keunggulan tabungan haji pada bank syariah
DESCRIPTION
Keunggulan Tabungan Haji Pada Bank SyariahTRANSCRIPT
Keunggulan Tabungan Haji Pada Bank Syariah (BMI, BSM dan
Bank DKI Syariah)
I. Pendahuluan
Hukum yang digunakan
UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan
Pada tahun 2007 Menteri Agama mengeluarkan kebijakan bahwa tabungan haji harus
dikelola oleh bank syariah, sesuai dengan fatwa MUI yang mengharamkan riba pada bunga bank.
Menurut ketua MUI Ma’ruf Amin, jaringan perbankan syariah saat ini semakin luas berkat
kebijakan BI melalui PBI No. 8/3/2006 tentang office channeling, sehingga bagi bank konvensional
yang memiliki UU Syariah dapat berhubungan dengan bank syariah.
UU No.17/1999 pasal 10 ayat 1, menerangkan bahwa biaya untuk penyelenggaraan haji dikelola
melalui rekening Menteri Agama, dengan bank yang ditunjuk oleh Menteri Agama setelah mendapat
petinjuk dari gubernur BI. Bank-bank tersebut adalah BRI Syariah, BNI Syariah, BSM, BMI, Bank
Syariah Bukopin, Bank DKI Syariah dan Bank Jabar.
II. Pembahasan
Dari tinjauan skripsi ini, penulis merujuk pada 3 bank utama dalam penelitiannya, yang dimana 3
bank tersebut memilikii keunggulan masing-masing, yaitu BMI, BSM, dan Bank DKI Syariah.
Keunggulan BMI, melalui produk tabungan Arafah untuk pengelolaan dana haji dapat dibuka
dengan setoran minimal Rp 250.000,-. Ditambah dengan keunggulan mentapat bagi hasil setiap
bulannya sehinngga tabungan nasabah dapat selalu berkembang.
Disamping itu BMI memiliki sistem online kepada Departemen Agama. Khusus bagi nasabah
yang memiliki saldo efektif 5 juta rupiah mendapatkan perlindungan asuransi syariah dan memberi
jaminan terpenuhinya BPIH kepada ahli warisnya.
BSM memberikan produk berupa Tabungan Mabrur BSM. Dengan sistem Mudharabah
Muthlaqah, nasabah dapat membuka rekening awal sejumlah 500 ribu rupiah, dengan setoran
selanjutna sebesar 100 ribu rupiah.
Agar tabungan dapat didaftarkan ke SISKOHAT, nasabah perlu memiliki saldo 20 juta rupiah
atau berdasar atas keputusan Departemen Agama dan hanya dapat dicairkan untuk kepentingan BPIH.
Hal ini untuk enjaga niat awal untuk pergi haji.
Pihak BSM juga memberikan 3 keunggulan bagi yang mempercayakan dananya pada pihak BSM,
yaitu keamanan simpanan di bank, fasilitas talangan haji, dan online dengan siskohat Departemen
Agama.
Bank terakhir yang menjadi rujukan ialah Bank DKI Jakarta dengan produk IB Taharoh dengan
setoran awal Rp 100 ribu nasabah dapat menentukan kapan keberangkatan haji dilaksanakan ataupun
untuk melaksanakan umrah.
Berbagai fasilitas yang ditawarkan pihak Bank DKI Syariah juga beragam. Mulai dari
keberangkatan haji yang direncanakan ataupun bebas dari perencanaan, dapat melakukan haji
sekaligus umrah, peluang mendapat hadiah umrah, santunan duka hungga Rp 10 juta, bagi hasil tiap
bulan, dan sistem online Siskohat yang terhubung ke Departemen Agama untuk melihat kuota haji
yang kosong.
III. Kesimpulan
Kesimpulan dari tinjauan ini adalah dalam pengelolaan dana haji memang harus dilakukan oleh
sistem syariah agar tidak menimbulkann mudharat di kemudian hari. Kebijakan Menteri Agama
dengan pengawasan dari BI memudahkan pengelolaan dana haji dengan menggunakan sistem UU
Syariah yang memudahkan hubungannya dengan bank konvensional. Walaupun terdapat dana
talangan haji, nasabah masih dapat dibantu dengan santunan duka. Sehingga pendanaan haji dapat
terpantau oleh Departemen Agama dan menghindari dari utang yang tidak diduga, seperti pelunasan
dana talangan haji jika si nasabah meninggal saat pergi haji. Hal ini seperti yang tertuang pada UU no.
17/1999 tentang pengelolaan dana haji oleh Departemen Agama.