ki hajar dewantara
DESCRIPTION
Konsep Pendidikan (Fungsi dan Tujuan) Ki Hajar DewantaraTRANSCRIPT
KI HAJAR DEWANTARA
Sistem pendidikan taman siswa yang akan
diuraikan di sini bukanlah sistem pendidikan taman
siswa yang normatif menyeluruh dari pandangan Ki
Hajar Dewantara, karena konsep pendidikan taman
siswa cukup luas, tetapi sistem pendidikan taman
siswa yang bersifat normatif opersional yang
bermanfaat untuk terapi masalah pendidikan kita
dewasa ini ke depan.
Sistem Pendidikan Taman Siswa
Sistem pendidikan taman siswa menganut “Sistem Among” atau “Among
Sistem”. Suatu sistem yang menganut prinsip – prinsip :
A. Kodrat alam
B. Kemerdekaan
C. Kekeluargaan
Sistem Among Sebagai Sistem Pendidkan Yang Menentukan Watak
A. Dasar pendidikan
Ki Hajar Dewantara menggunakan dasar “Tertib Damai” dengan
menjaga ketentraman batin anak, dengan menjauhkan anak dari paksaan.
Dasar itu dirumuskan dalam pancadarma yakni :
Kodrat Alam, setiap anak memiliki kodrat alamnya sendiri – sendiri dan
atas dasar kodrat alamnya itu setiap anak menggunakannya untuk
keperluan dirinya sendiri.
Dasar Kemerdekaan, setiap anak tumbuh dan berkembang atas dasar
dirinya sendiri.
Dasar Kebudayaan, setiap anak diharapkan tumbuh dan berkembang
adaptif dengan lingkungan budayanya, corak masyarakat, dan justru
lingkungan budaya itu menjdai kekuatan untuk mencapai keselamatan
dan kebahagiaan.
Dasar Kebangsaan, merupakan dasar pembentukan sikap solidaritas
dalam persamaan sejarah kehidupan bernasyarakat sebagai kesatuan
hidup berbangsa
Dasar Kemanusiaan, pada dasarnya menyangkut penghargaannya
terhadap orang lain, dan fungsinya dalam kehidupan bersama.
B. Tujuan Pendidikan
Sistem among kurang mementingkan pendidikan intelektualitas, yang
berakibat tumbuhnya individualitas dan materialistis. Berarti pendidikan
kecerdasan otak yang menyuburkan intelektualitas kurang menjadi
perhatian. Pendidikan taman siswa lebih mementingkan kepada
terwujudnya tatanan sosial budaya para peserta didik yang tumbuh dalam
kebersamaan sehingga memilki kebersamaan dalam sejarah kehidupan.
Tujuan pendidikan taman siswa adalah : membangun peserta didik
menjadi manusia sosial yang :
Berjiwa Merdeka
Berjiwa Kerakyatan
Berjiwa Kebangsaan
Demokratis
Berjiwa Kekeluargaan
C. Metode pendidikan
Cara pendidikan harus dilakukan dengan metode among yang
mendasarkan kepada rasa cinta kasih. Peserta didik diperlakukan dalam
pendidikan dengan memperhatikan bakat, minat, dan kemampuan.
Pendidikan dilakukan dengan prinsip :
“Ing Ngarso Sung Tulodo” yang artinya : di depan, seseorang harus bisa
memberi teladan atau contoh.
Dalam pengertian ini, bahwa proses pembelajaran contoh atau teladan
menjadi kata kunci kesuksessan dalam pembelajaran. Pembelajaran di
sekolah senantiasa terjadi proses imitasi atau proses peniruan dari contoh
atau teladan, sehingga ketika pembelajaran berlangsung seorang pendidik
harus menstrasfer pengetahuan tentang sesuatu yang dipelajari siswa
dengan benar dan tepat. Selain itu siswa tidak hanya mempelajari
mengenai pengetahuan saja melainkan belajar dengan lingkungannya
seperti belajar mengenai pribadi pendidiknya. Oleh karena itu pendidik
selain menguasai pengetahuan dia juga harus mempunyai pribadi yang
dapat dicontoh.
“Ing Madyo Mangun Karso” yang artinya: ditengah – tengah atau diantara
seseorang bisa menciptakan prakarsa dan ide.
Pada pengertian itu, seseorang dapat menciptakan prakarsa atau ide
diantara orang lain). Dalam proses pembelajaran di sekolah, berarti
seorang guru harus dapat menciptakan prakarsa dan ide para siswanya
ketika mereka dalam proses pembelajaran. Sehingga kata kunci
kesuksesan dalam pembelajaran adalah pendidik bisa membangkitkan
minat dan semangat belajar siswa , disini guru dituntut menjadi penggali
minat dan pemompa semangat belajar anak .
