kisah Żulqarnain kajian tafsir al-qur'an (menurut...
TRANSCRIPT
-
i
KISAH ŻULQARNAIN DAN YA’JUJ wa MA’JUJ
DALAM KAJIAN TAFSIR AL-QUR'AN (Menurut Quraish Shihab, al-Maragi, dan Buya Hamka)
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Agama (S. Ag.)
Fildzah Nida
Nim. 1113034000217
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR'AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1441 H/2019 M
-
i
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:
Nama : Fildzah Nida
Nim : 1113034000217
Fakultas : Ushuluddin
Jurusan/Prodi : Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Alamat Rumah : Jl. H. Saikin Rt/013 Rw/008 No.2 Pondok – pinang
Jakarta Selatan 12310
Telp/ Hp : 0813-1702-2684
Judul Skripsi : Kisah Żulqarnain dan Ya'juj wa Ma'juj dalam kajian
tafsir al-Qur'an ( Menurut Quraish Shihab, al-Maragi,
dan Buya Hamka) (Study Komparatif)
Menerangkan dengan sesunggunya bahwa:
1. Skripsi yang saya ajukan adalah benar asli karya ilmiah yang saya
tulis sendiri.
2. Bilamana skripsi ini telah di munaqasyah, jika lebih dari 2 (dua)
bulan maka saya bersedia dinyatakan gugur dan bersedia
munaqasyah kembali.
3. Apabila dikemudian hari ternyata diketahui bahwa karya tersebut
bukan karya ilmiah saya, maka saya bersedia menanggung sanksi
untuk dibatalkan gelar kesarjanaan saya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Ciputat, 17 Desember 2019
Saya yang menyatakan
Fildzah Nida
NIM. 1113034000217
-
ii
LEMBAR PENGESAHAN
KISAH ŻULQARNAIN DAN YA'JUJ wa MA'JUJ DALAM KAJIAN
TAFSIR AL-QUR'AN (Menurut Quraish Shihab, Al-Maragi, dan
Buya Hamka)
Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin
Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh
Gelar Sarjana Agama (S. Ag)
Oleh :
Fildzah Nida
Nim: 1113034000217
Di bawah Bimbingan:
Moh. Anwar Syarifuddin
NIP. 19720518 199803 1 003
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR'AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2019 M
-
iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul "ŻULQARNAIN DAN YA’JUJ wa MA’JUJ DALAM
KAJIAN TAFSIR AL-QUR'AN ( Menurut Quraish Shihab, al-
Maragi, dan Buya Hamka)" telah di ujikan dalam Sidang Munaqasah
Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 17 Desember
2019. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Agama (S. Ag) pada program studi Ilmu al-Qur'an dan Tafsir.
Jakarta, 17 Desember 2019
Sidang Munaqasah
Ketua Merangkapa Anggota,
Dr. Eva Nugraha, M. Ag
NIP. 19710217 199803 1 002
Sekertaris Merangkap Anggota,
Fahrizal Mahdi, Lc. MIRKH
NIP. 19820816 201503 1 004
Penguji I
Dr. Faizah Ali Syibromalisi, M.A.
NIP. 195507252 000122 0 01
Penguji II
Drs. Hasanuuddin Sinaga, M.A.
NIP. 19701115 199703 1 002
Di bawah Bimbingan:
Moh. Anwar Syarifuddin
NIP. 19720518 199803 1 003
-
iv
PEDOMAN TRANSLITERASI
ARAB-LATIN Penulisan transliterasi Arab-latin dalam penelitian ini menggunakan
pedoman transliterasi dari keputusan bersama Mentri Agama RI dan
Menteri Pendidikan dan kebudayaan RI No. 150 tahun 1987 dan No.
0543b/U/1987. Secara garis besar uraiannya sebagai berikut :
1. Konsonan
Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan
dengan huruf, dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan dengan huruf dan
sebagian dilambangkan dengan tanda, dan sebagian lain lagi dengan huruf dan
tanda sekaligus. Di bawah ini daftar huruf Arab itu dan Transliterasinya dengan
huruf latin.
Huruf
Arab
Nama Huruf Latin Nama
Alif Tidak ا
dilambangkan
Tidak dilambangkan
Ba B Be ب Ta T Te ت (Tsa ṡ es (dengan titik di atas ث
Jim J Je ج (Ha ḥ ha (dengan titik di bawah ح
Kha Kh ka dan ha خ
Dal D De د
(Zal Ż zet (dengan titik di atas ذ
Ra R Er ر
Zai Z Zet ز
Sin S Es س
Syin Sy es dan ye ش
(Sad ṣ es (dengan titik di bawah ص
(Dad ḍ de (dengan titik di bawah ض
(Ta ṭ te (dengan titik di bawah ط
(Za ẓ zet (dengan titik di bawah ظ
(ain ‗ koma terbalik (di atas‗ ع
Gain G Ge غ Fa F Ef ف Qaf Q Ki ق
-
v
Kaf K Ka ك Lam L El ل Mim M Em م Nun N En ن Wau W Wa و Ha H Ha ه Hamzah ‗ Apostrof ء
Ya Y Ye ي
2. Vokal
Vokal adalah bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal
tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong.
a. Vokal tunggal
Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat,
transliterasinya sebagai berikut.
Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama
--- َ --- Fathah A A
--- َ --- Kasrah I I
--- َ --- Dhamah U U
b. Vokal rangkap
Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat
dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:
Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama
fathah dan ya Ai a-i -َ - --ي
fathah dan wau Au a-u -َ - —و
kataba ََخَبََه Yażhabu َ َهب
ْز ًََ
fa‘ala ََعَلَِئَلَ su‘ila ؿ ظ
Żukira َِهَش َر Haula ٌََ َهْى
Kaifa ََ
ف َُْ ه
-
vi
3. Maddah
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf,
transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:
Huruf
Arab
Nama Huruf
Latin
Nama
fathah dan alif Ā a dan garis di atas ا fathah dan ya Ā a dan garis di ي
bawah kasrah dan ya Ī i dan garis di atas ي Dhammah dan wawu Ū u dan garis di atas و
Contoh:
ٌََ اََك - Qāla
َىَسَمَ - Ramā
َلَ ُْ َِك - Qīla
َ ٌ ْى ًَل - Yaqūlu
4. Ta Marbutah
Transliterasi untuk ta marbutah ada dua:
a. Ta marbutah hidup
Ta marbutah yang hidup atau mendapat harakat fathah, kasrah,
dan dhammah, transliterasinya adalah /t/.
b. Ta marbutah mati
Ta marbutah yang mati atau mendapat harakat sukun,
transliterasinya adalah /h/.
c. Kalau pada kata yang terakhir dengan ta marbutah diikuti oleh
kata yang menggunakan kata sandang al serta bacaan kedua
kata itu terpisah maka ta marbutah itu ditransliterasikan dengan
ha (h).
-
vii
Contoh:
َ اٌ َسْوَطت ـَ
ْط
ََألا - rauḍah al-aṭfāl
َ اٌ َسْوَطت ـَ
ْط
ََألا - rauḍatul aṭfāl
َ ِذًَىت
ََ امل
َىَىَسة
َامل - al-Madīnah al-Munawwarah
َحتْلََط - Ṭalḥah
5. Syaddah (Tasydid)
Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan
sebuah tanda, tanda syaddah atau tanda tasydid, dalam transliterasi ini tanda
syaddah tersebut dilambangkan dengan huruf, yaitu huruf yang sama dengan
huruf yang diberi tanda syaddah itu.
Contoh:
َىا ََسبَّ - Rabbanā
ٌََ ضَََّه - Nazzala
َالِبر َ - al-birr
َ َالَحج - al-hajj
ْمَ عَََّو - na´ama
6. Kata sandang
Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf ال namun
dalam transliterasi ini kata sandang dibedakan atas kata sandang yang diikuti
oleh huruf syamsiah dan kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariah.
a. Kata sandang yang diikuti huruf syamsiah
Kata sandang yang dikuti oleh huruf syamsiah ditransliterasikan sesuai dengan
bunyinya, yaitu huruf /l/ diganti dengan huruf yang sama dengan huruf yang
langsung mengikuti kata sandang itu.
b. Kata sandang yang diikuti huruf qamariah
Kata sandang yang diikuti huruf qamariah ditransliterasikan sesuai dengan
aturan yang digariskan di depan dan sesuai pula dengan bunyinya. Baik diikuti
oleh huruf syamsiah maupun huruf qamariah, kata sandang ditulis terpisah dari
kata yang mengikuti dan dihubungkan dengan kata sandang.
-
viii
Contoh:
َ ََذَالعَّ ًًَِْ - Al-ṣaḏaini
ْحِنَََالَلْشه - Al-Qarnaini
ِذَ ًْ َالَحِذ - Al-hadid
7. Hamzah
Dinyatakan di depan bahwa hamzah ditransliterasikan dengan apostrof,
namun itu hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan di akhir
kata. Bila hamzah itu terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena
dalam tulisan Arab berupa alif.
Contoh:
ْوَنَ ز
خ
ْإََج - ta´khużūna
ْىءَ َالىَّ - an-nau´ ْيئَ
ََش - syai´un
8. Penulisan Kata
Pada dasarnya setiap kata, baik fi´il, isim maupun harf, ditulis terpisah, hanya
kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab sudah lazimnya
dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harakat yang dihilangkan
maka dalam transliterasi ini penulisan kata tersebut dirangkaikan juga dengan
kata lain yang mengikutinya
Contoh:
َ َىَ للاََ َوِإنَّ ه َْحر َ ل
َاِصكَِ خ َْحَنَالشَّ Wa innallāha lahuwa khair arrāziqīn
Wa innallāha lahuwa khairurrāziqīn
َلَ َُْىاالى
ْوؿ
َإَََوامِلْحَزاَنَ ؿ Fa aufu al- kaila wal mīzāna
Fa auful kaila wal mīzāna
م َِهَِإْبَشا ل ُْ ُْ ِلََالخ Ibrāhīm al-khalīl
Ibrāhīmul khalīl
ْشَظَها للاَِ ِبْعِمَ ََمْجَشَهاَوم Bismillāhi majrēhā wa mursahā
-
ix
9. Huruf Kapital
Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam
transliterasi ini huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan huruf kapital
seperti apa yang berlaku dalam EYD, di antaranya: huruf kapital
digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri dan permulaan kalimat.
Bila nama diri itu didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan
huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata
sandangnya.
Contoh:
ٌََّذ ِِا َحمَّ ٌََ َوَما م ْى ََسظ Wa mā Muḥammadun illā rasūl
َ ٌََ ِانَّ وََََِّْبََ ا ِطَ ذ اِطَ َعَو
ِللىَّ
ََِزْيَلََّ ل
َت
ََّ ِبَبى
ت
ََباَسه م
Inna awwala baitin wuḍi‘a
linnāsi lallażī bi Bakkata mubārakatan
َ ْهش َ
ِزْيَ َسَمَظاَنَ شٌَََّ ال ِض
ْه ِهَ ا ُْ َ ِؿ ْشَءان لل
َْا Syahru Ramaḍāna al-lażī unzila
fihi al-Qur‘ānu Penggunaan huruf kapital Allah hanya berlaku bila dalam tulisan Arabnya
memang lengkap demikian dan kalau penulisan itu disatukan dengan kata lain,
sehingga ada huruf atau harakat yang dihilangkan, huruf kapital tidak tidak
digunakan.
Contoh:
Naṣrun minallāhi wa fatḥun qarīb َْصٌشََ ه ًَ ْخٌحَ للاَِ ِم
َب َوؿ ِشٍْ
ََك
Lillāhi al-amru jamī‘an َِهّْمش َ ِلل
َ ْا ألا ع ُْ ََحِم
Wallāhu bikulli sya‘in alīm. ََوللا َ ّلِ يَْ ِبي
َمئ ش
ُْ ََعِل
10. Tajwid
Bagi mereka yang menginginkan kefashihan dalam bacaan, pedoman
transliterasi ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan Ilmu Tajwid.
