kiat-kiat guru dalam menerapkan paikem pada pembelajaran matematika-stain salatiga

Upload: edy-muljana

Post on 29-Feb-2016

32 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hasil penelitian

TRANSCRIPT

  • KIAT-KIAT GURU DALAM MENERAPKAN PAIKEM

    PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS 2

    MADRASAH IBTIDAIYAH DI KOTA SALATIGA

    TAHUN AJARAN 2011/2012

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan Islam

    OLEH :

    DAUD EKO SAPUTRO

    NIM 11508016

    JURUSAN TARBIYAH

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

    (PGMI)

    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

    2013

  • ii

    DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

    SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721

    Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]

    NOTA PEMBIMBING Lamp : 3 eksemplar Hal : Naskah skripsi

    Saudara Daud Eko Saputro Kepada

    Yth. Ketua STAIN Salatiga

    di Salatiga

    Assalamualaikum. Wr. Wb. Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama

    ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :

    Nama : Daud Eko Saputro

    NIM : 11508016

    Jurusan / Progdi : Tarbiyah / PGMI

    Judul : KIA-KIAT GURU DALAM MENERAPKAN

    PAIKEM PADA PEMBELAJARAN

    MATEMATIKA KELAS 2 MADRASAH

    IBTIDAIYAH DIKOTA SALATIGA TAHUN

    AJARAN 2011/2012

    Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut diatas supaya segera

    dimunaqosyahkan.

    Demikian agar menjadi perhatian.

    Wassalamualaikum. Wr. Wb.

    Salatiga,19 Februari 2013

    Pembimbing,

    Drs. H . A . Sultoni, M.Pd NIP. 196811041998031001

    SKRIPSI

  • iii

    KIAT-KIAT GURU DALAM MENERAPKAN PAIKEM PADA

    PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS 2 MADRASAH IBTIDAIYAH DI

    KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2011/2012

    DISUSUN OLEH

    DAUD EKO SAPUTRO

    NIM : 11508016

    Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga,

    Pada hari, Rabu , tanggal 10, April, 2013 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd i)

    Susunan Panitia Penguji

    Ketua Penguji : Suwardi, M.Pd

    Sekretaris penguji : M. Hafidz, M.Ag

    Penguji I : Jaka Siswanta, M.Pd

    Penguji II : Budiyono Saputro, M.Pd

    Penguji III : Drs. H. Ahmadd Sultoni, M.Pd

    Salatiga, 10 April 2013

    Ketua STAIN Salatiga

    Dr. Imam Sutomo, M.Ag

    NIP. 1958027 198303 1002

  • iv

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

    Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

    Nama : Daud Eko Saputro

    NIM : 11508016

    Jurusan : Tarbiyah

    Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGM)

    Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar karya saya sendiri, bukan

    jiplakan dari karya orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam

    skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

    Salatiga, 10 April

    2013

    Yang Menyatakan

    Daud Eko Saputro

    11508016

  • v

    MOTTO

    ) (

    Artinya: Kamu sekalian adalah pemimpin dan akan dimintai

    pertanggung jawabannya mengenai orang yang dipimpinnya. (H.R. Bukhari Muslim)

  • vi

    PERSEMBAHAN

    Kupersembahkan karyaku ini untuk,

    Ayahanda Sutiyo dan Ibunda fatimah,

    dua insan mulia yang dengan cinta dan kasihnya aku memiliki

    serta Adikku Dwi Lestari & Rika Wulandari

    yang selalu menyayangiku dan memberikan motivasi semangat, Bapak

    Kardjan & Umi Samiasih yang selalu membimbingku, Keluarga besar

    Bapak Suudi yang selalu membimbingku,

    Kekasihku yang selalu mengisi hari-hariku dalam kedamaian dengan

    cinta, kasih, dan senyuman yang membuat damainya suasana hati

    Kawan-kawanku semua yang ada di Salatiga,

    dan seluruh pihak yang tak mungkin kusebut satu persatu.

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum Wr. Wb

    Alhamdulillahi Robbil Aalamiien, segala puji hanya bagi Allah

    SWT, karena berkat rahmat dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan

    penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada junjungan

    Nabiyulloh Agung Muhammad SAW, pembawa risalah kebenaran, penunjuk

    arah dari dunia penuh kegelapan, kedholiman, kepada dunia terang benderang,

    penuh hidayah dan berkah. Semoga dengan shalawat ini, penulis memperoleh

    syafaat beliau dari dunia sampai yaumil qiyamah. Amin.

    Alhamdulillah, dengan rasa syukur penulis skripsi dengan judul

    Kiat-Kiat Guru Dalam Menerapkan Paikem Pada Pembelajaran Matematika

    Kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah di Kota Salatiga ini telah selesai. Skripsi ini

    merupakan salah satu guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada

    Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Hasil karya ini tidak lepas

    dari peran dan bantuan segala pihak yang dengan tulus tanpa pamrih

    memperlancar penulisan ini. Kesempatan yang baik, penulis gunakan sebagai

    sarana menghaturkan ucapan terima kasih yang tulus kepada:

    1. Bapak. Dr. Imam Sutomo, M. Ag. Selaku Ketua STAIN Salatiga.

    2. Bapak. Suwardi M, Pd. selaku Ketua Jurusan Tarbiyah.

    3. Bapak. Drs. Sumarno Widjadipa, M. Pd selaku Ketua Program Studi PGMI.

    4. Bapak Drs. H . Ahmad Sulthoni M, Pd Selaku Pembimbing yang telah meluangkan

    waktunya semata-mata untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

    menyusun hingga terselesaikannya Skripsi ini.

  • viii

    5. Bapak Sudiyanto, S.H selaku Kepala dan Staf Perpustakaan Kampus 1 STAIN

    Salatiga dan Perpustakaan Syariah Kampus 2 STAIN Salatiga.

    6. Bapak Drs. H . Abdul Basith M, Pdi sebagai Kepala Madrasah Ibtidaiyah Maaref

    Pulutan, Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga.

    7. Bapak Zulfa Anturida S. Pd sebagai Kepala Madrasah Ibtidaiyah Asas Islam

    Kalibeneng, Kecamatan Tingkir Kota Salatiga.

    8. Bapak Agus Rahmad Yuanta S,Pd sebagai Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri

    Kecandran, Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga.

    9. Bapak Khaeroni S, Pdi sebagai Kepala Madrasah Ibtidaiyah Maarif Global,

    Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga

    10. Ayah Sutiyo, Ibu fatimah, serta adik Dwi Lestari dan Rika Wulandari yang tercinta

    dan tersayang, yang senantiasa mendoakan, dan memotivasi dengan tulus dan

    ikhlas.

    Terima kasih kepada semua pihak atas bantuannya, penulis hanya

    bisa berdoa semoga Allah SWT membalas amal baik semua pihak yang telah

    membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Selanjutnya, penulis menyadari

    bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan.

    Maka dari itu saran dan kritik yang konstruktif senantiasa penulis harapkan.

    Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

    siapa saja yang membaca.

    Wassalamualaikum Wr. Wb

  • ix

    ABSTRAK

    Saputro, Daud Eko. 2012. Kiat-kiat Guru Dalam Menerapkan Paikem Pada Pembelajaran Matematika Kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah di Kota Salatiga .Skripsi .Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing: Drs. H .Ahmad Sultoni, M.Pd.

    Kata kunci: Kiat-kiat Guru, Paikem, Pembelajaran Matematika

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran PAIKEM (pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif dan menyenangkan) dan faktor-faktor yang mendukung dan menghambat diterapkannya model PAIKEM dalam pembelajaran Matematika di Madrasah Ibtidaiyah di kota Salatiga. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi pemikiran bagi penelitian serupa yang membahas tentang PAIKEM.

    Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang mengambil latar di Madrasah Ibtidaiyah di Kota Salatiga. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, interview dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan teknik deskriptif analitik, yaitu teknik analisa data dengan menuturkan, menafsirkan serta mengklarifikasikan dan membandingkan fenomena-fenomena.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan diketahui bahwa penerapan pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif dan menyenangkan berlangsung sangat baik. Hal ini tercermin dari; 1) Aktivitas Guru, yakni dalam menyampaikan pelajaran Matematika kepada siswa guru menggunakan berbagai cara, metode dan tehnik untuk mengembangkan, memaksimalkan, dan mengaktifkan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar, baik aktif fisik maupun aktif mental. 2) Aktifitas Peserta Didik: dalam pembelajaran Matematika Madrasah Ibtidaiyah di Kota Salatiga setiap peserta didik terlibat aktif dalam pelajaran khususnya Matematika karena peserta didik lebih merasa tertarik dengan guru pada semester sekarang dibandingkan dengan guru pada semester lalu. Keaktifan peserta didik ini tidak hanya terbatas pada keaktifan fisik seperti sibuk bekerja dan bergerak. Tetapi juga keaktifan mental seperti sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain dan mengungkapkan gagasan. kiat-kiat yang dilakukan atau diterapkan oleh guru dalam menerapkan metode PAIKEM pada pembelajaran matematika kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah di Kota Salatiga sebagai berikut: a) Guru harus menguasai materi yang akan disampaikan.b)Saat menyampaikan materi menggunakan metode yang bisa membangkitkan semangat siswa untuk belajar.c)Memberikan motifasi pada materi yang akan disampaikan.d) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok. Faktor-faktor yang mendukung diterapkannya model pembelajaran PAIKEM ini diantaranya adalah terciptanya program kelompok belajar seminggu dua kali dengan bimbingan dari guru-guru Madrasah Ibtidaiyah. Sedangkan faktor-faktor yang menghambat diantaranya yaitu kesulitan siswa dalam memehami materi dan media atau alat peraga yang kurang memadai.

