ketika duka menjadi benih kebahagiaan (cinta pertama

4
Ketika duka menjadi benih kebahagiaan (cinta pertama) Tugas yang sulit memang, aku harus cari bantuan, karena aku akui aku tidak memahami bidang pelajaran ini. Lalu teman lain kelasku menyarankan untuk bertanya saja pada salah satu teman kelasnya yang cukup memahami bidang tugasku ini, namanya Irwan. Dia teman satu angkatanku, namun kami beda kelas. Saat itu aku di kelas 10A, sedangkan dia di 10D. Dia pria yang sholeh, baik, ramah, dan juga dingin. Maka dari itu, keraguan sempat dalam benakku untuk bertanya dengannya. Aku takut canggung jika bertanya dengannya, namun harus aku beranikan, mau gimana lagi, tugas ini harus diselesaikan dan penting untuk nilaiku. Dengan perantara temanku, lalu temanku bertanya dengan Irwan. “wan, nih ada teman dari kelas 10A mau ngomong”, ucap temanku “oh iya , ada apa?” “ maaf wan, aku boleh minta bantuan gak? Ada tugas dari Bu Siska, agak banyak yang belum terjawab soalnya, bisa bantu?”, ucapku agak kaku “ memang tugas apa?”, jawab Irwan “ tugas tentang hukum dan politik” “ oh.. insyaAllah ana bantu. Kapan kiranya tugasnya mau dibantu?”, tanyanya ramah “hm nanti dikabarin lagi deh, thanks ya sebelumnya” Keesokan harinya akhirnya aku, temanku, dan Irwan bertemu di perpustakaan. Alhamdulillah tugasku selesai dengan bantuan Irwan. Maklum, aku agak ruwet kalau harus menyelesaikan tugas ini sendiri, apalagi ini tugas yang berkaitan dengan hukum, banyak pasal yang tidak ku hafal, landasan hukum yang tidak aku tahu, kebetulan Irwan adalah salah satu murid yang jago dibidangnya. Tidak heran aku, tahun depan saja dia diajukan sekolah untuk mengikuti lomba debat IPS tingkat nasional. Dari pertemuan itu, kami jadi saling kenal , saling sapa tiap ketemu dijalan atau di lorong sekolah, saling share pelajaran melalui sms, jika mengharuskan kami bertemu itu didampingi temanku. Perkenalan kami tidak sampai situ juga, tak jarang kami pun tidak sengaja dipertemukan dalam acara acara tertentu. Semakin lama ada hal yang aneh dalam diriku. Berbeda jika aku melihat dan bertemu Irwan sebelumnya. Perasaan ini beda, dan akupun baru merasakannya. Aku sendiri pun bingung, apakah aku jatuh cinta? Apakah ini yang namanya jatuh cinta yang belum pernah aku rasa? Ah hanya rasa canggung saja mungkin. Aku sudah mencoba berkali-kali mengalihkan perasaan yang aneh ini, tapi tetap keingintahuanku dengannya semakin besar. Rasanya, perasaan ini justru menyiksa, yang seharusnya aku harus punya perhatian besar dengan sekolahku, tapi ini hanya jadi memikirkan hal yang tidak penting. Dan benar, semakin lama perasaan itu semakin beda. Aku pun sulit mengelaknya. Suatu hari aku meminjam buku kepada Irwan. Tanpa sengaja aku menemukan selembar kertas dalam selipan bukunya, dan aku membaca tulisan pada kertas itu. Tiba tiba “tess..” butiran bening jatuh dan terasa hangat di pipiku. Tulisan ini begitu dalam, kata katanya indah, tapi tulisan ini tertuju pada seseorang, masa lalu yang sulit ia lupakan sampai sekarang. Begitu sulitnya melupakan bayang masa lalu untuk dia. Hari ini begitu sulitnya bagiku untuk menghentikan airmata. Dan dengan kejadian itu, aku

Upload: shelly-ichel-oktariani

Post on 01-Oct-2015

213 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

1234

TRANSCRIPT

  • Ketika duka menjadi benih kebahagiaan (cinta pertama)

