kimia

136
PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA POKOK BAHASAN HIDROKARBON DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TYPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DI SMA NEGERI 10 SEMARANG TAHUN AJARAN 2006/2007 SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata 1 untuk mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh : FIKI ROSYADA 4301403011 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2 0 0 7

Upload: angga-radoni

Post on 24-Oct-2015

75 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

gg

TRANSCRIPT

Page 1: KIMIA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA POKOK BAHASAN

HIDROKARBON DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TYPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION)

DI SMA NEGERI 10 SEMARANG

TAHUN AJARAN 2006/2007

SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata 1

untuk mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

FIKI ROSYADA

4301403011

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2 0 0 7

Page 2: KIMIA

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini dinyatakan telah siap untuk diujikan di Sidang Panitia Ujian Skripsi

Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Negeri Semarang.

Pembimbing I

Ir. Winarni, M.Si NIP.

Semarang, Agustus 2007

Pembimbing II

Dra. Titi Wahyukaeni, M.Pd NIP.

ii

Page 3: KIMIA

HALAMAN PENGESAHAN

Telah dipertahankan di Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Kimia Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : SENIN

Tanggal : 20 Agustus 2007

Panitia Ujian

Ketua,

Drs. Kasmadi Imam S, MS NIP.131781011

Sekretaris

Drs. Sigit Priatmoko, M. Si NIP.131965839

Penguji I

Dra. Woro Sumarni, M.Si NIP.

Penguji II

Ir. Winarni, M.Si NIP.130529508

Penguji III

Dra. Titi Wahyukaeni, M.Pd NIP.130345755

iii

Page 4: KIMIA

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam Skripsi ini benar hasil karya saya

sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik sebagian atau seluruhnya.

Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam Skripsi ini dikutip atau

dirujuk berdasarkan Kode Etik Ilmiah.

Semarang, Agustus 2007

Yang menyatakan

Fiki Rosyada NIM. 4301403011

iv

Page 5: KIMIA

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

• Allah tidak membebani seseorang melakukan sesuai dengan kesanggupannya

(Q.S. Al-Baqarah : 286)

• Kepuasan akan keberhasilan sangat kita rasakan ketika bisa menerima apa yang

telah kita raih dengan rasa ikhlas di hati, karena apa yang kita dapatkan hari ini

adalah yang terbaik bagi kita dari ilahi.

• Sesungguhnya sehabis kesulitan ada kemudahan (Al-Insyiroh : 6)

PERSEMBAHAN:

Skripsi ini penulis persembahkan untuk :

1) Ibu Bapak tercinta, yang doa dan dukungannya

tiada henti-hentinya mereka berikan untukku,

tiada kata tercipta untuk ucapkan terima kasih.

2) Ketiga adikku (Umam, Uun, Yusrul) kalian adalah

sumber motivasi dan kebahagianku

3) Aa’ Juned, thank’s a lot for your sacrifice, without

you it’s impossible

4) My best friend in @b-3 (Pipik and Ruby), aku

belajar banyak dari kalian

5) Teman-teman P. Kimia ’03 : Ery, Ulin, Nia,

Gank-6, dll yang tidak bisa aku sebutin satu-satu,

terima kasih atas kebersamaan Qt.

6) Teman-teman FK-Kost, terima kasih telah

menjadikan aku bagian dari kalian.

v

Page 6: KIMIA

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, atas limpahan

rahmat, taufiq, hidayah serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan Skripsi yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Kimia Pokok

Bahasan Hidrokarbon dengan Pembelajaran Kooperatif Type TAI (Team Assisted

Individualization) di SMA Negeri 10 Semarang Tahun Ajaran 2006/2007.

Penulis sadar bahwa Skripsi ini dapat selesai berkat bantuan dan dukungan

dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin untuk

melakukan penelitian.

2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin

untuk melakukan penelitian.

3. Ketua Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah

memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

4. Ir. Winarni, M.Si selaku Pembimbing I dan Dra. Titi Wahyukaeni, M.Pd

selaku Pembimbing II yang dengan sabar dan bijaksana memberikan

bimbingan dan pengarahan serta dorongan dari awal hingga akhir penulisan

Skripsi ini.

5. Kepala SMA N 10 Semarang yang telah memberikan ijin penelitian di SMA N

10 Semarang.

6. Dra. Wahyu Isnaeni selaku Guru Bidang Studi Kimia Kelas X IPA SMA

Negeri 10 Semarang yang telah membantu pelaksanaan penelitian.

vi

Page 7: KIMIA

7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan masukan bagi

penyusunan Skripsi ini.

Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan perkembangan

dunia pendidikan di Indonesia.

Semarang, Agustus 2007

Penulis

vii

Page 8: KIMIA

SARI

Rosyada, Fiki. 2007. Peningkatan Hasil Belajar Kimia Pokok Bahasan Hidrokarbon dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) di SMA Negeri 10 Semarang. Skripsi. Jurusan Kimia. FMIPA. UNNES. Pembimbing I : Ir. Winarni, M.Si. Pembimbing II : Dra. Titi Wahyukaeni, M.Pd

Kata Kunci : Hasil Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif TAI

Berdasarkan hasil observasi dan angket tentang kondisi awal siswa di SMA N 10 Semarang didapatkan bahwa hasil belajar Kimia siswa kelas X-3 SMA N 10 Semarang masih rendah, yaitu nilai rata-rata untuk materi larutan elektrolit adalah 59,5 dengan ketuntasan klasikal 27,3%. Proses pembelajaran yang monoton karena didominasi dengan metode ceramah menyebabkan pembelajaran cenderung hanya berlangsung dari arah (pihak guru). Penggunaan metode ceramah menyebabkan siswa merasa bosan selama kegiatan belajar mengajar karena hanya pasif sebagai pendengar saja dan tidak dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, yang pada akhirnya mempengaruhi hasil belajar. Pemecahan masalah yang diterapkan adalah memperbaiki proses pembelajaran yang masih bersifat konvensional menjadi pembelajaran yang bisa membangun minat, interaksi dan keaktifan serta dapat meningkatkan hasil belajar melalui pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan menggunakan pembelajaran TAI. Penelitian ini diharapkan memberi manfaat : (1) bagi siswa, meningkatkan hasil belajar kimia siswa kelas X SMA N 10 Semarang (2) bagi guru, sebagai motivasi untuk meningkatkan ketrampilan memilih strategi pembelajaran yang bervariasi dan dapat memperbaiki sistem pembelajaran serta adanya inovasi model pembelajaran TAI (3) bagi sekolah sebagai masukan perlunya penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan prestasi belajar siswa SMA tersebut.

Penelitian ini merupakan tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas X-3 SMA N 10 Semarang TA 2006/2007. Fokus yang diteliti adalah hasil belajar siswa. Data hasil belajar kognitif diperoleh dari nilai tes diakhir siklus, data hasil belajar afektif dan psikomotorik diperoleh dari hasil observasi secara kolaboratif antara peneliti dengan guru mitra. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif. Indikator keberhasilan penelitian ini dilihat dari hasil belajar siswa secara klasikal, 85% dari jumlah siswa mendapat nilai minimal 65.

Dari hasil penelitian, rata-rata hasil belajar kognitif siswa dan ketuntasan belajar klasikal meningkat sebesar 9,59 dan 49,79% dari data awal ke siklus I dan meningkat sebesar 14,4 dan 11,37% dari siklus I ke siklus II. Sedangkan rata-rata hasil belajar afektif dan ketuntasan belajar klasikal meningkat sebesar 8,23 dan 20,46% dari siklus I ke siklus II serta untuk rata-rata hasil belajar psikomotorik dan ketuntasan belajar klasikal meningkat sebesar 5,22 dan 20,45% dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada pokok bahasan hidrokarbon dapat meningkat melalui penerapan model pembelajaran TAI.

viii

Page 9: KIMIA

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... iii PERNYATAAN.............................................................................................. iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. v KATA PENGANTAR .................................................................................... vi ABSTRAK ...................................................................................................... viii DAFTAR ISI................................................................................................... ix DAFTAR TABEL........................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah................................................................ 5 C. Permasalahan .......................................................................... 6 D. Cara Pemecahan Masalah ....................................................... 6 E. Tujuan Penelitian .................................................................... 6 F. Manfaat Penelitian .................................................................. 7 G. Penegasan Istilah..................................................................... 8 H. Sistematika Skripsi.................................................................. 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Belajar ............................................................. 11 2. Pengertian Pembelajaran................................................... 13 3. Hasil Belajar...................................................................... 14 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar.............. 14 5. Pembelajaran Kooperatif................................................... 16 6. Model Pembelajaran Kooperatif Team Assisted

Individualization ............................................................... 18 7. Penelitian Tindakan Kelas ................................................ 23 8. Pokok Materi Hidrokarbon ............................................... 24

B. Hipotesis Tindakan ................................................................. 32 BAB III METODE PENELITIAN

A. Setting dan Subjek Penelitian ................................................. 33 B. Fokus Penelitian...................................................................... 33 C. Rencana Tindakan................................................................... 33 D. Teknik Pengumpulan Data...................................................... 38 E. Analisis Data Penelitian .......................................................... 40 F. Indikator Keberhasilan............................................................ 45

ix

Page 10: KIMIA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Hasil Uji Alat Evaluasi ..................................................... 46 2. Hasil Observasi Awal........................................................ 49 3. Data Hasil Penelitian......................................................... 50

B. Pembahasan 1. Pelaksanaan Siklus I.......................................................... 60 2. Pelaksanaan Siklus II ........................................................ 66

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ................................................................................. 71 B. Saran........................................................................................ 72

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 73 LAMPIRAN.................................................................................................... 75

x

Page 11: KIMIA

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Hasil Analisis Validitas Soal Uji Coba ................................................ 46 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba ................................ 47 Hasil Analisis Daya Beda Soal Uji Coba ............................................. 47 Hasil Analisis Reliabilitas Soal Uji Coba............................................. 48 Kriteria Soal ......................................................................................... 48 Ringkasan Nilai Hasil Belajar Kognitif Siswa ..................................... 51 Ringkasan Nilai Hasil Belajar Psikomotorik Siswa ............................. 55 Ringkasan Nilai Hasil Belajar Afektif Siswa ....................................... 56 Ringkasan Hasil Observasi Pelaksanaan Tindakan Guru..................... 57 Ringkasan Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa............................ 57 Ringkasan Hasil Kuesioner Tanggapan Siswa..................................... 58 Nilai Perkembangan dan Status Kelompok Kooperatif Siswa............. 59

xi

Page 12: KIMIA

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 1 2 3 4 5

Prosedur Kerja Penelitian Tindakan Kelas ....................................... 35 Histogram Nilai Rata-rata Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus I .... 52 Histogram Ketuntasan Belajar Klasikal Siklus I .............................. 52 Histogram Nilai Rata-rata Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus II ... 53 Histogram Ketuntasan Belajar Klasikal Siklus II............................. 54

xii

Page 13: KIMIA

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Jadwal Penelitian Tindakan Kelas ................................................. 75 Daftar Nilai Siswa SMA Negeri 10 Tahun Ajaran 2006/2007 Materi Larutan Elektrolit dan Ulangan Blok 1 Semester II ........... 76 Pembagian Kelompok Diskusi....................................................... 77 Nilai Perkembangan dan Status Kelompok Kooperatif ................. 78 Kisi-Kisi Uji Coba Siklus I, II, III ................................................. 84 Soal Uji Coba Siklus I + Kunci Jawaban....................................... 87 Soal Uji Coba Siklus II + Kunci Jawaban ..................................... 95 Soal Uji Coba Siklus III + Kunci Jawaban .................................... 101 Analisis Validitas, Daya Beda, Tingkat Kesukaran dan Reliabilitas Soal Uji Coba Siklus I ................................................ 107 Analisis Validitas, Daya Beda, Tingkat Kesukaran dan Reliabilitas Soal Uji Coba Siklus II ............................................... 116 Analisis Validitas, Daya Beda, Tingkat Kesukaran dan Reliabilitas Soal Uji Coba Siklus III.............................................. 124 Rekapitulasi Hasil Analisis Soal Uji Coba Siklus I ....................... 132 Rekapitulasi Hasil Analisis Soal Uji Coba Siklus II...................... 133 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus I, II ................................................ 134 Soal Evaluasi Siklus I + Kunci Jawaban........................................ 136 Soal Evaluasi Siklus II + Kunci Jawaban ...................................... 142 Rencana Pembelajaran 01, 02, 03, 04 ............................................ 145 Lembar Diskusi 01, 02, 03, 04, 05, 06........................................... 156 Kunci Jawaban Lembar Diskusi 01, 02, 03, 04, 05, 06 ................. 167 Tugas 01, 02................................................................................... 177 Kunci Jawaban Tugas 01, 02 ......................................................... 179 Penilaian Afektif Siklus I, II .......................................................... 182 Penilaian Psikomotorik Siklus I, II ................................................ 188 Data Nilai Kognitif Siswa Siklus I, II ............................................ 193 Data Nilai Afektif Siswa Siklus I, II .............................................. 194 Data Nilai Psikomotorik Siswa Siklus I, II .................................... 195 Hasil Observasi Pelaksanaan Tindakan Guru Siklus I, II .............. 196 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I, II ..................... 198 Hasil Angket Refleksi Siswa Siklus I, II ....................................... 200 Foto-Foto Pembelajaran................................................................. 203

xiii

Page 14: KIMIA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan IPTEK dari waktu ke waktu makin pesat sehingga

mengakibatkan adanya persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, salah

satu diantaranya adalah bidang pendidikan. Fungsi/tujuan pendidikan dalam

masyarakat pada dasarnya adalah sama, yaitu mengajarkan suatu ketrampilan

kepada anggota masyarakat dalam melangsungkan kehidupannya. Oleh karena

itu diperlukan manusia-manusia yang mempunyai SDM yang berkualitas.

Untuk mencetak SDM yang berkualitas, diperlukan adanya mutu pendidikan

yang bagus. Peningkatan mutu pendidikan salah satunya dapat dilihat dari

proses pendidikan yang berlangsung di sekolah tersebut, baik metode maupun

pendekatan yang digunakan.

Dalam dunia pendidikan, hasil belajar merupakan faktor yang sangat

penting, karena hasil belajar yang dicapai siswa merupakan alat untuk

mengukur sejauh mana penguasaan materi yang diajarkan guru. Agar tercapai

hasil belajar yang baik diperlukan suasana belajar mengajar yang tepat,

sehingga siswa senantiasa meningkatkan aktivitas belajarnya dan

bersemangat. Proses belajar mengajar yang menarik dapat meningkatkan

aktivitas belajar siswa, sehingga diharapkan hasil belajar siswa dapat

meningkat.

1

Page 15: KIMIA

2

Peranan yang harus dimainkan oleh dunia pendidikan saat ini adalah

mempersiapkan anak didik yang berpartisipasi aktif dalam kehidupan

bermasyarakat dan dapat bertahan dalam persaingan global. Suasana kelas

perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa sehingga siswa

mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain. Dalam interaksi

ini siswa akan membentuk komunitas yang memungkinkan mereka untuk

mencintai proses belajar dan mencintai satu sama lain. Dalam Suasana belajar

yang penuh dengan persaingan dan pengisolasian siswa, serta sikap dan

hubungan yang negatif, akan mematikan semangat dan motivasi siswa.

Suasana seperti itu akan menghambat pembentukan pengetahuan secara aktif.

Oleh karena itu guru perlu menciptakan suasana belajar yang dapat

menumbuhkan sikap bekerja sama antara siswa yang satu dengan yang

lainnya. Selain itu alur proses belajar tidak harus berasal dari guru menuju

siswa. Sesama siswa juga bisa saling mengajar dan bertukar pikiran, sehingga

guru bertindak sebagai motivator, fasilitator, dan kontrol.

Sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik

untuk bekerja sama satu sama lain adalah pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran dengan model kooperatif menciptakan kondisi lingkungan di

dalam kelas yang saling mendukung melalui belajar secara kooperatif dalam

kelompok kecil serta diskusi kelompok dalam kelas (Lie, 2004: 12). Aktifitas

pembelajaran kooperatif menekankan pada kesadaran siswa perlunya belajar

berfikir, memecahkan masalah dan belajar untuk mengaplikasikan

pengetahuan, konsep dan ketrampilan tersebut pada siswa yang membutuhkan.

Page 16: KIMIA

3

Model pembelajaran kooperatif terdiri dari berbagai macam, salah

satunya adalah TAI (Team Assisted Individualization). Pembelajaran TAI

merupakan model pembelajaran yang mempunyai strategi pembelajaran

bimbingan antar teman (Suyitno, 2002: 36). Dalam pembelajaran ini siswa

diberi tugas-tugas akademik untuk dikerjakan secara kelompok, sehingga

dapat menghantarkan siswa memahami konsep yang abstrak menjadi konsep

nyata.

Melalui penerapan pembelajaran ini, diharapkan siswa dapat

termotivasi untuk belajar memahami materi secara mandiri, tidak hanya

menerima mendengar dan mengingat saja tapi dilatih untuk mengoptimalkan

kemampuannya dalam menyerap informasi ilmiah, dilatih menjelaskan hasil

temuannya kepada pihak lain dan dilatih untuk memecahkan masalah. Selain

itu diharapkan minat siswa dalam mempelajari konsep-konsep kimia akan

meningkat yang pada akhirnya pemahaman siswa juga meningkat, sehingga

hasil belajar pun tercapai lebih optimal.

Penelitian yang pernah dilakukan dengan menggunakan metode TAI

yaitu Mulyani (2006) bahwa pembelajaran dengan menggunakan model TAI

yang diberikan tugas rumah secara kelompok lebih baik daripada hasil belajar

siswa yang diberi tugas rumah secara individu. Hal ini menunjukkan bahwa

pembelajaran kooperatif dengan metode TAI yang diberikan tugas secara

kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk menerapakan model

pembelajaran kooperatif tipe TAI tersebut pada ilmu kimia khususnya pokok

Page 17: KIMIA

4

bahasan Hidrokarbon. Karakteristik materi Hidrokarbon diantaranya adalah

banyak konsep yang harus dipahami sehingga diperlukan banyak latihan soal

untuk memahaminya, sedangkan aktifitas dalam pembelajaran TAI, melatih

siswa untuk terbiasa mengerjakan tugas-tugas akademik secara kelompok..

Pada penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMA N 10 Semarang

Kelas X-3. Pemilihan sekolah tersebut dikarenakan pada saat observasi awal

didapatkan beberapa kekurangan dalam pembelajaran Kimia, antara lain:

1. Hasil belajar kimia siswa yang masih rendah (rata-rata ulangan harian

materi larutan elektrolit adalah 59,5 dengan ketuntasan klasikal 27,3%).

2. Penerapan metode pembelajaran masih kurang mengaktifkan siswa

sehingga pembelajaran cenderung hanya berlangsung dari satu arah (pihak

guru).

3. Rendahnya semangat dan minat belajar siswa.

Berdasarkan hasil observasi awal tersebut, sangat dibutuhkan suatu

pendekatan yang bisa membangun minat, interaksi dan keaktifan siswa serta

dapat membangun suasana belajar menjadi kondusif yang pada akhirnya

diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu perlu

dilakukan penelitian yang berorientasi tindakan kelas. Dalam penelitian ini

digunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI sehingga penulis

mengambil judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA POKOK

BAHASAN HIDROKARBON DENGAN PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION)

DI KELAS X-3 SMA N 10 SEMARANG TAHUN AJARAN 2006/2007.

Page 18: KIMIA

5

B. Identifikasi Masalah

Dari observasi dan analisis yang telah dilakukan maka diperoleh

identifikasi masalah sebagai berikut :

Kondisi siswa

1. Semangat belajar siswa kurang

2. Potensi siswa kurang dimanfaatkan secara optimal

3. Masih banyak siswa yang beranggapan bahwa pelajaran kimia sulit

4. Hasil belajar kimia siswa masih rendah

Kondisi guru

1. Cara guru mengajar masih secara konvensional sehingga kurang

memberikan semangat dan motivasi siswa untuk berpartisipasi secara aktif

dalam kegiatan belajar mengajar.

2. Kurang menggunakan media pembelajaran yang tersedia

Kondisi proses pembelajaran

1. Metode yang paling sering diterapkan adalah metode ceramah.

2. Penerapan metode pembelajaran masih kurang mengaktifkan siswa

sehingga pembelajaran cenderung hanya berlangsung dari satu arah (pihak

guru).

Karakteristik mata pelajaran Kimia pokok materi Hidrokarbon adalah

sebagai berikut :

1. Merupakan mata pelajaran yang baru bagi siswa

2. Banyak konsep yang harus dipahami

3. Perlu adanya banyak latihan secara langsung

Page 19: KIMIA

6

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah dapat dirumuskan

permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan pendekatan

pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization dapat meningkatkan

hasil belajar kimia siswa kelas X Semester 2 SMA N 10 Semarang, sehingga

mencapai standar ketuntasan belajar klasikal ?

D. Cara Pemecahan Masalah

Cara memecahkan masalah yang diterapkan yaitu memperbaiki

pembelajaran yang masih bersifat konvensional menjadi pembelajaran yang

bisa membangun minat, interaksi dan keaktifan siswa melalui pembelajaran

kooperatif Team Assisted Individualization. Pembelajaran TAI yaitu suatu

model pembelajaran dengan penerapan bimbingan antar teman. Dalam hal ini

siswa berperan aktif, berfikir dalam membantu memecahkan masalah yang

dihadapi. Dalam model pembelajaran ini siswa diberi kesempatan untuk

membantu siswa lain yang lemah dalam kelompoknya.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Tujuan umum

Dalam penelitian tindakan kelas ini, secara umum bertujuan untuk

mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar (dalam ranah kognitif,

afektif dan psikomotorik) siswa kelas X-3 SMA N 10 Semarang tahun

Page 20: KIMIA

7

ajaran 2006/2007 dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TAI

(Team Assisted Individualization).

