kinerja supply chain management wemvi risyana · kepada kedua orang tuaku bapa jami’at dan ibuku...

118
KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KOMODITI AYAM NENEK (GRAND PARENT STOCK BROILER) DI PT. GALUR PRIMA COBBINDO SUKABUMI WEMVI RISYANA A14105621 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Upload: hoangngoc

Post on 28-Mar-2019

244 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

KOMODITI AYAM NENEK (GRAND PARENT STOCK BROILER)

DI PT. GALUR PRIMA COBBINDO SUKABUMI

WEMVI RISYANA

A14105621

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

Page 2: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

RINGKASAN

WEMVI RISYANA, Kinerja Supply Chain Management Ayam Nenek (Grand Parent Stock), Studi Kasus di PT Galur Prima Cobbindo Sukabumi. Di Bawah Bimbingan Ibu EKA INTAN KUMALA PUTRI.

Konsumsi daging dari tahun ke tahun semakin meningkat. Hal ini berhubungan dengan kesadaran masyarakat yang menyadari akan semakin penting mengkonsumsi daging, sehingga menjadi peluang untuk perusahaan peternakan dalam memenuhi permintaan masyarakat akan kebutuhan daging. PT Galur Prima Cobbindo sebagai perusahaan peternakan penghasil bibit induk DOC grand parent stock, sangat mempengaruhi terhadap kualitas mutu untuk perusahaan pembibit parent stock dalam menghasilkan ayam komersial untuk dikonsumsi dagingnya oleh masyarakat. Perusahaan terus meningkatkan efisiensi dalam mata rantai kegiatan bisnisnya. Penelitian yang dilakukan di PT Galur Prima Cobbindo bertujuan untuk menganalisis mekanisme di PT Galur Prima Cobbindo dalam menjamin ketersediaan bahan baku dan bahan penolong dari pemasoknya dengan menggunakan alternatif supply chain management (SCM), yang kedua bertujuan untuk menganalis pola rantai pasokan (supply chain) komoditi bibit GPS dari perusahaan peternakan ini hingga ke tingkat konsumen atau perusahaan pembibitan ayam sebar atau parent stock (PS), dan tujuan ketiga adalah untuk mengkaji manfaat dan kendala yang dihadapi perusahaan apabila menggunakan SCM sebagai alternatif untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Secara keseluruhan tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja perusahaan dalam meningkatkan daya saing perusahaan dengan menggunakan alternatif supply chain management. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, adalah menggunakan metode deskriptif dan kuantitatif serta metode critical path method dalam menganalisis aktivitas perusahaan. Hasil penelitian ini diantaranya adalah berdasarkan analisis procurentment yang meliputi aspek mutu, aspek harga dan aspek waktu, bagi PT Galur Prima Cobbindo dalam melakukan pengendalian mutunya. Penyeleksian genetik merupakan salah satu bentuk pengendalian mutu oleh perusahaan. Tipe ayam yang dibudidayakan yaitu Cobb 500 jenis grand parent stock. Tujuan dari penyeleksian genetik yang dilakukan oleh perusahaan adalah untuk mendapatkan ayam jenis parent stock yang berkualitas baik. Ayam parent stock yang berkualitas baik tersebut dihasilkan dari male line dan female line pilihan yang sudah diseleksi. Male line (jalur jantan) terdiri dari ayam jantan (male line male) dan ayam betina (male line female). Jalur ini khusus untuk memproduksi ayam jantan parent stock. Ayam betina yang dihasilkan dari jalur ini dianggap by product. Female line (jalur betina) terdiri dari ayam jantan (female line male) dan ayam betina (female line female). Penyeleksian berikutnya adalah dengan penyeleksian melalui anatomi dan fisiologi. Keberhasilan pada unit penetasan (hatchery) ditentukan oleh persentase daya tetas (hatchability) atau persentase jumlah telur yang menetas dari total telur yang ditetaskan (setting), rata-rata jumlah telur yang dihasilkan PT Galur Prima Cobbindo perhari adalah 6055 telur, dengan jumlah telur yang berhasil ditetaskan

Page 3: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

1

sebanyak 5005 telur perhari dan jumlah telur yang gagal tetas sebanyak 1050 telur sehingga keberhasilan unit penetasan 82,7%. Hatchability banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor yang disebabkan oleh breeding farm dan faktor yang disebabkan oleh hatchery.

Hasil analisis harga menunjukan bahwa terdapat selisih harga antara harga pembelian aktual dengan harga analisis yang dilakukan dengan aplikasi supply chain management. Harga beli GPS adalah sebesar 22 USD atau ± Rp.220.000,- ,dan harga jual output berupa ayam parent stock (PS) yaitu sebesar Rp. 27.000,- per ekor. Dengan aplikasi supply chain management terdapat biaya-biaya yang dapat dikendalikan oleh perusahaan salah satunya komponen yang berhubungan dengan pengadaan, yaitu biaya telepon dan administrasi. Hal ini dapat diatasi dengan melakukan kesepakatan atau kontrak kerja sama dengan supplier pada awal periode, sehingga biaya yang terjadi akibat biaya interaksi dapat dihilangkan. Harga aktual untuk bahan baku bibit DOC GPS untuk bulan Januari 2007 adalah sebesar Rp.202.300 per ekor sedangkan harga SCM adalah sebesar R.202.143 per ekor, sedangkan untuk harga aktual bahan baku pakan untuk bulan Januari adalah sebesar Rp.2.250/kg sedangkan harga SCM adalah sebesar Rp.2.184/kg. Rata-rata selisih harga pembelian bahan baku setelah adanya implementasi procurenment supply chain cost untuk bahan baku bibit DOC GPS adalah sebesar Rp.157 per ekor sedangkan untuk bahan baku pakan adalah sebesar R.66/kg. Perusahaan dalam satu tahun dapat melakukan penghematan biaya pembelian bahan baku bibit DOC GPS sebesar Rp.13.188.000. dan penghematan pembelian biaya pakan sebesar Rp.13.200.264.Sehinggga total penghematan biaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam melakukan pembelian bahan baku bibit DOC GPS dan pembelian bahan baku pakan yaitu sebesar Rp 26.388.264.

Analisis jaringan kerja atau critical path method dengan proses supply chain management, dalam aktivitas perusahaan mulai dari pengadaan bahan baku hingga menghasilkan outputnya. Perusahaan mempunyai kapasitas mesin penetasan sebanyak 20.000 ekor. Perusahaan dapat menghasilkan output sebanyak 6055 telur perhari dan jumlah telur yang berhasil ditetaskan sebanyak 5005 telur perhari atau mencapai 181.650 per bulan. Total waktu optimis paling cepat yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam menghasilkan outputnya berupa ayam bibit DOC PS adalah sebesar 7301,32 jam dan total waktu optimis saat paling lambat sebesar 7309,32. Sedangkan untuk total waktu realistis paling cepat adalah sebesar 7341,40 jam dan total waktu realistis paling lambat sebesar 7343,40 jam. Total waktu pesimis saat paling cepat sebesar 7388,25 jam dan total waktu pesimis saat paling lambat sebesar 7390,25 jam.

Page 4: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

KOMODITI AYAM NENEK (GRAND PARENT STOCK BROILER)

DI PT. GALUR PRIMA COBBINDO SUKABUMI

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

Pada Fakultas Pertanian

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Oleh

Wemvi Risyana

A14105621

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

Page 5: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

Judul : KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KOMODITI AYAM

NENEK (GRAND PARENT STOCK) DI PT GALUR PRIMA

COBBINDO SUKABUMI

Oleh : WEMVI RISYANA

NRP : A14105621

Menyetujui, Dosen Pembimbing Skripsi

Dr. Ir. Eka Intan Kumala Putri, M.Si NIP. 131 918 659

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019

Tanggal Lulus :

Page 6: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI YANG

BERJUDUL “KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KOMODITI

AYAM NENEK (GRAND PARENT STOCK)” DI PT GALUR PRIMA

COBBINDO SUKABUMI ADALAH BENAR MERUPAKAN KARYA

SAYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIPUBLIKASIKAN DI

PERGURUAN TINGGI MANAPUN.

Bogor, November

2008

Wemvi Risyana

Page 7: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

RIWAYAT PENULIS

Wemvi Risyana dilahirkan pada tanggal 6 Juli 1985 di Sukabumi. Putra

dari pasangan Bapak Jami’at dan Ibu Aat Mulyati. Penulis merupakan anak kedua

dari tiga bersaudara.

Pendidikan dasar penulis diselesaikan selama enam tahun di Sekolah

Dasar Negeri III Kalapanunggal. Kemudian melanjutkan sekolah lanjutan tingkat

pertama di SLTPN I Kalapanunggal selama tiga tahun. Kemudian menyelesaikan

sekolah lanjutan tingkat atas selama tiga tahun di SMUN I Cicurug. Setelah lulus,

penulis diterima di Program Diploma III Teknisi Peternakan, Fakultas Peternakan,

Institut Pertanian Bogor. Pendidikan ini ditempuh penulis selama 3 tahun dan

lulus pada tahun 2005. Pada tahun yang sama, penulis diterima di Program

Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian

Bogor.

Penulis saat ini sedang bekerja di Hotel Salak The Heritage Bogor sebagai

Staff Operasional.

Page 8: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan syukur kehadirat Allah. SWT, atas segala rahmat

dan hidayahnya telah memberikan kesabaran dan kekuatan sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini, dengan judul “Kinerja Supply Chain Management

Komoditi Ayam Nenek (Grand Parent Stock) Di PT Galur Prima Cobbindo

Sukabumi” yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan

Program Sarjana pada Program Studi Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas

Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Ruang lingkup skripsi terdiri dari manajemen pengadaan bahan

(procurement), manajemen pengendalian harga, manajemen pengendalian mutu

dan jumlah, serta jaringan kerja Supply Chain Management.

Penulis sebagai makhluk yang tidak luput dari salah dan dosa, tentunya

dalam penulisan ini masih banyak kekurangan. Saran dan kritik yang bersifat

membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan tulisan ini. Penulis

berharap dengan adanya skripsi ini dapat memberikan wawasan baru mengenai

supply chain management dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

Bogor, November 2008

Penulis

Page 9: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dr. Ir. Eka Intan Kumala Putri. MS. Selaku dosen Pembimbing saya

yang telah meluangkan waktu didalam kesibukan beliau yang sangat tinggi

untuk memberikan bimbingan dengan penuh perhatian dan kesabaran

dalam pembuatan skripsi ini.

2. Ibu Dr. Ir. Rita Nurmalina, Ms. Sebagai Dosen penguji utama yang telah

memberikan masukan demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Narni Farmayanti, Msc. Selaku dosen penguji wakil dari departemen

yang telah memberikan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

4. Bapak Gandhi selaku manager Hatchery dan Umum, seluruh staff dan

karyawan PT Galur Prima Cobbindo Sukabumi yang telah memberikan

kesempatan dan bantuan dalam penelitian ini.

5. Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat Mulyati, yang

telah memberikan moril dan motivasi selama penulis menyelesaikan

skripsi ini.

6. Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya Azarin, yang telah

memberikan Doa dan spirit kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini.

7. Kepada kakak dan adikku Jemi Anandeska dan Resti Widiyanti, yang telah

memberikan doa dan dukungan kepada penulis.

8. Kepada Mertuaku Bp. Ir. Aminuddin. MM dan Ibu Rohmania, yang telah

memberikan dukungan kepada penulis.

9. Teman-temanku Zacky, Akbar, Eko, Igor, dan semua teman-teman ektensi

angkatan-13 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah

memberikan dukungan kepada penulis.

Kami menyadari akan segala keterbatasan sehingga skripsi ini tidak luput

dari kekurangan. Dan seperti pepatah mengatakan ”Tiada Gading yang tak retak”

maka dengan segala kerendahan hati bahwa skripsi ini masih kurang dari

sempurna.

Page 10: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

DAFTAR ISI Halaman

RINGKASAN...........................................................................................

KATA PENGANTAR ............................................................................

DAFTAR ISI ................................................................................................

DAFTAR TABEL .........................................................................................

DAFTAR GAMBAR .....................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang...............................................................................1.2. Perumusan Masalah ................................................................1.3. Tujuan Penelitian ...........................................................................1.4. Manfaat Penelitian .........................................................................1.5. Ruang lingkup Penelitian ...............................................................

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Komoditas Ayam Broiler ...............................................................2.1.1. Sejarah Ayam Broiler.........................................................2.1.2. Ayam Bibit.........................................................................2.1.3. Usaha Peternakan Pembibitan Ayam Nenek Broiler ...........2.1.4. Faktor-Faktor Produksi.......................................................

2.1.4.1. Bibit Ayam .............................................................2.1.4.2. Pakan Ayam ...........................................................2.1.4.3. Obat-Obatan dan Vaksin.........................................2.1.4.4. Tenaga Kerja ..........................................................2.1.4.5. Perkandangan .........................................................

2.2. Penelitian Terdahulu ................................................................2.2.1. Ayam Broiler ................................................................2.2.2. Supply Chain Management.................................................

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis..........................................................3.1.1. Aktivitas Perusahaan ..........................................................3.1.2. Konsep Supply Chain Management ................................

3.1.2.1. Siklus Pembelian (Procurement).............................3.1.2.2. Proses Pengendalian Mutu ................................3.1.2.3. Proses Pengendalian Harga ................................3.1.2.4. Proses Pengendalian Waktu ................................3.1.2.5. Konsep Critical Path Method................................

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ...................................................

i iv vi viii ix x 1 4 6 6 6 7 7 7 8 9 9 10 13 13 14 16 16 17

20 20 21 24 25 27 30 31 33

Page 11: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

1

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian..........................................................4.2. Jenis dan Sumber Data................................................................4.3. Teknik Pengumpulan Data .............................................................4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data ...........................................

4.4.1. Analisis Mekanisme Pengadaan dan Pemasokan.................4.4.2. Analisis Mekanisme Pengendalian Mutu ............................4.4.3. Analisis Pengendalian Harga ……………………... 4.4.3. Analisis Jaringan Kerja (Critical Path Method) ..................

BAB V. GAMBARAN UMUM PT GALUR PRIMA COBBINDO

5.1. Sejarah Singkat Perusahaan ...........................................................5.2. Visi dan Misi Perusahaan...............................................................5.3. Lokasi Perusahaan .........................................................................5.4. Struktur Organisasi Perusahaan .....................................................5.5. Produk PT Galur Prima Cobbindo Sukabumi ................................

BAB VI. MEKANISME SCM PT GALUR PRIMS COBBINDO

6.1. Perusahaan Supplier PT Galur Prima Cobbindo .............................6.1.1.Cobb Amerika................................................................6.1.2. PT Cargill Indonesia...........................................................

6.2. Perusahaan Konsumen PT Galur Prima Cobbindo..........................

BAB VII. ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

7.1. Analisis Procurement Ayam Nenek atau Grand Parent Stock................................................................................................

7.1.1. Analisis Mutu Ayam Nenek (Grand Parent Stock) .............7.1.1.1. Tahap Seleksi Persilangan Genetika........................7.1.1.2. Penyeleksian Melalui Anatomi dan Fisiologi ..........7.1.1.3. Penyeleksian Melalui Manajemen Penetasan ..........

7.1.2. Analisis Harga................................................................7.1.3. Analisis Deskripsi Jumlah ..................................................

7.2. Analisis Critical Path Method........................................................7.2.1. Analisis Waktu Optimis .....................................................7.2.2. Analisis Waktu Realistis.....................................................7.2.3. Analisis Waktu Pesimis ......................................................

7.3. Manfaat dan Kendala Supply Chain Management .......................... BAB VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

8.1. Kesimpulan....................................................................................8.2. Saran .............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

37 37 38 38 38 39 40 40 45 45 46 46 48 50 50 50 51 56 57 57 60 61 62 65 68 74 78 80 82 85 86 87

Page 12: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

2

DAFTAR TABEL Halaman

Tabel 1. Tabel 2. Tabel 3. Tabel 4. Tabel 5. Tabel 6. Tabel 7. Tabel 8. Tabel 9. Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13 Tabel 14 Tabel 15 Tabel 16

Populasi Ayam Broiler Grand Parent Stock (GPS) dan Parent Stock (PS) ....................................................................................... Beberapa Negara Produsen Ayam Broiler dan Strain yang dipasarkan........................................................................................ Kandungan Pakan Broiler Breeder Starter....................................................... Kandungan Pakan Broiler Breeder Layer......................................................... Kandungan Pakan Broiler Breeder Grower...................................................... Ringkasan Penelitian Terdahulu Tentang Supply Chain Management .............. Jumlah Karyawan PT Galur Prima Cobbindo Sukabumi Tahun 2008 Tingkat Pendidikan Karyawan PT Galur Prima Cobbindo Sukabumi. Hubungan Berat Telur Yang Ditetaskan Dengan Berat DOC ………. Contoh Performa Ayam Broiler Breeder (Grand Parent Stock)........................ Data Pasokan Ayam by product oleh PT Galur Prima Cobbindo Kepada PT Sido Agung Maret 2007-Maret 2008 ............................................. Hasil Analisis Harga Pembelian Bahan Baku bibit DOC GPS.......................... Hasil Analisis Harga Pembelian Bahan Baku Pakan................................ Hubungan Jaringan Kerja Supply Chain Management Grand Parent Stock di PT Galur Prima Cobbindo Sukabumi..................................................

Waktu Penyelesaian Setiap Aktivitas Proses Produksi PT Galur Prima Cobbindo, Sukabumi ................................................................ Waktu SPCi, SPLi, SPCj dan SPLj untuk Kegiatan Supply Chain Management di PT Galur Prima Cobbindo Berdasarkan Waktu Optimis.................................................................................................

1 8 11 12 12

19

47 47 54 58 60 64 65 70 73 75

Page 13: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

3

Tabel 17 Tabel 18

Waktu SPCi, SPLi, SPCj dan SPLj untuk Kegiatan Supply Chain Management di PT Galur Prima Cobbindo Berdasarkan Waktu Realistis................................................................................................ Waktu SPCi, SPLi, SPCj dan SPLj untuk Kegiatan Supply Chain Management di PT Galur Prima Cobbindo Berdasarkan Waktu Pesimis.................................................................................................

79 81

Page 14: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

4

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3. Gambar 4. Gambar 5. Gambar 6. Gambar 7. Gambar 8. Gambar 9. Gambar 10. Gambar 11. Gambar 12. Gambar 13. Gambar 14.

Tiga Komponen Konsep Farm Ayam Ras Broiler............................

Rangkain Supply Chain Management Pada Perusahaan Manufaktur................. Siklus Pengadaan Bahan (Procurenment) ........................................................ Deming Chain Reaction .................................................................................. Ilustrasi Waktu Pelaksanaan Kegiatan Proyek .................................................. Kerangka Operasional Penelitian ................................................................ Skema Penentuan Kegiatan Proyek Saat Paling Cepat dan Saat Paling Lambat Beberapa Kegiatan ...................................................... Skema Penentuan Kegiatan Proyek Saat Paling Cepat dan Saat Pa- Ling Lambat diluar Satu Kegiatan.................................................... Skema Penentuan Kegiatan Proyek Saat Paling Cepat dan Saat Paling Lambat keluar dari Beberapa Kegiatan .................................... Skema Alur Supply Chain Grand Parent Stock PT Galur Prima Cobbindo …………………………………….................................... Mekanisme Produksi Supply Chain Aktivitas Perusahaan ………..... Penyeleksian Genetik PT Galur Prima Cobbindo. Sukabumi ............................ Rata-rata Pasokan Ayam Sebar atau Parent Stock Periode Tahun 2007 ..................................................................................................... Alur Jaringan Kerja SCM PT Galur Prima Cobbindo ………….........

3 23 25 27 32 36 42 43 43 53 55 59 67 71

Page 15: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

5

DAFTAR LAMPIRAN Halaman

Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3. Lampiran 4. Lampiran 5. Lampiran 6. Lampiran 7. Lampiran 8. Lampiran 9. Lampiran 10 Lampiran 11 Lampiran 12 Lampiran 13

Struktur Organisasi PT Galur Prima Cobbindo Sukabumi ................................ Denah Lokasi PT Galur Prima Cobbindo Sukabumi................................

Diagram Perbandingan Nilai Aktual dan SCM Dalam Pengadaan Bahan Baku DOC PT Galur Prima Cobbindo............ Diagram Perbandingan Nilai Aktual dan SCM Dalam Pengadaan Pakan PT Galur Prima Cobbindo ............................ Nama Perusahaan Konsumen Tetap PT Galur Prima Cobbindo........................ Standar Performa Produksi Mingguan Ayam Cobb 500 Breeder GPS .............................................................................................. Data Jumlah Populasi Kandang PT Galur Prima cobbindo.......... Kuisioner Penelitian..................................................................... Gambar Model CPM Supply Chain Management PT. Galur Prima Cobbindo dengan Waktu Optimis ................................... Gambar Model CPM Supply Chain Management PT. Galur Prima Cobbindo dengan Waktu Optimis. .................................... Gambar Model CPM Supply Chain Management PT. Galur Prima Cobbindo dengan Waktu Pesimistis.................................. Perkiraan Keuntungan PT Galur Prima Cobbindo ...................... Data Jumlah Populasi Ayam di PT Galur Prima Cobbindo Sukabumi Bulan Maret 2008 .......................................................

90 91 92 92 94 95 97 98 99

100

101

102

103

Page 16: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan peternakan merupakan bagian integral dari pembangunan

pertanian yang mengemban misi untuk menyediakan pangan asal ternak yang

bergizi dan berdaya saing tinggi. Di Indonesia, perkembangan perusahaan

pembibitan (breeding farm) sangat signifikan dan telah menyebar hampir ke

seluruh wilayah. Jenis pembibitan ayam yang ada di Indonesia adalah pembibitan

ayam bibit nenek (grand parent stock atau GPS) dan ayam bibit induk (parent

stock atau PS).

Peluang membuka usaha peternakan bibit ayam nenek (grand parent

stock) di Indonesia cukup menjanjikan, karena perusahaan peternakan yang ada di

Indonesia saat ini masih sedikit. PT Galur Prima Cobbindo merupakan salah satu

perusahaan peternakan pembibit ayam nenek (grand parent stock) terbesar yang

ada di Indonesia. Perkembangan usaha pembibitan terus meningkat karena

permintaan bibit ayam broiler komersial (DOC) setiap tahun semakin tinggi,

sejalan dengan perkembangan penduduk dan kebutuhan penduduk terhadap

daging ayam.

Jumlah populasi induk ayam broiler terus mengalami peningkatan dari

tahun ketahun. Data populasi terakhir ayam induk yang diperoleh, dari tahun 2003

hingga tahun 2004 terus mengalami peningkatan, data tersebut dapat dilihat pada

Tabel 1.

Tabel 1. Populasi Ayam Broiler Grand Parent Stock (GPS) dan Parent Stock (PS) di Indonesia pada Bulan September 2003 – Desember 2004.

GPS Female D-Line (ekor) Parent Stock (PS)

Bulan Belum Produksi (<25 mg)

Produksi (25 mg – apkir)

Jumlah Belum Produksi (<25 mg)

Produksi (25 mg – apkir)

Jumlah

Sept 2003 142.619 216.650 359.269 3.493.365 2.856.746 9.350.111 Des 2003 138.960 242.173 381.133 3.926.206 5.166.978 9.030.184 Mar 2004 94.356 198.408 292.764 4.376.586 5.650.437 10.027.023 Jun 2004 104.355 208.964 313.133 4.123.041 5.491.630 9.614.671 Sept 2004 128.799 168.277 297.176 4.319.410 6.060.054 10.379.469 Des 2004 172.635 116.750 289.385 3.710.979 5.800.824 9.511.803

Sumber : Poultry Indonesia (2005)

Page 17: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

2

Pemenuhan kebutuhan ayam broiler di Indonesia, tidak terlepas dari peran

serta pemerintah dan perusahaan peternakan, diantaranya, perusahaan peternakan

dalam bidang pengadaan bibit dasar (Foundation Stock), yaitu perusahaan

peternakan yang menghasilkan bibit ayam, hasil dari suatu proses pemuliaan

dengan spesifikasi tertentu yang mempunyai silsilah, untuk menghasilkan bibit

induk; perusahaan pengadaan bibit Induk (Breeding Stock) yaitu perusahaan

peternakan yang menghasilkan bibit dengan spesifikasi tertentu yang mempunyai

silsilah, untuk menghasilkan bibit sebar; dan perusahaan pengadaan bibit sebar

atau bibit niaga (Commercial Stock), yaitu bibit dengan spesifikasi tertentu untuk

digunakan dalam proses produksi.

Secara khusus untuk beberapa spesies tertentu seperti unggas, klasifikasi

bibit terdiri atas: bibit galur murni atau pure line (PL), merupakan bibit dengan

spesifikasi tertentu yang menghasilkan bibit ayam nenek atau grand parent Stock

(GPS); bibit ayam nenek (GPS), merupakan ayam dengan spesifikasi tertentu

untuk menghasilkan bibit induk ayam sebar atau parent stock (PS); ayam parent

stock (PS), merupakan bibit dengan spesifikasi tertentu untuk menghasilkan bibit

ayam broiler komersial atau final stock (FS); Final stock (FS) adalah bibit dengan

spesifikasi tertentu untuk dipelihara dan dimanfaatkan dagingnya.

Pengawasan peredaran benih dan bibit merupakan kegiatan penilaian dan

pemantauan terhadap benih dan bibit ayam ras atau broiler yang diperdagangkan

yang meliputi jenis, jumlah dan mutu, kelancaran peredaran, serta keseimbangan

penawaran dan permintaan. Kegiatan ini bertujuan, untuk mendapatkan bahan

perbaikan dalam perumusan kebijakan dalam pelaksanaan peredaran bibit, agar

mekanisme pasar berkembang. Tiga komponen konsep farm ayam ras broiler,

dapat dilihat pada Gambar 1.

Selain ayam DOC Parent Stock (PS) sebagai produk utama dari PT Galur

Prima Cobbindo, perusahaan juga menjual ayam by product dan telur yang gagal

tetas serta, telur yang tidak lolos seleksi untuk ditetaskan didalam hatchery. Upaya

peningkatan produksi peternakan harus di sertai dengan sistem alternatif

pemasaran yang baik dan efisien. Supply chain management merupakan salah satu

metode alternatifnya, untuk menjamin kontinuitas produksi dari para peternak dan

perusahaan peternakan kepada perusahaan.

Page 18: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

3

Gambar 1. Tiga Komponen Konsep Farm Ayam Ras Broiler.

Menurut Watanabe (2001), selama dekade 1980-an dan 1990-an,

lingkungan perusahaan global mengalami perubahan yang sangat drastis sehingga

perusahaan generasi tua sering kehilangan bisnis dalam menghadapi tantangan

keras untuk bertumbuh. Hal ini tidak dapat dihindari, apabila dilihat dari sektor

peternakan, diantaranya sebagai berikut:

1. Persaingan semakin sengit

Walaupun jumlah perusahaan peternakan khususnya pembibit ayam nenek

broiler belum begitu banyak, tetapi terjadi suatu persaingan. Biasanya usaha yang

dilakukan oleh perusahaan perternakan pembibitan ayam nenek (GPS)

berhubungan dengan harga produksi yaitu DOC dan kualitas dan kuantitas mutu

produknya antar perusahaan.

2. Tuntutan konsumen.

Konsumen sekarang ini menjadi semakin rumit dan semakin menuntut.

Mereka menuntut harga murah, mutu tinggi untuk setiap produk yang ditawarkan,

dan penyerahan tepat waktu yang sesuai dengan selera mereka.

3. Daur hidup produk.

Daur hidup produk yang diharapkan oleh perusahaan, khususnya

perusahaan peternakan ayam parent stock yang juga sebagai konsumennnya,

adalah daur hidup produk yang sangat pendek seiring dengan perubahan-

perubahan yang terjadi dalam lingkungan pasar.

Daging ayam dan telur konsumsi

Usaha Pembuatan

Pakan

Usaha Pembibitan

Usaha Pemeliharaan ayam

Page 19: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

4

4. Tuntutan stockholders

Pihak stockholder menuntut pengembalian yang tinggi dalam investasi dan

perusahaan yang ROI-nya cukup tinggi tidak dapat memperoleh modal yang

cukup untuk investasi di masa depan.

5. Teknologi informasi

Supply chain management dalam perusahaan peternakan pembibit ayam

nenek atau grand parent stock (GPS), sangat dipengaruhi oleh kemajuan-

kemajuan dalam bidang teknologi yang terjadi begitu cepat.