  • x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

    LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... iii

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .............................................. iv

    MOTTO ............................................................................................................... v

    PERSEMBAHAN ................................................................................................... vi

    KATA PENGANTAR............................................................................................. vii

    ABSTRAK ............................................................................................................. viii

    DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

    DAFTAR TABEL .................................................................................................. x

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ............................................................................... 6

    C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6

    D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7

    E. Penegasan Istilah ................................................................................. 8

    F. Metode Penelitian ................................................................................ 13

    1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ................................................. 13

    2. Kehadiran Peneliti....................................................................... 13

    3. Lokasi Penelitian ........................................................................ 14

    4. Sumber Data .............................................................................. 14

    5. Proses Pengumpulan Data .......................................................... 15

    6. Analisis Data ............................................................................. 17

    7. Rencana Pengujian Keabsahan Data ........................................... 19

    8. Tahap-tahap Penelitian ................................................................ 21

    G. Sistematika Penulisan .......................................................................... 22

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    A. Guru .................................................................................................... 24

    1. Pengertian Guru ............................................................................. 24

    2. Tanggung Jawab Guru ................................................................... 25

    3. Kiat-kiat Guru ............... ................................................................. 25

  • xi

    B. Metode Paikem ................................................................................... 28

    1. Penjelasan Paikem ......................................................................... 28

    2. Penjabaran Paikem ......................................................................... 30

    a. Pembelajaran Aktif ................................................................. 30

    b. Pembelajaran Inovatif ............................................................. 32

    c. Pembelajaran Kreatif ............................................................... 33

    d. Pembelajaran Evektif .............................................................. 33

    e. Pembelajaran Menyenangkan .................................................. 34

    3. Langkah Penerapan Paikem ........................................................... 34

    a. Penerapan Paikem Dalam Proses Pembelajaran ....................... 34

    4. Kelebihan dan kelemahan metode PAIKEM .................................. 35

    C. Mapel Matematika ............................................................................... 37

    D. Penerapan PAIKEM pada Matematika .................................................. 39

    BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

    A. Kondisi Umum Madrasah Ibtidaiyah di Kota Salatiga ......................... 42

    1. Madrasah Ibtidaiyah Maarif Global ............................................... 42

    2. Madrasah Ibtidaiyah Asas Islam Kalibeneng .................................. 45

    3. Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kecandran ........................................ 48

    4. Madrasah Ibtidaiyah Maarif Pulutan ............................................. 51

    B. Paparan Data Penelitian Tentang Penerapan Paikem ............................ 54

    1. Sistem penerapan metode Paikem .................................................. 55

    2. Kondisi Prestasi Matematika Sebelum Penerapan Paikem ............. 57

    3. Alasan Penerapan Paikem ............................................................. 58

    4. Kapan Mulai diterapkan Paikem .................................................... 59

    5. Bagaimanakah Penerapanya .......................................................... 59

    6. Contoh Peneran Paikem ................................................................ 60

    7. Kendala Dalam Penerapan Paikem ................................................ 61

    8. Cara Mengatasi Kendala Paikem.................................................... 62

    9. Fasilitas Sekolah yang Mendukung Paikem ................................... 63

    10. Nilai Positif Penerapan Paikem Dari Pandangan Guru, Siswa, dan

    Kepala Sekolah ........................................................................... 64

    C. Hasil Penerapan Paikem Pada Pembelajaran Matematika Madrasah

    Ibtidaiyah di Kota Salatiga .................................................................. 65

  • xii

    D. Faktor-faktor yang Mendukung Dan Menghambat Pelaksanaan Paikem Pada

    Pembelajaran Matematika .................................................................... 70

    BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

    A. Aplikasi Atau Penerapan Model Pembelajaran PAIKEM Dalam Proses

    Belajar Mengajar Matapelajaran Matematika ....................................... 73

    B. Kendala Yang di Hadapi Guru Dalam Menerapkan PAIKEM ............... 76

    C. Kiat-kiat Guru dalam Menerapkan Paikem Pada Pembelajaran matematika 79

    D. Faktor-faktor yang mendukung dan penghambat dalam proses penerapan

    PAIKEM pada pembelajaran matematika kelas II Madrasah Ibtidaiyah di

    Kota Salatiga ....................................................................................... 81

    BAB V PENUTUP

    A. Kempulan............................................................................................. 82

    B. Saran .................................................................................................... 86

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    BAB II

    Tabel 2 . 1 Sinteks PAIKEM dengan setting pembelajaran langsung dan pembelajaran kooperatif.

    BAB III

    Tabel 3 . 1 Nilai raport Matematika Madrasah Ibtidaiyah Maarif Pulutan

    Tabel 3 . 2 Nilai raport Matematika Madrasah ibtidaiyah Negeri Kecandran

    Tabel 3 . 3 Nilai raport Matematika Madrasah Ibtidaiyah Asas Islam Kalibening

    Tabel 3 . 4 Nilai raport Matematika Madrasah Ibtidaiyah Maarif Global

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATARBELAKANG

    Proses belajar mengajar matematika yang berlangsung saat ini

    banyak menyebabkan siswa yang mengalami kendala dalampenguasaan

    materi. Salah satunya penyebabnya adalah kesalahan guru dalam

    menerapkan strategi atau proses pengajaran, sehingga prestasi siswa rendah.

    Matematika sebagai induk dari berbagai cabang ilmu harus

    dilaksanakan dengan baik, apalagi matematika oleh sebagian siswa

    dianggap pelajaran yang sulit dan momok yang menakutkan sehingga siswa

    kurang tertarik mengikuti pelajaran matematika.

    Keberhasilan pembelajaran matematika dipengaruhi oleh ketepatan

    guru dalam mengelola kelas diantaranya ketetapan dalam memilih strategi,

    metode, dan pendekatan pembelajaran sehingga proses pembelajaran guru

    serta siswa terlibat aktif. Apabila dalam proses pembelajaran ditemukan

    adanya siswa yang tidak mampu menyerap materi maka akan segera

    diketahui oleh guru dan guru akan segera mencari jalan penyelesaianya

    dengan memberikan bimbingan dan latihan.

    Beberapa guru yang handal sangatlah kharismatik, sementara ada

    juga guru yang efektif bersifat emosional. Guru yang efektif melibatkan

    siswa dalam pembelajaran aktif, debat, diskusi, penelitian dan semua hal

    yang berkaitan dengan proses belajar mengajar. Seorang guru juga selalu

  • 2

    memberikan umpan balikyang membantu siswa untuk berkembang

    sekaligus memperbaiki tugas yang sesui dengan standar pendidikan. Dalam

    sutu proses pengajaran seorang guru harus bisa membimbing siswa atau

    peserta didik untuk mampu menguasai materi yang sedang di ajarkan.

    Dalam proses belajar mengajar itu sangat kompleks dan beragam

    pengetahuan tentang pengajaran, pembelajaran, dan materi yang akan di

    ajarkan itu sangat berkaitan satu sama lain. Sebagai seorang yang

    profesional, seorang guru mempunyai komitmen untuk belajar apa yang

    belum mereka ketahui agar para siswa dapat berhasil dalam proses

    pemelajaran.

    Pengajar atau seorang guru dalam situasi apapun tetap dinilai oleh

    warga masyarakat sebagai pemberi inspirasi, penggerak, dan pelatih dalam

    penguasaan kecakapan tertentu bagi sesama,khususnya bagi para siswa agar

    mereka siap untuk membangun lingkungan hidup beserta sosialnya.dapat

    dipastikan guru yangsemakin bermutu semakin besar sumbangannya bagi

    perkembangan diri siswa dan perkembangan masyarakatnya. Guru yang

    bermutu mampu berperan sebagai pemimpin diantara kelompok siswanya

    dan juga diantara sesamanya ia juga mampu berperan sebagai pendukung

    serta penyebar nilai-nilai luhur yang diyakininya dan sekaligus sebagai

    teladan bagi siswa serta lingkungan sosialnya dan secara mendasar guru

    yang bermutu tersebut juga giat mencari kemajuan dalam meningkatkan

    kecakapan diri dalam berkarya dan dalam pengapdian sosialnya (Samana,

    2003: 14)

  • 3

    Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama tenologi

    informasi menyebabkan arus informasi menjadi cepat dan tanpa batas. Hal

    ini bedampak langsung pada berbagai bidang kehidupan, tanpa terkecuali

    bidang pendidikan. Lembaga pendidikan sebagai bagian dari sistem

    kehidupan telah berupaya mengembangkan stuktur kurikulum, sistem

    pendidikan, dan metode pembelajaran yang efektif dan efisien untuk

    meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas (Sudjatmiko,2003).

    Untuk menghadapi perubahan tersebut dibutuhkan pendidikan yang

    memberikan kecakapan hidup, yaitu memberikan ketrampilan dan keahlian

    dengan kopetensi tinggi. demikian nantinya peserta didik diharapkan dapat

    bertahan dalam suasana yang akan selalu berubah dan

    berkembang.Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan

    perkembangan yang berkualitas, sebab dengan pendidikan manusia dapat

    mewujudkan semua potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai

    warga masarakat. Kualitas dan hasil belajar mengajar menunjukan bahwa

    interaksi antara siswa dan sumber belajar seperti dengan guru dan

    lingkungan, tidak berjalan dengan efektif sehingga hasil belajar yang

    dicapai tidak optimal. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran diupaykan

    agar lingkungan belajar dapat mendukung pembelajaran efektif dan berpusat

    pada siswa. Pembelajaran dengan pendekatan lingkungan dalam artian

    bahwa potensi dan karakteristik wilayah/daerah akan digali dan

    dimanfaatkan oleh siswa sebagai sarana pembelajaran, dan selanjutna akan

    menghapus kejenuhan dn menciptakan peserta didik berkreasi berfikir.

  • 4

    Model dan metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-

    cara mengajar yang dipergunakan oleh guru agar materi pelajaran dapat

    ditangkap, dipahami dan digunakan dengan baik oleh siswa. Metode

    mengajar yang digunakan hendaknya metode yang dapat memotivasi siswa

    agar mampu menggunakan pengetahuannya untuk memecahkan suatu

    masalah yang dihadapi ataupun untuk tujuan agar siswa mampu berfikir dan

    mengemukakan pendapatnya sendiri dalam mengatasi masalah.

    Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan

    (PAIKEM), adalah sebuah model pembelajaran yang memungkinkan

    peserta didik melakukan kegiatan (proses belajar) yang beragam untuk

    mengembangkan ketrampilan, sikap, dan pemahaman sebagai sumber dn

    alat belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supay pembelajaran lebih

    menarik, menyenangkan dan efektif.

    PP No. 19 tahun 2005 BAB IV pasal 19 ayat 1 menyatakan bahwa

    proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara

    interaktif, inspirtif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik

    untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

    keatifitas dan kemandirian sesua dengan bakat, minat, dan perkembangan

    fisik serta psikologis peserta didik. Hal tersebut merupakan bahwa guru

    perlu menyelenggarakan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif

    dan menyenangkan (PAIKEM).

