ki hajar dewantara

12
KI HAJAR DEWANTARA Sistem pendidikan taman siswa yang akan diuraikan di sini bukanlah sistem pendidikan taman siswa yang normatif menyeluruh dari pandangan Ki Hajar Dewantara, karena konsep pendidikan taman siswa cukup luas, tetapi sistem pendidikan taman siswa yang bersifat normatif opersional yang bermanfaat untuk terapi masalah pendidikan kita dewasa ini ke depan. Sistem Pendidikan Taman Siswa Sistem pendidikan taman siswa menganut “Sistem Among” atau “Among Sistem”. Suatu sistem yang menganut prinsip – prinsip : A. Kodrat alam B. Kemerdekaan C. Kekeluargaan Sistem Among Sebagai Sistem Pendidkan Yang Menentukan Watak A. Dasar pendidikan Ki Hajar Dewantara menggunakan dasar “Tertib Damai” dengan menjaga ketentraman batin anak, dengan menjauhkan anak dari paksaan. Dasar itu dirumuskan dalam pancadarma yakni : Kodrat Alam, setiap anak memiliki kodrat alamnya sendiri – sendiri dan atas dasar kodrat alamnya

Upload: nofy-ongko

Post on 04-Aug-2015

79 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Konsep Pendidikan (Fungsi dan Tujuan) Ki Hajar Dewantara

TRANSCRIPT

Page 1: Ki Hajar Dewantara

KI HAJAR DEWANTARA

Sistem pendidikan taman siswa yang akan

diuraikan di sini bukanlah sistem pendidikan taman

siswa yang normatif menyeluruh dari pandangan Ki

Hajar Dewantara, karena konsep pendidikan taman

siswa cukup luas, tetapi sistem pendidikan taman

siswa yang bersifat normatif opersional yang

bermanfaat untuk terapi masalah pendidikan kita

dewasa ini ke depan.

Sistem Pendidikan Taman Siswa

Sistem pendidikan taman siswa menganut “Sistem Among” atau “Among

Sistem”. Suatu sistem yang menganut prinsip – prinsip :

A. Kodrat alam

B. Kemerdekaan

C. Kekeluargaan

Sistem Among Sebagai Sistem Pendidkan Yang Menentukan Watak

A. Dasar pendidikan

Ki Hajar Dewantara menggunakan dasar “Tertib Damai” dengan

menjaga ketentraman batin anak, dengan menjauhkan anak dari paksaan.

Dasar itu dirumuskan dalam pancadarma yakni :

Kodrat Alam, setiap anak memiliki kodrat alamnya sendiri – sendiri dan

atas dasar kodrat alamnya itu setiap anak menggunakannya untuk

keperluan dirinya sendiri.

Dasar Kemerdekaan, setiap anak tumbuh dan berkembang atas dasar

dirinya sendiri.

Dasar Kebudayaan, setiap anak diharapkan tumbuh dan berkembang

adaptif dengan lingkungan budayanya, corak masyarakat, dan justru

lingkungan budaya itu menjdai kekuatan untuk mencapai keselamatan

dan kebahagiaan.

Dasar Kebangsaan, merupakan dasar pembentukan sikap solidaritas

dalam persamaan sejarah kehidupan bernasyarakat sebagai kesatuan

hidup berbangsa

Page 2: Ki Hajar Dewantara

Dasar Kemanusiaan, pada dasarnya menyangkut penghargaannya

terhadap orang lain, dan fungsinya dalam kehidupan bersama.

B. Tujuan Pendidikan

Sistem among kurang mementingkan pendidikan intelektualitas, yang

berakibat tumbuhnya individualitas dan materialistis. Berarti pendidikan

kecerdasan otak yang menyuburkan intelektualitas kurang menjadi

perhatian. Pendidikan taman siswa lebih mementingkan kepada

terwujudnya tatanan sosial budaya para peserta didik yang tumbuh dalam

kebersamaan sehingga memilki kebersamaan dalam sejarah kehidupan.