Tidak dapat dipungkiri, perusahaan dalam menghadapi persaingan yang

semakin tinggi berusaha untuk mencari alternatif untuk mengatasi hal tersebut.

Salah satunya dengan menerapkan metode perencanaan dan pengendalian operasi

yang baik. Perencanaan dan pengendalian operasi merupakan kunci untuk

menuntun suatu organisasi dan perusahaan sebagai supply chain, kearah yang

diinginkan. Alternatif SCM dicoba diterapkan pada PT Galur Prima Cobbindo,

dengan diikuti metode critical path method (CPM) sebagai alat untuk menentukan

lintasan kritis aktivitas perusahaan, juga aspek pengendalian tersebut berfungsi

sebagai kinerja pengukuran terbaik untuk mengukur keberhasilan supply chain.

1.2. Perumusan Masalah

PT Galur Prima Cobbindo, merupakan perusahaan yang bergerak di

bidang breeding peternakan. Perusahaan ini juga merupakan perusahaan

peternakan pembibitan ayam nenek atau grand parent stock (GPS) yang terletak

di Kabupaten Sukabumi.

Sebelum tahun 1998 PT Galur Prima Cobbindo menjadi perusahaan

terbesar kedua di Indonesia, hingga dapat melakukan ekspor ke luar negeri.

Setelah terjadi krisis moneter dan isu flu burung, konsumen luar negeri

menghentikan impornya karena mereka menganggap bahwa perusahaan

peternakan di Indonesia belum bebas dari flu burung. Akhirnya perusahaan

mengalihkan pendistribusiannya dan lebih memfokuskan kegiatan supply

outputnya ke dalam negeri.

Perusahaan dalam melakukan aktivitasnya, terkadang mengalami kendala

maupun masalah, diantaranya ketidaktepatan waktu dalam penerimaan pasokan

Page 20: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

5

bahan baku sehingga mempengaruhi waktu pendistribusian produksi, kurangnya

sumberdaya lokal yang menguasai pengetahuan luas dalam penanganan dan

pemeliharaan ayam nenek atau grand parent stock, dan metode aktivitas kegiatan

penjadwalan perusahaan yang belum efektif. Salah satu alternatif yang diterapkan

pada perusahaan ini, yaitu konsep metode supply chain management yang

bertujuan untuk mengoptimalkan waktu, meningkatkan kuantitas mutu dan

meminimalkan biaya produksi perusahaan.

Rantai penyaluran komoditas ayam bibit dari PT Galur Prima Cobbindo ke

konsumen, akhirnya dapat dilihat melalui konsep pendekatan supply chain

management. Konsep supply chain management menyediakan suatu pendekatan

untuk mengatur atau manage aliran produk dan informasi dari keseluruhan

aktivitas agribisnis untuk pemenuhan keinginan konsumen dalam hal waktu,

kualitas, kuantitas serta harga. Rantai penyaluran melibatkan semua pihak yang

menangani komoditas dalam perjalanannya dari produsen ke konsumen, serta

terlibat dalam perpindahan fisik yang sesungguhnya dan perpindahan hak milik.

Konsep SCM (Supply Chain Management) merupakan konsep atau

mekanisme untuk meningkatkan produktivitas total perusahaan dalam rantai

supply melalui optimalisasi waktu, lokasi dan aliran kuantitas bahan. Konsep

SCM ini sering diterapkan oleh ritel-ritel modern seperti supermarket, dimana

konsep ini digunakan untuk membantu dalam pengaturan dan pengkoordinasian

aktivitas pemasokan beragam produk, baik segar maupun olahan yang dijual oleh

supermarket agar mengetahui persediaan barangnya.

Berdasarkan perumusan masalah diatas, menarik untuk dikaji mengenai:

1. Bagaimana mekanisme SCM di PT Galur Prima Cobbindo untuk menjamin

ketersediaan bahan dari pemasoknya?

2. Bagaimana pola rantai pasokan (supply chain) komoditi bibit ayam nenek atau

grand parent stock (GPS) dari PT Galur Prima Cobbindo hingga ketingkat

konsumen atau perusahaan pembibitan ayam sebar atau parent stock (PS)?

3. Bagaimana manfaat dan kendala dalam penerapan SCM dan CPM di PT Galur

Prima Cobbindo?

Page 21: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

6

1.3. Tujuan Penelitian

Melihat perumusan permasalahan maka, tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menganalisis mekanisme SCM di PT Galur Prima Cobbindo untuk menjamin

ketersediaan bahan dari pemasoknya.

2. Menganalisis pola rantai pasokan (supply chain) komoditi bibit ayam nenek

atau grand parent stock (GPS) dari PT Galur Prima Cobbindo hingga

ketingkat konsumen atau perusahaan pembibitan ayam parent stock (PS).

3. Mengkaji manfaat dan kendala dalam penerapan SCM dan CPM di PT Galur

Prima Cobbindo.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan ini, diharapkan dapat bermanfaat sebagai

informasi bagi perusahaan dan khususnya untuk anggota rantai pendistribusian,

hingga ke konsumen perusahaan ini. Serta manfaat lainnya untuk memperdalam

dan mengembangkan ilmu dari konsep SCM ini agar menambah wawasan baik

untuk peneliti maupun pembacanya. Manfaat lain yang diharapkan adalah sebagai

salah satu pertimbangan bagi pihak manajemen PT Galur Prima Cobbindo dalam

meningkatkan daya saing, melalui perbaikan manajemen penyediaan dan

pendistribusiannya, serta dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh

manajemen PT Galur Prima Cobbindo Sukabumi.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Melalui aktivitas-aktivitas SCM, organisasi dapat mempelajari dan

memperbaiki profitabilitas secara drastis dengan memfokuskan pada operasi lintas

perusahaan dalam satu kesatuan supply chain, dari pada hanya berusaha sendiri

dalam organisasi tunggal. Berdasarkan hal tersebut konsep Supply Chain

Management di coba diterapkan pada komoditi ayam bibit pada ayam nenek

broiler (GPS) di PT Galur Prima Cobbindo, yang berada di Kabupaten Sukabumi.

Propinsi Jawa Barat. Kajian ini juga lebih difokuskan pada SCM pada aliran

pasokan bahan baku, hingga pendistribusian ayam bibit nenek (GPS) yang ada

pada perusahaan tersebut, kepada perusahaan-perusahaan pembibit ayam sebar

atau parent stock (PS) sebagai konsumen akhirnya.

Page 22: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Komoditas Ayam Broiler

2.1.1. Sejarah Singkat Ayam Ras Brolier

Periode 1940-an masyarakat mulai mengenal ayam lain selain ayam liar.

Pada saat itu masyarakat mulai membedakan antara ayam orang Belanda dengan

ayam liar di Indonesia. Ayam liar Indonesia tersebut kemudian diberi nama ayam

kampung, sedangkan ayam orang Belanda dikenal dengan nama ayam negeri,

(Fadilah et al, 2006).

Tahun 1950-an pemerintah Republik Indonesia merencanakan program

yang disebut Rencana Kesejahteraan Indonesia (RKI) atau dikenal juga dengan

nama “plan kasimo” yaitu program pembangunan bidang peternakan yang pada

saat itu dinilai masih sangat ketinggalan. Pada periode ini sejarah dimulainya

pengembangan ayam ras di Indonesia.

Tahun 1990-an, peternakan ayam broiler mulai meningkat. Ayam ini

diusahakan untuk diambil dagingnya. Ayam petelur dwiguna atau yang lebih

dikenal dengan ayam petelur cokelat juga mulai meningkat jumlahnya. Disinilah

masyarakat mulai menyadari bahwa ayam ras mempunyai klasifikasi sebagai

ayam petelur yang handal dan pedaging yang enak.

Awal tahun 2000 seiring dengan pencabutan Keppres No.50 tahun 1981,

mengenai pembatasan skala usaha peternakan ayam, kondisi perekonomian

Indonesia secara bertahap mulai meningkat. Begitu pula halnya dengan bisnis

peternakan ayam di Indonesia. Peternakan tidak lagi hanya diusahakan pada skala

usaha tani tetapi berubah menjadi skala perusahaan peternakan.

Pemerintah memberikan perhatian serius terhadap peternakan ayam ras,

salah satu bentuk perhatian pemerintah adalah dengan dikeluarkannya Keputusan

Presiden No. 50 tahun 1998 tentang pembinaan usaha peternakan ayam ras yang

menggantikan Keputusan Presiden No.22 tahun 1990.

2.1.2. Ayam Bibit

Bibit ternak merupakan salah satu sarana produksi pembudidayaan ternak

yang penting dan strategis untuk meningkatkan produksi dan mutu hasil dalam

Page 23: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

8

menyediakan pangan asal ternak yang berdaya saing tinggi. Untuk mendapatkan

bibit ternak yang bermutu diperlukan penemuan bibit ternak unggul yang

dilakukan melalui pemuliaan serta proses sertifikasi.

Kegiatan pembibitan ternak meliputi pemuliaan, pembudidayaan,

perkembangbiakan, pengawasan penyakit, penyebaran, peredaran, pengawasan

mutu, pelestarian sumberdaya ternak, pengendalian lingkungan, serta

pengembangan usaha pembibitan yang dapat dilakukan baik oleh pemerintah

maupun swasta.

Departemen Pertanian (2004) menerangkan bahwa maksud dan tujuan

pembibitan nasional adalah, untuk pedoman pembibitan ternak nasional,

dimaksudkan sebagai acuan pembibitan ternak dalam mendorong tumbuh dan

berkembangnya kegiatan perbibitan ternak nasional. Bagi perusahaan untuk

mendapatkan penyediaan bibit ternak yang memenuhi persyaratan teknis,

ekonomis dan sosial, serta pengembangan sistem dan perusahaan pembibitan

ternak sebagai komponen agribisnis peternakan secara keseluruhan dan

pemanfaatan sumber daya genetik ternak secara lestari juga pengembangan daerah

atau kawasan sebagai sumber bibit ternak.

Menurut Fadilah et al, (2006), beberapa negara yang menjadi produsen

ayam broiler breeder di antaranya adalah negara Amerika Serikat, Prancis,

Jerman, dan Belanda. Sementara itu, beberapa negara di Asia yang mampu

menjadi produsen ayam bibit broiler di antaranya Thailand, Cina, Fhilipina, dan

Jepang.

Tabel 2. Beberapa Negara Produsen Ayam Broiler dan Strain yang dipasarkan.

Asal Negara Strain

Amerika Serikat Cobb, Arbor, Arces, Avian

Prancis Isa Vedette, Shaver

Inggris Ross

Belanda Hybro, Hubbard

2.1.3. Usaha Peternakan Pembibitan Ayam Nenek Broiler

Direktoral Jenderal Peternakan (1986) menerangkan bahwa usaha

peternakan merupakan suatu lapangan hidup, tempat seseorang dapat

Page 24: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

9

menanamkan modal untuk keperluan hidup keluarganya atau sekelompok

masyarakat. Menurut Surat Keputusan Menteri Pertanian RI No.

362/Kpts/TN.120/5/1990, perusahaan peternakan adalah suatu usaha yang

dijalankan secara teratur-menerus pada suatu tempat dan dalam jangka waktu

tertentu untuk tujuan komersial yang meliputi kegiatan menghasilkan ternak

(ternak bibit atau ternak potong), telur, susu serta suatu usaha yang mengelola

suatu jenis ternak termasuk mengumpulkan, mengedarkan dan memasarkan, untuk

tiap jenis ternak melebihi dari jumlah yang ditetapkan, untuk tiap jenis ternak

pada peternakan rakyat.

Pulungan (1985), mengemukakan bahwa tujuan umum suatu peternakan

adalah mencukupi kebutuhan masyarakat akan protein dan lain-lain bahan yang

berasal dari hewan atau ternak. Sementara itu, peternakan ayam ras di definisikan

sebagai suatu usaha budidaya ayam ras petelur dan ayam ras pedaging, tidak

termasuk pembibitan (Kepres No.22 tahun 1990).

(Direktorat Jenderal Peternakan,1990), menerangkan, usaha ternak ayam

pembibitan broiler ditujukan untuk mencapai beberapa sasaran, yaitu (1) tingkat

kematian serendah mungkin (2) kesehatan ternak yang baik (3) berat timbangan

setiap ekor setinggi mungkin, dan (4) daya alih makanan baik (hemat).

2.1.4. Faktor-Faktor Produksi

Rasyaf (2004) menyatakan bahwa faktor-faktor produksi yang dibutuhkan

dalam produksi ayam broiler adalah day old chick (DOC), pakan, obat-obatan,

tenaga kerja, dan kandang dan hatchery sebagai alat mesin penetasan.

2.1.4.1 Pembibitan

Pembibitan adalah suatu sistem yang meliputi pemuliaan, perbanyakan,

pembudidayaan, peredaran, pengawasan penyakit, pengawasan mutu,

pengembangan usaha dan kelembagaan. Pembibitan juga merupakan kegiatan

budidaya untuk menghasilkan bibit ternak untuk keperluan sendiri atau untuk

diperjual belikan (Departemen pertanian, 2004).

Rasyaf (2004) menjelaskan bahwa pedoman untuk memilih DOC antara

lain, ayam harus berasal dari induk yang sehat agar tidak membawa penyakit

Page 25: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

10

bawaan, ukuran atau bobot ayam yaitu untuk bobot normal DOC sekitar 35-40

gram, anak ayam itu memperlihatkan mata yang cerah dan bercahaya, aktif serta

tampak tegar, DOC juga tidak memperlihatkan cacat fisik seperti kaki bengkok,

mata buta atau kelainan fisik lainnya yang mudah dilihat, dan tidak ada lekatan

tinja di duburnya.

Cahyono (1996), menambahkan dengan menyeleksi anak ayam maka

beberapa keuntungan dapat diperoleh selama dalam pemeliharaan selanjutnya,

yakni:

a) produksi yang dicapai dapat optimal karena tingkat mortalitas pada ternak

ayam rendah.

b) memudahkan dalam pengelolaan, karena anak ayam yang dipelihara

mempunyai tingkat keragaman yang tinggi, baik dalam hal kesehatan, ukuran

besar, dan jenisnya.

c) keuntungan yang diperoleh dapat lebih tinggi, dan.

d) dapat meningkatkan kepuasan dan kepercayaan konsumen.

Menurut Fadilah et al (2006), saat ini lebih dari 300 jenis ayam murni dan

varietas, termasuk ayam broiler pembibit (broiler breeder stock) yang telah

terseleksi dan ditingkatkan keunggulan potensi genetiknya, telah tersebar

diseluruh dunia. Beberapa potensi genetik yang telah ditingkatkan sebagai berikut.

1. Ukuran tubuh besar.

2. Proporsi daging karkas tinggi,

3. Kerangka tulang kuat.

4. Cepat tumbuh.

5. Kulit berwarna putih atau kuning bersih.

6. Memiliki konversi pakan yang baik.

7. Tahan terhadap penyakit.

2.1.4.2. Pakan Ayam

Menurut Rasyaf (2004), pakan atau ransum merupakan kumpulan bahan

makanan yang layak dimakan oleh ayam dan telah disusun mengikuti aturan

tertentu. Pakan tersebut memiliki nilai kebutuhan gizi bagi ayam dan nilai

kandungan gizi bahan makanan yang digunakan.

Page 26: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

11

Pakan broiler ayam di Indonesia kebanyakan dibagi atas dua macam

sesuai masa pemeliharannya, yaitu pakan untuk ayam broiler masa awal, dan

pakan untuk ayam broiler masa akhir (pakan finisher). Kedua pakan ini memiliki

kandungan gizi yang berbeda. Untuk itu perlu diperhatikan umur ayam yang

dipelihara. Anak ayam berumur kurang dari empat minggu diberi pakan masa

awal, sedangkan bila ayam berumur empat minggu akhir diberi pakan masa akhir.

Terdapat tiga macam bentuk fisik pakan, yaitu bentuk tepung komplit,

bentuk butiran (pellet), dan bentuk pecah (crumble). Pakan bentuk komplit dapat

digunakan untuk semua umur, mulai anak ayam broiler umur sehari hingga ayam

broiler siap dijual. Harganya pun tidak terlalu mahal. Pellet atau pakan bentuk

butiran hanya digunakan untuk ayam broiler masa akhir, yaitu pellet dengan

ukuran garis tengah 3,2 mm. Pakan bentuk butiran pecah atau biasa disebut

crumble ini banyak digunakan untuk ayam broiler masa starter (Rasyaf, 2004).

Secara garis besar, nutrisi dalam pakan ayam terdiri dari karbohidrat,

lemak, mineral, vitamin, dan air. Energi sering dikelompokan sebagai bagian dari

zat makanan karena dihasilkan dari proses metabolisme karbohidrat, lemak dan

protein tubuh (Fadilah et al, 2006).

Pengadaan pakan ayam oleh PT Galur Prima Cobbindo dipasok dari PT.

Cargill Indonesia. Produk pakan dari PT Cargill Indonesia terdiri dari tiga jenis

produk, yang pertama adalah Broiler Breeder Starter, bentuk produk tersebut

berupa butiran, pakan komplit tersebut diberikan pada induk ayam pedaging masa

pertumbuhan awal (starter) umur 0 – 7 minggu. Pakan ini mengandung

virginiamycin dan colistin sebagai pemacu pertumbuhan.

Tabel 3. Kandungan Pakan Broiler Breeder Starter

Kandungan nutrisi Persentase (%) Kadar Air Maksimun 13,0 Protein Kasar Minimum 19,0 Lemak Kasar Minimum 5,0 Serat Kasar Minimum 4,0 Abu Maksimum 6,5 Calcium 0,9 – 1,1 Phospor 0,7 – 0,9 Virginiamycin 5 – 15 ppm Colistin 2 – 20 ppm Sumber: PT. Cargill Indonesia (2007)

Page 27: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

12

Produk pakan yang kedua yang di-supply oleh PT. Cargill Indonesia ke PT

Galur Prima Cobbindo adalah jenis Broiler Breeder Layer, yang berbentuk

butiran, pakan komplit ini diberikan pada induk ayam periode bertelur umur 22 –

64 minggu. Mengandung Zinc Bacitracin sebagai pemacu produksi telur dan

meningkatkan efisiensi pakan. Kandungan pakan ini dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Kandungan Pakan Broiler Breeder Layer.

Kandungan nutrisi Persentase Kadar Air Maksimun 11,0 Protein Kasar Minimum 18,0 Lemak Kasar Minimum 3,0 Serat Kasar Minimum 4,0 Abu Maksimum 13,5 Calcium 3,2 – 3,3 Phospor 0,7 – 0,9 Zinc Bacitracin 4 – 50 ppm Sumber: PT. Cargill Indonesia (2007)

Jenis produk pakan yang ketiga adalah Broiler Breeder Grower Male,

pakan ini juga berbentuk butiran, pakan komplit ini untuk diberikan pada induk

ayam Line Male masa pertumbuhan akhir (finisher) umur 21 hari sampai

selection. Mengandung Zin Bacitracin sebagai pemacu pertumbuhan. Kandungan

pakan ini dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Kandungan Pakan Broiler Breeder Grower

Kandungan nutrisi Persentase Kadar Air Maksimun 12,0 Protein Kasar Minimum 20,0 Lemak Kasar Minimum 3,0 Serat Kasar Minimum 4,0 Abu Maksimum 6,5 Calcium 0,95 – 1,1 Phospor 0,7 – 0,9 Zinc Bacitracin 4 – 50 ppm Sumber: PT. Cargill Indonesia (2007)

Page 28: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

13

2.1.4.3. Obat-Obatan dan Vaksin

Obat-obatan dan vaksin yang dimaksud di sini adalah obat-obatan yang

digunakan unutk pengobatan ternak yang terserang penyakit. Vaksin digunakan

untuk pencegahan penyakit yang berasal dari virus, serta antibiotika, dan vitamin,

serta dapat mendukung pertumbuhan ayam sehingga dapat tumbuh secara optimal

(Rasyaf,2004).

Menurut Cahyono (2004), pemberian vaksin, vitamin, dan obat-obat

antibiotik harus dilakukan secara teratur. Hal ini sangat penting untuk mencegah

terjangkitnya penyakit pada ternak ayam, terutama terhadap penyakit tetelo

(penyakit ND) yang sangat membahayakan ternak, dan penyakit gumboro. Lebih

lanjut dikatakan juga cara pemberian vaksin dapat dilakukan dengan melalui tetes

mata, tetes hidung, injeksi atau suntik, atau dengan metode spray (penyemprotan

halus). Jadwal pemberian vaksin adalah sebagai berikut:

(1) umur ayam 3-4 hari diberikan vaksin ND strain F dan setiap ekor ayam diberi

1 dosis, yakni 1 ml.

(2) umur ayam 10 hari diberikan vaksin gumboro dengan dosis sesuai dengan

anjuran.

(3) umur ayam 21 hari vaksin ND strain F dan setiap ekor ayam diberikan 1 dosis

(1 ml), dan.

(4) umur ayam 42 hari vaksin ND strain K (Komarov)

2.1.4.4. Tenaga Kerja

Rasyaf (1996) menyatakan bahwa peternakan ayam nenek ras pedaging

sebenarnya lahan padat karya dan tidak selalu padat modal. Peternakan ayam ras

pedaging mempunyai kesibukan yang temporer terutama pagi hari dan pada saat

ada tugas khusus seperti vaksinasi. Oleh karena itu, di suatu peternakan dikenal

beberapa jenis tenaga, antara lain: tenaga kerja tetap, tenaga kerja harian, tenaga

kerja harian lepas, dan kontrak. Selanjutnya dikatakan juga bahwa tenaga kerja

pada peternakan ayam broiler yang dikelola secara manual (tanpa alat-alat

otomatis) maka untuk 2000 ekor ayam broiler mampu dipelihara oleh satu orang

pria dewasa. Bila mempergunakan alat otomatis (pemberian pakan dan air minum

secara otomatis) maka untuk 6000 ekor cukup satu orang pria dewasa sebagai

Page 29: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

14

tenaga kandang atau disebut anak kandang yang melakukan tugas sehari-hari di

kandang. Di samping itu, perlu tenaga kerja bantu umum untuk vaksinasi,

pengaturan pakan, dan kegiatan lainnya.

(Soeharto, 1995), Variabel-variabel yang mempengaruhi produktivitas

tenaga kerja lapangan dapat dikelompokan menjadi:

1. Kondisi fisik lapangan dan sarana bantu.

2. Supervisi, perencanaan, dan koordinasi.

3. Komposisi kelompok kerja.

4. Kerja lembur.

5. Ukuran besar proyek.

6. Kurva pengalaman (learning curve).

7. Pekerja langsung versus subkontraktor, dan.

8. Kepadatan tenaga kerja.

2.1.4.5. Perkandangan

Pembuatan kandang itu dapat ditinjau dari berbagai segi, baik dari segi

ekonomis, segi teknis, estetis (keindahan), bentuk, kesehatan maupun yang lain-

lain. Tetapi yang terpenting didalam membangun kandang itu, semuanya tidak

terlepas dari tujuannya, bahwa fungsi kandang adalah:

• Melindungi dari bahaya luar

• Pelindung panas, dingin, dan hujan.

Prinsip pokok didalam pembuatan kandang broiler adalah harus terbuka.

Sistem kandang yang umum diterapkan dan memberikan hasil baik adalah sistem

kandang berhamburan (litter system), pilihan lain yang bisa diterapkan dengan

menggunakan sistem baterai. Menurut hasil penelitian sampai saat ini sistem litter

berhamburan memberikan hasil lebih baik, yaitu dalam berat timbangan dan

kualitas ternak. Sistem berlantai kawat/ kisi, timbangan berat yang dicapai tidak

sebaik dengan sistem litter pada umur yang sama. Ayam yang dipelihara dengan

memakai kandang berlantai kawat/ baterai ini kualitas ternaknya kurang baik

karena sering terjadi pembengkakan tulang dada.

Persyaratan umum yang perlu diperhatikan di dalam perkandangan ini

adalah:

Page 30: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

15

1) Pemeliharaan tempat untuk mendirikan kandang/ lokasi.

2) Konstruksi/ bentuk kandang itu sendiri.

Sedangkan tempat untuk mendirikan kandang harus memenuhi persyaratan

sebagai berikut:

1) Lebih tinggi dari tempat sekitarnya supaya udara dapat bergerak dengan

bebas dan supaya air tanah tidak mengumpul pada lantai kandang.

2) Tempat tersebut harus bebas dari bangunan dan tanaman-tanaman rendah

seperti semak belukar supaya aliran udara tidak terhambat.

Udara segar atau baru di dalam kandang sangat diperlukan untuk

kebutuhan pokok ayam, yaitu untuk:

1) Tersedianya udara baru yang banyak mengandung zat asam (oksigen) yang

sangat diperlukan oleh semua mahluk hidup.

2) Mengusir gas-gas sisa/ pembuangan seperti gas asam arang (CO2), amoniak

dan sebagainya.

3) Menjaga kelembaban suhu udara yang rendah, yaitu dengan terbawanya uap

air dari kotoran dan sisa pembuangan lainnya keluar kandang.

Menurut Fadilah et al (2006), Kendala utama usaha beternak broiler

komersial atau breeder di daerah iklim tropis adalah temperatur lingkungan relatif

tinggi, terutama di daerah dataran rendah dan ketika musim kemarau. Temperatur

di daerah tropis 22-39o C dengan rata-rata temperatur setiap tahun 26,5o C.

Permasalah tersebut bisa diatasi dengan cara menambah beberapa peralatan di

dalam kandang sebagai berikut:

a. Memasang insulasi di atap kandang (roof insulation).

Insulasi adalah setiap bahan yang dapat mengurangi kecepatan

perpindahan panas dari satu area ke area lain. Fungsi dari insulasi adalah

mengurangi pemanasan langsung ke kandang selama musim kemarau,

mengurangi tingkat penambahan panas pada musim kemarau, dan mengurangi

pengumpulan kelembapan di dinding dan permukaan pendingin karena dinding

dan permukaan pendingin tersebut relatif hangat.

b. Memasang kipas angin (blower fan)

Kipas angin sering digunakan pada kandang terbuka, terutama di kandang

yang menggunakan system postal (litter). Jenis kipas angin yang digunakan

Page 31: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

16

adalah kipas angin pendorong (blower fan) dengan ukuran 24˝, 36˝, dan 42˝.

Kipas angin biasanya diletakan di bawah atau di atas dengan ketinggian 0,5-1,2

meter dari lantai.

Tujuan pemakaian kipas angin adalah membantu mempercepat

perpindahan udara didalam kandang, sehingga udara yang panas dan gas buang

yang beracun (CO2, amonia, dan CO) di dalam kandang dapat dibuang keluar

kandang.

c. Membuat hujan buatan (roof springklers).

Istilah hujan buatan digunakan untuk kandang yang menggunakan nosel

dan mengeluarkan air secara terus-menerus di atas atap kandang (roof

springklers), sehingga atap kandang selalu basah dan dingin pada saat panas.

d. Memasang kipas kabut di dalam kandang (fooger fan).

Cara kerja kipas kabut hampir sama dengan cara kerja kipas angin (blower

fan). Perbedaannya terletak pada penggunaan nosel. Nosel pada kipas kabut

mengeluarkan kabut air di sekitar kipas, sehingga kabut tersebut terdorong angin.

Adanya kabut partikel air yang diembuskan kipas menyebabkan udara panas di

dalam kandang secara otomatis akan menurun.

2.2. Penelitian terdahulu

Sekarang ini perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia, sedang

berusaha keras agar bagaimana perusahaan yang dikelola tersebut tetap berjalan

dengan baik sehingga dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lainnya.

Perusahaan-perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan yang bergerak di

bidang peternakan harus berpikir keras, agar perusahaan peternakan ini menjadi

salah satu bidang usaha unggulan yang memenuhi kebutuhan masyarakat

Indonesia. Salah satu konsep yang perlu dicoba untuk perusahaan peternakan agar

maju dan dapat bersaing, adalah dengan menerapkan konsep supply chain

managemet.

2.2.1. Ayam Broiler

Penelitian-penelitian terdahulu mengenai komoditas ayam broiler

membantu penulis dalam melakukan penelitian untuk mengetahui karakteristik

produk berupa ayam broiler dan pemasarannya.

