kista

8
KISTA PENDAHULUAN Kista adalah rongga patologis yang dibatasi epitelium. Kista berisi cairan atau setengah cairan yang bukan akumulasi dari pus atau darah. Lapisan epitelium itu sendiri dikelilingi oleh jaringan ikat fibrokolagen. 1 Infeksi gigi yang kronis dapat menjadi salah satu faktor terbetuknya kista. Diagnosa kista ditentukan dengan rontgen photo dan pemeriksaan cairan untuk menemukan kristal kolestrol. Kista ini dapat menjadi fokal infeksi dan ada jenis kista yang dapat berubah menjadi maligna 2 . Pada stadium permulaan kista tidak menimbulkan keluhan- keluhan sehingga kista yang kecil ditemukan secara kebetulan dari gambaran photo rontgen. Tetapi lambat laun kista ini akan bertambah dan akhirnya pasien mengeluh karena adanya benjolan atau karena adanya komplikasi –komplikasi yang terjadi. Didaerah mulut, kista yang terjadi ada yang berasal dari jaringan gigi dan adapula yang bukan berasal dari jaringan gigi 2 . TINJAUAN PUSTAKA 1. Kista Developmental A. Kista Odontogenik Kista odontogenik adalah kista yang berasal dari sisa- sisa epitelium pembentuk gigi (epitelium odontogenik). Seperti kista lainnya kista odontogenik dapat mengandung cairan, gas, atau material semisolid. Ada

Upload: rachmadina-basyarial-basyaruddin

Post on 03-Jul-2015

1.037 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: KISTA

KISTA

PENDAHULUAN

Kista adalah rongga patologis yang dibatasi epitelium. Kista berisi cairan atau

setengah cairan yang bukan akumulasi dari pus atau darah. Lapisan epitelium itu sendiri

dikelilingi oleh jaringan ikat fibrokolagen.1

Infeksi gigi yang kronis dapat menjadi salah satu faktor terbetuknya kista. Diagnosa

kista ditentukan dengan rontgen photo dan pemeriksaan cairan untuk menemukan kristal

kolestrol. Kista ini dapat menjadi fokal infeksi dan ada jenis kista yang dapat berubah

menjadi maligna2.

Pada stadium permulaan kista tidak menimbulkan keluhan-keluhan sehingga kista

yang kecil ditemukan secara kebetulan dari gambaran photo rontgen. Tetapi lambat laun kista

ini akan bertambah dan akhirnya pasien mengeluh karena adanya benjolan atau karena

adanya komplikasi –komplikasi yang terjadi. Didaerah mulut, kista yang terjadi ada yang

berasal dari jaringan gigi dan adapula yang bukan berasal dari jaringan gigi2.

TINJAUAN PUSTAKA

1. Kista Developmental

A. Kista Odontogenik

Kista odontogenik adalah kista yang berasal dari sisa-sisa epitelium pembentuk

gigi (epitelium odontogenik). Seperti kista lainnya kista odontogenik dapat

mengandung cairan, gas, atau material semisolid. Ada tiga macam jaringan yang

berperan sebagai asal kista odontogenik, yaitu the epithelial rests or glands of

serrers yang tersisa setelah putus nya dental lamina, email epitelium terdeuksi

yang berasal dari organ email dan selubung gigi yang belum erupsi namun telah

terbentuk sempurna, the rests of malassez yang terbentuk melalui fragmentasi dari

epithelial root selubung Hertwig.3

a. Kista Dentigereus

Kista dentigerous adalah rongga patologik yang dibatasi oleh epitelium atau

kantung jaringan ikat yang berbatas epitelium skuamosa berlapis yang terbentuk

disekeliling mahkota gigi yang tidak erupsi dan terdapat cairan. Kista

dentigerous merupakan kista yang berasal dari pemisahan folikel disekitar gigi

yang belum erupsi.4

Page 2: KISTA

Kista dentigerous hampir selalu melibatkan gigi permanen, walaupun ada

beberapa laporan mengenai keterlibatan gigi sulung. Gigi permanen yang paling

sering terlibat adalah molar ketiga rahang bawah, kaninus rahang atas, dan

premolar rahang bawah, karena impaksi paling sering terjadi pada daerah

tersebut diatas.1

Kista dentigorous biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, tetapi kadang-kadang

dapat pula menimbulkan rasa sakit yang disebabkan oleh pembesaran dari kista

atau kista tersebut terinfeksi. Secara ekstraoral, kista dapat diketahui bila sudah

membesar dan ditandai dengan adanya asimetri wajah. Sedangkan secara

intraoral terlihat tidak tumbuhnya gigi pada daerah yang membengkak, adanya

pergeseran letak gigi yang ekstrim, dan resorpsi tulang alveolar dan akar gigi.

