kimia dasar

30
PERCOBAAN 1 TEKNIK LABORATORIUM I. TUJUAN PERCOBAAN I.1 Mampu menjelaskan kegunaan alat-alat di Laboratorium I.2 Mampu menggunakan alat-alat laboratorium I.3 Mampu melakukan percobaan dengan cara dan urutan yang benar II. DASAR TEORI II.1 Teknik Laboratorium Laboratorium kimia adalah suatu ruangan khusus yang dilengkapi dengan berbagai alat-alat dan fasilitas- fasilitas sehingga dapat memenuhi syarat untuk dapat melakukan percobaan-percobaan dan praktikum yang menunjang mata kuliah kimia dasar. (Mulyana, 1982) Untuk mendukung kegiatan praktikum mata kuliah kimia dasar di laboratorium kimia dasar, tersedia berbagai jenis peralatan dengan fungsi tertentu.Oleh karena itu, mahasiswa perlu mengetahui kegunaan dan mampu menggunakan masing-masing alat tersebut.Pemilihan alat tertentu umumnya berdasarkan ketelitian yang dikehendaki, sifat dari zat yang dipakai dan keamanan terhadap si pemakai serta lingkungannya. Nama-nama serta fungsi beberapa peralatan sederhana yang sering digunakan di laboratorium kimia dasar adalah sebagai berikut : a. Tabung reaksi Sebagai tempat untuk mereaksikan dua atau lebih zat. b. Penjepit

Upload: chaidar-mirza

Post on 08-Feb-2016

689 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Laporan Praktikum Percobaan 1 Kimia Dasar

TRANSCRIPT

Page 1: Kimia Dasar

PERCOBAAN 1

TEKNIK LABORATORIUM

I. TUJUAN PERCOBAAN

I.1 Mampu menjelaskan kegunaan alat-alat di Laboratorium

I.2 Mampu menggunakan alat-alat laboratorium

I.3 Mampu melakukan percobaan dengan cara dan urutan yang benar

II. DASAR TEORI

II.1Teknik Laboratorium

Laboratorium kimia adalah suatu ruangan khusus yang dilengkapi dengan berbagai

alat-alat dan fasilitas-fasilitas sehingga dapat memenuhi syarat untuk dapat

melakukan percobaan-percobaan dan praktikum yang menunjang mata kuliah kimia

dasar. (Mulyana, 1982)

Untuk mendukung kegiatan praktikum mata kuliah kimia dasar di laboratorium kimia

dasar, tersedia berbagai jenis peralatan dengan fungsi tertentu.Oleh karena itu,

mahasiswa perlu mengetahui kegunaan dan mampu menggunakan masing-masing alat

tersebut.Pemilihan alat tertentu umumnya berdasarkan ketelitian yang dikehendaki,

sifat dari zat yang dipakai dan keamanan terhadap si pemakai serta lingkungannya.

Nama-nama serta fungsi beberapa peralatan sederhana yang sering digunakan di

laboratorium kimia dasar adalah sebagai berikut :

a. Tabung reaksi

Sebagai tempat untuk mereaksikan dua atau lebih zat.

b. Penjepit

Untuk menjepit tabung reaksi.

c. Pengaduk gelas

Untuk mengocok atau mengaduk suatu baik akan direaksikan maupun ketika

reaksi sementara berlangsung.

d. Corong

Corong dibagi menjadi dua jenis yakni corong yang menggunakan karet atau

plastic dan corong yang menggunakan gelas. Corong digunakan untuk

memasukkan atau memindah larutan dari satu tempat ke temapt lain dan

digunakan pula untuk proses penyaringan setelah diberi kertas saring pada bagian

atas.