Page 32: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

17

Ibiniyah (2002) meneliti tentang tataniaga ayam broiler yang

menggunakan sistem tataniaga yaitu dengan mencari nilai elastisitas transmisi

harga dari peternak kepada pengumpul. Hasil penelitian dari Silviana adalah

tataniaga ayam broiler di PT. NA terdiri dari tiga saluran, yang pertama peternak

plasma ke inti, ke pedagang pengumpul, dan ke pedagang pengecer, yang kedua

peternak plasma ke pedagang pengumpul kemudian ke pengecer dan yang ketiga

dari peternak plasma ke pedagang pengecer. Bentuk dari PT. NA adalah

oligopsoni, yaitu inti dan pedagang pengumpul mempunyai kekuatan untuk

mengontrol fungsi dan kegiatan tataniaga ayam broiler. Tataniaga yang paling

efisien adalah saluran tataniaga dari peternak plasma langsung ke pedagang

pengecer, hal ini disebabkan oleh nilai elastisitas transmisi harga dari peternak ke

pengecer lebih besar dari pada nilai elastisitas transmisi harga peternak ke

pengumpul.

2.2.2. Supply Chain Management

Penelitian-penelitian terdahulu mengenai konsep supply chain

management membantu penulis dalam melakukan penelitian pada perusahaan

yang berbeda dan alat analisis yang beberapa diataranya memiliki perbedaan.

Aini (2005) meneliti tentang sistem supply sayuran pada supplier dengan

menggunakan pendekatan analisis deskriptif mengenai hubungan kelembagaan

dan analisis marjin tataniaga. Hasil penelitian yang dilakukan Aini menjelaskan

bahwa alokasi penggunaan biaya terbesar dalam pengadaan barang (procurement)

dan distribusi adalah pembelian bahan baku yang dilakukan secara kredit dan

tunai serta biaya transportasi. Untuk melakukan efisiensi biaya, perusahaan

melakukan penghematan di sektor lain seperti biaya pemesanan (ordering cost)

yang berkurang serta beralih pada media elektronik, selain itu perusahaan

berusaha meningkatkan pendapatan penjualan karena akan mengurangi biaya

tetap perusahaan. Faktor lain yang mempengaruhi tingkat keuntungan perusahaan

adalah meminimalisasi persentase jumlah barang yang kembali dari pasar (retur).

Studi tentang supply chain management lainnya juga dilakukan oleh

Noviyanti (2005). Peneliti melakukan studi tentang efisiensi supply chain produk

benih padi yang dilakukan di PT Sang Hyang Sri Persero. Metode yang digunakan

Page 33: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

18

pada penelitian ini adalah analytical hierarky proses (AHP). Hasil dari penelitian

tersebut yaitu untuk mengefisienkan supply chain management dengan cara

dilakukan kerjasama pada perusahaan hilir (down stream) dengan memperhatikan

ukuran-ukuran pelaksanaan (performance metric) pada elemen yang kritikal.

Elemen yang kritikal diantaranya adalah proses pelaksanaan, dengan demikian

maka aliran-aliran informasi baik input maupun output harus terstuktur.

Ardiansyah (2005), mengemukakan dalam penelitiannya mengenai

manajeman penyediaan barang (procurenmet) bagian hulu produk susu

pasteurisasi, bahwa manajemen rantai penyediaan bagian hulu produk susu

meliputi siklus yang berjalan dalam jaringan sistem organisasi bagian hulu.

Jaringan sistem organisasi yang terlibat mencakup pihak Koperasi Peternakan

Bandung Selatan (KPBS) yaitu organisasi bagian hulu (upstream) dan Industri

Pengolahan Susu (IPS) serta distributor sebagai sistem organisasi bagian hilir

(downstream). Penelitian ini mendeskripsikan penyediaan susu segar yang

dimulai dari peternak sebagai mitra koperasi dan aktivitas penanganan susu segar

yang dilakukan oleh koperasi tersebut yang dijual ke IPS.

Penelitian ini bermaksud melakukan identifikasi dan analisis supply chain

management pada perusahaan pembibitan ayam nenek (grand parent stock) yaitu

di PT Galur Prima Cobbindo yang terletak di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Penelitian ini mengkaji sejauh mana kegiatan supply chain managemet dapat

dilakukan pada perusahaan ini yang meliputi kegiatan penyediaan bahan baku,

seperti pengadaan DOC, pakan, obat dan vaksin, juga penjualan produk dengan

memperhatikan mutu produk, harga, waktu proses pengiriman dan sebagainya,

serta menganalisis jaringan kerja (critical path method) yang ada pada perusahaan

PT Galur Prima Cobbindo.

Persamaan dengan penelitian sebelumnya adalah topik yang dibahas pada

penelitian ini mengenai supply chain management. Dimana perusahaan

melakukan integrasi rantai supply dalam mendapatkan bahan baku. Pada

perusahaan ini, untuk DOC dan pakan serta kualitas produk yang dihasilkan, dan

menganalisis mengenai penentuan harga, serta proses pendistribusian produk PT

Galur Prima Cobbindo berupa ayam sebar (PS) kepada perusahaan breeder parent

stock, sekaligus sebagai konsumen dari PT Galur Prima Cobbindo melalui mutu,

Page 34: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

19

harga yang sesuai, serta penyaluran produk yang tepat waktu sesuai pesanan yang

ditentukan .

Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah objek yang diteliti, karena

selama ini penelitian tentang komoditi ayam nenek broiler (grand parent stock)

belum ada, dan metode analisis yang digunakan juga masih jarang, serta terdapat

banyak perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Peneliti melakukan analisisnya

hampir ke seluruh jaringan supply chain yang terkait dengan PT Galur Prima

Cobbindo di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Tabel 6. Ringkasan Penelitian Terdahulu Tentang Supply Chain Management

Peneliti Topik Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian

Silvina Ibniyah 2002

Kajian Tehahadap Efisiensi Saluran Tataniaga Ayam Broiler

Data dan Instrumentasi Analisis Efisiensi Tataniaga yaitu Elastisitas Transmisi Harga dan Analisis Biaya dan Marjin Tataniaga

Mengetahui saluran tataniaga ayam broiler di PT. NA. Pemasaran produk terdiri dari pemasaran melalui inti dan menjual sendiri. Perusahaan berbentuk oligopsoni dan mengetahui tentang tataniaga yang paling efisien.

Aini 2005

Analisis Sistem Pasokan Sayur

Analisis Deskriptif dan Analisis Margin Pemasaran

Alokasi biaya terbesar dalam pengadaan barang dan distribusi adalah pengadaan bahan baku yang dilakukan secara kredit maupun secara tunai serta biaya transportasi. Total margin, dari tiga jenis sayur berada diatas 50 persen artinya konsumen mengeluarkan 90 persen biaya tambahan dari tiga harga jual petani.

Ardiansyah 2005

Manajemen supply chain bagian hulu susu pasteurisasi

Analisis Deskriptif Manajemen rantai penyediaan barang bagian hulu meliputi siklus yang berjalan dalam sistem jaringan organisasi.

Noviyanti 2005

Analisis Efisiensi SCM

Proses Hierarky

Analytic (PHA) Efisiensi supply chain dapai dicapai melalui kerjasama dengan perusahan bagian hulu dan hilir dengan lebih terstruktur.

Page 35: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

20

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1. Aktivitas Perusahaan

Pada saat ini perusahaan-perusahaan khususnya perusahaan agribisnis

berusaha agar mampu memenuhi tutuntutan permintaan dari konsumen.

Perusahaan atau indrustri berusaha agar dapat menghasilkan suatu produk atau

jasa dengan harga yang relatif murah tapi dengan kualitas produknya yang baik,

dengan demikian peningkatan suatu laba perusahaan akan meningkat, seiring

dengan meningkatnya permintaan kepuasan konsumen akan suatu produk yang

ditawarkan. Hal ini, tidak terlepas dari strategi suatu perusahaan didalam

melakukan pemasaran produknya serta berhubungan dengan kualitas kinerja

perusahaan didalam melakukan aktivitas perusahaannya.

Aktivitas pengadaan bahan oleh PT Galur Prima Cobbindo diantaranya

seperti, pengadaan bibit ayam nenek, pengadaan pakan, dan sebagainya,

merupakan aktivitas suatu perusahaan yang melibatkan organisasi lain di bagian

hulu (upstream supply chain management). Sedangkan proses produksi

merupakan aktivitas internal perusahaan atau (internal supply chain management)

dalam mengubah bahan berupa ayam DOC GPS tersebut, menjadi ayam GPS

produksi dalam menghasilkan bibit ayam sebar (parent stock). Aktivitas bagian

hilir (down stream supply chain management) yaitu berhubungan dengan proses

distribusi produk seperti pendistribusian DOC ayam sebar (parent stock) sampai

di tangan perusahaan breeder ayam sebar (parent stock). Semua kegiatan tersebut

merupakan rangkaian aktivitas supply chain management pada perusahaan

pembibitan ayam nenek atau grand parent stock broiler (Usman,2007).

Indrajit dan Djoko Pranoto (2002), menyatakan bahwa rantai pasokan

(Supply Chain) adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang

produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini juga merupakan

jaringan dari berbagai organisasi yang saling berhubungan yang mempunyai

tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin menyelenggarakan pengadaaan atau

penyaluran barang tersebut.

Page 36: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

21

Pertambahan umur pada ternak, termasuk pembibitan ayam GPS (grand

parent stock) merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi

produktivitas ternak. Pola produksi ternak ayam GPS mengikuti suatu kurva

produksi tertentu, yaitu saat produksi pertama rendah lalu semakin meningkat

sejalan dengan bertambahnya umur ternak, kemudian mencapai produksi

maksimum hingga akhirnya mulai menurun pada kondisi terendah.

Ketika terjadinya suatu persaingan didalam suatu perusahaan, baik itu

karena adanya jumlah pesaing baru, persaingan harga produk, persaingan kualitas

produk, persaingan pelayanan terhadap konsumen dan sebagainya, semua itu

menuntut perusahaan untuk meningkatkan kualitas kinerjanya. Namun demikian,

tetap diakui bahwa ada masalah manakala perusahaan tersebut berhubungan

dengan perusahaan lain. Masalah yang muncul karena adanya penyekatan ketika

diterapkannya konsep supply chain management. Kegiatan perencanaan produksi,

distribusi, transportasi dilihat sebagai aktivitas yang terpisah satu sama lain.

Ketika konsumen semakin kritis, mereka menuntut penyediaan suatu

produk secara tepat tempat, tepat waktu. Perusahaan agribisnis yang antisipatif

akan hal tersebut akan mendapatkan pelanggan sedangkan perusahaan agribisnis

yang tidak antisipatif akan kehilangan pelanggannya. Supply chain management

menjadi satu solusi terbaik untuk memperbaiki tingkat produktivitas antara

perusahaan-perusahaan yang berbeda.

3.1.2. Konsep Supply Chain Management

Definisi supply chain management merupakan serangkaian pendekatan

yang diterapkan untuk mengintegrasikan pemasok, pengusaha, gudang

(warehouse) dan tempat penyimpanan lainnya secara efisien sehingga produk

dihasilkan dan didistribusikan dengan kuantitas yang tepat dan waktu yang tepat

untuk memperkecil biaya dan memuaskan kebutuhan pelanggan (Simchi-Levi et

al, 1999 dalam Indrajit dan Richardus, 2002). Selain itu, supply chain

management merupakan kegiatan pengelolaan kegiatan-kegiatan dalam rangka

memperoleh bahan mentah tersebut menjadi barang dalam proses barang setengah

jadi dan kemudian mengirimkan produk tersebut ke konsumen melalui sistem

distribusi (Heizer dan Rander, 2004 dalam Siagan,2005). Definisi lain dari Supply

Page 37: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

22

cahain management adalah perencanaan, desain dan pengendalian terhadap aliran

informasi dan materi yang terdapat pada supply chain dalam rangka memenuhi

kebutuhan pelanggan dengan cara yang efisien saat ini dan untuk masa yang akan

datang (Schroder,2000 dalam Rangkuti, 2004). Jadi secara umum supply chain

management didefinisikan sebagai pendekatan sistem secara total untuk

mengelola seluruh aliran informasi, materi dan jasa mulai dari bahan baku yang

dipasok melalui pabrik, gudang sampai ke pelanggan (Chase, 1998 dalam

Rangkuti,2004).

Menurut Render dan Heizer (2001), Supply Chain Management adalah

mencakup keseluruhan interaksi antara supplier, perusahaan manufaktur,

distributor dan konsumen. Interaksi ini juga berkaitan dengan transportasi,

informasi penjadwalan, transfer kredit dan tunai, serta transfer bahan baku antara

pihak-pihak yang terlibat. Purnomo (2006), supply chain management merupakan

sekumpulan pendekatan yang digunakan untuk mengefisensikan integrasi

pemasok-pabikan-gudang-distributor-pengecer dalam memproduksi dan distribusi

pada kuantitas yang tepat, lokasi yang tepat, dan waktu yang tepat untuk

meminimalisasi seluruh biaya dan memenuhi kebutuhan tingkat konsumen.

Supply chain management menurut (Render dan Barry, 2001), merupakan

kegiatan pengolahan dalam memperoleh bahan mentah, barang dalam proses atau

barang setengah jadi dan, barang jadi yang kemudian barang tersebut dikirim

kepada konsumen melalui sistem distribusi. Pemikiran yang mendasari SCM

adalah pemfokusan pada pengurangan kebiasaan dan maksimisasi nilai pada rantai

pasokannya. Pengelolaan dalam rangka memperoleh bahan pakan dan pengadaan

DOC bibit termasuk didalalamnya aktivitas yang berhubungan dengan pengadaan

bahan baku dari supplier. Perusahaan sebagai konsumen bahan baku mempunyai

spesifikasi terhadap bahan baku yang dibelinya, spesifikasi tersebut berdasarkan

pertimbangan untuk tetap mempertahankan mutu dan harga produk yang

dihasilkan untuk mempertahankan kepuasan konsumen.

Perusahaan didalam menerapkan konsep SCM ini, sering menghadapi

masalah baik itu dari logistik, waktu dan masalah-masalah lain yang sering

dihadapi. Sehingga perusahaan harus berpikir bagaimana agar perusahaan tersebut

dapat mempertahankan eksistensi dan peningkatan efisiensi baik dari segi biaya,

Page 38: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

23

peningkatan laba dan peningkatan kualitas dan kuantitas dari produk yang

dipasarkan di dalam era persaingan saat ini. Hambatan- hambatan lain yang sering

terjadi didalam pendistribusi barang oleh perusahaan, misalnya terjadinya

kemacetan lalu lintas yang menyebabkan terjadinya keterlambatan didalam

penyampaian produk kepada konsumen sehingga merupakan salah satu aktivitas

yang tidak memberikan nilai terhadap produk yang dikirimkan.

Perusahaan-perusahaan lokal kadang menjadi pesaing utama dalam

perusahaan. Perusahaan lokal biasanya berusaha bersaing dengan harga, mereka

biasanya berusaha menjual produk dan harga murah, walaupun secara kualitas

mereka tidak terlalu memperhatikan masalah mutu suatu produk. Perusahaan

harus siaga didalam mengadapi masalah tersebut, maka konsep SCM ini memiliki

peran yang sangat penting dalam mendukung kinerja suatu perusahaan untuk

mencapai tujuan perusahaan. Diantaranya dengan peningkatan mutu dan

pelayanan yang baik kepada distibutor maupun penjualan langsung kepada

konsumen.

Berikut Gambar 2 merupakan contoh rangkaian supply chain management

pada perusahaan manufaktur menurut Chopra dan Meindl (2001).

Gambar 2. Rangkaian Supply Chain Management pada Perusahaan Manufaktur Sumber : Chopra dan Meindl, 2001.

Supply chain management terdiri atas tiga elemen yang saling terikat satu

sama lain, yaitu:

1. Struktur jaringan supply chain

Jaringan kerja anggota dan hubungan dengan anggota supply chain lainnya.

2. Proses bisnis supply chain

Aktivitas-aktivitas yang menghasilkan nilai keluaran tertentu bagi pelanggan.

Supplier Manufacturer Distributor Retailer Customer

Page 39: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

24

3. Komponen manajemen supply chain.

Variabel-variabel manajerial dimana proses bisnis disatukan dan disusun

sepanjang supply chain.

Pelaksanaan supply chain management meliputi pengenalan anggota

supp]y chain dengan siapa dia berhubungan, proses apa yang perlu dihubungkan

dengan tiap anggota inti dan, jenis penggabungan apa yang perlu diterapkan pada

setiap proses hubungan tersebut. Tujuannya adalah memaksimalkan persaingan

dan keuntungan bagi perusahaan dan seluruh anggotanya, termasuk pelanggan

akhir.

3.1.2.1. Siklus Pembelian (Procurement)

Kegiatan pengadaan bahan baku merupakan salah satu bagian dari jaringan

kerja supply chain management yang memerlukan penanganan khusus sehingga

diperoleh bahan baku yang bermutu baik, harga murah, jumlah sesuai kebutuhan,

dan pengiriman produk dengan waktu tepat dan terjadwal. Harga pembelian bahan

baku merupakan salah satu faktor penting yang akan berpengaruh terhadap input

produksi perusahaan didalam pengadaan bahan baku.PT Galur Prima Cobbindo

mengimpor bibit ayamnya dari luar negeri yaitu dari Amerika Serikat, sedangkan

pengadaan bahan baku pakan didatangkan dari PT Cargill Indonesia. Heizer dan

Render (2001), mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan pembelian adalah

suatu kegiatan pemerolehan bahan baku atau jasa sehingga memperoleh peluang

yang besar untuk pengurangan biaya dan peningkatan mutu margin kontribusi.

Siklus pengadaan bahan baku terjadi pada bagian produksi dengan

supplier yang mencakup seluruh proses yang dibutuhkan untuk memenuhi

ketersediaan bahan baku dalam proses produksinya.

Page 40: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

25

Gambar 3. Siklus Pengadaan Bahan Sumber: (Chopra dan Meindl, 2001)

Pada Gambar 3 dapat dilihat, bahwa pemesanan bahan baku yang

dilakukan oleh perusahaan adalah berdasarkan jadwal produksi dan kebutuhan

perusahaan akan bahan baku tersebut. Kemudian perusahaan mengirimkan

informasi pembelian kepada supplier untuk mengatur penjadwalan pengiriman

bahan baku yang dipesan hingga akhirnya bahan baku dapat diterima oleh

perusaahaan.

3.1.2.2. Proses Pengendalian Mutu

Suatu produk dibuat untuk memenuhi kebutuhan dalam berbagai kondisi

produksi sehingga keragaman mutu sangat mungkin terjadi. Keragaman mutu

pada komoditi hasil peternakan misalnya tergantung dari faktor kesehatan ternak,

makanan ternak, dan lingkungan ternak. Sifat mutu yang dinamis memerlukan

pendefinisian yang jelas mengenai karakteristik bahan baku agar dapat memenuhi

standar kebutuhan. Pendefinisian ini selanjutnya diimplementasikan dalam suatu

ukuran batas mutu yang akan memberikan kepuasan bagi semua pihak. Produk

atau bahan baku yang memiliki mutu di bawah garis batas mutu yang telah

ditetapkan disebut produk lewat mutu (off grade product). Bahan baku atau

produk yang sesuai dengan batas mutu disebut mutu minimal. Sedangkan untuk

mutu bahan baku yang berada di atas batas mutu akan terbagi pada kelas-kelas

mutu (grade).

Dalam arti yang luas mutu atau kualitas bersifat subyektif. Suatu barang

yang bermutu baik bagi seseorang, belum tentu bermutu menurut orang lain.

Sehingga perusahaan mencoba memberikan batasan yang dapat diterima oleh

Pesanan Berdasarkan Jadwal Produksi atau Kebutuhan Perusahan

Penerimaan Bahan Baku di perusahaan

Penanganan dan Pengiriman Bahan Baku

Penjadwalan Pengadaan dari Supplier

Page 41: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

26

kalangan yang berkepentingan. PT Galur Prima Cobbindo dalam memberikan

batasan stadar kualitas mutunya menggunakan ISO 9000.

Penentuan mutu akan dipengaruhi oleh unsur kriteria mutu. Segala sesuatu

yang ada pada komoditas, akan langsung mempengaruhi nilai pemuas atau nilai

manfaat pada komoditas tersebut. Secara umum mutu dapat dikelompokkan dalam

tiga kategori, yaitu: sifat mutu, parameter mutu, dan faktor mutu. Sifat mutu yaitu

sifat-sifat yang yang langsung dapat diamati, dianalisa, atau diukur dari bahan

baku atau produk. Sifat ini dapat diukur dengan dilihat secara langsung. Parameter

mutu adalah besaran yang mencirikan beberapa sifat umum mutu bibit, yang

diturunkan dari beberapa pengukuran sifat fisik. Faktor mutu adalah hal yang

tidak dapat diukur atau diamati secara langsung dari suatu komoditi atau bahan

tetapi mempunyai pengaruh langsung terhadap mutu.

Tidak semua unsur mutu dapat digunakan untuk mencirikan mutu bahan

baku atau produk dalam praktek pengendalian mutu. Praktek dalam pengendalian

mutu hubungannya dengan standarisasi dan pengkelasan mutu, hanya beberapa

unsur mutu yang digunakan. Unsur mutu dalam perusahaan pembibitan ini

membutuhkan tingkat ketelitian dan perhatian yang cukup besar oleh perusahaan,

tujuannya agar meningkatkan kualitas mutu produk perusahaan pembibitan

tersebut.

Kepentingan peningkatan mutu dalam suatu organisasi atau perusahaan

akan berdampak pada banyak hal, tidak hanya terhadap mutu produk yang akan

dihasilkan tetapi juga pada keseluruhan performa perusahaan itu sendiri. Konsep

ini terangkai sebagai suatu mata rantai yang digagas oleh Deming dikutip oleh

Rampersad (2001), dalam Gambar 4.

Ternyata tuntutan peningkatan mutu atau kualitas tidak hanya diharapkan

oleh konsumen, tetapi perusahaan sebagai penghasil produk juga merasakan

dampaknya. Jika pengendalian mutu dilakukan secara baik dalam suatu

perusahaan, maka perusahaan akan dapat meningkatkan tingkat efisiensi waktu,

kuantitas bahan, dan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk.

Page 42: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

27

Gambar 4. Deming Chain Reaction Sumber: Rampersad, (2001)

Proses pengendalian dan peningkatan mutu oleh perusahaan diantaranya

dengan menerapkan proses sanitasi sebelum masuk perusahaan baik itu terhadap

karyawan maupun tamu yang akan masuk kedalam perusahaan tersebut,

penyeleksian genetik, penyeleksian produk dan sebagainya. Kemudian yang

berhubungan dengan teknologi yang digunakan dalam kegiatan perusahaan,

diataranya untuk impor DOC (day old chick) dari Amerika dengan menggunakan

kapal yang dilengkapi pengaturan suhu, sehingga ayam tersebut merasa nyaman

dan tidak stress, serta fasilitas lain perusahaan memadai, diantaranya dengan

menggunakan mobil pengangkut ayam bibit, yang dilengkapi dengan pengatur

suhu, dengan demikian kualitas produk tersebut dapat terus terjaga.

3.1.2.3. Proses Pengendalian Harga

Dalam proses pengadaan bahan baku ada beberapa komponen biaya yang

diperhitungkan sehingga akan berpengaruh terhadap peningkatan biaya input

bahan baku. Komponen biaya yang diperhitungkan dalam proses pengadaan

Peningkatan Mutu/ Kualitas

Pengurangan biaya atas pengerjaan ulang, kesalahan yang lebih sedikit, keterlambatan dan penundaan yang lebih kecil dan penggunaan waktu dan

bahan yang efisien

Peningkatan Produktivitas

Meningkatkan kualitas yang lebih baik dan harga yang lebih rendah (kompetitif)

Bertahan di Persaingan Bisnis

Penyediaan lapangan kerja yang stabil dan membuka kesempatan kerja baru

Page 43: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

28

bahan baku tersebut adalah biaya inspeksi, biaya bongkar muat, biaya telepon dan

biaya administrasi.

Hermanto (1992), salah satu tujuan dari pokok akuntansi biaya adalah

untuk penentuan harga pokok produk dan rugi laba periodik. Mulyadi (1992),

mengemukakan bahwa dalam suatu perusahaan yang berproduksi secara massa,

informasi harga pokok produksi yang dihitung untuk jangka waktu tertentu yang

bermanfaat bagi manajemen untuk: (a) menentukan harga jual produk, (b)

memantau realisasi biaya produksi, (c) menghitung laba atau rugi periodik (d)

menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang

disajikan dalam neraca.

Hermanto (1992) mengemukakan dalam proses penentuan harga pokok

atau perhitungan biaya untuk melaksanakan suatu kegiatan disebut costing. Proses

itu sendiri harus dilakukan secara sistematis yang meliputi tahap-tahap, sebagai

berikut:

a) Penggolongan Biaya

Menurut Mulyadi (1992) biaya dapat digolongkan menurut : (1) objek

keluaran, (2) fungsi pokok dalam perusahaan, (3) hubungan dengan sesuatu yang

dibiayai, (4) perilaku biaya dalam hubungan dengan perubahan volume kegiatan.

Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan, dikelompokan

menjadi tiga kelompok yaitu: (1) biaya produksi, (2) biaya pemasaran, (3) dan

biaya administrasi umum.

Komponen-komponen biaya produksi serta unsur biaya yang perlu

diperhitungkan dalam masing-masing komponen biaya tersebut, diataranya.

1. Biaya Bahan

Biaya Bahan dapat digolongkan kedalam biaya bahan baku dan bahan

penolong. Biaya bahan baku meliputi harga pokok semua bahan yang dibutuhkan

untuk proses pertumbuhan bibit ayam nenek broiler (grand parent stock) tersebut

sehingga dengan mudah dilihat produk jadinya yaitu berupa ayam sebar (parent

stock) yang dijual kepada konsumen. Bahan baku diantaranya, bibit atau DOC

ayam nenek, bibit tersebut di impor langsung dari Amerika, bibit yang di impor

dari Amerika tersebut dikenal dengan nama great grand parent stock (GGPS).

Pakan merupakan salah satu bahan baku yang dibutuhkan dalam proses produksi,

Page 44: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

29

pasokan pakan tersebut diperoleh dari PT. Cargill Indonesia, perusahaan ini

menjadi pemasok kuat untuk perusahaan PT. Galur Prima, karena perusahaan

pembibitan ini hanya dipasok pakan dari satu perusahaan saja, maka ini menjadi

pertimbangan bagi perusahaan terhadap harga, apakah akan lebih menguntungkan

atau menjadikan masalah bagi perusahaan.

2. Biaya Tenaga Kerja

Salah satu elemen biaya produksi yang penting adalah biaya atau

pengorbanan yang terjadi dalam hubungannya dengan penggunaan jasa tenaga

kerja atau karyawan. Jasa tenaga kerja atau karyawan, baik berupa kegiatan fisik

maupun mental diperlukan untuk mengkonversikan bahan baku menjadi produk

akhir, dengan atau tanpa bantuan mesin-mesin produksi. Untuk jasa tenaga kerja

tersebut perusahaan harus membayar sejumlah biaya yang disebut dengan biaya

tenaga kerja. Sumber daya manusia berupa tenaga kerja yang dipergunakan pada

perusahaan ini, hampir semuanya mempergunakan tenaga kerja lokal, hal ini bisa

menjadi keuntungan juga bisa menjadi masalah untuk perusahaan, karena

terbentur kemampuan kualitas tenaga kerja lokal yang belum maksimal.

3. Biaya Overhead

Biaya overhead pada perusahaan PT Galur Prima Cobbindo ini merupakan

elemen biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja, terdiri dari

berbagai macam biaya dan semuanya tidak dapat ditelusuri secara langsung

kepada produk atau aktivitas lainnya dalam upaya perusahaan untuk

merealisasikan pendapatan. Biaya tersebut salah satunya adalah biaya upah

langsung, dan biaya dasar jam kerja mesin.

b) Pengumpulan Biaya Produksi

Menurut Mulyadi (1991), pada dasarnya kegiatan memproduksi suatu

produk dibagi menjadi dua macam yaitu memproduksi atas dasar pesanan dan

memproduksi secara masa atau berkelanjutan. Perusahaan menjual produknya

berupa bibit atau DOC ayam sebar, ayam tersebut berasal dari hasil penetasan

ayam nenek pada perusahaan peternakan ayam sebar tersebut berdasarkan atas

pesanan dari pihak luar.

Page 45: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

30

Biaya infeksi dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka melakukan

pengujian mutu bahan baku sebelum diterima oleh perusahaan. Komponen biaya

ini sifatnya mutlak diperhitungkan oleh perusahaan karena menyangkut

implementasi manajemen mutu total pada seluruh tahapan yang terlibat dalam

proses menghasilkan produk yang siap dipasarkan kepada konsumen. Biaya

bongkar muat merupakan salah satu komponen biaya yang mempengaruhi harga

input bahan baku baik itu DOC ataupun pakan ayam itu sendiri terhadap

peningkatan biaya input bahan baku.

