kisah Żulqarnain kajian tafsir al-qur'an (menurut...

87
KISAH ŻULQARNAIN DAN YA’JUJ wa MA’JUJ DALAM KAJIAN TAFSIR AL-QUR'AN (Menurut Quraish Shihab, al-Maragi, dan Buya Hamka) Skripsi Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S. Ag.) Fildzah Nida Nim. 1113034000217 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR'AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2019 M

Upload: others

Post on 04-Feb-2021

35 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    KISAH ŻULQARNAIN DAN YA’JUJ wa MA’JUJ

    DALAM KAJIAN TAFSIR AL-QUR'AN (Menurut Quraish Shihab, al-Maragi, dan Buya Hamka)

    Skripsi

    Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh

    Gelar Sarjana Agama (S. Ag.)

    Fildzah Nida

    Nim. 1113034000217

    PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR'AN DAN TAFSIR

    FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    1441 H/2019 M

  • i

    SURAT PERNYATAAN

    Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:

    Nama : Fildzah Nida

    Nim : 1113034000217

    Fakultas : Ushuluddin

    Jurusan/Prodi : Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir

    Alamat Rumah : Jl. H. Saikin Rt/013 Rw/008 No.2 Pondok – pinang

    Jakarta Selatan 12310

    Telp/ Hp : 0813-1702-2684

    Judul Skripsi : Kisah Żulqarnain dan Ya'juj wa Ma'juj dalam kajian

    tafsir al-Qur'an ( Menurut Quraish Shihab, al-Maragi,

    dan Buya Hamka) (Study Komparatif)

    Menerangkan dengan sesunggunya bahwa:

    1. Skripsi yang saya ajukan adalah benar asli karya ilmiah yang saya

    tulis sendiri.

    2. Bilamana skripsi ini telah di munaqasyah, jika lebih dari 2 (dua)

    bulan maka saya bersedia dinyatakan gugur dan bersedia

    munaqasyah kembali.

    3. Apabila dikemudian hari ternyata diketahui bahwa karya tersebut

    bukan karya ilmiah saya, maka saya bersedia menanggung sanksi

    untuk dibatalkan gelar kesarjanaan saya.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

    Ciputat, 17 Desember 2019

    Saya yang menyatakan

    Fildzah Nida

    NIM. 1113034000217

  • ii

    LEMBAR PENGESAHAN

    KISAH ŻULQARNAIN DAN YA'JUJ wa MA'JUJ DALAM KAJIAN

    TAFSIR AL-QUR'AN (Menurut Quraish Shihab, Al-Maragi, dan

    Buya Hamka)

    Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin

    Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh

    Gelar Sarjana Agama (S. Ag)

    Oleh :

    Fildzah Nida

    Nim: 1113034000217

    Di bawah Bimbingan:

    Moh. Anwar Syarifuddin

    NIP. 19720518 199803 1 003

    PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR'AN DAN TAFSIR

    FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1441 H/2019 M

  • iii

    PENGESAHAN PANITIA UJIAN

    Skripsi berjudul "ŻULQARNAIN DAN YA’JUJ wa MA’JUJ DALAM

    KAJIAN TAFSIR AL-QUR'AN ( Menurut Quraish Shihab, al-

    Maragi, dan Buya Hamka)" telah di ujikan dalam Sidang Munaqasah

    Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 17 Desember

    2019. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

    Sarjana Agama (S. Ag) pada program studi Ilmu al-Qur'an dan Tafsir.

    Jakarta, 17 Desember 2019

    Sidang Munaqasah

    Ketua Merangkapa Anggota,

    Dr. Eva Nugraha, M. Ag

    NIP. 19710217 199803 1 002

    Sekertaris Merangkap Anggota,

    Fahrizal Mahdi, Lc. MIRKH

    NIP. 19820816 201503 1 004

    Penguji I

    Dr. Faizah Ali Syibromalisi, M.A.

    NIP. 195507252 000122 0 01

    Penguji II

    Drs. Hasanuuddin Sinaga, M.A.

    NIP. 19701115 199703 1 002

    Di bawah Bimbingan:

    Moh. Anwar Syarifuddin

    NIP. 19720518 199803 1 003

  • iv

    PEDOMAN TRANSLITERASI

    ARAB-LATIN Penulisan transliterasi Arab-latin dalam penelitian ini menggunakan

    pedoman transliterasi dari keputusan bersama Mentri Agama RI dan

    Menteri Pendidikan dan kebudayaan RI No. 150 tahun 1987 dan No.

    0543b/U/1987. Secara garis besar uraiannya sebagai berikut :

    1. Konsonan

    Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

    dengan huruf, dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan dengan huruf dan

    sebagian dilambangkan dengan tanda, dan sebagian lain lagi dengan huruf dan

    tanda sekaligus. Di bawah ini daftar huruf Arab itu dan Transliterasinya dengan

    huruf latin.

    Huruf

    Arab

    Nama Huruf Latin Nama

    Alif Tidak ا

    dilambangkan

    Tidak dilambangkan

    Ba B Be ب Ta T Te ت (Tsa ṡ es (dengan titik di atas ث

    Jim J Je ج (Ha ḥ ha (dengan titik di bawah ح

    Kha Kh ka dan ha خ

    Dal D De د

    (Zal Ż zet (dengan titik di atas ذ

    Ra R Er ر

    Zai Z Zet ز

    Sin S Es س

    Syin Sy es dan ye ش

    (Sad ṣ es (dengan titik di bawah ص

    (Dad ḍ de (dengan titik di bawah ض

    (Ta ṭ te (dengan titik di bawah ط

    (Za ẓ zet (dengan titik di bawah ظ

    (ain ‗ koma terbalik (di atas‗ ع

    Gain G Ge غ Fa F Ef ف Qaf Q Ki ق

  • v

    Kaf K Ka ك Lam L El ل Mim M Em م Nun N En ن Wau W Wa و Ha H Ha ه Hamzah ‗ Apostrof ء

    Ya Y Ye ي

    2. Vokal

    Vokal adalah bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal

    tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong.

    a. Vokal tunggal

    Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat,

    transliterasinya sebagai berikut.

    Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

    --- َ --- Fathah A A

    --- َ --- Kasrah I I

    --- َ --- Dhamah U U

    b. Vokal rangkap

    Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat

    dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:

    Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

    fathah dan ya Ai a-i -َ - --ي

    fathah dan wau Au a-u -َ - —و

    kataba ََخَبََه Yażhabu َ َهب

    ْز ًََ

    fa‘ala ََعَلَِئَلَ su‘ila ؿ ظ

    Żukira َِهَش َر Haula ٌََ َهْى

    Kaifa ََ

    ف َُْ ه

  • vi

    3. Maddah

    Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf,

    transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

    Huruf

    Arab

    Nama Huruf

    Latin

    Nama

    fathah dan alif Ā a dan garis di atas ا fathah dan ya Ā a dan garis di ي

    bawah kasrah dan ya Ī i dan garis di atas ي Dhammah dan wawu Ū u dan garis di atas و

    Contoh:

    ٌََ اََك - Qāla

    َىَسَمَ - Ramā

    َلَ ُْ َِك - Qīla

    َ ٌ ْى ًَل - Yaqūlu

    4. Ta Marbutah

    Transliterasi untuk ta marbutah ada dua:

    a. Ta marbutah hidup

    Ta marbutah yang hidup atau mendapat harakat fathah, kasrah,

    dan dhammah, transliterasinya adalah /t/.

    b. Ta marbutah mati

    Ta marbutah yang mati atau mendapat harakat sukun,

    transliterasinya adalah /h/.

    c. Kalau pada kata yang terakhir dengan ta marbutah diikuti oleh

    kata yang menggunakan kata sandang al serta bacaan kedua

    kata itu terpisah maka ta marbutah itu ditransliterasikan dengan

    ha (h).

  • vii

    Contoh:

    َ اٌ َسْوَطت ـَ

    ْط

    ََألا - rauḍah al-aṭfāl

    َ اٌ َسْوَطت ـَ

    ْط

    ََألا - rauḍatul aṭfāl

    َ ِذًَىت

    ََ امل

    َىَىَسة

    َامل - al-Madīnah al-Munawwarah

    َحتْلََط - Ṭalḥah

    5. Syaddah (Tasydid)

    Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan

    sebuah tanda, tanda syaddah atau tanda tasydid, dalam transliterasi ini tanda

    syaddah tersebut dilambangkan dengan huruf, yaitu huruf yang sama dengan

    huruf yang diberi tanda syaddah itu.

    Contoh:

    َىا ََسبَّ - Rabbanā

    ٌََ ضَََّه - Nazzala

    َالِبر َ - al-birr

    َ َالَحج - al-hajj

    ْمَ عَََّو - na´ama

    6. Kata sandang

    Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf ال namun

    dalam transliterasi ini kata sandang dibedakan atas kata sandang yang diikuti

    oleh huruf syamsiah dan kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariah.

    a. Kata sandang yang diikuti huruf syamsiah

    Kata sandang yang dikuti oleh huruf syamsiah ditransliterasikan sesuai dengan

    bunyinya, yaitu huruf /l/ diganti dengan huruf yang sama dengan huruf yang

    langsung mengikuti kata sandang itu.

    b. Kata sandang yang diikuti huruf qamariah

    Kata sandang yang diikuti huruf qamariah ditransliterasikan sesuai dengan

    aturan yang digariskan di depan dan sesuai pula dengan bunyinya. Baik diikuti

    oleh huruf syamsiah maupun huruf qamariah, kata sandang ditulis terpisah dari

    kata yang mengikuti dan dihubungkan dengan kata sandang.

  • viii

    Contoh:

    َ ََذَالعَّ ًًَِْ - Al-ṣaḏaini

    ْحِنَََالَلْشه - Al-Qarnaini

    ِذَ ًْ َالَحِذ - Al-hadid

    7. Hamzah

    Dinyatakan di depan bahwa hamzah ditransliterasikan dengan apostrof,

    namun itu hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan di akhir

    kata. Bila hamzah itu terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena

    dalam tulisan Arab berupa alif.

    Contoh:

    ْوَنَ ز

    خ

    ْإََج - ta´khużūna

    ْىءَ َالىَّ - an-nau´ ْيئَ

    ََش - syai´un

    8. Penulisan Kata

    Pada dasarnya setiap kata, baik fi´il, isim maupun harf, ditulis terpisah, hanya

    kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab sudah lazimnya

    dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harakat yang dihilangkan

    maka dalam transliterasi ini penulisan kata tersebut dirangkaikan juga dengan

    kata lain yang mengikutinya

    Contoh:

    َ َىَ للاََ َوِإنَّ ه َْحر َ ل

    َاِصكَِ خ َْحَنَالشَّ Wa innallāha lahuwa khair arrāziqīn

    Wa innallāha lahuwa khairurrāziqīn

    َلَ َُْىاالى

    ْوؿ

    َإَََوامِلْحَزاَنَ ؿ Fa aufu al- kaila wal mīzāna

    Fa auful kaila wal mīzāna

    م َِهَِإْبَشا ل ُْ ُْ ِلََالخ Ibrāhīm al-khalīl

    Ibrāhīmul khalīl

    ْشَظَها للاَِ ِبْعِمَ ََمْجَشَهاَوم Bismillāhi majrēhā wa mursahā

  • ix

    9. Huruf Kapital

    Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam

    transliterasi ini huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan huruf kapital

    seperti apa yang berlaku dalam EYD, di antaranya: huruf kapital

    digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri dan permulaan kalimat.

    Bila nama diri itu didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan

    huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata

    sandangnya.

    Contoh:

    ٌََّذ ِِا َحمَّ ٌََ َوَما م ْى ََسظ Wa mā Muḥammadun illā rasūl

    َ ٌََ ِانَّ وََََِّْبََ ا ِطَ ذ اِطَ َعَو

    ِللىَّ

    ََِزْيَلََّ ل

    َت

    ََّ ِبَبى

    ت

    ََباَسه م

    Inna awwala baitin wuḍi‘a

    linnāsi lallażī bi Bakkata mubārakatan

    َ ْهش َ

    ِزْيَ َسَمَظاَنَ شٌَََّ ال ِض

    ْه ِهَ ا ُْ َ ِؿ ْشَءان لل

    َْا Syahru Ramaḍāna al-lażī unzila

    fihi al-Qur‘ānu Penggunaan huruf kapital Allah hanya berlaku bila dalam tulisan Arabnya

    memang lengkap demikian dan kalau penulisan itu disatukan dengan kata lain,

    sehingga ada huruf atau harakat yang dihilangkan, huruf kapital tidak tidak

    digunakan.