Page 2: Kimia Dasar

e. Kertas saring

Untuk menyaring larutan.Dalam suatu pekerjaan, analisis secara gravimetri,

endapan sering disaring dengan menggunakan kertas saring yang tak

meninggalkan abu.

f. Pipa bengkok

Terbuat dari gelas.Fungsinya adalah untuk mengalirkan gas ke dalam suatu tempat

tertutup atau ke dalam larutan.

g. Kaca arloji

1. Sebagai penutup saat melakukan pemanasan terhadap suatu bahan kimia

2. Untuk menimbang bahan-bahan kimia

3. Untuk mengeringkan suatu bahan dalam desikator.

h. Gelas ukur

Untuk mengukur volume larutan.Pada saat praktikum dengan ketelitian tinggi

gelas ukur tidak diperbolehkan untuk mengukur volume larutan.Pengukuran

dengan ketelitian tinggi dilakukan menggunakan pipet volume.

i. Gelas beker

Tempat untuk menyimpan dan membuat larutan.Gelas beker memiliki takaran

namun jarang bahkan tidak diperbolehkan untuk mengulur volume suatu zat cair.

j. Erlenmeyer

Tempat membuat larutan.Dalam membuat larutan Erlenmeyer yang selalu

digunakan.

k. Labu ukur

Untuk membuat dan atau mengencerkan larutan dengan ketelitian yang tinggi.

l. Pipa gondok

Digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu sesuai dengan label

yang tertera pada bagian yang menggembung.

m. Pipet ukur

Untuk mengukur volume larutan.

n. Pipet Pasteur (pipet tetes)’

Untuk meneteskan atau mengambil larutan dengan jumlah kecil.

o. Buret

Digunakan untuk titrasi, tapi pada keadaan tertentu dapat pula digunakan untuk

mengukur volume suatu larutan.

(Ensiklopedia Umum)

Page 3: Kimia Dasar

II.2Teori Asam – Basa

II.2.1 Teori Asam Basa Browsted – Lowry

Dalam kimia, teori Bronsted-Lowry adalah teori mengenai asam basa

yang digagaskan oleh Johannes Nicolaus Bronsted dan Thomas Martin

Lowry pada tahun 1923 secara terpisah.Dalam teori ini, asam Bronsted

didefinisikan sebagai sebuah molekul atau ion yang mampu

melepaskan atau “mendonorkan” kation hidrogen (proton, H+), dan

basa Bronsted sebagai spesi kimia yang mampu menarik atau

“menerima” kation hidrogen (proton).

(Ensiklopedia Umum)

II.2.2 Teori Asam Basa Arhenius

Arhenius berpendapat tentang teori pengionan elektrolit. Elektrolit

yang dilarutkan didalam air akan terurai menjadi ion positif dan

negatif. Zat yang larut dalam air menghasilkan ion H+ disebut asam,

zat yang larut dalam air dan menghasilkan ion H- disebut basa.

(Gany, 1991)

II.2.3 Teori Asam Basa Lewis

Menurut Lewis, asam merupakan akseptor pasangan elektron,

sedangkan basa merupakan donor pasangan elektron. Lewis

berpendapat bahwa teori Bronsted – Lowry merupakan kasus khusus,

karena proton dapat dianggap sebagai akseptor pasangan elektron dan

basa (OH-,NH2,H2SO42- dan sebagainya) sebagai donor pasangan

elektron.

(Cotton &Willkinson, 1989)

II.3Pengenceran

Pengenceran merupakan proses mencampur larutan pekat (dari konsentrasi

tinggi) dengan cara menambah pelarut untuk memperoleh volume air yang

lebih besar dengan konsentrasi larutan lebih rendah. Pada proses pengenceran,

volume dan kemolalan berubah, jumlah mol zat terlarut tidak berubah.

Sehingga hasil kali normalitas dengan volume senyawa semula yang

digunakan (V1 . N1) harus sama dengan hasil akhir setelah pengenceran

(V1 . N1 = V2 . N2) dengan :

V1 = volume asli larutan yang digunakan

N1 = normalitas asli

Page 4: Kimia Dasar

V2 = volume larutan yang dibuat

N2 = normalitas standar yang dibuat

Normalitas merupakan banyaknya ekuivalen zat terlarut er liter larutan.

