ketika duka menjadi benih kebahagiaan (cinta pertama
DESCRIPTION
1234TRANSCRIPT
-
Ketika duka menjadi benih kebahagiaan (cinta pertama)
Tugas yang sulit memang, aku harus cari bantuan, karena aku akui aku tidak memahami bidang
pelajaran ini. Lalu teman lain kelasku menyarankan untuk bertanya saja pada salah satu teman kelasnya
yang cukup memahami bidang tugasku ini, namanya Irwan. Dia teman satu angkatanku, namun kami
beda kelas. Saat itu aku di kelas 10A, sedangkan dia di 10D. Dia pria yang sholeh, baik, ramah, dan juga
dingin. Maka dari itu, keraguan sempat dalam benakku untuk bertanya dengannya. Aku takut canggung
jika bertanya dengannya, namun harus aku beranikan, mau gimana lagi, tugas ini harus diselesaikan dan
penting untuk nilaiku. Dengan perantara temanku, lalu temanku bertanya dengan Irwan.
wan, nih ada teman dari kelas 10A mau ngomong, ucap temanku
oh iya , ada apa?
maaf wan, aku boleh minta bantuan gak? Ada tugas dari Bu Siska, agak banyak yang belum terjawab
soalnya, bisa bantu?, ucapku agak kaku
memang tugas apa?, jawab Irwan
tugas tentang hukum dan politik
oh.. insyaAllah ana bantu. Kapan kiranya tugasnya mau dibantu?, tanyanya ramah
hm nanti dikabarin lagi deh, thanks ya sebelumnya
Keesokan harinya akhirnya aku, temanku, dan Irwan bertemu di perpustakaan. Alhamdulillah tugasku
selesai dengan bantuan Irwan. Maklum, aku agak ruwet kalau harus menyelesaikan tugas ini sendiri,
apalagi ini tugas yang berkaitan dengan hukum, banyak pasal yang tidak ku hafal, landasan hukum yang
tidak aku tahu, kebetulan Irwan adalah salah satu murid yang jago dibidangnya. Tidak heran aku, tahun
depan saja dia diajukan sekolah untuk mengikuti lomba debat IPS tingkat nasional.
Dari pertemuan itu, kami jadi saling kenal , saling sapa tiap ketemu dijalan atau di lorong sekolah, saling
share pelajaran melalui sms, jika mengharuskan kami bertemu itu didampingi temanku. Perkenalan kami
tidak sampai situ juga, tak jarang kami pun tidak sengaja dipertemukan dalam acara acara tertentu.
Semakin lama ada hal yang aneh dalam diriku. Berbeda jika aku melihat dan bertemu Irwan sebelumnya.
Perasaan ini beda, dan akupun baru merasakannya. Aku sendiri pun bingung, apakah aku jatuh cinta?
Apakah ini yang namanya jatuh cinta yang belum pernah aku rasa? Ah hanya rasa canggung saja
mungkin. Aku sudah mencoba berkali-kali mengalihkan perasaan yang aneh ini, tapi tetap
keingintahuanku dengannya semakin besar. Rasanya, perasaan ini justru menyiksa, yang seharusnya aku
harus punya perhatian besar dengan sekolahku, tapi ini hanya jadi memikirkan hal yang tidak penting.
Dan benar, semakin lama perasaan itu semakin beda. Aku pun sulit mengelaknya.
Suatu hari aku meminjam buku kepada Irwan. Tanpa sengaja aku menemukan selembar kertas dalam
selipan bukunya, dan aku membaca tulisan pada kertas itu. Tiba tiba tess.. butiran bening jatuh dan
terasa hangat di pipiku. Tulisan ini begitu dalam, kata katanya indah, tapi tulisan ini tertuju pada
seseorang, masa lalu yang sulit ia lupakan sampai sekarang. Begitu sulitnya melupakan bayang masa lalu
untuk dia. Hari ini begitu sulitnya bagiku untuk menghentikan airmata. Dan dengan kejadian itu, aku
-
semakin yakin untuk berusaha untuk menghentikan perasaan ini. Karena aku sadar, perasaan ini hanya
akan jadi hal yang sia-sia.
Kini aku sudah duduk di kelas 11. Tak terasa masa putih abu-abu ini sudah aku jalani selama setahun.