Biaya telepon merupakan salah satu komponen biaya yang dikeluarkan

oleh perusahaan, diantaranya dalam proses pemesanan bahan baku, koordianasi

dengan kantor pusat, dan interaksi dengan perusahaan lain yang berfungsi sebagai

konsumen. Sedangkan biaya administrasi pembelian merupakan biaya yang

dikeluarkan untuk proses surat-menyurat yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam

proses pengadaan bahan baku.

3.1.2.4. Pengendalian Waktu

Pada sistem SCM sangat perlu diperhatikan mengenai masalah efisiensi

waktu. Analisis waktu merupakan segala tingkah laku perusahaan yang bertujuan

untuk mempelajari pelaksanaan selama penyelenggaraan proyek. Setiap kegiatan

dapat diterapkan skala prioritasnya dengan analisis waktu, sehingga apabila terjadi

perubahan waktu pelaksanaan kegiatan segera dapat diperkirakan sebab akibatnya

sehingga keputusan dapat segera diambil (Ali, 1995). Penetapan skala prioritas

atas kegiatan dalam suatu proyek, dilakukan analisis jaringan kerja terlebih

dahulu, bertujuan untuk membatu perusahaan dalam mengidentifikasi kegiatan

yang bersifat kritis dan tidak kritis dalam suatu proyek.

Manajemen waktu yang efektif adalah mampu menjawab permintaan

produk dari konsumen pada saat yang tepat (just in time). Proses pengerjaan

produk pesanan dari distributor dituntut secepat mungkin dengan perencanaan

sesuai dengan keperluan. Data yang telah ditabulasikan selanjutnya disiapkan

sesuai dengan keperluan pengolahan data. Pengolahan data yang dilakukan

dengan menggunakan Microsof Excel. Untuk data yang bersipat kualitatif yang

Page 46: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

31

berasal dari internal maupun eksternal perusahaan selanjutnya diolah dan

kemudian disajikan dalam bentuk deskriptif.

3.1.2.5. Konsep Critical Path Method

Menurut Sutomo (1997), critical path method adalah sebuah alat

managemen yang memungkinkan untuk lebih luas dan lengkap dalam

perencanaan dan pengawasan suatu proyek. Pada prinsipnya suatu proyek

merupakan kumpulan dari banyak aktivitas yang saling bergantungan.

Perencanaan sebuah kegiatan secara umum didefinisikan sebagai suatu rangkaian

kegiatan-kegiatan, yang mempunyai saat permulaan dan yang harus dilaksanakan

serta diselesaikan untuk mendapatkan suatu tujuan tertentu. Biasanya yang

dimaksudkan dengan tujuan tertentu merupakan sebuah ujung akhir, baik

dipandang logika maupun waktu. Untuk pengawasan suatu proyek, ada beberapa

faktor yang harus diperhatikan. Faktor-faktor tersebut adalah :

1. Rencana, yang harus berdasar pada pengertian yang teliti dan tepat pada

waktu, untuk menentukan kegiatan-kegiatan apa yang harus dilaksanakan atau

dikerjakan serta logika ketergantungan satu sama lain.

2. Waktu, baik yang mengenai masing-masing kegiatan maupun yang mengenai

proyek keseluruhan.

3. Sumber Daya, diantaranya sumberdaya manusia, equipment, dan material

yang diperlukan.

4. Biaya, mencakup seluruh biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan tersebut.

Menurut Johannes Supranto (1988), Critical Path Method merupakan

suatu teknik yang berguna untuk menyusun perencanaan, penjadwalan, dan

pengawasan atau pengontrolan proyek. CPM pada dasarnya merupakan metode

berorientasikan waktu, yang artinya bahwa metode tersebut akan berakhir dengan

penjadwalan waktu (a time schedule). CPM juga dinamakan teknik penjadwalan

proyek (project schedulling technique) yang terdiri dari tiga tahapan yaitu

perencanaan, penjadwalan, dan pengawasan.

Perkiraan waktu untuk aktivitas perusahaan ditentukan dengan diagram

jaringan kerja (Network) yang dinyatakan dengan anak gambar panah, dimulai

dari anak panah yang menunjukan kegiatan (activity) awal perusahaan hingga

Page 47: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

32

menunjukan kegiatan akhir perusahaan. Waktu kegiatan pelaksanaan setiap event

dalam jaringan kerja supply chain management diperhitungkan berdasarkan waktu

optimistis, realistis, waktu pesimis dan waktu rata-rata. Ilustrasi waktu dapat

dilihat pada Gambar 5 berikut ini.

X1

T1

X2

T2

Gambar 5. Ilustrasi Waktu Pelaksanaan Kegiatan Proyek

Menurut Levin (2000), critical path method merupakan suatu metode yang

digunakan untuk melakukan perencanaan dan pengawasan proyek yang sering

dipakai dalam berbagai sistem yang memiliki suatu jaringan kerja. CPM lebih

mementingkan konsep biaya dalam proses perencanaan dan pengawasan. Dalam

CPM ada dua waktu dan perkiraan biaya yang ditunjukan untuk tiap aktivitas

dalam jaringan kerja: yakni yang normal dan yang perpendekan. Perkiraan waktu

perpendekan adalah waktu yang dibutuhkan bila tidak ada biaya guna mengurangi

waktu proyek. Biaya perpendekan adalah biaya memacu pekerjaaan agar lebih

cepat selesai.

Iqbal (2004), mengemukakan bahwa critical path method adalah jalur

waktu terlama yang diperlukan dan merupakan waktu tersingkat untuk

menyelesaikan proyek. Kegiatan-kegiatan yang dilewati jalur kritis ini disebut

kegiatan kritis. Keterlambatan penyesuaian salah satu kegiatan pada jalur ini akan

mengakibatkan keterlambatan penyelesaian proyek.

i SPCi SPLi

j2 SPCj2 SPLj2

j1 SPCj1 SPLj1

Page 48: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

33

Lama suatu kegiatan dimulai saat awal kegiatan mulai dikerjakan sampai

dengan saat akhir dikerjakan. Ada dua faktor penentu lamanya suatu kegiatan,

yaitu faktor teknis dan non teknis. Faktor-faktor teknis tersebut adalah volume

pekerjaan, jumlah tenaga kerja, ruangan jam kerja perhari kerja, dan sebagainya.

Adapun faktor-faktor non teknis adalah banyaknya hari kerja perminggu,

banyaknya hari libur, banyaknya keadaan yang tidak memungkinkan

menyelenggarakan pekerjaan, dan sebagainya (Ali, 1995).

3.2. Kerangka Berpikir Operasional

Pertumbuhan di sektor agribisnis di Indonesia saat ini terus

memperlihatkan suatu peningkatan. Hal itu tidak terlepas dari peningkatan jumlah

kebutuhan oleh masyarakat akan komoditas agribisnis tersebut. Sehingga

menuntut perusahaan dan industri-industri yang ada agar dapat memenuhi

kebutuhan masyarakat.

Peningkatan jumlah permintaan akan sektor agribisnis ini merupakan suatu

indikator sebagai peluang dan sekaligus sebagai ancaman untuk perusahaan dalam

negeri. Dimana perusahaan dalam negeri harus bersaing dengan perusahaan luar

negeri didalam memenuhi tuntutan masyarakat Indonesia saat ini yang semakin

tinggi. Salah satu strategi yang perlu dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dalam

negeri dalam mengembangkan usahanya serta dalam bersaing dengan perusahaan

luar negeri, yaitu dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas mutu produk dan

perlu adanya perhatian yang lebih dari pemerintah. Strategi lainnya adalah dengan

melakukan kerja sama baik itu dengan perusahaan lokal maupun perusahaan luar

negeri yang bergerak dalam bidang sejenis, strategi maupun sistem tersebut juga

dapat diterapkan dalam sektor agribinis yaitu bidang peternakan, contohnya pada

perusahaan PT Galur Prima Cobbindo yang melakukan kerja sama dengan

perusahaan asing yaitu Cobbbindo yang berasal dari Amerika.

Perusahaan-perusahaan yang ada selalu berusaha untuk menghasilkan

suatu produk atau jasa dengan kualitas yang bermutu tinggi, harga yang lebih

murah dan dapat memberikan pelayanan yang cepat, untuk mecapai tujuan-tujuan

tersebut setiap perusahaan perlu berusaha meningkatkan kualitas kinerjannya dan

Page 49: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

34

terus-menerus melakukan perubahan dalam strategi bisnisnya sesuai dengan

tuntutan permintaan konsumen maupun perkembangan perusahaan.

Analisis kinerja supply chain management (SCM) dicoba dilakukan pada

perusahaan peternakan ini, tujuannya adalah yang pertama untuk melihat sejauh

mana tingkat efisiensi perusahaan dalam rangka meningkatkan efisiensi pada

seluruh jaringan supply yang terlibat, yang kedua dengan menggunakan analisis

kinerja SCM diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan kualitas serta kuantitas

produk perusahaan tersebut dengan memperhatikan faktor-faktor produksi

perusahaan mulai pengadaan bahan baku sampai pendistirbusian sautu produk.

Analisis pengendalian mutu bahan baku dilakukan berdasarkan suatu

kerangka pengendalian mutu bahan baku sebelum masuk keperusahaan. Ukuran

pengendalian mutu dilakukan secara kuantitatif berdasarkan supply bahan baku

seperti pakan dan DOC. Standar mutu merupakan salah satu bagian dalam

melakukan evaluasi terhadap pasokan bahan baku dari supplier. Standarisasi mutu

bahan baku pada PT Galur Prima Cobbindo dilakukan pada bibit DOC ayam

nenek broiler (GPS), sehingga menjadi salah satu bagian penting yang perlu

diperhatikan dalam pengadaan bahan baku, dan untuk melakukan proses analisis

mutu. Bahan baku yang dikirim dari supplier, dengan adanya standarisasi mutu

bahan baku dapat meningkatkan performance mutu produk yang dihasilkan.

Semua aktivitas tersebut dilakukan oleh PT Galur Prima Cobbindo untuk

memperoleh bahan baku yang memiliki nilai mutu yang baik.

Harga dan biaya pengadaan bahan baku pada proses pembelian,

merupakan komponen penting yang perlu diperhitungkan dalam menentukan

harga pokok bahan baku. Penghematan biaya pengadaan bahan baku akan

berpengaruh terhadap harga pokok bahan baku yang ditransfer oleh perusahaan

pada bagian produksi. Efisiensi pengadaan supply chain bahan baku merupakan

konsep baru yang bertujuan untuk meminimalkan biaya-biaya yang muncul pada

waktu pengadaan bahan baku. Biaya yang dikeluarkan pada saat pengadaan bahan

baku akan menjadi beban perusahaan, hal tersebut menjadi penentu harga output

yang dikeluarkan oleh perusahaan.

Analisis waktu mempelajari tingkah laku perusahaan selama kegiatan

pelaksanaan suatu aktivitas. Setiap kegiatan dapat ditetapkan skala prioritasnya

Page 50: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

35

dengan melakukan analisis waktu, sehingga apabila terjadi perubahan waktu

pelaksanaan kegiatan dapat ditanggulangi dan tidak mengganggu kegiatan

perusahaan lainnya. Langkah pertama sebelum melakukan analisis waktu adalah

melakukan indetifikasi kejadian-kejadian (event) yang terlibat dalam suatu

kegiatan, menentukan waktu pelaksanaan, melakukan analisis waktu (critical

network), dan kemudian melakukan analisis sumberdaya. Alat evaluasi yang

digunakan adalah critical path method, atau analisis waktu yang menggambarkan

suatu proyek atau aktivitas pada seluruh model jaringan kerja.

Pendistribusian yang dilakukan oleh PT Galur Prima Cobbindo yaitu

dengan langsung ke perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang pembibitan

ayam sebar yang sekaligus sebagai konsumen akhir. Rantai chain management

kemudian akan dilakukan analisis apakah kegiatan yang dilakukan oleh

perusahaan tersebut telah menguntungkan perusahaan atau sebaliknya akan

mengakibatkan penurunan penerimaan keuntungan perusahaan. Selain itu

penetasan merupakan bagian dari pendistribusian produk, dengan berdasarkan

pesanan saja. Tujuan yang diharapkan perusahaan adalah untuk meningkatkan

efisiensi distribusi. Produk sampingan perusahaan yang dijual kepada konsumen

oleh perusahaan yaitu ayam by product, kotoran ternak dan telur yang gagal tetas.

Page 51: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

36

Gambar 6. Kerangka Operasional Penelitian Permasalahan yang dihadapi Perusahaan

Lingkup Penelitian

Pemasok

Analisis Supply Chain Management

PT Galur Prima Cobbindo (GPS)

Analisis Jumlah

Analsis Pengadaan dan Pemasokan

Analisis Pengendalian Mutu

Analisis pengendalian harga

Analisis Waktu

Network Analysis

Analisis lintasan kritis

Penjadwalan Waktu Produksi

Ayam Pedaging broiler

Distribusi

Perusahaan Peternakan (PS)

1. Ketidaktepatan waktu dalam penerimaan input dan pendistribusian output

2. Keterbatasan wawasan SDM lokal 3. Metode penjadwalan kurang efektif

1. Efisiensi Distribusi 2. Efisiensi Biaya 3. Kepuasan Konsumen, dll.

Page 52: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

37

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian yang dilakukan mengenai “Kinerja Supply Chain Management”

pada komoditi ayam nenek broiler atau grand parent stock dilakukan di PT Galur

Prima Cobbindo yang terletak di Kecamatan Kalapanunggal, Kabupaten

Sukabumi, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive)

dengan pertimbangan perusahaan peternakan tersebut merupakan salah satu

perusahaan peternakan terbesar yang ada di Kabupaten Sukabumi dan menjadi

sentral perusahaan pembibitan ayam nenek di Sukabumi. Penelitian ini

dilaksanakan dari Bulan Maret sampai dengan Bulan Agustus 2008.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan dan wawancara langsung

dengan pihak-pihak yang berkompeten di PT Galur Prima Cobbindo, data juga

banyak diperoleh dari manajer umum, manajer ini hampir memegang semua tugas

mulai dari melakukan pengawasan kegiatan perusahaan, membuat penjadwalan

dan lain-lain. Data yang diambil akan dibatasi dan tidak dijelaskan secara rinci

karena ada sebagian data rahasia perusahaan yang tidak dapat dipublikasikan

secara umum, sehingga data yang diambil lebih difokuskan pada kegiatan

aktivitas perusahaan, mulai dari pengadaan bahan baku, penyaluran dan

pendistribusian produk output perusahaan dan, mutu serta kualitas produk

perusahaan tersebut secara global. Data primer meliputi data harga beli, harga jual

dan biaya-biaya yang dikeluarkan serta besarnya keuntungan yang diperoleh, baik

itu apabila dijual langsung perusahaan I atau perusahaan II serta mengenai

perbedaan harga dari pemasok.

Data sekunder diperoleh dari berbagai studi kepustakaan diantaranya,

Departemen Pertanian, Badan Pusat Statistika, Dinas Peternakan Tingkat II,

Internet, dan literatur lainnya yang relevan dengan penelitian ini.

Page 53: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

38

4.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini diantaranya

sebagai berikut:

1. Wawancara langsung (interview), yaitu tanya jawab antara peneliti dengan

pihak-pihak yang penting di PT Galur Prima Cobbindo antara lain pimpinan

organisasi, dan staf yang berkompeten. Serta untuk membandingkan data,

maka peneliti melakukan tanya jawab dengan pihak departemen lainnya,

seperti salah satunya yaitu satpam perusahaan yang menjaga pintu gerbang

perusahaan. Jumlah sample yang dilakukan berjumlah 30 orang yang

mewakili masing-masing departemen. Sedangkan untuk perusahaan supplier

dan perusahaan konsumen parent stock dilakukan dengan manajer terkait,

masing-masing satu orang.

2. Pengamatan (Observation), yaitu pemahaman, penghayatan dan penyimpulan

terhadap suatu gejala atau peristiwa yang terjadi pada objek penelitian, yang

berhubungan dengan PT Galur Prima Cobbindo.

4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan secara deskriptif dan kuantitatif. Pengolahan

data secara deskriptif dilakukan untuk menggambarkan keadaan umum

perusahaan dan mendeskripsikan mekanisme sistem pasokan dan penyaluran

output produk perusahaan tersebut. Pengolahan secara kuantitatif dilakukan untuk

menganalisa biaya pengadaan dan distribusi, persentase marjin dari beberapa

produk serta imbangan penerimaan terhadap biaya yang dikeluarkan. Data-data

tersebut kemudian ditabulasikan secara manual dengan menggunakan kalkulator

dan microsoft excell.

4.4.1. Analisis Mekanisme Pengadaan dan Pemasokan

Analisis mekanisme pengadaan dan pemasokan dilakukan secara

deskriptif. Mekanisme pengadaan dan pemasokan yang dilakukan perusahaan

untuk menjamin kesesuaian kualitas, kuantitas dan harga didukung oleh

pengadaan bahan baku dan pemasok produk ke pelanggan. Mekanisme pengadaan

bahan baku berkaitan dengan pemasok yang memposisikan perusahaan sebagai

Page 54: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

39

pembeli dan mekanisme pemasokan yang memposisikan perusahaan sebagai

penjual.

4.4.2. Analisis Mekanisme Pengendalian Mutu

Analisis supply chain management dari upstream perusahaan didalam

pengendalian mutu berupa analisis pengadaan bahan baku, seperti pakan dan bibit.

Analisis yang digunakan analisis deskriptif procurement meliputi deskripsi empat

aspek penting yaitu mutu, harga, jumlah, dan waktu. Ke empat faktor ini

merupakan bagian dari pengendali supply chain management dalam menghasilkan

produk berupa hasil penetasan dari ayam nenek broiler (grand parent stock) yaitu

ayam sebar (parent stock) yang mempunyai kualitas yang tinggi dan dengan harga

yang mampu bersaing dengan produk sejenis yang dihasilkan oleh perusahaan

lain.

Analisis pengendalian mutu lain yang dilakukan perusahaan antara lain

penyeleksian genetik, hasil output diperoleh dari persilangan induk ayam grand

parent stock berupa ayam parent stock yang diinginkan atau dipilih oleh

perusahaan, yang mempunyai kualitas mutu yang baik. Sehingga dalam

mendapatkan bibit terbaik dari seleksi yang dilakukan maka ayam yang tidak lulus

seleksi dipisahkan dan disebut ayam sampingan (by product).

Analisis mutu lain yang dilakukan dengan melakukan penyeleksian

melalui anatomi dan fisiologi. Penyeleksian ini dilakukan oleh perusahaan dengan

tujuan agar mendapatkan kualitas ayam parent stock yang sehat, baik dari segi

anatomi maupun fisiologinya. Karena akan mempengaruhi kepada kualitas

pertumbuhannya dan saat masa produktivitasnya.

Analisis pengendalian mutu lainya yaitu penyeleksian melalui manajemen

penetasan. Tahap pengendalian mutu ini termasuk penting karena akan

mempengaruhi daya tetas telur, sehingga telur-telur tersebut dapat menghasilkan

kualitas ayam DOC parent stock yang diinginkan perusahaan. Kualitas telur yang

akan ditetaskan dan didistribusikan, diantaranya ukuran telur harus sesuai dengan

standar ketentuan dari mesin penetas (hatchery), dimana ukuran telur tidak terlalu

besar maupun terlalu kecil dan mengalami serangkaian pengujian lainnya,

Page 55: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

40

pengendalian mutu lainya diataranya berat ayam parent stock yang akan

didistribusikan minimal 3,8 gr dan mata, sayap serta kaki normal.

4.4.3. Metode Analisis Harga

Metode analisis harga sangat berkaitan erat dengan faktor biaya dan

jadwal. Pengendalian biaya dapat dikelompokkan menjadi biaya pembelian, biaya

kantor, biaya pemeliharaan dan lainnya. Dalam melaksanakan aktivitasnya,

perusahaan, perlu memprioritaskan tentang pengeluran yang digunakan, hal ini

untuk mengurangi beban biaya yang didapatkan oleh perusahaan.

Biaya yang tidak terlalu memiliki atau mempengaruhi nilai tambah dapat

dihilangkan maupun disusutkan, yang berhubungan dengan pengadaan bahan

baku. Sehingga dapat mengurangi biaya pembelian bahan baku. Maka hubungan

yang akan terjadi adalah terdapat selisih antara harga beli aktual dan harga beli

dengan konsep SCM. Supply chain management bertujuan untuk melakukan

efisiensi distribusi pada perusahaan.

Biaya telepon dan biaya administrasi yang telah disusutkan, kemudian

dimasukan kedalam biaya pengadaan bahan baku, sehingga akan mengurangi

biaya pembelian bahan baku, dan akan didapatkan total biaya pembelian bahan

baku SCM yang baru.

4.4.4. Analisis Jaringan Kerja (Critical Path Method)

Model jaringan kerja bertujuan untuk menganalisis aktivitas kritis dari

suatu kegiatan atau proyek. Pendekatan jaringan kerja proses supply chain

management merupakan pendekatan analisis sistem, ini berarti bahwa langkah-

langkah analisis sistem perlu dilakukan dalam analisis jaringan kerja. Langkah-

langkah dari analisis sistem tersebut terdiri dari:

1. Penentuan ruang lingkup

Pada tahapan ini mengkaji dan mengidentifikasi lingkup proyek, menguraikan

atau memecahkannya menjadi kegiatan-kegiatan atau kelompok kegiatan yang

merupakan aktivitas perusahaan. Kemudian menentukan batasan dari

proyek/kegiatan, aktivitas-aktivitas yang termasuk dalam ruang lingkup

wewenang pengelolaan proyek, hubungan-hubungan dengan luar proyek yang

dapat dipengaruhi atau dikelola juga oleh pimpinan proyek, serta kondisi

Page 56: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

41

lingkungan yang tidak dapat dipengaruhi, tetapi bersifat menentukan terhadap

operasi proyek.

2. Project Breakdown

Pada tahap ini, bagian dari sistem perlu diuraikan dalam satuan-satuan sub sistem

yang wujudnya berupa kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk penyelesaian

proyek tersebut. Seberapa jauh tingkat detail dari uraian proyek itu mempunyai

hubungan erat dengan tahap berikutnya yaitu penaksiran atau penentuan waktu

pelaksanaan dari masing-masing aktivitas proyek.

3. Penentuan/ penaksiran waktu pelaksanaan aktivitas proyek

Setiap aktivitas proyek ditentukan waktu pelaksanaannya, berdasarkan

pengalaman, observasi, dan analisis.

4. Analisis waktu dari setiap kegiatan dalam proyek

Tahap ini memerlukan perhitungan-perhitungan waktu setiap kegiatan proyek,

penentuan dari kelonggaran yang dimiliki dari setai kegiatan. Salah satu hasil

penting dari setiap tahap ini yaitu penentuan lintasan kritis yang sekaligus

merupakan penentuan pelaksanaan proyek.

5. Optimasi

Tahap ini memerlukan analisis sumberdaya (tenaga kerja) biaya dari pelaksanaan

proyek, sehingga perlu diadakan evaluasi dari alternatif yang tersedia dengan

pelaksanaan jumlah tenaga kerja yang optimal.

Meurut Levin et al (1993), Untuk menentukan lintasan/jalur kritis suatu

proyek dilihat dari waktu terlama dari suatu lintasan proyek dan sifat kritis dari

suatu kegiatan. Formulasi sifat kritis kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:

SPCi = SPCj

SPCj = SPLj

SPCi + T = SPCj

SPLi + T = SPLj

Dimana :

T = Waktu kegiatan

SPCi = Saat paling cepat peristiwa awal

SPCj = Saat paling cepat peristiwa akhir

Page 57: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

42

SPLi = Saat paling lambat peristiwa awal

SPLj = Saat paling lambat peristiwa akhir

Perhitungan awal dan akhir kegiatan

Apabila terdapat lebih dari satu kegiatan yang menuju ke satu peristiwa

selesainya kegiatan-kegiatan tersebut, maka saat paling cepat peristiwa tersebut

adalah waktu paling cepat dari waktu kegiatan perusahaan.

1. Sebuah kegiatan menuju suatu kegiatan perusahaan

SPCi = SPCi + T

Dimana :

i = Peristiwa awal kegiatan y

j = Peristiwa akhir kegiatan y

2. Beberapa kegiatan menuju sebuah peristiwa

SPjn = (SPCin + Tn) maksimum

Dimana :

jn = Peristiwa akhir bersama dari semua kegiatan Xn

in = Peristiwa kegiatan Xn

SPCjn = Saat paling cepat peristiwa awal dari kegiatan Xn

SPCin = Saat paling cepat peristiwa akhir bersama dari kegiatan Xn

Skema penentuan saat penentuan paling cepat dan paling lambat beberapa

kegiatan dapat dilihat pada Gambar 7.

X1

T1

X2

T2

Gambar 7. Skema Penentuan Kegiatan Proyek Saat Paling Cepat dan Saat Paling Lambat Beberapa Kegiatan.

i1 SPCi1 SPLi1

i2 SPCi2 SPLi2

j SPCj SPLj

Page 58: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

43

Langkah selanjutnya adalah menentukan saat paling lambat setiap

kegiatan. Formula untuk menentukan saat paling lambat suatu peristiwa adalah

sebagai berikut :

1. Sebuah kegiatan keluar dari sebuah peristiwa

SPLi = SPLj – T

Dimana :

i = Peristiwa awal kegiatan x

j = Peristiwa akhir kegiatan x

X

T

Gambar 8. Skema Penentuan Kegiatan Proyek Saat Paling Cepat dan Saat Paling Lambat diluar Satu Kegiatan.

2. Beberapa kegiatan keluar dari sebuah peristiwa

SPLin = (SPLjn – Tn) minimum

Dimana :

SPLjn = Saat paling lambat peristiwa awal dari kegiatan xn

SPLin = Saat paling lambat peristiwa akhir dari kegiatan xn

Gambar 9. Skema Penentuan Kegiatan Proyek Saat Paling Cepat dan Saat Paling Lambat keluar dari Beberapa Kegiatan.

i SPCi SPLi

j2 SPCj2 SPLj2

j1 SPCj1 SPLj1

j SPCj SPLj

i SPCi SPLi

Page 59: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

44

Penentuan waktu tenggang kegiatan

Tenggang kegiatan (activitiy float) merupakan jangka waktu ukuran batas

toleransi keterlambatan setiap kegiatan. Dengan ukuran ini dapat diketahui

karakteristik pengaruh keterlambatan terhadap penyelenggaraan proyek dan

terhadap pola kebutuhan sumber daya.

Ada tiga tenggang waktu kegiatan, yaitu Total Float (TF), Free Float

(FF), dan Independent Float (IF). Rumus yang digunakan untuk perhitungan

tenggang waktu adalah sebagai berikut:

TF = SPLj – T – SPCi

FF = SPCj – T – SPCi

IF = SPCj – T – SPLi

Dimana :

TF = Total Float

FF = Free Float

IF = Independent Float

SPLi = Saat paling lambat peristiwa awal

SPLj = Saat paling lambat peristiwa akhir

SPCi = Saat paling cepat peristiwa awal

SPCj = Saat paling cepat peristiwa akhir

Penetuan kegiatan waktu tenggang (activity float) yaitu ketika aktivitas

perusahaan tersebut berada pada jalur kritis suatu jaringan kerja. Suatu kegiatan

yang termasuk kedalam jalur kritis, merupakan aktivitas kegiatan perusahaan yang

tidak memiliki waktu tenggang agar suatu aktivitas kegiatan dapat diundur

pelaksanaannya. Karena apabila aktivitas kegiatan perusahaan yang berada

didalam jalur kritis tersebut mengalami keterlambatan, maka akan mempengaruhi

aktivitas perusahaan berikutnya.

Page 60: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

45

BAB V. GAMBARAN UMUM PT GALUR PRIMA COBBINDO

5.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Perusahaan ini didirikan pada tahun 1992 dengan nama PT Subur Grup.

Perusahaan ini berkembang pesat, ketika sebelum terjadi krisis moneter

perusahaan ini merupakan perusahaan peternakan kedua terbesar di Indonesia.

Pendistribusian produk perusahaan ini selain di Indonesia, yaitu diekspor ke luar

negeri seperti ke negara Malaysia, Filipina, Singapura, Brunei Darusalam hingga

ke Bangladesh. Ketika terjadi krisis ekonomi di Indonesia pada tahun 1998, PT

Subur Grup yang memiliki divisi-divisi operasional, seperti divisi pembibitan

ayam broiler, pembibitan induk ayam, ayam petelur dan lain-lain ini, membentuk

perusahaan-perusahaan sendiri.

