kinerja ekspor nonmigas bulan februari 2011 · dampak bencana alam di jepang terhadap ekspor...

6
SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Kinerja Ekspor Nonmigas Bulan Februari 2011 Terus Menguat Menuju Pencapaian Target Ekspor Jakarta, 1 April 2011 – Kinerja ekspor nonmigas terus menguat menuju pencapaian target ekspor nonmigas tahun ini. Hal itu tercermin dari menguatnya ekspor nonmigas selama bulan Februari 2011 yang mencapai US$ 11,8 miliar, meningkat 31,7% dibandingkan ekspor bulan yang sama pada tahun 2010 (yoy), tetapi turun 1,2% dibandingkan Januari 2011. Nilai ekspor nonmigas bulan Februari biasanya sedikit turun jika dibandingkan bulan lainnya, termasuk Februari 2011 ini, karena jumlah harinya yang lebih sedikit, yaitu 28 hari. Penguatan ekspor Februari 2011 membuat ekspor periode Januari-Februari 2011 mencapai US$ 23,8 miliar atau meningkat sebesar 30,64% dari periode yang sama tahun 2010. Menteri Perdagangan diwakili oleh Dirjen Perdagangan Luar Negeri Deddy Saleh dalam konferensi pers mengenai perkembangan ekspor impor hari ini (1/4) di Auditorium kantor Kementerian Perdagangan menyatakan bahwa nilai ekspor nonmigas Februari 2011 itu tetap berada di atas rata-rata nilai ekspor bulanan selama tahun 2010 sebesar US$ 10,8 milliar. “Ini merupakan perkembangan yang menggembirakan,” sambut Deddy Saleh (Grafik1) . Namun demikian, menurut Dirjen Perdagangan Luar Negeri, kondisi perekonomian global pasca gempa dan tsunami di Jepang, serta situasi di Mesir, krisis Libya dan negara-negara Timur Tengah lainnya perlu diwaspadai. “ Saat ini, dalam jangka pendek, dampak krisis bencana di Jepang dan gejolak politik di Timur Tengah terhadap ekspor Indonesia belum terasa , tapi dampaknya ke depan kita terus pantau dan antisipasi penanganannya,” kata Dirjen Perdagangan Luar Negeri. Grafik 1. Kinerja Ekspor Nonmigas 2011 Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BP2KP)

Upload: ledang

Post on 23-Mar-2019

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kinerja Ekspor Nonmigas Bulan Februari 2011 · Dampak Bencana Alam di Jepang Terhadap Ekspor Indonesia ke Jepang Tiga minggu setelah terjadinya bencana gempa bumi dan tsunami di Sendai

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan

Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711

www.kemendag.go.id

Kinerja Ekspor Nonmigas Bulan Februari 2011 Terus Menguat Menuju Pencapaian Target Ekspor

Jakarta, 1 April 2011 – Kinerja ekspor nonmigas terus menguat menuju pencapaian target ekspor nonmigas tahun ini. Hal itu tercermin dari menguatnya ekspor nonmigas selama bulan Februari 2011 yang mencapai US$ 11,8 miliar, meningkat 31,7% dibandingkan ekspor bulan yang sama pada tahun 2010 (yoy), tetapi turun 1,2% dibandingkan Januari 2011. Nilai ekspor nonmigas bulan Februari biasanya sedikit turun jika dibandingkan bulan lainnya, termasuk Februari 2011 ini, karena jumlah harinya yang lebih sedikit, yaitu 28 hari. Penguatan ekspor Februari 2011 membuat ekspor periode Januari-Februari 2011 mencapai US$ 23,8 miliar atau meningkat sebesar 30,64% dari periode yang sama tahun 2010.

Menteri Perdagangan diwakili oleh Dirjen Perdagangan Luar Negeri Deddy Saleh dalam konferensi pers mengenai perkembangan ekspor impor hari ini (1/4) di Auditorium kantor Kementerian Perdagangan menyatakan bahwa nilai ekspor nonmigas Februari 2011 itu tetap berada di atas rata-rata nilai ekspor bulanan selama tahun 2010 sebesar US$ 10,8 milliar. “Ini merupakan perkembangan yang menggembirakan,” sambut Deddy Saleh (Grafik1).

