kimia pertanian

20

Click here to load reader

Upload: irma-permatasari

Post on 28-Nov-2015

24 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

kimia pertanian

TRANSCRIPT

Page 1: kimia pertanian

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertanian di Indonesia berkembang sesuai dengan pengetahuan

masyarakat. Pada awal mulanya, bercocok tanam dilakukan secara berpindah-

pindah (swiden agriculture). Ladang dan hutan dibuka, lalu ditanami tanaman

pokok seperti padi gogo, talas, ubi kayu, ubi jalar, dan sayuran. Tanaman tersebut

belum diberi pupuk kandang atau pemeliharaan lainnya. Mulanya tanaman

tumbuh subur, tetapi semakin lama, semakin merosot pula kesuburannya. Karena

produksi menurun, petani berpindah ke tempat lain lalu membuka hutan kembali

dan menanaminya. Ladang yang telah ditinggal begitu saja akan menjadi tandus,

bahkan menjadi padang ilalang.

Sistem ladang berpindah tersebut kemudian berkembang menjadi sistem

pertanian tradisional. Disebut pertanian tradisional karena pengelolaannya masih

sederhana. Pengolahan tanah baru dilakukan saat musim hujan tiba. Sedangkan

pada tanah tegalan, umumnya hanya ditanami satu jenis tanaman secara terus

menerus dalam waktu yang sangat lama, sehingga menimbulkan masalah yang

berupa berkurangnya kesuburan tanah, hasil panen merosot, serta hama dan

penyakit berkembang dengan pesat dan tak terkendali. Pada tanah yang miring,

kesuburannya menjadi cepat merosot dan terjadi banyak erosi karena tanahnya

belum dibuat sistem terassering atau sengkedan.

Sebenarnya pertanian organik merupakan pertanian yang akrab dengan

lingkungannya karena tidak memakai pestisida. Akan tetapi, produksinya tidak

1

Page 2: kimia pertanian

mampu menyaingi atau mengimbangi kebutuhan pangan penduduk yang terus

bertambah. Untuk mengimbangi kebutuhan pangan tersebut, perlu diupayakan

peningkatan produk yang kemudian berkembang sistem pertanian konvensional

atau pertanian tradisional. Pertanian organik mulai muncul di Indonsia pada 1984.

Yayasan Bina Sarana Bakti mulai mengembangkannya di Bogor, tepatnya di

Cisarua pada lahan seluas empat hektar. Setelah itu, sistem pertanian ini

berkembang sangat pesat. Jenis tanaman yang ditanam secara organik pun tidak

terbatas pada jenis tanaman sayuran saja, tetapi juga tanaman buah, walaupun

tidak dalam skala seluas tanaman sayuran, tanaman padi maupun tanaman obat.

2

Page 3: kimia pertanian

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

2.1 Tinjuan Umum Pertanian Organik

2.1.1 Pengertian Pertanian organik

Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi terpadu yang

menghindari penggunaan pupuk buatan, pestisida dan hasil rekayasa genetik,

menekan pencemaran udara, tanah, dan air. Di sisi lain, pertanian organik

meningkatkan kesehatan dan produktivitas di antara flora, fauna dan manusia.

Penggunaan masukan di luar pertanian yang menyebabkan degradasi sumber daya

alam tidak dapat dikategorikan sebagai pertanian organik. Sebailknya, sistem

pertanian yang tidak menggunakan masukan dari luar, namun mengikuti aturan

pertanian organik dapat masuk dalam kelompok pertanian organik, meskipun

agro-ekosistemnya tidak mendapat sertifikasi organik.

2.1.2 Sejarah Pertanian Organik

Gerakan organik dimulai pada tahun 1930-an dan 1940-an sebagai reaksi

terhadap pertumbuhan pertanian ketergantungan pada pupuk sintetis. Pupuk

buatan telah diciptakan pada abad 18, awalnya dengan Super fosfat dan kemudian

diturunkan pupuk amonia yang diproduksi secara massal dengan menggunakan

proses Haber-Bosch yang dikembangkan selama Perang Dunia I. pupuk awal ini

adalah murah, kuat, dan mudah untuk transportasi dalam massal. Kemajuan

serupa terjadi di pestisida kimia pada tahun 1940-an, yang membawa pada dekade

yang disebut sebagai ‘era pestisida’.