    Dalam hal ini sangat penting penerpan pembelajaran yang aktif,

    kreatif, inovatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM), Dalam

  • 5

    pambelajaran matematika karena siswa cenderung sulit dalam menguasai

    materi ataupun dalam proses pengajaran. Dengan penerapan PAIKEM

    diharapkan siswa atau peserta didik lebih mudah dalam memahami materi

    pelajaran matematika. Karena seringkali matapelajaran matematika

    dianggap sebagai momok yang menakutkan bagi peserta didik. Dengan

    demikian diharapkan seorang pengajar atau guru mampu menguasai kiat-

    kiat pengajaran PAIKEM agar peserta didik lebih mudah menguasai

    pelajarn matematika dengan mudah dan menyenangkan.

    Dari uraian pembelajarn aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan

    (PAIKEM) harus diwujudkan di kelas karena dasar hukumnya sudah jelas

    yaitu peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional

    pendidikan. Permasalahanya adalah bagaimana kreatifitas dan inovasi guru

    dalam menciptakan suasana kelas agar siswa belajar, yang pada dasarnya

    belajar adalah memproduksi gagasan atau membangun makna baru dari

    pengetahuan awal yang sudah dimiliki siswa. Siswa sebagai subjek belajar

    tidak mengkonsumsi gagasan dalam proses pembelajaran yang difasilitasi

    oleh guru. Guru sebagai fasilitator hendaknya dapat memfasilitasi

    terwujudnya pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan

    menyenangkan (PAIKEM). Dengan demikian seorang guru atau pengajar

    diharapkan mampu mengatasi kesulitan belajar siswa terutama

    matapelajaran matematika dengan menggunakan penerapan PAIKEM.

    Berdasarkan munculnya masalah diatas, seorang guru hendaknya

    dapat menghidupkan suasana belajar yang menyenangkan sehingga siswa

  • 6

    mampu menguasai materi matematika. Berdasarkan latarbelakang itulah

    penulis terdorong melakukan penelitian dengan mengangkat judul, kiat-

    kiat guru dalam menerapkan paikem pada pembelajaran matematika siswa

    kelas II MI di KOTA SALATIGA tahun ajaran 2011/2012.

    B. RUMUSAN MASALAH

    Berdasarkan uraian dalam latar belakang permasalahan diatas, maka

    dalam penelitiam ini ada beberapa rumusan permasalahan antara lain:

    1. Bagaimana penerapan model pembelajaran PAIKEM dalam proses

    belajar mengajar matapelajaran matematika kelas 2 Madrasah

    Ibtidaiyah di Kota Salatiga Tahun Ajaran 2011/2012?

    2. Apa kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan PAIKEM di

    Madrasah Ibtidaiyah Kota Salatiga Tahun Ajaran 2011/2012?

    3. Bagaimanakah kiat-kiat guru dalam menerapkan PAIKEM pada mata

    pelajaran matematika kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah di Kota Salatiga

    Tahun Ajaran 2011/2012?

    4. Apa faktor pendukung penerapan PAIKEM dalam mapel Matematika

    kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah di Kota Salatiga Tahun Ajaran 2011/2012?

    C. TUJUAN PENELITIAN

    1. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran PAIKEM dalam

    proses belajar mengajar matapelajaran matematika kelas 2 Madrasah

    Ibtidaiyah di Kota Salatiga Tahun Ajaran 2011/2012.

  • 7

    2. Untuk mengetahui kendala dalam penerapan PAIKEM di Madrasah

    Ibtidaiyah di Kota Salatiga Tahun Ajaran 2011/2012.

    3. Untuk mengetahui kiat-kiat guru dalam menerapkan PAIKEM pada

    mapel matematika kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah di Kota Salatiga Tahun

    Ajaran 2011/2012.

    4. Untuk mengetahui faktor pendukung dalam menerapkan PAIKEM pada

    mapel Matematika kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah di Kota Salatiga Tahun

    Ajaran 2011/2012.

    D. MANFAAT PENELITIAN

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

    teoritis maupun praktis.

    Adapun manfat tersebut sebagai berikut :

    1. Manfaat teoritis

    Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam pendidikan tentang

    penerapan motode PAIKEM dalam meningkatkan hasil belajar siswa

    khususnya mata pelajaran Matematika dan sebagai bahan pengembangan

    dan kajian terhadap teori-teori belajar serta sebagai masukan dan dasar

    pemikiran guru dan calon guru untuk dapat memilih metode yang tepat

    dalam kegiatan belajar mengajar sesuai dengan pokok bahasan yang

    dibahas.

  • 8

    2. Manfaat praktis

    a. Bagi peneliti

    Sebagai wahana dalam menerapkan ilmu yang telah didapatkan

    berkaitan dengan penelitian yang dilakukan sehingga bisa digunakan

    sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya yang lebih mrndalam.

    b. Bagi institusi pendidikan

    Sebagai sumber tambahan wawasan dan bahan masukan kepada

    lembaga pendidikan untuk lebih memperhatikan kualitas pendidikan.

    c. Bagi tenaga pengajar atau guru MI

    Sebagai masukan bagi tenaga pengajar atau guru MI agar lebih kreatif

    dalam melakukan proses belajar mengajar dengan menerapkan

    PAIKEM dalam setiap pengajaran.

    d. Bagi masyarakat

    Sebagai wacana untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang

    proses belajar mengajar dengan menerapkan PAIKEM.

    E. PENEGASAN ISTILAH

    1. Kiat-kiat Guru

    Kiat-kiat guru yang dimaksud dalam tulisan ini adalah sistem,

    cara kerja, model dan metode yang digunakan pihak sekolah

    (khususnya guru pembimbing di Madrasah Ibtidaiyah di Kota

  • 9

    Salatiga) dalam upaya menerapkan metode PAIKEM pada

    pembelajaran matematika di Madrasah.

    Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan

    belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat

    kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-

    mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan

    perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah

    perhatiannya tinggi. Menurut peneliti, tingginya waktu curah

    terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan

    menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak

    efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa

    setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran

    memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika

    pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif,

    maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.

    Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam

    pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di

    pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan

    tertekan , kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu

    saja rasa bosan.

    2. PAIKEM

    Paikem merupakan singkatan dari pembelajaran aktif, inovatif,

    kreatif, evektif, dan menyenangkan. Istilah aktif maksudnya

  • 10

    pembelajaran adalah sebuah proses aktif membangun makna

    pemahaman informasi ilmu pengetahuan maupun pengalaman oleh

    peserta didik sendiri. Dalam proses belajar peserta didik tidak

    semestinya diperlakukan seperti bejana kosong yang pasif yang

    hanya menerima kucuran ceramah sang guru tentang ilmu

    pengetahuan atau informasi.

    Dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sasaran belajar,

    sumber belajar, dan sarana belajar. Hal tersebut dapat

    dimanfaatkan untuk memecahkan Pendidikan merupakan kunci

    untuk semua kemajuan dan perkembangan yang berkualitas, sebab

    dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan semua potensi

    dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat.

    Dalam rangka mewujudkan potensi diri menjadi multiple

    kompetensi harus melewati proses pendidikan yang

    diimplementasikan dalam proses pembelajaran.

    Model pembelajaran dengan pendekatan lingkungan, bukan

    merupakan pendekatan pembelajaran yang baru, melainkan sudah

    dikenal dan populer, hanya saja sering terlupakan. Adapun yang

    dimaksud dengan pendekatan lingkungan adalah suatu strategi

    pembelajaran yang masalah lingkungan dan untuk menanamkan

    sikap cinta lingkungan (Karli dan Yuliaritiningsih, 2002).

  • 11

    Kalau penulis menyimpulkan judul Kiat-kiat guru dalam

    menerapkan Paikem pada pembelajaran matematika kelas 2

    Madrasah Ibtidaiyah di Kota Salatiga. Adalah bagai mana

    sebenarnya sistem, model dan cara kerja pihak madrasah dalam

    menerapkan metode Paikem. Sehingga siswa mempunyai prestasi

    yang baik yang tercermin dalam proses pembelajaran baik

    akademik ataupun non akademik.

    Istilah Inovatif, dimaksudkan dalam proses pembelajaran

    diharapkan muncul ide-ide baru atau inovasi-inovasi positif yang

    lebih baik.

    Istilah Kreatif, memiliki makna bahwa pembelajaran

    merupakan sebuah proses mengembangkan kreatifitas peserta

    didik, karena pada dasarnya setiap individu imajinasi dan rasa

    ingin tahu yang tidak pernah berhenti. Dengan demikian, guru

    dituntut mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang beragam

    sehingga seluruh potensi dan daya imajinasi peserta didik dapat

    berkembang secara maksimal.

    Istilah Efektif, berarti bahwa model pembelajaran apapun

    yang dipilih harus menjamin bahwa tujuan pembelajaran akan

    tercapai secara maksimal.

    Ini dapat dibuktikan dengan adanya pencapaian kompetensi

    baru oleh peserta didik setelah proses belajar mengajar

    berlangsung. Di akhir kegiatan proses pembelajaran harus ada

  • 12

    perubahan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan pada diri peserta

    didik.

    Sedangkan istilah Menyenangkan, dimaksudkan bahwa

    proses pembelajaran harus berlangsung dalam suasana

    yang menyenangkan dan mengesankan. Suasana pembelajaran

    yang menyenangkan dan berkesan akan menarik minat peserta

    didik untuk terlibat secara aktif, sehingga tujuan pembelajaran

    akan dapat tercapai dengan maksimal. Dissamping itu,

    pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan akan menjadi

    hadiah, reward bagi peserta didik yang pada gilirannya akan

    mendorong motivasinya semakin aktif dan berprestasi pada

    kegiatan belajar berikutnya.

    3. Mapel Matematika

    Rusefendi (1988:160) mengatakan bahwa matematika adalah

    ilmu seni kreatif oleh karena itu matematika harus dipelajari dan

    diajarkan sebagai ilmu seni, sedangkan dalam Kamus Besar

    Bahasa Indonesia disebutkan bahwa matematika adalah ilmu

    tentang bilangan, hubungan antar bilangan dan prosedur oprasional

    yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan

    (Alwi,2007:723).

  • 13

    Berdasarkan pernyataan para ahli tersebut dapat dikatakan

    bahwa matematika merupakan sesuatu ilmu yang berhubungan

    dengan bilangan-bilangan.

    Namun dangan demikian, pembelajaran dan pemahaman

    konsep matematika dapat diawali secara induktif melalui

    pengalaman nyata atau intuisi. Proses induktif-deduktif dapat

    digunakan untuk mempelajari konsep matematika. Kegiatan dapat

    melalui beberapa contoh atau fakta yang teramati, membuat daftar

    sifat yang muncul (sebagai gejala), memperkirakan hasil baru yang

    diharapakan, yang kemudian dibuktikan secara deduktif,. Dengan

    demikian cara belajar induktif dan deduktif sangat berperan

    penting dalam mempelajari matematika dan diharapkan dapat sikap

    kritis, kreatif, jujur dan komunikatif pada siswa.

