kipas alluvial
DESCRIPTION
Fluvial Dominated Delta : Didominasi oleh sistem sungai yang proses pasang surut atau gelombangnya sedikit, Endapan yang terjadi adalah lempung, lanau, dan pasir.TRANSCRIPT
Kipas AlluvialAluvial fan atau yang biasa disebut kipas aluvial adalah kenampakan pada mulut lembah
yang berbentuk kipas yang merupakan hasil proses pengendapan atau merupakan akhir dari sistem erosi-deposisi yang dibawa oleh sungai. Lingkungan ini umumnya berkembang di kaki pegunungan, dimana air kehilangan energi untuk membawa sendimen ketika melintasi dataran. Atau dapat diartikan pula bila suatu sungai dengan muatan sedimen yang besar mengalir dari bukit atau pegunungan, dan masuk ke dataran rendah, maka akan terjadi perubahan gradien kecepatan yang drastis, sehingga terjadi pengendapan material yang cepat, yang dikenal sebagai kipas aluvial, berupa suatu onggokan material lepas, berbentuk seperti kipas, biasanya terdapat pada suatu dataran di depan suatu gawir. Biasanya material kasar diendapkan dekat kemiringan lereng, sementara yang halus terendapkan lebih jauh pada pedataran, tetapi secara keseluruhan lingkungan ini mengendapkan sendimen-sendimen yang berukuran besar seperti bongkahan batuan.
Delta
Proses pembentukan delta adalah akibat akumulasi dari sedimen fluvial (sungai) pada “lacustrine” atau “marine coastline”. Delta merupakan sebuah lingkungan yang sangat komplek dimana beberapa faktor utama mengontrol proses distribusi sedimen dan morfologi delta, faktor-faktor tersebut adalah regime sungai, pasang surut (tide), gelombang, iklim, kedalaman air dan subsiden (Tucker, 1981). Untuk membentuk sebuah delta, sungai harus mensuplai sedimen secara cukup untuk membentuk akumulasi aktif, dalam hal ini prograding system. Secara sederhana ini berarti bahwa jumlah sedimen yang diendapkan harus lebih banyak dibandingkan dengan sedimen yang terkena dampak gelombang dan pasang surut. Dalam beberapa kasus, pengendapan sedimen fluvial ini banyak berubah karena faktor diatas, sehingga banyak ditemukan variasi karakteristik pengendapan sedimennya, meliputi distributary channels, river-mouth bars, interdistributary bays, tidal flat, tidal ridges, beaches, eolian dunes, swamps, marshes dan evavorites flats (Coleman, 1982). Ketika sebuah sungai memasuki laut dan terjadi
penurunan kecepatan secara drastis, yang diakibatkan bertemunya arus sungai dengan gelombang, maka endapan-endapan yang dibawanya akan terendapkan secara cepat dan terbentuklah sebuah delta. Deposit (endapan) pada delta purba telah diteliti dalam urutan umur stratigrafi, dan sedimen yang ada di delta sangat penting dalam pencarian minyak, gas, batubara dan uranium.
Delta dan Proses Pembentukannya0
Uncategorized
Oct 9, 2013
A+A-
SHARE ON EMAILEMAILSHARE ON PRINTPRINT
Sedimentasi sebgai proses pembentukan sedimen atau batuan sedimen
yang diakibatkan oleh pengendapan dari material pembentuk atau asalnya
pada suatu tempat yang disebut dengan lingkungan pengendapan berupa
sungai, muara, danau, delta, estuaria, laut dangkal sampai laut dalam.
Transport sedimen pantai banyak menimbulkan fenomena perubahan dasar
perairan seperti pendangkalan muara sungai erosi pantai perubahan garis
pantai dan sebagainya. Transport sedimen yang diulas pada paper ini adalah
mengenai mekanisme sedimentasi yang terjadi di pantai, muara sungai dan
di laut berikut secara spesifik menggambarkan proses transport sedimen
sebagai faktor penting dalam proses terbentuknya dan sirkulasi delta pada
muara sungai di bibir pantai.
Delta disebabkan oleh berbagai proses yang terjadi di sungai, sebagai
tempat penumpukan material-material yang dibawa oleh sungai. Karena di
muara sungai arus air sudah sangat lemah maka seluruh muatan yang
terbawa oleh air sungai akan mengalami pengendapan pada wilayah
tersebut. Dalam klasifikasi sedimen berdasarkan lingkungan
pengendapannya, delta tergolong dalam sedimen transisi karena lokasi
pembentukannya terletak antara darat dan laut.