Sir Albert Howard secara luas dianggap sebagai ayah dari pertanian

organik.  Pekerjaan lebih lanjut dilakukan oleh JI Rodale di Amerika Serikat,

Lady Eve Balfour di Inggris Raya, dan banyak orang lain di seluruh dunia.

Sebagai persentase dari total hasil pertanian, pertanian organik tetap kecil sejak

awal. Sebagai kesadaran lingkungan dan meningkatkan kepedulian di antara

3

Page 4: kimia pertanian

populasi umum, pasokan yang awalnya menjadi gerakan yang digerakkan oleh

permintaan-driven. Harga premium dari konsumen dan dalam beberapa kasus,

subsidi pemerintah menarik banyak petani ke konversi. Di negara berkembang,

banyak petani pertanian menurut metode tradisional yang dapat dibandingkan

dengan pertanian organik tetapi tidak bersertifikat. Dalam kasus lain, petani di

negara berkembang telah dikonversi untuk alasan ekonomi. Sebagai proporsi dari

total global output pertanian, organik output tetap kecil, tetapi telah tumbuh

dengan pesat di banyak negara, terutama di Eropa.

2.1.3 Manfaat Pertanian Organik untuk Produk Tanaman Organik

Pertanian organik menjadi perhatian banyak orang saat ini. Hal sangat

beralasan karena berkaitan erat dengan semakin besarnya kesadaran banyak orang

akan arti kesehatan bagi tubuh. Pertanian organik dengan produk organik yang

dihasilkan adalah solusi bagi kita semua yang ingin terbebas dari racun makanan.

Dalam prakteknya, pertanian organik adalah sebuah cara bercocok tanam kembali

kepada alam. Cara pertanian ini antara lain:

Tidak menggunakan benih/bibit rekayasa genetika, benih atau bibit yang

digunakan adalah murni dari alam.

Tidak menggunakan pestisida kimia yang justru berbahaya bagi tubuh kita.

Biasanya pestisida ini digunakan untuk pengendalian gulma, membunuh

hama.

Tidak menggunakan pupuk kimia untuk kesuburan tanaman.

Tidak menggunakan rekayasa genetika yang bisa membawa pengaruh pula

bagi manusia yang mengkonsumsinya.

Banyak sekali keuntungan dari pertanian organik dan hasil pertanian organik,

antara lain:

Menghasilkan produk pertanian yang aman, bergizi, dan mempunyai

kandungan vitamin yang lebih tinggi

4

Page 5: kimia pertanian

Kualitas tanah pertanian tetap terjaga karena semua proses penanaman

berjalan secara alami

Pertanian organik adalah sistem pertanian yang hemat energi

Tidak merusak kualitas air akibat pemakaian pestisida dan pupuk kimia

Kualitas udara di sekitar lahan pertanian organik tetap bagus

Limbah bisa dimanfaatkan karena pupuk organik menggunakan kotoran

ternak

Jika kita mengkonsumsi hasil pertanian organik atau produk organik, tubuh kita

akan mendapat nutrisi yang baik karena kandungan vitamin yang tinggi pada

produk ini.

2.1.4 Manfaat Pertanian Organik untuk Kualitas Tanah

Manfaat Pertanian Organik untuk Kualitas Tanah. Memelihara sifat fisik,

kimia dan biologi tanah yang baik adalah penting dalam pertanian organik. Untuk

itu dalam cara yang disukai mengelola pertanian organik yang meminimalkan

erosi tanah, meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan untuk mendorong

kuantitas dan keragaman biologi tanah. Dalam pertanian organik adalah

meningkatkan kesuburan tanah tanpa menggunakan pupuk kimia sintetik.

Sebaliknya menggunakan teknik-teknik berikut:

Putar tanaman tepat, pertanian campuran dan integrasi tanaman dengan

ternak.