Karena itu, peresmian pedoman transliterasi Arab Latin (versi Internasional) ini
perlu disertai dengan pedoman tajwid.
-
x
ABSTRAK
Beragam kisah terdapat dalam al-Qur'an, mulai dari kisah pembuatan
bumi hingga alam barzah lengkap terdapat didalam al-Qur'an yang
membutuhkan pengungkapan uraian tafsirnya. Q.S. al-Kahfi memiliki
beragam cerita yang menarik, pada penulisan ini pembahasan yang
dibahas mengenai sosok Ya'juj wa Ma'juj dalam pandangan M. Quraish
Shihab, al-Maragi, dan Buya Hamka.
Penulisan kali ini akan memaparkan sosok Ya'juj wa Ma'juj sebagai
permasalahan utama. Terkait pada sejarah, perjalanan Żulqarnain dalam
pengembaraannya menemukan Ya'juj wa Ma'juj, terkurungnya mereka
oleh dinding yang dibangun Żulqarnain dan ummatnya, serta keluarnya
mereka sebagai prediksi di masa mendatang.
Ya'juj wa Ma'juj adalah dua nama yang disebut dalam al-Qur'an
sebanyak dua kali, yakni Q.S. al-Kahfi 18: 94, dan Q.S. al-Anbiyā 21: 96.
Q.S. al-Kahfi 18: 94 mengambarkan Ya'juj wa Ma'juj dengan sosoknya
yang meresahkan yang membuat kerusakan di muka bumi. Mereka adalah
sosok yang dikurung oleh Żulqarnain dalam pengembaraannya
mengelilingi bumi, sebagian ahli tafsir mengatakan sosok Ya'juj wa Ma'juj
adalah keturunan Nabi Adam as, sebagian yang lain mengatakan bahwa
mereka adalah Tartar dan Mongolia. Mereka adalah kaum perusak yang
dikurung Żulqarnain diantara tembok besi yang besar.
Sebagian ulama menganggap Ya'juj wa Ma'juj sebagai keturunan
adam yakni bangsa Tartar dan Mongol, sebagian yang lain mempercayai
mereka sebagai keturunan turk. Kepercayaan bahwa mereka sebagai
keturunan bangsa Tartar berdasarkan pada letak tembok pembatas berada
di antara bangsa tartar dan Mongol. Mereka juga di yakini akan kembali
lagi unuk membuat kehancuran di masa mendatang (Q.S. al-Anbiyā 21:
96), dengan kekuatan yang lebih dahsyat di bandingkan kekuatan dimasa
lalu. Kehadiran mereka di masa mendatang sebagai pertanda telah
dekatnya hari akhir.
Key Words: Ya'juj wa Ma'juj, Tembok pembatas, Hari Akhir.
-
xi
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah tuhan semesta alam, shalawat dan salam
kepada junjungan besar Rasulullah SAW juga rahmat serta kasih sayang-
nya, sahabat dan seluruh kaum muslimin yang menjadi sumber inspirasi
bagi umat Islam. Tiap kalimat, kata, dan bahkan huruf memiliki
pengertian yang harus ditelaah dan dikaji karena kedalamannya. Tidak ada
alasan untuk tidak menjadikan al-Qur'an sebagai landasan sekaligus
benteng di setiap lini kehidupan.
Selama proses penulisan skripsi ini, penulis sadar bahwa akhirnya
skripsi yang penulis selesaikan ini masih banyak sekali kekurangan dan
masih jauh dari kesempurnaan. Selama penulisan skripsi ini, tidak terlepas
dari adanya bantuan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung, moril maupun materil, jasmani maupun rohani, lahir maupun
batin. Terutama kepada orangtua penulis (Husni Fikri dan Tuti Darjah)
yang tiada henti mendoakan dan mendukung anaknya dengan sepenuh
hati, serta terima kasih kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., MA
selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan menuntut
ilmu pada Program Sarjana Jurusan Studi Ilmu al-Qur'an dan
Tafsir (IQTAF) di Fakultas Ushuluddin.
2. Bapak Dr. Yusuf Rahman , M.A. selaku Dekan Fakultas
Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Eva Nugraha, MA selaku ketua Jurusan di Fakultas
Ushuluddin pada bidang Ilmu al-Qur'an dan Tafsir yang telah
membantu dan memberi saya kesempatan dalam penyusunan
Skripsi.
-
xii
4. Bapak Fahrizal Mahdi, LC, MIRKH selaku Sekretaris Jurusan
Ilmu al-Qur'an dan Tafsir yang sudah membantu dalam prosedur
Skripsi.
5. Kholik Ramdan Mahesa selaku orang yang membantu Sekretaris
Jurusan, yang telah banyak meluangkan waktunya untuk (IQTAF).
6. Bapak Muslih, M. Ag Selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah banyak memberi saya pengetahuan dan masukan untuk
pengajuan judul skripsi.
7. Bapak Moh. Anwar Syarifuddin, MA sebagai Dosen penguji
proposal dan Dosen pembimbing yang senantiasa meluangkan
waktunya, perhatian, motivasi, serta sabar memberi arahan serta
bimbingan dalam pengerjaan skripsi, hingga diselesaikannya
skripsi ini.
8. Bapak Ibu Dr. Faizah Ali Syibromalisi, M.A, atas semua masukan,
saran dan dukungannya dalam penyelesaian Skripsi ini.
9. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang tidak bisa saya sebutkan Namanya satu
persatu dan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada beliau-
beliau, yang sudah dengan tulus memberikan ilmu pengetahuan
serta wawasan yang luas mengenai segala aspek keilmuan dari
awal masuk perkuliahan hingga sekarang.
10. Teruntuk Kakak tersayang (Adila Ilma Nida), Abang ipar (Indra
Saputra) adik-adik Penulis(Agnal Ilmi Zidan), dan (Humaida Silka
Nida), kepada nenek yang tak henti-hentinya mendo'akan penulis
(alm. Saijah, Hayati dan Hafsoh) semoga Allah angkat penyakitnya
beliau, tante tersayang Sulha Nurlaili S. Pd. I, serta keluarga besar
yang penulis sayangi.……………………………………………..
-
xiii
11. Kepada segenap pimpinan, karyawan, Staff Fakultas Ushuluddin
dan Staff UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak
memebantu selama proses belajar agar berjalan dengan lancar.
12. Kepada paa staff Perpustakaan Utama, Perpustakaan Ushuluddin,
Perpustakaan Lentera Hati, 'dan Perpustakaan Imam Jama
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
13. Teruntuk teman-teman Iqtaf Salwa Nurbaya, Rozali Hidayatullah,
Alm. Muhammad Afad, Nita Nurningsih, Ainul Husna, Puput
Fauziah, Maya Arianti Adjie, Fitria Wulandari, Rusnul Nur'ahlina
Hanifi, Muhammad Abdul Fattah, Jony Perindra, M.Reza
Syaokani, Hasan Abdurrahman, Yanuar Fahmi, Lia Lianti, Dewi
Aprilia Ningrum, dan teman-teman Iqtaf yang tak dapat penulis
sebutkan namanya satu persatu.
14. Keluarga KKN DUTA, Izmi Syahidah, Uum Durratun Najah,
Syarifah Zahrina Firda, Calista Merina, Farrah Balqis, Taufik
Anwar Harahap, Arius Juliansyah, Muhammad Robby, Ihsan
Hafidzan, dan Mahfud Efendi yang menjadi keluarga kecil saat
berada di lokasi KKN. Tidak Lupa pula kepada Ilham dan Achmad
Azhar Alam yang telah menjadi mentor saat pembuatan buku
laporan KKN, juga kepada seluruh teman-teman yang tidak dapat
penulis sebutkan namanya satu persatu.
15. Kepada Didi Maldini, Munawar, Hamim, Nur Hidayat, Aep, dan
teman-teman lainnya yang memberikan semangat saat sidang.
16. Kepada guru-guru Taman Kanak-kanak Makarya Bintaro, Guru-
guru di Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Guru-guru di Pondok Pesatren Gontor Putri 1 tahun 2007, Guru-
guru di Pondok Pesantren Qotrun Nada Depok terutamanya kepada
pimpinan pondok pesantren Qotrun Nada(Drs. KH. Burhanudin
-
xiv
Marzuki), guru-guru di Pondok-Pesantren Darussalam Ciomas
Bogor terutamanya untuk (Drs. KH. Mu'tasimbillah), guru-guru di
Lembaga Tahsin Tahfidz Karisma Risalahtuna Keb. Lamamelalui
perantara merekalah penulis mendapatkan ilmu yang cukup
bermanfaat untuk diri penulis sendiri.
17. Teman-teman di SDIP Baitul Mall, Arina Asma Karima, Anisa
Pertiwi, Istiarini, Upi, Aisyah Dian, Afifah Sausan, Eko Budi
Setiawan, Fairuz Zabadi, Jajang Hasan, Kepala Sekolah SDIP
Baitul Maal ibu Ida Farida S. Pd. I, dan seluruh teman-teman di
SDIP Baitul Maal yang tak dapat penulis sebutkan namanya satu
persatu.
18. Rusli atas dukungan, nasihat, waktu luang, dan masukannya
selama revisi yang dilakukan oleh penulis.
19. Muhammad Iryan yang memberikan dukungan selama ini dan
mewarnai hidup penulis baik suka maupun duka.
Jakarta, 17 Desember 2019
Fildzah Nida
-
xv
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN ......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... ii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN ......................................................................iii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ............................................. iv
ABSTRAK .................................................................................................................. x
KATA PENGANTAR ............................................................................................. xi
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah....................................................... 1
B. Identifikasi, Batasan dan Rumusan Masalah ....................... 6
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ......................................... 7
D. Kajian Pustaka ..................................................................... 7
E. Metode Penelitian .............................................................. 10
F. Sistematika Penulisan ........................................................ 11
BAB II TINJAUAN UMUM KISAH DALAM AL-QUR'AN ............. 13
Definisi Kisah .................................................................... 13 A.
Fungsi dan Tujuan Kisah dalam Al-Qur'an ....................... 15 B.
Macam-macam kisah dalam Al-Qur'an ............................. 19 C.
Kisah dalam Al-Qu'an: Fakta atau Fiktif? ......................... 22 D.