    Contoh:

    Naṣrun minallāhi wa fatḥun qarīb َْصٌشََ ه ًَ ْخٌحَ للاَِ ِم

    َب َوؿ ِشٍْ

    ََك

    Lillāhi al-amru jamī‘an َِهّْمش َ ِلل

    َ ْا ألا ع ُْ ََحِم

    Wallāhu bikulli sya‘in alīm. ََوللا َ ّلِ يَْ ِبي

    َمئ ش

    ُْ ََعِل

    10. Tajwid

    Bagi mereka yang menginginkan kefashihan dalam bacaan, pedoman

    transliterasi ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan Ilmu Tajwid.

    Karena itu, peresmian pedoman transliterasi Arab Latin (versi Internasional) ini

    perlu disertai dengan pedoman tajwid.

  • x

    ABSTRAK

    Beragam kisah terdapat dalam al-Qur'an, mulai dari kisah pembuatan

    bumi hingga alam barzah lengkap terdapat didalam al-Qur'an yang

    membutuhkan pengungkapan uraian tafsirnya. Q.S. al-Kahfi memiliki

    beragam cerita yang menarik, pada penulisan ini pembahasan yang

    dibahas mengenai sosok Ya'juj wa Ma'juj dalam pandangan M. Quraish

    Shihab, al-Maragi, dan Buya Hamka.

    Penulisan kali ini akan memaparkan sosok Ya'juj wa Ma'juj sebagai

    permasalahan utama. Terkait pada sejarah, perjalanan Żulqarnain dalam

    pengembaraannya menemukan Ya'juj wa Ma'juj, terkurungnya mereka

    oleh dinding yang dibangun Żulqarnain dan ummatnya, serta keluarnya

    mereka sebagai prediksi di masa mendatang.

    Ya'juj wa Ma'juj adalah dua nama yang disebut dalam al-Qur'an

    sebanyak dua kali, yakni Q.S. al-Kahfi 18: 94, dan Q.S. al-Anbiyā 21: 96.

    Q.S. al-Kahfi 18: 94 mengambarkan Ya'juj wa Ma'juj dengan sosoknya

    yang meresahkan yang membuat kerusakan di muka bumi. Mereka adalah

    sosok yang dikurung oleh Żulqarnain dalam pengembaraannya

    mengelilingi bumi, sebagian ahli tafsir mengatakan sosok Ya'juj wa Ma'juj

    adalah keturunan Nabi Adam as, sebagian yang lain mengatakan bahwa

    mereka adalah Tartar dan Mongolia. Mereka adalah kaum perusak yang

    dikurung Żulqarnain diantara tembok besi yang besar.

    Sebagian ulama menganggap Ya'juj wa Ma'juj sebagai keturunan

    adam yakni bangsa Tartar dan Mongol, sebagian yang lain mempercayai

    mereka sebagai keturunan turk. Kepercayaan bahwa mereka sebagai

    keturunan bangsa Tartar berdasarkan pada letak tembok pembatas berada

    di antara bangsa tartar dan Mongol. Mereka juga di yakini akan kembali

    lagi unuk membuat kehancuran di masa mendatang (Q.S. al-Anbiyā 21:

    96), dengan kekuatan yang lebih dahsyat di bandingkan kekuatan dimasa

    lalu. Kehadiran mereka di masa mendatang sebagai pertanda telah

    dekatnya hari akhir.

    Key Words: Ya'juj wa Ma'juj, Tembok pembatas, Hari Akhir.

  • xi

    KATA PENGANTAR

    Segala puji hanya bagi Allah tuhan semesta alam, shalawat dan salam

    kepada junjungan besar Rasulullah SAW juga rahmat serta kasih sayang-

    nya, sahabat dan seluruh kaum muslimin yang menjadi sumber inspirasi

    bagi umat Islam. Tiap kalimat, kata, dan bahkan huruf memiliki

    pengertian yang harus ditelaah dan dikaji karena kedalamannya. Tidak ada

    alasan untuk tidak menjadikan al-Qur'an sebagai landasan sekaligus

    benteng di setiap lini kehidupan.

    Selama proses penulisan skripsi ini, penulis sadar bahwa akhirnya

    skripsi yang penulis selesaikan ini masih banyak sekali kekurangan dan

    masih jauh dari kesempurnaan. Selama penulisan skripsi ini, tidak terlepas

    dari adanya bantuan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak

    langsung, moril maupun materil, jasmani maupun rohani, lahir maupun

    batin. Terutama kepada orangtua penulis (Husni Fikri dan Tuti Darjah)

    yang tiada henti mendoakan dan mendukung anaknya dengan sepenuh

    hati, serta terima kasih kepada:

    1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., MA

    selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

    yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan menuntut

    ilmu pada Program Sarjana Jurusan Studi Ilmu al-Qur'an dan

    Tafsir (IQTAF) di Fakultas Ushuluddin.

    2. Bapak Dr. Yusuf Rahman , M.A. selaku Dekan Fakultas

    Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    3. Bapak Dr. Eva Nugraha, MA selaku ketua Jurusan di Fakultas

    Ushuluddin pada bidang Ilmu al-Qur'an dan Tafsir yang telah

    membantu dan memberi saya kesempatan dalam penyusunan

    Skripsi.

  • xii

    4. Bapak Fahrizal Mahdi, LC, MIRKH selaku Sekretaris Jurusan

    Ilmu al-Qur'an dan Tafsir yang sudah membantu dalam prosedur

    Skripsi.

    5. Kholik Ramdan Mahesa selaku orang yang membantu Sekretaris

    Jurusan, yang telah banyak meluangkan waktunya untuk (IQTAF).

    6. Bapak Muslih, M. Ag Selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

    telah banyak memberi saya pengetahuan dan masukan untuk

    pengajuan judul skripsi.

    7. Bapak Moh. Anwar Syarifuddin, MA sebagai Dosen penguji

    proposal dan Dosen pembimbing yang senantiasa meluangkan

    waktunya, perhatian, motivasi, serta sabar memberi arahan serta

    bimbingan dalam pengerjaan skripsi, hingga diselesaikannya

    skripsi ini.

    8. Bapak Ibu Dr. Faizah Ali Syibromalisi, M.A, atas semua masukan,

    saran dan dukungannya dalam penyelesaian Skripsi ini.

    9. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta yang tidak bisa saya sebutkan Namanya satu

    persatu dan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada beliau-

    beliau, yang sudah dengan tulus memberikan ilmu pengetahuan

    serta wawasan yang luas mengenai segala aspek keilmuan dari

    awal masuk perkuliahan hingga sekarang.

    10. Teruntuk Kakak tersayang (Adila Ilma Nida), Abang ipar (Indra

    Saputra) adik-adik Penulis(Agnal Ilmi Zidan), dan (Humaida Silka

    Nida), kepada nenek yang tak henti-hentinya mendo'akan penulis

    (alm. Saijah, Hayati dan Hafsoh) semoga Allah angkat penyakitnya

    beliau, tante tersayang Sulha Nurlaili S. Pd. I, serta keluarga besar

    yang penulis sayangi.……………………………………………..

  • xiii

    11. Kepada segenap pimpinan, karyawan, Staff Fakultas Ushuluddin

    dan Staff UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak

    memebantu selama proses belajar agar berjalan dengan lancar.

    12. Kepada paa staff Perpustakaan Utama, Perpustakaan Ushuluddin,

    Perpustakaan Lentera Hati, 'dan Perpustakaan Imam Jama

    sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

    13. Teruntuk teman-teman Iqtaf Salwa Nurbaya, Rozali Hidayatullah,

    Alm. Muhammad Afad, Nita Nurningsih, Ainul Husna, Puput

    Fauziah, Maya Arianti Adjie, Fitria Wulandari, Rusnul Nur'ahlina

    Hanifi, Muhammad Abdul Fattah, Jony Perindra, M.Reza

    Syaokani, Hasan Abdurrahman, Yanuar Fahmi, Lia Lianti, Dewi

    Aprilia Ningrum, dan teman-teman Iqtaf yang tak dapat penulis

    sebutkan namanya satu persatu.

    14. Keluarga KKN DUTA, Izmi Syahidah, Uum Durratun Najah,

    Syarifah Zahrina Firda, Calista Merina, Farrah Balqis, Taufik

    Anwar Harahap, Arius Juliansyah, Muhammad Robby, Ihsan

    Hafidzan, dan Mahfud Efendi yang menjadi keluarga kecil saat

    berada di lokasi KKN. Tidak Lupa pula kepada Ilham dan Achmad

    Azhar Alam yang telah menjadi mentor saat pembuatan buku

    laporan KKN, juga kepada seluruh teman-teman yang tidak dapat

    penulis sebutkan namanya satu persatu.

    15. Kepada Didi Maldini, Munawar, Hamim, Nur Hidayat, Aep, dan

    teman-teman lainnya yang memberikan semangat saat sidang.

    16. Kepada guru-guru Taman Kanak-kanak Makarya Bintaro, Guru-

    guru di Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

    Guru-guru di Pondok Pesatren Gontor Putri 1 tahun 2007, Guru-

    guru di Pondok Pesantren Qotrun Nada Depok terutamanya kepada

    pimpinan pondok pesantren Qotrun Nada(Drs. KH. Burhanudin

  • xiv

    Marzuki), guru-guru di Pondok-Pesantren Darussalam Ciomas

    Bogor terutamanya untuk (Drs. KH. Mu'tasimbillah), guru-guru di

    Lembaga Tahsin Tahfidz Karisma Risalahtuna Keb. Lamamelalui

    perantara merekalah penulis mendapatkan ilmu yang cukup

    bermanfaat untuk diri penulis sendiri.

    17. Teman-teman di SDIP Baitul Mall, Arina Asma Karima, Anisa

    Pertiwi, Istiarini, Upi, Aisyah Dian, Afifah Sausan, Eko Budi

    Setiawan, Fairuz Zabadi, Jajang Hasan, Kepala Sekolah SDIP

    Baitul Maal ibu Ida Farida S. Pd. I, dan seluruh teman-teman di

    SDIP Baitul Maal yang tak dapat penulis sebutkan namanya satu

    persatu.

    18. Rusli atas dukungan, nasihat, waktu luang, dan masukannya

    selama revisi yang dilakukan oleh penulis.

    19. Muhammad Iryan yang memberikan dukungan selama ini dan

    mewarnai hidup penulis baik suka maupun duka.

    Jakarta, 17 Desember 2019

    Fildzah Nida

  • xv

    DAFTAR ISI

    SURAT PERNYATAAN ......................................................................................... i

    LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... ii

    PENGESAHAN PANITIA UJIAN ......................................................................iii

    PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ............................................. iv

    ABSTRAK .................................................................................................................. x

    KATA PENGANTAR ............................................................................................. xi

    DAFTAR ISI ............................................................................................................. xv

    BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah....................................................... 1

    B. Identifikasi, Batasan dan Rumusan Masalah ....................... 6

    C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ......................................... 7

    D. Kajian Pustaka ..................................................................... 7

    E. Metode Penelitian .............................................................. 10

    F. Sistematika Penulisan ........................................................ 11

    BAB II TINJAUAN UMUM KISAH DALAM AL-QUR'AN ............. 13

    Definisi Kisah .................................................................... 13 A.

    Fungsi dan Tujuan Kisah dalam Al-Qur'an ....................... 15 B.

    Macam-macam kisah dalam Al-Qur'an ............................. 19 C.

    Kisah dalam Al-Qu'an: Fakta atau Fiktif? ......................... 22 D.