    F. METODE PENELITIAN

    1. Pendekatan dan jenis penelitian

    Penelitian ini tergolong penelitian kualitatif, yaitu penelitian

    yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

    oleh subjek penelitian, misalnya prilaku, persepsi, motivasi, tindakan

    secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan

    bahasa,pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

    memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moaleong, 2008:5). Dalam

    penelitian kualitatif tidak menggunakan prosedur analisis statistika.

  • 14

    2. Kehadiran peneliti

    Peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data,

    peran peneliti partisipan dan pengamat penuh. Kehadiran peneliti

    diketahui setatusnya sebagai peneliti oleh subjek atau informan.

    a. Lembar observasi

    Yaitu alat umum yang digunakan oleh pengamat, dalam hal

    ini pengamat relatif bebas membuat catatan. Catatan berupa

    langkah-langkah peristiwa atau tentang gambaran umum

    (Moaleong, 2008: 181).

    Yang berisi petunjuk secara garis besar tentang isi wawan

    cara untuk menjaga agar pokok-pokok yang direncanakan

    seluruhnya dapat tercakup (Moleong, 2008: 187).

    3. Lokasi dan subyek penelitian

    Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah

    Maarif Global,Madrasah Ibtidaiyah Maarif Pulutan, Madrasah

    Ibtidaiyah Negeri Kecandran, Madrasah Ibtidaiyah Maarif Asas Islam

    Kalibening di Kota Salatiga, dan yang diperoleh dari kepala

    sekolah,pembina sekolah, guru yang ada pada Madrasah Ibtidaiyah di

    Kota Salatiga. Alasan penulis melakukan penelitian di Madrasah

    Ibtidaiyah di Kota Salatiga tersebut merupakan sekolah yang memiliki

    prestasi baik bidang akademik dan non akademik. Dengan demikian

  • 15

    dengan adanya penelitian ditempat tersebut bisa memberikan peran

    untuk mewujudkan pendidikan ideal, bagi Madrasah Ibtidaiyah dan

    masarakat pada umumnya.

    4. Sumber data

    Data dijaring dari informan yang dipilih dengan teknik

    purpusive dan bersifat snowball sampling. Data siswa yang berprestasi

    disekolah, guru-guru yang membina, dengan teknik bola salju

    (snowball sampling). Sanafiah faisal (1990) mengutip pendapat

    spredley mengemukakan bahwa situasi sosial untuk sampel awal sangat

    disarankan situasi sosial yang didalamnya menjadi semacam muara dari

    banyaknya domain lainya. Jadi dalam penelitian ini yang dianggap

    sampel sumber datanya adalah:

    a. Data primer adalah data pokok yang dibutuhkan dalam penelitian

    ini yang diperoleh dari Kepala Sekolah, Guru yang ada di

    Madrasah Ibtidaiyah di Kota Salatiga yang akan membawa peneliti

    kepada siapa-siapa yang dianggap ahli yang berkecimpung dalam

    kiat-kiat guru dalam menerapkan PAIKEM.

    b. Data sekunder adalah data pendukung yang diperoleh dari pegawai

    administrasi dan masarakat lingkungan sekolah.

    5. Prosedurpengumpulan data

    Adapun metode-metode penelitian yang penulis gunakan untuk

    mengumpulkan data-data yang diperlukan adalah sebagai berikut:

    a. Metode observasiparticipant

  • 16

    Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan

    sistematik terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki. Observasi

    dilakukan pada Madrasah ibtidaiyah di Kota Salatiga untuk

    mengetahui tingkah laku individu ataupun proses terjadinya sesuatu

    kegiatan yang dapat diamati dalam situasi sebenarnya, dimana

    opservasi ini digunakan untuk melihat secara pasti.

    Dalam penelitian Kualitatif, pengamatan dimanfaatkan

    sebesar-besarnya. Teknik pengumpulan ini merupakan pengalaman

    secara langsung, sehingga memungkinkan melihat dan mengamati

    sendiri, kemudian mencatat prilaku dan kejadian pada keadaan

    sebenarnya (Moleong, 2008: 174).

    b. Metode dokumentasi

    Dokumentasi dalam penelitian ini adalah dokumentasi

    kegiatan di sekolah yang menjadi objek penelitian.

    Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal

    atau variabel yang berupa catatan , transkip, prasasti, notulen,

    raport, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2002: 202).

    Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk

    mencari data yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh

    peneliti diantaranya mengumpulkan data tentang letak geografis,

    data nilai raport, dan sebagainya yang berkaitan dengan PAIKEM.

  • 17

    c. Metode interview

    Interview adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya

    jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan

    kepada tujuan penyelidikan.

    Dalam hal ini yang penulis gunakan adalah bentuk interview

    langsung atau terbuka yaitu pada waktu wawancara terhadap

    responden, penulis menyiapkan daftar pertanyaan yang telah

    disusun sedemikian rupa, dan responden diberi kebebasan untuk

    menjawab.

    Dalam hal ini metode interview digunakan untuk melakukan

    wawancara yang dilakukan peneliti terhadap Kepala Madrasah

    Ibtidaiyah yang ada di Kota Salatiga, dan para Guru yang

    mengampu pelajaran Matematika kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah

    untuk mengetahui bagaimana penerapan PAIKEM yang terjadi

    Madrasah Ibtidaiyah.

    6. Analisis Data

    Data yang telah dikumpulkan dalam kegiatan ini selanjutna

    dianalisis supaya bisa diambil kesimpulan/pengertian. Adapun

    metode analisis yang penulis gunakan adalah metode analisis

    kualitatif, menurut Moleong, metode kualitatif adalah: sebagai

    prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-

    kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat

    diamati (Moleong, 1991:3).

  • 18

    Dengan kata lain analisis kualitatif adalah menganalisis data

    dengan menggambarkan data melalui kata-kata atau kalimat yang

    berupa pembahasan untuk diambil kesimpulannya.

    Gambar 1.1 Komponen dalam analisis data

    a. Data reduksi

    Berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

    memfokuskan hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

    Dengan reduksi maka peneliti merangkum, mengambil data yang

    pokok dan penting, membuat kategorisasi berdasarkan huruf besar,

    huruf kecil dan angka. Data yang tidak penting di ilustrasikan

    dalam bentuk simbol-simbol seperti #, %, @. Dibuang karena

    dianggap tidak penting bagi peneliti.

    Data collectin Data display

    Data reductiont Conclusion

    Darwing/variyfying

  • 19

    b. Data display

    Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian

    singkat, bagan dan hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Milles

    an Huberman (1984) dalam melakukan display data, selain dengan

    teks yang naratif, juga dapat dapat berupa grafik, matrik, dan chart.

    Data display disini digunakan sebagai pencatatan hasil

    wawancara yang dilakukan oleh peneliti yang kemudian di

    cantumkan dalam penulisan skripsi, dalam hal ini yang berkaitan

    erat yaitu tentang penjabaran hasil wawancara Kepala Madrasah,

    dan Guru yang mengampu pelajaran matematiaka, untuk

    melengkapi data.

    c. Conclusions drawing/ferivication

    Dalam analisis data kualitatif menurut Milles and huberman

    adalah penarikan kesimpulan dan ferivikasi. Temuan ini dapat

    berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya

    masih remang-remang.sehingga setelah diteliti menjadi jelas.

    Dapat berupa hubungan kausal interaktif, hipotesis atau teori. Data

    display yang dikemukakan yang didukung data-data yang mantab,

    maka dapat dijadikan kesimpulan yang krdibel.

    7. Rencana pengujian keabsahan data

    Uji keabsahan data meliputi uji kredibilitas data(validitas

    internal), uji depenabilitas(reliabelitas), uji trnferebilitas(validitas

    ekternal), uji komfirmabilitas(obyektivitas).

  • 20

    Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji kredibilitas yang

    dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan,

    triagulasi, dan analisis khusus negatif.

    a. Perpanjangan pengamatan, perpanjangan pengamatan akan

    memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang

    dikumpulkan.

    b. Meningkatkan ketekunan, bermaksud menemukan ciri-ciri dan

    unsur-unsur dalam situasi yang dengan persoalan atau isu yang

    sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut

    secara rinci. Dengan kata lain jika perpanjangan keikutsertaan

    menyediakan lingkup, maka ketekunan pengamatan menyediakan

    kedalaman. Seperti halnya dalam meningkatkan prestasi siswa

    dalam peljaran matematika dengan menggunakan metode

    PAIKEM.

    c. Triagulasi, yaitu teknik pemeriksaan keapsahan data yang

    memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keparluan

    pengecekan atau sebagai pembanding terhadp data itu. Teknik

    triagulasi yang sering dipakai adalah pemeriksaan melalui sumber

    lainya, artinya membandingkan dan mengecek balik derajat

    kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat

    yang berbeda dalam metode kualitatif. Dalam hal ini hasil nilai

    raport sesudah menggunakn metode PAIKEM.

  • 21

    Setelah data terkumpul, maka untuk menganalisis data tersebut,

    penulis berpedoman kepada Moaleong yang dilaksanakan dengan tiga

    tahap yaitu:

    a. Persiapan atau pemerosesan satuan (unity zing) terdiri atas:

    1) Pemeriksaan kelengkapan identitas responden.

    2) Pemeriksaan terhadap kelengkapan data.

    3) Pemeriksaan terhadap jenis isian data.

    b. Tabulasi (kategori sasi), terdiri atas:

    Pemberian kode sesuai dengan klarifikasi topik yang dibahas, yaitu

    menenai kiat-kiat guru dalam menerapkan paikem pada

    matapelajaran matematika sekota salatiga tahun akademik 2011-

    2012.

    c. Penafsiran data dilakukan melalui:

    1. Pemaparan data secara sistematis.

    2. Menetapkan kategori konseptual dan kenyataan da

    diilustrasikan pada paparan konsep.