BAB III KISAH YA'JUJ wa MA'JUJ DALAM LITERATUR
SEJARAH ............................................................................................. 29
A. Sejarah Kisah Ya'juj wa Ma'juj .......................................... 29
B. Ya'juj dan Ma'juj dalam Tradisi Agama ............................ 33
BAB IV ŻULQARNAIN DAN YA'JUJ wa MA'JUJ DALAM
TAFSIRAN ULAMA ......................................................................... 37
A. Żulqarnain, Ekspedisi Żulqarnain Menemukan Ya‘juj
wa Ma‘juj, Serta Ya'juj wa Ma'juj Sebagai Pembuat
Kerusakan .......................................................................... 38
B. Ya'juj wa Ma'juj Sebagai Prediksi Akhir Zaman ............... 58
-
xvi
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 65
A. Kesimpulan ........................................................................ 65
B. Saran .................................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 68
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur'an adalah kalamullah, kitab suci umat Islam yang
berisikan wahyu Allah, kitab yang mulia bagi umat Islam. Al-Qur'an
merupakan pedoman bagi umat Islam, lantaran bukan saja peraturan,
ajaran tauhid, ibadah, dan akhlak mulia saja Al-Qur'an juga
membahas tentang peristiwa dan kisah-kisah di masa lalu.1
Keyakinan umat Islam terhadap kisah-kisah dalam al-Qur'an
berdasarkan pada pilar-pilar keimanan dalam Islam, yakni rukun iman
yang ke tiga untuk mempercayai kitab Allah dan menjadikan al-Qur'an
sebagai pedoman umat Islam. Kisah-kisah dalam al-Qur'an meliputi,
kisah para Nabi, Rasul, sahabat, figur-figur besar seperti Żulqarnain,
ash-Habul al-Kahfi, dan kisah-kisah penting lainnya. Setiap kisah
dalam al-Qur'an memiliki keunikannya masing-masing. Salah satu
kisah yang menarik menurut penulis adalah kisah yang terdapat dalam
Q.S. al-Kahfi: 83-99, dan Q.S. al-Anbiyā: 96-97 yakni tentang Kisah
Żulqarnain dan Ya'juj wa Ma'juj.2
Kisah Żulqarnain dan Ya'juj wa Ma'juj berisikan misteri juga teka-
teki yang rumit, pada saat penulisan Skripsi ini penulis menemui
beberapa kendala dalam memahami kisahnya. Adapun yang
melatarbelakangi penulis menulis tema ini karena penulis ingin
mengetahui siapa itu Żulqarnain dan Ya'juj wa Ma'juj, dimana lokasi
Ya'juj wa Ma'juj, Sifat Ya'juj wa Ma'juj, dan tanda datangnya kiamat.
1 Lutfil Chakim, “Skripsi Kisah-kisah dalam al-Qur'an (Studi penafsiran
Muhammad al-Ghazali terhadap Q.S.al-Kahfi dalam Naḥwa Tafsir mauḍu'I li Suwar al-
Qur'an al-Karim,” (Fakultas Ushuluddin, Jurusan Perbandingan Agama, UIN Syarif
Hidayatullah Sunan Kalijaga, Yogyakarta 2007), 1-2. 2 Taufik, "Skripsi Dzuulqarnain dalam al-Qur'an" (Fakultas Ushuluddin, Jurusan
Tafsir Hadits, UIN Walisongo, Semarang 2018), 1-2.
-
2
Kisah Żulqarnain dan Ya'juj wa Ma'juj berawal dari tiga
pertanyaan yang diajukan oleh kaum kafir terhadap Nabi Muhammad,
salah satunya adalah pertanyaan terkait kisah Żulqarnain bersama
Ya'juj wa Ma'juj, sebuah upaya menancapkan kebathilan Nabi
Muhammad. Kisah tersebut adalah bukti pengangkatan Nabi
Muhammad SAW sebagai seorang Nabi dan Rasul.3
Kisah Ya'juj wa Ma'juj dua kali disebut di dalam al-Qur'an.
Pertama dalam Q.S. al-Kahfi: 92-98, yang berisikan kisah Żulqarnain
dalam pengembaraannya menemukan Ya'juj wa Ma'juj. Kedua dalam
Q.S. al-Ṉabā: 96-97, yang berisikan Prediksi mendatang.4
Kisah Ya'juj wa Ma'juj berkaitan erat dengan kisah Żulqarnain,
Żulqarnain merupakan seorang Raja yang Allah berikan kekuasaan
dan kedudukan yang tinggi. Allah telah mencukupkan segala
kebutuhannya sebagai seorang Raja, mulai dari peralatan, pasukan,
serta ilmu sebagai perlengkapannya. Perjalanan yang dilakukannya
menjelajahi bumi dari Timur ke Barat kemudian ke Timur lagi
merupakan upaya untuk menegakan keadilan, melindungi rakyat yang
lemah, menghukum orang yang bersalah, memberikan bantuan
terhadap orang-orang yang beriman, mengerjakan perbuatan yang
baik, serta menolong kaum yang meminta perlindungan dari serangan
kaum Ya'juj wa Ma'juj. 5
Sebagian ahli Tafsir mendefinisikan Ya'juj wa Ma'juj adalah
makhluk yang membuat kerusakan di muka bumi, mereka adalah
makhluk yang di temukan oleh Żulqarnain dalam pengembaraan yang
dilakukan oleh Żulqarnain. Pada pembahasan kali ini penulis akan
lebih memfokuskan kisah Ya'juj wa Ma'juj akan tetapi penulis juga
3 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirrasah Islamiyah II, (Jakarta, PT. Raja
Grafindo Persada, 2007), 13-19. 4 Taufik, ―Skripsi Żulqarnain Dalam al-Qur'an,”(Fakultas Ushuluddin, Jurusan
Perbandingan Agama, UIN Syarif Hidayatullah Sunan Kalijaga, Yogyakarta 2007), 3-4. 5 Fachruddin HS, Ensiklopedia al-Qur'an (Jakarta: Rinekka Cipta, 1992), 644.
-
3
akan membahas kisah Żulqarnain secara singkat, serta pengembaraan
Żulqarnain dalam menemukan Ya'juj wa Ma'juj.6
Ya'juj wa Ma'juj adalah sebuah kata yang terdapat dalam al-
Qur'an, yang di tafsirkan sebagai bangsa yang membuat kerusakan di
muka bumi. Secara etimologis Ya'juj berarti penduduk atau bangsa.
Sebagian mufasir menafsirkan mereka sebagai keturunan Nabi Adam
as, akan tetapi sebagian yang lain beranggapan Ya'juj wa Ma'juj adalah
keturunan bangsa turk.7
Kisah Ya'juj wa Ma'juj juga tercatat di dalam hadits, yang diyakini
sebagai keturunan Nabi Adam as, Ya'juj wa Ma'juj juga di sebutkan
akan keluar di akhir zaman, juga prediksi di masa depan sebagai tanda
telah datangnya akhir zaman (hari kiamat).8
Terkait pada awal mula kisah Ya'juj wa Ma'juj, bermula dari
pengembaraan yang dilakukan Żulqarnain perhatian tertuju pada aspek
historisitas, dan pengungkapan misteri kisah Ya'juj wa Ma'juj yang
terdapat dalam Q.S. al-Kahfi: 83-95.9 Adapun bunyi ayat adalah
sebagai berikut:
6 Taufik, “Skripsi Żulqarnain Dalam al-Qur'an,” (Fakultas Ushuluddin, Jurusan
Perbandingan Agama, UIN Syarif Hidayatullah Sunan Kalijaga, Yogyakarta 2007), 33. 7 Hamdi bin Hamzah Abu Zaid, Munculnya Ya‟juj & Ma‟juj di Asia; Mengungkap
Misteri Perjalanan Zulkarnain ke Cina. (Perjemah Gazi Saloom, Dedi Januarsyah)
(Jakarta Almihira, 2007), 1. 8 Hamdi bin Hamzah Abu Zaid, Munculnya Ya‟juj & Ma‟juj di Asia; Mengungkap
Misteri Perjalanan Zulkarnain ke Cina.( Perjemah Gazi Saloom, Dedi Januarsyah ) (
Jakarta Almihira, 2007 ), 1. 9 Taufik, “Skripsi Żulqarnain Dalam Al-Qur'an,”(Fakultas Ushuluddin, Jurusan
Perbandingan Agama, UIN Syarif Hidayatullah Sunan Kalijaga, Yogyakarta 2007), 1-2.
-
4
10َ
Artinya : ―Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Żulqarnain.
Katakanlah, "akan kubacakan kepadamu kisahnya" (83). Sungguh, kami
telah memeberikan kedudukan kepadanya di bumi, dan kami telah
memberikan jalan kepadanya, (untuk mencapai) segala sesuatu (84),
Maka diapun menempuh suatu jalan (85). Hingga ketika dia telah sampai
di tempat terbenam, dia melihatnya (matahari) terbenam di dalam laut
yang berlumpur hitam, ditemukannya suatu kaum (tidak beragam). Kami
berfirman, "wahai Dzulqarnanin! Engkau boleh menghukum atau berbuat
kebaikan (mengajak beriman) kepada mereka." (86). Dia (Żulqarnain)
berkata, "barangsiapa berbuat dzalim, kami akan menghukumnya, lalu
dia akan dikembalikan kepada Tuhannya, kemudian Tuhan
mengadzabnya dengan adzab yang sanggat keras (87). Adapun orang
yang beriman dan mengerjakan kebajikan, maka dia mendapat (pahala)
yang terbaik sebagai balasan, dan akan kami sampaikan kepadanya
perintah kami yang mudah-mudah." (88) Kemudian dia menempuh suatu
jalan (yang lain). (89) Hingga ketika dia sampai di tempat terbit matahari
(sebelah Timur) didapatinya (matahari) bersinar di atas suatu kaum yang
tidak Kami buatkan suatu pelindung bagi mereka dari (cahaya matahari)
itu, (90) demikianlah, dan sesungguhnya Kami mengetahui segala
sesuatu yang ada padanya (Zulkarnain). (91) Kemudian dia menempuh
suatu jalan (yang lain lagi). (92) Hingga ketika dia sampai di antara dua
gunung, didapatinya di belakang (kedua gunung itu) suatu kaum yang
hampir tidak memahami pembicaraan. (93) Mereka berkata, ―Wahai
Zulkarnain! Sungguh, Yakjuj dan Makjuj itu (makhluk yang) berbuat
kerusakan di bumi, maka bolehkah kami membayarmu imbalan agar
10
Departement Agama RI, al-Qu‟an dan Terjemahannya (Bandung, CV.Penerbit
Jumanatul ‗Ali-Art,2004), 303-304.
-
5
engkau membuatkan dinding penghalang antara kami dan mereka?‖ (94)
Dia (Zulkarnain) berkata, ―Apa yang telah dianugerahkan Tuhan
kepadaku lebih baik (daripada imbalanmu), maka bantulah aku dengan
kekuatan, agar aku dapat membuatkan dinding penghalang antara kamu
dan mereka. (95)‖11
Adapun upaya untuk memahami misteri Ya'juj wa Ma'juj dalam
Q.S. al-Kahfi 18: 92-96 membutuhkan data-data dari literatur tafsir al-
Qur'an yang merinci maksud dan isi kandungan ayat-ayatnya.
Disinilah, kedudukan Ilmu tafsir yang agung dan tinggi di dalam Islam
merupakan ilmu yang mulia object dan tujuannya, dan ilmu ini
dibutuhkan sepanjang zaman. Tanpa ilmu tafsir maka manusia tidak
akan pernah mengetahui makna dan ajaran yang Allah sampaikan
melalui kandungan ayat al-Qur'an.12
Beberapa alasan yang melatar belakangi penulis untuk memilih
tema pembahasan tentang surah al-Kahfi ini adalah terkait pada, sosok
Ya'juj wa Ma'juj dalam kisah pengembaraan Żulqarnain, siapakah
Ya'juj wa Ma'juj, di mana lokasi Ya'juj wa Ma'juj, sifat Ya'juj wa
Ma'juj, dan Ya'juj wa Ma'juj sebagai prediksi di masa mendatang.
Kesimpangsiuran informasi terkait pandangan para mufasir
terkait siapa sebenanrya Ya'juj wa Ma'juj. bagaimana perjalanannya,
apa saja ciri-ciri Ya'juj wa Ma'juj. Kepercayaan umat muslim Ya'juj wa
Ma'juj sebagai prediksi di masa depan, lalu bagaimana kontroversi
seputar keturunan siapakah Ya'juj wa Ma'juj itu, sebagai bangsa
Mongol dan Tartar atau keturunan bangsa Turk? Adakah kaitan
antaraYa‘juj wa Ma‘juj yang diceritakan dalam al-Qur'an dengan
kronik Gog Magog dalam cerita Israiliyat13
dalam kitab Perjanjian
Lama? Semua persoalan itu membutuhkan sebuah ulasan yang cukup
11
Departement Agama RI, al-Qu‟an dan Terjemahannya (Bandung, CV.Penerbit
Jumanatul ‗Ali-Art,2004), 303-304. 12
M. Quraish Shihab, Rasionalitas Tafsir Muhammad, (Jakarta: Paradigma 2002),
xiii. 13
Hal-hal yang tidak masuk dalam akal dan pikiran.