    BAB III KISAH YA'JUJ wa MA'JUJ DALAM LITERATUR

    SEJARAH ............................................................................................. 29

    A. Sejarah Kisah Ya'juj wa Ma'juj .......................................... 29

    B. Ya'juj dan Ma'juj dalam Tradisi Agama ............................ 33

    BAB IV ŻULQARNAIN DAN YA'JUJ wa MA'JUJ DALAM

    TAFSIRAN ULAMA ......................................................................... 37

    A. Żulqarnain, Ekspedisi Żulqarnain Menemukan Ya‘juj

    wa Ma‘juj, Serta Ya'juj wa Ma'juj Sebagai Pembuat

    Kerusakan .......................................................................... 38

    B. Ya'juj wa Ma'juj Sebagai Prediksi Akhir Zaman ............... 58

  • xvi

    BAB V PENUTUP ............................................................................................. 65

    A. Kesimpulan ........................................................................ 65

    B. Saran .................................................................................. 66

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 68

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Al-Qur'an adalah kalamullah, kitab suci umat Islam yang

    berisikan wahyu Allah, kitab yang mulia bagi umat Islam. Al-Qur'an

    merupakan pedoman bagi umat Islam, lantaran bukan saja peraturan,

    ajaran tauhid, ibadah, dan akhlak mulia saja Al-Qur'an juga

    membahas tentang peristiwa dan kisah-kisah di masa lalu.1

    Keyakinan umat Islam terhadap kisah-kisah dalam al-Qur'an

    berdasarkan pada pilar-pilar keimanan dalam Islam, yakni rukun iman

    yang ke tiga untuk mempercayai kitab Allah dan menjadikan al-Qur'an

    sebagai pedoman umat Islam. Kisah-kisah dalam al-Qur'an meliputi,

    kisah para Nabi, Rasul, sahabat, figur-figur besar seperti Żulqarnain,

    ash-Habul al-Kahfi, dan kisah-kisah penting lainnya. Setiap kisah

    dalam al-Qur'an memiliki keunikannya masing-masing. Salah satu

    kisah yang menarik menurut penulis adalah kisah yang terdapat dalam

    Q.S. al-Kahfi: 83-99, dan Q.S. al-Anbiyā: 96-97 yakni tentang Kisah

    Żulqarnain dan Ya'juj wa Ma'juj.2

    Kisah Żulqarnain dan Ya'juj wa Ma'juj berisikan misteri juga teka-

    teki yang rumit, pada saat penulisan Skripsi ini penulis menemui

    beberapa kendala dalam memahami kisahnya. Adapun yang

    melatarbelakangi penulis menulis tema ini karena penulis ingin

    mengetahui siapa itu Żulqarnain dan Ya'juj wa Ma'juj, dimana lokasi

    Ya'juj wa Ma'juj, Sifat Ya'juj wa Ma'juj, dan tanda datangnya kiamat.

    1 Lutfil Chakim, “Skripsi Kisah-kisah dalam al-Qur'an (Studi penafsiran

    Muhammad al-Ghazali terhadap Q.S.al-Kahfi dalam Naḥwa Tafsir mauḍu'I li Suwar al-

    Qur'an al-Karim,” (Fakultas Ushuluddin, Jurusan Perbandingan Agama, UIN Syarif

    Hidayatullah Sunan Kalijaga, Yogyakarta 2007), 1-2. 2 Taufik, "Skripsi Dzuulqarnain dalam al-Qur'an" (Fakultas Ushuluddin, Jurusan

    Tafsir Hadits, UIN Walisongo, Semarang 2018), 1-2.

  • 2

    Kisah Żulqarnain dan Ya'juj wa Ma'juj berawal dari tiga

    pertanyaan yang diajukan oleh kaum kafir terhadap Nabi Muhammad,

    salah satunya adalah pertanyaan terkait kisah Żulqarnain bersama

    Ya'juj wa Ma'juj, sebuah upaya menancapkan kebathilan Nabi

    Muhammad. Kisah tersebut adalah bukti pengangkatan Nabi

    Muhammad SAW sebagai seorang Nabi dan Rasul.3

    Kisah Ya'juj wa Ma'juj dua kali disebut di dalam al-Qur'an.

    Pertama dalam Q.S. al-Kahfi: 92-98, yang berisikan kisah Żulqarnain

    dalam pengembaraannya menemukan Ya'juj wa Ma'juj. Kedua dalam

    Q.S. al-Ṉabā: 96-97, yang berisikan Prediksi mendatang.4

    Kisah Ya'juj wa Ma'juj berkaitan erat dengan kisah Żulqarnain,

    Żulqarnain merupakan seorang Raja yang Allah berikan kekuasaan

    dan kedudukan yang tinggi. Allah telah mencukupkan segala

    kebutuhannya sebagai seorang Raja, mulai dari peralatan, pasukan,

    serta ilmu sebagai perlengkapannya. Perjalanan yang dilakukannya

    menjelajahi bumi dari Timur ke Barat kemudian ke Timur lagi

    merupakan upaya untuk menegakan keadilan, melindungi rakyat yang

    lemah, menghukum orang yang bersalah, memberikan bantuan

    terhadap orang-orang yang beriman, mengerjakan perbuatan yang

    baik, serta menolong kaum yang meminta perlindungan dari serangan

    kaum Ya'juj wa Ma'juj. 5

    Sebagian ahli Tafsir mendefinisikan Ya'juj wa Ma'juj adalah

    makhluk yang membuat kerusakan di muka bumi, mereka adalah

    makhluk yang di temukan oleh Żulqarnain dalam pengembaraan yang

    dilakukan oleh Żulqarnain. Pada pembahasan kali ini penulis akan

    lebih memfokuskan kisah Ya'juj wa Ma'juj akan tetapi penulis juga

    3 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirrasah Islamiyah II, (Jakarta, PT. Raja

    Grafindo Persada, 2007), 13-19. 4 Taufik, ―Skripsi Żulqarnain Dalam al-Qur'an,”(Fakultas Ushuluddin, Jurusan

    Perbandingan Agama, UIN Syarif Hidayatullah Sunan Kalijaga, Yogyakarta 2007), 3-4. 5 Fachruddin HS, Ensiklopedia al-Qur'an (Jakarta: Rinekka Cipta, 1992), 644.

  • 3

    akan membahas kisah Żulqarnain secara singkat, serta pengembaraan

    Żulqarnain dalam menemukan Ya'juj wa Ma'juj.6

    Ya'juj wa Ma'juj adalah sebuah kata yang terdapat dalam al-

    Qur'an, yang di tafsirkan sebagai bangsa yang membuat kerusakan di

    muka bumi. Secara etimologis Ya'juj berarti penduduk atau bangsa.

    Sebagian mufasir menafsirkan mereka sebagai keturunan Nabi Adam

    as, akan tetapi sebagian yang lain beranggapan Ya'juj wa Ma'juj adalah

    keturunan bangsa turk.7

    Kisah Ya'juj wa Ma'juj juga tercatat di dalam hadits, yang diyakini

    sebagai keturunan Nabi Adam as, Ya'juj wa Ma'juj juga di sebutkan

    akan keluar di akhir zaman, juga prediksi di masa depan sebagai tanda

    telah datangnya akhir zaman (hari kiamat).8

    Terkait pada awal mula kisah Ya'juj wa Ma'juj, bermula dari

    pengembaraan yang dilakukan Żulqarnain perhatian tertuju pada aspek

    historisitas, dan pengungkapan misteri kisah Ya'juj wa Ma'juj yang

    terdapat dalam Q.S. al-Kahfi: 83-95.9 Adapun bunyi ayat adalah

    sebagai berikut:

    6 Taufik, “Skripsi Żulqarnain Dalam al-Qur'an,” (Fakultas Ushuluddin, Jurusan

    Perbandingan Agama, UIN Syarif Hidayatullah Sunan Kalijaga, Yogyakarta 2007), 33. 7 Hamdi bin Hamzah Abu Zaid, Munculnya Ya‟juj & Ma‟juj di Asia; Mengungkap

    Misteri Perjalanan Zulkarnain ke Cina. (Perjemah Gazi Saloom, Dedi Januarsyah)

    (Jakarta Almihira, 2007), 1. 8 Hamdi bin Hamzah Abu Zaid, Munculnya Ya‟juj & Ma‟juj di Asia; Mengungkap

    Misteri Perjalanan Zulkarnain ke Cina.( Perjemah Gazi Saloom, Dedi Januarsyah ) (

    Jakarta Almihira, 2007 ), 1. 9 Taufik, “Skripsi Żulqarnain Dalam Al-Qur'an,”(Fakultas Ushuluddin, Jurusan

    Perbandingan Agama, UIN Syarif Hidayatullah Sunan Kalijaga, Yogyakarta 2007), 1-2.

  • 4

    10َ

    Artinya : ―Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Żulqarnain.

    Katakanlah, "akan kubacakan kepadamu kisahnya" (83). Sungguh, kami

    telah memeberikan kedudukan kepadanya di bumi, dan kami telah

    memberikan jalan kepadanya, (untuk mencapai) segala sesuatu (84),

    Maka diapun menempuh suatu jalan (85). Hingga ketika dia telah sampai

    di tempat terbenam, dia melihatnya (matahari) terbenam di dalam laut

    yang berlumpur hitam, ditemukannya suatu kaum (tidak beragam). Kami

    berfirman, "wahai Dzulqarnanin! Engkau boleh menghukum atau berbuat

    kebaikan (mengajak beriman) kepada mereka." (86). Dia (Żulqarnain)

    berkata, "barangsiapa berbuat dzalim, kami akan menghukumnya, lalu

    dia akan dikembalikan kepada Tuhannya, kemudian Tuhan

    mengadzabnya dengan adzab yang sanggat keras (87). Adapun orang

    yang beriman dan mengerjakan kebajikan, maka dia mendapat (pahala)

    yang terbaik sebagai balasan, dan akan kami sampaikan kepadanya

    perintah kami yang mudah-mudah." (88) Kemudian dia menempuh suatu

    jalan (yang lain). (89) Hingga ketika dia sampai di tempat terbit matahari

    (sebelah Timur) didapatinya (matahari) bersinar di atas suatu kaum yang

    tidak Kami buatkan suatu pelindung bagi mereka dari (cahaya matahari)

    itu, (90) demikianlah, dan sesungguhnya Kami mengetahui segala

    sesuatu yang ada padanya (Zulkarnain). (91) Kemudian dia menempuh

    suatu jalan (yang lain lagi). (92) Hingga ketika dia sampai di antara dua

    gunung, didapatinya di belakang (kedua gunung itu) suatu kaum yang

    hampir tidak memahami pembicaraan. (93) Mereka berkata, ―Wahai

    Zulkarnain! Sungguh, Yakjuj dan Makjuj itu (makhluk yang) berbuat

    kerusakan di bumi, maka bolehkah kami membayarmu imbalan agar

    10

    Departement Agama RI, al-Qu‟an dan Terjemahannya (Bandung, CV.Penerbit

    Jumanatul ‗Ali-Art,2004), 303-304.

  • 5

    engkau membuatkan dinding penghalang antara kami dan mereka?‖ (94)

    Dia (Zulkarnain) berkata, ―Apa yang telah dianugerahkan Tuhan

    kepadaku lebih baik (daripada imbalanmu), maka bantulah aku dengan

    kekuatan, agar aku dapat membuatkan dinding penghalang antara kamu

    dan mereka. (95)‖11

    Adapun upaya untuk memahami misteri Ya'juj wa Ma'juj dalam

    Q.S. al-Kahfi 18: 92-96 membutuhkan data-data dari literatur tafsir al-

    Qur'an yang merinci maksud dan isi kandungan ayat-ayatnya.

    Disinilah, kedudukan Ilmu tafsir yang agung dan tinggi di dalam Islam

    merupakan ilmu yang mulia object dan tujuannya, dan ilmu ini

    dibutuhkan sepanjang zaman. Tanpa ilmu tafsir maka manusia tidak

    akan pernah mengetahui makna dan ajaran yang Allah sampaikan

    melalui kandungan ayat al-Qur'an.12

    Beberapa alasan yang melatar belakangi penulis untuk memilih

    tema pembahasan tentang surah al-Kahfi ini adalah terkait pada, sosok

    Ya'juj wa Ma'juj dalam kisah pengembaraan Żulqarnain, siapakah

    Ya'juj wa Ma'juj, di mana lokasi Ya'juj wa Ma'juj, sifat Ya'juj wa

    Ma'juj, dan Ya'juj wa Ma'juj sebagai prediksi di masa mendatang.