    3. Menarik suatu kesimpulan.

    8. Tahap-Tahap penelitian

    Menurut Moleong (2002:84-109) juga menyatakan dalam tahap-

    tahap penelitian peneliti kualitatif harus memuat:

    a. Tahap pra lapangan

    Tahap pra lapangan yaitu memperhatikan segala macam

    persoalan dan segala macam persiapan sebelum peneliti terjun

  • 22

    kedalam kegiatan penelitian berupa: menyusun rancangan

    penelitian, mengurus perijinan, menjajaki dan menilai keadaan,

    memilih dan memanfaatkan informan, menyiapkan perlengkapan

    penelitian, serta memperhatikan persoalan penelitian.

    b. Tahap pekerjaan lapangan

    Pada bagian ini dibahas usaha peneliti agar secara sungguh-

    sungguh berusaha memahami latar penelitan selain peneliti benar-

    benar dengan segala daya dan tenaganya mempersiapkan dirinya

    menghadapi lapangan penelitian dengan memahami latar penelitian

    dan persiapan diri , memasuki lapangan, berperan sambil

    mengumpulkan data.

    c. Tahap Analisis Data

    Pada tahap ini dikemukakan konsep analisis data juga

    dipersoalkan bahwa analisis data itu dibimbing oleh usaha untuk

    menemukan tema dan hipotesis. Sejumlah petunjuk analisis data

    diberikan sebagai pegangan peneliti menggunakan metode berfikir

    induktif.

    G. Sistematika Penulisan

    Untuk memudahkan penjelasan, pemahaman dan penelaahan

    terhadap pokok-pokok permasalahan yang akan dikaji, maka perlu adanya

    sistematika penulisan sehingga pembahasan akan lebih sistematis dan

    runtut.

  • 23

    Bab I : Pendahuluan

    Berisi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, kegunaan penelitian,

    Penegasan istilah, metode penelitian, sistematika penelitian.

    Bab II : Kajian pustaka

    Berisi tentang pengertian Guru, kiat-kiat guru, pengertianPAIKEM, langkah

    penerapan PAIKEM, pengertianan setrategi pembelajaran, pengertian

    pembelajaran matematika di MI.

    Bab III : Paparan Data dan Temuan Penelitian

    Bab ini berisi tentang gambaran umum madrasah ibtidaiyah dikota salatiga

    (sejarah singkat, letak geografis, visi misi, keadaan,) hasil penelitian.

    Bab IV : Analisis Data

    Bab ini berisi analisa data tentang kiat-kiat guru dalam menerapkan

    PAIKEM pada matapelajaran matematika dikota salatiga,kiat-kiat apa saja

    yang bisa diterapkan dalam pemelajaran matematika, serta faktor yang

    mendukung dan yang menghambat dalam penerapan PAIKEM sekota

    salatiga.

    Bab V : Penutup

    Penulisan skripsi ini diakhiri kesimpulan, dan saran.

  • 24

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Guru

    1. Pengertian Guru

    Guru adalah unsur manusiawi dalam pendidikan. Guru adalah figur

    manusua sumber yang menempati posisi dan yang memegang peran

    penting dalam pendidikan, figur guru mesti terlibat dalam agenda dalam

    pembicaraan, terutama yang menyangkut persoalan pendidikan formal

    adalah dunia kehidupan guru. Sebagian besar waktu guru ada disekolah,

    sisanya ada di rumah dan dimasarakat (syaiful bahri jamarah:2000:1).

    Menurut pepatah jawa, guru adalah digugu lan ditiru yang berarti

    bahwa guru merupakan sosok yang menjadi panutan bagi siswanya dan

    masih banyak pepatah yang berhubungan dengan guru lainya walaupun

    intinya sama. Saat ini sosok guru sudah ikut ter-reformasi. Guru

    dituntut untuk memiliki ilmu pengetahuan yang selalu berkembang dan

    mengikuti kemajuan jaman. Sudah tidak waktunya lagi guru yang kaku,

    memiliki pengetahuan terbatas, dan tidak mau terbuka dengan kemajuan

    teknologi.

    Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan dengan

    kepercayaan yang diberikan kepada guru maka dipundak guru diberikan

    tugas dan tanggung jawab yang berat (djamarah:2000:31).

  • 25

    2. Tanggung Jawab Guru

    Guru adalah orang yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan

    anak didik. Tidak ada seorang guru pun yang mengharapkan anak

    didikdinya menjadi sampah masarakat. Untuk itulah guru dengan penuh

    dedikasi dan loyalitas berusaha membimbing dan membina anak didik

    agar di masa mendatang menjadi berguna bagi nusa dan bangsa.

    Guru seperti itulah yang diharapkan untuk mengabdikan diri di

    lembaga pendidikan. Bukan guru yang hanya menuangkan ilmu

    pengetahuan kedalam otak anak didik. Sementara jiwa dan wataknya

    tidak dibina. Memberi ilmu pengetahuanya kepada anak didik adalah

    suatu perbuatan yang mudah, tapi untuk membentuk jiwa dan watak anak

    didik itulah yang sukar, sebab anak didik yang dihadapi adalah makhluk

    hidup yang memiliki otak dan potensi yang perlu dipengaruhi dengan

    sejumlah norma hidup sesuai idiologi, falsafah dan bahkan

    agama(djamarah:2000:35).

    3. Kiat-Kiat Guru

    Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang mereka

    pelajari bukan mengetahuinya, oleh karena itu para pendidik telah

    berjuang dengan segala cara dengan mencoba untuk membuat apa yang

    dipelajari siswa disekolah agar dapat dipergunakan dalam kehidupan

    mereka sehari-hari. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si

    pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang

    hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Sehingga,

  • 26

    jika cara pengajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk

    berperan aktif, maka pembelajaran bertentangan dengan hakikat belajar.

    Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan

    generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk

    kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru

    menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi

    berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana

    belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan

    perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah

    perhatiannya tinggi. Menurut peneliti, tingginya waktu curah terbukti

    meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah

    cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan

    apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung,

    sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus

    dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak

    efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.

    Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran

    inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan

    ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan tertekan , kemungkinan

    kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan.

    Salah satu prinsip paling penting dari psikologi pendidikan adalah

    guru tidak boleh semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa.

    Siswa harus membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri. Guru

  • 27

    dapat membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang membuat

    informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa,

    dengan memberikan ide-ide, dan dengan mengajak siswa agar menyadari

    dan menggunakan sendiri ide-ide, dan mengajak siswa agar menyadari

    dan menggunakan strategi-strategi mereka sendiri dalam belajar. Guru

    dapat memberikan kepada siswa tangga yang dapat membantu mereka

    mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi, tetapi harus di upayakan

    sendiri siswa yang memanjat tangga itu. Tingkat pemahaman siswa

    menurut model Gagne,1985 (dalam Kemendiknas : 2011) dapat

    dikelompokan menjadi delapan tipe belajar, yaitu:

    a. Belajar isyarat,

    b. Stimulus-respon,

    c. Rangkaian gerak,

    d. Rangkaian verbal,

    e. Membedakan,

    f. Pembentukan konsep,

    g. Pembentukan aturan dan

    h. Pemecahan masalah (problem solving).

    Implementasi pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan

    cara diantaranya dengan metode mengakomodir setiap karakteristik diri.

    Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang.

    Contohnya saja sebagian orang ada yang berkemampuan dalam

    menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau mengandalkan

  • 28

    kemampuan penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar, dan

    kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya

    penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan

    mengakibatkan proses renovasi mental, diantaranya membangun rasa

    percaya diri siswa. Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan

    belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan

    siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang

    menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh

    pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (time on task) tinggi.

    B. METODE PAIKEM

    1. Penjelasan PAIKEM

    PAIKEM merupakan singkatan dari Pembelajaran

    Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Selanjutnya, PAIKEM

    dapat didefinisikan sebagai: pendekatan mengajar (approach to teaching)

    yang digunakan bersama metode tertentu dan berbagai media pengajaran

    yang disertai penataan lingkungan sedemikian rupa agar proses

    pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

    Dengan demikian, para siswa merasa tertarik dan mudah menyerap

    pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan. Selain itu, PAIKEM juga

    memungkinkan siwa melakukan kegiatan yang beragam untuk

    mengembangkan sikap, pemahaman, dan keterampilannya sendiri dalam

    arti tidak semata-mata disuapi guru. Di antara metode-metode mengajar

  • 29

    yang amat mungkin digunakan untuk mengimple- mentasikan PAIKEM,

    ialah:

    a) metode ceramah plus,

    b) metode diskusi;

    c) metode demonstrasi;

    d) metode role-play; dan

    e) metode simulasi.

    Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam

    pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di

    pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas. Membangun

    metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara

    diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur

    daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Contohnya saja

    sebagian orang ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan

    menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan penglihatan,

    auditory atau kemampuan mendengar, dan kinestetik. Dan hal tersebut

    harus disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan

    otak kanan yang akan mengakibatkan proses renovasi mental,

    diantaranya membangun rasa percaya diri siswa.

    Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar

    yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.

    Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan

  • 30

    sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar

    sehingga waktu curah perhatiannya (time on task) tinggi.

    Berikut ini penjelasan mengenai PAIKEM sesuai dengan huruf

    yang menyusun namanya pembelajaran.

    PAIKEM adalah salah satu contoh pembelajaran inovatif yang

    mempunyai atau memiliki karakteristik aktif, kreatif, efektif, dan

    menyenangkan.

    2. Penjabaran PAIKEM

    a. Pembelajaran Aktif

    Pengemban pembelajaran ini beranggapan bahwa belajar

    merupakan proses aktif merangkai pengalaman untuk memperoleh

    pengalaman baru. Siswa aktif terlibat dalam proses belajar

    mengkonstruksi sendiri pengalamanya. Teori belajar konstruktivisme

    merupakan titik berangkat pembelajaran ini.

    Menurut Taslimuharrom (2008) sebuah proses belajar

    dikatakan aktif (active learning) apabila mengandung:

    1) Keterlekatan pada tugas (Commitment)

    Dalam hal ini, materi, metode, dan strategi pembelajaran

    hendaknya bermanfaat bagi siswa (meaningful), sesuai dengan

    kebutuhan siswa (relevant), dan bersifat/memiliki keterkaitan

    dengan kepentingan pribadi (personal);

    2) Tanggung jawab (Responsibility)

  • 31

    Dalam hal ini, sebuah proses belajar perlu memberikan

    wewenang kepada siswa untuk berpikir kritis secara

    bertanggung jawab, sedangkan guru lebih banyak mendengar

    dan menghormati ide-ide siswa, serta memberikan pilihan dan

    peluang kepada siswa untuk mengambil keputusan sendiri.