(Kunfelter, 1990)

II.4Penyaringan / Filtrasi

Penyaringan adalah suatu metode dimana suatu padatan siap untuk dipisahkan

dari cairan dengan melewati campuran menembus suatu saringan, yaitu suatu

penghalang dengan banyak lubang kecil.Filtrasi adalah metode sederhana

untuk memisahkan endapan dari air dalam serangkaian perlakuan atau

percobaan untuk kegunaan penyerapan, karena partikel pasir dan tanah liat

membuat endapan ini tidak dapat menembus saringan.

(Lemoy, 1991)

II.5Titrasi Asam dan Basa

Titrasi adalah cara analisis yang memungkinkan kita untuk mengukur jumlah

yang pasti dari suatu larutan dengan mereaksikan suatu larutan lain yang

konsentrasinya diketahui. Analisis semacam ini yang menggunakan

pengukuran volume larutan pereaksi disebut analisis volumetrik.Larutan

dalam buret disebut penitrasi.Salah satu reaksi yang sering digunakan dalam

titrasi adalah netralisasi asam basa.Sebagian larutan asam diletakkan pada

Erlenmeyer atau gelas kimia.Indicator adalah suatu zat yang mempunyai

warna dalam keadaan asam dan basa berlainan.Titrasi telah mengalami netral

apabila telah mencapai suatu titik akhir.Suatu titik akhir adalah titik dimana

indicator tertentu berubah warna. Selam titrasi, titranditeteskan secara

perlahan ke dalam labu Erlenmeyer yang berisi larutan pereaksi lain.

Penambahan dilakukan sampai seluruh reaksi yag ditandai dengan adanya

perubahan warna dalam Erlenmeyer yang tidak hilang meskipun digoyang-

goyang.

(Braddy, 1994)

II.6Indikator Asam Basa

Indikator asambasa adalah asam atau basa organic yang mempunyai satu

warna jika konsentrasi hydrogen lebih tinggi daripada suatu harga tertentu dan

suatu warna lain jika konsentrasi itu lebih rendah.

Page 5: Kimia Dasar

Pemilihan suatu indikator untuk suatu titrasi asam basa tertentu tergantung

kuat relative asam dan basa dalam titrasi. Indikator asam basa diantaranya :

Nama

Jangka pH dalam

perubahan warna Warna Asam Warna Basa

Metil kuning 2 - 3 Merah Kuning

Dinitrofenol 2,4 – 4,0 Tak berwarna Kuning

Metil orange 3 – 4,5 Merah Kuning

Metil merah 4,4 – 6,6 Merah Kuning

Lakmus 6 – 8 Merah Biru

Fenolftalein 8 – 10 Tak berwarna Merah

Timolftalein 10 – 12 Kuning Ungu

Trinitrobenzena 12 - 13 Tak berwarna Jingga

( Keenan, 1984 )

II.7Analisa Bahan

II.7.1HCl

Merupakan larutan yang bersifat asam, tidak berwarna, larut dalam air,

baunya tajam, titik didih -85oC dan titik leleh 114oC.

(Mulyono, 1997)

II.7.2 NaOH

NaOh berbentuk padatan kristal putih dan dapat larut dalam air, jika

diberi kalor. NaOH dapat menyebabkan iritasi dikulit dan

beracun.NaOH memiliki titik didih 193oC dan titik leleh ± 3,18oC.

(Bisri,1996)

II.7.3 NH4Cl

Suatu garam yang digunakan untuk pembuatan HCl di

laboratorium. Amonuim Klorida merupakan garam yang dihasilkan

dari reaksi ammonia dengan asam klorida, bersifat basa, berwarna

bening. Berfungsi untuk pengisi batu baterai dan bahan untuk

pembuat pupuk.

(Vogel,1985)

Page 6: Kimia Dasar

II.7.4 H2SO4

Merupakan asam kuat yang dihasilkan dari reaksi SO3- dan H2O,

memiliki pH lebih dari 7, berguna dalam industri pupuk, detergen,

insektisida, cat, dan lain-lain.

