ketuban pecah dini

11
KETUBAN PECAH DINI A. Pengertian Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban tanpa diikuti tanda-tanda inpartu dalam jangka waktu 1 jam atau lebih. Keadaan ini bisa terjadi pada kehamilan aterm ataupun preterm. 1,2 B. Etiologi Sampai saat ini penyebab pasti dari KPD masih belum diketahui. Menurut Taylor dkk, KPD ini ternyata berhubungan dengan : Adanya hipermotilitas rahim yang terjadi lama sebelum pecahnya ketuban Kelainan ketuban Infeksi Faktor-faktor lain yang merupakan predisposisi: sosioekonomi yang rendah, merokok, PMS, konisasi serviks sebelumnya 1,3 C. Diagnosis Kadang-kadang sulit bagi kita untuk menentukan apakah ketuban sudah pecah atau belum, apalagi bila pembukaan belum ada atau masih kecil, cara menentukannya adalah : Memeriksa adanya cairan yang berisi mekoneum, verniks kaseosa, rambut lanuga atau bila telah terinfeksi maka tercium bau 1

Upload: triadji-baskoro-alam-rivai

Post on 10-Dec-2014

26 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

KPD

TRANSCRIPT

Page 1: Ketuban Pecah Dini

KETUBAN PECAH DINI

A. Pengertian

Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban tanpa diikuti tanda-

tanda inpartu dalam jangka waktu 1 jam atau lebih. Keadaan ini bisa terjadi pada

kehamilan aterm ataupun preterm.1,2

B. Etiologi

Sampai saat ini penyebab pasti dari KPD masih belum diketahui. Menurut

Taylor dkk, KPD ini ternyata berhubungan dengan :

Adanya hipermotilitas rahim yang terjadi lama sebelum pecahnya ketuban

Kelainan ketuban

Infeksi

Faktor-faktor lain yang merupakan predisposisi: sosioekonomi yang

rendah, merokok, PMS, konisasi serviks sebelumnya1,3

C. Diagnosis

Kadang-kadang sulit bagi kita untuk menentukan apakah ketuban sudah

pecah atau belum, apalagi bila pembukaan belum ada atau masih kecil, cara

menentukannya adalah :

Memeriksa adanya cairan yang berisi mekoneum, verniks kaseosa, rambut

lanuga atau bila telah terinfeksi maka tercium bau

Inspekulo: lihat dan perhatikan apakah memang ada air ketuban keluar dari

jalan kanalis servikalis dan apakah ada bagian yang sudah pecah

Gunakan kertas lakmus

Bila menjadi biru (basa) → air ketuban

Bila menjadi merah (asam) → urine

Pemeriksaan histopatologi air ketuban

Aborization dan sitologi air ketuban: tampak kristalisasi air ketuban dalam

bentuk daun pakis

Ultrasonografi1

1

Page 2: Ketuban Pecah Dini

Kriteria yang dipakai untuk mendiagnosa bahwa telah terjadi KPD yaitu :

Umur kehamilan > 20 minggu

Keluar cairan jernih dari vagina

Pemeriksaan inspekulo :

Terlihat cairan keluar dari ostium uteri eksternum

Kertas lakmus akan jadi biru

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan yaitu USG untuk membantu dalam

menentukan usia kehamilan letak janin, berat janin, letak plasenta, gradasi

plasenta serta jumlah air ketuban.4,5

D. Komplikasi

Ada beberapa faktor penyulit yang sering timbul baik pada ibu maupun

pada janin:

Pengaruh pada janin yaitu janin mungkin sudah terkena infeksi walaupun ibu

belum menunjukkan gejala-gejala infeksi, karena infeksi intrauterine lebih

dahulu terjadi sebelum gejala pada ibu dirasakan. Ini dapat meningkatkan

mortalitas dan morbiditas perinatal.