-
6
komprehensif, melalui penelaahan ilmu tafsir dari khazanah penafsiran
al-Qur'an yang berlangsung sejak masa klasik Islam hingga masa
dewasa ini, sehingga penulis sangat berminat untuk membahas kisah
ini.14
Berdasarkan pada uraian di atas, penulis ingin mengetahui
bagaimana kisah Ya'juj wa Ma'juj dalam pengembaraan yang dilakukan
Żulqarnain. Siapakah Ya'juj wa Ma'juj itu, di mana lokasinya,
bagaimana sifat Ya'juj wa Ma'juj, dan prediksi mereka di masa depan
menurus penjelasan para mufasir. Ini adalah alasan mengapa penulis
mengambil Judul
―Kisah Żulqarnain dan Ya‘juj wa Ma‘juj dalam Kajian Tafsir Al-
Qur'an (Menurut Quraish Shihab, al-Maragi, dan Buya Hamka).‖
B. Identifikasi, Batasan dan Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang masalah yang telah di paparkan
sebelumnya, adapun identifikasi masalahnya yaitu: Pertama, Q.S. Al-
Kahfi: 83-95 mengidentifikasi pengembaraan yang dilakukan
Żulqarnain, lokasi Ya'juj wa Ma'juj dari hasil Perjalanan Żulqarnain,
karakter (sifat) Ya'juj wa Ma'juj, dan sepak terjang yang dilakukan
oleh Ya'juj wa Ma'juj. Kedua, Q.S. al-Anbiyā: 96 Ya'juj wa Ma'juj
sebagai pertanda akhir zaman.
Adapun batasan dan rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Siapakah Żulqarnain? Bagaimana riwayat ekspedisi yang
dilakukan Żulqarnain dalam menemukan Ya'juj wa Ma'juj?
2. Siapakah Ya'juj wa Ma'juj? Dimanakah lokasi Ya'juj wa Ma'juj?
3. Bagaimana sifat Ya'juj wa Ma'juj menurut para mufasir?
4. Apakah Ya'juj wa Ma'juj pertanda datangnya Kiamat, dan
bagaimana pandangan para mufasir?
14
Wisnu Sasongko, Jejak Ya'juj wa Ma'juj dalam Inskripsi Yahudi, (PT. Mizan
Publika, Jakarta Selatan, 2009)
-
7
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Penelitian ilmiah tentang kisa Żulqarnain dan Ya‘juj wa Ma‘juj
dalam Q.S. al-Kahfi : 83-97‖ dan Ya'juj wa Ma'juj dalam Q.S. al-
Anbiyā: 96-97 bertujuan dan kegunan penelitian:
1. Mengetahui kisah pengembaraan Żulqarnain dalam menemukan
Ya'juj wa Ma'juj.
2. Mencari kaitan antara kisah Żulqarnain dengan Ya'juj wa Ma'juj
3. Mengetahui lokasi keberadaan Ya'juj wa Ma'juj.
4. Mengetahui sifat Ya'juj wa Ma'juj.
5. Memperoleh pemahaman tentang ―Ya'juj wa Ma'juj dalam kajian
tafsiral al-Qur'an‖.
6. Memahami pemahaman tentang Ya'juj wa Ma'juj dalam sejarah.
7. Mengetahui kaitan anatara Ya'juj wa Ma'juj dalam al-Qur'an
dengan Ya‘juj wa Ma‘juj dalam sejarah.
8. Mencari eskatologi Ya'juj wa Ma'juj yang akan hadir di akhir
zaman.
Adapun Manfaatnya Yaitu :
1. Secara akademis skripsi ini diharapkan mendorong sarjana Muslim
dalam memahami ayat al-gaibiyat yang terdapat dalam surah al-
Kahfi (18): 92-97.
2. Secara praktis menambahkan referensi bacaan dalam kajian Tafsir.
3. Dapat memperoleh dan membandingadxkan pemahaman diantara
perbedaan para Mufasir dalam menerjemahkan kisah Ya'juj wa
Ma'juj.
4. Mengetahui lebih jelas sebab kehancuran dimuka bumi.
D. Kajian Pustaka
Adapun kajian pustaka inti yang digunakan penulisan dalam
pembahasan kisah Ya'juj dan Ma'juj, adalah sebagai berikut:
-
8
1. M. Quraish Shihab, di dalam bukunya "Tafsir al-Miṣbah"
menekankan pentingnya bahasa dan pengetahuan sejarah sebagai
alat utama dalam memahami rahasia hidup, sejarah, bangsa, dan
semua persoalan manusia di muka bumi. Tidak semua ayat al-
Qur'an dapat diartikan secara konteksnya saja, akan tetapi kadang
kala kita juga harus menyesuaikan dengan zamannya. Buku ini
menegaskan bahwa bahasa, sejarah dan perkembangan zaman
sebagai kunci menafsirkan ayat sesuai dengan zamannya. Kisah
Żulqarnain dan Ya'juj wa Ma'juj ini telah hadir sebelum kelahiran
nabi yang kemudian tercatat dalam al-Qur'an sebagai bukti
kenabian Muhammad.15
2. Penulis buku bernama Muhammad Musthafa al-Maragi adalah
seorang ulama dan guru besar tafsir, salah satu buku karangannnya
yang terkenal adalah Tafsir al-Maragi yang di tulisnya selama
sepuluh tahun. Kesadaran al-Maragi terhadap tafsir-tafsir klasik
yang terkesan ringkas, menjadikan beliau tertantang untuk
mengeluarkan tafsir dengan corak tersendiri, dengan gaya bahasa
yang mudah di cerna oleh generasi muda. Kitab Tafsir ini memakai
metode tahlili, diuraikan dengan bahasa yang indah dan menarik
serta berorientasi pada sastra, kehidupan dan kemasyarakatan
sebagai petunjuk kehidupan di masyarakat yang mudah untuk
dipahami. Kisah Ya'juj wa Ma'juj dalam tafsir ini digambarkan
sebagai bangsa yang bengggis, mereka adalah Tartar dan Mongol,
mereka juga termasuk keturunan dari Nabi Adam dari Yafit bin
Nuh, yang di kurung Żulqarnain dan akan hadir kembali sebagai
pertanda telah dekatnya akhir zaman.16
15
Buya Hamka, Tafsir Al-Azhar, Juz XVII (jakarta; pustaka Panji Mas). 16
Ahmad Musthafa al-Maragi, Tafsir Al-Maragi Juz XVI (Mesir: Mustafa Al-Bab
Al-Halabi 1974 M)
-
9
3. Penulis buku yang bernama Syaikh Hamdi bin Hamzah Abu Zaid
dan bukunya terkenal dengan ―Mengungkap Misteri Perjalanan
Żulqarnain ke Cina Munculnya Ya‟juj Ma‟juj di Asia‖ Pada
dasarnya penelitian yang bersifat filosofis yang menekankan
pentingnya bahasa dan pengetahuan sejarah sebagai alat utama
dalam memahami rahasia hidup, sejarah, bangsa, dan semua
persoalan manusia di muka bumi ini. Buku ini mengandung bahasa
dan sejarah sebagai kunci yang dapat membuka pintu sejarah, ilmu
penetahuan, dan semua persoalan hidup. Kisah Ya‘juj wa Ma‘juj
ini muncul ketika 300SM dan dituliskan pada kira-kira 200SM.
Berbagai peristiwa dan keajaiban yang terkait dengannya
merupakan kisah paling menakjubkan dalam seluruh rangkaian
kehidupan manusia. Karena dia merupakan kisah nyata yang titik
tolaknya berasal lebih dari 2.400 tahun sebelumnya.17
Dikatakan
Pseudo (palsu atau sebagian palsu) karena bukunya ini merupakan
kumpulan antara sejarah dan mitos, beberapa mitos dan dogeng18
dimasukan ke dalam buku ini.
4. Menurut Taufik, dalam skripsinya Dzulkarnain dalam al-Qur'an.
Ya'juj wa Ma'juj merupakan dua bangsa yang menjadi sejarah
dalam al-Qur'an. Fenomena kekejaman dan kejahatannya telah
menjadi acuan mereka dalam bertindak. Dua bangsa ini disinyalir
oleh Rasulullah Shallallahu „Alahi Wasallam, sebagai salah satu
tanda datangnya hari kiamat kelak. Dua bangsa yang disinyalir
memiliki sisa ‗kekuatan‘ dari kejayaan mereka di masa silam yang
kelak justru melebih kekuatan manapun saat ini. ‗Rise of
17
Hamdi bin Hamzah Abu Zaid, Munculnya Ya‟juj & Ma‟juj di Asia; Mengungkap
Misteri Perjalanan Zulkarnain ke Cina. Penerjemah Gazi Saloom, Dedi Januarsyah
(Jakarta Almihira, 2007) 18
Terdapatnya cerita israiliyat yang tercantum pada buku tafsir Ibnu Kaṡīr.
-
10
Asianism‘ atau kebangkitan bangsa-bangsa Asia‘ yang mereka
agungkan menjadi langkah awal perwujudan eksplorasi kekuatan
mereka.
5. Menurut Abu Fatiah al-Adnani, didalam bukunya ―Fitnah &
Petaka akhir zaman” keluarnya Ya'juj wa Ma'juj diantara
Dahsyatnya fitnah yang ada di muka bumi yang akan dihadapi oleh
umat manusia. Ya‘juj wa Ma‘juj merupakan keturunan Nabi Adam
as. Ya'juj wa Ma'juj adalah anak dari Yafits bin Nuh keturunan
Nabi Nuh. Menurut Abu Fatiah, setiap keturunan yang ada sampai
sekarang kiamat merupakan merupakan keturunan Nabi Nuh, yang
mana Nabi Nuh memiliki tiga keturunan yakni Yafits, Sam dan
Ham. Allah melestarikan dan setiap manusia yang hidup sejak
zaman Nuh hingga kiamat, mereka semua adalah ketururnan dari
tiga anak Nuh, yakni: Yafits, Sam, dan Ham19
.
E. Metode Penelitian
Penelitian skripsi ini menggunakan pendekatan penelitian
kualitatif jenis penelitian deskriptif analisis, untuk langkah-langkahnya
Yaitu:
1. Metode Pengumpulan Data Jenis penelitian ini merupakan penelitian pustaka (Library
Research), penelitian yang mengambil dan mengolah data yang
berasal dari buku-buku yang ada kaitan dan relevansinya dengan
penelitian yang sedang disusun ini. Adapun sumber-sumber primer
yang dijadikan rujukan dalam penelitian adalah :
a) Tafsir Al-Maragi
b) Tafsir Al-Azhar
19
Dalil diatas merupakan Hujjah, bahwa semua keturunan manusia semua
merupakan keturunan dari 3 anak nabi Nuh yang selamat, yang disanadkan kepada 3 anak
Nuh tersebut, Yafits, Sam dan Ham.
-
11
c) Tafsir Miṣbah
Selain itu penulis juga mengambil, bahan-bahan dari rujukan
sekunder yang relevan dianataranya :
a) Munculnya Ya'juj wa Ma'juj di Asia20
b) Fitnah dan petaka Akhir Zaman21
c) Żulqarnain dalam Al-Qur'an22
d) Cahaya Al-Qur'an23
2. Metode Analisis Data
Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis24
secara deskriptif,25
kemudian diperbandingkan satu kitab tafsir dengan kitab tafsir yang lain.