(Chang, 1984)

II.7.5 Fenolphtalein (PP)

Kristal berwarna yang meleleh pada suhu 2610C. Larut dalam

alcohol dan pelarut organic lainnya tetapi hanya larut sedikit dalam

air. Fungsinya sebagai indikator asam basa, tak berwarna dalam

larutan asam dan berwarna merah muda pada larutan basa.

Perubahan pH-nya 8,2 – 10,0.

(Mulyono, 1996)

2.7.6 (CH3COOH)2Pb

Senyawa beracun yang manis dapat melarutkan timbal monoksida.

(CH3COOH)2Pb dapat digunakan dalam pengobatan untuk

persenyawaan timbal lainnya.

(Anonim, 1973)

2.7.7 PbSO4

Kristal putih berbentuk rambis, racun keras, sedikit larut dalam air,

tidak larut dalam alcohol. Dibuat dengan mereaksikan timbal nitrat

dan natrium sulfat.Dipakai sebagai pigmen untuk zat.

(Ensiklopedia Umum)

2.7.8 Kertas Lakmus

Kertas lakmus adalah senyawa organic yang dapat mengalami

perubahan warna karena pengaruh asam dan basa dalam suatu

larutan dengan pH tertentu.

(Khopkas, 1990)

2.8 Teori Tumbukan

Reaksi yang hanya melibatkan satu partikel mekanismenya sederhana dan kita

tidak perlu memikirkan tentang orientasi dari tumbukan. Reaksi yang

melibatkan tumbukan antara dua atau lebih partikel akan membuat mekanisme

reaksi menjadi lebih rumit.

Page 7: Kimia Dasar

2.8.1 Orientasi dari Tumbukan

Pertimbangkan suatu reaksi sederhana yang melibatkan tumbukan antara dua molekul etena CH2=CH2 dan hidrogen klor, HCl sebagai contoh. Keduanya bereaksi untuk menghasilkan kloroetan.

Sebagai hasil dari tumbukan antara dua molekul, ikatan rangkap diantara dua karbon berubah menjadi ikatan tunggal.Satu hidrogen atom berikatan dengan satu karbon dan atom klor berikatan dengan satu karbon lainnya.

Reaksi hanya dapat terjadi bila hidrogen yang merupakan ujung dari ikatan H-Cl mendekati ikatan rangkap karbon-karbon.Tumbukan selain daripada itu tidak bekerja dikarenakan kedua molekul tersebut akan saling bertolak.

Tumbukan-tumbukan(collisions) yang ditunjukkan di diagram, hanya tumbukan 1 yang memungkinkan terjadinya reaksi.

Page 8: Kimia Dasar

2.8.2 Energi Tumbukan

Aktivasi EnergiWalaupun partikel-partikel itu berorientasi dengan baik, Anda tidak akan mendapatkan reaksi jika partikel-partikel tersebut tidak dapat bertumbukan melampui energi minimum yang disebut dengan aktivasi energi reaksi.

Aktivasi energi adalah energi minimum yang diperlukan untuk melangsungkan terjadinya suatu reaksi. Contoh yang sederhana adalah reaksi exotermal yang digambarkan seperti di bawah ini:

Jika partikel-partikel bertumbukan dengan energi yang lebih rendah dari energi aktivasi, tidak akan terjadi reaksi. Mereka akan kembali ke keadaan semula. Anda dapat membayangkan energi aktivasi sebagai tembok dari reaksi. Hanya tumbukan yang memiliki energi sama atau lebih besar dari aktivasi energi yang dapat menghasilkan terjadinya reaksi.

Di dalam reaksi kimia, ikatan-ikatan diceraikan (membutuhkan energi) dan membentuk ikatan-ikatan baru (melepaskan energi).Umumnya, ikatan-ikatan harus diceraikan sebelum yang baru terbentuk.Energi aktivasi dilibatkan dalam menceraikan beberapa dari ikatan-ikatan tersebut.

Ketika tumbukan-tumbukan tersebut relatif lemah, dan tidak cukup energi untuk memulai proses penceraian ikatan. mengakibatkan partikel-partikel tersebut tidak bereaksi.