Angkutan sedimen (sediment transport) meru-pakan komponen dari aliran
sungai yang memiliki faktor penting dalam perubahan atau morfologi suatu
muara. Besaran angkutan sedimen ini tergantung dari kondisi geografis,
lingkungan, tutupan lahan, dan kondisi geologi dari daerah aliran sungainya.
Jika angkutan sedi-men sungai ini sangat tinggi di daerah pertemuan antara
sungai dengan laut dan terjadi proses pengendapan akibat kecepatan aliran
yang rendah maka material yang terangkut akan terendapkan di daerah
pertemuan tersebut. Penumpukan material di daerah ini (muara) akan
membentuk suatu daerah kering yang diklasifikasikan sebagai delta.
Gambar. Proses aliran sungai dari hulu ke hilir
Lingkungan Delta
Sebuah delta, seperti yang didefinisikan oleh USGS (US Geological Survey),
adalah area berbentuk kipas di mulut, atau bagian terendah, sungai,
dibentuk oleh bahan tererosi yang telah dilakukan hilir dan turun dalam
jumlah yang tidak dapat dibawa pergi oleh pasang surut atau arus.
Boggs mendefinisikan delta sebagai setiap simpanan, sub-aerial atau
berhubung dgn dasar laut, dibentuk oleh sedimen fluvial yang membangun
ke dalam tubuh berdiri air.
Delta terbentuk di mana pun sungai menemukan badan air terendah seperti
danau atau samudra dan bercampur dengan badan-badan air. Penurunan
tiba-tiba energi menyebabkan sungai untuk menjatuhkan beban sedimen
nya. Akibatnya kapasitas dan kompetensi arus berkurang. Sebagian besar
beban klastik dibawa ke mulut sungai diendapkan di area terlarang di atau
dekat pantai, membentuk sebuah delta.
Jumlah besar dari batubara, minyak, dan gas alam yang ditemukan di bawah
permukaan endapan delta kuno, untuk alasan ini ahli geologi menarik dalam
mempelajari lingkungan delta.
Dalam berbagai penelitian yang dilakukan, ditemukan bahwa delta dapat
terjadi pada danau dan laut dalam, tetapi terkesan yang paling penting di
laut terbuka.
Bentuk dan karakter sedimen dari endapan delta dan distribusi sedimen
dalam paket delta dikendalikan dan ditentukan oleh banyak faktor seperti:
1-lebar dan debit sungai, 2-kedalaman air, 3-arus laut, 4 – jumlah sedimen
dalam air, 5 – kecepatan aliran dan 6 – iklim.
Secara umum, karakteristik delta adalah sebagai berikut :
Ketika sungai mencapai hingga berhubungan dengan laut, membawa material melebihi
jumlah yang dapat didestribusikan kembali oleh air
Delta menjadi sentral utama dari desposisi
Menurut Herodutus, nama delta berasal dari bentuk segitiga sungai Nil
Delta memiliki system pengendapan yang sangat kompleks termasuk fluvial, darat dan
lingkungan laut
Banyak delta diakui sebagai pintu masuknya sedimen, dan dipengaruhi oleh pasang
surut, gelombang, dll
Delta secara ekonomi penting karena memiliki kandungan Sumber Daya Alam yang
tinggi
Tidak semua sedimen akan terdeposisi pada tempat yang sama, terdapat 3 bagian
utama dalam deposisi delta : Topset Beds, Foreset Beds and bottomest beds. Seperti di
ilustrasikan pada gambar.
Gambar. Ilustrasi 3 lapisan umum delta
Morfologi Delta
Lingkungan delta, yaitu suatu lingkungan dimana konsep keseimbangan
dikendalikan oleh gaya-gaya yang berada dalam suatu sistem yang komplek.
Delta berasal dari endapan sedimen sungai, tetapi ke ke arah bagian laut
lebih banyak sediment yang di endapkan. Delta terbentuk ketika sungai
mencapai ketinggian dasar air (base level), yaitu suatu ketinggian dimana air
tidak lagi meng-erosi. Ketinggian dasar air menandai akhir dari suatu sistem
sungai dan biasanya terletak di danau atau lautan. Sedimen yang diangkut
dalam saluran sungai akan diendapkan di lokasi tersebut dan akhirnya
membentuk suatu delta yang tersusun dari akumulasi lumpur dan pasir yang
tebal. Bagian permukaan delta disebut sebagai dataran delta (delta plain)
dengan bentuk morfologi dataran, terdiri dari rawa-rawa dan payau dengan
drainase yang buruk dan di dalamnya sungai mengalir yang akhirnya
mencapai lautan. Pada bagian delta plain, saluran-saluran sungai merupakan
suatu sistem saluran air yang dikenal dengan distributaries, yaitu saluran-
saluran kecil yang mengangkut sedimen dari saluran sungai yang besar dan
didistribusikan melalui saluran-saluran yang berada di delta.