Tujuan pendidikan taman siswa adalah : membangun peserta didik

menjadi manusia sosial yang :

Berjiwa Merdeka

Berjiwa Kerakyatan

Berjiwa Kebangsaan

Demokratis

Berjiwa Kekeluargaan

C. Metode pendidikan

Cara pendidikan harus dilakukan dengan metode among yang

mendasarkan kepada rasa cinta kasih. Peserta didik diperlakukan dalam

pendidikan dengan memperhatikan bakat, minat, dan kemampuan.

Pendidikan dilakukan dengan prinsip :

“Ing Ngarso Sung Tulodo” yang artinya : di depan, seseorang harus bisa

memberi teladan atau contoh.

Dalam pengertian ini, bahwa proses pembelajaran contoh atau teladan

menjadi kata kunci kesuksessan dalam pembelajaran. Pembelajaran di

sekolah senantiasa terjadi proses imitasi atau proses peniruan dari contoh

atau teladan, sehingga ketika pembelajaran berlangsung seorang pendidik

harus menstrasfer pengetahuan tentang sesuatu yang dipelajari siswa

dengan benar dan tepat. Selain itu siswa tidak hanya mempelajari

mengenai pengetahuan saja melainkan belajar dengan lingkungannya

seperti belajar mengenai pribadi pendidiknya. Oleh karena itu pendidik

Page 3: Ki Hajar Dewantara

selain menguasai pengetahuan dia juga harus mempunyai pribadi yang

dapat dicontoh.

“Ing Madyo Mangun Karso” yang artinya: ditengah – tengah atau diantara

seseorang bisa menciptakan prakarsa dan ide.

Pada pengertian itu, seseorang dapat menciptakan prakarsa atau ide

diantara orang lain). Dalam proses pembelajaran di sekolah, berarti

seorang guru harus dapat menciptakan prakarsa dan ide para siswanya

ketika mereka dalam proses pembelajaran. Sehingga kata kunci

kesuksesan dalam pembelajaran adalah pendidik bisa membangkitkan

minat dan semangat belajar siswa , disini guru dituntut menjadi penggali

minat dan pemompa semangat belajar anak .

Sehingga setiap anak mampu berfikir kritis dan belajar mandiri (Cara

Belajar Siswa Aktif). Jadi guru sebetulnya tidak perlu banyak mengajar

justru lebih perlu menggagas tentang beragam bintang prestasi yang perlu

setiap siswa gapai.

“Tut Wuri Handayani” yang artinya: dari belakang seorang pendidik harus

bisa memberikan dorongan dan arahan.

Pada pengertian itu seseorang harus dapat mendorong orang yang

dalam tangungjawabnya untuk mencapai tujuan secara berkelanjutan

dalam pekerjaannya. Dalam proses pembelajaran, guru harus memberi

dorongan kepada siswanya untuk selalu belajar dengan tuntas dan maju

berkelanjutan. Sehingga kata kunci sukses dalam pembelajaran adalah

belajar tuntas  dan berkelanjutan. 

D. Suasana perguruan

Suasana perguruan yang diharapkan adalah suasana kekeluargaan.

Dalam suasana kekeluargaan itu anak diharapkan dapat tersosialisasi

sehingga tumbuh rasa kasih sayang, kemanusiaan, rasa persatuan dan

kesatuan, gotong – royong, dan tanggung jawab kolektif.

E. Bentuk perguruan

Bentuk perguruan taman siswa merupakan pusat kebudayaan dari

masyarakat. Dan sebagai integrasi perguruan dari rakyat. Bentuk

perguruan merupakan kesatuan siswa dengan masyarakat setempat.

Page 4: Ki Hajar Dewantara

Diharapkan perguruan menjadi rumah sekolah yang dihuni oleh unsur

pimpinan, guru, dan siswa, sehingga kesemuanya terbudaya dalam satu

sistem.