2. Tujuan khusus

Siswa mampu mencapai tujuan pembelajaran dengan mendapatkan nilai

minimal 65 dan sekurang-kurangnya 85% dari jumlah siswa mampu

mencapai batas minimal tersebut.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi siswa

a. Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia pokok

bahasan hidrokarbon

b. Menambah keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar

c. Menambah keberanian siswa untuk mengeluarkan pendapat, ide, dan

gagasan

2. Bagi guru

Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan memilih strategi

pembelajaran yang bervariasi dan dapat memperbaiki sistem pembelajaran,

sehingga dapat memberikan pengajaran yang lebih baik kepada siswa serta

dapat mengembangkan model TAI ini pada konsep yang lain.

3. Bagi Sekolah

Memberikan sumbangan bagi sekolah dalam perbaikan proses

pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa

khususnya, dan perbaikan kualitas sekolah pada umumnya.

Page 21: KIMIA

8

G. Penegasan Istilah

Untuk menghindari salah pengertian, terdapat beberapa istilah yang

perlu ditegaskan dalam judul penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan

Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha,

kegiatan dsb.) selain itu peningkatan sama artinya dengan kenaikan atau

penambahan (Anonim, 2002: 1198).

2. Hasil belajar

Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar

setelah mengalami aktivitas belajar.hasil yang telah dicapai anak didik yang

menunjukkan kualitas keberhasilan belajarnya dalam proses pendidikan

(Anni, 2004: 4). Hasil belajar kimia dalam skripsi ini ditunjukkan dengan

nilai tes Kimia pada pokok materi hidrokarbon.

3. Mata Pelajaran Kimia

Kimia merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan sains yang

mempelajari struktur, susunan, sifat, perubahan materi dan energi yang

menyertainya (Parning, dkk, 2003: 4)

4. Model TAI

Model Pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization

adalah model pembelajaran dimana siswa ditempatkan dalam kelompok

kecil yang heterogen, antara lain dalam hal nilai akademiknya dan diikuti

dengan pemberian bantuan secara individu. Masing-masing kelompok

Page 22: KIMIA

9

beranggotakan 4-5 orang siswa. Salah satu dari anggota kelompok sebagai

seorang ketua yang bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya.

Model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization

merupakan strategi pembelajaran kelompok yang berpusat pada siswa.

Kunci model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization

adalah penerapan bimbingan antar teman (Suyitno, 2002: 36)

5. Materi Pokok Hidrokarbon

Materi Hidrokarbon merupakan materi pokok pelajaran kimia

SMA kelas X semester 2.

H. Sistematika Skripsi

Penulisan skripsi ini menggunakan sistematika sebagai berikut :

Bagian awal skripsi berisi halaman judul, halaman pengesahan, abstrak,

motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, dan daftar lampiran.

Bagian isi skripsi terdiri dari 5 Bab sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi

masalah, perumusan masalah, cara pemecahan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematika

skripsi.

BAB II Kajian pustaka dan hipotesis, berisi tentang tinjauan tentang

belajar, pembelajaran, hasil belajar, faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar,pembelajaran kooperatif, pembelajaran

TAI,penelitian tindakan kelas serta pokok materi hidrokarbon.

Page 23: KIMIA

10

BAB III Metode penelitian, berisi tentang setting dan subjek penelitian,

fokus penelitian, rencana tindakan, teknik pengumpulan data,

analisis data dan indikator keberhasilan penelitian.

BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan, berisi tentang hasil penelitian

dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V Penutup berisi tentang simpulan dan saran.

Sedangkan pada akhir skripsi ini berisi tentang daftar pustaka dan

lampiran-lampiran.

Page 24: KIMIA

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Pustaka

1. Pengertian Belajar

Banyak ahli di bidang pendidikan yang mencoba memberikan

definisi atau pengertian tentang belajar yang ditinjau dari berbagai aspek

sehingga muncul berbagai macam pengertian belajar, diantaranya adalah :

a Belajar menurut Morris L. Bigge

Belajar adalah perubahan yang menetap dalam kehidupan seseorang

yang tidak diwariskan secara genetis.

b Belajar menurut Marie J. Moskowits

Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil langsung dan

pengalaman dan bukan akibat hubungan-hubungan dalam sistem syaraf

yang dibawa sejak lahir.

c Belajar menurut W.S. Winkel

Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dan

interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan

dalam pengetahuan – pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap.

d Belajar menurut Aaron Quinn Sartain dkk.

Belajar adalah suatu perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman.

(dalam Darsono, dkk, 2000:3- 4)

11

Page 25: KIMIA

12

Berdasarkan pengertian belajar dari banyak ahli pendidikan

tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian belajar secara umum

adalah suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah

laku (Darsono, dkk, 2000: 24). Adapun ciri-ciri perubahan tingkah laku

akibat belajar adalah :

a Perubahan yang disadari

Seseorang menyadari dan merasakan adanya perubahan pada

dirinya misalnya, pengetahuannya bertambah dan berubah. Jadi

perubahannya disadari dan direncanakan.

b Perubahan yang bersifat kontinyu dan fungsional

Perubahan itu secara berkelanjutan, misalnya seorang belajar

menulis, maka tulisannya bertambah baik dan bisa digunakan untuk

menulis atau mencatat.

c Perubahan yang bersifat positif dan aktif

Perubahan-perubahan dengan memperoleh sesuatu yang lebih

dari sebelumnya. Perubahan secara aktif karena hasil usahanya sendiri

berorientasi dengan lingkungan dan bukan hasil kematangan.

Keaktifan ini terwujud karena individu memiliki berbagai potensi

untuk belajar, misalnya perhatian, minat, pikiran, emosi, motivasi dan

lain-lain.

d Perubahan bertujuan dan terarah

Page 26: KIMIA

13

Berarti belajar itu bukan suatu hal yang kebetulan, tetapi

disengaja dan bertujuan, tujuan dipakai sebagai arah kegiatan dan

sekaligus sebagai tolok ukur keberhasilan belajar.

2. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru

sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih

baik (Darsono, dkk, 2000: 24). Menurut Sudjana (2000), pengertian

pembelajaran adalah kegiatan belajar siswa dan kegiatan mengajar guru

dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Ada empat persoalan yang

menjadi komponen utama yang harus dipenuhi dalam pembelajaran.

Keempat komponen tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi saling

berhubungan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.

Keempat komponen tersebut yaitu tujuan, metode dan alat serta penilaian.

Tujuan dalam proses belajar mengajar merupakan komponen

pertama yang harus ditetapkan dalam proses pengajaran, tujuan tersebut

berfungsi sebagai indikator keberhasilan pengajaran. Komponen yang

kedua yaitu metode dan alat. Metode dan alat digunakan dalam pengajaran

dipilih atas dasar tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Komponen

yang lain adalah penilaian, penilaian dilakukan untuk mengetahui

ketercapaian suatu tujuan pembelajaran, yaitu menghasilkan perubahan

seperti yang disebut dalam pengertian belajar. Peranan guru dalam

kegiatan belajar dan pembelajaran adalah membentuk siswa mencapai

Page 27: KIMIA

14

tujuan belajar yang telah ditentukan. Untuk tujuan tersebut siswa

melakukan kegiatan belajar, dengan cara dan kemampuan masing-masing.

Siswa memiliki karakter yang berbeda satu sama lainnya, sesuai dengan

pendapat Darsono (2000) bahwa perbedaan antara siswa lainnya

membawa konsekuensi perolehan hasil belajarpun tidak sama. Dengan

perkataan lain bahwa dalam pengajaran yang menjadi persoalan utama

ialah adanya proses belajar pada siswa yakni proses berubahnya siswa

melalui berbagai pengalaman yang diperolehnya yang biasa disebut

sebagai hasil belajar.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia menerima pengalaman belajar. Benyamin Bloom (dalam Anni,

2004: 6) membagi hasil belajar menjadi tiga ranah yaitu :

a. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri

dari pengetahuan/ingatan, pemahaman, analisis, aplikasi, sintesis dan

evaluasi. Keenam tujuan ini sifatnya hierarkis, artinya kemampuan

evaluasi belum tercapai bila kemampuan sebelumnya belum dikuasai.

b. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari penerimaan,

penanggapan, penilaian, pengorganisasian, dan pembentukan pola

hidup.

c. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan

kemampuan bertindak.

Page 28: KIMIA

15

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar

Secara garis besar, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

adalah sebagai berikut :

a. Faktor pada diri orang yang belajar, yang masih dapat dibagi menjadi

dua : 1) keadaan fisik, keadaan fisik yang sehat, kuat, akan

menguntungkan hasil belajar, 2) keadaan mental atau psikologi, yaitu

fungsi-fungsi yang berperan dalam hubungannya dengan belajar yakni:

ingatan, perhatian, minat, kecerdasan, motivasi, kemauan dan pikiran.

b. Faktor diluar diri orang yang belajar, yang terdiri dari tiga macam :

1) alam atau fisik seperti iklim, sirkulasi udara, keadaan cahaya dan

sebagainya, 2) faktor sosial atau psikologis, disini yang terutama faktor

pembimbing/guru yang mengarahkan serta membimbing kegiatan

orang yang belajar serta yang menjadi salah satu sumber materi

belajar, 3) sarana-prasarana baik fisik maupun non fisik memainkan

peranan penting dalam mencapai hasil belajar (gedung, kelas,

perlengkapan, laboratorium, perpustakaan, buku pelajaran, alat-alat

peraga), sedang suasana yang paedagogis, tenang, gembira, adalah

sarana-prasarana yang non fisik.

Sedang menurut Sudjana (2000), faktor-faktor yang mempengaruhi

hasil belajar adalah kualitas pengajaran di sekolah itu sendiri, yakni ada

tiga unsur: kompetensi guru, karakteristik kelas dan karakteristik sekolah.

Karakteristik sekolah berkaitan dengan disiplin sekolah, perpustakaan

yang ada di sekolah, letak geografis sekolah, lingkungan sekolah, estetika

Page 29: KIMIA

16

dalam arti sekolah memberikan perasaan nyaman, dan kepuasan belajar,

bersih, rapi dan teratur. Berkaitan dengan kompetensi guru yang

merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi kualitas belajar, maka

dalam pembelajaran guru harus pandai-pandai memilih pendekatan dan

metode mengajar yang sesuai dengan isi materi pelajaran. Metode

berfungsi sebagai media transformasi pelajaran terhadap tujuan yang ingin

dicapai sehingga metode pembelajaran yang digunakan harus benar-benar

efektif dan efisien.

5. Pembelajaran Kooperatif

Menurut Slavin (1995) pembelajaran kooperatif merupakan bentuk

pembelajaran yang didasarkan pada pemahaman konstruktivisme, yaitu

siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami materi pelajaran yang

sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan bersama dengan temannya.

Pembelajaran kooperatif mengacu pada metode pengajaran di mana siswa

bekerja dalam kelompok kecil yang saling membantu dalam belajar.

Lie (2004 :12) mengatakan bahwa sistem pembelajaran kooperatif

adalah sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak

didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas

terstruktur dalam sebuah tim atau kelompok kecil.

Dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam

kelompok-kelompok kecil yang saling membantu satu sama lain. Kelas

disusun dalam kelompok 4-5 siswa dengan kemampuan yang heterogen.

Page 30: KIMIA

17

Maksud dari kelompok yang heterogen adalah terdiri dari campuran siswa,

jenis kelamin, asal dan tingkat kemampuan.

Kebanyakan pembelajaran yang menggunakan model kooperatif

memilik ciri-ciri sebagai berikut:

1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan

materi belajarnya.

2) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,

sedang dan rendah.

3) Lebih berorientasi pada keberhasilan kelompok.

(Ibrahim, 2002: 12)

Ada lima unsur yang harus dipenuhi agar pembelajaran kooperatif

dapat berlangsung dengan baik, unsur-unsur tersebut adalah:

1) Saling ketergantungan positif

Para siswa yang tergabung dalam kelompok harus merasa bahwa

mereka merupakan bagian dari kelompok yang mempunyai tujuan

bersama yang harus dicapai.

2) Tanggung jawab perseorangan

Para siswa yang tergabung dalam kelompok harus menyadari bahwa

masalah yang mereka hadapi adalah masalah kelompok, dan berhasil

atau tidaknya kelompok itu ditentukan oleh masing-masing individu

dalam kelompok tersebut.

3) Tatap muka

Page 31: KIMIA

18

Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan

berdiskusi.

4) Komunikasi antar anggota

Untuk mencapai hasil yang maksimum, para siswa yang tergabung

dalam kelompok itu harus berbicara atau berinteraksi dalam

mendiskusikan masalah yang dihadapi.

5) Evaluasi proses kelompok

Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk

mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasama mereka agar

selanjutnya bisa bekerjasama dengan lebih efektif.

(Lie, 2004: 32-35)

Ragam model pembelajaran kooperatif cukup banyak seperti

STAD (Student Teams Achievment Division), TGT (Teams games

Tournament), TAI (Team Assisted Individualization), Jigsaw, CIRC

(Cooperative Integrated Individualization) dan lain-lain. Masing-masing

mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri.

6. Model Pembelajaran Kooperatif Team Assisted Individualization

Model pembelajaran Team Assisted Individualization merupakan

salah satu bentuk pembelajaran kooperatif yang berarti siswa ditempatkan

dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen, antara lain dalam hal

nilai akademiknya. Pengelompokkan ini masing-masing kelompok

beranggotakan 4 – 5 orang siswa. Salah satu dari anggota kelompok

Page 32: KIMIA

19

sebagai seorang ketua yang bertanggung jawab atas keberhasilan

kelompoknya.

Menurut Lie (2004: 43) kelompok heterogen disukai oleh para

guru yang telah menerapkan model pembelajaran Kooperatif Team

Assisted Individualization karena beberapa alasan, yaitu (1) kelompok

heterogen memberikan kesempatan untuk saling mengajar (peer tutoring)

dan saling mendukung (2) kelompok ini meningkatkan relasi dan interaksi

antar ras, agama etnik dan gender serta (3) kelompok heterogen

memudahkan pengelolaan kelas karena dengan adanya satu orang yang

berkemampuan akademis tinggi, guru mendapatkan satu asisten untuk

setiap 3 – 4 anak.

Model pembelajaran TAI memiliki delapan komponen. Kedelapan

komponen tersebut adalah sebagai berikut :

a. Teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 – 5

orang.

b. Placement test, yaitu pemberian pretes kepada siswa atau melihat rata-

rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada

bidang tertentu.

c. Student creative, melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan

menciptakan situasi dimana keberhasilan kelompok ditentukan atau

dipengaruhi oleh keberhasilan individunya.

Page 33: KIMIA

20

d. Team study, yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan

oleh kelompok dan guru memberikan bantuan secara individual kepada

siswa yang membutuhkannya.

e. Team, score and team recognition, yaitu pemberian skor terhadap hasil

kerja kelompok dan pemberian kriteria penghargaan terhadap

kelompok yang berhasil dalam menyelesaikan tugas.

f. Teaching group, yaitu pemberian materi secara singkat dari guru

menjelang pemberian tugas kelompok.

g. Fact test, yaitu pelaksanaan tes berdasarkan fakta yang diperoleh

siswa.

h. Whole class unit, yaitu pemberian materi oleh guru kembali diakhir

waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.

Menurut Ibrahim (2002: 8) pembelajaran kooperatif Team Assisted

Individualization memberi keuntungan baik pada siswa kelompok atas

maupun kelompok bawah yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-

tugas akademik. Siswa yang pandai ikut bertanggung jawab membantu

yang lemah dalam kelompoknya. Dengan demikian siswa yang pandai

dapat mengembangkan kemampuan dan ketrampilannya karena dengan

mengajarkan sesuatu yang baru dipelajarinya, maka seseorang akan lebih

bisa menguasai dan menginternalisasi pengetahuan dan ketrampilan yang

dimilikinya, sedangkan siswa yang lemah akan terbantu dalam memahami

materi pelajaran sehingga akan meningkatkan hasil belajarnya. Kunci

Page 34: KIMIA

21

model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization adalah

penerapan bimbingan antar teman.

Adapun kekurangan pembelajaran TAI diantaranya adalah siswa

kelompok atas akan merasa dimanfaatkan tanpa bisa mengambil manfaat

apa-apa dalam kegitan belajar kooperatif karena rekan-rekan mereka

dalam kelompok tidak lebih pandai dari dirinya, sedangkan pada siswa

kelompok bawah akan merasa minder, merasa hanya seperti benalu dalam

kelompoknya. Oleh karena itu perlu dijelaskan kepada seluruh siswa

tentang manfaat-manfaat yang akan mereka peroleh baik pada kelompok

atas ataupun kelompok bawah jika mereka menerapkan pembelajaran

kooperatif TAI. Ada beberapa alasan perlunya menggunakan model

pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization untuk

dikembangkan diantaranya adalah sebagai variasi model pembelajaran agar

hasil belajar dapat tercapai, selain itu dalam model pembelajaran ini tidak ada

persaingan antar siswa karena siswa saling bekerjasama untuk menyelesaikan

masalah dalam mengatasi cara berpikir yang berbeda sehingga siswa tidak

hanya mengharap bantuan dari guru tetapi siswa juga termotivasi untuk

belajar cepat dan akurat pada seluruh materi serta guru setidaknya akan lebih

mudah dalam pemberian bantuan secara individu (Slavin, 1995: 98).

Pada model pembelajaran kooperatif Team Assisted

Individualization, siswa belajar dengan bantuan lembar diskusi secara

berkelompok, berdiskusi untuk menemukan dan memahami konsep-

konsep. Sesama anggota kelompok berbagi tanggung jawab. Hasil belajar

Page 35: KIMIA

22

kelompok dibandingkan dengan kelompok lain untuk memperoleh

penghargaan berupa pujian (misalnya kelompok super, hebat atau

kelompok baik) dari guru. Penerapan model pembelajaran kooperatif Team

Assisted Individualization lebih menekankan pada penghargaan kelompok,

pertanggungjawaban individu dan memperoleh kesempatan yang sama

untuk berbagi hasil setiap anggota kelompok (Slavin, 1995: 97).

Menurut Suyitno (2002: 37) langkah-langkah pembelajaran

kooperatif Team Assisted Individualization adalah sebagai berikut :

a. Menyiapkan bahan ajar.

b. Membentuk kelompok kecil yang heterogen.

c. Memberikan pre test pada pertemuan pertama.

d. Pada setiap pertemuan, guru memberikan materi secara singkat,

kelompok mengerjakan soal yang terdapat dalam lembar diskusi, guru

memberikan bantuan secara individu bagi yang memerlukan, ketua

kelompok bertanggung jawab terhadap keberhasilan setiap anggota

kelompok, dan guru menerangkan kembali materi yang bersangkutan

dengan menekankan strategi pemecahan masalah.

e. Memberikan post test pada pertemuan terakhir.

Beberapa strategi untuk menunjang keberhasilan pembelaajran

kooperatif Team Assisted Individualization.

a. Pembagian kelompok

Kelompok siswa yang terdiri atas empat sampai lima orang ini lebih

efektif dibanding dengan jumlah siswa yang lebih banyak karena

Page 36: KIMIA

23

pembagian tugas lebih terencana dan masing-masing siswa lebih

mencurahkan waktu untuk tugasnya. Pembentukannya kelompok

sebaiknya dilakukan oleh guru agar kemampuan siswa dalam

kelompok merata.

b. Pembagian tugas struktur

Dengan pembagian tugas untuk masing-masing siswa perlu dilakukan

oleh guru agar tidak terjadi pengelakan tugas.

c. Tanggung jawab bersama

Dengan pemberian tugas kepada masing-masing siswa secara

langsung, siswa akan lebih merasa bertanggung jawab bukan hanya

atas dirinya tetapi juga pada kelompoknya karena keberhasilan

kelompok terletak pada keberhasilan masing-masing individu.

( dalam Mulyani, 2006: 38)

7. Penelitian tindakan kelas

Penelitian tindakan adalah salah satu strategi pemecahan masalah

yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan

dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Dalam prosesnya, pihak-

pihak yang terlibat saling mendukung satu sama lain, dilengkapi dengan

fakta-fakta, dan mengembangkan kemampuan analisis. Penelitian tindakan

kelas (Classroom Action Reseach) biasanya dilakukan di kelas atau di

sekolah dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses

dan praktis pembelajaran.

Page 37: KIMIA

24

Penelitian tindakan kelas terutama memanfaatkan data pengamatan

dan perilaku empirik. Penelitian tindakan kelas menelaah ada tidaknya

kemajuan, sementara penelitian tindakan kelas dan proses pembelajaran

terus berjalan informasi-informasi dikumpulkan, diolah, didiskusikan, dan

dinilai. Perubahan kemajuan dicermati dari peristiwa-peristiwa, dari waktu

ke waktu dengan melakukan evaluasi.

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan berupa proses pengkajian

berdaur yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan,

observasi, dan refleksi. Setelah dilakukan refleksi yang mencakup analisis,

sintesis, dan penilaian hasil pengamatan terhadap proses serta hasil tindakan

tadi, biasanya muncul permasalahan atau pemikiran baru yang perlu

mendapat perhatian sehingga pada gilirannya perlu dilakukan perencanaan

ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang, serta diikuti pula dengan

refleksi ulang. Demikianlah tahap-tahap kegiatan ini terus berulang, sampai

suatu permasalahan dianggap teratasi.

8. Tinjauan tentang materi Hidrokarbon

Hidrokarbon adalah suatu senyawa yang terdiri dari atom-atom

hidrogen (H) dan karbon (C) sebagai penyusunnya. Adapun materi

hidrokarbon diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Kekhasan atom karbon

Atom karbon memiliki empat elektron pada kulit terluarnya,

sehingga untuk mencapai susunan elektron yang stabil seperti susunan

Page 38: KIMIA

25

elektron gas mulia memerlukan empat elektron lagi. Setiap atom

karbon dapat membentuk empat ikatan kovalen lagi dengan atom lain.

Kekhasan atom karbon adalah kemampuan untuk berikatan dengan

atom karbon lainnya.

Kemampuan karbon mengikat karbon lainnya, menyebabkan

atom karbon mempunyai empat macam kedudukan, yaitu :

1) Atom C primer adalah atom C yang mengikat satu atom C lainnya.