Jika kavitas kista mengandung darah, pembengkakan dapat berwarna ungu atau

biru tua.5

b. Kista Erupsi

Kista erupsi ini terjadi pada gigi yang hendak erupsi dan ditutupi oleh lapisan

mukosa. Jika kista ini meluas ke sebelah sisi gigi yang sedang erupsi itu dan

tidak hanya terdapat pada permukaan gigi tersebut, maka kista ini disebut kista

dentigerous. Pada lapisan epitel yang mengelilinginya terdapat jaringan

pengikat fibrous yang mengandung sel-sel inflamasi.2

Sering terdapat pada gigi desidui atau gigi molar permanen yang hendak erupsi.

Biasanya kista ini ruptur dengan sendirinya, tetapi jika tidak, harus ditolong

dengan eksisi supaya gigi dapat erupsi.2

c. Kista Odontogenik Keratosis

d. Kista Orthokeratinisasi odontogenik

e. Kista Lateral Periodontal

Kista ini jarang terdapat, dan jika ada maka lokasinya sering pada regio kaninus

dan premolar. Kista ini berasal dari membrana periodontal pada sisi lateral gigi

dan ada kemungkinan timbul dari sisa-sisa epitel malassez yang sering terdapat

epitel stratified squamous pada tepi sekelilingnya, bersama-sama dengan kapsul

yang terdiri dari jaringan ikat Ofibrous. Secara Roentgennologis nampak adanya

area radioluscent pada tepi gigi yang vital dan kista ini baru diketahui bila ada

pembengkakan atau secara kebetulan dijumpai pada pemeriksaan sinar roentgen.

Bisa terjadi infeksi jika kista ini terjadi bersamaan dengan adanya abscess

periodontal2.

