klasifikasi cp

4
Klasifikasi Cerebral palsy Klasifikasi Berdasarkan Keparahan Fungsional Menurut Yulianto (Abdul Salim, 2007: 178-182), karakteristik cerebral palsy dibagi sesuai dengan derajat kemampuan fungsional. Adapun karakteristik cerebral palsysesuai dengan derajat kemampuan fungsional yaitu: Golongan Ringan (10%) Cerebral palsygolongan ringan umumnya dapat hidup bersama anak-anak sehat lainnya, kelainan yang dialami tidak mengganggu dalam kegiatan sehari-hari, maupun dalam mengikuti pendidikan.

Upload: wahyu-slamet-nugroho

Post on 21-Nov-2015

16 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

klasifikasi CP untuk menentukan prognosa berjalan.

TRANSCRIPT

Slide 1

Klasifikasi Cerebral palsyKlasifikasi Berdasarkan Keparahan FungsionalMenurut Yulianto (Abdul Salim, 2007: 178-182), karakteristik cerebral palsy dibagi sesuai dengan derajat kemampuan fungsional. Adapun karakteristik cerebral palsysesuai dengan derajat kemampuan fungsional yaitu:Golongan Ringan (10%)Cerebral palsygolongan ringan umumnya dapat hidup bersama anak-anak sehat lainnya, kelainan yang dialami tidak mengganggu dalam kegiatan sehari-hari, maupun dalam mengikuti pendidikan.

Golongan Sedang (30%)Cerebral palsyyang termasuk sedang sudah kelihatan adanya pendidikan khusus agar dapat mengurus dirinya sendiri, dapat bergerak atau bicara. Anak memerlukan alat bantuan khusus untuk memperbaiki pola geraknya misalnya braces.Golongan Berat (60%)Cerebral palsyyang termasuk berat sudah menunjukkan kelainan yang sedemikian rupa, sama sekali sulit melakukan kegiatan dan tidak mungkin dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Membutuhkan kursi roda dan memiliki keterbatasan yang signifikan dalam menjalani kegiatan sehari-hari. Sebaiknya anak ditampung dalam rumah dengan perawatan khusus.

. Klasifikasi Berdasarkan Distribusi TopografiMenurut Victorian Cerebral Palsy Register, klasifikasi berdasarkan distribusi topografi menggambarkan bagian tubuh mana yang terkena. Hal ini berguna dalam penanganan tindakan pengobatan cerebral palsy. Ada dua istilah dalam metode klasifikasi ini yaitu:Paresis, merujuk pada kehilangan kontraktilitas otot atau dengan kata lain terjadi kelemahan otot.Plegia atau plegic, merujuk pada kehilangan total kontraktilitas otot atau bisa diartikan sebagai kelumpuhan.Prefiks dan akar kata yang dikombinasikan dapat menghasilkan klasifikasi yang biasa digunakan seperti

MonoplegiMonoplegi berarti hanya satu ekstremitas saja yang mengalami kelumpuhan. Pada umumnya terjadi pada lengan atau ekstremitas atas.Diplegi Diplegi berarti yang kekakuan terjadi pada dua anggota tubuh sedangkan sistem lain normal. Biasanya ekstremitas bawah lebih berat dibandingkan dengan ekstremitas atas.Triplegi Triplegi umumnya terjadi pada tiga buah ektremitas dan biasanya menyerang pada ekstremitas pada kedua sisi tubuh dan salah satu sisi pada ekstremitas bawah.QuadriplegiQuadriplegi ditandai dengan adanya kekakuan pada keempat ekstremitas dan juga terjadi keterbatasan (paucity) pada tungkai.