2) Atom C sekunder adalah atom C yang mengikat dua atom C lain.

3) Atom C tersier adalah atom C yang mengikat tiga atom C lain.

4) Atom C kwartener adalah atom C yang mengikat empat atom C

lain.

Ditinjau dari bentuk rantai karbonnya, ada beberapa jenis rantai

karbon yaitu rantai karbon terbuka dan tertutup. Rantai karbon terbuka

disebut juga rantai karbon alifatik yang meliputi rantai karbon lurus

dan rantai karbon bercabang. Sedangkan rantai karbon tertutup

mencakup rantai karbon alisiklik dan aromatik.

H

C

H

H H

Ikatan kovalen tunggal(ikatan jenuh)

b. Senyawa alkana

Senyawa alkana merupakan senyawa hidrokarbon alifatik jenuh

dengan rumus umum molekulnya. CnH2n+2

Contoh :

CH4, rumus bangunnya : Metana

Page 39: KIMIA

26

alkana rantai lurus mempunyai nama dan rumus molekul seperti

berikut:

No Nama Rumus Molekul 1 Metana CH42 Etana C2H63 Propana C3H84 Butana C4H105 Pentana C5H126 Heksana C6H147 Heptana C7H168 Oktana C8H189 Nonana C9H2010 Dekana C10H22

Cara memberi nama senyawa alkana :

1) Alkana rantai lurus

Rantai lurus diberi nama normal, disingkat n

Contoh :

CH3 − CH2 − CH2 − CH2 − CH2 − CH3 C = 6 → n-heksana

2) Alkana rantai bercabang

a) Hanya satu cabang

Penomoran rantai utama dimulai dari ujung rantai yang

letak cabangnya paling dekat.

Contoh:

Nama : 2-metil butana atau isopentana

Page 40: KIMIA

27

b) Terdapat dua atau lebih cabang sejenis, hal ini dinyatakan

dengan awalan di, tri, tetra, penta dan seterusnya.

Contoh :

Nama : 4-etil, 2,3,3-trimetil heptana

c) Terdapat dua atau lebih cabang yang berbeda, maka penulisan

nama cabang diurutkan berdasarkan Abjad.

Contoh :

namanya : 3-etil-2metil-4propilnonana

Keisomeran alkana

Isomer merupakan senyawa yang mempunyai rumus molekul

sama tapi rumus struktur berbeda. pada senyawa alkana hanya dikenal

isomer kerangka.

Contoh :

CH3 − CH2 − CH2 − CH3 nama : n-butana

nama : 2-metil propana

Page 41: KIMIA

28

c. Senyawa alkena

Adalah Hidrokarbon alifatik tak jenuh dengan satu ikatan rangkap 2

yang rumus umum molekulnya adalah CnH2n

Nama, rumus struktur, dan rumus molekul dari alkena diantaranya

adalah:

Nama Rumus Struktur Rumus Molekul Etena CH2 = CH2 C2H4

Propena CH3 − CH = CH2 C3H6

Pentena CH2 = CH − CH2 − CH2 − CH3 C5H10

Tata nama alkena

1) Rantai lurus

a) Nama alkena di dapat dari nama alkana yang sesuai (jumlah

atom karbonnya sama) dengan mengubah akhiran “ana” menjadi

“ena”

b) Ikatan rangkap ditunjukkan dengan nomor, yaitu dari arah

ikatan rangkap terdekat keujung rantai

Contoh :

C − C − C − C = C − C 2-heksena

2) Rantai bercabang

Penomoran dimulai dari salah satu ujung sehingga ikatan rangkap

mendapat nomor terkecil, walaupun bertentangan dengan prinsip

pemberian nomor pada alkan yang dimulai dari arah cabang yang

terdekat ke ujung rantai.

Page 42: KIMIA

29

Contoh :

Nama 4,5-dimetil 1 heptena

Isomer alkena

Isomer pada alkena terjadi selain karena ada cabang-cabang, juga oleh

letak ikatan rangkap, yang disebut isomer struktur.

Contoh :

CH2 = CH − CH2 − CH2 − CH3 1-pentena

CH3 − CH = CH − CH2 − CH3 2-pentena

Sedangkan keisomeran ruang pada alkena tergolong

keisomeran geometris, yaitu keisomeran karena perbedaan penempatan

gugus-gugus disekitar ikatan rangkap.

Contoh :

Cis-2-butena Trans-2-butena

d. Senyawa alkuna

adalah Hidrokarbon alifatik tak jenuh dengan satu ikatan rangkap tiga

yang rumus umum molekulnya adalah CnH2n-2

Nama, rumus struktur, dan rumus molekul dari alkuna diantaranya adalah

Page 43: KIMIA

30

Rumus Struktur Rumus Molekul Nama CH ≡ CH C2H2 Etuna CH3 − C ≡ CH C3H4 Propuna CH ≡ C − CH2 − CH2 − CH3 C5H8 Pentuna

Tata nama alkuna

Tata nama alkuna hampir sama dengan alkena, baik penomoran

cabangnya maupun penomoran posisi ikatan ganda tiga, yaitu yang

berada di sisi paling rendah.

Namun pemberian nama alkuna dengan sistem IUPAC adalah

dengan mengganti akhiran –ana pada nama alkana terkait dengan

akhiran –una.

Contoh :

Nama : 4,5-dimetil 1 heptuna

Keisomeran alkuna

Seperti halnya alkena, keisomeran pada alkuna terjadi selain

karena ada cabang-cabang, juga oleh letak ikatan rangkap, yang

disebut isomer struktur.

Contoh :

CH ≡ C − CH2 − CH2 −CH3 1-pentuna

CH3 − C ≡ C − CH2 − CH3 2-pentuna

Page 44: KIMIA

31

f. Sifat-sifat hidrokarbon

1) Sifat fisis

Pada suhu kamar makin panjang ikatan antara atom C titik didih

dan titik leleh makin besar sehingga hidrokarbon dengan jumlah

atom C1 – C4 berwujud gas, C5 – C17 berwujud cair dan C18 ke atas

berwujud padat.

Sukar larut dalam air, namun mudah larut dalam pelarut nonpolar

seperti CCl4

2) Sifat kimia

a) Reaksi-reaksi alkana

1. Pembakaran

Pembakaran sempurna alkana menghasilkan CO2 dan H2O

Contoh : C3H8 + 5O2 → 3CO2 + 4H2O

2. Substitusi atau penggantian yaitu reaksi penggantian atom H

oleh atom atau gugus lain.

Contoh : CH3 − CH3 + Cl2 → CH3 − CH2Cl + HCl

b) Reaksi-reaksi alkena

1. Reaksi adisi adalah reaksi penjenuhan ikatan rangkap.

Contoh : CH2 = CH2 + H2 → CH3 − CH3

2. Reaksi pembakaran adalah reaksi suatu senyawa dengan gas

oksigen

Contoh : C2H4 + 3O2 → 2CO2 + 2H2O

Page 45: KIMIA

32

3. Reaksi polimerisasi adalah reaksi penggabungan molekul-

molekul sederhana menjadi molekul-molekul besar.

Contoh :

CH2 = CH2 + CH2 = CH2 + ..... → [ − CH2 - CH2 − ] n

Etena etena polietena

c) Reaksi-reaksi alkuna

Reaksi-reaksi alkuna mirip dengan alkena, untuk

menjenuhkan ikatan rangkapnya, alkuna membutuhkan pereaksi

dua kali lebih banyak dibandingkan dengan alkena.

B. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan permasalahan tersebut di atas maka hipotesis yang

digunakan adalah penggunaan model pembelajaran Team Assisted

Individualization dapat meningkatkan hasil belajar Kimia pokok bahasan

hidrokarbon pada siswa kelas X-3 SMA N 10 Semarang tahun ajaran

2006/2007.

Page 46: KIMIA

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang menggunakan

data pengamatan langsung terhadap jalannya proses pembelajaran di kelas. Data

tersebut kemudian dianalisis melalui beberapa tahapan dalam siklus-siklus

tindakan.

A. Setting dan Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA N 10 Semarang yang terletak di Jl. Kapas

Utara No.11, Genuk Indah. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas X-3

dengan jumlah 44 orang, yaitu 20 putra dan 24 putri, sedang observer adalah

guru mata pelajaran Kimia di kelas tersebut.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian tindakan kelas ini adalah hasil belajar kognitif siswa

kelas X-3 semester 2 dalam proses pembelajaran Kimia melalui pembelajaran

kooperatif tipe Team Assisted Individualization. Meskipun demikian, hasil

belajar aspek psikomotorik dan afektif tidak terlepas dari pengamatan dan

perhatian peneliti.

C. Rencana Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-

masing siklus terdiri atas tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan

33

Page 47: KIMIA

34

refleksi. Secara garis besar kegiatan yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan

adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini dilakukan persiapan yang berhubungan

dengan pelaksanaan pembelajaran seperti: pembuatan rencana

pembelajaran, pembuatan lembar diskusi, lembar pengamatan siswa dan

guru, lembar penilaian aspek afektif dan psikomotorik serta soal-soal tes

akhir siklus.

2. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan merupakan kegiatan dilaksanakannya

skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Tahap ini terwujud dalam

bentuk proses belajar mengajar yang dilakukan guru dan siswa.

3. Pengamatan

Pada tahap ini dilakukan proses pengamatan terhadap pelaksanaan

tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.

Pengamatan dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan guru

mitra.

4. Refleksi

Refleksi dilakukan untuk mendiskusikan hasil tes akhir siklus dan

hasil pengamatan/observasi terhadap pelaksanaan kegiatan belajar

mengajar yang dilakukan guru dan siswa. Hasil refleksi siklus I digunakan

untuk penyempurnaan pada siklus-siklus berikutnya.

Page 48: KIMIA

35

Prosedur kerja tersebut secara garis dapat dijelaskan dengan deskripsi

umum penelitian tindakan kelas.

Gambar 1. Prosedur Kerja PTK (Tim PGSM, 1999)

Persiapan Penelitian

Hal-hal yang dilakukan peneliti sebelum melaksanakan penelitian

tindakan kelas ini yaitu :

1. Observasi awal kelas yang akan diteliti melalui wawancara dengan guru

mata pelajaran dan melalui angket kondisi awal siswa kelas X SMAN 10

Semarang mengenai kondisi siswa, guru dan proses pembelajaran serta

melalui dokumentasi hasil belajar siswa pada materi sebelum siklus guna

memberi gambaran mengenai masalah yang terjadi.

2. Menyusun soal-soal evaluasi beserta kisi-kisinya yang kemudian

dikonsultasikan pada ahlinya (dosen dan guru Kimia), menyusun rencana

Page 49: KIMIA

36

pembelajaran, lembar diskusi, lembar penilaian afektif dan psikomotorik

siswa, lembar angket tentang tanggapan siswa terhadap pembelajaran TAI,

serta lembar observasi untuk guru dan aktivitas belajar siswa.

Pelaksanaan Penelitian

Siklus I

1. Perencanaan

Rincian kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai

berikut :

a. Merancang skenario pembelajaran menggunakan metode Team

Assisted Individualization yang berupa rencana pembelajaran dan

lembar diskusi siswa.

b. Mempersiapkan instrumen-instrumen penelitian yang diperlukan yang

meliputi soal evaluasi siklus I, lembar observasi aspek afektif dan

psikomotorik, lembar observasi untuk guru dan lembar observasi

aktivitas siswa serta lembar angket tanggapan siswa.

c. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk percobaan

identifikasi atom C dan H pada senyawa organik.

d. Mempersiapkan materi bahan ajar dan soal pre-test.

2. Pelaksanaan

Rincian kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah sebagai

berikut :

a. Guru memberikan pre-test untuk mengetahui kesiapan siswa terhadap

pokok bahasan yang akan dipelajari.

Page 50: KIMIA

37

b. Membentuk kelompok yang heterogen yang terdiri atas 11 kelompok

berdasarkan nilai ulangan blok semester 2.

c. Siswa duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing.

d. Guru membagikan lembar Kegiatan Siswa yang berisikan petunjuk

praktikum identifikasi atom C dan H.

e. Siswa melakukan percobaan tentang identifikasi atom C dan H pada

senyawa organik.

f. Siswa mendiskusikan hasil percobaan dengan teman sekelompok dan

perwakilan kelompok maju untuk mempresentasikan hasil diskusi.

g. Siswa menyimpulkan hasil praktikum dengan bantuan guru.

h. Pada pertemuan berikutnya setiap awal pertemuan, siswa sudah duduk

menurut kelompoknya masing-masing selanjutnya guru memberikan

materi secara singkat, untuk siklus I yaitu tentang kekhasan atom

karbon dan hidrokarbon alkana (deret homolog, tata nama, isomer,

kegunaan, sifat-sifat serta reaksi-reaksi pada senyawa alkana).

i. Guru membagikan tugas kelompok yang terangkum dalam lembar

Kegiatan siswa untuk didiskusikan dan memberikan bimbingan di

setiap tahap kegiatan diskusi.

j. Perwakilan kelompok mempresentasikaan hasil diskusi dan ketua

kelompok bertanggung jawab atas keberhasilan setiap anggota

kelompoknya.

k. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi dan materi yang telah

dipelajari.

Page 51: KIMIA

38

l. Guru memberikan tes akhir siklus dan angket tanggapan siswa serta

tugas mandiri.

3. Pengamatan

Pengamatan dilaksanakan selama proses pembelajaran

berlangsung. Guru dan observer mengamati kemampuan siswa yang

meliputi kemampuan afektif, psikomotorik dan aktivitas belajar siswa,

sedangkan aktivitas guru hanya diamati oleh observer.

4. Refleksi

Dari tindakan yang telah dilakukan kemudian dianalisa hasil

pengamatannya. Jika hasil analisa menunjukkan bahwa peningkatan yang

dicapai belum sesuai dengan indikator, maka diadakan siklus berikutnya.

Hasil analisa digunakan sebagai acuan untuk langkah perbaikan siklus

berikutnya.

D. Tehnik Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Adalah subjek penelitian itu sendiri yaitu siswa kelas X-3 SMA N

10 Semarang tahun ajaran 2006/2007 dan seluruh anggota penelitian (guru

dan peneliti).

2. Instrumen Penelitian

a. Lembar tes akhir siklus

b. Lembar observasi afektif dan psikomotorik siswa.

c. Lembar observasi aktivitas siswa

Page 52: KIMIA

39

d. Lembar observasi pelaksanaan tindakan guru

e. Lembar angket refleksi siswa.

3. Metode Pengumpulan Data

a. Metode dokumentasi

Metode ini dilakukan dengan mengambil dokumen/data-data

yang mendukung penelitian meliputi data tentang siswa dan hasil

belajar yang diperoleh serta foto-foto yang diambil saat penelitian.

b. Metode tes akhir siklus

Metode tes ini digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.

Sebelum soal digunakan, terlebih dahulu diujicobakan pada kelas di

luar kelas penelitian. Uji coba tes dilaksanakan di SMA N 2 Semarang

dengan pertimbangan siswa di SMA N 2 Semarang sudah menerima

materi hidrokarbon.

c. Metode observasi

Observasi yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini

meliputi observasi psikomotorik dan afektif siswa, observasi kinerja

guru dan observasi aktivitas siswa. Observasi kinerja guru (peneliti)

dilakukan oleh guru mitra, sedangkan untuk observasi terhadap siswa

dilaksanakan secara kolaborasi oleh peneliti dan guru mitra.

d. Metode kuesioner/angket

Angket diberikan kepada siswa untuk diisi pada akhir siklus.

Hal ini dilakukan untuk mengetahui tanggapan dari siswa mengenai

Page 53: KIMIA

40

model pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dan untuk

mengetahui kesulitan siswa selama proses pembelajaran.

E. Analisis Data

1. Uji Pendahuluan

Tes akhir siklus digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman

siswa terhadap materi yang diberikan. Tes akhir siklus disusun

berdasarkan kisi-kisi soal yang telah dibuat sebelumnya. Tes akhir siklus

yang digunakan berupa soal pilihan ganda dengan 5 pilihan jawaban.

Sebelum soal digunakan untuk mengukur hasil penelitian maka

diujicobakan terlebih dahulu. Uji coba soal berfungsi untuk mengetahui

validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran dari soal. Hal ini

bertujuan untuk mendukung kesahihan dan kevalidan dari soal penelitian.

Tes uji pendahuluan meliputi :

a. Tingkat kesukaran, soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu

mudah dan tidak terlalu sulit (Arikunto, 2002: 207). Besarnya indeks

dapat dihitung dengan rumus :

IK = BA

BA

JSJSJBJB

++

Keterangan : IK = Indeks kesukaran JBA = Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas JBB = Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah JSA = Banyaknya siswa pada kelompok atas JSB = Banyaknya siswa pada kelompok bawah

Page 54: KIMIA

41

Klasifikasi Indeks kesukaran adalah sebagai berikut :

Interval IK Kriteria IK = 0,00 0,00 < IK ≤ 0,30 0,30 < IK ≤ 0,70 0,70 < IK < 1,00 IK = 1,00

Terlalu Sukar Sukar Sedang Mudah Terlalu Mudah

(Arikunto, 2002: 210)

b. Daya pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk

membedakan siswa yang pandai/berkemampuan tinggi dengan siswa

yang bodoh atau berkemampuan rendah (Arikunto, 2002: 211). Daya

pembeda ini dinyatakan dengan rumus :

DP = B

B

A

A

JSJB

JSJB

DP = Daya pembeda JBA = Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas JBB = Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah JSA = Banyaknya siswa pada kelompok atas

Klasifikasi Daya pembeda adalah sebagai berikut :

Interval DP Kriteria DP ≤ 0,00 0,00 < DP ≤ 0,20 0,20 < DP ≤ 0,40 0,40 < DP ≤ 0,70 0,70 < DP ≤ 1,00

Sangat jelek Jelek Cukup Baik Sangat baik

(Arikunto, 2002: 218)

c. Validitas butir soal

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

kevalidan suatu instrumen. Instrumen akan dikatakan valid jika

Page 55: KIMIA

42

mampu mengukur apa yang diinginkan melalui data dan variabel yang

diteliti secara tepat (Arikunto, 2002: 145).

Rumus validitas butir soal sebagai berikut :

r pbis = St

MtMp − qp

Keterangan : Mp = rata-rata soal yang menjawab benar pada butir soal Mt = rata-rata skor total St = standar deviasi skor total P = proporsi siswa yang menjawab benar pada butir soal q = proporsi siswa yang menjawab salah pada butir soal

Kevalidan rpbis diuji dengan rumus :

t hitung = rpbis 2pbisr12n

−−

Keterangan : n = jumlah siswa rpbis = validitas butir soal Kemudian t hitung dibandingkan dengan t pada α = 0,05 dan dk = n – 2.

Jika t hitung > t tabel maka soal dikatakan valid.

d. Reliabilitas

Suatu tes dikatakan reliabel jika tes tersebut dapat memberikan

hasil yang tetap atau ajeg (Arikunto, 2002: 86).

Reliabilitas soal dihitung dengan rumus KR-20.

R = ( ) ⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡ −− 2

2

SΣpqS

1KK

Keterangan : K = Banyaknya butir soal S2 = Varians total

Page 56: KIMIA

43

Klasifikasi reliabilitas

Interval R Kriteria 0,8000 – 1,0000 0,6000 – 0,7990 0,4000 – 0,5990 0,2000 – 0,3990 < 0,2000

Reliabilitas sangat tinggi Reliabilitas tinggi Reliabilitas cukup Reliabilitas rendah (jelek) Reliabilitas sangat jelek

2. Analisis Data Penelitian

Pada penelitian ini digunakan metode deskriptif dengan

membandingkan hasil belajar sebelum tindakan dengan hasil setelah

tindakan. Data dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Hasil belajar kognitif

Hasil belajar kognitif dianalisis dengan menghitung nilai rerata

dan ketuntasan belajar klasikal hasil belajar siswa sebelum dilakukan

tindakan dan nilai tes akhir siklus I, siklus II dan siklus III untuk

mengetahui adanya peningkatan hasil belajar.

Rata-rata hasil belajar siswa dihitung dengan menggunakan rumus :

x = nΣx

Keterangan : x = rata-rata hasil belajar siswa Σx = jumlah total nilai seluruh siswa n = jumlah total siswa

Persentase ketuntasan belajar klasikal dihitung dengan

menggunakan rumus :

P = ΣnΣn1 × 100%

Keterangan : P = Nilai ketuntasan belajar klasikal Σni = Jumlah siswa tuntas belajar individual (memperoleh nilai ≥ 65) Σn = Jumlah total siswa

Page 57: KIMIA

44

b. Hasil belajar afektif dan psikomotorik

Hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa dihitung dengan

menggunakan rumus :

N = maksimalskor

diperoleh yangΣskor Σ

× 100%

Kemudian dicari rata-rata nilai dan persentase ketuntasan belajar

klasikalnya menggunakan rumus seperti pada hasil belajar kognitif.

c. Penentuan penghargaan kelompok

Penghargaan kelompok bisa diperoleh dari data nilai tes awal

(pre-test) dan nilai tes akhir siklus dengan langkah-langkah sebagai

berikut :

1) Menghitung skor perkembangan individu

Berdasarkan selisih antara nilai pre-test dengan tes akhir

siklus, maka skor perkembangan individu dihitung dengan

menggunakan tabel sebagai berikut :

Nilai Tes Akhir Siklus Skor Perkembangan > 10 poin dibawah nilai pre-test 1 s/d 10 poin dibawah nilai pre-test 0 s/d 10 poin diatas nilai pre-test > 10 atau lebih nilai pre-test

5 10 20 30

2) Menghitung skor kelompok

Skor kelompok dihitung dengan menambahkan skor

perkembangan tiap-tiap individu anggota kelompok dan

membaginya dengan jumlah anggota kelompok tersebut (Ibrahim,

2000: 62).

Page 58: KIMIA

45

3) Penghargaan prestasi kelompok

1) Kelompok dengan rata-rata skor 15 – 19, kelompok baik (good

team).

2) Kelompok dengan rata-rata skor 20 – 24, kelompok hebat

(great team).