Untuk metode penuilisan mengacu pada buku Pedoman Akademik
Program Strata 1 2012/2013 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bagan
―Pedoman Penulisan Skripsi‖. Buku tersebut telah diterima mahasiswa
dari Fakultas Ushuluddin sejak 2011.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tersebut dimaksudkan sebagai gambaran
yang akan menjadi pokok pembahasan dalam penulisan skripsi,
sehingga dapat memudahkan dalam memahami dan mencerna
20
Hamdi bin Hamzah Abu Zaid, Munculnya Ya‟juj & Ma‟juj di Asia; Mengungkap
Misteri Perjalanan Zulkarnain ke Cina.Penerjemah Gazi Saloom, Dedi Januarsyah
(Jakarta Almihira, 2007) 21
Abu Fatiah Al-Adnani, Fitnah & petaka Akhir Zaman; Detik-detik Menuju Hari
Kehancuran Alam Semesta, cet. 1 (Surakarta: Granada Mediatama) 22
Taufik, ―Żulqarnain Dalam Al-Qur'an,‖(Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, Jurusan
Perbandingan Agama, UIN Syarif Hidayatullah Sunan Kalijaga, Yogyakarta 2007) 23
Muhammad Ali Ash-Shabuny, Cahaya Al-Qur'an Tafsir Tematik Surat Al-Kahfi –
Al-Mukminun (Jakarta: Pustaka Kautsar) 24
Analisis, adalah metode yang dimaksudkan sebagai pemikiran dengan konseptual
atau makna yang terkandung dari istilah yang dipergunakan, kemudian diklarifikasi
sesuai dengan permasalahan, dengan tujuan mendapatkan kejelasan makna. Anton Baker
dan Achmad Charris Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat (Yogyakarta: Kansius,
1990), 62. 25
Deskriptif, adalah mengumpulkan data yang ada, menafsirkan dan mengadakan
analisa yang interpretative.Anton Baker dan Achmad Charris Zubair, Metodologi
Penelitian Filsafat (Yogyakarta: Kansius, 1990), 62-63.
-
12
masalah-masalah yang akan dibahas. Adapun sistematika penulisan
adalah sebagai berikut :
Bab I, merupakan pendahuluan yang berisi uraian secara global,
kemudian dirinci kedalam bab yang terdiri dari latar belakang,
identifikasi masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, serta
sistematika penulisan.
Bab II, bab ini merupakan tinjauan umum tentang kisah dalam al-
Qur'an. Beberapa hal yang dibahas dalam bab ini adalah apa itu Qaṣāṣ
serta fungsi dan tujuan Qaṣāṣ dalam al-Qur'an. Jenis-jenis Qaṣāṣ dalam
al-Qur'an. Kisah-kisah masa lalu serta prediksi masa depan, yang mana
kisah masa lalu diramalkan akan terjadi atau dibangkitkan kembali di
masa mendatang.
Bab III, bab ini merupakan penjelasan mengenai Ya‘juj Ma‘juj
dalam literature sejarah secara umum yang meliputi beberapa
pembahasan seperti: Penisbatan Ya‘juj Ma‘juj dengan Gog Magog.
Pandangan parasejarawan tentang siapa Ya'juj wa Ma'juj ini. Aspek-
aspek prediksi terkait dengan kisah Ya‘juj Ma‘juj dalam tradisi agama-
agama.
Bab IV, Bab ini menguraikan inti dari penafsiran Q.S. al-Kahfi 92-
97 tentang Kisah Ya‘juj Ma‘juj dalam al-Qur'an. Bab ini meliputi
pendapat Bahwa Ya'juj wa Ma'juj dalam pengembaraan Żulqarnain,
apakah Ya'juj wa Ma'juj manusia turunan Adam? Lokasi Ya'juj wa
Ma'juj berdasarkan hasil pengembaraan Żulqarnain, pembuatan
dinding pembatas, karakter di masa lalu hingga rusaknya dinding
pembatas, dan Prediksi dimasa depan.
Bab V, Bab ini merupakan akhir dari pembahasan berupa penutup
dan kesimpulan.
-
13
BAB II
TINJAUAN UMUM KISAH DALAM AL-QUR'AN
Definisi Kisah A.
Al-Qur'an adalah firman Allah sebuah Mu'jizat yang diberikan
kepada Nabi Muhammad, sebagai pedoman, dan sumber ajaran utama
bagi umat Islam. Tidak hanya sebagai petunjuk, didalamnya juga
terdapat ilmu, sejarah, kisah, pesan, dan berbagai hal lain yang tak
kalah pentingnya.1 Kandungan ayat al-Qur'an sangat berpengaruh
dalam kehidupan manusia yang mau belajar dengan mendengarkan,
membaca, dan mengamati. Berbagai macam hal penting dalam al-
Qur'an meliputi sejarah, pelajaran, kisah, dan lainnya.2
Kisah atau Qaṣāṣu al-Qur'an merupakan dua kata yang saling
berdampingan, yakni Qaṣāṣ dan al-Qur'an. Qaṣāṣ sendiri secara
etimologi adalah kata serapan dari bahasa Arab yakni ة ,kisah قِص
cerita, hikayat atau Riwayat, sedangkan al-Qur'an adalah kitab suci
umat Islam jadi Qaṣāṣ al-Qur'an adalah cerita yang terdapat di dalam
al-Qur'an.3
َصَصََ yang berarti الِلَصت yakni kisah-kisah, yang berasal dari kata ك
mengikuti jejak atau menelusuri jejak. Allah SWT berfirman, pada
ayat-ayat berikut ini:
1. Ayat yang mengartikan bahwa الِلَصت atau ََصَصَ sebagai jejak, dalam ك
Q.S. al-Kahfi 18: 64)
ٌَ اًََ َماك ِل
ٰا ر ىَّ
َ ه ْبِؽ
َا ه ذَّ
َاْسج
َاِسِهَما ؿ
َثٰى ا
ٰٓ َعل
ۙا َصص
َ ٤٦4 -ك
1 Wahyudin dan Saifulloh, Ulum al-Qur'an Sejarah dan Perkembangannya Jurnal
Sosial Humaniora,vol 6, no. 1 (Juni 2013): 20. 2 Manna‘al-Qathan, Mabahits fii Ulumul Qurán (Pengantar Studi Al-Qur'an).Terj.
Ainur Rafiq El-Mazni, cet. VI (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2011), 386. 3 Ahmad Warson Munawir, Kamus Al-Munawir: Arab-Indonesia, (Surabaya,
Pustaka Progresif, 1984) hlm. 1126. Dalam Susilawati, Nilai-nilai Pendidikan Melalui
kisah Dalam Al-Qur'an (Sekolah Tinggi Agama Islam), 25. 4 Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,
2012), 412.
-
14
Artinya: ―Dia (Musa) berkata: "Itulah (tempat) yang kita cari."Lalu keduanya
kembali, mengikuti jejak mereka semula.‖5
2. Ayat berikut ini mengartikan ص sebagai mengikuti, dalam ق ص
Q.S. al-Qaṣāṣ 28: 11)
ْذَ َال
َِخه َوك
ْخ
ِهَ ِِل ُْ ّصِ
َشْثَ ك َبص
ََ ِبه ؿ ًْ َ َع ب
ى ْمَ ح ه َ وَّْۙوَن ش ع
ْش ٌَ
َ ١١6 -ِل
Artinya:
―Dan dia (minta Musa) berkata kepada saudara perempuan Musa,"
Ikutilah dia (Musa)" Maka kelihatan olehnya (Musa) dari Jauh, sedang
mereka tidak menyadarinya‖.7
Perkataan ق ص ص dapat juga berganti sebagai sebuah al-Akhbar (yakni
sebuah berita), dalam Q.S. Āli Imrān 3: 62, yang berbunyi:
َىَ ه َا ل
ََ ِانَّ ٰهز َلَصص
َْحم ۚ ال
َْ َوَما ال ًْ ه َ ِم
َٰ ِال
ََّ ِِا
ه َّٰ الل هََ َوِانَّ
َّٰىَ الل ه
َض ل َعِضٍْ
ْ ال
م ُْ َحِىْ 8. ٤٦ –ال
Artinya:
―Sungguh, ini adalah kisah yang benar. Tidak ada tuhan selain Allah,
dan sunguh, Allah maha perkasa, Maha bijaksana‖(Q.S. Ali ‗Imran 3:
62).9
Q.S. Yūsuf 12: 111, yang berbunyi sebagai berikut:
اَن ِفْي ََلْذ و
ََصِصِهْمَل
َِزْي ك
ََّم ال ًْ ْصِذ
ًَْ ج ِى
ٰٰري َول
َت ـْ ً ا
ث ًْ اَن َحِذ
ََباِب َما و
ْلَ ْوِلى ِا
ِّ
ِلٌِعْبَرة
ْىَنَ ِمى ْؤ ً َلْىم
ّ ِل
َسْحَمت ي وَّ ذ ه ْيء وَّ
َّلِ ش
َل و ُْ ِص ـْ
َِه َوج ًْ َذ ًَ ١١١.10 - َبْحَن
5 Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,
2012), 412. 6 Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,
2012), 544. 7 Yunahar Ilyas, Kuliah ulumul Qur‟an (ITQAN Publishing: Jogyakarta 2014), 227.
8 Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,
2012), 72. 9 Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,
2012), 314. 10
Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,
2012), 314.
-
15
Artinya:
―Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang
yang mempunyai akal. (Al-Qur'an) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat,
tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala
sesuatu, dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang
beriman.‖(Q.S. Yūsuf12: 111).11
Secara terminologi Qaṣāṣu al-Qur'an ialah "ihwal" atau pemberitaan al-
Qur'an terkait tokoh, dan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi pada masa
lalu baik itu Nabi, Rasul atau pun yang bukan rasul, yang bermula saat
zaman Nabi Adam as hingga zaman Nabi Muhammad.12
Kisah adalah metode pembelajaran yang digunakan al-Qur'an dalam
menyampaikan pesan dan tujuan serta menjadikan al-Qur'an sebagai satu-
satunya pedoman dalam agama Islam.13
Fungsi dan Tujuan Kisah dalam Al-Qur'an B.
Allah menciptakan segala sesuatu di muka bumi ini tidak ada yang sia-
sia, semua diciptakan dengan tujuan dan Fungsinya masing-masing.
Adapun fungsi dan tujuan kisah dalam Al-Qur'an adalah sebagai
berikut:
1. Fungsi Kisah dalam Al – Qur‘an
Apabila di kaji secara seksama, fungsi kisah dalam al-Qur'an
adalah sebagai berikut:
a. Agar manusia berfikir, Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al – A‘araf 7: 176
َبَع َهَىاه ْسِض َواجََّ ْى ألا
ََذ ِإل
َلْخ
َه ؤ ِىىَّ
َْعَىاه ِبَها َول
ََشؿ
ََىا ل
ْْى ِشئ
َِل َول
ََمث
َه ه
لََمث
َؿ
ىا ب َّز
ًََ ه ِزً
ََّلْىِم ال
ْل ال
ًََ َمث ِل
َ ر
َْهث
ْل ًَ ه
ْه ر
ْتَْو ج
َ ؤ
َْهث
ْل ًَ ِه ُْ
َْحِمْل َعل
َِب ِإْن ج
ْلَي
ْال
ون. ش َّى ـَ َخ ًَ ْم ه
ََّعل
ََلَصَص ل
ِْص ال ص
ْاك
َاِجَىا ؿ ًَ 14ِبأ
11
Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,
2012), 335. 12
Badri Khaeruman, Sejarah Perkembangan Tafsir al-Qur'an, Cet. I, (Bandung:
Pustaka Setia, 2004), 49. 13
Abudin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta; Logos, 1997), 97.