Page 9: Kimia Dasar

III. METODE PERCOBAANIII.1 Alat dan Bahan

III.1.1 Alat

Tabung reaksi Pipet ukur Labu ukur Kertas saring Corong Erlenmeyer Kertas lakmus Buret

Gelas beker Pengaduk gelas Penjepit Gelas ukur Pipet tetes Pipet gondok Kaca arloji Pemanas spiritus

III.1.2 Bahan

H2SO4

HCl

NaOH

NH4Cl

(CH3COOH)2Pb

Indikator

fenolphtalein

Aquades/air

PbSO4

III.2 Gambar Alat

Pipet tetes Pipet gondok Penjepit tabung reaksi

Pemanas Kertas saring Kaki tiga

Page 10: Kimia Dasar

Gelas ukur Erlenmeyer Corong

Buret Batang pengaduk

III.3 Skema Kerja

III.3.1 Pembuatan dan pengenalan suatu gas serta pengenalan kertas lakmus

Larutan NH4Cl

Tabung reaksi

Penambahan NaOH secukupnya

Pemanasan campuran NH4Cl dan NaOH

Mendidih

Page 11: Kimia Dasar

Pembauan gas campuran NH4Cl dan NaOH

Mendekatkan kertas lakmus pada mulut tabung reaksi

Pengamatan perubahan warna kertas lakmus

Gas campuran

NH4Cl dan NaOH

yang bersifat basa

dan berbau tidak

sedap

3.3.2 Pengenceran dengan labu ukur

Larutan HCl 0,2 N

Labu ukur

Penambahan air sedikit demi sedikit

HCl 0,05 N

3.3.3 Pengenceran H2SO4 pekat

10 mL air suling

Tabung reaksi

Penambahan 3 mL H2SO4 sedikit demi sedikit

H2SO4 encer

3.3.4 Penyaringan

Larutan

(CH3COOH)2Pb

Gelas Ukur

Penambahan H2SO4 encer secukupnya

Page 12: Kimia Dasar

Menyaring

Menuang perlahan-lahan campuran larutan ke dalam

erlenmeyer melalui corong yang sudah diberi kertas

saring.

Larutan

(CH3COOH)2Pb

yang semula

berwarna bening

berubah menjadi

keruh (putih susu)

dan terdapat

endapan putih pada

kertas saring.

IV. DATA PENGAMATAN

4.1 Pembuatan dan pengendapan gas dengan kertas lakmus

V NH4Cl (mL) V NaOH (mL) Pengamatan Kesimpulan

Setemgah tabung

reaksi

18 tetes Setelah dipanaskan,

tercium bau sampah

dan bau pesing dari

Larutan

mengandung

NH3 yang

Page 13: Kimia Dasar

gas yang dihasilkan.

Kertas lakmus merah

berubah menjadi

biru.

berbau tidak

sedap.

Larutan tersebut

bersifat basa.

4.2 Pengenceran dengan labu ukur

a. Pengenceran HCl

V1 HCl (mL) N1 (HCL) V2 larutan (mL) N2 (larutan) Perhitungan

25 0,2 100 0,05 V1N1 = V2N2

25.0,2 = 100. N2

N2 = 5/100

= 0,05

b. Pengenceran H2SO4 pekat

V1 H2SO4

(mL)

N1 (H2SO4) V2 larutan

(mL)

N2 (larutan) Perhitungan

3 10

4.3 Penyaringan endapan

V Pb(CH3COO)2 (mL) V H2SO4 (mL) Pengamatan Kesimpulan

5 13 Awalnya larutan

berwarna bening

kemudian setelah

ditambahkan

H2SO4 encer

terjadi perubahan

warna dari bening

menjadi keruh

(putih susu).

Ternyata, setelah

disaring, pada

Hasil kali

kelarutan (Ksp)

PbSO4 lebih

kecil dari Qc

PbSO4.

Page 14: Kimia Dasar

kertas saring

terdapat endapan

berwarna putih.