3) Kelompok dengan rata-rata skor 25 – 30, kelompok super

(super team).

F. Indikator Keberhasilan

Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila terjadi

peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal yaitu siswa mampu mencapai

nilai minimal 65 (lebih besar/sama dengan 65) dan sekurangnya 85% dari

jumlah siswa mampu mencapai batas minimal tersebut (Mulyasa, 2002: 99).

Page 59: KIMIA

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil uji alat evaluasi

a. Validitas

Hasil analisis validitas disajikan dalam Tabel 1

Tabel 1 Hasil Analisis Validitas Soal Uji Coba

Siklus ke- Kriteria Jumlah

Soal Nomor Soal

1 Valid 35 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40

Tidak valid 5 3, 9, 20, 25, 33 2 Valid 16 1, 3, 5, 7, 8, 10, 14, 16, 17, 18, 20, 21,

23, 24, 27, 30 Tidak valid 14 2, 4, 6, 9, 11, 12, 13, 15, 19, 22, 25, 26,

28, 29 3 Valid 19 1, 2, 5, 6, 8, 9, 10, 14, 16, 17, 19, 20, 21,

23, 24, 25, 26, 28, 29 Tidak valid 11 3, 4, 7, 11, 12, 13, 15, 18, 22, 27, 30

b. Tingkat kesukaran

Berdasarkan hasil perhitungan, hanya diperoleh 3 kriteria soal,

yaitu mudah, sedang dan sukar. Hasil analisis tingkat kesukaran

disajikan pada Tabel 2.

46

Page 60: KIMIA

47

Tabel 2 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba

Siklus ke- Kriteria Jumlah

Soal Nomor Soal

1 Sukar 7 2, 3, 8, 14, 20, 27, 28 Sedang 16 5, 6, 7, 9, 13, 15, 18, 23, 25, 29, 31, 32,

33, 38, 39, 40 Mudah 17 1, 4, 10, 11, 12, 16, 17, 19, 21, 22, 24,

26, 30, 34, 35, 36, 37 2 Sukar 5 5, 10, 16, 24, 27 Sedang 16 3, 4, 6, 7, 8, 9, 14, 17, 18, 19, 20, 21, 23,

25, 26, 30 Mudah 9 1, 2, 11, 12, 13, 15, 22, 28, 29 3 Sukar 8 5, 7, 10, 13, 14, 22, 24, 29 Sedang 11 1, 2, 6, 8, 9, 16, 17, 19, 25, 26, 28 Mudah 11 3, 4, 11, 12, 15, 18, 20, 21, 23, 27, 30

c. Daya pembeda

Dari hasil analisis, diperoleh soal dengan kriteria daya pembeda

jelek, cukup dan baik. Hasil analisis dapat disajikan dalam Tabel 3.

Tabel 3 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Uji Coba

Siklus ke- Kriteria Jumlah

Soal Nomor Soal

1 Baik 11 2, 8, 14, 15, 18, 23, 27, 28, 32, 37, 40 Cukup 13 1, 5, 6, 7, 10, 12, 17, 21, 29, 33, 34, 38, 39 Jelek 16 3, 4, 9, 11, 13, 16, 19, 20, 22, 24, 25, 26,

30, 31, 35, 36 2 Baik 8 3, 5, 8, 10, 16, 23, 27, 30 Cukup 10 1, 7, 9, 13, 14, 17, 18, 20, 21, 24 Jelek 12 2, 4, 6, 11, 12, 15, 19, 22, 25, 26, 28, 29 3 Baik 8 1, 2, 6, 10, 14, 19, 25, 29 Cukup 9 5, 8, 9, 16, 17, 21, 24, 26, 28 Jelek 13 3, 4, 7, 11, 12, 13, 15, 18, 20, 22, 23, 27, 30

Page 61: KIMIA

48

d. Reliabilitas

Dari hasil analisis reliabilitas, diketahui bahwa reliabilitas

untuk ketiga siklus masing-masing bernilai tinggi. Seperti yang

disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4 Hasil Analisis Reliabilitas Soal Uji Coba

Siklus ke- Nilai Reliabilitas Kriteria 1 2 3

0,836 0,742 0,750

Tinggi Tinggi Tinggi

Dari hasil analisa soal uji coba yang didasarkan pada validitas,

tingkat kesukaran, daya beda dan reliabilitas, maka diperoleh dua kriteria

soal, yaitu soal dibuang dan soal dipakai. Kriteria untuk soal dipakai

adalah soal yang valid, daya pembedanya cukup atau baik dan tingkat

kesukarannya mudah, sedang atau sulit Seperti yang disajikan pada Tabel

5 dan Lampiran 12.

Tabel 5 Kriteria Soal

Kriteria Soal Siklus ke- Dipakai

(Nomor Soal) Dibuang

(Nomor Soal) 1 1, 2, 5, 6, 7, 8, 10, 12, 14, 15, 17,

18, 21, 23, 27, 28, 29, 32, 34, 37, 38, 39, 40 Jumlah = 23 soal

3, 4, 9, 11, 13, 16, 19, 20, 22, 24, 25, 26, 30, 31, 33, 35, 36 Jumlah = 17 soal

2 1, 3, 5, 7, 8, 10, 14, 16, 17, 18, 20, 21, 23, 24, 27, 30 Jumlah = 16 soal

2, 4, 6, 9, 11, 12, 13, 15, 19, 22, 25, 26, 28, 29 Jumlah = 14 soal

3 1, 2, 5, 6, 8, 9, 10, 14, 16, 17, 19, 21, 24, 25, 26, 28, 29 Jumlah = 17 soal

3, 4, 7, 11, 12, 13, 15, 18, 20, 22, 23, 27, 30 Jumlah = 13 soal

Page 62: KIMIA

49

Berdasarkan Tabel 5 di atas, dapat dijelaskan bahwa pada siklus I

dari 40 soal yang diujiicobakan hanya 23 soal yang bisa dipakai karena telah

memenuhi syarat (validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran).

Tetapi dalam penelitian yang dipakai hanya 20 soal dan ada 3 soal yang

dibuang yaitu 18, 37 dan 39. Pada siklus II, dari 30 soal yang diujicobakan

ada 16 soal yang memenuhi syarat, tetapi dalam penelitian hanya 15 soal

yang dipakai dan 1 soal yang dibuang adalah nomor 17. Pada siklus III, dari

30 soal yang diujicobakan ada 17 soal yang memenuhi syarat, tetapi yang

dipakai hanya 15 soal, 2 soal yang dibuang adalah nomor 6, 17.

2. Hasil Observasi Awal

Berdasarkan pengamatan awal, sebelum diterapkannya model

pembelajaran kooperatif tipe TAI, hasil belajar siswa kelas X-3 SMA N 10

Semarang yang ditinjau dari nilai rata-rata untuk materi larutan elektrolit

dan non elektrolit adalah 59,5 dengan ketuntasan belajar klasikal 27,3%

dan rata-rata nilai ulangan Blok I semester 2 adalah 60,34 dengan

ketuntasan belajar klasikal 45,45%.

Masih rendahnya hasil belajar kimia menunjukkan bahwa siswa

mengalami kesulitan dalam mempelajari konsep-konsep kimia. Hal ini

dikarenakan beberapa konsep yang ada dalam kimia bersifat abstrak dan

guru kurang mengadakan latihan-latihan tugas yang bisa menghantarkan

pemahaman siswa dari konsep yang abstrak menjadi konsep nyata. Selain

itu juga disebabkan oleh metode pembelajaran yang diterapkan guru

bersifat monoton. Dikatakan monoton, karena guru mendominasi

Page 63: KIMIA

50

pembelajaran dengan metode ceramah dan tidak melibatkan siswa secara

aktif dengan kondisi seperti itu, maka perlu diterapkan model

pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa serta menarik minat siswa.

Penerapan model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization

merupakan model pembelajaran dengan strategi pembelajaran bimbingan

antar teman. Dalam pembelajaran ini, siswa diberi tugas untuk dikerjakan

secara kelompok, sehingga dapat menghantarkan siswa memahami konsep

yang abstrak menjadi konsep nyata. Dalam hal ini, siswa berperan aktif,

berfikir dalam membantu memecahkan masalah yang dihadapi serta siswa

diberi kesempatan untuk membantu siswa lain yang lemah atau

memerlukan bantuan sehingga nantinya diharapkan hubungan siswa akan

meningkat seiring diterapkannya pembelajaran TAI.

Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif Team Assisted

Individualization diterapkan pada materi hidrokarbon. Penelitian ini

direncanakan terdiri atas 3 siklus, untuk siklus I materi kekhasan atom

karbon dan hidrokarbon alkana, siklus II materi hidrokarbon alkena dan

siklus III materi hidrokarbon alkuna, namun dalam pelaksanaannya

penelitian hanya sampai siklus II karena hasil pada siklus II sudah

memenuhi indikator keberhasilan.

3. Data Hasil Penelitian

Data hasil penelitian ini diperoleh dari hasil tes akhir dan observasi

yang dilakukan oleh penulis dan guru mitra (observer) selama proses

pembelajaran berlangsung pada siklus I dan siklus II.

Page 64: KIMIA

51

a. Data hasil belajar siswa

Nilai tes hasil belajar diperoleh setelah seluruh siswa (44

orang) menjawab soal-soal yang diberikan. Bentuk soal diberikan

berupa soal pilihan ganda dengan 5 pilihan jawaban. Pada siklus I, soal

yang diberikan sebanyak 20 soal dengan materi kekhasan atom karbon

dan hidrokarbon alkana, sedangkan pada siklus II sebanyak 15 soal

dengan materi hidrokarbon alkena. Siswa dikatakan menguasai materi

apabila sekurang-kurangnya 65% dari jumlah soal, dapat dijawab

dengan benar. Ketuntasan belajar klasikal dinilai memenuhi target

apabila sekurang-kurangnya 85% dari jumlah seluruh siswa menguasai

materi (mendapat nilai ≥ 65). Data hasil belajar kognitif siswa setelah

diberikan pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization

untuk setiap siklus dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Nilai hasil belajar kognitif siswa siklus I dan II pada pokok materi hidrokarbon melalui pembelajaran kooperatif TAI pada siswa kelas X-3 SMA N 10 semarang.

Pre-Test Siklus Tes Akhir Siklus No Pencapaian I II I II

1 Nilai Terendah 15 20 40 53 2 Nilai Tertinggi 70 67 90 100 3 Rata- rata nilai 38,98 40,1 69,09 83,52 4 Ketuntasan belajar (%) 6,8 11,36 77,27 88,64

Keterangan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 24 Pada siklus I, rata-rata nilai adalah 69,09 sehingga daya serap

secara individu dikatakan telah berhasil tetapi secara klasikal belum

mencapai 85% (hanya sebesar 77,27%) sehingga penelitian tindakan

kelas pada siklus I belum berhasil.

Page 65: KIMIA

52

Data hasil belajar kognitif siswa siklus I sesuai dengan

lampiran 24 dan disajikan pada gambar 2 dan 3.

38,98

69,09

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Nila

i Rat

a-ra

ta H

asil

Bela

jar K

imia

Pre Siklus 1Siklus 1

Gambar 2. Histogram Nilai Rata-rata Hasil Belajar

Kognitif Siswa Siklus 1

6,82

77,27

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Ketu

ntas

an B

elaj

ar K

lasi

kal (

%)

Pre Siklus 1Siklus 1

Gambar 3. Histogram ketuntasan Belajar

Klasikal Siswa Siklus 1

Dari gambar 2 dan 3 terlihat adanya peningkatan rata-rata nilai

dan presentase ketuntasan belajar klasikal dari pretes 1 ke siklus 1

sebesar 30,11 dan 70,45%.

Page 66: KIMIA

53

Hasil belajar kognitif pada siklus II mengalami peningkatan,

yaitu dengan rata-rata kelas 83,52 dengan ketuntasan belajar mencapai

88,64%. Daya serap siswa secara individu telah berhasil dan

ketuntasan belajar secara klasikal telah mencapai ≥ 85%, sehingga

penelitian tindakan kelas pada siklus II ini dikatakan telah berhasil.

Data hasil belajar kognitif siswa siklus II sesuai dengan

lampiran 24 dan disajikan pada gambar 4 dan 5.

40,1

69,09

83,52

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Nila

i Rat

a-ra

ta H

asil

Bel

ajar

Kim

ia

Pre Siklus II

Siklus I

Siklus II

Gambar 4. Histogram Nilai Rata-rata Hasil Belajar

Kognitif Siswa Siklus II

Page 67: KIMIA

54

11,36

77,27

88,64

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Ket

unta

san

Bel

ajar

Kla

sika

l (%

)Pre Siklus II

Siklus I

Siklus II

Gambar 5. Histogram Ketuntasan Belajar

Klasikal Siswa Siklus II

Dari gambar 4 dan 5 terlihat adanya peningkatan rata-rata nilai

dan persentase ketuntasan belajar klasikal dari pretes II ke siklus II

sebesar 43, 42 dan 77, 28%. Sedangkan peningkatan rata-rata nilai dan

persentase ketuntasan belajar klasikal dari siklus I ke siklus II adalah

sebesar 14,2 dan 11,37%.

Karena hasil belajar kognitif pada siklus II telah memenuhi

indikator keberhasilan yaitu dengan rata-rata nilai sudah ≥ 65 dan

jumlah siswa yang tuntas belajar sudah ≥ 85%, maka penelitian ini

dihentikan di siklus II.

Ditinjau dari aspek psikomotorik yang telah dilakukan

didapatkan nilai sebagi berikut :

Page 68: KIMIA

55

Tabel 7. Nilai psikomotorik siswa siklus I dan II pokok materi hidrokarbon melalui pembelajaran kooperatif TAI pada siswa kelas X-3 SMA N 10 semarang.

Siklus No Pencapaian I II

1 Nilai terendah 50 60 2 Nilai tertinggi 80 85 3 Rata- rata nilai 68,18 73,4 4 Ketuntasan klasikal (%) 75% 95,45 %

Keterangan : Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 26

Berdasarkan pengamatan guru mitra ketika kegiatan diskusi,

didapatkan hasil nilai psikomotorik seperti tertera pada tabel 7 diatas.

Penilaian tersebut didasarkan pada beberapa indikator (lampiran 23).

Berdasarkan pengamatan dan hasil penilaian, didapatkan bahwa

melalui pembelajaran kooperatif TAI dengan menggunakan lembar

diskusi, siswa semakin aktif, semangat dan menambah pemahaman

mereka terhadap materi yang diajarkan.

Berdasarkan pada tabel 7, rata-rata nilai psikomotorik

meningkat sebesar 5,46 dari siklus I ke siklus II. Sedangkan ketuntasan

belajar klasikal meningkat sebesar 20,45% dari siklus I ke siklus II.

Sehingga dari segi psikomotorik, penelitian ini dikatakan telah berhasil

di siklus II.

Penilaian afektif siswa diperoleh dari pengamatan langsung

yang dilakukan oleh guru mitra saat pembelajaran berlangsung.

Penilaian afektif siswa diukur dari beberapa aspek atau indikator

(lampiran 22).

Page 69: KIMIA

56

Tabel 8. Nilai afektif siswa siklus I dan II pokok materi hidrokarbon melalui pembelajaran kooperatif TAI pada siswa kelas X-3 SMA N 10 semarang.

Siklus No Pencapaian I II 1 Nilai terendah 38 56 2 Nilai tertinggi 78 84 3 Rata- rata nilai 66 74,23 4 Ketuntasan klasikal (%) 70,45% 90,91 %

Keterangan : Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 25

Berdasarkan tabel 8 terlihat adanya peningkatan rata-rata nilai

dan persentase ketuntasan belajar afektif secara klasikal dari siklus I ke

siklus II sebesar 8,23 dan 20,46%. Karena daya serap siswa secara

individu dan ketuntasan klasikal pada siklus II telah mencapai ≥ 85%

sehingga dari segi afektif, penelitian ini telah dikatakan berhasil.

b. Data Observasi Tindakan Guru

Observasi tentang pelaksanaan tindakan guru terdiri atas 17

item yang diamati berkaitan dengan pelaksanaan tindakan dalam

proses pembelajaran melalui pembelajaran kooperatif team assisted

individualization. Kinerja pelaksanaan tindakan guru berdasarkan pada

kesesuaian pembelajaran guru dengan rencana pembelajaran, yang

dikelompokan dalam 4 kriteria yaitu sangat baik, baik, cukup dan

kurang.Data hasil observasi tindakan guru dapat digunakan sebagai

masukan untuk refleksi dan perbaikan siklus berikutnya. Data yang

diperoleh dapat dilihat pada tabel 9.

Page 70: KIMIA

57

Tabel 9. Hasil observasi pelaksanaan tindakan guru siklus I dan II pada pokok materi hidrokarbon melalui pembelajaran kooperatif TAI siswa kelas X-3 SMA N 10 semarang.

No Siklus ke- Rata-rata skor Kriteria 1 I 3 Baik 2 II 3,2 Baik

Keterangan : Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 27

c. Data Observasi Aktifitas Belajar Siswa

Keaktifan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan

pembelajaran kooperatif TAI juga dapat mempengaruhi hasil belajar

siswa. Data hasil observasi aktifitas belajar siswa juga dapat digunakan

sebagai masukan untuk refleksi dan perbaikan pada siklus berikutnya.

Aspek yang diamati untuk mengukur keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 28.

Tabel 10 Hasil observasi Aktivitas belajar siswa siklus I dan II pada pokok materi hidrokarbon melalui pembelajaran kooperatif TAI siswa kelas X-3 SMA N 10 semarang.

No Siklus ke- Rata-rata skor Kriteria 1 I 24 Cukup 2 II 32 Baik

Keterangan : Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 28

d. Data hasil kuesioner siswa

Lembar kuesioner/angket tanggapan siswa digunakan untuk

mengetahui sejauh mana ketertarikan siswa terhadap proses

pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hal ini dapat dikatakan sebagai

umpan balik dari proses pembelajaran dan juga merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Indikator yang

ditanyakan pada siswa terdiri dari 10 item yang bisa dilihat pada

lampiran 29. Hasil kuesioner siswa dapat dirangkum pada tabel 11.

Page 71: KIMIA

58

Tabel 11. Hasil refleksi siswa siklus I dan II pokok materi hidrokarbon melalui pembelajaran kooperatif TAI pada siswa kelas X-3 SMA N 10 semarang.

Siklus I (%) Siklus II (%) No Pertanyaan SS S BS TS STS SS S BS TS STS

1 Saya tertarik mengikuti pelajaran kimia sub pokok bahasan hidrokarbon

31,8 38,6 29,6 - - 40,9 45,5 13,6 - -

2 Saya memahami materi hidro-karbon dengan pembelajaran kooperatif tipe TAI

15,9 43,2 40,9 - - 36,4 50 13,6 - -

3 Saya menyukai belajar dalam kelompok (TAI)

18,2 50 31,8 - - 27,3 54,5 18,2 - -

4 Saya tertarik dalam melakukan diskusi kelompok pada pem-belajaran di kelas

25 50 25 - - 31,8 50 18,2 - -

5 Dalam diskusi kelompok saya dan teman saya saling mem-bantu dalam memahami materi pelajaran pokok bahasan hidro-karbon

20,5 50 29,5 - - 27,3 50 22,7 - -

6 Saya belajar sungguh agar nilai saya dan kelompok saya bagus

36,4 40,9 22,7 - - 47,8 52,2 - - -

7 Saya bangga jika nilai kelompok saya memperoleh nilai tertinggi

65,9 34,1 - - - 45,5 54,5 - - -

8 Saya termotivasi untuk belajar dengan penghargaan kelompok yang dilakukan dalam pembelajaran kooperatif

31,8 54,5 13,7 - - 36,4 59,1 4,5 - -

9 Saya menyukai cara guru mengajar dalam pembelajaran kooperatif tipe TAI

27,3 52,3 20,4 - - 29,5 52,3 18,2 - -

10 Saya berharap metode ini diterap-kan dalam pokok bahasan lain

38,6 40,9 20,5 - - 45,5 40,9 13,6 - -

Keterangan : Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Biasa Saja (BS), Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS). Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 29

e. Penghargaan kelompok

Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif team assisted

individualization dikelas, siswa ditempat dalam kelompok-kelompok

kecil yang heterogen berdasarkan nilai akademiknya. Pada setiap

pertemuan dikelas, guru selalu mengawali dengan memberikan materi

secara singkat dilanjutkan dengan memberikan soal-soal yang

terangkum dalam lembar diskusi yang wajib dikerjakan oleh setiap

Page 72: KIMIA

59

kelompok. Salah satu dari anggota kelompok sebagai seorang ketua

yang bertanggungjawab atas keberhasilan kelompoknya. Hasil belajar

kelompok dibandingkan dengan kelompok lain untuk memperoleh

penghargaan (status kelompok).

Nilai perkembangan dan status kelompok kooperatif pada tiap-

tiap siklus dapat dilihat pada tabel 12.

Tabel 12. Nilai perkembangan dan status kelompok kooperatif siswa siklus I dan II pada pokok materi hidrokarbon siswa kelas X-3 SMA N 10 Semarang.

Siklus I Siklus II Kelompok Kooperatif

Rata-rata nilai perkembangan

kelompok

Status kelompok

Rata-rata nilai perkembangan

kelompok

Status kelompok

Kelompok I 27,5 Super 30 Super Kelompok II 30 Super 30 Super Kelompok III 27,5 Super 30 Super Kelompok IV 27,5 Super 30 Super Kelompok V 30 Super 30 Super Kelompok VI 30 Super 30 Super Kelompok VII 25 Super 30 Super Kelompok VIII 27,5 Super 27,5 Super Kelompok IX 30 Super 30 Super Kelompok X 30 Super 30 Super Kelompok XI 30 Super 30 Super Keterangan : Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4

B. Pembahasan

Dari Lampiran 2, dapat diperoleh nilai rata-rata ulangan harian larutan

elektrolit siswa kelas X-3 SMA N 10 Semarang tahun ajaran 2006/2007 masih

belum memenuhi standar ketuntasan bela;jar, yaitu 59,7 dengan ketuntasan

klasikal 27,3% (dari 44 siswa, hanya 12 siswa yang tuntas). Sedangkan untuk

ulangan blok 1 semester 2, rata-rata nilai 60,34 dengan ketuntasan belajar

Page 73: KIMIA

60

klasikal 45,45% (dari 44 siswa, hanya 20 siswa yang tuntas). Bertolak dari

kondisi awal tersebut dilakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan

hasil belajar siswa pada pokok bahasan hidrokarbon, melalui pembelajaran

kooperatif Team Assisted Individualization.