    Tugas yang sulit memang, aku harus cari bantuan, karena aku akui aku tidak memahami bidang

    pelajaran ini. Lalu teman lain kelasku menyarankan untuk bertanya saja pada salah satu teman kelasnya

    yang cukup memahami bidang tugasku ini, namanya Irwan. Dia teman satu angkatanku, namun kami

    beda kelas. Saat itu aku di kelas 10A, sedangkan dia di 10D. Dia pria yang sholeh, baik, ramah, dan juga

    dingin. Maka dari itu, keraguan sempat dalam benakku untuk bertanya dengannya. Aku takut canggung

    jika bertanya dengannya, namun harus aku beranikan, mau gimana lagi, tugas ini harus diselesaikan dan

    penting untuk nilaiku. Dengan perantara temanku, lalu temanku bertanya dengan Irwan.

    wan, nih ada teman dari kelas 10A mau ngomong, ucap temanku

    oh iya , ada apa?

    maaf wan, aku boleh minta bantuan gak? Ada tugas dari Bu Siska, agak banyak yang belum terjawab

    soalnya, bisa bantu?, ucapku agak kaku

    memang tugas apa?, jawab Irwan

    tugas tentang hukum dan politik

    oh.. insyaAllah ana bantu. Kapan kiranya tugasnya mau dibantu?, tanyanya ramah

    hm nanti dikabarin lagi deh, thanks ya sebelumnya

    Keesokan harinya akhirnya aku, temanku, dan Irwan bertemu di perpustakaan. Alhamdulillah tugasku

    selesai dengan bantuan Irwan. Maklum, aku agak ruwet kalau harus menyelesaikan tugas ini sendiri,

    apalagi ini tugas yang berkaitan dengan hukum, banyak pasal yang tidak ku hafal, landasan hukum yang

    tidak aku tahu, kebetulan Irwan adalah salah satu murid yang jago dibidangnya. Tidak heran aku, tahun

    depan saja dia diajukan sekolah untuk mengikuti lomba debat IPS tingkat nasional.

    Dari pertemuan itu, kami jadi saling kenal , saling sapa tiap ketemu dijalan atau di lorong sekolah, saling

    share pelajaran melalui sms, jika mengharuskan kami bertemu itu didampingi temanku. Perkenalan kami

    tidak sampai situ juga, tak jarang kami pun tidak sengaja dipertemukan dalam acara acara tertentu.

    Semakin lama ada hal yang aneh dalam diriku. Berbeda jika aku melihat dan bertemu Irwan sebelumnya.

    Perasaan ini beda, dan akupun baru merasakannya. Aku sendiri pun bingung, apakah aku jatuh cinta?

    Apakah ini yang namanya jatuh cinta yang belum pernah aku rasa? Ah hanya rasa canggung saja

    mungkin. Aku sudah mencoba berkali-kali mengalihkan perasaan yang aneh ini, tapi tetap

    keingintahuanku dengannya semakin besar. Rasanya, perasaan ini justru menyiksa, yang seharusnya aku

    harus punya perhatian besar dengan sekolahku, tapi ini hanya jadi memikirkan hal yang tidak penting.

    Dan benar, semakin lama perasaan itu semakin beda. Aku pun sulit mengelaknya.

    Suatu hari aku meminjam buku kepada Irwan. Tanpa sengaja aku menemukan selembar kertas dalam

    selipan bukunya, dan aku membaca tulisan pada kertas itu. Tiba tiba tess.. butiran bening jatuh dan

    terasa hangat di pipiku. Tulisan ini begitu dalam, kata katanya indah, tapi tulisan ini tertuju pada

    seseorang, masa lalu yang sulit ia lupakan sampai sekarang. Begitu sulitnya melupakan bayang masa lalu

    untuk dia. Hari ini begitu sulitnya bagiku untuk menghentikan airmata. Dan dengan kejadian itu, aku

  • semakin yakin untuk berusaha untuk menghentikan perasaan ini. Karena aku sadar, perasaan ini hanya

    akan jadi hal yang sia-sia.

    Kini aku sudah duduk di kelas 11. Tak terasa masa putih abu-abu ini sudah aku jalani selama setahun.

    Tugas sekolah semakin banyak, jadwal latihan teater yang aku ikuti di sekolah pun semakin padat.

    Kesibukanku di kelas 8 ini tidak membuat ku benar-benar utuh menetralkan perasaanku pada Irwan.