Namun demikian, menurut Dirjen Perdagangan Luar Negeri, kondisi perekonomian global pasca gempa dan tsunami di Jepang, serta situasi di Mesir, krisis Libya dan negara-negara Timur Tengah lainnya perlu diwaspadai. “Saat ini, dalam jangka pendek, dampak krisis bencana di Jepang dan gejolak politik di Timur Tengah terhadap ekspor Indonesia belum terasa, tapi dampaknya ke depan kita terus pantau dan antisipasi penanganannya,” kata Dirjen Perdagangan Luar Negeri.

Grafik 1. Kinerja Ekspor Nonmigas 2011

Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BP2KP)

Page 2: Kinerja Ekspor Nonmigas Bulan Februari 2011 · Dampak Bencana Alam di Jepang Terhadap Ekspor Indonesia ke Jepang Tiga minggu setelah terjadinya bencana gempa bumi dan tsunami di Sendai

2

Neraca Perdagangan Indonesia

Neraca perdagangan Indonesia bulan Februari 2011 mengalami surplus. Surplus total perdagangan mencapai US$ 2,4 miliar, terdiri dari surplus neraca perdagangan nonmigas sebesar US$ 2,4 miliar dan defisit neraca perdagangan migas sebesar US$ 0,003 miliar. Neraca perdagangan nonmigas Februari 2011 naik 56,2% dibandingkan dengan neraca perdagangan bulan yang sama pada tahun 2010.

Grafik 2. Neraca Perdagangan Indonesia

Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BP2KP)

Peningkatan Ekspor Nonmigas Terjadi di Seluruh Sektor

“Seperti bulan-bulan sebelumnya, peningkatan ekspor nonmigas Januari-Februari 2011 ini didorong oleh seluruh sektor, antara lain pertambangan, industri dan pertanian,” kata Deddy Saleh. Pada Januari-Februari 2011, peningkatan tertinggi terjadi pada sektor industri yang mencapai US$ 18,2 miliar atau naik 36,1% dibandingkan nilai ekspor pada Januari-Februari 2010. “Kenaikan ekspor barang-barang dari sektor industri bisa menjadi salah satu indikator bahwa industri di tanah air telah pulih, ditandai oleh proses hilirisasi yang sekarang sedang digalakkan,” tegas Dirjen Perdagangan Luar Negeri. (Grafik 3).

Grafik 3. Perkembangan Ekspor Nonmigas Menurut Sektor

Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BP2KP)

Selama Januari 2011, hampir seluruh nilai ekspor 10 komoditi utama nonmigas mengalami peningkatan, kecuali produk hasil hutan dan kakao. Diantara 10 produk utama, kenaikan nilai ekspor lebih disebabkan oleh peningkatan volume ekspor alas kaki, otomotif, kopi dan udang. Kenaikan keempat komoditi tersebut terjadi akibat tingginya permintaan dan minimnya suplai karena cuaca buruk di negara-negara produsen.

Page 3: Kinerja Ekspor Nonmigas Bulan Februari 2011 · Dampak Bencana Alam di Jepang Terhadap Ekspor Indonesia ke Jepang Tiga minggu setelah terjadinya bencana gempa bumi dan tsunami di Sendai

3

Sementara itu, penurunan ekspor biji kakao merupakan dampak penerapan bea keluar biji kakao sejak April 2010. Di sisi lain, kebijakan tersebut memberikan efek positif terhadap peningkatan ekspor produk kakao olahan sebesar 24,6% pada bulan Januari 2011 terhadap Januari 2010 yang bersumber dari peningkatan volume ekspor produk kakao olahan sebesar 71%. Kenaikan ekspor kopi dan udang terjadi akibat tingginya permintaan dan minimnya suplai di negara-negara produsen dikarenakan cuaca buruk. Sedangkan peningkatan ekspor sawit, karet dan produk karet, serta elektronik dipengaruhi oleh kenaikan harga. (Grafik 4).