    3) Motivasi (Motivation)

    Proses belajar hendaknya lebih mengembangkan motivasi

    intrinsic siswa. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang

    berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya

    melakukan tindakan belajar. Dalam perspektif psikologi

    kognitif, motivasi yang lebih signifikan bagi siswa adalah

    motivasi intrinsik (bukan ekstrinsik) karena lebih murni dan

    langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh

    orang lain. Dorongan mencapai prestasi dan memiliki

    pengetahuan dan keterampilan untuk masa depan, umpamanya,

    memberi pengaruh lebih kuat dan relatif lebih langgeng diban-

    dingkan dengan dorongan hadiah atau dorongan keharusan dari

    orangtua dan guru. Motivasi belajar siswa akan meningkat

    apabila ditunjang oleh pendekatan yang lebih berpusat pada

    siswa (student centered learning). Guru mendorong siswa untuk

    aktif mencari, menemukan dan memecahkan masalahnya

    sendiri. Ia tidak hanya menyuapi murid, juga tidak seperti orang

    yang menuangkan air ke dalam ember.

  • 32

    Alhasil, di satu sisi guru aktif:

    a) memberikan umpan balik;

    b) mengajukan pertanyaan yang menantang; dan

    c) mendiskusikan gagasan siswa.

    Di sisi lain, siswa aktif antara lain dalam hal:

    a) bertanya / meminta penjelasan;

    b) mengemukakan gagasan; dan

    c) mendiskusikan gagasan orang lain dan gagasannya sendiri.

    b. Pembelajaran Inovatif

    Pembelajaran PAIKEM bisa mengadaptasi dari modal

    pembelajaran yang menyenangkan. Learning is fun merupakan kunci

    yang di terapkan dalam pembelajaran inovatif. Membangun

    pembelajaran inovatif sendiri bisa dengan cara diantaranya dengan

    cara mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur

    setiap kemampuan serap ilmu masing-masing orang atau peserta

    didik.

    Alhasil, di satu sisi guru bertindak inovatif dalam hal:

    1) menggunakan bahan/materi baru yang bermanfaat dan

    bermartabat;

    2) menerapkan pelbagai pendekatan pembelajaran dengan gaya

    baru;

  • 33

    3) memodifikasi pendekatan pembelajaran konvensional menjadi

    pendekatan inovatif yang sesuai dengan keadaan siswa, sekolah

    dan lingkungan; melibatkan perangkat teknologi pembelajaran

    c. Pembelajaran Kreatif

    Pembelajaran paikem juga dirancang untuk

    mengembangkan kreatifitas. Pembeljaran haruslah memberikan

    ruang yang cukup bagi prakasa, inisiatif, dan kreatifitas, serta

    kemandirian siswa sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan

    fisik dan psikologisnya. Ciri orang yang belajar mandiri yaitu:

    1) Mampu secara cermat mendiagnosis situasi pembelajaran

    tertentu yang sedang dihadapinya.

    2) Mampu memilih setrategi belajar tertentu yang mampu

    mengatasi masalah belajarnya.

    3) Memotivasi keefektifan setrategi tersebut dan

    4) Termotivasi untuk terlibat dalam situasi Belajar tersebut sampai

    masalahnya terselesaikan.

    d. Pembelajaran Efektif

    Menyiratkan bahwa pembelajaran harus dilakukan

    sedemikian rupa untuk mencapai semua hasil belajar yang telah

    dirumuskan. Karena hasil belajar itu beragam karakteristik, efektif

    dari pembelajaran ini mengacu dari penggunaan berbagai setrategi

    yang relevan dengan hasil belajarnya.

  • 34

    e. Pembelajaran Menyenangkan

    Pembelajaran yang dilaksanakan haruslah dilakukan dengan

    tetap memperhatikan suasana belajar yang menyenangkan.

    Seseorang yang yang secara aktif mengkonstruksi pengetahuanya

    memerlukan dukungan suasana dan fasilitas belajar yang

    menyenangkan.

    3. Langkah Penerapan PAIKEM

    a. Penerapan paikem dalam proses pembelajaran

    Secara garis besar, PAIKEM dapat digambarkan sebagai

    berikut:

    1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan

    pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan

    belajar melalui berbuat

    2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara

    dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan

    lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan

    pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.

    3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan

    belajar yang lebih menarik dan menyediakan pojok baca

    4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan

    interaktif, termasuk cara belajar kelompok.

    5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri

    dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan

  • 35

    gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan

    lingkungan sekolahnya.

    6. PAIKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi

    selama KBM. Pada saat yang sama, gambaran tersebut

    menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk

    menciptakan keadaan tersebut. erikBut adalah tabel beberapa

    contoh kegiatan KBM dan kemampuan guru yang besesuaian.

    b. Kelebihan dan kelemahan metode PAIKEM

    Dalam metode ini hal yang paling mendasar yang harus

    dilakukan oleh guru adalah merubah cara pikirnya bahwasanya

    pembelajaran tidak hanya membutuhkan penguasaan terhadap materi

    secara verbal namun membutuhkan daya kreativitas yang tinggi untuk

    mempermudah belajar siswa dan merubah pandangan bahwa belajar

    hanyalah ritual yang membosankan. Karena Pelaksanaan Pakem juga

    memperhatikan bakat, minat dan modalitas belajar siswa, dan bukan

    semata potensi akademiknya.

    1. Kelebihan Pakem

    Pembelajaran lebih menarik/rekreatif. Dengan kata lain,

    pembelajaran dengan menggunakan metode PAKEM dirasa lebih

    menyenangkan. Penggunaan beberapa media dan sumber

    pembelajaran yang beragam dalam metode PAKEM sangat

    membantu siswa untuk mempermudah proses belajarnya. Dalam

    metode pembelajaran ini, siswa juga diberi kesempatan untuk ikut

  • 36

    berperan aktif dalam proses belajar mengajar. Siswa memiliki

    kesempatan untuk mengungkapkan gagasan-gagasannya dan

    mengembangkan keterampilannya. Kemampuan berpikir siswa

    dan karya-karyanya sangat dihargai sehingga sangat memotivasi

    siwa untuk belajar dengan lebih baik lagi.

    Pembelajaran lebih variatif. Dengan kata lain, metode

    pakem ini memberikan kesempatan kepada guru dan siswa untuk

    menciptakan suasana pembelajaran dengan menggunakan

    beberapa metode pembelajaran, tidak monoton dengan satu

    metode pembelajaran. Dan dalam beberapa hal pula, seseorang

    siswa dapat melakukan kegiatan melakukan percobaan,

    pengamatan, atau wawancara kemudian mengumpulkan

    data/jawaban dan mengolahnya sendiri.

    2. Kelemahan PAIKEM

    Dalam pembelajaran Model Pakem, seorang guru mau tidak

    mau harus berperan aktif, proaktif dan kreatif untuk mencari dan

    merancang media/bahan ajar alternatif yang mudah, murah dan

    sederhana. Tetapi tetap memiliki relevansi dengan tema mata

    pelajaran yang yang sedang dipelajari siswa. Hal ini jelas sekali

    dapat menjadi sebuah boomerang bagi guru, ketika seorang guru

    tidak memiliki kemampuan untuk memanajemen dan menguasai

    hal-hal yang harus ada untuk melakukan metode pembelajaran

    pakem. Guru yang tidak memiliki daya kreasi yang tinggi tidak

  • 37

    akan mampu melakukan metode pembelajaran paikem dengan

    baik di dalam kelas.

    C. MAPEL MATEMATIKA

    1. Pengertian Matematika

    Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani Mathein atau

    manthenein yang artinya mempelajari, namun kata ini erat kaitanya

    dengan bahasa Sansekerta medha atau widya yang artinya kepandayan

    (Nasution/1982/12).

    Rusefendi (1988:160) mengatakan bahwa matematika adalah ilmu

    seni kreatif oleh karena itu matematika harus dipelajari dan diajarkan

    sebagai ilmu seni, sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

    disebutkan bahwa matematika adalah ilmu tentang bilangan, hubungan

    antar bilangan dan prosedur oprasional yang digunakan dalam

    penyelesaian masalah mengenai bilangan.

    Berdasarkan pernyataan para ahli tersebut dapat dikatakan bahwa

    matematika merupakan sesuatu ilmu yang berhubungan dengan bilangan-

    bilangan.

    Namun dangan demikian, pembelajaran dan pemahaman konsep

    matematika dapat diawali secara induktif melalui pengalaman nyata atau

    intuisi. Proses induktif-deduktif dapat digunakan untuk mempelajari

    konsep matematika. Kegiatan dapat melalui beberapa contoh atau fakta

    yang teramati, membuat daftar sifat yang muncul (sebagai gejala),

    memperkirakan hasil baru yang diharapakan, yang kemudian dibuktikan

  • 38

    secara deduktif,. Dengan demikian cara belajar induktif dan deduktif

    sangat berperan penting dalam mempelajari matematika dan diharapkan

    dapat sikap kritis, kreatif, jujur dan komunikatif pada siswa.

    2. Fungsi dan Tujuan Matematika

    Matematika (Depdiknas, 2003) berfungsi membangun

    kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan

    rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui

    materi pengukuran dan geometri, aljabar, peluang dan statistika, kalkus

    dan trigeometri. Matematika juga berfungsi mengembangkan

    kemampuan mengkomunikasikan gagasan melalui model matematika

    yang berupa kalimat dan persamaan matematika, diagram, garafik, dan

    tabel.

    Tujuan pembelajaran matematika seperti yang tecantum dalam

    kurikulum 2004 (Depdiknas, 2003) adalah :

    a. Melatih cara befikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya,

    melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan

    kesamaan, perbedaan, konsisten, dan inskonsistensi.

    b. Mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi

    dan penemuan dangan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil,

    rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.

    c. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah

  • 39

    d. Mengmbangkan kemampuan menyampaikan informasi atau

    mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan,

    grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan.

    D. Penerapan PAIKEM dalam Matematika

    Berdasarkan paparanya PAIKEM mempunyai lima unsur, kelima

    unsur utama yang terdapat dalam paikem yaitu Aktif, inovatif, kreatif,

    Evektif, dan Menyenangkan merupakan pembelajaran yang ingin

    ditampilkan peneliti dalam pembelajaran matematika di Madrasah

    Ibtidaiyah. Berdasarkan karakteristik dan psikologi anak di Madrasah,

    PAIKEM ini sangat cocok karena PAIKEM adalah model pembelajaran

    yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan (proses belajar) yang

    beragam untuk mengembangkan ketrampilan, sikap, dan pemahaman

    berbagai sumber, dan alat bantu belajar supaya pembelajaran lebih

    menarik, menyenangkan dan menarik.