Sehingga setiap anak mampu berfikir kritis dan belajar mandiri (Cara
Belajar Siswa Aktif). Jadi guru sebetulnya tidak perlu banyak mengajar
justru lebih perlu menggagas tentang beragam bintang prestasi yang perlu
setiap siswa gapai.
“Tut Wuri Handayani” yang artinya: dari belakang seorang pendidik harus
bisa memberikan dorongan dan arahan.
Pada pengertian itu seseorang harus dapat mendorong orang yang
dalam tangungjawabnya untuk mencapai tujuan secara berkelanjutan
dalam pekerjaannya. Dalam proses pembelajaran, guru harus memberi
dorongan kepada siswanya untuk selalu belajar dengan tuntas dan maju
berkelanjutan. Sehingga kata kunci sukses dalam pembelajaran adalah
belajar tuntas dan berkelanjutan.
D. Suasana perguruan
Suasana perguruan yang diharapkan adalah suasana kekeluargaan.
Dalam suasana kekeluargaan itu anak diharapkan dapat tersosialisasi
sehingga tumbuh rasa kasih sayang, kemanusiaan, rasa persatuan dan
kesatuan, gotong – royong, dan tanggung jawab kolektif.
E. Bentuk perguruan
Bentuk perguruan taman siswa merupakan pusat kebudayaan dari
masyarakat. Dan sebagai integrasi perguruan dari rakyat. Bentuk
perguruan merupakan kesatuan siswa dengan masyarakat setempat.
Diharapkan perguruan menjadi rumah sekolah yang dihuni oleh unsur
pimpinan, guru, dan siswa, sehingga kesemuanya terbudaya dalam satu
sistem.
F. Kurikulum
Kurikulum taman siswa tidak membangun intelektualisme yang
sasarannya hanya kecerdasan tetapi membangun manusia seutuhnya
menjadi manusia yang merdeka, yang berjiwa kerakyatan, yang berjiwa
kebangsaan, demokratis, dan berjiwa kekeluargaan, sehingga kurikulum
pendidikan itu dibangun mendasarkan pada :
Kebangsaan
Pendidikan manusia seutuhnya
Jiwa merdeka
Mendasarkan kepada manusia
Mendasarkan kepada cinta kasih
Saling menghormati
Demokratis
Tidak ingin menguasai dan menundukkan orang lain untuk
kepentingan dirinya
Kepentingan umum di atas kepentingan pribadi
Tidak ada paksaan, kita hanya mengamati mencampuri anak apabila
anak berada di jalan yang salah
Tidak ngujo atau pesimis
Hukuman hanya terjadi untuk mencegah kejahatan
Berdasar kodrat alam
Menekankan pendidikan budi pekerti
Sistem Persekolahan
Simbol yang digunakan adalah perguruan. Perguran digunakan sebagai pusat
kebudayaan. Merupakan integrasi antara perguruan dan rakyat dalam kondisi
kekeluargaan, kasih sayang terhadap sesama atau kemanusiaan diharapkan dapat
berkembang baik, sehingga tumbuh rasa persatuan dan kesatuan, tumbuh
semangat gotong royong, dan tumbuhnya tanggung jawab koletif.
Pemahaman Tentang Guru
Guru di taman siswa dinamakan “Pamong”. Tidak dibenarkan bersifat otoriter
dan memaksa siswa. Pamong berperan sebagai fasilitator dan motivator dalam
menerapkan pembelajaran.
Pemahaman Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses dinamik, yang memperlakukan siswa
sebagai pelaku belajar dan guru sebagai pendamping belajar siswa. Di dalam
sistem pembelajarannya, guru melakukan pendampingan dengan menggunakan
prinsip : “Ing Ngarso Sung Tulodo”, “Ing Madya Mangun Karso”, “Tut Wuri
Handayani”.