Grafik 4. Perkembangan Ekspor Produk Utama

Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BP2KP)

Peningkatan Impor Februari Indikasi Pertumbuhan Ekonomi Nasional 2011

Impor selama Februari 2011 mencapai US$ 9,4 miliar atau turun 1,6% dibandingkan bulan sebelumnya. Namun, jika dibandingkan dengan Februari 2010, nilai impor itu meningkat sebesar 26,6%. Peningkatan impor tersebut didorong oleh meningkatnya impor seluruh golongan barang.

Page 4: Kinerja Ekspor Nonmigas Bulan Februari 2011 · Dampak Bencana Alam di Jepang Terhadap Ekspor Indonesia ke Jepang Tiga minggu setelah terjadinya bencana gempa bumi dan tsunami di Sendai

4

Grafik 5. Impor Menurut Golongan Penggunaan Barang

Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BP2KP)

Struktur impor periode Januari-Februari 2011 didominasi oleh bahan baku/penolong yang mencapai US$ 18,3 miliar. Proporsi impor bahan baku/penolong meningkat dari 73,4% pada Januari-Februari 2010 menjadi 74,6% pada Januari-Februari 2011 (Grafik 6). Peningkatan itu merupakan respon terhadap realisasi investasi. “Pada awalnya, peningkatan investasi berpengaruh kepada kenaikan impor barang modal dan bahan baku, akan tetapi di kemudian hari impor tersebut akan meningkatkan ekspor sektor industri,” jelas Deddy Saleh. “Ini menandakan adanya indikasi pertumbuhan ekonomi nasional yang makin baik di tahun 2011,” tambahnya.

Grafik 6. Pertumbuhan dan Pangsa Impor Non-migas

Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BP2KP)

Pemanfaatan Preferensi Tarif FTA di Negara Tujuan Ekspor

“Perkembangan lain yang menggembirakan, kini semakin banyak produk ekspor Indonesia yang memanfaatkan keringanan bea masuk di negara-negara tujuan,” kata Dirjen Perdagangan Luar Negeri. (Grafik 7). Dari tabulasi seluruh kantor yang menerbitkan Surat Keterangan Asal (SKA) ekspor Indonesia ke mancanegara diperoleh informasi bahwa semakin banyak ekspor Indonesia yang memanfaatkan fasilitas keringanan bea masuk. Fasilitas itu merupakan bagian dari fasilitasi FTA (Free Trade Agreement) atau EPA (Economic Partnership Agreement). ”Pemanfaatan keringanan bea masuk itu diharapkan akan semakin meningkatkan daya saing produk ekspor kita di negara-negara tujuan,” jelas Deddy Saleh.

Page 5: Kinerja Ekspor Nonmigas Bulan Februari 2011 · Dampak Bencana Alam di Jepang Terhadap Ekspor Indonesia ke Jepang Tiga minggu setelah terjadinya bencana gempa bumi dan tsunami di Sendai

5

Grafik 7. Peningkatan Realisasi Pemanfaatan SKA terhadap Ekspor Nonmigas

Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BP2KP)

Dibandingkan bulan sebelumnya, realisasi pemanfaatan SKA preferensi terhadap ekspor nonmigas dalam kerangka AFTA selama Februari 2011 mengalami peningkatan signifikan, yaitu dari 32,3% di bulan Januari 2011 menjadi 63,9% di bulan Februari 2011. Peningkatan realisasi pemanfaatan SKA tersebut lebih disebabkan meningkatnya nilai ekspor minyak nabati dan hewani ke ASEAN yang pertumbuhannya mencapai lebih dari 300% dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara itu, produk yang diekspor ke RRT yang memanfaatkan SKA Form E didominasi komoditi bahan bakar mineral, minyak nabati dan hewani, serta kimia organik. Sementara produk ekspor yang mengalami peningkatan paling besar adalah produk TPT dengan pertumbuhan lebih dari 100%.

Peningkatan pemanfaatan SKA preferensi dalam rangka ASEAN Korea – Free Trade Agreement (AKFTA) terhadap ekspor nonmigas juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari 58,1% di bulan Januari 2011 menjadi 78,8% di bulan Februari 2011. Hal ini disebabkan meningkatnya nilai ekspor aneka produk kimia dan produk mesin, serta peralatan elektrik masing-masing 53,1% dan 26,7% dari bulan sebelumnya.