    Kesimpangsiuran informasi terkait pandangan para mufasir

    terkait siapa sebenanrya Ya'juj wa Ma'juj. bagaimana perjalanannya,

    apa saja ciri-ciri Ya'juj wa Ma'juj. Kepercayaan umat muslim Ya'juj wa

    Ma'juj sebagai prediksi di masa depan, lalu bagaimana kontroversi

    seputar keturunan siapakah Ya'juj wa Ma'juj itu, sebagai bangsa

    Mongol dan Tartar atau keturunan bangsa Turk? Adakah kaitan

    antaraYa‘juj wa Ma‘juj yang diceritakan dalam al-Qur'an dengan

    kronik Gog Magog dalam cerita Israiliyat13

    dalam kitab Perjanjian

    Lama? Semua persoalan itu membutuhkan sebuah ulasan yang cukup

    11

    Departement Agama RI, al-Qu‟an dan Terjemahannya (Bandung, CV.Penerbit

    Jumanatul ‗Ali-Art,2004), 303-304. 12

    M. Quraish Shihab, Rasionalitas Tafsir Muhammad, (Jakarta: Paradigma 2002),

    xiii. 13

    Hal-hal yang tidak masuk dalam akal dan pikiran.

  • 6

    komprehensif, melalui penelaahan ilmu tafsir dari khazanah penafsiran

    al-Qur'an yang berlangsung sejak masa klasik Islam hingga masa

    dewasa ini, sehingga penulis sangat berminat untuk membahas kisah

    ini.14

    Berdasarkan pada uraian di atas, penulis ingin mengetahui

    bagaimana kisah Ya'juj wa Ma'juj dalam pengembaraan yang dilakukan

    Żulqarnain. Siapakah Ya'juj wa Ma'juj itu, di mana lokasinya,

    bagaimana sifat Ya'juj wa Ma'juj, dan prediksi mereka di masa depan

    menurus penjelasan para mufasir. Ini adalah alasan mengapa penulis

    mengambil Judul

    ―Kisah Żulqarnain dan Ya‘juj wa Ma‘juj dalam Kajian Tafsir Al-

    Qur'an (Menurut Quraish Shihab, al-Maragi, dan Buya Hamka).‖

    B. Identifikasi, Batasan dan Rumusan Masalah

    Berdasarkan Latar Belakang masalah yang telah di paparkan

    sebelumnya, adapun identifikasi masalahnya yaitu: Pertama, Q.S. Al-

    Kahfi: 83-95 mengidentifikasi pengembaraan yang dilakukan

    Żulqarnain, lokasi Ya'juj wa Ma'juj dari hasil Perjalanan Żulqarnain,

    karakter (sifat) Ya'juj wa Ma'juj, dan sepak terjang yang dilakukan

    oleh Ya'juj wa Ma'juj. Kedua, Q.S. al-Anbiyā: 96 Ya'juj wa Ma'juj

    sebagai pertanda akhir zaman.

    Adapun batasan dan rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

    1. Siapakah Żulqarnain? Bagaimana riwayat ekspedisi yang

    dilakukan Żulqarnain dalam menemukan Ya'juj wa Ma'juj?

    2. Siapakah Ya'juj wa Ma'juj? Dimanakah lokasi Ya'juj wa Ma'juj?

    3. Bagaimana sifat Ya'juj wa Ma'juj menurut para mufasir?

    4. Apakah Ya'juj wa Ma'juj pertanda datangnya Kiamat, dan

    bagaimana pandangan para mufasir?

    14

    Wisnu Sasongko, Jejak Ya'juj wa Ma'juj dalam Inskripsi Yahudi, (PT. Mizan

    Publika, Jakarta Selatan, 2009)

  • 7

    C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

    Penelitian ilmiah tentang kisa Żulqarnain dan Ya‘juj wa Ma‘juj

    dalam Q.S. al-Kahfi : 83-97‖ dan Ya'juj wa Ma'juj dalam Q.S. al-

    Anbiyā: 96-97 bertujuan dan kegunan penelitian:

    1. Mengetahui kisah pengembaraan Żulqarnain dalam menemukan

    Ya'juj wa Ma'juj.

    2. Mencari kaitan antara kisah Żulqarnain dengan Ya'juj wa Ma'juj

    3. Mengetahui lokasi keberadaan Ya'juj wa Ma'juj.

    4. Mengetahui sifat Ya'juj wa Ma'juj.

    5. Memperoleh pemahaman tentang ―Ya'juj wa Ma'juj dalam kajian

    tafsiral al-Qur'an‖.

    6. Memahami pemahaman tentang Ya'juj wa Ma'juj dalam sejarah.

    7. Mengetahui kaitan anatara Ya'juj wa Ma'juj dalam al-Qur'an

    dengan Ya‘juj wa Ma‘juj dalam sejarah.

    8. Mencari eskatologi Ya'juj wa Ma'juj yang akan hadir di akhir

    zaman.

    Adapun Manfaatnya Yaitu :

    1. Secara akademis skripsi ini diharapkan mendorong sarjana Muslim

    dalam memahami ayat al-gaibiyat yang terdapat dalam surah al-

    Kahfi (18): 92-97.

    2. Secara praktis menambahkan referensi bacaan dalam kajian Tafsir.

    3. Dapat memperoleh dan membandingadxkan pemahaman diantara

    perbedaan para Mufasir dalam menerjemahkan kisah Ya'juj wa

    Ma'juj.

    4. Mengetahui lebih jelas sebab kehancuran dimuka bumi.

    D. Kajian Pustaka

    Adapun kajian pustaka inti yang digunakan penulisan dalam

    pembahasan kisah Ya'juj dan Ma'juj, adalah sebagai berikut:

  • 8

    1. M. Quraish Shihab, di dalam bukunya "Tafsir al-Miṣbah"

    menekankan pentingnya bahasa dan pengetahuan sejarah sebagai

    alat utama dalam memahami rahasia hidup, sejarah, bangsa, dan

    semua persoalan manusia di muka bumi. Tidak semua ayat al-

    Qur'an dapat diartikan secara konteksnya saja, akan tetapi kadang

    kala kita juga harus menyesuaikan dengan zamannya. Buku ini

    menegaskan bahwa bahasa, sejarah dan perkembangan zaman

    sebagai kunci menafsirkan ayat sesuai dengan zamannya. Kisah

    Żulqarnain dan Ya'juj wa Ma'juj ini telah hadir sebelum kelahiran

    nabi yang kemudian tercatat dalam al-Qur'an sebagai bukti

    kenabian Muhammad.15

    2. Penulis buku bernama Muhammad Musthafa al-Maragi adalah

    seorang ulama dan guru besar tafsir, salah satu buku karangannnya

    yang terkenal adalah Tafsir al-Maragi yang di tulisnya selama

    sepuluh tahun. Kesadaran al-Maragi terhadap tafsir-tafsir klasik

    yang terkesan ringkas, menjadikan beliau tertantang untuk

    mengeluarkan tafsir dengan corak tersendiri, dengan gaya bahasa

    yang mudah di cerna oleh generasi muda. Kitab Tafsir ini memakai

    metode tahlili, diuraikan dengan bahasa yang indah dan menarik

    serta berorientasi pada sastra, kehidupan dan kemasyarakatan

    sebagai petunjuk kehidupan di masyarakat yang mudah untuk

    dipahami. Kisah Ya'juj wa Ma'juj dalam tafsir ini digambarkan

    sebagai bangsa yang bengggis, mereka adalah Tartar dan Mongol,

    mereka juga termasuk keturunan dari Nabi Adam dari Yafit bin

    Nuh, yang di kurung Żulqarnain dan akan hadir kembali sebagai

    pertanda telah dekatnya akhir zaman.16

    15

    Buya Hamka, Tafsir Al-Azhar, Juz XVII (jakarta; pustaka Panji Mas). 16

    Ahmad Musthafa al-Maragi, Tafsir Al-Maragi Juz XVI (Mesir: Mustafa Al-Bab

    Al-Halabi 1974 M)

  • 9

    3. Penulis buku yang bernama Syaikh Hamdi bin Hamzah Abu Zaid

    dan bukunya terkenal dengan ―Mengungkap Misteri Perjalanan

    Żulqarnain ke Cina Munculnya Ya‟juj Ma‟juj di Asia‖ Pada

    dasarnya penelitian yang bersifat filosofis yang menekankan

    pentingnya bahasa dan pengetahuan sejarah sebagai alat utama

    dalam memahami rahasia hidup, sejarah, bangsa, dan semua

    persoalan manusia di muka bumi ini. Buku ini mengandung bahasa

    dan sejarah sebagai kunci yang dapat membuka pintu sejarah, ilmu

    penetahuan, dan semua persoalan hidup. Kisah Ya‘juj wa Ma‘juj

    ini muncul ketika 300SM dan dituliskan pada kira-kira 200SM.

    Berbagai peristiwa dan keajaiban yang terkait dengannya

    merupakan kisah paling menakjubkan dalam seluruh rangkaian

    kehidupan manusia. Karena dia merupakan kisah nyata yang titik

    tolaknya berasal lebih dari 2.400 tahun sebelumnya.17

    Dikatakan

    Pseudo (palsu atau sebagian palsu) karena bukunya ini merupakan

    kumpulan antara sejarah dan mitos, beberapa mitos dan dogeng18

    dimasukan ke dalam buku ini.

    4. Menurut Taufik, dalam skripsinya Dzulkarnain dalam al-Qur'an.

    Ya'juj wa Ma'juj merupakan dua bangsa yang menjadi sejarah

    dalam al-Qur'an. Fenomena kekejaman dan kejahatannya telah

    menjadi acuan mereka dalam bertindak. Dua bangsa ini disinyalir

    oleh Rasulullah Shallallahu „Alahi Wasallam, sebagai salah satu

    tanda datangnya hari kiamat kelak. Dua bangsa yang disinyalir

    memiliki sisa ‗kekuatan‘ dari kejayaan mereka di masa silam yang

    kelak justru melebih kekuatan manapun saat ini. ‗Rise of

    17

    Hamdi bin Hamzah Abu Zaid, Munculnya Ya‟juj & Ma‟juj di Asia; Mengungkap

    Misteri Perjalanan Zulkarnain ke Cina. Penerjemah Gazi Saloom, Dedi Januarsyah

    (Jakarta Almihira, 2007) 18

    Terdapatnya cerita israiliyat yang tercantum pada buku tafsir Ibnu Kaṡīr.

  • 10

    Asianism‘ atau kebangkitan bangsa-bangsa Asia‘ yang mereka

    agungkan menjadi langkah awal perwujudan eksplorasi kekuatan

    mereka.

    5. Menurut Abu Fatiah al-Adnani, didalam bukunya ―Fitnah &

    Petaka akhir zaman” keluarnya Ya'juj wa Ma'juj diantara

    Dahsyatnya fitnah yang ada di muka bumi yang akan dihadapi oleh

    umat manusia. Ya‘juj wa Ma‘juj merupakan keturunan Nabi Adam

    as. Ya'juj wa Ma'juj adalah anak dari Yafits bin Nuh keturunan

    Nabi Nuh. Menurut Abu Fatiah, setiap keturunan yang ada sampai

    sekarang kiamat merupakan merupakan keturunan Nabi Nuh, yang

    mana Nabi Nuh memiliki tiga keturunan yakni Yafits, Sam dan

    Ham. Allah melestarikan dan setiap manusia yang hidup sejak

    zaman Nuh hingga kiamat, mereka semua adalah ketururnan dari

    tiga anak Nuh, yakni: Yafits, Sam, dan Ham19

    .

    E. Metode Penelitian

    Penelitian skripsi ini menggunakan pendekatan penelitian

    kualitatif jenis penelitian deskriptif analisis, untuk langkah-langkahnya

    Yaitu:

    1. Metode Pengumpulan Data Jenis penelitian ini merupakan penelitian pustaka (Library

    Research), penelitian yang mengambil dan mengolah data yang

    berasal dari buku-buku yang ada kaitan dan relevansinya dengan

    penelitian yang sedang disusun ini. Adapun sumber-sumber primer

    yang dijadikan rujukan dalam penelitian adalah :

    a) Tafsir Al-Maragi

    b) Tafsir Al-Azhar

    19

    Dalil diatas merupakan Hujjah, bahwa semua keturunan manusia semua

    merupakan keturunan dari 3 anak nabi Nuh yang selamat, yang disanadkan kepada 3 anak

    Nuh tersebut, Yafits, Sam dan Ham.