Tugas sekolah semakin banyak, jadwal latihan teater yang aku ikuti di sekolah pun semakin padat.
Kesibukanku di kelas 8 ini tidak membuat ku benar-benar utuh menetralkan perasaanku pada Irwan.
Tetap saja, baying-bayangnya masih saja ku ingat, juga masih saja aku sulit mengendalikan
keingintahuanku tentangnya. Ah, aku capek!
Liburan panjang semester, bagiku tidak ada liburan selain di rumah membantu tugas rumah. Banyak
waktu senggang dan aku pergunakan untuk mencari cari info dan baca baca artikel lewat internet di
rumah. Apalagi tahun ajaran baru nanti aku akan menduduki kelas 12 yang berarti aku harus punya
persiapan banyak untuk menghadapi UN. Aku sesekali mencari info kuliah, kalaupun belum rejekinya
aku harus siap kerja. Di sela-sela pencarianku mencari info, aku menemukan 1 artikel Islami, isinya
tentang VMJ (Virus Merah Jambu). Agak asing memang aku dengan kalimat judulnya, apa maksudnya,
apakah ini salah satu penyakit kronis atau penyakit yang sangat membahayakan buat manusia? Ketika
ku klik mouseku untuk membaca artikel tersebut, isinya jauh dari dugaan awal. Artikel ini membuat
hatiku begitu tenang , kata katanya benar benar menyentuh dan membuatku benar-benar sadar akan
segalanya. Artikel tersebut banyak mengupas tuntas bahaya jatuh cinta anak remaja, serta bagaimana
solusi untuk semuanya.
Terima kasih Ya Allah inilah jawaban dan solusi masalahku, ungkapku dalam hati
Mulai saat itu aku jadi lebih banyak berubah, berubah menjadi lebih baik. Aku lebih membatasi diriku
dengan yang bukan mahramku. Aku kebih banyak ikut kegiatan kegiatan Islam yang memberikanku spirit
dan lebih banyak pengetahuan tentang Islam. Dan aku juga jadi lebih banyak berusaha giat ibadah,
karena seperti yang di katakana dalam artikel tersebut, jika Allaah tidak mengisi hati kita, maka orang
lain yang akan menguasai hai kita dan aku tidak mau hal itu terjadi, karena aku sadar, lelah ketika
menyimpan perasaan itu. Selain itu aku juga menjadi lebih semangat dalam belajar agar aku bisa lulus
UN dengan nilai terbaik. Inilah hikmah dan berkah yang aku dapatkan dari ujian yang aku dapat,
sesungguhnya cobaan dan ujian itu diberi bukan hanya untuk ditangisi saja, dan berlarut larut dalam
kesedihan. Tapi ambilah hikmah dari setiap cobaan dan ujian yang kita dapat. Itu yang membuat kita
menjadi manusia lebih baik dari sebelumnya.
Alhamdulillah aku lulus dan mendapakan nilai terbaik ketiga disekolah. Aku juga lulus SNMPTN dan
kuliah disalah satu perguruan tinggi negri di Jakarta, berkah lainnya aku mendapat beasiswa sampai
kuliahku selesai. Masa-masa kuliah begitu luwes aku jalani, aku belajar juga mengajar bimbel dan privat
untuk anak-anak SD dan SMP. Aktif ikut organisasi dikampus, juga aku memasuki dunia tarbiyah. Aku
begitu menikmati masa kuliahku sampai tingkat akhir dan lulus menjadi lulusan terbaik tingkat fakultas.
Dan sekarang aku bekerja menjadi auditor di salahsatu perusahaan terkenal di Jakarta. Subhanallah, aku
bahagia sekali sekarang bisa membahagiakan kedua orangtuaku, walaupun aku tau jasa orangtuaku
melebihi apa yang aku dapat sampai sekarang.