Berdasarkan bentuk dan morfologinya, delta dapat dibedakan menjadi 3
(tiga) jenis yaitu delta yang terbentuk akibat pengaruh pasang surut,
gelombang, dan sungai seperti yang ditampilkan pada gambar dibawah ini.
Gambar. Faktor yang mempengaruhi delta
1.Delta yang didominasi sungai (A River-dominated delta), adalah delta yang
terbentuk oleh pengaruh sungai. Aliran dari saluran sungai utama akan
terpisah ke dalam saluran-saluran distributary yang komplek dan pengisi
secara langsung ke dalam laut (danau) material yang diangkutnya. Contoh
delta yang sangat populer adalah delta Nile di Mesir dan delta Berau di
Kalimantan.
Gambar. Delta yang didominasi oleh sungai
2.Delta yang didominasi pasang surut (Tide-dominated deltas), yaitu delta
yang terbentuk sebagai akibat perubahan pasang surut yang ekstrim. Ketika
surut terendah, sejumlah saluran pada delta mengalami insision
darigabungan antara arus pasang surut dan aliran sungai, sedangkan ketika
pasang tertinggi, saluran-saluran terisi air laut, sedimen di pasok ke delta
oleh sistem fluviatil yang berasal dari bagian hulu sungai,disini saluran
pasang surut disebarkan oleh arus pasang surut bukan oleh aliran sungai.
Pada saat pasang tertinggi, delta akan digenangi oleh air laut dan menjadi
rangkaian pulau-pulau berbentuk lonjong yang dibatasi oleh saluran-saluran.
Gambar. Delta yang didominasi oleh pasang surut
3.Delta yang didominasi gelombang (Wave-dominated deltas) dicirikan oleh
bentuknya yang berukuran kecil. Tidak tergantung pada seberapa banyak
sedimen dipasok oleh sungai, coastal delta didominasi sedikit banyak oleh
gelombang karena gelombang sangat efektif mendistribusikan sedimen di
sepanjang pantai. Delta menjadi tempat pengendapan sementara ketika
gelombang bertiup dan berperan di dalam penyebaran pengendapan.
Gambar. Delta yang didominasi oleh gelombang
Studi kasus : Mengapa tidak terbentuk delta di selatan Jawa?
Merupakan salah satu keunikan di laut Selatan. Apabila di daerah lain
sebagai contoh di Balikpapan dimana lautnya berhadapan dengan Selat
Makassar dengan ombak yang tenang, maka disana terbentuk delta yang
disebut dengan Delta Mahakam. Sedangkan di selatan Pulau Jawa dengan
alunan ombaknya sangat kuat sehingga batuan atau sedimen pasir yang
barusaja diendapkan akan terkena ombak.
Gambar. Tampilan laut selatan jawa tidak membentuk delta
Disebabkan oleh ombak yang sangat besar, maka diselatan disekitar muara
Sungai Progo tidak ada delta yang terbentuk hal ini disebabkan semua
sedimennya masih mampu didestribusikan.
Jadi pasir yang sudah sampai di pinggir laut tadi tidak tertumpuk di mulut
sungai tetapi disebarkan ke kiri kanan selebar hingga 50-60 Km. Mulai dari
Pantai Parang Tritis di selatan Jogja, Pantai Samas, hingga pantai Congot di
sebelah baratnya.
Dari salah satu contoh kasus di laut selatan jawa menunjukkan bahwa
kondisi perairan di laut sangat mempengaruhi proses terjadinya delta.
Referensi :
Hantoro W.S., Handayani L., (1993) The post glacial carbonate production of
the lost epicontinental platform in the Pacific-Indian Ocean Gateways. In:
Proceedings of the CLIP Unesco IUGS Meeting, Mombasa, Kenya, December
13- 20, 1993. (g)
Sugeng widada, 2002, Modul Mata Kuliah. Universitas Diponegoro :
Semarang
Umi Muawanah dan Agus supangat. 1998. Pengantar Kimia dan Sedimen
Dasar Laut. Badan Riset Kelautan Dan Perikanan: Jakarta.