  • 11

    c) Tafsir Miṣbah

    Selain itu penulis juga mengambil, bahan-bahan dari rujukan

    sekunder yang relevan dianataranya :

    a) Munculnya Ya'juj wa Ma'juj di Asia20

    b) Fitnah dan petaka Akhir Zaman21

    c) Żulqarnain dalam Al-Qur'an22

    d) Cahaya Al-Qur'an23

    2. Metode Analisis Data

    Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis24

    secara deskriptif,25

    kemudian diperbandingkan satu kitab tafsir dengan kitab tafsir yang lain.

    Untuk metode penuilisan mengacu pada buku Pedoman Akademik

    Program Strata 1 2012/2013 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bagan

    ―Pedoman Penulisan Skripsi‖. Buku tersebut telah diterima mahasiswa

    dari Fakultas Ushuluddin sejak 2011.

    F. Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan tersebut dimaksudkan sebagai gambaran

    yang akan menjadi pokok pembahasan dalam penulisan skripsi,

    sehingga dapat memudahkan dalam memahami dan mencerna

    20

    Hamdi bin Hamzah Abu Zaid, Munculnya Ya‟juj & Ma‟juj di Asia; Mengungkap

    Misteri Perjalanan Zulkarnain ke Cina.Penerjemah Gazi Saloom, Dedi Januarsyah

    (Jakarta Almihira, 2007) 21

    Abu Fatiah Al-Adnani, Fitnah & petaka Akhir Zaman; Detik-detik Menuju Hari

    Kehancuran Alam Semesta, cet. 1 (Surakarta: Granada Mediatama) 22

    Taufik, ―Żulqarnain Dalam Al-Qur'an,‖(Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, Jurusan

    Perbandingan Agama, UIN Syarif Hidayatullah Sunan Kalijaga, Yogyakarta 2007) 23

    Muhammad Ali Ash-Shabuny, Cahaya Al-Qur'an Tafsir Tematik Surat Al-Kahfi –

    Al-Mukminun (Jakarta: Pustaka Kautsar) 24

    Analisis, adalah metode yang dimaksudkan sebagai pemikiran dengan konseptual

    atau makna yang terkandung dari istilah yang dipergunakan, kemudian diklarifikasi

    sesuai dengan permasalahan, dengan tujuan mendapatkan kejelasan makna. Anton Baker

    dan Achmad Charris Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat (Yogyakarta: Kansius,

    1990), 62. 25

    Deskriptif, adalah mengumpulkan data yang ada, menafsirkan dan mengadakan

    analisa yang interpretative.Anton Baker dan Achmad Charris Zubair, Metodologi

    Penelitian Filsafat (Yogyakarta: Kansius, 1990), 62-63.

  • 12

    masalah-masalah yang akan dibahas. Adapun sistematika penulisan

    adalah sebagai berikut :

    Bab I, merupakan pendahuluan yang berisi uraian secara global,

    kemudian dirinci kedalam bab yang terdiri dari latar belakang,

    identifikasi masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan

    manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, serta

    sistematika penulisan.

    Bab II, bab ini merupakan tinjauan umum tentang kisah dalam al-

    Qur'an. Beberapa hal yang dibahas dalam bab ini adalah apa itu Qaṣāṣ

    serta fungsi dan tujuan Qaṣāṣ dalam al-Qur'an. Jenis-jenis Qaṣāṣ dalam

    al-Qur'an. Kisah-kisah masa lalu serta prediksi masa depan, yang mana

    kisah masa lalu diramalkan akan terjadi atau dibangkitkan kembali di

    masa mendatang.

    Bab III, bab ini merupakan penjelasan mengenai Ya‘juj Ma‘juj

    dalam literature sejarah secara umum yang meliputi beberapa

    pembahasan seperti: Penisbatan Ya‘juj Ma‘juj dengan Gog Magog.

    Pandangan parasejarawan tentang siapa Ya'juj wa Ma'juj ini. Aspek-

    aspek prediksi terkait dengan kisah Ya‘juj Ma‘juj dalam tradisi agama-

    agama.

    Bab IV, Bab ini menguraikan inti dari penafsiran Q.S. al-Kahfi 92-

    97 tentang Kisah Ya‘juj Ma‘juj dalam al-Qur'an. Bab ini meliputi

    pendapat Bahwa Ya'juj wa Ma'juj dalam pengembaraan Żulqarnain,

    apakah Ya'juj wa Ma'juj manusia turunan Adam? Lokasi Ya'juj wa

    Ma'juj berdasarkan hasil pengembaraan Żulqarnain, pembuatan

    dinding pembatas, karakter di masa lalu hingga rusaknya dinding

    pembatas, dan Prediksi dimasa depan.

    Bab V, Bab ini merupakan akhir dari pembahasan berupa penutup

    dan kesimpulan.

  • 13

    BAB II

    TINJAUAN UMUM KISAH DALAM AL-QUR'AN

    Definisi Kisah A.

    Al-Qur'an adalah firman Allah sebuah Mu'jizat yang diberikan

    kepada Nabi Muhammad, sebagai pedoman, dan sumber ajaran utama

    bagi umat Islam. Tidak hanya sebagai petunjuk, didalamnya juga

    terdapat ilmu, sejarah, kisah, pesan, dan berbagai hal lain yang tak

    kalah pentingnya.1 Kandungan ayat al-Qur'an sangat berpengaruh

    dalam kehidupan manusia yang mau belajar dengan mendengarkan,

    membaca, dan mengamati. Berbagai macam hal penting dalam al-

    Qur'an meliputi sejarah, pelajaran, kisah, dan lainnya.2

    Kisah atau Qaṣāṣu al-Qur'an merupakan dua kata yang saling

    berdampingan, yakni Qaṣāṣ dan al-Qur'an. Qaṣāṣ sendiri secara

    etimologi adalah kata serapan dari bahasa Arab yakni ة ,kisah قِص

    cerita, hikayat atau Riwayat, sedangkan al-Qur'an adalah kitab suci

    umat Islam jadi Qaṣāṣ al-Qur'an adalah cerita yang terdapat di dalam

    al-Qur'an.3

    َصَصََ yang berarti الِلَصت yakni kisah-kisah, yang berasal dari kata ك

    mengikuti jejak atau menelusuri jejak. Allah SWT berfirman, pada

    ayat-ayat berikut ini:

    1. Ayat yang mengartikan bahwa الِلَصت atau ََصَصَ sebagai jejak, dalam ك

    Q.S. al-Kahfi 18: 64)

    ٌَ اًََ َماك ِل

    ٰا ر ىَّ

    َ ه ْبِؽ

    َا ه ذَّ

    َاْسج

    َاِسِهَما ؿ

    َثٰى ا

    ٰٓ َعل

    ۙا َصص

    َ ٤٦4 -ك

    1 Wahyudin dan Saifulloh, Ulum al-Qur'an Sejarah dan Perkembangannya Jurnal

    Sosial Humaniora,vol 6, no. 1 (Juni 2013): 20. 2 Manna‘al-Qathan, Mabahits fii Ulumul Qurán (Pengantar Studi Al-Qur'an).Terj.

    Ainur Rafiq El-Mazni, cet. VI (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2011), 386. 3 Ahmad Warson Munawir, Kamus Al-Munawir: Arab-Indonesia, (Surabaya,

    Pustaka Progresif, 1984) hlm. 1126. Dalam Susilawati, Nilai-nilai Pendidikan Melalui

    kisah Dalam Al-Qur'an (Sekolah Tinggi Agama Islam), 25. 4 Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,

    2012), 412.

  • 14

    Artinya: ―Dia (Musa) berkata: "Itulah (tempat) yang kita cari."Lalu keduanya

    kembali, mengikuti jejak mereka semula.‖5

    2. Ayat berikut ini mengartikan ص sebagai mengikuti, dalam ق ص

    Q.S. al-Qaṣāṣ 28: 11)

    ْذَ َال

    َِخه َوك

    ْخ

    ِهَ ِِل ُْ ّصِ

    َشْثَ ك َبص

    ََ ِبه ؿ ًْ َ َع ب

    ى ْمَ ح ه َ وَّْۙوَن ش ع

    ْش ٌَ

    َ ١١6 -ِل

    Artinya:

    ―Dan dia (minta Musa) berkata kepada saudara perempuan Musa,"

    Ikutilah dia (Musa)" Maka kelihatan olehnya (Musa) dari Jauh, sedang

    mereka tidak menyadarinya‖.7

    Perkataan ق ص ص dapat juga berganti sebagai sebuah al-Akhbar (yakni

    sebuah berita), dalam Q.S. Āli Imrān 3: 62, yang berbunyi:

    َىَ ه َا ل

    ََ ِانَّ ٰهز َلَصص

    َْحم ۚ ال

    َْ َوَما ال ًْ ه َ ِم

    َٰ ِال

    ََّ ِِا

    ه َّٰ الل هََ َوِانَّ

    َّٰىَ الل ه

    َض ل َعِضٍْ

    ْ ال

    م ُْ َحِىْ 8. ٤٦ –ال

    Artinya:

    ―Sungguh, ini adalah kisah yang benar. Tidak ada tuhan selain Allah,

    dan sunguh, Allah maha perkasa, Maha bijaksana‖(Q.S. Ali ‗Imran 3:

    62).9

    Q.S. Yūsuf 12: 111, yang berbunyi sebagai berikut:

    اَن ِفْي ََلْذ و

    ََصِصِهْمَل

    َِزْي ك

    ََّم ال ًْ ْصِذ

    ًَْ ج ِى

    ٰٰري َول

    َت ـْ ً ا

    ث ًْ اَن َحِذ

    ََباِب َما و

    ْلَ ْوِلى ِا

    ِّ

    ِلٌِعْبَرة

    ْىَنَ ِمى ْؤ ً َلْىم

    ّ ِل

    َسْحَمت ي وَّ ذ ه ْيء وَّ

    َّلِ ش

    َل و ُْ ِص ـْ

    َِه َوج ًْ َذ ًَ ١١١.10 - َبْحَن

    5 Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,

    2012), 412. 6 Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,

    2012), 544. 7 Yunahar Ilyas, Kuliah ulumul Qur‟an (ITQAN Publishing: Jogyakarta 2014), 227.

    8 Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,

    2012), 72. 9 Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,

    2012), 314. 10

    Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,

    2012), 314.

  • 15

    Artinya:

    ―Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang

    yang mempunyai akal. (Al-Qur'an) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat,

    tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala

    sesuatu, dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang

    beriman.‖(Q.S. Yūsuf12: 111).11

    Secara terminologi Qaṣāṣu al-Qur'an ialah "ihwal" atau pemberitaan al-

    Qur'an terkait tokoh, dan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi pada masa

    lalu baik itu Nabi, Rasul atau pun yang bukan rasul, yang bermula saat

    zaman Nabi Adam as hingga zaman Nabi Muhammad.12

    Kisah adalah metode pembelajaran yang digunakan al-Qur'an dalam

    menyampaikan pesan dan tujuan serta menjadikan al-Qur'an sebagai satu-

    satunya pedoman dalam agama Islam.13

    Fungsi dan Tujuan Kisah dalam Al-Qur'an B.

    Allah menciptakan segala sesuatu di muka bumi ini tidak ada yang sia-

    sia, semua diciptakan dengan tujuan dan Fungsinya masing-masing.

    Adapun fungsi dan tujuan kisah dalam Al-Qur'an adalah sebagai

    berikut:

    1. Fungsi Kisah dalam Al – Qur‘an

    Apabila di kaji secara seksama, fungsi kisah dalam al-Qur'an

    adalah sebagai berikut:

    a. Agar manusia berfikir, Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al – A‘araf 7: 176

    َبَع َهَىاه ْسِض َواجََّ ْى ألا

    ََذ ِإل

    َلْخ

    َه ؤ ِىىَّ

    َْعَىاه ِبَها َول

    ََشؿ

    ََىا ل

    ْْى ِشئ

    َِل َول

    ََمث

    َه ه

    لََمث

    َؿ

    ىا ب َّز

    ًََ ه ِزً

    ََّلْىِم ال

    ْل ال

    ًََ َمث ِل

    َ ر

    َْهث

    ْل ًَ ه

    ْه ر

    ْتَْو ج

    َ ؤ

    َْهث

    ْل ًَ ِه ُْ

    َْحِمْل َعل

    َِب ِإْن ج

    ْلَي

    ْال

    ون. ش َّى ـَ َخ ًَ ْم ه

    ََّعل

    ََلَصَص ل

    ِْص ال ص

    ْاك

    َاِجَىا ؿ ًَ 14ِبأ

    11

    Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,

    2012), 335. 12

    Badri Khaeruman, Sejarah Perkembangan Tafsir al-Qur'an, Cet. I, (Bandung:

    Pustaka Setia, 2004), 49. 13

    Abudin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta; Logos, 1997), 97.

