KLASIFIKASI MALOKLUSI

Dr. Eka Erwansyah, drg., Mkes., SpOrt

Bagian OrtodontiFakultas Kedokteran GigiUniversitas Hasanuddin

Klasifikasi maloklusi : pedoman tentukan diagnosis

Maloklusi : suatu kondisi yg menyimpang dari oklusi normal gigi terhadap gigi lainnya dlm satu lengkung dan terhadap lengkung lawannya.

Malrelasi adalah suatu kondisi dimana relasi kranium, rahang atas dan rahang bawah tdk normal biasanya karena ada gangguan pertumbuhan

SISTEM KLASIFIKASI YG UMUM DIPAKAI

1. Klasifikasi yg menyangkut lengkung gigia. Klasifikasi Angleb. Klasifikasi dentalc. Klasifikasi Simon

2. Klasifikasi menyangkut rahangKlasifikasi Skeletal

3. Klasifikasi menyangkut jaringan lunak

Klasifikasi Angle

Angle membagi maloklusi menjadi: kelas I,II, III

Dewey membagi : Kelas I menjadi 5 tipe : tipe 1, 2, 3, 4, 5. Kelas II menjadi 2 divisi : divisi 1 dan 2 Kelas III menjadi 3 tipe : tipe 1, 2, 3.

Maloklusi kelas 1 Angle

Maloklusi Kelas I Maloklusi kelas I Angle :

Puncak bonjol mesiobukal gigi M1 Ra berada pada lekuk bukal (buccal grove) gigi M1 Rb. Terdapat 1 atau lebih malposisi gigi anterior

Hubungan dalam arah antero-posterior: overjet besar, crossbite anterior, edge to edge

Kelainan dalam arah vertikal: deep bite, openbite

Maloklusi kelas I tipe 1

Maloklusi kelas I tipe 2

Gigi anterior Ra labioversi/protrusi

deep bite karena ekstrusi gigi-gigi anterior Rb.

Maloklusi kelas I tipe 3 terdapat crossbite anterior

Maloklusi kelas I tipe 4

Maloklusi kelas I tipe 4 terdapat gigitan bersilang posterior

Maloklusi kelas I tipe 5

Terjadi mesial drifting gigi posterior ke anterior.

Paling sering dijumpai adalah mesial drifting

gigi molar pertama baik rahang atas maupun rahang bawah akibat prematur loss gigi molar sulung

Angle kelas II

Dibagi menjadi 2 divisi:

Kelas II divisi 1 Kelas II divisi 2 Subdivisi

Angle Kelas II div. 1

- Gg anterior RA protrusi- Overjet besar- Lengkung gg RA sempit- Palatum tinggi- Deep bite

- Facial prognati- Full mouth appearance- Otot bibir hipotonus- Bibir atas pendek dan

terangkat- Kurva spee dalam

Angle Kelas II div. 2

- Gg anterior RA retrusi- Otot bibir hipertonus- Bibir atas normal- Deep bite

- Free way space kecil- Gg insisif bawah tdk terlihat

Angle Kelas II div. 1 atau 2 Subdivisi

Kelas II pada satu sisi, kelas I pada sisi yg lain (unilateral)

Angle Kelas III Tipe 1, 2, 3

Tipe 1 : anterior edge to edge Tipe 2 : anterior normal s/d berjejalTipe 3 : crossbite

KLASIFIKASI DENTALberdasarkan: hub gg anterior RA/RB dlm hub-nya

dg profil jaringan lunak

Kelas I : relasi normal gg anterior; incisal edge RB kontak dg palatal insisif pertama RA dibawah cingulum.

Kelas II : incisal edge RB kontak dg palatal insisif pertama RA di belakang cingulum.

Kelas III : crossbite/incisal edge RB kontak dg labial insisif pertama RA

KLASIFIKASI SKELETAL

Normal Prognati : rahang maju/berlebih Retrognati : rahang mundur/kurang

Analisis kelainan skeletal: melalui sefalometriRA: SNA = 780 – 860 …retrognati/normal/prognatiRB: SNB = 760 – 840 …retrognati/normal/prognati

Hub RA-RB = ANB = 00 – 40…Kelas III/Kelas I/Kelas II skeletal

Diagnosis Ortodonti

Contoh:1. Kelas I tipe 1,2 dengan crowding, profil

cembung, garis median bergeser, protrusi gigi anterior, deep bite.

2. Kelas II dentoskeletal dengan gigitan terbuka, garis median bergeser dan agenesi gigi P2 kanan RA.

Soal 1. SNA 84, SNB 82. Relasi M/C Klas 1. Gigi anterior berjeal.

Soal 2: SNA 84, SNB 78. Relasi M/C Klas 1, gigi anterior protrusi.

SNA 87, SNB 74 =?