Pengaruh pada ibu yaitu karena jalan telah terbuka, maka dapat terjadi infeksi

intrapartus, apalagi bila terlalu sering diperiksa dalam. Dapat juga terjadi

partus lama, infeksi nifas dan atonia uteri. Hal-hal ini akan meningkatkan

angka kematian dan angka mortbiditas pada ibu1

E. Penatalaksanaan

Ketuban pecah dini ternasuk dalam kehamilan beresiko tinggi. Kesalahan

dalam mengelola KPD akan membawa akibat meningkatnya angka morbiditas dan

mortalitas ibu maupun bayinya.9

Penatalaksaan KPD masih dilema bagi sebagian besar ahli kebidanan,

selama masih ada beberapa masalah yang belum terjawab. Kasus KPD yang

cukup bulan, kalau segera mengakhiri kehamilan akan menaikkan insidensi bedah

sesar, dan kalau menunggu persalinan spontan akan menaikkan insidensi

chorioamnionitis. Kasus KPD yang kurang bulan kalau menempuh cara-cara aktif

harus dipastikan bahwa tidak akan terjadi Respiratory Distress Syndrom (RDS),

dan kalau menempuh cara konservatif dengan maksud untuk memberi waktu

2

Page 3: Ketuban Pecah Dini

pematangan paru, harus bisa memantau keadaan janin dan infeksi yang akan

memperjelek prognosis janin.6,7

Penatalaksanaan KPD tergantung pada umur kehamilan. Kalau umur

kehamilan tidak diketahui secara pasti segera dilakukan pemeriksaann

ultrasonografi (USG) untuk mengetahui umur kehamilan dan letak janin. Resiko

yang lebih sering pada KPD dengan janin kurang bulan adalah Respiratory

Distress Syndrom (RDS) dibandingkan dengan sepsis. Oleh karena itu pada

kehamilan kurang bulan perlu evaluasi hati-hati untuk menentukan waktu yang

optimal untuk persalinan. Pada umur kehamilan 34 minggu atau lebih biasanya

paru-paru sudah matang, chorioamnionitis yang diikuti dengan sepsis pada janin

merupakan sebab utama meningginya morbiditas dan mortalitas janin. Pada

kehamilan cukup bulan, infeksi janin langsung berhubungan dengan lama

pecahnya selaput ketuban atau lamanya perode laten.5,7,8,9

Kebanyakan penulis sepakat mengambil 2 faktor yang harus

dipertimbangkan dalam mengambil sikap atau tindakan terhadap penderita KPD

yaitu umur kehamilan dan ada tidaknya tanda-tanda infeksi pada ibu.

1. Penatalaksanaan KPD pada kehamilan aterm (> 37 Minggu)

Beberpa penelitian menyebutkan lama periode laten dan durasi KPD

keduanya mempunyai hubungan yang bermakna dengan peningkatan kejadian

infeksi dan komplikasi lain dari KPD. Jarak antara pecahnya ketuban dan

permulaan dari persalinan disebut periode latent = L.P = “lag” period. Makin

muda umur kehamilan makin memanjang L.P-nya. 16

Pada hakekatnya kulit ketuban yang pecah akan menginduksi persalinan

dengan sendirinya. Sekitar 70-80 % kehamilan genap bulan akan melahirkan

dalam waktu 24 jam setelah kulit ketuban pecah, bila dalam 24 jam setelah kulit

ketuban pecah belum ada tanda-tanda persalinan maka dilakukan induksi

persalinan,6 dan bila gagal dilakukan bedah caesar.

Pemberian antibiotik profilaksis dapat menurunkan infeksi pada ibu.

Walaupun antibiotik tidak berfaeadah terhadap janin dalam uterus namun

pencegahan terhadap chorioamninitis lebih penting dari pada pengobatanya

sehingga pemberian antibiotik profilaksis perlu dilakukan. Waktu pemberian

3

Page 4: Ketuban Pecah Dini

antibiotik hendaknya diberikan segera setelah diagnosis KPD ditegakan dengan

pertimbangan : tujuan profilaksis, lebih dari 6 jam kemungkinan infeksi telah

terjadi, proses persalinan umumnya berlangsung lebih dari 6 jam.6,7

Beberapa penulis meyarankan bersikap aktif (induksi persalinan) segera

diberikan atau ditunggu sampai 6-8 jam dengan alasan penderita akan menjadi

inpartu dengan sendirinya. Dengan mempersingkat periode laten durasi KPD

dapat diperpendek sehingga resiko infeksi dan trauma obstetrik karena partus

tindakan dapat dikurangi.14

Pelaksanaan induksi persalinan perlu pengawasan yang sangat ketat

terhadap keadaan janin, ibu dan jalannya proses persalinan berhubungan dengan

komplikasinya. Pengawasan yang kurang baik dapat menimbulkan komplikasi

yang fatal bagi bayi dan ibunya (his terlalu kuat) atau proses persalinan menjadi

semakin kepanjangan (his kurang kuat). Induksi dilakukan dengan mempehatikan

bishop score jika > 5 induksi dapat dilakukan, sebaliknya < 5, dilakukan

pematangan servik, jika tidak berhasil akhiri persalinan dengan seksio sesaria.5

2. Penatalaksanaan KPD pada kehamilan preterm (< 37 minggu)

Pada kasus-kasus KPD dengan umur kehamilan yang kurang bulan tidak

dijumpai tanda-tanda infeksi pengelolaanya bersifat koservatif disertai pemberian

antibiotik yang adekuat sebagai profilaksi7,16

Penderita perlu dirawat di rumah sakit, ditidurkan dalam posisi

trendelenberg,16, tidak perlu dilakukan pemeriksaan dalam untuk mencegah

terjadinya infeksi dan kehamilan diusahakan bisa mencapai 37 minggu, obat-

obatan uteronelaksen atau tocolitic agent diberikan juga tujuan menunda proses

persalinan.6

Tujuan dari pengelolaan konservatif dengan pemberian kortikosteroid

pada pnderita KPD kehamilan kurang bulan adalah agar tercapainya pematangan

paru,5,10,12 jika selama menunggu atau melakukan pengelolaan konservatif tersebut