  • 16

    Artinya: “Dan sekiranya kami menghendaki niscaya kami tinggikan (derajat)nya

    dengan (ayat-ayat) itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan mengikuti

    keinginannya (yang rendah), maka perumpamaannya seperti anjing, jika

    kamu menghalaunya dijulurkan lidahnya dan jika kamu membiarkannya

    dia menjulurkan lidahnya (juga). Demikianlah orang-orang yang

    mendustakan ayat-ayat kami. Maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar

    mereka berfikir.”15

    b. Sebagai penguat hati Nabi Shallalahuālaihiwasallam, sebagaimana

    firman Allah dalam Q.S. Hūd (11): 120

    َباءَِ ْهًَْ ؤ ًَ ِم ُْ

    َص َعل ل

    َ ه

    اًّل

    اَدَن َوَحاَءَن ِفي َهِزِه َوه

    َؤ

    ذ ِبِه ؿ ّبِ

    َث ِل َما ه ظ الش

    َشَيْ َوِره

    ٌت

    ََحم َوَمْىِعظ

    ِْمِىح ال

    ْؤ م

    ْ 16.َنَِلل

    Artinya: ―Dan semua kisah dari rasul-rasul kami ceritakan kepadamu ialah kisah-

    kisah yang denganya kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah

    datang kepadamu kebenaran serta pengajaran bagi orang-orang yang

    beriman‖17

    c. Berfungsi untuk mengenali kemampuan Allah dalam memberikan

    berbagai macam hukuman kepada orang – orang yang

    menyimpang, sesuai dengan hikmah yang telah ditetapkan – Nya.18

    d. Berfungsi untuk mengenali penegakan hujjah kepada manusia

    dengan diutusnya para Rasul dan diturunkannya kitab – kitab. 19

    2. Tujuan Qaṣāṣ al-Qur‘an

    Adapun tujuannya Qaṣāṣ al-Qur'an adalah sebagai berikut:

    14

    Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,

    2012), 233. 15

    Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,

    2012), 233. 16

    Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,

    2012), 316. 17

    Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,

    2012), 316. 18

    Amrullah Akadhinta, Hikmah Cerita-cerita dalam Al-Qur'an, https://muslim.or.id

    diakses pada 17 mei 2019 19

    Amrullah Akadhinta, Hikmah Cerita-cerita dalam Al-Qur'an, https://muslim.or.id

    diakses pada 17 mei 2019

    https://muslim.or.id/https://muslim.or.id/

  • 17

    a. Sebagai Asas dakwah serta pokok – pokok syari‘at yang dibawa

    oleh para Nabi dan Rasul. Allah SWT berfirman:

    ا َهَ ؤ

    ََّه ِإِل

    َ ِإل

    َه ِل هَّ

    َِه ؤ ُْ

    َىِحي ِإل

    ه

    ٌَّ ِإِل ى

    ًْ َسظ ِمًَ ْبِل

    ًَْ ك َىا ِم

    ْْسَظل

    ََوَما ؤ

    وِنَ ذ اْعب َ 20.ؿ

    Artinya:

    ―Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum engkau

    (Muhammad), melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada

    tuhan (yang berhak disembah) selain Aku, maka sembahlah Aku‖. (Q.S.

    al-Anbiyā (21): 25).21

    b. Meneguhkan hati Rasulullah SAW dan hati umat Muhammad atas

    agama Allah, serta memperkuat keyakinan orang-orang yang

    beriman bahwa kebenaran pasti menang mengalahkan kebatilan.

    Allah SWT berfirman:

    اَدَن َوَحاَءَن ِفي َهِزِه َؤ

    ذ ِبِه ؿ ّبِ

    َث ِل َما ه ظ َباِء الش

    ْهًَْ ؤ ًَ ِم ُْ

    َص َعل ل

    َ ه

    اًّل

    َوه

    َحم َوَمْىعَِِْمِىحال

    ْؤ م

    َْشي ِلل

    ْ َوِره

    ٌت

    َ 22.َنَظ

    Artinya:

    ―Dan semua kisah dari Rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah

    kisah-kisah yang dengannya kami meneguhkan hatimu; dan dalam surat

    ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan

    bagi orang-orang yang beriman.‖ (Q.S. Hūd (11): 120).

    c. Membenarkan para nabi terdahulu, mengenang dan mengabadikan

    jejak peninggalan mereka dengan menanamkan nasihat dan

    pelajaran dari peristiwa di masa lalu.

    20

    Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,

    2012), 451. 21

    Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,

    2012), 451. 22

    Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,

    2012), 77.

  • 18

    d. Memperlihatkan kebenaran dakwah Nabi Muhammad SAW

    dengan berita-berita yang dibawanya mengenai umat terdahulu

    melintas generasi dan zaman.

    e. Mengungkap kebohongan ahli Kitab dalam menyembunyikan

    kebenaran dan merubah-rubah isi Al-Kitab, untuk menyakinkan

    orang-orang yang beriman bahwasannya yang benar itu pasti benar

    dan yang salah pasti salah. Kebenaran akan mengalahkan

    kebathilan. Allah SWT berfirman:

    ِعِهَ ـَْى ه

    ٰل َعل ًْ ِء

    َۤم ِاْظَشا َما َحشَّ

    ََّل ِِا ًْ ِء

    َۤبِنْيٓ ِاْظَشا

    ّ ِل

    ااَن ِحًّل

    ََعاِم و

    َّل الط

    َ و ًْ ْبِلَ ِم

    َْنَ ك

    َ ا

    ٌََ زََّج َ ج

    ْىٰسًت ْلَ الخَّ

    ْىا ك

    جْإَْىٰسًِتَ ؿ َ ِبالخَّ

    ْٓىَها

    لْاج

    َْمَ ِاْنَ ؿ ْىخ

    ٣٩.23 - ٰصِذِكْحَنَ ه

    Artinya: ―Semua makanan adalah halal bagi Bani Israil melainkan makanan yang

    diharamkan oleh israil (Ya‘qub) untuk dirinya sendiri sebelum Taurat

    diturunkan. Katakanlah: ―(Jika kamu mengatakan ada makanan yang

    diharamkan sebelum turun Taurat), maka bawalah Taurat itu, lalu

    bacalah dia jika kamu orang-orang yang benar‖. (Q.S. Āli ‗Imrān 3:

    93).24

    f. Menarik hati pendengar (pembaca) dan memantapkan penerimaan

    terhadap pesan-pesan yang terkandung di dalamnya. Allah SWT

    berfirman:

    ٌََصِصِهْم ِعْبَرة

    َاَن ِفْي ك

    ََلْذ و

    ََباِب ل

    ْلَ ْوِلى ِا

    ِّ

    ا ِل ث ًْ اَن َحِذ

    ََم َما و ًْ ْصِذ

    ًَْ ج ِى

    ٰٰري َول

    َت ـْ ً

    َل ُْ ِص ـَِْه َوج ًْ َذ ًَ ِزْي َبْحَن

    َّْيء َ ال

    َّلِ ش

    ي و ذ ه َ وَّ

    َسْحَمت َ وَّ َلْىم

    ّْىَنَ ِل ِمى

    ْؤ ً -١١١. 25

    Artinya: ―Sesungguhnya pada kisah – kisah mereka itu bukanlah cerita yang

    dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya

    23

    Kemenag RI, "Mushaf RI" diakses pada 7 januari 2020,

    https://quran.kemenag.go.id/index.php/sura/3/93 24

    Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,

    2012), 77. 25

    Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,

    2012), 334.

    https://quran.kemenag.go.id/index.php/sura/3/93

  • 19

    dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi

    kamu yang beriman.‖ (Q.S. Yūsuf 12; 111).26

    g. Menegaskan dan membuktikan bahwa Nabi Muhammad benar-

    benar utusan Allah dan al-Qur'an benar-benar Firman Allah.

    Contoh bukti adanya beberapa kesamaan kisah dalam al-Qur'an

    dengan kisah-kisah yang ada dalam Kitab Taurat dan Injil, padahal

    Nabi tidak pernah belajar apapun dari Yahudi dan Nasrani, Nabi

    juga tidak bisa membaca dan menulis. Pengetahuan Nabi terkait

    kisah – kisah tersebut, semata – mata hanya dari Allah SWT yang

    juga menurunkan Taurat dan injil sebelumnya.

    h. Sebagai pelajaran (Ibrāh) bagi umat manusia atas kisah-kisah yang

    terjadi pada masa lampau yang dijelaskan didalam al-Qur'an.

    Seperti contohnya, Kisah Qabil dan Habil .27

    i. Menjelaskan bahwa Umat Islam bukan umat yang bodoh seperti

    yang dikatakan, dengan penjelasannya yang bersifat deskriptif dan

    dialogis.28

    Macam-macam kisah dalam Al-Qur'an C.

    Banyaknya kisah al-Qur'an serta keterkaitannya dengan bukti –

    bukti arkeologi menjadikan sebagian al-Qur'an sebagai sebuah sejarah,

    seperti kisah para nabi dan kaumnya. Kisah orang-orang yahudi,

    nashrani, majuzi, dan lain sebagainya. Kisah dalam al-Qur'an dapat

    terbagi menjadi tiga macam, yaitu:

    1. Kisah Para Nabi dan Rasul

    Peninjauan kisah dari segi waktu mulai dari Nabi Adam

    hingga Nabi Muhammad juga para Rasul, tidak semua kisah

    26

    Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,

    2012), 334. 27

    Yunahar Ilyas, Kuliah ulumul Qur‟an (ITQAN Publishing: Jogyakarta 2014), 233. 28

    Moh. Ali Aziz, Mengenal Tuntas Al-Qur'an (Surabaya: Imtiyaz, 2011), 134.

  • 20

    disebutkan dalam al-Qur'an. Qaṣāṣu al-Qur'an terbagi menjadi

    tiga:

    Pertama, kisah yang durasinya panjang. kisah yang

    durasinya dan penjelasanya panjang lebar meliputi kisah Nabi

    Adam, Nuh, Ibrahim, Yusuf, Musa, Harun, Daud, Sulaiman, serta

    Nabi ‗Isa ‗alaimussalam.29

    Kedua, kisah yang durasinya sedang. Yakni, Kisah dalam al-

    Qur'an yang durasi dan penjelasnya tidak terlau panjang dan tidak

    terlalu sedikit meliputi Kisah–kisah dari Nabi Hud, Shaleh, luth,

    ‗Islmail, Ishaq, Ya‘qub, Zakaria dan Yahya.

    Ketiga, kisah yang durasinya singkat. Yakni adalah kisah

    dalam Al-Qur'an yang durasi dan penjelasannya secara singkat

    adalah Kisah Nabi Idris, ‗Ilyas, dan Ilyasa 'alaihimussalam.30

    2. Kisah umat, tokoh atau pribadi (bukan Nabi), dan Peristiwa –

    peristiwa masa lalu

    Al-Qur'an juga menceritakan kisah para tokoh dan pribadi

    masa lalu, mereka bukanlah nabi, tetapi mereka hanyalah orang

    biasa yang sezaman dengan nabi. Mulai dari zaman Nabi Adam

    hingga Nabi Muhammad SAW. Salah satunya adalah kisah Habil

    dan Qabil.31

    Kisah Habil dan Qabil merupakan kisah dari anak – anak

    dari Nabi Adam as. Bermula saat mereka beranjak dewasa dan

    Allah memperbolehkan mereka menikah dengan saudara mereka

    secara silang. Akan tetapi Qabil bukanlah hamba yang bertaqwa,

    Qabil tidak mau menikah dengan Layudha kemudian datanglah

    sebuah syarat dan ketentuan dari Allah untuk berkorban dan salah

    29

    Yunahar Ilyas, Kuliah ulumul Qur‟an (ITQAN Publishing: Jogyakarta 2014), 228. 30

    Yunahar Ilyas, Kuliah ulumul Qur‟an (ITQAN Publishing: Jogyakarta 2014), 228. 31

    Yunahar Ilyas,Kuliah ulumul Qur‟an (ITQAN Publishing: Jogyakarta 2014), 229.