Pada tahun 1998 salah satu sub perusahaan yang bergerak di bidang

breeding dari PT Subur Grup, membentuk perusahaan peternakan sendiri dengan

nama PT Galur Prima Cobbindo. Dalam melakukan kegiatan aktivitasnya,

perusahaan ini melakukan mitra kerja dengan perusahaan Amerika dalam

pengadaan input bahan baku, berupa bibit induk DOC yaitu jenis Cobb 500. PT

Galur Prima Cobbindo ini bergerak dalam pembibitan ayam nenek broiler (grand

parent stock).

5.2. Visi dan Misi Perusahaan

Visi PT Galur Prima Cobbindo yaitu menjadi perusahaan breeding bibit

ayam nenek (grand parent stock) yang terbaik dan terbesar di Indonesia, dengan

senantiasa mengutamakan kepuasan konsumen, serta menjunjung tinggi

kepercayaan konsumen dan mitra kerja perusahaan. Sedangkan misi perusahaan

yaitu menjadi perusahaan yang mempunyai kualitas mutu terbaik dan peduli, baik

itu kepada konsumen maupun terhadap lingkungan sekitar, dan dilakukan secara

optimal sebagai wujud pertanggung jawaban kepada konsumen dan mitra kerja

perusahaan.

Page 61: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

46

5.3. Lokasi Perusahaan

Kantor pusat PT Galur Prima Cobbindo terletak di jalan Trocadereo No.

102, Koplek Ruko Palais de Europe Karawaci, Kabupaten Tanggerang 15811. PT

Galur Prima Cobbindo ini terletak di Jalan Raya Kalapanunggal, Desa Makasari,

Kecamatan Kalapanunggal, Kabupaten Sukabuni, Jawa Barat. Perusahaan ini,

jauh dari pemukiman penduduk dan pusat kota, karena peraturan pemerintah

mengenai ketentuan mendirikan peternakan ayam yang harus jauh dari

pemukiman penduduk, hal ini untuk mencegah bau serta sanitasi pada perusahaan.

Walaupun kondisi tersebut sedikit berpengaruh terhadap supply bahan baku

maupun pengiriman hasil produksinya.

Letak geografis PT Galur Prima Cobbindo berada pada ketinggian 570

meter di atas permukaan laut, dengan suhu tempat rata-rata sekitar 20-32 0C, luas

lahan sebesar ± 20 Ha, dan lokasi nya terdapat diantara dua pebukitan. Perbatasan

perusahaan sebelah Selatan dengan Desa Citiis, di bagian Utara dan bagian Timur

masih masuk kedalam Desa Makasari, pada bagian Barat berbatasan dengan Desa

Gunung Endut.

Jumlah kandang perusahaan sebanyak 14 kandang dengan kapasitas total

57.025 ekor parent, dan dilengkapi dengan sarana penetasan yang mampu

menetaskan maksimum 20.000 ekor parent. Parent dapat menetaskan 70.000

telur/ minggu, penunjang sarana lain berupa transportasi untuk mengangkut DOC

sebanyak 4 unit kendaraan colt diesel yang dilengkapi dengan pemanas suhu, agar

mengurangi resiko kematian DOC. Kapasitas listrik perusahaan ini 350 kpa

(tegangan menengah) dan juga perusahaan ini mempunyai dua sumur bor artesis.

5.4. Struktur Organisasi Perusahaan

Susunan organisasi PT Galur Prima Cobbindo terdiri dari manager farm

yang dibantu oleh bagian keuangan dan administrasi. Dalam melakukan aktivitas

perusahaan, manager farm memberikan tugasnya kepada hatcheri dan umum.

Untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan dibentuk struktur organisasi.

Struktur organisasi pada PT Galur Prima Cobbindo Sukabumi dapat dilihat pada

Lampiran 1.

Page 62: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

47

Sampai akhir bulan Februari tahun 2008 perusahaan memiliki 150 orang

karyawan yang ditempatkan dalam kegiatan produksi, distribusi, dan pemasaran

serta bagian administrasi dan umum. Tingkat pendidikan karyawan beraneka

ragam mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menegah

umum, dan sarjana. Jumlah karyawan untuk masing-masing bagian dapat dilihat

pada Tabel 7.

Tabel 7. Jumlah Karyawan PT Galur Prima Cobbindo Sukabumi Tahun 2008.

Bagian Jumlah (orang)

Manager Farm 1 Keuangan dan Administrasi 4 Hatcheri & Umum 1 Supervisor Kandang dan Hatcheri 2 Koordiansi Kandang dan Vaksinator 2 Pekerja Kandang 24 Bagian Seleksi Telur 2 Operator Hatcheri 13 Sexer & Vaksinator 4 Maintenance 6 Kebun 3 Sopir 9 Satpam 15 Kantin & Tukang Cuci 7 Jumlah Tenaga Kerja Lepas 57 Jumlah 150 Sumber : PT Galur Prima Cobbindo Sukabumi (2008).

Persentase tingkat pendidikan karyawan PT Galur Prima Cobbindo adalah sebagai berikut: Tabel 8. Tingkat Pendidikan Karyawan PT Galur Prima Cobbindo Sukabumi.

Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)

Sekolah Dasar 17 11,33 Sekolah Menengah Pertama 51 34 Sekolah Menengah Atas 78 52 Perguruan Tinggi 4 2,67

Total 150 100 Sumber : PT Galur Prima Cobbindo (2008).

Perusahaan dalam melakukan aktivitasnya mengalami kendala dalam

wawasan dan pengetahuan karyawan tentang cara memelihara ayam grand parent

stock. Pada Tabel 8, dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan karyawan yang masih

Page 63: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

48

cukup kurang, untuk tingkat sekolah dasar tingkat persentase pendidikan

karyawan mencapai 11,33%, tingkat persentase pendidikan sekolah menengah

pertama mencapai 34 %, dan tingkat persentase pendidikan sekolah menengah

umum sebesar 52 %, sedangkan untuk tingkat persentase pendidikan karyawan

dari perguruan tinggi, hanya sebesar 2,67 %. Sehingga perusahaan perlu

meningkatkan kualitas SDM tenaga kerjanya, salah satunya dengan melakukan

pelatihan terhadap karyawan-karyawannya.

Peranan pokok SDM dalam perusahaan peternakan adalah bertanggung

jawab dalam kelancaran usaha meliputi produksi, administrasi, dan keamanan

lingkungan sehingga mencapai tujuan yang diinginkan. Sumber daya manusia

merupakan salah satu sarana atau alat manajemen untuk mencapai tujuan usaha

peternakan ayam. Cara kerja di peternakan ayam sangat berbeda dengan cara kerja

di industri. Pada perusahaan peternakan ayam ini, karyawan tidak terikat dengan

waktu kerja karena yang dipelihara merupakan benda hidup, sehingga harus selalu

siaga jika sewaktu-waktu ada masalah. Karena itu, di unit usaha peternakan ayam

ada wadah yang mengorganisir semua anggota kerja, untuk mencapai

keseimbangan, serta untuk mencapai efisiensi dan efektifitas.

5.5. Produk PT Galur Prima Cobbindo Sukabumi.

Perusahaan peternakan PT Galur Prima Cobbindo ini lebih memfokuskan

produksi outputnya hanya didalam negeri saja. Karena konsumen dari luar negeri

tidak melakukan permintaan dan pemesanan lagi dari perusahaan ini sejak tahun

1998, dengan berbagai macam alasan, salah satunya karena konsumen luar negeri

menganggap perusahaan peternakan di Indonesia masih belum terbebas dari virus

flu burung serta kondisi ekonomi dalam negeri yang tidak stabil.

Perusahaan dalam menyalurkan produknya utamanya berupa bibit DOC

(day old chick) bibit ayam sebar (parent stock), melakukan penjualannya langsung

kepada perusahaan-perusahaan peternakan pembibitan ayam parent stock dengan

sistem berdasarkan pesanan. Selain itu, perusahaan menjual produk sampingan

lain kepada masyarakat, diataranya ayam by product, telur gagal masuk mesin

penetasan karena ukuran telurnya terlalu kecil maupun terlalu besar, pupuk yang

dijual ke petani setempat, ayam afkir dan sebagainya.

Page 64: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

49

Pada saat ini PT Galur Prima Cobbindo melakukan penjualan outputnya,

dengan memfokuskan pemenuhan permintaan perusahaan dalam negeri saja.

Konsumen tetap pada perusahaan ini yaitu perusahaan peternakan yang

memelihara ayam sebar (parent stock), diantaranya perusahaan breeder parent

stock yang terdapat di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Harga

parent stock yang dijual sebesar Rp 27.000,00,- per ekor.

Page 65: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

50

BAB VI. MEKANISME SCM PT GALUR PRIMA COBBINDO

6.1. Perusahaan Supplier PT Galur Prima Cobbindo

6.1.1. Cobbindo Amerika

Anggota supply chain meliputi semua perusahaan dan organisasi yang

berhubungan dengan perusahaan utama baik secara langsung maupun tidak

langsung melalui supplier atau pelanggannya dari point of origin hingga point of

consumption.

Dalam menjalankan aktivitasnya, PT Galur Prima Cobbindo dalam

pengadaan bahan baku seperti DOC, pakan, vaksin dan lainnya serta yang

berhubungan langsung dengan aktivitas perusahaan, tidak terlepas dari peran

supplier dan konsumennya yaitu berupa perusahaan pembibit parent stock.

Supplier bahan baku seperti bibit ayam induk DOC (day old chick) grand

parent stock, diimpor langsung dari Amerika Serikat yaitu perusahaan Cobbindo

dengan alamat Minneapolis, MN 55440. Jenis bibit DOC yang di impor, berupa

ayam nenek (Great Parent Stock) tipe Cobb 500 yang berumur sekitar 12 minggu.

Perusahaan dalam melakukan pengadaan baku melakukan pesanan kepada

supplier setiap satu bulan sekali. Untuk harga beli DOC bibit induk ayam nenek

adalah sebesar 22 USD atau sekitar Rp.202.400,- per ekor.

Kendala dalam mekanisme supply chainnya PT Galur Prima Cobbindo

adalah dalam pengadaan bahan baku DOC perusahaan terlalu tergantung terhadap

supplier ini, karena perusahaan Cobb Amerika merupakan supplier utama

perusahaan ini dalam pengadaan bahan baku bibit DOC ayam nenek (grand

parent stock). Sehingga apabila terjadi keterlambatan maka akan mempengaruhi

aktivitas perusahaan lainnya dalam menghasilkan outputnya. Walaupun saat ini

jarang terjadi keterlambatan tetapi perusahaan harus mencari solusi dan

mengantisipasi apabila nanti terjadi keterlambatan dalam pendistibusian

outputnya.

6.1.2. PT Cargill Indonesia

Dalam aktivitas pengadaan pakan perusahaan melakukan kerjasama

dengan PT Cargill Indonesia. Supply pakan dilakukan oleh PT Cargill Indonesia

Page 66: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

51

setiap satu bulan sekali. PT Cargil Indonesia berlokasi di Plaza Bapindo Tower

Citi Bank Lantai 23, Jalan Jendral Sudirman, Kav 54-55, Jakarta 12190.

PT Cargill Indonesia selain memproduksi pakan, juga memproduksi bibit

DOC broiler komersial. Salah satu konsumen tetapnya dari PT Cargill Indonesia

adalah PT Galur Prima Cobbindo. Setiap bulan PT Cargill Indonesia

mendistribusikan pakan ke PT Galur Prima Cobbindo sebesar 7000 kg, dengan

harga per kg adalah sebesar Rp 2.300,-.

Untuk bahan penolong seperti tempat pakan, biasanya perusahaan

mendatangkannya dari supplier ini. Tempat pakan dan minum yang dipergunakan

berupa automatic drinker dan automatic feeder. Untuk automatic feeder ukuran

lima kg perusahaan mempergunakannya untuk ayam produksi, sedangkan untuk

automatic feeder ukuran tujuh kg perusahaan mempergunakannya untuk ayam

jantan.

Bentuk pakan yang didatangkan biasanya berupa tepung (mash) diberikan

pada ayam hingga berumur dua minggu, butiran atau remah (crumble), dan

butiran panjang (pellet), dan biasanya diberikan pada ayam setelah berumur empat

minggu keatas.

Dalam melakukan kerja sama dengan PT Galur Prima Cobbindo, selain

pakan PT Cargil Indonesia juga melakukan kerja sama dalam pengadaan vaksin

dan obat-obatan. Untuk vaksin, biasanya perusahaan memesan vaksin marek’s,

Intermediet, fowl fox, ND lasota, Fungsinya untuk anti body bagi ayam bibit yang

baru menetas dari hatchery, jenis vaksin lain yaitu IBH 120 live, koksi, ND lasota,

IBD live, BD killed, ND-IB live, ND killed, IBD, ILT live, Fowl cholera live dan

lain-lain.

6.2. Perusahaan Konsumen dari PT Galur Prima Cobbindo

Pola supply chain PT Galur Prima Cobbindo dalam melakukan

pendistribusiannya, yaitu membangun mitra usaha dengan perusahaan pembibit

ayam parent stock. Pada pola kemitraan yang dilakukan oleh PT Galur Prima

Cobbindo, perusahaan hanya bermitra sebatas dalam pengadaan bibit DOC parent

stock saja, selebihnya perusahaan pembibit yang menyediakannya.

Page 67: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

52

PT Sielga Perkasa merupakan perusahaan pemelihara ayam parent stock

yang memproduksi bibit DOC breeder komersial, DOC breeder komersial

merupakan ayam yang dipelihara untuk dikembangkan dan diambil dagingnya

atau yang lebih dikenal dengan ayam pedaging. PT Sielga Perkasa memproduksi

ayam DOC broiler, per bulan sebanyak ± 100.000 ekor, dengan harga bibit DOC

perekor sebesar Rp.3000 hingga Rp 5000 perekor. PT Sielga Perkasa melakukan

mitra dengan PT Galur Prima Cobbindo dalam hal pengadaan bahan bakunya,

yaitu berupa ayam parent stock.

PT Sielga Perkasa merupakan perusahaan breeder parent stock yang

paling terdekat dengan PT Galur Prima Cobbindo. Lokasi PT Sielga Perkasa

terletak di JL. Pelabuhan No. 385, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Harga beli

DOC yang diperoleh dari PT Galur Prima Cobbindo sebesar Rp. 27.000 per ekor.

Per bulan PT Sielga Perkasa memesan bibit DOC PS pada PT Galur Prima

Cobbindo sebanyak 35.000 ekor.

Perusahaan lain yang merupakan konsumen dari PT Galur Prima

Cobbindo seperti PT Anwar Sierad, PT Charoen Pokphand, PT Wonokoyo Farm,

dan lain-lain. Konsumen dari PT Galur Prima Cobbindo dapat dilihat pada

Lampiran 5.

PT Galur Prima Cobbindo selain memproduksi ayam sebar atau parent

stock, juga menjual produk sampingan lain berupa pupuk, ayam by product, telur

yang tidak lulus seleksi dan lainnya. Perusahaan biasanya menjual pupuk tersebut

kepada para petani sekitar. Setiap minggu perusahaan menjual sisa limbah

kotorannya berupa pupuk sebanyak 300 sampai 700 ball perminggu, dengan harga

perball pupuk sebesar Rp 3000,- per ball. Biasanya para petani langsung datang

kepada perusahaan dengan membawanya sendiri, baik menggunakan kendaraan

pribadi berupa truk atau menyewa alat transportasi lainnya.

Sedangkan untuk ayam by product, perusahaan menjualnya ke PT Sido

Agung, harga jual ayam by product ini hampir sama dengan harga bibit DOC

ayam komersial, antara Rp 3000 sampai Rp 4500 perekor. Sedangkan untuk telur

yang gagal seleksi untuk ditetaskan, karena ukurannya terlalu besar maupun

bobotnya yang kurang memenuhi standar, biasanya perusahaan menjualnya

kepada masyarakat sekitar dengan harga Rp 7.000 per kg.

Page 68: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

53

Aliran rantai perusahaan, mulai dari supplier hingga kepada konsumen,

baik produk utama maupun sampingan saling berhubungan dalam aktivitas PT

Galur Prima Cobbindo. Mekanisme supply chain PT Galur Prima Cobbindo

dalam pengadaan bahan baku dan bahan penolong dapat dilihat pada Gambar 10..

Gambar 10. Skema Alur Supply Chain Grand Parent Stock PT Galur Prima Cobbindo.

6.3. Mekanisme Produksi Supply Chain Aktivitas Perusahaan.

Aktivitas transportasi bahan baku seperti transportasi pengadaan ayam

DOC grand parent stock, transportasi pengadaan pakan, transportasi pengadaan

pakan dan pengadaan obat dan vaksin merupakan salah satu aktivitas penting

perusahaan dalam melakukan aktivitas produksinya. Aktivitas ini mempengaruhi

aktivitas perusahaan selanjutnya, apabila terjadi keterlambatan supply bahan baku

akibat keterlambatan transportasi yang kurang baik, maka siklus produksi dan

aktivitas lain perusahaan yang berhubungan terhadap aktivitas produksi akan

mengalami keterlambatan.

Aktivitas berikutnya adalah kegiatan bongkar muat. Aktivitas tersebut

diantaranya melakukan pemindahaan dari kendaraan pengangkut ke kandang blok

A1. Untuk pakan, perusahaan melakukan pemindahaan ke gudang dan untuk obat

dan vaksin perusahaan meyimpannya di tempat obat dan vaksin. Pemeriksaan

ulang bahan baku berupa DOC GPS dilakukan setelah aktivitas bongkar muat.

Untuk pakan, obat dan vaksin dilakukan ditempat terpisah, selanjutnya perusahaan

Perusahaan pengadaan BB

PT Galur Prima Cobbindo

Konsumen Ayam Sebar

Konsumen Produk Sampingan

Page 69: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

54

melakukan pencatatan untuk DOC yang baru masuk, aktivitas tersebut yaitu

aktivitas penerimaan bahan baku.

Aktivitas selanjutnya adalah proses growing dan laying. Pada aktivitas ini

perusahaan mempunyai kegiatan yang membutuhkan perhatian lebih teliti,

aktivitas ini terdiri dari pemberian pakan dan pengontrolan berat badan untuk bibit

DOC, pengontrolan pemberian air minum, program pencahayaan (lighting

program). Kegiatan yang dilakukan diantaranya yaitu pencatatan laporan

(recording), konsumsi pakan, konsumsi air minum, sampel penimbangan dan

perhitungan tingkat keseragaman, serta kegiatan lainya berupa vaksinasi, tes

darah, dan program pengobatan.

Tahap selanjutnya pengambilan, penangan dan pengiriman telur ke

hatchery. Aktivitas penanganan telur tetas (hatching eggs) yaitu setelah telur

tersebut dikumpulkan secepat mungkin dilakukan fumigasi di ruang fumigasi

sebelum dikirim ke hatchery, Ruang fumigasi berfungsi untuk memfumigasi telur

tetas yang siap di setting atau yang akan disimpan di dalam ruang penyimpanan

telur (eggs holding atau cooling room). Fumigasi dilakukan dengan menggunakan

campuran formalin dan kalsium permanganat (PK). Perbandingan 40ml formalin

dan 20 gram PK untuk setiap 2,83ml dan proses fumigasi berlangsung selama 15-

20 menit. Kegiatan-kegiatan yang terkontrol dengan baik akan mempengaruhi

berat DOC yang dihasilkan. Aktivitas kegiatan perusahaan dapat dilihat pada

Gambar 9.

Tabel 9. Hubungan Berat Telur yang ditetaskan dengan Berat DOC.

Berat telur (gram per butir) Berat DOC (gram per DOC) 52,0 33,8 54,3 35,3 56,7 36,9 59,1 38,4 61,4 39,9 63,8 41,5 66,2 43,0

Sumber: Nort & Bell, Commercial Chicken Production Manual, New York, 1990.

Page 70: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

55

Transportasi pengadaan bahan baku

Bongkar muat

Pemeriksaan bahan baku

Penerimaan bahan baku

Proses growing

Proses pengambilan, penanganan, dan pengiriman telur ke hatchery

Setting telur tetas

Proses penyimpanan telur

Proses pull chick

Proses seleksi dan grading

Proses sexing dan vaksin

Proses pemotongan jari belakang

Proses distibusi

Proses pengepakan

Gambar 11. Mekanisme Produksi Supply Chain Aktivitas Perusahaan

13-18 Minggu

DOC (10 hari)

27-61 Minggu Proses laying

Page 71: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

56

BAB VII. ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

7.1. Analisis Procurement Ayam Nenek atau Grand Parent Stock

Kerangka analisis procurement bahan baku ayam nenek (grand parent

stock) meliputi aspek mutu, aspek jumlah, aspek harga dan aspek waktu. Analisis

ini sangat penting dilakukan, karena bertujuan untuk melakukan evaluasi secara

kontinue dan berkala kepada supplier sebagai pemasok untuk perusahaan ini, agar

didalam melakukan proses pengadaan bahan berjalan secara efektif serta efisien.

Salah satu tujuan dari supply chain management pada PT Galur Prima Cobbindo

adalah untuk memperoleh bahan baku dengan mutu yang baik, jumlah dan waktu

yang tepat serta harga yang bersaing, tujuannya untuk meningkatkan efisiensi

proses pengadaan bahan baku sehingga dapat menekan harga pokok produk untuk

dijual kepada perusahaan petenakan bibit ayam sebar atau parent stock sekaligus

sebagai konsumen akhir sehingga dapat meningkatkan pendapatan perusahaan.

PT Galur Prima Cobbindo melakukan pengadaan bahan baku, berupa

induk bibit DOC (day old chick) dan bahan baku lain seperti pakan, vaksin dan

lain-lain. Aspek mutu dilakukan dan dianalisis untuk mengukur mutu bahan baku

supplier. Untuk bahan baku PT Galur Prima Cobbindo di supply dari perusahaan

Amerika yaitu perusahaan Cobbindo, jenis bibit DOC yang dipilih oleh

perusahaan ini yaitu Cobb 500, karena jenis ayam ini mempunyai ukuran tubuh

besar, proporsi daging karkas tinggi, kerangka tulang kuat, cepat tumbuh dan

lebih tahan terhadap penyakit, sedangkan untuk pakan, vaksin dan obat-obat

dipasok dari PT Cargill Indonesia.

Aspek harga pada PT Galur Prima Cobbindo salah satunya berhubungan

dengan biaya. Komponen biaya berpengaruh terhadap harga pokok produk,

sehingga semakin rendah biaya pengadaan bahan baku maka perusahaan dapat

menekan biaya persatuan produk. Sedangkan untuk aspek jumlah berhubungan

dengan jumlah permintaan produk dari perusahaan breeding parent stock (PS)

sekaligus sebagai konsumen akhir perusahaan ini, selain itu untuk menganalisis

didalam menentukan kelayakan supplier dalam pengadaan bahan baku.

Hasil dari analisis procurement ayam nenek atau grand parent stock,

merupakan langkah awal dalam mengevaluasi supplier sebagai pemasok bahan

Page 72: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

57

baku perusahaan ini didalam meningkatkan kemampuan proses pengadaan bahan

baku perusahaan yang efektif dan efisien. Perusahaan saat ini belum menerapkan

konsep supply chain management, sehingga diharapkan dengan konsep ini dapat

meningkatkan kinerja perusahaan.

7.1.1. Analisis Mutu Ayam Nenek (Grand Parent Stock)

Perkembangan teknik pembibitan sejalan dengan perbaikan mutu genetik

yang dilakukan oleh para ahli genetik. Catatan individu ayam merupakan dasar

untuk membentuk strain ayam yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Contohnya, strain ayam yang menghasilkan produksi telur dan tingkat efisien

pakan yang tinggi. Perubahan pada pembibitan ayam broiler (pedaging) dilakukan

dengan cara memuliabiakan secara teratur terhadap ayam bibit (breed) yang

berbeda, setiap jenis memiliki keunggulan sifat yang berbeda seperti pertumbuhan

cepat, produksi telur tinggi, efisiensi pakan tinggi, dan tahan terhadap penyakit.

Sifat yang unggul ini akan digabungkan menjadi satu dalam satu galur melalui

program seleksi dalam breed dan menyilangkannya.

Perusahaan untuk mendapatkan kualitas mutu yang baik, melakukan

penyeleksian terhadap input serta output DOC yang dihasilkan, secara tepat dan

teliti. Tahap-tahap penyeleksian melalui persilangan genetik oleh perusahaan,

menyeleksi anatomi dan fisiologi ayam grand parent stock, periode pertumbuhan,

periode bertelur, manajemen penetasan. Tahapan-tahapan tersebut bertujuan untuk

menghasilkan produk output berupa parent stock yang bermutu tinggi sehingga

konsumen akan merasa terjamin akan kualitas mutu yang ditawarkan dan loyal

terhadap perusahaan.

7.1.1.1. Tahap Seleksi Persilangan Genetika

PT Galur Prima Cobbindo melakukan penyeleksian genetik dalam

menghasilkan produk outputnya. Tujuannya agar mendapatkan kualitas mutu yang

baik dengan biaya yang tidak terlalu besar, sehingga konsumen tetap loyal

terhadap perusahaan sehingga akan berpengaruh pada peningkatan pendapatan

perusahaan akan meningkat. Perusahaan memilih jenis ayam ini karena memiliki

keunggulan yang lebih baik dibandingkan dengan jenis ayam lainnya, seperti jenis

Page 73: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

58

Cobb dan Hybro PN, keunggulan ayam nenek (grand parent stock) dapat dilihat

pada Tabel 10 dibawah ini.

Tabel 10. Contoh Performa Ayam Broiler Breeder (Grand Parent Stock).

Ayam Breeder Keterangan Cobb Cobb 500 Hybro PN

Umur apkir Minggu 60 65 65 Umur (5-10) % Produksi Minggu 24 24 23 Total telur/ induk betina (hen housed) Butir 158 174 182,7 Telur tetas/ induk betina (min 50 gram)

Butir 149 164 171,2

Daya tetas tertinggi % 90 90 88 Daya tetas rata-rata % 84 84 80,9 DOC / induk Ekor 128 140 138,5 Pakan selama produksi Kg 42 45 49,8 Persen daya hidup % 90-92 90-92 90-92 Berat induk 24 minggu Kg 2,84 2,84 2,71 Berat induk saat appkir Kg 3,56 3,58 3,72

Sumber : Diolah dari Cobb 500 Breeder Management Guide, 2003 dan Hybro PN Technical Information on PN Breeders

Pemilihan bibit DOC ayam nenek (GPS) jenis Cobb 500 oleh PT Galur

Prima Cobbindo, karena jenis ayam ini memiliki keunggulan tersendiri

dibandingan jenis ayam nenek (GPS) lainnya. Keunggulan yang dimiliki ayam

nenek tersebut diantaranya umur apkir ayam hingga mencapai umur 65 minggu,

daya tetas tinggi hingga 90%, induk dapat menetaskan telur sekitar 140 ekor

selama satu siklus produksi, dan lain-lain.

Perusahaan melakukan penyeleksian genetik untuk mendapatkan jalur

ayam jantan dan betina yang terseleksi yang mempunyai kualitas baik. Male line

(jalur jantan) terdiri dari ayam jantan (male line male) dan ayam betina (male line

female). Jalur ini khusus untuk memproduksi ayam jantan parent stock. Ayam

betina yang dihasilkan dari jalur ini di anggap by product. Female line (jalur

betina) terdiri dari ayam jantan (female line male) dan ayam betina (female line

female). Jalur ini khusus untuk memproduksi ayam betina parent stock. Waktu

yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam melakukan sexing adalah 4-5 jam

Tipe ayam yang dihasilkan (breeder) diperoleh dari ayam induk yang telah

terseleksi dan umumnya telah memiliki merk dagang tersendiri. Secara garis

besar, skema pembibitan (breeding) pada perusahaan supplier pemasok bibit DOC

dan perusahaan PT Galur Prima Cobbindo sebagai perusahaan penghasil ayam

Page 74: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

59

sebar (parent stock) hingga ke perusahaan pemelihara ayam komersial, dapat

dilihat pada Gambar berikut.

Gambar 12. Penyeleksian Genetik PT Galur Prima Cobbindo. Sukabumi.