Di dalam pelaksanaan pembelajaran TAI, dibutuhkan kerjasama antar

anggota kelompok, sehingga peran aktif siswa sangat dibutuhkan dalam

pembelajaran ini. Penggunaan model pembelajaran TAI menyebabkan siswa

lebih mudah menentukan dan memahami konsep-konsep yang sulit, yaitu

dengan mendiskusikan masalah-masalah/tugas-tugas yang ada dalam

kelompoknya. Melalui diskusi akan terjalin komunikasi dan interaksi dimana

siswa dalam satu kelompok saling berbagi ide/pendapat serta memberi

kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya. Dalam pelaksanaan diskusi,

siswa yang pandai ikut bertanggung jawab membantu siswa yang lemah dalam

kelompoknya, sehingga dalam model pembelajaran ini siswa yang pandai

dapat mengembangkan kemampuannya sedangkan siswa yang lemah akan

terbantu dalam memahami materi pelajaran.

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, pembahasan pelaksanaan

tiap siklusnya adalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada tanggal 3 April 2007 – 26 April 2007.

Siklus I ini membutuhkan waktu 7 jam pelajaran yang terbagi dalam 5 kali

pertemuan. Sub pokok materi yang akan dipelajari pada siklus I adalah

identifikasi atom C dan H dalam senyawa karbon, senyawa organik dan

Page 74: KIMIA

61

anorganik, kekhasan atom karbon, atom C primer, sekunder, tersier, dan

kuartener, klasifikasi hidrokarbon, serta hidrokarbon Alkana (deret

homolog, tatanama, isomer, kegunaan dan sifat-sifat serta reaksi-reaksi

pada senyawa alkana).

Pada pertemuan pertama diadakan praktikum tentang identifikasi

keberadaan atom C dan H pada senyawa organik. Pertemuan selanjutnya

peneliti mengawali kegiatan pembelajaran dengan menanyakan kembali

materi yang sudah dipelajari siswa pada pertemuan sebelumnya. Peneliti

juga memberi pengantar/apersepsi sehingga siswa tertarik dan memiliki

rasa ingin tahu terhadap materi pelajaran yang akan dibahas. Sebelum

pelajaran dimulai, siswa sudah duduk menurut kelompoknya masing-

masing. Hal ini bertujuan untuk mengurangi pemborosan waktu disetiap

pelaksanaan diskusi hanya untuk menunggu siswa-siswa berkumpul

dengan teman-teman sekelompoknya.

Pembelajaran siklus I, menggunakan metode praktikum, ceramah,

diskusi kelompok dan diskusi informatif, pemecahan masalah serta metode

tugas. Metode praktikum digunakan saat membahas identifikasi atom C

dan H dalam senyawa karbon. Metode praktikum bertujuan agar siswa

mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan yang

dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Untuk materi

selanjutnya, setelah peneliti menjelaskan materi secara singkat (metode

ceramah), siswa diberi soal-soal yang terangkum dalam lembar diskusi

untuk dikerjakan secara berkelompok (metode diskusi kelompok).

Page 75: KIMIA

62

Selanjutnya, peneliti menyuruh salah satu atau beberapa siswa dalam

kelompok untuk mengerjakan dan membahas soal tersebut didepan kelas,

sedangkan kelompok yang lain menanggapi jawaban dari temannya

tersebut (diskusi informatif). Hal tersebut bertujuan untuk melatih

keberanian siswa untuk mengkomunikasikan pendapat mereka. Diakhir

pertemuan, peneliti meluruskan jawaban dari soal-soal tersebut kalau

mungkin ada yang salah (metode pemecahan masalah).

Diakhir siklus I, siswa diberi tes untuk mengetahui sejauh mana

penguasaan materi yang diterima oleh siswa, dan berdasarkan nilai pretest

dan nilai tes siklus siswa diberi penghargaan kelompok. Selain tes diakhir

siklus, siswa juga diberi tugas individu yang berisikan semua materi siklus

I dan harus dikumpulkan saat tes akhir siklus. Hal ini bertujuan agar saat

tes akhir siklus, malamnya siswa-siswa akan belajar dengan adanya tugas

tersebut.

Dari hasil tes siklus I, diperoleh rata-rata hasil belajar kognitif

siswa meningkat dari 38,98 (hasil pretest I) menjadi 69,09 dengan nilai

tertinggi 95 dan nilai terendah 40. Jumlah siswa yang belajar tuntas

meningkat sebanyak 70,47% dari 6,8% (hasil pretest I) menjadi 77,27%

setelah diberi tindakan. Peningkatan ini disebabkan oleh keterlibatan siswa

secara langsung dalam proses pembelajaran melalui kegiatan praktikum

dan diskusi kelompok siswa menemukan dan mengkonstruksi sendiri

pengetahuannya dengan menemukan sendiri, maka pengetahuan yang

dibangun oleh siswa akan lebih lama melekat dalam ingatannya

Page 76: KIMIA

63

Walaupun daya serap siswa secara individu telah berhasil (nilai

rata-rata kelas ≥ 65) namun, ketuntasan belajar secara klasikal belum

memenuhi indikator keberhasilan penelitian (hanya 77,27%). Hal ini

disebabkan karena masih banyak siswa yang kurang memperhatikan

penjelasan dari peneliti, tidak mau bekerja sama, ramai sendiri saat diskusi

kelompok dan banyak siswa yang catatannya kurang lengkap sehingga

yang mereka pelajari juga kurang lengkap. Kerja sama dalam kelompok

juga belum terlihat jelas. Hal tersebut juga dapat dilihat berdasarkan hasil

pengamatan aktivitas belajar siswa (lampiran 28) yang masih dalam

kategori cukup dengan jumlah skor 25.

Sedangkan pengamatan terhadap aspek psikomotorik siswa,

didapatkan ketuntasan belajar klasikal sebesar 75% dengan rata-rata nilai

sebesar 68,18. Hasil tersebut belum memenuhi indikator penelitian karena

ketuntasan belajar klasikalnya belum mencapai 85% dari jumlah siswa.

Pengamatan didasarkan pada indikator yang bisa dilihat pada lampiran 23,

dan dari pengamatan tersebut didapatkan bahwa kemampuan siswa dalam

bekerjasama dengan kelompoknya masih kurang (rata-rata siswa

mendapatkan skor 3). Sifat individu masih tampak pada siswa karena

mereka terbiasa dengan pembelajaran individual, kemampuan siswa dalam

menyampaikan pertanyaan dan pendapat disetiap kegiatan diskusi juga

masih kurang, Rata-rata belum bisa menyampaikan pertanyaan dengan

tepat dan jelas serta menyampaikan pendapat dengan benar

Page 77: KIMIA

64

Untuk pengamatan terhadap aspek afektif siswa juga belum

memenuhi indikator penelitian dimana rata-rata nilai yang didapatkan

adalah sebesar 66 dengan ketuntasan klasikal 70,45%. Pengamatan

terhadap aspek afektif bisa dilihat pada lampiran 22 dan dari pengamatan

didapatkan hasil yang tidak jauh berbeda dengan hasil pengamatan

aktivitas belajr siswa, yaitu masih banyak siswa yang kurang

memperhatikan penjelasan peneliti, catatannya kurang lengkap dan kurang

aktif dalam setiap kegiatan diskusi.

Selama proses pembelajaran, yang berperan sebagai guru adalah

penulis sendiri, adapun guru mata pelajaran kimia yang sebenarnya

menjadi observer. Hasil kinerja guru selama proses pembelajaran siklus I

didapatkan bahwa guru belum bisa mengelola kelas dengan baik, karena

pada saat pembelajaran masih ada beberapa siswa yang ramai dan kurang

memperhatikan materi, guru juga kurang memotivasi siswa untuk berperan

aktif dalam setiap kegiatan diskusi serta pengelolaan waktu juga masih

kurang optimal. Namun secara keseluruhan, kinerja guru dinilai baik

dengan rata-rata skor 3.

Di akhir siklus siswa mengisi lembar angket tanggapan siswa

untuk mengetahui respon siswa setelah mengikuti proses pembelajaran

kimia dengan model TAI. Ketertarikan siswa terhadap pembelajaran

dengan metode TAI merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil

belajar siswa yaitu sebanyak 18,2% siswa pada pilihan sangat setuju dan

50% pada pilihan setuju serta sebanyak 31,8% pada pilihan sangat setuju

Page 78: KIMIA

65

dan 54,5% pada pilihan setuju yang menyatakan bahwa mereka lebih

termotivasi untuk belajar dengan adanya penghargaan kelompok.

Setelah melakukan pengamatan atas tindakan pembelajaran

dikelas, selanjutnya diadakan refleksi atas semua kegiatan yang telah

dilakukan. Dalam kegiatan siklus I didapatkan hasil sebagai berikut:

1) Berdasarkan data hasil tes siklus I, belum tercapai ketuntasan belajar

secara klasikal. Ketuntasan belajar yang diperoleh pada siklus I sebesar

77,27% denga rata-rata nilai 69,09. Materi siklus I yang belum

dikuasai sebagian besar siswa adalah tatanama alkana dan isomer

alkana, sedangkan kekhasan aton karbon, rumus umum dan deret

homolog serta reaksi-reaksi pada senyawa alkana sudah dikuasai siswa

secara baik.

2) Berdasarkan data hasil observasi aspek afektif belum tercapai

ketuntasan belajar secara klasikal (rata-rata nilainya 66 dengan

ketuntasan klasikal 70,45%). Hal itu dikarenakan masih banyak siswa

yang kurang memperhatikan penjelasan dari peneliti dan catatannya

kurang lengkap, kerjasama kurang serta kurang aktif dalam setiap

kegiatan diskusi baik dalam mengajukan pertanyaan ataupun

memberikan pendapat.

3) Berdasarkan data hasil observasi aspek psikomotorik belum tercapai

ketuntasan belajar secara klasikal (rata-rata nilainya 68,18 dengan

ketuntasan klasikal 75%). Hal itu dikarenakan ketrampilan siswa

dalam berinteraksi dan bekerjasama masih rendah, siswa yang

Page 79: KIMIA

66

berkemampuan akademik tinggi belum berperan menjadi pembimbing

bagi temannya yng berkemampuan akdemik rendah, dan juga

ketrampilan siswa untuk mengajukan pertanyaan dengan jelas dan

tepat serta menyampaikan pendapat dengan benar belum tercapai

dengan baik.

4) Perbaikan-perbaikan perlu dilaksanakan dalam siklus II, diantaranya

adalah: Pengelolaan kelas harus lebih ditingkatkan terhadap siswa

yang ramai perlu diberi perhatian khusus, misalnya dengan

menegurnya agar suasana kelas menjadi kondusif, Perlu meningkatkan

bimbingan dalam setiap kegiatan diskusi kelompok dengan

menekankan perlunya kerjasama antar teman dalam kelompok dan

pemberian bantuan secara individu untuk temannya yang

berkemampuan rendah, Perlu memberi penguatan kepada siswa yang

bertanya dan yang mau mengerjakan soal dipapan tulis agar dapat

memotivasi siswa yang lain untuk turut aktif dalam pembelajaran,

Perlu meningkatkan pengelolaan waktu antara pemberian materi

diskusi kelas, presentasi dan pemecahan masalah serta penarikan

kesimpulan.

2. Pelaksanaan Siklus II

Siklus II dilaksanakan pada tanggal 26 April 2007 – 10 Mei 2007.

Siklus II ini membutuhkan waktu 7 jam pelajaran yang terbagi dalam 5

kali pertemuan dengan materi alkena dan alkuna yang meliputi deret

Page 80: KIMIA

67

homolog, tatanama, isomer, kegunaan dan sifat-sifat serta reaksi-reaksi

pada hidrokarbon alkena.

Berdasarkan hasil observasi dan refleksi pada siklus I maka peneliti

perlu mengadakan perbaikan pada siklus II. Pelaksanaan pembelajaran

siklus II mengacu pada silabus dan rencana pembelajaran yang sudah

disempurnakan sesuai dengan refleksi siklus I.

Disetiap pertemuan, seperti biasa siswa sudah duduk menurut

kelompoknya masing-masing, selanjutnya peneliti menjelaskan materi

secara singkat. tidak lupa peneliti lebih sering memberikan kesempatan

kepada siswa untuk menanyakan materi-materi yang belum mereka

pahami. Peneliti juga menyarankan kepada seluruh siswa untuk mencatat

materi yang diajarkan dan jika ada yang belum lengkap, siswa

diperbolehkan meminjam transparansi guru untuk dicatat.

Pada saat memasuki materi tatanama alkena, guru memberikan

tugas untuk mengerjakan lembar diskusi yang khusus membahas tatanama

alkena (Lembar Kegiatan Siswa 06). Hal itu dikarenakan saat siklus I

materi yang belum dikuasai oleh sebagian besar siswa adalah tatanama

alkana sehingga diharapkan dengan pemberian tugas yang khusus

membahas tatanama akan lebih bisa meningkatkan pemahaman siswa

terhadap materi tatanama.

Selanjutnya pada saat memasuki materi keisomeran geometris

siswa diberi kesempatan dan dilatih untuk membuat struktur molekul dari

lilin malam. Diharapkan melalui kegiatan ini siswa mendapat gambaran

Page 81: KIMIA

68

mengenai bentuk molekul terutama yang memiliki isomer geometris agar

tampak nyata yang pada akhirnya akan lebih bisa meningkatkan

pemahaman siswa terhadap materi keisomeran senyawa hidrokarbon.

Diakhir materi alkuna, tugas yang diberikan untuk didiskusikan

adalah LKS 07. Dengan pemberian tugas tersebut bisa memacu kerjasama

dan keaktifan seluruh siswa karena soalnya berupa kartu soal yang harus

dikerjakan dalam waktu 8 menit, dan kelompok tercepat yang bisa

mengerjakan dengan benar dialah yang keluar sebagai kelompok

pemenang. Sehingga diharapkan hal tersebut bisa meningkatkan

kemampuan afektif dan psikomotorik siswa.

Dari hasil tes siklus II, didapatkan peningkatan rata-rata hasil

belajar kognitif siswa dari 69,09 (hasil tes siklus I) menjadi 83,52 pada tes

siklus II. Jumlah siswa yang tuntas belajar juga meningkat sebesar 11,37%

dari 77,27% (hasil tes siklus I) menjadi 88,64%. Peningkatan ini

disebabkan karena siswa sudah lebih aktif dalam kegiatan belajar. Kerja

sama dalam kelompok sudah mulai terlihat, siswa yang pandai lebih bisa

bekerjasama dan membimbing temannya yang berkemampuan rendah.

Siswa dengan kemampuan rendah sudah mau berusaha dan ikut andil

dalam kegiatan diskusi dengan bimbingan peneliti dan temannya yang

berkemampuan akademik tinggi. sehingga dengan situasi dan kondisi

seperti tersebut pengamatan terhadap aspek afektif dan psikomotorik siswa

juga mengalami peningkatan. Untuk aspek afektif, rata-rata hasil belajar

adalah sebesar 74,23 dengan ketuntasan klasikal 90,91%. Sedangkan aspek

Page 82: KIMIA

69

psikomotorik, rata-rata nilai adalah sebesar 73,64 dengan ketuntasan

klasikal 95,45%. Pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa juga

semakin meningkat yaitu termasuk dalam kriteria baik dengan jumlah skor

32. Kerjasama dalam kelompok begitu terlihat mewarnai aktivitas siswa

baik saat melakukan diskusi maupun saat presentasi hasil diskusi, siswa

terlihat lebih antusias mengikuti kegiatan pembelajaran.

Pada siklus II ini, pengamatan terhadap kinerja guru juga

mengalami peningkatan, rata-rata skor menjadi 3,2 dan termasuk dalam

kriteria baik. Peneliti telah mampu menyajikan proses pembelajaran yang

dapat merangsang seluruh siswa untuk aktif yang akhirnya dapat

meningkatkan belajar siswa.

Hasil angket tanggapan siswa mengenai pembelajaran kooperatif

Team Assisted Individualization melalui lembar diskusi, menunjukkan

bahwa 36,4% siswa pada pilihan sangat setuju dan 50% siswa pada pilihan

setuju yang menyatakan bahwa mereka memahami materi pembelajaran

dengan pembelajaran kooperatif TAI.

Setelah melakukan pengamatan atas tindakan pembelajaran di

dalam kelas, selanjutnya diadakan refleksi atas semua kegiatan yang telah

dilakukan pada siklus II dan didapatkan hasil refleksi sebagai berikut :

a. Berdasarkan data hasil tes pada siklus II sudah memenuhi indikator

keberhasilan penelitian, ketuntasan belajar klasikal yang diperoleh

pada siklus II adalah sebesar 88,64% dengan rata-rata nilai 83,52.

Page 83: KIMIA

70

b. Berdasarkan data hasil observasi aspek afektif siswa pada siklus II

sudah memenuhi indikator keberhasilan penelitian, ketuntasan belajar

klasikal yang diperoleh pada siklus II adalah sebesar 90,91% dengan

rata-rata nilai 74,23.

c. Berdasarkan data hasil observasi aspek psikomotorik siswa pada siklus

II sudah memenuhi indikator keberhasilan penelitian, ketuntasan

belajar klasikal yang diperoleh pada siklus II adalah sebesar 95,45%

dengan rata-rata nilai 73,64.

Berdasarkan hasil refleksi di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan

yang diinginkan peneliti sudah tercapai di siklus II, karena hasil belajar

yang diperoleh siswa baik dari segi kognitif, afektif ataupun psikomotorik

sudah mengalami peningkatan sampai dengan indikator yang diinginkan

setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif Team Assisted

Individualization. Oleh karena itu penelitian hanya sampai pada siklus II.

Page 84: KIMIA

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan:

1. Penerapan model pembelajaran Team Assisted Individualization pada mata

pelajaran kimia khususnya pada pokok bahasan hidrokarbon dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas X-3 SMA Negeri 10 Semarang

hingga mencapai standar ketuntasan belajar klasikal (sekurang-kurangnya

85% dari jumlah siswa mendapat nilai ≥ 65).

2. Terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar kognitif siswa dan ketuntasan

belajar klasikal yaitu sebesar 9,59 dan 49,97% dari data awal ke siklus I

dan meningkat sebesar 14,4 dan 11,37% dari siklus I ke siklus II (Rata-rata

nilai dan ketuntasan klasikal masing-masing siklus adalah 69,09 dan

77,27% pada siklus I; 83,52 dan 88,64% pada siklus Siklus II).

3. Terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar afektif siswa dan ketuntasan

belajar klasikal yaitu sebesar 8,23 dan 20,46% dari siklus I ke siklus II

(Rata-rata nilai dan ketuntasan klasikal masing-masing siklus adalah 66

dan 70,45% pada siklus I; 74,23 dan 90,91% pada siklus Siklus II).

4. Terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar psikomotorik siswa dan

ketuntasan belajar klasikal yaitu sebesar 5,22 dan 20,45% dari siklus I ke

siklus II (Rata-rata nilai dan ketuntasan klasikal masing-masing siklus

adalah 68,18 dan 75% pada siklus I; 73,4 dan 95,45% pada siklus II).

71

Page 85: KIMIA

72

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengajukan

beberapa saran sebagai berikut :

1. Disarankan agar disamping menggunakan metode konvensional, guru juga

perlu menggunakan model pembelajaran kooperatif Team Assisted

Individualization.

2. Kreativitas guru perlu ditingkatkan untuk menjadikan model pembelajaran

kooperatif Team Assisted Individualization lebih menarik.

Page 86: KIMIA

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Anni, Chatarina Tri. 2004. Psikologi Belajar. Semarang : UPT MKK UNNES. Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bina

Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : Bina Aksara. Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP Semarang

Press. Depdiknas. 2003. Pedoman Pembelajaran Tuntas (Mastery Learning). Jakarta. Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Ibrahim, Muslimin. 2002. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : UNESA

University Press. Lie, Anita. 2004. Cooperatif Learning. Jakarta : Grasindo. Mulyani. 2006. Komparasi Hasil Belajar Antara Siswa Yang Diberi Tugas

Individu Dengan Tugas Kelompok Dalam Pembelajaran Kooperatif TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION Kelas X Pokok Bahasan Hidrokarbon. Skripsi.

Mulyasa, E. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : Remaja

Rosdakarya. Parning, Mika, Horale. 2003. Kimia Untuk SMA Kelas X. Jakarta : Yudhistira. Purba, Michael. 2004. Kimia Untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka

Cipta. Slavin, Robert E. 1995. Cooperatif Learning. Massachusets : Allyn and Bacon. Sudjana. 2000. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Tarsito. Suyitno, Amin. 2002. Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I.

Semarang : Jurusan Matematika FMIPA UNNES.

73

Page 87: KIMIA

74

Tim Pelatih Proyek PGSM, 1999. Pedoman Penelitian Tindakan Kelas. Semarang : IKIP Semarang Press.

Winkel. 1994 B. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : Gramedia.