    Adapun penerapan PAIKEM dalam pembelajaran dinyatakan

    dalam bentuk sintaks PAIKEM, sintaks PAIKEM pada dasarnya direduksi

    dari berbagai model pembelajaran (Ahmadi dan Amri, 2011:33). Berkaitan

    dengan itu peneliti mengambil sinteks dengan setting pembelajaran

    langsung dan kooperatif.

    Tabel 2.1

    Sinteks PAIKEM dengan setting pembelajaran langsung dan

    pembelajaran kooperatif.

  • 40

    Tahap Langkah pembelajaran

    Tahap pendahuluan 1. Memberikan apersepsi dengan memberikan

    pertanyaan tentang materi sebelumya yang

    berkaitan dengan materi yang akan

    disampaikan

    2. Memotivasi siswa

    3. Menjelaskan tujuan pembelajaran

    Tahap 2 konsepsi

    awal

    Menyampaikan materi dan memberikan informasi

    dengan memberikan contoh-contoh, demonstrasi,

    diskusi kelas, bahkan bacaan ataupun kajian

    pustaka

    Tahap 3

    membimbing

    kelompok belajar

    dan bekerja

    1. Menempatkan siswa dalam kelompok-

    kelompok belajar

    2. Memberikan LKS

    3. Menjelaskan langkah-langkah kegiatan

    yang akan dilaksanakan

    4. Membimbing siswa melakukan kegiatan

    eksplorasi melalui kegiatan

    pengamatan,eksperimen,penugasan,diskusi

    kelompok ataupun kegiatan lainya yang

    dapat membangun keaktifan dan kreativfitas

    siswa

    Tahap 4 menelaah 1. Meminta siswa untuk mempresentasikan

  • 41

    pemahaman dan

    memberikan umpan

    balik

    hasil kegiatan sesuai dengan LKS yang

    telah dikerjakan

    2. Memberikan kesempatan kepada siswa

    untuk menanggapi hasil persentasi

    3. Memberikan penguatan konsep mengenai

    materi yang disampaikan

    4. Memberikan umpan balik terhadap tugas

    yang diberikan

    Tahap 5

    pengembangan

    1. Membimbing siswa merefleksi semua

    materi pembelajaran yang telah dilakukan

    2. Memberikan tugas rumah berupa tugas

    pengmbangan

    Tahap 6

    menganalisis dan

    mengevaluasi

    Melaksanakan penilaian pada ahir pelajaran dalam

    bentuk tes

    Berdasarkan pemaparan diatas terlihat bahwa penerapan PAIKEM

    dalam proses pembelajaran melibatkan siswa secara aktif dan guru hanya

    bertugas sebagai fasilitator. Hal ini sejalan dengan tujuan matematika

    menurut Depdiknas (2003) yang menyebutkan pembelajaran matematika

    membantu siswa melatih cara berfikirnya dan bernalar dalam menarik

    kesimpulan, melalui kegiatan penyelidikan, informasi, atau eksperimen.

  • 42

    BAB III

    PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

    A. Kondisi Umum Madrasah Ibtidaiyah di Kota Salatiga

    1. MI Global Salatiga

    a. Letak Geografis

    Dari hasil pengamatan, Madrasah Ibtidaiyah Global terletak di

    Blotongan, Blotongan merupakan salah satu kelurahan di kecamatan

    Sidorejo, kota salatiga. Untuk menuju ke MI Global sangat terjangkau

    letaknya tidak begitu jauh dari perkotaan, hasil wawancara peneliti

    kepada Kepala Madrasah yang isinya sebagai berikut:

    Letak madrasah ibtidaiyah global tidak terlalu plosok sangat

    mudah untuk menuju kesini , alhamdullilah cukup baik karena dekat

    dengan jalan raya kemudian dekat dengan puskesmas, kemudian

    dekat dengan taman kanak-kanak hal ini membuat MI global semakin

    rame

    b. Sejarah Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Global Salatiga

    Madrasah ibtidaiyah global salatiga berdiri sejak 1 januari

    1966, hal ini dikuatkan dengan berdasarkan dokumen profil sekolah,

    diperoleh data sebagai berikut:

    1. Nama sekolah : MI Global salatiga

    2. Alamat : Blotongan

  • 43

    Kecamatan : Sidorejo

    Kota : Salatiga

    Profinsi : Jawa Tengah

    3. Yayasan : Ma'arif NU Kota Salatiga

    4. Status : Swasta

    5. NSM : 15.2.03.62.01.001

    6. NSB : 110010

    7. Tahun berdiri : 1966

    8. Status tanah : Hak Pakai

    9. Nama kepala sekolah : Khaeroni S. Pd.i

    c. Visi, Misi, Tujuan Madrasah Ibtidaiyah Global

    Berdasarkan dokumen profil sekolah (D/09.15/11-12-2012)

    1) Visi Madrasah

    Terwujudnya layanan pendidikan dan pengajaran sesuai

    dengan amanat Agama, Pancasila, dan Undang Undang Dasar

    1945.

    2) Misi Madrasah

    a) Pelaksanaan Pendidikan Islam Ala Ahlussunnah Wal

    Jamaah melalui pembinaan keimanan dan akhlaqul

    Karimah dengan tetap memahami pluralitas sosial.

    b) Pengembangan ketrampilan melalui pendidikan yang aktif,

    kreatif, efektif dan menyenangkan.

  • 44

    c) Pelayanan dan pengabdian yang sungguh-sungguh terhadap

    kepentingan lingkungan masyarakat, bangsa dan negara.

    d) Mengusahakan agar peserta didik mampu mengembangkan

    ketrampilan berpikir, berbuat sesuai dengan perkembangan

    zaman.

    3) Tujuan Madrasah

    a) Mendidik murid agar memiliki Keimanan dan Ketaqwaan

    yang kuat

    b) Mendidik murid berahlaqul karimah

    c) Mendidik murid menguasai ilmu pengetahuan dan tehnologi

    d) Mendidik murid memiliki ketrampilan dalam masyarakat

    e) Mendidik murid mampu memberikan kemanfaatan pada

    lingkungan

    f) Mendidik murid memiliki kecintaan terhadap bangsa dan

    negara

    g) Mendidik murid mampu menghargai budaya positif yang

    berlaku dimasyarakat

    Mendidik murid mampu memahami keragaman budaya,

    agama, dan adat istiadat dalam masyarakat.

  • 45

    2. MI Asas Islam Kalibening

    a. Letak Geografis

    Dari hasil pengamatan, Madrasah Ibtidaiyah asas islam terletak

    di kalibening. Kalibening merupakan salah satu kelurahan di

    kecamatan tingkir, kota salatiga. Mengingat jalan menuju sekolah

    agak jauh, dulu cukup sulit untuk mengakses jalan kearea sekolah,

    kendaraan umum belum ada yang melewati daerah ini, hal itu di

    paparkan oleh salah satu sumber dari hasil wawancara peneliti yang

    isinya sebagai berikut:

    letak Madrasah Ibtidaiyah Asas Islam sekarang tidak terlalu

    pelosok dan nyaman untuk belajar karena jauh dengan jalan raya,

    dulu sekitr MI masih persawahan semua, alhamdulilah sekarang

    kondisinya cukup baik, karena berdampingan dengan sekolah

    menengah kejuruan (SMK), dan taman kanak-kanak membuat

    madrasah ibtidaiyah semakin rame(W/KS/09.28/08-12-2012).

    Berdasarkan penelitian, walaupun Madrasah Ibtidaiyah

    Asas islam letaknya agak masuk bukan berarti Madrasah Ibtidaiyah

    tersebut berada di daerah terbelakang. Hal ini bisa dilihat desa

    kalibening termasuk wilayah yang cukup berpotensi, potensi selain

    pertanian, perdagangan, pengolahan makanan siap saji/manufacture

    seperti tempe, aneka kripik, aneka kue, bebek/ayam goreng, bengkel,

    ternak sapi, budi daya ikan dan sebagainya. Sementara itu potensi

    sumberdaya alam yang dominan di kalibening antara lain, lahan tanah

  • 46

    yang masih cukup luas, sumber air yang mudah, dibuktikan dengan

    sumber mata air atau sungai.

    Ternyata potensi tersebut banyak yang membantu

    masarakat dalam meningkatkan perekonomian mereka. Kalibening

    juga sangat setrategis dalam bidang pendidikan. Hal ini didukung

    dengan adanya berbagai macan fasilitas pendidikan, di antaranya

    taman pendidikan kanak-kanak, ekolah menengah kejuruan, sekolah

    alternatif Qoriyah Toyibah, sekolah islam terpadu, pendidikan Anak

    Usia Dini.

    Kalibening merupakan salah satu kelurahan di kecamatan

    Tingkir, kota salatiga, yang mempunyai batas wilayah disebelah timur

    Kelurahan Tingkir Lor, sebelah selatan Kelurahan Tingkir Tengah,

    sebelah barat Kelurahan Ledok dan sebelah utara Kelurahan Sidorejo

    Kidul.

    b. Sejarah Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Asas Islam Kalibening

    Madrasah Ibtidaiyah Asas Islam berdiri sejak tahun 1959, hal

    ini dikuatkan degan hasil wawancara sebagai berikut:

    Madrasah Ibtidaiyah Asas Islam ini berdiri sejak tahun 1959,

    yang mulanya Madrasah Ibtidaiyah terletak di daerah Sidorejo kidul,

    karena lahan didaerah siddorejo Kidul kurang memadahi, maka

    Madrasah Ibtidaiyah Asas Islam pindah di kalibening

    (W/KS/10.12/8-12-2012).

  • 47

    Berdasarkan dokumen profil sekolah, diperoleh data sebagai

    berikut:

    Profil Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Asas Islam

    1. Nama Sekolah : MI Asas Islam

    2. Alamat : Kalibening

    Kecamatan : Tingkir

    Kota : Salatiga

    Profinsi : Jawa Tengah

    3. Yayasan : Yayasan Pendidikan Asas Islam

    4. Status : Swasta

    5. NSM : 111233730005

    6. NSB : 01870820612201

    7. Tahun Berdiri : 1959

    8. Status Tanah : Hak Pakai

    9. Luas Tanah : 3135m

    10. Nama Kepala Sekolah : Zulfa Anturinda S.Pd

    c. Visi, Misi, Tujuan Madrasah Ibtidaiyah Asas Islam

    Berdasarkan dokumen profil sekolah (D/08.38/10-12-2012)

    1) Visi sekolah

    Terwujudnya peserta didik yang berprestasi, santun dalam

    prilaku serta beriman dan bertaqwa.