Ayam jantan yang dihasilkan dari jalur female line dianggap produk ayam

sampingan atau by product atau tidak dilakukan pemeliharaan, karena by product

ini tidak mempunyai kualitas genetik yang baik untuk dipelihara dan dijadikan

sebagai induk. ayam by product dijual oleh perusahaan kepada PT Sido Agung,

perusahaan ini hanya memelihara ayam by product ini untuk dibesarkan dan

diambil dagingnya saja, jumlah DOC by product yang di jual PT Galur Prima

Cobbindo kepada PT Sido Agung untuk bulan Maret 2008 sebesar 13.650 ekor.

Data mengenai jumlah pasokan ayam by product yang di lakukan oleh PT Galur

Prima Cobbindo kepada PT Sido Agung dapat di lihat pada Tabel 11.

Pada Tabel 11 dapat dilihat, bahwa pengendalian ayam by product atau

ayam yang tidak untuk dibudidayakan sebagai bibit cenderung stabil dari bulan

Maret 2007 hingga bulan Maret 2008. Perusahaan melakukan penyeleksian output

diantaranya pemisahan ayam produksi dan ayam by product, tujuannya untuk

Great Grand Parent

B ♂

B ♀

C ♂

C ♀

D ♂

D ♀

Grand Parent Stock

A ♂

B ♀

A ♂ A ♀

C ♂

D ♀

Female line Male

line

AB ♂

CD ♀

Parents Stock

Commercial

ABCD ♂

ABCD ♀

Pure Lines

Page 75: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

60

mempertahankan kualitas mutu dari perusahaaan ini sendiri dan supaya dapat

mempertahankan kepercayaan dari konsumen yaitu perusahaan pemelihara ayam

parent stock.

Tabel 11. Data Pasokan Ayam by product oleh PT Galur Prima Cobbindo kepada PT Sido Agung Maret 2007-Maret 2008.

No Keterangan Jumlah (ekor)

1 Maret 2007 13.710 2 April 2007 13.500 3 Mei 2007 13.710 4 Juni 2007 13.620 5 Juli 2007 13.710 6 Agustus 2007 13.800 7 September 2007 13.500 8 Oktober 2007 13.680 9 November 2007 13.530 10 Desember 2007 13.740 11 Januari 2008 13.680 12 Februari 2008 13.200 13 Maret 2008 13.650

Sumber : PT Galur Prima Cobbindo Mei 2008*.

7.1.1.2. Penyeleksian Melalui Anatomi dan Fisiologi

Salah satu cara perusahaan dalam menjaga kualitas mutunya sebelum

mendistribusikan produk outputnya berupa ayam sebar atau parent stock

diataranya melakukan penyeleksian anatomi dan fisiologi ayam baik ayam GPS

(grand parent stock) sebagai input yang dipelihara maupun output dari perusahaan

ini yaitu ayam PS (parent stock). Salah satu cara penyeleksian yang dilakukan,

dengan melihat rangka ayam nenek yang dipilih, dimana ayam GPS tersebut harus

mempunyai tulang kepala yang baik, tulang sayap, tulang kaki dan tulang

belakang yang kuat. Tujuan perusahaan melihat dari rangka ayam tersebut karena

berfungsi menjaga bentuk tubuh, menyangga daging, melindungi organ vital, dan

sebagai alat gerak ayam itu sendiri. sehingga kualitas mutu outputnya bisa

terjamin, biasanya jumlah ayam yang tidak lolos dari penyeleksian ini relative

kecil ± 0,1 % dan ayam yang tidak lolos bisanya dijual kepada masyarakat sekitar

untuk dipelihara dan di ambil dagingnya saja..

Page 76: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

61

Ayam jantan yang dipelihara oleh PT Galur Prima Cobbindo dipelihara

dalam satu kandang dan dipelihara pada kandang D1 dan D2, Peta kandang dapat

dilihat pada Lampiran. Walaupun di tempatkan dalam satu kandang tetapi

dilakukan skat, dan dipelihara secara terpisah didalam kandang sendiri karena

agar tidak mengganggu pertumbuhan otot kaki, terutama sistem persendiannya.

Pakan yang diberikan adalah pakan khusus pejantan dengan kandungan protein

yang lebih tinggi dari ayam betina, tujuannya agar pembentukan kerangka tubuh

(frame size) berjalan dengan baik. Jumlah biaya pakan per hari yang dikeluarkan

oleh perusahaan untuk ayam jantan per ekor adalah sebesar Rp 100.000.

sedangkan jumlah ayam jantan sebanyak 5730 ekor.

7.1.1.3. Penyeksian Melalui Manajemen Penetasan.

Keberhasilan usaha pembibitan ayam (breeding) ditentukan oleh

keberhasilan dalam memanage breeding farm dan hatchery. Tujuan dari

penyeleksian melalui manajemen penetasan untuk menghasilkan DOC

berkualitas. Day old chick (DOC) yang berkualitas berawal dari telur tetas yang

dihasilkan dari breeding farm yang dikelola dengan standar manajemen

pemeliharaan yang baik, bebas dari penyakit, serta penanganan telur tetas yang

sesuai dengan prosedur yang ditentukan.

Keberhasilan pada unit penetasan (hatchery) ditentukan oleh persentase

daya tetas (hatchability) atau persentase jumlah telur yang menetas dari total telur

yang ditetaskan (setting). Jumlah telur yang dihasilkan perhari sebanyak 6055

telur, dengan jumlah telur yang berhasil ditetaskan sebanyak 5005 telur perhari

dan jumlah telur yang gagal tetas sebanyak 1050 telur sehingga keberhasilan unit

penetasan 82,7%. Hatchability banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor yang

disebabkan oleh breeding farm dan faktor yang disebabkan oleh hatchery.

Hatchery yang di gunakan oleh PT Galur Prima Cobbindo merupakan

hatchery yang berukuran sedang yang memiliki kapasitas mesin yang bisa

menampung maksimum sebanyak 20.000 telur. Dengan hatchery yang dimiliki

oleh PT Galur Prima Cobbindo yang mempunyai kapasitas maksimum 20.000

butir telur tersebut, perusahaan kurang efektif dalam pemanfaatan efektifitas

mesin tersebut, karena perusahaan rata-rata mempergunakan mesin tersebut

Page 77: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

62

sebanyak 10.000 telur. Alternatif yang bisa dilakukan perusahaan, dengan

menambah jumlah ayam dan kandang dengan lahan yang tersedia sehingga telur

yang dihasilkan akan meningkat, dengan begitu salah satu permasalahan karena

keterlambatan pengiriman kepada konsumen akibat dari keterlambatan dalam

penetasan dapat di minimumkan dan akan meningkatkan profit dari perusahaan.

Salah satu tujuan supply chain manajement dalam meningkatkan loyalitas

konsumen diantaranya meningkatkan pelayanan, yang berhubungan dengan

masalah mutu dengan suppliernya, dalam pengadaan bahan baku baik DOC

maupun pakan, dan lainnya. Dalam aktivitas penerimaan bahan baku berupa DOC

ayam GPS, PT Galur Prima Cobbindo melakukan hubungan dengan Cobb

Amerika dan kerja sama dengan PT Cargill Indonesia dalam pengadaan bahan

baku. Dalam kerja sama tersebut terdapat kesepakatan atau perjanjian, yaitu

apabila barang yang diterima mengalami kerusakan (kematian atau cacat) lebih

dari 4 %, maka Cobb Amerika sebagai perusahaan pemasok akan mengganti

kerusakan tersebut tetapi bila jumlah kerusakan yang diterima kurang dari 4 %

maka PT Galur Prima Cobbindo sebagai konsumen tidak mendapat ganti rugi atas

kerusakan tersebut. Selama periode tahun 2007, perusahaan belum mendapatkan

bahan baku dari supplier dalam keadaan rusak sehingga kerja sama perusahaan

dalam pengadaan bahan baku masih berjalan dengan baik.

7.1.2. Analisis Harga

Mekanisme penetapan harga jual produk output berupa ayam parent stock,

berdasarkan total biaya produksi dengan jumlah output atau produk yang

dihasilkan. Semakin tinggi harga bahan baku atau biaya lainnya yang

berhubungan dengan aktivitas perusahaan, maka mengakibatkan total biaya

produksi akan menjadi naik, sehingga harga jual menjadi naik. Untuk periode

2007 perusahaan menjual outputnya ke konsumen-konsumen yang berada di

Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi dengan harga Rp 27.000.

Untuk periode Desember 2007 perusahaan menjual ayam parent stock

sebanyak 136.500 ekor, dan total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah

sebesar Rp.1.582.477.450 sehingga harga jual ayam parent stock tersebut sebesar

Rp.11.593,2 sedangkan perusahaan menjual ayam parent stock sebesar Rp.27.000

Page 78: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

63

per ekor, sehingga perkiraan keuntungan kotor perusahaan ± Rp.15.406,8 per

ekor.

Harga bahan baku dalam aktivitas procurement merupakan salah satu

komponen penting karena akan berpengaruh terhadap harga pokok produk. Harga

pokok bahan baku pada umumnya dipengaruhi oleh komponen biaya pengadaan

seperti biaya material, biaya bongkar muat, biaya administrasi dan biaya telepon.

Komponen dari biaya-biaya tersebut dibebankan kepada harga pokok bahan baku

sehingga dapat meningkatkan harga pokok unit bahan baku.

Salah satu tujuan atau hasil dari hasil proses SCM ini yaitu pengiriman

tepat waktu dan benar serta membuat kontak hubungan secara efisien (Miranda,

2006). Tidak terlepas dari biaya, komponen-komponen biaya tersebut pada

dasarnya masih bisa ditekan dengan menghilangkan komponen biaya yang tidak

memberikan nilai tambah pada bahan baku (non value added cost) misalnya biaya

telepon dan biaya administrasi. Berdasarkan konsep supply chain management,

biaya pengadaan bahan baku pada dasarnya hanya akan menambah harga pokok

input. Biaya telepon dapat dihilangkan dengan cara tidak melakukan pemesanan

bahan baku pada setiap bulan tetapi dilakukan pada awal kontrak kerja sama. Pada

awal kontrak kerja sama dengan supplier PT Galur Prima Cobbindo membuat

ketentuan tentang sistem pasokan bahan baku seperti DOC dan pakan.

Diantaranya dengan menentukan jumlah pasokan bahan baku untuk periode satu

bulan atau bahkan satu tahun, kemudian menentukan aspek mutu bahan baku yang

menjadi standar penerimaan di PT Galur Prima Cobbindo, serta menentukan harga

baku tetap sehingga dapat menurangi fluktuasi harga pembelian bahan baku.

Dengan adanya perjanjian jumlah, harga dan mutu bahan baku serta waktu

pasokan susu segar pada awal kontrak, perusahaan dapat mengurangi biaya

interaksi dengan supplier sehingga komponen biaya-biaya pemesanan dapat

dihilangkan. Namun demikian ada sejumlah biaya yang tidak dapat dihilangkan

dalam proses pengadaan bahan baku diataranya adalah biaya inspeksi dan biaya

bongkar muat. Biaya inspeksi diperlukan karena berhubungan dengan

implementasi manajemen mutu untuk mengasilkan output berupa DOC ayam

parent stock yang mempunyai kualitas baik. Begitu juga dengan biaya

pemindahan bahan baku dari truk pakan ke gudang, atau mobil pengangkut ke

Page 79: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

64

kandang yang ada dilokasi perusahaan, semua itu tidak mungkin dihilangkan

karena berkaitan dengan sarana transportasi yang digunakan.

Analisis procurement supply chain cost dilakukan pada pembelian bahan

baku yaitu bibit DOC GPS dan pakan ternak, hasil analisis tersebut menunjukan

bahwa nilai pembelian aktual bahan baku lebih tinggi dibandingkan dengan nilai

pembelian dengan implementasi procurement supply chain cost. Harga aktual

untuk bahan baku bibit DOC GPS untuk bulan Januari 2007 adalah sebesar

Rp.202.300 per ekor sedangkan harga SCM adalah sebesar Rp.202.143 per ekor,

untuk harga aktual bahan baku pakan untuk bulan Januari sebesar Rp.2.250/kg

sedangkan berdasarkan harga SCM adalah sebesar Rp.2.184/kg. Rata-rata selisih

harga pembelian bahan baku setelah adanya implementasi procurement supply

chain cost untuk bahan baku bibit DOC GPS adalah sebesar Rp.157 per ekor, dan

untuk bahan baku pakan adalah sebesar Rp.66 per kg. Dengan melihat analisis

tersebut harga pembelian bahan baku aktual jauh lebih tinggi dibandingkan

dengan harga berdasarkan implementasi procurement supply cost, hal tersebut

secara langsung akan berpengaruh terhadap biaya input dalam proses produksi

output pada perusahaan ini.

Tabel 12. Hasil Analisis Harga Pembelian Bahan Baku bibit DOC GPS Periode Bulan Januari hingga Desember 2007.

Jumlah (kg) Harga (Rp/ekor) Total (Rp)

Bulan Aktual SCM Aktual SCM Aktual SCM

Januari 7000 7000 202300 202143 1416100000 1415001000 February 7000 7000 202300 202143 1416100000 1415001000 Maret 7000 7000 205700 205543 1439900000 1438801000 April 7000 7000 204820 204663 1433740000 1432641000 Mei 7000 7000 203720 203563 1426040000 1424941000 Juni 7000 7000 201300 201143 1409100000 1408001000 Juli 7000 7000 201740 201583 1412180000 1411081000 Agustus 7000 7000 202180 202023 1415260000 1414161000 September 7000 7000 202290 202133 1416030000 1414931000 Oktober 7000 7000 203940 203783 1427580000 1426481000 November 7000 7000 205040 204883 1435280000 1434181000 Desember 7000 7000 202400 202243 1416800000 1415701000 Total 17064110000 17050922000 Harga Pembelian 13188000

Page 80: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

65

Perusahaan dalam satu tahun dapat melakukan penghematan biaya

pembelian bahan baku bibit DOC GPS sebesar Rp.13.188.000.00,- penghematan

lain yang harus dilakukan perusahaan yaitu pada pembelian bahan baku pakan.

Berikut Tabel analisis harga pembelian bahan baku pakan.

Tabel 13. Hasil Analisis Harga Pembelian Bahan Baku Pakan Periode Bulan Januari hingga Desember 2008.

Jumlah (kg) Harga (Rp/Kg) Total (Rp)

Bulan Aktual SCM Aktual SCM Aktual SCM

Januari 16667 16667 2250 2184 37500750 36400728

February 16667 16667 2200 2134 36667400 35567378

Maret 16667 16667 2200 2134 36667400 35567378

April 16667 16667 2200 2134 36667400 35567378

Mei 16667 16667 2200 2134 36667400 35567378

Juni 16667 16667 2200 2134 36667400 35567378

Juli 16667 16667 2200 2134 36667400 35567378

Agustus 16667 16667 2250 2184 37500750 36400728

September 16667 16667 2250 2184 37500750 36400728

Oktober 16667 16667 2250 2184 37500750 36400728

November 16667 16667 2300 2234 38334100 37234078

Desember 16667 16667 2300 2234 38334100 37234078

Total 446675600 433475336

Harga Pembelian 13200264

Sedangkan untuk pembelian biaya pakan, perusahaan dalam satu tahun

dapat melakukan penghematan sebesar Rp.13.200.264.00,-. Sehinggga total

penghematan biaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam melakukan

pembelian bahan baku bibit DOC GPS dan pembelian bahan baku pakan yaitu

sebesar Rp.26.388.264.00,-. Analisis penghematan yang dilakukan oleh

perusahaan ini menjadi tolak ukur kinerja manajemen procurement bahan baku

perusahaan, sehingga dapat menekan harga input bahan baku yaitu bibit DOC

GPS dan pakan pada tingkat level harga yang lebih rendah.

7.1.3. Analisis Deskripsi Jumlah

Salah satu tujuan atau hasil yang diharapkan dari proses supply chain

management diantaranya adalah mengatur hubungan supplier. Sehingga quick

response dan perbaikan berkesinambungan dapat berjalan lancar, pesanan tepat

Page 81: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

66

waktu dan benar, serta minimasi waktu siklus ketersediaan retur (return to

avaible) tidak terlepas dari peran perusahaan didalam mengatur jumlah input

maupun output yang ada pada perusahaan.

PT Galur Prima Cobbindo sebagai perusahaan farm breeding grand parent

stock tidak terlepas hubungannya dengan jumlah pasokan bahan baku yang

diterima dari supplier. Bibit DOC GPS merupakan salah satu bahan baku yang

harus disiapkan oleh perusahaan, bibit DOC yang dipilih oleh perusahaan berumur

sekitar 12 minggu keatas. Sedangkan untuk kapasitas kandang bibit DOC GPS

yang baru diterima oleh perusahaan kapasitas kandangnya berjumlah 8000 ekor.

Pasokan bahan baku yang diterima oleh perusahaan ini untuk periode

tahun 2007 tergolong stabil atau konstan tetapi waktu pengiriman bahan baku

tersebut terkadang mengalami keterlambatan. Setiap bulan perusahaan menerima

pasokan tetap dari PT Cobbindo sebanyak 7000 ekor, dan kapasitas maksimum

sebayak 8000 ekor per kandang, sehingga ada kapasitas kandang yang tidak

terpakai sebanyak 1000 ekor. Kebijakan perusahaan tidak menggunakan kapasitas

kandang sepenuhnya atau dibawah kapasitas maksimum adalah untuk menekan

tingkat mortalitas input, sehingga biaya akibat kematian dapat ditekan ketingkat

yang lebih rendah. Sementara itu, untuk bahan baku pakan yang diperoleh dari PT

Cargill Indonesia juga tergolong tetap, dimana setiap bulan supplier mengirim

pakan sebanyak 16.667 kg, untuk bahan baku pakan tersebut, langsung

menyimpannya di gudang, dengan kapasitas gudang sebanyak 17.000 kg.

Untuk Jumlah distribusi pasokan output yang dilakukan oleh perusahaan

GPC kepada 42 perusahaan parent stock yang ada di Indonesia, pada periode

tahun 2007 mengalami peningkatan permintaan, hal ini tidak terlepas dari

perbaikan sistem perusahaan, diantaranya dalam melakukan pengetatan sanitasi

diataranya, keluar masuknya tamu, karyawan maupun kendaraan operasional yang

memasuki perusahaan. Untuk bulan Januari jumlah pasokan distribusi output

yang dilakukan oleh perusahaan sebanyak 136.250 ekor, Februari 135.850 ekor,

Maret 135.950 ekor, April 131.950 ekor, Mei sebanyak 133.950 ekor, Juni

134.750 ekor, Juli 135.500 ekor, Agustus 136.000 ekor, September 136.050 ekor,

Oktober 136.620 ekor, November 136.470 ekor, serta untuk bulan Desember

sebanyak 136.500 ekor.

Page 82: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

67

Parent Stock

129000

130000

131000

132000

133000

134000

135000

136000

137000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Parent Stock

Gambar 13. Rata-rata Pasokan Ayam Sebar atau Parent Stock Periode Tahun 2007.

Dari data tersebut dapat dilihat pada bulan April perusahaan mengalami

penurunan distibusi sebanyak 4000 ekor, dari data bulan sebelumnya yaitu

sebanyak 135.950 ekor menjadi 131.950, hal ini akibat dari sedang maraknya isu

virus flu burung, akibatnya mempengaruhi demand perusahaan akan output yang

dijual berupa ayam bibit sebar atau parent stock. Tetapi pada bulan berikutnya

permintaan akan jumlah output kembali meningkat, peningkatan ini dilakukan

dengan meyakinkan konsumen bahwa kualitas dari ayam bibit PS tersebut aman

dari virus flu burung tersebut, dan juga perusahaan melakukan standarisasi jumlah

output dengan adanya ISO 9000 yang dilakukan oleh perusahaan.

Pada bulan berikutnya permintaan akan ayam sebar semakin meningkat,

hal ini terlihat pada bulan Mei, Juni dan seterusnya yang mengalami peningkatan

sedikit demi sedikit, dan pada Oktober perusahaan mengalami peningkatan yang

cukup tinggi mencapai 136.620 ekor, hal ini akibat mendekati hari raya besar,

sehingga mempengaruhi permintaan bibit ayam yang semakin besar. Tetapi

apabila perusahaan menggunakan sistem supply chain management, tujuannya

untuk mengirimkan pesanan tepat setiap bulan, maka perusahaan akan mampu

memanage dan memasok pasokan dengan tepat setiap bulan. Sehingga alternatif

yang bisa dilakukan oleh perusahaan diataranya melakukan kerja sama atau

perjanjian mengenai jumlah output yang dipesan, sehingga adanya pengaruh

faktor-faktor lain, tidak akan mempengaruhi jumlah output yang akan dilakukan

oleh perusahaan.

Page 83: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

68

7.2. Analisis Critical Path Method

Penelitian ini berfokus pada analisis jaringan kerja pada waktu proses

supply chain management dalam menghasilkan produk, yaitu berupa bibit ayam

DOC parent stock. Perusahaan mempunyai kapasitas mesin penetasan sebanyak

20.000 ekor. Perusahaan setiap harinya mampu menghasilkan telur sebanyak 6055

telur, dengan jumlah telur yang berhasil ditetaskan sebanyak 5005 telur perhari

dan mencapai 181.650 per bulan. Untuk membandingkan waktu yang dibutuhkan

dalam aktivitas supply chain management ayam grand parent stock, dalam

menghasilkan bibit ayam DOC parent stock digunakan konsep model jaringan

kerja atau critical path method dengan membandingkan waktu optimis, waktu

realistis, waktu pesimis, serta melakukan identifikasi jalur kritis aktivitas

perusahaan.

Waktu optimistis merupakan waktu untuk masing-masing kegiatan dalam

pelaksanaan waktu tercepat yang dilakukan oleh perusahaan, dengan asumsi

bahwa sarana dan prasarana dalam keadaan baik. Waktu realistis adalah waktu

real suatu aktivitas kegiatan atau waktu biasa dilaksanakan sesuai dengan standar

kegiatan tersebut berlangsung. Sedangkan waktu pesimis merupakan waktu

terlama yang dibutuhkan oleh perusahaan, dalam melaksanakan suatu aktivitas

supply chain management.

Analisis waktu yang dilakukan pada penelitian ini, lebih ditekankan pada

waktu yang dibutuhkan dalam melakukan aktivitas rantai supply chain

management perusahaan dalam menghasilkan produk dan mendistribusikannya.

Waktu kegiatan tersebut dimulai dari aktivitas pengadaan bahan baku dalam

pengadaan bibit DOC grand parent stock (GPS), pengadaan pakan, serta

pengadaan obat dan vaksin. Aktivitas berikutnya merupakan aktivitas kegiatan

produksi, proses kegiatan produksi hingga aktivitas distribusi perusahaan. Semua

aktivitas saling berhubungan dan menjadi rangkaian aktivitas dalam supply chain

management.

Kegiatan dianggap kritis apabila dalam suatu rangkaian aktivitas terjadi

suatu masalah, sehingga terjadi perubahan jadwal pada kegiatan selanjutnya atau

pengikutnya. Jalur kritis memiliki rangkaian komponen-komponen kegiatan,

dengan total jumlah waktu terlama dan menunjukan kurun waktu penyelesaian

Page 84: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

69

aktivitas tercepat. Jadi jalur kritis terdiri dari rangkaian kegiatan kritis, dimulai

dari kegiatan pertama sampai pada kegiatan terakhir aktivitas kegiatan

perusahaan, sehingga apabila pada jalur ini terletak kegiatan-kegiatan yang bila

pelaksanaannya terlambat, maka akan menyebabkan keterlambatan aktivitas

kegiatan perusahaan berikutnya.

Masing-masing aktivitas kegiatan perusahaan saling mempengaruhi.

Kegiatan awal perusahaan dimulai dengan kegiatan trasportasi bahan baku, dalam

pengadaan bahan baku perusahaan biasanya melakukan pemesanan terlebih

dahulu. Pemesanan dilakukan sebelum empat hari supplier tersebut melakukan

pasokannya. Bahan baku bibit DOC GPS biasanya sampai di Indonesia, pada pagi

hari, atau masih shubuh, biasanya sekitar pukul 01.00 WIB hingga pukul 05.00

WIB. Terkadang karena masalah teknis dalam perjalanan pengadaan bibit DOC

tersebut mengalami keterlambatan, bahkan pernah hingga pukul 18.00.

Waktu yang dilakukan perusahaan dalam aktivitas transportasi pengadaan

bahan baku ayam DOC GPS tersebut adalah 2,5 hari atau sekitar 54 jam.

Sedangkan untuk transportasi pengadaan bahan baku pakan mencapai 06.00 jam,

dan transportasi obat dan vaksin juga mencapai waktu 06.00 jam. Untuk

transportasi obat dan vaksin biasanya perusahaan melakukan pengadaan barang

tersebut, berbarengan dengan pengadaan obat dan vaksin, karena supplier untuk

kedua bahan tersebut sama yaitu dari PT Cargill Indonesia.

Setelah aktivitas transportasi pengadaan baku tersebut dilakukan, aktivitas

perusahaan berikutnya adalah bongkar muat bahan baku tersebut. Jalur kerja

terbentuk karena ada aktivitas perusahaan sebelumnya yang dilakukan, sehingga

bila aktivitas transportasi pengadaan bahan mengalami keterlambatan maka waktu

pelaksanaan bongkar muat juga akan mengalami pengunduran waktu. Aktivitas

kegiatan awal perusahaan yang mengalami keterlambatan akan mengakibatkan

aktivitas-aktivitas berkutnya terhambat, dan dapat mengakibatkan seluruh

kegiatan aktivitas produksi mengalami keterlambatan.

Page 85: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

70

Tabel 14. Hubungan Jaringan Kerja Supply Chain Management Grand Parent Stock di PT Galur Prima Cobbindo Sukabumi

Kegiatan

No Kegiatan Simbol Awal Berikutnya

1 Transportasi DOC GPS TD - BMV 2 Transportasi Pakan TP - BMP 3 Transportasi Obat dan Vaksin TV - BMV 4 Bongkar Muat DOC Ke Kandang BMK TD PPK 5 Bongkar Muat Pakan BMP TP PMP 6 Bongkar Muat Obat dan Vaksin BMV TV PMV 7 Pemeriksaan DOC GPS PPK BMK PBB 8 Pemeriksaan Pakan PMP BMP PBB 9 Pemeriksaan Obat dan Vaksin PMV BMV PBB 10 Penerimaan Bahan Baku PBB PPK,PMP,PMV PGR 11 Proses Growing PGR PBB PT 12 Proses Laying PT PGR PMT 13 Pengambilan telur di kandang PMT PT PTT 14 Penanganan Telur Tetas PTT PMT TTH

15 Pengiriman Telur Tetas Ke Hatchery TTH PTT TTP

16 Pemeriksaan dan Penyeleksian Telur Tetas TTP TTH STT

17 Setting Telur Tetas STT TTP PTR 18 Penyimpanan Telur PTR STT PPC 19 Proses Pull Chick PPC PTR PSG 20 Proses Seleksi dan Grading PSG PPC PSD 21 Proses Sexing DOC PSD PSG PVM 22 Pemberian Vaksin Marex's PVM PSD PJB

23 Pemotongan Jari Belakang DOC PS PJB PVM PG

24 Pengepakan (Packing) PG PJB DTR 25 Distibusi DTR PG -

Seperti terlihat pada tabel, aktivitas awal perusahaan akan diikuti aktivitas

perusahaan berikutnya. Kegiatan aktivitas penerimaan bahan baku (PBB) terjadi

setelah setelah aktivitas seluruh pengadaan bahan mulai dari transportasi bibit

DOC GPS, transportasi pakan, transportasi obat dan vaksin, hingga pemeriksaan

bahan tersebut yang dilakukan perusahaan terselesaikan.

Setelah aktivitas kegiatan perusahaan untuk penerimaan bahan baku

tersebut dilakukan, aktivitas perusahaan berikutnya saling mengikuti. Aktivitas

tersebut adalah proses growing (PGR), kemudian dilanjutkan proses laying (PT),

aktivitas selanjutanya pengambilan telur dari kandang (PMT), dan aktivitas-

Page 86: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

71

aktivitas selanjutnya yang mengikuti, hingga aktivitas perusahaan dalam

melakukan pendistribusian produknya (DTR).

Setelah mengkaji dan mengidentifikasi lingkup kegiatan aktivitas

perusahaan, kemudian menguraikan dan memecahkannya menjadi kegiatan-

kegiatan atau kelompok kegiatan yang merupakan komopen aktivitas perusahaan

dalam menghasilkan produksinya. Maka terbentuklah alur jaringan kerja supply

chain management pada PT Galur Prima Cobbindo ini.

Gambar 14. Alur Jaringan Kerja Supply Chain Management PT Galur Prima Cobbindo.