muncul tanda-tanda infeksi, maka segera dilakukan induksi persalinan tanpa

memandang umur kehamilan

Induksi persalinan sebagai usaha agar persalinan mulai berlangsung

dengan jalan merangsang timbulnya his ternyata dapat menimbulkan komplikasi-

komplikasi yang kadang-kadang tidak ringan. Komplikasi-komplikasi yang dapat

4

Page 5: Ketuban Pecah Dini

terjadi gawat janin sampai mati, tetani uteri, ruptura uteri, emboli air ketuban, dan

juga mungkin terjadi intoksikasi.6,8

Kegagalan dari induksi persalinan biasanya diselesaikan dengan tindakan

bedan sesar. Seperti halnya pada pengelolaan KPD yang cukup bulan, tidakan

bedah sesar hendaknya dikerjakan bukan semata-mata karena infeksi intrauterin

tetapi seyogyanya ada indikasi obstetrik yang lain, misalnya kelainan letak, gawat

janin, partus tak maju, dll 14

Selain komplikasi-kompilkasi yang dapat terjadi akibat tindakan aktif.

Ternyata pengelolaan konservatif juga dapat menyebabakan komplikasi yang

berbahaya, maka perlu dilakukan pengawasan yang ketat. Sehingga dikatan

pengolahan konservatif adalah menunggu dengan penuh kewaspadaan terhadap

kemungkinan infeksi intrauterin.8,13,14

Sikap konservatif meliputi pemeriksaan leokosit darah tepi setiap hari,

pem,eriksaan tanda-tanda vital terutama temperatur setiap 4 jam, pengawasan

denyut jamtung janin, pemberian antibiotik mulai saat diagnosis ditegakkan dan

selanjutnya stiap 6 jam.8,12

Pemberian kortikosteroid antenatal pada preterm KPD telah dilaporkan

secara pasti dapat menurunkan kejadian RDS.8 The National Institutes of Health

(NIH) telah merekomendasikan penggunaan kortikosteroid pada preterm KPD

pada kehamilan 30-32 minggu yang tidak ada infeksi intramanion. Sedian terdiri

atas betametason 2 dosis masing-masing 12 mg i.m tiap 24 jam atau dexametason

4 dosis masing-masing 6 mg tiap 12 jam.14

5

Page 6: Ketuban Pecah Dini

F. Prognosis

Prognosis dari KPD tergantung dari cara penatalaksanaan dan komplikasi

yang mungkin timbul, umur kehamilan serta lamanya ketuban pecah.

6

Page 7: Ketuban Pecah Dini

DAFTAR PUSTAKA

1. Moctar N. Sinospis Obstetri. Edisi kedua. Jilid 1. Penerbit Buku Kedokteran ECG 1998: 255-58.

2. http://www.geocities.com/yosemite/rapids/1744/cklobpt11.html

3. Mercer B. Preterm Premature Rupture of The Membranes The Amercian College of Obstetricians and Gynecologist, Ohio, Januari 2003.

4. Ketuban Pecah Sebelum Waktunya. Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan Ginekologi, Bagian I. 109-111

5. Saifuddin AB. Ketuban Pecah Dini. Standar Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi, Bagian I, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, 1991: 39-40.

6. Smith .J.F., Premature Rupture of Membranes, http://www.chclibrary.org/micromed/00061770.html, 2001.

7. Bruce.E., Premature Rupture of Membrane (PROM), http://www.compleatmother.com/prom.htm, 2002

8. Yancey .M.K., Prelabor Rupture of Membrane at Term : Inducce or Wait?, medscape General Medicine 1 (1), 1999

9. Anonim, Premature Rupture of Membrane, http://www.medem.com/medlb/article_detaillb_for_printer.cfm?article_ID=zzzcoCHLUJC&sub_cat=2005, 2002.

10. Anonim, Premature Rupture of Membrane, http://www.mcevoy.demon.co.uk/medicine/ObsGyn/Obstetric/labour/PROM.html, 2002

11. Parry.S, Strauss.J.F, Premature Rupture of the Fetal Membrane dalam The New England Jurnal of medicine, Volume 338:663-670, March, 1998

12. Hacker.N.F., Moor J.George, Ketuban Pecah Dini dalam Esensial Obstetri dan Ginekologi, edisi 2, Hipokrates, Jakarta, 2001, hal : 304 – 306

13. Komite Medik RSUP DR.Sardjito, Ketuban Pecah Dini dalam Standar Pelayanan medis RSUP DR. Sardjito, Buku I, Medika Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 1999, hal : 32 – 33.

7

Page 8: Ketuban Pecah Dini

14. Phupong.V., Prelabour Rupture of Memnranes in Journal of Pediatric, Obstetric and Gynaecology, Nov/Dec, 2003, Hal : 25 – 31

15. Manuaba.I.B.G., Ketuban Pecah Dini dalam Kapita Selekta Penatalaksanaan Obstetri Ginekologi dan KB, EGC, Jakarta, 2001, hal : 221 – 225.

8