    Tetap saja, baying-bayangnya masih saja ku ingat, juga masih saja aku sulit mengendalikan

    keingintahuanku tentangnya. Ah, aku capek!

    Liburan panjang semester, bagiku tidak ada liburan selain di rumah membantu tugas rumah. Banyak

    waktu senggang dan aku pergunakan untuk mencari cari info dan baca baca artikel lewat internet di

    rumah. Apalagi tahun ajaran baru nanti aku akan menduduki kelas 12 yang berarti aku harus punya

    persiapan banyak untuk menghadapi UN. Aku sesekali mencari info kuliah, kalaupun belum rejekinya

    aku harus siap kerja. Di sela-sela pencarianku mencari info, aku menemukan 1 artikel Islami, isinya

    tentang VMJ (Virus Merah Jambu). Agak asing memang aku dengan kalimat judulnya, apa maksudnya,

    apakah ini salah satu penyakit kronis atau penyakit yang sangat membahayakan buat manusia? Ketika

    ku klik mouseku untuk membaca artikel tersebut, isinya jauh dari dugaan awal. Artikel ini membuat

    hatiku begitu tenang , kata katanya benar benar menyentuh dan membuatku benar-benar sadar akan

    segalanya. Artikel tersebut banyak mengupas tuntas bahaya jatuh cinta anak remaja, serta bagaimana

    solusi untuk semuanya.

    Terima kasih Ya Allah inilah jawaban dan solusi masalahku, ungkapku dalam hati

    Mulai saat itu aku jadi lebih banyak berubah, berubah menjadi lebih baik. Aku lebih membatasi diriku

    dengan yang bukan mahramku. Aku kebih banyak ikut kegiatan kegiatan Islam yang memberikanku spirit

    dan lebih banyak pengetahuan tentang Islam. Dan aku juga jadi lebih banyak berusaha giat ibadah,

    karena seperti yang di katakana dalam artikel tersebut, jika Allaah tidak mengisi hati kita, maka orang

    lain yang akan menguasai hai kita dan aku tidak mau hal itu terjadi, karena aku sadar, lelah ketika

    menyimpan perasaan itu. Selain itu aku juga menjadi lebih semangat dalam belajar agar aku bisa lulus

    UN dengan nilai terbaik. Inilah hikmah dan berkah yang aku dapatkan dari ujian yang aku dapat,

    sesungguhnya cobaan dan ujian itu diberi bukan hanya untuk ditangisi saja, dan berlarut larut dalam

    kesedihan. Tapi ambilah hikmah dari setiap cobaan dan ujian yang kita dapat. Itu yang membuat kita

    menjadi manusia lebih baik dari sebelumnya.

    Alhamdulillah aku lulus dan mendapakan nilai terbaik ketiga disekolah. Aku juga lulus SNMPTN dan

    kuliah disalah satu perguruan tinggi negri di Jakarta, berkah lainnya aku mendapat beasiswa sampai

    kuliahku selesai. Masa-masa kuliah begitu luwes aku jalani, aku belajar juga mengajar bimbel dan privat

    untuk anak-anak SD dan SMP. Aktif ikut organisasi dikampus, juga aku memasuki dunia tarbiyah. Aku

    begitu menikmati masa kuliahku sampai tingkat akhir dan lulus menjadi lulusan terbaik tingkat fakultas.

    Dan sekarang aku bekerja menjadi auditor di salahsatu perusahaan terkenal di Jakarta. Subhanallah, aku

    bahagia sekali sekarang bisa membahagiakan kedua orangtuaku, walaupun aku tau jasa orangtuaku

    melebihi apa yang aku dapat sampai sekarang.

  • Saat istirahat jam kantor, aku turun untuk menuju resto dekat kantorku bekerja, Sesampai di sana aku

    bertemu dengan rekan kerjaku dulu yang sekarang pindah kerja, Rita namanya. Dia juga bersama

    teman-temanya yang lain yang dikenalkan kepadaku, aku terkejut ketika melihat salah satu yang

    bersama Rita, dia Irwan. Ritapun tidak menyangka ternyata aku dan Irwan sudah saling kenal bahkan

    teman satu SMA. Perasaan yang pernah aku rasa waktu aku di SMA dulu aku tepis, aku lebih punya

    cinta yang sejati, yaitu cintaku kepada Allah, juga cintaku pada orangtuaku. Akhirnya akupun bergabung

    makan siang bersama mereka,k ami berbincang menanyakan kabar masing masing serta pengalaman

    seusai lulus SMA. Mulai saat itu, kami jadi bisa saling contect lagi.