Page 88: KIMIA

75

Lampiran 1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas

Tanggal Materi Penilaian

15 Pebruari 2007 Observasi Awal -

14-15 Maret 2007 Uji coba soal -

29 Maret 2007 Pre tes dan pengaturan awal -

3 April 2007 Praktikum identifikasi C dan H Lembar Kegiatan Siswa 01

5 April 2007 Kekhasan atom karbon Lembar Kegiatan Siswa 02

9 April 2007 Klasifikasi hidrokarbon Lembar Kegiatan Siswa 03

12 April 2007 Hidrokarbon alkana Lembar Kegiatan Siswa 04

24 April 2007 Reaksi-reaksi senyawa alkana Tugas 01

26 April 2007 Ujian Siklus I -

1 Mei 2007 Hidrokarbon alkena Lembar Kegiatan Siswa 06

3 Mei 2007 Reaksi-reaksi senyawa alkena Lembar Kegitan Siswa 05

dan tugas 02

8 Mei 2007 Hidrokarbon alkuna -

10 Mei 2007 Ujian Siklus II Lembar Kegitan Siswa 07

Page 89: KIMIA

76

Lampiran 2

Pembagian Kelompok Kooperatif/Diskusi No Kelompok I Nilai 1. Bambang A.S 75 2. Dedy Bakoro 55 3. Nur Khasanah 55 4. Aina Zulfa 57,5 Rata-rata = 60,6 No Kelompok II Nilai 1. Dera K.D 80 2. Hafid Agung P 50 3. M. Lukmanul H 37,5 4. Khoirunnina 75 Rata-rata = 60,6 No Kelompok III Nilai 1. Abdul Muis 75 2. Reyna Ayu T 70 3. Yulia Utami N 60 4. Okky Naranta R 35 Rata-rata = 60 No Kelompok IV Nilai 1. Tri Hendrayani 80 2. Yos Mantado 70 3. Eko Setiawan 55 4. Eva Selistya P 35 Rata-rata = 60 No Kelompok V Nilai 1. Ayu Nur A 70 2. Yuriyah 70 3. Farin Yuda S 70 4. Yuni Jatiningsih 32,5 Rata-rata = 60,6 No Kelompok VI Nilai 1. FK. Yudho W 75 2. Illisha Ardiani 70 3. Taufik Eko S 55 4. Yunita Maya S 42,5 Rata-rata = 60,6

No Kelompok VII Nilai 1. Aprilia C.M 80 2. Sumarlina 70 3. Faizul Fitanto 55 4. Krismawan M 35 Rata-rata = 60 No Kelompok VIII Nilai 1. Eni Ashfa A 75 2. Ifan Septian 55 3. Ifam Talderi 55 4. Juita Kahasi M 57,5 Rata-rata = 60,6 No Kelompok IX Nilai 1. Udi Prakoso 75 2. Siti Khotimah 55 3. Wahyu Ajioko 55 4. Endah Puspita 57,5 Rata-rata = 60,6 No Kelompok X Nilai 1. Irna Fayakun 75 2. Andi Prasetiyo 60 3. M. Fajar B 35 4. Dipdha S.L 70 Rata-rata = 60 No Kelompok XI Nilai 1. Endang Ayu N 80 2. Winda Dwi L 70 3. Linda Oktania 55 4. Rizki B.M 35 Rata-rata = 60 Keterangan : Nilai yang dipakai adalah nilai ulangan blok semester II

Page 90: KIMIA

77

Lampiran 4

Nilai Perkembangan dan Status Kelompok

Kooperatif Siklus I

Kelompok 1

No Nama Nilai Pre-test

Nilai Siklus I

Skor Perkembangan

Nilai Perkembangan

1. Bambang A.S 60 75 15 30 2. Dedy Bakoro 40 50 10 20 3. Nur Khasanah 35 55 20 30 4. Aina Zulfa 35 65 30 30 Rerata untuk perkembangan = 27,5 Status kelompok = Kelompok Super

Kelompok 2

No Nama Nilai Pre-test

Nilai Siklus I

Skor Perkembangan

Nilai Perkembangan

1. Dera K.D 40 80 40 30 2. Hafid Agung P 40 60 20 30 3. M. Lukmanul H 30 70 40 30 4. Khoirunnina 40 75 35 30 Rerata untuk perkembangan = 30 Status kelompok = Kelompok Super

Kelompok 3

No Nama Nilai Pre-test

Nilai Siklus I

Skor Perkembangan

Nilai Perkembangan

1. Abdul Muis 70 85 15 30 2. Reyna Ayu T 35 85 50 30 3. Yulia Utami N 30 40 10 20 4. Okky Naranta R 35 70 35 30 Rerata untuk perkembangan = 27,5 Status kelompok = Kelompok Super

Kelompok 4

No Nama Nilai Pre-test

Nilai Siklus I

Skor Perkembangan

Nilai Perkembangan

1. Tri Hendrayani 70 90 20 30 2. Yos Mantado 45 70 25 30 3. Eko Setiawan 40 70 30 30 4. Eva Selistya P 30 40 10 20 Rerata untuk perkembangan = 27,5 Status kelompok = Kelompok Super

Page 91: KIMIA

78

Kelompok 5

No Nama Nilai Pre-test

Nilai Siklus I

Skor Perkembangan

Nilai Perkembangan

1. Ayu Nur A 40 75 35 30 2. Yuriyah 50 80 30 30 3. Farin Yuda S 45 75 30 30 4. Yuni Jatiningsih 25 65 40 30 Rerata untuk perkembangan = 30 Status kelompok = Kelompok Super

Kelompok 6

No Nama Nilai Pre-test

Nilai Siklus I

Skor Perkembangan

Nilai Perkembangan

1. FK. Yudho W 15 70 55 30 2. Illisha Ardiani 40 75 35 30 3. Taufik Eko S 20 75 55 30 4. Yunita Maya S 35 65 30 30 Rerata untuk perkembangan = 30 Status kelompok = Kelompok Super

Kelompok 7

No Nama Nilai Pre-test

Nilai Siklus I

Skor Perkembangan

Nilai Perkembangan

1. Aprilia C.M 40 45 5 20 2. Sumarlina 40 75 35 30 3. Faizul Fitanto 30 50 20 30 4. Krismawan M 40 45 5 20 Rerata untuk perkembangan = 25 Status kelompok = Kelompok Super

Kelompok 8

No Nama Nilai Pre-test

Nilai Siklus I

Skor Perkembangan

Nilai Perkembangan

1. Eni Ashfa A 45 85 40 30 2. Ifan Septian 60 65 5 20 3. Ifam Talderi 25 45 20 30 4. Juita Kahasi M 40 65 25 30 Rerata untuk perkembangan = 27,5 Status kelompok = Kelompok Super

Page 92: KIMIA

79

Kelompok 9

No Nama Nilai Pre-test

Nilai Siklus I

Skor Perkembangan

Nilai Perkembangan

1. Udi Prakoso 20 70 50 30 2. Siti Khotimah 55 70 15 30 3. Wahyu Ajioko 25 75 50 30 4. Endah Puspita 40 85 45 30 Rerata untuk perkembangan = 30 Status kelompok = Kelompok Super

Kelompok 10

No Nama Nilai Pre-test

Nilai Siklus I

Skor Perkembangan

Nilai Perkembangan

1. Irna Fayakun. 60 75 15 30 2. Andi Prasetiyo 35 75 40 30 3. M. Fajar B. 35 50 15 30 4. Dipdha S.R 45 80 35 30 Rerata untuk perkembangan = 30 Status kelompok = Kelompok Super

Kelompok 11

No Nama Nilai Pre-test

Nilai Siklus I

Skor Perkembangan

Nilai Perkembangan

1. Endang Ayu N 30 75 45 30 2. Winda Dwi L 35 80 45 30 3. Linda Oktania 65 95 30 50 4. Rizki B.M 40 75 35 30 Rerata untuk perkembangan = 30 Status kelompok = Kelompok Super

Page 93: KIMIA

80

Nilai Perkembangan dan Status Kelompok

Kooperatif Siklus II

Kelompok 1

No Nama Nilai Pre-test

Nilai Siklus I

Skor Perkembangan

Nilai Perkembangan

1. Bambang A.S 40 73 33 30 2. Dedy Bakoro 33,3 80 46,7 30 3. Nur Khasanah 40 80 40 30 4. Aina Zulfa 40 87 47 30 Rerata untuk perkembangan = 30 Status kelompok = Kelompok Super

Kelompok 2

No Nama Nilai Pre-test

Nilai Siklus I

Skor Perkembangan

Nilai Perkembangan

1. Dera K.D 40 43 53 30 2. Hafid Agung P 20 87 67 30 3. M. Lukmanul H 27 73 46 30 4. Khoirunnina 33,3 93 59,7 30 Rerata untuk perkembangan = 30 Status kelompok = Kelompok Super

Kelompok 3

No Nama Nilai Pre-test

Nilai Siklus I

Skor Perkembangan

Nilai Perkembangan

1. Abdul Muis 67 100 33 30 2. Reyna Ayu T 33,3 100 66,7 30 3. Yulia Utami N 20 67 47 30 4. Okky Naranta R 33,3 93 59,7 30 Rerata untuk perkembangan = 30 Status kelompok = Kelompok Super

Kelompok 4

No Nama Nilai Pre-test

Nilai Siklus I

Skor Perkembangan

Nilai Perkembangan

1. Tri Hendrayani 67 93 26 30 2. Yos Mantado 33,3 93 59,7 30 3. Eko Setiawan 47 93 46 30 4. Eva Selistya P 20 60 40 30 Rerata untuk perkembangan = 30 Status kelompok = Kelompok Super

Page 94: KIMIA

81

Kelompok 5

No Nama Nilai Pre-test

Nilai Siklus I

Skor Perkembangan

Nilai Perkembangan

1. Ayu Nur A 33,3 100 66,7 30 2. Yuriyah 53 93 40 30 3. Farin Yuda S 40 67 27 30 4. Yuni Jatiningsih 33,3 53 19,7 30 Rerata untuk perkembangan = 30 Status kelompok = Kelompok Super

Kelompok 6

No Nama Nilai Pre-test

Nilai Siklus I

Skor Perkembangan

Nilai Perkembangan

1. FK. Yudho W 47 87 40 30 2. Illisha Ardiani 67 87 20 30 3. Taufik Eko S 53,3 100 46,7 30 4. Yunita Maya S 47 80 33 30 Rerata untuk perkembangan = 30 Status kelompok = Kelompok Super

Kelompok 7

No Nama Nilai Pre-test

Nilai Siklus I

Skor Perkembangan

Nilai Perkembangan

1. Aprilia C.M 27 73 46 30 2. Sumarlina 33,3 80 46,7 30 3. Faizul Fitanto 33,3 53 19,7 30 4. Krismawan M 27 93 66 30 Rerata untuk perkembangan = 30 Status kelompok = Kelompok Super

Kelompok 8

No Nama Nilai Pre-test

Nilai Siklus I

Skor Perkembangan

Nilai Perkembangan

1. Eni Ashfa A 27 100 73 30 2. Ifan Septian 40 73 33 30 3. Ifam Talderi 20 73 53 30 4. Juita Kahasi M 47 53 6 20 Rerata untuk perkembangan = 27,5 Status kelompok = Kelompok Super

Page 95: KIMIA

82

Kelompok 9

No Nama Nilai Pre-test

Nilai Siklus I

Skor Perkembangan

Nilai Perkembangan

1. Udi Prakoso 20 93 73 30 2. Siti Khotimah 47 93 46 30 3. Wahyu Ajioko 33,3 67 33,7 30 4. Endah Puspita 33,3 100 66,7 30 Rerata untuk perkembangan = 30 Status kelompok = Kelompok Super

Kelompok 10

No Nama Nilai Pre-test

Nilai Siklus I

Skor Perkembangan

Nilai Perkembangan

1. Irna Fayakun 67 100 33 30 2. Andi Prasetiyo 40 60 20 30 3. M. Fajar B 40 73 33 30 4. Dipdha S.R 67 93 26 30 Rerata untuk perkembangan = 30 Status kelompok = Kelompok Super

Kelompok 11

No Nama Nilai Pre-test

Nilai Siklus I

Skor Perkembangan

Nilai Perkembangan

1. Endang Ayu N 53 87 34 30 2. Winda Dwi L 40 93 53 30 3. Linda Oktania 67 93 26 30 4. Rizki B.M 33,3 93 59,7 30 Rerata untuk perkembangan = 30 Status kelompok = Kelompok Super

Page 96: KIMIA

83

Lampiran 3

KISI-KISI EVALUASI SIKLUS I

Bidang Studi/Materi Pokok : Kimia / Hidrokarbon Waktu ; 45 menit Jumlah Soal : 20 Standar Kompetensi : Memahami senyawa organik dan

makromolekul, menentukan hasil reaksi dan mensintesis makromolekul serta kegunaannya

Nomor Soal Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Jumlah

Soal C1 C2 C3 Mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam membentuk senyawa hidro karbon Menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan struktur-nya dan hubungannya dengan sifat-sifat senyawa

1. Identifikasi unsur C dan H dalam senyawa karbon

2. Kekhasan atom karbon 3. Penggolongan dan

perbedaan sifat senyawa organik dan anorganik

4. Pengklasifikasian senyawa karbon berdasarkan kejenuh-an ikatan dan bentuk rantai

5. Membedakan atom C primer, sekunder, tersier dan kuartener

6. Menentukan rumus molekul senyawa hidrokarbon dari data percobaan

1. Rumus umum, molekul dan

deret homolog alkana 2. Tatanama senyawa alkana

sesuai IUPAC 3. Isomer senyawa alkana 4. Sifat-sifat senyawa alkana 5. Kegunaan senyawa alkana

dalam kehidupan sehari-hari 6. Reaksi-reaksi pada senyawa

alkana

2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1

1 4 6 9 8

11,12

18

2 3

10 7

13,14

16 17

5

19

15

20

T o t a l 20 8 8 4

Lampiran 15

Page 97: KIMIA

84

KISI-KISI EVALUASI SIKLUS II

Bidang Studi/Materi Pokok : Kimia / Hidrokarbon Waktu ; 30 menit Jumlah Soal : 15 Standar Kompetensi : Memahami senyawa organik dan

makromolekul, menentukan hasil reaksi dan mensintesis makromolekul serta kegunaannya

Nomor Soal Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Jumlah

Soal C1 C2 C3Menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan struktur-nya dan hubungannya dengan sifat-sifat senyawa

1. Rumus umum, molekul dan deret homolog alkena

2. Penggolongan senyawa alkena

3. Tatanama senyawa alkena sesuai IUPAC

4. Isomer senyawa alkena 5. Sifat-sifat senyawa alkena 6. Kegunaan senyawa alkena

dalam kehidupan sehari-hari 7. Reaksi-reaksi pada senyawa

alkena

2 1 3 3 2 1 3

2,3 1

11

4,5,6

7, 9 10 12

13,15

8

14

T o t a l 15 4 9 2

Page 98: KIMIA

85

KISI-KISI EVALUASI SIKLUS III

Bidang Studi/Materi Pokok : Kimia / Hidrokarbon Waktu ; 30 menit Jumlah Soal : 15 Standar Kompetensi : Memahami senyawa organik dan

makromolekul, menentukan hasil reaksi dan mensintesis makromolekul serta kegunaannya

Nomor Soal Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Jumlah

Soal C1 C2 C3 Menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan struktur-nya dan hubungannya dengan sifat-sifat senyawa

1. Rumus umum, molekul dan deret homolog alkuna

2. Penggolongan senyawa alkuna

3. Tatanama senyawa alkuna sesuai IUPAC

4. Isomer senyawa alkuna 5. Sifat-sifat senyawa alkuna 6. Kegunaan senyawa alkuna

dalam kehidupan sehari-hari 7. Reaksi-reaksi pada senyawa

alkuna

2 1 3 2 3 1 3

3

10 12

2 1

4,5

8 9

14

6 7 11

13, 15

T o t a l 15 3 7 5

Page 99: KIMIA

86

Lampiran 4 SOAL UJI COBA SIKLUS I

Pokok Materi : Hidrokarbon Materi Pembelajaran : Kekhasan atom karbon dan Alkana Kelas/Semester : X / II Waktu ; 90 menit Jumlah Soal : 40

Petunjuk Umum

• Kerjakan soal pada lembar jawaban yang tersedia • Tulis nama, nomor absen pada kolom yang tersedia • Periksa dan bacalah soal dengan baik sebelum anda menjawab • Kerjakan soal yang dianggap paling mudah dahulu • Apabila ada jawaban yang dianggap salah dan anda ingin memperbaikinya,

coreglah dengan dua garis mendatar pada tanda silang Contoh : Jawaban semula A B C D E

Pembetulan A B C D E

Petunjuk Khusus

Berilah tanda silang ( X ) pada huruf A, B, C, D, E sebagai jawaban yang paling tepat. 1. Pasangan berikut yang merupakan senyawa hidrokarbon adalah...

a. H2O dan H2S b. C2H2 dan C2H4 c. C2H5OH dan CH2OH

d. C6H12O6 dan C12H22O11 e. C2H5OH dan C2H2

2.

Dari percobaan seperti gambar di samping dihasilkan air kapur menjadi keruh.

Hal ini membuktikan bahwa dalam suatu sampel mengandung... a. Karbon b. Hidrogen c. Oksigen

d. Karbon dan Hidrogen e. Karbon, Hidrogen dan Oksigen

3. Pada pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon, dihasilkan zat yang dapat

merubah warna kertas kobalt dari biru menjadi merah, zat tersebut adalah...

Page 100: KIMIA

87

a. Karbon b. Hidrogen c. CO2

d. H2O e. Oksigen

4. Di bawah ini merupakan ciri khusus unsur karbon yang tidak dimiliki atom

lain yaitu... a. Mampu berikatan dengan sesama atom karbon dan membentuk rantai b. Mampu berikatan kovalen c. Termasuk golongan IVA d. Mempunyai elektron valensi IV e. Mampu membentuk ikatan rangkap

5. Atom C mempunyai nomor atom 6, maka atom C dapat membentuk a. Ikatan ion dengan atom lain b. Ikatan ion dengan sesama atom C c. 1 ikatan kovalen dengan atom lain d. 3 ikatan kovalen dengan atom lain e. 4 ikatan kovalen dengan atom lain

6. Salah satu faktor yang menyebabkan senyawa karbon banyak jumlahnya adalah... a. Atom karbon relatif kecil b. Titik didih karbon sangat tinggi c. Karbon sangat reaktif d. Karbon melimpah di kulit bumi dan dapat diolah untuk keperluan rumah

tangga e. Karbon mudah membentuk 4 ikatan kovalen dan membentuk rantai karbon

7. Diketahui data percobaan sebagai berikut : Sampel Ditambah air Dipanaskan/dibakar A. Benzena Sukar larut Dapat terbakar dengan menghasilkan gas

CO2 B. Sendawa chili

(KNO3) Mudah larut Sukar terbakar dan tidak menghasilkan

gas CO2 C. Kloroform Sukar larut Mudah terbakar dan menghasilkan gas

CO2 D. Garam dapur Mudah larut Tidak dapat terbakar dan tidak

menghasilkan gas CO2

Dari data percobaan di atas, jika senyawa organik dibandingkan dengan senyawa anorganik, maka senyawa organik... a. Mempunyai titik leleh lebih tinggi b. Lebih sukar larut dalam air c. Lebih mudah larut dalam air d. Mempunyai titik didih lebih tinggi e. Lebih sukar terbakar

8. Diantara zat berikut ini yang bukan senyawa organik adalah

Page 101: KIMIA

88

a. Urea b. Glukosa c. Asam cuka

d. Plastik e. Asam sulfat

9. Diantara pernyataan berikut ini, yang benar tentang senyawa organik jika

dibandingkan dengan senyawa anorganik adalah... a. Lebih mudah larut dalam air b. Mempunyai titik didih lebih

tinggi c. Lebih reaktif

d. Lebih stabil terhadap pemanasan e. Lebih mudah terbakar

10. Ikatan Hidrokarbon terdiri dari ikatan jenuh dan tidak jenuh, yang dimaksud

dengan ikatan jenuh dalam ikatan antar karbon adalah... a. Ikatan tunggal b. Ikatan tunggal dan rangkap 2 c. Ikatan tunggal dan rangkap 3

d. Ikatan tunggal, rangkap 2 dan rangkap 3

e. Ikatan rangkap 2 dan rangkap 3

11. Senyawa berikut yang termasuk hidrokarbon jenuh adalah.... a. C4H10 b. C4H8 c. C3H6

d. C3H4 e. C2H4

12. Diantara senyawa berikut yang merupakan Hdrokarbon tidak jenuh adalah....

a. C2H6 b. C5H12 c. C4H10

d. C3H6 e. C6H14

13. Diantara hidrokarbon berikut yang tergolong senyawa alisiklik adalah...

(1) (2)

(3)

a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5

(4) (5)

Page 102: KIMIA

89

14.