F. Kurikulum

Kurikulum taman siswa tidak membangun intelektualisme yang

sasarannya hanya kecerdasan tetapi membangun manusia seutuhnya

menjadi manusia yang merdeka, yang berjiwa kerakyatan, yang berjiwa

kebangsaan, demokratis, dan berjiwa kekeluargaan, sehingga kurikulum

pendidikan itu dibangun mendasarkan pada :

Kebangsaan

Pendidikan manusia seutuhnya

Jiwa merdeka

Mendasarkan kepada manusia

Mendasarkan kepada cinta kasih

Saling menghormati

Demokratis

Tidak ingin menguasai dan menundukkan orang lain untuk

kepentingan dirinya

Kepentingan umum di atas kepentingan pribadi

Tidak ada paksaan, kita hanya mengamati mencampuri anak apabila

anak berada di jalan yang salah

Tidak ngujo atau pesimis

Hukuman hanya terjadi untuk mencegah kejahatan

Berdasar kodrat alam

Menekankan pendidikan budi pekerti

Sistem Persekolahan

Simbol yang digunakan adalah perguruan. Perguran digunakan sebagai pusat

kebudayaan. Merupakan integrasi antara perguruan dan rakyat dalam kondisi

kekeluargaan, kasih sayang terhadap sesama atau kemanusiaan diharapkan dapat

berkembang baik, sehingga tumbuh rasa persatuan dan kesatuan, tumbuh

semangat gotong royong, dan tumbuhnya tanggung jawab koletif.

Page 5: Ki Hajar Dewantara

Pemahaman Tentang Guru

Guru di taman siswa dinamakan “Pamong”. Tidak dibenarkan bersifat otoriter

dan memaksa siswa. Pamong berperan sebagai fasilitator dan motivator dalam

menerapkan pembelajaran.

Pemahaman Pembelajaran

Pembelajaran merupakan proses dinamik, yang memperlakukan siswa

sebagai pelaku belajar dan guru sebagai pendamping belajar siswa. Di dalam

sistem pembelajarannya, guru melakukan pendampingan dengan menggunakan

prinsip : “Ing Ngarso Sung Tulodo”, “Ing Madya Mangun Karso”, “Tut Wuri

Handayani”.

Pemahaman Keberhasilan Pendidikan

Keberhasilan pendidikan taman siswa diukur apabila berhasil membangun

manusia seutuhnya yang diwujudkan dalam kurikulum, yakni :

Manusia yang merdeka, terib, dan damai. Yang memilki sifat kerakyatan

Pendidikan merata dapat diikuti oleh semua anak

Memilki rasa kebangsaan

Menjadikan manusia yang demokratis

Memilki sifat kekeluargaan

Tindakan Perhatian Terhadap Anak

A. Antara 10 – 12 antara pria dan wanita sama

B. Antara 10 – 12 dan 14 – 16 perangai antara keduanya mulai berbeda

C. Antara 14 – 16 da 18 – 20 birahi

D. Antara 18 – 20 memberi kepercayaan

E. Antara 24 – 26 dilepas

Implikasi Dalam Operasional Pendidikan

A. Fungsi Pendidikan

Fungsi pendidikan tidak membangung intelektualisme yang sasarannya

pada kecerdasan otak, tetapi membangung manusia seutuhnya yang mampu

hidup dalam tatanan kehidupan bersama, dengan profil manusia sosial yang

diharapkan adalah :

Manusia merdeka

Page 6: Ki Hajar Dewantara

Yang berjiwa kerakyatan

Yang berjiwa kebangsaan

Yang berjiwa demokratis

Yang berjiwa kekeluargaan

Dan menjadi pribadi manusia yang :

Berwibawa

Jujur

Terpercaya

Bijaksana

Mengayomi

Berani mawas diri

Mampu melihat ke depan

Berani dan mampu mengatasi kesulitan

Bersikap wajar

Tegas

Bertanggung jawab atas keputusan yang diambil

Sederhana

Penuh pengabdian pada tugas

Berjiwa besar

Mempunyai sifat ingin tahu

B. Penyelenggaraan Pendidikan Mendasarkan Pada :

Kekeluargaan

Kodrat alam

Kemerdekaan

Sehingga dalam penyelenggaraan pendidikan, maka anak menjadi fokus

perhatian, karakteristik anak sangat menentukan tindakan klinik pendidikan.