4.4 Titrasi

V1 titrat (mL) N1 (titrat) V2 titrat (mL) N2 (titrat) Pengamatan Perhitungan

100 0,05 34,2 0,1

V. PEMBAHASAN

Telah dilakukan percobaan I dengan judul Teknik Laboratorium yang bertujuan agar mampu

menjelaskan kegunaan alat-alat di laboratorium, mampu menggunakan alat-alat laboratorium,

dan mampu melakukan percobaan dengan cara dan urutan yang benar. Dalam percobaan ini

terdapat 6 percobaan, yaitu:

5.1 Cara memegang botol dan menuang larutan dalam botol

Percobaan ini bertujuan agar praktikan mengetahui cara memegang botol dan menuang

larutan dlam botol yang benar. Digunakan alat-alat seperti sarung tangan latex, masker,

serbet, tisu, serta tabung reaksi. Percobaan ini dilakukan dengan cara memegang botol larutan

dengan etiket botol menghadap telapak tangan, hal ini bertujuan untuk menghindari etiket

botol yang rusak jika terkena tetesan dari larutan karena etiket botol berisi informasi larutan

tersebut seperti nama, konsentrasi, dan sebagainya. Kemudian letakkan tutup botol dalam

keadaan terbalik untuk menghindari kontaminasi bahan kimia dalam botol dengan kotoran

dari luar yang akan menempel jika tutupnya tidak diletakkan dengan terbalik karena hal ini

dapat mengurangi keakuratan larutan.

5.2 Pembuatan dan pengenalan suatu gas serta pengenalan kertas lakmus

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui suatu gas bersifat asam atau basa tanpa

mengetahui pH-nya. Digunakan alat seperti tabung reaksi, penjepit, kertas lakmus pemanas

spiritus, pipet tetes dan gelas ukur. Sedang bahan-bahannya adalah NH4Cl dan NaOH.

Page 15: Kimia Dasar

Percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan NH4Cl dengan NaOH untuk memperoleh gas

NH3. Larutan hasil pencampuran harus dipanaskan dan digoyang-goyangkan. Penggoyangan

tabung reaksi ini ditujukan agar NH4Cl dan NaOH menjadi larutan homogen, selain itu

penggoyangan dilakukan agar tidak terjadi dumping atau keluarnya cairan dari tabung reaksi.

Pemanasan dapat dilakukan secara komunal (bersamaan) sehingga dapat diperoleh gas yang

diinginkan.

Pembauan dilakukan dengan mengibas-ibaskan tangan di atas tabung reaksi, jangan membaui

gas tersebut dengan mendekatkan tabung reaksi ke hidung karena hal ini sangat berbahaya.

Dari pencampuran dan pemanasan tersebut diperoleh gas dengan bau yang tidak sedap atau

menyengat. Gas NH3 ternyata dapat membirukan kertas lakmus yang didekatkan pada mulut

tabung. Hal ini membuktikan gas yang dihasilkan bersifat basa karena berasal dari

pencampuran NH4Cl dan NaOH. NaOH merupakan basa kuat sehingga membirukan lakmus.

NH4Cl(aq) + NaOH(aq) NaCl + NH3 + H2O

(Vogel, 1979)

Secara fisis, NH3 tidak berwarna, dengan titik didih 33,5˚C dan titik leleh -77,74˚C dan

mempunyai bau menyengat (pesing).

(Cotton, 1989)

Kelautan ammonia sangat tinggi, sehingga sebagian besar akan larut dalam air. Oleh karena

itu, pemanasan untuk menguapkan NH3 yang larut menyebabkan bau gas yang menyengat

setelah pemanasan.

Dalam pemanasan, tabung reaksi jangan langsung terkena api. Karena cairannya sangat

reaktifdan mudah terbakar dan jangan dihadapkan ke praktikan agar jika meledak tidak

terkena langsung dengan muka atau kulit, begitu juga saat pembauan, tidak boleh terjadi

Page 16: Kimia Dasar

interaksi langsung, harus dengan cara dikipas-kipaskan karena jika larutan (gas) berbahaya

dapat membahayakan keselamatan praktikan.