Sedangkan untuk negara tujuan Jepang, produk yang memanfaatkan SKA Form Indonesia Japan – Economic Partnership Agreement (IJEPA) adalah kayu olahan, bahan bakar/minyak mineral dan TPT. Menurunnya ekspor kayu olahan ke Jepang yang menggunakan SKA preferensi menyebabkan turunnya realisasi pemanfaatan SKA IJEPA terhadap total ekspor nonmigas ke Jepang di bulan Februari 2011. Pertumbuhan yang paling baik untuk ekspor ke Jepang adalah produk kaca sebesar 185%.

Pemanfaatan SKA preferensi Form ASEAN India – Free Trade Agreement (AIFTA) Februari 2011 juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Produk yang memanfaatkan SKA terakhir ini didominasi oleh komoditi lemak dan minyak hewani, bahan bakar minyak mineral, dan pulp.

Page 6: Kinerja Ekspor Nonmigas Bulan Februari 2011 · Dampak Bencana Alam di Jepang Terhadap Ekspor Indonesia ke Jepang Tiga minggu setelah terjadinya bencana gempa bumi dan tsunami di Sendai

6

Perkembangan Ekspor ke RRT Mengkonfirmasi Manfaat ACFTA

Ekspor nonmigas ke RRT selama periode Januari-Februari 2011 mencapai US$ 2,34 miliar atau naik 17,6% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2010. “Perkembangan ini mengkonfirmasi manfaat ACFTA (ASEAN-China Free Trade Area) bagi ekspor nonmigas kita,” tegas Dirjen Perdagangan Luar Negeri. Selama ini ekspor produk industri tetap mendominasi ekspor nonmigas Indonesia ke RRT. Pada Januari 2011, nilai ekspor produk pertanian Indonesia ke RRT mencapai US$ 24,3 juta atau naik 71,5% dibandingkan periode yang sama pada 2009, sedangkan ekspor produk industri juga mengalami peningkatan sebesar 66,5%. Sedangkan impor nonmigas ke RRT bulan Januari-Februari 2011 mencapai US$ 3,32 miliar. Defisit neraca perdagangan nonmigas Indonesia dengan RRT selama bulan Januari-Februari 2011 mencapai US$ 0,98 miliar atau meningkat sebesar US$ 0,19 miliar dibandingkan dengan Januari-Februari 2010.

Dampak Bencana Alam di Jepang Terhadap Ekspor Indonesia ke Jepang

Tiga minggu setelah terjadinya bencana gempa bumi dan tsunami di Sendai Jepang (11 Maret 2011) telah mengakibatkan penurunan ekspor nonmigas Indonesia ke Jepang di bulan Maret 2011. Ekspor bulan Maret (sampai tanggal 28) hanya mencapai US$ 809 juta, atuu mengalami penurunan sebesar 39,15% dibandingkan bulan yang sama tahun 2010. Penurunan ekspor terjadi karena berkurangnya permintaan bahan baku/penolong asal Indonesia dari industri manufaktur di Jepang karena utilisasi kapasitas produksi di Jepang harus menyesuaikan dengan pasokan listrik dan berkurangnya daya beli masyarakat Jepang.

Namun demikian, kontraksi ekspor ke Jepang tersebut diperkirakan hanya berlangsung dalam jangka pendek (sekitar 6 bulan), dan akan kembali menguat, karena pelabuhan tujuan ekspor Indonesia yang mengalami gangguan hanya sebesar 0,7%, sementara sisanya masuk melalui pelabuhan-pelabuhan yang aktivitas bongkarnya tidak terganggu. Krisis Jepang diproyeksikan tidak berpengaruh terhadap target ekspor nonmigas 2011, karena kenaikan harga internasional yang relatif tinggi memberikan dampak positif yang lebih kuat dibandingkan perlambatan ekonomi Jepang pasca bencana.

Grafik 8. Nilai Ekspor Nonmigas Bulanan Indonesia ke Jepang

Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BP2KP)

--selesai-- Informasi lebih lanjut hubungi: Pusat Humas Kementerian Perdagangan Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711 Email: [email protected]

Kasan Muhri Kepala Pusat Kebijakan Perdagangan Luar Negeri – BP2KP Kementerian Perdagangan Telp/Fax : 021-23528683/021-23528693 Email : [email protected]