Page 3: KISTA

f. Kista Kalsifikasi Odontogenik

g. Kista Glandular Odontogenik

B. Kista Non Odontogenik

a. Kista Fisural

Kista Nasolabial

Disebut juga dengan naso ekstra alveolar kista. Terjadi dari sisa epitel dari

pertemuan prosesus globularis dengan prosesus nasalis lateralis dan

prosesus maxillaris. Dinding kista dilapisi oleh sel-sel epitel kolumnar,

squamous, transisionel, siliaris dengan sel-sel globet. Jaringan pengikat

yang mengelilinginya tidak mengandung sel-sel inflamasi. Isi cairan kista

tidak mengandung kolesterol dan bersifat mukous dan serous. Biasanya

tumbuh di sudut hidung dan meluas ke bawah, ke jaringan lunak di luar

tulang. Kemudian membentuk suatu benjolan yang unilateral di dasar

hidung dan bibir atau pada gusi di daerah insisivus lateralis. Kista ini tidak

mengenai gigi.2

Kista Median

Lokasi median kista ini dapat di maksila atau di mandibula, tetapi amat

jarang terdapat pada linea mediana. Disebut dengan median alveolar kista,

jika terdapat di antara akar dari insisivus sentralis, dan disebut dengan

median palatal kista jika terdapat pada palatum. Median alveolar kista

dapat menyebabkan gigi-gigi insisivus terdesak menjadi divergensi ke

lateral dan dapat meluas ke bukal atau ke lingual.2

Kista Ductus Nasopalatina

Kista Globulo maxillaris

Disebut juga dengan fissural intra-alveolar kista. Kista ini terjadi dari sisa-

sisa epitel dari persatuan antara prosesus globularis dan prosesus

maksilaris. Lapisan epitel yang membatasinya terdiri atas gabungan dari

epitel squamus dan epitel kolumnar. Kapsul kista yang terdiri atas jaringan

pengikat fibrous dengan sel-sel plasma dan limfosit. Cairan kista biasanya

tidak mengadung kristal kolesterol. Pada waktu kista membesar

menyebabkan terpisahnya gigi-gigi yang terdapat di antaranya. Biasanya

meluas ke arah labial. Jika sampai ke daerah sinus akan menyebabkan

terjadinya infeksi. Gigi yang terdapat di antara kista tersebut masih vital.2

b. Kista Retensi

Page 4: KISTA

Mucocele

Berasal dari kelenjar saliva minor tipe mucus. Terjadi karena mucus

mengisi ruangan dalam jaringan ikat dengan cara menembus dinding

saluran kelenjar saliva ekstravasasi). Umumnya disebabkan oleh trauma

lokal, misalnya bibir yang sering tergigit pada saat sedang makan, atau

pukulan di wajah.  Dapat juga disebabkan karena adanya penyumbatan

pada duktus (saluran) kelenjar liur minor. Mucocele Juga dapat

disebabkan oleh obat-obatan yang mempunyai efek mengentalkan ludah.6

Pembengkakan biasanya berbentuk kubah, dengan diameter 1-2 mm

hingga lebih. Mucocele paling sering terjadi pada anak-anak dan orang

dewasa muda, namun dapat terjadi di segala usia termasuk bayi yang baru

lahir dan orang lansia. Permukaan mukosa  dapat terlihat kebiruan dan

translusen. Ciri khas lesi ini adalah fluctuant, namun pada beberapa kasus

mucocele dapat terasa keras saat dipalpasi. Mucocele dapat hilang timbul,

yang kadang-kadang pecah sehingga cairannya keluar. Biasanya mucocele

tidak disertai rasa sakit.6

Sebagian besar mucocele tidak terasa sakit, namun cukup mengganggu,

terutama pada saat makan dan berbicara. Mucocele yang dangkal bisa

pecah sendiri dan mengeluarkan cairan berwarna kekuning-kuningan.

Sedangkan yang lebih dalam bisa bertahan lama.6

Ranula

2. Kista Inflamatory

a. Kista Radikuler

Kista radikular merupakan salah satu kista yang timbul dari sisa –sisa epitel pada

ligamentum periodontal sebagai akibat peradangan. Biasanya peradangan

mengikuti kematian pulpa gigi dan kista yang timbul dengan cara ini tersering

ditemukan pada apeks gigi yang terkena. Tapi ia bisa juga ditemukan pada sisi

lateral akar gigi.2

Banyak kasus terjadi pada dasawarsa ketiga. Dapat terjadi pada seluruh rahang

yang mempunyai gigi. Fluktuasi ada jika kista telah mengerosi tulang secara

sempurna. Adanya rasa nyeri dan infeksi .2

b. Kista residual radikular

Page 5: KISTA

Kista ini sering terdapat pada pasien yang tidak bergigi lagi. Terjadinya adalah

bila gigi dicabut dengan granuloma atau dengan kista yang kecil, atau adanya

bagian dari membrana periodontal yang mengandung sisa epitel malassez yang

ketinggalan sehingga yang tinggal ini dapat berkembang menjadi kista. 2

Besarnya kista periodontal ini bermacam-macam, di mana pada stadium

permulaan hanya berdiameter beberapa milimeter saja. Setelah beberapa tahun

besarnya bertambah dan menyebabkan adanya resorbsi tulang. Tulang menjadi

tipis karena ada bagian tulang itu yang mengalami resorbsi dan besar kista makin

terus bertambah, mendesak dan bertemu dengan jaringan lunak. 2

Bertambah besarnya kista ini disebabkan karena produksi cairan yang terus

menerus dari sel-sel sentral, sehingga tekanan cairan makin lama makin

bertambah yang menyebabkan makin besarnya kista. Besarnya tekanan hidrostatik

dari cairan kista adalah 65 cm – 75 cm air, sedang tekanan kapiler darah adalah

3,5 cm – 10 cm air. 2

KESIMPULAN

Kista adalah rongga patologis yang dibatasi epitelium. Kista berisi cairan atau

setengah cairan yang bukan akumulasi dari pus atau darah. Diagnosis ditegakkan melalui

anamnesis, pemeriksaan klinik, radiografik, pemeriksaan punksi aspirasi cairan kista,

pengamatan selama operasi pengangkatan kista. dan pemeriksaan histopatologik.

Secara garis besar kista dapat dibagia menjadi kista developmental dan kista

inflamatory. Kista developmental terbagia menjadi kista odontogenik yaitu kista yang berasal

dari sisa-sisa epitelium pembentuk gigi (epitelium odontogenik) dan kista non odontogenik.