Meningkatkan populasi mikroorganisme tanah melalui penggunaan pupuk

organik.

Minimalkan kegiatan yang mengganggu dengan mengolah biota tanah.

Jauhkan tanah selalu ditutupi dengan mulsa organik.

Menghindari pengolahan tanah yang berlebihan pada lahan miring untuk

mencegah erosi.

Menggunakan tanaman di strip dan tumpangsari.

Hindari penggembalaan yang berlebihan.

Jangan menggunakan bahan kimia sintetik bahwa racun mikroorganisme

tanah dan merusak struktur tanah.

5

Page 6: kimia pertanian

2.1.5 Manfaat Pertanian Organik Bagi Perubahan Iklim

Beritabumi, Jakarta.Pertanian organik memiliki potensi besar untuk

perubahan iklim karena kemampuan yang tinggi dalam penyerapan karbon. Selain

itu, menawarkan potensi besar dalam hal strategi adaptasi terhadap perubahan

iklim.

Sektor organik mendapatkan tempat pada Konferensi Perubahan Iklim

PBB (KTT Iklim PBB) di Kopenhagen lalu dengan Perundingan Meja Bundar

tentang "Pertanian Organik dan Perubahan Iklim". Tujuannya adalah untuk

meningkatkan peran pertanian organik dalam memperlambat perubahan iklim

serta mendorong, mendukung dan mempromosikan penelitian tentang pertanian

organik dan perubahan iklim.

Ada delapan anggota yang telah bergabung, termasuk Italian ICEA, World

Federation of Organic Agriculture Movements (IFOAM), the Rodale Institute

(U.S.), Swedish KRAV, English Soil Association, International Center of

Research on Organic Farming (ICROFS) dari Denmark, Research Institute on

Organic Farming (FIBL) dan FAO.

Kelompok ini telah membentuk rencana aksi untuk tahun 2010 dan 2011.

Selama 2010, kegiatan utamanya adalah mengembangkan metodologi untuk pasar

emisi karbon, yang bersinergi dengan tujuan pembangunan yang lebih luas, dan

bermanfaat bagi produsen kecil di Selatan.

Menurut Urs Niggli, Direktur FiBL (16/12), koordinator kegiatan ini,

"Pertanian organik memiliki potensi besar untuk mitigasi perubahan iklim karena

kemampuan yang tinggi dalam penyerapan karbon di dalam tanah dan melalui

pengurangan emisi gas rumah kaca akibat tidak adanya pupuk sintetis dan

penggunaan bahan organik. Selain itu, menawarkan potensi besar dalam hal

strategi adaptasi terhadap perubahan iklim. "

6

Page 7: kimia pertanian

2.2 Prospek Pertanian Organik di Indonesia

Memasuki abad 21, masyarakat dunia mulai sadar bahaya yang

ditimbulkan oleh pemakaian bahan kimia sintetis dalam pertanian. Orang semakin

arif dalam memilih bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan ramah

lingkungan. Gaya hidup sehat dengan slogan Back to Nature telah menjadi� �

trend baru meninggalkan pola hidup lama yang menggunakan bahan kimia non

alami, seperti pupuk, pestisida kimia sintetis dan hormon tumbuh dalam produksi

pertanian. Pangan yang sehat dan bergizi tinggi dapat diproduksi dengan metode

baru yang dikenal dengan pertanian organik.

Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan

bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. Tujuan utama

pertanian organik adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan

pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak

merusak lingkungan. Gaya hidup sehat demikian telah melembaga secara

internasional yang mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian harus

beratribut aman dikonsumsi (food safety attributes), kandungan nutrisi tinggi

(nutritional attributes) dan ramah lingkungan (eco-labelling attributes). Preferensi

konsumen seperti ini menyebabkan permintaan produk pertanian organik dunia

meningkat pesat.