5.3 Pengenceran dengan labu ukur

Percobaan ini bertujuan untuk membuat larutan HCl 0,05 N dari larutan HCl 0,2 N.

Metode yang digunakan adalah metode pengenceran. Prinsip yang mendasari percobaan ini

yaitu jika kita melakukan pengenceran, maka jumlah mol zat terlarut tetap, sedangkan

konsentrasi dan volumenya berubah, dapat dituliskan dengan notasi:

N1.V1 = N2 .V2

Pengenceran dilakukan dengan mencampurkan sebuah larutan dengan aquades.Kita

menggunakan pipet gondok, pipet tetes, dan labu ukur. Pertama kita mengambil larutan HCl

0,2 N menggunakan pipet gondok. Kita harus memperhatikan miniskus (permukaan cekung

dari zat cair) pada batas ukur pipet gondok saat mengambil larutan HCl karena kesalahan

dalam menentukan batas ukur akan mempengaruhi besarnya normalitas larutan

pengenceran.Kemudian kita memasukkan larutan HCl ke dalam labu ukur dan menutupnya

lalu menggoyangkannya (dibolak-balik) agar larutan dapat tercampur dengan cepat. Reaksi

pengenceran HCl dapat dituliskan sebagai berikut :

HCl(pekat) + H2O HCl(encer)

(Khlopkar, 1999)

5.4 Pengenceran H2SO4 Pekat

Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan H2SO4 encer dari H2SO4 yang lebih pekat.

Untuk zat-zat yang menunjukkan reaksi eksotermis, seperti pengenceran H2SO4 pekat, maka

pengenceran dilakukan dengan cara menuangkan H2SO4 pekat sedikit demi sedikit ke dalam

pelarut. Metode yang digunakan adalah metode pengenceran. Alat-alat yang dibutuhkan

adalah 2 buah gelas ukur dan pipet ukur.Sedangkan bahannya adalah aquades dan H2SO4

pekat.Pengenceran H2SO4 pekat dilakukan dengan mengambil aquades dengan pipet ukur,

bagian bawah miniskus harus sejajar dengan skala 10 ml lalu dituang ke gelas

ukur.Bersihkan pipet ukur, lalu ambil H2SO4 dengan pipet ukur, bagian bawah miniskus

harus sejajar dengan skala 3 ml lalu tuangkan ke gelas ukur yang berbeda.Lalu tuangkan

H2SO4 dari gelas ukur tersebut ke dalam gelas ukur yang berisi aquades tersebut secara

perlahan. Hal ini dikarenakan karena H2SO4 sangat reaktif (mudah meledak) jika dalam

keadaan konsentrasi tinggi dan jika kita memasukkan aquades ke larutan H2SO4 atau

Page 17: Kimia Dasar

menuang H2SO4 dengan tidak perlahan maka akan bereaksi secara tiba-tiba dan terjadi

percikan api kecil. Selain itu, jika kita memasukkan air ke H2SO4 dapat mengurangi efek

panas (eksoterm) pada reaksi tersebut.

5.5 Penyaringan

Percobaan ini bertujuan untuk memisahkan suatu endapan dari larutan. dilakukan

dengan menggunakan alat-alat kertas saring, corong, erlenmeyer, dengan bahan-bahan

H2SO4 hasil pengenceran dan (CH3COO)2Pb. Caranya adalah dengan penambahan

(CH3COO)2Pb ke dalam larutan H2SO4 hasil pengenceran. Dalam percobaan ini, kertas

saring yang digunakan dilipat dua sampai tiga lipatan untuk memudahkan memasukkan ke

dalam corong lalu teteskan air pada kertas saring agar kertas saring melekat pada dinding

corong.Kemudian pasang corong tersebut diatas Erlenmeyer.

(CH3COO)2Pb ditambah dengan larutan H2SO4 encer terjadi perubahan warna larutan

dari bening menjadi keruh berwarna putih susu. Dan setelah disaring dengan kertas saring,

ternyata terdapat endapan putih pada kertas saring tersebut.Berikut reaksi yang terjadi :

(CH3COO)2Pb + H2SO4 PbSO4 + 2(CH3COOH)

Endapan putih yang terdapat pada kertas saring tersebut adalah PbSO4.Kenapa pada

kertas saring bisa terdapat endapan? Hal ini dapat terjadi jika hasil kali kelarutan (Ksp) dari

larutan PbSO4 adalah 2,53 x 10-8 lebih kecil daripada Qc larutan PbSO4.