  • 21

    satu diantara mereka yang kurbannya diterima oleh Allah maka

    akan menikah dengan Iqlima.

    Ternyata hasil persembahan yang diterima oleh Allah adalah

    hasil persembahan Habil, maka habil-lah yang berhak menikah

    dengan Iqlima sedangkan Qabil menikah dengan Layudha. Tidak

    terima dengan ketentuan yang diberikan Allah, dengan penuh rasa

    iri dan dengki kepada Habil, Qabil membunuh Habil tanpa

    memandang bahwa dia adalah saudaranya sendiri, dan

    sesungguhnya Allah hanya menerima persembahan orang-orang

    yang bertaqwa.32

    Lalu apa pelajaran dan pesan dari kisah Habil dan

    Qabil dalam al-Qur'an?

    Kisah Habil dan Qabil adalah pembunuhan yang pertama

    yang terjadi dalam sejarah, dari kisah tersebut terdapat pelajaran,

    untuk tidak memiliki rasa dengki, iri, dan menjadi orang yang

    bermoral tinggi dengan menanamkan kesabaran, Allah SWT

    berfirman ―Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat

    pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Qur'an itu

    bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi untuk membenarkan kitab-

    kitab yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan

    sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.33

    3. Qaṣāṣ yang terjadi pada zaman Nabi Muhammad SAW

    Selain menceritakan kisah sebelum kelahiran Nabi

    Muhammad, Qaṣāṣu al-Qur'an juga menceritakan peristiwa yang

    terjadi pada saat zaman Nabi Muhammad, seperti kisah Hijrah,

    32

    Muham Taqra, Kisah Hikayat Qabil & Habil [Cain & Abel] Putra Nabi Adam

    dalam

    Islamhttps://books.google.co.id/books?id=3OySCgAAQBAJ&pg=PP9&dq=Habil+dan+

    qabil&hl=ms&sa=X&ved=0ahUKEwiWk4XSkKXiAhUQ448KHTqpDHUQ6AEIKTAB

    #=onepage&Q=Habil%20dan%20qabil&f=false 33

    Jamiah Hariyati, Achyar Zein, Syamsu Nahar, Journal nilai-nilai Pendidikan pada

    Kisah Qabil dan Habil, 37.

    https://books.google.co.id/books?id=3OySCgAAQBAJ&pg=PP9&dq=Habil+dan+qabil&hl=ms&sa=X&ved=0ahUKEwiWk4XSkKXiAhUQ448KHTqpDHUQ6AEIKTAB#=onepage&Q=Habil%20dan%20qabil&f=falsehttps://books.google.co.id/books?id=3OySCgAAQBAJ&pg=PP9&dq=Habil+dan+qabil&hl=ms&sa=X&ved=0ahUKEwiWk4XSkKXiAhUQ448KHTqpDHUQ6AEIKTAB#=onepage&Q=Habil%20dan%20qabil&f=falsehttps://books.google.co.id/books?id=3OySCgAAQBAJ&pg=PP9&dq=Habil+dan+qabil&hl=ms&sa=X&ved=0ahUKEwiWk4XSkKXiAhUQ448KHTqpDHUQ6AEIKTAB#=onepage&Q=Habil%20dan%20qabil&f=false

  • 22

    perang Badar, perang Uhud, perang Ahzab (Khandaq), perang

    Hunain, Qaṣāṣ setelah diangakatnya Nabi menjadi Rasulullah,

    Fathul al-Makkah, Isra' Mi'raj, dan peristiwa lainnya yang terjadi

    sezaman dengan Nabi Muhammad.34

    Kisah dalam Al-Qu'an: Fakta atau Fiktif? D.

    Terkait kepada kepercayaan ummat Islam yang menjadikan Al-

    Qur'an sebagai kitab pedoman. Kisah yang terdapat dalam al-Qur'an

    kian menjadi pertanyaan publik, apakah Qaṣāṣu al-Qur'an sebagai

    fakta atau hanya sebuah fiktif?

    Pertanyaan tersebut sudah ada dari zaman Nabi Muhammad

    hidup hingga sekarang. Pertanyaan akan kisah dalam al-Qur'an

    mengundang perhatian para ulama untuk menjelaskan kisah dalam al-

    Qur'an itu sebagai fakta atau fiktif yang keberadaanya hanyalah dibuat-

    buat saja tanpa adanya kenyataan.

    Menurut Khalafullah35

    , kisah yang terdapat di dalam al-Qur'an

    hanyalah kisah-kisah fiktif. Khalafullah beranggapan pemakaian

    metode historis dalam mempelajari al-Qur'an serta menjadikannya

    sebagai pedoman sehari-hari adalah kesalahan yang fatal, yakni

    kesalahan dalam pemahaman dan pemakaian metode. Menurutnya al-

    Qur'an hanyalah sebatas teks-teks keagamaan dan sastra yang memiliki

    34

    Yunahar Ilyas, Kuliah ulumul Qur‟an (ITQAN Publishing: Jogyakarta 2014), 230. 35

    Seorang pemikir di Mesir bergelut pada diskhursus keilmuan islam dan

    mengkhususkan diri pada bidang Qaṣāṣ al-Qur'an, beliau lahir di Sudan pada tahun 1916

    dan wafat pada tahun 1988. Beliau adalah seorang pemikir yang kontoversial terkait pada

    disertasinya, menurutnya Qaṣāṣu al-Qur'an hanyalah sebuah karya seni yang belum tentu

    semua isinya fakta. Ia beranggapan kisah yang disampaikan al-Qur'an mendahului nabi

    Muhammad, dan secara historis tidak dapat dibenarkan, dan beliau beranggapan al-

    Qur'an hanyalah kitab sastra seni.

  • 23

    keindahan dan keistimewaan sendiri. Menurutnya Kisah-kisah al-

    Qur'an sama saja dengan karya-karya sastra yang lainnya.36

    Pernyataan yang disampaikan Khalafullah bertolak belakang

    dengan firman Allah SWT yang menegaskan bahwa Qaṣāṣu al-Qur'an

    adalah sebuah kebenaran, sebuah wahyu Allah yang diberikan kepada

    Nabi Muhammad yang kemudian disampaikan kepada ummatnya.

    Adapun fakta-fakta yang tidak dapat dinafikan bahwa al-Qur'an sebuah

    kebenaran terdapat dalam firman Allah dalam Q.S. Al-Ṉisā (4): 170,

    yang berbunyi:

    م ا َءه ْذ َحاۤ اط كَ َها الىَّ ي اَ ًْ سًََّٰٓ َحّمِ ِمٌْ ِبال ْى ظ ْمَلشَّ

    ى َ ِبّ

    ْم

    ى

    َّا ل ْحر

    َْىا خ ِمى

    ٰاَْوا ؿ ش ـ

    ْى

    َ َوِاْن ج

    َ ِانََّٰمٰىِثَ ؿ ِه َما ِفى العَّ

    ّٰاَنَ ِلل

    َْسِض َوو

    َ ْا َوِا م ُْ ا َحِى م ُْ ه َعِل

    ّٰ١٧١.37َ – الل

    Artinya:

    ―Wahai manusia! Sungguh, telah datang Rasul (Muhammad) kepadamu

    dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, maka berimanlah

    (kepadanya), itu lebih baik bagimu. Dan jika kamu kafir, (itu tidak

    merugikan Allah sedikit pun) karena sesungguhnya milik Allah-lah apa

    yang di langit dan di bumi. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.‖

    (Q.S. Al-Ṉisā (4): 170).38

    ِه َُْا َعل ِمى ُْ َه ِىٰخِب َوم

    ًَْ ال ِه ِم ًْ َذ ًَ ا َبْحَن

    َ ّا مِل

    ك َصّذِ

    َحّمِ م ِْىٰخَب ِبال

    ًَْ ال ُْ

    َ ِال

    َٓىا

    َْضل

    ْهََوا

    اْحٌَََ ؿ َض

    ْهَ ا

    ْٓم ِبَما َنه ُْ ْم َب

    َى َحّمِ

    ًَْ ال َءَن ِم

    ۤا َحا ْم َعمَّ َءه

    ْۤهَىا

    َِبْع ا

    َّدَ ج

    َه َوِل

    َّٰىا الل

    ّْل َحَعل

    ِلي

    ا ِمْنَهاح وَّ ْم ِشْشَعت

    ْم ِمْىى

    ٰجىى

    ٰ ا

    ْٓم ِفْي َما

    َىه

    ْبل َُ

    ًّْ ِل ِى

    ٰل وَّ

    اِحَذة وَّ

    ت مَّ

    ْم ا

    ى

    ََجَعل

    َه ل

    َّٰء الل

    ۤا

    َْى ش

    ََول

    َ ْحٰرِث َخ

    ْىا ال ِبل

    َاْظد

    َى ؿ

    َْمَ ِال

    ى ئ َىّبِ

    ُ ا ؿَ ع ُْ ْم َحِم ى ِه َمْشِحع

    ّْٰمَ الل ْىخ

    َ ِبَما ه

    ْۙىَن ـ َخِل

    ْخ

    َِه ج ُْ – ِؿ

    ٦٤.39

    36

    Yunahar Ilyas, Kuliah ulumul Qur‟an (ITQAN Publishing: Jogyakarta 2014), 237. 37

    Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,

    2012), 138. 38

    Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,

    2012), 138. 39

    Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,

    2012), 154.

  • 24

    Artinya: ―Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu

    (Muhammad) dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-

    kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya, maka putuskanlah

    perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah

    engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran

    yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu, Kami

    berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah menghendaki, niscaya

    kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu

    terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu

    perselisihkan,‖ (Q.S. al-Māidah 5: 48).40

    Al-Qur'an adalah suatu kebenaran dengan penyampaian kisah-kisah

    secara khusus, Allah SWT berfirman dalam Q.S. Āli Imrān (3): 62, yang

    berbunyi:

    ىََ ه َا ل

    َه ِانَّ ٰهز

    ّٰ الل

    َّه ِِا

    ًْٰ ِال َحم ۚ َوَما ِم

    َْلَصص ال

    ْم َ ال ُْ َحِى

    ْض ال َعِضٍْ

    َْى ال ه

    ََه ل

    ّٰ–َوِانَّ الل

    ٢٦.41 Artinya:

    ―Sungguh, ini adalah kisah yang benar. Tidak ada tuhan selain Allah,

    dan sungguh, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.‖ (Q.S. Āli Imrān (3): 62).

    42

    Ayat-ayat tersebut mengungkapkan bahwa kisah-kisah dalam al-

    Qur'an adalah fakta bukan sebuah buku seni yang bersifat fiktif. Kisah

    dalam al-Qur'an faktual dan sesuai dengan sejarah, semua cerita yang

    terdapat dalam al-Qur'an semuanya mengandung fakta sejarah yang

    dilukiskan dengan indah dan menarik. al-Qur'an suci dari penggambaran

    40

    Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,

    2012), 154. 41

    Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,

    2012), 72. 42

    Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,

    2012), 154.

  • 25

    seni yang tidak perduli dengan realitas sejarah, dan kisah dalam al-Qur'an

    bukanlah sebuah cerita fiktif karya seni manusia.43

    Allah berfirman:

    ا َ ِاهَّ ً ْحََىا ه

    ْل ضَّ

    ََشَ ه

    ْه ِ

    ّا الز هَ َوِاهَّ

    َْىَن ل

    ظ ـِ ٰح

    َ ٩ -ل

    Artinya: "Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami

    (pula) yang memeliharanya." (Q.S. al-Ḥijr: 9).44

    Sebagian orang menganggap bahwa al-Qur'an adalah sebuah kitab

    sejarah, tetapi al-Qur'an bukanlah kitab sejarah walau adanya keterkaitan

    kisah dalam al-Qur'an dengan sejarah. Al-Qur'an adalah kitab petunjuk

    hidup, al-Qur'an tidak hanya berisikan sejarah, al-Qur'an juga mencakup

    Hukum, pelajaran dan berbagai pedoman lainnya.45

    Allah SWT berfirman dalam Q.S. Ali ‗Imran 3: 62, yang berbunyi

    sebagai berikut:

    َحم ۚ َْلَصص ال

    َْى ال ه

    َا ل

    َه ِانَّ ٰهز

    ّٰ الل

    َّه ِِا

    ًْٰ ِال ض َوَما ِم َعِضٍْ

    َْى ال ه

    ََه ل

    ّٰم ََوِانَّ الل ُْ َحِى

    ْ- ال

    ٤٦.46 Artinya:

    "Sungguh, ini adalah kisah yang benar. Tidak ada tuhan selain Allah,

    dan sungguh, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana." (Q.S. Ali 'Imran 3:

    62).47

    Ayat tersebut sebagai penguat bahwa al-Qur'an memang berkaitan

    dengan sejarah, tetapi al-Qur'an bukanlah kitab sejarah. Kaitan sejarah

    dengan kisah dalam al-Qur'an hanyalah sebagai bukti bahwa kisah-kisah

    dalam al-Qur'an murni dari Allah yang tak terkotori oleh karangan yang

    43

    Manna al-Qahtan, Fī Ulūmul al-Qur'an edisi Indonesia: Pengantar Studi Ilmu Al-

    Qur'an, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2005), 390. 44

    Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,

    2012), 154. 45

    Muhammad Sondan Arfando, Misteri Angka di Balik Al-Qur'an, (2003).Hal 235 46

    Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,

    2012), 72. 47

    Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,

    2012), 154.