Indonesia memiliki kekayaan sumberdaya hayati tropika yang unik, kelimpahan

sinar matahari, air dan tanah, serta budaya masyarakat yang menghormati alam,

potensi pertanian organik sangat besar. Pasar produk pertanian organik dunia

meningkat 20% per tahun, oleh karena itu pengembangan budidaya pertanian

organik perlu diprioritaskan pada tanaman bernilai ekonomis tinggi untuk

memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor.

7

Page 8: kimia pertanian

2.3 Peluang Pertanian Organik di Indonesia

Luas lahan yang tersedia untuk pertanian organik di Indonesia sangat

besar. Dari 75,5 juta ha lahan yang dapat digunakan untuk usaha pertanian, baru

sekitar 25,7 juta ha yang telah diolah untuk sawah dan perkebunan (BPS, 2000).

Pertanian organik menuntut agar lahan yang digunakan tidak atau belum tercemar

oleh bahan kimia dan mempunyai aksesibilitas yang baik. Kualitas dan luasan

menjadi pertimbangan dalam pemilihan lahan. Lahan yang belum tercemar adalah

lahan yang belum diusahakan, tetapi secara umum lahan demikian kurang subur.

Lahan yang subur umumnya telah diusahakan secara intensif dengan

menggunakan bahan pupuk dan pestisida kimia. Menggunakan lahan seperti ini

memerlukan masa konversi cukup lama, yaitu sekitar 2 tahun.

Volume produk pertanian organik mencapai 5-7% dari total produk

pertanian yang diperdagangkan di pasar internasional. Sebagian besar disuplay

oleh negara-negara maju seperti Australia, Amerika dan Eropa. Di Asia, pasar

produk pertanian organik lebih banyak didominasi oleh negara-negara timur jauh

seperti Jepang, Taiwan dan Korea.

Potensi pasar produk pertanian organik di dalam negeri sangat kecil, hanya

terbatas pada masyarakat menengah ke atas. Berbagai kendala yang dihadapi

antara lain: 1) belum ada insentif harga yang memadai untuk produsen produk

pertanian organik, 2) perlu investasi mahal pada awal pengembangan karena harus

memilih lahan yang benar-benar steril dari bahan agrokimia, 3) belum ada

kepastian pasar, sehingga petani enggan memproduksi komoditas tersebut.

Areal tanam pertanian organik, Australia dan Oceania mempunyai lahan terluas

yaitu sekitar 7,7 juta ha. Eropa, Amerika Latin dan Amerika Utara masing-masing

sekitar 4,2 juta; 3,7 juta dan 1,3 juta hektar. Areal tanam komoditas pertanian

organik di Asia dan Afrika masih relatif rendah yaitu sekitar 0,09 juta dan 0,06

juta hektar (Tabel 1). Sayuran, kopi dan teh mendominasi pasar produk pertanian

organik internasional di samping produk peternakan.

.

8

Page 9: kimia pertanian

Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk bersaing di pasar

internasional walaupun secara bertahap. Hal ini karena berbagai keunggulan

komparatif antara lain :

1. masih banyak sumberdaya lahan yang dapat dibuka untuk mengembangkan

sistem pertanian organik,

2. teknologi untuk mendukung pertanian organik sudah cukup tersedia seperti

pembuatan kompos, tanam tanpa olah tanah, pestisida hayati dan lain-lain.

Pengembangan selanjutnya pertanian organik di Indonesia harus ditujukan

untuk memenuhi permintaan pasar global. Oleh sebab itu komoditas-komoditas

eksotik seperti sayuran dan perkebunan seperti kopi dan teh yang memiliki

potensi ekspor cukup cerah perlu segera dikembangkan. Produk kopi misalnya,

Indonesia merupakan pengekspor terbesar kedua setelah Brasil, tetapi di pasar

internasional kopi Indonesia tidak memiliki merek dagang.

Pengembangan pertanian organik di Indonesia belum memerlukan struktur

kelembagaan baru, karena sistem ini hampir sama halnya dengan pertanian

intensif seperti saat ini. Kelembagaan petani seperti kelompok tani, koperasi,

asosiasi atau korporasi masih sangat relevan. Namun yang paling penting lembaga

tani tersebut harus dapat memperkuat posisi tawar petani.