5.6 Titrasi

Titrasi adalah proses penentuan konsentrasi suatu larutan dengan menggunakan

larutan yang sudah diketahui konsentrasinya. Titran yaitu zat yang digunakan untuk

menitrasi(penitrasi) sedangkan titrat merupakan zat yang akan dititrasi. Proses titrasi ini

menggunakan larutan NaOH, larutan HCl, dan indikator PP atau Fenolphtalein.Buret yang

berisi larutan NaOH diteteskan secara perlahan-lahan ke dalam erlenmeyer yang berisi

larutan HCl yang sudah ditetesi indikator PP. Proses titrasi ini dilakukan secara perlahan-

lahan sambil menggoyangkan Erlenmeyer. Larutan HCl akan berubah menjadi merah muda

ketika larutan NaOH yang diteteskan mencapai titik stop.

VI. PENUTUP

VI.1 KESIMPULAN

VI.1.1 Teknik Laboratorium

Page 18: Kimia Dasar

1. Cara memegang botol dan menuangkan larutan ke dalam botol.

Dengan melakukan percobaan diatas, praktikan dapat

mengetahui bagaimana cara memegang botol, membuka, dan

menutup tutup botol dan menuangkan larutan dengan baik dan

benar.

2. Pembuatan dan pengenalan suatu lakmus

Setelah melakukan percobaan di dapatkan hasil bagaimana cara

mengenal suatu gas yaitu dengan cara mengibaskan tangan ke

hidung supaya baunya tercium dan perubahan warna pada

kertas lakmus menandakan asam apabila merah menjadi merah

ataupun biru menjadi merah dan menandakan basa apabila biru

menjadi biru ataupun merah menjadi biru.

3. Pengenceran dengan labu ukur

Pada proses ini dihasilkan volume larutan yang besar setelah

akhir pengenceran daripada sebelum pengenceran dan

didapatkan larutan dengan konsentrasi yang kita harapkan.

4. Pengenceran H2SO4 pekat

Pada proses pengenceran dihasilkan kenormalan larutan yang

lebih kecil dan menimbulkan reaksi eksoterm.

5. Penyaringan

Pada proses penyaringan ini terjadi endapan berwarna putih dan

menjadi perubahan putih keruh.

6. Titrasi

Pada proses titrasi, ketika sebuah larutan diberi indikator PP

akan menghasilkan warna merah muda menandakan larutan

bersifat basa dan tidak berwarna menandakan larutan bersifat

asam.

VI.2 SARAN

1. Praktikan diharapkan lebih teliti dalam mengamati perubahan warna, bau,

suhu larutan dan menentukan batas ukuran pada alat-alat laboratorium.

Page 19: Kimia Dasar

2. Dalam melakukan praktikum, praktikan harus hati-hati dalam

menggunakan alat-alat laboratorium.

3. Dalam melakukan, jangan berhubungan langsung dengan zat kimia

(cair/gas) terutama zat kimia yang berbahaya.

VII. PENGESAHAN

Praktikan Praktikan Praktikan

Page 20: Kimia Dasar

M. Harliansah W. W. Dyah Ika Pradita M. Syarifuddin

NIM 21080112110043 NIM 21080112130044 NIM 21080112130045

Praktikan Praktikan Praktikan

Fenisa Vifaly Anis Ulfa W. A Amalia Fildzah

NIM 21080112130046 NIM 21080112130047 NIM 21080112130048

Praktikan Praktikan Praktikan

Tryanto Erlangga Nandar Suwanto Siti Nurjannah

NIM 21080112130049 NIM 21080112130050 NIM 21080112130051

Mengetahui,

Asisten

Fajar Budi Laksono

NIM J2C009055