  • 26

    dibuat oleh manusia, bahkan kisah yang terdapat dalam al-Qur'an juga

    tercatat dan terbukti dalam sejarah arkeolog yang memuat catatan-catatan

    kuno dan bukti-bukti geografis yang mendukung atau sesuai dengan

    penuturan al-Qur'an, ini adalah jelas bahwa al-Qur'an adalah fakta.48

    Kisah-kisahnya merupakan kisah yang benar, yang Allah maksudkan

    untuk segenap manusia sebagai cerminan dan contoh bagi kehidupan

    manusia sekarang dan yang akan datang.49

    Kisah atau Historitas dalam al-Qur'an selalu berkaitan dengan

    kejadian, baik itu kejadian yang berupa sejarah sebagai fakta.Kisah dalam

    al-Qur'an juga ada yang dijadikan sebagai perumpamaan amṡal dalam al-

    Qur'an. Sama halnya dengan Qaṣāṣ, amṡal juga dapat dijadikan sebagai

    pelajaran (ibrah) dari mulai pesan, peringatan, dan teguran untuk menjadi

    manusia yang lebih baik lagi.50

    Secara etimologi amṡal adalah bentuk jamak dari maṡal, miṡal dan

    maṡil serupa dengan makna syabah, syibh, dan syabih yakni makna, ibarat

    atau tamsil. Secara terminologi ―menampakan pengertian yang abstrak

    dalam ungkapan yang indah, singkat dan menarik, yang mengena jiwa,

    baik dalam bentuk tasybih dan majaz mursal. 51

    Allah telah menyeru kepada umat manusia agar melakukan kajian

    terhdap Al-Qur'an, terkait alam dan segala yang ada di dalamnya, dengan

    tamsil agar mempermudah pemahaman orang zaman dahulu dalam

    48

    Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu Qur'an, (Jakarta: Litera Antar Nusa,

    2006), 87-88. 49

    A. Hanafi, Segi-segi Kesusastraan pada Kisah al-Qur'an, (Jakarta: Pustaka al-

    Husna, 1984), 22-30. 50

    Manna‘ Khalil al-Qathan, Mabahiṡ fi ulum al-Qur'an (tt Masyurah al-Asr, 1073),

    306. 51

    Fuad Kauma, Tamsil Al-Qur'an: Memahami Pesan-Pesan Moral dalam Ayat-ayat

    Tamsil, cet. 1 (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2000), 5-6.

  • 27

    memahami Al-Qur'an dan mereka mendapatkan pelajaran. Seperti

    firmannya dalam Q.S. Al-Ẕumar (39): 27.52

    َلْذ َطَشْبَىا َاِطَ َول ا ِفي ِللىَّ

    َْشآِنَ َهز ل

    َْ ال ًْ َ ِم ّلِ

    َ و ل

    َْمَ َمث ه

    ََّعل

    َوَنَ ل ش

    َّه

    ََخز ًََ

    Artinya: ―Sesungguhnya telah kami buatkan bagi manusia dalam al-Qur'an ini

    setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran.‖53

    Al-Qur'an menggunakan tamsil di beberapa tempat sebagai metode

    pendidikan. Sifat tamsil mampu menembus waktu dan tabir alam, dengan

    sifat rasional dan ilmiyah, yakni yang terjadi pada masa lalu, sekarang

    dan masa mendatang dengan tujuan yang sama dengan Qaṣāṣ agar

    manusia selalu melakuan kajian terhadap kandungan Al-Qur'an baik

    terkait ilmu pengetahuan, sosiologis, kesehatan dan ilmu-ilmu lainnya.54

    Firman Allah dalam Q.S. al-Ankabut ( (99 : 43

    َ ًٌَْ َ َوِجل ا

    َْمث

    َ َْها ألا ْظِشب

    َاِطَ ه َها َوَما ِللىَّ

    ْعِلل ٌَ َ

    َّعََ ِإِل

    ْىَنال َِلم

    Artinya: ―perumpamaan-perumpamaan ini kami buatkan untuk manusia: dan

    tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu55

    Perkataan “memahami” dalam ayat itu bermakna mengetahui akan

    manfaat perumpamaan yang disampaikan, dan hal tersebut hanya dapat

    dinalar oleh orang-orang yang berilmu.56

    Berikut ini adalah uraiannya:

    Pertama, kisah masa lalu yakni kisah yang terjadi pada zaman para Rasul

    dan Nabi hidup. Menceritakan kejadian-kejadian Gaib yang tidak dapat di

    nalar akal yang telah terjadi dan telah menjadi sejarah. Meliputi kisah

    52

    Fuad Kauma, Tamsil Al-Qur'an: Memahami Pesan-Pesan Moral dalam Ayat-ayat

    Tamsil, cet. 1 (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2000), 5-6. 53

    Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,

    2012), 658. 54

    Fuad Kauma, Tamsil Al-Qur'an: Memahami Pesan-Pesan Moral dalam Ayat-ayat

    Tamsil, cet. 1 (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2000), 5-6. 55

    Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,

    2012), 565. 56

    Fuad Kauma, Tamsil Al-Qur'an: Memahami Pesan-Pesan Moral dalam Ayat-ayat

    Tamsil, cet. 1 (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2000), 354-355.

  • 28

    yang dimulai dari masa Nabi Adam, perang Badar, perang Uhud, ash-

    Habul Kahfi, Żulqarnain, Ya‘juj Ma‘juj, dan hingga kisah Nabi

    Muhammad.57

    Kedua, gambaran prediksi masa mendatang yaitu kisah gaib

    terkait kejadian hari akhir. Sebuah kisah yang belum datang di masa lalu

    dan akan benar-benar terjadi di masa yang akan datang, yakni kebenaran

    janji Allah akan hari kiamat.58

    Ketiga, kisah masa lalu yang diramalkan

    akan terjadi kembali di akhir zaman. Kisah al-Qur'an di masa lalu yang

    tercatat dalam sejarah, dan akan hadir kembali di masa mendatang sebagai

    prediksi di masa mendatang, terkait pada kehancuran atau akhir zaman

    (Q.S. al-Kahfi (18): 83-97 dan Q.S. al-Anbiyā (21): 96-97) yakni kisah

    Ya'juj wa Ma'juj.59

    57

    Manna‘ Khalil al-Qathan, Mabahiṡ fi ulum al-Qur'an (tt Masyurah al-Asr, 1073),

    306. 58

    Djalal, Ulumul Qur‟an, 296-297. 59

    Taufik, Skripsi Dzulqarnain dalam Al-Qur'an (UIN Sunan Kalijaga; Yogyakarta),

    30.

  • 29

    BAB III

    KISAH YA'JUJ wa MA'JUJ DALAM LITERATUR SEJARAH

    Ya'juj wa Ma'juj dalam sejarah merupakan kisah yang misterius,

    penyebutan kata Ya'juj wa Ma'juj yang berbeda dalam sejarah yang tak

    berkesudahan membuatnya menarik untuk di bahas. Kata Ya'juj wa Ma'juj

    dalam Al-Qur'an adalah serapan dari bahasa cina yakni Ya'Jou dan

    Ma'Jou. Sedangkan Ya'juj wa Ma'juj dalam Tradisi Yahudi dan Nasara

    disebut dengan Gog dan Magog. Lalu sejak kapankah istilah Gog dan

    Magog itu digunakan? Bagaimana Ya'juj wa Ma'juj dalam sejarah? Kajian

    pada bab ini akan membahas sekilas sejarah Ya'juj wa Ma'juj dalam

    Tradisi agama Islam, Yahudi dan Nasara.1

    A. Sejarah Kisah Ya'juj wa Ma'juj

    Sejarah Ya'juj wa Ma'juj tidak hanya dalam Islam saja akan tetapi

    dalam sejarah Nashara, dan Kristen. Al-Qur'an tidak hanya

    menyebutkan Ya'juj wa Ma'juj saja tapi juga menyebut kisah

    Dzulqanain secara berkesinambungan. Perjalanan Żulqarnain dalam

    menempuh perjalanan ke barat tempat matahari terbenam, dan ke timur

    tempat matahari terbit. Pengembaraan yang dilakkan Żulqarnain yang

    ketiga menghantarkannya pada Ya'juj wa Ma'juj.

    Ya'juj wa Ma'juj terkenal sebagai bangsa yang senantiasa

    membuat kerusakan di muka bumi. Secara etimologi Ya'juj wa Ma'juj

    berasal dari kata aĵa atau ajij2 dengan wazan Yaf'ul berarti penduduk

    atau bangsa yang mendiami Asia. Kata Ya'juj wa Ma'juj sendiri

    merupakan kata serapan dari bahasa cina, dalam bahasa cina Ya (berarti

    1 Wisnu Sasongko, Jejak Ya'juj wa Ma'juj dalam Inskripsi Yahudi, (PT. Mizan

    Publika, Jakarta Selatan, 2009) Jejak Ya'juj wa Ma'juj dalam Inskripsi Yahudi, (PT.

    Mizan Publika, Jakarta Selatan, 2009), 101. 2 Perkataan ini dapat pula diibaratkan sebagai api menyala dan air yang

    bergelombang, karena hebatnya gerakan yang di lakukan oleh Ya'juj wa Ma'juj (sebuah

    pemaparan yang terdapat dalam Skripi yang di tulis oleh Taufik) Lihat: Taufik, Skripsi

    Dzulqarnain dalam Al-Qur'an, 29-30.

  • 30

    Asia) dan Jou (berarti Bangsa), sedangkan Ma'juj, kata Ma (berarti

    Kuda) dan Jou (berarti Bangsa) yang dapat disimpulkan sebagai bangsa

    (benua) kuda, jika digabungkan Ya'juj wa Ma'juj adalah penduduk yang

    mendiami wilayah yang sebagian besar dihuni oleh kaum berkuda.3

    Sejarah telah mencatat Ya'juj wa Ma'juj sebagai dua bangsa yang

    menjadi perusak di muka bumi. Kekejaman dan kejahatan Ya'juj wa

    Ma'juj merupakan acuan mereka dalam bertindak, mereka adalah dua

    bangsa yang disinyalir oleh Rasulullah SAW sebagai bagian pertanda

    datangnya hari kiamat, dan memiliki sisa 'kekuatan' di masa silam yang

    lebih dahsyat. Sifat mereka di masa lalu sebagai kaum yang suka

    membuat kerusakan di dunia, suku-suku liar, kaum benggis, dan

    penghabis segala sesuatu di muka bumi akan lebih dahsyat lagi

    menjelang hari kiamat.4

    Sejarah perjalanan Ya'juj wa Ma'juj yang memunculkan berbagai

    polemik, tercatat di dalam kitab samawi5 dalam kitab samawi kisah

    Ya'juj wa Ma'juj masih menjadi misteri besar, juga terkait pada

    pembahasannya yang terpisah.6 Minimnya pengetahuan, literatur, dan

    kajian terkait Ya'juj wa Ma'juj di masa lalu, menjadikannya sebagai

    mitos belaka. Alasan ini yang mejadikan para sejarawan berlomba

    menguak misteri Ya'juj wa Ma'juj secara mendalam dan akurat.7

    Penggambaran kisah Ya'juj wa Ma'juj sebagai kaum perusak,

    p