2.4 Pertanian Organik Modern

Beberapa tahun terakhir, pertanian organik modern masuk dalam sistem

pertanian Indonesia secara sporadis dan kecil-kecilan. Pertanian organik modern

berkembang memproduksi bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan sistem

produksi yang ramah lingkungan. Tetapi secara umum konsep pertanian organik

modern belum banyak dikenal dan masih banyak dipertanyakan. Penekanan

sementara ini lebih kepada meninggalkan pemakaian pestisida sintetis. Dengan

makin berkembangnya pengetahuan dan teknologi kesehatan, lingkungan hidup,

mikrobiologi, kimia, molekuler biologi, biokimia dan lain-lain, pertanian organik

terus berkembang.

9

Page 10: kimia pertanian

Dalam sistem pertanian organik modern diperlukan standar mutu dan ini

diberlakukan oleh negara-negara pengimpor dengan sangat ketat. Sering satu

produk pertanian organik harus dikembalikan ke negara pengekspor termasuk ke

Indonesia karena masih ditemukan kandungan residu pestisida maupun bahan

kimia lainnya.

Banyaknya produk-produk yang mengklaim sebagai produk pertanian organik

yang tidak disertifikasi membuat keraguan di pihak konsumen. Sertifikasi produk

pertanian organik dapat dibagi menjadi dua kriteria yaitu:

Sertifikasi Lokal untuk pangsa pasar dalam negeri.

Kegiatan pertanian ini masih mentoleransi penggunaan pupuk kimia

sintetis dalam jumlah yang minimal atau Low External Input Sustainable

Agriculture (LEISA), namun sudah sangat membatasi penggunaan pestisida

sintetis. Pengendalian OPT dengan menggunakan biopestisida, varietas toleran,

maupun agensia hayati. Tim untuk merumuskan sertifikasi nasional sudah

dibentuk oleh Departemen Pertanian dengan melibatkan perguruan tinggi dan

pihak-pihak lain yang terkait.

Sertifikasi Internasional untuk pangsa ekspor dan kalangan tertentu :

Didalam negeri, seperti misalnya sertifikasi yang dikeluarkan oleh SKAL

ataupun IFOAM. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi antara lain masa

konversi lahan, tempat penyimpanan produk organik, bibit, pupuk dan pestisida

serta pengolahan hasilnya harus memenuhi persyaratan tertentu sebagai produk

pertanian organik.

Beberapa komoditas prospektif yang dapat dikembangkan dengan sistem

pertanian organik di Indonesia antara lain tanaman pangan, hortikultura,

perkebunan, tanaman rempah dan obat, serta peternakan, (Tabel 2). Menghadapi

era perdagangan bebas pada tahun 2010 mendatang diharapkan pertanian organik

Indonesia sudah dapat mengekspor produknya ke pasar internasional.

10

Page 11: kimia pertanian

2.5 Pertanian organik: teknik dan peluangnya

Di dunia yang penuh dengan polusi ini, pertanian organik perlu untuk

diterapkan secara luas. Pertanian organik selain baik bagi kesehatan dan ramah

sosial, juga tidak merusak lingkungan karena tidak menggunakan bahan kimia,

pupuk buatan, dan rekayasa genetik.

Pertanian organik secara teoritis sangat baik bagi lingkungan. Praktiknya

yang ramah bagi lingkungan sangat baik diterapkan secara massal. Dari segi

energi, pertanian organik juga turut berperan dalam penurunan emisi terutama

CO2, CH4, dan N2O. Dari segi sosial kemasyarakatan, pertanian organik

mempunyai dasar pemikiran yakni mendukung kearifan lokal seperti pengetahuan

pertanian petani adat dan lokal.

Dari segi ekonomi pun pertanian organik ternyata mempunyai peluang

yang besar untuk berkembang. FAO memprediksikan, pasar global pangan

organik yang tahun 2006 mencapai nilai US $ 40 miliar diperkirakan akan

mencapai US $ 70 miliar tahun 2012. Walaupun di tingkat nasional pasar

pertanian organik masih didominasi oleh masyarakat menengah ke atas, peluang

pertanian organik tidak dapat diabaikan begitu saja dan perlu diterapkan secara

massal mengingat kebaikannya bagi aspek lingkungan dan sosial kemasyarakatan.