-
Saat istirahat jam kantor, aku turun untuk menuju resto dekat kantorku bekerja, Sesampai di sana aku
bertemu dengan rekan kerjaku dulu yang sekarang pindah kerja, Rita namanya. Dia juga bersama
teman-temanya yang lain yang dikenalkan kepadaku, aku terkejut ketika melihat salah satu yang
bersama Rita, dia Irwan. Ritapun tidak menyangka ternyata aku dan Irwan sudah saling kenal bahkan
teman satu SMA. Perasaan yang pernah aku rasa waktu aku di SMA dulu aku tepis, aku lebih punya
cinta yang sejati, yaitu cintaku kepada Allah, juga cintaku pada orangtuaku. Akhirnya akupun bergabung
makan siang bersama mereka,k ami berbincang menanyakan kabar masing masing serta pengalaman
seusai lulus SMA. Mulai saat itu, kami jadi bisa saling contect lagi.
Pada Minggu pagi, seperti biasa aku ikut pengajian di daerah dekat rumahku. Seusai kegiatan, tiba tiba
handphoneku berdering, Irwan menelponku. Dia meminta izin waktuku, dia dan walinya hari ini akan
datang ke rumahku untuk melamarku. Airmataku jatuh, tak ada yang bisa aku katakan. Lalu cepat cepat
aku memberitahukan kepada kedua orangtuaku, dan orangtuaku mengizinkan mereka untuk datang
kesini. Secara umur memang sudah saatnya aku mengakhiri masa lajangku, tapi apakah aku siap?
insyaAllah aku siap.
Setelah perkenalan kedua orangtua kami, kami juga saling mengenal satu sama lain, tapi tanpa ikatan
pacaran. Sebelum kaputusan iya atau tidaknya, aku perbanyak shalat istikharah, meminta kepada Allah
SWT agar menunjukkan dia imam untuk keluargaku yang baik atau tidak.
Kian hari hatiku semakin siap dan meyakinkan diri dia imam yang baik yang akan jadi pendamping
hidupku sampai akhir. Dan aku mantapkan
Bismillaah.. aku akan menerimanya
Hari ini diadakannya akad nikahku dengan Irwan. Aku akan mengakhiri masa lajangku dan menjadikan
dia pendampingku yang pertama dan terakhir. Setelah akad juga resepsi, pada hari yang sama kami
langsung mengisi rumah baru yang sudah Irwan siapkan sebelum kami menikah. Setelah melepas lelah
karena acara yang kami jalani setengah hari tadi, aku membuatkan makanan juga teh manis hangat
untuknya sambil berbicara santai diteras rumah baru kami. Disela pembicaraan ia bertanya
setelah lulus apakah kamu pernah dekat dengan laki-laki lain tanyanya sambil tersenyum teduh.
tidak mas, aku tidak dekat dengan laki-laki lain, aku hanya berteman biasa, memang kenapa? tanyaku
heran
aku akan bicara jujur mengenai rahasiaku sekarang ucapnya dengan nada serius
Aku yang sedari tadi berbincang bincang santai melihat raut muka berbeda di wajahnya, aku khawatir di
menyimpan rahasia yang tidak dia ungkapkan sewaktu kami taaruf. Pikiran menarikku untuk berpikir
macam-macam, tapi tidak, aku harus tahu terlebih dahulu apa yang ia rahasiakan dariku saat ini.
bicara aja mas tentang rahasiamu, emang kamu punya rahasia apa?
sebenarnya aku telah mengingikanmu sejak SMA dulu, ungkapnya tersenyum padaku
Kebahagiaanku lebih lengkap lagi. Tiga tahun setelah pernikahan kami, aku dikaruniai dua orang anak
yang lucu lucu, anak pertamaku laki laki lahir setahun setelah pernikahan kami, dan anak keduaku
perempuan lahir dua tahun setelah melahirkan anak pertama. Alhamdulillah mereka lahir dengan fisik
-
yang sempurna. Sekarang tugas kami adalah mendidik anak anak kami dengan bekal ajaran agama Islam,
agar anak anak kami tumbuh dan berkembang menjadi generasi yang sholeh dan sholehah.
dulu aku pernah melewati kegelapan.. dulu aku pernah merasakan keterpurukan dalam kesendirianku
yang terasa tersesat sendiri dan hampa.. tapi aku tlah temukan jalan keluar itu, begitu terang dan
banyak cahaya indah yang aku temukan.. seindah apa yang aku rasakan hingga sekarang.. hal yang
pernah aku anggap ga akan mungkin terjadi saat kecewa itu datang. Tapi siapa yang tau akan
kehendak-Nya? Itu rahasia-Nya
Cinta pertama dan terakhir atas nama cinta-Nya