-
16
Artinya: “Dan sekiranya kami menghendaki niscaya kami tinggikan (derajat)nya
dengan (ayat-ayat) itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan mengikuti
keinginannya (yang rendah), maka perumpamaannya seperti anjing, jika
kamu menghalaunya dijulurkan lidahnya dan jika kamu membiarkannya
dia menjulurkan lidahnya (juga). Demikianlah orang-orang yang
mendustakan ayat-ayat kami. Maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar
mereka berfikir.”15
b. Sebagai penguat hati Nabi Shallalahuālaihiwasallam, sebagaimana
firman Allah dalam Q.S. Hūd (11): 120
َباءَِ ْهًَْ ؤ ًَ ِم ُْ
َص َعل ل
َ ه
اًّل
اَدَن َوَحاَءَن ِفي َهِزِه َوه
َؤ
ذ ِبِه ؿ ّبِ
َث ِل َما ه ظ الش
َشَيْ َوِره
ٌت
ََحم َوَمْىِعظ
ِْمِىح ال
ْؤ م
ْ 16.َنَِلل
Artinya: ―Dan semua kisah dari rasul-rasul kami ceritakan kepadamu ialah kisah-
kisah yang denganya kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah
datang kepadamu kebenaran serta pengajaran bagi orang-orang yang
beriman‖17
c. Berfungsi untuk mengenali kemampuan Allah dalam memberikan
berbagai macam hukuman kepada orang – orang yang
menyimpang, sesuai dengan hikmah yang telah ditetapkan – Nya.18
d. Berfungsi untuk mengenali penegakan hujjah kepada manusia
dengan diutusnya para Rasul dan diturunkannya kitab – kitab. 19
2. Tujuan Qaṣāṣ al-Qur‘an
Adapun tujuannya Qaṣāṣ al-Qur'an adalah sebagai berikut:
14
Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,
2012), 233. 15
Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,
2012), 233. 16
Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,
2012), 316. 17
Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,
2012), 316. 18
Amrullah Akadhinta, Hikmah Cerita-cerita dalam Al-Qur'an, https://muslim.or.id
diakses pada 17 mei 2019 19
Amrullah Akadhinta, Hikmah Cerita-cerita dalam Al-Qur'an, https://muslim.or.id
diakses pada 17 mei 2019
https://muslim.or.id/https://muslim.or.id/
-
17
a. Sebagai Asas dakwah serta pokok – pokok syari‘at yang dibawa
oleh para Nabi dan Rasul. Allah SWT berfirman:
ا َهَ ؤ
ََّه ِإِل
َ ِإل
َه ِل هَّ
َِه ؤ ُْ
َىِحي ِإل
ه
ٌَّ ِإِل ى
ًْ َسظ ِمًَ ْبِل
ًَْ ك َىا ِم
ْْسَظل
ََوَما ؤ
وِنَ ذ اْعب َ 20.ؿ
Artinya:
―Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum engkau
(Muhammad), melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada
tuhan (yang berhak disembah) selain Aku, maka sembahlah Aku‖. (Q.S.
al-Anbiyā (21): 25).21
b. Meneguhkan hati Rasulullah SAW dan hati umat Muhammad atas
agama Allah, serta memperkuat keyakinan orang-orang yang
beriman bahwa kebenaran pasti menang mengalahkan kebatilan.
Allah SWT berfirman:
اَدَن َوَحاَءَن ِفي َهِزِه َؤ
ذ ِبِه ؿ ّبِ
َث ِل َما ه ظ َباِء الش
ْهًَْ ؤ ًَ ِم ُْ
َص َعل ل
َ ه
اًّل
َوه
َحم َوَمْىعَِِْمِىحال
ْؤ م
َْشي ِلل
ْ َوِره
ٌت
َ 22.َنَظ
Artinya:
―Dan semua kisah dari Rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah
kisah-kisah yang dengannya kami meneguhkan hatimu; dan dalam surat
ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan
bagi orang-orang yang beriman.‖ (Q.S. Hūd (11): 120).
c. Membenarkan para nabi terdahulu, mengenang dan mengabadikan
jejak peninggalan mereka dengan menanamkan nasihat dan
pelajaran dari peristiwa di masa lalu.
20
Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,
2012), 451. 21
Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,
2012), 451. 22
Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,
2012), 77.
-
18
d. Memperlihatkan kebenaran dakwah Nabi Muhammad SAW
dengan berita-berita yang dibawanya mengenai umat terdahulu
melintas generasi dan zaman.
e. Mengungkap kebohongan ahli Kitab dalam menyembunyikan
kebenaran dan merubah-rubah isi Al-Kitab, untuk menyakinkan
orang-orang yang beriman bahwasannya yang benar itu pasti benar
dan yang salah pasti salah. Kebenaran akan mengalahkan
kebathilan. Allah SWT berfirman:
ِعِهَ ـَْى ه
ٰل َعل ًْ ِء
َۤم ِاْظَشا َما َحشَّ
ََّل ِِا ًْ ِء
َۤبِنْيٓ ِاْظَشا
ّ ِل
ااَن ِحًّل
ََعاِم و
َّل الط
َ و ًْ ْبِلَ ِم
َْنَ ك
َ ا
ٌََ زََّج َ ج
ْىٰسًت ْلَ الخَّ
ْىا ك
جْإَْىٰسًِتَ ؿ َ ِبالخَّ
ْٓىَها
لْاج
َْمَ ِاْنَ ؿ ْىخ
٣٩.23 - ٰصِذِكْحَنَ ه
Artinya: ―Semua makanan adalah halal bagi Bani Israil melainkan makanan yang
diharamkan oleh israil (Ya‘qub) untuk dirinya sendiri sebelum Taurat
diturunkan. Katakanlah: ―(Jika kamu mengatakan ada makanan yang
diharamkan sebelum turun Taurat), maka bawalah Taurat itu, lalu
bacalah dia jika kamu orang-orang yang benar‖. (Q.S. Āli ‗Imrān 3:
93).24
f. Menarik hati pendengar (pembaca) dan memantapkan penerimaan
terhadap pesan-pesan yang terkandung di dalamnya. Allah SWT
berfirman:
ٌََصِصِهْم ِعْبَرة
َاَن ِفْي ك
ََلْذ و
ََباِب ل
ْلَ ْوِلى ِا
ِّ
ا ِل ث ًْ اَن َحِذ
ََم َما و ًْ ْصِذ
ًَْ ج ِى
ٰٰري َول
َت ـْ ً
َل ُْ ِص ـَِْه َوج ًْ َذ ًَ ِزْي َبْحَن
َّْيء َ ال
َّلِ ش
ي و ذ ه َ وَّ
َسْحَمت َ وَّ َلْىم
ّْىَنَ ِل ِمى
ْؤ ً -١١١. 25
Artinya: ―Sesungguhnya pada kisah – kisah mereka itu bukanlah cerita yang
dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya
23
Kemenag RI, "Mushaf RI" diakses pada 7 januari 2020,
https://quran.kemenag.go.id/index.php/sura/3/93 24
Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,
2012), 77. 25
Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,
2012), 334.
https://quran.kemenag.go.id/index.php/sura/3/93
-
19
dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi
kamu yang beriman.‖ (Q.S. Yūsuf 12; 111).26
g. Menegaskan dan membuktikan bahwa Nabi Muhammad benar-
benar utusan Allah dan al-Qur'an benar-benar Firman Allah.
Contoh bukti adanya beberapa kesamaan kisah dalam al-Qur'an
dengan kisah-kisah yang ada dalam Kitab Taurat dan Injil, padahal
Nabi tidak pernah belajar apapun dari Yahudi dan Nasrani, Nabi
juga tidak bisa membaca dan menulis. Pengetahuan Nabi terkait
kisah – kisah tersebut, semata – mata hanya dari Allah SWT yang
juga menurunkan Taurat dan injil sebelumnya.
h. Sebagai pelajaran (Ibrāh) bagi umat manusia atas kisah-kisah yang
terjadi pada masa lampau yang dijelaskan didalam al-Qur'an.
Seperti contohnya, Kisah Qabil dan Habil .27
i. Menjelaskan bahwa Umat Islam bukan umat yang bodoh seperti
yang dikatakan, dengan penjelasannya yang bersifat deskriptif dan
dialogis.28
Macam-macam kisah dalam Al-Qur'an C.
Banyaknya kisah al-Qur'an serta keterkaitannya dengan bukti –
bukti arkeologi menjadikan sebagian al-Qur'an sebagai sebuah sejarah,
seperti kisah para nabi dan kaumnya. Kisah orang-orang yahudi,
nashrani, majuzi, dan lain sebagainya. Kisah dalam al-Qur'an dapat
terbagi menjadi tiga macam, yaitu:
1. Kisah Para Nabi dan Rasul
Peninjauan kisah dari segi waktu mulai dari Nabi Adam
hingga Nabi Muhammad juga para Rasul, tidak semua kisah
26
Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,
2012), 334. 27
Yunahar Ilyas, Kuliah ulumul Qur‟an (ITQAN Publishing: Jogyakarta 2014), 233. 28
Moh. Ali Aziz, Mengenal Tuntas Al-Qur'an (Surabaya: Imtiyaz, 2011), 134.
-
20
disebutkan dalam al-Qur'an. Qaṣāṣu al-Qur'an terbagi menjadi
tiga:
Pertama, kisah yang durasinya panjang. kisah yang
durasinya dan penjelasanya panjang lebar meliputi kisah Nabi
Adam, Nuh, Ibrahim, Yusuf, Musa, Harun, Daud, Sulaiman, serta
Nabi ‗Isa ‗alaimussalam.29
Kedua, kisah yang durasinya sedang. Yakni, Kisah dalam al-
Qur'an yang durasi dan penjelasnya tidak terlau panjang dan tidak
terlalu sedikit meliputi Kisah–kisah dari Nabi Hud, Shaleh, luth,
‗Islmail, Ishaq, Ya‘qub, Zakaria dan Yahya.
Ketiga, kisah yang durasinya singkat. Yakni adalah kisah
dalam Al-Qur'an yang durasi dan penjelasannya secara singkat
adalah Kisah Nabi Idris, ‗Ilyas, dan Ilyasa 'alaihimussalam.30
2. Kisah umat, tokoh atau pribadi (bukan Nabi), dan Peristiwa –
peristiwa masa lalu
Al-Qur'an juga menceritakan kisah para tokoh dan pribadi
masa lalu, mereka bukanlah nabi, tetapi mereka hanyalah orang
biasa yang sezaman dengan nabi. Mulai dari zaman Nabi Adam
hingga Nabi Muhammad SAW. Salah satunya adalah kisah Habil
dan Qabil.31
Kisah Habil dan Qabil merupakan kisah dari anak – anak
dari Nabi Adam as. Bermula saat mereka beranjak dewasa dan
Allah memperbolehkan mereka menikah dengan saudara mereka
secara silang. Akan tetapi Qabil bukanlah hamba yang bertaqwa,
Qabil tidak mau menikah dengan Layudha kemudian datanglah
sebuah syarat dan ketentuan dari Allah untuk berkorban dan salah
29
Yunahar Ilyas, Kuliah ulumul Qur‟an (ITQAN Publishing: Jogyakarta 2014), 228. 30
Yunahar Ilyas, Kuliah ulumul Qur‟an (ITQAN Publishing: Jogyakarta 2014), 228. 31
Yunahar Ilyas,Kuliah ulumul Qur‟an (ITQAN Publishing: Jogyakarta 2014), 229.
-
21
satu diantara mereka yang kurbannya diterima oleh Allah maka
akan menikah dengan Iqlima.