Pemahaman Keberhasilan Pendidikan
Keberhasilan pendidikan taman siswa diukur apabila berhasil membangun
manusia seutuhnya yang diwujudkan dalam kurikulum, yakni :
Manusia yang merdeka, terib, dan damai. Yang memilki sifat kerakyatan
Pendidikan merata dapat diikuti oleh semua anak
Memilki rasa kebangsaan
Menjadikan manusia yang demokratis
Memilki sifat kekeluargaan
Tindakan Perhatian Terhadap Anak
A. Antara 10 – 12 antara pria dan wanita sama
B. Antara 10 – 12 dan 14 – 16 perangai antara keduanya mulai berbeda
C. Antara 14 – 16 da 18 – 20 birahi
D. Antara 18 – 20 memberi kepercayaan
E. Antara 24 – 26 dilepas
Implikasi Dalam Operasional Pendidikan
A. Fungsi Pendidikan
Fungsi pendidikan tidak membangung intelektualisme yang sasarannya
pada kecerdasan otak, tetapi membangung manusia seutuhnya yang mampu
hidup dalam tatanan kehidupan bersama, dengan profil manusia sosial yang
diharapkan adalah :
Manusia merdeka
Yang berjiwa kerakyatan
Yang berjiwa kebangsaan
Yang berjiwa demokratis
Yang berjiwa kekeluargaan
Dan menjadi pribadi manusia yang :
Berwibawa
Jujur
Terpercaya
Bijaksana
Mengayomi
Berani mawas diri
Mampu melihat ke depan
Berani dan mampu mengatasi kesulitan
Bersikap wajar
Tegas
Bertanggung jawab atas keputusan yang diambil
Sederhana
Penuh pengabdian pada tugas
Berjiwa besar
Mempunyai sifat ingin tahu
B. Penyelenggaraan Pendidikan Mendasarkan Pada :
Kekeluargaan
Kodrat alam
Kemerdekaan
Sehingga dalam penyelenggaraan pendidikan, maka anak menjadi fokus
perhatian, karakteristik anak sangat menentukan tindakan klinik pendidikan.
Anak belajar menurut seleranya sendiri tanpa ada paksaan, dalam suasana
kebersamaan dan kekeluargaan antara guru, siswa, dan antar siswa. Tindakan
mencampuri anak apabila anak berada di jalan yang salah. Dalam keadaan
yang demikian maka belajar adalah proses yang menyenangkan.
C. Ekologi Pendidikan
Ekologi pendidikan merupakan kondisi lingkungan pendidikan yang
interaktif dengan peserta didik sehingga para peserta didik tersosialisasi
kepada keadaan yang memungkinkan untuk tumbuhnya respons :
Kasih sayang
Kebersamaan
Demokratis
Persatuan dan kesatuan
Gotong – royong
Tanggung jawab kolektif, dari dampak ekologis itu.
Berarti ekologi pendidikan seperti itu diharapkan terjadi di setiap
lingkungan pendidikan anak – anak kita, ialah sesuatu yang diperoleh dari
kondisi lingkungan anak.
D. Kurikulum
Kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang pada
dasarnya membawa perubahan dari nature ke kultur. Berarti alat sosialisai
budaya dari budaya alamiah atau natural ke budaya kultural yang
dikehendaki oleh masyarakat. Tujuan belajar merupakan tujuan terminal
untuk menuju ke sasaran pendidikan yang kita kehendaki, seperti di atas.
E. Proses Pendidikan
Proses pendidikan
secara praktis
menggambarkan
hubungan antara materi
pelajaran, guru, dan siswa
serta lingkungan belajar.
Proses pendidikan itu
diharapkan
menggambarkan peran guru sebagai berikut :
Ing Ngarso Sung Tulodo (Di Depan Memberikan Teladan)
Ing Madya Mangun Karso (Di Tengah Memberikan Semangat)
Tut Wuri Handayani (Di Belakang Memberikan Dorongan)
Yang menggambarkan fungsi guru sebagai fasilitator dan motivator,
dalam fungsi interaksi antara siswa dengan objek atau persoalan belajar.
Sebenarnya taman siswa tidak mengenal metode suap seperti yang menjadi
budaya belajar kita saat ini. Meskipun di perguran taman siswa sendiri
metode itu belum dapat dihindari. Dalam kedudukan seperti itu, maka guru
perannya hanya mengamati siswa, tidak melakukan berbagai paksaan
kepada siswa, dan guru hanya mencampuri siswa pada saat siswa berada di
jalan yang salah.
F. Evaluasi Pencapaian Pendidikan
Evaluasi pencapaian pendidikan tidak sama dengan evaluasi pencapaian
belajar. Bila pencapaian belajar, maka sasaran yang diukur adalah terkait
dengan substansi yang dipelajari, sedangkan bila yang dievaluasi
pencapaian pendidikan, maka sasaran yang dievaluasi tekanannya
berkaitan dengan sikap, perilaku, dan pribadi siswa. Berarti evaluasi
proses lebih fungsional daripada evaluasi produk. Cara evaluasinya
melalui pengamatan lebih tepat daripada melalui cara kertas dan pensil.
G. Peranan sekolah
Sekolah sebagai pusat budaya rakyat, merupakan kebersamaan antara
sekolah dengan masyarakat. Berarti sekolah harus tumbuh dan
berkembang bersama dengan masyarakat. Kita semua harus tepat
memaknakan CBE dalam arti sebagai pendekatan dalam membuat
kebersamaan antara budaya sekolah dengan masyarakat ini. Sehingga anak
– anak kita dapat berkembang menjadi pribadi dan manusia sosial –
budaya yang utuh.