Rumus struktur di atas mempunyai jumlah atom C primer, sekunder, tersier dan kuartener berturut-turut.... a. 6, 4, 3, 1 b. 7, 3, 3, 1 c. 7, 2, 2, 1

d. 6, 3, 3, 1 e. 7, 2, 3, 1

15. Berikut ini adalah rumus struktur alkana ;

yang merupakan atom C sekunder adalah... a. 1 b. 2 c. 3

d. 4 e. 5

16. Atom C primer, sekunder, tersier dan kuartener berturut-turut ditunjukkan

pada atom C nomor....

a. 1, 4, 3, 2 b. 8, 2, 7, 3 c. 8, 4, 7, 2 d. 6, 4, 2, 5 e. 6, 4, 5, 3

17. Pembakaran terhadap 30 gram suatu senyawa karbon yang mengandung unsur

C, H dan O dihasilkan 52,8 gram CO2 dan 21,6 gram H2O. Jika Ar C = 12, H = 1, O = 16, maka rumus molekul tersebut (Mr = 180) adalah.... a. CH2O b. C3H6O3 c. C6H12O6

d. C4H8O2 e. C2H6

18. Dari pembakaran sempurna senyawa Hidrokarbon A menghasilkan 4,4 gr CO2

dan 2,7 gr air. Bila Mr senyawa A adalah 30, maka rumus molekul senyawa A tersebut adalah.... a. C2H6 b. C2H4

d. C3H6 e. C3H4

Page 103: KIMIA

90

c. C2H2

19. Yang dimaksud dengan atom karbon sekunder adalah.... a. Atom karbon yang terikat pada 1 atom karbon lainnya b. Atom karbon yang terikat pada 2 atom karbon lainnya c. Atom karbon yang terikat pada 3 atom karbon lainnya d. Atom karbon yang terikat pada 4 atom karbon lainnya e. Atom karbon yang mengikat atom-atom selain atom H

20. Yang tidak termasuk senyawa karbon adalah....

a. Gula tebu b. Urea c. Karbohidrat

d. Garam dapur e. Alkohol

21. Perhatikan rumus molekul berikut :

1. C2H4 2. C3H8

3. C4H6 4. C5H12

Hidrokarbon yang termasuk dalam homolog alkana adalah.... a. 1 dan 2 b. 1 dan 3 c. 1 dan 4

d. 2 dan 3 e. 2 dan 4

22. Perhatikan deretan senyawa berikut : C2H6, C3H8, C4H10, C5H12, dan

seterusnya. Rumus umum deretan senyawa tersebut adalah.... a. CnH2n + 2 b. CnH2n + 1 c. CnH2n

d. CnH2n – 1 e. CnH2n – 2

23. Senyawa karbon berikut tergolong alkana, kecuali....

a. CH4 b. C2H4 c. C3H8

d. (CH3)3 CH e. C10H22

24. Senyawa berikut yang termasuk dalam deret homolog alkana adalah...

a. CH3 CH2 CH2 CH3 b. CH3 C(CH3) CH2 c. CH2 CH CH3

d. CH3 CH CH CH3 e. CH3 CH (CH3)3 CH3

25. Berilah nama untuk zat yang rumus bangunnya.

a. 1,1,1-trimetil pentana b. 2-etil 4-metil pentana c. 2-metil 4-etil pentana

d. 2-4 dimetil heksana e. 3,5-dimetil heksana

Page 104: KIMIA

91

Lampiran 5

SOAL UJI COBA SIKLUS II

Pokok Materi : Hidrokarbon Materi Pembelajaran : Alkena Kelas/Semester : X / II Waktu ; 45 menit Jumlah Soal : 30

Petunjuk Umum

• Kerjakan soal pada lembar jawaban yang tersedia • Tulis nama, nomor absen pada kolom yang tersedia • Periksa dan bacalah soal dengan baik sebelum anda menjawab • Kerjakan soal yang dianggap paling mudah dahulu • Apabila ada jawaban yang dianggap salah dan anda ingin memperbaikinya,

coreglah dengan dua garis mendatar pada tanda silang Contoh : Jawaban semula A B C D E

Pembetulan A B C D E

Petunjuk Khusus

Berilah tanda silang ( X ) pada huruf A, B, C, D, E sebagai jawaban yang paling tepat. 26. Rumus umum dari deret homolog alkena adalah....

a. CnH2n + 1 b. CnH2n c. CnH2n + 2

d. CnH2n – 2 e. CnH2n – 1

27. Senyawa-senyawa berikut yang merupakan deret homolog alkena adalah....

a. C2H6, C3H6, C2H8 b. CH2, C2H2, C3H4 c. C2H2, C3H6, C4H10

d. C2H4, C3H6, C4H8 e. C2H6, C3H8, C4H10

28. Diantara senyawa berikut :

5. C3H8 6. C2H6 7. C5H10

8. C3H6 9. C6H14 10. C4H6

yang merupakan homolog alkena adalah... a. 1 dan 5 b. 2 dan 6 c. 3 dan 4

d. 3 dan 5 e. 5 dan 6

Page 105: KIMIA

92

29. Perhatikan senyawa berikut :

(1) (2) (3) (4) yang merupakan Hidrokarbon alifatik tidak jenuh adalah.... a. 1 dan 2 b. 1 dan 3 c. 1 dan 4

d. 2 dan 3 e. 3 dan 4

30. 1. Aromatik 3. Alifatik 5. Tidak jenuh 2. Alisiklik 4. Jenuh Pernyataan yang benar untuk alkena adalah nomor : a. 1 dan 4 b. 2 dan 4 c. 3 dan 4

d. 3 dan 5 e. 2 dan 5

31. Nama yang tepat untuk senyawa di bawah adalah....

a. 4-etil 2-metil 2-heptena b. 4-etil 6-metil 5-heptena c. 4-etil 2-metil 5-heptena

d. 4-metil 2-etil 5-heptena e. 4-metil 2-etil 2-heptena

32. Nama IUPAC untuk senyawa di bawah adalah....

a. 3-etil 1,1-dimetil 2-butena b. 2-isopropil 3-etil 1-butena c. 2-isopropil 3-metil 1-pentena

d. 3-etil 2-isopropil 1-butena e. 1,1,3-trimetil 2-butena

33. Senyawa 4-metil 1-pentena mempunyai rumus stuktur :

a.

b.

d.

e.

Page 106: KIMIA

93

c.

34. Nama dari senyawa yang mempunyai struktur molekul di bawah ini adalah...

a. Trans 2-butena b. Cis 3-heksena c. Trans 3-heksena

d. Cis 2-butena e. 1,2-dietil etena

35. Nama dari molekul di bawah ini adalah...

a. 1-kloro 2-3 dimetil pentena b. 1-kloro 2-3 dimetil 2-heksena c. Cis 2-kloro 2-heksena d. Trans 2-kloro 3-metil 2-pentena e. 2-kloro cis 2-heksena

36. Salah satu penamaan berikut yang tidak sesuai dengan urutan IUPAC yaitu...

a. 4-metil 2-heksena b. 3-metil 2-heksena c. 2-metil 2-butena

d. 2-heksena e. 3-pentena

37. Berikut ini adalah nama-nama senyawa : 1. 2-metil 3-pentena 2. 4-metil 2-butena 3. 3-pentena

4. 5-metil 2-heksena 5. 3-etil 4-metil 2-heksena 6. 4-metil 2-pentena

Nama yang benar adalah... a. 1, 2, 3 b. 4, 5, 6 c. 1, 2, 6

d. 2, 4, 6 e. 1, 3, 5

38. Suatu hidrokarbon dikatakan berisomer satu dengan lainnya, jika...

a. Massa molekul relatif sama, rumus molekul sama, rumus struktur beda b. Massa molekul relatif sama, rumus molekul sama, rumus struktur sama c. Massa molekul relatif sama, rumus molekul beda, rumus struktur sama d. Massa molekul relatif sama, rumus molekul beda, rumus struktur beda e. Massa molekul relatif beda, rumus molekul beda, rumus struktur beda

39. Senyawa-senyawa di bawah ini yang merupakan isomer dari CH2 =

CH−CH2−CH3 adalah ...

a.

b.

d.

Page 107: KIMIA

94

c. e.

40. Manakah diantara pasangan-pasangan berikut yang merupakan isomer ? a.

dengan

b.

dengan

c.

dengan

d.

dengan e.

dengan

41. Dari senyawa-senyawa berikut : 1. 1-pentena 2. 2-butena 3. 2-metil propena

4. 2-metil 1-butena 5. 3-metil 1-butena 6. 3-metil 1-pentena

Yang merupakan isomer dari C5H10 adalah.... a. 1, 2, 3 b. 1, 3, 4 c. 2, 4, 6

d. 1, 4, 3 e. 4, 5, 6

42. Jumlah Isomer dari C4H8 adalah....

a. 1 b. 2 c. 3

d. 4 e. 5

43. Tiga molekul memiliki struktur sebagai berikut :

Page 108: KIMIA

95

1. 2. 3. dari ketiga molekul tersebut yang memiliki Isomer geometris adalah... a. 1 dan 2 b. 1 dan 3 c. 2 dan 3

d. 1, 2 dan 3 e. 3 saja

44. 1. dapat diadisi oleh HBr 3. memiliki isomer geometris

2. senyawa tidak jenuh 4. merupakan hidrokarbon alisiklis Pernyataan yang benar mengenai 2-butena a. 1, 2, 3 b. 1, 3, 4 c. 1, 2, 4

d. 2, 3, 4 e. Semua benar

45. Diantara senyawa berikut yang mempunyai titik didih paling tinggi adalah....

a. C2H4 b. C3H6 c. C4H8

d. C5H10 e. C6H12

46. Diantara senyawa berikut yang berwujud gas pada suhu kamar adalah....

a. C2H4 dan C6H12 b. C3H6 dan C6H12 c. C2H4 dan C3H6

d. C6H12 dan C7H14 e. C7H14 dan C2H4

47. Senyawa di bawah ini yang diramalkan memiliki titik didih tertinggi adalah....

a.

b.

c.

d.

e.

48. Diantara bahan di bawah ini yang merupakan hasil industri dari senyawa

alkena adalah.... a. Lilin b. Kertas c. Tekstil

d. Pupuk e. Plastik

49. Hasil utama reaksi berikut adalah ....

CH3−C(CH3) = CH− CH3 + HBr → .... ?

Page 109: KIMIA

96

a. CH3−C(CH3)−CHBr−CH3 b. CH3−CBr(CH3)−CH2−CH3 c. CH2Br−CH(CH3)−CH2−CH3

d. CH3−CH(CH3)−CH2−CH2Br e. CH3−CH(CH2Br)−CH2−CH3

50. Plastik yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari terbuat dari senyawa

alkena. Reaksi kimia yang terkait dalam pembuatan plastik adalah.... a. Substitusi b. Cracking c. Eliminasi

d. Adisi e. Pomerisasi

51. Suatu hidrokarbon mempunyai rumus empiris CH2 dan massa molekul relatif

56. Rumus struktur yang mungkin untuk senyawa itu adalah.... a. CH2−CH2−CH2−CH3 b. CH3−CH2=CH−CH3 c. CH3−CH=CH−CH3

d. CH3−C=C−CH3 e. CH2−CH−CH2

52. Suatu hidrokarbon mengandung tiga atom karbon dan dapat bereaksi dengan

HBr menghasilkan 2-bromo propana (CH3−CHBr−CH3). Hidrokarbon tersebut adalah... a. Propana b. Propena c. Propuna

d. Propadiena e. Butena

53. Pada pembakaran sempurna #l alkena CxHy dibutuhkan 9L gas oksigen dan

terbentuk 6L gas CO2 serta sejumlah air. Rumus senyawa alkena yang dibakar adalah... a. C2H4 b. C3H6 c. C4H8

d. C5H10 e. C6H12

54. Pada keadaan STP;11,2 dm3 suatu alkena yang berwujud gas mempunyai

massa 21 gr. Rumus alkena tersebut adalah .... (Ar C = 12 ; Ar H = 1) a. Etena b. Propena c. Butena

d. Pentena e. Heksena

55. Berikut ini yang bukan merupakan hasil reaksi pembakaran adalah....

a. CO2 b. Cis 2-Kloro 3-Metil 2-Pentena c. CO

d. NO2 e. Uap air

56. Nama dari molekul di bawah ini adalah...

Page 110: KIMIA

97

a. 1-kloro 2-3 dimetil pentena b. Cis 2-Kloro 3-Metil 2-Pentena c. Cis 2-kloro 2-heksena d. Trans 2-kloro 3-metil 2-pentena e. 2-kloro cis 2-heksena

57. Senyawa 4-metil 1-pentena mempunyai rumus stuktur :

a.

b.

c.

d.

e.

Lampiran 6 SOAL UJI COBA SIKLUS III

Page 111: KIMIA

98

Pokok Materi : Hidrokarbon Materi Pembelajaran : Alkuna Kelas/Semester : X / II Waktu ; 45 menit Jumlah Soal : 30

Petunjuk Umum

• Kerjakan soal pada lembar jawaban yang tersedia • Tulis nama, nomor absen pada kolom yang tersedia • Periksa dan bacalah soal dengan baik sebelum anda menjawab • Kerjakan soal yang dianggap paling mudah dahulu • Apabila ada jawaban yang dianggap salah dan anda ingin memperbaikinya,

coreglah dengan dua garis mendatar pada tanda silang Contoh : Jawaban semula A B C D E

Pembetulan A B C D E

Petunjuk Khusus

Berilah tanda silang ( X ) pada huruf A, B, C, D, E sebagai jawaban yang paling tepat. 58. Perhatikan deretan senyawa berikut : C3H4 ; C4H6 ; C5H8. Suhu yang lebih

tinggi berikutnya adalah.... a. C3H8 b. C4H8 c. C6H14

d. C6H12 e. C6H10

59. Diantara senyawa berikut :

1. C3H6 2. C2H2

3. C5H10 4. C6H2

5. C7H12 6. C4H8

Yang merupakan homolog alkena adalah : a. 1 dan 2 b. 1 dan 4 c. 2 dan 5

d. 1 dan 6 e. 3 dan 5

60. Rumus umum deret homolog alkuna adalah....

a. CnH2n + 1 b. CnH2n c. CnH2n + 2

d. CnH2n – 2 e. CnH2n – 1

61. Senyawa alkuna termasuk hidrokarbon...

a. Siklus, jenuh b. Siklus, tak jenuh c. Alifatis, jenuh

d. Alifatis, tak jenuh e. Alifatis, jenuh, bercabang

Page 112: KIMIA

99

62. Dari rumus Hidrokarbon di bawah ini...

1. CnH2n 2. CnH2n + 2

3. CnH2n – 2

Yang merupakan hidrokarnon tak jenuh adalah : a. 1 saja b. 2 saja c. 2 dan 3

d. 3 saja e. 1 dan 3

63. Diantara senyawa berikut : 1. C2H4 2. C3H4

3. C4H8 4. C4H6

5. C5H12

Hidrokarbon yang termasuk dalam satu deret homolog adalah... a. 1 dan 2 b. 1 dan 4 c. 1 dan 5

d. 2 dan 3 e. 2 dan 4

64. Nama IUPAC untuk senyawa dengan struktur di bawah ini adalah....

a. 2-etil 3-heksuna b. 1,4-dimetil 2-heksuna c. 5-metil 3-heptuna

d. 2-metil 5-etil 2-heksuna e. 3-metil 4-heptuna

65. Nama IUPAC senyawa dengan struksur di bawah ini adalah...

a. 2-metil 4-pentuna b. 4-metil 2-pentuna c. 4,4-dimetil 2-butuna

d. 4-metil 3-pentuna e. 2-metil 3-pentuna

66. Nama yang tepat untuk senyawa di bawah ini adalah....

a. 4,7-dimetil 5-nonuna b. 3,6-dimetil 4-nonuna c. 3,6-dimetil 3-nonuna d. 2-etil 5-propil 3-heksuna e. 2-etil 6-metil nonuna

67. Nama IUPAC senyawa di bawah ini adalah....

C(CH3)3 − C ≡ C − CH(CH3)2 a. 2,5,5-trimetil 3-heksuna b. 2,2,5,5-tetrametil 3-pentuna c. 2,2,5-trimetil 3-heksuna

d. 1,1,4,4-tetrametil 3-pentuna e. 2,2,5-trimetil 4-heksuna

Page 113: KIMIA

100

68. Senyawa 4-metil 1-pentuna mempunyai rumus struktur...

a.

d.

b.

e.

c.

69. Nama senyawa alkuna di bawah ini sesuai dengan aturan IUPAC kecuali...

a. 3-metil 1-butuna b. 4-metil 2-heksuna c. 4-etil 3-metil 1-pentuna

d. 2-metil 3-heksuna e. 4-metil 2-pentuna

70. Senyawa di bawah ini yang merupakan isomer dari

yaitu....

a.

d.

b.

e.

c.

71. Dari senyawa-senyawa berikut :

1. 3-metil 1-pentuna 2. 4-metil 1-pentuna 3. 3,3-dimetil 1-butuna

4. 3,4-dimetil 1-pentuna 5. 6-metil 3-heksuna 6. 3-metil 3-heptuna

Yang merupakan isomer dari C6H10 adalah.... a. 1, 2, 3 b. 1, 3, 5 c. 2, 4, 6

d. 1, 2, 5 e. 1, 5, 6

72. Perhatikan struktur di bawah ini :

1.

3.

Page 114: KIMIA

101

2.

4.

Pasangan yang berisomer satu dengan yang lainnya adalah... a. 1 dan 2 b. 1 dan 3 c. 2 dan 3

d. 2 dan 4 e. 3 dan 4

73. Jumlah Isomer dari C5H8 adalah....

a. 2 b. 3 c. 4

d. 5 e. 6

74. Dalam proses pengelasan besi dan baja, zat yang digunakan adalah

a. Etana b. Etena c. Etuna

d. Propuna e. Propena

75. Gas yang terbentuk pada reaksi di bawah ini adalah...

CaC2 + H2O → Ca(OH)2 + ........

a. C2H6 b. C2H4 c. C2H2

d. C3H6 e. C3H4

76. Senyawa golongan alkuna yang mempunyai nilai ekonomis penting adalah... a. Etuna b. Propuna c. Butuna

d. Pentuna e. Heksuna

77. Pada pembakaran sempurna 6L alkuna CxHy, dibutuhkan 24L gas oksigen dan

terbentuk 18L gas karbondioksida serta sejumlah air. Rumus senyawa alkuna yang dibakar adalah.... a. C2H2 b. C3H4 c. C5H8

d. C6H10 e. C4H6

78. Suatu Hidrokarbon mempunyai rumus empiris C2H3, jika Mr senyawa itu =

54, maka rumus molekul senyawa tersebut adalah.... a. C2H6 b. C3H6 c. C4H8

d. C4H6 e. C5H12

79. Reaksi adisi HCl pada butuna menghasilkan senyawa...

a. Monokloro butena b. Monokloro 2-butena c. 2-kloro 2-butena

d. 2-kloro 3-butena e. 2-kloro 1-butena

Page 115: KIMIA

102

80. Diantara senyawa berikut yang mempunyai titik didih paling rendah adalah....

a. C2H2 b. C3H4 c. C4H6

d. C5H8 e. C6H10

81. Dalam setiap molekul alkuna....

a. Semua ikatan karbon-karbon merupakan ikatan rangkap tiga b. Terdapat setidaknya satu ikatan karbon rangkap c. Terdapat satu ikatan karbon rangkap tiga d. Semua atom karbon mengikat 4 atom hidrogen e. Jumlah atom H lebih sedikit daripada atom C

82. Diantara senyawa berikut, yang pada suhu kamar berwujud gas adalah.... a. Propuna dan Butuna b. Butuna dan Pentuna c. Propuna dan Pentuna

d. Pentuna dan Heksuna e. Butuna dan Heksuna

83. Perhatikan pernyataan tentang alkuna berikut :

i. mempunyai isomer geometri ii. mempunyai rumus umum CnH2n iii. mempunyai rumus umum CnH2n – 2 iv. dapat mengalami reaksi adisi Pernyataan yang benar tentang alkuna adalah.... a. i dan ii b. i dan iii c. i dan iv

d. ii dan iii e. iii dan iv

84. Gas setilena C2H2 bila dibakar akan menghasilkan gas CO2 dan H2O, apabila

gas asetilena yang dibakar sebanyak 130 gr, maka oksigen yang diperlukan adalah.... a. 128 gr b. 180 gr c. 400 gr

d. 800 gr e. 440 gr

85. Ramalkan produk yang dihasilkan pada reaksi berikut :

CH ≡ C − CH2 − CH3 + 2H2 → ....

a. 2-metil butuna b. Butana c. Iso Butana

d. Butena e. Kloro Butena

86. Pada pembakaran sempurna 2L alkuna CxHy, dibutuhkan 6L gas oksigen dan

terbentuk 4L gas karbondioksida serta sejumlah air. Rumus senyawa alkuna yang.... a. C2H2 d. C5H8

Page 116: KIMIA

103

b. C3H4 c. C4H6

e. C6H10

87. Di bawah ini merupakan isomer dari senyawa :

kecuali... a. 2-heksuna b. 1-heksuna c. 4-metil 3-pentuna

d. 3-metil 1-pentuna e. 4-metil 1-pentuna

Lampiran 7

Rekapitulasi Hasil Analisis Soal Uji Coba Siklus I

Page 117: KIMIA

104

No Soal Validitas Daya

Beda Tingkat

Kesukaran Reliabilitas Kriteria Soal

Perubahan Nomer Soal

Untuk Tes Siklus1 Valid Cukup Mudah Dipakai 1 2 Valid Baik Sukar Dipakai 2 3 Tidak valid Jelek Sukar Dibuang - 4 Valid Jelek Sukar Dibuang - 5 Valid Cukup Sedang Dipakai 3 6 Valid Cukup Sedang Dipakai 4 7 Valid Cukup Sedang Dipakai 5 8 Valid Baik Sukar Dipakai 6 9 Tidak valid Jelek Sedang Dibuang - 10 Valid Cukup Mudah Dipakai 9 11 Valid Jelek Mudah Dibuang - 12 Valid Cukup Mudah Dipakai 10 13 Tidak valid Jelek Sedang Dibuang - 14 Valid Baik Sukar Dipakai 7 15 Valid Baik Sedang Dipakai 8 16 Valid Jelek Mudah Dibuang - 17 Valid Cukup Mudah Dipakai 19 18 Valid Baik Sedang Dibuang - 19 Valid Jelek Mudah Dibuang - 20 Tidak valid Jelek Sukar Dibuang - 21 Valid Cukup Mudah Dipakai 11 22 Valid Jelek Mudah Dibuang - 23 Valid Baik Sedang Dipakai 12 24 Valid Jelek Mudah Dibuang - 25 Tidak valid Jelek Sedang Dibuang - 26 Valid Jelek Mudah Dibuang - 27 Valid Baik Sukar Dipakai 13 28 Valid Baik Sukar Dipakai 14 29 Valid Cukup Sedang Dipakai 15 30 Valid Jelek Mudah Dibuang - 31 Tidak valid Jelek Sedang Dibuang - 32 Valid Baik Sedang Dipakai 16 33 Tidak valid Cukup Sedang Dibuang - 34 Valid Cukup Mudah Dipakai 17 35 Valid Jelek Mudah Dibuang - 36 Valid Jelek Mudah Dibuang - 37 Valid Baik Mudah Dibuang - 38 Valid Cukup Sedang Dipakai 18 39 Valid Cukup Sedang Dibuang - 40 Valid Baik Sedang