Ternyata hasil persembahan yang diterima oleh Allah adalah
hasil persembahan Habil, maka habil-lah yang berhak menikah
dengan Iqlima sedangkan Qabil menikah dengan Layudha. Tidak
terima dengan ketentuan yang diberikan Allah, dengan penuh rasa
iri dan dengki kepada Habil, Qabil membunuh Habil tanpa
memandang bahwa dia adalah saudaranya sendiri, dan
sesungguhnya Allah hanya menerima persembahan orang-orang
yang bertaqwa.32
Lalu apa pelajaran dan pesan dari kisah Habil dan
Qabil dalam al-Qur'an?
Kisah Habil dan Qabil adalah pembunuhan yang pertama
yang terjadi dalam sejarah, dari kisah tersebut terdapat pelajaran,
untuk tidak memiliki rasa dengki, iri, dan menjadi orang yang
bermoral tinggi dengan menanamkan kesabaran, Allah SWT
berfirman ―Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat
pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Qur'an itu
bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi untuk membenarkan kitab-
kitab yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan
sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.33
3. Qaṣāṣ yang terjadi pada zaman Nabi Muhammad SAW
Selain menceritakan kisah sebelum kelahiran Nabi
Muhammad, Qaṣāṣu al-Qur'an juga menceritakan peristiwa yang
terjadi pada saat zaman Nabi Muhammad, seperti kisah Hijrah,
32
Muham Taqra, Kisah Hikayat Qabil & Habil [Cain & Abel] Putra Nabi Adam
dalam
Islamhttps://books.google.co.id/books?id=3OySCgAAQBAJ&pg=PP9&dq=Habil+dan+
qabil&hl=ms&sa=X&ved=0ahUKEwiWk4XSkKXiAhUQ448KHTqpDHUQ6AEIKTAB
#=onepage&Q=Habil%20dan%20qabil&f=false 33
Jamiah Hariyati, Achyar Zein, Syamsu Nahar, Journal nilai-nilai Pendidikan pada
Kisah Qabil dan Habil, 37.
https://books.google.co.id/books?id=3OySCgAAQBAJ&pg=PP9&dq=Habil+dan+qabil&hl=ms&sa=X&ved=0ahUKEwiWk4XSkKXiAhUQ448KHTqpDHUQ6AEIKTAB#=onepage&Q=Habil%20dan%20qabil&f=falsehttps://books.google.co.id/books?id=3OySCgAAQBAJ&pg=PP9&dq=Habil+dan+qabil&hl=ms&sa=X&ved=0ahUKEwiWk4XSkKXiAhUQ448KHTqpDHUQ6AEIKTAB#=onepage&Q=Habil%20dan%20qabil&f=falsehttps://books.google.co.id/books?id=3OySCgAAQBAJ&pg=PP9&dq=Habil+dan+qabil&hl=ms&sa=X&ved=0ahUKEwiWk4XSkKXiAhUQ448KHTqpDHUQ6AEIKTAB#=onepage&Q=Habil%20dan%20qabil&f=false
-
22
perang Badar, perang Uhud, perang Ahzab (Khandaq), perang
Hunain, Qaṣāṣ setelah diangakatnya Nabi menjadi Rasulullah,
Fathul al-Makkah, Isra' Mi'raj, dan peristiwa lainnya yang terjadi
sezaman dengan Nabi Muhammad.34
Kisah dalam Al-Qu'an: Fakta atau Fiktif? D.
Terkait kepada kepercayaan ummat Islam yang menjadikan Al-
Qur'an sebagai kitab pedoman. Kisah yang terdapat dalam al-Qur'an
kian menjadi pertanyaan publik, apakah Qaṣāṣu al-Qur'an sebagai
fakta atau hanya sebuah fiktif?
Pertanyaan tersebut sudah ada dari zaman Nabi Muhammad
hidup hingga sekarang. Pertanyaan akan kisah dalam al-Qur'an
mengundang perhatian para ulama untuk menjelaskan kisah dalam al-
Qur'an itu sebagai fakta atau fiktif yang keberadaanya hanyalah dibuat-
buat saja tanpa adanya kenyataan.
Menurut Khalafullah35
, kisah yang terdapat di dalam al-Qur'an
hanyalah kisah-kisah fiktif. Khalafullah beranggapan pemakaian
metode historis dalam mempelajari al-Qur'an serta menjadikannya
sebagai pedoman sehari-hari adalah kesalahan yang fatal, yakni
kesalahan dalam pemahaman dan pemakaian metode. Menurutnya al-
Qur'an hanyalah sebatas teks-teks keagamaan dan sastra yang memiliki
34
Yunahar Ilyas, Kuliah ulumul Qur‟an (ITQAN Publishing: Jogyakarta 2014), 230. 35
Seorang pemikir di Mesir bergelut pada diskhursus keilmuan islam dan
mengkhususkan diri pada bidang Qaṣāṣ al-Qur'an, beliau lahir di Sudan pada tahun 1916
dan wafat pada tahun 1988. Beliau adalah seorang pemikir yang kontoversial terkait pada
disertasinya, menurutnya Qaṣāṣu al-Qur'an hanyalah sebuah karya seni yang belum tentu
semua isinya fakta. Ia beranggapan kisah yang disampaikan al-Qur'an mendahului nabi
Muhammad, dan secara historis tidak dapat dibenarkan, dan beliau beranggapan al-
Qur'an hanyalah kitab sastra seni.
-
23
keindahan dan keistimewaan sendiri. Menurutnya Kisah-kisah al-
Qur'an sama saja dengan karya-karya sastra yang lainnya.36
Pernyataan yang disampaikan Khalafullah bertolak belakang
dengan firman Allah SWT yang menegaskan bahwa Qaṣāṣu al-Qur'an
adalah sebuah kebenaran, sebuah wahyu Allah yang diberikan kepada
Nabi Muhammad yang kemudian disampaikan kepada ummatnya.
Adapun fakta-fakta yang tidak dapat dinafikan bahwa al-Qur'an sebuah
kebenaran terdapat dalam firman Allah dalam Q.S. Al-Ṉisā (4): 170,
yang berbunyi:
م ا َءه ْذ َحاۤ اط كَ َها الىَّ ي اَ ًْ سًََّٰٓ َحّمِ ِمٌْ ِبال ْى ظ ْمَلشَّ
ى َ ِبّ
ْم
ى
َّا ل ْحر
َْىا خ ِمى
ٰاَْوا ؿ ش ـ
ْى
َ َوِاْن ج
َ ِانََّٰمٰىِثَ ؿ ِه َما ِفى العَّ
ّٰاَنَ ِلل
َْسِض َوو
َ ْا َوِا م ُْ ا َحِى م ُْ ه َعِل
ّٰ١٧١.37َ – الل
Artinya:
―Wahai manusia! Sungguh, telah datang Rasul (Muhammad) kepadamu
dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, maka berimanlah
(kepadanya), itu lebih baik bagimu. Dan jika kamu kafir, (itu tidak
merugikan Allah sedikit pun) karena sesungguhnya milik Allah-lah apa
yang di langit dan di bumi. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.‖
(Q.S. Al-Ṉisā (4): 170).38
ِه َُْا َعل ِمى ُْ َه ِىٰخِب َوم
ًَْ ال ِه ِم ًْ َذ ًَ ا َبْحَن
َ ّا مِل
ك َصّذِ
َحّمِ م ِْىٰخَب ِبال
ًَْ ال ُْ
َ ِال
َٓىا
َْضل
ْهََوا
اْحٌَََ ؿ َض
ْهَ ا
ْٓم ِبَما َنه ُْ ْم َب
َى َحّمِ
ًَْ ال َءَن ِم
ۤا َحا ْم َعمَّ َءه
ْۤهَىا
َِبْع ا
َّدَ ج
َه َوِل
َّٰىا الل
ّْل َحَعل
ِلي
ا ِمْنَهاح وَّ ْم ِشْشَعت
ْم ِمْىى
ٰجىى
ٰ ا
ْٓم ِفْي َما
َىه
ْبل َُ
ًّْ ِل ِى
ٰل وَّ
اِحَذة وَّ
ت مَّ
ْم ا
ى
ََجَعل
َه ل
َّٰء الل
ۤا
َْى ش
ََول
َ ْحٰرِث َخ
ْىا ال ِبل
َاْظد
َى ؿ
َْمَ ِال
ى ئ َىّبِ
ُ ا ؿَ ع ُْ ْم َحِم ى ِه َمْشِحع
ّْٰمَ الل ْىخ
َ ِبَما ه
ْۙىَن ـ َخِل
ْخ
َِه ج ُْ – ِؿ
٦٤.39
36
Yunahar Ilyas, Kuliah ulumul Qur‟an (ITQAN Publishing: Jogyakarta 2014), 237. 37
Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,
2012), 138. 38
Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,
2012), 138. 39
Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,
2012), 154.
-
24
Artinya: ―Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu
(Muhammad) dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-
kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya, maka putuskanlah
perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah
engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran
yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu, Kami
berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah menghendaki, niscaya
kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu
terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu
perselisihkan,‖ (Q.S. al-Māidah 5: 48).40
Al-Qur'an adalah suatu kebenaran dengan penyampaian kisah-kisah
secara khusus, Allah SWT berfirman dalam Q.S. Āli Imrān (3): 62, yang
berbunyi:
ىََ ه َا ل
َه ِانَّ ٰهز
ّٰ الل
َّه ِِا
ًْٰ ِال َحم ۚ َوَما ِم
َْلَصص ال
ْم َ ال ُْ َحِى
ْض ال َعِضٍْ
َْى ال ه
ََه ل
ّٰ–َوِانَّ الل
٢٦.41 Artinya:
―Sungguh, ini adalah kisah yang benar. Tidak ada tuhan selain Allah,
dan sungguh, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.‖ (Q.S. Āli Imrān (3): 62).
42
Ayat-ayat tersebut mengungkapkan bahwa kisah-kisah dalam al-
Qur'an adalah fakta bukan sebuah buku seni yang bersifat fiktif. Kisah
dalam al-Qur'an faktual dan sesuai dengan sejarah, semua cerita yang
terdapat dalam al-Qur'an semuanya mengandung fakta sejarah yang
dilukiskan dengan indah dan menarik. al-Qur'an suci dari penggambaran
40
Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,
2012), 154. 41
Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,
2012), 72. 42
Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,
2012), 154.
-
25
seni yang tidak perduli dengan realitas sejarah, dan kisah dalam al-Qur'an
bukanlah sebuah cerita fiktif karya seni manusia.43
Allah berfirman:
ا َ ِاهَّ ً ْحََىا ه
ْل ضَّ
ََشَ ه
ْه ِ
ّا الز هَ َوِاهَّ
َْىَن ل
ظ ـِ ٰح
َ ٩ -ل
Artinya: "Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami
(pula) yang memeliharanya." (Q.S. al-Ḥijr: 9).44
Sebagian orang menganggap bahwa al-Qur'an adalah sebuah kitab
sejarah, tetapi al-Qur'an bukanlah kitab sejarah walau adanya keterkaitan
kisah dalam al-Qur'an dengan sejarah. Al-Qur'an adalah kitab petunjuk
hidup, al-Qur'an tidak hanya berisikan sejarah, al-Qur'an juga mencakup
Hukum, pelajaran dan berbagai pedoman lainnya.45
Allah SWT berfirman dalam Q.S. Ali ‗Imran 3: 62, yang berbunyi
sebagai berikut:
َحم ۚ َْلَصص ال
َْى ال ه
َا ل
َه ِانَّ ٰهز
ّٰ الل
َّه ِِا
ًْٰ ِال ض َوَما ِم َعِضٍْ
َْى ال ه
ََه ل
ّٰم ََوِانَّ الل ُْ َحِى
ْ- ال
٤٦.46 Artinya:
"Sungguh, ini adalah kisah yang benar. Tidak ada tuhan selain Allah,
dan sungguh, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana." (Q.S. Ali 'Imran 3:
62).47
Ayat tersebut sebagai penguat bahwa al-Qur'an memang berkaitan
dengan sejarah, tetapi al-Qur'an bukanlah kitab sejarah. Kaitan sejarah
dengan kisah dalam al-Qur'an hanyalah sebagai bukti bahwa kisah-kisah
dalam al-Qur'an murni dari Allah yang tak terkotori oleh karangan yang
43
Manna al-Qahtan, Fī Ulūmul al-Qur'an edisi Indonesia: Pengantar Studi Ilmu Al-
Qur'an, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2005), 390. 44
Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,
2012), 154. 45
Muhammad Sondan Arfando, Misteri Angka di Balik Al-Qur'an, (2003).Hal 235 46
Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,
2012), 72. 47
Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,
2012), 154.
