alberti); Papua Cendrawasih Kerah (Lophorina superba); Papua Cendrawasih Paruh-sabit Kurikuri (Epimachus fastuosus); Papua. Cendrawasih Botak (Cicinnurus respublica); endemik pulau Waigeo, Raja Ampat. Cendrawasih Raja (Cicinnurus regius); Papua dan pulau sekitar. Cendrawasih Belah Rotan (Cicinnurus magnificus); Papua (Indonesia dan Papua Nugini). Bidadari Halmahera (Semioptera wallacii); endemik Maluku. Cendrawasih Mati Kawat (Seleucidis melanoleuca); Papua.

Cendrawasih Kuning Kecil (Paradisaea minor); Papua (Indonesia dan Papua Nugini). Cendrawasih Kuning Besar (Paradisaea apoda); Papua (Indonesia dan Papua Nugini). Cendrawasih Raggiana (Paradisaea raggiana); Papua (Indonesia dan Papua Nugini). Cendrawasih Merah (Paradisaea rubra); endemik pulau Waigeo, Indonesia. Toowa Cemerlang (Ptiloris magnificus); Indonesia, Papua Nugini, dan Australia. Manukodia Mengkilap (Manucodia ater); Indonesia dan Papua Nugini. Paradigala Ekor-panjang (Paradigalla carunculata); Papua. Astrapia Arfak (Astrapia nigra); endemik Papua, Indonesia. Parotia Arfak (Parotia sefilata); endemik Papua, Indonesia. Pale-billed Sicklebill (Drepanornis bruijnii); Indonesia dan Papua Nugini. Burung Cendrawasih Mati Kawat (Seleucidis melanoleuca) ditetapkan menjadi Fauna Identitas provinsi Papua. Dan beberapa jenis seperti Cendrawasih Raja, Cendrawasih Botak, Cendrawasih Merah, Toowa, dan Cendrawasih Kuning Kecil, telah masuk dalam daftar jenis satwa yang dilindungi berdasarkan UU No 5 Tahun 1990 dan PP No 7 Tahun 1999.

Cendrawasih Kuning Kecil (Paradisaea minor)

Sayangnya populasi burung Cendrawasih semakin hari semakin terancam dan langka akibat perburuan dan perdagangan liar yang terus berlangsung.