Anak belajar menurut seleranya sendiri tanpa ada paksaan, dalam suasana

kebersamaan dan kekeluargaan antara guru, siswa, dan antar siswa. Tindakan

mencampuri anak apabila anak berada di jalan yang salah. Dalam keadaan

yang demikian maka belajar adalah proses yang menyenangkan.

Page 7: Ki Hajar Dewantara

C. Ekologi Pendidikan

Ekologi pendidikan merupakan kondisi lingkungan pendidikan yang

interaktif dengan peserta didik sehingga para peserta didik tersosialisasi

kepada keadaan yang memungkinkan untuk tumbuhnya respons :

Kasih sayang

Kebersamaan

Demokratis

Persatuan dan kesatuan

Gotong – royong

Tanggung jawab kolektif, dari dampak ekologis itu.

Berarti ekologi pendidikan seperti itu diharapkan terjadi di setiap

lingkungan pendidikan anak – anak kita, ialah sesuatu yang diperoleh dari

kondisi lingkungan anak.

D. Kurikulum

Kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang pada

dasarnya membawa perubahan dari nature ke kultur. Berarti alat sosialisai

budaya dari budaya alamiah atau natural ke budaya kultural yang

dikehendaki oleh masyarakat. Tujuan belajar merupakan tujuan terminal

untuk menuju ke sasaran pendidikan yang kita kehendaki, seperti di atas.

E. Proses Pendidikan

Proses pendidikan

secara praktis

menggambarkan

hubungan antara materi

pelajaran, guru, dan siswa

serta lingkungan belajar.

Proses pendidikan itu

diharapkan

menggambarkan peran guru sebagai berikut :

Ing Ngarso Sung Tulodo (Di Depan Memberikan Teladan)

Page 8: Ki Hajar Dewantara

Ing Madya Mangun Karso (Di Tengah Memberikan Semangat)

Tut Wuri Handayani (Di Belakang Memberikan Dorongan)

Yang menggambarkan fungsi guru sebagai fasilitator dan motivator,

dalam fungsi interaksi antara siswa dengan objek atau persoalan belajar.

Sebenarnya taman siswa tidak mengenal metode suap seperti yang menjadi

budaya belajar kita saat ini. Meskipun di perguran taman siswa sendiri

metode itu belum dapat dihindari. Dalam kedudukan seperti itu, maka guru

perannya hanya mengamati siswa, tidak melakukan berbagai paksaan

kepada siswa, dan guru hanya mencampuri siswa pada saat siswa berada di

jalan yang salah.

F. Evaluasi Pencapaian Pendidikan

Evaluasi pencapaian pendidikan tidak sama dengan evaluasi pencapaian

belajar. Bila pencapaian belajar, maka sasaran yang diukur adalah terkait

dengan substansi yang dipelajari, sedangkan bila yang dievaluasi

pencapaian pendidikan, maka sasaran yang dievaluasi tekanannya

berkaitan dengan sikap, perilaku, dan pribadi siswa. Berarti evaluasi

proses lebih fungsional daripada evaluasi produk. Cara evaluasinya

melalui pengamatan lebih tepat daripada melalui cara kertas dan pensil.

G. Peranan sekolah

Sekolah sebagai pusat budaya rakyat, merupakan kebersamaan antara

sekolah dengan masyarakat. Berarti sekolah harus tumbuh dan

berkembang bersama dengan masyarakat. Kita semua harus tepat

memaknakan CBE dalam arti sebagai pendekatan dalam membuat

kebersamaan antara budaya sekolah dengan masyarakat ini. Sehingga anak

– anak kita dapat berkembang menjadi pribadi dan manusia sosial –

budaya yang utuh.