kewaspadaan universal pengendalian infeksi nosokomial

2
KEWASPADAAN UNIVERSAL PENGENDALIAN INFEKSI NOSOKOMIAL ( K U P I N ) LATAR BELAKANG: Bahwa pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 Rumah Sakit Penyakit Infeks Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta adalah unit organik dilingkungan Departemen Kesehatan Republik Indonesia yang merupakan Pusat Rujukan Nasional Penyakit Infeksi dan Penyakit Menular. Dalam memberikan dan menjelaskan fungsi sebagai Pusat Rujukan Nasional untuk Penyakit Infeksi RSPI - SS senantiasa berusaha meningkatkan mutu pelayanan, salah satu upaya adalah mengurangi angka kejadian Infeksi Nosokomial di seluruh Rumah Sakit dan Sarana Pelayanan kesehatan di Indonesia. Infeksi merupakan interaksi antara mikroorganisme dengan pejamu rentan yang terjadi melalui kode transmisi kuman yang tertentu. Cara transmisi mikroorganisme dapat terjadi melalui darah, udara baik droplet maupun airbone, dan dengan kontak langsung. Di Rumah Sakit dan sarana kesehatan lainnya, infeksi dapat terjadi antar pasien, dari pasien ke petugas, dari petugas ke petugas, dari petugas ke pasien dan antar petugas. Dengan berbekal pengetahuan tentang patogenesis infeksi yang meliputi interaksi mikroorganisme dan pejamu, serta cara transmisi atau penularan infeksi, dan dengan kemampuan memutuskan interaksi antara mikroorganisme dan pejamu maka segala kemampuan memutuskan interaksi antara mikoorganisme dan pejamu, maka segala bentuk infeksi dapat dicegah. Kebutuhan untuk pengendalian infeksi nosokomial akan semakin meningkat terlebih lagi dalam keadaan sosial ekonomi yang kurang menguntungkan seperti yang telah dihadapi Indonesia saat ini. Indikasi rawat pasien akan semakin ketat, pasien akan datang dalam keadaan yang semakin parah, sehingga perlu pe rawatan yang lebih lama yang juga berarti pasien dapat memerlukan tindakan invasif yang lebih banyak. Secara keseluruhan berarti daya tahan pasien lebih rendah dan pasien cenderung untuk mengalami berbagai tindakan invasif yang akan memudahkan masuknya mikroorganisme penyebab infeksi nosokomial. Sementara itu jenis infeksi yang dialami dapat berupa berbagai jenis infeksi yang baru diketahui misalnya infeksi HIV / AIDS atau Ebola dan infeksi lama yang semakin virulen, misalnya tuberkulosis yang resisten terhadap pengobatan. Mutu pelayanan di Rumah Sakit dapat berpengaruh karena pasien bertambah sakit akibat infeksi nosokomial. Resiko infeksi nosokomial selain terjadi pada pasien yang dirawat di Rumah Sakit, dapat juga terjadi pada para petugas Rumah Sakit tersebut. Berbagai prosedur penanganan pasien memungkinkan petugas terpajan dengan kuman yang berasal dari pasien. Infeksi petugas juga berpengaruh pada mutu pelayanan karena petugas menjadi sakit sehingga tidak dapat melayani pasien. Pengetahuan tentang pencegahan ineksi sangat penting untuk petugas Rumah Sakit dan sarana kesehatan lainnya merupakan sarana umum yang sangat berbahaya, dalam artian rawan, untuk terjadi infeksi. Kemampuan untuk mencegah transmisi infeksi di Rumah Sakit, dan upaya pencegahan infeksi adalah tingkatan pertama dalam pemberian pelayanan yang bermutu. Untuk seorang petugas pertama dalam pemberian pelayanan yang bermutu. Untuk seorang petugas kesehatan, kemampuan mencegah infeksi memiliki keterkaitan yang tinggi dengan pekerjaan, karena mencakup setiap aspek penanganan pasien. Upaya pencegahan penularan infeksi di Rumah Sakit melibatkan berbagai unsur, mulai dari peran pimpinan sampai petugas kesehatan sendiri. Peran pimpinan adalah penyediaan sistem, sarana, dan pendukung lainnya. Peran petugas adalah sebagai pelaksana langsung dalam upaya pencegahan infeksi. Dengan berpedoman pada perlunya peningkatan mutu pelayanan di Rumah Sakit dan sarana kesehatan lainnya, maka perlu dilakukan pelatihan yang menyeluruh untuk meningkatkan kemampuan petugas dalam pencegahan ineksi di Rumah Sakit.