    Pada Minggu pagi, seperti biasa aku ikut pengajian di daerah dekat rumahku. Seusai kegiatan, tiba tiba

    handphoneku berdering, Irwan menelponku. Dia meminta izin waktuku, dia dan walinya hari ini akan

    datang ke rumahku untuk melamarku. Airmataku jatuh, tak ada yang bisa aku katakan. Lalu cepat cepat

    aku memberitahukan kepada kedua orangtuaku, dan orangtuaku mengizinkan mereka untuk datang

    kesini. Secara umur memang sudah saatnya aku mengakhiri masa lajangku, tapi apakah aku siap?

    insyaAllah aku siap.

    Setelah perkenalan kedua orangtua kami, kami juga saling mengenal satu sama lain, tapi tanpa ikatan

    pacaran. Sebelum kaputusan iya atau tidaknya, aku perbanyak shalat istikharah, meminta kepada Allah

    SWT agar menunjukkan dia imam untuk keluargaku yang baik atau tidak.

    Kian hari hatiku semakin siap dan meyakinkan diri dia imam yang baik yang akan jadi pendamping

    hidupku sampai akhir. Dan aku mantapkan

    Bismillaah.. aku akan menerimanya

    Hari ini diadakannya akad nikahku dengan Irwan. Aku akan mengakhiri masa lajangku dan menjadikan

    dia pendampingku yang pertama dan terakhir. Setelah akad juga resepsi, pada hari yang sama kami

    langsung mengisi rumah baru yang sudah Irwan siapkan sebelum kami menikah. Setelah melepas lelah

    karena acara yang kami jalani setengah hari tadi, aku membuatkan makanan juga teh manis hangat

    untuknya sambil berbicara santai diteras rumah baru kami. Disela pembicaraan ia bertanya

    setelah lulus apakah kamu pernah dekat dengan laki-laki lain tanyanya sambil tersenyum teduh.

    tidak mas, aku tidak dekat dengan laki-laki lain, aku hanya berteman biasa, memang kenapa? tanyaku

    heran

    aku akan bicara jujur mengenai rahasiaku sekarang ucapnya dengan nada serius

    Aku yang sedari tadi berbincang bincang santai melihat raut muka berbeda di wajahnya, aku khawatir di

    menyimpan rahasia yang tidak dia ungkapkan sewaktu kami taaruf. Pikiran menarikku untuk berpikir

    macam-macam, tapi tidak, aku harus tahu terlebih dahulu apa yang ia rahasiakan dariku saat ini.

    bicara aja mas tentang rahasiamu, emang kamu punya rahasia apa?

    sebenarnya aku telah mengingikanmu sejak SMA dulu, ungkapnya tersenyum padaku

    Kebahagiaanku lebih lengkap lagi. Tiga tahun setelah pernikahan kami, aku dikaruniai dua orang anak

    yang lucu lucu, anak pertamaku laki laki lahir setahun setelah pernikahan kami, dan anak keduaku

    perempuan lahir dua tahun setelah melahirkan anak pertama. Alhamdulillah mereka lahir dengan fisik

  • yang sempurna. Sekarang tugas kami adalah mendidik anak anak kami dengan bekal ajaran agama Islam,

    agar anak anak kami tumbuh dan berkembang menjadi generasi yang sholeh dan sholehah.

    dulu aku pernah melewati kegelapan.. dulu aku pernah merasakan keterpurukan dalam kesendirianku

    yang terasa tersesat sendiri dan hampa.. tapi aku tlah temukan jalan keluar itu, begitu terang dan

    banyak cahaya indah yang aku temukan.. seindah apa yang aku rasakan hingga sekarang.. hal yang

    pernah aku anggap ga akan mungkin terjadi saat kecewa itu datang. Tapi siapa yang tau akan

    kehendak-Nya? Itu rahasia-Nya

    Cinta pertama dan terakhir atas nama cinta-Nya