    2) Misi Sekolah

  • 48

    a) Melaksanakan pembelajaran PAKEM

    b) Memberikan pembinaan dalam menghadapi lomba

    c) Menyampaikan pemahaman Al-Quran dan Hadist

    d) Meningkatkan akhlakul karimah peserta didik

    e) Melaksanakan pembiasaan kegiatan beribadah

    3) Tujuan Sekolah

    a) Membangun murid yang berkualitas

    b) Membantu peserta didik yang beriman, berilmu, bertaqwa

    kepada tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur.

    c) Meningkatkan peserta didik yang berkepribadian, mandiri,

    tangguh, cerdas, trampil, disiplin, kreatif, bertanggung jawab

    serta berorientasi ke masa depan.

    d) Menumbuhkan semangat patriotik dan sinta tanah air.

    3. MIN Kecandran

    a. Letak Geografis

    Dari hasil pengamatan yang telah di laksanakan, MIN

    Kecandran terletak di wilayah Kelurahan Kecandran Kecamatan

    Sidomukti Kota Salatiga, mengingat MIN kecandarn terletak di

    sebelah barat kota salatiga dan terletak di cecamatan sidomukti kota

    salatiga, untuk menuju ke MIN Kecandran saat ini sangat lah mudah

    apa lagi dengan adanya jalan baru yang menghubungkan antara solo

  • 49

    dan semarang, MIN Keandran terletak di sebelah kanan jalan sekitar

    500m dari jalan raya.

    MIN Kecandran menempati lahan seluas 873 meter persegi,

    dengan panjang 43 m dan lebar 21 m, luas bangunan 448 serta

    dikelilingi pagar tembok sepanjang 56 m. Berdasarkan penelitian

    walaupun MIN kecandran letaknya agak masuk, bukan berarti MIN

    Kecandran terbelakang, hal ini bisa dilihat Kecandran termasuk

    daerah yang berpotensi baik dari segi pertanian, perkebunan,

    perdagangan ataupun makanan siap saji, maupun dalam hal

    pendidikan. Kecandran merupakan salah satu kelurahan di kecamatan

    sidomukti, kota salatiga, dan sangat dekat dengan perbatasan

    kecamatan getasan,

    Berdasarkan dokumen profil sekolah, diperoleh data sebagai berikut:

    Profil Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Asas Islam(D/09.35/20-12-2012):

    1. Nama Sekolah : MIN Kecandran

    2. Alamat : Kecandran

    Kecamatan : Sidomukti

    Kota : Salatiga

    Profinsi : Jawa Tengah

    3. Yayasan : Maarif

    4. Status : Negri

    5. Tahun Berdiri : 1970

    6. Status Tanah : Hak Pakai

  • 50

    7. Luas Tanah : 873m

    8. Nama Kepala Sekolah : Agus Rahmad Yuanta S.Pd

    b. Visi, Misi, dan Tujuan Madrasah Ibtidaiyah Negri kecandran

    1. Visi Madrasah

    Mencetak Anak Unggul Dalam Ilmu Pengetahuan,Tehnologi,

    Seni Dan Budaya (Iptek),Iman Dan Takwa(Imtak) Serta Ahlakul

    Karimah

    2. Misi Madrasah

    a. Melaksanakan proses belajar mengajar (PBM) YANG

    KONDUSIF

    b. Melatih berbagai kegiatan untuk mengasah anak didik

    c. Menjunjung tinggi sikap disiplin, jujur, berwibawa, berbudi

    luhur dalam norma-norma Agama Islam

    d. Mengamalkan Syariat Islam sesuai dengan Al-Quran dan

    Sunah Rosul

    3. Tujuan Madrasah

    a. Strategis

    Meningkatkan mutu pendidikan di MIN Kecancran Salatiga

    melalui peningkatan keimanan dan ketakwaan terhadap

    Tuhan Yang Maha Esa, pembentukan akhlak mulia

    peningkatan kualitas pembelajaran, peningkatan

  • 51

    profesionalisme gur, peningkatan kuantitas dan kualitas

    sarana dan prasarana, dan optimalisasi sumber daya sekolah.

    b. Teknik :

    1) Menyusun tata aturan penyelenggaraan pendidikan dan

    pembelajaran.

    2) Menyusun paket pendidikan dan pembelajaran.

    3) Menyiapkan sarana dan prasarana yang menunjang

    pendidikan dan pembelajaran.

    4) Menyiapkan sumber dana yang dapat mendukung

    pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran.

    5) Menyiapkan sumber daya manusia yang mendukung

    pendidikan dan pembelajaran

    6) Meningkatnya kesejahteraan tenaga kependidikan.

    4. Madrasah Ibtidaiyah Maarif pulutan

    a. Letak geografis

    Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti

    Madrasah Ibtidaiyah Maarif Pulutan terletak di Kelurahan Pulutan,

    Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga. Letak georafis dan jarak tempuh

    untuk menuju Madrasah Ibtidaiyah Maarif Pulutan juga sangat

    terjangkau walaupun terletak agak pojok tapi madrasah ibtidaiyah

    maafif pulutan sangat setrategis. Apalagi dengan adanya jalan lingkar

    yang menambah jarak tempuh menjadi mudah. Jarak antara jalan

  • 52

    lingkar dengan madrasah ibtidaiyah maarif pulutan sekitar 700m hal

    ini menjadikan madrasah ibtidaiyah maarif pulutan sangatlah

    setrategis dan terjangkau.

    Madrasah Ibtidaiyah Maarif Pulutan berdiri pada tahun 1954

    yang didirikan oleh tokoh masyarakat Desa Pulutan antara lain: KH.

    Asnawi, H. Qolyubi, H. Achmad, KH. Nawawi, H. Ridwan, dan H. Abdul

    Rouf. Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selain Madrasah

    Ibtidaiyah Maarif Pulutan masih banyak sekolah dan lembaga pendidikan

    yang ada disana.

    Berdasarkan dokumen profil sekolah, diperoleh data sebagai

    berikut:

    1. Nama Sekolah : MI Maarif Pulutan

    2. Alamat : Pulutan

    Kecamatan : Sidorejo

    Kota : Salatiga

    Profinsi : Jawa Tengah

    3. Yayasan : Maarif

    4. Status : Disamakan

    5. Tahun Berdiri : 1954

    6. Status Tanah : Hak Pakai/Tanah Wakaf

    7. Nama Kepala Sekolah : Drs. H. Abdul Basith, M.PdI

  • 53

    b. Visi, Misi, Tujuan Madrasah Ibtidaiyah Maarif Pulutan

    1) Visi Madrasah

    Visi Madrasah Ibtidaiyah Maarif Pulutan adalah Terwujudnya

    centre of excellence on Elementery school dalam agama dan budi

    pekerti, bahasa dan sains-tech

    2) Misi Madrasah

    Adapun untuk mencapai visi tersebut di atas MI Maarif Pulutan

    mempunyai misi sebagai berikut:

    a) Membangun rasa cinta dan bangga terhadap agama. Bangsa

    dan tanah air.

    b) Menanamkan nilai-nilai ajaran islam ahlusunah wal jamaah

    dalam prilaku sehari-hari.

    c) Membentuk akhlak mulia dan berprestasi tinggi.

    d) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan

    beragam bahasa (Arab, Inggris, dan jawa).

    e) Membekali sain-tech tepat guna.

    3) Tujuan Madrasah

    a) Membentuk lulusan madrasah yang memiliki aqidah

    islamiyah yang mantap.

    b) Mencetak lulusan madrasah yang memiliki kedalaman ilmu

    pengetahuan dan teknologi

    c) Menciptakan lulusan madrasah yang memiliku keluasan

    wawasan mengenai agama Islam.

  • 54

    d) Membentuk lulusan madrasah yang rajin beribadah.

    e) Membentuk lulusan madrasah yang mengedepankan

    moralitas dan akhlaq al-karimah dalam kehidupan

    bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

    Menciptakan lulusan madrasah yang kompetitif baik untuk

    melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi maupun dalam

    kehidupan sehari-hari.

    B. Paparan Data Penelitian Tentang Penerapan Paikem

    Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan

    perkembangan yang berkualitas, sebab dengan pendidikan manusia dapat

    mewujudkan semua potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai

    warga masyarakat. Dalam rangka mewujudkan potensi diri menjadi

    multiple kompetensi harus melewati proses pendidikan yang

    diimplementasikan dalam proses pembelajaran.

    Buah dari proses pendidikan dan pembelajaran akhirnya akan

    bermuara pada lingkungan. Manfaat keberhasilan pembelajaran akan

    terasa manakala apa yang diperoleh dari pembelajaran dapat diaplikasikan

    dan diimplementasikan dalam realitas kehidupan. Inilah salah satu sisi

    positif yang melatarbelakangi pembelajaran dengan pendekatan

    lingkungan.

    Konsep-konsep sains dan lingkungan sekitar siswa dapat dengan

    mudah dikuasai siswa melalui pengamatan pada situasi yang konkret.

    Dampak positif dari diterapkannya pendekatan lingkungan yaitu siswa

    dapat terpacu sikap rasa keingintahuannya tentang sesuatu yang ada di

    lingkungannya. Seandainya kita renungi empat pilar pendidikan yakni

    learning to know (belajar untuk mengetahui), learning to be (belajar untuk

    menjadi jati dirinya), learning to do (Belajar untuk mengerjakan sesuatu)

  • 55

    dan learning to life together (belajar untuk bekerja sama) dapat

    dilaksanakan melalui pembelajaran dengan pendekatan lingkungan yang

    dikemas sedemikian rupa oleh guru.

    Peneliti terilhami menuangkan penelitian ini dengan maksud untuk

    dikembangkan menjadi visi misi sekolah sebagai prioritas untuk

    meningkatkan mutu pendidikan. Mudah-mudahan tulisan singkat ini dapat

    menjadi bahan masukan bagi para guru untuk menengok lingkungan

    sekitar yang penuh arti sebagai sumber belajar dan informasi yang

    mendukung tercapainya tujuan pembelajaran secara efektif. Model

    pendekatan ini pun relevan dengan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif,

    efektif, dan menyenangkan (PAIKEM), sehingga pada gilirannya dapat

    mencetak siswa yang cerdas dan cinta lingkungan.

    Siswa boleh saja berpikir secara global, tetapi mereka h