Upload: kameh-dani-adrian-wadzons

Post on 14-Apr-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kewaspadaan Universal Pengendalian Infeksi Nosokomial

7/27/2019 Kewaspadaan Universal Pengendalian Infeksi Nosokomial

http://slidepdf.com/reader/full/kewaspadaan-universal-pengendalian-infeksi-nosokomial 1/2

KEWASPADAAN UNIVERSAL PENGENDALIAN INFEKSI NOSOKOMIAL

( K U P I N )

LATAR BELAKANG:Bahwa pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkanderajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan

sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945Rumah Sakit Penyakit Infeks Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta adalah unit organik

dilingkungan Departemen Kesehatan Republik Indonesia yang merupakan Pusat RujukanNasional Penyakit Infeksi dan Penyakit Menular. Dalam memberikan dan menjelaskan

fungsi sebagai Pusat Rujukan Nasional untuk Penyakit Infeksi RSPI - SS senantiasaberusaha meningkatkan mutu pelayanan, salah satu upaya adalah mengurangi angka

kejadian Infeksi Nosokomial di seluruh Rumah Sakit dan Sarana Pelayanan kesehatan diIndonesia.

Infeksi merupakan interaksi antara mikroorganisme dengan pejamu rentan yangterjadi melalui kode transmisi kuman yang tertentu. Cara transmisi mikroorganismedapat terjadi melalui darah, udara baik droplet maupun airbone, dan dengan kontaklangsung. Di Rumah Sakit dan sarana kesehatan lainnya, infeksi dapat terjadi antar

pasien, dari pasien ke petugas, dari petugas ke petugas, dari petugas ke pasien danantar petugas. Dengan berbekal pengetahuan tentang patogenesis infeksi yang meliputi

interaksi mikroorganisme dan pejamu, serta cara transmisi atau penularan infeksi, dandengan kemampuan memutuskan interaksi antara mikroorganisme dan pejamu maka

segala kemampuan memutuskan interaksi antara mikoorganisme dan pejamu, makasegala bentuk infeksi dapat dicegah.

Kebutuhan untuk pengendalian infeksi nosokomial akan semakin meningkatterlebih lagi dalam keadaan sosial ekonomi yang kurang menguntungkan seperti yang

telah dihadapi Indonesia saat ini. Indikasi rawat pasien akan semakin ketat, pasien akandatang dalam keadaan yang semakin parah, sehingga perlu perawatan yang lebih lama

yang juga berarti pasien dapat memerlukan tindakan invasif yang lebih banyak. Secarakeseluruhan berarti daya tahan pasien lebih rendah dan pasien cenderung untuk

mengalami berbagai tindakan invasif yang akan memudahkan masuknyamikroorganisme penyebab infeksi nosokomial. Sementara itu jenis infeksi yang dialami

dapat berupa berbagai jenis infeksi yang baru diketahui misalnya infeksi HIV / AIDS atauEbola dan infeksi lama yang semakin virulen, misalnya tuberkulosis yang resisten

terhadap pengobatan. Mutu pelayanan di Rumah Sakit dapat berpengaruh karena pasienbertambah sakit akibat infeksi nosokomial.

Resiko infeksi nosokomial selain terjadi pada pasien yang dirawat diRumah Sakit, dapat juga terjadi pada para petugas Rumah Sakit tersebut.Berbagai prosedur penanganan pasien memungkinkan petugas terpajan dengankuman yang berasal dari pasien. Infeksi petugas juga berpengaruh pada mutupelayanan karena petugas menjadi sakit sehingga tidak dapat melayani pasien.