Pada Gambar 14 terdapat alur kegiatan aktivitas yang saling mengikuti.

Dimana nomor 1 tersebut merupakan kegiatan pertama yang dilakukan

perusahaan dalam kegiatan proses produksinya. Untuk kegiatan nomor 1 yaitu

kegiatan transportasi bahan baku bibit DOC grand parent stock, diikuti oleh

kegiatan berikutnya nomor 4 yaitu bongkar muat DOC GPS.

Nomor tersebut menunjukkan kegiatan aktivitas yang dilakukan, nomor 4

terjadi karena ada nomor 1, nomor 5 terjadi karena ada nomor 2, nomor 6 terjadi

karena ada nomor 3, dan seterusnya hingga nomor 25, yaitu aktivitas kegiatan

perusahaan dalam melakukan pendistribusian produknya berupa parent stock.

Kegiatan aktivitas tersebut saling mempengaruhi, sehingga apabila aktivitas

sebelumnya mengalami keterlambatan maka akan mempengaruhi aktivitas

perusahaan selanjutnya.

Terdapat hurup D, pada Gambar 14. D menunjukan dummy pada alur kerja

perusahaan. Dummy pada gambar menujukan adanya hubungan ketergantungan

atara dua pristiwa, dummy digambarkan dengan garis terputus, dan tidak

memerlukan waktu untuk menggambarkan aktivitas perusahaan tersebut.

0

1

2

3

4

6

5

7

8

9

10

D

11

12

13

14

15

16

17

18

19 20 21

22 23 24 25

Page 87: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

72

Langkah berikutnya mengidentifikasi jalur kritis (critical path) dan float

pada jaringan kerja. Jalur kritis merupakan jalur yang terdiri dari rangkaian

kegiatan dalam lingkup aktivitas perusahaan, yang bila terlambat akan

menyebabkan keterlambatan seluruh aktivitas perusahaan. Kegiatan aktivitas

perusahaan yang dianggap kritis, digambarkan dengan tanda panah yang dicetak

tebal. Aktivitas yang dianggap kritis, tidak memiliki nilai total float, “float”

merupakan tenggang waktu suatu kegiatan tertentu yang nonkritis dari aktivitas

perusahaan.

Jalur kritis aktivitas perusahaan perusahaan, terdapat pada nomor 10,11,

hingga nomor 25 pada alur kerja perusahaan. Sehingga pada nomor 10 yaitu

penerimaan bahan baku, perusahaan tidak boleh terjadi keterlambatan dalam

aktivitas tersebut dan aktivitas ini tidak mempunyai nilai total float. Aktivitas

selanjutnya juga merupakan jalur kritis, yang menuntut perusahaan agar

memberikan pengawasan lebih pada aktivitas tersebut.

Waktu penyelesaian setiap aktivitas produksi perusahaan, mempunyai

waktu kegiatan optimis, waktu kegiatan realistis, dan waktu kegiatas pesimis.

Waktu aktivitas perusahaan dapat dilihat pada Tabel 15 berikut.

Pada transportasi bahan baku bibit DOC grand parent stock, waktu

realistis aktivitas kegiatan tersebut adalah sebesar 54,00 jam, apabila tidak terjadi

gangguan dalam perjalanan sehingga tidak mengakibatkan adanya keterlambatan,

maka perusahaan dapat menekan waktu transportasi bibit DOC GPS tersebut,

waktu kegiatan tersebut disebut waktu optimistis. Waktu optimistis kegiatan

transportasi bibit DOC GPS tersebut sebesar 48,00 jam. Tapi, apabila terjadi

sesuatu gangguan dalam perjalanan sehingga waktu aktivitas transportasi

pengadaan bahan baku bibit DOC GPS tersebut mengalami keterlambatan dari

waktu biasanya maka disebut waktu pesimis, untuk waktu pesimis aktivitas

perusahaan dalam trasportasi pengadaan bahan baku DOC GPS adalah sebesar

60,00 jam.

Waktu realistis aktivitas perusahaan dalam transportasi pakan adalah

sebesar 6,00 jam, sama seperti pada aktivitas perusahaan sebelumnya apabila

tidak ada gangguan dalam perjalanan sehingga tidak terjadi keterlambatan maka

waktu optimis dapat diperoleh perusahaan. Waktu optimis pada aktivitas

Page 88: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

73

transportasi pakan sebesar 5,60 jam dan untuk waktu pesimis transportasi pakan

adalah sebesar 10,00 jam.

Aktivitas kegiatan lain perusahaan juga memiliki waktu realistis, waktu

optimis dan, waktu pesimis yang beragam. Waktu realistis untuk transportasi obat

dan vaksin adalah sebesar 6,00 jam, waktu optimis kegiatan sebesar 5,50 dan

waktu pesimis transportasi pakan adalah sebesar 10,00. Waktu kegiatan aktivitas

perusahaan hampir sama dengan aktivitas transportasi pakan karena untuk

transportasi pengadaan pakan dan transportasi pakan berlangsung bersamaan

dimana melakukan pengadaan dari PT Cargill Indonesia.

Tabel 15. Waktu Penyelesaian Setiap Aktivitas Proses Produksi PT Galur Prima Cobbindo, Sukabumi.

Optimis Realistis Pesimis

No Kegiatan (jam) (jam) (jam)

1 TD 48,00 54,00 60,00 2 TP 5,60 6,00 10,00 3 TV 5,50 6,00 10,00 4 BMK 3,50 4,00 5,00 5 BMP 2,25 3,00 3,70 6 BMV 2,25 3,00 4,00 7 PPK 1,10 2,00 2,50 8 PMP 1,10 2,00 2,50 9 PMV 1,10 2,00 2,50 10 PBB 1,40 1,50 1,70 11 PGR 2016,00 2023,50 2031,20 12 PT 4704,00 4719,00 4734,40 13 PMT 5,00 5,30 7,00 14 PTT 1,50 2,00 3,00 15 TTH 0,10 0,10 0,15 16 TTP 2,00 2,50 3,00 17 STT 0,15 0,20 0,30 18 PTR 495,00 500,00 508,00 19 PPC 2,00 2,50 3,00 20 PSG 0,37 0,40 0,50 21 PSD 4,00 4,30 5,00 22 PVM 2,50 3,00 3,50 23 PJB 2,70 3,00 3,50 24 PG 3,00 4,00 4,50 25 DTR 9,00 10,00 12,00

Sumber: PT Galur Prima Cobbindo, 2008.

Page 89: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

74

Waktu realistis untuk bongkar muat bibit DOC GPS adalah sebesar 4,00

jam. Perusahaan dapat menekan waktu apabila pekerja yang melakukan bongkar

muat melakukan pekerjaannya dengan cepat dan tidak membuang waktu dalam

melakukan pekerjaannya maka diperoleh waktu optimis kegiatan tersebut, untuk

waktu optimis kegiatan bongkar muat DOC tersebut adalah sebesar 3,50 jam.

Sedangkan waktu pesimis bongkar muat DOC tersebut sebesar 5,00 jam, waktu

pesimis ini terjadi akibat pekerja bongkar muat DOC melakukan pekerjaannya

dengan lambat.

Waktu realistis, waktu optimistis, dan waktu pesimis terjadi juga pada

aktivitas kegiatan perusahaan lainnya baik bongkar muat pakan, bongkar muat

obat dan vaksin, pemeriksaan bibit DOC GPS, pemeriksaan pakan, pemeriksaan

obat dan vaksin hingga aktivitas kegiatan dalam pengepakan (packing) dan

pendistribusian produk berupa ayam bibit DOC parent stock, untuk waktu realistis

pendistribusian produk waktu realistis kegiatan tersebut adalah sebesar 10,00 jam,

untuk waktu optimis sebesar 9,00 jam dan waktu pesimis kegiatan tersebut

sebesar 12,00 jam. Jadi, untuk waktu optimis, realistis dan pesimis terjadi

perbedaan waktu penyelesaian aktivitas.

7.2.1. Analisis Waktu Optimis

Waktu optimis merupakan waktu yang tercepat pelaksanaan kegiatan.

Pada lampiran gambar model jaringan kerja, dapat diketahui semua kegiatan pada

jaringan supply chain management yang terlibat dalam proses produksi PT Galur

Prima Cobbindo, juga mengetahui saat paling cepat suatu kegiatan, saat paling

lambat jaringan kerja, serta waktu mulai dan berakhirnya suatu kegiatan dalam

jaringan kerja supply chain management yang terlibat. Hubungan antara jaringan

kerja dapat dilihat dari suatu lintasan yang terbentuk mulai dari transportasi DOC

grand parent stock (GPS), transportasi pakan, transportasi obat dan vaksin,

bongkar muat DOC GPS, bongkar muat pakan, bongkar muat obat-obatan dan

vaksin, pemeriksaan DOC GPS, pemeriksaan pakan, pemeriksaan obat dan

vaksin, penerimaan bahan baku, dummy 1 dan 2, proses growing, laying,

pengambilan telur di kandang, penanganan telur tetas, pengiriman telur ke

hatchery, pemeriksaan dan peyeleksian telur tetas, setting telur tetas,

Page 90: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

75

penyimpanan telur, proses pull chick, proses seleksi dan grading, proses sexing

DOC, pemberian vaksin marek’s, pemotongan jari belakang, pengepakan

(packing), dan distribusi.

Waktu yang dibutuhkan dalam jaringan kerja supply chain management

produksi PT Galur Prima Cobbindo dalam breeding ayam nenek atau grand

parent stock dalam menghasilkan ayam parent stock adalah sebesar 7301,32 jam,

sedangkan total waktu optimis paling lambat kegiatan perusahaan dalam

menghasilkan outputnya berupa ayam parent stock sebesar 7309,32 jam.

Tabel 16. Waktu SPCi, SPLi, SPCj dan SPLj untuk Kegiatan Supply Chain Management di PT Galur Prima Cobbindo Berdasarkan Waktu Optimis.

SPCi SPLi SPCj SPLj

No Kegiatan Jam Jam Jam Jam

Total

Float

1 TD 0,00 0,00 48,00 56,00 8,00 2 TP 0,00 0,00 5,60 5,90 0,30 3 TV 0,00 0,00 5,50 5,80 0,30 4 BMK 48,00 56,00 51,50 59,50 8,00 5 BMP 5,60 5,90 7,85 8,15 0,30 6 BMV 5,50 5,80 7,75 8,05 0,30 7 PPK 51,50 59,50 52,60 60,60 8,00 8 PMP 7,85 8,15 8,95 9,25 0,30 9 PMV 7,75 8,05 8,85 9,15 0,30 10 PBB 52,60 60,60 54,00 62,00 0,00 11 PGR 54,00 62,00 2070,00 2078,00 0,00 12 PT 2070,00 2078,00 6774,00 6782,00 0,00 13 PMT 6774,00 6782,00 6779,00 6787,00 0,00 14 PTT 6779,00 6787,00 6780,50 6788,50 0,00 15 TTH 6780,50 6788,50 6780,60 6788,60 0,00 16 TTP 6780,60 6788,60 6782,60 6790,60 0,00 17 STT 6782,60 6790,60 6782,75 6790,75 0,00 18 PTR 6782,75 6790,75 7277,75 7285,75 0,00 19 PPC 7277,75 7285,75 7279,75 7287,75 0,00 20 PSG 7279,75 7287,75 7280,12 7288,12 0,00 21 PSD 7280,12 7288,12 7284,12 7292,12 0,00 22 PVM 7284,12 7292,12 7286,62 7294,62 0,00 23 PJB 7286,62 7294,62 7289,32 7297,32 0,00 24 PG 7289,32 7297,32 7292,32 7300,32 0,00 25 DTR 7292,32 7300,32 7301,32 7309,32 0,00

Sumber: PT Galur Prima Cobbindo, 2008.

Pada jaringan kerja supply chain management ini terdapat lintasan kritis

suatu kegiatan. Lintasan kritis yaitu lintasan yang tidak boleh terjadi

Page 91: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

76

keterlambatan dalam pelaksanaanya karena akan menghambat aktivitas

berikutnya, sehingga akan mengakibatkan terganggunya keterlambatan dalam

menghasilkan dan mendistribusikan produk sampai kepada konsumen atau

distributor, sehingga perusahaan harus selalu memonitoring setiap kegiatan yang

dianggap kritis.

SPCi merupakan saat paling cepat kegiatan awal, untuk transportasi bahan

baku bibit DOC GPS (TD) memiliki nilai 0,00, terjadi karena kegiatan tersebut

merupakan kegiatan awal perusahaan sehingga memiliki nilai waktu nol. SPCj

merupakan saat paling cepat kegiatan akhir suatu aktivitas. Nilai waktu SPCj

sebesar 48,00 jam, nilai waktu tersebut terbentuk karena sudah ada nilai waktu

pelaksanaan pada aktivitas tersebut.

SPCj = SPCi + T

SPCj = 0,00 + 48,00

SPCj = 48,00 jam

Nilai waktu SPCi untuk transportasi pakan (TP) sebesar 0,00 jam dan

SPCj TP sebesar 5,60 jam, dan SPCi Transportasi obat dan vaksin (TV) adalah

sebesar 0,00 jam dan SCPj (TV) sebesar 5,50 jam. Nilai-nilai waktu SPCi dan

SPCj untuk masing-masing aktivitas kegiatan tersebut dapat dilihat pada Tabel 16.

Nilai waktu optimis memiliki waktu paling lambat kegiatan awal (SPLi)

dan saat paling lambat kegiatan akhir (SPLj). Untuk SPLi transportasi pengadaan

bahan baku bibit DOC GPS (TD) sebesar 0,00 jam, karena belum ada nilai waktu

awal kegiatan tersebut terjadi. Untuk nilai waktu SPLj TD adalah sebesar 56,00

jam, nilai waktu tersebut terjadi karena ada nilai waktu paling lambat kegiatan

awal.

Saat paling cepat peristiwa akhir waktu optimis kegiatan perusahaan pada

trasportasi bibit DOC GPS adalah sebesar 48,00 jam, sedangkan saat paling

lambat peristiwa akhir kegiatan pada transportasi bibit DOC GPS tersebut adalah

sebesar 56,00 jam. Saat paling cepat peristiwa akhir waktu optimis kegiatan

perusahaan dan saat paling lambat peristiwa akhir waktu optimis.

Page 92: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

77

SPLj = SPLi + T

SPLj = 0,00 + 56,00

SPLj = 56,00 jam

Pada Tabel terdapat nilai total float untuk masing-masing kegiatan.

Kegiatan yang mempunyai total float bernilai bukan nol, artinya kegiatan tersebut

mempunyai waktu tunggu jika kegiatan tersebut dimulai pada saat paling lambat.

Pada kegiatan transportasi bibit DOC GPS (TD) memiliki nilai total float 8,00,

artinya bahwa kegiatan tersebut dapat diundur selama 8,00 jam untuk dapat

diselesaikan pada waktu paling lambat. Begitu juga dengan kegiatan transportasi

pakan (TP) dan transportasi obat dan vaksin (TV) yang mempunyai nilai float

sebesar 0,30, artinya kegiatan tersebut dapat diundur pelaksanaanya selama 0,30

jam untuk dapat diselesaikan pada waktu yang paling lambat.

Total float (TF) suatu kegiatan sama dengan waktu selesai paling akhir,

waktu selesai paling awal atau waktu mulai paling akhir, di kurangi waktu awal

kegiatan tersebut. Atau dengan rumus berikut.

TF(TD) = SPLj(TD) – T(TD) – SPCi(TD)

TF(TD) = 56,00 – 48,00 – 0,00

TF(TD) = 8,00 jam

Dummy 1 dan dummy 2 terjadi, ketika kegiatan pemeriksaan pakan (TP),

pemeriksaan obat dan vaksin (TV) menuju kegiatan aktivitas penerimaan bahan

baku (PBB). Terjadi dummy untuk menujukan adanya hubungan antara pristiwa

dalam transportasi pengadaan bibit DOC grand parent stock, dengan transportasi

pakan dan transportasi pengadaan obat dan vaksin.

Manfaat yang diharapkan dari hasil analisis waktu optimis tersebut, agar

perusahaan dapat memperkirakan waktu masing-masing aktivitas kegiatan

perusahaan tersebut, dengan mengerjakan masing-masing aktivitas kegiatan

perusahaan secara efektif dan efisien sehingga tidak terjadi lagi keterlambatan

dalam melakukan pengiriman output kepada konsumen atau perusahaan

pemelihara bibit ayam sebar (PS).

Page 93: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

78

7.2.2. Analisis Waktu Realistis

Hasil analisis jaringan kerja supply chain management dengan waktu

realistis adalah waktu yang dibutuhkan dalam aktivitas kegiatan perusahaan, lebih

lama bila dibandingan dengan waktu optimis. Waktu realistis merupakan waktu

ideal suatu kegiatan dilaksanakan.

Aktivitas kegiatan perusahaan dengan menggunakan waktu realistis, sama

seperti pada waktu optimis. Dimana, kegiatan sebelumnya akan mempengaruhi

kegiatan berikutnya sehingga apabila kegiatan awal mengalami keterlambatan,

maka aktivitas perusahaan berikutnya akan terlambat. Aktivitas awal kegiatan

produksi perusahaan dimulai pada transportasi pengadaan bahan, yaitu pengadaan

bibit DOC GPS (TD), transportasi pengadaan pakan (TP), dan transportasi

pengadaan obat dan vaksin (TV).

Waktu realistis dalam pengadaan bahan baku DOC GPS (TD) adalah

sebesar 54,00 jam atau 2,25 hari. Aktivitas TD ini dilakukan mulai dari

pemberangkatan dari Amerika, ke Bandara, hingga dibawa ke perusahaan.

Perusahaan dalam melakukan aktivitas pengadaan bahan TD, TP, dab TV,

biasanya dilakukan pada pagi hari, sekitar jam 0.00 – 5.00 WIB. Aktivitas

pengadaan bahan ini, diikuti dengan aktivitas bongkar muat. Waktu saat paling

cepat kegiatan akhir (SPCj) untuk transportasi muat pengadaan bibit DOC GPS

(TD) adalah sebesar 54,00 jam, dan saat paling lambat kegiatan akhir (SPLj) TD

adalah sebesar 56,00 jam. Pada Tabel 17 dapat dilihat saat paling lambat, saat

paling lambat, dan saat berakhirnya proses suply chain management grand parent

stock.

Berdasarkan hasil analisis jaringan kerja dengan waktu realistis, total

waktu paling cepat yang dibutuhkan dalam jaringan kerja supply chain

management yang dimulai dari transportasi DOC, transportasi pakan dan obat

serta vaksin, proses produksi, hingga proses distribusi ayam sebar atau parent

stock oleh PT Galur Prima Cobbindo sebesar 7341,30 jam, sedangkan total waktu

paling lambat kegiatan tersebut boleh terjadi adalah sebesar 7343,30. Untuk

lintasan kritis masih sama dengan jaringan kerja sebelumnya, yaitu mulai dari

penerimaan bahan baku, proses growing, proses laying, hingga proses distribusi,

dan jaringan kerja ini memiliki nilai waktu mulai dan berakhirnya suatu kegiatan.

Page 94: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

79

Tabel 17. Waktu SPCi, SPLi, SPCj dan SPLj untuk Kegiatan Supply Chain Management di PT Galur Prima Cobbindo Berdasarkan Waktu Realistis.

SPCi SPLi SPCj SPLj No Kegiatan

Jam Jam Jam Jam

Total

Float

1 TD 0,00 0,00 54,00 56,00 2,00 2 TP 0,00 0,00 6,00 6,60 0,60 3 TV 0,00 0,00 6,00 6,84 0,84 4 BMK 54,00 56,00 58,00 60,00 2,00 5 BMP 6,00 6,00 9,00 9,60 0,60 6 BMV 6,00 6,84 9,00 9,84 0,84 7 PPK 58,00 60,00 60,00 62,00 2,00 8 PMP 9,00 9,00 11,00 11,60 0,60 9 PMV 9,00 9,84 11,00 11,34 0,34 10 PBB 60,00 62,00 61,50 63,50 0,00 11 PGR 61,50 63,50 2085,00 2087,00 0,00 12 PT 2085,00 2087,00 6804,00 6806,00 0,00 13 PMT 6804,00 6806,00 6809,30 6811,30 0,00 14 PTT 6809,30 6811,30 6811,30 6813,30 0,00 15 TTH 6811,30 6813,30 6811,40 6813,40 0,00 16 TTP 6811,40 6813,40 6813,90 6815,90 0,00 17 STT 6813,90 6815,90 6814,10 6816,10 0,00 18 PTR 6814,10 6816,10 7314,10 7316,10 0,00 19 PPC 7314,10 7316,10 7316,60 7318,60 0,00 20 PSG 7316,60 7318,60 7317,00 7319,00 0,00 21 PSD 7317,00 7319,00 7321,30 7323,30 0,00 22 PVM 7321,30 7323,30 7324,30 7326,30 0,00 23 PJB 7324,30 7326,30 7327,30 7329,30 0,00 24 PG 7327,30 7329,30 7331,30 7333,30 0,00 25 DTR 7331,30 7333,30 7341,30 7343,30 0,00

Sumber: PT Galur Prima Cobbindo, 2008.

Aktivitas perusahaan pada trasportasi bibit DOC GPS, bongkar muat bibit

DOC GPS, dan pemeriksaan bibit DOC GPS memiliki nilai float 2,00, artinya

aktivitas kegiatan perusahaan tersebut dapat diundur sebesar 2,00 jam sehingga

dapat diselesaikan pada waktu paling lambat aktivitas kegiatan tersebut. Aktivitas

kegiatan perusahaan ini, juga terdapat dummy yang menggambarkan adanya

hubungan antar aktivitas kegiatan awal, dengan aktivitas kegiatan berikutnya.

Dummy ini terbentuk pada aktivitas kegiatan perusahaan dalam aktivitas

pemeriksaan pakan (PMP), dan pemeriksaan obat dan vaksin (PMV), menuju

aktivitas perusahaan penerimaan bahan baku (PBB).

Page 95: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

80

Jaringan kerja yang tidak termasuk kedalam lintasan kerja kritis adalah

proses transportasi obat-obatan dan vaksin, bongkar muat obat dan vaksin, dengan

nilai total float yaitu 0,60 artinya kegiatan tersebut dapat diundur sebesar 0,60 jam

untuk dapat diselesaikan pada waktu paling lambat aktivitas kegiatan tersebut

diantaranya adalah transportasi pengadaan pakan, bongkar muat pakan dan,

pemeriksaan pakan. Sedangkan untuk transportasi pengadaan obat dan vaksin,

bongkar muat vaksin dan, pemeriksaan obat dan vaksin aktivitas kegiatan

perusahaan tersebut memiliki nilai total float 0,84 artinya kegiatan tersebut dapat

diundur sebesar 0,84 jam untuk dapat diselesaikan pada waktu paling lambat.

Kegiatan lain yang mempunyai nilai total float 0,00 adalah penerimaan bahan

baku, proses growing, proses laying, hingga aktivitas kegiatan perusahaan dalam

pendistribusian produk, maka kegiatan tersebut tidak dapat diundur pelaksanaanya

untuk diselesaikan pada saat paling lambat.

7.2.3. Analisis Waktu Pesimis

Analisis waktu pesimis merupakan analisis waktu yang paling lama untuk

setiap kegiatan perusahaan dalam menghasilkan produksinya. Analisis jaringan

kerja supply chain management dengan menggunakan waktu pesimis dapat dilihat

pada Lampiran. Apabila suatu aktivitas kegiatan perusahaan mengalami waktu

pesimis, perusahaan perlu melakukan evaluasi, dan melakukan pengawasan

terhadap masing-masing aktivitas.

Waktu pesimis terjadi karena adanya suatu hambatan atau keterlambatan dalam

melakukan suatu aktivitas. Seperti pada waktu jalur kerja sebelumnya, pada waktu

pesimis juga terdapat jaringan kerja kritis dan non kritis. Pada waktu pesimis yang

bukan merupakan lintasan kritis dimulai dari transportasi pengadaan bibit DOC,

transportasi pakan, penerimaan bahan baku dan lintasan jalur kritis adalah proses

growing, proses laying, hingga proses pengepakan atau packing dan distribusi.

Total waktu paling cepat yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam melakukan

produksinya adalah sebesar 7388,25 jam sedangkan Total waktu paling lambat

kegiatan tersebut boleh terjadi sebesar 7390,25 jam, nilai waktu ini merupakan

waktu paling lama yang dibutuhkan perusahaan dalam memenuhi permintaan

pesanan konsumennya.

Page 96: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

81

Tabel 18. Waktu SPCi, SPLi, SPCj dan SPLj untuk Kegiatan Supply Chain Management di PT Galur Prima Cobbindo Berdasarkan Waktu Pesimis.

SPCi SPLi SPCj SPLj No Kegiatan

Jam Jam Jam Jam

Total

Float

1 TD 0,00 0,00 60,00 62,00 2,00 2 TP 0,00 0,00 10,00 10,12 0,12 3 TV 0,00 0,00 10,00 10,44 0,44 4 BMK 60,00 62,00 65,00 67,00 2,00 5 BMP 10,00 10,12 13,70 13,82 0,12 6 BMV 10,00 10,44 14,00 14,44 0,44 7 PPK 65,00 67,00 67,50 69,50 2,00 8 PMP 13,70 13,82 16,20 16,32 0,12 9 PMV 14,00 14,44 16,50 16,85 0,44 10 PBB 67,50 69,50 69,20 71,20 0,00 11 PGR 69,20 71,20 2100,40 2102,40 0,00 12 PT 2100,40 2102,40 6834,80 6836,80 0,00 13 PMT 6834,80 6836,80 6841,80 6843,80 0,00 14 PTT 6841,80 6843,80 6844,80 6846,80 0,00 15 TTH 6844,80 6846,80 6844,95 6846,95 0,00 16 TTP 6844,95 6846,95 6847,95 6849,95 0,00 17 STT 6847,95 6849,95 6848,25 6850,25 0,00 18 PTR 6848,25 6850,25 7356,25 6858,25 0,00 19 PPC 7356,25 6858,25 7359,25 7361,25 0,00 20 PSG 7359,25 7361,25 7359,75 7361,75 0,00 21 PSD 7359,75 7361,75 7364,75 7366,75 0,00 22 PVM 7364,75 7366,75 7368,25 7370,25 0,00 23 PJB 7368,25 7370,25 7371,75 7373,75 0,00 24 PG 7371,75 7373,75 7376,25 7378,25 0,00 25 DTR 7376,25 7378,25 7388,25 7390,25 0,00

Sumber: PT Galur Prima Cobbindo, 2008.

Perusahaan dalam hal ini, perlu melakukan perhatian khusus terhadap

kegiatan-kegiatan yang dianggap memiliki lintasan kritis dan mempunyai nilai

total float nol, karena untuk menghindari resiko keterlambatan waktu produksi

sehingga menghambat waktu pendistribusian. Saat paling cepat kegiatan akhir

(SPCj) perusahaan pada transportasi pengadaan bahan baku bibit DOC GPS (TD)

adalah sebesar 60,00 jam, dan waktu pesimis saat paling lambat kegiatan akhir

(SPLj) pengadaan bibit DOC GPS (TD) adalah sebesar 62,00 jam. Sehingga total

float untuk aktivitas pengadaan bibit DOC GPS (TD) tersebut adalah sebesar 2,00

jam.

Berdasarkan data, untuk aktivitas perusahaan seperti transportasi bibit

DOC GPS (TD), bongkar muat bibit DOC GPS (BMK) dan, pemeriksaan bibit

Page 97: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

82

DOC GPS (PPK) memiliki total nilai float sebesar 2,00, artinya aktivitas kegiatan

perusahaan tersebut dapat diundur pelaksanaanya sebesar 2,00 jam. Sedangkan

untuk aktivitas kegiatan perusahaan pada transportasi pengadaan pakan, bongkar

muat pakan dan, pemeriksaan pakan memiliki nilai total float sebesar 0,12 artinya

aktivitas kegiatan perusahaan tersebut dapat diundur pelaksanaanya selama 0,12

jam.

Pada aktivitas perusahaan lainnya seperti transportasi obat-obatan dan

vaksin, bongkar muat obat dan vaksin dan pemeriksaan obat dan vaksin memiliki

nilai total float sebesar 0,44 artinya kegiatan tersebut dapat diundur

pelaksanaannya selama 0,44 jam. Sedangkan aktivitas perusahaan seperti

penerimaan bahan baku, proses growing hingga aktivitas kegiatan perusahaan

dalam melakukan pendistribusian output memiliki nilai total float 0,00 artinya

kegiatan tersebut tidak dapat diundur waktu pelaksanaannya karena akan sangat

bepengaruh terhadap aktivitas perusahaan dalam memenuhi permintaan

konsumennya. Sama seperti jalur kerja sebelumnya, terdapat dummy pada

pemeriksaan pakan (PMP), dan pemeriksaan obat dan vaksin (PMV) menuju

penerimaan bahan baku (PBB).