( 21 July 2009 ).

2.6 PERTANIAN ORGANIK, TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN

Pertanian organik yang semakin berkembang belakangan ini menunjukkan

adanya kesadaran petani dan berbagai pihak yang bergelut dalam sektor pertanian

akan pentingnya kesehatan dan keberlanjutan lingkungan. Revolusi hijau dengan

input bahan kimia memberi bukti bahwa lingkungan pertanian menjadi hancur dan

tidak lestari. Pertanian organik kemudian dipercaya menjadi salah satu solusi

alternatifnya.

11

Page 12: kimia pertanian

Pengembangan pertanian organik secara teknis harus disesuaikan dengan

prinsip dasar lokalitas. Artinya pengembangan pertanian organik harus

disesuaikan dengan daya adaptasi tumbuh tanaman/binatang terhadap kondisi

lahan, pengetahuan lokal teknis perawatannya, sumber daya pendukung, manfaat

sosial tanaman/ binatang bagi komunitas.

Pertanian organik memandang alam secara menyeluruh, komponennya

saling bergantung dan menghidupi, dan manusia adalah bagian di dalamnya.

Prinsip ekologi dalam pertanian organik didasarkan pada hubungan antara

organisme dengan alam sekitarnya dan antarorganisme itu sendiri secara

seimbang. Pola hubungan antara organisme dan alamnya dipandang sebagai satu –

kesatuan yang tidak terpisahkan, sekaligus sebagai pedoman atau hukum dasar

dalam pengelolaan alam, termasuk pertanian.

Dalam pelaksanaannya, sistem pertanian organik sangat memperhatikan

kondisi lingkungan dengan mengembangkan metode budi daya dan pengolahan

berwawasan lingkungan yang berkelanjutan. Sistem pertanian organik diterapkan

berdasarkan atas interaksi tanah, tanaman, hewan, manusia, mikroorganisme,

ekosistem, dan lingkungan dengan memperhatikan keseimbangan dan

keanekaragaman hayati. Sistem ini secara langsung diarahkan pada usaha

meningkatkan proses daur ulang alami daripada usaha merusak ekosistem

pertanian (agroekosistem).

Pertanian organik banyak memberikan kontribusi pada perlindungan

lingkungan dan masa depan kehidupan manusia. Pertanian organik juga menjamin

keberlanjutan bagi agroekosistem dan kehidupan petani sebagai pelaku pertanian.

Sumber daya lokal dipergunakan sedemikian rupa sehingga unsur hara, bimassa,

dan energi bisa ditekan serendah mungkin serta mampu mencegah pencemaran.

Pelestarian lingkungan

Tanaman penutup tanah (cover crop) dapat digunakan sebagai pupuk

organik.Penggunaan pupuk organik saja, tidak dapat meningkatkan produktivitas

tanaman dan ketahanan pangan. Oleh karena itu sistem pengelolaan hara terpadu

12

Page 13: kimia pertanian

yang memadukan pemberian pupuk organik dan pupuk anorganik perlu

digalakkan. Sistem pertanian yang disebut sebagai LEISA (Low External Input

and Sustainable Agriculture) menggunakan kombinasi pupuk organik dan

anorganik yang berlandaskan konsep good agricultural practices perlu dilakukan

agar degredasi lahan dapat dikurangi dalam rangka memelihara kelestarian

lingkungan. Pemanfaatan pupuk organik dan pupuk anorganik untuk

meningkatkan produktivitas lahan dan produksi pertanian perlu dipromosikan dan

digalakkan. Program-program pengembangan pertanian yang mengintegrasikan

ternak dan tanaman (crop-livestock) serta penggunaan tanaman legum baik berupa

tanaman lorong (alley cropping) maupun tanaman penutup tanah (cover crop)

sebagai pupuk hijau maupun kompos perlu diintensifkan.

13