Pengetahuan tentang pencegahan ineksi sangat penting untuk petugas

Rumah Sakit dan sarana kesehatan lainnya merupakan sarana umum yangsangat berbahaya, dalam artian rawan, untuk terjadi infeksi. Kemampuan untuk

mencegah transmisi infeksi di Rumah Sakit, dan upaya pencegahan infeksi adalahtingkatan pertama dalam pemberian pelayanan yang bermutu. Untuk seorang

petugas pertama dalam pemberian pelayanan yang bermutu. Untuk seorangpetugas kesehatan, kemampuan mencegah infeksi memiliki keterkaitan yangtinggi dengan pekerjaan, karena mencakup setiap aspek penanganan pasien.

Upaya pencegahan penularan infeksi di Rumah Sakit melibatkan berbagaiunsur, mulai dari peran pimpinan sampai petugas kesehatan sendiri. Peranpimpinan adalah penyediaan sistem, sarana, dan pendukung lainnya. Peranpetugas adalah sebagai pelaksana langsung dalam upaya pencegahan infeksi.Dengan berpedoman pada perlunya peningkatan mutu pelayanan di Rumah Sakit

dan sarana kesehatan lainnya, maka perlu dilakukan pelatihan yang menyeluruhuntuk meningkatkan kemampuan petugas dalam pencegahan ineksi di Rumah

Sakit.

Page 2: Kewaspadaan Universal Pengendalian Infeksi Nosokomial

7/27/2019 Kewaspadaan Universal Pengendalian Infeksi Nosokomial

http://slidepdf.com/reader/full/kewaspadaan-universal-pengendalian-infeksi-nosokomial 2/2

Salah satu strategi yang sudah terbukti bermanfaat dalam pengendalian infeksinosokomial adalah peningkatan kemampuan petugas kesehatan dalam metodeUniversal Precautions atau dalam bahasa Indonesia Kewaspadan Universal ( KU ) yaitusuatu cara penanganan baru untuk meminimalkan pajanan darah dan cairan tubuh dari

semua pasien, tanpa memperdulikan status infeksi. Dasar KU adalah cuci tangan secarabenar, penggunaan alat pelindung, desinfeksi dan mencegah tusukan alat tajam, dalam

upaya mencegah transmisi mikroorganisme melalui darah dan cairan tubuh.

 

Strategi inti meningkatkan kemampuan petugas kesehatan dalam KU adalah denganpelatihan KU di seluruh Indonesia sehingga merupakan langkah strategis dalam

peningkatan kemampuan petugas / SDM. untuk penyebarluasan pengetahuan tentangKU melalui pelatihan diperlukan pengembangan pedoman pelatihan yang dapat

digunakan di seluruh Indonesia.

SASARAN

Setiap petugas kesehatan yang kontak langsung dengan pasien dan atau bahanyang berasal dari pasien yaitu :

1. Tenaga Medis dan Paramedis, termasuk laboratorium2. Tenaga penunjang

3. Petugas Sanitasi

PERAN DAN FUNGSI PELATIHAN

Setelah pelatihan diharapkan seorang petugas kesehatan mampumengubah sikap dalam bekerja sehingga dapat melindungi pasien, dirinya

dan lingkungan kerja terhadap infeksi nosokomial dengan penerapanKewaspadaan Universal secara bak. Seorang petugas yang telah mengikutipelatihan diarahkan untuk menjadi agen perubahan sehingga dapatmenjamin tersedianya tempat kerja yang sehat dan aman.

KOMPETENSI

Petugas kesehatan yang selesai mengikuti pelatihan diharapkanmemahami dasar Kewaspadaan Universal dan dapat menilai keadaan yang

potensial untuk terjadi penularan infeksi bagi pasien, dirinya dan orang lain.Selesai mengikuti pelatihan, petugas juga diharapkan dapat merencanakan

kebutuhan sistem, sarana dan penunjang lainnya sehingga dapatmenyediakan tempat kerja yang aman terhadap infeksi.

width=254>

http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=16