Tujuan dari critical path method pada analisis jaringan kerja dengan waktu

pesimis. Agar perusahaan lebih melakukan pengawasan lebih pada semua

aktivitas kegiatas perusahaan yang dilakukan, baik jalur kerja kritis, maupun non

kritis. Karena, apabila suatu aktivitas kegiatan termasuk dalam waktu pesimis,

maka terdapat kegiatan perusahaan yang tidak efektif atau tidak maksimal. Serta

dengan critical path method ini memudahkan perusahaan dapat memperkirakan

waktu penyelesaian maksimum untuk masing-masing kegiatan perusahaan, mulai

saat paling awal kegiatan awal kegiatan, hingga kegiatan akhir suatu aktivitas

kegiatan.

7.3. Manfaat dan Kendala Penerapan Supply Chain Management

Melalui serangkaian analisis yang dilakukan pada PT Galur Prima

Cobbindo, maka perusahaan dalam melakukan hubungan dengan konsumen atau

perusahaan parent stock, dengan SCM perusahaan mendapatkan tujuan atau hasil

dari proses SCM yang dilakukan:

Page 98: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

83

- Mengembangkan team dalam perusahaan PT Galur Prima Cobbindo yang

berfokus pada pelanggan sehingga dapat memberikan persetujuan produk dan

jasa yang menguntungkan kedua belah pihak, baik perusahaan maupun

pelanggan secara strategik

- Membuat kontak hubungan yang efisien dan dapat meng-update permintaan

pelanggan untuk menyesuaikan demand dengan supply.

- Mengembangkan sistem produks fleksibel yang tanggap secara cepat pada

perubahan kondisi pasar

- Mengatur hubungan antara supplier, perusahaan sendiri dan pelanggan atau

konsumen sehingga respon cepat dan perbaikan berkesinambungan dapat

berjalan lancar.

- Pengiriman pesanan oleh PT Galur Prima Cobbindo dapat tepat waktu dan

benar hingga 100%.

Untuk manfaat lain yang diharapkan melalui penerapan SCM yang

dilakukan yaitu agar perusahaan dapat meminimisasi biaya, dengan

menghilangkan biaya biaya yang tidak terlalu penting, seperti pada analisis yang

dilakukan dimana perusahaan dapat menghilangkan biaya telepon dan

administrasi dengan membuat kesepakatan pada awal periode. Perusahaan dapat

melakukan penghematan biaya pembelian bahan baku dalam setahun sebesar

Rp.26.388.264.00,-.

Kendala yang sering dihadapi dalam penerapan supply chain management

pada perusahaan, dimana untuk mendapatkan hasil dari aplikasi SCM yang

diharapkan maksimal, harus mengetahui semua tujuan antar divisi dalam proses

mangement, diantaranya engineering memberikan spesifikasi yang mendifinisikan

kebutuhannya, logistik menyediakan informasi kebutuhan pelayanan pelanggan,

produksi menyediakan strategi produksi, purchasing menyediakan strategi

sourching, dan keuangan serta akuntansi memberikan laporan profitabilitas

pelanggan. Kebutuhan-kebutuhan customer service harus digunakan sebagai

masukan produksi, sourching dan strategi logistik.

Jika mekanisme koordinasi yang pantas tidak ditempatkan melalui

berbagai fungsi, proses tersebut akan menjadi tidak efektif atau tidak efisien.

Dengan berfokus pada proses, PT Galur Prima Cobbindo diharapkan semua

Page 99: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

84

fungsi yang menyentuh produk atau menyediakan informasi harus bekerja sama.

Disamping itu, kendala terakhir dalam penerapan SCM, adalah SDM karyawan

lokal yang belum memadai, sehingga untuk mendapatkan kualitas mutu yang baik

maka perlu mendapatkan kualitas karyawan yang baik juga, diantaranya dengan

memberikan pelatihan-pelatihan kepada karyawan.

Page 100: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

85

BAB VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

8.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah:

1. Perusahaan dalam melakukan pengadaan bahan baku sudah baik, serta

sudah memperhatikan mutu dan jumlah melalui serangkaian tahapan-

tahapan seleksi dan adanya kesepakatan dalam penerimaan bahan. Dalam

mekanisme SCM pengadaan bahan, untuk bibit DOC GPS dipasok oleh

satu supplier yaitu Cobb Amerika, dan untuk pakan, obat dan vaksin di

pasok oleh PT Cargill Cobbindo. Perusahaan melakukan pemesanan

sebulan sekali pada supplier dalam pengadaan bahan.

2. Bibit DOC GPS didatangkan dari perusahaan Cobb Amerika dengan harga

beli sebesar 22 USD, kemudian dipelihara dan dikembangkan untuk

menghasilkan produk berupa ayam parent stock yang mempunyai kualitas

mutu baik. Output didistribusikan ke perusahaan pembibit parent stock,

dengan harga jual tetap yaitu sebesar Rp 27.000 per ekor. Perusahaan

parent stock merupakan perusahaan peternakan yang menghasilkan ayam

broiler komersial atau ayam pedaging untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

3. Perusahaan dengan menggunakan konsep supply chain management

mengenai cost, dapat menghemat biaya pembelian bahan baku pada

pengadaan bibit DOC grand parent stock dan pengadaan pakan sebesar

Rp.26.388.264.00 per tahun, sehingga dapat menekan harga pembelian

bahan baku. Untuk aktivitas perusahaan seperti transportasi bahan baku,

bongkar muat bahan baku dan pemeriksaan bahan baku, memiliki nilai

total float atau waktu tenggang. Dengan konsep jaringan kerja CPM,

perusahaan dapat memperkirakan waktu penyelesaian aktivitas masing-

masing kegiatan, sehingga keterlambatan dalam melakukan

pendistribusian produknya tidak terjadi lagi. Tidak adanya kesepakatan

perjanjian dalam pengadaan bahan dari supplier, diantaranya tidak adanya

kompensasi dari supplier akibat keterlambatan pasokan bahan, menjadikan

kendala dalam penerapan konsep SCM ini.

Page 101: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

86

8.2. Saran

Supaya perusahaan melakukan kerja sama dalam pengadaan bahan pada

awal kegiatan peroduksi, sehingga dapat menekan biaya non value added cost.

Serta perusahaan perlu melakukan pengawasan dalam melakukan setiap aktivitas

kegiatan perusahaan, sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Untuk

peneliti berikutnya yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai supply chain

management, agar lebih meneliti lebih lengkap terutama supply chain

pendistribusian produk dan hubungan kerja terhadap konsumen utama baik ritel

maupun perusahaan, hingga konsumen akhir. Serta peneliti selanjutnya

diharapkan dapat meneliti aspek lain yang akan dihasilkan terhadap supply chain

mangement yang diterapkan terhadap perusahaan maupun komoditi yang akan

diteliti.

Page 102: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

87

DAFTAR PUSTAKA

Aini. 2005. Analisis Sistem Pasokan Sayuran Ke Ritel Modern. Skripsi.

Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Ali, Haedar T. 1995. Prinsip-prinsip Network Planning. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama. Anggorodi, R. 1984. Ilmu Makanan Ternak Umum. Jakarta: PT Gramedia. Ardiansyah. 2005. Manajemen Rantai Pasokan Penyedian Barang (Supply Chain

Management) Bagian Hulu Produk Susu Pasteurisasi. Skripsi. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

ASOHI. 2001. Setengah Abad Ayam Ras di Indonesia. Asosiasi Obat Hewan

Indonesia. Jakarta. Cahyono. B. 1996. Beternak Ayam Ras Pedaging. Solo: CV Aneka Solo. Chopra, S.P. and Meindl. 2001. Supply Chain Management: Strategi, Planning,

and Operation. Prentice Hall, Inc. Upper Sadle River, New Jersey. Direktoral Jenderal Peternakan. 1984. Petunjuk Teknis Pemeliharaan Ayam

Pedaging. Direktoral Bina Usaha Petani Ternak dan Pengolahan Hasil Peternakan. Jakarta.

.1986. Pedoman Pembinaan Pelaksanaan PIR Perunggasan. Jakarta:

Departemen Pertanian. Fadilah, Roni, et al. 2006. Sukses Beternak Ayam Broiler. Bogor: Agromedia

Pustaka. Indrajit, R.E. dan R. Djokopranoto. 2002. Konsep Manajemen Supply Chain: Cara

Baru Memandang Mata Rantai Penyediaan Barang. Bogor: Grasindo. Iqbal, Hasan. M. 2004. Pokok-Pokok Materi Teori Pengambilan Keputusan.

Ghalia Indonesia. Hermanto. 1992. Akutansi Biaya, untuk Perhitungan Harga Pokok Produk (Sistem

Biaya Historis). Yogyakarta: Penerbit BPFE. Ibniyah, S. 2000. Kajian Terhadap Efisiensi Saluran Tata Niaga Ayam Broiler

pada PT. NURSANTO AGHENG. Skripsi. Departemen Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Pulungan, Ismail. 1985. Perencanaan Pengembangan Peternakan. Bogor: Institut

Pertanian Bogor.

Page 103: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

88

Levi, Simchi., et.al. 2003. Designing & Managing the Supply Chain. North

Amerika: McGraw-Hill Company. Levin, Richard I. 1987. Statistics For Management, 4 th ed. Englewood Cliffs.

NJ: Prentice-Hall. Levin., et al. 1987. Quantitative Approaches to Management. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada. Levin. 2000. Perencanaan Pengendalian dengan PERT dan CPM. Jakarta: Balai

Aksara. Miranda, dan W.T. Amin. 2006. Manajemen Logistik dan Supply Chain

Management. Jakarta: Havarindo. Mulyadi. 1992. Akutansi Biaya, Edisi 5. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta:

STIE YKPN. North, M.O. and Bell, D.D.1990. Commercial Chicken Production Manual, 4th

Edition. New York: Van Nortrand Reinhold. North O. 1972. Commercial Chiken Production Manual. 3rd Ed. The AVI

Publishing Company Inc. Connecticut. Noviati, M. 2005. Analisis Efisiensi Supply Chain Produk Benih Padi pada PT.

SANG HYANG SRI (PERSERO). Skripsi. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Rampersad. H.K. 2001. Total Quality Management. Berlin: Springger-Verlag. Rangkuti, Freddy. 2004. Flexible Marketing. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Rasyaf, M. 2004. Beternak Ayam Pedaging. Jakarta: Swadaya. Render, B.J. Heizer. 2001. Prinsip-Prinsip Manajemen Opersi. Pearson Education

Asia. Jakarta: Salemba Empat. Soeharto, Iman. 1997. Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional.

Jakarta: Erlangga. Soetomo, K. 1977. Network Planning. Jilid I, II, III. Jakarta: Badan Penerbit

Pekerjaan Umum. Tweed, S. 2002. “Cobb Hatchery Management Guide”. Arkasas: Siloam Springs. Watanabe, Ryoichi.2001. Supply Chain Management Konsep dan Teknologi.

Waseda University. Jepang.

Page 104: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

89

Page 105: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

90

Manager Farm

Keuangan

Administrasi

Produksi

SPV.Kandang

Koord.Kandang

Vaksinator

Kandang A

Kandang C

Kandang E

Kandang G

Seleksi Telur

Kandang B

Kandang D

Kandang F

Kandang H

Hatcheri dan Umum

SPV. Hatcheri

Operator HTC

Maintenance

Kebun

Sopir

Satpam

Umum

Lampiran 1. Struktur Organisasi Farm GPS PT. Galur Prima Cobbindo

Page 106: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

91

Lampiran 2 Denah Lokasi PT Galur Prima Cobbindo Sukabumi

Page 107: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

92

1390000000

1400000000

1410000000

1420000000

1430000000

1440000000

1450000000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Aktual

SCM

Lampiran 3. Diagram Perbandingan Nilai Aktual dan SCM dalam

Pengadaan Bahan Baku DOC GPS PT. Galur Prima Cobbindo

34000000

34500000

35000000

35500000

36000000

36500000

37000000

37500000

38000000

38500000

39000000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Aktual

SCM

Lampiran 4. Diagram Perbandingan Nilai Aktual dan SCM dalam

Pengadaan Bahan Baku Pakan PT. Galur Prima Cobbindo.

Page 108: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

93

Lampiran 5. Nama Perusahaan Konsumen Tetap PT Galur Prima Cobbindo

No. Nama Perusahaan Alamat

1 PT Anwar Sierad Sentra Mulya 15th floor, Jl.H.R. Rasuna Said, Jakarta Selatan

2 PT Cipendawa F.E. Jl. Raya Narogong Km 14, Ds. Cikiwul, Bantar Gebang, Bekasi

3 PT Charoen Pokphand Ancol Barat, Jl. Ancol VIII/1 Jakarta

4 PT Cibadak Indah Sari Farm Jl. Pasar Pagi No.55, Jakarta

5 PT Kerta Mulya Sejahtera Jl. Pasar Pagi No.48, Jakarta

6 PT Multi Breeder Adirama Indonesia Graha Praba Samanta, Jl. Daan Mogot Km 12 No.9, Jakarta

7 PT Peternakan Ayam Manggis Jl. Pintu Kecil No.38 Lt 2, Jakarta

8 CV Missouri Jl. Malabar No.53-55, Bandung

9 PT Wonokoyo Farm Jl. Kusuma Bangsa 79, Surabaya

10 PT Missouri Jl. Malabar No.53, Bandung

11 PT Galiaran Agung Jaya Abadi/PIA Jl. Pangeran Antasari No. 85, Banjarmasin

12 PT Shinta Maju Abadi Jl. Sulaiman 25, Slipi, Jakarta Barat 11480

13 PT Expravet Nasuba Jl. Rumah Potong Hewan No.44, Medan

14 PT Serpong Unggas Jaya Jl. Ruko Sektor 1.1 Blok RE I/8, BSD Tangerang

15 CV Selabintana Jl. Gudang No.29, Sukabumi

16 PT Sastra Breeding Indonesia Jl. Prof. H.M. Yamin SH No. 350A, Medan

17 PT Metro Inti Purnama Jl Raya Bekasi Km.28, Bekasi

18 PT Silga Perkasa Jl. Pelabuhan No. 385, Sukabumi

19 PT Intan Jaya Abadi Jl. Tipar No.104A, Sukabumi

20 CV Nu Yan Jl. Arief Rahman Hakim No. 48B, Sukabumi

21 CV Penta Jl. Pajajaran Indah II No.12, Bogor

22 PT Dasa Astha Utama Jl. Hayam Wuruk 2, Jakarta

23 PT Bibit Unggul Prima Sejati Rukan Green Garden Blok Z4/5, Jakarta

24 PT Leong Ayam Satu Primadona Jl. Fatmawati No.15, Komp. Golden Plaza Blok G No.20-22, Jakarta

25 PT Sumber Satwa Pertiwi Jl. Wolter Monginsidi 35-36, Pontianak

26 PT Karya Lolouren Jl. Kolongan Atas, Kec. Sonder, Manado

27 PT Prima Patriot Bersatu Jl. Raya Gedongan Sidoarjo, Surabaya

28 PT Asia Afrika Jl. Siliwangi No.125, Bogor

29 PT Randu Agung Jl Dharmahusada Indah Barat V/AA

Page 109: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

94

Lampiran 6. Standar Performa Produksi Mingguan Ayam Cobb 500 Breeder GPS Umur (minggu)

Produksi Harian (15%)

Total Telur Kumulatif per HH

Telur Tetas (%)

Kumulatif Telur Tetas Per HH

Daya Tetas (%)

Kumulatif DOC Menetas per HH

24 5 0,35 40 0,14 73

25 15 1,40 80 0,98 76,5 1

26 40 4,17 85 3,34 80 2

27 57 8,12 88 6,81 82 5

28 72 13,08 94 11,18 84 9

29 77 18,37 96 16,15 85 13

30 80 23,86 97 21,41 86 17

31 81 29,39 98 26,78 87 22

32 81 34,91 98 32,19 88 27

33 80 40,36 98 37,53 89 32

34 79 45,72 98 42,79 89,5 36

35 78 51,00 98 47,96 90 41

36 77 56,22 98 53,07 90 46

37 76 61,35 98 58,10 90,5 50

38 75 66,41 98 63,06 91 55

39 74 71,38 98 67,94 90,5 59

40 73 76,28 98 72,74 90 63

41 72 81,11 98 77,47 89,5 68

42 71 85,85 98 82,12 89 72

43 70 90,52 98 86,69 88,5 76

44 69 95,12 98 91,20 88 80

45 68 99,63 98 95,62 87,5 84

46 67 104,08 98 99,97 87 87

47 66 108,44 98 104,25 86,5 91

48 65 112,74 98 108,46 86 95

49 64 116,96 97 112,60 85,5 98

50 63 121,10 97 116,66 85 102

51 62 125,17 97 120,61 84,5 105

52 61 129,17 97 124,49 84 108

Page 110: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

95

Umur (minggu)

Produksi Harian (15%)

Total Telur Kumulatif per HH

Telur Tetas (%)

Kumulatif Telur Tetas Per HH

Daya Tetas (%)

Kumulatif DOC Menetas per HH

53 60 133,09 97 128,30 83,5 111

54 59 136,94 97 132,03 83 115

55 58 140,72 97 135,69 82,5 118

56 57 144,42 97 139,28 82 121

57 56 148,06 97 142,81 81,5 123

58 55 151,62 97 146,26 81 126

59 54 155,11 97 149,65 80,5 129

60 53 158,53 97 152,96 80 132

61 52 161,87 97 156,21 79,5 134

62 51 165,14 97 159,38 79 137

63 50 168,35 97 162,49 78,5 139

64 49 171,49 97 165,53 78 141

65 48 174,55 97 168,50 77,5 144

Page 111: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

96

Lampiran 7. Data Jumlah Populasi Kandang PT Galur Prima Cobbindo

No Nama Kandang Umur Keterangan Jumlah Jumlah

By Product

Kapasitas Maks

1 Blok A 1 12 sampai 16 minggu 7000 8000

2 Blok A2 17 sampai 21 minggu 6950 8000

3 Blok B2 22 sampai 26 minggu 6912 8000

4 Blok B1 27 sampai 31 minggu 6853 8000

5 Blok C1 32 sampai 36 minggu 6836 8000

6 Blok C2 37 sampai 41 minggu 6840 8000

7 Blok D1 42 sampai 46 minggu 6832 8000

8 Blok D2 47 sampai 51 minggu 6845 8000

9 Blok E1 52 sampai 56 minggu 6749 8000

10 Blok E2 57 sampai 61 minggu 3428 8000

11 Blok F1 Jantan 2868 4000

12 Blok F2 Jantan 2862 4000

13 Blok G DOC output 91124 6877 120000

14 Blok H DOC output 90526 6773 120000

Total 57025 181650 13650

Sumber: PT Galur Prima Cobbindo, Maret 2008*

Page 112: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

97

KUISIONER PENELITIAN

• Identitas Responden (diisi dan lingkari huruf yang dipilih) 1. Nama : ....................................................., L / P

2. Jabatan :......................................................

A. Bahan Baku:

3. Berapakah rata-rata jumlah bibit DOC yang di supply per siklus produksi:.....

Bulan Supplier Jumlah DOC GPS Harga

Jan’07......

Des’07......

4. Berapakah rata-rata jumlah Pakan yang di supply per bulan:.........

Bulan Supplier Jumlah Pakan Harga

Jan’07......

Des’07......

5. Berapa jumlah telur yang dihasilkan per hari/ per minggu dan perbulan:……..

6. Berapakah jumlah telur:

a. Menetas :……………..

b. Tidak Menetas : ...................

c. Abnormal :……………..

7. Berapakah Jumlah pakan yang diberikan dan berapa biayanya perekor:…….

8. Berapa kali pemberian pakan diberikan perhari:……

9. Berapa kali pemberian Vaksin dilakukan dan jenis vaksin apa:.....

10. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam pengadaan bahan baku dan bahan

penolong hingga sampai di perusahaan:........

11. Bagaimana alur prosedur dari mulai pengadaan bahan baku:......

12. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk masing-masing kegiatan yang dilakukan

perusahaan:....

13. Bagaimana mekanisme pembelian bahan baku dan pembayarannya:.......

14. Bagaimana koordinasi informasi antar bagian produksi dan persediaan:....

15. Bagaimana sistem pengangkutan dari supplier hingga perusahaan:......

16. Bagaimana prosedur penerimaan bahan baku:……

17. Berapa penyusutan yang terjadi dalam pengadaan baku:......

Universitas/ Institut : Institut Pertanian Bogor Nama/ NRP : Wemvi Risyana/A14105621 PS/Fakultas : Extensi MAB/ Pertanian Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Eka Intan Kumala Putri. MSi Hari/Tanggal :

Lampiran 8.

Page 113: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

98

18. Bagaimana apabila terjadi kerusakan dalam pengadaan bahan baku:....

B. Produksi

19. Bagaimana alur kegiatan produksi:.......

20. Berapa lama kegiatan masing-masing produksi dilakukan:......

21. Adakah faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan produksi:.......

22. Berapa lama waktu tengggang masing-masing kegiatan produksi untuk

dilakukan:......

23. Berapa jumlah produksi yang dihasilkan:...

24. Bagaimana standar kualitas produk yang diterapkan oleh perusahaan:.......

25. Adakah produk sampingan yang dihasilkan oleh perusahaan:....

26. Apa saja produk tersebut dan berapa jumlahnya....

C. Distribusi

27. Berapa Jumlah Distribusi output perusahaan perbulan:.....

Bulan Jumlah Distibusi (ekor) Nama Perusahaan

Jan’ 07

Des’ 07

28. Kesulitan yang dihadapi pada waktu pendistribusian output:.....

29. Waktu yang dibutuhkan untuk pendistribusian kepada masing-masing

pelanggan:........

30. Berapa harga jual produk utama perusahaan dan produk sampingan perusahaan:....

31. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi harga jual produk:.........

D. Data PT Galur Prima Cobbindo

32. Status tanah perusahaan:...

a. milik sendiri

b. sewa

c. lainnya

33. Jumlah Karyawan dan tingkat pendidikan:...

34. Berapa jumlah biaya yang dikeluarkan oleh perusaahaan perbulan:.........(sebutkan)

35. Adakah kerja sama yang dilakukan oleh perusahaan:.....

36. Apakah manfaat yang didapat dari kerja sama atau kesepakatan tersebut:....

37. Apa kendala yang dihadapi oleh perusahaan dalam kerja sama tersebut:...

a. Faktor Internal:...............................................................(sebutkan)

b. Faktor eksternal:.............................................................(sebutkan)

Page 114: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

iv

0

0,00

0,00

1

48,00

56,00

2

5,60

5,90

3

5,50

5,80

4

51,50

59,50

5

7,85

8,15

6

7,75

8,05

7

52,60

60,60

8

8,95

9,25

9

8,85

9,15

10

54,00

62,00

11

2070,00

2078,00

12

6774,00

6782,00

13

6779,00

6787,00

14

6780,50

6788,50

15

6780,60

6788,60

16

6782,60

6790,60

17

6782,75

6790,75

19

7279,75

7287,75

18

7277,75

7285,75

20

7280,12

7288,12

21

7284,12

7292,12

22

7286,62

7294,62

23

7289,32

7297,32

24

7292,12

7300,32

25

7301,12

7309,32

DM 1

DM 2

Lampiran 9. Gambar Model CPM Supply Chain Management PT Galur Prima Cobbindo dengan Waktu Optimis

Ket : Angka dalam Lingkaran Bagian Atas Saat Paling Cepat (SPC) Angka dalam Lingkaran Bagian Bawah Saat Paling Lambat (SPL) : Alur Kegiatan Nomor dalam Lingkaran Nomor Suatu Kegiatan Tanda Panah yang dicetak Tebal Kegiatan Kritis

Page 115: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

v

0

0,00

0,00

1

54,00

56,00

2

6,00

6,60

3

6,00

6,84

4

58,00

60,00

5

9,00

9,60

6

9,00

9,84

7

60,00

62,00

8

11,00

11,60

9

11,00

11,34

10

61,50

63,50

11

2085,00

2087,00

12

6804,00

6806,00

13

6809,30

6786,70

14

6811,30

6813,30

15

6811,40

6813,40

16

6813,90

6815,90

17

6814,10

6816,10

19

7316,60

7318,60

18

7314,10

7316,10

20

7317,00

7319,00

21

7321,30

7323,30

22

7324,30

7326,30

23

7327,30

7329,30

24

7331,30

7333,30

25

7341,30

7343,30

DM 1

DM 2

Ket : Angka dalam Lingkaran Bagian Atas Saat Paling Cepat (SPC) Angka dalam Lingkaran Bagian Bawah Saat Paling Lambat (SPL)

: Alur Kegiatan Nomor dalam Lingkaran Nomor Suatu Kegiatan Tanda Panah yang dicetak Tebal Kegiatan Kritis

Lampiran 10. Gambar Model CPM Supply Chain Management PT Galur Prima Cobbindo dengan Waktu Realistis

Page 116: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

vi

0

0,00

0,00

1

60,00

62,00

2

10,00

10,12

3

10,00

10,44

4

65,00

67,00

5

13,70

13,82

6

14,00

14,44

7

67,50

69,50

8

16,20

16,32

9

16,50

16,85

10

69,20

71,90

11

2100,40

2102,40

12

6834,80

6836,80

13

6841,80

6843,80

14

6844,80

6846,80

15

6844,95

6846,95

16

6847,95

6849,95

17

6848,25

6850,25

19

7359,25

7361,25

18

7356,25

7358,25

20

7359,75

7361,75

21

7364,75

7366,75

22

7368,25

7370,25

23

7371,75

7373,75

24

7376,25

7378,25

25

7388,25

7390,25

DM 1

DM 2

Lampiran 11. Gambar Model CPM Supply Chain Management PT Galur Prima Cobbindo dengan Waktu Pesimistis

Ket : Angka dalam Lingkaran Bagian Atas Saat Paling Cepat (SPC) Angka dalam Lingkaran Bagian Bawah Saat Paling Lambat (SPL)

: Alur Kegiatan Nomor dalam Lingkaran Nomor Suatu Kegiatan Tanda Panah yang dicetak Tebal Kegiatan Kritis

Page 117: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

iv

Lampiran 12. Perkiraan Keuntungan PT Galur Prima Cobbindo Bulan Maret 2008.

Uraian Jumlah Harga Jumlah (Rp)

B. Variabel

Biaya Bahan Baku

DOC 7000 202400 1416800000

Pakan 16667 2300 38334100

BOP

Listrik 8500000 8500000 8500000

Telepon 2560000 2560000 2560000

Lain-lain 22283350 22283350 22283350

Biaya tetap

Biaya Tenaga Kerja

92000000

B.Tidak Terduga 2000000

Total 1582477450

Jumlah Output 136.500 27.000 3685500000

Laba Kotor 2103022550

Page 118: KINERJA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WEMVI RISYANA · Kepada kedua orang tuaku Bapa Jami’at dan Ibuku ibu Aat ... Kepada istriku Nurul Andelisa dan anakku Saskiya ... Kepada Mertuaku

v

Lampiran 13. Data Jumlah Populasi Ayam di PT Galur Prima Cobbindo Sukabumi Bulan Maret 2008.

No Kandang Umur Kapasitas Maksimum Keterangan Jumlah Jumlah By Product

1 Blok A 1 12 sampai 16 8000 minggu 7000

2 Blok A2 17 sampai 21 8000 minggu 6950

3 Blok B2 22 sampai 26 8000 minggu 6912

4 Blok B1 27 sampai 31 8000 minggu 6853

5 Blok C1 32 sampai 36 8000 minggu 6836

6 Blok C2 37 sampai 41 8000 minggu 6840

7 Blok D1 42 sampai 46 8000 minggu 6832

8 Blok D2 47 sampai 51 8000 minggu 6845

9 Blok E1 52 sampai 56 8000 minggu 6749

10 Blok E2 57 sampai 61 8000 minggu 3428

11 Blok F1 4000 Jantan 2868

12 Blok F2 4000 Jantan 2862

13 Blok G 120000 DOC output 91124 6877

14 Blok H 120000 DOC output 90526 6773

Total 57025 181650 13650

Sumber : PT Galur Prima Cobbindo Sukabumi Bulan Maret 2008