-
26
dibuat oleh manusia, bahkan kisah yang terdapat dalam al-Qur'an juga
tercatat dan terbukti dalam sejarah arkeolog yang memuat catatan-catatan
kuno dan bukti-bukti geografis yang mendukung atau sesuai dengan
penuturan al-Qur'an, ini adalah jelas bahwa al-Qur'an adalah fakta.48
Kisah-kisahnya merupakan kisah yang benar, yang Allah maksudkan
untuk segenap manusia sebagai cerminan dan contoh bagi kehidupan
manusia sekarang dan yang akan datang.49
Kisah atau Historitas dalam al-Qur'an selalu berkaitan dengan
kejadian, baik itu kejadian yang berupa sejarah sebagai fakta.Kisah dalam
al-Qur'an juga ada yang dijadikan sebagai perumpamaan amṡal dalam al-
Qur'an. Sama halnya dengan Qaṣāṣ, amṡal juga dapat dijadikan sebagai
pelajaran (ibrah) dari mulai pesan, peringatan, dan teguran untuk menjadi
manusia yang lebih baik lagi.50
Secara etimologi amṡal adalah bentuk jamak dari maṡal, miṡal dan
maṡil serupa dengan makna syabah, syibh, dan syabih yakni makna, ibarat
atau tamsil. Secara terminologi ―menampakan pengertian yang abstrak
dalam ungkapan yang indah, singkat dan menarik, yang mengena jiwa,
baik dalam bentuk tasybih dan majaz mursal. 51
Allah telah menyeru kepada umat manusia agar melakukan kajian
terhdap Al-Qur'an, terkait alam dan segala yang ada di dalamnya, dengan
tamsil agar mempermudah pemahaman orang zaman dahulu dalam
48
Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu Qur'an, (Jakarta: Litera Antar Nusa,
2006), 87-88. 49
A. Hanafi, Segi-segi Kesusastraan pada Kisah al-Qur'an, (Jakarta: Pustaka al-
Husna, 1984), 22-30. 50
Manna‘ Khalil al-Qathan, Mabahiṡ fi ulum al-Qur'an (tt Masyurah al-Asr, 1073),
306. 51
Fuad Kauma, Tamsil Al-Qur'an: Memahami Pesan-Pesan Moral dalam Ayat-ayat
Tamsil, cet. 1 (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2000), 5-6.
-
27
memahami Al-Qur'an dan mereka mendapatkan pelajaran. Seperti
firmannya dalam Q.S. Al-Ẕumar (39): 27.52
َلْذ َطَشْبَىا َاِطَ َول ا ِفي ِللىَّ
َْشآِنَ َهز ل
َْ ال ًْ َ ِم ّلِ
َ و ل
َْمَ َمث ه
ََّعل
َوَنَ ل ش
َّه
ََخز ًََ
Artinya: ―Sesungguhnya telah kami buatkan bagi manusia dalam al-Qur'an ini
setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran.‖53
Al-Qur'an menggunakan tamsil di beberapa tempat sebagai metode
pendidikan. Sifat tamsil mampu menembus waktu dan tabir alam, dengan
sifat rasional dan ilmiyah, yakni yang terjadi pada masa lalu, sekarang
dan masa mendatang dengan tujuan yang sama dengan Qaṣāṣ agar
manusia selalu melakuan kajian terhadap kandungan Al-Qur'an baik
terkait ilmu pengetahuan, sosiologis, kesehatan dan ilmu-ilmu lainnya.54
Firman Allah dalam Q.S. al-Ankabut ( (99 : 43
َ ًٌَْ َ َوِجل ا
َْمث
َ َْها ألا ْظِشب
َاِطَ ه َها َوَما ِللىَّ
ْعِلل ٌَ َ
َّعََ ِإِل
ْىَنال َِلم
Artinya: ―perumpamaan-perumpamaan ini kami buatkan untuk manusia: dan
tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu55
Perkataan “memahami” dalam ayat itu bermakna mengetahui akan
manfaat perumpamaan yang disampaikan, dan hal tersebut hanya dapat
dinalar oleh orang-orang yang berilmu.56
Berikut ini adalah uraiannya:
Pertama, kisah masa lalu yakni kisah yang terjadi pada zaman para Rasul
dan Nabi hidup. Menceritakan kejadian-kejadian Gaib yang tidak dapat di
nalar akal yang telah terjadi dan telah menjadi sejarah. Meliputi kisah
52
Fuad Kauma, Tamsil Al-Qur'an: Memahami Pesan-Pesan Moral dalam Ayat-ayat
Tamsil, cet. 1 (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2000), 5-6. 53
Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,
2012), 658. 54
Fuad Kauma, Tamsil Al-Qur'an: Memahami Pesan-Pesan Moral dalam Ayat-ayat
Tamsil, cet. 1 (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2000), 5-6. 55
Kemenag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta, Sinergi Pustaka Indonesia,
2012), 565. 56
Fuad Kauma, Tamsil Al-Qur'an: Memahami Pesan-Pesan Moral dalam Ayat-ayat
Tamsil, cet. 1 (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2000), 354-355.
-
28
yang dimulai dari masa Nabi Adam, perang Badar, perang Uhud, ash-
Habul Kahfi, Żulqarnain, Ya‘juj Ma‘juj, dan hingga kisah Nabi
Muhammad.57
Kedua, gambaran prediksi masa mendatang yaitu kisah gaib
terkait kejadian hari akhir. Sebuah kisah yang belum datang di masa lalu
dan akan benar-benar terjadi di masa yang akan datang, yakni kebenaran
janji Allah akan hari kiamat.58
Ketiga, kisah masa lalu yang diramalkan
akan terjadi kembali di akhir zaman. Kisah al-Qur'an di masa lalu yang
tercatat dalam sejarah, dan akan hadir kembali di masa mendatang sebagai
prediksi di masa mendatang, terkait pada kehancuran atau akhir zaman
(Q.S. al-Kahfi (18): 83-97 dan Q.S. al-Anbiyā (21): 96-97) yakni kisah
Ya'juj wa Ma'juj.59
57
Manna‘ Khalil al-Qathan, Mabahiṡ fi ulum al-Qur'an (tt Masyurah al-Asr, 1073),
306. 58
Djalal, Ulumul Qur‟an, 296-297. 59
Taufik, Skripsi Dzulqarnain dalam Al-Qur'an (UIN Sunan Kalijaga; Yogyakarta),
30.
-
29
BAB III
KISAH YA'JUJ wa MA'JUJ DALAM LITERATUR SEJARAH
Ya'juj wa Ma'juj dalam sejarah merupakan kisah yang misterius,
penyebutan kata Ya'juj wa Ma'juj yang berbeda dalam sejarah yang tak
berkesudahan membuatnya menarik untuk di bahas. Kata Ya'juj wa Ma'juj
dalam Al-Qur'an adalah serapan dari bahasa cina yakni Ya'Jou dan
Ma'Jou. Sedangkan Ya'juj wa Ma'juj dalam Tradisi Yahudi dan Nasara
disebut dengan Gog dan Magog. Lalu sejak kapankah istilah Gog dan
Magog itu digunakan? Bagaimana Ya'juj wa Ma'juj dalam sejarah? Kajian
pada bab ini akan membahas sekilas sejarah Ya'juj wa Ma'juj dalam
Tradisi agama Islam, Yahudi dan Nasara.1
A. Sejarah Kisah Ya'juj wa Ma'juj
Sejarah Ya'juj wa Ma'juj tidak hanya dalam Islam saja akan tetapi
dalam sejarah Nashara, dan Kristen. Al-Qur'an tidak hanya
menyebutkan Ya'juj wa Ma'juj saja tapi juga menyebut kisah
Dzulqanain secara berkesinambungan. Perjalanan Żulqarnain dalam
menempuh perjalanan ke barat tempat matahari terbenam, dan ke timur
tempat matahari terbit. Pengembaraan yang dilakkan Żulqarnain yang
ketiga menghantarkannya pada Ya'juj wa Ma'juj.
Ya'juj wa Ma'juj terkenal sebagai bangsa yang senantiasa
membuat kerusakan di muka bumi. Secara etimologi Ya'juj wa Ma'juj
berasal dari kata aĵa atau ajij2 dengan wazan Yaf'ul berarti penduduk
atau bangsa yang mendiami Asia. Kata Ya'juj wa Ma'juj sendiri
merupakan kata serapan dari bahasa cina, dalam bahasa cina Ya (berarti
1 Wisnu Sasongko, Jejak Ya'juj wa Ma'juj dalam Inskripsi Yahudi, (PT. Mizan
Publika, Jakarta Selatan, 2009) Jejak Ya'juj wa Ma'juj dalam Inskripsi Yahudi, (PT.
Mizan Publika, Jakarta Selatan, 2009), 101. 2 Perkataan ini dapat pula diibaratkan sebagai api menyala dan air yang
bergelombang, karena hebatnya gerakan yang di lakukan oleh Ya'juj wa Ma'juj (sebuah
pemaparan yang terdapat dalam Skripi yang di tulis oleh Taufik) Lihat: Taufik, Skripsi
Dzulqarnain dalam Al-Qur'an, 29-30.
-
30
Asia) dan Jou (berarti Bangsa), sedangkan Ma'juj, kata Ma (berarti
Kuda) dan Jou (berarti Bangsa) yang dapat disimpulkan sebagai bangsa
(benua) kuda, jika digabungkan Ya'juj wa Ma'juj adalah penduduk yang
mendiami wilayah yang sebagian besar dihuni oleh kaum berkuda.3
Sejarah telah mencatat Ya'juj wa Ma'juj sebagai dua bangsa yang
menjadi perusak di muka bumi. Kekejaman dan kejahatan Ya'juj wa
Ma'juj merupakan acuan mereka dalam bertindak, mereka adalah dua
bangsa yang disinyalir oleh Rasulullah SAW sebagai bagian pertanda
datangnya hari kiamat, dan memiliki sisa 'kekuatan' di masa silam yang
lebih dahsyat. Sifat mereka di masa lalu sebagai kaum yang suka
membuat kerusakan di dunia, suku-suku liar, kaum benggis, dan
penghabis segala sesuatu di muka bumi akan lebih dahsyat lagi
menjelang hari kiamat.4
Sejarah perjalanan Ya'juj wa Ma'juj yang memunculkan berbagai
polemik, tercatat di dalam kitab samawi5 dalam kitab samawi kisah
Ya'juj wa Ma'juj masih menjadi misteri besar, juga terkait pada
pembahasannya yang terpisah.6 Minimnya pengetahuan, literatur, dan
kajian terkait Ya'juj wa Ma'juj di masa lalu, menjadikannya sebagai
mitos belaka. Alasan ini yang mejadikan para sejarawan berlomba
menguak misteri Ya'juj wa Ma'juj secara mendalam dan akurat.7
Penggambaran kisah Ya'juj wa Ma'juj sebagai kaum perusak,
p