T

I

N

G

G

I

Dipakai 20

Page 118: KIMIA

Lampiran 13

Rekapitulasi Hasil Analisis Soal Uji Coba Siklus II

No Soal Validitas Daya

Beda Tingkat

Kesukaran Reliabilitas Kriteria Soal

Perubahan Nomer Soal

Untuk Tes Siklus1 Valid Cukup Mudah Dipakai 2 2 Tidak valid Jelek Mudah Dibuang - 3 Valid Baik Cukup Dipakai 3 4 Tidak valid Jelek Cukup Dibuang - 5 Valid Baik Sukar Dipakai 1 6 Tidak valid Jelek Cukup Dibuang - 7 Valid Cukup Cukup Dipakai 4 8 Valid Baik Cukup Dipakai 5 9 Tidak valid Cukup Cukup Dibuang - 10 Valid Baik Sukar Dipakai 6 11 Tidak valid Jelek Mudah Dibuang - 12 Tidak valid Jelek Mudah Dibuang - 13 Tidak valid Cukup Mudah Dibuang - 14 Valid Cukup Mudah Dipakai 7 15 Tidak valid Jelek Mudah Dibuang - 16 Valid Baik Sukar Dipakai 8 17 Valid Cukup Cukup Dibuang - 18 Valid Cukup Cukup Dipakai 9 19 Tidak valid Jelek Cukup Dibuang - 20 Valid Cukup Cukup Dipakai 10 21 Valid Cukup Cukup Dipakai 11 22 Tidak valid Jelek Mudah Dibuang - 23 Valid Baik Cukup Dipakai 12 24 Valid Cukup Sukar Dipakai 13 25 Tidak valid Jelek Cukup Dibuang - 26 Tidak valid Jelek Cukup Dibuang - 27 Valid Baik Sukar Dipakai 14 28 Tidak valid Jelek Mudah Dibuang - 29 Tidak valid Jelek Mudah Dibuang - 30 Valid Baik Cukup

T

I

N

G

G

I

Dipakai 15

Page 119: KIMIA

Lampiran 14

Rekapitulasi Hasil Analisis Soal Uji Coba Siklus III

No Soal Validitas Daya

Beda Tingkat

Kesukaran Reliabilitas Kriteria Soal

Perubahan Nomer Soal

Untuk Tes Siklus1 Valid Baik Sedang Dipakai 2 2 Valid Baik Sedang Dipakai 3 3 Tidak valid Jelek Muah Dibuang - 4 Tidak valid Jelek Mudah Dibuang - 5 Valid Cukup Sukar Dipakai 1 6 Valid Baik Sedang Dibuang - 7 Tidak valid Jelek Sukar Dibuang - 8 Valid Cukup Sedang Dipakai 4 9 Valid Cukup Sedang Dipakai 5 10 Valid Baik Sukar Dipakai 6 11 Tidak valid Jelek Mudah Dibuang - 12 Tidak valid Jelek Mudah Dibuang - 13 Tidak valid Jelek Sukar Dibuang - 14 Valid Baik Sukar Dipakai 7 15 Tidak valid Jelek Mudah Dibuang - 16 Valid Cukup Sedang Dipakai 8 17 Valid Cukup Sedang Dibuang - 18 Tidak valid Jelek Mudah Dibuang - 19 Valid Baik Sedang Dipakai 12 20 Valid Jelek Mudah Dibuang - 21 Valid Cukup Mudah Dipakai 13 22 Tidak valid Jelek Sukar Dibuang - 23 Valid Jelek Mudah Dibuang - 24 Valid Cukup Sukar Dipakai 9 25 Valid Baik Sedang Dipakai 10 26 Valid Cukup Sedang Dipakai 11 27 Tidak valid Jelek Mudah Dibuang - 28 Valid Cukup Sedang Dipakai 14 29 valid Baik Sukar Dipakai 15 30 Tidak valid Jelek Mudah

T

I

N

G

G

I

Dibuang -

Page 120: KIMIA

Lampiran 15

KISI-KISI EVALUASI SIKLUS I

Bidang Studi/Materi Pokok : Kimia / Hidrokarbon Waktu ; 45 menit Jumlah Soal : 20 Standar Kompetensi : Memahami senyawa organik dan

makromolekul, menentukan hasil reaksi dan mensintesis makromolekul serta kegunaannya

Nomor Soal Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Jumlah

Soal C1 C2 C3 Mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam membentuk senyawa hidro karbon Menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan struktur-nya dan hubungannya dengan sifat-sifat senyawa

7. Identifikasi unsur C dan H dalam senyawa karbon

8. Kekhasan atom karbon 9. Penggolongan dan perbedaan

sifat senyawa organik dan anorganik

10. Pengklasifikasian senyawa karbon berdasarkan kejenuh-an ikatan dan bentuk rantai

11. Membedakan atom C primer, sekunder, tersier dan kuartener

12. Menentukan rumus molekul senyawa hidrokarbon dari data percobaan

7. Rumus umum, molekul dan

deret homolog alkana 8. Tatanama senyawa alkana

sesuai IUPAC 9. Isomer senyawa alkana 10. Sifat-sifat senyawa

alkana 11. Kegunaan senyawa

alkana dalam kehidupan sehari-hari

12. Reaksi-reaksi pada senyawa alkana

2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1

1 4 6 9

12

2 3

10

7, 8

11

13

16

5

19

14

15 17 18

20

T o t a l 20 5 8 7

Page 121: KIMIA

KISI-KISI EVALUASI SIKLUS II

Bidang Studi/Materi Pokok : Kimia / Hidrokarbon Waktu ; 30 menit Jumlah Soal : 15 Standar Kompetensi : Memahami senyawa organik dan

makromolekul, menentukan hasil reaksi dan mensintesis makromolekul serta kegunaannya

Nomor Soal Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Jumlah

Soal C1 C2 C3 Menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan struktur-nya dan hubungannya dengan sifat-sifat senyawa

8. Rumus umum, molekul dan deret homolog alkena

9. Penggolongan senyawa alkena

10. Tatanama senyawa alkena sesuai IUPAC

11. Isomer senyawa alkena 12. Sifat-sifat senyawa

alkena 13. Kegunaan senyawa

alkena dalam kehidupan sehari-hari

14. Reaksi-reaksi pada senyawa alkena

2 1 3 3 2 1 3

2

11

15

3 1

4, 6

7, 9 10 12

13

5 8

14

T o t a l 15 3 9 3

Page 122: KIMIA

Lampiran 18

RENCANA PEMBELAJARAN 01

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : X/2 Pokok Materi : Kekhasan Atom Karbon Alokasi Waktu : 2 × 45 menit

A. Standar Kompetensi Memahami senyawa organik dan makromolekul, menentukan hasil remisi dan mensintesa makromolekul serta kegunaannya.

B. Kompetensi Dasar Mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam membentuk senyawa hidrokarbon dan karboksida.

C. Indikator 1. Membuktikan keberadaan atom karbon dan hidrogen dalam senyawa

karbon melalui percobaan sederhana 2. Membedakan senyawa organik dan anorganik 3. Menjelaskan kekhasan atom karbon 4. Membedakan atom karbon primer, sekunder, tersier dan kuartener 5. Menyebutkan bentuk rantai karbon berdasarkan jumlah ikatan dan bentuk

rantainya 6. Menentukan rumus molekul senyawa hidrokarbon dari data percobaan.

D. Materi Pembelajaran 1. Pengertian senyawa karbon 2. Perbedaan senyawa organik dan anorganik 3. Keunikan atom karbon 4. Pengklasifikasian hidrokarbon 5. Penentuan rumus molekul senyawa hidrokarbon

E. Media dan Sarana Pembelajaran Media : transparansi, lembar diskusi Sarana : OHP, alat dan bahan kimia

F. Sumber Belajar 1. Buku Kimia Kelas X Semester II Erlangga 2. Buku Paket Kimia (Depdiknas) 3. Lembar diskusi

Page 123: KIMIA

G. Skenario Pembelajaran 1. Model Pembelajaran : Model pembelajaran kooperatif “team assisted

individualization. 2. Strategi Pembelajaran

K E G I A T A N Waktu I. Pendahuluan

a. Perkenalan dan pengaturan awal b. Appersepsi : memberi contoh senyawa karbon dalam

kehidupan sehari-hari.

II. Kegiatan Inti a. Membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok yang telah

ditentukan b. Menjelaskan secara garis besar tentang materi hidrokarbon

yang meliputi: kekhasan atom karbon, perbedaan senyawa organik dan anorganik, klasifikasi hidrokarbon, macam-macam atom karbon dan penentuan rumus molekul senyawa karbon

c. Membagi lembar diskusi pada tiap kelompok dan meminta tiap siswa dalam kelompok mengerjakan latihan soal yang terdapat dalam lembar diskusi

d. Membimbing tiap kelompok dalam menyelesaikan soal-soal yang terdapat dalam lembar diskusi

e. Meminta siswa mempresentasikan jawabannya dan ditanggapi kelompok lain. Guru memastikan bahwa seluruh siswa mengetahui jawaban yang benar

III. Penutup

a. Bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari b. Memberi tugas rumah c. Tugas mempelajari materi berikutnya

10 menit

5 menit

30 menit

25 menit

10 menit

10 menit

H. Penilaian

1. Ranah kognitif a. Prosedur : tertulis b. Jenis tagihan : latihan soal, tugas rumah c. Bentuk soal : uraian d. Instrumen : lembar diskusi 01, 02

2. Ranah afektif a. Prosedur : observasi langsung b. Jenis tagihan : − c. Instrumen : lembar observasi aspek afektif

3. Ranah psikomotorik a. Prosedur : observasi langsung b. Jenis tagihan : − c. Instrumen : lembar observasi aspek psikomotorik

Page 124: KIMIA

I. Evaluasi Lembar diskusi 01, 02 dan lembar tugas

Mengetahui

Guru Mata Pelajaran

Dra. Wahyu Isnaeni NIP. 130 679 769

Semarang, Maret 2006

Praktikan

Fiki Rosyada NIM. 4301403011

Page 125: KIMIA

RENCANA PEMBELAJARAN 02

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas/Semester : X/2 Pokok Materi : Kekhasan Atom Karbon Alokasi Waktu : 1 × 45 menit

A. Standar Kompetensi Memahami senyawa organik dan makromolekul, menentukan hasil reaksi dan mensintesa makromolekul serta kegunaannya.

B. Kompetensi Dasar Mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam membentuk senyawa hidrokarbon dan karboksida.

C. Indikator Menguji keberadaan unsur C dan H dalam senyawa karbon

D. Materi Pembelajaran Identifikasi unsur C dan H dalam senyawa karbon.

E. Skenario Pembelajaran 1. Model Pembelajaran : Metode praktikum 2. Strategi Pembelajaran

K E G I A T A N Waktu I. Pendahuluan

a. Presensi b. Appersepsi : menyebutkan contoh-contoh senyawa karbon

II. Kegiatan Inti a. Guru menjelaskan cara kerja praktikum. b. Siswa melakukan praktikum

III. Penutup a. Guru memberikan tugas membuat laporan praktikum

5 menit

35 menit

5 menit

F. Sumber Belajar 1. Buku Kimia Kelas X Semester II Erlangga 2. Buku Paket Kimia (Depdiknas) 3. Lembar diskusi

Page 126: KIMIA

G. Media dan Sarana Pembelajaran Media : Lembar kerja praktikum Sarana : 1. Alat

- Statif dan klem - Tabung reaksi dan penutup - Selang - Gelas kimia - Pembakar spirtus - Kaki tiga

2. Bahan - Gula pasir - Air kapur - CuO - Kertas kobalt

H. Penilaian

1. Ranah kognitif : Laporan hasil praktikum 2. Ranah afektif : Lembar observasi aspek afektif 3. Ranah psikomotorik : Lembar observasi aspek psikomotorik

Mengetahui

Guru Mata Pelajaran

Dra. Wahyu Isnaeni NIP. 130 679 769

Semarang, April 2007

Praktikan

Fiki Rosyada NIM. 4301403011

Page 127: KIMIA

RENCANA PEMBELAJARAN 03

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas/Semester : X/2 Pokok Materi : Hidrokarbon Alkana Alokasi Waktu : 2 × 45 menit

A. Standar Kompetensi Memahami senyawa organik dan makromolekul, menentukan hasil reaksi dan mensintesa makromolekul serta kegunaannya.

B. Kompetensi Dasar Menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan strukturnya dan hubungannya dengan sifat-sifatnya.

C. Indikator 1. Menyebutkan batasan tentang senyawa hidrokarbon 2. Menyebutkan batasan tentang senyawa alkana 3. Menjelaskan penamaan senyawa alkana sesuai dengan aturan IUPAC 4. Menjelaskan rumus umum dan deret homolog senyawa alkana 5. Menuliskan senyawa alkana dari rumus struktur senyawa tersebut dan

sebaliknya 6. Menyebutkan batasan tentang isomer 7. Menentukan isomer-isomer pada senyawa alkana 8. Menentukan rumus molekul senyawa hidrokarbon.

D. Materi Pembelajaran 1. Alkana 2. Tata nama alkana 3. Pengertian isomer 4. Keisomeran pada alkana 5. Sifat-sifat senyawa alkana 6. Menentukan rumus molekul senyawa hidrokarbon

E. Skenario Pembelajaran 1. Model Pembelajaran : Model pembelajaran kooperatif team assisted

individualization 2. Strategi Pembelajaran

K E G I A T A N Waktu I. Pendahuluan

a. Appersepsi Mengingatkan kembali penggolongan hidrokarbon berdasarkan jenis ikatan dan bentuk rantai

10 menit

Page 128: KIMIA

K E G I A T A N Waktu II. Kegiatan Inti

a. Meminta siswa duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing

b. Membahas tugas yang dikerjakan siswa (PR) c. Menjelaskan tentang rumus umum dan deret homolog d. Menjelaskan tata nama alkana e. Menjelaskan keisomeran alkana f. Menjelaskan sifat-sifat alkana g. Menjelaskan cara menentukan rumus molekul senyawa

hidrokarbon h. Membagi lembar diskusi pada tiap-tiap kelompok i. Membimbing tiap kelompok dalam menyelesaikan soal-soal

yang terdapat dalam lembar diskusi j. Meminta siswa mempresentasikan jawabannya dan

ditanggapi kelompok lain. Guru memasikan bahwa seluruh siswa mengetahui jawaban yang benar.

III. Penutup

a. Bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari b. Memberi tugas rumah

70 menit

10 menit

F. Sumber Belajar

1. Buku Kimia Kelas X Semester II Erlangga 2. Buku Paket Kimia (Depdiknas) 3. Lembar diskusi

G. Media dan Sarana Pembelajaran

Media : Transparan, lembar diskusi Sarana : OHP

H. Penilaian 1. Ranah kognitif

a. Prosedur : tertulis b. Jenis tagihan : latihan soal, tugas rumah c. Bentuk soal : uraian d. Instrumen : lembar diskusi 04

2. Ranah afektif a. Prosedur : observasi langsung b. Jenis tagihan : − c. Instrumen : lembar observasi aspek afektif

3. Ranah psikomotorik a. Prosedur : observasi langsung b. Jenis tagihan : − c. Instrumen : lembar observasi aspek psikomotorik

Page 129: KIMIA

I. Evaluasi Lembar diskusi 04 dan lembar tugas

Mengetahui

Guru Mata Pelajaran

Dra. Wahyu Isnaeni NIP. 130 679 769

Semarang, April 2007

Praktikan

Fiki Rosyada NIM. 4301403011

Page 130: KIMIA

RENCANA PEMBELAJARAN 04

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas/Semester : X/2 Pokok Materi : Hidrokarbon Alkena Alokasi Waktu : 2 × 45 menit

A. Standar Kompetensi Memahami senyawa organik dan makromolekul, menentukan hasil reaksi dan mensintesa makromolekul serta kegunaannya.

B. Kompetensi Dasar Menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan strukturnya dan hubungannya dengan sifat-sifatnya.

C. Indikator 1. Menyebutkan batasan tentang senyawa alkena 2. Menjelaskan penamaan senyawa alkena sesuai dengan aturan IUPAC 3. Menjelaskan rumus umum dan deret homolog senyawa alkena 4. Menuliskan senyawa alkena dari rumus struktur senyawa tersebut dan

sebaliknya 5. Menentukan isomer-isomer pada senyawa alkena 6. Menjelaskan reaksi-reaksi yang terjadi pada senyawa alkena

D. Materi Pembelajaran 1. Alkena 2. Tata nama alkena 3. Pengertian isomer 4. Keisomeran pada alkena 5. Sifat-sifat senyawa alkena 6. Menentukan rumus molekul senyawa hidrokarbon

E. Skenario Pembelajaran 1. Model Pembelajaran : Model pembelajaran kooperatif team assisted

individualization 2. Strategi Pembelajaran

K E G I A T A N Waktu I. Pendahuluan

a. Appersepsi Mengingatkan kembali penggolongan hidrokarbon berdasarkan jenis ikatan dan bentuk rantai

II. Kegiatan Inti

a. Meminta siswa duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing

10 menit

Page 131: KIMIA

K E G I A T A N Waktu b. Membahas tugas yang dikerjakan siswa (PR) c. Menjelaskan tentang rumus umum dan deret homolog d. Menjelaskan tata nama alkena e. Menjelaskan keisomeran alkena f. Menjelaskan sifat-sifat alkena g. Menjelaskan cara menentukan rumus molekul senyawa

hidrokarbon h. Membagi lembar diskusi pada tiap-tiap kelompok i. Membimbing tiap kelompok dalam menyelesaikan soal-soal

yang terdapat dalam lembar diskusi j. Meminta siswa mempresentasikan jawabannya dan

ditanggapi kelompok lain. Guru memasikan bahwa seluruh siswa mengetahui jawaban yang benar.

III. Penutup

a. Bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari b. Memberi tugas rumah

70 menit

10 menit

F. Sumber Belajar

1. Buku Kimia Kelas X Semester II Erlangga 2. Buku Paket Kimia (Depdiknas) 3. Lembar diskusi

G. Media dan Sarana Pembelajaran

Media : Transparan, lembar diskusi Sarana : OHP

H. Penilaian 1. Ranah kognitif

e. Prosedur : tertulis f. Jenis tagihan : latihan soal, tugas rumah g. Bentuk soal : uraian h. Instrumen : lembar diskusi 04

2. Ranah afektif a. Prosedur : observasi langsung b. Jenis tagihan : − c. Instrumen : lembar observasi aspek afektif

3. Ranah psikomotorik a. Prosedur : observasi langsung b. Jenis tagihan : − c. Instrumen : lembar observasi aspek psikomotorik

Page 132: KIMIA

I. Evaluasi Lembar diskusi 04 dan lembar tugas

Mengetahui

Guru Mata Pelajaran

Dra. Wahyu Isnaeni NIP. 130 679 769

Semarang, April 2007

Praktikan

Fiki Rosyada NIM. 4301403011

Page 133: KIMIA

LAMPIRAN 22

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

Nama Observer : Fiki Rosyada Siklus : I

Skor No Aspek yang diamati 1 2 3 4 5

1. Kesiapan menerima pelajaran a. Membawa buku paket/LKS b. Membawa buku catatan kimia c. Membuat rangkuman materi yang disajikan

√ √

2. Proses Kegiatan Belajar Mengajar a. Memperhatikan penjelasan guru b. Bekerjasama dalam kelompok c. Aktif memecahkan masalah menggunakan

referensi yang ada d. Menyelesaikan tugas e. Aktif dan mampu menjawab pertanyaan guru

√ √ √

Jumlah Skor 25 Nilai C

Keterangan skor : Skor 1 : Jumlah siswa 1-8 Skor 2 : Jumlah siswa 9-17 Skor 3 : Jumlah siswa 18-27 Skor 4 : Jumlah siswa 28-35 Skor 5 : Jumlah siswa 36-44

Keterangan skor : A : Sangat Baik : Jumlah skor 37-40 B : Baik : Jumlah skor 31-36 C : Cukup : Jumlah skor 24-30 D : Kurang : Jumlah skor 17-23 E : Sangat Kurang : Jumlah skor 10-16

Page 134: KIMIA

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

Nama Observer : Fiki Rosyada Siklus : II

Skor No Aspek yang diamati 1 2 3 4 5

1. Kesiapan menerima pelajaran a. Membawa buku paket/LKS b. Membawa buku catatan kimia c. Membuat rangkuman materi yang disajikan

√ √

2. Proses Kegiatan Belajar Mengajar a. Memperhatikan penjelasan guru b. Bekerjasama dalam kelompok c. Aktif memecahkan masalah menggunakan

referensi yang ada d. Menyelesaikan tugas e. Aktif dan mampu menjawab pertanyaan guru

√ √ √ √

Jumlah Skor 32 Nilai B

Keterangan skor : Skor 1 : Jumlah siswa 1-8 Skor 2 : Jumlah siswa 9-17 Skor 3 : Jumlah siswa 18-27 Skor 4 : Jumlah siswa 28-35 Skor 5 : Jumlah siswa 36-44

Keterangan skor : A : Sangat Baik : Jumlah skor 37-40 B : Baik : Jumlah skor 31-36 C : Cukup : Jumlah skor 24-30 D : Kurang : Jumlah skor 17-23 E : Sangat Kurang : Jumlah skor 10-16

Page 135: KIMIA

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

Nama Observer : Fiki Rosyada Siklus : III

Skor No Aspek yang diamati 1 2 3 4 5

1. Kesiapan menerima pelajaran a. Membawa buku paket/LKS b. Membawa buku catatan kimia c. Membuat rangkuman materi yang disajikan

√ √

2. Proses Kegiatan Belajar Mengajar a. Memperhatikan penjelasan guru b. Bekerjasama dalam kelompok c. Aktif memecahkan masalah menggunakan

referensi yang ada d. Menyelesaikan tugas e. Aktif dan mampu menjawab pertanyaan guru

√ √ √ √

Jumlah Skor 37 Nilai B

Keterangan skor : Skor 1 : Jumlah siswa 1-8 Skor 2 : Jumlah siswa 9-17 Skor 3 : Jumlah siswa 18-27 Skor 4 : Jumlah siswa 28-35 Skor 5 : Jumlah siswa 36-44

Keterangan skor : A : Sangat Baik : Jumlah skor 37-40 B : Baik : Jumlah skor 31-36 C : Cukup : Jumlah skor 24-30 D : Kurang : Jumlah skor 17-23 E : Sangat Kurang : Jumlah skor 10-16

Page 136: KIMIA